• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TUNTAS (MASTERY LEARNING) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK PENGUKURAN DI KELAS X SEMESTER GANJIL SMA N 1 LIMA PULUH T.P. 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TUNTAS (MASTERY LEARNING) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK PENGUKURAN DI KELAS X SEMESTER GANJIL SMA N 1 LIMA PULUH T.P. 2013/2014."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TUNTAS (MASTERY LEARNING) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK

PENGUKURAN DI KELAS X SEMESTER GANJIL SMA N 1 LIMA PULUH T.P. 2013/2014

Oleh : Suci Khairani

409121081

Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

ii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tanjung Balai pada tanggal 4 Agustus 1992. Ayah

bernama Alm. Muharrir S.Pd, dan Ibu bernama Dra. Zaida Adlina. Penulis

merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Pada tahun 1997 penulis masuk SD

Negeri 1 Peukan Bada Aceh Besar dan lulus pada tahun 2003. Pada tahun 2003

Penulis melanjutkan studi ke SMP Negeri 1 Peukan Bada Aceh Besar dan pindah

ke SMP Negeri 1 Tanjung Balai pada tahun 2005 dan lulus tahun 2006. Pada

tahun 2006 Penulis melanjutkan studi ke SMA Negeri 1 Tanjung Balai dan lulus

pada tahun 2009. Pada tahun 2009 penulis diterima di program studi pendidikan

Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Medan dan

lulus tahun 2014. Penulis juga merupakan asisten laboratorium fisika umum

(4)

iii

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TUNTAS (MASTERY LEARNING) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK

PENGUKURAN DI KELAS X SEMESTER GANJIL SMA N 1 LIMA PULUH

T.P 2013/2014 Suci Khairani (409121081)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Mastery Learning terhadap hasil belajar dan aktivitas belajar siswa pada materi pokok pengukuran di kelas X semester ganjil SMA N 1 Lima Puluh T.P 2013/2014.

Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas X semester I SMA Negeri 1 Lima Puluh yang terdiri dari 7 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling dengan mengambil 2 kelas secara acak yaitu kelas X-1 sebagai kelas eksperimen dan kelas X-2 sebagai kelas kontrol, dengan masing-masing jumlah sampel adalah 32 siswa. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah tes hasil belajar dalam bentuk pilihan berganda sebanyak 20 soal dengan 5 option yang telah dinyatakan valid dengan uji persyaratan instrumen. Instrumen penilaian aktivitas menggunakan lembar observasi untuk melihat aktivitas siswa pada proses pembelajaran.

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa kedua kelas terdistribusi normal dan homogen. Hasil uji t dua pihak yaitu thitung = 0,17 dan ttabel = 1,99 sehingga

thitung < ttabel maka disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan awal

siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Setelah diberikan perlakuan berbeda pada masing-masing kelas diperoleh rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen adalah 71,72 dan rata-rata hasil belajar siswa kelas kontrol adalah 61,72. Pada hasil pengujian hipotesis diperoleh thitung>ttabel yaitu 4,45>1,67 pada taraf signifikansi 0,05 maka H0 ditolak. Dengan demikian disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar akibat pengaruh model pembelajaran Mastery Learning pada materi pokok pengukuran di kelas X SMA N 1 Lima Puluh T.P 2013/2014. Rata-rata nilai aktivitas siswa kelas eksperimen selama tiga pertemuan adalah 79,45. Dilihat dari grafik nilai aktivitas dan nilai hasil belajar disimpulkan bahwa aktivitas siswa mempengaruhi nilai hasil belajar siswa.

(5)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Dafar Isi vi

Daftar Gambar vii

Daftar Tabel viii

Daftar Lampiran ix

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 4

1.3. Batasan Masalah 5

1.4. Rumusan Masalah 5

1.5. Tujuan Penelitian 6

1.6. Manfaat Penelitian 6

1.7. Definisi Operasional 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7

2.1. Kerangka Teoritis 7

2.1.1. Pengertian Belajar 7

2.1.2. Aktivitas Belajar 7

2.1.3. Hasil Belajar 10

2.1.4. Model Pembelajaran 13

2.1.5. Model Pembelajaran Tuntas (Mastery Learning) 14 2.1.6. Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) 18

2.1.7. Pengukuran 20

2.1.8. Penelitian Terdahulu 27

2.2. Kerangka Konseptual 29

2.3. Hipotesis penelitian 30

BAB III METODE PENELITIAN 31

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 31

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 31

3.3. Variabel Penenlitian 31

3.4. Instrumen Penelitian 31

3.4.1. Tes Hasil Belajar 31

3.4.2. Instrumen Aktivitas Siswa 33

3.5. Jenis dan Desain Penenlitian 34

3.6. Prosedur Penelitian 35

3.7. Teknik Pengumpul Data 38

(6)

vii

3.8.1. Analisis Tes Hasil Belajar Kognitif 38

3.8.2. Analisis Data Observasi Aktivitas Siswa 38

3.8.3. Uji Kesamaan Dua Rata-rata 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 43

4.1. Hasil Penelitian 43

4.1.1. Data Pretes dan Postes Kelas Eksperimen dan Kontrol 43

4.1.2. Analisis Data 43

4.2. Pembahasan 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 54

5.1. Kesimpulan 54

5.2. Saran 54

DAFTAR PUSTAKA 56

(7)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Mistar 21

Gambar 2.2. Jangka Sorong 21

Gambar 2.3. Mikrometer Sekrup 22

Gambar 2.4. Neraca Tiga Lengan 23

Gambar 3.1. Diagram Skema Penelitian 37

Gambar 4.1. Diagram Batang Nilai Pretes 44

Gambar 4.2. Diagram Batang Nilai Postes 45

(8)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 57

Lampiran 2. Lembar Kegiatan Siswa 92

Lampiran 3. Tabel Tes Spesifikasi Hasil Belajar 102

Lampiran 4. Pedoman Penilaian Aktivitas 122

Lampiran 5. Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen 123

Lampiran 6. Daftar Nama Siswa Kelas Kontrol 124

Lampiran 7. Tabulasi Jawaban Pretes Kelas Eksperimen 125

Lampiran 8. Tabulasi Jawaban Postes Kelas Eksperimen 127

Lampiran 9. Tabulasi Jawaban Pretes Kelas Kontrol 129

Lampiran 10. Tabulasi Jawaban Postes Kelas Kontrol 131

Lampiran 11. Nilai Pretes dan Postes Kelas Eksperimen 133

Lampiran 12. Nilai Pretes dan Postes Kelas Kontrol 134

Lampiran 13. Perhitungan Statistik Dasar 135

Lampiran 14. Uji Normalitas 138

Lampiran 15. Uji Homogenitas 141

Lampiran 16. Uji Hipotesis 145

Lampiran 17. Penilaian Aktivitas 149

Lampiran 18. Dokumentasi Penelitian 158

Lampiran 19. Daftar Nilai Kritis Uji Liliefors 162

Lampiran 20. Daftar Nilai Kritis z 163

Lampiran 21. Daftar Nilai Distribusi F 164

(9)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memegang peranan penting dalam perkembangan segala aspek

kehidupan. Melalui pendidikan, dapat dibangun suatu hasil karya yang baik yang

dapat memperbaiki kehidupan bangsa. Dalam UU RI No. 20 Pasal 1 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional telah ditetapkan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara”. Maka pendidikan sangat penting untuk

mempersiapkan generasi baru yang sanggup menghadapi tantangan zaman yang

akan datang. Sehingga dunia pendidikan tentunya harus mempersiapkan sumber

daya manusia kreatif yang mampu memecahkan persoalan aktual dalam

kehidupan dan mampu menghasilkan teknologi baru yang merupakan perbaikan

dari sebelumnya.

Menurut EFA, dikatakan bahwa hasil survey UNESCO untuk tingkat

pendidikan di dunia, Indonesia menempati peringkat ke 69 dari 127 negara. Hal

ini diakibatkan karena banyak faktor internal dan eksternal. Berdasarkan data

tersebut menunjukkan salah satu masalah yang di hadapi dunia pendidikan saat ini

adalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, siswa kurang

didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di

dalam kelas diarahkan kepada kemampuan siswa untuk menghafal informasi,

siswa dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut

untuk memahami informasi yang diingat.

Bidang studi fisika sebagai salah satu Ilmu Pengatahuan Alam (IPA)

merupakan salah satu bidang ilmu yang menarik dan lebih banyak memerlukan

pemahaman daripada penghafalan. Namun kenyataannya, kebanyakan siswa

(10)

2

rumus-rumus dan harus memikirkan fenomena fisika secara abstrak. Hal ini

sejalan dengan pengalaman peneliti ketika melaksanakan Program Pengalaman

Lapangan Terpadu (PPLT) di SMA N 1 Lima Puluh. Pada saat pembelajaran

siswa hanya diberikan teori-teori dan rumus-rumus dalam bentuk catatan. Siswa

dituntut untuk menghafal rumus dan bisa mengerjakan soal dengan aplikasi

penghafalan rumus. Guru jarang sekali mengajak siswa untuk mengaplikasikan

teori dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan siswa tidak pernah diajak untuk

melakukan kegiatan eksperimen di laboratorium, sementara tersedia kelengkapan

alat dan bahan yang baik untuk melakukan eksperimen di sekolah tersebut. Hal

tersebut menyebabkan siswa menjadi pasif, kurang kreatif dalam melakukan

eksperimen pada proses pembelajaran fisika. Sehingga siswa menganggap bahwa

pelajaran fisika merupakan pelajaran sulit yang hanya berdasarkan pada teori dan

rumus saja.

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru fisika di SMA N 1

Lima Puluh, Bapak Ridwan Alias Nazri Rafik menyatakan bahwa nilai KKM

pelajaran fisika di sekolah adalah 70, dan hanya 9 orang siswa dari 32 siswa yang

mampu mencapai nilai ≥70. Model pembelajaran yang digunakan di sekolah

tersebut adalah pembelajaran langusng (Direct Instruction), yaitu pembelajaran

langsung dan berpusat pada guru. Guru juga tidak pernah menggunakan media

pembelajaran, sedangkan sarana media pembelajaran tersedia cukup baik di

sekolah tersebut. Guru juga tidak pernah melakukan kegiatan eksperimen di

sekolah karena guru tidak mengetahui prosedur praktikum dan kurang mahir

dalam menggunakan alat dan bahan praktikum. Hal itu menyebabkan siswa juga

tidak pernah melakukan eksperimen di laboratorium. Siswa hanya diberikan teori,

rumus, catatan dan hafalan di dalam kelas.

Permasalahan di atas sebenarnya dapat diatasi jika guru dapat melihat

permasalahan-permasalahan di kelas dan mencari model pembelajaran yang tepat

untuk menyelesaikan masalah tersebut, agar materi pembelajaran dapat diserap

dan dipahami siswa dengan baik dan siswa tidak kesulitan dalam menerima

pelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar

(11)

3

eksperimen, mengingat keberdayaan laboratorium di sekolah ini lengkap dan

cukup baik.

Model pembelajaran Mastery Learning merupakan model pembelajaran

yang menitikberatkan pengulangan materi dalam pertemuan pembelajaran demi

mencapai ketuntasan pembelajaran. Dalam model ini, materi dapat diulang dalam

fase latihan terstruktur dan fase latihan terbimbing. Dengan begitu siswa dapat

lebih memahami materi. Ditambah lagi dengan menggunakan eksperimen yang

dilakukan dalam dua fase tersebut, sehingga siswa dapat dengan mudah

memahami pembelajaran dan lebih aplikatif serta konkret dalam menerima

pelajaran. Eksperimen memacu siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran

dalam ranah psikomotorik dan kognitif, karena siswa melakukan langsung

eksperimen yang ada dalam proses pembelajaran. Melalui eksperimen diharapkan

siswa dapat meningkatkan hasil belajar terutama dalam bidang kognitif melalui

pengalaman psikomotorik.

Pada penelitian sebelumnya, model Mastery Learning memberikan

pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa. Penelitian ini dilakukan

oleh Yosrafikah NurSah S. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa

nilai postes siwa pada kelas eksperimen adalah 66,74 dan kelas kontrol 46,74.

Nilai postes pada kelas eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol. Sehingga

disimpulkan ada pengaruh model pembelajaran belajar tuntas terhadap hasil

belajar siswa kelas X SMA N 1 Padang Sidimpuan pada sub materi pokok besaran

dan satuan T.P 2010/2011. Penggunaan model ini juga pernah diteliti oleh

Miantinar Parhusip dengan hasil penelitian nilai postes kelas eksperimen adalah

68,73 dan kelas kontrol 65,88. Nilai postes kelas eksperimen lebih besar daripada

kelas kontrol. Sehingga disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan strategi

pembelajaran tuntas (Mastery Learning) terhadap hasil belajar siswa pada materi

pokok gerak melingkar di kelas X SMA N 1 Onanrunggu T.P 2011/2012.

Pada penelitian sebelumnya juga telah diteliti mengenai metode

eksperimen. Diantaranya penelitan yang dilakukan oleh Irmayani Simanjuntak,

diperoleh hasil bahwa ada pengaruh yang signifikan dari metode praktikum

(12)

4

Medan T.P 2011/2012. Hal ini juga didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan

oleh Debora K. Purba, bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa melalui metode

eksperimen pada materi pokok bunyi di kelas VIII semester II SMP GKPI Padang

Bulan Medan T.P 2011/2012. Peneliti lain yang melakukan penelitian

menggunakan metode eksperimen adalah Purnama Silitonga. Hasil penelitiannya

menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan dari metode eksperimen

terhadap hasil belajar siswa pada materi hukum-hukum Newton tentang gerak di

kelas X semester 1 SMA Negeri 1 Parbuluan T.P 2010/2011.

Pada penelitian terdahulu menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar.

Tetapi pada penelitian tersebut masih terdapat beberapa kekurangan seperti

penggunaan metode yang belum diterapkan pada model Mastery Learning. Maka

dari itu, peneliti ingin mengkombinasikan penggunaan model Mastery Learning

dengan eksperimen.

Untuk itu perlu diadakan suatu penelitian untuk meningkatkan hasil

belajar siswa dengan model pembelajaran Mastery Learning dengan

menggunakan eksperimen dengan tujuan meningkatkan hasil belajar siswa

melalui pengalaman eksperimen. Berdasarkan uraian di atas, peneliti berkeinginan

untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran

Tuntas (Mastery Learning) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Pengukuran di Kelas X Semester Ganjil SMA N 1 Lima Puluh T.P 2013/2014.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti mengidentifikasi masalah

sebagai berikut:

1. Rendahnya hasil belajar siswa dalam pelajaran fisika.

2. Siswa kurang aplikatif dalam eksperimen dan penggunaan alat

laboratorium.

3. Model dan media pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi.

(13)

5

5. Pemanfaatan fasilitas laboratorium yang kurang efektif dalam

pembelajaran.

6. Kurangnya motivasi siswa dalam proses pembelajaran.

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, peneliti membatasi masalah

sebagai berikut:

1. Penelitian ini dilakukan di SMA N 1 Lima Puluh, dan objek yang diteliti

adalah siswa kelas X semester ganjil T.P 2013/2014.

2. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran

Mastery Learning.

3. Hasil belajar siswa pada materi pokok besaran, satuan dan pengukuran.

4. Aktivitas belajar siswa pada materi pokok pengukuran.

1.4. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana hasil belajar siswa pada materi pokok besaran, satuan dan

pengukuran dengan menggunakan model pembelajaran Mastery

Learning di kelas X semester ganjil di SMA N 1 Lima Puluh T.P

2013/2014?

2. Bagaimana hasil belajar siswa pada materi pokok besaran, satuan, dan

pengukuran dengan menggunakan model pembelajaran langsung (Direct

Instruction) di kelas X semester ganjil di SMA N 1 Lima Puluh T.P

2013/2014?

3. Bagaimana pengaruh model pembelajaran Mastery Learing terhadap

hasil belajar siswa pada materi pokok besaran, satuan dan pengukuran di

kelas X semester ganjil di SMA N 1 Lima Puluh T.P 2013/2014?

4. Bagaimanakan aktivitas belajar siswa yang diajarkan dengan model

pembelajaran Mastery Learning pada materi pokok pengukuran di kelas

(14)

6

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah menggunakan model

pembelajaran Mastery Learning pada materi pokok pengukuran di kelas

X semester ganjil di SMA N 1 Lima Puluh T.P 2013/2014.

2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah menggunakan model

pembelajaran langsung (Direct Instruction) pada materi pokok

pengukuran di kelas X semester ganjil di SMA N 1 Lima Puluh T.P

2013/2014.

3. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran tuntas (Mastery

Learning) terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok besaran, satuan

pengukuran di kelas X semester ganjil di SMA N 1 Lima Puluh T.P

2013/2014.

4. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa menggunakan model

pembelajaran Mastery Learning.

1.6. Manfaat Penelitian

Bagi guru : Dapat dijadikan alternatif pemilihan model pebelajaran

untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Bagi siswa : Dapat dijadikan strategi belajar untuk meningkatkan

motivasi serta minat dalam belajar.

1.7. Definisi Operasional

Model pembelajaran tuntas (Mastery Learning) merupakan model

pembelajaran yang menitikberatkan pada ketuntasan belajar siswa. Ketuntasan yang

diharapkan adalah ketercapaian indikator dalam pembelajaran. Hal ini didukung

dengan fase pembelajarannya yang berulang pada saat latihan terstruktur dan latihan

terbimbing. Untuk lebih dapat memahami konsep pembelajaran, model ini

dikombinasikan dengan penggunaan eksperimen. Eksperimen dilakukan pada saat

latihan terbimbing. Diharapkan hasil belajar siswa dapat meningkat dengan

(15)

54 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data pembahasan maka dapat diberikan

kesimpulan sebagai berikut.

1. Nilai rata-rata hasil belajar fisika yang diberi perlakuan model

pembelajaran Mastery Learning pada materi pokok pengukuran di kelas X

semester ganjil SMA N 1 Lima Puluh T.P 2013/2014 adalah 71,72.

2. Nilai rata-rata hasil belajar fisika yang diberi perlakuan model

pembelajaran Direct Instruction pada materi pokok pengukuran di kelas X

semester ganjil SMA N 1 Lima Puluh T.P 2013/2014 adalah 61,72.

3. Terdapat perbedaan nilai rata-rata hasil belajar siswa akibat pengaruh

model pembelajaran Mastery Learning pada materi pokok pengukuran di

kelas X semester ganjil SMA Negeri 1 Lima Puluh T.P 2013/2014 dengan

thitung > ttabel = 4,45 > 1,6697 pada taraf signifikan α = 0,05.

4. Terdapat hubungan positif antara aktivitas belajar dan hasil belajar siswa.

Semakin tinggi nilai aktivitas semakin tinggi nilai hasil belajar. Rata-rata

nilai aktivitas siswa adalah 79,45.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan maka sebagai tindak lanjut

dari penelitian ini disarankan beberapa hal berikut.

1. Kepada peneliti selanjutnya dan guru yang ingin meneliti menggunakan

model Mastery Learning hendaknya dapat mengorganisir pembagian

waktu pada proses pembelajaran, sehingga sintaks Mastery Learning lebih

jelas terlihat.

2. Kepada peneliti selanjutnya dan guru hendaknya mampu membedakan

perlakuan kepada siswa yang telah tuntas maupun yang belum tuntas

(16)

55

3. Kepada peneliti selanjutnya dan guru hendaknya mempersiapkan alat yang

lebih lengkap jika ingin meneliti menggunakan eksperimen.

4. Disarankan bagi peneliti selanjutnya untuk membuat perhitungan statistik

alternatif seperti jenis statistik non parametrik untuk mengantisipasi olahan

data yang tidak memenuhi syarat jika memakai statistika pamaterik pada

bab III.

5. Bagi peneliti selanjutnya dan guru hendaknya lebih memberikan perhatian

pada siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran terlebih dalam fase

Gambar

Gambar 2.1. Mistar

Referensi

Dokumen terkait

Efek tersebut diamati, melalui hubungan faktor- faktor personal dengan materi yang diperagakan lewat video, meliputi : hubungan persepsi tentang daya tarik video,

The techniques of analyzing data were classified the data in its linguistic form by employing the sentence theory, analyzed the politeness strategies of command utterances

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan atas limpahan rahmat dan berkatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir dengan judul ” Penjadwalan Waktu

Polimer biodegradabel seperti kopolimer poli(asam laktat)-poli(asam glikolat) (PLGA) biasanya dibuat melalui kopolimerisasi pembukaan cincin D,L-laktida dan glikolida

The problem faced by teacher of SMP N 2 Simo Boyolali in teaching reading to the second year students are that the student feels bored in learning English, because they have

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ukuran partikel tanah terhadap stabilitas lereng pada model tanggul dengan menggunakan software Geo Slope , sehingga

BAGIAN D : Masa mulai berlaku: Amendemen Ketujuh ini mul ai berlaku segera setelah ditandatangani oleh Para Pihak... IN WITNESS WHEREOF, USAID and the Grantee,

Untuk mempermudah kemungkinan terjadinya kesalahan dalam penfsiran judul, maka masalah-masalah dalam penelitian ini dibatasi pada sejauh mana tindakan supervisi yang diterima