• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAMPEMBELAJARAN PENCAK SILAT UNTUK MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELASVII MTS. SWASTA AL-WASHLIYAH PANCUR BATU TAHUN AJARAN 2013-2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAMPEMBELAJARAN PENCAK SILAT UNTUK MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELASVII MTS. SWASTA AL-WASHLIYAH PANCUR BATU TAHUN AJARAN 2013-2014."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN

PENCAK SILAT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

SISWA KELAS VII MTs. SWASTA AL-WASHLIYAH

PANCUR BATU TAHUN AJARAN

2013-2014

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

OLEH

SOLEHUDDIN AL HUDA NIM. 609411070

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat ALLAH SWT atas segala

nikmat dan karunia yang telah diberikan –Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Penggunaan Media Pembelajaran

Sederhana dalam Meningkatkan Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok Siswa

Kelas V SD Negeri 118385 Pinggir Jati Kecamatan Kualuh Hulu Kabupaten

Labuhanbatu Utara Tahun Ajaran 2012/2013”. Selama penyusunan skripsi ini

tentunya tidak terlepas dari bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak.

Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih

yang sebesar – besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si. selaku Rektor Universitas Negeri Medan

2. Bapak Drs. Basyaruddin Daulay, M.Kes. selaku Dekan FIK UNIMED

3. Bapak Drs. Suharjo, M.Pd. selaku Pembantu Dekan I FIK UNIMED

4. Bapak Drs. Mesnan, M.Kes. selaku Pembantu Dekan II FIK UNIMED

5. Bapak Dr. Budi Valianto, M.Pd. selaku Pembantu Dekan III FIK UNIMED

6. Bapak Drs. Suryadi Damanik, M.Kes. selaku Ketua Jurusan PJKR FIK

UNIMED

7. Bapak Afri Tantri, S.Pd, M.Pd. selaku Sekretaris Jurusan PJKR FIK

UNIMED

8. Bapak M. Irfan, S.Pd, M.Or. selaku Ketua Prodi PJKR FIK UNIMED

9. Bapak Drs. Samsuddin Siregar. selaku Dosen Pembimbing Skripsi

(5)

10. Bapak/Ibu Dosen FIK UNIMED yang juga turut serta dalam membantu

penyelesaian skripsi ini.

11. Terima kasih kepada Kepala Sekolah MTs. Swasta Alwashliyah Pancur

Batu Ibu Hj. Rasmiati, S.Pd.I yang telah memberikan izin melakukan

penelitian di sekolah tersebut. Bapak Edy Sutiono, S.Pd selaku Guru

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, serta Bapak/Ibu dewan guru

dan staf tata usaha yang telah banyak membantu selama melakukan

penelitian ini. Terima kasih kepada para siswa kelas VII 2 selaku subjek

penelitian.

12. Teristimewa penulis ucapkan kepada ayahanda tercinta (Drs. Muslim, MPd)

dan ibunda tercinta (Dra. Ellida Ratna), yang telah memberikan kasih saying

tiada henti-hentinya kepada saya, do‟a yang tiada putus-putusnya, serta

memberikan dukungan material dan spiritual yang tidak ternilai harganya.

Teristimewa juga bagi pacar saya (Aliza Octavani Sipahutar), yang selalu

setia mendukung, mendo‟akan dan menunggu saya dalam menyelesaikan

gelar S.Pd saya.

13. Rekan – rekan mahasiswa FIK UNIMED khususnya PKR‟09, dan tentunya

bagi Bob Rahmat Manalu, Ahmad Suandira, Dian Rahmad Ramadhan

Ginting dan Rehmadan Ihsan Pilian Tarigan, dan semua teman saya yang

tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu dan

senantiasa mendukung penulis dengan motivasi untuk tetap semangat dalam

(6)

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi

ini, namun penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna, baik dari segi

isi, tulisan maupun kualitasnya. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan

saran yang membangun untuk memperbaiki skripsi ini. Akhir kata penulis

mengharapkan semoga skripsi dapat bermanfaat bagi pembaca dan semoga skripsi

ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu Pendidikan Jasmanai Kesehatan

dan rekreasi.

Medan, Januari 2014

Penulis,

SOLEHUDDIN AL HUDA

(7)

ABSTRAK

SOLEHUDDIN AL HUDA. Penerapan Media Audio Visual Dalam Pembelajaran Pencak Silat Untuk Meningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas VII MTs. Swasta Al-Washliyah Pancur Batu Tahun Ajaran 2013-2014. (Pembimbing : SAMSUDDIN SIREGAR )

Skripsi Medan : Fakultas Ilmu Keolahragaan UNIMED 2014

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penggunaan media

audio visual untuk meningkatkan hasil belajar tendangan busur dalam

pembelajaran pencak silat siswa kelas VII MTs. Swasta Alwashliyah Pancur Batu

Tahun Ajaran 2013 – 2014. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa

kelas VII MTs yang berjumlah 24 orang siswa, yang akan diberikan tindakan

pengajaran berupa penggunaan media audio visual.

Metode penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian tindakan kelas.

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini maka dilakukan tes hasil belajar I

dan tes hasil belajar II yang berbentuk aplikasi teknik dasar tendanan busur

sebanyak dua kali.

Setelah data terkumpul akan dilakukan analisis, maka diperoleh hasil

analisisnya :(1) dari tes hasil belajar 1 di siklus I diperoleh 17 orang (66,66%)

yang telah mencapai ketuntasan belajar, (2) dari tes hasil belajar II di siklus II

diperoleh 20 orang (83,33%) yang telah mencapai ketuntasan belajar.

Berdasarkan hasil analisis data dapat dikatakan bahwa melalui penggunaan

media Audovisual dapat meningkatkan hasil belajar tendangan busur dalam

(8)

DAFTAR ISI

A. Latar Belakang Masalah ……….. 1

B. Identifikasi Masalah ……...……….. 10 1. Hakikat Pendidikan Jasmani ….……… 14

2. Hakeket Hasil Belajar………….……… 14

3. Hakikat Pencak Silat ………….……….…… 20

(9)

D. Desain Penelitian ……… 38

E. Instrumen Penelitian ………...……… 43

F. Teknik Analisis Data ………...……… 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………. 50

A. Deskripsi Data Penelitian ………..………. 50

B. Hasil Penelitian ………...………. 52

C. Pembahasan Hasil Penelitian ……..………. 75

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………. 78

A. Kesimpulan ……….………. 78

B. Saran ………..………. 78

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Portofolio penelitian proses hasil belajar Tendangan busur …….. 46 2. Deskripsi Data Penelitian ………...………. 51

3. Hasil Penilaian Berdasarkan Lembar Portofolio

Tendangan Busur Siklus I ……….……… 56

4. Frekuensi Nilai Test Tendangan Busur

Siswa Siklus I ………..……….. 61

5. Hasil Belajar Tendangan Busur Siswa Siklus I ..………….……….. 61

6. Hasil Penilaian Berdasarkan Lembar Portofolio

Tendangan Busur Siklus II ………..……….… 67

7. Frekuensi Nilai Test Tendangan Busur Siswa Siklus II …….….… 73

8. Hasil Belajar Tendangan Busur Siswa Siklus II ….……..………... 74

(11)

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 2.1 Tendangan Busur ………... 25

2. Gambar 2.2 Sikap Pasang……… ... 27

3. Gambar 2.3 Sikap Angkatan Kaki………. ... 27

4. Gambar 2.4 Tendangan Busur………... 28

5. Gambar 3.1 Siklus PTK ……….. ... 43

6. Gambar 4.1.Ketercapaian KKM pada Siklus I ………... 66

7. Gambar 4.2.Ketercapaian KKM pada Siklus II ………. ………..83

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Silabus Pembelajaran ………..……… 81

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I……….. 84

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ……… 87

4. Lembar Observasi Penilaian Kriteria Bagi Guru ………... 91

5. Lembar Observasi Penilaian Kriteria Bagi Siswa ……….. 93

6. Data Pre test Hasil Belajar Tendangan Busur Siswa Kelas VII 2 MTs. Swasta Alwashliyah Pancur Batu ………. 96

7. Reduksi Nilai Pre test Hasil Belajar Tendangan Busur Siswa Kelas VII 2 MTs. Swasta Alwashliyah Pancur Batu …….. 98

8. Paparan Nilai Pre test ………..………. 99

9. Portofolio Penilaian Proses Hasil Belajar Tendangan Busur (Post test Siklus I) ……..……….…. 101

10.Data Post test Siklus I Hasil Belajar Tendangan Busur Siswa Kelas VII 2 MTs. Swasta Alwashliyah Pancur Batu ……..…….. 104

11.Reduksi Nilai Post test Siklus I Hasil Belajar Tendangan Busur Siswa Kelas VII 2 MTs. Swasta Alwashliyah Pancur Batu ……. 106

12.Paparan Data Post test Siklus I …..………. 107

13.Portofolio Penilaian Proses Hasil Belajar Tendangan Busur (Post test Siklus II) …..……….. 109

14.Data Post test Siklus II Hasil Belajar Tendangan Busur Siswa Kelas VII 2 MTs. Swasta Alwashliyah Pancur Batu …..…….. 112

15.Reduksi Nilai Post test Siklus II Hasil Belajar Tendangan Busur Siswa Kelas VII 2 MTs. Swasta Alwashliyah Pancur Batu .……. 114

16.Paparan Data Siklus II ………. 115

17.Rumus Mencari Persen Setiap Indikator Lembar Portofolio pada Tahap Observasi Siklus I dan Siklus II ……… 117

18.Susunan Kepanitiaan Pengambilan Data ………..……… 118

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan sarana atau wahana yang berfungsi untuk

meningkatkan kualitas manusia baik aspek kemampuan, kepribabadian, maupun

kewajiban sebagai warga Negara yang baik,Pendidikan berintikan interaksi antara

pendidik dan peserta didik dalam upaya membantu peserta didik dalam upaya

membantu peserta didik menguasai tujuan – tujuan pendidikan. Interaksi

pendidikan dapat berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah ataupun

masyarakat

Pada umumnya guru pendidikan olahraga dan kesehatan disekolah sangat

strategis baik dari SD sampai SMA. Guru penjaskes diharapkan dapat mendidik

para siswa dari mulai mengelola tubuh dengan berbagai macam cabang

olahraganya baik bola kaki,bola volley,bola basket, badminton, tenis meja,

athletic beserta permainan lainnya. Dan juga tidak ketinggalan olahraga bela diri

baik bersifat tradisional maupun bela diri dari Negara lain.

Saat ini masih banyak kita temukan sisitem pengajaran yang bersifat

konvensional dalam pendidikan, yaitu proses pembelajaran yang berpusat pada

guru,dimana guru aktif menjelaskan sedengkan siswa bersifat pasif, hanya

mendengarkan dan mencatat dan mencatat masih banyak diterapkan. Hal ini tentu

saja membuat kejenuhan atau membosankan bagi siswa itu sendiri, sehingga

(14)

hasil belajar siswa juga akan menurun. Padahal guru sebagai tenaga professional

dan fasilitator dalam pembelajaran seharusnya terus menerus mengembangkan

kreatifitasnya dalam proses belajar mengajar.

Perkembangan media pendidikan pada mulanya media hanya dianggap

sebagai alat bantu mengajar guru ( teaching aids . alat bantu yang diapakai adalah

alat bantu visual, misalnya gambar, model, objek, dan alat – alat lain yang dapat

memberikan pengalaman yang konkret, motivasi belajar serta mempertinggi daya

serap dan retensi belajar siswa. Dengan masuknya pengaruh teknologi audio pada

sekitar pertengahan abad ke-20, alat visual mengkongkretkan ajaran ini dilengkapi

dengan alat audio visual atau audio visual aids ( AVA ).

Pada akhir tahun 1950 teori komunikasi mulai mempengaruhi penggunaan

alat bantu audio visual, sehingga selain sebagai alat bantu media juga berfungsi

sebagai penyalur pesan atau informasi belajar. Baru pada tahun 1960-1965 orang

mulai memperhatikan siswa sebagai komponen yang penting dalam proses belajar

mengajar.

Pada tahun 1965-1970,pendekatan system ( system approach ) mulai

menampakkan pengaruhnya dalam kegiatan pendidikan dan kegitan

pembelajaran. Pendekatan system ini mendorong digunakannya media sebagai

bagian integral dalam program pembelajaran. Guru dan media pendidikan

hendaknya perlu bahu membahu dalam memberi kemudahan belajar bagi siswa.

Perhatian dan bimbinga secara individual dapat dilaksanakan oleh guru dengan

baik sementara informasi dapat pula disajikan secara jelas, menarik dan diteliti

(15)

Perkembangan media audio visual teknologi membawa banyak manfaat

untuk dunia pendidikan, salah satunya teknologi yang dipergunakan sebagai

media pembelajaran. Para guru hendaknya dapat memanfaatkan dan

mengaplikasikan hasil teknologi yang ada dalam pembelajarannya. Salah satu

hasil teknologi saat ini adalah audio visual.

Media audio visual seperti VCD dapat merangsang gairah dan motivasi

belajar siswa Karena adanya undur suara dan gambar dengan warna – warni yang

menarik perhatian siswa untuk belajar. Siswa akan belajar lebih banyak dan

mudah memahami jika materi pelajaran disajikan dengan stimulus pandang dan

stimulus dengar yang nantinya akan memberikan kesan belajar yang lebih

mendalam, karena siswa belajar tidak hanya menggunakan indra pengelihatan dan

indra pendengaran saja, siswa juga akan lebih tertantang untuk mendalami

pelajaran dengan menemukan masalah dari peleajaran yang disajikan melalui

media yang ditampilkan. Selain itu dengan melihat dan mendengar siswa akan

mudah menyerap dan mengingat materi pelajaran yang disajikan karena menurut

Dele dan Arsyad ( 1995 ) memperkirakan bahwa pemerolehan hasil belajar

melalui indra pandang dan indra pendengaran memiliki perbedaan, yaitu sekitar

75 % hasil belajar seorang diperoleh melalui indra pandang, sekitar 13 %

diperoleh melalui indra pendengar, dan 12 % lainnya diperoleh melaui indra

lainnya.

Dalam Pendidikan Jasmani,banyak materi pelajaran yang harus diajarkan

(16)

pada tendangan dan pada tendangan juga terdapat berbagai jenis tendangan yaitu

tendangan lurus / depan, tendangan tusuk, tendangan kapret, tendagan jejag,

tendangan gajul, tendanga T, tendangan celorong, tendangan belakang, tendangan

taji, tendangan busur, tendangan baling, hentak bawah dan gejik, peneliti terfokus

kepada tendangan busur dimana dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

terdapat tiga indikator untuk tendangan busur, yaitu ;melakukan gerakan dasar

tendangan busur dengan hitungan, melakukan gerakan tendangan busur dengan

awalan, pelaksanaan, dan akhir.

Memberikan pembelajaran pencak silat yang menarik, praktis dan

diminati siswa adalah tugas seorang guru, khususnya guru penjas. Oleh karena itu

guru harus mampu menyesuaikan kebutuhan yang berhubungan dengan siswa dan

materi pembelajaran tersebut. Guru juga harus mampu menerapkan pendekatan,

model, metode dan strategi yang sesuai dengan materi pembelajaran yang akan

disampaikan.

Pencak silat adalah hasil usaha budi daya bangsa Indonesia yang telah

dikembangkan secara turun-temurun hingga mencapai bentuknya yang sekarang.

Pencak silat mempunyai 4 aspek sebagai kesatuan yang tak terpisahkan, yaitu (1)

aspek mental spiritual, (2) aspek beladiri, (3) aspek seni dan (4) aspek olahraga.

Aspek mental spiritual meliputi: Bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha

Esa; Tenggangrasa, percaya diri, dan disiplin; Cinta bangsa dan tanah air;

Persaudaraan; Solidaritas sosial.

Aspek beladiri, meliputi: Berani, tahan uji, tangguh, tanggap,

(17)

air.Aspek olahraga, meliputi: Sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari,

meningkatkan prestasi, menjunjung tinggi sportivitas, dan pantang menyerah.

Pencak silat merupakan cabang olahraga yang mempunyai karakteristik

gerak dan teknik tersendiri. Gerakan dasar dilatih secara benar dan intensif sejalan

dengan perkembangannya, pencak silat mengalami kemajuan teknik, baik teknik

pukulan, tendangan, tangkapan, elakan dan bantingan yang terwujud dalam

kemampuan pencak silat.

Hasil observasi peneliti kamis,21 maret 2013 di sekolah MTs. Swasta

Alwashliyah Pancur Batu yang berlamat Jl. Jamin Ginting Pancur Batu

Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara. berdasarkan

hasil observasi dan wawancara yang penulis lakukan disekolah tersebut, fasilitas

olahraga di MTs Swasta Alwashliyah terbilang cukup terpenuhi, sekolah ini

memiliki beberapa lapangan olah raga seperti lapangan Volly, lapangan futsal

yang hanya dari tanah tidak beralaskan semen dan tiang gawang hanya terbuat

dari kayu dan tenis meja yang berada digudang disamping ruangan kelas IX 1

serta beberapa fasilitas olahraga lainnya yang bisa dipakai untuk pembelajaran

Penjas di sekolah tersebut.

Pada saat peneliti mengobservasi guru pendidikan jasmani mengajar

tentang tendangan busur dalam pencak silat cendrung masih menggunakan model

pembelajaran konvensional seperti halnya pada sekolah kebanyakan, dimana guru

masih cenderung menggunakan pola pengajaran tradisional atau non media. Guru

(18)

lebih banyak berperan sendiri sementara materi yang disampaikan belum dikuasai.

Cara guru menyampaikan pelajaran cukup menarik yang pada dasarnya sering

menggunakan metode mengajar komando dan demonstrasi yang membuat siswa

tidak terlalu tegang mengikuti pelajaran, namun guru hanya menyampaikan materi

secara verbal dan saat guru mendemonstrasikan gerakan tendangan busur, kurang

dapat ditangkap oleh siswa secara optimal karena guru tersebut tidak dapat secara

maksimal mencontohkan gerakan tendangan busur tersebut dengan baik dan

benar.

Guru tersebut belum memanfaatkan media untuk membantu pembelajaran

tendangan busur, sehingga pembelajaran terkesan kurang menarik dan variasi

pembelajaran kurang berkembang dan hal tersebut tidak memenuhi untuk

tercapainya tahapan – tahapan dalam gerakan tendangan busur. Beliau hanya

memerintahkan siswa langsung melakukan tendangan, setelah melakukan

pemanasan dan guru melihat sesekali mengoreksi kesalahan siswa, itu

mengakibatkan kemampuan siswa belum maksimal,dan walaupun siswa

melakukan pengulangan terus menerus tendangan selama dua kali pertemuan

kemajuan tedangan siswa belum terihat.

Kebanyakan siswa kurang memahami saat melakukan tendangan busur,

salah satunya siswa yang tidak mempunyai lecutan atau tarikkan kaki sehingga

siswa pada saat melakukan tendangan busur tendangan yang dilakukan sampai

berputar dan banyak siswa yang belum bisa menjaga keseimbangan pada saat

(19)

yang kurang mengetahui tekhnik dasar pada saat melakukan tendangan busur dan

tendangan yang mereka lakukan tidak sesuai sasaran yang ada.

Hal tersebut yang membuat hasil belajar tendangan busur siswa sulit

mencapai ketuntasan, dimana dari 24 orang siswa hanya 7 orang siswa atau

29.17% yang tuntas belajar tendangan busur sedangkan 17 orang siswa atau

sekitar 70.83% siswa yang belum tuntas, dimana untuk memperoleh nilai 75 siswa

harus mampu melewati minimal 10 deskriptor dari skor tertinggi 12 deskriptor

pada teknik dasar tendangan busur, yaitu dengan memperoleh minimal 10

deskriptor yang mampu dilakukan siswa maka siswa tersebut sudah memperoleh

nilai 75. Mengapa demikian? Karena mereka tidak diberikan sesuatu yang dapat

menunjang aspek-aspek dalam teknik tendangan busur tersebut. Hal itu bisa

didapatkan melalui penggunaan media atau alat bantu yang dibuat atau yang

dirancang oleh guru pendidikan jasmani.

Untuk mencapai hasil lompatan maksimal dengan tahapan gerak yang

benar sebagai salah satu aspek penilaian hasil belajar psikomotor siswa maka

diperlukan usaha dari guru untuk mendesain pembelajaran guna merangsang dan

memperkuat kekuatan otot kaki sehingga siswa mampu melakukan tendangan

secara maksimal dengan teknik yang benar siswa itu dapat melakukannya. Hal

tersebut dapat disiasati dengan penggunaan media pembelajaran audiovisual yang

cara pengaplikasiannya sebagai media yang dijadikan tontonan video audio visual

untuk mengevaluasi tendangan yang benar dan salah pada pembelajaran

(20)

Untuk itu penulis dalam penelitian ini mencoba menggunakan media audio

visual, dimulai dari guru menyampaikan materi pembelajaran dengan alokasi

waktu 2 x 45 menit dalam sekali pertemuan. Pada ± 25 menit pertama guru

menjelaskan materi pembelajaran pencak silat sambil menampilkan video ( VCD

), jadi disini guru tidak hanya menyampaikan materi secara lisan tapi juga disertai

dengan menunjukan gerakan – gerakan dan teknik – teknik yang benar secara

langsung pada siswa, selanjutnya pada ± 65 menit guru membawa siswa

kelapangan untuk praktek langsung dengan materi yang telah disampaikan dan

dilihat dari video ( VCD ) shooting yang telah diputar. Dengan ini diharapkan

walaupun siswa belum praktek langsung pembelajaran pencak silat dilapangan

namun siswa bisa mendapatkan gambaran atau visualisasi yang nyata dikelas

seperti halnya praktek langsung dilapangan, siswa tidak hanya mendapat teori dari

guru seperti halnya yang terjadi pada umumnya dimana guru hanya menggunakan

metode ceramah dan komando, sehingga setelah pembelajaran dengan

menggunakan media audio visual ini dilaksanakan maka praktek langsung

dilapangan siswa dapat lebih mudah mencontohkan dan melakukan gerkan materi

pembelajaran pencak silat yang baik dan benar.

Dari hasil wawancara penulis dengan guru bidang studi penjas di MTs.

Swasta Al-Washliyah Pancur Batu pada tanggal 21 Maret 2013 Bpk.Edy Sutiono

SP.d Sebagai guru penjas mengatakan bahwa : “ Siswa kurang dapat

memahami teknik dasar melakukan gerakan tendangan busur dengan baik karena

menganggap materi pembelajaran pencak silat adalah olahraga biasa dan kurang

(21)

sehingga hasil belajar tendangan busur yang diperoleh kurang memuaskan,

kemudian disekolah ini penulis ketahui bahwa kemampuan siswa masih rendah.

Hal ini penulis ketahui dari masalah hasil belajar siswa untuk materi

tendangan yang masih dibawah rata – rata, penulis ketahui bahwa nilai rata –rata

kelas masih dibawah nilai rata –rata yaitu 70.00 dimana standar KKM sekolah

tersebut untuk mata pelajaran penjas adalah 75.00. hal ini juga tampak dari

praktek langsung siswa dilapangan, siswa masih banyak melakukan kesalahan –

kesalahan dalam beberapa sikap – sikap dan cara menendang, misalnya ketika

siswa melakukan tendangan busur siswa masih banyak melakukan dengan tidak

benar dan tidak sesuai dengan sasaran yaitu masih banyak siswa yang tidak bisa

menjaga keseimbangannya saat menendang yang seharusnya gerakan tendangan

harus juga dapat lurus kesamping dengan perkenanaan punggung kaki dan

menepatkan sasaran tendangan, sehingga menjadi tendangan yang lebih baik.

Penulis juga banyak melihat kurang aktifnya siswa saat pemebelajaran

berlangsung sehingga masalah juga tidak dari siswa saja melainkan cara

pengajaran dari guru tersbut.

Dari pengamatan penulis pemecahan masalah di atas dapat dilakukan

dengan memberikan metode pembelejaran yang berbeda agar para siswa tidak

bosan dan mudah dimengerti oleh siswa,dan dalam pembelajaran siswa juga harus

mengikuti apa yang disampaikan oleh gurunya atau yang dicontohkan.

Penulis memberi solusi dimana cara pembelajaran yang berbeda dan siswa

(22)

dimana siswa akan melihat bagai mana tekhnik dan cara-cara yang benar dalam

melakukan tendangan busur, solusi yang diberikan penulis dianggap lebih relevan

karena siswa akan tertarik mengikuti pembelajaran dengan media audio visual

dikarenakan siswa biasa melihat tendangan hanya dengan diluar saja atau

melihatnya secara langsung tetapi tidak secara detail. Disini siswa dapat melihat

di video bagai mana proses pembelajaran tendangan busur dan teknik – teknik

dalam tendangan busur.

Dari ketertarikan siswa dalam melihat dan mempelajarai tendangan busur

dengan benar di video bisa membuat siswa termotivasi untuk belajar dan

mempelajarinya lebih dalam sehingga akan dapat memperbaiki nilai hasil belajar

siswa dalam pembelajaran tendangan busur pencak silat, sehingga proses

pembelajaran pun tercapai.

Dari uraian diatas dan untuk mempermudah dan menambah penjelasan

khususnya dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa, maka penulis tertarik

untuk melakukan penelitian yang berjudul : “PENERAPAN MEDIA AUDIO

VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENCAK SILAT UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII MTs. SWASTA

AL-WASHLIYAH PANCUR BATU TAHUN AJARAN 2013-2014”

B. Indentifikasi Masalah

Dari latar belakang yang telah diuraikan penulis diatas, maka penulis

dapat mengidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut : 1). Faktor – faktor

yang mempengaruhi pembelajaran pendidikan jasmani, 2) Pengetahuan dasar

(23)

tertarik serta tidak menunjukkan rasa antusias dalam pembelajaran, 4) Guru

kurang melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran disekolah.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang harus diteliti, maka dalam

penelitian ini masalah yang akan dibatasi mengingat luasnya masalah yang akan

diteliti seperti yang tercantum dalam identifikasi masalah, dimana didalam pencak

silat ada beberapa tekhnik dasar yaitu pukulan, tendangan, tangkisan, pola

langkah, dsb.

Peneliti melihat dari berbagai macam tekhnik dasar dalam pencak silat

tekhnik tendangan yang kurang dipahami oleh siswa salah satu contohnya yaitu

pada saat melakukan tendangan banyak siswa yang belum bisa menjaga

keseimbangan, tendangan yang seharusnya menggunakan lecutan atau tarikan

kaki kebanyakan siswa yang melakukan tendangan dengan sampai memutarkan

badannya dan banyak yang salah memiringkan badan pada saat sebelum

melakukan tendangan.

Dimana didalam tendangan terdapat berbagai jenis tendangan yaitu

tendangan lurus / depan, tendangan tusuk, tendangan kapret, tendagan jejag,

tendangan gajul, tendanga T, tendangan celorong, tendangan belakang, tendangan

taji, tendangan busur, tendangan baling, hentak bawah dan gejik maka dalam

penelitian ini peneliti mengambil tendangan yaitu tendangan busur dalam pencak

silat, dimana tendangan busur merupakan tendangan yang mengguakan teknik –

(24)

Banyak siswa pada saat melakukan tendangan busur kurang mengetahui

tekhnik – tekhnik yang ada sehingga kurang memuaskan hasil belajar pada materi

pencak silat tendangan busur. Secara garis besar tendangan semua sama tetapi

memilki sasaran yang berbeda, dimana salah satu tendangan dalam pencak silat

yaitu tendangan busur, tendangan busur bisa dibilang tendangan yang sulit

diantara tendangan – tendangan yang ada dalam pencak silat. Masalah yang sering

terjadi adalah banyaknya yang belum bisa menjaga keseimbangan, belum bisa

menempatkan sasaran dengan benar dan melakukan tekhnik tendangan dengan

benar.

Variasi pembelajaran yang kurang berkembang membuat hasil belajar

yang menurun dan membuat kejenuhan pada siswa, sehingga banyak solusi –

solusi untuk menanggulangi masalah tersebut. Media audio visual adalah salah

satu alat atau variasi pembelajaran yang baru untuk menanggulangi masalah yang

ada pada pembelajaran saat ini.

Sehingga masalah yang akan dibatasi dalam penelitian ini adalah

Penerapan Media Audio Visual Dalam Pembelajaran Pencak Silat Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII MTs. Swasta Alwashliyah Pancur

Batu Tahun Ajaran 2013 – 2014.

D. Rumusan Masalah

Dari batasan masalah sebelumnya maka dapat dirumuskan permasalahan

yang diteliti adalah : “ Bagaimanakah penggunaan media audio visual untuk

meningkatkan hasil belajar tendangan busur dalam pembelajaran pencak silat

(25)

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana

penggunaan media audio visual untuk meningkatkan hasil belajar tendangan

busur dalam pembelajaran pencak silat siswa kelas VII MTs. Swasta Alwashliyah

Pancur Batu Tahun Ajaran 2013 – 2014.

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas dapat diperoleh manfaat penelitian

sebagai berikut :

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam

pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya yang berhungungan

langsung dengan penjas yang menggunakan media audio visual.

2. Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti dalam

menerapkan pengetahuan yang diperoleh dibangku kuliah terhadap

masalah – masalah yang diadapi didunia pendidikan secara nyata.

3. Diharapkan dengan adanya hasil dari penelitian ini dapat menjadikan

masukan yang berharga bagi pihak sekolah dan upaya sosialisasi

perlunya penggunaan media audio visual terhadap pembelejaran

(26)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil belajar yang diperoleh siswa pada tiap siklus, dapat

disimpulkan bahwa penggunaan media Audiovisual dapat meningkatkan hasil

belajar tendangan busur siswa kelas VII MTs. Swasta Alwashliyah Pancur Batu

Kab. Deli Serdang Tahun Ajaran 2013/2014, dengan perbandingan PKK siklus I

adalah 62,50% dan PKK siklus II meningkat menjadi 83,33%.

B. Saran

Sebagai saran yang dapat diberikan peneliti adalah sebagai berikut :

1. Disarankan kepada Guru Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

MTs. Swasta Alwashliyah Pancur Batu dapat menggunakan media

Audiovisual pada kegiatan belajar mengajar.

2. Disarankan juga kepada Guru Pendidikan Jasmani, Olahraga dan

Kesehatan untuk lebih mengatur atau membuat strategi cara memotivasi

siswa dan agar siswa lebih berani berbicara atau bertanya pada saat proses

pembelajaran.

3. bagi peneliti lain yang ingin mencoba meneliti pengunaan media

Audiovisual, mungkin dapat menciptakan bentuk materi pembelajaran

(27)

4. Kepada para teman – teman mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahraan

UNIMED untuk dapat mencoba melakukan Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) dengan menggunakan media Audiovisual pada materi lain.

5. Dapat dijadikan sebagai bahan acuan bagi para peneliti berikutnya dengan

(28)

DAFTAR PUSTAKA

Efendi Said, Pembinaan Olahraga Indonesia. Medan 1989

Gugun Arief Gunawan.2007. Bela Diri. Yogyakarta : Insan Madani

Haidir dan Salim.2012. Strategi pembelajaran. Medan. Kelompok penerbit perdana Mulya Satana anggota Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI )

Hamzah B.Uno dan Nurdin Mohamad.2011. belajar dengan pendekatan PALKEM. Jakarta : PT Bumi Aksara

Hidayat, Roni.2010.Seni bela diri pencak silat. Jakarta : PT. Regina Utama

Http//blogspot.Bompa, Tudor O. 1986. Theory and methodology of training.

The United States of American: Kendal/Hunt Publishing Company

Http//Blogspot.Peny, K.S. 1988. Pengalamanku sebagai Atlet dan Dokter Olahraga dalam Profilling Athlete. Kumpulan makalah diskusi ilmiah berkalah XXXVILS/D XIII (PIO). Jakarta: KONI Pusat

Istarani.2010. Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ). CV. Iscom Medan

Lutan Rusli dan Adang Suherman.2000. Perencanaan Pembelajaran Penjaskes. Milik Negara

Roji, 2004. Pendidikan Jasmani untuk SMP kelas VII.Jakarta, Erlangga

R.P. Moch. Saleh T.A dan J. Matakapun. 1983 Bela Diri II. Jakarta CV Gembira

Sagala Syaiful.2003. Konsep dan makna pembelajaran. Bandung :CV.Alfabeta

Subroto, Joko dan Rohadi, Muchammad. 1996. Kaidah-kaidah pencak silat, seni bela diri. Solo: CV. Aneka

Zubaedi. 2011. Desain Pendidikan Karakter . Bengkulu. Kencana Prenada Media group

www. Wikipedia.Agusti, Husni. 1992. Teknik dan program latihan. Jakarta: Rineka Cipta

Referensi

Dokumen terkait

PANITIA PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMERINTAH DINAS SOSIAL, TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI Jl.. Ujang Dewa Gedung Gadis I

Greenhouse effect fossil-fuel burning carbon dioxide release.. Carbon dioxide release greenhouse effect

Krayan , maka dengan ini kami mengundang saudara untuk hadir dalam acara pembuktian kualifikasi sesuai jadwal berikut :.. Tempat : Kantor Dinas Pekerjaan Umum l

Di samping itu, semua peserta perkhemahan perlu sentiasa menjunjung nilai permuafakatan dalam melaksanakan setiap aktiviti yang dijalankan bagi mencapai kejayaan yang cemerlang,

Bentuk yang larut dalam air hanya 1-5 %, walaupun bentuk ini paling sedikit namun menjadi sangat penting ditinjau dari aspek lingkungan karena penyerapan oleh tanaman dan

PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN TERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR DAN INDEX MASSA TUBUH PADA SISWA TUNAGRAHITA.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Dalam kehidupan masyarakat peranan pelayanan sosial adalah mengembangkan kehidupan bagi individu dan kelompok sebagai pengganti fungsi dalam keluarga, sehingga

Anak berkebutuhan khusus atau disebut juga dengan anak luar biasa dalam lingkungan pendidikan dapat diartikan seseorang yang memiliki ciri-ciri penyimpangan mental,