PENERAPAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN
PENCAK SILAT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SISWA KELAS VII MTs. SWASTA AL-WASHLIYAH
PANCUR BATU TAHUN AJARAN
2013-2014
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
OLEH
SOLEHUDDIN AL HUDA NIM. 609411070
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat ALLAH SWT atas segala
nikmat dan karunia yang telah diberikan –Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Penggunaan Media Pembelajaran
Sederhana dalam Meningkatkan Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok Siswa
Kelas V SD Negeri 118385 Pinggir Jati Kecamatan Kualuh Hulu Kabupaten
Labuhanbatu Utara Tahun Ajaran 2012/2013”. Selama penyusunan skripsi ini
tentunya tidak terlepas dari bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih
yang sebesar – besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si. selaku Rektor Universitas Negeri Medan
2. Bapak Drs. Basyaruddin Daulay, M.Kes. selaku Dekan FIK UNIMED
3. Bapak Drs. Suharjo, M.Pd. selaku Pembantu Dekan I FIK UNIMED
4. Bapak Drs. Mesnan, M.Kes. selaku Pembantu Dekan II FIK UNIMED
5. Bapak Dr. Budi Valianto, M.Pd. selaku Pembantu Dekan III FIK UNIMED
6. Bapak Drs. Suryadi Damanik, M.Kes. selaku Ketua Jurusan PJKR FIK
UNIMED
7. Bapak Afri Tantri, S.Pd, M.Pd. selaku Sekretaris Jurusan PJKR FIK
UNIMED
8. Bapak M. Irfan, S.Pd, M.Or. selaku Ketua Prodi PJKR FIK UNIMED
9. Bapak Drs. Samsuddin Siregar. selaku Dosen Pembimbing Skripsi
10. Bapak/Ibu Dosen FIK UNIMED yang juga turut serta dalam membantu
penyelesaian skripsi ini.
11. Terima kasih kepada Kepala Sekolah MTs. Swasta Alwashliyah Pancur
Batu Ibu Hj. Rasmiati, S.Pd.I yang telah memberikan izin melakukan
penelitian di sekolah tersebut. Bapak Edy Sutiono, S.Pd selaku Guru
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, serta Bapak/Ibu dewan guru
dan staf tata usaha yang telah banyak membantu selama melakukan
penelitian ini. Terima kasih kepada para siswa kelas VII 2 selaku subjek
penelitian.
12. Teristimewa penulis ucapkan kepada ayahanda tercinta (Drs. Muslim, MPd)
dan ibunda tercinta (Dra. Ellida Ratna), yang telah memberikan kasih saying
tiada henti-hentinya kepada saya, do‟a yang tiada putus-putusnya, serta
memberikan dukungan material dan spiritual yang tidak ternilai harganya.
Teristimewa juga bagi pacar saya (Aliza Octavani Sipahutar), yang selalu
setia mendukung, mendo‟akan dan menunggu saya dalam menyelesaikan
gelar S.Pd saya.
13. Rekan – rekan mahasiswa FIK UNIMED khususnya PKR‟09, dan tentunya
bagi Bob Rahmat Manalu, Ahmad Suandira, Dian Rahmad Ramadhan
Ginting dan Rehmadan Ihsan Pilian Tarigan, dan semua teman saya yang
tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu dan
senantiasa mendukung penulis dengan motivasi untuk tetap semangat dalam
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi
ini, namun penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna, baik dari segi
isi, tulisan maupun kualitasnya. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun untuk memperbaiki skripsi ini. Akhir kata penulis
mengharapkan semoga skripsi dapat bermanfaat bagi pembaca dan semoga skripsi
ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu Pendidikan Jasmanai Kesehatan
dan rekreasi.
Medan, Januari 2014
Penulis,
SOLEHUDDIN AL HUDA
ABSTRAK
SOLEHUDDIN AL HUDA. Penerapan Media Audio Visual Dalam Pembelajaran Pencak Silat Untuk Meningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas VII MTs. Swasta Al-Washliyah Pancur Batu Tahun Ajaran 2013-2014. (Pembimbing : SAMSUDDIN SIREGAR )
Skripsi Medan : Fakultas Ilmu Keolahragaan UNIMED 2014
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penggunaan media
audio visual untuk meningkatkan hasil belajar tendangan busur dalam
pembelajaran pencak silat siswa kelas VII MTs. Swasta Alwashliyah Pancur Batu
Tahun Ajaran 2013 – 2014. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa
kelas VII MTs yang berjumlah 24 orang siswa, yang akan diberikan tindakan
pengajaran berupa penggunaan media audio visual.
Metode penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian tindakan kelas.
Untuk memperoleh data dalam penelitian ini maka dilakukan tes hasil belajar I
dan tes hasil belajar II yang berbentuk aplikasi teknik dasar tendanan busur
sebanyak dua kali.
Setelah data terkumpul akan dilakukan analisis, maka diperoleh hasil
analisisnya :(1) dari tes hasil belajar 1 di siklus I diperoleh 17 orang (66,66%)
yang telah mencapai ketuntasan belajar, (2) dari tes hasil belajar II di siklus II
diperoleh 20 orang (83,33%) yang telah mencapai ketuntasan belajar.
Berdasarkan hasil analisis data dapat dikatakan bahwa melalui penggunaan
media Audovisual dapat meningkatkan hasil belajar tendangan busur dalam
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang Masalah ……….. 1
B. Identifikasi Masalah ……...……….. 10 1. Hakikat Pendidikan Jasmani ….……… 14
2. Hakeket Hasil Belajar………….……… 14
3. Hakikat Pencak Silat ………….……….…… 20
D. Desain Penelitian ……… 38
E. Instrumen Penelitian ………...……… 43
F. Teknik Analisis Data ………...……… 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………. 50
A. Deskripsi Data Penelitian ………..………. 50
B. Hasil Penelitian ………...………. 52
C. Pembahasan Hasil Penelitian ……..………. 75
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………. 78
A. Kesimpulan ……….………. 78
B. Saran ………..………. 78
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Portofolio penelitian proses hasil belajar Tendangan busur …….. 46 2. Deskripsi Data Penelitian ………...………. 51
3. Hasil Penilaian Berdasarkan Lembar Portofolio
Tendangan Busur Siklus I ……….……… 56
4. Frekuensi Nilai Test Tendangan Busur
Siswa Siklus I ………..……….. 61
5. Hasil Belajar Tendangan Busur Siswa Siklus I ..………….……….. 61
6. Hasil Penilaian Berdasarkan Lembar Portofolio
Tendangan Busur Siklus II ………..……….… 67
7. Frekuensi Nilai Test Tendangan Busur Siswa Siklus II …….….… 73
8. Hasil Belajar Tendangan Busur Siswa Siklus II ….……..………... 74
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 2.1 Tendangan Busur ………... 25
2. Gambar 2.2 Sikap Pasang……… ... 27
3. Gambar 2.3 Sikap Angkatan Kaki………. ... 27
4. Gambar 2.4 Tendangan Busur………... 28
5. Gambar 3.1 Siklus PTK ……….. ... 43
6. Gambar 4.1.Ketercapaian KKM pada Siklus I ………... 66
7. Gambar 4.2.Ketercapaian KKM pada Siklus II ………. ………..83
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Silabus Pembelajaran ………..……… 81
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I……….. 84
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ……… 87
4. Lembar Observasi Penilaian Kriteria Bagi Guru ………... 91
5. Lembar Observasi Penilaian Kriteria Bagi Siswa ……….. 93
6. Data Pre test Hasil Belajar Tendangan Busur Siswa Kelas VII 2 MTs. Swasta Alwashliyah Pancur Batu ………. 96
7. Reduksi Nilai Pre test Hasil Belajar Tendangan Busur Siswa Kelas VII 2 MTs. Swasta Alwashliyah Pancur Batu …….. 98
8. Paparan Nilai Pre test ………..………. 99
9. Portofolio Penilaian Proses Hasil Belajar Tendangan Busur (Post test Siklus I) ……..……….…. 101
10.Data Post test Siklus I Hasil Belajar Tendangan Busur Siswa Kelas VII 2 MTs. Swasta Alwashliyah Pancur Batu ……..…….. 104
11.Reduksi Nilai Post test Siklus I Hasil Belajar Tendangan Busur Siswa Kelas VII 2 MTs. Swasta Alwashliyah Pancur Batu ……. 106
12.Paparan Data Post test Siklus I …..………. 107
13.Portofolio Penilaian Proses Hasil Belajar Tendangan Busur (Post test Siklus II) …..……….. 109
14.Data Post test Siklus II Hasil Belajar Tendangan Busur Siswa Kelas VII 2 MTs. Swasta Alwashliyah Pancur Batu …..…….. 112
15.Reduksi Nilai Post test Siklus II Hasil Belajar Tendangan Busur Siswa Kelas VII 2 MTs. Swasta Alwashliyah Pancur Batu .……. 114
16.Paparan Data Siklus II ………. 115
17.Rumus Mencari Persen Setiap Indikator Lembar Portofolio pada Tahap Observasi Siklus I dan Siklus II ……… 117
18.Susunan Kepanitiaan Pengambilan Data ………..……… 118
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan sarana atau wahana yang berfungsi untuk
meningkatkan kualitas manusia baik aspek kemampuan, kepribabadian, maupun
kewajiban sebagai warga Negara yang baik,Pendidikan berintikan interaksi antara
pendidik dan peserta didik dalam upaya membantu peserta didik dalam upaya
membantu peserta didik menguasai tujuan – tujuan pendidikan. Interaksi
pendidikan dapat berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah ataupun
masyarakat
Pada umumnya guru pendidikan olahraga dan kesehatan disekolah sangat
strategis baik dari SD sampai SMA. Guru penjaskes diharapkan dapat mendidik
para siswa dari mulai mengelola tubuh dengan berbagai macam cabang
olahraganya baik bola kaki,bola volley,bola basket, badminton, tenis meja,
athletic beserta permainan lainnya. Dan juga tidak ketinggalan olahraga bela diri
baik bersifat tradisional maupun bela diri dari Negara lain.
Saat ini masih banyak kita temukan sisitem pengajaran yang bersifat
konvensional dalam pendidikan, yaitu proses pembelajaran yang berpusat pada
guru,dimana guru aktif menjelaskan sedengkan siswa bersifat pasif, hanya
mendengarkan dan mencatat dan mencatat masih banyak diterapkan. Hal ini tentu
saja membuat kejenuhan atau membosankan bagi siswa itu sendiri, sehingga
hasil belajar siswa juga akan menurun. Padahal guru sebagai tenaga professional
dan fasilitator dalam pembelajaran seharusnya terus menerus mengembangkan
kreatifitasnya dalam proses belajar mengajar.
Perkembangan media pendidikan pada mulanya media hanya dianggap
sebagai alat bantu mengajar guru ( teaching aids . alat bantu yang diapakai adalah
alat bantu visual, misalnya gambar, model, objek, dan alat – alat lain yang dapat
memberikan pengalaman yang konkret, motivasi belajar serta mempertinggi daya
serap dan retensi belajar siswa. Dengan masuknya pengaruh teknologi audio pada
sekitar pertengahan abad ke-20, alat visual mengkongkretkan ajaran ini dilengkapi
dengan alat audio visual atau audio visual aids ( AVA ).
Pada akhir tahun 1950 teori komunikasi mulai mempengaruhi penggunaan
alat bantu audio visual, sehingga selain sebagai alat bantu media juga berfungsi
sebagai penyalur pesan atau informasi belajar. Baru pada tahun 1960-1965 orang
mulai memperhatikan siswa sebagai komponen yang penting dalam proses belajar
mengajar.
Pada tahun 1965-1970,pendekatan system ( system approach ) mulai
menampakkan pengaruhnya dalam kegiatan pendidikan dan kegitan
pembelajaran. Pendekatan system ini mendorong digunakannya media sebagai
bagian integral dalam program pembelajaran. Guru dan media pendidikan
hendaknya perlu bahu membahu dalam memberi kemudahan belajar bagi siswa.
Perhatian dan bimbinga secara individual dapat dilaksanakan oleh guru dengan
baik sementara informasi dapat pula disajikan secara jelas, menarik dan diteliti
Perkembangan media audio visual teknologi membawa banyak manfaat
untuk dunia pendidikan, salah satunya teknologi yang dipergunakan sebagai
media pembelajaran. Para guru hendaknya dapat memanfaatkan dan
mengaplikasikan hasil teknologi yang ada dalam pembelajarannya. Salah satu
hasil teknologi saat ini adalah audio visual.
Media audio visual seperti VCD dapat merangsang gairah dan motivasi
belajar siswa Karena adanya undur suara dan gambar dengan warna – warni yang
menarik perhatian siswa untuk belajar. Siswa akan belajar lebih banyak dan
mudah memahami jika materi pelajaran disajikan dengan stimulus pandang dan
stimulus dengar yang nantinya akan memberikan kesan belajar yang lebih
mendalam, karena siswa belajar tidak hanya menggunakan indra pengelihatan dan
indra pendengaran saja, siswa juga akan lebih tertantang untuk mendalami
pelajaran dengan menemukan masalah dari peleajaran yang disajikan melalui
media yang ditampilkan. Selain itu dengan melihat dan mendengar siswa akan
mudah menyerap dan mengingat materi pelajaran yang disajikan karena menurut
Dele dan Arsyad ( 1995 ) memperkirakan bahwa pemerolehan hasil belajar
melalui indra pandang dan indra pendengaran memiliki perbedaan, yaitu sekitar
75 % hasil belajar seorang diperoleh melalui indra pandang, sekitar 13 %
diperoleh melalui indra pendengar, dan 12 % lainnya diperoleh melaui indra
lainnya.
Dalam Pendidikan Jasmani,banyak materi pelajaran yang harus diajarkan
pada tendangan dan pada tendangan juga terdapat berbagai jenis tendangan yaitu
tendangan lurus / depan, tendangan tusuk, tendangan kapret, tendagan jejag,
tendangan gajul, tendanga T, tendangan celorong, tendangan belakang, tendangan
taji, tendangan busur, tendangan baling, hentak bawah dan gejik, peneliti terfokus
kepada tendangan busur dimana dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
terdapat tiga indikator untuk tendangan busur, yaitu ;melakukan gerakan dasar
tendangan busur dengan hitungan, melakukan gerakan tendangan busur dengan
awalan, pelaksanaan, dan akhir.
Memberikan pembelajaran pencak silat yang menarik, praktis dan
diminati siswa adalah tugas seorang guru, khususnya guru penjas. Oleh karena itu
guru harus mampu menyesuaikan kebutuhan yang berhubungan dengan siswa dan
materi pembelajaran tersebut. Guru juga harus mampu menerapkan pendekatan,
model, metode dan strategi yang sesuai dengan materi pembelajaran yang akan
disampaikan.
Pencak silat adalah hasil usaha budi daya bangsa Indonesia yang telah
dikembangkan secara turun-temurun hingga mencapai bentuknya yang sekarang.
Pencak silat mempunyai 4 aspek sebagai kesatuan yang tak terpisahkan, yaitu (1)
aspek mental spiritual, (2) aspek beladiri, (3) aspek seni dan (4) aspek olahraga.
Aspek mental spiritual meliputi: Bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha
Esa; Tenggangrasa, percaya diri, dan disiplin; Cinta bangsa dan tanah air;
Persaudaraan; Solidaritas sosial.
Aspek beladiri, meliputi: Berani, tahan uji, tangguh, tanggap,
air.Aspek olahraga, meliputi: Sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari,
meningkatkan prestasi, menjunjung tinggi sportivitas, dan pantang menyerah.
Pencak silat merupakan cabang olahraga yang mempunyai karakteristik
gerak dan teknik tersendiri. Gerakan dasar dilatih secara benar dan intensif sejalan
dengan perkembangannya, pencak silat mengalami kemajuan teknik, baik teknik
pukulan, tendangan, tangkapan, elakan dan bantingan yang terwujud dalam
kemampuan pencak silat.
Hasil observasi peneliti kamis,21 maret 2013 di sekolah MTs. Swasta
Alwashliyah Pancur Batu yang berlamat Jl. Jamin Ginting Pancur Batu
Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara. berdasarkan
hasil observasi dan wawancara yang penulis lakukan disekolah tersebut, fasilitas
olahraga di MTs Swasta Alwashliyah terbilang cukup terpenuhi, sekolah ini
memiliki beberapa lapangan olah raga seperti lapangan Volly, lapangan futsal
yang hanya dari tanah tidak beralaskan semen dan tiang gawang hanya terbuat
dari kayu dan tenis meja yang berada digudang disamping ruangan kelas IX 1
serta beberapa fasilitas olahraga lainnya yang bisa dipakai untuk pembelajaran
Penjas di sekolah tersebut.
Pada saat peneliti mengobservasi guru pendidikan jasmani mengajar
tentang tendangan busur dalam pencak silat cendrung masih menggunakan model
pembelajaran konvensional seperti halnya pada sekolah kebanyakan, dimana guru
masih cenderung menggunakan pola pengajaran tradisional atau non media. Guru
lebih banyak berperan sendiri sementara materi yang disampaikan belum dikuasai.
Cara guru menyampaikan pelajaran cukup menarik yang pada dasarnya sering
menggunakan metode mengajar komando dan demonstrasi yang membuat siswa
tidak terlalu tegang mengikuti pelajaran, namun guru hanya menyampaikan materi
secara verbal dan saat guru mendemonstrasikan gerakan tendangan busur, kurang
dapat ditangkap oleh siswa secara optimal karena guru tersebut tidak dapat secara
maksimal mencontohkan gerakan tendangan busur tersebut dengan baik dan
benar.
Guru tersebut belum memanfaatkan media untuk membantu pembelajaran
tendangan busur, sehingga pembelajaran terkesan kurang menarik dan variasi
pembelajaran kurang berkembang dan hal tersebut tidak memenuhi untuk
tercapainya tahapan – tahapan dalam gerakan tendangan busur. Beliau hanya
memerintahkan siswa langsung melakukan tendangan, setelah melakukan
pemanasan dan guru melihat sesekali mengoreksi kesalahan siswa, itu
mengakibatkan kemampuan siswa belum maksimal,dan walaupun siswa
melakukan pengulangan terus menerus tendangan selama dua kali pertemuan
kemajuan tedangan siswa belum terihat.
Kebanyakan siswa kurang memahami saat melakukan tendangan busur,
salah satunya siswa yang tidak mempunyai lecutan atau tarikkan kaki sehingga
siswa pada saat melakukan tendangan busur tendangan yang dilakukan sampai
berputar dan banyak siswa yang belum bisa menjaga keseimbangan pada saat
yang kurang mengetahui tekhnik dasar pada saat melakukan tendangan busur dan
tendangan yang mereka lakukan tidak sesuai sasaran yang ada.
Hal tersebut yang membuat hasil belajar tendangan busur siswa sulit
mencapai ketuntasan, dimana dari 24 orang siswa hanya 7 orang siswa atau
29.17% yang tuntas belajar tendangan busur sedangkan 17 orang siswa atau
sekitar 70.83% siswa yang belum tuntas, dimana untuk memperoleh nilai 75 siswa
harus mampu melewati minimal 10 deskriptor dari skor tertinggi 12 deskriptor
pada teknik dasar tendangan busur, yaitu dengan memperoleh minimal 10
deskriptor yang mampu dilakukan siswa maka siswa tersebut sudah memperoleh
nilai 75. Mengapa demikian? Karena mereka tidak diberikan sesuatu yang dapat
menunjang aspek-aspek dalam teknik tendangan busur tersebut. Hal itu bisa
didapatkan melalui penggunaan media atau alat bantu yang dibuat atau yang
dirancang oleh guru pendidikan jasmani.
Untuk mencapai hasil lompatan maksimal dengan tahapan gerak yang
benar sebagai salah satu aspek penilaian hasil belajar psikomotor siswa maka
diperlukan usaha dari guru untuk mendesain pembelajaran guna merangsang dan
memperkuat kekuatan otot kaki sehingga siswa mampu melakukan tendangan
secara maksimal dengan teknik yang benar siswa itu dapat melakukannya. Hal
tersebut dapat disiasati dengan penggunaan media pembelajaran audiovisual yang
cara pengaplikasiannya sebagai media yang dijadikan tontonan video audio visual
untuk mengevaluasi tendangan yang benar dan salah pada pembelajaran
Untuk itu penulis dalam penelitian ini mencoba menggunakan media audio
visual, dimulai dari guru menyampaikan materi pembelajaran dengan alokasi
waktu 2 x 45 menit dalam sekali pertemuan. Pada ± 25 menit pertama guru
menjelaskan materi pembelajaran pencak silat sambil menampilkan video ( VCD
), jadi disini guru tidak hanya menyampaikan materi secara lisan tapi juga disertai
dengan menunjukan gerakan – gerakan dan teknik – teknik yang benar secara
langsung pada siswa, selanjutnya pada ± 65 menit guru membawa siswa
kelapangan untuk praktek langsung dengan materi yang telah disampaikan dan
dilihat dari video ( VCD ) shooting yang telah diputar. Dengan ini diharapkan
walaupun siswa belum praktek langsung pembelajaran pencak silat dilapangan
namun siswa bisa mendapatkan gambaran atau visualisasi yang nyata dikelas
seperti halnya praktek langsung dilapangan, siswa tidak hanya mendapat teori dari
guru seperti halnya yang terjadi pada umumnya dimana guru hanya menggunakan
metode ceramah dan komando, sehingga setelah pembelajaran dengan
menggunakan media audio visual ini dilaksanakan maka praktek langsung
dilapangan siswa dapat lebih mudah mencontohkan dan melakukan gerkan materi
pembelajaran pencak silat yang baik dan benar.
Dari hasil wawancara penulis dengan guru bidang studi penjas di MTs.
Swasta Al-Washliyah Pancur Batu pada tanggal 21 Maret 2013 Bpk.Edy Sutiono
SP.d Sebagai guru penjas mengatakan bahwa : “ Siswa kurang dapat
memahami teknik dasar melakukan gerakan tendangan busur dengan baik karena
menganggap materi pembelajaran pencak silat adalah olahraga biasa dan kurang
sehingga hasil belajar tendangan busur yang diperoleh kurang memuaskan,
kemudian disekolah ini penulis ketahui bahwa kemampuan siswa masih rendah.
Hal ini penulis ketahui dari masalah hasil belajar siswa untuk materi
tendangan yang masih dibawah rata – rata, penulis ketahui bahwa nilai rata –rata
kelas masih dibawah nilai rata –rata yaitu 70.00 dimana standar KKM sekolah
tersebut untuk mata pelajaran penjas adalah 75.00. hal ini juga tampak dari
praktek langsung siswa dilapangan, siswa masih banyak melakukan kesalahan –
kesalahan dalam beberapa sikap – sikap dan cara menendang, misalnya ketika
siswa melakukan tendangan busur siswa masih banyak melakukan dengan tidak
benar dan tidak sesuai dengan sasaran yaitu masih banyak siswa yang tidak bisa
menjaga keseimbangannya saat menendang yang seharusnya gerakan tendangan
harus juga dapat lurus kesamping dengan perkenanaan punggung kaki dan
menepatkan sasaran tendangan, sehingga menjadi tendangan yang lebih baik.
Penulis juga banyak melihat kurang aktifnya siswa saat pemebelajaran
berlangsung sehingga masalah juga tidak dari siswa saja melainkan cara
pengajaran dari guru tersbut.
Dari pengamatan penulis pemecahan masalah di atas dapat dilakukan
dengan memberikan metode pembelejaran yang berbeda agar para siswa tidak
bosan dan mudah dimengerti oleh siswa,dan dalam pembelajaran siswa juga harus
mengikuti apa yang disampaikan oleh gurunya atau yang dicontohkan.
Penulis memberi solusi dimana cara pembelajaran yang berbeda dan siswa
dimana siswa akan melihat bagai mana tekhnik dan cara-cara yang benar dalam
melakukan tendangan busur, solusi yang diberikan penulis dianggap lebih relevan
karena siswa akan tertarik mengikuti pembelajaran dengan media audio visual
dikarenakan siswa biasa melihat tendangan hanya dengan diluar saja atau
melihatnya secara langsung tetapi tidak secara detail. Disini siswa dapat melihat
di video bagai mana proses pembelajaran tendangan busur dan teknik – teknik
dalam tendangan busur.
Dari ketertarikan siswa dalam melihat dan mempelajarai tendangan busur
dengan benar di video bisa membuat siswa termotivasi untuk belajar dan
mempelajarinya lebih dalam sehingga akan dapat memperbaiki nilai hasil belajar
siswa dalam pembelajaran tendangan busur pencak silat, sehingga proses
pembelajaran pun tercapai.
Dari uraian diatas dan untuk mempermudah dan menambah penjelasan
khususnya dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa, maka penulis tertarik
untuk melakukan penelitian yang berjudul : “PENERAPAN MEDIA AUDIO
VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENCAK SILAT UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII MTs. SWASTA
AL-WASHLIYAH PANCUR BATU TAHUN AJARAN 2013-2014”
B. Indentifikasi Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan penulis diatas, maka penulis
dapat mengidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut : 1). Faktor – faktor
yang mempengaruhi pembelajaran pendidikan jasmani, 2) Pengetahuan dasar
tertarik serta tidak menunjukkan rasa antusias dalam pembelajaran, 4) Guru
kurang melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran disekolah.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang harus diteliti, maka dalam
penelitian ini masalah yang akan dibatasi mengingat luasnya masalah yang akan
diteliti seperti yang tercantum dalam identifikasi masalah, dimana didalam pencak
silat ada beberapa tekhnik dasar yaitu pukulan, tendangan, tangkisan, pola
langkah, dsb.
Peneliti melihat dari berbagai macam tekhnik dasar dalam pencak silat
tekhnik tendangan yang kurang dipahami oleh siswa salah satu contohnya yaitu
pada saat melakukan tendangan banyak siswa yang belum bisa menjaga
keseimbangan, tendangan yang seharusnya menggunakan lecutan atau tarikan
kaki kebanyakan siswa yang melakukan tendangan dengan sampai memutarkan
badannya dan banyak yang salah memiringkan badan pada saat sebelum
melakukan tendangan.
Dimana didalam tendangan terdapat berbagai jenis tendangan yaitu
tendangan lurus / depan, tendangan tusuk, tendangan kapret, tendagan jejag,
tendangan gajul, tendanga T, tendangan celorong, tendangan belakang, tendangan
taji, tendangan busur, tendangan baling, hentak bawah dan gejik maka dalam
penelitian ini peneliti mengambil tendangan yaitu tendangan busur dalam pencak
silat, dimana tendangan busur merupakan tendangan yang mengguakan teknik –
Banyak siswa pada saat melakukan tendangan busur kurang mengetahui
tekhnik – tekhnik yang ada sehingga kurang memuaskan hasil belajar pada materi
pencak silat tendangan busur. Secara garis besar tendangan semua sama tetapi
memilki sasaran yang berbeda, dimana salah satu tendangan dalam pencak silat
yaitu tendangan busur, tendangan busur bisa dibilang tendangan yang sulit
diantara tendangan – tendangan yang ada dalam pencak silat. Masalah yang sering
terjadi adalah banyaknya yang belum bisa menjaga keseimbangan, belum bisa
menempatkan sasaran dengan benar dan melakukan tekhnik tendangan dengan
benar.
Variasi pembelajaran yang kurang berkembang membuat hasil belajar
yang menurun dan membuat kejenuhan pada siswa, sehingga banyak solusi –
solusi untuk menanggulangi masalah tersebut. Media audio visual adalah salah
satu alat atau variasi pembelajaran yang baru untuk menanggulangi masalah yang
ada pada pembelajaran saat ini.
Sehingga masalah yang akan dibatasi dalam penelitian ini adalah
Penerapan Media Audio Visual Dalam Pembelajaran Pencak Silat Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII MTs. Swasta Alwashliyah Pancur
Batu Tahun Ajaran 2013 – 2014.
D. Rumusan Masalah
Dari batasan masalah sebelumnya maka dapat dirumuskan permasalahan
yang diteliti adalah : “ Bagaimanakah penggunaan media audio visual untuk
meningkatkan hasil belajar tendangan busur dalam pembelajaran pencak silat
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
penggunaan media audio visual untuk meningkatkan hasil belajar tendangan
busur dalam pembelajaran pencak silat siswa kelas VII MTs. Swasta Alwashliyah
Pancur Batu Tahun Ajaran 2013 – 2014.
F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian diatas dapat diperoleh manfaat penelitian
sebagai berikut :
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam
pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya yang berhungungan
langsung dengan penjas yang menggunakan media audio visual.
2. Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti dalam
menerapkan pengetahuan yang diperoleh dibangku kuliah terhadap
masalah – masalah yang diadapi didunia pendidikan secara nyata.
3. Diharapkan dengan adanya hasil dari penelitian ini dapat menjadikan
masukan yang berharga bagi pihak sekolah dan upaya sosialisasi
perlunya penggunaan media audio visual terhadap pembelejaran
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil belajar yang diperoleh siswa pada tiap siklus, dapat
disimpulkan bahwa penggunaan media Audiovisual dapat meningkatkan hasil
belajar tendangan busur siswa kelas VII MTs. Swasta Alwashliyah Pancur Batu
Kab. Deli Serdang Tahun Ajaran 2013/2014, dengan perbandingan PKK siklus I
adalah 62,50% dan PKK siklus II meningkat menjadi 83,33%.
B. Saran
Sebagai saran yang dapat diberikan peneliti adalah sebagai berikut :
1. Disarankan kepada Guru Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
MTs. Swasta Alwashliyah Pancur Batu dapat menggunakan media
Audiovisual pada kegiatan belajar mengajar.
2. Disarankan juga kepada Guru Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan untuk lebih mengatur atau membuat strategi cara memotivasi
siswa dan agar siswa lebih berani berbicara atau bertanya pada saat proses
pembelajaran.
3. bagi peneliti lain yang ingin mencoba meneliti pengunaan media
Audiovisual, mungkin dapat menciptakan bentuk materi pembelajaran
4. Kepada para teman – teman mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahraan
UNIMED untuk dapat mencoba melakukan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) dengan menggunakan media Audiovisual pada materi lain.
5. Dapat dijadikan sebagai bahan acuan bagi para peneliti berikutnya dengan
DAFTAR PUSTAKA
Efendi Said, Pembinaan Olahraga Indonesia. Medan 1989
Gugun Arief Gunawan.2007. Bela Diri. Yogyakarta : Insan Madani
Haidir dan Salim.2012. Strategi pembelajaran. Medan. Kelompok penerbit perdana Mulya Satana anggota Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI )
Hamzah B.Uno dan Nurdin Mohamad.2011. belajar dengan pendekatan PALKEM. Jakarta : PT Bumi Aksara
Hidayat, Roni.2010.Seni bela diri pencak silat. Jakarta : PT. Regina Utama
Http//blogspot.Bompa, Tudor O. 1986. Theory and methodology of training.
The United States of American: Kendal/Hunt Publishing Company
Http//Blogspot.Peny, K.S. 1988. Pengalamanku sebagai Atlet dan Dokter Olahraga dalam Profilling Athlete. Kumpulan makalah diskusi ilmiah berkalah XXXVILS/D XIII (PIO). Jakarta: KONI Pusat
Istarani.2010. Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ). CV. Iscom Medan
Lutan Rusli dan Adang Suherman.2000. Perencanaan Pembelajaran Penjaskes. Milik Negara
Roji, 2004. Pendidikan Jasmani untuk SMP kelas VII.Jakarta, Erlangga
R.P. Moch. Saleh T.A dan J. Matakapun. 1983 Bela Diri II. Jakarta CV Gembira
Sagala Syaiful.2003. Konsep dan makna pembelajaran. Bandung :CV.Alfabeta
Subroto, Joko dan Rohadi, Muchammad. 1996. Kaidah-kaidah pencak silat, seni bela diri. Solo: CV. Aneka
Zubaedi. 2011. Desain Pendidikan Karakter . Bengkulu. Kencana Prenada Media group
www. Wikipedia.Agusti, Husni. 1992. Teknik dan program latihan. Jakarta: Rineka Cipta