• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ringkasan - KAJIAN NYAMUK VEKTOR D IDAERAH ENDEMIK FILARIASIS DI KENEGARIAN MUNGO DAN LUHAK, KECAMATAN LUAK KABUPATEN LIMA PULUH KOTA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Ringkasan - KAJIAN NYAMUK VEKTOR D IDAERAH ENDEMIK FILARIASIS DI KENEGARIAN MUNGO DAN LUHAK, KECAMATAN LUAK KABUPATEN LIMA PULUH KOTA."

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENELITIAN

DOSEN MUDA

TAHUN ANGGARAN 2008

KAJIAN NYAMUK VEKTOR DI DAERAH ENDEMIK FILARIASIS DI

KENAGARIAN MUNGO DAN LUHAK, KECAMATAN LUHAK

KABUPATEN LIMA PULUH KOTA, SUMATERA BARAT

Oleh:

Dra. Hasmiwati, M.Kes.

dr. Nurhayati, M. Biomed.

DIBIAYAI OLEH PROYEK PENINGKATAN PENELITIAN PENDIDIKAN TINGGI DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL TAHUN ANGGARAN 2008

NOMOR: 051a/H.16/PL/DM/III/2008

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ANDALAS

(2)

RINGKASAN

KAJIAN NYAMUK VEKTOR D IDAERAH ENDEMIK FILARIASIS DI KENEGARIAN MUNGO DAN LUHAK, KECAMATAN LUAK

KABUPATEN LIMA PULUH KOTA (Hasmiwati dan Nurhayati , 2008)

Filariasis adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh cacing filaria yang hidup dalam pembuluh dan kelenjer limfa. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk. Penyakit filariasis umumnya menyerang masyarakat usia dewasa muda yang aktif bekerja sehingga menurunkan produktivtas ekonomi. Lebih dari 22 juta penduduk Indonesia tinggal didaerah endemis filariasis dan diperkirakan 3 – 4 juta terinfeksi. Indonesia filariasis limfatik disebabkan oleh Wucheria bancrofti (filariasis bancrofti) serta Brugia malayi dan Brugia timori (filariasis brugia) dan dikenal umumnya penyakit kaki gajah. Filariasis ditularkan melalui gigitan nyamuk vektor seperti nyamuk Culex quinqquefasciatus di darah perkotaan dan Anopheles spp., Aedes spp serta nyamuk

Mansonia sp. di daerah pedesaan. Didalam tubuh nyamuk vektor mikrofilaria yang terisap bersama darah berkembang menjadi larva infektif. Larva infektif masuk secara aktif kedalam tubuh hospes waktu nyamuk menggigit hospes dan berkembang menjadi dewasa dan melepaskan microfilaria kedalam peredaran darah.

Telah dilakukan penelitian tentang jenis-jenis nyamuk vektor filariasis dan penentuan kepastian perannya sebagai vektor didaerah endemik filariasis dikenagarian Mungo yaitu didesa Koto Bakuruang dan Desa Indobaleh dari bulan dari bulan Mei sampai dengan bulan Oktober 2008 yaitu dengan penangkapan nyamuk dengan Ligt Trap sebanyak 10 kali penangkapan dengan rentang waktu 1 kali 15 hari.

(3)

Pada penelitian ini didapatkan 5 jenis nyamuk yaitu : Anopheles nigerrimus, Armigeres

sp, Culex tritaeniorhynchus, Culex bitaeniorhynchus dan Mansonia uniformis dengan kelimpahan nisbi masing-masingnya adalah : Cu. tritaeniorhyncus 70,46%; Cu. bitaeniorhyncus 18,13%; An. nigerrimus 7,66%; Armigeres spp. 2,43% dan Mansonia uniformis 1,5%. Dari pembedahan nyamuk tidak didapatka adanya larva dalam tubuh nyamuk, maka kepastian nyamuk yang berperan sebagai vektor belum didapatkan.

(4)

SUMMARY

Filariasis is one of infection disease caused by filarial worm living in lymphatic gland. This disease is transmitted through mosquito biting. Filariasis is generally suffered people so that decrease an economical productivity. More than 22 million of Indonesia people live in endemic filarisis area and approximately 3-4 million are infected by filarial worm. Lymphatic filariasis caused by Wucheria bancrofti (bancrofti filariasis) and Brugia malayi dan Brugia timori (brugia filariasis. Filariasis is trasnmitted by mosquito biting such as Culex quinqquefasciatus (at city area), Anopheles spp., Aedes spp and Mansonia

sp. (at village areas). In body of mosquito, microfilaria vector grow to infective larva and entering blood circulation.

This study on mosquito as filariasis vector and their important role as vector has been done at filariasis endemic area in Koto Bakuruang and Indobaleh villages. The mosquito samples were colelcted from May to October 2008 by using ligth trap, twice a month with total 10 ten days collection.

Five species of mosquotoes were recorded, those are Anopheles nigerrimus, Armigeres sp, Culex tritaeniorhynchus, Culex bitaeniorhynchus and Mansonia uniformis

with relative abundance as follow: Cu. tritaeniorhyncus 70,6%; Cu. bitaeniorhyncus

18,2%; An. nigerrimus 7,5%; Armigeres spp. 2,4% and Mansonia uniformis 1,5%. Disection of mosquitos indicated thatfilarial larva were not found, it suggested that an important role of mosquitoes as filarial vector was clarified yet.

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu, dengan adanya persepsi positif mengindikasikan bahwa masyarakat di sekitar kawasan penyangga TNWK masih memiliki kepedulian dan kesadaran yang baik

The results showed that the difference in storage time effect on seed viability sorghum shown by variable seed moisture content electrical conductivity, speed of

Perbedaan Gender (PG) APK dihitung dari APK la ki-l aki dikurang i A PK p erem puan. Ca ra menghitung APK laki-laki, yaitu jumlah siswa laki- laki dibagi dengan penduduk

Algoritma honey bee mating optimization merupakan salah satu jenis dari algoritma genetika, algoritma honey bee mating optimization menirukan proses lebah dalam mencari ratu

1) Pada awal tatap muka, guru mengabsen siswa, memotivasi siswa serta mengajak siswa untuk memperhatikan pelajaran yang akan diberikan, setelah itu barulah

Hal ini diperkuat oleh penelitian Bean, (2011) bahwa tingkat keberhasilan penulisan jurnal 90% sehingga dapat meningkatkan nilai ujian. Biologi sel yang merupakan

Dalam pembahasan ini disimpulkan bahwa sistem bilangan kompleks dengan operasi penjumlahan dan perkalian memenuhi sifat-sifat yang dimiliki oleh lapangan ( field),

Kedua; dari ke tiga hotel yang diteliti lalu dianalisis oleh penulis maka kota Jambi menunjukkan kriteria kurang layak dijadikan tempat pengamatan hilal, diuji