• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH SUPERVISI PENDIDIKAN 1 )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH SUPERVISI PENDIDIKAN 1 )"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kegiatan pendidikan dan pembelajaran dilembaga pendidikan seperti Madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah, Aliyah, dan Sekolah Umum lainnya (SD, SMP, SMA), dapat berbentuk kegiatan akademik dan non akademik. Kegiatan akademik yang dikenal sebagai kegiatan pendidikan dan pembelajaran yang cakupan kegiatan sentral dalam lembaga pendidikan. Keberhasilan atau kegagalan suatu lembaga pendidikan sangat tergantung pada aktivitas akademik ini.

Untuk menenkankan kualitas pendidikan di sekolah, nampaknya kegiatan yang menjadi

lebih penting dalam proses akademik itu adalah kegiatan monitoring dan controlling atau

pengawasan seluruh komponen dan aktivitas akademik.program peningkatan mutu pendidikan di madrasah atau sekolah dapat dicapai apabila kegiatan pendidikan dan pembelajaran disekolah berlangsung dengan baik, berdaya guna dan berhasil guna. Hal tersebut dapat terlaksana apabila ditunjang dengan adanya upaya peningkatan kemampuan personil pendidikan di Madrasah atau sekolah. Kepala madrasah sebagai penanggung jawab utama dalam keberhasilan sekolah perlu meningkatkan kinerja sebagai pengawas, sekaligus pembina personil pendidikan yang lain.

Mengingat begitu pentingnya peranan guru dalam upaya peningkatan mutu pendidikan maka selayaknyalah bila kemampuan guru ditingkatkan melalui program pembinaan secara terus menerus, agar paar guru benar-benar memiliki kemampuan yang sesuai tuntutan profesional. Salah satu cara untuk melakukaan pembinaan profesionalitas kinerja guru dalam bidang akademik perlu diadakan kegiatan pengawasan akademik di sekolah oleh pengawas akademik yang profesional.

Pengawasan merupakan fungsi administrasi yang tergolong pokok dan penting. Pengawasan merupakan kegiatan administrasi yang dilakukan setelah perencanaan dan pengorganisasian.

(2)

1.2 Rumusan Masalah

1. Pengertian Supervisi Pendidikan 2. Tujuan Sasaran Pendidikan 3. Fungsi Pendidikan

4. Manfaat Pendidikan

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan Makalah ini antara lain

1. Mengetahui yang dimaksud supervise pendidikan 2. Mengetahui pentingnya pendidikan dan tepat sasaran

(3)

BAB II PEMBAHASAN SUPERVISI PENDIDIKAN

2.1. Pengertian Supervisi Pendidikan

Kata supervisi berasal dari bahasa Inggris supervision yang terdiri dari dua kata, yaitu

super dan vision. Yang mengandung pengertian melihat dengan sangat teliti pekerjaan secara keselurhan. Orang yang melakukan supervisi disebut supervisor.

Menurut para ahli diantaranya:

1. Ben M. Harris, dalam bukunya Supervisor Behaviour in Education 1975 menyatakan bahwa

supervisi apa yang personalia sekolah lakukan dengan orang dewasa dan alat-alat dalam rangka mempertahankan ataumengubah pengelolaan sekolah untuk mempengaruhi pencapaian tujuan instruksional sekolah. Supervisi mempunyai impact dengan pelajar melalui perantaraan orang lain dan alat.

2. Drs. Ngalim Purwanto, dkk, dalam bukunya Administrasi Pendidikan, 1979. menyatakan: supervisi adalah aktifitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif.

3. Drs. Ametembun, dalam bukunya, Supervisi Pendidikan, 1975, menyatakan: Supervisi Pendidikan adalah pembinaan kearah perbaiakan situasi pendidikan pada umumnya dan pertbaikan mutu belajar mengajar di sekolah pada khususnya.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat dikemukakan secara sederhana bahwa supervisi pada dasarnya adalah upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran dengan ditunjang oleh unsur-unsur lain, seperti guru, sarana dan prasarana, kurikulum sistem pengajaran dan penilaian. Supervisor bertugas dan bertanggung jawab memperhatikan perkembangan unsur-unsur tersebut secara berkelanjutan.

2.2. Tujuan dan Sasaran Supervisi Pendidikan

Di bawah ini akan digambarkan secara ringkas tentang tujuan dan sasaran supervisi

pendidikan yang harus dicapai.Tujuan supervisi pendidikan adalah perbaikan dan

perkembangan proses belajar mengajar secara total, ini berarti bahwa tujuan supervise tidak hanya untuk memperbaiki mutu mengajar guru, tapi juga membina pertumbuhan profesi guru dalam arti luas, termasuk didalamnya pengadaan fasilitas-fasilitas, pelayanan kepemimpinan

(4)

Berdasarkan rumusan diatas, maka kegiatan supervise pendidikan pada dasarnya diarahkan pada hal-hal sebagai berikut:

1. Membangkitkan dan merangsang semangat guru dan pegawai sekolah dalam menjalankan

tugasnya masing-masing dengan baik.

2. Mengembang dan mencari metode-metode belajar mengajar yang baru dalam proses

pembelajaran yang lebih baik dan lebih sesuai.

3. Mengembangkan kerjasama yang baik dan dalam lingkungan sekolah harmonis antara guru

dengan siswa, guru dengan sesama guru, guru dengan kepala sekolah dan seluruh staf sekolah yang berada dalam lingkungan sekolah yang bersangkutan.

Disamping tujuan, supervisi pendidikan juga diarahkan pada dua sasaran pokok, yaitu supervisi kegiatan yang bersifat teknis edukatuif dan teknis administratif. Supervisi teknis edukatif meliputi kurikulum, proses belajar mengajar dan evaluasi/ penilaian. Sedangkan supervisi teknik administratif meliputi administrasi profesional, administrasi material, administrasi kuangan, administrasi laboratorium, perpustakaan sekolah dan lain-lain.

Fungsi kepemimpinan melekat pada seorang supervisor karena dia adalah pemimpin. Begitu pula pengawasan, karena pada hakekatnya supervisor adalah pengawas yang tugas pokoknya melakukan pengawasan. Sedangkan fungsi pelaksana terdapat pada supervisor, karena ia adalah pelaksana dilapangan yang dalam istilah bukunya adalah pejabat fungsional, sama halnya dengan guru dan kepala sekolah.

Pelaksanaan pengawasan Pendidikan Agama Islam memiliki sasaran yang spesifik, yakni:

1. Pengawasan atau pelaksanaan pegembangan kehidupan beragama di TK dan atas

pelaksanaan tugas guru pendidikan agama Islam pada sekolah umum (SD, SMP, SMA dan SMK) terlaksana dengan lancar, aman dan bermutu sesuai dengan volume dan frekuensi yang telah ditetapkan

2. Efesiensi dan efektivitas pelaksanaan pendidikan agama Islam pada sekolah umum (TK, SD,

SMP, SMA, dan SMK) tercapai pada setiap semester sesuai dengan petunjuk teknis yang telah ditetapkan

3. Wawasan, kemampuan professional dan kerjasama guru pendidikan agama Islam pada

sekolah umum meningkat pada setiap tahun ajaran (semester) sesuai dengan kebutuhan kondisi wilayah dan ketentuan yang berlaku.

(5)

1. Pengawasan terlaksana secara merata dan aman sesuai dengan volume dan frekuensi yang

telah ditetapkan

2. Kondisi objektif tentang sikap professional Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI) pada

Sekolah Umum diketahui secra jelas

3. Ondisi objektif tentang kemampuan profesioanal Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI)

pada Sekolah Umum diketahu secara jelas

4. Informasi pencapaian hasil dan proses belajar mengajar di tiap-tiap sekolah diperoleh secara

cepat, tepat dan up to date

5. Informasi tentang kondisi objektif pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di sekolah-sekolah

diketahui secara jelas.

Secara garis besar tujuan supervisi dapat dibedakan atas tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum menurut Rifai (1982) adalah membantu guru meningkatkan kemampuannya agar menjadi guru yang lebih baik. Selanjutnya Bafadal (1992) mengatakan bahwa tujuan supervisi adalah untuk membantu guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan yang ditetapkan bagi murid-muridnya.

Menurut Rifai (1982) tujuan khusus supervisi adalah sebagai berikut :

a. Membantu guru agar dapat lebih mengerti tujuan dan fungsi sekolah dalam usaha mencapai tujuan pendidikan.

b. Membantu agar guru lebih menyadari dan mengerti kebutuhan-kebutuhan siswa serta masalah yang dihadapinya.

c. Melaksanakan kepemimpinan efektif dengan cara yang demokratis dalam rangka meningkatkan kegiatan profesional di sekolah dan menjaga hubungan staf yang kreatif untuk meningkatkan kemampuan masing-masing.

d. Menemukan kemampuan dan kelebihan tiap guru dan memanfaatkan dan mengembangkan keampuan tersebut.

e. Mambantu guru meningkatkan kamampuan mengajar di depan kelas.

f. Membantu guru baru dalam masa orientasinya supaya cepat dapat menyesuaikan diri dengan tugasnya dan dapat mendayagunakan kemampuannya secara maksimal.

(6)

2.3. Fungsi Supervisi Pendidikan

Setelah mengetahui dan memahami tujuan dan sasaran supervise, maka hal penting lainnya yang perlu dikuasai pula oleh para supervisor adalah fungsi-fungsi supervisi. Secara garis besar fungsi supervisi dapat dikelompokkan dalam tiga bidang yaitu dalam bidang pendidikan, dalam bidang pengawasan dan dalam bidang pelaksana.

Fungsi kepemimpinan melekat pada seorang supervisor karena dia adalah pemimpin. Begitu pula pengawas yang tugas pokoknya melakukan pengawasan. Sedangkan fungsi pepelaksana terdapat pada supervisor, karena dia adalah para pelaksana dilapangan yang dalam istilah bukunya adalah pejabat fungsional, sama halnya dengan guru dan kepala sekolah.

Untuk sekedar memperoleh gambaran tenntang rincian dari fungsi-fungsi tersebut, dapat disimak pada uraian berikut:

1. Dalam fungsi kepemimpinan, seorang supervisor hendaknya melakukan hal-hal sebagai

berikut:

2. meningkatkan semangat kerja kepala sekolah, guru dan seluruh staf sekolah yang berada

dibawah tanggung jawab dan kewenangannya

3. mendorong aktifitas dan kreatifitas serta dedikasi seluruh personil sekolah 4. mendorong terciptanya suasana kondusif didalam dan diluar lingkungan sekolah

5. menampung, melayani dan mengakomodir segala macam keluhan aparat kependidikan di

sekolah tersebut dan berusaha membantu pemecahannya

Dalam melaksanakan fungsi pengawasan, seorang supervisor hendaknya memperhatikan hal-hal berikut:

1. mengamati dengan sungguh-sungguh pelaksanaan tugas kepala sekolah, guru, dan seluruh

staf sekolah diketahui dengan jelas tugas yang dilaksanankan itu sesuai dengan rencana atau tidak

2. memantau perkembangan pendidikan dan pengajaran di sekolah yang menjadi tanggung

jawab dan kewarganegaraanya termasuk belajar sisiwa pada sekolah yang bersangkutan

3. mengawasi pelaksanaan administrasi sekolah secara keseluruhan yang di dalamnya terdapat

administrasi personil, admisistrasi materil, administrasi kurikulum

4. disamping mengawasi, para supervisor juga melaksanakan fungsi penilaian dan pembinaan

terhadap berbagai aspek yang menjadi tugas pokoknya.

Dalam melaksanakan fungsi pelaksana, seorang supervisor memperhatikan kegiatan-kegiatan berikut:

(7)

2. melaporkan hasil supervisi atau pengawasan kepada pejabat yang berwenang untuk dianalisis

dan dirindaklanjuti

3. mengamankan berbagai kebijakan yang telah di tetapkan

2.4. Ruang Lingkup Supervisi Pendidikan

Dalam dunia pendidiakn dan pengajaran terdapat tiga unsure pokok yang saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Unsur-unsur dimaksud adalah unsur personal, material dan operasional. Oleh sebab itu ruang supervisi pendidikan pun mencakup unsur tersebut, yang bila dijabarkan akan tergambar sebagai berikut:

1. Unsur Personal

Lingkup pertama dalam supervisi pendidikan adalah para personal dalam sekolah/ madrasah yang disupervisi. Adapun personal dimaksud adalah kepala sekolah, pegawai tata usaha, guru dan siswa.

a. Kepala Sekolah

Hal-hal pokok yang perlu disupervisi terhadap kepala sekolah adalah:

1) masalah jalannya pendidikan dan pengajaran 2) masalah administrasi sekolah

3) masalah kerjasama sekolah lain dan instansi terkait lainnya 4) masalah kepemimpinan kepala sekolah

4) masalah pelayanan terrhadap kepala sekolah, guru dan siswa c. Guru

Hal-hal pokok yang perlu disupervisi adalah:

1) masalah wawasan dan kemampuan professional guru 2) masalah kehadiran dan aktaifitas guru

3) masalah kerja sama guru dengan kepala sekolah, guru dengan sesama guru, guru dengan

pegawai tata usaha, dan guru dengan siswa

(8)

Hal-hal pokok yang perlu disupervisi adalah:

1) motivasi belajar sisiwa

2) tingkat kesulitan belajar yang dialami siswa 3) pengembangan organisasi siswa (OSIS)

4) kelengkapan sarana dan prasarana sekolah, termasuk laboratorium, perpustakaan, alat-alat

olahraga dll 2. Unsur Material

Hal-hal pokok yang perlu disupervisi terrhadap material dan sarana fisik lainnya adalah:

a. ketersediaan ruangan untuk perpustakaan, laboratorium, ruang praktek ibadah, aula dll b. pengelolaan dan perawatan terhadap fasilitas tersebut di atas

c. pemanfaatan buku-buku teks pokok dan buku-buku penunjang

3. Unsur Operasional

Hal-hal pokok yang perlu disupervisi terhadap unsure-unsur operasional antara lain:

a. masalah yang berkaitan dengan teknis edukatif, yang mencakup:

1) kurikulum

2) proses belajar mengajar

3) evaluasi/ penilaian

4) kegiatan ekstra kulikuler

b. masalah yang berkaitan dengan teknis administrative, yang mencakup: 1) administrasi personal

2) administrasi material 3) administrasi kurikulum

c. masalah yang berkaitan dengan kordinasi dan kerja sama yang mencakup: 1) sekolah dengan keluarga dan masyarakat

2) sekolah dengan sekolah-sekolah lainnya

3) sekolah dengan lembaga swadaya masyarakat (LSM) 4) sekolah dengan organisasi kepemudaan

5) sekoalah dengan instansi pemerintah terkait

d. masalah yang berkaitan dengan pengembangan kelembagaan, yang mencakup: 1) pengembangan KKG dan MGMP

2) pengembangan KKS dan MKKS

(9)

4) pendayagunaan wadah KKG dan MGMP yang ada

e. masalah-masalah yang berkaitan dengan ekstra kulikuler, seperti:

1) peringatan hari besar di sekolah

2) peringatan hari besar

3) kegiatan pesantren kilat

4) kegiatan sosial kemasyarakatan

2.5. Teknik-teknik Supervisi Pendidikan

Dalam melakukan tugas-tugas supervisi, para supervisor terutama pengawas dapat memilih dan mengunakan beberapa teknik supervisi, antara lain kunjungan kelas, kunjungan sekolah, tes dadakan, konferensi kasus, observasi dokumen, wawancara, angket, laporan tertulis dan sebagainya.

2.6. Peranan Supervisi

Menurut Rifai (1982) peranan supervisi ada 7 macam : a. Supervisi sebagai kepemimpinan

Supervisor sebagai pemimpin hendaklah mempunyai kemampuan menggerakkan atau mempengaruhi guru agar mau menigkatkan kemampuan profesionalnya, sehingga proses belajar mengajar menjadi lebih baik dan efektif. Tanpa adanya kepemimpinan dari supervisor, kegiatan supervisi tidak akan efektif.

b. Supervisi sebagai inspeksi

Supervisi dapat diawali dengan inspeksi. Tujuan inspeksi dalam hal ini adalah untuk mendapatkan data/ informasi mengenai pelaksanaan proses belajar mengajar yang dilaksanakan guru. Berdasarkan data tersebut dapat ditentukan tindak lanjut yang akan dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan guru.

c. Supervisi sebagai penelitian

Supervisi berperan sebagai penelitian, terutama untuk mengetahui objektivitas dan relevansi data dengan permasalahan yang ditemui pada waktu inspeksi.

(10)

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh melalui penelitian dapat ditentukan tindakan-tindakan apa yang akan dilakukan untuk pembinaan/ peningkatan kemampuan guru dalam mengelolaan proses belajar mengajar. Peningkatan kemampuan guru dilakukan melalui latihan-latihan atau bimbingan agar menjadi lebih efektif.

e. Supervisi sebagai sumber dan pelayanan

Dalam proses supervisi, supervisor dapat berperan sebagai sumber informasi, sumber ide, sumber petunjuk dalam berbagai hal dalam rangka peningkatan kemampuan profesional guru.

f. Supervisi sebagai koordinasi

Kepala sekolah sebagai supervisor harus memimpin sejumlah guru/ staf yang masingnya mempunyai tugas dan tanggung jawab sendiri-sendiri. Supervisor

haruslah memberikan bantuana dan pembinaan kepada guru dan tetap menjaga agar setiap guru dapat menjalankan tugasnya dengan baik dalam situasi kerja yang kooperatif.

g. Supervisi sebagai evaluasi

Untuk mengetahui kemampuan guru yang akan dibina perlu dilakukan evaluasi sehingga program supervisi cocok dengan kebutuhan guru. Selain itu melalui evaluasi dapat pula diketahui kemampuan guru setelah mendapatkan bantuan dan latihan dari supervisor.

2.7. Peran supervisor dalam supervisi pendidikan

Ada beberapa pendapat tentang peran supervisor pendidikan diantaranya: Menurut M. Haris mengemukakan sepuluh bidang tugas supervisor yaitu:[8] 1) Mengembangkan kurikulum

2) Pengorganisasian pengajaran 3) Pengadaan staf

4) Penyediaan fasilitas

(11)

7) Pemberian orientasi anggota staf 8) Pelayanan murid

9) Hubungan masyarakat 10) Penilaian pengajaran

Menurut Hendiyat Soetopo peran supervisor menujukkan adanya akstifitas supervisi antara kepala sekolah dan guru meliputi kegiatan pembimbingan, bantuan, layanan, serta pembinaan yang berkiatan dengan peningkatan kemampuan guru dalam proses pembelajaran. Mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah, maka kepala sekolah sebagai supervisor diantaranya yaitu membantu guru dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi proses. Menurut Made Pidarta upaya yang dilakukan oleh supervisor dalam memberikan pekerjaan yang inovatif dan menantang, memberi penghargaan atas prestasi kerja guru, memberi kesempatan berkreasi baik individu ataupun kelompok, serta memberi kesempatan kepada guru untuk berpartisipasi dalam aktivitas sekolah. Menurut olivia peran supervisor yang utama ada 4, (1) sebagai koordinator, (2) sebagai konsultan, (3) sebagai pemimpin kelompok, (4) sebagai evaluator.[9]

Seorang pemimpin pendidikan yang berfungsi sebagai supervisor nampak dengan jelas peranannya. Sesuai dengan pengertian hakiki dari supervisi itu sendiri, maka peranan supervisor ialah memberi support (supporting) membantu (assisting) dan mengikut sertakan (sharing). Peranan seorang supervisor ialaha menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga guru-guru merasa aman dan bebas, dalam mengembangkan potensi dan daya kreasi mereka dengan penuh tanggung jawab. Suasana yang demikian hanya dapat terjadi bila kepemimpinan dari supervisor itu bercorak demokratis buka otokratis atau laissez faire. Kebanyakan guru seolah-olah mengalaami kelumpuhan tanpa inisiatip dan daya kreatip karena supervisor dalam meletakkan interaksi dan interelasi, yang bersifat mematikan kemungkinan-kemungkinan perkembangan ini.[10]

3. Kompetensi yang harus dimiliki oleh supervisor

(12)

lainnya dalam lembaga pendidikan, (2) berkaitan dengan pribai guru berkaitan dengan pribadi guru, menyangkut pengetahuan guru, kemmapuan membuata perencanaan dan mengambil keputusan, motivasi kerja, tahapan perkembangan atau kematangan dan keterampilan guru, (3) berkaitan dengan support system dalam pengajaran yaitu kulrikulum, berbagai buku teks, serta ujian-ujian, (4) siswa sendiri yang keberadaannya di dalam kelas sangat bervariasi. Dalam hal adult development, supervisor harus menegtahui tahapan perkembanagan dan kematangan kerja seorang guru, tahapan perkembangan moral, tahapan pengembangan profesional, serta berbagai prinsip dab teknik pembelajaran orang dewasa. Supervisor harus mengetahui ukuran kemajuan dan ke efektifan sebuah sekolah. Hal ini merupakan muara dari kegiatan yang dilakukan bersama para guru dan kepala sekolah. Selain berkaitan dengan pembelajaran di dalam kelas, supervisor juga harus siapmembantu kepala sekolah dalam bidang manajerial secara umum.[11]

2.8. Unsur-unsur supervisi

Dengan pengertian baru tentang supervisi yaitu semua upaya dalam rangka untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, maka yang menjadi pelaku supervisi bukan lagi hanya pengawas dna kepala sekolah tetapi beberpa pihak terkait dengan kegiatan pembelajaran diantaranya:[12]

1) Pengawas

Pengawas adalah penanggung jawab utama atas terjadinya pembinaan sekolah sesuai dengan jenis dan jenjang lembaga pendidikannya.

2) Kepala Sekolah

Kepala sekolah sebagai supervisor, setiap hari ia dapat secara langsung melihat dan menyaksikan kejadian, bahkan dengan langsung pula dapat memberikan pembinaan untuk peningkatan.

3) Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum

Tugas Wakasek Bidang Kurikulum ini adalah mengurusi semua urusan yang berkaitan dengan kurikulum dan pembelajaran.

(13)

Wakasek bidang kesiswaan adalah pejabat yang dapat dikatakan paling akrab dengan seluruh kehidupan siswa. Dengan kedudukan itu yang bersangkutan dapat elakukan upaya pembinaan secara intensif, baik berdasarkan data yang diperolehnya sendiri maupun “titipan” dari pihak lain, misalnya kepala sekolah dan guru-guru.

5) Wali Kelas

Wali kelas adalah personil yang bertanggung jawab atas kemajuan siswa di kelas tertentu. Dengan kedudukannya itu wali kelas tentunya memiliki data yang lengkap tentang keadaan siswa yang terdaftar di kelas bersangkutan.

6) Petugas Bimbingan dan Konseling

Dalam kegiatan supervisi sekolah ini petugas bimbingan dan konseling diberdayakan dan dihidupkan fungsinya sebagai pelaksana bimbingan studi, yaitu mengolah data tentang hal-hal yang snagat berkaitan dengan upaya meningkakan prestasi belajar siswa.

7) Petugas Perpustakaan

(14)

BAB III PENUTUPAN

3.1 KESIMPULAN

Kata supervisi berasal dari bahasa Inggris supervision yang terdiri dari dua kata, yaitu

super dan vision. Yang mengandung pengertian melihat dengan sangat teliti pekerjaan secara keselurhan. Orang yang melakukan supervisi disebut supervisor.

Disamping tujuan, supervisi pendidikan juga diarahkan pada dua sasaran pokok, yaitu supervisi kegiatan yang bersifat teknis edukatuif dan teknis administratif. Supervisi teknis edukatif meliputi kurikulum, proses belajar mengajar dan evaluasi/ penilaian. Sedangkan supervisi teknik administratif meliputi administrasi profesional, administrasi material, administrasi kuangan, administrasi laboratorium, perpustakaan sekolah dan lain-lain.

Setelah mengetahui dan memahami tujuan dan sasaran supervise, maka hal penting lainnya yang perlu dikuasai pula oleh para supervisor adalah fungsi-fungsi supervisi. Secara garis besar fungsi supervisi dapat dikelompokkan dalam tiga bidang yaitu dalam bidang pendidikan, dalam bidang pengawasan dan dalam bidang pelaksana.

Dalam dunia pendidiakn dan pengajaran terdapat tiga unsure pokok yang saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Unsur-unsur dimaksud adalah unsur personal, material dan operasional.

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Depag RI, 2004, Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Jakarta. Depag RI, 2005, Kepengawasan Kependidikan, Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan dasar ini, maka materi pendidikan Islam harus di desain untuk dapat mengakomodasi persoalan-persoalan yang menyangkut dengan kebutuhan manusia, yaitu

Orang yang tidak memiliki pertimbangan dan kemampuan untuk mengambil keputusan tentang yang baik/benar dan yang buruk/salah ataupun kemampuan dalam

Peran dalam perencanaan dan pelaksanan pembelajaran, yaitu membina unsur- unsur yang berkaitan dengan pembinaan terhadap guru dalam proses pembelajaran diantaranya yaitu

supervisi tidak dengan kelengkapan administrasinya (perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan tindak lanjut). Kepala Sekolah belum melaksanakan tugas pokok sebagai

Ilmu memberikan pengetahuan sebagai dasar untuk mengambil keputusan, dimana keputusan itu harus didasarkan pada penafsiran kesimpulan ilmiah yang bersifat relative.Jadi,

Ilmu memberikan pengetahuan sebagai dasar untuk mengambil keputusan, dimana keputusan itu harus didasarkan pada penafsiran kesimpulan ilmiah yang bersifat

Peran dalam perencanaan dan pelaksanan pembelajaran, yaitu membina unsur- unsur yang berkaitan dengan pembinaan terhadap guru dalam proses pembelajaran diantaranya yaitu

Supervisi merupakan bantuan dari para pemimpin atau kepala sekolah, dengan maksud untuk membantu meningkatkan perkembangan kepemimpinan para guru-guru dan personil sekolah lainnya dalam