iii Universitas Kristen Maranatha
Abstrak
PERANCANGAN KAMPANYE UNTUK LEBIH MENGHARGAI DAN
MENCINTAI BATIK DI KALANGAN ANAK MUDA
Oleh
Elvind Widyanto
NRP 0964211
Batik adalah salah satu produk khas Indonesia dan dikenal luas sampai mancanegara. Batik itu merupakan warisan budaya tak benda yang dimiliki bangsa Indonesia. Dan sesuai survey kepada 200 anak SMA di Kota Bandung didapati data bahwa banyak sekali anak yang tidak mencintai dan menghargai batik padahal batik itu merupakan warisan budaya leluhur Indonesia yang perlu dilestarikan.
Maka dari itu dibutuhkan suatu event kampanye untuk mengembalikan atau menumbuhkembangkan rasa cinta dan menghargai kepada produk lokal khususnya batik.Dibutuhkan suatu event kampanye yang unik dan kreatif dan sesuai dengan jiwa anak muda.
Metode yang digunakan dalam membuat suatu perancangan kampanye ini menggunakan media yang paling banyak digunakan anak-anak Muda yaitu Smartphone, lalu media promosi lainnya seperti posTer, Brosur, Photospot di sekolah – sekolah SMA, Gimmick, Balon Udara, Baju, Website dan Media Sosial. Anak- anak muda yang senang akan gadget dan media social akan
sangat mempermudah informasi dan event ini diikuti oleh mereka.
Abstract
CAMPAIGN FOR BATIK APPRECIATION AMONG YOUTH
By
Elvind Widyanto
NRP 0964211
Batik is an Indonesian cultural heritage that must be preserved and appreciated by young
generation. According to a survey held by the author, among 200 high school students in
Bandung there were only a few who can appreciate and love batik. In fact it is a batik
Indonesian ancestral cultural heritage to be preserved .
Therefore we need a campaign to restore or develop a sense of love and respect for local
products , especially batik. This positive spirit campaign is a unique and creative way to attract
young people.
The visual in this campaign used attractive design for high school students. Especially those who often used smartphones in their lifestyle. And other promotional media such as posters , brochures , Photospot in high school , Gimmick , Air Balloons , Dresses , Websites and Social Media . Young people who are happy with the social media and facilitate electronic make information spread rapidly and attracting young people to participate in events held.
ix Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... ..…i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
ABSTRAK ... iii
ABSTRACT ... iv
PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA DAN LAPORAN ... vii
PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI... ix
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Permasalahan dan Ruang Lingkup... 3
1.2.1 Permasalahan ... 3
1.2.2 Ruang Lingkup... 3
1.2.3 Tujuan Perancangan ... 4
1.2.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... 5
1.2.4.1 Sumber data primer ... 5
1.2.5 Sistematika Penulisan ... 5
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Batik ... 7
2.2 Kampanye ... 7
2.2.1 Jenis-jenis Kampanye ... 8
2.3 Teori Fotografi ... 9
2.3.1 ISO/ASA ... 9
2.3.2 Aperture ... 10
2.3.3 Shutter Speed ... 10
2.4 Psikologi Perkembangan Remaja ... 11
2.4.1 Ciri- ciri masa Remaja ... 12
2.4.2 Remaja Akhir ... 13
Bab 3 Data dan Analisis Masalah 3.1 Data dan Fakta ... 14
3.1.1 Perusahaan Terkait ... 14
3.1.1.1 Batik Komar ... 14
3.1.1.1.1 Sponsor ... 18
3.1.2 Sejarah Batik ... 18
3.1.3 Hasil Wawancara ... 22
3.1.4 Tinjauan Karya Sejenis ... 23
3.1.5 Hasil Kuesioner ... 25
3.1.6 SWOT dan STP ... 32
xi Universitas Kristen Maranatha
4.1 Konsep Komunikasi ... 35
4.2 Konsep Kreatif ... 36
4.3 Konsep Media ... 36
4.4 Hasil Karya ... 37
4.4.1 Judul dan Logo Kampanye ... 37
4.4.2 Tipografi ... 39
4.4.3 Tagline ... 39
4.4.4 Warna ... 39
4.4.5 Timeline ... 41
4.4.6 Pengaplikasian Konsep Kampanye dan Media Kampanye ... 41
Daftar Gambar
Gambar 3.1 Logo Batik Komar ... 14
Gambar 3.2 Proses Membuat Batik ... 15
Gambar 3.3 Logo Yayasan Batik Jawa Barat ... 18
Gambar 3.4 Foto bersama karya Smartphone Festival ... 23
Gambar 4.4.1 Logo Bokatik... 38
Gambar 4.4.2 Gambar Gedung Sate ... 39
Gambar 4.4.3 Logo Hati ... 39
Gambar4.4.5 Pemakaian Warna ... 40
Gambar 4.4.6 Timeline ... 41
Gambar 4.4.7 Dasar-dasar dari Logo ... 42
Gambar 4.4.8 Poster Teaser ... 43
Gambar 4.4.9 Poster Event ... 44
Gambar 4.4.10 Poster Event 2 ... 45
Gambar 4.4.11 Poster Event 3 ... 46
Gambar 4.4.12 Penjelasan Mengenai Bokatik ... 47
Gambar 4.4.13 Panggung Event ... 48
Gambar 4.4.14 Loose Leaf... 48
Gambar 4.4.15 Baligho ... 49
Gambar 4.4.16 Ticket Event ... 49
xiii Universitas Kristen Maranatha
Gambar 4.4.18 Brosur ... 51
Gambar 4.4.19 Gelang Event ... 52
Gambar 4.4.20 Poster Awareness ... 52
Gambar 4.4.21 Pembatas Buku ... 53
Gambar 4.4.22 Pin ... 54
Gambar 4.4.23 Sticker Set ... 54
Gambar 4.4.24 Photospot di Sekolah ... 55
Gambar 4.4.25 Web Banner ... 55
Gambar 4.4.26 Post Cards ... 56
Gambar 4.4.27 Web ... 57
Gambar 4.4.28 Instagram ... 58
Daftar Tabel
Tabel 1.1 Skema Perancangan ... 6
Tabel 4.6 Timeline ... 41
1 Universitas Kristen Maranatha
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
Globalisasi sangat erat kaitannya dengan anak muda zaman sekarang, Budaya bangsa asing perlahan-lahan menghilangkan budaya lokal sehingga nasionalisme bangsa lama kelamaan semakin menghilang di kalangan generasi muda sekarang, Anak muda seakan tidak mengenali lagi apa kebudayaan Bangsa Indonesia itu sendiri, Menurut Bapak H. Komarudin Kudiya S.IP M.Ds anak-anak muda zaman sekarang ini perlunya diingatkan kembali tentang warisan-warisan dan kebudayaan kita yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia.
Indonesia merupakan salah satu dari sekian banyak negara yang kaya sekali akan kebudayaan. Kebudayaan di Indonesia ini tersebar hampir di semua aspek kehidupan, mulai dari tari – tarian, alat musik traditional, adat istiadat, pakaian adat hingga bangunan arsitektural yang berupa rumah adat di tiap-tiap provinsi yang ada di Indonesia. Salah satu contoh dari kebudayaan kita adalah batik. Di Indonesia sendiri, kata-kata batik ini merupakan hal yang sudah tidak asing lagi. Baik di kalangan anak muda apalagi di kalangan orang tua, Dari segi motifnya, Batik sangat beragam sekali misalnya daerah yang kita kenal penghasil tembakau yaitu Jember, Motif yang ada di jember juga merupakan batik bercorak tembakau, kebanyakan batik terpengaruh dari fenomena atau apa yang terjadi di wilayah itu sendiri.
Pada tahun 2009, Secara resmi UNESCO (United Nations Educational Scientific and Cultural Organization) menetapkan batik sebagai budaya tak-benda warisan manusia (Intangible Cultural Heritage for Humanity). Dengan diakuinya batik secara resmi merupakan suatu kebanggan yang tidak ternilai harganya bagi Indonesia. Jerih payah dalam melestarikan budaya-budaya milik sendiri terbayar dengan perngakuan secara resmi itu sendiri. Adapun Undang-undang yang telah dibuat pemrintah yaitu UU no.9 tahun 1990 tentang kepariwisataan yang tertulis jelas bahwa benda-benda yang besar artinya bagi usaha pengembangan dan peningkatan kepariwisataan. (Santoso,2013:1).
Dewasa ini, banyak sekali anak-anak muda khususnya di SMA yang tidak bangga dan menghargai batik sebagai warisan kebudayaan leluhur, Menurut Ibu M. Yuni Megarini C., M.Psi., (Tanggal 2 September 2013 jam 14.38) Psikolog pengaruh sosial dan lingkungan sekarang itu sangatlah besar. Mereka sudah bukan saatnya mengenal lingkungan kembali seperti anak-anak kecil lainnya. Remaja sekarang justru ingin lingkunganlah yang mengenal mereka. Seperti contohnya sekarang lagi musim Smartphone, Bila teman-temannya semua memakai Smartphone, dan ada satu orang yang tidak memakai Smartphone, maka itu akan menjadi
masalah besar bagi orang yang tidak menggunakan Smartphone, Sama seperti halnya, sekarang-sekarang ini sedang tren memakai celana Jeans, bila ada orang yang memakai celana bahan, satu orang ini akan berusahan menyesuaikan dengan lingkungannya, bila tidak sesuai tentulah akan menjadi satu masalah besar. Menurut ibu Yuni, bila diadakan event perlombaan sangatlah cocok, karena anak-anak muda jaman sekarang butuh tantangan, aktualisasi diri, pengakuan dari orang-orang lain. Pengakuan ini bisa didapat dalam bentuk karya, prestasi, atau pencapaian dari apa yang dia lakukan, mereka butuh penghargaan yang dapat menambah rasa percaya dirinya.
3 Universitas Kristen Maranatha
Ruth Dame Sirait “ Batik itu di luar Indonesia merupakan produk yang dikenal oleh orang-orang asing, dan tidak sedikit orang asing juga yang memakai batik di luar sana, Bila anak muda tidak mengenal atau tidak mau memakai batik, berarti anak muda itulah yang ketinggalan zaman”. menurut beliau (Wawancara tanggal 28 Agustus pkl 15.00 )
Oleh karena itu yang menjadi masalahnya sekarang bagaimana cara mempopulerkan kembali fashion batik itu di kalangan remaja atau anak muda agar remaja sekarang memakai batik itu tidak kalah keren atau trendy nya dengan fashion yang sedang berkembang sekarang. Dan juga menumbuh kembangkan rasa cinta terhadap kebudayaan lokal itu sendiri. Sebenarnya hanya masalah mindset dari anak remaja itu sendiri, sebab dari hasil survey yang diberikan bahwa banyak sekali anak-anak yang menganggap batik itu modelnya kuno. Padahal sekarang sudah banyak batik yang ditargetkan kepada anak muda tidak lagi memakai motif-motif tradisional melainkan motif yang lagi ngetren sekarang. Karena anak-anak muda di kota Bandung merupakan anak-anak muda yang kreatif dan unik maka promosi yang dilakukan entah itu melalui media sosial, kampanye, promosi haruslah memakai strategi yang unik dan kreatif juga.
1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup
Berdasarkan uraian dan Latar belakang di atas, maka permasalahan yang muncul dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
1.2.1 Pokok Permasalahan
1.Bagaimana cara mempopulerkan kembali tren batik di kalangan remaja khususnya SMA dengan cara yang kreatif dan unik agar sesuai dengan kepribadian anak muda Bandung ?
2.Bagaimana membuat suatu rancangan atau media yang menarik bagi kalangan remaja agar lebih berminat kepada batik ?
3. Bagaimana membuat anak-anak itu tidak merasa terpaksa bila memakai baju batik ?
1.2.2 Ruang Lingkup
umumnya. Targetnya adalah remaja umur 16 – 20 tahun, kalangan menengah dan menengah ke atas, berada di kota Bandung dan tinggal di perkotaan besar.
Segmentasi Geografis : Bandung
Segmentasi Sosial-Ekonomis & Demografis - Batasan Usia : 16-20tahun
- Pendidikan : SMA
- Jenis Kelamin : Laki-laki dan Perempuan
- Pendapatan : Menengah – Menengah ke atas
- Segmentasi Psikografis (Primer)
- Kelas Sosial : Menengah atas
- Kepribadian : Anak-anak Sma yang memiliki Smartphone dan menyukai akan kebudayaan lokal
- Orientasi : Senang akan sesuatu yang bersifat kreatif dan unik serta menantang - Minat : Minat terhadap sesuatu yang bersifat kebudayaan
1.2.3 Tujuan Perancangan
1.Membuat suatu kampanye kreatif dan unik agar lebih mencintai dan menghargai batik kembali di kalangan anak muda atau remaja Bandung
2.Adanya kampanye kreatif yang sesuai dengan kepribadian dan jiwa anak muda sekarang seperti didakannya perlombaan, kompetisi, upload kepada media sosial. Melibatkan gadget yang sedang menjamur di kalangan remaja sekarang.
5 Universitas Kristen Maranatha
1.2.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan data 1.2.4.1 Sumber data Primer
1. Lembaga yang terkait (Yayasan Batik Jawa Barat, Yayasan Batik Indonesia, Batik Komar)
2. Wawancara dengan Pakar – pakar yang terkait, Psikologi anak- anak remaja, Pemilik Batik Komar (H.Komarudin Kudiya S.IP M.Ds),Pakar Fashion
3. Kuesioner kepada anak-anak SMA
1.2.4.2 Sumber data sekunder
1. Studi literatur (Buku, Koran, majalah)
2. Pengumpulan data melalui Internet
1.2.5 Sistematika Penulisan Karya Tulis
Bab 1 berisikan tentang pendahuluan yang menceritakan latar belakang masalah, permasalahan dan ruang lingkup, tujuan perancangan, teknik pengumpulan data mengenai topik mempopulerkan tren batik di kalangan fashion anak muda.
Bab 2 berisikan tentang teori batik, kampanye, sosial media, fotografi dan psikologi remaja Bab 3 berisi tentang data perusahaan yang terkait, sajian data-data hasil observasi, studi pustaka, dan wawancara, tinjauan karya-karya sejenis, analisis terhadap permasalahan berdasarkan data dan fakta, STP, SWOT
Bab 4 berisi tentang konsep komunikasi, konsep kreatif, konsep media, dan hasil karya
1.2.6 Skema Perancangan
Tabel 1.1 Skema Perancangan LATAR BELAKANG MASALAH
Batik Merupakan warisan kebudayaan leluhur bangsa Indonesia yang perlu dilestarikan.
PERMASALAHAN
Banyaknya anak muda Indonesia yang tidak bangga dan jarang memakai baju batik, padahal batik merupakan warisan kebudayaan yang perlu dilestarikan,
TEORI YANG DIPAKAI
- Teori tentang Kampanye - Teori Psikolog Anak-anak remaja
- Teori Batik
TARGET
Anak-anak umur 16-20 Thn Laki-laki dan perempuan Anak-anak muda di perkotaan besar yang memiliki smartphone
DATA
- Teori Pustaka - Wawancara - Kuesioner
STRATEGI KOMUNIKASI
Membuat suatu strategi kampanye yang tepat, menarik dan efisien. Serta menggunakan visual yang menarik minat para anak muda
STRATEGI KREATIF
Membuat suatu perlombaan atau kompetisi dengan menggunakan media yang paling banyak dipunyai oleh kalangan anak muda yaitu Smartphone
60 Universitas Kristen Maranatha
Bab V
Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan dan Saran
Batik merupakan salah satu kesenian atau warisan budaya tak benda bangsa Indonesia yang sangat indah dan perlu dilestarikan. Terdapat banyak sekali ragam batik yang sudah ada di Indonesia ini. Khususnya Batik Jawa Barat. Tetapi banyaknya anak muda sebagai penerus generasi penerus bangsa yang tidak bangga atau banyak yang merasa biasa saja kepada batik ini sendiri. Untuk dapat menumbuhkan kembali rasa cinta kepada batik itu sendiri perlu adanya suatu kampanye yang unik dan kreatif yang sesuai dengan target audience yaitu anak muda. Dan diperlukan juga sebuah perancangan system komunikasi visual yang matang mengenai masalah, tujuan, target audience, budgeting, serta beberapa pilihan yang terkait.
Tujuan perancangan ini menghasilkan satu kesatuan karya yang komunikatif, menarik, dan tepat sasaran serta sesuai dengan kondisi lingkungan tempat kampanye akan diadakan. Pembuatan media promosi yang tepat dan sesuai dengan perkembangan yang diikuti anak-anak muda pada umumnya. Smartphone merupakan media perantara antara anak muda dengan informasi yang tersedia. Merupakan suatu media yang sangat efektif kepada anak-anak muda untuk dapat mendapatkan informasi yang tersedia tentang kampanye ini
Berdasarkan hasil studi literature, observasi dan studi kepustakaan, didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
- Batik yang ada di Indonesia sangat beragam jenisnya. Kesamaan yang dapat diambil sebagai elemen dasar yang ada pada batik adalah bentuk goresan malam dan gumpalan titik pada ujungnya yang keluar dari canting tulis.
- Anak- anak muda di perkotaan Bandung sebenanarnya kebanyakan sudah mengetahui bahwa batik merupakan batik warisan kebudayaan bangsa Indonesia tetapi tetap saja anak-anak muda di kota Bandung tidak terlalu menghargai dan mengapresiasi batik itu sendiri sesuai dengan kuesioner yang dibagikan kepada 200 orang.
atatu teman-temannya. Senang akan tantangan, selalu berhubungan dengan point. Dan lain lain.
- Perlu adanya suatu event kampanye yang unik dan kreatif yang melibatkan sesuatu benda atau hal yang sangat diminati oleh kaum anak-anak muda. Sesuai dengan Kuesioner kepada 200 orang anak-anak maka didapati 95% anak-anak mempunyai Smartphone. - Permbuatan tema poster yang pernuh dengan warna dan informasi yang singkat, untuk
menghilangkan kesan tua kepada batik itu sendiri.
- Pembuatan kampanye dengan tema yang unik dan kreatif yang bernama “BOKATIK”, Bogoh Kana Batik.
5.2 Saran untuk diri Sendiri
- Agar menjadi lebih baik lagi dalam bekerja, berpikir dan berproses
- Berfikir lebih dewaswa, jauh ke depan dan memikirkan solusi dari setiap masalah.
- Berani mengambil keputusan untuk menentukan yang baik dan kurang baik bila menyelesaikan suatu masalah desain
Saran untuk pihak FSRD Maranatha :
- Kepada Dosen Pembimbing dan dosen penguji agar dapat memberikan ilmu, saran, dan kritik yang dapat membangun, Sehingga para mahasiswa dapat lulus dengan nilai yang lebih baik lagi.
Saran untuk anak-anak muda :
Universitas Kristen Maranatha
Daftar Pustaka
Tiara Pelangi, (2008). Batik Trendy. Surabaya
Ani Bambang Yudhoyono, (2007). My Batik Story. Jakarta
Asa, Kusin, Dr., MA. Buku Kajian Pengembangan Musem Batik Pekalongan. (2007). Pekalongan: Pemerintahan Kota Pekalongan.
http://www.behance.net
Santoso, Albert. Potensi Batik Trusmi sebagai Salah Satu Wisata Budaya di Indonesia (2012). Bandung