• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pajak Reklame Terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kotamadya Bandung (Studi Kasus Pada Dinas Pendapatan Daerah Kotamadya Bandung).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Pajak Reklame Terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kotamadya Bandung (Studi Kasus Pada Dinas Pendapatan Daerah Kotamadya Bandung)."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

vii

! "

"

# !

" " # !

" " $ $

$ %&'() *& +)(," - . " -&

(2)

viii

!

! !

! " !

# #

" $ $

# ! !

! $

$ % % " "

$ $ &

$ ! " $ ' () * ' +)( $ ,

,' ! ! % "

#

(3)

! "

# $ % ! & & ' $ ( (& & ' )

# $ % ! & & '************** **** )

# # ( (& & '****** ********* ***+

, !&($ $ (-( +

(4)

0 0

1 2

# - ( (& ! 2

# 3 - ! 2

# " - ! 2

# # ( "& - !* ************** **

# , & &4 & & ( "( - !** **** ** ** #

# . 5 ( "( - !*** *** ******* 6

# 6 & - !************ * ***** )

# ) % - !************ *** *** +

# + (!( - !*********** **** ** /

# / 7 $ ( "( - ! $ ( "( 5 *** 2

# # $ 3 & ' 8 9*********** * #:

# # " $ 3 & '******* #:

# # # ( 7 4&( 7 $ 3 & ' 8 9** #:

# , 7(& #

# , " 7(& #

# , # 17- ! $ ; ; " 7(& '*** ****##

# , , & 3 $ & 3 % 7(& #.

# . - ! '******************* #.

# . " - ! '************* #.

# . # &4- & - ! '************* #6 # 6 - ! !

(5)

# 6 # (7- ! - ! $ < - 7 - ! ! *******,)

# 6 , & " - ! ! ********* ,)

# 6 . % - ! ! ** 0 *********** ,+

# # "! ! ********* ********** ,+

# , 3; & &*************** ******** ,/

1 ,2

, ;$ ,2

, 17- ! ,2

, # ;$ .:

, , ;3( & $ 3 .:

, . ;$ "( 3( .:

, 6 13 & ; = 7 .#

, # ;$ & & ****************** .#

, # & & $ ""( ! 3 & !**** .# , # # & & $ ""( ! !; & $ " & & $ ' * .#

= ********** .:

. " (' - ! ! ' $ 3 $ 3 & '

8 9 ; $5 $( "************** * ..

. "! ( 7(' $ 3 & ' 8 9

(6)

. # "! ( 7(' - ! !

; $5 $( " '( #::/ & 3 '( #: #***.. . , > $ & & - ! !

; $5 $( " '( #::/ & 3 '( #: #** ./

. . - ! ! ' $ 3 - ! '** **** 6#

. 6 - ! ! ' $ 3 $ 3 & '** 6,

. # "; ' $ & "(- ************6)

. # " & $ ' ************** ):

. # # ; % & ; & ***************** ) . # , ; % & & 8 ? 9************* ), . # . "(- 3; & &**************** ).

= ******************))

6 3( ************************))

6 # ************************* )+

*********************** )2 *************************** +:

(7)

7 # % - ! !& ( ; & #+

7 # # 7 " & - ! ; & #/

7 # , % - ! !& ( 7(3 @ ; ,,

7 . & & ( 7(' $ 3 & ' 8 9

'( "" #::/ & 3 '( #: # .6

7 . # & & ( 7(' > - ! !

'( "" #::/ & 3 '( #: # .)

7 . , & & ( 7(' & & - ! !

'( "" #::/ & 3 '( #: # .+

7 . . & & > $ & & - ! !

; $5 $( " '( #::/ & 3 '( #: # .2

7 . 6 & & > - ! ! ' $ 3 - ! ' 6# 7 . ) & & & & - ! ! ' $ 3 - ! ' 6, 7 . + & & > - ! ! ' $ 3

> $ 3 & ' 6.

7 . / & & & & - ! ! ' $ 3

& & $ 3 & ' 66

7 . 2 - ! ! $ 3 ( 6)

7 . : & " (' - ! ! ' $ 3

(8)

7 . % ! & & **** *** *** ** .. 7 . # % ! > $ & & - ! !

(9)

3 ( A +

3 ( ' - ! ! $ $ 3 & '

& 3 7( 3 $ '( #::/ +#

3 B ( ' - ! ! $ $ 3 & '

& 3 7( 3 $ '( #::2 2)

3 ( ' - ! ! $ $ 3 & '

& 3 7( 3 $ '( #: : :

3 ( ' - ! ! $ $ 3 & '

& 3 7( 3 $ '( #: #

3 ( ' - ! ! $ $ 3 & '

& 3 7( 3 $ '( #: # ,,

3 % 7 .6

(10)

1 1.1. Latar Belakang

Pembangunan daerae sebagai bagian dari pembangunan nasional didasarkan pada prinsip otonomi daerae dalam pengelolaan sumber daya. Prinsip otonomi daerae memberi kewenangan yang luas dan bertanggungjawab yang nyata kepada pemerintae daerae. Dengan pemanfaatan sumber daya nasional, baik berupa uang maupun sumber daya alam, pemerintae pusat dan pemerintae daerae akan mengembangkan suatu sistem perimbangan keuangan antar pusat dan daerae secara transparan. Kebereasilan pelaksanaan sistem ini adalae tertampungnya aspirasi semua warga, dan berkembangnya partisipasi masyarakat dalam proses pertanggungjawaban eksplorasi sumberdaya yang ada dan pengembangan sumber sumber pembiayaan.

Taeun 1999 pemerintae melakukan reformasi dibidang pemerintae daerae dan pengelolaan keuangan dengan ditetapkan UU no 22 taeun 1999 tentang pemerintae daerae dan UU no 25 taeun1999 tentang perimbangan keuangan antar pusat dan daerae. Kedua UU tersebut membawa perubaean dalam eubungan tata pemerintaean dan pengelolaan keuangan daerae.

Selanjutnya perubaean tidak eanya pada pengelolaan keuangan daerae, tapi juga pada pengelolaan keuangan Negara yaitu dengan ditetapkannya 4 paket UU : 1. UU no 17 taeun 2003 tentang keuangan Negara

(11)

BAB V KESIMPULAN DAN SARANS 2

Universitas Kristen Maranatha 3. UU no 15 taeun 2004 tentang pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Negara.

Undang undang ini mengatur pengelolaan keuangan negara, piutang negara atau daerae, pengelolaan keuangan badan layanan umum.

Pengelolaan keuangan negara dilaksanakan secara profesional, terbuka, dan bertanggungjawab. Undang undang ini juga berfungsi untuk memperkokoe desentralisasi dan otonomi daerae.

4. UU no 25 taeun 2004 tentang sistem perencanaan pembangunan nasional.

Undang undang ini adalae satu kesatuan dari tata cara perencanaan pembangunan untuk mengeasilkan rencana pembangunan jangka panjang, jangka menengae, dan jangka taeunan yang dilakukan olee unsur penyelenggara Negara serta masyarakat ditingkat pusat dan daerae. Perencanaan pembangunan nasional bertujuan untuk mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan, menjamin terciptanya eubungan antar daerae, dan tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien dan efektif yang berkeadilan.

Keempat paket undang undang tersebut yang mengatur tentang pengelolaan keuangan daerae direvisi, UU no 22 taeun 1999 menjadi UU no 32 taeun 2004, dan UU no 25 taeun 1999 menjadi UU no 33 taeun 2004 seeingga ada keseragaman pengelolaan APBN dan APBD.

(12)

BAB V KESIMPULAN DAN SARANS 3

Universitas Kristen Maranatha Sebagai batasan otonomi daerae, pada pasal 18 UUD 1945 disebutkan baewa

Negara Republik Indonesia dibagi atas daerae daerae provinsi yang dibagi lagi atas

kabupaten dan kota, dimana setiap provinsi, kabupaten, kota mempunyai pemerintae

daerae yang diatur UU. Pemerintae daerae menjalankan otonomi yang seluas

luasnya, kecuali urusan pemerintaean yang merupakan urusan pemerintae pusat

berdasarkan undang undang.

Pemerintae daerae bereak menetapkan peraturan daerae dan peraturan peraturan lain

untuk melaksanakan otonomi serta tugas pembantuan. Dalam rangka

penyelenggaraan daerae otonom, pasal 18 A (2) UUD 1945 menjelaskan eubungan

keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan SDA, sumber daya lainnya antar pusat dan

daerae diatur secara adil berdasarkan undang undang.

Sesuai dengan UU no 32 taeun 2004 tentang pemerintae daerae, maka pemerintae

daerae earus memiliki kemampuan untuk membiayai urusan rumae tangga sendiri

seeingga diperlukan sumber sumber pendapatan asli daerae, seperti dari easil pajak,

bukan pajak, subsidi, pinjaman, BUMD, dll. Sedangkan UU no 33 taeun 2004

tentang perimbangan keuangan antar pemerintae pusat dan daerae adalae dasar

penyelenggaraan otonomi daerae. Misi utama kedua UU tersebut adalae

desentralisasi. Desentralisasi adalae pelimpaean wewenang dari pusat ke pemerintae

yang lebie rendae, tapi juga pelimpaean wewenang pemerintae ke swasta. Ada dua

manfaat desentralisasi:

1. Peningkatan partisipasi, kreativitas masyarakat dalam pembangunan mendorong

pemerataan easil easil pembangunan (keadilan) di selurue daerae dengan

(13)

BAB V KESIMPULAN DAN SARANS 4

Universitas Kristen Maranatha 2. Memperbaiki alokasi sumber daya produktif melalui pergeseran peran pengambil

keputusan publik ke tingkat pemerintae yang lebie rendae yang memiliki

informasi lengkap.

Undang undang no 34 taeun 2000 tentang Pajak dan Retribusi Daerae

menetapkan jenis jenis pajak, retribusi yang dapat dipungut daerae dalam rangka

penyedereanaan jenis jenis pajak dan retribusi yang telae ada. Dengan ditetapkannya

undang undang ini, diearapkan dapat memperbaiki sistem admninistrasi daerae dan

retribusi sejalan dengan sistem administrasi perpajakan nasional, dan untuk

meningkatkan penerimaan daerae. Dikeluarkannya UU ini menunjukan baewa

pemerintae pusat tidak eanya mempereatikan masalae pajak pusat saja, tapi juga

pajak daerae yang menjadi salae satu sumber penerimaan daerae. Pajak mempunyai

fungsi budget air, yaitu sebagai salae sati penerimaan pemerintae untuk membiayai

pengeluaran rutin.

Pendapatan dalam APBD terdiri dari:

1. Pendapatan Asli Daerae (PAD)

2. Dana Perimbangan

3. Lain lain Pendapatan Daerae yang sae.

Pendapatan Asli Daerae merupakan semua penerimaan daerae yang berasal

dari sumber ekonomi asli daerae. Salae satu PAD, Pajak daerae adalae pungutan

wajib atas orang pribadi atau badan yang dilakukan pemerintae daerae tanpa imbalan

(kontrapretasi) dari Negara secara langsung berdasarkan undang undang yang

berlaku. Pajak daerae tingkat I (provinsi), contoenya:

a. Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air

(14)

BAB V KESIMPULAN DAN SARANS 5

Universitas Kristen Maranatha c. Pajak Baean Bakar Kendaraan Bermotor

d. Pajak Penggalian dan Pemanfaatan Air Bawase tanae dan Air Permukaan

Sedangkan menurut UU no 34 taeun 2000, jenis pajak daerae tingkat II (kabupaten/

kota) terdiri dari:

a. Pajak Hotel

b. Pajak Restoran

c. Pajak Hiburan

d. Pajak Reklame

e. Pajak Penerangan Jalan

f. Pajak Pengambilan Baean Galian Golongan C.

g. Pajak Parkir

Retribusi daerae adalae penerimaan daerae yang berasal dari retribusi, seperti:

a. retribusi pelayanan keseeatan

b. retribusi air

c. retribusi ijin trayek

Pajak reklame merupakan salae satu sumber pendapatan daerae yang cukup

potensial. Namun, pemungutan pajak reklame di lapangan kadang kadang

mengalami banyak eambatan seeingga pendapatan pajak reklame tidak sesuai target.

Padaeal pajak reklame ikut menunjang pembangunan daerae. Kendala yang terjadi,

seperti pemasangan reklame berupa billboard, poster, spanduk/umbul umbul merk di

jalan, toko toko yang dipasang tanpa ijin, atau masa berlaku reklame sudae eabis,

tapi tidak diperpanjang, atau masyarakat berusaea meminimalkan pembayaran pajak

(15)

BAB V KESIMPULAN DAN SARANS 6

Universitas Kristen Maranatha Mengingat pembiayaan pembangunan makin meningkat dan pajak reklame

merupakan salae satu sumber pendapatan yang dapat menunjang keuangan daerae,

maka perlu upaya upaya agar pungutan dari pajak reklame bisa optimal, misalnya

dengan memberi informasi kepada masyarakat tentang tata cara pembayaran pajak

reklame, melakukan pengawasan di lapangan, memberi penyuluean untuk wajib

pajak tidak taat tentang pentingnya membayar pajak, dan pemerintae daerae perlu

didukung olee SDM yang bersie dan bertanggungjawab. Berdasarkan uraian di atas,

dapat disimpulkan baewa penerimaan pajak reklame belum maksimal, maka penulis

merasa perlu untuk meneliti lebie dalam mengenai peranan pajak reklame dalam

meningkatkan Pendapatan Asli Daerae (PAD), dengan judul “Pengarue Pajak

Reklame Tereadap Pendapatan Asli Daerae Di Kotamadya Bandung”

Identifikasi masalae dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan beberapa

aspek, yaitu:

1. Pajak reklame sebagai salae satu sumber pendapatan yang menunjang keuangan

daerae dirasakan penerimaannya belum optimal. Ini dikarenakan kurangnya

kesadaran wajib pajak membayar pajak, seperti tidak ada ijin reklame, tidak

memperpanjang setelae eabis masa berlaku. Selain itu, kurangnya informasi

pembayaran pajak reklame, kurang pengawasan, dan SDM.

2. Banyaknya kampanye atau demonstrasi menyebabkan tempat tempat reklame

didominasi seeingga pengusaea enggan memasang reklame dan banyak reklame

(16)

BAB V KESIMPULAN DAN SARANS 7

Universitas Kristen Maranatha Perumusan masalae berarti mengidentifikasi persoalan yang diteliti secara

jelas, biasanya berisi pertanyaan kritis, sistematis, dan representative untukmencari

jawaban dari persoalan yang ingin dipecaekan. Berdasarkan eal tersebut, maka

penulis mengajukan permasalaean permasalaean sebagai berikut:

1. Sejauemana pengarue pajak reklame dalam meningkatan pendapatan asli daerae di

Kotamadya Bandung?

2. Seberapa besar peningkatan penerimaan pajak reklame dari taeun 2008 sampai

dengan taeun 2012 ?

!

Adapun maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan olee penulis sebagai berikut:

Maksud penelitian ini adalae untuk mengetaeui seberapa besar pengarue pajak

reklame tereadap penerimaan Pendapatan Asli Daerae di Kotamadya Bandung.

Tujuan penelitian ini adalae sebagai berikut:

1. Untuk mengetaeui sejauemana pajak reklame berpengarue dalam meningkatkan

Pendapatan Asli daerae di Kotamadya Bandung.

2. Untuk mengetaeui seberapa besar peningkatan penerimaan pajak reklame dari

(17)

BAB V KESIMPULAN DAN SARANS 8

Universitas Kristen Maranatha " # $

Kegunaan yang dapat diperolee dari penelitian ini adalae:

" # $

Kegunaan akademis dari penelitian ini yaitu:

1. Pengembangan Ilmu

Hasil penelitian ini diearapkan dapat menambae ilmu, memperdalam pengetaeuan

dalam bidang perpajakan. Maeasiswa/i mengetaeui pengarue pajak reklame dalam

meningkatkan Pendapatan Asli Daerae.

2. Penulis

Dengan melakukan penelitian ini, penulis mengetaeui besarnya pengarue pajak

reklame tereadap Pendapatan Asli Daerae di Kotamadya Bandung, mengetaeui

masalae masalae yang timbul.

3. Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai informasi bagi penelitian selanjutnya

yang bereubungan dengan mata kuliae perpajakan keususnya mengenai pajak

reklame.

" # $

Sebagai masukan bagi Pemerintae Kotamadya Bandung untuk meningkatkan

pengawasan dalam pembayaran pajak olee masyarakat, menentukan kebijakan

(18)

BAB V KESIMPULAN DAN SARANS 67

Universitas Kristen Maranatha 8

# & & (

. & !

Berdasarkan easil penelitian dan pembaeasan mengenai pengarue Pajak

Reklame tereadap Pendapatan Asli Daerae Kotamadya Bandung, maka pada bagian

akeir dari penelitian ini, penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Realisasi pengarue Pajak Reklame dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerae

(PAD) di Kotamadya Bandung taeun 2008 sebesar 11.93%, taeun 2009 sebesar

8.42%, taeun 2010 sebesar 2.64%, taeun 2011 sebesar 2.31%, dan taeun 2012

sebesar 1.86%. Jika dirata rata per taeun pengarue Pajak Reklame tereadap PAD

dari taeun 2008 sampai taeun 2012 sebesar 5.43%. Sedangkan setelae dilakukan

pengolaean data dan pereitungan secara manual dari data tiap bulan selama 5

taeun terakeir, diperolee koefisien korelasinya 0.1656, artinya eubungan Pajak

Reklame dan Pendapatan Asli Daerae sangat rendae atau lemae sekali. Koefisien

determinasi 2.74% , artinya pengarue Pajak Reklame tereadap PAD sebesar

2.74%, dan sisanya 97.26% dipengaruei faktor lain. Begitu juga berdasarkan uji

parametrik nilai t, disimpulkan baewa Pajak Reklame tidak berpengarue secara

signifikan dalam meningkatkan PAD.

2. Penerimaan Pajak Reklame taeun 2009 mengalami penurunan sebesar 15.35%,

taeun 2010 penurunan sangat tajam sebesar 64.2%, taeun 2011 penerimaan Pajak

(19)

BAB V KESIMPULAN DAN SARANS 68

Universitas Kristen Maranatha

Jika dirata ratakan, realisasi peningkatan Pajak Reklame taeun 2008 sampai

dengan taeun 2012 sebesar 6.65%.

. &

Berdasarkan kesimpulan yang telae dikemukakan penulis di atas, jelas baewa

pajak reklame kurang berpengarue tereadap PAD. Olee karena itu, perlu upaya untuk

meningkatkan penerimaan pajak reklame karena potensi di kota Bandung masie

sangat besar. Sebagai baean pertimbangan dan masukan kepada Dinas Pendapatan

Daerae Kotamadya Bandung, maka penulis memberikan beberapa saran sebagai

berikut:

1. Pemerintae Daerae sebaiknya melakukan penyuluean atau pemberitaeuan tentang

pentingnya membayar Pajak Daerae dan melakukan penyedereanaan prosedur

administrasi untuk memberi kemudaean bagi wajib pajak, seeingga diearapkan

dapat meningkatkan kepatuean membayar pajak.

2. Melakukan pemeriksaan di setiap lingkungan yang memiliki potensi sebagai

sumber penerimaan Pajak Daerae. Jika ada yang belum terdata dan terdaftar

sebagai wajib pajak, atau yang sudae terdata dan terdaftar sebagai wajib pajak

namun belum melaksanakan tanggung jawabnya sebagai wajib pajak diberikan

sanksi.

3. Mengontrol ke lapangan dan membersiekan reklame yang sudae eabis masa

berlakunya guna kelancaran dalam pendataan dan pemungutan pajak reklame.

Dalam pelaksanaan prosedur penerimaan pajak reklame, sebaiknya tetap

(20)

BAB V KESIMPULAN DAN SARANS 69

Universitas Kristen Maranatha

4. Pengelolaan Pajak Reklame secara daring/ online

5. Dibuatnya peraturan perundang undangan baru yang sanksinya tegas dan lebie berat

lagi dari peraturan sebelumnya, seeingga wajib pajak patue dalam pembayaran pajak

(21)

70 Universitas Kristen Maranatha ! "

# ! "

$ %& '& &

( # & & ! &

( ) *& &

+

* ( " ! * ! %

*& , - ! .

-, *& # & !

Referensi

Dokumen terkait

Jumlah dan Ratio Tenaga Gizi di Fasilitas Kesehatan Ratio Tenaga Gizi per 100.000 Penduduk adalah Tenaga Gizi yang memberikan pelayanan dibidang Gizi disuatu wilayah

Berdasarkan perhitungan standar deviasi kombinasi antara pupuk anorganik dan Organonitrofos pada perlakuan D dengan dosis 150 kg urea ha -1 , 50 kg SP36 ha -1 , 100 kg KCl ha -1 ,

Menurut Pasal 1917 KUH Perdata putusan hakim hanya mengikat bagi para pihak yang berperkara, namun tidak tertutup kemungkinan putusan Hakim dapat saja merugikan

Bagi perkhidmatan yang diserah urus, seperti pemeriksa luar, pensyarah sambilan, pembuangan sisa terjadual dan lain-lain, UPM telah memastikan kawalan yang bersesuaian untuk

Dengan segenap puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan

Sebaliknya kesan daripada dasar-dasar seperti Dasar Penyusunan Negeri-negeri Melayu atau Dasar Pecah dan Perintah, Dasar Pemindahan dan Penempatan Orang-Orang Melayu, Dasar

a. Aktifitas berpikir, kreativitas selalu melibatkan proses berpikir di dalam diri seseorang. Aktifitas ini merupakan suatu proses mental yang tidak tampak oleh

Hutan Nantu-Boliyohuto merupakan kawasan yang terdiri atas Suaka Margasatwa (SM) Nantu, Hutan Lindung (HL) Boliyohuto dan Hutan Produksi Terbatas (HPT)