• Tidak ada hasil yang ditemukan

KUALITAS LAYANAN PO AKAS TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN JASA ANGKUTAN PENUMPANG P.O AKAS DI SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KUALITAS LAYANAN PO AKAS TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN JASA ANGKUTAN PENUMPANG P.O AKAS DI SURABAYA."

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)

DI SURABAYA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

J ur usan Ekonomin Managemen

Oleh :

EKO KURNIA RAMADHAN NPM .0612010107

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN” J ATIM FAKULTAS EKONOMI

(2)

PELANGGAN J ASA ANGKUTAN PENUMPANG

P.O AKAS DI SURABAYA

Disusun Oleh :

Nama : Eko Kur nia Ramadhan NPM : 0612010107

Telah Dipertahankan Dihadapan Dan Diterima Oleh Tim Penguji Skripsi J ur usan Manajemen Fakultas Ekonomi

Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur Pada Tanggal 20 J uni 2013

Pembimbing : Tim Penguji :

Dekan Fakultas Ekonomi

Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur Dekan Fakultas Ekonomi

(3)

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji Syukur kehadirat ALLAH SWT atas berkat dan rahmatnya, penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul “Kua litas Layanan PO Akas

Ter hada p Kepuasan Pela nggan J asa Angkutan Penumpa ng PO Akas di

Sur a baya” penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian persyaratan

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Jawa Timur.

Dengan selesainya penulisan skripsi ini, penulis sangat berterimakasih atas

segala bantuan dan fasilitas dari berbagai pihak yang diberikan kepada penulis guna

mendukung penyelesaian skripsi ini. Maka dikesempatan ini penulis mengucapkan

terima kasih sebesar-besarnya kepada yang terhormat :

1. Bapak Prof. DR. Ir. Teguh Soedarto,MP Selaku Rektor Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” Jawa timur

2. Bapak DR. Dhani Ichsanudin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa timur

3. Bapak DR. Muhadjir Anwar, MM, MS, selaku ketua progam studi Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa timur

4. Bapak Sugeng Purwanto, SE,MM, selaku dosen pembimbing yang dengan sabar

telah meluangkan waktu dan tenaganya dalam memberikan bimbingan, saran,

(4)

ii Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa timur

6. Papa, Mama, Om yanto, Citra, tri satya, serta semua teman yang tidak dapat saya

sebutkan namanya satu persatu. Terima kasih atas dukungan yang tak

henti-hentinya dari kalian sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas akhir dengan

sebaik-baiknya.

Semoga ALLAH SWT melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang

telah memberikan bantuan kepada penulis dalam menyusun skripsi ini. Mengingat

keterbatasan akan pengetahuan dan kemampuan yang ada, penulis menyadari bahwa

masih terdapat kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu, penulis sangat

mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun guna menyempurnakan

penulisan skripsi ini. Penulis berharap semoga penelitian ini bermanfaat bagi

pihak-pihak yang memerlukan, terutama buat adik-adikku di Progam Studi Manajemen

Aminn…..

Wassalam,

Surabaya, Juni 2013

(5)

Halaman

2.2.6 Demensi dan Pengukuran Kualitas Jasa ... 20

2.2.7 Kepuasan Pelanggan ... 22

2.2.8 Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Pelanggan ... 29

2.3 Model Konseptual ... 31

2.4 Hipotesis ... 31

BAB III METODE PENELITIAN ... 32

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 32

3.1.1. Definisi Operasional ... 32

(6)

3.3.1.Jenis Data ... 36

3.3.2.Sumber Data ... 36

3.3.3.Pengumpulan Data ... 36

3.4 .Teknik Analisa dan Pengujian Hipotesa ... 37

3.4.1.Uji Normalitas dan Linieritas ... 45

3.4.2.Evaluasi Out Lier ... 45

3.4.3.Deteksi Multicolonierity dan Singularity ... 47

3.4.4.Uji Validitas ... 47

3.4.5.Uji Reliabilitas ... 48

3.4.6.Pengujian Hipotesis dan hubungan Kausal ... 49

3.4.7. Pengujian Model dengan Two-Step Approach... 49

3.4.8. Evaluasi Model ... 50

3.4.9. Evaluasi Goodness of Fit……… 52

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ... 55

4.1. Deskripsi Permasalahan ... 55

4.1.1.Sejarah Perusahaan PO. Akas III ... 55

4.1.2.Struktur Organisasi Perusahaan ... 55

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 58

4.2.1.Penyebaran Kuesioner ... 58

4.2.2.Keadaan Responden ... 58

4.2.3.Jenis Kelamin ... 58

4.2.4.Usia Responden ... 59

4.2.5.Pengeluaran Responden ... 60

4.2.6.Pekerjaan Responden ... 61

4.2.7.Penggunaan Jasa Transportasi ... 62

4.2.8.Pemakaian Terakhir ... 63

4.3. Diskripsi Variabel ... 64

4.3.1.Tangible ... 64

(7)

4.3.5. Emphaty ... 70

4.3.6.Kepuasan Pelanggan ... 71

4.4. Asumsi-asumsi SEM ... ... 73

4.4.1. Uji Out Lier Multivariate... ... 73

4.4.2 Uji Validitas ... 74

4.4.3. Uji Reliabilitas ... 75

4.4.4. Uji Normalitas ... 78

4.5. Pengujian Model Struktural dan Uji Hipotesis Kausantas... 79

4.5.1. Pengujian Model Struktural ... 79

4.6. Pembahasan ... 84

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 92

5.1. Kesimpulan ... 92

5.2. Saran ... 98

DAFTAR PUSTAKA ... 100

(8)

Nomor Halaman

Teks

1.1 Data Komplain Pelanggan PO Akas ... 3

3.1 Goodness of Fit Index ... 51

4.1 Jumlah Responden Berdasarkan JenisKelamin ... 59

4.2 Jumlah Responden Berdasarkan Usia ... 59

4.3 Pengeluaran Responden ... 60

4.4 Pekerjaan Responden ... 61

4.5 Frekwensi Pemakaian Jasa Transportasi ... 62

4.6 Pemakaian Terakhir ... 63

4.7 Hasil Jawaban Responden Untuk Pertanyaan Variable Tangible . ... 64

4.8 Hasil Jawaban Responden Untuk Pertanyaan Variable Reliability .. 66

4.9 Hasil Jawaban Responden Untuk Pertanyaan Variable Responsiveness...67

4.10 Hasil Jawaban Responden Untuk Pertanyaan Variable Assurance...69

4.11 Hasil Jawaban Responden Untuk Pertanyaan Variable Emphaty...70

4.12 Hasil Jawaban Responden Untuk Pertanyaan Variable Kepuasan Pelanggan... 72

4.13 Uji Outlier Multivariate...74

4.14 Standart Faktor Loading dan Construct...75

4.15 Pengujian Reliability Consistency Internal... 76

4.16 Construct Reliability & Variance Extrated...77

4.17 Assesment of Normality...79

4.18 Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices...80

4.19 Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices...82

4.20 Ujia Kausalitas Regression Weight...83

4.21 Tabulasi Data Frekuensi Validitas Indikator Tangible...84

4.22 Tabulasi Data Frekuensi Validitas Indikator Reliability……….85

(9)

4.25 Tabulasi Data Frekuensi Validitas Indikator Emphaty...88

(10)

Nomor Halaman

Teks

1.1 Data Komplain Pelanggan PO Akas ... 3

2.1 Scale of Element Dominance ... 15

2.2 The Intangibility and Tangibility Continum... 16

2.3 Konsep Kepuasan Pelanggan... 26

4.1 Struktur Organisasi PO Akas III ... 57

4.2 Model Pengukuran & Struktural Brand Image, Brand Trust & Brand Loyalty ... 80

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner

Lampiran 2 Data Responden

Lampiran 3 Frekuensi Responden

Lampiran 4 Validasi

Lampiran 5 Reliabilitas

(12)

PO AKAS DI SURABAYA

ABSTRAK

Menciptakan kepuasan pelanggan dapat dilakukan dengan cara memperbaiki kualitas layanan dalam bentuk bukti langsung (Tangible), keandalan pelayanan (realibility), daya tanggap perusahaan terhadap kebutuhan konsumen (responsiveness), jaminan pelayanan (assurance), dan perhatian individu konsumen (empathy). Dengan memberikan pelayanan perjalanan itu sendiri, citra positif akan membuat pelanggan terpikat menggunakan perusahaan perjalanan itu kembali.

Populasi yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah semua orang yang pernah menggunakan jasa transportasi po akas dan bertempat tinggal di Surabaya dan diluar Surabaya. Teknik penentuan sample yang dipergunakan adalah metode

accidental sampling yaitu metode pengambilan sample dengan memilih siapa

yang kebetulan ada atau dijumpai, dan untuk pengujian data di gunakan analisi SEM (Struktural Equation Modeling). Dari hasil pengujian yang telah dilakukan maka dapat ditarik sebuah kesimpulan yang di ambil berdasarkan hasil penelitian ini adalah : Hipotesis yang menyatakan ada pengaruh positif antara kualitas layanan terhadap kepuasan pelanggan.

Kualitas layanan yang terdiri dari atribut Tangible (XI), Realibility (X2),

Assurance (X3), Responsiveness (X4), dan Empathy (X5) yang terdiri dari

indicator kualitas layanan yang menyangkut teknologi dengan mengukur kelayakan kendaraan yang dipakai, design interior kendaraan, fasilitas kendaraan, kualitas layanan yang menyangkut kemampuan memberikan layanan (konsisten), tanggung jawab personil kendaraan dalam melaksanakan tugas, ketepatan waktu jadwal perjalanan, kecepatan pelayanan, sikap menolong awak kendaraan, cepat menanggapi keluhan konsumen, kepercayaan terhadap awak kendaraan, rasa aman dalam berkendaraan, dan kesopanan awak kendaraan, perhatian perusahaan secara khusus kepada konsumen, dan usaha karyawan untuk memahami kebutuhan konsumen berpengaruh (hubungan signifikansi positif) terhadap kepuasan pelanggan (Customer satisfaction),

Kata Kunci : Tangible, reliability, assurance, responsiveness, empathy, customer

(13)

1 1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi transportasi saat ini yang sangat pesat membuat

Persaingan dalam penyediaan jasa transportasi menjadi sangat tajam dan ketat.

Salah satunya adalah penyediaan jasa transportasi bagi masyarakat luas agar

tercapainya kemudahan dan kepuasan masyarakat luas sebagai konsumen dalam

menggunakan jasa transportasi yang sangat penting bagi kehidupan.

Pada era globalisasi saat ini yang sudah sangat maju dan berkembang,

sektor transportasi memegang suatu peranan penting karena memudahkan

masyarakat dalam hal menjangkau suatu tempat untuk suatu tujuan tertentu.

Dengan prospek bisnis yang yang tidak hanya pada satu tempat atau satu wilayah

tertentu saja transportasi sangat penting bagi seorang individu ataupun organisasi

bisnis untuk mendukung kegiatan bisnisnya.

Berkembangnya pola pikir masyarakat tentang peluang bisnis yang lebih

kuat mendorong masyarakat untuk mencapai suatu daerah atau tempat tertentu

dalam waktu yang relatif singkat, keinginan untuk berbisnis di suatu wilayah lain

dan berkunjung ke daerah yang akan dikunjungi baik untuk kegiatan bisnis

maupun untuk merasakan tempat-tempat yang indah dan baik untuk dikunjungi.

Karena itulah sarana transportasi mempunya fungsi utama untuk mempermudah

seseorang untuk mengunjungi suatu daerah yang tentunya semakin singkat waktu

dalam perjalanan tersebut semakin banyak pula yang akan terjadi di wilayah

(14)

Gejolak lingkungan bisnis tersebut dan adanya pergeseran tuntutan

pelanggan, menuntut manajemen perusahaan untuk mampu beradaptasi terhadap

perubahan, seperti konsumen dengan tingkat kemamkmuran yang lebih baik kini

membutuhkan alat transportasi yang tidak hanya sekedar memenuhi kebutuhannya

untuk sampai ketempat tujuan, tetapi lebih jauh dari itu mereka membutuhkan

kenyamanan selama perjalanan. Artinya mereka membutuhkan suasana kendaraan

yang benar-benar kondusif, service personal yang sopan dan ramah, sehingga

dapat menikmati perjalanan yang menyenangkan. Oleh karenanya perusahaan

harus mampu memberikan pelayanan yang berkualitas dan memuaskan

pelanggan. Ketidakmampuan perusahaan dalam beradaptasi terhadap perubahan

lingkungan bisnis yang cepat tersebut dapat menimbulkan ancaman bagi

kelangsungan hidup perusahaan yang bersangkutan.

PO. Akas merupakan perusahaan transportasi jasa angkutan yang berada di

kota Probolinggo yang telah lama berdiri dan juga telah memiliki cukup banyak

pelanggan, hal ini dapat dikatakan bahwa dalam proses pemasarannya perusahaan

ini telah memiliki nama dan kepercayaan dimata pelanggannya. Dalam persaingan

yang ketat di bidang usaha transportasi PO. Akas dituntut untuk melakukan

perbaikan dan peningkatan pelayanan untuk dapat meraih pangsa pasar yang lebih

besar lagi. PO. Akas terdiri dari PO. Akas I, PO. Akas II, PO. Akas III, dan PO.

Akas IV, karena keterbatasan penulis dan besarnya populasi yang akan penulis

teliti, maka penulis memberi batasan terhadap penelitian ini hanya pada

(15)

Untuk meningkatkan pelayanannya PO. Akas III mendapatkan masukan

melalui kotak saran, laporan-laporan dari personil lapangan yang mendapat

masukan dari penumpang (tentang ketidak puasan penumpang), terjadinya

kebocoran ban, bus mogok, kecelakaan dsb. Data permasalahan yang terjadi

tentang ketidak puasan konsumen, kotak saran dan permasalahan yang terjadi

selama proses pelayanan yang menyebabkan ketidak puasan konsumen dapat

dilihat di dalam tabel 1.1 dibawah ini :

Tabel 1.1

Data Komplain Pelanggan PO Akas Tahun 2012

BULAN Jumlah Komplain

Kotler, P (1995) : Kepuasan pelanggan dideskripsikan sebagai tingkat

perasaan yang dimiliki seseorang setelah membandingkan kinerja (hasil) yang

(16)

dasarnya kepuasan pelanggan dapat dibagi menjadi tiga tingkat yaitu : kecewa,

puas dan sangat puas.

Pengukuran demensi kualitas lain menyatakan bahwa ukuran kualitas

layanan terdiri dari 22 variabel. Selain pentingnya semua variable tersebut, setelah

melalui berbagai penelitian dikelompokkan menjadi lima demensi yaitu : bukti

langsung (tangibles), keandalan (reliability), daya tanggap (responsiveness),

jaminan (assurance) dan perhatian (empaty), yang mempengaruhi tingkat

kepuasan konsumen di dalam pembelian jasa (Parasuraman, 1985)

Oleh karena itu tidak hanya satu demensi saja yang mempengaruhi

kepuasan pelanggan, maka perlu diperjelas demensi mana yang paling dominan

pengaruhnya terhadap kepuasan pelanggan, sehingga perlu mendapatkan prioritas

utama dalam menentukan strategi pemasaran.

kualitas jasa memiliki peran sangat strategis di masa yang akan datang,

dimana pelanggan akan semakin memegang peranan kunci bagi keberhasilan

perusahaan. Hal tersebut memaksa perusahaan untuk berorientasi eksternal

dengan memberikan kualitas jasa sebaik mungkin kepada langgan mereka

(Soetjipto, 1997).

Kualitas jasa yang memiliki arti penting bagi kelangsungan usaha karena

dapat memberikan manfaat-manfaat spesifik (Fandi Tjiptono, 1992) yaitu :

1. Pelayanan yang istimewa (nilai jasa yang benar dialami melebihi harapan)

atau sangat memuaskan dapat memungkinkan perusahaan menetapkan

(17)

2. Pelayanan yang memuaskan menciptakan loyalitas pelanggan. Pelanggan

loyal tidak hanya potensial untuk penjualan produk yang sudah ada, tetapi

juga untuk produk-produk baru bagi perusahaan.

3. Pelanggan yang puas merupakan sumber informasi positif bagi perusahaan

dan produk-produknya, bahkan mereka dapat menjadi pembela bagi

perusahaan khususnya menangkal isu-isu negative..

4. Pelanggan yang terpuaskan merupakan sumber informasi bagi perusahaan

dalam hal intelejen pemasaran dan pengembangan pelayanan/produk

perusahaan pada umumnya.

Transportasi merupakan salah satu jenis industri jasa. Sejalan dengan

perkembangan teknologi telah mendorong meningkatnya kebutuhan akan

mobilisasi bagi konsumen. Dalam usaha mengimbangi kebutuhan dan keinginan

pelanggan dalam mengadakan perjalanan, maka semakin banyak penambahan

jumlah armada bus dari perusahaan-perusahaan sejenis, sehingga menyebabkan

persaingan dalam industri transportasi semakin ketat.

Untuk dapat memenangkan persaingan dalam industri transportasi harus

dapat memuaskan pelanggannya. Salah satu cara bagi sebuah perusahaan biro

perjalanan agar dapat memuaskan pelanggannya adalah memberikan pelayanan

kepada konsumen dengan baik.

Menciptakan kepuasan pelanggan dapat dilakukan dengan cara

memperbaiki kualitas layanan dalam bentuk bukti langsung (tangible), keandalan

(18)

(responseveness), jaminan pelayanan (assurance) dan perhatian individu

konsumen (empaty). Dengan memberikan pelayanan perjalanan itu sendiri, citra

positif akan membuat pelanggan terpikat menggunakan perusahaan perjalanan itu

kembali.

Kualitas layanan kepada penumpang merupakan salah satu faktor kunci

yang paling penting bagi keberhasilan angkutan bus, menurut kotler (2000),

kualitas dimulai dari pelanggan dan berakhir pada persepsi pelanggan. Pelanggan

terlibat dalam proses jasa, maka merekalah yang menentukan kualitas jasa yang

mereka konsumsi.

Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian dengan mengambil judul “Kualitas Layanan PO Akas Ter hadap

Kepuasan Pelanggan J asa Angkutan Penumpang P.O Akas di Sur abaya”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka rumusan masalah yang

diajukan adalah sebagai berikut :

“Apakah Atribut pembentuk kepuasan pelanggan yang meliputi tangible, reliability,

responsiveness, assurance dan empaty dapat berpengaruh terhadap kepuasan

konsumen jasa angkutan penumpang bis antar kota antar propinsi Akas di

(19)

1.3 . Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas layanan

pelanggan yang meliputi tangible, reliability, responsiveness, assurance dan empaty

berpengaruh terhadap kepuasan konsumen jasa angkutan penumpang bis PO. Akas

di Surabaya.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Bagi perusahaan

Hasil penelitian diharapkan dapat sebagai masukan dan pertimbangan lebih

lanjut dalam menyusun kebijakan perusahaan di dalam pengambilan

keputusan.

2. Bagi Universitas

Sebagai perbendaharaan perpustakaan dan untuk kepentingan ilmiah

selanjutnya, sehingga dapat dipergunakan sebagai bahan informasi bagi pihak

lain yang akan mengadakan penelitian lebih lanjut.

3. Sebagai sumbangan ilmiah secara empirik tentang faktor-faktor yang

(20)

2.1. Penelitian Ter dahulu

Penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan

saat ini adalah menggunakan dua buah jurnal, yang pertama disusun oleh Aufarul

Marom (Universitas Diponegoro, Semarang) dengan judul KUALITAS

PELAYANAN TRANSPORTASI KOTA SEMARANG, Studi Kasus

terhadap Kualitas Pelayanan Angkutan Umum : Mobil Penumpang Umum

dan Bis di Kota Semarang. Sedangkan jurnal yang kedua disusun oleh Dwi Widi

Hariyanto (Universitas Merdeka, Surabaya) dengan judul

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KONSUMEN J ASA

TRAVEL ANTAR KOTA SURABAYA – MADIUN – PONOROGO, Studi

Kasus Kartika Travel Sur abaya.

Di dalam jurnal yang disusun oleh Aufarul Marom disebutkan bahwa

Kulaitas pelayanan internal yang akan mendorong terwujudnya kepuasan

karyawan (sebagai pelanggan internal) dan tumbuhnya rasa memiliki diantara

mereka. Kepuasan karyawan akan men dorong tumbuhnya loyalitas karyawan

pada organisasi. Selanjutnya loyalitas karyawan akan mengarah pada peningkatan

produktivitas. Produktivitas karyawan mendorong penciptaan nilai pelayanan

eksternal yang kemudian menentukan kepuasan pelanggan eksternal. Kepuasan

pelanggan merupakan salah satu faktor penentu loyalitas pelanggan (Fandy

(21)

Kualitas pelayanan internal yang baik akan mampu memberikan kepuasan

kepada karyawan. Karyawan yang merasakan kepuasan dalam bekerja akan

memberikan apresiasi yang posisitf dalam memberikan pelayanan eksternalnya.

Nilai pelayanan eksternal yang positif akan memberikan kepuasan kepada

pelanggan.

Jurnal kedua yang disusun oleh Dwi Widi Hariyanto disebutkan bahwa

konsumen yang merasa puas cenerung untuk menggunakan jasa yang sama, yang

diyakini dapat memberikan kepuasan yang sama seperti yang diterima

sebelumnya dan sebaliknya, apabila pelanggan merasa tidak puas dengan produk

atau jasa tersebut, maka tingkah laku yang tampak adalah mencari atau mencoba

produk lain sampai menemukan produk atau jasa yang dapat memberikan

kapuasan.

“Costumer satisfaction is a person’s feeling of pleasure or disappointment

resulting from comparing a product’s perceived performance (or outcome) in

relation to his or her expectation” (Prof. Jacques Horovitz, 1999 :26)

2.2. Landasan Teori.

2.2.1. Pengertian dan Konsep Pemasaran

Pengertian mengenai marketing telah banyak diberikan oleh para ahli

sejak lama. Menurut Kotler marketing adalah: “a social and managerial process

by which individuals and groups abtain what they need and want through

creating, offering and exchanging products of value with others”. (Kotler, P,

1994). Adanya perbedaan diantara para ahli dalam memberikan pengertian

(22)

mereka, yakni ada yang meninjau dari sudut pandang produk, fungsi,

kelembagaan, manajemen atau pendekatan total (keseluruhan perusahaan).

Banyak perusahaan pada saat ini, dalam memproduksi produknya, telah

beralih dari organisasi yang mendasarkan pada konsep produk menjadi konsep

pemasaran. Konsep pemasaran oleh Kotler, digambarkan : The marketing concept

holds that they key to achieving organizational goal consists of being more

effective than competitors in integrating marketing activities toward determining

and satisfying the needs and want of target markets.

Perusahaan di sini diharapkan dapat menyediakan produk (barang dan

jasa) yang benar-benar dapat memenuhi semua keinginan dan kebutuhan

konsumen yang pada akhirnya dapat memberikan kepuasan bagi konsumen.

Sebagai filsafah bisnis, konsep pemasaran disusun dengan memasukkan tiga

elemen pokok yaitu (Dewi Maria Utami, Tesis):

1. Orientasi konsumen..

Pada pokoknya perusahaan yang ingin mempraktekkan orientasi konsumen harus

§ Menentukan kebutuhan pokok dari pembeli yang harus dilayani dan

dipenuhi.

§ Memilih kelompok pembeli tertentu sebagai sasaran dalam

penjualannya.

§ Menentukan produk dan program pemasarannya.

§ Mengadakan penelitian konsumen untuk mengukur, menilai dan

(23)

§ Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik, apakah

menitik beratkan pada mutu yang tinggi, harga yang murah atau model

yang menarik.

2. Koordinasi dan integrasi kegiatan pemasaran.

Untuk memberikan kepuasan secara optimal, maka seorang pemasar

harus dapat mengkoordinasikan dan mengintegrasikan semua elemen

pemasaran yang ada. Prinsip pemasaran tentang orientasi konsumen serta

kegiatan pemasaran yang terkoordinir, sekarang telah menjadi filsafah

manajemen, dimana sekarang lebih dikenal dengan nama menajemen

berdasarkan sasaran. Dalam manajemen berdasarkan sasaran, tujuan

perusahaan harus ditentukan dahulu, kemudian untuk mendukung tujuan

tersebut, disusunlah tujuan masing-masing bagian dari perusahaan. Tujuan

dari masing-masing bagian harus selaras dengan kata lain bahwa setiap bagian

dari perusahaan turut serta dalam usaha pencapaian tujuan perusahaan.

3. Mendapatkan laba melalui kepuasan konsumen.

Pada umumnya, salah satu tujuan perusahaan adalah mengoptimalkan

laba. Laba di sini merupakan cermin keberhasilan usaha-usaha yang telah

dilakukan oleh perusahaan ntuk memberikan kepuasan konsumen yang dapat

dipenuhi oleh perusahaan akan sangat menentukan perolehan laba dalam jangka

panjang. Dengan kata lain bahwa perusahaan di sini harus dapat memenuhi

kepuasan konsumen sehingga perusahaan di sini dapat terus dipertahankan

(24)

2.2.2. Pengertian Produk (Barang dan J asa)

“A product is anything that can be offered to satisfy a need or want”.

Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan oleh produsen untuk

diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai alat

untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar bersangkutan. Produk yang

ditawarkan di sini dapat berupa “physical goods” (sepeda motor, buku, lemari),

“service” (potong rambut, konser musik, bengkel kendaraan), “persons”

(Michael Jordan, Barbara Stresand, Madonna), “place” (Hawai, Bali, Taman

Impian Jaya Ancol), “oarganizations” (Amerika Heart Association, Lembaga

Bantuan Hukum, Partai Polotik) dan “ideas” (family planning, safe driving,

software computer). (Kotler P : 1994)

Secara umum produk dapat diklasifisikan dengan berbagai macam sudut

pandang. Produk berdasarkan pada berwujud tidaknya, dapat diklasifikasikan

kedalam dua kelompok utama, (Tjiptono F : 1998)

yaitu :

1. Barang.

Barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa dilihat,

diraba/disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan dan perlakuan fisik

lainnya. Ditinjau dari aspek daya tahannya, terdapat dua macam barang, yaitu

§ Barang tidak tahan lama (Nondurable good), yaitu barang berwujud

yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali

(25)

§ Barang tahan lama (Durable Goods), yaitu barang berwujud yang

biasanya bisa bertahan lama dengan banyak pemakaian, misalnya

mobil, computer, televise, lemari es.

2. Jasa (Services)

Jasa merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk

dijual, misalnya bengkel reparasi, salon kecantikan, hotel, lembaga

pendidikan, rumah sakit.

Pebedaan secara tegas pada transaksi pembelian antara barang dengan jasa

seringkali sukar mengenalinya. Hal ini karena banyak dijumpai pembelian suatu

barang disertai dengan jasa-jasa tertentu, misalnya instalasi, pemberian garansi,

pelatihan, bimbingan operasional dan lain-lain. Sebaliknya pembelian jasa

seringkali juga harus melibatkan barang-barang yang melengkapinya, misalnya

telepon dalam jasa telekomunikasi, jasa penerbangan, makanan di restoran. Di sini

penawaran suatu perusahaan kepada pasar dapat secara bersamaan meliputi jasa

dan barang.

Shostac menggambarkan hubungan elemen-elemen (scale of elemental

dominance) antara barang dengan jasa dalam suatu pembelian produk (jasa atau

barang) dapat dilihat pada gambar 1. Elemen jasa di sini dapat merupakan bagian

kecil ataupun bagian utama dari keseluruhan tawaran tersebut. Penawaran

bervariasi dari dua kutub ekstrim, yaitu murni berupa barang pada satu sisi dan

(26)

2.2.3. Konsep dan Pengertian J asa.

Definisi jasa adalah : “Setiap tindakan atau kegiatan yang dapat

ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, pada dasarnya tidak berwujud dan

atau tidak mengakibatkan kepemilikan. Produk jasa bisa bersamaan dengan

produk fisik maupun tidak “ (Adrian Payne : 1993).

Definisi yang lain mengatakan “ a service is an activity which has some

element of intangibility associated it, which involves some interaction with

costumer or with property in their possession and not result in transfer of

ownership”. (Adrian Payne : 1993). Selanjutnya Payne mengemukakan empat

karakteristik jasa yaitu : (1) intangibility – tidak dapat dilihat, diraba, dirasa atau

didengar sebelum dibeli, (2) inserparability – dijual terlebih dahulu baru

diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan, (3) heterogenity – tidak

terstandarisasi dan memiliki banyak variasi, (4) perishability – tidak dapat

disimpan.

Untuk memahami karakteristik jasa lebih lanjut mengungkapkan bahwa

penawaran yang disampaikan oleh perusahaan ke pasar berupa salah satu hal di

bawah ini (Adrian Payne : 1993). :

Barang berwujud murni, tidak ada jasa yang menyertai produk tersebut, misalnya

sabun, pasta gigi, dan lain-lain.

1. Barang berwujud yang disertai jasa. Penawaran terdiri dari barang berwujud

disertai satu atau lebih jasa untuk mempertinggi daya tarik.

2. Konsumen misalnya, produk computer disertai pengiriman, perbaikkan,

(27)
(28)

3. Campuran dimana penawaran terdiri dari barang dan jasa dengan porsi yang

sama. Misalnya, restoran didukung oleh pelayanan dan makanan.

4. Jasa utama disertai barang sebagai tambahan. Penawaran terdiri dari jasa

utama dengan tambahan barang pelengkap. Misalnya, penumpang pesawat

terbang membeli jasa transportasi dengan memperoleh tambahan makanan,

minuman dan majalah selama penerbangan.

5. Jasa murni, Penawaran hanya terdiri dari jasa, misalnya dokter, panti pijat

dan lain-lain.

Payne menggambarkan suatu kontinum barang murni hingga jasa murni

berdasarkan kadar berwujud dan tidak berwujud seperti pada gambar 2.

2.2.4. Dimensi Kualitas J asa.

Pengertian kualitas jasa sendiri berpusat pada upaya pemenuhan

kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaian untuk

mengimbangi harapan pelanggan. Kualitas jasa adalah tingkat keunggulan yang Gambar 2.2. The Intangibility and

(29)

diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi

keinginan pelanggan (Adrian Payne : 1993).

Ada dua factor utama yang mempengaruhi kualitas jasa yaitu expected

service dan perceived service (Adrian Payne : 1993). Apabila jasa yang diterima

atau dirasakan sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas jasa yang

dipersepsikan baik dan memuaskan. Jika jasa yang diterima

melampaui harapan pelanggan, maka kualitas jasa dipersepsikan sebagai kualitas

yang ideal. Sebaliknya jika jasa yang diterima lebih rendah dari yang diharapkan,

maka kualitas jasa yang dipersepsikan kualitas buruk. Dengan demikian baik

tidaknya kualitas jasa tergantung pada kemampuan penyedia dalam memenuhi

harapan pelanggan secara konsisten. Kualitas total suatu jasa terdiri dari tiga

komponen (Teas, R. K : 1993) :

1. Technical Quality, yaitu komponen yang berkaitan dengan kualitas jasa

yang diterima oleh pelanggan dan dapat dirinci menjadi tiga hal :

a. Search quality, yaitu kualitas jasa yang dapat dievaluasi oleh

pelanggan sebelum membeli.

b. Experience quality, yaitu kualitas jasa yang ahanya dapat dievaluasi

setelah membeli atau mengkonsumsi jasa.

c. Credence quality, yaitu kualitas jasa yang hanya dapat dievaluasi oleh

pelanggan meskipun telah mengkonsumsi ssuatu jasa.

2. Functional quality, yaitu komponen yang berkaitan dengan kualitas cara

penyampaian suatu jasa, yang merupakan factor yang dipergunakan dalam

(30)

3. Corporate image, yaitu berkaitan dengan reputasi, citra perusahaan dan

daya tarik keunggulan yang mengakar dalam benak pelanggan.

Berdasarkan komponen-komponen di atas, dapat ditarik kesimpulan

bahwa out put jasa dan cara penyampaiannya merupakan factor-faktor yang

dipergunakan dalam menilai kualitas jasa. Oleh karena pelanggan terlibat dalam

suatu proses jasa, maka sering kali penentuan kualitas jasa menjadi sanga

kompleks.

2.2.5. Harapan Pelanggan.

Dalam konteks produk (barang dan jasa) dan kepuasan, telah tercapai

kesepakatan bahwa harapan pelanggan memiliki peranan sangat penting sebagai

standar perbangdingan dalam evaluasi kualitas maupun kepuasan pelanggan.

Harapan pelanggan merupakan keyakinan pelanggan sebelum mencoba atau

membeli suatu produk. Komponen harapan pelanggan dapat dijelaskan sebagai

berikut (Zeithami: 1996) :

1. Enduring service intensifiers, yaitu merupakan factor yang bersifat stabil

meliputi harapan yang disebabkan oleh orang lain dan filosofi pribadi

seseorang mengenai suatu jasa.

2. Personal needs, yaitu kebutuhan yang dirasakan mendasar bagi

kesejahteraannya yang sangat menentukan harapannya.

3. Transitory service intensifiers, yaitu factor individual yang bersifat sementara

yang meningkatkan sensitivitas pelanggan terhadap jasa, yang terdiri dari

(31)

4. Perceived service alternatives, yaitu persepsi pelanggan terhadap tingkat atau

derajat kualitas jasa perusahaan lain yang sejenis. Jika konsumen memiliki

beberapa alternative, maka harapannya terhadap suatu jasa cenderung akan

semakin besar.

5. Self perceived service, yaitu persepsi pelanggan tentang derajat

keterlibatannya dalam mempengaruhi jasa yang diterimanya. Apabila

konsumen terlibat dalam proses penyampaian jasa yang terjadi ternyata tidak

begitu baik, maka pelanggan tidak bisa melimpahkan kesalahan sepenuhnya

kepada penyedia jasa. Oleh karena itu derajat keterlibatannya ini akan

mempengaruhi tingkat jasa yang bersedia diterimanya.

6. Situation factors, yaitu segala kemungkinan yang bisa mempengaruhi kinerja

jasa yang berada diluar kendali penyedia jasa.

7. Explicit service promises, yaitu pernyataan (secara personal atau non personal)

oleh penyedia jasa tentang jasanya kepada pelanggan. Janji ini bisa berbentuk

iklan, personal selling, perjanjian atau komunikasi dengan karyawan

organisasi.

8. Implicit service promises, petunjuk berkaitan dengan jasa yang memberikan

kesimpulan bagi pelanggan tentang jasa yang bagaimana seharusnya akan

diberikan. Pelanggan biasanya menghubungkan harga dan peralatan

pendukung jasa dengan kualitas jasa. Harga yang mahal dihubungkan dengan

(32)

9. Word of mouth, yaitu rekomendasi atau saran dari orang lain secara personal

maupun non personal yang disampaikan oleh orang lain selain penyedia jasa

kepada pelanggan.

10.Past experience, yaitu hal-hal yang telah dipelajari atau diketahui pelanggan

dimasa lalu. Harapan pelanggan dari waktu ke waktu berkembang seiring

dengan semakin banyaknya informasi yang diterimanya dan bertambahnya

pengalaman pelanggan.

2.2.6. Dimensi dan Pengukur an Kualitas J asa.

Untuk mengukur kualitas jasa menurut penilaian pelanggan dapat

menggunakan beberapa factor atau dimensi kualitas jasa yang dikemukakan oleh

beberapa ahli. Ada delapan dimensi kualitas yang dapat digunakan sebagai

kerangka perencanaan strategi dan analisis yaitu (Zeithami: 1996):

1. Kinerja (performance), yaitu karakteristik operasi pokok dari produk inti.

2. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (features), yaitu karakteristik sekunder

atau pelengkap.

3. Kehandalan (reliability), yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan

atau gagal pakai.

4. Kesesuaian dengan spesifikasi (to conformance specification), yaitu sejauh

mana karakteristik design dan operasi memenuhi standar-standar yang telah

ditetapkan sebelumnya.

5. Daya tahan (durability), yaitu berkaitan dengan beberapa lama suatu produk

(33)

6. Serviceability, yaitu meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, mudah

direparasi serta penanganan keluhan yang memuaskan.

7. Esthetics, yaitu daya tarik suatu produk terhadap panca indera.

8. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality), yaitu citra dan reputasi

produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya.

Parasuraman berhasil mengidentifikasikan 10 faktor utama yang

menentukan kualitas jasa yang meliputi :

1. Reliability, mencakup performance dan dependability.

2. Responsiveness (kemauan dan kesiapan petugas).

3. Competencen (memiliki kemampuan dan pengetahuan).

4. Accsess (kemudahan dihubungi).

5. Courtexy (sikap sopan, respek, perhatian ramah tamah).

6. Communication (memberi informasi dan mendengarkan).

7. Credibility (sifat jujur dan dapat dipercaya).

8. Security (aman secara fisik, financial dan kerahasiaan).

9. Understanding the costumer (memahami kebutuhan pelanggan).

10.Tangibles (bukti fisik dari jasa).

Dalam perkembangan selanjutnya, Zeithami dan Parasuraman

mengemukakanbahwa untuk menilai kualitas jasa dapat dipergunakan lima

dimensi yaitu :

1. Reliability (kehandalan), yaitu menunjukkan kemampuan untuk memberikan

(34)

Kinerja harus sesuai dengan harapan pelanggan berarti ketepatan waktu,

pelayanan yang sama untuk semua pelanggan tanpa kesalahan.

2. Responsiveness (ketanggapan), menunjukkan adanya kemauan dan keinginan

dari para staf atau karyawan untuk membantu para pelanggan dan memberikan

pelayanan secara cepat dan tepat.

3. Assurance (jaminan kepastian), adanya pengetahuan dan kemampuan serta

kesopanan yang dimiliki para karyawan dalam memberikan pelayanan

sehingga dapat menimbulkan kepercayaan dan tidak menimbulkan keraguan

pelanggan terhadap pelayanan.

4. Tangibles (fisik nyata), bahwa penampilan sarana dan fasilitas fisik,

perlengkapan atau peralatan, penampilan personil dan media komunikasi yang

dapat diandalkan merupakan bukti nyata dari pelayanan yang diberikan.

5. Empathy (empati), adanya perhatian yang lebih bersifat pribadi kepada

pelanggan, melakukan kontak, hubungan dan komunikasi dengan pelanggan

serta adanya upaya untuk memahami kebutuhan dan keinginan para

pelanggan.

2.2.7. Kepuasan Pelanggan.

Kepuasan pelanggan merupakan prioritas utama bagi kebanyakan badan

usaha dalam dunia bisnis dewasa ini. Dan hampir tidak ada badan usaha baik

nasional maupun global yang tidak peduli pada konsumen mereka. Puas tidaknya

pelanggan terhadap suatu produk atau jasa ditentukan oleh keseluruhan tingkah

laku yang tampak setelah menggunakan produk atau jasa tersebut. Konsumen

(35)

dapat memberikan kepuasan yang sama seperti yang diterima sebelumnya. Dan

sebaliknya, apabila pelanggan merasa tidak puas dengan produk atau jasa tersebut,

maka tingkah laku yang tampak adalah mencari atau mencoba produk lain samapi

menemukan produk atau jasa yang dapat memberikan kapuasan.

Pelanggan akan merasa puas apabila pelanggan tersebut menemukan

bahwa kinerja pada suatu produk sesuai dengan harapannya. Pernyataan ini sesuai

dengan definisi mengenai kepuasan pelanggan yaitu : “Costumer satisfaction is a

person’s feeling of pleasure or disappointment resulting from comparing a

product’s perceived performance (or outcome) in relation to his or her

expectation” (Zeithami: 1996:6).

Agar tidak terjadi bias dalam mengetahui kepuasan pelanggan, Prof.

Jacques Horovitz mengungkapkan cara pengukuran kepuasan pelanggan seperti

yang ditulis pada majalah Manajemen, No. 131 bulan Juli 1999 halaman 26,

pengukuran kepuasan pelanggan dibedakan menjadi dua konsep, yaitu konsep

velue dan quality. Konsep value adalah mempresentasikan apa yang dianggap

konsumen paling bernilai dari suatu produk, merek atau perusahaan, sedangkan

konsep quality adalah menggambarkan seberapa jauh klaim perusahaan terhadap

produk atau mereknya diimplementasikan.

Konsep kepuasan lain menyatakan : “Costumer satisfaction is concerned

with the extent to which products and services meet customer’s want and needs”

(Cristian, G : 1990). Maksudnya adalah kepuasan pelanggan dikaitkan dengan

tingkat dimana produk atau jasa dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan

(36)

the company and into the arena of the customer satisfaction research must be

viewed from the customer’s perspective”. Kepuasan pelanggan harus diberikan

melalui badan usaha dan melalui penelitian terhadap kepuasan pelanggan yang

dilihat dari sudut pandang pelanggan.

Pada kondisi persaingan yang semakin ketat dimana semakin banyak

produsen yang terlibat dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan,

sehingga hal ini menyebabkan setiap badan usaha harus menempatkan orientasi

pada kepuasan pelanggan sebagai tujuan utama, antara lain dengan komitmen

badan usaha terhadap kepuasan pelanggan dalam pernyataan misi, iklan, maupun

public relation release . Dewasa ini semakin diyakini bahwa kunci utama untuk

memenangkan persaingan adalah memberikan nilai dan kepuasan kepada

pelanggan melalui penyampaian produk dan jasa berkualitas dengan harga yang

bersaing.

Pelanggan yang puas akan memberikan keuntungan bagi produsen.

Seorang pelanggan yang puas akan menceritakan pengalamannya tentang suatu

produk kepada tiga orang kawan, tetapi seorang pelanggan yang tidak puas akan

menceritakan pengalaman buruknya terhadap suatu produk kepada sebelas orang.

Hal tentang kepuasan pelanggan yaitu “where as a satisfied customers tells three

people about a good product experience, a dissatisfied customer gripes to eleven

people”. (Cristian, G : 1990). Merupakan perbandingan yang cukup besar dimana

kepuasan seorang pelanggan ternyata berdampak sangat kecil terhadap

peningkatan penjualan, sebaliknya ketidak kepuasan seorang pelanggan dapat

(37)

rasa puas dan tidak puas dalam diri pelanggan akan mempengaruhi sikap

pelanggan selanjutnya dan sikap inilah yang akan banyak ikut mempengaruhi

pengambilan keputusan dalam pembelian ulang. “A satisfied customers will buy

again talk favorably to others about the company, pay less attention to competing

brands and advertising, and buy other products from the some company”

(Cristian, G : 1990).. Selain itu syarat mutlak dari suatu badan usaha untuk

mencapai kepuasan pelanggan adalah dengan cara memenuhi

persyaratan-persyaratan yang diinginkan oleh pelanggan. Jika produk atau jasa yang diberikan

oleh badan usaha dapat memenuhi semua kebutuhan dan persyaratan dari

pelanggan, maka timbul perasaan puas dalam diri pelanggan. Hal ini sesuai

dengan pendapat bahwa, “sales of product and service must satisfy the customer

abjectives and reqruiment” (Cristian, G : 1990).

Konsep kepuasan pelanggan didasarkan pada disconfirmation paradigma seperti

pada gambar 2.3.

Dari gambar tersebut di bawah, pada dasarnya tujuan dari badan usaha

adalah menciptakan kepuasan pelanggan terhadap product yang dihasilkan sesuai

dengan kebuthan dan keinginan pelanggan, maka terciptalah suatu kepuasan.

Definisi kepuasan pelanggan menurut Mowen (1995, p. 511) adalah

:Kepuasan itu adalah keseluruhan sikap pelanggan setelah memperoleh dan

menggunakan produk atau layanan yang dapat memenuhi kebutuhan dan

keinginan dari pelanggan, maka akan mengakibatkan kepuasan pelanggan ( John

(38)

Pelanggan yang puas dapat mengembangkan badan usaha, tetapi

pelanggan yang tidak puas dapat menghancurkan badan usaha, oleh karena itu

badan usaha harus dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan dari pelanggan.

Untuk dapat memenuhi persyaratan-persyaratan yang diinginkan oleh pelanggan

merupakan syarat mutlak dari suatu badan saha untuk mencapai kepuasan

pelanggan seperti yang dikemukakan oleh Dutka (1994, p. 7).

Apabila produk atau layanan yang diberikan oleh badan usaha dapat

memenuhi semua kebutuhan dan persyaratan dari pelanggan, maka timbullah

perasaan puas pada diri pelanggan. Timbulnya rasa puas dari dalam diri pelanggan

tersebut kemudian akan mempengaruhi sikap yang dihasilkan, ini akan

mempengaruhi pengambilan keputusan pelanggan yang bersangkutan dalam

pembelian ulang dan akan mempengaruhi calon pelanggan lain. Business Goals

Pr oduct

Pr oduct Consumer Value

Customer satisfaction

Customer needs and wants

(39)

Untuk mengetahui kepuasan pelanggan digunakan atribut-atribut pebentuk

kepuasan tersebut terdiri dari attributes related to the products, attributes related

to the service, attributes related to the purchase dimana :

a. Attributes related to the products :

a. Value Price Relationship ; hubungan antara harga ditetapkan oleh badan

usaha untuk dibayar pelanggan dengan nilai yang diperoleh pelanggan.

Apabila nilai yang diperoleh pelanggan melebihi apa yang dibayar, maka

suatu dasar yang penting dari keputusan telah tercipta.

b. Product Quality ; penilaian dari mutu produk-produk yang dihasilkan oleh

suatu badan usaha.

c. Product Benefit ; manfaat yang diperoleh pelanggan dan mengkonsumsi

produk atau jasa yang dihasilkan oleh badan usaha

d. Product Feature ; cirri-ciri tertentu yang dimiliki oleh suatu produk

sehingga berbeda dengan produk yang ditawarkan oleh pesaing.

b. Attributed related to the service

a. Guarantee or warranty ; jaminan yang diberikan oleh suatu badan usaha

terhadap produk yang dihasilkan dapat dikembalikan bila kinerja dari

produk atau jasa tersebut tidak memuaskan.

b. Delivery ; menunjukkan kecepatan, keakuratan dan ketepatan dari proses

pengiriman produk dan jasa.

c. Complain handling ; penanganan terhadap keluhan yang dilakukan oleh

(40)

d. Resolution of problem ; kemampuan badan usaha untuk memecahkan

masalah yang dihadapi oleh pelanggan.

c. Attributed related to the purchase

a. Courtesy ; kesopanan, perhatian, keramahtamahan yang dilakukan oleh

karyawan badan usaha dalam melayani pelanggannya.

b. Communication ; proses penyampaian informasi yang dilakukan oleh

karyawan badan usaha kepada pelanggannya.

c. Easy or convenience of acquisition paroduk atau jasa tersebut harus mudah

dikenali dan mudah diperoleh, demikian pula dengan servis yang

menyertai harus dapat diperoleh dengan mudah.

d. Company reputation ; reputasi yang dimiliki oleh suatu badan usaha yang

dapat mempengaruhi pandangan pelanggan terhadap badan usaha tersebut.

Parasuraman (1993) setelah meneliti lima perusahaan yaitu : perbankan,

kartu kridit, perbaikan dan perawatan peralatan elektronika, broker saham dan

perusahaan telepon SLJJ dan dengan 22 instrumen pengukur kualitas layanan

yang berpengaruh pada kepuasan pelanggan, yaitu : (1) bukti langsung

(tangibles), meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai dan sarana komunikasi,

(2) keandalan (reliability) meliputi kemampuan memberikan yang dijanjikan

dengan segera, (3) daya tanggap (responsiveness) yaitu keinginan para staff dan

karyawan untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan

tanggap, (4) jaminan (assurance) mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan

dan sifat yang dapat dipercaya yang dimiliki oleh staff, bebas dari bahaya, resiko

(41)

melakukan hubungan komunikasi, perhatian pribadi dan memahami kebutuhan

pelanggan.

Atribut-atribut pembentuk kepuasan yang terdiri dari :

a. Attributes related to the products dengan indikator harga yang ditetapkan serta

pelayanan yang diberikan oleh pihak awak bus.

b. Attributes related to the service dengan indikator Kecepatan, keakuratan dan

ketepatan waktu selama peralanan

c. Attributes related to the purchase dengan indikator Kesopanan, perhatian,

keramahtamahan, penyampaian informasi yang dilakukan oleh awak bus.

2.2.8. Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Pelanggan

Kepuasan pelanggan adalah persepsi pelanggan bahwa harapannya telah

terpenuhi atau terlampaui (Richard.F.Gerson, 2004:3). Dengan adanya kualitas

layanan yang baik sesuai dengan harapan pelanggan diharapkan pelanggan akan

menggunakan jasa layanan perusahaan dimasa-masa yang akan dating.

Kemampuan untuk memberikan jasa yang dijanjikan dengan segera,

akurat, terpercaya dan memuaskan merupakan kinerja dari kualitas layanan yang

harus sesuai dengan harapan pelanggan. Kepuasan pelanggan bermakna

perbandingan antara apa yang diharapkan konsumen dengan apa yang dirasakan

konsumen ketika menggunakan produk tersebut. Bila konsumen merasakan

performa produk sama atau melebihi ekspektasinya, berarti mereka puas.

Sebaliknya jika performa produk kurang dari ekspektasinya, berarti mereka tidak

(42)

Kemauan dan keinginan dari para staf atau karyawan untuk membantu

para pelanggan dan memberikan pelayanan secara cepat dan tepat. pengetahuan

dan kemampuan serta kesopanan yang dimiliki para karyawan dalam memberikan

pelayanan sehingga dapat menimbulkan kepercayaan dan tidak menimbulkan

keraguan pelanggan terhadap pelayanan. penampilan sarana dan fasilitas fisik,

perlengkapan atau peralatan, penampilan personil dan media komunikasi yang

dapat diandalkan merupakan bukti nyata dari pelayanan yang diberikan. Perhatian

yang lebih bersifat pribadi kepada pelanggan, melakukan kontak, hubungan dan

komunikasi dengan pelanggan serta adanya upaya untuk memahami kebutuhan

dan keinginan para pelanggan merupakan kualitas layanan yang harus selalu

dibina dan diimplementasikan sebagai suatu standar kualitas layanan untuk

menciptakan kepuasan pelanggan sesuai dengan harapannya. Seperti yang

dikatakan oleh Oliver, kepuasan adalah “tingkat perasaan seseorang setelah

membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakannya dengan harapannya”.

(43)

2.3 . Model Konseptual

2.4. Hipotesis

Berdasarkan permasalahan dan Teori di atas maka hipotesis pada penelitian

ini adalah : Diduga bahwa kualitas layanan yang terdiri dari Tangibles,

Reliability, Assurabce, Responsiveness, dan Empathy berpengaruh positif

terhadap kepuasan pelanggan penumpang bis PO. Akas di Surabaya.

Empaty

Kualitas layanan

Reliability

Assurance

Attributed related to the services Attributes related to the products

Attributed related to the purchase

Tangible

Responsiveness

(44)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

3.1.1. Definisi Operasional

Untuk mempermudah dan menghindari kesalahan dalam membentuk

persepsi, maka perlu menguraikan definisi operasional variabel yang akan diteliti.

Variabel-variabel yang diuji terdiri dari variabel bebas (X) dan variabel terikat

(Y).lima variable yaitu :

Variabel-variabel bebas (X) yang diuji terdiri dari:

Bukti langsung (tangibles) disebut X1 − Keandalan pelayanan (reliability) disebut X2

Daya tanggap terhadap konsumen (responsiveness) disebut X3 − Jaminan yang diberikan (assurance) disebut X4

Empati (empaty) disebut X5

Adapun penilaian-penilaian variabel tersebut di dasarkan atas :

a. tangibles (X1) adalah penilaian konsumen terhadap demensi kualitas jasa yang

diberikan dalam bentuk bukti fisik secara langsung yang dirasakan oleh

konsumen jasa layanan PO Akas.

Menurut Hariyanto, D.W. (2012), bahwa tangibles diukur dengan

menggunakan 3 penilaian criteria penilaian, yaitu :

1. Tehnologi dengan mengukur kelayakan kendaraan yang dipakai.

(45)

3. Fasilitas kendaraan.

b. reliability (X2) adalah penilaian konsumen terhadap dimensi kualitas jasa

dalam bentuk memberikan pelayanan sesuai dengan janji yang diberikan

kepada konsumen jasa layanan PO Akas.

Menurut Hariyanto, D.W. (2012), bahwa reability diukur dengan

menggunakan 3 kriteria penilaian, yaitu :

1. Kemampuan memberikan layanan (konsisten).

2. Tanggungjawab personil kendaraan dalam melaksanakan tugas.

3. Ketepatan waktu jadwal perjalanan.

c. responsiveness (X3) adalah penilaian konsumen terhadap demensi kualitas jasa

dalam bentuk daya tanggap perusahaan terhadap konsumen dalam

memberikan pelayanan kepada konsumen jasa PO Akas.

Menurut Hariyanto, D.W. (2012), bahwa responsiveness diukur dengan

menggunakan 3 dengan penilaian:

1. Kecepatan Pelayanan

2. Sikap Menolong Awak Kendaraan

3. Cepat Menanggapi Keluhan Konsumen

d. assurance (X4) adalah penilaian konsumen terhadap demensi kualitas jasa

dalam bentuk jaminan yang diberikan perusahan kepada konsumen jasa PO

Akas.

Menurut Hariyanto, D.W. (2012), bahwa assurance diukur dengan

(46)

1. Kepercayaan terhadap awak kendaraan.

2. Rasa aman dalam berkendaraan

3. Kesopanan awak kendaraan

e. empaty (X5) adalah penilaian konsumen terhadap dimensi kualitas jasa dalam

bentuk memberikan pelayanan secara khusus kepada konsumen jasa layanan

PO Akas

Menurut Hariyanto, D.W. (2012), bahwa empaty diukur dengan menggunakan

3 kriteria penilaian, yaitu

1. Perhatian perusahaan secara khusus kepada konsumen.

2. Perhatian karyawan (awak kendaraan) secara khusus kepada konsumen.

3. Usaha karyawan untuk memahami kebutuhan konsumen

Variabel terikat yaitu variable Kepuasan Pelanggan (Y)

Adalah pesan tentang produk atau jasa, suatu perusahaan, ataupun tentang

perusahaan itu sendiri, dalam bentuk komentar tentang kinerja produk,

keramahan, kejujuran, kecepatan pelayanan dan hal lainnya yang dirasakan dan

dialami oleh seseorang yang disampaikan kepada orang lain. Menurut Hariyanto,

D.W. (2012), bahwa kepuasan pelanggan diukur dengan 3 indikator yaitu :

a. Harga ditetapkan serta pelayanan yang diberikan oleh pihak awak bus.

b. Kecepatan, keakuratan dan ketepatan waktu selama peralanan

c. Kesopanan, perhatian, keramahtamahan, penyampaian informasi yang

(47)

3.1.2. Pengukur an Variabel

Pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah interval

dengan skala pengukuran Likert dimana responden memberikan penilaian

persertujuan terhadap serangkaian pertanyaan yang masing-masing diukur dalam

5 skala (5 point scale) dan kelima skala yang dipakai dalam penelitian ini

mengikuti pola sebagai berikut :

3.2. Teknik Penentuan Sampel

a. Populasi.

Populasi adalah sekumpulan dari seluruh elemen (unit, individu) sejemis

dan dapat dibedakan yang menjadi obyek penyelidikan (penelitian). Populasi

dalam penelitian adalah seluruh penumpang jasa layanan PO. Akas di Surabaya.

b. Sampel.

Teknik penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode accidental sampling yaitu metode pengambilan sample dengan memilih

siapa yang kebetulan ada atau dijumpai. Penentuan sampel cukup representative

tergantung dari jumlah indicator dikali 5-10. Bila terdapat 20 indikator, besarnya

sampel adalah 100-200. Dalam hal ini sampel yang diambil dari penumpang Bis

(48)

dengan 108 responden, sehingga dengan respnden berjmlah 110 dapat memenuhi

syarat penentuan jumlah sampel di dalam penelitian ini.

3.3. Teknik Pengumpukan Data

3.3.1. J enis Data

a. Data Primer

Data yang diperoleh langsung dari responden atas pertanyaan yang

diajukan melalui kuesioner

b. Data Sekunder

Data yang diperoleh dari PO. Akas Probolinggo, tempat dimana dilakukan

penelitian.

3.3.2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari PO. Akas, tempat dimana

dilakukan penelitian.

3.3.3. Pengumpulan Data

Dalam rangka penyusunan skripsi ini, maka usaha untuk menunjang

terselenggaranya penelitian digunakan cara-cara pengumpulan data sebagai

berikut:

a. Studi Kepustakaan

Yaitu penelitian secara teoritis terhadap literature, majalah, surat kabar, dan

(49)

b. Studi Lapangan

Studi lapangan ini dilakukan dengan mengadakan penelitian secara langsung

pada perusahaan sebagai sasaran penelitian. Dimana penelitian tersebut

dilakukan dengan jalan sebagai berikut :

1) Dokumentasi

Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengumpulkan dokumen,

brosur-brosur yang dimiliki oleh perusahaan yang berhubungan dengan

masalah-masalah yang penulis bahas.

2) Interview

Yaitu dengan menggunakan tanya jawab secara langsung dengan

pihak-pihak terkait yang ada di perusahaan.

3) Observasi

Yaitu teknik pengumpulan data dimana penulis mengadakan pengamatan

langsung terhadap gejala-gejala dan aktivitas perusahaan yang diteliti,

dilakukan pada situasi yang sebenarnya.

4) Kuesioner

Pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner ke

penumpang PO. Akas

3.4. Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesa.

Pengujian hipotesa yang digunakan dalam penelitian ini adalah Structural

Equation Modeling (SEM), dimana pengukuran faktor-faktornya menggunakan

(50)

antara analisis data dengan pendekatan yang terintegrasi antara analisis data

konstruksi konsep.

Langkah-langkah dalam analisis SEM model pengukurannya dilakukan

sebagai berikut :

2. Pengukuran Dimensi faktor-faktor penelitian :

a. Dimensi tangbles (X1) adalah penilaian konsumen terhadap demensi

kualitas jasa yang diberikan dalam bentuk bukti fisik secara langsung yang

dirasakan oleh konsumen .

Diukur dengan menggunakan 3 penilaian criteria penilaian, yaitu :

1. Tehnologi dengan mengukur kelayakan kendaraan yang dipakai.

2. Design interior kendaraan.

3. Fasilitas kendaraan.

Persamaan atribut pembentuk kepuasan (X1) :

X1 1 = λ 1 Atribut Pembentuk Tangible + er_1

X1 2 = λ 2 Atribut Pembentuk Tangible + er_2

X1 3 = λ 3 Atribut Pembentuk Tangible + er_3

Pernyataan di atas dinyatakan dalam sebuah pengukuran model untuk diuji

undimensionalitasnya melalui confirmatory factor analysis, maka model

(51)

b. Dimensi reliability (X2) adalah penilaian konsumen terhadap dimensi

kualitas jasa dalam bentuk memberikan pelayanan sesuai dengan janji

yang diberikan kepada konsumen .

Diukur dengan menggunakan 3 kriteria penilaian, yaitu :

1. Kemampuan memberikan layanan (konsisten).

2. Tanggungjawab personil kendaraan dalam melaksanakan tugas.

3. Ketepatan waktu jadwal perjalanan.

Pernyataan di atas dinyatakan dalam sebuah pengukuran model untuk

diuji undimensionalitasnya melalui confirmatory factor analysis, maka

model pengukuran akan nampak seperti di bawah ini : er-1

er-2

er-3

X1 1

X1 3

X1 2 TANGIBLES

er-1

er-2

er-3

X2 1

X2 3

(52)

Persamaan atribut pembentuk kepuasan (X1) :

X2 1 = λ 1 Atribut Pembentuk reliability + er_1

X2 2 = λ 2 Atribut Pembentuk reliability + er_2

X2 3 = λ 3 Atribut Pembentuk reliability + er_3

c. Dimensi responsiveness (X3) adalah penilaian konsumen terhadap demensi

kualitas jasa dalam bentuk daya tanggap perusahaan terhadap konsumen

dalam memberikan pelayanan kepada konsumen.

Diukur dengan menggunakan 3 dengan penilaian:

1. Kecepatan Pelayanan

2. Sikap Menolong Awak Kendaraan

3. Cepat Menanggapi Keluhan Konsumen

Persamaan atribut pembentuk kepuasan (X1) :

X3 1 = λ 1 Atribut Pembentuk responsiveness + er_1

X3 2 = λ 2 Atribut Pembentuk responsiveness + er_2

X3 3 = λ 3 Atribut Pembentuk responsiveness + er_3

Pernyataan di atas dinyatakan dalam sebuah pengukuran model untuk

diuji undimensionalitasnya melalui confirmatory factor analysis, maka

(53)

d. Dimensi assurance (X4) adalah penilaian konsumen terhadap demensi

kualitas jasa dalam bentuk jaminan yang diberikan perusahan kepada

konsumen .

Diukur dengan menggunakan 3 kriteria penilaian, yaitu

1. Kepercayaan terhadap awak kendaraan.

2. Rasa aman dalam berkendaraan

3. Kesopanan awak kendaraan

Persamaan atribut pembentuk kepuasan (X1) :

X4 1 = λ 1 Atribut Pembentuk assurance + er_1

X4 2 = λ 2 Atribut Pembentuk assurance + er_2

X4 3 = λ 3 Atribut Pembentuk assurance + er_3

Pernyataan di atas dinyatakan dalam sebuah pengukuran model untuk

diuji undimensionalitasnya melalui confirmatory factor analysis, maka

model pengukuran akan nampak seperti di bawah ini : er-1

er-2

er-3

X4 1

X4 3 X4 2

(54)

e. Dimensi empaty (X5) adalah penilaian konsumen terhadap dimensi

kualitas jasa dalam bentuk memberikan pelayanan secara khusus kepada

konsumen.

Diukur dengan menggunakan 3 kriteria penilaian, yaitu

1. Perhatian perusahaan secara khusus kepada konsumen.

2. Perhatian karyawan (awak kendaraan) secara khusus kepada

konsumen.

3. Usaha karyawan untuk memahami kebutuhan konsumen

Persamaan atribut pembentuk kepuasan (X1) :

X5 1 = λ 1 Atribut Pembentuk Empaty+ er_1

X5 2 = λ 2 Atribut Pembentuk Empaty+ er_2

X5 3 = λ 3 Atribut Pembentuk Empaty+ er_3

Pernyataan di atas dinyatakan dalam sebuah pengukuran model untuk

diuji undimensionalitasnya melalui confirmatory factor analysis, maka

model pengukuran akan nampak seperti di bawah ini : er-1

er-2

er-3

X4 1

X4 3

(55)

Persamaan Kepuasan Konsumen

Bila persamaan diatas dinyatakan dalam sebuah pengukuran model untuk diuji

unimdimensionalitasnya melalui confirmatory factor analysis, maka model

pengukuran dengan faktor kepuasan kerja akan nampak sebagai berikut : er-1

er-2

er-3

X5 1

X53

(56)

Kualitas Layanan Reliabilit y

Responsiveness Assurance

Empaty (X5) Tangible (X1) er-1

er-2

er-3

er-4

er-5

At t ribut es

relat ed t o the

product s

At t ribut ed relat ed t o t he

services

At t ribut ed relat ed t o t he purchase

er-1 er-1 er-1

(57)

3.4.1. Uji Nor malitas dan Linieritas

Sebaran data harus dianalisis untuk mengetahui apakah asumsi normalitas

dipenuhi, sehingga data dapat diolah lebih lanjut pada path diagram. Untuk

menguji normalitas distribusi data yang digunakan dalam analisis, penguji dapat

mengunakan uji-uji statistik. Uji yang paling mudah adalah dengan mengamati

skweness value dari data yang digunakan. Dimana biasanya disajikan dalam

statistik deskriptif dari hampir semua progam statistic. Nilai statistic untuk

menguji normalitas itu disebut sebagai z – value yang dihasilkan melalui rumus

sebagai berikut :

Nilai – z = skewness dimana N adalah ukuran sample

Bila nilai z lebih besar dari nilai kritis atau critical ratio (Ferdinand, 2000 :

95), maka dapat diduga bahwa distribusi data tidak normal. Nilai kritis dapat

ditentukan berdasarkan tingkat signifikan yang dikehendaki. Misalnya bila nilai

yang dihitung lebih besar ± 2.58 berarti kita dapat menolak asumsi mengenai

normalitas dari distribusi pada tingkat 0.01.

Linieritas dengan mengamati scatterplots dari data yaitu dengan memilih

pasangan data dan dilihat pada penyebarannya untuk menduga ada tidaknya

linieritas.

3.4.2. Evaluasi Outlier s

Outliers merupakan observasi atau data yang memiliki karakteristik unik

yang sangat berbeda jauh dari observasi-observasi yang lain dan muncul dalam 6

(58)

bentuk ekstrim, baik untuk sebuah variabel tunggal maupun variabel kombinasi.

(Hair.et.al. 1998).

a. Outlier s Univariat

Deteksi terhadap adanya outliers univariate dapat dilakukan dengan

menentukan ambang batas yang akan dikatagorikan sebagai outliers dengan cara

mengkonfersi nilai data penelitian kedalam standart score atau yang biasa

disebut dengan z-score, yang mempunyai rata-rata nol dengan standart deviasi

sebesar satu. Bila nilai-nilai itu telah dinyatakan dalam format yang standart

(z-score), maka perbandingan antar besaran nilai dengan mudah dapat dilakukan.

Untuk sampel besar (diatas 80 observasi), pedoman evaluasi adalah nilai ambang

batas dari z-score itu berada pada rentang 3 sampai dengan 4 (Hair dkk, 1998

dalam ferdinand, 2002 : 98). Oleh karena itu apabila ada observasi-observasi

yang memiliki z-score ≥ 3,0 akan dikategorikan sebagai outliers.

b. Outlier s Multivar iat

Evaluasi terhadap multivariat outliers perlu dilakukan sebab walaupun

data yang dianalisis menunjukan tidak ada outliers pada tingkat univariat, tetapi

observasi itu dapat menjadi outliers bila sudah saling dikombinasikan. Jarak

Mahalanobis (The Mahalanobis Distance) untuk tiap observasi dapat dihitung

dan menunjukan jarak sebuah observasi dari rata-rata semua variabel dalam

sebuah ruang multidimensional. Uji terhadap multivariat dilakukan dengan

menggunakan kriteria jarak Mahalnobis pada tingkat ρ < 0,001. Jarak

Gambar

Tabel 1.1 Data Komplain Pelanggan PO Akas Tahun 2012
Gambar 2.1. Scale of Element Dominance
Gambar 2.2. The Intangibility and tangibility continum
Gambar 2.3. Konsep Kepuasan Pelanggan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Renstra SKPD disusun sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD serta berpedoman kepada RPJM Daerah dan bersifat indikatif, memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan,

Paterson beranggapan bahwa, environmental atau teori politik hijau dalam kaitannya dengan teori hubungan internasional adalah sama-sama menjelaskan destruksi yang diakibatkan

Penulis telah menyelesaikan penulisan Laporan Akhir untuk memenuhi syarat menyelesaikan Pendidikan Diploma III pada Jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik

Pada penelitian, dibahas mengenai upaya perlindungan terhadap anak didik pemasyarakatan, yaitu meliputi aspek-aspek perlindungan psikologis yaitu perlindungan yang berkaitan

Sehingga terdiri dari pengertian kesadaran etik, pengertian locus of control, pengertian komitmen profesional, tanggung jawab auditor dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan,

Hasil data yang telah dijabarkan dalam penelitian ini, dapat dilihat bahwa variabel beban kerja (X1), gaya kepemimpinan transformasional (X2), melalui kepuasan

13 tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta semakin menguatkan citra Yogyakarta sebagai Daerah yang Istimewa untuk dikunjungi sehingga

Tujuan dari penulisan ilmiah ini adalah untuk membuat sebuah aplikasi Situs Pembelajaran Grammar Bahasa Inggris, yang diharapkan dapat digunakan sebagai supplement tambahan