• Tidak ada hasil yang ditemukan

VISUAL BASIC SEBAGAI PUSAT KENDALI PERALATAN ELEKTRONIK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "VISUAL BASIC SEBAGAI PUSAT KENDALI PERALATAN ELEKTRONIK."

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

VISUAL BASIC SEBAGAI PUSAT KENDALI PERALATAN

ELEKTRONIK

TUGAS AKHIR

Oleh :

ALI IHWAN

0734015038

J URUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

(2)

VISUAL BASIC SEBAGAI PUSAT KENDALI PERALATAN

ELEKTRONIK

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Jurusan Teknik Informatika

Oleh :

ALI IHWAN

0734015038

J URUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

J AWA TIMUR

SURABAYA

2012

(3)

LEMBAR PERSETUJ UAN

VISUAL BASIC SEBAGAI PUSAT KENDALI PERALATAN

ELEKTRONIK

Disusun oleh :

ALI IHWAN

0734015038

Telah disetujui mengikuti Ujian Negara Lisan Periode II Tahun Akademik 2012/2013

Pembimbing I

Ir.Sutiyono, MT. NIP.19600713 198703 1 001

Pembimbing II

Basuki Rahmat, S.Si, MT. NPT. 269 070 640 209

Mengetahui,

Ketua J ur usan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri

Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” J awa Timur

(4)

LEMBAR PENGESAHAN

VISUAL BASIC SEBAGAI PUSAT KENDALI PERALATAN

ELEKTRONIK

Disusun Oleh :

ALI IHWAN

0734015038

Telah dipertahankan dan diter ima oleh Tim Penguji Skripsi Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri

Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” J awa Timur Pada Tanggal 14 Desember 2012

Pembimbing : NPT. 1965 0713 199203 2 001

2.

Intan Yuniar , S.Kom, M.Sc NPT. 3 8006 04 0198 1

Mengetahui,

Dekan Fakultas Teknologi Industri

Univer sitas Pembangunan Nasional ”Veteran” J awa Timur

Ir. Sutiyono, MT. NIP. 19600713 198703 1 001

(5)

KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang teramat dalam peneliti panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah berkenan memelihara dan membimbing peneliti, sehingga peneliti dapat menyelesaikan pengerjaan dan penyusunan laporan ini.

Kegiatan Tugas Akhir yang berjudul Visual Basic Sebagai Pusat Kendali Peralatan Elektronik yang peneliti kerjakan.

Tak lupa, peneliti ucapkan rasa terimakasih yang teramat dalam kepada Dosen Pembimbing, Bapak Ir.Sutiyono,MT dan Bapak Basuki Rahmat,S.Si,MT yang telah membimbing peneliti dalam kegiatan tugas Akhir.

Disadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih jauh dari kata sempurna, namun, peneliti tetap berharap semoga isi dari laporan ini dapat benar-benar berguna baik untuk para peneliti khususnya dan para pembaca pada umumnya, maka dari itu kritik dan saran yang membangun sangat peneliti harapkan.

Sebagai perwujudan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat Rahmat dan berkahNya peneliti dapat menyusun dan menyelesaikan Laporan tugas akhir ini hingga selesai. terselesaikannya Tugas Akhir ini. Tak lupa ucapan terima kasih ini peneliti tujukan kepada :

1. Bapak Prof.Dr.Ir.Teguh Sudarto,MP selaku Rektor UPN “Veteran” Jatim. 2. Bapak Ir. Sutiyono, MT selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri serta selaku

(6)

iii

3. Bapak Ir. Mu’tasim Billah, MS selaku Wakil Dekan I Fakultas Teknologi Industri.

4. Ibu Ni Ketut Sari, selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika.

5. Bapak Basuki Rahmat,S.Si,MT Pembimbing II yang memberikan ilmu tentang analisa serta pembimbing Laporan Tugas Akhir yang telah meluangkan begitu banyak waktu, tenaga dan pikiran serta dengan sabar membimbing peneliti dari awal hingga Laporan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan.

6. Seluruh dosen Teknik Informatika yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat bagi peneliti.

7. Keluarga tercinta, terutama Bapak Ibuku tersayang, serta adik-adikku terima kasih atas semua doa, dukungan serta harapan-harapanya pada saat peneliti menyelesaikan kerja praktek dan laporan ini. Yang penulis minta hanya doa restunya, sehingga peneliti bisa membuat sesuatu yang lebih baik dari laporan ini.

8. Teman tercinta Sururil Qolbi,Aulia Kusuma Wardhani,dan Nurul Imaroh yang telah mendampingi peneliti serta memberikan dukungan moral dan spiritual dengan sepenuh hati

9. Saudara Agus Supriadi selaku pembimbing peneliti dalam memahami tentang analisa TI.

10.Kawan-kawan yang telah membantu dalam penyelesaian Tugas Akhir ini, Arek Uibi (eko & yudha), Arek Kontrakan (gecol, reza, mumun, jemblung), Pia setyo pratiwi, Ari Supriyono (gondring), Rahmawati F.Tyas, Kresna Sandhi P. (Papua), Norman Apriyantono, S.Kom kawan-kawan BEM FTI,

(7)

kawan-kawan HIMATIFA, Kawan-kawan INFORMANIA dan kawan-kawan jurusan Informatika Sore yang telah memberikan dorongan dan doa, yang tak bisa penulis sebutkan satu persatu. Terima Kasih yang tak terhingga untuk kalian semua.

Surabaya, November 2012

(8)

v

(9)

vi

4.3. Implementasi Visual Basic ... 42

4.3.1 Windows XP Service Park 2 ... 42

4.3.2 Microsoft Access 2000 ... 43

4.4 Visual Basic 6.0 ... 43

4.5 Microsoft Access 2000 ... 44

BAB V UJICOBA DAN ANALISA HASIL ... 45

5.1 Pengujian Hardware ... 45

5.1.1 Rangkaian Power Supply ... 45

5.1.2 Rangkaian Lampu ... 46

5.1.2.1 Pengujian Tegangan Output ... 46

5.2 Pengujian Keseluruhan Alat ... 46

5.3 Tabel Hasil Percobaan ... 50

BAB VI PENUTUP ... 54

6.1 Kesimpulan ... 54

6.2 Saran ... 54

(10)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Mikrokontroler AT89S51 ... 11

Gambar 2.2. Resistor Karbon ... 14

Gambar 2.3. Elektronik Kapasitor (ELCO) Warna Putih ... 17

Gambar 2.4 Elektronik Kapasitor (ELCO) Berwarna ... 18

Gambar 2.5 Kapasitor Keramik ... 19

Gambar 3.6 Grafik Kecepatan Transfer Data VS Panjang Kabel Data ... 35

Gambar 3.7 Topologi Jaringan rs 485 ... 36

Gambar 5.1 Bentuk Fisik Perangkat Mekanik Tampak Samping Depan .... 47

Gambar 5.2 Bentuk Fisik Perangkat Mekanik Tampak Samping Kanan .... 47

Gambar 5.3 Bentuk Fisik Perangkat Mekanik Tampak Samping Kiri ... 48

Gambar 5.4 Bentuk Fisik Perangkat Mekanik Tampak Samping Atas ... 48

Gambar 5.5 Bentuk Fisik Perangkat Mekanik Tampak Samping Bawah ... 48

Gambar 5.6 Bentuk Fisik Perangkat Mekanik Tampak Samping Belakang 49

(11)

viii

(12)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Fungsi Pin-Pin Mikrokontroler AT89S51 ... 12

Tabel 2.2 Gelang Resistor ... 14

Tabel 2.3 Nilai Kapasitor ... 18

Tabel 2.4 Mnemonik Perintah Assembly AT89S51 ... 23

Tabel 5.1 Ujicoba Power Supply ... 46

Tabel 5.2 Pengujian Pada Lampu ... 50

(13)

ABSTRAK

Perkembangan teknologi dibidang mikroelektronika telah mengakibatkan semakin banyaknya peralatan yang dikendalikan oleh komputer baik itu berbentuk personal computer (PC) maupun dalam bentuk mikrokomputer atau biasa dikenal dengan mikrokontroler. Kelebihan yang dimiliki mikrokontroler yaitu setiap perubahan terjadi cara kerja sistem dapat dilakukan dengan merubah program yang terdapat pada memorinya. Rangkaian dengan mikrokontroler sebagai pusat kendali sistem tidak perlu mengalami perubahan yang banyak, karena karakteristik dari rangkaian sistem minimum mikrokontroler pada dasarnya hampir sama tergantung pemrogram / perancangan rangkaian.

Sistem kendali perangkat elektronik dirancang menggunakan mikrokontroler AT89S51 sebagai pengendali utama dalam menjalankan instruksi. Perangkat lunak dibuat dalam bahasa assembly ASM’51 sehingga pemrograman mikrokontroler dapat dilakukan dengan mudah. Realisasi sistem pertama-tama dilakukan dalam model project board untuk setiap rangkaian yang kemudian dibuat dalam PCB sederhana sesuai dengan rangkaian yang dibuat.

(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam bab ini dijelaskan beberapa hal dasar yang meliputi latar belakang, permasalahan, batasan masalah, tujuan dan manfaat, metodologi pelaksanaan serta sistematika penulisan buku tugas akhir ini. Dari uraian tersebut diharapkan, Gambran umum permasalahan dan pemecahan yang diambil dapat di pahami.

1.1 Latar Belakang

Teknologi komputer mampu menyelesaikan berbagai pekerjaan dan perhitungan yang rumit menjadi sederhana, mudah dan cepat terselesaikan serta dapat dilakukan secara otomatis.

Dalam suatu perusahaan atau perkantoran sering dijumpai suatu permasalahan yang kiranya sangat mempengaruhi, yaitu masalah pencahayaan, dimana pencahayaan yang digunakan pada perusahaan atau perkantoran kurang efektif. Hal ini sering terjadi di gedung-gedung perkantoran dan industri-industri yang sangat membutuhkan pencahayaan yang cukup. Kondisi tersebut dapat ditanggulangi salah satunya yaitu dengan menggunakan konsep dasar komputer, komputer dapat diprogram untuk dapat memantau lampu mana yang harus nyala dan lampu mana yang harus mati sesuai dengan waktu yang dibutuhkan, disini komputer bekerja memonitoring status lampu yang sedang nyala dan yang sedang mati secara otomatis, jika program komputer tersebut di jalankan maka komputer akan bekerja sebagai pengawas. Selama ini pencahayaan pada gedung-gedung

(15)

2

perkantoran biasanya berupa sistem convensional (manual) memiliki kelemahan yaitu tidak termonitoring dengan baik .

Berdasarkan permasalahan diatas maka peneliti memberikan salah satu pemecahannya yaitu dengan merancang dan merealisasikan “Visual Basic Sebagai Pusat Kendali Peralatan Elektronik”. Dengan sistem ini diharapkan akan dapat mempermudah pekerjaan manusia sehingga sistem pencahayaan (lampu) akan lebih efektif.

1.2 Perumusan Masalah.

Permasalahan yang akan dibahas pada Skripsi ini adalah :

a. Bagaimana merancang sistem monitoring pencahayaan gedung, baik secara hardware maupun software.

b. Bagaimana sistem monitoring pencahayaan tersebut dapat mengendalikan jumlah lampu.

1.3 Pembatasan Masalah

Batasan masalah dalam perancangan dan pembuatan sistem pengendalian peralatan elektronik ini adalah :

a. Monitoring pencahayaan ini hanya menggunakan sistem terjadwal, menggunakan jalur komunikasi serial RS-485

(16)

3

1.4 Maksud dan Tujuan.

Adapun maksud penyusunan Skripsi ini adalah Merancang alat dan membuat program interface agar dapat menyalakan dan mematikan lampu, melakukan komunikasi antara komputer dengan rangkaian lampu lewat komunikasi serial RS-485 dan mensimulasikan tampilan pencahayaan (lampu) di komputer

Adapun tujuan penyusunan Skripsi ini adalah Terciptanya sistem monitoring pencahayaan gedung sehingga dapat mempermudah pekerjaan manusia karena bekerja secara otomatis serta sistem pencahayaan menjadi lebih efektif.

1.5 Manfaat Tugas Akhir .

Adanya tugas akhir ini diharapkan dapat bermanfaat :

a. Untuk meminimalisir kejadian konsleting listrik yang tidak diinginkan di dalam gedung ataupun perkantoran.

b. Untuk memudahkan system manajemen pada perusaahaan dengan adanya bantuan pengendali listrik lewat tombol panel pada program.

1.6 Metode Penelitian

Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode deskriptif yang mengambarkan gejala nyata yang terjadi di lapangan pada saat penelitian.

Langkah –langkah pengumpulan data yang digunakan dalam metode tersebut : a. Studi pustaka

Yaitu dengan cara mempelajari buku-buku atau berbagai literatur yang dapat memberikan masukan dan sebagai referensi untuk materi penulisan dan

(17)

4

penyusunan Skripsi ini diantaranya Keterampilan Elektronika untuk Pemula, Belajar Mikrokontroller AT89S51 (Teori dan Aplikasi), Pengenalan Komputer, Prinsip - Prinsip Elektronik, Step by step Microsoft Visual basic 6.0 Profesional, VB sebagai Pusat Kendali peralatan Elektronika, Pemrograman dengan Bahasa Assembly. Sehingga data-data yang diperoleh dapat diproses dan dianalisa lebih lanjut.

b. Observasi

Yaitu melakukan penelitian dan pengamatan secara langsung mengenai kegiatan bagaimana cara memonitoring pencahayaan yang digunakan agar lebih efektif dan melakukan wawancara kepada orang-orang yang berhubungan dengan bidang ini agar diperoleh penjelasan yang lebih terperinci.

c. Perancangan sistem

Yaitu membuat dan mengukur rangkaian secara langsung. d. Implementasi Perancangan

Yaitu hasil ujicoba seluruh rangkaian

1.7 Sistematika Penulisan

(18)

5

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini akan diuraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, maksud dan tujuan pembuatan Skripsi ini, manfaat tugas akhir ini, metodologi penelitian serta sistematika penulisan dari setiap bab yang ada.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menguraikan tentang teori-teori proses pembuatan pusat kendali elektonik serta sistem monitoring pencahayaan yang penulis rancang.

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Bab ini menguraikan tentang perancangan perangkat keras diantaranya perancangan rangkaian catudaya, rangkaian RS-485 dan rangkaian lampu. Perancangan perangkat lunak diantaranya program untuk mikrokontroler (assembly) dan flowchart program.

BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM

Bab ini menguraikan tentang implementasi perangkat keras dan perangkat lunak sistem monitoring pencahayaan yang penulis rancang.

BAB V HASIL DAN UJICOBA APLIKASI

Bab ini berisi penjelasan ujicoba aplikasi,pelaksanaan ujicoba dan evaluasi dari hasil ujicoba yang telah dilakukan untuk kelayakan pemakaian.

(19)

6

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

(20)

7 BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Mikrokontroler AT89S51

Mikrokontroler sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan mikrokomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar (market need) dan teknologi baru. Sebagai teknologi baru yaitu teknologi semi konduktor dengan kandungan transistor yang lebih banyak namun hanya membutuhkan ruang kecil serta dapat diproduksi secara massal dalam jumlah banyak sehingga harga menjadi lebih murah dibandingkan mikroprosesor. Sebagai kebutuhan pasar mikrokontroler hadir untuk memenuhi selera industri dan para konsumen akan kebutuhan dan keinginan alat-alat bantu dan mainan yang lebih canggih serta dalam bidang pendidikan.

Tidak seperti sistem komputer yang mampu menangani berbagai macam program aplikasi (misalnya pengolah kata, pengolah angka dan lain sebagainya). Mikrokontroler hanya bias digunakan untuk satu aplikasi tertentu saja. Perbedaan lainnya terletak pada perbandingan RAM dan ROMnya. Pada sistem komputer perbandingan RAM dan ROMnya besar, artinya program-program pengguna disimpan dalam ruang RAM yang relatif besar, sedangkan rutin-rutin antar muka perangkat keras disimpan dalam ruang ROM yang kecil. Sedangkan pada mikrokontroler, perbandingan ROM dan RAMnya yang besar artinya program control disimpan dalam ROM yang ukurannya relatif lebih besar, sedangkan Ram digunakan sebagai tempat penyimpanan sederhana sementara, termasuk register-register yang digunakan pada mikrokontroler yang bersangkutan.

(21)

8

Mikrokontroler AT89S51 merupakan salah satu keluarga dari MCS-51 keluaran ATMEL. Jenis Mikrokontroler ini pada prinsipnya dapat digunakan untuk mengolah data per bit ataupun data 8 bit secara bersamaan.

Pada prinsipnya program pada mikrokontroler dijalankan bertahap, jadi pada program itu sendiri terdapat beberapa set instruksi dan tiap intruksi itu dijalankan secara bertahap atau berurutan.

Beberapa fasilitas yang dimiliki oleh mikrokontroler AT89S51 adalah sebagai berikut: a. Sebuah Central Processing Unit 8 bit.

b. Osilatc : internal dan rangkaian pewaktu. c. RAM internal 128 byte.

d. Flash memori 4 Kbyte.

e. Lima buah jalur interupsi (dua buah interupsi eksternal dan tiga buah interupsi internal).

f. Empat buah programmable port I/0 yang masing-masing terdiri dari delapan jalur I/0.

g. Sebuah port serial dengan kontrol serial full duplex UART.

h. Kemampuan untuk melaksanakan operasi aritmatika dan operasi logika.

i. Kecepatan dalam melaksanakan intruksi persiklus 1 mikro detik pada frekwensi 12 MHz.

2.1.1. Konstruksi AT89S51

(22)

9

10 kilo Ohm dipakai untuk membentuk rangkaian riset. Dengan adanya rangkaian riset ini

AT89S51 otomatis diriset begitu rangkaian catudaya. Kristal dengan frekuensi maksimum 12 MHz dan kapasitor 30 piko-farad dipakai untuk melengkapi rangkaian oscilator pembentuk clock yang menentukan kecepatan kerja Microcontroller.

Memori merupakan bagian yang sangat penting pada Microcontroller. Microcontroller memiliki dua macam memori yang sifatnya berbeda :

1. Read Only Memory (ROM) yang isinya tidak berubah meskipun IC kehilangan catu daya. Sesuai dengan keperluannya, dalam susunan MCS-51 memori penyimpanan program ini dinamakan sebagai memori program. 2. Random Access Memory (RAM) isinya akan sirna begitu IC kehilangan

catudaya, dipakai untuk menyimpan data pada saat program bekerja. RAM yang dipakai untuk menyimpan data ini disebut sebagai memori data. Ada berbagai jenis ROM untuk Microcontroller dengan program yang sudah baku dan diproduksi secara massal, program diisikan kedalam ROM pada saat IC Microcontroller dicetak dipabrik IC. Untuk keperluan tertentu Microcontroller menggunakan ROM yang dapat diisi ulang atau Programble Eraseable ROM yang disingkat menjadi PROM (PEROM). Dulu banyak UVEPROM (Ultra Violet Eraseable Programble ROM). Yang kemudian dinilai mahal dan ditinggalkan setelah ada flash PEROM yang harganya jauh lebih murah.

(23)

10

Jenis memori yang dipakai untuk memori program AT89S51 adalah flash PEROM, program untuk mengendalikan Microcontroller diisikan kememori itu lewat bantuan alat yang dinamakan sebagai AT89S51 flash PEROM Programmer. Memori data yang disediakan dalam chip AT89S51 sebesar 128 kilo byte meskipun hanya kecil saja tapi untuk banyak keperluan memori kapasitas itu sudah cukup. AT89S51 dilengkapi UART (Universal Asyncronous Receiver/Transmiter) yang biasa dipakai untuk komunikasi data secara seri. Jalur untuk komunikasi data seri (RXD dan TXD) diletakkan berhimpitan dengan P1.0 dan P1.1 pada kaki nomor 2 dan 3, sehingga kalau sarana input/output bekerja menurut fungsi waktu. Clock penggerak untaian pencacah ini bisa berasal dari oscillator kristal atau clock yang diumpan dari luar lewat T0 dan T1/T0 dan T1 berhimpitan dengan P3.4 dan P3.5, sehingga P3,4 dan P3,5 tidak bias dipakai untuk jalur input/output paralel kalau T0 dan T1 dipakai.

AT89S51 mempunyai enam sumber pembangkit interupsi, dua diantaranya adalah sinyal interupsi yang diumpankan ke kaki INT0 dan INT1. Kedua kaki ini berhimpitan dengan P3.2 dan P3.3 sehingga tidak bisa dipakai dipakai sebagai jalur input/output paralel kalau INT0 dan INT1 dipakai untuk menerima sinyal interupsi.

(24)

11

2.1.2. Pin-Pin Pada Mikrokontroler AT89S51 Deskripsi pin-pin pada Mikrokontroler AT89S51

Gambar. 2.1 Mikrokontroler AT89S51

VCC (Pin 40)

VCC berfungsi sebagai suplai tegangan. GND (Pin 20)

GND berfungsi sebagai ground. Port O (Pin 39 – Pin 32)

Port O dapat berfungsi sebagai I/O biasa, low order multiplex address/data atau pun penerima kode byte pada saat flash programming. Pada fungsi sebagai I/O biasa port ini dapat memberikan output sink ke delapan buah TTL input atau dapat diubah sebagai input dengan memberikan logika 1 pada port tersebut.

Pada fungsi sebagai low order multiplex address/data, port ini akan mempunyai internal pull up. Pada saat flash programming diperlukan eksternal pull up, terutama pada saat verifikasi program.

(25)

12

Port 2 (Pin 21 – Pin 28)

Port 2 berfungsi sebagai I/O biasa atau high order addresss, pada saat mengakses memori secara 16 bit. Pada saat mengakses memori 8 bit, port ini akan mengeluarkan isi dari P2 special function register. Port ini mempunyai internal pull up dan berfungsi sebagai input dengan memberikan logika 1. Sebagai output port ini dapat memberikan output sink keempat buah input TTL.

Port 3 (Pin 10 – Pin 17)

Port 3 merupakan 8 bit port I/O dua arah dengan internal pull up. Port 3 juga mempunyai fungsi pin masing-masing, yaitu sebagai berikut :

Tabel 2.1. Fungsi Pin – Pin Microkontroler AT89S51.

Nama Pin Fungsi

P3.0 (Pin 10) RXD (Port Input Serial) P3.1 (Pin 11) TXD (Port Output Serial) P3.2 (Pin 12) INT0 (Interrupt 0 Eksternal) P3.3 (Pin 13) INT1 (Interrupt 1 Eksternal) P3.4 (Pin 14) T0 (Input Eksternal Timer 0) P3.5 (Pin 15) T1 (Input Eksternal Timer 1)

P3.6 (Pin 16) WR (Menulis Untuk Eksternal Data Memori) P3.7 (Pin 17) RD (Untuk Membaca Eksternal Data Memori)

RST (Pin 9)

(26)

13

Address Latch Enable adalah pulsa output untuk melatch byte bawah dari alamat selama mengakses memori eksternal. Selain itu sebagai pulsa input program (PROG) selama memprogram Flash.

PSEN (Pin 29)

Program Store Enable (PSE) digunakan untuk mengakses memori program eksternal.

EA (Pin 31)

Pada kondisi low pin ini akan berfungsi sebagai EA yaitu microcontroller akan menjalankan program yang ada pada memori eksternal setelah sistem direset. Jika kondisi high pin ini akan berfungsi untuk menjalankan program yang ada pada memori internal. Pada saat flash programming, pin ini akan mendapat tegangan 12 Volt.

XTAL1 (Pin 19)

Xtal1 merupakan input untuk clock internal. XTAL2 (Pin 18)

Xtal2 merupakan output dari osilator.

2.2. Komponen – Komponen Pendukung 2.2.1. Resistor

Resistor komponen pasif elektronika yang berfungsi untuk membatasi arus listrik yang mengalir. Resistor sebagai pembagi tegangan dan arus berdasarkan kelasnya resistor dibagi menjadi 2 yaitu : Fixed Resistor dan Variable Resistor dan umumnya terbuat dari carbon film atau metal film, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk dibuat dari material yang lain. Pada dasarnya bahan

(27)

14

memiliki sifat resistif namun beberapa bahan tembaga perak emas dan bahan metal umumnya memiliki resistansi yang sangat kecil. Bahanbahan tersebut menghantar arus listrik dengan baik, sehingga dinamakan konduktor. Kebalikan dari bahan yang konduktif, bahan material seperti karet, gelas, karbon memiliki resistansi yang lebih besar menahan aliran elektron dan disebut sebagai isolator. Fixed Resistor

Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi jumlah arus yang mengalir dalam satu rangkaian. Sesuai dengan namanya resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon. Tipe resistor yang umum berbentuk tabung porselen kecil dengan dua kaki tembaga dikiri dan kanan. Pada badannya terdapat lingkaran membentuk gelang kode warna untuk memudahkan pemakai mengenali besar resistansi tanpa mengukur besarnya dengan ohm meter. Kode warna tersebut adalah standar menufaktur yang dikeluarkan oleh ELA (Electronic Industries Association).

Gambar. 2.2 Resistor Karbon Tabel 2.2. Gelang Resistor

WARNA GELANG I GELANG II GELANG III GELANG IV

Hitam 0 0 1 -

(28)

15 toleransi berwarna coklat, emas atau perak. Biasanya warna gelang toleransi ini berada pada bahan resistor yang paling pojok atau juga dengan lebar yang lebih menonjol,

sedangkan warna gelang yang keempat agak sedikit kedalam. Dengan demikian pemakai sudah langsung mengetahui berapa toleransi dari resistor tersebut. Kalau anda telah bisa menentukan nama gelang pertama selanjutnya adalah membaca nilai resistansinya.

Biasanya resistor dengan toleransi 5%, 10% atau 20% memiliki gelang (tidak termasuk gelang toleransi). Tetapi resistor dengan toleransi 1% atau 2% (toleransi kecil) memiliki 4 gelang (tidak termasuk gelang toleransi). Gelang pertama dan seterusnya berturut-turut menunjukan besar nilai satuan dan gelang terakhir adalah faktor pengalinya.

(29)

16

2.2.2. Kapasitor

Kapasitor adalah komponen elektronika sebagai penyimpan muatan listrik sementara dan filter. Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang dipisahkan oleh suatu bahan dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal misalnya udara vakum, keramik, gelas dan lain-lain. Jika kedua ujung plat metal diberi tegangan listrik, maka muatan-muatan positif akan mengumpul pada salah satu kaki elektroda metalnya dan pada saat yang sama muatan-muatan negatif terkumpul pada ujung metal yang satu lagi. Muatan positif tidak dapat mengalir menuju ujung kutub negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju keujung kutub positif karena terpisah oleh bahan elektrik yang non konduktif. Muatan elektrik ini tersimpan selama tidak ada konduktif pada ujung-ujung kakinya. Di alam bebas fenomena kapasitor terjadi pada saat terkumpulnya muatan-muatan positif dan negatif di awan.

(30)

17

2.2.2.1. Elektrolik Kapasitor (ELCO)

Gambar 2.3 dan 2.4. Elektolik Kapasitor (ELCO) Putih dan Warna

Elektroda dari kapasitor ini terbuat dari alumunium yang menggunakan membrane oksidasi yang tipis. Karakteristik utama dari Electrolytic Capasitor adalah perbedaan polaritas pada kedua kakinya. Dari karakteristik tersebut kita harus berhatihati didalam pemasangannya pada rangkaian jangan sampai terbalik. Bila polaritasnya terbalik maka akan menjadi rusak bahkan meledak.

Biasanya jenis kapasitor ini digunakan pada rangkaian power supply.Kapasitor ini tidak bisa digunakan pada rangkaian frekuensi tinggi. Biasanya tegangan kerja dari kapasitor dihitung dengan cara mengalikan tegangan catudaya dengan 2. Misalnya kapasitor akan diberikan catu daya dengan tegangan 5 Volt, berarti kapasitor yang dipilih harus memiliki tegangan kerja minimum 2 x 5 = 10 Volt

2.2.2.2.Kapasitor Keramik

Kapasitor menggunakan bahan titanium acid barium untuk dielektriknya. Karena tidak dikonstruksi seperti koil maka komponen ini dapat digunakan pada rangkaian frekuensi tinggi. Biasanya digunakan untuk melewatkan sinyal frekuensi tinggi. Menuju ke ground. Kapasitor ini tidak baik digunakan untuk

(31)

18

rangkaian analog, karena dapat mengubah bentuk sinyal. Jenis ini tidak mempunyai polaritas dan hanya tersedia dengan nilai kapasitor yang sangat kecil dibandingkan dengan kedua kapasitor diatas.

Gambar 2.5. Kapasitor keramik

Untuk mencari nilai dari kapasitor biasanya dilakukan dengan melihat angka/kode yang tertera pada badan kapasitor tersebut. Untuk kapasitor jenis elektrolit memang mudah, karena nilai kapasitansinya telah tertera dengan jelas pada tubuhnya.

Sedangkan untuk kapasitor keramik dan beberapa jenis yang lain nilainya dikodekan. Biasanya kode tersebut terdiri dari 4 digit pertama merupakan angka dan digit terakhir berupa huruf yang menyatakan toleransinya. Untuk 3 digit pertama angka yang terakhir berfungsi untuk menentukan 10n, nilai n dapat dilihat pada tabel dibawah.

Tabel 2.3. Nilai Kapasitor

3rd Digit Multiplier Letter Tolerance

0 1 D 0,5pF

1 10 F 1%

(32)

19

Misalnya suatu kapasitor pada badannya tertulis kode 474J, berarti nilai kapasitansinya adalah 47 + 104 = 470.000 pF = 0,47 µF sedangkan toleransinya 5%. Yang harus diingat didalam mencari nilai kapasitor adalah satuannya dalam pF (Pico Farad).

2.2.3. Transistor

Transistor adalah komponen elektronika yang mempunyai tiga buah terminal. Terminal itu disebut emitor, basis dan kolektor. Transistor seakan-akan dibentuk dari penggabungan dua buah dioda. Dioda satu dengan yang lain saling digabungkan dengan cara menyambungkan salah satu sisi dioda yang senama. Dengan cara penggabungan seperti dapat diperoleh dua buah dioda sehingga menghasilkan ransistor NPN.

Bahan mentah yang digunakan untuk menghasilkan bahan N dan bahan Padalah silicon dan germanium. Oleh karena itu dikatakan :

1. Transistor germanium PNP. 2. Transistor germanium NPN. 3. Transistor silikon PNP. 4. Transistor silikon NPN.

(33)

20

Semua komponen didalam rangkaian transistor dengan simbol. Anak panah yang terdapat didalam simbol menunjukan arah yang melalui transistor.

Gambar 2.6. Simbol Tipe Transistor Keterangan :

B = Basis C = Kolektor E = Emiter

Didalam pemakaiannya transistor dipakai sebagai komponen saklar (Switching) dengan memanfaatkan daerah penjenuhan (saturasi) dan daerah penyumbatan (cut off) yang ada pada karakteristik transistor.

(34)

21

Gambar 2.7. Transistor Sebagai Saklar ON

Saturasi pada transistor terjadi apabila arus pada kolektor menjadi maksimum dan untuk mencari besar arus basis agar transistor saturasi adalah :

Hubungan antara tegangan basis (VB ) dan arus basis (IB ) adalah :

saturasi dengan IC mencapai maksimum.

Gambar 2.7. menunjukan apa yang dimaksud dengan VCE (sat) adalah hargaVCE pada beberapa titik dibawah knee dengan posisi tepatnya ditentukan pada lembar data. Biasanya VCE (sat) hanya beberapa perpuluhan volt, walaupun pada arus kolektor sangat besar bisa melebihi 1 Volt.

(35)

22

Pada daerah prnyumbatan nilai resistansi persambungan kolektor emitter secara ideal sama dengan tak terhitung atau terminal kolektor dan emiter terbuka (open).

Keadaan ini menyebabkan tegangan (VCB) sama dengan tegangan sumber (Vcc). Tetapi pada kenyataannya Vcc pada saat ini kurang dari Vcc karena terdapat arus bocor dari kolektor ke emiter. Dengan menganalogikan transistor sebagai saklar, transistor tersebut dalam keadaan off seperti gambar dibawah ini.

Gambar 2.8. Transistor sebagai saklar Off

(36)

23

2.3. Bahasa Assembly

Bahasa Assembly adalah bahasa komputer yang kedudukannya di antara bahasa mesin dan bahasa level tinggi misalnya bahasa C, C++, Pascal, Turbo Basic, Java, dan sebagainya. Bahasa C atau Pascal dikatakan sebagai bahasa level tinggi karena memakai kata-kata dan pernyataan yang mudah dimengerti manusia, meskipun masih jauh berbeda dengan bahasa manusia sesungguhnya. Assembler adalah program yang bekerja membantu penulisan instruksi dalam format Bahasa Inggris sehingga mudah dibaca dan dipahami.

MOV R0, #02h MOV A, #03h ADD A, R0

Perintah baris pertama bekerja menjalankan proses pengisian register R0 dengan data 02h. Perintah baris kedua bekerja menjalankan proses pengisian register A dengan data 03h. Kemudian proses penjumlahan data pada register A dengan data pada register R0 dijalankan menggunakan perintah ADD A,R0 dan menghasilkan data 05h tersimpan di register A.

Perintah MOV dan ADD adalah mnemonik atau singkatan dari perintah MOVE dan ADD. nemonik dari perintah lainnya dapat dirangkum dalam tabel 8 berikut.

Tabel 2.4 Mnemonik Perintah Assembly AT89S51

No. PERINTAH MNEMONIK

1 ADD ADD

(37)

24

Bahasa mesin adalah kumpulan kode biner yang merupakan instruksi yang bisa dijalankan oleh komputer. Di dalam mikrokontroler instruksi disimpan dalam kode heksa sehingga sulit dibaca dan dipahami maknanya. Sedangkan bahasa

7 DEVIDE DIV

8 AND LOGIC ANL

9 OR LOGIC ORL

10 EXLUSIVE OR LOGIK XRL 11 DECIMAL ADJUST ACCUMULATOR DAA 12 CLEAR ACCUMULATOR CLR A 13 COMPLEMENT ACCUMULATOR CPL A 14 ROTATE ACCUMULATOR LEFT RL A 15 ROTATE ACCUMULATOR LEFT THROUGH

CARRY

RLC A

16 ROTATE ACCUMULATOR RIGHT RRA 17 ROTATE ACCUMULATOR RIGHT THROUGH

CARRY

RRC A

18 SWAPP NIBBLE WITHIN ACCUMULATOR SWAP 19 PUSH DIRECT BYTE KE STACK PUSH

(38)

25

Tabel 2.3.2 Operation code mode

NO OPERATION CODE ASSEMBLY

1 26 MOV RO,#02h

2 27 MOV A,#03h

3 28 RO

Kode bahasa mesin atau sering disebut dengan operation code dari perintah MOV R0,#02h adalah 78 02. Untuk MOV A,#03h kode operasinya dalah 74 03 dan 28 adalah kode operasi dari perintah ADD A, R0. Kode operasi untuk setiap perintah dapat dibaca pada lembar instruction set. Program yang ditulis dengan bahasa assembly terdiri dari label; kode mnemonik, operand 1, operand 2, keterangan, dan lain sebagainya. Program ini disebut sebagai program sumber (Source Code). Source code belum bisa diterapkan langsung pada prosesor untuk dijalankan sebagai program. Source code harus diterjemahkan dulu menjadi bahasa mesin dalam bentuk kode biner atau operasi.

Source code ditulis dengan program editor biasa, misalnya Note Pad pada Windows atau SideKick pada DOS, TV demo, lalu source code diterjemahkan ke bahasa mesin dengan menggunakan program Assembler. Proses menterjemahkan source code menjadi bahasa mesin disebut dengan proses assembled. Hasil kerja program Assembler adalah “program objek” dan juga “assemly listing”.

Program Objek berisikan kode kode operasi bahasa mesin. Biasanya file program objek menguanakan ekstensi .HEX. Kode-kode operasi bahasa mesin inilah yang dituliskan ke memori- program prosesor. Dalam dunia mikrokontroler biasanya program objek ini diisikan ke UV EPROMatau EEPROM dan khusus

(39)

26

untuk mikrokontroler buatan Atmel, program ini diisikan ke dalam Flash PEROM yang ada di dalam chip mikrokontroler AT89S51 atau AT89C2051.

Assembly Listing merupakan naskah yang berasal dari program sumber, dalam naskah tersebut pada bagian sebelah setiap baris dari program sumber diberi tambahan hasil terjemahan program Assembler. Tambahan tersebut berupa nomor program berikut dengan kode yang akan diisikan pada memori-program bersangkutan. Naskah ini sangat berguna untuk dokumentasi dan sarana untuk menelusuri program yang ditulis.

Yang perlu diperhatikan adalah setiap prosesor mempunyai konstruksi yang berlainan, instruksi untuk mengendalikan masing-masing prosesor juga berlainan, dengan demikian bahasa Assembly untuk masing-masing prosesor juga berlainan, yang sama hanyalah pola dasar cara penulisan program Assembly saja.

Konstruksi Program Assembly

Source program dalam bahasa Assembly menganut prinsip 1 baris untuk satu perintah tunggal. Setiap baris perintah tersebut bisa terdiri atas beberapa bagian (field), yakni bagian Label, bagian mnemonik, bagian operand yang bisa lebih dari satu dan terakhir bagian komentar. Untuk membedakan masing-masing bagian tersebut dibuat ketentuan sebagian berikut:

1. Masing-masing bagian dipisahkan dengan spasi atau TAB, khusus untuk operand yang lebih dari satu masing-masing operand dipisahkan dengan koma.

(40)

27

bagian tetap harus di tulis.

3. Bagian Label ditulis mulai huruf pertama dari baris, jika baris bersangkutan tidak mengandung Label maka label tersebut digantikan dengan spasi atau TAB, yakni sebagai tanda pemisah antara bagian Label dan bagian mnemonik.

Label mewakili nomor memori-program dari instruksi pada baris bersangkutan, pada saat menulis instruksi JUMP, Label ini ditulis dalam bagian operand untuk menyatakan nomor memori-program yang dituju. Dengan demikian Label selalu mewakili nomor memori- program dan harus ditulis dibagian awal baris instruksi.

Disamping Label dikenal pula Symbol, yakni satu nama untuk mewakili satu nilai tertentu dan nilai yang diwakili bisa apa saja tidak harus nomor memori-program. Cara penulisan Symbol sama dengan cara penulisan Label, harus dimulai di huruf pertama dari baris instruksi. Mnemonik (artinya sesuatu yang memudahkan diingat) merupakan singkatan perintah, dikenal dua macam mnemonik, yakni manemonic yang dipakai sebagai instruksi mengendalikan prosesor, misalnya ADD, MOV, DJ NZ dan lain sebagainya. Ada pula mnemonik yang dipakai untuk mengatur kerja dari program Assembler misalnya ORG, EQU atau DB, mnemonik untuk mengatur kerja dari program Assembler ini dinamakan sebagai ‘Assembler Directive’. Operand adalah bagian yang letaknya di belakang bagian mnemonik, merupakan pelangkap bagi mnemonik. Kalau sebuah instruksi di-ibaratkan sebagai kalimat perintah, maka mnemonik merupakan subjek (kata kerja) dan operand merupakan objek (kata benda) dari kalimat perintah tersebut.

Tergantung pada jenis instruksinya, operand bisa berupa berbagai macam

(41)

28

(42)

29

BAB III

PERANCANGAN SISTEM

Pada BAB III ini akan dibahas perancangan keras yang diantaranya perancanagan rangkaian catu daya, rangkaian RS 485 dan rangkaian lampu. Perancangan perangkat lunak diantaranya program untuk mikrokontroler (assembly) dan flowchart program.

3.1 Perancangan Rangkaian catudaya.

Power supply digunkan sebagai sumber daya untuk menjalankan seluruh

sistem yang dibuat, rancangan schematic dari power supply ini tampak pada

Gambar 3.4 tegangan AC akan diserahkan dengan diode, kemudian akan difilter oleh kapasitor agar grafik tegangan yang dihasilkan bisa lebih halus, regulator pada rangkaian ini menggunakan 7805, untuk menstabilkan tegangan karena

sistem yang dipakai membutuhkan kestabilan tegangan regulator yang dipakai

hanya dapat keluarkan tegangan 5 Votl dengan arus tidak lebih dari 500mA. Sehingga dapat mencatu beban yang lebih membutuhkan sebuah jalur by-pass yang dapat dialiri arus yang lebih.

Gambar 3.1 Rangkaian Power Supply.

(43)

30

(44)

31

3.2 Perancangan Rangkaian lampu.

Pembahasan tentang perancangan sistem termasuk perangkat keras dan perangkat lunak akan dimulai dengan uraian singkat tentang proses sistem kendali perangkat elektronik.

Gambar 3.3 Blok Diagram

Sistem dirancang untuk melakukan instruksi pada data sakelar digital yang dikendalikan oleh mikrokontroler langsung diambil dari data yang dikirim oleh komputer. Data yang dikirim oleh mikrokontroler adalah sebesar 8 bit. Saat program aplikasi pada Visual Basic menyalakan lampu 1 maka data yang dikirim ke mikrokontroler adalah XXXXXXX1, sedangkan untuk mematikan lampu 1 maka data yang dikirim ke mikrokontroler adalah XXXXXXX0. data yang dikirim tersebut dalam bentuk Bit. Jika ada dalam bentuk Hexa, data tersebut adalah X1H dan X0H. Data X diatas dapat berupa bit 0 dan bit 1 atau sering

(45)

32

disebut dengan data bebas, istilah tersebut jika dalam ilmu teknik disebut sebagai

Don’t care, maksudnya data dapat bernilai 1 atau 0.

3.2.1 Rangkaian Sistem AT89S51.

Rangkaian ini merupakan pusat pengolahan data dan pusat pengendalian alat. Data yang diterima oleh PC server dari PC client akan diolah oleh mikrokontroler sehingga dapat mengendalikan lampu gedung. Mikrokontroler hanya dapat menyalakan dan mematikan lampu gedung yang disertai dengan adanya pembacaan status lampu dari sensor cahaya LDR. Rangkaian mikrokontroller AT89S51 dapat dilihat gambar dibawah ini:

(46)

33

.

Gambar 3.5 skematik rangkaian

(47)

34

3.2.2 Rangkaian rs 485

Pada kesempatan ini saya akan menjelaskan teori dasar rangkaian dan pemrograman RS485. Ketika kita ingin menghubungkan PC dengan sebuah microcontroller kita bisa menggunakan RS232 , tapi jika kita ingin menghubungkan PC dengan bayak microcontroller maka Rs232 tidak bisa digunakan. Untuk menghubungkan PC dengan lebih dari 1 microcontroller kita perlu menggunakan RS485.

Kelebihan RS485 dibandingkan RS232

• Bisa menghubungkan 1 master dengan 32 slave. • Kecepatan data bisa sampai 1 mbps

• Maksimal panjang kabel data 1200 meter. • menggunakan metoda master-slave

(48)

35

Kecepatan transfer data rs485

Gambar 3.6 Grafik kecepatan transfer data Vs panjang kabel data.

(49)

36

Topologi jar ingan Rs485

(50)

37

Sinyal Grounding

Gambar 3.8 Sinyal Grounding tipikal

3.3 Perancangan Perangkat Lunak.

Secara fisik, kerja dari sebuah mikrokontroler dapat dijelaskan sebagai siklus pembacaan instruksi yang tersimpan di dalam memori. Mikrokontroler menentukan alamat dari memori program yang akan dibaca, dan melakukan

(51)

38

proses baca data di memori. Data yang dibaca diinterprestasikan sebagai instruksi. Alamat instruksi disimpan oleh mikrokontroler di register, yang dikenal sebagai program counter. Instruksi ini misalnya program aritmatika yang melibatkan 2 register. Sarana yang ada dalam program assembly sangat minim, tidak seperti dalam bahasa pemrograman tingkat atas (high level language programming) semuanya sudah siap pakai. Penulis program assembly harus menentukan segalanya, menentukan letak program yang ditulisnya dalam memori-program, membuat data konstan dan tablel konstan dalam memori-program, membuat variabel yang dipakai kerja dalam memori-data dan lain sebagainya.Isi memori ialah bilangan heksadesimal yang dikenal oleh mikrokontroler kita, yang merupakan representasi dari bahasa assembly yang telah kita buat. Mnemonic atau opcode ialah kode yang akan melakukan aksi terhadap operand . Operand ialah data yang diproses oleh opcode. Sebuah opcode bisa membutuhkan 1 ,2 atau lebih operand, kadang juga tidak perlu operand. Sedangkan komentar dapat kita berikan dengan menggunakan tanda titik koma (;). Berikut contoh jumlah operand yang berbeda beda dalam suatu assembly.

CJNE R5,#22H, aksi ;dibutuhkan 3 buah operand MOVX @DPTR, A ;dibutuhkan 2 buah operand

RL A ;1 buah operand

NOP ; tidak memerlukan operand

(52)

39

Flowchart Keselur uhan

Gambar 3.9 Flowchart Keseluruhan

(53)

BAB IV

IMPLEMENTASI PERANGKAT LUNAK

Pada bab ini akan membahas tentang implementasi program dari hasil analisa dan perancangan sistem yang ada pada bab III, serta bagaimana cara sistem tersebut dijalankan.

4.1 Alat yang Digunakan.

Pada implementasi program, alat-alat yang digunakan yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) yang dijabarkan sebagai berikut:

a. Perangkat Keras.

Perangkat keras (hardware) yang digunakan adalah : 1) Rangkaian minimum AT89S51.

2) Lampu

3) PC computer atau Laptop b. Perangkat Lunak.

Perangkat lunak (software) yang digunakan adalah : 1) Windows XP Service Pack 2.

2) Visual Basic 6.0

3) Microsoft Office Access 2000 4.2 Implementasi AT89S51

Implementasi AT89S51 dibuat untuk proses utama untuk menjalankan suatu

(54)

41

4.2.1 Rangkaian AT89S51

Pada rangkaian minimum AT89S51 adalah rangkaian utama pada

sistem mikrokontroler AT89S51. Didalam mikrokontroelr AT89S51 ada

sebuah program untuk menjalankan sebuah sistem yang mau dijalankan. Gambar rangkaian minimum AT89S51 dapat dilihat pada Gambar 4.1

Gambar 4.1 Rangkaian AT89S51.

4.2.2 Lampu.

Lampu adalah sebuah piranti yang memproduksi cahaya,sumber cahaya buatan yang dihasilkan melalui penyaluran arus listrik melalui filamen yang kemudian memanas dan menghasikan cahaya. Lampu tersebut akan digunakan sebagai tanda atau info untuk mengetahui arus listrik yang mengalir itu hidup atau mati. Gambar tersebut bisa dilihat pada Gambar 4.2

Gambar 4.2 Lampu

4.2.3 PC Komputer atau Laptop.

PC Komputer atau Laptop adalah alat yang dipakai untuk mengolah data menurut prosedur yang telah dirumuskan. PC kmputer atau laptop

(55)

42

digunakan sebagai fasilitator mikrokontrolernya. PC computer atau laptop hanya di gunakan untuk mengetahui perintah-perintah yang telah diinginkan. Gambar tersebut bisa dilihat pada Gambar 4.3

Gambar 4.3 PC Komputer atau laptop.

4.3 Implementasi Visual Basic 6.0

Visual Basic 6.0 adalah jenis aplikasi software yang digunakan untuk pengendali peralatan elektronik.

Gambar 4.4 Tampilan visual basic.

4.3.1 Windows XP service par k 2.

(56)

43

4.3 Visual basic 6.0

Hasil Penelitian dan Pembahasan ini dilakukan pada saat pencahayaan itu masih dilakukan secara manual atau system convensional. Pada perancangan alat ini diasumsikan pada gedung perkantoran sehingga komputer melakukan penjadwalan berdasarkan jadwal yang sudah ditentukan pada program Visual

Basic.

Gambar 4.7 tampilan visual basic. Adapun sebagian source code yang diperlukan. using System;

Sebagian source code pada bahasa assembly : ;---

MAIN: LDI R16, Low(RAMEND)

OUT SPL, R16

LDI R16, High(RAMEND)

OUT SPH, R16

;--- ;SET FUNGSI PORT C SEBAGAI KELUARAN ;---

LDI R16,0XFF

OUT DDRC,R16 ; PORT C KELUARAN

OUT PORTC,R16 ; PULL UP PORT C

(57)

44

RUNNING:LDI R17,0B00000001 ; SET REGISTER RUNNING LED START :OUT PORTC,R17

ROL R17 ;GESER NILAI REGISTER

RCALL DELAY ;PANGGIL SUB PROGRAM DELAY

CPI R17,0B00000000 ;MEMBANDINGKAN NILAI R17 BRNE START ;JIKA R17 BENAR 0B00000000 LOMPAT KE RUNNING BILA TIDAK KE START

RJMP RUNNING ; KEMBALI KE RUNNING

;---

4.3 Microsoft Office Access 2000

Microsoft office access 2000 ini dilakukan untuk mengetahui jalannya database yang sudah dijalankan serta bisa mengetahui pencahayaan yang termonitoring.

(58)

45 BAB V

UJ ICOBA DAN ANALISA HASIL

Pengujian alat dilakukan untuk mengetahui apakah fungsi – fungsi yang telah direncanakan bekerja dengan baik atau tidak. Pengujian alat juga berguna untuk mengetahui tingkat kinerja dari fungsi tersebut. Setelah dilakukan pengujian, maka hendaknya melakukan ujian ukuran / analisa dan terhadap apa yang diuji untuk mengetahui keberhasilan dari alat yang di buat.

Pengujian ini meliputi :

Pengujian hardware dilakukan untuk mengetahui bagaimana kinerja hardware yang telah dibuat, pengujian ini meliputi :

5.1.1 Rangkaian Power Supply.

Power supply yang diujikan adalah memakai travo CT 1 Ampere

dengan masukan AC 220V (PLN) dengan keluaran DC ± 5V. Pengujian

power supply ini dilakukan dengan menggunakan voltmeter pada pin VCC

dan GDN mikrokontroler saat tanpa pemberian beban sampai diberikannya beban, dan didapatkan hasil seperti tabel 5.1

(59)

46

Tabel 5.1 Uji Coba Power Supply.

No. Keluaran ( Volt ) Kondisi

1. 5,06 Tanpa beban

2. 5,04 Dengan beban, sistem minimum mikrokontroler AT89S51

3. 5,04 Dengan beban,lampu

4. 5,04 Dengan beban, keseluruhan

Dari hasil percobaan, power supply yang dibuat telah berjalan dengan baik, dan dapat mencatu seluruh daya yang dibutuhkan sistem.

5.1.2. Rangkaian Lampu

Lampu merupakan masukan bagi ADC mikrokontroler AT89S51. Akan tetapi sebelum itu perlu dilakukan pengujian untuk mengetahui apakah lampu tersebut dapat bekerja dengan baik atau tidak.

5.1.2.1. Pengujian Tegangan Output Lampu a. Peralatan yang dibutuhkan

1) Power Supply +5 Volt.

2) Avometer..

5.2 Pengujian keseluruhan alat.

(60)

47

b. Menghubungkan rangkaian mikro dengan melalui media kabel data.

c. Menyalakan power supply dan memastikan semua rangkaian pada alat telah mendapatkan tegangan sesuai kebutuhan.

Pada pengujian keseluruhan alat, semua perangkat mekanik, perangkat elektronik, dan perangkat lunak dirangkai menjadi satu. Ketika pengujian sistem secara keseluruhan harus sudah terpasang dengan baik dan benar pada rangkaiannya. Bentuk fisik dari perangkat mekanik, yang merupakan rangkaian peralatan elektronik pencahayaan adalah sebagai berikut:

5.1 Bentuk Fisik Perangkat Mekanik Tampak Samping Depan.

5.2 Bentuk Fisik Perangkat Mekanik Tampak Samping Kanan.

(61)

48

5.3 Bentuk Fisik Perangkat Mekanik Tampak Samping Kiri.

5.4 Bentuk Fisik Perangkat Mekanik Tampak Samping Atas.

(62)

49

5.6 Bentuk Fisik Perangkat Mekanik Tampak Samping Belakang.

Pada rangkaian elektronik terdapat rangkaian utama dan dirangkaian dalam 1 PCB, yaitu rangkaian power supply +5 Volt, rangkaian minimum mikrokontroler, dan rangkain relay. Untuk mengatur pencahayaan yang sudah dipisahkan tujuannya untuk meminimalisir kebakaran arus pendek pada listrik. Berikut bentuk fisik dari rangkaian-rangkaian tersebut.

Gambar 5.7 Bentuk Fisik Rangkaian Keseluruhan.

(63)

50

Dalam program ini, memonitoring pencahayaan gedung, rumah maupun perkantoran yang selalu tidak termonitor dengan baik. Maka dari itu pembuatan program ini dibuat.

Apabila ada terjadi konsleting listrik maupun kebakaran maka bias mengendalikan pencahayaan lewat computer tidak dengan manual. Untuk mengendalikan setiap ruangan kita memakai relay sebagai pengatur perintah yang sudah ditentukan.

Berikut tampilan pada program, setelah program visual basic tersebut di run dan di download ke mikrokontroler.

5.8 Tampilan sistem kendali 5.3 Tabel Hasil Percobaan.

Tabel 5.2 Pengujian pada lampu.

(64)

51

2. OFF ON OFF OFF OFF

3. OFF OFF ON OFF OFF

4. OFF OFF OFF ON OFF

5. OFF OFF OFF OFF ON

6. ON ON ON ON ON

(65)

52

7. OFF OFF OFF OFF OFF

Keterangan : Apabila pada saat mematikan/menyalakan tidak nyala/padam,silahkan anda reset pada perangkat keras/mikrokontrolernya dengan mencabut kabel AC/DC nya yang tertamcap pada stopkontak yang tersedia.

Pengujian Rangkaian unit kendali

Pengujian rangkaian unit pengendali utama atau mikrokontroler AT89S51 dilakukan untuk mengetahui apakah unit kendali yang digunakan bekerja dengan baik atau tidak.

(66)

53

Pada rangkaian indikator bagian anoda LED dihubungkan ke pin keluaran mikrokontroler, sedangkan bagian katodanya dihubungkan ke tegangan 0 Volt DC (ground). Kombinasi ini ditujukan untuk menguji jalannya program dan keluaran yang dihasilkan bila tak diberikan logika khusus oleh kita (menurut data book, keluaran mikrokontroler akan selalu berlogika tinggi/high).

Setiap port yang digunakan dalam sistem ini mempunyai fungsi masing-masing sehingga perlu dilakukan pengujian agar sistem dapat berjalan dengan baik. Pengujian dilakukan dengan cara sederhana yaitu keluaran setiap port mikrokontroler mempunyai 4 masukan P1.0, P1.1, P1.2, P1.3 yang dihubungkan dengan 8 unit led sebagai keluarannya untuk mengetahui port bekerja dengan baik atau tidak. Kondisi 8 unit led tersebut disesuaikan dengan program yang dibuat, program tersebut dibuat melalui aplikasi ASM51 untuk memperoleh file dengan ekstention *.hex. Sedangkan untuk memasukkan program tersebut ke dalam memori program IC mikrokontroler AT89S51 diperlukan rangkaian donwloader. Dibawah ini akan diuraikan tahapan-tahapan cara penggunaan alat :

• Sambungkan Lampu ke sakelar pada konektor alat kendali. Lampu jangan

di hubungkan terlebih dahulu ke listrik.

• Sambungkan Alat kendali dengan komputer melalui kabel serial DB9.

• Sambungkan Alat kendali dengan power supply / catu daya.

• Sambungkan lampu ke listrik.

• Jalankan program visual basic kendali, lalu klik icon lampu yang akan di

kendalikan.

(67)

BAB VI

PENUTUP

Dari pengujian alat pada tugas akhir ini, dapat ditarik kesimpulan dan saran yang nantinya dapat berguna untuk pengembangan alat ini secara lebih baik lagi.

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian dan analisa terhadap sistem, maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Kendali elektronik dengan memerintahkan mikrokontroler AT89S51 dapat beroperasi untuk menyalakan atau mematikan peralatan elektronik dengan cara mengirimkan data delapan bit ke mikrokontroler.

2. Dengan menggunakan instruksi Visual Basic dan mikrokontroler maka sistem monitoring pencahayaan peralatan elektronik dapat bekerja sesuai perintah yang diinginkan

6.2 Sar an

Dari hasil pembahasan, maka saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut :

(68)

55

mematikan lampu secara otomatis tergantung timer yang sudah di tentukan oleh pengguna.

(69)

DAFTAR PUSTAKA

1. Agfianto Eko Putra, 2004, Belajar Mikrokontroler AT89C51/52/55, Teori dan Aplikasi,

Gava Media, Yogyakarta.

2. Ahmad Muammar, 2004, Sistem Kontrol I/O dan Kontrol Suara pada PC tanpa

Programming Memakai Aplikasi Syaraf Listrik, ANDI, Yogyakarta.

3. Malvino Hanapi Gunawan,1999, Prinsip-prinsip Elektronik, Erlangga, Jakarta.

4. M. Ahsan Muslim, 2004, Kumpulan subrutin untuk berbagai Chip Interface Berbasis

AT89C51, Laporan Kerja Praktek II, ITENAS.

5. Retna Prasetia dan Catur Edi Widodo, 2004, Teori dan Praktek Interfacing Port Pararel

dan Port Serial Komputer dengan Visual Basic 6.0, ANDI, Yogyakarta.

6. Suhata, ST, 2005, Aplikasi Mikrrokontroler Sebagai Peralatan Elektronik, Elex Media

Komputindo, Jakarta.

7. Suhata, ST, 2005, VB Sebagai Pusat Kendali Peralatan Elektronik, Elex Media

Gambar

Gambar. 2.1 Mikrokontroler AT89S51
Tabel 2.1. Fungsi Pin – Pin Microkontroler AT89S51. Nama Pin
Gambar. 2.2 Resistor Karbon
Gambar 2.3 dan 2.4. Elektolik Kapasitor (ELCO) Putih dan Warna
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Tbk Mitra Usaha Rakyat Kantor Cabang Pembantu Tolitoli ditahun 2013 sebesar 1,1 % dari kredit tersebut adalah Non Performing Loan yaitu kredit

Pada penelitian ini, data yang digunakan untuk menganalisa perubahan kecepatan pergeseran adalah data dari stasiun pengamatan SuGar, sehingga dari tugas akhir ini

Aquarius adalah pribadi yang suka menyendiri, perlu banyak waktu untuk mengenal mereka karena mereka hanya membuka diri pada orang yang mereka suka atau percaya,.. Asmara

Kemampuan pemerintah daerah dalam mengelola keuangan tercermin pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang merupakan gambaran kemampuan pemerintah daerah dalam

Menurut SNI 03-2847-2002 teloransi penurunan kuat tekan beton yang diijinkan sebesar 3,5 MPa, sehingga pemanfaatan abu insinerator insinerator sebesar 5% pada

tempat kerja yang aman, bersih dan sehat Sebagian besar Rumah Sakit kurang menggalang kemitraan untuk meningkatkan upaya pelayanan yang bersifat Preventif dan Promotif Isu

Pada gigi dengan akar lebih dari satu, akan terbentuk lantai kamar pulpa yang mempunyai pintu masuk ke saluran akar, disebut orifisum.. Dari orifisum ke foramen apical disebut

Dalam penjumlahan tersebut, kalian akan mendapatkan sebuah vektor baru yang setiap komponen-komponennya diperoleh dengan mengalikan k dengan setiap komponen- komponen vektor