(Studi Kasus Pada Usaha Penggilingan Padi Di Dsn.Mojosar i,
Ds.Mojotengah, Kec.Bar eng, J ombang)
SKRIPSI
Oleh :
FIA FANY HAYATI
NPM. 0913010207
PROGRAM STUDI I LMU AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
(Studi Kasus Pada Usaha Penggilingan Padi Di Dsn.Mojosari, Ds.Mojotengah, dan diterima oleh Tim Penguji Skr ipsi Pr ogram Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur Pada tanggal 22 Februari 2013
PENGGILINGAN PADI
(Studi Kasus Pada Usaha Penggilingan Padi Di Dsn.Mojosar i, Ds.Mojotengah,
Kec.Bar eng, J ombang)
Yang diajukan
FIA FANY HAYATI 0913010207/FE /AK
Disetujui untuk Ujian Lisan Oleh
Pembimbing utanma
DRS.EC.MUNARI,MM Tanggal :...
NIP.196104021988031001
Mengetahui,
Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur
rahmat dan segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
Skripsi ini dengan judul “IMPLEMENTASI PENCATATAN AKUNTANSI
PADA USAHA PENGGILINGAN PADI (Studi Kasus Pada Usaha Penggilingan Padi Di Dsn.Mojosari, Ds.Mojotengah, Kec.Bareng, J ombang)”. Hasil laporan Skripsi ini bukanlah kemampuan dari penulis semata, namun terwujud berkat bantuan dari Bapak Drs.Ec.Munari,MM selaku Dosen Pembimbing, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik.
Dalam penulisan laporan ini penulis juga banyak mendapatkan
pengarahan, bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP. selaku Rektor UniversitasPembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. H. Dhani Ichsanudin Nur, MM M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak. Drs. Ec. R.A. Suwaidi, MS. selaku Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
6. Dosen-dosen Ilmu Akuntansi yang telah banyak memberikan ilmu dan pengetahuan dalam menyelesaikan laporan Skripsi ini.
7. Bapak H.Jupri, Selaku Pemilik UD.SARI ALAM, atas waktu dan kesempatan yang diberikan kepada saya untuk melakukan penelitian di
UD.SARI ALAM.
8. Ibu Sujayanah,SE Selaku Pemilik UD.SEDULUR TANI, atas waktu dan kesempatan yang diberikan kepada saya untuk melakukan
penelitian di UD.SEDULUR TANI.
9. Seluruh staf dan karyawan UD.SARI ALAM dan UD.SEDULUR
TANI terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya yang baik.
10.Ibu Hj.Minarti selaku Istri Pemilik UD.SARI ALAM, atas semua bantuan yang telah diberikan dalam penyelesaian Skripsi ini.
11.Bapak, Ibu, Adek-adek ku, dan semua keluarga, terima kasih atas do’a serta dorongannya baik moril maupun materi.
12.Rikho Eko Wijanarko yang selalu setia menemani, membantu, memberi semangat dan inspirasi dalam situasi apapun “Thank’s for everything”.
Skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca, khususnya untuk rekan-rekan Program Studi Ekonomi Akuntansi.
Surabaya, 17 Januari 2013
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
ABSTRAKSI ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Fokus Penelitian ... 4
1.3 Per masalahan ... 5
1.4 Tujuan Penelitian ... 6
1.5 Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJ AUAN PUSTAKA ... 7
2.1 Penelitian Terdahulu ... 7
2.2 Landasan Teori ... 11
2.2.1 Pengertian Akuntansi ... 11
2.2.2 Asumsi dan Konsep Dasar ... 13
2.2.2.1 Asumsi Dasar ... 13
2.2.2.2 Konsep Dasar ... 15
2.2.5 Kewirausahaan ... 21
2.3 Per lakuan Akuntansi untuk Perusahaan Industri Kecil ... 22
BAB III METODE PENELITIAN ... 29
3.1 J enis Penelitian ... 29
3.2 Infor man... 31
3.3 Lokasi Penelitian ... 32
3.4 Sumber Data ... 33
3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 33
3.6 Teknik Analisis ... 35
3.7 Pengujuan Kredibilitas Data ... 37
BAB IV DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN DAN HASIL PENELITIAN 39 4.1 Usaha Penggilingan Padi ... 39
4.1.1 Sejarah Usaha Penggilingan Padi UD.SARI ALAM 39 4.1.2 Sejarah Usaha Penggilingan Padi UD.SEDULUR TANI ... 41
4.2.3 Buku pencatatan apa saja yang digunakan pelaku usaha
penggilingan padi ini dalam melakukan pr oses
pencatatan dalam setiap tr ansaksi ... 46 4.2.4 Bentuk atau model pencatatan keuangan yang sudah
dilakukan oleh pelaku usaha penggilingan padi selama ini ... 47
4.2.5 Pencatatan Keuangan Secara Periodik ... 49 4.3 Pr esepsi Pelaku Usaha Penggilingan Padi Dalam Pencatatan
Keuangan... 50
4.3.1 Seberapa Penting Pencatatan Akuntansi Dilakukan 50 4.3.2 Dengan Melakukan Pencatatan Keuangan Yang Sudah
Berjalan dapat Membantu Mengontr ol Per kembangan Usaha ... 52 4.3.3 Penggunaan Laporan Keuangan yang Dilakukan
Selama ini Dapat Mencapai Tujuan Usaha... 53 4.3.4 Dengan Membuat Laporan Keuangan Dapat
Membantu Dalam Pengambilan Keputusan Bisnis 54 4.4 Pengendalian Interen Bagian Keuangan Pada Usaha
Usaha ... 59
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 61
4.1 Kesimpulan... 61
4.2 Sar an... 62
Kec.Bareng, J ombang)
Oleh :
FIA FANY HAYATI
ABSTRAKSI
Perkembangan perekonomian di Indonesia yang berdasarkan pada konsep pengembangan perekonomian rakyat banyak didapat dari sektor Industri Kecil atau
Usaha Kecil Menengah (UKM), disini khususnya usaha bidang pertanian. Sektor ini
mempunyai peranan penting dalam perekonomian nasional maupun daerah. Di
Indonesia, industri kecil mampu menyerap 88% tenaga kerja, memberikan kontribusi
terhadap produk domestik bruto sebesar 40% dan mempunyai potensi sebagai salah
satu sumber penting pertumbuhan ekspor, khususnya ekspor non-migas.
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan dan
menunjukan pentingnya pencatatan akuntansi itu dilakukan bagi pelaku suatu usaha
khususnya disini pelaku usaha penggilingan padi. Metode yang digunakan adalah
metode Kualitatif untuk menggali dan menjelaskan penerapan pencatatan keuangn pada usaha kecil menengah,
Berdasarkan observasi bahwa ditemukan adalah pandangan pemahaman
pencatatan keuangan oleh pelaku usaha penggilingan padi ini sudah memahami
pencatatan laporan keuangan berdasarkan dengan standart akuntansi, namun tidak
semuanya memahami dengan benar,ada juga yang masih menggunakan pencatatan
keuangansesuai dengan pengetahuan dan pemahamannya sendiri. Hal tersebut dilakukan
karena mereka berfikir bagaimana usaha mereka bertahan dan untuk berkembang serta
menambah pendapatan mereka.
1.1. Latar Belakang
Sektor pertanian di Indonesia merupakan sektor yang menjadi tumpuan hidup
sebagian besar masyarakat Indonesia. Sektor ini dapat memenuhi kebutuhan pangan
masyarakat, menciptakan lapangan kerja, menyediakan pasar dan bahan baku untuk
produksi sektor industri, menciptakan pendapatan dan menghasilkan devisa yang
dibutuhkan untuk proses pembangunan. Kebutuhan masyarakat terhadap hasil
pertanian, terutama beras menjadi permasalahan utama yang harus diatasi. Beras
merupakan komoditas yang sangat penting, karena sebagian besar penduduk
Indonesia mengkonsumsi beras sebagai makanan pokok sehari-hari. Beras bukan saja
merupakan bahan pangan pokok, tetapi sudah merupakan komoditas sosial.
Perkembangan perekonomian di Indonesia yang berdasarkan pada konsep
pengembangan perekonomian rakyat banyak didapat dari sektor Industri Kecil atau
Usaha Kecil Menengah (UKM), disini khususnya usaha bidang pertanian. Sektor ini
mempunyai peranan penting dalam perekonomian nasional maupun daerah. Di
Indonesia, industri kecil mampu menyerap 88% tenaga kerja, memberikan kontribusi
terhadap produk domestik bruto sebesar 40% dan mempunyai potensi sebagai salah
satu sumber penting pertumbuhan ekspor, khususnya ekspor non-migas. (Indonesia
Perekonomian Indonesia dihadapkan pada krisis yang multidimensi industri
kecil dan UKM tetap bertahan dan mampu berperan untuk melaksanakan fungsinya
baik dalam memproduksi barang dan jasa ditengah kondisi usaha besar tidak mampu
mempertahankan eksistensinya, sehingga dikenal ketika itu industri kecil dan UKM
“tahan banting”. (Wijaya, 2008: 93).
Informasi akuntansi mempunyai pengaruh sangat penting dalam pencapaian
keberhasilan usaha, termasuk bagi usaha kecil (Megginson et al., 2000 dalam Pinasti
2007). Informasi akuntansi yang berupa laporan keuangan dapat menjadi modal dasar
bagi Industry Kecil untuk pengambilan keputusan- keputusan dalam pengelolaan
usaha kecil, antara lain keputusan pengembangan pasar, penetapan harga dan
lain-lain. Dalam hubungannya dengan pemerintah dan kreditur (bank), penyediaan
informasi akuntansi juga diperlukan. Kewajiban penyelenggaraan pencatatan
akuntansi yang baik bagi hasil usaha kecil sebenarnya telah tersirat dalam
undang-undang usaha kecil no.9 tahun 1995 dan dalam undang-undang-undang-undang perpajakan. (Pinasti,
2007: 322)
Kenyataannya, kebanyakan pengusaha kecil di Indonesia tidak
menyelenggarakan dan menggunakan Informasi Akuntansi dalam pengelolaan
usahanya (Pinasti, 2007: 322). Salah seorang manajer klinik usaha kecil dan koperasi
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), menyatakan bahwa para pengusaha kecil tidak
memiliki pengetahuan akuntansi dan banyak diantara mereka yang belum memahami
memandang bahwa proses akuntansi tidak terlalu penting untuk diterapkan. (Idrus,
2000 dalam Pinasti, 2007)
Padahal apabila tidak adanya sebuah sistem akuntansi yang baik dan benar,
maka sebuah rencana tidak akan bisa disusun dengan sempurna, banyak usaha yang
dibangun tidak didasari oleh suatu sistem pencatatan keuangan yang baik dan benar
menurut standar akuntansi. Umumnya mereka membangun usaha manakala ada
kesempatan, disatu pihak hal ini tidak bias dipersalahkan, tetapi dilain pihak, usaha
yang tidak direncanakan dengan cermat tidak akan bertahan lama. Perusahaan tidak
tahu seberapa besar kekuatan dan kelemahan-kelemahan apa saja yang ada pada
perusahaan, manakala perusahaan telah semakin berkembang maka laporan keuangan
itu akan semakin kompleks, manakala perusahaan semakin mengembangkan usaha
maka mereka butuh yang namanya dana besar dan itu harus dilakukan peminjaman
dan kepada pihak bank, seringkali pinjaman itu ditolak hanya karena perusahaan
tersebut tidak menerapkan pencatatan keuangan dengan baik dan benar, sangat
disayangkan apabila hal itu terjadi dikalangan sekitar kita (Krisdiartiwi, 2008: 141).
Umumnya pemilik UKM beranggapan bahwa perencanaan dan
pengembangan strategi bisnis adalah tidak perlu. Teknologi seperti terlihat sebagai
suatu investasi uang dan waktu yang mahal dan tak terjangkau, tetapi memilih alat
yang tepat akan membuat bisnis menjadi lebih mudah daripada sebelumnya.
Menyadari situasi dan kondisi tersebut di atas, maka diperlukan sebuah
inovasi teknologi baru agar para pelaku Industry kecil dan UKM yang sebagian dari
menerapkannya. Revolusi dalam teknologi informasi dan komunikasi telah
mendorong kemajuan dalam teknologi, produk dan proses, serta terbentuknya
masyarakat informasi, dalam dunia usaha dituntut untuk tampil adaptif terhadap
perubahan yang terjadi dengan perbaikan strategi dan operasi perusahaan agar dapat
bertahan dalam kompetisi dunia usaha yang semakin ketat.
Faktor accountability mutlak diperlukan jika usaha tersebut menginginkan
lebih maju karena untuk mengajukan kredit kepada bank atau lembaga perkreditan
lain yang memerlukan laporan keuangan yang dapat dipertanggung jawabkan
(accountability).
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana
”IMPLEMENTASI PENCATATAN AKUNTANSI PADA USAHA
PENGGILINGAN PADI. (Studi Kasus Pada Usaha Penggilingan Padi Di
Dsn.Mojosar i, Ds.Mojotengah, Kec.Bareng, J ombang)
1.2. Fokus Penelitian
Setelah melakukan observasi secara umum pada usaha penggilingan padi
(studi kasus pada usaha penggilingan padi di daerah Bareng, Jombang), maka objek
yang ditetapkan sebagai tempat penelitian berjumlah dua usaha penggilingan padi.
Kedua usaha penggilingan padi tersebut dipilih karena masing-masing tempat
penelitian memiliki kondisi yang berbeda, yaitu pada tempat atau lingkungan usaha
belakang dari sang pemilik dan pegawai yang melakukan pencatatan dan jenis
jasa/produk yang ditawarkan untuk para pelanggan.
Focus penelitian diarahkan pada :
1. Implementasi pencatatan keuangan pada usaha penggilingan padi.
2. Presepsi pelaku usaha penggilingan padi dalam pencatatan akuntansi.
3. Pengendalian interen bagian keuangan pada usaha penggilingan padi.
1.3. Per masalahan
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka berikut ini dibuat
suatu perumusan masalah :
1. Bagaimana implementasi pencatatan akuntansi pada usaha
penggilingan padi?
2. Bagaimana presepsi pelaku usaha penggilingan padi dalam pencatatan
akuntansi?
3. Bagaimana pengendalian interen usaha penggilingan padi ini pada
bagian keuanganya?
1.4. Tujuan Penelitian
Setelah melakukan kajian masalah dan menyusun rumusan masalah yang
terjadi, maka selanjutnya adalah menentukan tujuan dari penelitian ini. Tujuan
utama dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan dan menunjukan pentingnya
pencatatan akuntansi itu dilakukan bagi pelaku suatu usaha khususnya disini pelaku
1.5. Ma nfaat Penelitian
Tercapainya tujuan penelitian yang telah disebutkan di atas, maka hasil
penelitian akan memiliki manfaat :
1. Bagi Pelaku Usaha
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran
dan bahan masukan untuk lebih mengetahui besarnya manfaat pencatatan
keuangan sebagai sumber informasi keuangan yang bias digunakan sebagai
perencanaan biaya, pengendalian biaya dan pengambilan keputusan bagi para
pelaku usaha ini.
2. Bagi Penulis
Menambah ilmu dan pengetahuan, terutama dalam implementasi
pencatatan akuntansi pada usaha penggilingan padi (studi kasus pada usaha
penggilingan padi di daerah Bareng, Jombang). Serta membandingkan teori
dengan kenyataan yang terjadi dilapangan terkait dalam pencatatan keuangan
suatu usaha.
3. Bagi Pembaca
Menjadi sumbangan pemikiran perkembangan ilmu pengetahuan juga
diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan dan tidak
menutup kemungkinan untuk mengadakan penyempurnaan terhadap
2.1. Penelitian Ter dahulu
Beberapa penelitian tentang penerapan akuntansi pada suatu usaha telah
dilakukan juga oleh peneliti terdahulu. Peneliti tersebut meneliti tentang perusahaan
atau suatu usaha dari berbagai macam sudut pandang dan dengan berbagai macam
hasil dari penelitian mereka.
1. Hasil penelitian Arda Fatah Hasyim dan Endah Susilowati (2011)
“Implementasi Pencatatan Akuntansi Pada Franchise Bisnis Lokal”
Permasalahan :
1. Bagaimana pemahaman pelaku usaha waralaba dalam pencatatan
akuntansi?
2. Bagaimana pemahaman pencatatan akuntansi pada usaha waralaba?
Kesimpulan :
Dari penelitian ini enunjukan bahwa para pelaku usaha waralaba
sebenarnya telah sadar akan pentingnya arti sebuah pencatatan keuangan dalam
sebuah usaha, namun apa yang dilakukan oleh pemilik dan pengelola objek
penelitian terebut masih bersifat sederhana, yaitu hanya pada keluar dan
pencatatan keuangan oleh pengusaha waralaba sudah memahami adanya laporan
keuangan dan sudah berusaha menerapkan laporan keuangan berdasarkan SAK
ETAP 2009, namun pengusaha masih melakukan pencatatan sederhana yang
sesuai dengan pengetahuan, kemampuan dan pemahaman pengusaha itu sendiri.
2. Hasil penelitian Nanang Shonhadji (2009)
“Pengaruh Pengetahuan Akuntansi, Wirausaha (Locus Of Controls) dan
Ketidakpastian Lingkungan Terhadap Penggunaan Informasi Dalam Pengambilan
Keputusan Investari”
Permasalahan :
1. Mengapa pelaku usaha kecil dan menengah lebih banyak menggunakan
pengetahuan penentuan harga jual dalam pengambilan keputusan agar
produk dan jasa mereka dapat bersaing.
2. Mengapa kepribadian wirausaha yang tinggi akan cenderung
menggunakan informasi akuntansi dalam pengambilan keputusan
investasi.
3. Mengapa ketidakpastian lingkungan yang tinggi akan cenderung memaksa
pelaku usaha kecil dan menengah menggunakan informasi akuntansi
Kesimpulan :
Kesimpulan dari penelitian ini menunjukan bahwa para pelaku UKM lebih
banyak menggunakan pengetahuan penentuan harga jual dalam pengambilan
keputusan agar produk dan jasa mereka dapat bersaing, disini juga dijelaskan
bahwa, meskipun pengetahuan akuntansi yang dimiliki oleh wirausaha
(pemilik/manajer) itu tinggi, namun pengetahuan itu hanya sebatas pengetahuan
akuntansi secara umum dan sederhana dan tidak di implementasikan dalam
usahanya secara menyeluruh. Selain itu, informasi akuntansi yang berupa laporan
keuangan hanya digunakan seara parsial dalam pengambilan keputusan investasi
(tidak menyeluruh), karena kebanyakan UKM tidak membuat laporan keuangan
secara lengkap, mereka hanya mempunyai catatan akuntansi berupa buku kas,
buku piutang, buku hutang, buku pendapatan dan pengeluaran.
3. Dalam penelitian Nurul latifah P (2008)
“Studi Empiris Penerapan Akuntansi UKM Boja”
Permasalahan :
1. Apakah pelaku UMKM sudah menerapkan akuntansi ?
Kesimpulan :
Kesimpulan penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar pengelola
UMKM di wilayah Boja, kabupaten Kendal telah menerapkan akuntansi pada
usaha mereka, dan pelaksanaanya dilakukan oleh pemilik langsung. Oleh para
pelaku usaha uni informasi akuntansi digunakan sebagai dasar dalam
pengambilan keputusan usaha yang sesuai dengan prioritasnya, yaitu : penetapan
harga jual, pengajuan pinjaman dana ke bank, sebagai bahan evaluasi di masa
mendatang, dan sebagai dasar untuk mengembangkan usaha.
4. Hasil penelitian Margani Pinasti (2007)
“Pengaruh Penyelenggaraan dan Penggunaan Informasi Akuntansi Terhadap
Presepsi Pengusaha Kecil atas Informasi Akuntansi : Suatu Riset Eksperimen”
Permasalahan :
1. Bagaimana pengaruh penyelenggaraan dan penggunaan informasi
akuntansi terhadap presepsi pengusaha kecil atas informasi akuntansi?
Kesimpulan :
Dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa para pedagang kecil di pasar
tradisional Kabupaten Banyumas tidak menyelenggarakan dan tidak
menggunakan informasi akuntansi dalam pengelolaan usahanya.
informasi-informasi non akuntansi dan pengamatan sepintas atas situasi pasar. Secara
umum, bagi para pedagang kecil tersebut, informasi akuntansi tidak penting.
Alasan-alasan yang dikembangkan oleh para pengusaha kecil tersebut antara lain :
mereka merasa terlalu direpotkan dengan penyelenggaraan catatan akuntansi
tersebut. Para pengusaha kecil ini berfikir bahwa yang penting mereka
mendapatkan laba tanpa direpoti bahwa yang penting mereka mendapatkan laba
tanpa direpoti dengan penyelenggaraan akuntansi, karena mereka belum merasa
belum merasakan manfaatnya.
2.2. Landasan Teor i
2.2.1. Penger tian Akuntansi
Rosdiji (1999:7) menjelaskan makna atau rumusan definisi akuntansi sangat
bervariasi dan berkembang sesuai dengan perkembangan jamanya, ada tiga
pengertian akuntansi yang dianggap bias mewakilinya yaitu sebagai berikut:
1. Akuntansi adalah seni (art) pencatatan, penglompokan dan pengikstisaran
dengan cara yang berarti atas semua transaksi dan kejadian yang bersifat
keuangan serta penafsiran hasil-hasilnya.
2. Akuntansi adalah aktivitas jasa (service activity) yang fungsinya
menyediakan informasi terutama yang bersifat kuantitatif dari suatu entitas
ekonomi yang berguna sebagian besar dalam pengambilan keputusan
3. Akuntansi adalah seperangkat pengetahuan (body of knowledge) serta fungsi
organisasi yang secara sistematik, original dan otentik mencatat,
mengklasifikasikan, memproses, mengikstisarkan, menganalisis,
menginterpretasikan seluruh transaksi dan kejadian serta karakter keuangan
yang terjadi dalam operasi entitas akuntansi dalam rangka menyediakan
informasi yang berarti dan dependable yang dibutuhkan oleh manajemen
sebagai laporan dan pertangungjawaban atas kepercayaan yang diterima.
Akuntansi merupakan suatu sistim informasi bagi pihak-pihak yang
mempunyai kepentingan dalam pengambilak keputusan. Akuntansi sering pula
disebut sebagai bahasa bisnis yaitu sebagai alat komunikasi untuk mencapai tujuan
dari perusahaan seperti yang dinyatakan oleh Saleh (2004) bahwa pelaporan
keuangan merupakan wahana bagi perusahaan untuk mengkomunikasikan berbagai
informasi dan pengukuran secara ekonomi mengenai sumber daya yang dimiliki serta
kinerja pada berbagai pihak yang mempunyai kepentingan atas informasi tersebut.
Ta Warren et al. (1996:9) menjelaskan accounting is may be defined as an
information system that provides report to various individuals or groups about
economic activities of an organization or other entity, akuntansi dapat didefinisikan
sebagai sebuah system informasi yang menyediakan berbagai macam laporan
tersendiri atau kelompok mengenai kegiatan ekonomi dari suatu organisasi.
Horngren (1996:3) menjelaskan bahwa accounting is major means of helping
akuntansi adalah alat utama yang dapat membantu manajemen untuk mengatur serta
berfungsi untuk menjaga dan menginformasikan kekayaan masing-masing bisnis.
Dari beberapa definisi diatas terdapat beberapa fungsi akuntansi seperti yang
dinyatakan oleh Moonitz yang dikutip oleh Tuanokotta (1984:87) yaitu :
1. Mengatur resourch yang dimiliki oleh entitas tertentu.
2. Untuk mencerminkan klaim terhadap dan kepentingan di dalam entitas
tersebut.
3. Mengukur perubahan-perubahan dalam resourcesh, klaim dan
kepentingan-kepentingan tersebut.
4. Membagi-bagi perusahaan-perusahaan tersebut kepada periode yang
bersangkutan.
5. Menyatakan hal-hal di atas satuan uang sebagai suatu common denominator.
2.2.2. Asumsi dan Konsep Dasar
2.2.2.1 Asumsi Dasar
Ada beberapa asumsi dasar yang mendasari struktur akuntansi.
Asumsi-asumsi tersebut menurut [Baridwan, 2000:8] adalah :
1. Kesatuan Usaha Khusus
Di dalam konsep ini perusahaan di pandang sebagai sustu unit usaha yang
berdiri sendiri, terpisah dari pemiliknya. Atau dengan kata laian perusahaan di
kesatuan usaha yang lain, dengan anggapan seperti ini maka
transaksi-transaksi perusahaan dipisahkan dari transaksi-transaksi-transaksi-transaksi pemilik dan oleh
karenanya maka semua pencatatan dan laporan dibuat untuk perusahaan tadi.
2. Kontinuitas Usaha
Konsep ini menganggap bahwa suatu perusahaan itu akan hidup terus dalam
arti diharapkan tidak aka nada likuiditas di masa yang akan datang. Penekanan
dari konsep ini adalah terhadap anggapan bahwa akan tersedia cukup waktu
bagi suatu perusahaan untuk menyelesaikan usaha, kontrak-kontrak dan
perjanjian-perjanjian. Oleh karena itu dibuat berbagai metode penilaian dan
pengalokasian dalam akuntansi yang didasarkan dalam konsep ini. Sebagai
contoh adalah prosedur amortisasi dan depresiasi. Jadi bila tidak dapat
terbukti yang cukup jelas bahwa suatu perusahaan itu akan berhenti usahanya
maka kesatuan usaha suatu perusahaan itu akan berhenti usahanya maka
kesatuan usaha itu harus dipandang akan hidup terus.
3. Penggunaan Unit Moneter dalam Pencatatan
Beberapa transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan dapat dicatat denggan
menggunakan ukuran unit fisik atau waktu, tetapi karena tidak semua
transaksi itu bias menggunakan ukuran unit fisisk yang sama sehingga akan
menimbulkan kesulitan-kesulitan di dalam pencatatan dan penyususnan
laporan keuangaan. Untuk mengatasi masalah ini maka semua
moneter pada saat terjadinya transaksi ini. Unit moneter yang
digunakanadalah mata uang dari Negara dimana perusahaan itu berdiri.
4. Periode Waktu
IAI (2002) menyatakan bahwa asumsi dasar dalam pencapaian tujuan laporan
keuangan adalah dasar akrual dan kelangsungan usaha. Dasar akrual adalah
pencatatan transaksi pada saat terjadinya dan dilaporkan dalam laporan
keuangan pada periode yang bersangkutan, bukan pada sat kas diterimaatau
dikeluarkan.
2.2.2.2 Konsep Dasar
Konsep (prinsip) dsar yang mendasari penyususnan standart akuntansi
menurut [Baridwan, 2000:9] adalah :
1. Prinsip Biaya Historis
Prinsisp ini menghendaki digunakanya harga perolehan dalam pencatatan
aktiva, utang, modal, dan biaya.
2. Prinsip Pengakuan Pendapatan
Pendapatan adalah aliran masuk harta-harta (aktiva) yang timbul dari
penyerahan barang atau jasa yang dilakukan oleh satu unit usaha selama suatu
3. Prinsip mempertemukan
Yang dimaksud dengan prinsip mempertemukan adalah mempertemukan
biaya dengan pendapatan yang timbul karena biaya tersebut. Prinsip ini
berguna untuk menentukan besarnya penghasilan bersih setiap periode, karena
biaya itu harus dipertemukan dengan pendapatanya, maka pemahaman biaya
sangat tergantung pada saat pengakuan pendapatan. Apabila pengakuan suatu
pendapatan ditunda, maka pembebanan biayanyajuga akan ditunda sampai
saat diakuinya pendapatan.
4. Prinsip konsistensi
Agar laporan keuangan daptat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya
maka metode dan prosedur-prosedur yang digunakan dalam proses akuntansi
harus ditetapkan secara konsisten dari tahun ke tahun, sehingga bila terdapat
perbedaan antara suatu pos dalam dua periode data segera diketahui bahwa
perbedaan itu bukan selisih akibat penggunaan metode yang berbeda.
Konsisten tidak dimaksudkan sebagai larangan pengganti metode, jadi
masalah dimungkinkan untuk mengadakan perubahan metode, maka akibat
(selisih) yang cukup bererti (material) terhadap laba perusahaan harus
dijelaskan dalam laporan keuangan,tergantung dari sikap dan perlakuan
terhadap perubahan metodeatau prinsisp tersebut.
5. Prinsisp pengungkapan Lengkap
informasi yang disajikan itu merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi
dalam suatu periode dan juga saldo-saldo dari rekening-rekening tertentu.
2.2.3. Penger tian Industr i
Berdasrkan UU No.5 tahun 1984 yang dimaksud dengan perindustrian adalah
tatanan dan segala kegiatan yang bertalian dengan kegiatan industry. Sedangkan
industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang
setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi
untuk pengunaanya, termasuk kegiatan rancangan bangun dan perekayasaan industry.
Kelompok industry adalah bagian-bagian utama kegiatan industry, yakni
kelompok industry hulu atau juga disebut kelompok industry dasar, kelompok
industry hilir, dan kelompok industry kecil. Cabang industry adalah bagian suatu
kelompok industry yang menpunyai cirri umum yang sama dalam proses produksi.
Jenis industry adalah bagian suatu cabang industry yang mempunyai cirri
kusus yang sama dan/atau hasilnya bersifat akhir dalam proses produksi. Sedangkan
bidang usaha industry adalah lapangan kegiatan yang bersangkutan dengan cabang
industry atau jenis industry. Dan perusahaan industry adalah badan usaha yang
2.2.3.1 J enis-jenis/macam Industr i Ber dasr kan J umlah Tenaga Ker ja
1. Industri rumah tangga
Adalah industri yang jumlah karyawan/tenaga kerja berjumlah antara 1-4
orang.
2. Industri kecil
Adalah industry yang jumlah karyawan/tenaga kerja barjumlah antara 5-19
orang.
3. Industri sedang atau industry menengah
Adalah industry yang jumlah karyawan/tenaga kerja berjumlah antara 20-99
orang.
4. Industry besar
Adalah industry yang jumlah karyawan/tenaga kerja berjumlah antara 100
orang atau lebih.
2.2.3.2 Kr iter ia Industr i Menur ut Beber apa Lembaga
1. UU No.9 Tahun 1995
Criteria usaha kecil mengatur criteria usaha kecil berdasarkan nilai aset tetap
(di luar tanah dan bangunan) paling besar Rp.200 juta dengan onset per tahun
maksimal Rp. 1 milyar. Sementara itu berdasarkan impress No.10 tahun 1999
tentang usaha menengah, batasan aset tetap (di luar tanah dan bangunan)
2. BPS dan Kementrian Koperasi dan UKM
Menggolongkan suatu usaha sebagai usaha kecil jika memiliki omset antara
Rp. 1 sampai dengan Rp. 50 milyar pertahun. Berdasarkan devinisi tersebut,
data BPS dan Kementrian Koprasi dan UKM pada tahun 2002 menunjukan
populasi usaha kecil mencapai sekitar 41,3 juta unit atau sekitar 99,85 persen
dari seluruh jumlah usaha di Indonesia. Sedangkan usaha menengah
berjumlah sekitar 61,1 ribu unit atau 0,15 persen dari seluruh usaha di
Indonesia. Sementara itu perumusan UKM paling banyak berada di sector
pertanian (60 persen) dan perdagangan (22 Persen).
3. Departemen Perindustrian dan Perdagangan.
Menetapkan bahwa industry kecil dan menengah adalah industry yang
memiliki nilai investasi sampai dengan Rp. 5 milyar. sementara itu, usaha
kecil di bidang perdagangan dan industry juga dikaterorikan sebagai usaha
yang memiliki aset tetap kurang dari Rp. 200 juta dan omset pertahun kurang
dari Rp. 1 milyar (sesuai UU No.9 tahun 1995)
4. Bank Indonesia
Menggolongkan UK dengan merujuk pada UU No. 9 1995, sedangkan untuk
usaha menengah, BI menentukan sendiri criteria aset tetapnya dengan besaran
yang dibedakan antara industry manufaktur (Rp.200 juta s/d Rp.5 milyar) dan
5. Badan Pusat Statistik (BPS)
Menggolongkan suatu usaha berdasrkan jumlah tenaga kerja. Usaha kecil
adalah usaha yang memiliki pekerja 1-19 orang, usaha menengah memiliki
pekerja 20-99 orang dan usaha besar memiliki pekerja sekurang-kurangnya
100 orang.
2.2.4 Industr i Kecil
Pengertian Industri kecil menurut (Hashim Wafa dan Sulaiman, 2001 dalam
penelitian Zulfah riskiah) yaitu merupakan organisasi yang memiliki lingkungan yang
dinamis, penuh ketidakpastian (seperti persaingan, pelanggan, supplier, regulator dan
asosiasi usaha) dengan ciri-ciri yaitu struktur organisasi sangat sederhana,
mempunyai karakteristik khas, tanpa kolaborasi, tanpa staf yang berlebihan,
pembagian kerja yang tidak tetap, memiliki hierarki manajemen kecil, sedikit
aktivitas, yang diformalkan, sangat sedikit menggunakan proses perencanaan, jarang
mengadakan pelatihan untuk karyawan, pengusaha sering sulit membedakan antara
asset pribadi dan perusahaan, sistim akuntansi kurang baik dan bahkan sering tidak
memilikinya, dan pengusaha mempunyai sifat dalam menghadapi investasi hapir
sama dengan perorangan, pendapat ini didukung oleh Huib Poot et al (dalam Sirat,
2002) yaitu:
Pernyataan di atas secara inplisist menunjukan karakteristik, struktur industry,
industrikecil. Perusahaan industri kecil, pada umumnya menjalankan kegiatan
usahanya dengan memiliki keterbatasan-keterbatasan, seperti : kala usaha yang kecil,
modal sendiri dan terbatas, kurang menguasai teknologi, tenaga kerja yang di
pekerjakan dengan sebagian besar terdiri dari kalanggan anggota keluarga.
2.2.5 Kewir ausahaan
Menurut Kotler (1997:28 dalam penelitian Zulfah riskiah) pasar berubah luar
biasa sesuai dengan kebutuhan dan keingginan konsumen. Setiap perusahaan harus
selalu berorientasi ke pasar agar tidak mati. Perusahaan yang mati adalah perusahaan
yang tidak member apa yang siap dibeli orang. Oleh karena itu perusahaan dapat
meningkatkan pendapatan apabila memiliki visi yang berorientasi kebutuhan
masyarakat sehingga merupakan peluang menghasilkan nilai yang dapat dipasarkan
(marketable value) yaitu barang dan jasa yang mau dibeli orang.
Tantangan yang dihadapi setiap orgnah berakhir anisasi adalah perubahan
yang tidak pernah berakhir. Perubahan merupakan fenomena kehidupan yang
mengharuskan setiap organisasi bahkan setiap manusia untuk mempunyai
kemampuan dan daya penyesuaian yang tinggi terhadap segala bentuk kemungkinan
terjadinya perubahan akibat munculnya produk jasa sebagai pemenuhan manusia.
Seperti yang dikatakan oleh kao (2001 : 1) Nothing living can be static.
Kao (2001 : 23) berpendapat perusahaan kecil dalam mengembangkan usaha
keingginan pasar yang didalamnya terdapat strategi objektif dan fundamental agar
perusahaan dapat terus memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.
Seorang usahawan dalam menjalankan usahanya haruslah memiliki semangat
kewirausahaan yang berkaitan dengan mental manusia yang optimis, percaya diri,
determinan dan fleksibel. Menurut kao (2001 : 30) menyatakan individu yang dapat
mengkombinasikan resiko, inovasi, keahlian dan seni sehingga menciptakan bentuk
organisasi baru, berbagai team dalam menciptakan produk dan jasa baru, metode
produksi baru, pasar-pasar baru, bahan baku baru ataupun bisnis baru sehingga dia
merpakan orang yang bertanggungjawab terhadap perusahaan dan inovasi bagi
perusahaannya.
Semangat wirausaha yang harus dimiliki adalah dapat menyesuaikan
perusahaan terhadap situasi yang terus berubah-ubah karena berorientasi ke depan,
bermotivasi tinggi, percaya diri dan dapat fleksibel terhadap situasi dan kondisi serta
memiliki perencanaan dalam menjalankan usahanya.
2.3 Per lakuan Akuntansi untuk Per usahaan Industr i Kecil
Perlakuan akuntansi untuk perusahaan industry kecil sebenarnya tidak
berbeda dengan perlakuan akuntansi untuk jenis perusahaan lainya dimana
perlakuannya harus sesuai dengan peratu9ran yang berlaku di Indonesia. Perlakuan
menurut PSAK dalam penyajiannya setiap pelaporan keuangan harus memenuhi :
komponen-komponen sebagai berikut (PSAK,2007 : 3)
a. Neraca
Dalam neraca perusahaan menyajikan aktiva terpisah dari aktiva tidak
lancer dan kewajiban jangka pendek terpisah dan kewajiban jangka
panjang kecuali untuk industry tertentu yang diatur dalam SAK
khusus. Aktiva lancer disajikan menurut ukuran likuiditas sedangkan
kewajiban disajikan menurut urutan jatuh temponya. Perusahaan harus
menggungkapkan informasi mengenai jumlah setiap aktiva yang akan
diterima dan kewajiban yang akan dibayarkan dan sesudah dua belas
bulan dari tanggal neraca.
b. Laporan Laba-Rugi
Laporan laba rugi perusahaan disajikan sedemikian rupa yang
menonjolkan berbagai unsure kinerja keuangan yang dipergunakan
bagi penyajian secara wajar.
Laporan laba rugi minimal mencakup pos-pos sebagai berikut :
1. Pendapatan
2. Laporan laba rugi
3. Beban pinjaman
5. Beban pajak
6. Laba atau rugi dari aktivitas normal perusahaan
7. Pos luar biasa
8. Hak minoritas
9. Laba atau rugi bersih untuk periode berjalan
Pos,judul dan sub jumlah lainya disajikan laporan laba rugi apabila
diwajibkan oleh pernyataan akuntansi keuangan atau apabila penyajian
tersebut diperlukan untuk menyajikan kinerja perusahaan secara wajar.
c. Laporan Perubahan Ekuitas
Perusahaan harus menyajikan laporan ekuitas sebagai komponen
utama laporan, yang menunjukan :
1. Laba rugi bersih periode yang bersangkutan
2. Setiap pos pendapatan dan beban, keuntungan dan kerugian
beserta jumlah yang berdasarkan PSAK terkait diakui secara
langsung dalam ekuitas.
3. Pengaruh kumulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan
perbaikan terhadap kesalahan mendasar sebagaimana diatur
dalam pernyataan standar akuntansi keuangan terkait.
4. Transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada
pemilik.
6. Rekonsiliasi atara nilai tercatat dari masing-masing jenis
modal saham, agio dan cadangan pada awal dan akhir periode
yang mengungkapkan secara terpisah setiap perusahaan.
d. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas disusun berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan
dalam pernyataan standart akuntansi keuangan terkait.
e. Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap
pos dalam neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas harus
berkaitan dengan informasi yang terdapat dalam catatan atas arus kas
harus berkaitan dengan informasi yang terdapat dalam catatan atas
laporan keuangan. Catatan laporan keuangan mengungkapkan:
1. Informasi tentang dasar penyususnan laporan keuangan dan
kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap
peristiwa dan transaksi yang penting.
2. Informasi yang diwajibkan dalam pernyataan standart akuntansi
keuangan tetapi tidak disajikan di neraca, laporan laba rugi,
laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas.
3. Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan
Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan
mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added
setatemen), khususnya bagi industry dimana factor-faktor
lingkungan hidup memegang peranan penting dan dagi industry
yang menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan
yang memegang peran penting (PSAK, 2007: 1). Sedangkan untuk
industri kecil apabila belum ada pengaturan di dalam PSAK, maka
manajemen menggunakan pertimbanganya untuk mendapatkan
kebijakan akuntansi yang memberikan informasi yang bermanfaat
bagi pengguna laporan keuangan, dalam melakukan pertimbangan
tersebut manajemen memperhatikan :
a. Persyaratan dan pedoman pernyataan standar akuntansi
keuangan yang mengatur hal-hal yang mirip dengan masalah
terkait.
b. Definisi, kriteria pengakuan dan pengukuran aktiva, kewajiban,
penghasilan dan beban yang ditetapkan dalam kerangka dasr
penyusunan dan penyajian laporan keuangan.
c. Pernyataan yang dibuat oleh badan pembuat standar lain dan
praktek industry yang lazim sepanjang konsisiten dengan huruf
Untuk pelaporan laba rugi pada perusahaan kecil, rincian
yang pertama disajikan dengan metode beban. Beban disajikan
dalam laporan laba rugi sesuai dengan sifatnya (contoh:
penyusustan, pembelian bahan baku, beban transportasi, gaji, upah
dan beban iklan) dan tidak dialokasikan menurut berbagai fungsi
dalam perusahaan. Metode ini sederhana dan cocok diterapkan pada
perusahaan kecil sebab tidak perlu dialokasikan menurut berbagai
fungsi dalam perusahaan.
Meburut Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI, 2008)
panduan Audit Entitas Bisnis Kecil, pemisahan tugas yang terbatas
harus dilakukan khususnya dalam lingkungan pemakai computer,
dikarenakan mereka dapat melakukan satu atau lebih fungsi
akuntansi :
a. Membuat dan mengotorisasi dokumen sumber
b. Memasukan data ke dalam sistim
c. Menjalankan computer
d. Mengubah data program dan data file
e. Menjalankan/mendistribusikan keluaran
Hal-hal yang disebutkan di atas adalah bukti bahwa
pemisahan tugas harus dilakukan walau terbatas, sehingga dapat
menentukan resiko pengadilan.
Criteria kualitatif dalam laporan keuangan entitas bisnis
kecil menurut Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI, 2008)
sebagai berikut :
a. Konsentrasi dari pemilik dan manajemen senior
b. Sumber pendapatan (source of revenue) dan sumber
pendanaan (sources of financing) yang terbatas.
c. Pencatatan yang tidak terlalu kompleks/rumit
d. Pengadilan tingkat entitas yang tidak terlalu
3.1 J enis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi Deskriptif
Kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengangkat fakta, keadaan, variable, dan
fenomena-fenomena yang terjadi ketika penelitian berlangsung dan menyajikanya apa
adanya. Penelitian deskriptif kualitatif menuturkan dan menafsirkan data yang
berkenaan dengan situasi yang terjadi, sikap dan pandangan yang menggejala di
dalam masyarakat, hubungan antar variable, pertentangan dua kondisi atau lebih,
pengaruh terhadap suatu kondisi, perbedaan antar fakta dan lain-lain. Pada umumnya
kegiatan penelitian deskriptif kualitatif ini meliputi pengumpulan data, analisis data,
interpretasi data, serta diakhiri dengan kesimpulan yang didasarkan pada
penganalisisan data tersebut.
Untuk memperjelas metode yang akan diterapkan berupa studi deskriptif
dengan tujuan untuk menggambarkan realitas sosial yang kompleks dengan
menerapkan konsep-konsep teori yang telah ada. Realita social yang dipelajari dititik
beratkan pada pencatatan keuangan bagi pelaku usaha penggilingan padi di Bareng,
Jombang. Dalam penelitian berdasarkan pokok masalah yang akan diteliti, maka
Penelitian kualitatif adalah riset yang bersifat deskriptif dan cenderung
menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna (prespektif
subjek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan
sebagai pemandu agar focus peneliti sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu
landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar
belakang penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Terdapat
perbedaan mendasar antara peran landasan teori dalam penelitian kuantitatif dan
penelitian kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif, peneliti berangkat dari teori menuju
data, dan berakhir pada penerimaan atau penolakan terhadap teori yang digunakan,
sedangkan dalam penelitian kualitatif peneliti bertolak dari data, memanfaatkan teori
yang ada sebagai bahan penjelas, dan berakhir dengan suatu teori.
Penelitian kualitatif juga lebih subjektif daripada penelitian atau suve
kuantitatif dan menggunakan metode sanggat berbeda dari mengumpulkan informasi,
terutama individu dalam menggunakan wawancara secara mendalam dan grup focus.
Sifat dari jenis penelitian ini adalah penelitian dan penjelajahan terbuka berakhir
dilakukan dalam jumlah relative kelompok kecil yang di wawancarai secara
mendalam.
Dalam penelitian ini yang diamati adalah orang, yaitu pemilik dan pegawai
pada usaha penggilingan padi dengan berbagai latar belakangnya. Terkadang para
pemilik juga merangkap di bagian keuangan, namun tidak sedikit pula yang
berupa mengerjakan tugas-tugas yang ada atau bahkan harus bias menangani
permasalahan yang terjadi dalam usaha ini. Oleh karna itu, untuk bagian keuangan ini
minimal pegawai mengerti bagaimana pencatatan pendapatan dan pengeluaran dalam
operasi usaha berjalan. Terlebih jika sumber daya manusia yang berada di dalam
bagian ini mengerti tentang akuntansi. Interaksi dan komunikasi antara pemilik dan
pegawai dengan tempat atau lingkungan dimana unit usaha ini berdiri (place),
kemudian berapa lama unit usaha tersebut beroperasi, akan menghasilkan suatu
situasi social tertentu.
Dengan digunakan metode kualitatif maka data yang didapat akan lebih
lengkap, lebih mendalam, kredibel, dan bermakna sehingga tujuan penelitian dapat
dicapai. Penggunaan metode kualitatif ini bukan karena metode ini baru, tetapi
permasalahan akan lebih tepat diperoleh datanya dengan metode kualitatif. Dengan
metode kualitatif hanya beberapa variable saja yang bias diteliti sehingga seluruh
permasalahan yang telah dirumuskan tidak akan terjawab dengan metode kuantitatif.
Dengan metode kuantitatif hanya dapat digali fakta-fakta yang bersifat pasti dan
terukur. Fakta-fakta yang tidak tampak oleh indra akan sulit diungkapkan.
3.2 Infor man
Dalam menentukan informan, peneliti menggunakan teknik Snowball
Sampling. Teknik ini merupakan salah satu metode dalam pengambilan sampel dari
non-probability sampling (sampel dengan probabilitas yang tidak sama). Untuk
pengambilan sampel seperti ini khusus digunakan untuk data-data yang bersifat
komunitas dari subjektif responden/sampel, atau dengan kata lain objek sampel yang
diinginkan bersifat mengelompok pada suatu himpunan tertentu.
Cara pengambilan sampel untuk populasi seperti ini dapat dilakukan dengan
cara mencari contoh dari sampel yang kita inginkan, kemudian dari sampel yang
didapat diminta pertisipasinya untuk memilih sampel lagi. Seterusnya hingga jumlah
sampel yang kita inginkan terpenuhi. Jadi di sini yang peneliti gunakan untuk
mendapatkan informasi adalah orang yang terlibat langsung dalam usaha
penggilingan padi ini yaitu pemilik, pekerja, mandor dan beberapa pekerja. Namun
dalam perjalananya nanti tidak menutup kemungkinan jumlah informan akan semakin
bertambah selama proses penelitian dilakukan. Peneliti memilih orang-orang tersebut
untuk dijadikan sebagai informan dalam penelitian dikarenakan pekerjaan dan
kegiatan mereka sehari-hari memiliki hubungan dalam kegiatan operasi usaha
penggilingan padi ini.
3.3 Lokasi Penelitian
Tempat dimana penulis nantinya akan melakukan penelitian berjumlah dua
tempat yaitu di UD.Sari Alam dan UD.Sedulur Tani yang berada di Dsn.Mojosari,
3.4 Sumber Data
Jenis dan sumber data yang diperlukan adalah :
1. Sumber data utama (primer)
Sumber data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber yang ada di
dalam perusahaan, seperti bukti pembukuan transaksi dan strukturkepemilikan
usaha.
2. Sumber data kedua (sekunder)
Sumber data kedua merupakan data yang diperoleh dari sumber-sumber lain
yang terkait dengan penelitian, yang diperoleh langsund di objek yang diteliti
seperti laporan keuangan perusahaan, faktur-faktur perusahaan,
catatan-catatan keuangan yang dibuat oleh perusahaan dan literature-literatur lain
yang berkaitan dengan objek penelitian.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Surve pendahuluan, yaitu dengan mengadakan peninjauan dan penelitian
secara umum pada unit usaha tersebut untuk mendapatkan informasi yang
diperlukan sehingga masalah menjadi jelas. Dalam pengumpulan data
penelitian di surve pendahuluan ini ada dua proses kegiatan yang dilakukan
1) Proses memasuki lokasi (getting in)
Agar proses pengumpulan data dari informasi berjalan baik, peneliti
terlebih dahulu menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan, baik
kelengkapan administrative maupun semua persoalan yang
berhubungan dengan setting dan subjek penelitian serta mencari relasi
awal. Dalam memasuki lokasi penelitian, peneliti menempuh
pendekatan formal dan informal serta menjalin interaksi dengan
informan.
2) Ketika berada di dalam lokasi penelitian (getting along)
Ketika berada di lokasi penelitian, peneliti melakukan komunikasi
pribadi dan membangun kepercayaan pada subjek penelitian
(informan). Hal ini dilakukan sebagai kunci sukses untuk mencapai
dan memperoleh akurasi dan komprehensifitas data penelitian.
2. Surve lapangan, yaitu surve yang dimaksudkan untuk mendapatkan data-data
pendukung yang akurat dan relevan yang dilakukan dengan :
1. Wawancara secara formal maupun informal dengan pihak-pihak yang
terkait dengan unit usaha tersebut, dengan demikian peneliti sebagai
instrument dituntut untuk membuat responden lebih terbuka dan
leluasa dalam memberikan informasi atau data. Selain itu, wawancara
ini dilakukan untuk mengemukakan pengetahuan dan pengalaman
terjadi semacam diskusi, obrolan santai spontanitas (alamiah) dengan
subjek peneliti sebagai pemecah masalah dan peneliti sebagai
timbulnya permasalahan agar muncul wacana detail. Wawancara
diharapkan berjalan dengan baik (terbuka, santai, dan mengarah dalam
menjawab permasalahan penelitian).
2. Dokumentasi, kegiatan dokumentasi ini dilakukan dengan
mengumpulkan dokumen-dokumen yang terkait dengan penelitian.
3. Studi kepustakaan, kegiatan ini berupa pengumpulan data-data dari
literature yang relevan dengan permasalahan ini dan digunakan
sebagai landasan teori.
4. Observasi, kegiatan ini dilakukan oleh peneliti dengan cara observasi
pertisipan untuk mengetahui kegiatan pencatatan dan pengelolaan
keuangan dari bisnis usaha penggilingan padi ini.
3.6 Teknik Analisis
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian kualitatif ini dilakukan
secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus pada setiap tahapan penelitian
sehingga sampai tuntas, dan datanya sampai jenuh. Aktivitas dalam analisis data ini
1. Data Reduction (Reduksi Data)
Data reduksi ini berasal dari data mentah (kaset rekaman,catatan lapangan)
data yang diperoleh dilapangan baik berupa wawancara dengan informan,
observasi maupun dokumen-dokumen yang mendukung tentang aktivitar
pelaku usaha kecil rumahan dipilih sesuai dengan perumusan masalah dan
tujuan penelitian. Pemilahan dilakukan berdasarkan pertanyaan dalam
wawancara, hasil observasi maupun point-point dalam dokumen yang
berkaitan dengan unit permasalahan yang diteliti.
2. Data Display (Penyajian Data)
Dari hasil reduksi yang dilakukan, peneliti menampilkan data-data yang
berkaitan dan berhubungan ataupun menjawab permasalahan yang diteliti.
Dengan disertai refleksi dan analisis dari peneliti yang berkaitan dengan data
yang diperoleh. Penyajian data dalam penelitian kualitatif ini adalah dengan
teks yang bersifat naratif.
3. Verification (Menarik Kesimpulan)
Dalam aktivitas ini peneliti mencoba menemukan pola atau keterkaitan antara
data-data yang diperoleh dan dianalisis dengan didukung bukti-bukti yang
valid di lapangan dan konsisten. Maka dengan pola tersebut memungkinkan
peneliti melakukan penarikan kesimpulan dan verivikasi dan rencananya
kesimpulan ini dibuat melalui tahapan-tahapan analisis data sehingga
3.7 Pengujian Kr edibilitas Data
Dalam setiap penelitian memerlukan standart untuk melihat derajat
kepercayaanatas kebenaran dari hasil penelitian. Dalam penelitian kualitatif standart
tersebut dengan keabsahan data (Sugiyono, 2005 :122-125).
1. Perpanjangan Pengamatan
Perpanjangan pengamatan ini berarti peneliti kembali ke lapangan, melakukan
pengamatan, wawacara lagi dengan sumber data yang pernah ditemui maupun
yang baru. Dengan perpanjangan pengamatan ini hubungan berarti hubungan
peneliti dengan narasumber akan semakin terbentuk rapport, semakin akrab,
semakin terbuka, saling mempercayai sehingga tidak ada informasi yang
disembunyikan lagi. Pengujian kredibilitas, dalam hal ini dilakukan dengan
meningkatkan ketekukan melalui cara penelitian membaca seluruh catatan
hasil penelitian dengan cermat, sehingga dapat diketahui kesalahan dan
kekuranganya. Demikian juga dengan meningkatkan ketekunan, maka peneliti
dapat memberikan deskrisi data yang akurat dan sistematis tentang apa yang
diamati.
2. Triangulasi
Triangulasi dilakukan dengan cara triangulasi teknik, sumber data dan waktu.
Triangulasi teknik dilakukan dengan cara menanyakan hal yang sama dengan
teknik yang berbeda, yaitu dengan wawancara, observasi dan dokumentasi.
sumber yang berbeda, dalam hal ini sumber datanya adalah pemilik dan
4.1 Usaha Penggilingan Padi
4.1.1 Sejarah Usaha Penggilingan Pa di UD.SARI ALAM
UD.SARI ALAM adalah suatu usaha yang bergerak dalam bidang
penggilingan padi. Usaha penggilingan padi ini berdiri pada tahun 2000 dan berlokasi
di Dsn.Mojosari, Ds.Mojotenggah, Kec Bareng Kabupaten Jombang. Didirikan oleh
seorang wirausahawan yaitu Bapak Jupri. Dalam oprasinya usaha ini dikelola oleh
Bapak Jupri sendiri dan dibantu oleh para pegawainya yang jumlahnya mencapai 25
orang. Pada awalnya sebelum mendirikan usaha ini sendiri, Bapak Jupri pernah
bekerja pada orang lain yang juga bergerak dalam bidang usaha penggilingan padi.
Karena tidak ingin terus bekerja pada orang lain, maka Bapak Jupri termotivasi untuk
mendirikan usaha sendiri mengingat penggilingan padi memiliki peran yang sangat
penting dalam sistem agribisnis padi/perberasan di Indonesia khususnya daerah sentra
penghasil gabah. Penggilingan padi merupakan pusat pertemuan antara produksi,
pasca panen, pengolahan dan pemasaran gabah/beras sehingga merupakan mata rantai
penting dalam suplai beras nasional yang dituntut untuk dapat memberikan kontribusi
dalam penyediaan beras, baik dari segi kuantitas maupun kualitas untuk mendukung
ketahanan pangan nasional. Peningkatan pendapatan petani akan tercapai jika
menguntungkan bagi petani. Kenyataan kegiatan usaha dibidang pertanian
mempunyai cirri spesifik yaitu produksi yang diperoleh bersifat musiman, volume
besar, dan mudah rusak sehingga memerlukan penanganan yang segera agar tidak
terjadi kerusakan apalagi posisi usaha yang terpencar pencar menyebabkan masalah
distribusi yang dilakukan mengalami berbagai kendala terutama dalam
mendistribusikan kepada konsumen atau pusat pasar. Oleh karna itu dalam
mendirikan usahanya ada tujuan yang ingin dicapai oleh Bapak Jupri sebagai pemilik
yaitu :
1. Mengendalikan harga gabah pada tingkat harga yang wajar/layak bagi petani.
2. Meningkatkan kesinambungan penyediaan pangan local terutama yang berasal
dari produksi dan cadangan pangan.
Dimana sasaran yang ingin dituju yaitu petani yang bergabung dalam
kelompok tani yang bermitra dengan lembaga pembelian gabah/beras/bahan pangan
lain. Adapun fasilitas teknis yang dimiliki UD.SARI ALAM yaitu :
1. Kapasitas RMU : 4 Ton/Jam
2. Kapasitas Gudang : 2500 Ton
3. Kapasitas Lantai Jemur : 70 Ton
4. Dryer : -
Dan dokumen-dokumen yang dimiliki yaitu :
1. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) kecil No.
0750/13-19/Siup-K/XII/2001
2. NPWP No. 06.995.644.9-602.000
3. Izin HO No. 188.45.503.08/1114/405.40/2001
4. IMB No. 188.45.503.08/1115/405.40/2001
4.1.2 Sejarah Usaha Penggilingan Pa di UD.SEDULUR TANI
UD.SEDULUR TANI adalah suatu usaha yang bergerak dalam bidang
penggilingan padi. Usaha penggilingan padi ini berdiri pada tahun 2002 dan berlokasi
di Dsn.Mojosari, Ds.Mojotenggah, Kec Bareng Kabupaten Jombang. Didirikan oleh
sepasang suami istri yaitu Bpk.Ismail Fahmi dan Ibu.Sujayanah. Dalam oprasinya
usaha ini dikelola oleh Ibu.Sujayanah saja karena UD.SEDULUR TANI ini tidak
hanya bergerak dalam bidang penggilingan padi saja namun juga bergerak di bidang
pembibitan padi dan peternakan. Oleh karna itu Bpk.Ismail Fahmi lebih cenderung
mengurus usahanya yang bergerak dalam bidang pembibitan padi dan peternakan
tersebut. Dalam menjalankan usaha penggilingan padinya, Ibu.Sujayanah dibantu
oleh para pegawainya yang jumlahnya mencapai 30 orang. Pada awalnya sebelum
menjalankan usaha ini sendiri, UD.SEDULUR TANI ini merupaka usaha kluarga
yang di kelola secara bersama-sama oleh kluarga besar Ibu.Sujayanah, namun dalam
merupakan anak terakhir dari kluarga besarnya. Dengan latar belakang pendidikan
yang mencukupi yakni S1 Akuntansi, maka dalam menjalankan keuangan usahanya
Ibu.Sujayanah sudah lebih baik karna memiliki latar belakang pendidikan yang baik
sehingga pengaturan keuanganya sudah terkomputerisasi dan cukup rapi, sehingga
mudah dipahami oleh pihak-pihak yang memerlukanya.
Secara umum usaha penggilingan padi seperti ini memilikii tujuan yang
hampir sama. Selain menginginkan laba, tujuan lain yang ingin dicapai diantaranya :
1. Mengendalikan harga gabah pada tingkat harga yang wajar/layak bagi
petani.
2. Meningkatkan kesinambungan penyediaan pangan local terutama yang
berasal dari produksi dan cadangan pangan.
Dimana sasaran yang ingin dituju yaitu petani yang bergabung dalam
kelompok tani yang bermitra dengan lembaga pembelian gabah/beras/bahan pangan
lain. Adapun fasilitas teknis yang dimiliki UD.SEDULUR TANI yaitu :
1. Kapasitas RMU : 4 Ton/Jam
2. Kapasitas Gudang : 1000 Ton
3. Kapasitas Lantai Jemur : 35 Ton
4. Dryer : -
4.2 Implementasi Pencatatan Akuntansi Pada Usaha Penggilingan Pa di
4.2.1 Apakah Dalam Usaha Penggilingan Padi Ini Dilikukan Pencatatan
Akuntansi.
Laporan keuangan yang diterapkan oleh para pelaku UKM/Industri Kecil
biasanya menganut pola yang paling gampang, yang artinya pola yang dianut yang
dipandang gampang untuk dipahami itulah yang dipakai untuk pola penglolaan
keuangan. Laporan Keuanagn sangatlah penting bagi pelaku suatu usaha, dengan
laporan keuanagn yang dibuat dapat diketahui perkembangan suatu usaha, dapat
membantu mencapai tujuan perusahaan dan dapat membantu pelaku usaha dalam
pengambilan keputusan usaha.
Dari hasil wawancara yang telah dilakukan kepada Bpk.Jupri pemilik
UD.SARI ALAM dapat menjawab pertanyaan penulis apakah dalam usaha
penggilingan padi ini juga dilakukan pencatatan keuangan?
“Nggeh nyatet nak…,tapi njeh mboten kados ten buku-buku, ya ala kadarnya sak
isane bapak…, pokoke ngerti. “
Informasi Bpk.Jupri (UD.SARI ALAM)
Dari hasil wawancara diatas, dapat diketahui bahwa pelaku usaha
belum melakukan pembuatan pencatatan keuangan karna hanya mencatat transaksi
yang ada dalam usahanya sesuai dengan pengetahuanya yang beliau ketahui saja.
“Nggeh nyatet mbak…, nyatete ten buku, wonten buku hasil giling, penjualan,
pembelian…,nggeh ngeten-ngeten niku”
Informasi Bpk.Inali (pegawai UD.SARI ALAM)
Dari hasil wawancara dengan pegawai UD.SARI ALAM yaitu Bpk.Inali
dapat diketahui bahwa di UD.SARI ALAM ini masih belum melakukan pencatatan
keuangan secara benar. Hanya melakukan pencatatan di buku-buku yang sesuai
dengan transaksi yang dilakukan.
“Yaaa pasti, pasti membuat catatan keuangan…., yang pasti ya seperti yang diajarkan
di Akuntansi itu saya buat….”
Informasi Ibu.Sujayanah (UD.SEDULUR TANI)
Dari hasil wawancara di atas, dapat diketahui bahwa pelaku usaha
penggilingan padi yang dilakukan oleh pihak UD.SEDULUR TANI yaitu
Ibu.Sujayanah sudah melakukan pencatatan keuangan sesuai dengan akuntansi yang
dijelaskan di buku-buku akuntansi pada umumnya karena beliau sudah memiliki latar
belakang pendidikan S1 Akuntansi.
Dari hasil wawancara yang telah penulis lakukan dapat disimpulkan bahwa
dan ada juga yang masih belum melakukan pencatatan keuangan secara benar. Hal ini
mungkin di pengaruhi oleh latar belakang pengetahuan yang berbeda-beda yang
dimiliki oleh para pelaku usaha ini.
4.2.2 Formulir apa saja yang digunakan oleh pelaku usa ha penggilingan padi
dalam melakukan pencatatan keuangan.
Dalam membuat laporan keuangan yang benar banyak menggunakan
formulir-formulir yang digunakan. Mulai dari bukti transaksi yang telah dikumpulkan
sampai laporan keuangan. Namun sampai saat ini masih banyak pihak pelaku usaha
yang belum melakukan pembuatan laporan keuangan yang benar.
Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada pihak pelaku usaha
penggilingan padi, menyatakan :
“ Njeh ndamel nota-nota biasa iku lho nak…,nota pembelian, nota penjualan…, lak
gaji…,cumak dicatet biasa ten kertas damel itungane sing kerjo… ”
Informasi Bpk.Jupri (UD.SARI ALAM)
“Njeh ndamel nota Mbak…, nota-nota biasa niku.”
“ya…yang pertama nota pasti, kalo kita melakukan pembelian ya pake nota
pembelian…,terus…penjualan ya pake nota penjualan setelah itu biasanya kan terus
ke buku besar kan yah…”
Informasi Ibu.Sujayanah (UD.SEDULUR TANI)
Dari hasil wawancara yang telah dilakukan penulis pada Bpk.Jupri, Bpk.Inali
pegawai Bpk.Jupri dan Ibu.Sujayanah dapat diketahui bahwa dalam pembuatan
laporan keuangan yang digunakan yaitu berawal dari buku nota saja dan selanjutnya
dicatat ke buku-buku pembelian, penjualan dll sesuai dengan transaksi apa saja yang
dilakukan.
4.2.3 Buku pencatatan apa saja yang digunakan pelaku usaha penggilingan
padi ini dalam melakukan pr oses pencatatan dalam setiap transaksi.
Dalam melakukan pencatatan keuangan di suatu usaha pastilah tidak hanya
ada satu buku pencatatan saja, sebaiknya perusahaan kecil maupun besar
menggunakan buku yang berbeda-beda dalam tiap transaksinya untuk mengatur
kegiatan keuangan mereka sehingga setiap transaksi bisa dikelompokan
sendiri-sendiri dan tidak menyesatkan bagi pembacanya sehingga mudah untuk dimengerti
oleh pihak-pihak yang membutuhkan.
Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada pihak pelaku usaha penggilingan padi,
“Wonten sekawan nak…, wonten buku pembelian, buku gaji (kados gaji tiang
njemur,giling,bongkar muat) ngeteniku…, buku hasil giling kaleh buku penjualan…”
Informasi Bpk.Jupri (UD.SARI ALAM)
“wonten buku penjualan gabah…,pembelian gabah…,buku hasil giling kaleh gaji,
tapi lak gaji niku di catet langsung di sukaaken tiange ngoten mbak…”
Informasi Bpk.Inali (pegawai UD.SARI ALAM)
“Ya ada buku penjualan, pembelian…yaaa…pokoknya yang ada di pencatatan
akuntansi itu kami lakukan pencatatanya semua mbak…Cuma kita pencatatanya
langsung ke komputerisasi gitu,tapi kan sama aja mananya apa gitu…”
Informasi Ibu.Sujayanah (UD.SEDULUR TANI)
Dari hasil wawancara yang dilakukan, dari pernyataan yang sudah di
ungkapkan oleh para pelaku usaha penggilingan padi dpat disimpulkan bahwa
pencatatan keuangan di catat di buku-buku yang berbeda-beda sesuai dengan
transaksi dan bahkan sudah sesuai dengan ketentuan pencatatan keuangan yang ada.
4.2.4 Bentuk atau model pencatatan keuangan yang sudah dilakukan oleh
pelaku usaha penggilingan padi selama ini.
Dalam melakukan pencatatan keuangan pada suatu usaha tertentu model
pencatatan yang digunakan pasti berbeda-beda sesuai dengan objek atau sesuai
usaha tersebut dan sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki para pelaku usahanya.
Bentuk yang diterapkan oleh para pelaku UKM biasanya menganut pola yang paling
gampang, yang artinya pola yang dianut yang di pandang gampang untuk dipahami
itulah yang dipakai untuk pola penglolaan keuangan.
Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada pihak pelaku usaha
penggilingan padi, menyatakan :
“Model pencatatane nggeh kados wau nak…, di catet ten buku-buku
penjualan,pembelian,gaji kaleh hasil giling iku mau, bapak wes gak aneh-aneh iso’e
mek ngunu…”
Informasi Bpk.Jupri (UD.SARI ALAM)
“Nggeh sami kados niku wau mbak…,ten buku-buku niku wau…”
Informasi Bpk.Inali (pegawai UD.SARI ALAM)
Dari hasil wawancara pada Bpk.Jupri dan pegawainya yakni Bpk.Inali bahwa,
model pencatatan di UD.SARI ALAM, setiap transaksi di catat sendiri-sendiri di
buku-buku yang berbeda-beda sesuai dengan transaksi yang dilakukan.
Pencatatannyapun sangat sederhana sekali, hal ini mungkin di pengaruhi oleh
“Modelnya ya…seperti pencatatan keuangan pada umumnya mbak, itu disana di
computer pencatatanya nanti bias di lihat yah…”
Informasi Ibu.Sujayanah (UD.SEDULUR TANI)
Dari pernyataan yang telah di paparkan oleh para pelaku usaha penggilingan
padi di atas, bahwa bentuk pelaporan keuangan yang sudah dilakukan sesuai dengan
buku-buku pencatatan transaksi yang ada di usaha tersebut dan bahkan sudah sesuai
dengan model pencatatan keuangan yang berlaku umum. Dan dari hasil analisis yang
bisa saya lakukan dari hasil melihat di catatan computer di sana memang secara garis
besar pencatatanya sudah mendekati sesuai pencatatan keuangan yang semestinya.
4.2.5 Pencatatan Keuangan Secar a Per iodik
Laporan keuangan adalah salah satu laporan yang berperan penting dalam
suatu perusahaan atau badan. Karena dengan laporan keuangan yang baik maka dapat
diketahui perekonomian perusahaan tersebut. Dalam laporan keuangan biasanya di
buat satu bulan. Karena satu bulan merupakan hari akhir dalam melakukan
pembukuan mulai dari awal tanggal sampai akhir tanggal dalam hitungan satu bulan.
Berikut hasil wawancara yang dilakukan kepada pihak pelaku usaha penggilingan