• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Kelayakan Pendirian Usaha Pabrik Penggilingan Padi Modern (P3M) pada PT. XYZ

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Kelayakan Pendirian Usaha Pabrik Penggilingan Padi Modern (P3M) pada PT. XYZ"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI KELAYAKAN USAHA PENDIRIAN PABRIK

PENGGILINGAN PADI MODERN (P3M) PADA PT. XYZ

Oleh

NESSA VIYANTI MUTAHAR

H24104130

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(2)

ii

RINGKASAN

NESSA VIYANTI MUTAHAR. H24104130. Studi Kelayakan Usaha Pendirian

Pabrik Penggilingan Padi Modern (P3M) pada PT. XYZ. Dibawah bimbingan

MIMIN AMINAH.

Penggilingan padi merupakan salah salah satu unsur dalam penanganan pasca pasca panen yang memerlukan proses penanganan dan pengolahan. Ketersediaan panen yang melimpah tidak seimbang dengan output beras yang dihasilkan dikarenakan banyak tingkat kehilangan pada proses penanganan pasca panen yang masih menggunakan alat tradisional. Dengan adanya permasalahan tersebut diharapkan rencana pendirian pabrik penggilingan padi modern (P3M) di Kabupaten Sukabumi dapat membantu permasalahan beras dari penanganan hingga pengolahan agar beras yang dihasilkan lebih optimal untuk memenuhi kebutuhan nasional.

(3)

iii

STUDI KELAYAKAN USAHA PENDIRIAN PABRIK

PENGGILINGAN PADI MODERN (P3M) PADA PT. XYZ

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen

Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

NESSA VIYANTI MUTAHAR

H24104130

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(4)

iv

Judul Skripsi : Studi Kelayakan Pendirian Usaha Pabrik Penggilingan Padi Modern (P3M) pada PT. XYZ

Nama : Nessa Viyanti Mutahar

NIM : H24104130

Menyetujui Pembimbing,

Ir. Mimin Aminah, MM.

NIP 196609071991032002

Mengetahui Ketua Departemen

Dr. Mukhamad Najib, STP., MM

NIP 197606232006041001

(5)

v

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 2 September 1988 sebagai putri satu-satunya dari pasangan Bapak Salim Achmad Al-Mutahar dan Ibu Nemmy Ghazali. Jenjang pendidikan yang dilalui penulis diawali dengan memasuki Taman Kanak-kanak (TK) Bina Insani Bogor lulus pada tahun 1994. Kemudian dilanjutkan di Sekolah Dasar Bina Insani Bogor dan menyelesaikannya pada tahun 2000. Pada tahun 2003 penulis lulus dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 5 Bogor. Selanjutnya, di tahun yang sama penulis diterima dan melanjutkan di Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Bogor selama tiga tahun.

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala nikmat dan karunia yang telah diberikan-Nya. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan seluruh umat yang selalu berada di jalan-Nya.

Setelah melalui perjalanan yang cukup panjang serta penuh tantangan dan rintangan, akhirnya berkah rahmat dan petunjuk dari Allah SWT serta bantuan dari berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Pebruari 2014 ini ialah studi kelayakan bisnis, dengan judul Studi Kelayakan Pendirian Usaha Pabrik Penggilingan Padi Modern (P3M) pada PT XYZ.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Ir. Mimin Aminah,MM selaku pembimbing, serta para dosen penguji atas saran dalam perbaikan skripsi ini. Disamping itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada pemilik perusahaan PT. XYZ yang telah memberikan waktu untuk penulis dalam mengumpulkan dan menyelesaikan penelitian. Ungkapan terima kasih juga disampaikan penulis ucapkan juga kepada Papah, Mamah, keluarga, serta seluruh teman-teman atas segala doa, support, dan kasih sayangnya.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Bogor, April 2015

(7)
(8)

viii

4.1.2 Pelayanan Yang diberikan PT. XYZ ... 25

4.2 Analisis Kelayakan Pendirian Usaha Penggilingan Padi Modern ... 25

4.2.1 Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran ... 25

4.2.2 Analisis Aspek Teknis dan Teknologi ... 31

4.2.3 Analisis Aspek Manajemen ... 35

4.2.4 Aspek Sosial Ekonomi ... 37

4.2.5 Analisis Aspek Finansial ... 37

4.3 Analisis Kriteria Kelayakan Finansial ... 40

4.4 Analisis Sensitifitas ... 41

KESIMPULAN DAN SARAN ... 43

1. Kesimpulan ... 43

2. Saran ... 44

DAFTAR PUSTAKA ... 45

(9)

ix

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Konsumsi beras nasional tahun 2010-2012 ... 1

2. Luas panen dan produksi tanaman padi Indonesia tahun 2011-2014 ... 2

3. Persyaratan khusus 5 (lima) kelas mutu (SNI 01-6128-1999) ... 6

4. Proyeksi kebutuhan beras berdasarkan geografis ... 26

5. Keunggulan beras sehat dibandingkan dengan beras biasa ... 28

6. Perbandingan harga beras PT XYZ dengan beras merk lainnya... 29

7. Kebutuhan investasi pendirian usaha P3M ... 38

8. Biaya-biaya tetap usaha P3M ... 39

9. Biaya-biaya variabel usaha P3M ... 39

10. Hasil analisis finansial cashflow usaha P3M ... 40

11. Hasil analisis sensitivitas skenario 1 ... 42

(10)

x

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Bagan penanganan pasca panen ... 9

2. Kerangka pemikiran penelitian ... 14

3. Layout penggilingan padi PT. XYZ ... 33

4. Bagan pengolahan padi ... 33

(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Komponen biaya investasi usaha P3M ... 48

2. Komponen biaya tetap usaha P3M ... 49

3. Komponen biaya variabel PT. XYZ... 50

4. Cashflow usaha P3M ... 51

5. Analisis sensitifitas penurunan permintaan beras sebesar 2,55% usaha P3M .. 52

(12)

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia sebagai negara agraris beriklim tropis yang memiliki potensi besar dalam sektor pertanian. Kebutuhan pangan Indonesia masih bergantung pada kegiatan pertanian terutama tanaman padi. Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu pangan utama yang hasil olahannya beras menjadi komoditas penting dalam pembangunan strategis baik secara sosial, ekonomi, maupun politik.

Menurut Suryana (2002) Beras sebagai bahan pangan pokok tampaknya tetap mendominasi pola makan orang Indonesia. Hal ini dapat terlihat dari tingkat partisipasi konsumsi beras di Indonesia yang masih diatas 95 persen.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik mencatat konsumsi beras nasional dari tahun 2010-2012 mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Tahun 2010 rata-rata konsumsi beras mencapai 33.067.791 ton. Pada tahun 2011 naik menjadi 33.563.807 ton beras, dan terus meningkat pada tahun 2012 menjadi 34.067.264 ton. Konsumsi beras Indonesia dinilai sangat tinggi dibandingkan dengan negara Asia lainnya yakni dengan total 139 kg per kapita per tahun.

Tabel 1. Konsumsi beras nasional tahun 2010-2012

Tahun Konsumsi Beras (Ton)

2010 33.067.791

2011 33.563.807

2012 34.067.264

Sumber : BAPPENAS (2013).

Keterangan: *) Terdiri dari konsumsi rumah tangga, penggunaan untuk pakan, bibit,

industri pengolahan (makanan dan non makanan) dan tercecer.

(13)

Tabel 2. Luas panen dan produksi tanaman padi Indonesia tahun 2011-2014

Tahun Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Ku/Ha)

2011 13.203.643 65.756.904 49.80

2012 13.445.524 69.056.126 51.36

2013 13.835.252 71.279.709 51.52

2014 13.569.941 69.870.950 51.49

Sumber : Data Angka Ramalan I Badan Pusat Statistik (2014).

Dengan adanya kedua data tersebut terlihat bahwa produksi padi dalam negeri masih belum dapat mencukupi seluruh kebutuhan konsumsi nasional. Hal ini yang menjadi alasan utama bagi pemerintah melakukan impor beras demi memenuhi kebutuhan dalam negeri. Dalam rangka mengurangi ketergantungan pada impor diperlukan adanya kemandirian pangan, dengan memacu para pelaku pertanian dalam memaksimalkan produksi padi dan meningkatkan kualitas produksi beras dengan mengurangi tingkat kehilangan panen.

Penggilingan padi merupakan salah salah satu unsur dalam penanganan pasca pasca panen yang memerlukan proses penanganan dan pengolahan. Penggilingan padi dalam persebarannya yang hampir merata di seluruh daerah sentra produksi padi di Indonesia memegang peranan penting merubah padi menjadi beras yang siap diolah untuk dikonsumsi oleh masyarakat maupun untuk disimpan sebagai cadangan. Sampai saat ini mesin yang digunakan masih tradisional dan tua dirasa kurang optimal dalam mengolah padi menjadi beras. Tingkat kehilangan yang tinggi dalam proses pengolahan, waktu yang diperlukan dan juga ketergantungan akan musim pada saat penjemuran gabah menjadi kendala dalam pemenuhan beras untuk mencukupi kebutuhan nasional. Melihat fenomena diatas, tentu pendirian pabrik pengolahan padi modern diperlukan untuk membantu memperbaiki kualitas mutu beras. Dengan menggunakan alat-alat modern maka akan terjadi peningkatan produksi dan peningkatan mutu beras, sehingga nilai jualnya pun akan bertambah. Dengan demikian pemenuhan kualitas Standar Nasional Indonesia (SNI) dapat terpenuhi, dan konsumen akan lebih percaya untuk membeli produk tersebut.

(14)

sama tersebut, menggagas perlunya pabrik penggilingan padi modern (P3M) di Kabupaten Sukabumi. Selain sudah memiliki sistem yang baik dalam mengkoordinir petani anggotanya, PT. XYZ juga memiliki program-program yang diharapkan dapat memberikan manfaat kepada para petani dan mampu meningkatkan produktivitas hasil taninya.

Sebelum dilaksanakannya pendirian pabrik penggilingan padi modern (P3M) di Kabupaten Sukabumi, perlu diketahui terlebih dahulu bagaimana kelayakan usaha tersebut. Maka perlu dilakukan analisis studi kelayakan dengan mengkaji beberapa aspek, yaitu aspek finansial maupun aspek non-finansial untuk mengetahui layak atau tidaknya pendirian usaha pabrik penggilingan padi modern (P3M) tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka diperlukan adanya sebuah perubahan dari menggunakan penggilingan padi dengan alat tradisional menjadi lebih modern agar sesuai standar dan dapat mengurangi tingkat kehilangan, sehingga dapat memenuhi permintaan akan beras. Oleh karena itu, PT. XYZ berencana mendirikan pabrik penggilingan padi modern (P3M) dengan terlebih dahulu melakukan kegiatan studi kelayakan bisnis untuk mengetahui apakah usaha yang hendak dijalankan layak atau tidak. Maka perumusan masalah yang akan dikaji dalam penilitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana tingkat kelayakan pengembangan proyek pendirian pabrik penggilingan padi modern (P3M) apabila dilihat dari berbagai aspek non finansial seperti aspek hukum, aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi, aspek manajemen, serta aspek sosial ekonomi?

2. Bagaimana tingkat kelayakan pengembangan proyek proyek pendirian pabrik penggilingan padi modern (P3M) apabila dilihat dari aspek finansialnya dengan menggunakan kriteria kelayakan, yaitu Net Present Value (NVP), Net B/C, Internal Rate of Return (IRR), dan Pay Back Period (PBP)?

(15)

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan diatas, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis tingkat kelayakan pengembangan proyek pendirian pabrik penggilingan padi modern (P3M) apabila dilihat dari berbagai aspek non finansialnya.

2. Mengalisis tingkat kelayakan pengembangan proyek pendirian pabrik penggilingan padi modern (P3M) apabila dilihat dari aspek finansialnya.

3. Menganalisis sensitivitas kelayakan bisnis terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada harga bahan baku dan permintaan?

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi pemilik PT. XYZ, diharapkan dapat memberikan informasi mengenai kelayakan proyek pendirian pabrik penggilingan padi modern (P3M) serta mampu menjadi bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam dalam keberlangsungan dan perkembangan.

2. Bagi masyarakat, diharapkan dapat memberikan bahan masukan dan informasi bagi masyarakat umum yang sedang atau ingin memulai usaha penggilingan padi modern agar dapat memulai dan mengembangkan bisnisnya.

3. Bagi kalangan akademisi, diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi dan pembanding bagi penelitian-penelitian berikutnya dan mampu memperbaiki serta menyempurnakan kelemahan dalam penelitian ini.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

(16)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penggilingan Padi

Menurut Patiwiri (2006), penggilingan padi adalah salah satu tahapan pascapanen yang terdiri dari rangkaian mesin-mesin yang berfungsi melakukan proses giling gabah, yaitu dari bentuk gabah kering giling sampai menjadi beras siap konsumsi.

Penggilingan padi memiliki peran yang sangat penting dalam sistem agribisnis padi atau perberasan di Indonesia. Penggilingan padi merupakan pusat pertemuan antara produksi, pascapanen, pengolahan dan pemasaran gabah atau beras sehingga merupakan mata rantai penting dalam suplai beras nasional yang dituntut untuk dapat memberikan kontribusi dalam penyediaan beras, baik dari segi kuantitas maupun kualitas untuk mendukung ketahanan pangan nasional (Widodo, 2005).

Sistem penggilingan padi yang dikenal di Indonesia biasa disebut pabrik penggilingan padi. Jumlah pabrik penggilingan padi di Indonesia sebenarnya sudah berkembang cukup pesat, namun antara petani atau kelompok tani, gabungan kelompok tani (gapoktan) dengan penggilingan padi kecil dan industri penggilingan padi besar (modern), masih berjalan sendiri-sendiri.

Berdasarkan data sensus BPS tahun 2012 total penggilingan padi di Indonesia sebanyak 182.199 unit, yang terdiri penggilingan padi kecil (PPK) 171.495 unit, penggilingan padi sedang (PPS) 8.628 unit, dan penggilingan padi besar (PPB) 2.076 unit. Dengen kapasitas giling PPK menghasilkan beras kurang dari 1,5 ton per jam, PPS 1,5 – 3 ton per jam, sedangkan PPB lebih dari 3 ton per jam.

(17)

2.1.1 SNI Beras Giling

Berdasarkan SNI NO. 01-6128-1999 tentang standar mutu beras giling yang meliputi definisi, istilah, klasifikasi, syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, penandaan, pengemasan dan rekomendasi. Beras giling digolongkan dalam 5 (lima) kelas mutu yaitu I, II, III, IV, dan V, yang dinyatakan dalam persyaratan umum dan persyaratan khusus, sebagai berikut :

a) Persyaratan umum

1. Bebas hama dan penyakit.

2. Bebas bau apek, asam, atau bau asing lainnya. 3. Bebas dari campuran-campuran bekatul.

4. Bebas dari tanda-tanda adanya bahan kimia yang membahayakan. b) Persyaratan khusus Sertifikasi Nasional Indonesia

Tabel 3. Persyaratan khusus 5 (lima) kelas mutu (SNI 01-6128-1999)

No. Komponen Mutu Satuan Tingkat Mutu

I II III IV V

1. Derajat sosoh (min) (%) 100 100 100 95 85

2. Kadar air (max) (%) 14 14 14 14 15

3. Beras kepala (min) (%) 100 95 84 73 60

4. Beras utuh (min) (%) 60 50 40 35 35

5. Butir patah (max) (%) 0 5 15 25 35

6. Butir menir (max) (%) 0 0 1 2 5

7. Butir merah (max) (%) 0 0 1 3 3

8. Butir kuning/rusak (max) (%) 0 0 1 3 5

9. Butir mengapur (max) (%) 0 0 1 3 5

10. Benda asing (max) (%) 0 0 0.02 0.05 0.2 11. Butir gabah (max) (butir/100 gr) 0 0 1 2 3 12. Campuran varietas lain (max) (%) 5 5 5 10 10 Sumber : BSN (1999).

2.1.2 Proses Penggilingan Padi yang Baik

Menurut DEPTAN (2005), teknik penggilingan padi yang baik melalui tahapan proses sebagai berikut :

1) Persiapan bahan baku

(18)

14%, baik melalui penjemuran atau menggunakan alat pengering. Penundaan gabah kering panen lebih 2 -3 akan menimbulkan kuning. Gabah yang sudah kering sebaiknya dicegah agar tidak kehujanan karena dapat meningkatkan butir patah dan menir. Usahakan gabah yang digiling adalah gabah kering panen (GKP) yang baru dipanen agar penampakan putih cerah dengan cita rasa yang belum berubah. Bila menggunakan gabah kering yang telah disimpan lebih dari 4 bulan atau 1 musim, maka penampakan beras tidak optimal (buram) dan terjadi perubahan cita rasa (tingkat kepulenan menurun).

2) Proses pemecahan kulit

Pada proses ini, mula-mula tumpukan gabah (GKG) disiapkan di dekat lubang pemasukan (corong sekam) gabah. Mesin penggerak dan mesin pemecah kulit dihidupkan, kemudian corong sekam dibuka-tutup dengan alat klep penutup. Proses pemecah kulit dilakukan 2 kali (ulangan) dan diayak 1 kali dengan alat ayakan beras pecah kulit agar dihasilkan beras pecah kulit (BPK). Ayakan BPK untuk varietas butir bulat (ukuran lubang ayakan 0,8 inci) dan butir panjang (ukuran lubang ayakan 1 inci) berbeda. Proses pemecah kulit berjalan baik bila butir gabah pada beras pecah kulit tidak ada. Namun bila masih banyak butir gabah harus distel kembali struktur rub berroll dan kecepatan putarannya.

3) Proses Penyosohan Beras

(19)

penyosoh tipe friksi karena menghasilkan kehilangan hasil selama penggilingan terendah (3,14% dibanding alat penyosoh tipe abrasive (3,54%).

Usaha meningkatkan mutu beras hasil giling tergantung dari produk akhir yang diinginkan konsumen. Ada 3 jenis preferensi kondumen terhadap beras, yaitu beras bening, beras putih dan beras mengkilap. Untuk memproduksinya diperlukan proses yang berbeda. Untuk pembuatan beras dengan penampakan bening menggunakan alat penyosoh tipe friksi, untuk beras putih menggunakan alat penyosoh tipe abrasive dan untuk beras putih menggunakan alat penyosoh sistem pengkabutan.

4) Proses Pengemasan

Beras hasil giling sebaiknya tidak langsung dikemas, sampai sisa panas akibat penggilingan hilang. Jenis kemasan disarankan memperhatikan beras isinya. Untuk kemasan lebih dari 10 kg sebaiknya menggunakan karung plastik yang dijahit tutupnya. Sedangkan untuk yang ukuran 5 kg dapat dengan kantong plastik dengan tebal 0,8 mm. Fakta yang perlu diperhatikan dalam memilih jenis kemasan adalah kekuatan kemasan, bahan kemasan (sebaikknya bersifat tidak korosif dan tidak mencemari produk beras, kedap udara atau pori-pori penyerapan uap air dari luar tidak mengganggu peningkatan kadar air beras dalam kemasan), serta label kemasan untuk beras hendaknya mencantumkan nama varietas (untuk menghindari pemalsuan).

5) Proses Penyimpanan

(20)

Bagan alur penanganan pasca panen padi disajikan dalam Gambar 1.

Gambar 1. Bagan penanganan pasca panen

2.2 Studi Kelayakan Bisnis

Studi kelayakan bisnis merupakan penelitian yang bertujuan memutuskan apakah sebuah bisnis layak untuk dilaksanakan atau tidak. Sebuah ide bisnis dinyatakan layak untuk dilaksanakan jika ide tersebut dapat mendatangkan manfaat yang lebih besar bagi semua pihak (stakeholder) dibandingkan dampak negative yang ditimbulkan (Suliyanto, 2010).

Sedangkan menurut Ibrahim (2009), studi kelayakan juga yang sering disebut dengan feasibility study merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah menerima atau menolak dari suatu gagasan usaha/proyek yang direncanakan. Pengertian layak dalam penilaian ini adalah kemungkinan dari gagasan usaha/proyek yang akan dilaksanakan memberikan manfaat (benefit), baikdalam arti financial benefit maupun dalam arti social benefit. Layaknya suatu gagasan usaha/proyek dalam arti social benefit tidak selali menggambarkan layak dalam arti financial benefi, hal ini tergantung dari segi penilaian yang dilakukan.

Panen

Perontokan

Pembersihan

Pengeringan

Penggilingan

Pengemasan

(21)

2.2.1 Manfaat Studi Kelayakan Bisnis

Johan (2011), studi kelayakan memberi manfaat bagi para pihak terkait dengan usaha yaitu :

1. Pihak investor, ingin melihat berapa modal yang harus ditanamkan dan berapa potensi daripada usaha yang dijalankan dan juga nilai tambah yang bisa dihasilkan seperti berapa tambahan pendapatan, apakah pendapatan yang dihasilkan sebanding dengan risiko modal yang ditanamkan. Selain pendapatan yang dihasilkan dan risiko, investor juga akan melihat berapa pengembalian investasi yang ditanamkan.

2. Pihak kreditor, sebagai pihak penyandang dana eksternal, ingin melihat dana eksternal, ingin melihat risiko dana yang akan dipinjamkan dan juga kemampuan pengembalian dana pinjaman untuk jangka waktu berapa lama dan juga kemampuan secara keseluruhan bentuk bisnis yang dijalankan. 3. Pihak manajemen, sebagai pihak yang akan menjalankan usaha maka pihak

manajemen perlu melakukan perencanaan sumber daya yang diperlukan, waktu pelaksanaannya, hasil yang ingin dicapai, dampak terhadap lingkungan sekitar baik langsung maupun tidak langsung, dan juga kemungkinan risiko-risiko yang bisa berdampak yang bisa timbul.

4. Pihak regulator, berkepentingan terhadap bentuk usaha yang dijalankan, usaha yang dijalankan, industri yang dijalankan, dan dampak terhadap masyarakat maupun perekonomian nasional.

2.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Studi Kelayakan Bisnis

Menurut Rangkuti 2012, hal penting yang harus diperhatikan dalam membuat studi kelayakan bisnis dan investasi:

1) Besarnya dana yang dipergunakan

(22)

dibanding risiko kehilangan modal yang lebih besar apabila investasi dilanjutkan tanpa melakukan studi kelayakan bisnis.

2) Tingkat ketidakpastian proyek

Tingkat ketidakpastian proyek harus dapat diminimalisir sebelum proyek dilakukan. Dengan melakukan studi kelayakan bisnis, ketidakpastian proyek yang terjadi akibat berbagai hal, baik yang dapat diperhitungkan maupun tidak dapat diperhitungkan, dapat diantisipasi secepat mungkin.

3) Kompleksitas proyek

Semakin kompleks suatu proyek, semakin mahal biaya yang diperlukan untuk menyusun studi kelayakan bisnis. Hal ini disebabkan karena studi kelayakan bisnis harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti : besarnya permintaan, perhitungan biaya, suplai bahan baku, kontinuitas produksi, jalur distribusi, serta segala keterkaitannya dengan pihak ketiga.

2.2.3 Aspek-aspek Studi Kelayakan Bisnis

Menurut Sucipto (2011) dalam studi kelayakan bisnis terdapat beberapa aspek yang harus dianalisis, yaitu :

a. Aspek hukum, berkaitan dengan legalisasi keberadaan bisnis yang akan dijalankan baik dari segi perijinan maupun dari seg badan hukumnya.

b. Aspek pasar dan pemasaran, berkaitan dengan potensi pasar produk yang akan dipasarkan, analisis kekuatan pesaing, estimasi penjualan yang mungkin bisa diraih (market share).

c. Aspek teknis/operasi dan teknologis, berkaitan dengan pemilihan lokasi bisnis, pemilihan mesin dan peralatan yang sesuai dengan kapasitas produksi, penataan layout serta pemilihan tknologi yang sesuai.

d. Aspek manajemen dan organisasi, berkaitan dengan manajemen dalam pembangunan fisik serta manajemen dalam opersionalnya dan struktur organisasi.

e. Aspek sosial ekonomi , mencakup pengaruh proyek terhadap kehidupan sosial dan perekonomian secara makro dan lain sebagainya.

(23)

2.3 Penelitian Terdahulu

Chaerunnisa (2007) meneliti analisis kelayakan pendirian usaha penggilingan gabah di desa Cikarawang, Kabupaten Bogor. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kelayakan pendirian usaha penggilingan gabah dilihat dari aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologis, aspek manajemen operasional dan aspek finansial. Penelitian ini menggunakan pendekatan rencana usaha kolaboratif dengan Participatory Action Research (PAR) dan metode Participatory Rural Appraisal (PRA).

Berdasarkan analisis finansial diperoleh nilai dari beberapa parameter kelayakan proyek yang meliputi Net Present Value (NPV) Rp. 254.889.000,00 ; Internal Rate of Return (IRR) 40,58% ; Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) 8,54 ; Payback Periode (PBP) 0,8 tahun. Dari keseluruhan penilaian kriteria tersebut, terlihat bahwa pendirian usaha penggilingan gabah layak untuk didirikan. Dan dari analisis sensitivitas menunjukkan usaha ini tidak sensitif apabila terjadi penurunan volume penjualan sebesar 10 persen dan kenaikan harga input operasional sebesar 10 persen.

Hasibuan (2010) dalam skripsinya yang berjudul Studi Kelayakan Pengembangan Usaha Penggilingan Padi UD. Kilang Padi Bersama di Kabupaten Padang Lawas Utara. Penelitian ini bertujuan untuk manganalisis aspek-aspek studi kelayakan dengan metode yang ada didalamnya seperti, aspek pasar, aspek manajemen dan organisasi, aspek teknik, aspek ekonomi dan finansil, untuk mengetahui nilai Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), pay back period (PBP), Break Even Point (BEP), Benefit Cost Ratio (BCR) dan Laba rugi sehingga dapat diketahui apakah Penggilingan padi tersebut selama masa operasional mendapatkan keuntungan atau kerugian.

(24)

III. METODE PENELITIAN

3.1 Kerangka Pemikiran

PT. XYZ merupakan perusahaan berbadan hukum perseroan terbatas yang didirikan dengan tujuan untuk membantu para petani di sekitar Kabupaten Sukabumi dalam kegiatan pasca panen sehingga mampu menghasilkan beras yang baik dan berkualitas. Pada awalnya PT. XYZ masih menggunakan alat tradisional dan tua, sehingga masih terdapat masalah dalam menjalankan usaha penggilingannya. Ketersediaan panen yang melimpah tidak seimbang dengan output beras yang dihasilkan dikarenakan banyak tingkat kehilangan pada proses penanganan pasca panen. Penggilingan padi dengan alat tradisional memerlukan waktu, tenaga, dan mengakibatkan beras yang dihasilkan kurang optimal. Sehingga dengan adanya permasalahan tersebut PT XYZ berencana untuk mendirikan pabrik penggilingan padi modern (P3M).

Prospek pengembangan usaha penggilingan padi mempunyai harapan yang cukup cerah untuk masa-masa yang akan datang karena kebutuhan akan beras masih cukup tinggi. Hal ini tentu menjadi peluang besar bagi PT. XYZ dalam mendapatkan teknologi yang lebih modern untuk mengolah padi menjadi beras agar dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Penggilingan padi modern merupakan gagasan yang dapat mengatasi segala permasalahan beras dari penanganan hingga pengolahan.

(25)

Gambar 2. Kerangka pemikiran penelitian

Penggilingan padi dengan alat tradisional

Analisis studi kelayakan usaha pendirian pabrik penggilingan padi modern (P3M)

Aspek Finansial : 1. NPV 2. IRR 3. Net B/C 4. PP

5. Sensitivitas

Aspek non Finansial : 1. Pasar dan Pemasaran 2. Teknis dan teknologi 3. Manajemen

4. Sosial Ekonomi

Layak Tidak Layak

PT. XYZ

Pendirian Pabrik Penggilingan Padi Modern (P3M)

Ketersediaan Bahan Baku (gabah) Penanganan Pasca Panen yang kurang baik

Implementasi

(26)

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. XYZ yang berlokasi di desa Pasirhalang kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi dengan mengkaji aspek finansial dan aspek non finansial. Kegiatan pengambilan data pada penelitian yang dilaksanakan pada bulan Pebruari – Mei 2014.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini berupa data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi dan wawancara langsung dengan pemilik PT. XYZ dan pedagang pengumpul. Sedangkan data sekunder bersumber dari studi literatur, dan informasi dari beberapa instansi terkait seperti BPS, Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Sukabumi, serta referensi-referensi lainnya berupa makalah, jurnal, dan hasil penelitian terdahulu.

3.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh baik data primer maupun sekunder, dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualititatif dilakukan secara deskriptif untuk mengetahui gambaran usaha pendirian pabrik pengolahan padi modern (P3M) berdasarkan dari aspek pasar dan pemasaran, teknis dan teknologi, aspek manajemen, dan aspek ekonomi sosial. Sedangkan analisis secara kuantitatif berdasarkan aspek finansial, yaitu untuk mengetahui layak atau tidaknya suatu investasi yang dilakukan. Pengolahan data menggunakan software Microsoft Excel, kemudian hasilnya disajikan dalam bentuk tabulasi untuk mempermudah pengelompokan dan pengklasifikasian data. Selanjutnya data yang sudah berupa arus kas tunai (cashflow) dianalisis menggunakan beberapa kriteria investasi yakni Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net B/C, Payback Period (PP), dan Sensitivitas dengan metode switching value untuk mengetahui batas kelayakan suatu usaha dalam menghadapi beberapa perubahan.

3.4.1 Aspek Pasar dan Pemasaran

(27)

layak apabila peluang pasar akan komoditi yang dipasarkan dan strategi yang dilaksanakan oleh perusahaan dilaksanakan secara optimal.

Menurut Kotler (2005), Pemasaran adalah proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang meraka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

Strategi pemasaran adalah berbagai usaha yang perlu dilakukan oleh calon investor dalam mempengaruhi keputusan konsumen untuk melakukan pembelian hasil produksinya (Husnan dan Muhammad, 2000). Strategi pemasaran yang dapat dilakukan oleh perusahaan dan merupakan unsur strategi persaingan dikelompokan menjadi tiga, yaitu :

1. Segmentation (Segmentasi Pasar)

Segmentasi pasar adalah tindakan mengidentifikasi dan membentuk kelompok pembeli atau konsumen secara terpisah.

2. Targetting (Penetapan Pasar)

Targetting adalah suatu tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan dimasuki.

3. Positioning (Penempatan Produk)

Positioning adalah penetapan posisi pasar. Tujuan Positioning ini adalah untuk membangun dan mengkomunikasikan keunggulan bersaing produk yang ada di pasar ke dalam benak konsumen.

Dalam memperoleh pelanggan yang loyal perusahaan membutuhkan perencanaan pemasaran yang baik dan matang dalam bauran pemasaran. Strategi pemasaran suatu perusahaan pada umumnya mencakup bauran pemasaran (marketing mix) atau dikenal dengan sebutan 4P. Keempat bauran pemasaran tersebut secara singkat dijelaskan sebagai berikut :

1. Product (produk) adalah segala sesuatu yang ditawarkan kepada masyarakat untuk dilihat, dipegang, dibeli atau dikonsumsi.

2. Price (harga),yaitusejumlah uang yang konsumen bayar untuk membeli produk atau mengganti hal milik produk.

(28)

4. Promotion (promosi), yaitu berbagai kegiatan perusahaan untuk mengkomunikasikan dan memperkenalkan produk pada pasar sasaran. Dalam aspek pasar, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, diantaranya prediksi permintaan, perkembangan penawaran, penetapan harga, bauran pemasaran serta perkiraan penjualan. Dalam aspek pemasaran juga memperhatikan masalah dalam pengaturan-pengaturan usaha dalam memenuhi permintaan, jadwal penyedian output dan menetukan pasar dan target pasar dari produk yang dihasilkan.

3.4.2 Aspek Teknis dan Teknologi

Aspek teknis dan teknologi merupakan aspek untuk menilai apakah dari segi pembangunan proyek dan segi implementasi usaha teknis dapat dilaksanakan dengan baik, begitu pula dengan teknologi yang dipakai serta sumberdaya yang tersedia oleh perusahaan. Aspek ini juga menekankan pada apakah secara teknis dan pilihan teknologi yang dipakai dapat dilaksanakan secara layak atau tidak.

Aspek Teknis dan Teknologi dibutuhkan untuk pemilihan lokasi proyek, jenis mesin, atau peralatan lainnya yang sesuai dengan kapasitas produksi yang optimal, letak pabrik dan layout-nya dan letak usaha, Rencana pengendalian persediaan bahan baku dan barang jadi, Pengawasan kualitas produk, baik dalam bentuk barang maupun jasa. Selain itu teknologi juga membantu untuk pengembangan suatu produk.

3.4.3 Aspek Manajemen

Menurut Umar (2007) tujuan menganalisis aspek manajemen adalah untuk mengetahui apakah pembangunan dan implementasi bisnis dapat direncanakan, dilaksanakan dan dikendalikan, sehingga rencana bisnis dapat dinyatakan layak atau tidak. Beberapa bentuk perencanaan yakni:

1. Perencanaan Jangka Panjang. Perencanaan yang menjangkau waktu sekitar 20-30 tahun kedepan.

2. Perencanaan Jangka Menengah. Biasanya akan menjangkau waktu sekitar 3-5 tahun. Perencanaan jangka panjang akan di pecah-pecah manjadi beberapa kali pelaksanaan jangka menengah.

(29)

Dalam proyek pertanian, analisis ini juga harus dapat mempertimbangkan kemampuan manajerial para pekerja yang akan ikut serta dalam proyek. Dalam mempertimbangkan aspek manajemen dan organisasi dari rencana pengembangan bisnis, bukan hanya masalah-masalah manajerial dan administrasi saja yang akan diperhatikan dan ditangani, akan tetapi masalah penilaian terhadap seberapa cepat aspek-aspek tersebut akan diselesaikan perlu dilakukan juga.

3.4.4 Aspek Sosial Ekonomi

Aspek sosial diperlukan dalam suatu proyek atau bisnis yang akan dijalankan agar mampu memberikan manfaat-manfaat sosial yang dapat diterima dan membantu masyarakat. Misalnya membuka lapangan kerja baru, meningkatkan kualitas hidup masyarakat, memberikan pengetahuan baru, dan pengaruh positif lainnya yang membuat taraf hidup masyarakat semakin meningkat. Secara tidak langsung, hal ini akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi karena meningkatnya pendapatan nasional dan mengurangi angka pengangguran di Indonesia.

Aspek ekonomi digunakan untuk melihat apakah proyek yang dijalankan akan memberikan sumbangan atau mempunyai peran positif dalam pembangunan ekonomi seluruhnya, seperti peningkatan pendapatan per kapita penduduk sekitar yang akan pula mempengaruhi tingkat pendapatan nasioanal, pendapatan darin pajak dan mampu menambah aktivitas ekonomi. Selain itu, apakah peranan itu cukup besar untuk membenarkan penggunaan sumber-sumber langka yang dibutuhkan. Sudut pandang yang diambil adalah masyarakat secara keseluruhan (Gittinger, 1986).

(30)

3.4.5 Aspek Keuangan/ Finansial

Studi aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan, dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan (Umar, 2005).

Aspek finansial mencakup aspek keuangan yang membahas tentang kebutuhan dana yang dipergunakan dalam proyek, sumber dana dan pengalokasian dana (Husnan dan Muhammad, 2000).

Analisis finansial merupakan suatu cara yang biasanya digunakan untuk menilai suatu kelayakan usaha yang akan dijalankan secara finansial. Pada analisis ini membahas hal – hal yang menyangkut dengan perkiraan biaya investasi, perkiraan operasional dan pemeliharaan, kebutuhan modal kerja, sumber pembiayaan, perkiraan pendapatan dan perhitungan kriteria investasi.

Analisis finansial ini berguna untuk menentukan apakah pengusahaan pendirian pabrik penggilingan padi modern ini layak untuk diusahakan selama umur proyeknya. Kelayakan finansial beberapa kriteria penilaian suatu investasi, yaitu :

1.Net Present Value (NPV)

(31)

usaha tersebut dapat mengembalikan manfaat yang sama besarnya dengan besarnya modal yang dikeluarkan. Jika NPV lebih kecil dari nol (NPV ≤ 0), berarti usaha tersebut tidak layak untuk dilaksanakan.

2. Internal Rate Return (IRR)

Internal Rate Return (IRR) dapat diartikan sebagai tingkat keuntungan atau investasi bersih dari suatu usaha maksimal yang dapat dibayarkan oleh proyek untuk sumberdaya yang digunakan. IRR digunakan untuk untuk mencari tingkat bunga yang menyamakan dari tingkat arus kas yang diharapkan dimasa mendatang. Secara umum dapat dirumuskan sebagai berikut (Umar, 2001): jika nilai IRR lebih kecil dari tingkat diskonto atau suku bunga (IRR < i) maka usaha tersebut tidak layak untuk diusahakan.

3.Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Rasio)

(32)

I

V

n = Umur proyek (tahun).

i = Tingkat suku bunga atau diskonto. ( % )

Jika di peroleh nilai Net B/C ratio lebih besar atau sama dengan satu (Net B/C ≥ 1), maka kegiatan usaha tersebut layak untuk dijalankan. Sebaliknya, jika nilai Net B/C ratio lebih kecil dari satu (Net B/C < 1), maka kegiatan usaha tidak layak untuk dilaksanakan.

4.Payback Period (PP)

Payback Period (PP) adalah suatu periode yang dilakukan untuk menutup kembali pengeluaran dengan menggunakan aliran kas. Perhitungan rumus PP adalah sebagai berikut :

Payback Period (PP) = x 1 tahun Keterangan:

PP = Jumlah waktu (tahun/ periode) yang diperlukan untuk mengembalikan modal investasi.

V = Jumlah modal investasi.

I = Hasil bersih per tahun/ periode atau laba bersih rata-rata per tahun.

5. Analisis Sentivitas

Analisis sensitivitas merupakan suatu analisis kembali untuk dapat melihat pengaruh-pengaruh yang akan terjadi sebagai akibat dari keadaan yanng berubah. Hal-hal yang terkait pada perubahan tersebut dipengaruhi beberapa variabel diantaranya harga, kenaikan biaya dan hasil produksi. Analisis ini bertujuan untuk melihat apa yang akan terjadi dengan hasil analisa proyek jika ada sesuatu kesalahan atau perubahan dalam dasar-dasar perhitungan biaya atau benefit. Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam analisa sensitivitas, yaitu:

1. Terdapatnya cost overrun seperti kenaikan dalam biaya kontruksi. 2. Perubahan dalam perbandingan harga terhadap tingkat harga umum,

umpamanya penurunan harga hasil produksi. 3. Mundurnya waktu implementasi

4. Kesalahan dalam perkiraan hasil per hektar (khusus untuk proyek-proyek pertanian)

(33)

3.5 Asumsi Dasar

Beberapa asumsi yang digunakan dalam analisis finansial adalah sebagai berikut :

1) Sumber modal investasi awal dalam pendirian usaha pabrik penggilingan padi modern ini 100% dengan menggunakan modal sendiri tanpa pinjaman bank.

2) Periode analisis adalah 12 tahun terhitung mulai tahun 2014 hingga tahun 2026 yang diambil berdasarkan umur ekonomis mesin.

3) Penentuan waktu : a. 1 hari adalah 10 jam b. 1 tahun adalah 11 bulan. c. 1 bulan adalah 25 hari.

4) Persentasi beras yang dihasilkan :

a. Medium : dari GKP ke GKG 77% dari GKG hingga menjadi beras 63% b. Premium : dari GKP ke GKG 86% dari GKG hingga menjadi beras 50% 5) Penentuan harga jual produk yang sesuai dengan jenis beras yang dihasilkan

PT. XYZ saat ini, yakni beras premium dan beras medium. Harga beras medium lebih murah karena bulir pecahan padi masih ada sedangkan premium tidak.

6) Penentuan Harga :

a. Beras Medium Rp 7.500,00 b. Beras Premium Rp 9.000,00

c. By Product : Menir Rp 5.500,00 dan Dedak Rp 2.500,00

Menir dan dedak yang dihasilkan dari dari proses organik, sehingga lebih mahal dibanding yang ada di pasaran.

7) Discount Rate yang digunakan adalah 6,5 persen, yaitu suku bunga deposito berjangka Bank BRI.

8) Inflow dan outflow merupakan proyeksi pada penelitian dan informasi yang di dapat pada saat penelitian.

9) Kenaikan produksi dan kenaikan biaya-biaya sebesar 5% per tahun berdasarkan data perusahaan.

(34)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

PT. XYZ terletak di Desa Pasirhalang, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. PT XYZ merupakan perusahaan agribisnis dengan pola Pertanian Terpadu yang memanfaatkan teknologi mobile. Perusahaan ini didirikan pada tahun 2010, sebagai Badan Usaha Komersial berbentuk Perseroan Terbatas (PT) yang dimana pendirinya sekaligus menjabat sebagai direksi di perusahaan tersebut. PT. XYZ menjadi perusahaan yang menggagas pertanian yang ramah lingkungan atau biasa disebut dengan pertanian sehat, sehingga produk yang dihasilkan berkualitas dan sehat untuk dikonsumsi oleh konsumen.

(35)

4.1.1 Visi Misi dan Konsep PT. XYZ

Dalam mencapai tujuan perusahaan, PT XYZ memiliki visi dan misi sebagai acuan dan identitas organisasi. Visi dari perusahaan ini adalah Kesejahteraan dan Kedaulatan Petani menuju Indonesia Lumbung Pangan Dunia 2020. Adapun misinya yaitu :

1) Mengembangkan klaster-klaster Industri Pertanian Terpadu (IPT) di seluruh wilayah Indonesia

2) Mewujudkan Pertanian Ramah Lingkungan Berkelanjutan Berbasis Kemandirian Petani dan Kearifan Lokal

3) Memberikan dukungan teknis bagi pengembangan IPT di setiap kabupaten melalui Jasa Konsultasi Agribisnis, pelatihan, Sistem Informasi Pertanian, Sistem pengelolaan LKM, Sistem Pembinaan kelompok Tani, Sistem Pembiayaan, Pabrik Pengolahan Padi Modern (P3M) dan Pemasaran.

Pendiri memiliki rencana sebagai upaya memberikan pelayanan yang baik dibidang jasa maupun produksi, yakni diantaranya:

1. Membagi petak-petak sawah dengan menerapkan sistem klaster, yang terdiri dari 1000 Ha sama dengan 1 klaster.

2. Mendirikan P3M (Pabrik Pengolahan Padi Modern) dengan menggunakan alat dan sistem yang modern.

3. Mengembangkan LKM (Lembaga Keuangan Mikro) untuk petani dengan sistem bagi hasil dan tanpa bunga, sehingga tidak memberatkan petani dalam memperoleh modal dengan cara kredit.

4. Mendirikan outlet farm atau mini market yang menjual bermcam-macam produk pertanian yang dihasilkan oleh petani yang tergabung dari semua klaster.

5. Menerapkan sistem teknologi informasi MIS-IPT (Mobile Infomation Sistem – Industri Pertanian Terpadu).

(36)

Dengan konsep tersebut bertujuan untuk :

1. Mendapatkan suatu peningkatan dari petani subsistem menjadi pengusaha pertanian.

2. Mitigasi (mencegah resiko kegagalan usaha) dan Disiminasi (pengalihan teknologi).

3. Distribusi bahan pangan stabil dan sustainable.

4.1.2 Pelayanan Yang diberikan PT. XYZ

PT. XYZ berupaya untuk memberikan pelayanan yang baik dibidang jasa maupun produksi, beberapa layanan yang diberikan adalah :

a. Business Process

b. Konsultan Rancang Bangun IPT (Integrated Farming) c. Pelatihan Kader (social entrepreneur)

d. Pendampingan kelompok tani (gapoktan) e. Pemberdayaan koperasi petani (simpan pinjam)

f. Pendataan dan informasi Pengelolaan sistem Industri Pertanian Terpadu secara real time

4.2 Analisis Kelayakan Pendirian Usaha Penggilingan Padi Modern

Analisis kelayakan pendirian usaha penggilingan padi modern PT. XYZ di Kecamatan Sukalarang, Kabupaten Sukabumi dikaji melalui aspek-aspek analisis seperti aspek hukum, aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi, aspek manajemen, dan aspek keuangan. Kelima aspek analisis tersebut akan menjelaskan apakah usaha ini layak atau tidak untuk didirikan.

4.2.1 Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran

Aspek pasar dan pemasaran memegang peranan sebagai suatu faktor penting dalam studi kelayakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah produk yang ditawarkan memenuhi permintaan yang ada demi kelanjutan usahanya. Dalam program pemasaran, suatu perusahaan harus mampu merencanakan strategi pemasaran agar kegiatan pemasaran dapat berjalan sesuai dengan konsep yang sudah direncanakan.

1. Peluang Pasar

(37)

berkembangnya teknologi pertanian organik. Misalnya pada permintaan beras sehat yang terus mengalami kenaikan sampai saat ini dan menjadikan peluang untuk komoditas ini di pasar masih cukup menjanjikan.

Untuk mengetahui siapa saja yang menjadi sasaran usaha ini, maka PT. XYZ perlu menetapkan segmentasi pasar, pasar sasarannya, dan menentukan posisi pasar. Berikut pemaparannya :

a. Segmentation

Segmentasi pasar untuk produk beras PT XYZ didasarkan pada beberapa variabel tertentu, seperti wilayah geografis, pendapatan, dan gaya hidup masyarakat. Potensi segmen pasar yang bisa dijadikan sasaran berdasarkan geografisnya yakni konsumen yang berada di daerah Sukabumi, Bogor, Jakarta, dan Cianjur. Dengan tingkat konsumsi beras masyarakat indonesia 139 Kg/kapita/tahun atau 900 gram/orang/hari. Maka dapat diproyeksikan tingkat konsumsi kebutuhan beras sebagai berikut:

(38)

Permintaan yang lebih tinggi dari penawaran, menunjukkan bahwa peluang pasar beras sehat terbuka lebar. Hal ini yang dilirik oleh PT. XYZ dalam menawarkan produk beras sehat produksinya.

b. Targetting

Penetapan pasar merupakan proses mengevaluasi daya tarik masing-masing segmen pasar dan pemilihan satu atau lebih segmen yang akan dimasuki. Setelah segmen pasar diketahui, perusahaan perlu menganalisis untuk dapat memutuskan berapa segmen pasar yang akan dicakup, lalu memilih segmen mana yang akan dilayani. Target pasar konsumen beras yang dituju oleh PT. XYZ adalah menurut stratifikasi sosial berdasarkan kriteria ekonominya yakni kelas menengah yang diarahkan untuk mengkonsumsi beras medium hingga kelas atas yang akan diarahkan mengkonsumsi beras premium.

c. Positioning

Positioning merupakan pengaturan agar suatu produk menempati tempat yang jelas dan memiliki ciri khas yang diinginkan dalam benak konsumen. Produk beras PT XYZ memiliki keunggulan yang istimewa, yaitu beras sehat yang residu kimiawi rendah, mengandung mineral dan nutrisi yang tinggi, indeks glikemik yang rendah, serta aman untuk langsung dikonsumsi tanpa dicuci terlebih dahulu.

2. Bauran Pemasaran

(39)

1) Produk

Produk yang dikembangkan adalah produk beras organik, namun dikarenakan PT. XYZ belum mendaftarkan sertifikasi bagi produk beras yang dihasilkannya maka PT. XYZ menggunakan beras sehat untuk beras produksinya. Meskipun begitu PT. XYZ sudah cek secara laboratorium untuk berasnya tersebut sehingga berani menyebut beras produksinya sebagai beras sehat. Sebagai produk unggulan PT. XYZ, ketersediannya harus mampu menjamin kontinuitas produksi untuk memenuhi permintaan pelanggan. Beras sehat ini memiliki beberapa yang keunggulan dibandingkan dengan beras biasa yang dijelaskan menggunakan Tabel 5.

Tabel 5. Keunggulan beras sehat dibandingkan dengan beras biasa

Klasifikasi Beras Sehat Beras Biasa

Residu Kimia Rendah Tinggi

Nutrisi dan Mineral Tinggi Rendah

Indeks Glikemik Rendah Tinggi

Penggunaan Aman dikonsumsi

langsung

Perlu pencucian sampai 3 (tiga) kali

Sumber : https://www.jagita.com/news,(2014) diolah.

Berdasarkan tabel diatas beras sehat lebih memiliki keistimewaan dibandingkan beras biasa. Residu kimia yang berhubungan dengan penggunaan pupuk pestisida kimiawi tidak terdapat pada beras sehat berbeda dengan beras biasa yang memiliki residu kimiawi yang tinggi. Selain itu, indeks glikemik yang terdapat pada beras biasa 97,58 sedangkan indeks glikemik yang terdapat pada beras sehat 64. Sehingga beras yang dihasilkan oleh PT. XYZ layak untuk dipasarkan. Produk beras sehat ini akan dipasarkan dalam 2 (dua) jenis yakni pack yang dikemas dalam ukuran 25 kg dan 50 kg untuk beras medium dan ukuran 5 kg dan 10 kg untuk beras premium.

2) Harga

(40)
(41)

pengakuan SNI bahkan ISO, bahwa beras yang dihasilkan bebas dari berbagai residu kimiawi.

3) Distribusi

Letak strategis sebagai lintasan Jakarta-Bogor-Bandung membawa keberuntungan tersendiri bagi PT.XYZ. Tersedianya sarana prasarana transportasi dan perhubungan yang cukup memadai memberikan kemudahan dalam mendistribusikan produk ke pelanggan. Saluran distribusi masih dipilih secara selektif sampai konsumen menunjukkan ketertarikan terhadap produknya, sampai saat ini perusahan memasarkan produknya secara langsung ke konsumen akhir. Pembagian distribusi PT. XYZ hanya sebatas wilayah Jakarta saja yakni pasar induk cipinang (PIC) dan jatinegara, namun peluang pasar masih sangatlah besar dengan mendistribusikan ke pasar-pasar nasional lainnya. Selain itu, dapat memasuki pasar modern dengan memasoknya langsung maupun melalui perusahaan pemasok. Untuk memasok langsung, produsen harus memiliki modal dan relasi yang cukup. Karena barang yang masuk tidak dibayarkan secara langsung melainkan ditahan hingga 40 hari sehingga perputaran uang terhambat. Maka perusahaan perlu memperluas jaringan ritelnya yang dapat membayarkan secara tunai barang yang sudah didistribusikan kepada mitra (dalam hal ini pihak ritel).

4) Promosi

(42)

dihasilkannya melalui pihak ritel, meskipun pengemasan dan label menggunakan nama pihak ritel namun tercantum bahwa beras tersebut diproduksi oleh PT. XYZ yang dikhususkan untuk pihak ritel sehingga produk PT. XYZ dapat dikenal masyarakat luas.

4.2.2 Analisis Aspek Teknis dan Teknologi

Pada penelitian ini, aspek teknis dan teknologi yang digunakan oleh Penggilingan Padi Modern PT. XYZ dijelaskan sebagai berikut :

a. Pemilihan Mesin, Peralatan dan Fasilitas Produksi

Bangunan penggilingan yang akan didirikan terdiri dari ruang produksi seluas 300 m², kantor, fasilitas umum lain seluas 200 m², dan 3 gudang yakni Gudang GKP seluas 50 m², Gudang GKG seluas 600 m², dan Gudang BERAS seluas 150 m². Harga yang diperkirakan untuk mendirikan bangunan berserta isinya adalah Rp 1.289.000.000.

Ruang produksi berfungsi untuk melakukan proses penggilingan gabah, dimana di dalamnya terdapat mesin penggiling gabah. Pemisahan ruang produksi dimaksudkan untuk memberikan kenyamanan kepada konsumen yang berkunjung, sehingga tidak menimbulkan kesan kotor di semua bagian tempat penggilingan. Kantor sekaligus ruang jaga berfungsi melayani kebutuhan administrasi keuangan. Sedangkan gudang, berfungsi untuk tempat penyimpanan gabah yang akan digiling, serta ampas gabah sisa dari penggilingan.

Mesin penggiling yang akan digunakan PT. XYZ merupakan mesin modern dengan merk Buivanggo mesin otomatis yang efektif dan efisien menghemat waktu penjemuran sekaligus penggilingan padi menjadi beras. Mesin ini berkapasitas 1,5 ton/jam dengan seluruhnya menggunakan listrik berdaya 130 KVa atau setara dengan 130.000 watt. Informasi yang didapat dari PT. Vetindo Jaya yang merupakan vendor mesin dari Vietnam ini. Total pembelian mesin penggilingan lengkap adalah Rp 1.536.700.000,00.

(43)

1. Mesin pemecah kulit/sekam atau pengupas kulit/sekam gabah kering giling (huller atau husker)

2. Mesin pemisah gabah dan beras pecah kulit (brown rice separator) 3. Mesin penyosoh atau mesin pemutih (polisher)

4. Mesin pengayak bertingkat (shifter)

5. Mesin atau alat bantu pengemasan (timbangan dan penjahit karung). Dibandingkan dengan penggilingan konvensional yang pada umumnya memiliki 2 (dua) unit mesin yang dipasang secara terpisah, yaitu pemecahan kulit dan pemutih dengan kapasitas produksi riil antara 0,3-0,7 ton/jam dan proses pemindahan tersebut dilakukan dengan menggunakan tenaga manusia. Sehingga secara teknologi mesin penggiling modern ini layak dan lebih unggul baik dalam kapasitas produksi, hemat waktu dan tenaga.

b. Lokasi dan Tata Letak

(44)

Gambar 3. Layout penggilingan padi PT. XYZ

c. Proses Produksi

Pendirian Pabrik Pengolahan Padi Modern (P3M) merupakan sebuah solusi yang dapat menangani masalah tersebut karena didukung dengan mesin pengolahan padi yang modern serta dapat menghasilkan atau menjaga mutu beras yang dihasilkan. Dengan Pengolahan Padi Modern dapat dengan pasti menjaga schedule produksi/pengolahan padi sehingga berdampak dalam kelancaran usaha/bisnis. Bagan pengolahan padi disajikan pada Gambar 4.

Gambar 4. Bagan pengolahan padi

(45)

yang tidak lazim seperti batu dan pasir. Kotoran ini akan mengganggu proses pengeringan terutama penyerapan kalori dan penghambatan proses pergerakan padi pada tahapan berikutnya. Kadar air padi hasil panen sangat bervariasi antara 18–25%, bahkan dalam beberapa kasus dapat lebih besar. 2. Pengeringan dan penyimpanan padi,

Pengeringan dilakukan untuk mengurangi kadar air sampai sekitar 14% sehingga memudahkan dan mengurangi kerusakan dalam penyosohan dan proses selanjutnya. Kadar air yang terlalu tinggi menyulitkan pengupasan kulit dan menyebabkan kerusakan (pecah atau hancur) karena tekstur yang lunak.

3. Pengupasan kulit (husking),

Penyosohan adalah pengupasan kulit padi yang merupakan tahapan paling penting dari keseluruhan proses. Pengupasan kulit adalah transformasi padi menjadi beras yang secara prinsip sudah dapat dimasak untuk dimakan. Proses selanjutnya hanyalah penyempurnaan dari penyosohan dan untuk meningkatkan kebersihan. Gabungan dari sosoh serta kebersihan dan keutuhan biji adalah ukuran mutu beras putih.

4. Penggilingan (milling),

Tahapan penggilingan adalah proses penyempurnaan penyosohan dan pelepasan lapisan penutup butir beras. Teknologi penggilingan sudah sangat berkembang untuk menghasilkan beras putih yang baik. Proses ini dibagi lagi menjadi penyosohan, pemutihan (whitening) dan pengkilapan (shining). Walaupun demikian, inti proses ini adalah untuk memisahkan lapisan penutup semaksimal mungkin.

5. Pengemasan dan distribusi.

(46)

4.2.3 Analisis Aspek Manajemen

Aspek manajemen pada pengembangan usaha penggilingan padi Modern PT. XYZ yang dibahas adalah :

a) Kepemilikan

Penggilingan padi PT. XYZ dipimpin oleh seorang pemimpin perusahaan (Direktur) yang sekaligus sebagai pendiri dibantu oleh sekretaris, personalia, bendahara, beberapa karyawan divisi seperti divisi pelatihan dan pengkajian, divisi Lembaga Keuangan Masyarakat (LKM), divisi Penggilingan Padi Modern (P3M), divisi sosialisasi dan divisi teknologi informasi, dan divisi pemberdayaan masyarakat. Untuk urusan modal ditanggung seluruhnya milik direksi selaku pendiri yang berbadan hukum Perseroan Terbatas.

b) Struktur Organisasi

(47)

c) Deskripsi Pekerjaan

Deskripsi pekerjaan yang ada di usaha penggilingan padi PT. XYZ adalah : 1) PT. XYZ dipimpin oleh seorang direktur utama sekaligus pemilik

perusahaan tersebut. Dalam menjalankan perusahaaan, direktur dibantu oleh seorang sekretaris, 1 (satu) orang bagian personalia, dan 1 (orang) bendahara.

2) Pada divisi pelatihan dan pengkajian, tenaga kerja dalam divisi ini terdiri dari 5 (lima) orang yang bertugas untuk mendampingi para petani memotivasi dan memberikan wawasan dalam hal lingkup pertanian. 3) Tenaga Kerja LKM (Lembaga Keuangan Mikro) terdapat 5 (lima) orang

pekerja yang bertugas untuk membantu memberikan modal bagi para petani dalam menanam padi, mulai dari pembelian benih, pupuk, sampai kebutuhan lainnya yang menunjang keberlangsungan kegiatan pertanian. 4) Divisi Pabrik Penggilingan Padi Modern (P3M) bertugas untuk

mengoperasikan mesin penggilingan dan merawat mesin penggilingan agar beroperasi dengan baik dan maksimal yang terdiri dari 5 (lima) orang.

5) Divisi Sosialisasi dan Pemasaran yang terdiri dari 5 (orang) bertanggung jawab dalam hal memasarkan beras yang telah dihasilkan dan mengelola kegiatan pemasaran PT. XYZ

6) Tenaga divisi teknologi dan informasi memiliki peranan penting dalam melaporkan transaksi informasi data yang tertulis dari lapangan, dilengkapi data luas lokasi, alamat, dan waktu dalam bentuk web dan peta digital.

(48)

d) Sistem Kompensasi Tenaga Kerja

Tenaga Kerja yang akan terlibat pada pabrik penggilingan padi modern ini seluruhnya merupakan tenaga kerja tetap yang menerima gaji pokok setiap bulannya. PT. XYZ tidak hanya memberikan gaji, tetapi juga bonus seperti gaji yang diberikan kepada para pendamping adalah sebesar Rp 1.500.000,00 per bulan ditambah Rp 25,00/kg gabah yang masuk ke pabrik sehingga gaji yang didapat sekitar Rp 2.500.000,00. Sedangkan untuk tenaga kerja LKM mendapatkan gaji pokok diatas Rp 2.000.000,00 per bulan ditambah bonus 2,5% dari keuntungan LKM yang akan dibagikan di akhir tahun.

4.2.4 Aspek Sosial Ekonomi

Perusahaan Penggilingan PT XYZ Padi diharapkan dapat memberikan manfaat dan nilai tambah, baik bagi masyarakat sekitar pabrik, petani, dengan adanya LKM sebagai lembaga pendukung kegiatan pertanian dalam hal keuangan membantu memberikan modal secara kredit bagi para petani dalam menanam padi, mulai dari pembelian benih, pupuk, sampai kebutuhan lainnya yang menunjang keberlangsungan kegiatan pertanian. Diberikan pendamping untuk membantu petani melalui pelatihan-pelatihan agar petani mendapat wawasan yang lebih dalam lingkup pertanian. Tenaga kerja petani terbantu dengan adanya mesin penggiling modern ini sehingga menghemat tenaga dan waktu dalam kegiatan pasca panen. Sehingga dengan adanya manfaat tersebut perusahaan diterima oleh masyarakat sekitar terutama para petani.

4.2.5 Analisis Aspek Finansial

Analisis aspek keuangan yang dilakukan pada penelitian ini merupakan poin terpenting untuk mengetahui kelayakan pendirian usaha penggilingan padi modern secara finansial. Terdapat 2 (dua) komponen biaya penting dalam pendirian usaha ini, yakni biaya investasi dan biaya operasional.

1) Biaya Investasi

(49)

Diperkirakan total biaya yang diperlukan yaitu sebesar Rp 4.118.880.000,00.

Biaya operasional merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memenuhi seluruh kebutuhan yang menunjang kegiatan operasional perusahan. Biaya operasional terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap.

a. Biaya Tetap

(50)
(51)

Total Biaya Operasional yang dikeluarkan oleh PT. XYZ dalam pendirian usaha pabrik penggilingan padi modern ini sebesarRp 21.950.900,00 Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 2 dan 3.

4.3 Analisis Kriteria Kelayakan Finansial

Analisis kriteria kelayakan usaha dilakukan guna untuk menentukan apakah usaha pendirian pabrik penggilingan padi modern (P3M) layak untuk diusahakan selama umur proyeknya. Perhitungan kriteria investasi menggunakan metode Cash Flow, dimana seluruh penerimaan selama sepuluh tahun ke depan didiskontokan pada masa kini. Analisis kriteria kelayakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan 4 (empat) kriteria, yaitu NPV, Net B/C, IRR dan Payback Period yang dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Hasil analisis finansial cashflow usaha P3M

Kriteria Investasi Nilai

NPV (Rp) 5.752.644.000,00

Net B/C 2,78

IRR (%) 24%

PBP 5,82 Tahun

Tingkat suku bunga yang digunakan yaitu pada Bank Rakyat Indonesia (BRI) periode Mei 2014 sebesar 6,5%. Data tersebut didapat pada data Bank Indonesia.

1. NPV

NPV suatu proyek adalah selisih PV arus penerimaan dengan PV arus biaya. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh NPV Rp 5.752.644.000,00. Nilai tersebut menunjukan bahwa arus masuk PT. XYZ selama periode 12 tahun pada tingkat suku bunga 6,5 persen lebih besar dari pada arus kas keluarnya, sehingga pendirian usaha yang dilakukan ini menguntungkan dan layak diimplementasikan dalam jangka panjang karena NPV yangdihasilkan lebih besar dari nol (NPV>0). Perhitungan kriteria NPV dapat dilihat pada Lampiran 5.

2. Net B/C

(52)

menguntungkan dan layak diimplementasikan. 3. IRR

IRR menunjukkan kemampuan suatu proyek untuk menghasilkan tingkat pengembalian modal bagi perusahaan yang melakukan investasi selama proyek berlangsung dan dinyatakan dalam satuan persen. Nilai IRR yang diperoleh pada usaha P3M yaitu sebesar 24% (DF > 6,5%) artinya proyek yang dilakukan oleh perusahaan memiliki tingkat pengembalian proyek terhadap investasi yang dikeluarkan sebesar 24%. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan pengembalian modal yang digunakan lebih besar dari tingkat discount rate yang digunakan.

4. PBP

Payback periode (PP) atau masa pengembalian investasi merupakan

perhitungan terhadap lamanya waktu yang diperlukan oleh suatu proyek untuk dapat mengembalikan biaya investasi awal. Hasil analisis tingkat pengembalian investasi (payback period) yang berdasarkan nilai sekarang dengan tingkat diskonto 6,5 persen, memperlihatkan bahwa untuk memperoleh kembali nilai investasi yang telah dilakukan diperlukan waktu selama lebih dari 5 tahun 8 bulan 2 hari. Nilainya lebih rendah dari umur proyek yang artinya setelah jangka waktu tersebut, perusahaan dapat mengembalikan modal yang dikeluarkan untuk usaha P3M ini sehingga layak untuk dijalankan.

4.4 Analisis Sensitifitas

(53)

a. Terjadi Penurunan Permintaan sebesar 2,55%

Tabel 11. Hasil analisis sensitivitas skenario 1

No. Kriteria Kelayakan Kelayakan Keterangan

1 NPV (Rp) NVP > 0 (4.768.000)

2 IRR (%) IRR > DR 6

3 Net B/C Net B/C > 1 1,14

4 PBP (Tahun) PBP < Jangka waktu 12,06 Tahun

Dari hasil yang diperoleh pada Tabel 11, maka dapat disimpulkan bahwa Proyek Pendirian Pabrik Penggilingan Padi Modern (P3M) PT. XYZ sudah tidak layak saat terjadi penurunan permintaan beras maupun by product sebesar 4,95 persen karena menghasilkan NVP<0; IRR<DF; Net B/C<1 dan PBP>Jangka waktu. Batas maksimal penurunan permintaan tersebut yang dapat ditolerir, agar bisnis yang dijalankan tetap layak. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5.

b. Terjadi Kenaikan Harga Bahan Baku sebesar 0,49%

Tabel 12. Hasil analisis sensitivitas skenario 2

No. Kriteria Kelayakan Kelayakan Keterangan

1 NPV (Rp) NVP > 0 (5.312.000)

2 IRR (%) IRR > DR 6

3 Net B/C Net B/C > 1 1,01

4 PBP (Tahun) PBP < Jangka waktu 6,77

(54)

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasi analisis kelayakan dari beberapa aspek yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa proyek pendirian pabrik penggilingan padi modern pada PT XYZ layak untuk dijalankan. Hal tersebut dapat dilihat dari :

a. Hasil analisis kelayakan pada aspek non finansialnya, yakni aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi, aspek manajemen, dan sosial ekonomi menunjukkan bahwa rencana PT XYZ mendirikan pabrik penggilingan padi modern di kawasan produksi padi Sukaraja-Sukabumi merupakan keputusan yang tepat dan layak untuk dilaksanakan.

b. Dari hasil analisis kelayakan finansial yang telah dilakukan, proyek pendirian usaha penggilingan padi modern ini layak untuk dijalankan. Karena diperoleh hasil NPV = Rp 5.752.644.000,00; IRR = 24% dan B/C ratio = 2,78. Usaha tersebut layak karena memenuhi syarat NPV > 0, IRR > nilai discount rate (6,5%), dan B/C Ratio > 1. Selain itu tingkat pengembalian akan modal yang sudah dikeluarkan juga mempengaruhi kelayakan dari usaha penggilingan padi ini lebih dari 5 tahun.

(55)

2. Saran

Berdasarkan analisis yang dihasilkan pada penelitian ini, maka perusahaan disarankan untuk :

a. Demi kepentingan pemasaran dan meningkatkan kepercayaan konsumen akan beras sehatnya ada baiknya produk PT. XYZ disertifikasi sehingga dapat mendongkrak harga dan image berasnya agar dapat bersaing secara pasar.

b. Dalam hal promosi perusahaan harus lebih meningkatkan kegiatan promosi melalui iklan (Advertising) melalui internet dengan web khusus, leaflet, pencantuman merk, dan mengikuti pameran-pameran pertanian.

c. Sedangkan untuk jaringan pasar untuk distribusi masih belum luas, sehingga PT. XYZ perlu memperluas jaringan mitra agar dapat mendistribusikan produk beras sehatnya ke pasar-pasar tradisional maupun modern.

d. Berdasarkan hasil analisis finansial terjadi penurunan permintaan sehingga perusahaan harus lebih memperluas jaringan pasar yang kuat agar permintaan produk dapat tetap stabil ataupun lebih meningkat.

(56)

DAFTAR PUSTAKA

[BAPPENAS] Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. 2013. Studi Pendahuluan Rencana Pembangunan Jangka Menegah Nasional (RPJMN) Bidang Pangan dan Pertanian [Internet]. Jakarta (ID): Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. [diunduh 18 Maret 2014]. Tersedia pada: http://www.bappenas.go.id.

[BSN] Badan Standardisasi Nasional. 1999. Standar Nasional Indonesia Beras Giling 01-6128-1999 [Internet]. Jakarta (ID): Badan Standardisasi Nasional. [diunduh 15 Okt 2014]. Tersedia pada: http://www.bsn.go.id.

Chaerunnisa RR. 2007. Studi Kelayakan Pendirian Usaha Penggilingan Gabah Di Desa Cikarang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. [Skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

[DEPTAN] Departemen Pertanian. 2005. Teknik Penggilingan Padi yang Baik [Internet]. Jakarta (ID): Ditjen pengolahan dan pemasaran hasil pertanian Departemen Pertanian. [diunduh 18 Maret 2014]. Tersedia pada: http://agribisnis.deptan.go.id.

Gittinger JP. 1986. Analisis Ekonomi Proyek-proyek Pertanian. Jakarta (ID): Universitas Indonesia Press.

(57)

Husnan S, Muhammad S. 2000. Studi Kelayakan Proyek. Yogyakarta (ID): Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN.

Isa E. 2014. Hidup Sehat dengan Makan Nasi dari Beras Berwarna Gelap [Internet]. [diunduh pada 18 Maret 2014]. Tersedia pada: https://www.jagita.com/news.

Johan S. 2011. Studi Kelayakan Pengembangan Bisnis. Yogyakarta (ID): Graha Ilmu.

Kotler P. 2005. Manajemen Pemasaran. Jakarta (ID) : Penerbit Erlangga.

Patiwiri AW 2006. Teknologi Penggilingan Padi. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama.

Rangkuti F. 2012. Studi Kelayakan Bisnis & Investasi: Studi Kasus. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama.

Santosa T. 2002. Memantapkan Swasembada Pangan dan Ketahanan Pangan di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta (ID): IP2TP.

Sucipto A. 2011. Studi Kelayakan Bisnis. Malang (ID): UIN MALIKIPRESS. Suliyanto. 2010. Studi Kelayakan Bisnis : Pendekatan Praktis. Yogyakarta (ID):

ANDI.

Umar H. 2001 Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama. Umar H. 2005. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama. Umar H. 2007. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama. Widodo, dkk. 2005. Analisis Kelayakan Usaha Rice Milling Unit. [Internet].

(58)

Gambar

Tabel 3. Persyaratan khusus 5 (lima) kelas mutu (SNI 01-6128-1999)
Gambar 1. Bagan penanganan pasca panen
Gambar 2. Kerangka pemikiran penelitian
Tabel 4. Proyeksi kebutuhan beras berdasarkan geografis
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penggilingan Padi RMU Bonjo Alam menjalankan usahanya dengan menerapkan sistem sewa pada usaha yang dijalankan dimana pendapatan usaha didapatkan dari upah sewa

b.. Analisis kelayakan finansial dilakukan pada penelitian ini untuk mengetahui kelayakan usaha sehingga diketahui apakah usaha warnet yang dijalankan layak secara

Tujuan analisis finansial dari suatu studi kelayakan usaha adalah untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan, dengan

diperoleh nilai perubahan maksimum yang dapat ditoleransi oleh suatu usaha dari sudut pandang finansial sehingga usaha masih dinyatakan layak untuk dijalankan (limit

Penggilingan Padi RMU Bonjo Alam menjalankan usahanya dengan menerapkan sistem sewa pada usaha yang dijalankan dimana pendapatan usaha didapatkan dari upah sewa

Analisis Biaya pada usaha penggilingan padi UD Padi Mulya dilakukan untuk mengetahui biaya-biaya apa saja yang dikeluarkan dalam usaha ini, serta pendapatan

Analisis Biaya pada usaha penggilingan padi UD Padi Mulya dilakukan untuk mengetahui biaya-biaya apa saja yang dikeluarkan dalam usaha ini, serta pendapatan

Karena usaha jasa penggilingan padi mobile tidak terlalu rumit untuk dijalankan, maka risiko yang ada juga relatif kecil dan mudah ditanggulangi. Risiko terbesar adalah