• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi kelayakan pendirian usaha penggilingan gabah di desa Cikarawang, kecamatan Dramaga, kabupaten Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi kelayakan pendirian usaha penggilingan gabah di desa Cikarawang, kecamatan Dramaga, kabupaten Bogor"

Copied!
267
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)
(82)
(83)
(84)
(85)
(86)
(87)
(88)
(89)
(90)
(91)
(92)
(93)
(94)
(95)
(96)
(97)
(98)
(99)
(100)
(101)
(102)
(103)
(104)
(105)
(106)
(107)
(108)
(109)
(110)
(111)
(112)
(113)
(114)
(115)
(116)
(117)
(118)
(119)
(120)
(121)
(122)
(123)
(124)
(125)
(126)
(127)
(128)
(129)
(130)
(131)
(132)
(133)
(134)
(135)
(136)
(137)

STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN

GABAH DI DESA CIKARAWANG, KECAMATAN

DRAMAGA, KABUPATEN BOGOR

Oleh

R. RINRIN CHAERUNNISA SD

H24103049

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(138)

STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN

GABAH DI DESA CIKARAWANG, KECAMATAN

DRAMAGA, KABUPATEN BOGOR

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

R. RINRIN CHAERUNNISA SD

H24103049

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(139)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN GABAH DI DESA CIKARAWANG, KECAMATAN DRAMAGA, KABUPATEN

BOGOR

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

R.RINRIN CHAERUNNISA SD

H24103026

Menyetujui, Agustus 2007

Ir. Pramono D. Fewidarto, MS Dosen Pembimbing

Mengetahui,

Dr. Ir. Jono Mintarto Munandar, M.Sc Ketua Departemen

(140)

ABSTRAK

R. Rinrin Chaerunnisa SD. H24103049. Studi Kelayakan Pendirian Usaha Penggilingan Gabah di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Di bawah bimbingan Pramono D. Fewidarto.

Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan motivasi masyarakat untuk mengelola potensi ekonomi desa. Desa Cikarawang yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor memiliki potensi ekonomi yang dapat di kembangkan, potensi tersebut terlihat pada bidang pertanian, peternakan, maupun usaha industri. Berdasarkan penelitian aksi partisipatif yang dilakukan oleh peneliti bersama salah satu kelompok tani yang ada di Desa Cikarawang, didapatkan keinginan kelompok untuk mendirikan usaha penggilingan gabah. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) menganalisis kelayakan pendirian usaha penggilingan gabah dilihat dari aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologis, aspek manajemen operasional, aspek dampak usaha, dan aspek finansial., 2) merekomendasikan langkah-langkah implementasi pendirian usaha penggilingan gabah dengan pendekatan kolaboratif.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer didapat dari Focus Group Discussion kelompok tani, kaji lapang (resource mapping), future scenario, wawancara langsung dan penyebaran angket atau kuesioner. Data sekunder didapat dari literatur, buku, kunjungan ke berbagai dinas, instansi, dan tempat-tempat yang berhubungan dengan penelitian. Data diolah menggunakan Microsoft Excel untuk menganalisis kriteria kelayakan secara finansial. dan SPSS version 12.0 untuk menganalisis kebutuhan dan permintaan masyarakat Desa Cikarawang terhadap penggilingan gabah.

Hasil dari pengolahan data dan analisis, didapatkan kesimpulan bahwa usaha penggilingan gabah ini layak didirikan dilihat dari aspek pasar dan pemasaran yang mencakup peluang pasar yang tersedia, permintaan, pesaing, dan strategi pemasaran, aspek teknis dan teknologis mencakup kapasitas produksi ekonomis, mesin, peralatan, rencana investasi, lokasi, tata letak, dan proses produsi serta quality control. Aspek manajemen operasional terdiri dari struktur organisasi, pembagian tugas, kepemilikan dan legalitas serta gaji / upah, aspek dampak usaha mencakup dampak manfaat dan lingkungan dari adanya penggilingn gabah tersebut, dan analisis finansial mencakup kebutuhan modal investasi dan kerja, sumber modal, identifikasi manfaat, kriteria kelayakan investasi dan analisis sensitivitas.

(141)

iv

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 29 Juni 1985 di Kota Bogor. Penulis yang bernama lengkap R. Rinrin Chaerunnisa SD merupakan anak ketiga dari empat bersaudara pasangan R Dedi Supriadi S.Sos, M.Si dan Tati Hertati.

Pendidikan diselesaikan di TK Tunas Rimba pada tahun 1991, kemudian melanjutkan ke pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri Polisi V Bogor dan lulus tahun 1997. Pada tahun 1997, penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 2 Bogor dan melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Umum Negeri 2 Bogor. Pada tahun 2003, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Ujian Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor (USMI) di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM)

Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi asisten Mata Kuliah Manajemen Keuangan, Akuntansi Biaya, dan Pengantar Akuntansi di Departemen Manajemen pada tahun ajaran 2006-2007. Penulis menjadi peserta magang di perusahaan International Flavour dan Fragrance Jakarta Timur dan Trainer anak di Parenca pada tahun 2006, serta menjadi Mentor BBQ plus di SMAN 2 Bogor pada periode 2005-2006. Pada tahun 2006, penulis pernah menjadi juara III LKTM IPB bidang IPS dengan judul makalah “Pembiayaan Berprinsip Syariah Untuk Mendorong Investasi Perumahan Rakyat.

(142)

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT-Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan curahan rahmat, hidayah, serta pertolongan-Nya. Tak lupa teriring shalawat dan salam kepada junjungan yang membawa risalah pencerahan sejati Muhammad Rasulullah SAW.

Hidup selalu berubah karena di dunia ini tidak ada yang tidak berubah kecuali perubahan itu sendiri.. Ada awal ada akhir, ada lahir dan ada mati. Begitupun dengan kehidupan penulis di kampus ini. Penulis merasa bangga dan bersyukur memiliki kesempatan untuk menjadi seorang mahasiswa IPB. Institut Pertanian Bogor, telah memberi penulis cara memandang dunia yang mungkin tidak akan pernah penulis miliki seandainya penulis menjalani kuliah di tempat berbeda.

Tiada kata yang layak penulis haturkan selain mengucapkan rasa syukur kehadirat-Nya dan terima kasih kepada banyak pihak yang telah menjadikan kehidupan penulis penuh dinamika dan bermakna. Ucapan terima kasih ini penulis tujukan kepada:

1. Bapak Ir. Pramono D Fewidarto, MS selaku dosen pembimbing skripsi yang senantiasa memberikan masukan, arahan, saran, perbaikan terhadap penelitian yang dilakukan penulis serta motivasi dan pembelajaran sehingga penulis memahami hakikat penelitian yang sebenarnya.

2. Ibu Heti Mulyati, S.TP, MT dan Ibu Hardiana Widyastuti, S.Hut, MM atas kesediaannya menjadi penguji pada hari kemerdekaan.

3. Bapak, Ibu, serta kakak-kakak dan adik atas segenap daya upaya yang selalu mendoakan, memberi kasih sayang, dorongan, dan kesabarannya dalam menghadapi penulis.

(143)

vi

5. Dr. Ir. Jono M Munandar, selaku Ketua Departemen Manajemen

6. Seluruh dosen-dosenku tercinta di Departemen Manajemen yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran selama penulis menjalani perkuliahan. Sungguh ilmu yang diberikan sangat berarti bagi penulis dan seluruh staf TU yang telah membantu penulis terhadap kelancaran penelitian dan penulisan skripsi, serta Pak Maman yang selalu mendoakan penulis.

7. Pak Ahmad selaku ketua Kelompok Tani Hurip, Pak Asep pengelola penggilingan gabah di Carangpulang Kidul, dan seluruh warga Cikarawang yang telah bersedia menerima penulis dan melakukan penelitian bersama penulis. Ibu Titin, Ibu Encas, Mery, dan Mas Rahman sebagai pihak yang akan melaksanakan rencana usaha, tetap semangat dalam menggapai impian. Semoga Penggilingan Hurip Jaya akan segera berdiri. Amin

8. Teman-teman seperjuangan, tim Cikarawang: Tati, Yenni, Nela, Indra, Mira, Mas Agus, dan tim Situgede: Adit, Bayu, Dodo, Teh Rika dkk. Banyak pengalaman berharga yang kita dapatkan, suka duka telah kita lalui, semoga pengalaman ini bisa menjadikan kita lebih bermakna di hadapan sesama dan di hadapan-Nya. Tetap semangat mengabdi untuk masyarakat.

9. Teman-teman satu bimbingan: Fany, Irwan, Asep, Yan, dan JW. Terima kasih atas motivasi, kebersamaan, dan dukungannya.

10.Teman-teman terbaik: Ulfa, Else, Amik, Etty, Pasus, Uci, Yayuk, Ipeh, Dika, Ruslan, Prita, Yunia dan seluruh manajemen 40. Terima kasih atas bantuan dan kebersamaannya selama ini.

11.Adik tingkat: angkatan 41, 42, 43, 44. Berikan yang terbaik yang kalian miliki untuk kampus dan negara yang kita cintai. Semoga kita bisa menjadi penerus yang baik, dan bermanfaat bagi sebanyak-banyak manusia.

Kepada semuanya, semoga Allah SWT memberikan balasan yang terbaik, karena Dia-lah sebaik-baik pemberi balasan. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

(144)

vii DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK

RIWAYAT HIDUP... iv KATA PENGANTAR ... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR ... x DAFTAR LAMPIRAN... xi I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1 1.2. Tujuan Penelitian... 4 1.3. Manfaat Penelitian... 5 1.4. Batasan Masalah ... 5 II. TINJAUAN PUSTAKA... 6

(145)

viii

3.4.6. Asumsi Dasar... 34 IV.HASIL DAN PEMBAHASAN... 36 4.1.Gambaran Umum Daerah Penelitian... 36 4.1.1. Desa Cikarawang... 36 4.1.2. Kelompok Tani Hurip... 39 4.2.Pendekatan PAR dan PRA untuk Penjaringan, dan Pemantapan Ide,

serta Perencanaan Usaha pada Kelompok Tani Hurip... 40 4.2.1. Latar Belakang dan Rencana Usaha Penggilingan Padi

Kelompok Tani Hurip... 41 4.2.2. Rencana Strategis Usaha Penggilingan Gabah... 44 4.2.3. Analisis SWOT dalam Pendirian Usaha Penggilingan Hurip

Jaya... 46 4.3.Analisis Kelayakan Pendirian Usaha Penggilingan Gabah... 49

4.3.1. Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran... 49 4.3.2. Analisis Aspek Teknis dan Teknologis... 61 4.3.3. Analisis Aspek Manajemen Operasiona... 71 4.3.4. Analisis Aspek Dampak Usaha... ... 75 4.3.5. Analisis Aspek Finansial... 76 4.4.Rekomendasi dalam Tahap Implementasi Pendirian Penggilingan

(146)

ix

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Perbandingan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi di Kabupaten Bogor... 2 2. Pengelompokkan Perusahaan Penggilingan Gabah di Indonesia... 13 3. Perbedaan Conventional Research dan Participatory Research..... 20 4. Cita-cita, Proses, Tujuan, serta Sasaran dan Pemanfaat Metode PRA... 21 5. Perhitungan Produksi Padi Desa Cikarawang per Tahun... 52 6. Data Penggilingan Padi yang Terdapat di Sekitar Wilayah Desa

Cikarawang... 52 7. Kepuasan Konsumen Terhadap Penggilingan Gabah yang Ada... 54 8. Kebutuhan SDM... 72 9. Nilai Kriteria Penilaian Investasi Rencana Usaha Penggilingan Padi

(147)

STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN

GABAH DI DESA CIKARAWANG, KECAMATAN

DRAMAGA, KABUPATEN BOGOR

Oleh

R. RINRIN CHAERUNNISA SD

H24103049

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(148)

STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN

GABAH DI DESA CIKARAWANG, KECAMATAN

DRAMAGA, KABUPATEN BOGOR

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

R. RINRIN CHAERUNNISA SD

H24103049

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(149)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN GABAH DI DESA CIKARAWANG, KECAMATAN DRAMAGA, KABUPATEN

BOGOR

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

R.RINRIN CHAERUNNISA SD

H24103026

Menyetujui, Agustus 2007

Ir. Pramono D. Fewidarto, MS Dosen Pembimbing

Mengetahui,

Dr. Ir. Jono Mintarto Munandar, M.Sc Ketua Departemen

(150)

ABSTRAK

R. Rinrin Chaerunnisa SD. H24103049. Studi Kelayakan Pendirian Usaha Penggilingan Gabah di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Di bawah bimbingan Pramono D. Fewidarto.

Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan motivasi masyarakat untuk mengelola potensi ekonomi desa. Desa Cikarawang yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor memiliki potensi ekonomi yang dapat di kembangkan, potensi tersebut terlihat pada bidang pertanian, peternakan, maupun usaha industri. Berdasarkan penelitian aksi partisipatif yang dilakukan oleh peneliti bersama salah satu kelompok tani yang ada di Desa Cikarawang, didapatkan keinginan kelompok untuk mendirikan usaha penggilingan gabah. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) menganalisis kelayakan pendirian usaha penggilingan gabah dilihat dari aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologis, aspek manajemen operasional, aspek dampak usaha, dan aspek finansial., 2) merekomendasikan langkah-langkah implementasi pendirian usaha penggilingan gabah dengan pendekatan kolaboratif.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer didapat dari Focus Group Discussion kelompok tani, kaji lapang (resource mapping), future scenario, wawancara langsung dan penyebaran angket atau kuesioner. Data sekunder didapat dari literatur, buku, kunjungan ke berbagai dinas, instansi, dan tempat-tempat yang berhubungan dengan penelitian. Data diolah menggunakan Microsoft Excel untuk menganalisis kriteria kelayakan secara finansial. dan SPSS version 12.0 untuk menganalisis kebutuhan dan permintaan masyarakat Desa Cikarawang terhadap penggilingan gabah.

Hasil dari pengolahan data dan analisis, didapatkan kesimpulan bahwa usaha penggilingan gabah ini layak didirikan dilihat dari aspek pasar dan pemasaran yang mencakup peluang pasar yang tersedia, permintaan, pesaing, dan strategi pemasaran, aspek teknis dan teknologis mencakup kapasitas produksi ekonomis, mesin, peralatan, rencana investasi, lokasi, tata letak, dan proses produsi serta quality control. Aspek manajemen operasional terdiri dari struktur organisasi, pembagian tugas, kepemilikan dan legalitas serta gaji / upah, aspek dampak usaha mencakup dampak manfaat dan lingkungan dari adanya penggilingn gabah tersebut, dan analisis finansial mencakup kebutuhan modal investasi dan kerja, sumber modal, identifikasi manfaat, kriteria kelayakan investasi dan analisis sensitivitas.

(151)

iv

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 29 Juni 1985 di Kota Bogor. Penulis yang bernama lengkap R. Rinrin Chaerunnisa SD merupakan anak ketiga dari empat bersaudara pasangan R Dedi Supriadi S.Sos, M.Si dan Tati Hertati.

Pendidikan diselesaikan di TK Tunas Rimba pada tahun 1991, kemudian melanjutkan ke pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri Polisi V Bogor dan lulus tahun 1997. Pada tahun 1997, penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 2 Bogor dan melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Umum Negeri 2 Bogor. Pada tahun 2003, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Ujian Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor (USMI) di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM)

Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi asisten Mata Kuliah Manajemen Keuangan, Akuntansi Biaya, dan Pengantar Akuntansi di Departemen Manajemen pada tahun ajaran 2006-2007. Penulis menjadi peserta magang di perusahaan International Flavour dan Fragrance Jakarta Timur dan Trainer anak di Parenca pada tahun 2006, serta menjadi Mentor BBQ plus di SMAN 2 Bogor pada periode 2005-2006. Pada tahun 2006, penulis pernah menjadi juara III LKTM IPB bidang IPS dengan judul makalah “Pembiayaan Berprinsip Syariah Untuk Mendorong Investasi Perumahan Rakyat.

(152)

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT-Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan curahan rahmat, hidayah, serta pertolongan-Nya. Tak lupa teriring shalawat dan salam kepada junjungan yang membawa risalah pencerahan sejati Muhammad Rasulullah SAW.

Hidup selalu berubah karena di dunia ini tidak ada yang tidak berubah kecuali perubahan itu sendiri.. Ada awal ada akhir, ada lahir dan ada mati. Begitupun dengan kehidupan penulis di kampus ini. Penulis merasa bangga dan bersyukur memiliki kesempatan untuk menjadi seorang mahasiswa IPB. Institut Pertanian Bogor, telah memberi penulis cara memandang dunia yang mungkin tidak akan pernah penulis miliki seandainya penulis menjalani kuliah di tempat berbeda.

Tiada kata yang layak penulis haturkan selain mengucapkan rasa syukur kehadirat-Nya dan terima kasih kepada banyak pihak yang telah menjadikan kehidupan penulis penuh dinamika dan bermakna. Ucapan terima kasih ini penulis tujukan kepada:

1. Bapak Ir. Pramono D Fewidarto, MS selaku dosen pembimbing skripsi yang senantiasa memberikan masukan, arahan, saran, perbaikan terhadap penelitian yang dilakukan penulis serta motivasi dan pembelajaran sehingga penulis memahami hakikat penelitian yang sebenarnya.

2. Ibu Heti Mulyati, S.TP, MT dan Ibu Hardiana Widyastuti, S.Hut, MM atas kesediaannya menjadi penguji pada hari kemerdekaan.

3. Bapak, Ibu, serta kakak-kakak dan adik atas segenap daya upaya yang selalu mendoakan, memberi kasih sayang, dorongan, dan kesabarannya dalam menghadapi penulis.

(153)

vi

5. Dr. Ir. Jono M Munandar, selaku Ketua Departemen Manajemen

6. Seluruh dosen-dosenku tercinta di Departemen Manajemen yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran selama penulis menjalani perkuliahan. Sungguh ilmu yang diberikan sangat berarti bagi penulis dan seluruh staf TU yang telah membantu penulis terhadap kelancaran penelitian dan penulisan skripsi, serta Pak Maman yang selalu mendoakan penulis.

7. Pak Ahmad selaku ketua Kelompok Tani Hurip, Pak Asep pengelola penggilingan gabah di Carangpulang Kidul, dan seluruh warga Cikarawang yang telah bersedia menerima penulis dan melakukan penelitian bersama penulis. Ibu Titin, Ibu Encas, Mery, dan Mas Rahman sebagai pihak yang akan melaksanakan rencana usaha, tetap semangat dalam menggapai impian. Semoga Penggilingan Hurip Jaya akan segera berdiri. Amin

8. Teman-teman seperjuangan, tim Cikarawang: Tati, Yenni, Nela, Indra, Mira, Mas Agus, dan tim Situgede: Adit, Bayu, Dodo, Teh Rika dkk. Banyak pengalaman berharga yang kita dapatkan, suka duka telah kita lalui, semoga pengalaman ini bisa menjadikan kita lebih bermakna di hadapan sesama dan di hadapan-Nya. Tetap semangat mengabdi untuk masyarakat.

9. Teman-teman satu bimbingan: Fany, Irwan, Asep, Yan, dan JW. Terima kasih atas motivasi, kebersamaan, dan dukungannya.

10.Teman-teman terbaik: Ulfa, Else, Amik, Etty, Pasus, Uci, Yayuk, Ipeh, Dika, Ruslan, Prita, Yunia dan seluruh manajemen 40. Terima kasih atas bantuan dan kebersamaannya selama ini.

11.Adik tingkat: angkatan 41, 42, 43, 44. Berikan yang terbaik yang kalian miliki untuk kampus dan negara yang kita cintai. Semoga kita bisa menjadi penerus yang baik, dan bermanfaat bagi sebanyak-banyak manusia.

Kepada semuanya, semoga Allah SWT memberikan balasan yang terbaik, karena Dia-lah sebaik-baik pemberi balasan. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

(154)

vii DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK

RIWAYAT HIDUP... iv KATA PENGANTAR ... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR ... x DAFTAR LAMPIRAN... xi I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1 1.2. Tujuan Penelitian... 4 1.3. Manfaat Penelitian... 5 1.4. Batasan Masalah ... 5 II. TINJAUAN PUSTAKA... 6

(155)

viii

3.4.6. Asumsi Dasar... 34 IV.HASIL DAN PEMBAHASAN... 36 4.1.Gambaran Umum Daerah Penelitian... 36 4.1.1. Desa Cikarawang... 36 4.1.2. Kelompok Tani Hurip... 39 4.2.Pendekatan PAR dan PRA untuk Penjaringan, dan Pemantapan Ide,

serta Perencanaan Usaha pada Kelompok Tani Hurip... 40 4.2.1. Latar Belakang dan Rencana Usaha Penggilingan Padi

Kelompok Tani Hurip... 41 4.2.2. Rencana Strategis Usaha Penggilingan Gabah... 44 4.2.3. Analisis SWOT dalam Pendirian Usaha Penggilingan Hurip

Jaya... 46 4.3.Analisis Kelayakan Pendirian Usaha Penggilingan Gabah... 49

4.3.1. Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran... 49 4.3.2. Analisis Aspek Teknis dan Teknologis... 61 4.3.3. Analisis Aspek Manajemen Operasiona... 71 4.3.4. Analisis Aspek Dampak Usaha... ... 75 4.3.5. Analisis Aspek Finansial... 76 4.4.Rekomendasi dalam Tahap Implementasi Pendirian Penggilingan

(156)

ix

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Perbandingan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi di Kabupaten Bogor... 2 2. Pengelompokkan Perusahaan Penggilingan Gabah di Indonesia... 13 3. Perbedaan Conventional Research dan Participatory Research..... 20 4. Cita-cita, Proses, Tujuan, serta Sasaran dan Pemanfaat Metode PRA... 21 5. Perhitungan Produksi Padi Desa Cikarawang per Tahun... 52 6. Data Penggilingan Padi yang Terdapat di Sekitar Wilayah Desa

Cikarawang... 52 7. Kepuasan Konsumen Terhadap Penggilingan Gabah yang Ada... 54 8. Kebutuhan SDM... 72 9. Nilai Kriteria Penilaian Investasi Rencana Usaha Penggilingan Padi

(157)

x

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

(158)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Matriks Pengumpulan dan Analisis Data... 87 2. Struktur Organisasi Kelompok Tani Hurip... 90 3. Proses PAR... 91 4. Produksi Padi Kecamatan Dramaga Tahun 2005... 98 5. Produksi Padi Kecamatan Dramaga Tahun 2006... 99 6. Desa Cikarawang di Kecamatan Dramaga ...100 7. Pengelola Usaha... 101 8. Kegiatan Investasi... 102 9. Rencana Produksi Penggilingan Gabah... 103 10. Rencana Kebutuhan Fisik Pendirian Usaha Penggilingan Gabah... 104 11. Daftar Indeks Harga Barang untuk Pendirian Usaha Penggilingan

Gabah Tahun 2007... 105 12. Rencana Kebutuhan Dana dalam Usaha Pendirian

(159)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sektor pertanian di Indonesia merupakan sektor yang menjadi tumpuan hidup sebagian besar masyarakat Indonesia. Sektor ini dapat memenuhi kebutuhan pangan masyarakat, menciptakan lapangan kerja, menyediakan pasar dan bahan baku untuk produksi sektor industri, menciptakan pendapatan dan menghasilkan devisa yang dibutuhkan untuk proses pembangunan.

Kebutuhan masyarakat terhadap hasil pertanian, terutama beras menjadi permasalahan utama yang harus diatasi. Beras merupakan komoditas yang sangat penting, karena sebagian besar penduduk Indonesia mengkonsumsi beras sebagai makanan pokok sehari-hari. Beras bukan saja merupakan bahan pangan pokok, tetapi sudah merupakan komoditas sosial. Suplai beras harus tetap terjamin karena dapat berakibat pada timbulnya keresahan sosial. Oleh karena itu, perhatian terhadap produksi, kualitas, distribusi, dan kesejahteraan pelaku sektor perberasan harus mendapat prioritas dari pemerintah.

Pencanangan program peningkatan produksi beras nasional sebesar 2 juta ton tahun 2007 memberi arti bahwa pemerintah memiliki kepedulian terhadap sektor pertanian. Pencanangan ini membuat setiap wilayah produksi menentukan target produksinya. Salah satu wilayah yang melakukan penetapan target produksi beras adalah Kabupaten Bogor. Luas Kabupaten Bogor adalah 317.102 hektar, dengan potensi lahan pertanian yaitu seluas 149.748 hektar (Deptan, 2005). Gambar 1 memperlihatkan perbandingan luas Kabupaten Bogor dengan wilayah sekitarnya.

Target peningkatan produksi beras tahun 2007 di wilayah Kabupaten Bogor adalah sebesar 28.728 ton 1. Penentuan target dilakukan sebagai upaya untuk mendukung peningkatan produksi beras di Jawa Barat. Dalam upaya tersebut Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor dihadapkan pada berbagai masalah, di antaranya lahan sawah di Kabupaten

1

(160)

2

[image:160.612.162.506.199.386.2]

Bogor semakin berkurang akibat banyaknya sawah yang beralih fungsi menjadi lahan nonpertanian, dan persediaan air untuk menumbuhkan tanaman padi sawah juga berkurang akibat banyaknya jaringan irigasi yang rusak. Oleh karena itu, diperlukan kerja keras dan penanganan lintas sektoral, serta dukungan dan keterlibatan masyarakat dalam menentukan tercapainya target tersebut.

Gambar 1. Peta Jabodetabek (Sumber: Bakosurtanal, 2005)

Lahan pertanian di Kabupaten Bogor sebagian dimanfaatkan untuk memproduksi tanaman pangan, terutama padi. Perbandingan luas panen, produktivitas, dan produksi padi dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Perbandingan Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Padi di Kabupaten Bogor (2000-2005)

Tahun Luas Panen (Ha) Produktivitas (kw/ha) Produksi (ton)

2000 80.553 50,12 403.696

2001 81.124 52,40 425.093

2002 87.702 52,78 462.540

2003 72.075 51,81 373.420

2004 84.975 52,48 445.958

2005 76.801 53,66 412.084

[image:160.612.158.509.520.667.2]
(161)

3

Kecamatan Dramaga merupakan salah satu kecamatan yang termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Bogor. Luas panen padi sawah untuk Kecamatan Dramaga pada tahun 2005 diketahui seluas 1269 hektar, dengan tingkat produktivitas rata-rata sebesar 52,92 kwintal/hektar dan hasil produksi padi sejumlah 6.723 ton. (Deptan, 2005)

Salah satu desa pinggiran Kota Bogor yang terletak di Kecamatan Dramaga yaitu Desa Cikarawang, luas desa ini adalah 225,56 hektar. Lahan yang digunakan untuk sawah dan ladang adalah 194,572 hektar2. Dari hasil sawah dan ladang inilah masyarakat Desa Cikarawang dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Desa Cikarawang memiliki tiga dusun yaitu Dusun I, II, dan III serta empat kelompok tani yang sudah terdaftar di kantor Kecamatan Dramaga yaitu Kelompok Tani Hurip, Mekar, Setia, dan Subur Jaya.

Sistem pola tanam yang dilakukan oleh petani Dusun I dan II ialah sistem bergilir antara padi dan palawija. Hal ini berkaitan dengan sistem irigasi yang terdapat di desa, karena kurangnya air dan harus ada pembagian alokasi air dengan sistem bergilir, maka petani di Dusun I dan II melakukan penanaman padi hanya satu kali dalam setahun, sedangkan petani Dusun III selalu menanam padi sepanjang musim, penanaman padi dilakukan tiga kali dalam setahun, karena air yang bersumber dari Situ Burung selalu mengairi wilayah ini.

Penanganan pasca panen padi yang dilakukan oleh masyarakat Desa Cikarawang meliputi pemanenan, pengumpulan, perontokan, pengangkutan, pengeringan, penyimpanan, dan yang terakhir dan terpenting yaitu penggilingan. Keberadaan usaha penggilingan gabah sangat dibutuhkan dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Desa Cikarawang.

Penggilingan gabah merupakan sarana produksi pangan yang mempunyai peranan sangat penting dalam rangka pemberdayaan perekonomian masyarakat pedesaan terutama petani serta penciptaan lapangan kerja. Penggilingan gabah juga berperan sebagai titik sentral dari

2

(162)

4

sebuah kawasan produksi padi sekaligus titik pertemuan antara perubahan bentuk dari bahan baku menjadi hasil olahan primer.

Desa Cikarawang memiliki dua usaha penggilingan gabah milik perorangan yang terletak di Dusun I dan Dusun III, penggilingan di Dusun I tidak berfungsi dengan baik karena mesin penggilingan sudah mengalami kerusakan, sedangkan satu penggilingan yang lain berada di Dusun III masih berfungsi dengan baik meskipun mesin penggilingan sudah lama dioperasikan, yaitu sejak tahun 1982. Adanya kedua penggilingan gabah tersebut dirasakan belum dapat memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat Cikarawang untuk menggiling gabah. Sehingga sebagian masyarakat melakukan penggilingan gabah di luar Desa Cikarawang.

Adanya kebutuhan akan penggilingan gabah yang lebih dekat dengan daerahnya, memunculkan keinginan pada salah satu kelompok tani yaitu Kelompok Tani Hurip untuk mendirikan penggilingan gabah. Pendirian penggilingan gabah ini merupakan keinginan masyarakat, petani, dan kelompok tani yang berada di Dusun II. Kelompok tani dan masyarakat sekitar mengharapkan manfaat yang besar dari pendirian penggilingan gabah tersebut, yaitu dapat menjadi pusat penggilingan gabah di Desa Cikarawang.

Pendirian penggilingan gabah dapat menjadi pemicu bagi masyarakat untuk meningkatkan produktivitas padi Desa Cikarawang. Namun dalam pendirian ini masyarakat belum mengetahui bagaimana cara memulai bisnis penggilingan gabah dan kelayakan dari usaha tersebut. Maka hal penting yang harus bisa dijawab berkaitan dengan keinginan masyarakat dan kelompok tani untuk mendirikan penggilingan gabah di Desa Cikarawang adalah apakah pendirian usaha penggilingan gabah di desa ini memang layak terutama dari aspek pasar dan pemasaran, teknis, maupun finansial.

1.2. Tujuan Penelitiaan

Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan ialah sebagai berikut: 1. Menganalisis kelayakan pendirian usaha penggilingan gabah dilihat dari

(163)

5

2. Merekomendasikan langkah-langkah implementasi pendirian usaha penggilingan gabah dengan pendekatan kolaboratif.

1.3. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan baik bagi penulis, kelompok tani di tempat penelitian, maupun pembaca. Bagi penulis sendiri, penelitian ini berguna untuk penerapan ilmu yang diperoleh selama masa perkuliahan. Bagi tempat penelitian yang bersangkutan, hasil penelitian ini dapat berguna sebagai salah satu masukan apakah pendirian usaha tersebut sebenarnya layak atau tidak, dan memberikan rekomendasi terhadap pengelolaan usaha yang akan didirikan. Bagi pembaca dapat memberikan informasi mengenai usaha penggilingan gabah dan memberikan gambaran bagi investor untuk melakukan investasi pada usaha penggilingan gabah di Cikarawang.

1.4. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Dusun II, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Pendekatan penelitian dalam penyusunan rencana usaha kolaboratif menggunakan Participatory Action Research

(164)

49

4.3. Analisis Kelayakan Pendirian Usaha Penggilingan Gabah

Analisis kelayakan pendirian usaha penggilingan gabah oleh Kelompok Tani Hurip di Desa Cikarawang dikaji melalui lima aspek analisis, yaitu aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologis, aspek manajemen operasional, aspek dampak usaha, dan aspek finansial. Kelima aspek analisis tersebut akan menjelaskan layak atau tidaknya usaha penggilingan gabah didirikan.

4.3.1. Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran.

Aspek pasar dan pemasaran menempati urutan pertama dalam studi kelayakan. Tanpa perkiraan jumlah permintaan produk yang teliti dikemudian hari usaha dapat terancam, kesulitan yang timbul karena adanya kekurangan atau kelebihan permintaan. Baik kekurangan atau kelebihan permintaan akan menyebabkan usaha tidak dapat beroperasi secara efisien. Kekurangan permintaan produk mengakibatkan mesin dan peralatan bekerja dibawah kapasitas produksinya, jumlah karyawan menjadi berlebihan, organisasi perusahaan tidak sepadan, beban biaya tetap menjadi berat.

Peluang pasar

a. Kecenderungan Permintaan

Desa Cikarawang memiliki potensi yang cukup besar dalam pertanian, dari hasil wawancara dengan kepala desa dan tokoh desa didapat informasi bahwa lahan produktif untuk pertanian harus tetap dipertahankan hingga periode jangka panjang, meskipun ada beberapa lahan sawah warga yang sudah dijual, namun kemudian dibeli kembali oleh warga setempat sehingga lahan ini tidak beralih fungsi tetap diolah untuk menghasilkan produk pertanian. Sumber daya alam yang ada saat ini harus dikelola dengan baik, bahkan dengan bantuan dari pemerintah melalui UPTD, produktivitas hasil pertanian perlahan-lahan dapat ditingkatkan.

(165)

50

mencapai 1271 ton (Lampiran 5), ada peningkatan sebesar 4,6 persen dan diperkirakan masih bisa meningkat menjadi 1300 ton padi. Hasil padi yang cukup besar ini harus didukung dengan adanya usaha yang mampu menangani pasca panen padi dengan baik. Hal ini dimaksudkan untuk menekan susut hasil sehingga ketersediaan beras dapat meningkat, salah satu usaha untuk menekan susut hasil adalah dengan penggilingan gabah yang baik.

b. Kecenderungan Penyediaan Jasa Penggilingan Gabah.

Penggilingan gabah yang terdapat di Desa Cikarawang hanya menawarkan jasa giling saja, penggilingan tersebut belum mengambil peluang untuk melakukan penjualan beras, alasannya yaitu (1) penggilingan tidak melihat adanya peluang yang dapat diambil apabila ia melakukan pembelian gabah dan menjual beras, (2) penggilingan melihat peluang namun terbentur dengan dana yang tersedia, dan (3) penggilingan tidak memiliki manajemen yang baik.

Penggilingan gabah yang terdapat di Desa Cikarawang berjumlah dua penggilingan milik perseorangan, penggilingan tersebut terletak di daerah Cangkrang (Dusun I) dan Carangpulang Kidul (Dusun III). Masyarakat di Dusun I dan II mengatakan bahwa penggilingan di daerah Cangkrang memiliki mesin yang sudah sangat tua, dan seringkali mogok pada waktu operasi, output beras yang dihasilkan pun jelek dan banyak yang patah, sehingga penggilingan ini tidak memiliki kepercayaan dari konsumen lagi dan dapat dinyatakan bangkrut.

(166)

51

harian. Berdasarkan informasi pemilik hari kerja per bulan rata-rata 20 hari. Pada masa panen, penggilingan dapat menggiling maksimun 1400 kg gabah kering giling (GKG) per hari dan pada hari-hari di luar masa panen hanya dapat menggiling maksimun 700 kg gabah kering giling per hari. Dengan atau jika diasumsikan bahwa masa panen dalam setahun adalah enam bulan, maka enam bulan lainnya adalah bulan diluar masa panen.

Informasi di atas sangat penting untuk melakukan perkiraan kapasitas produksi riil penggilingan gabah di Carangpulang Kidul. Dari hasil perhitungan didapat kapasitas produksi penggilingan maksimal yaitu 252 ton gabah kering giling per tahun. Perhitungan kapasitas produksi riil ini menunjukkan bahwa penggilingan hanya mampu memenuhi kebutuhan warga petani sekitar daerah Carangpulang Kidul saja tetapi belum seluruh petani di Desa Cikarawang.

Pendirian penggilingan gabah oleh Kelompok Tani Hurip yang terletak di Carangpulang Lebak (Dusun II) merupakan pendirian yang berdasarkan permintaan dan kebutuhan warga desa di dusun ini terhadap jasa penggilingan. Selama ini warga desa terutama yang berada di Dusun I dan II harus melakukan penggilingan gabahnya ke luar desa. Hal yang harus dilakukan oleh warga tentunya membawa gabah kering giling ke penggilingan dan membawa beras kembali dari penggilingan.

c. Potensi Pasar Usaha Penggilingan Gabah

Rencana pendirian usaha ini direspon positif oleh warga desa. Rencana produk utama dari penggilingan ini yaitu jasa giling dan pemasaran beras. Untuk permintaan jasa giling, terdapat

(167)

52

melakukan penggilingan di Dusun II, terlebih lagi bila nantinya penggilingan ini memberikan kualitas output yang baik dan pelayanan serta kenyamanan yang menimbulkan kepuasan, karena yang dilihat oleh masyarakat adalah keterjangkauan lokasi,kualitas hasil, pelayanan, dan biaya yang dikeluarkan.

Permintaan beras tidak akan pernah habis, karena beras merupakan komoditas yang sangat penting, dan merupakan kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh masyarakat Indonesia. Permintaan beras dapat terpenuhi apabila terdapat pasokan bahan baku berupa gabah kering giling (GKG) secara simultan, oleh karena itu, penggilingan harus menjalin kemitraan dengan desa-desa lain yang berada di Kecamatan Dramaga atau di luar Bogor agar persedian bahan baku gabah terjamin. Keberadaan Desa Cikarawang di Kecamatan Dramaga dan letak desa-desa lain yang berada dalam satu kecamatan dapat dilihat pada Lampiran 6.

Perhitungan Pasar

Data mengenai luas tanah sawah, hasil padi dan masa panen di Desa Cikarawang didapat dari data desa dan hasil wawancara dengan tokoh desa dan petani yang mengetahui masalah tersebut. Hasil padi didapatkan dari wawancara ke beberapa petani, sedangkan masa panen diketahui dari hasil survey ke beberapa lahan sawah di Desa Cikarawang.

Dusun I dan II hanya melakukan penanaman padi satu tahun sekali karena dikenakan sistem pengairan yang bergilirm sedangkan untuk Dususn III sumber air berasal dari situ yang terdapat di Desa Cikarawang yaitu situ burung yang mengaliri tanah sawah sepanjang musim. Perhitungan produksi padi Desa Cikarawang dapat dilihat pada Tabel 5.

(168)

53

persen, perontokan yaitu 4,8 persen, dan pengeringan 2,1persen, sehingga dari data tersebut dapat diketahui kehilangan hasil panen padi dimulai dari pemanenan hingga pengeringan sebesar 16,4 persen.

Produksi padi yang mencapai 1100 hingga 1300 ton padi, akan susut (lose) hingga menghasilkan gabah kering giling (GKG) sebanyak 919,6 ton hingga 1086,8 ton GKG. Peluang yang sangat besar ini terlihat dari belum terpenuhinya seluruh kebutuhan masyarakat Desa Cikarawang terhadap jasa giling gabah, sehingga banyak masyarakat yang harus melakukan penggilingan ke luar Desa.

[image:168.612.193.510.416.676.2]

Kapasitas produksi maksimal penggilingan yang terdapat di Desa Cikarawang adalah 252 ton GKG, oleh karena itu pendirian penggilingan gabah ini dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dengan berproduksi antara 400 ton GKG hingga 800 Ton GKG dalam satu tahun.

Tabel 5. Perhitungan Produksi Padi Desa Cikarawang per Tahun

Luas tanah sawah Desa Cikarawang 155,62 hektar

Luas tanah sawah Dusun I dan II 125,62 hektar

Hasil padi Dusun I dan II 5 ton per hektar

Masa panen padi Dusun I dan II 1 kali per

tahun

Luas tanah sawah Dusun III 30 hektar

Hasil padi Dusun III 6 ton per hektar

Masa panen padi Dusun III 3 kali per tahun

Produksi padi Dusun I dan II per tahun 628,1 ton per

tahun

Produksi padi Dusun III per tahun 540 ton per

tahun

Hasil perhitungan: Produksi padi per tahun 1168,1 ton

(169)

54

d. Bentuk Pasar

Penggilingan gabah yang akan didirikan akan menghasilkan produk utama berupa jasa giling dan beras dalam kemasan. Bentuk pasar dari produk jasa giling adalah oligopoli. Setiap penggilingan yang terdapat di Desa Cikarawang maupun di luar desa menghasilkan produk yang sama yaitu jasa giling. Konsumen memiliki kebebasan untuk memilih penggilingan yang akan mereka datangi dan sukai, sehingga untuk merebut konsumen diperlukan analisis tindakan pesaing. Perhitungan mengenai tindakan atau aktivitas pesaing diperlukan untuk menentukan tingkat harga dan kuantitas produksi.

Bentuk pasar dari produk beras yaitu pasar persaingan sempurna, harga beras ditentukan di pasar pada harga pasar. Jumlah produsen yang menjual beras sangat banyak, sehingga diperlukan diferensiasi dalam kemasan terhadap beras yang akan dijual Permintaan dari produk beras tidak akan pernah terhenti karena hal ini berhubungan dengan kebutuhan dasar manusia. Konsumen memiliki kebebasan untuk membeli atau menjual berapa saja tanpa ada batas asal bersedia membeli atau menjual beras pada harga pasar. Pasar sasaran usaha penggilingan gabah yang akan didirikan yaitu bagi petani yang berada dekat dengan penggilingan. Pasar sasaran adalah petani di Dusun II, I dan III.

Analisis Persaingan

Hasil penyebaran angket kepada 68 responden yang bekerja sebagai petani dan buruh tani yang sering menggiling gabah didapatkan informasi bahwa selama ini responden melakukan penggilingan ke lima penggilingan yang terdapat di Desa Cikarawang dan desa sekitarnya, penggilingan tersebut terletak di Situgede, Cikarawang, Bantar Kambing dan Pasir Gaok.

(170)

55

[image:170.612.182.509.182.260.2]

lokasi penggilingan milik Totong. Tabel 6 memperlihatkan penggilingan gabah yang terletak di sekitar Desa Cikarawang, dan persentase responden dalam melakukan penggilingan gabah.

Tabel 6. Data Penggilingan yang Terdapat di Wilayah Sekitar Desa Cikarawang dan Persentase Konsumen.

Penggilingan Persentase Konsumen (%)

Situgede 1 82

Bantar Kambing 7

Cikarawang 6

Situgede 2 4

Pasir Gaok 1

Hasil analisis didapatkan bahwa ketidakpuasan konsumen terletak pada lokasi dan masalah transportasi, empat penggilingan lain berada di luar desa, sehingga untuk menjangkau ke tempat penggilingan gabah tersebut, biaya transportasi yang dikeluarkan tentu lebih besar, dan jarak tempuh yang cukup jauh. Kepuasan dan ketidakpuasan konsumen terhadap penggilingan gabah yang ada dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Kepuasan Konsumen Terhadap Penggilingan Gabah yang Ada

No Faktor Persaingan Situgede 1 Bantar Kambing Cikarawang Situgede 2 Pasir Gaok

1 Harga 3 4 3 4 4

2 Mutu 4 4 4 4 5

3 Lokasi 2 2 2 2 2

4 Fasilitas 3 3 4 3 5

5 Pelayanan 3 2 3 4 5

6

Sistem

pembayaran 4 4 4 4 5

7 Transportasi 2 2 2 1 1

8 Dampak Usaha 4 3 3 4 4

(171)

56

cukup puas, angka 4 menerangkan puas, dan angka 5 menerangkan sangat puas.

Petani yang akan melakukan penggilingan gabah diminta untuk mengurutkan ke delapan faktor persiangan di atas sesuai dengan tingkat kepentingan yang harus dimiliki oleh penggilingan gabah, kemudian tingkat kepentingan ini didiskusikan lalu disepakati untuk pemberian bobot pada masing-masing tingkat kepentingan.

[image:171.612.183.507.355.512.2]

Perlakuan demikian, bermanfaat untuk mengetahui penggilingan mana yang sudah baik dalam memberikan kepuasan kepada konsumen, sehingga dari analisis didapatkan penggilingan yang pantas dijadikan tolak ukur (benchmark). Jumlah terbesar dari analisis persaingan diraih oleh penggilingan yang terletak di Pasir Gaok, dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Analisis Persaingan.

Faktor Persaingan Bobot Situgede 1 Bantar Kambing Cikarawang Situgede 2 Pasir Gaok

Lokasi 8 16 16 16 16 16

Mutu 7 28 28 28 28 35

Pelayanan 6 18 12 18 24 30

Harga 5 15 20 15 20 20

Sistem

Pembayaran 4 16 16 16 16 20

Transportasi 3 6 6 6 3 3

Fasilitas 2 6 6 8 6 10

Dampak Usaha

1 4 3 3 4 4

Jumlah - 109 107 110 117 138

Analisis Kebutuhan dan Keinginan Masyarakat

Angket atau kuesioner disebarkan kepada 68 responden yang terdiri dari 52 orang perempuan dan 16 orang laki-laki. Penyebaran angket dilakukan kepada petani dan buruh tani yang terdapat di Dusun I, II, dan III Desa Cikarawang. Responden yang berasal dari Dusun I berjumlah 18 orang, responden yang berasal dari Dusun II berjumlah 29 orang, responden yang berasal dari Dusun III berjumlah 21 orang.

(172)

57

setuju dan sangat mendukung pendirian penggilingan gabah baru tersebut dan memiliki tingkat kepastian yang sangat tinggi untuk menggiling padinya di penggilingan baru apabila penggilingan telah berdiri. 51 orang atau 76 persen responden menyatakan setuju dan memiliki keinginan untuk menggiling padinya di penggilingan gabah Kelompok Tani Hurip.

[image:172.612.185.518.399.583.2]

Dua orang yang berasal dari Dusun I atau tiga persen dari responden menyatakan persetujuan akan penggilingan gabah baru, tapi memiliki kecenderungan untuk tidak menggiling gabahnya di Penggilingan Hurip Jaya, hal ini karena lokasi dari rencana pendirian terlalu jauh dari tempat responden apabila berjalan kaki, penggilingan terdekat untuk berjalan kaki bagi ke dua responden itu adalah penggilingan yang terletak di Situgede 1. Responden tidak sanggup membayar ongkos tambahan untuk transportasi. Persentase analisis kebutuhan dan keinginan masyarakat terhadap penggilingan gabah baru di Desa Cikarawang dapat dilihat pada Gambar 6 .

Gambar 6. Analisis Kebutuhan dan Keinginan Masyarakat terhadap Penggilingan Padi Baru.

Kepastian Kelancaran Pemasaran Periode Jangka Panjang

Lahan sawah di Desa Cikarawang semakin lama akan semakin berkurang, salah satunya karena perubahan fungsi lahan dari lahan produktif menjadi perumahan, lahan sawah yang berkurang tentu akan mengurangi produksi padi di desa ini. Berkurangnya produksi padi

Pendirian Penggilingan Gabah Baru dan Keinginan Masyarakat

21%

76%

3%

Sangat

Stj & ingin

(173)

58

tersebut akan berdampak pada penggilingan, namun jika penggilingan telah melakukan antisipasi dan penetapan pengembangan usaha, maka usaha tersebut akan terus berkelanjutan bahkan berkembang.

Antisipasi terhadap semakin berkurangnya lahan produktif telah direncanakan oleh kelompok tani yaitu pada tahun ke 5 setelah beroperasinya penggilingan dilakukan ekspansi pasar dalam penjualan beras kemasan, sehingga kelompok tani harus menjalin kemitraan dengan kelompok tani lain, desa-desa lain dalam satu Kecamatan Dramaga, koperasi unit desa (KUD), maupun gabungan kelompok tani di luar Kabupaten Bogor seperti di Karawang. Kemudian bermanfaat untuk memudahkan memperoleh bahan baku gabah yang diperlukan untuk memproduksi beras kemasan.

Strategi Bauran Pemasaran a. Produk

Spesifikasi dan tingkat mutu produk yang direncanakan adalah sebagai berikut:

1. Jasa penjemuran. Dengan pengawasan yang ketat saat penjemuran di penjemuran Penggilingan Hurip Jaya akan menghasilkan padi yang kekeringannya layak untuk disimpan atau digiling dan bebas dari kerikil atau pasir. Setelah panen, padi harus segera dijemur, tidak boleh padi dijemur melebihi satu hari, jika tidak padi akan terbakar dan warnanya akan memerah. Kebersihan tempat jemuran sangat diperlukan, sehingga pasir atau kerikil tidak akan masuk dalam beras hasil giling, oleh karena itu tempat penjemuran akan dilapisi terpal berwarna gelap agar tidak bercampur dengan pasir atau kerikil dan kekeringannya sesuai serta merata.

(174)

59

terbakar. Penyimpanan ditata sesuai dengan standar tempat penyimpanan yang bagus, sehingga sirkulasi udara bisa terus terjadi, dan kekeringan gabah tetap terjaga. Gudang harus menyediakan alat pengusir tikus atau dilindungi supaya tikus tidak bisa masuk. Obat tradisional untuk mengusir kutu padi yang disimpan di gudang juga harus disediakan. Dengan kondisi tempat penyimpanan seperti ini, maka masyarakat di Desa Cikarawang pengguna jasa ini akan tertarik untuk menyimpan di penggilingan gabah karena mutu simpannya dapat dipercaya.

3. Jasa giling, Mesin giling yang akan digunakan bertipe LM 24 untuk pemecah gabah dan ICHI N-50 untuk pemutih. Penggilingan akan berusaha memberikan kualitas giling yang memenuhi standar: tidak ada krikil, pasir, sekam yang terikut dan gabah yang belum tergiling, serta tidak menghasilkan susut yang besar. Standar mutu seperti ini akan mampu menjamin konsistennya pasar untuk selalu mengkonsumsi beras dari penggilingan ini.

4. Beras, penggilingan akan mendapatkan penghasilan yang cukup besar dari hasil penjualan beras, bahan baku gabah dibeli dari petani yang berasal dari kelompok tani lain. Produksi beras memerlukan bahan baku yang selalu tersedia, dan pasar yang ada. Penyimpanan beras ditaruh di gudang yang terbebas dari tikus.

(175)

60

b. Harga

Penetapan harga jual berfungsi untuk mengetahui tingkat pendapatan yang akan diperoleh, selain itu harga juga mempengaruhi keinginan konsumen untuk menggunakan produk yang dipasarkan. Penggilingan Hurip Jaya akan menetapkan harga yang mampu bersaing, tidak berbeda dengan penggilingan gabah yang sudah ada, bahkan menetapkan harga yang sama dengan harga penggilingan terendah yang pernah di kunjungi oleh masyarakat. Penetapan ongkos giling gabah ditetapkan dari harga ongkos giling yang terdapat di beberapa penggilingan. Kisaran harga ongkos giling yaitu Rp.400/kg – Rp. 600/kg beras sosoh atau sama dengan pengambilan 1 kg beras yang dihasilkan dari 10 kg beras sosoh. Penggilingan Hurip Jaya akan menetapkan harga ongkos giling sebesar Rp. 400/kg beras sosoh.

Harga jual beras ditetapkan dari harga pasar yang berlaku. Penggilingan Hurip Jaya akan menetapkan harga jual beras sebesar Rp. 4000/kg. Beras yang akan dijual akan dikemas dengan baik. Kemudian di pasarkan ke wilayah sekitar hingga ke Pasar Induk Kramatjati.

Penggilingan gabah akan menghasilkan by product

(176)

61

c. Distribusi

Saluran pemasaran untuk produk yang akan dihasilkan oleh penggilingan gabah Kelompok Tani Hurip meliputi saluran pemasaran produk beras, dedak, dan sekam, sedangkan jasa giling dan jasa lainnya tidak dikenakan saluran pemasaran. Distribusi akan disalurkan ke pasar konsumen dan reseller.

d. Promosi

Penggilingan Hurip Jaya harus melakukan kegiatan kampanye dan sosialisasi untuk jasa giling di tingkat kelompok tani yang ikut menerima manfaat usaha secara langsung. Harga produk/jasa diupayakan bisa bersaing dengan penggilingan gabah yang ada di sekitar Desa Cikarawang, dengan cara mengurangi biaya-biaya yang tak perlu dan dengan memanfaatkan limbah yang diolah seperti sekam menjadi pupuk kompos sehingga memiliki nilai ekonomis. Biaya promosi yang kecil karena diantara petani terjadi self promotion sehingga mampu membuat harga produk bersaing dan kualitas produk/jasa harus diperhatikan.

4.3.2. Analisis Aspek Teknis dan Teknologis

Hasil analisis aspek pasar dan pemasaran menunjukkan gambaran masa depan yang cukup cerah bagi usaha yang direncanakan, maka selanjutnya diteruskan dengan analisis aspek teknis dan teknologis.

Penentuan Kapasitas Produksi Ekonomis

(177)

62

normal untuk keperluan servis, reparasi kecil, penggantian suku cadang dan hari libur (Sutojo, 1983)

Besar kapasitas produksi ekonomis ditentukan berdasarkan perpaduan hasil penelitian berbagai macam komponen evaluasi yaitu perkiraan jumlah penjualan produk di masa yang akan datang, kemungkinan pengadaan bahan baku, bahan pembantu, tenaga kerja inti serta tersedianya mesin dan peralatan di pasar. Hasil perhitungan

Break Even Point (BEP) Penggilingan Hurip Jaya menunjukkan kapasitas giling pada BEP mencapai 107 ton GKG. Dengan demikian keuntungan didapat apabila berproduksi lebih dari 107 ton GKG. Rencana penjualan dilihat dari peluang pasar yang ada, rencana produksi untuk jasa giling pada tahun pertama yaitu 400 ton GKG.

Pemilihan Mesin, Peralatan, dan Rencana Investasi

Rencana mesin, peralatan dan kegiatan investasi yang akan digunakan untuk pendirian Penggilingan Hurip jaya dapat dilihat pada Lampiran 7. Investasi terbesar adalah sebagai berikut:

a. Bangunan, Gudang, Kantor, dan Lamporan

Bangunan penggilingan yang akan didirikan terdiri dari ruang produksi, kantor, ruang jaga, toilet, dan gudang dengan luas 105 m². Luas lamporan atau lapangan jemur adalah 215 m². Harga yang diperkirakan untuk memdirikan bangunan berserta isi dan lamporan tersebut adalah Rp. 40.730.000,00. Penetapan harga ini berdasarkan informasi dari toko, tukang dan pemilik bahan bangunan.

(178)

63

berfungsi untuk tempat penyimpanan gabah yang akan digiling dan beras yang akan disalurkan.

b. Mesin Penggilingan dan Mesin Diesel

Informasi yang didapat dari Toko Rama Jaya Teknik yang merupakan salah satu toko mesin pertanian di Kota Bogor, mesin penggilingan yang baik digunakan untuk penggilingan padi kecil adalah LM 24 dan ICHI N-50. Mulanya penggilingan padi Kelompok Tani Hurip akan menggunakan mesin dengan model otomatis dengan merk SATAKE, namun terdapat kesulitan dalam pengadaan spare parts dan perbaikan bila timbul kerusakan.

Mesin penggilingan yang akan digunakan yaitu mesin pemecah gabah dengan model LM 24, dan mesin pemutih dengan model ICHI N-50, mesin ini berkapasitas 4 ton/hari. Mesin diesel yang akan digunakan yaitu mesin diesel dengan merek Yanmar. Total pembelian mesin penggilingan lengkap adalah Rp. 12.000.000,00

Lokasi dan Tata Letak

Lokasi tempat pendirian penggilingan gabah ditetapkan berdasarkan pertimbangan yang mendalam. Lokasi tapak yang akan berada pada lahan anggota Kelompok Tani Hurip di Dusun II. Hal ini dimaksudkan agar tidak ada sengketa atas lahan di lokasi tapak penggilingan. Berdasarkan wawancara dengan tokoh desa dan pertimbangan aspek lingkungan dan dampak usaha, maka Kelompok Tani Hurip menetapkan akan mendirikan penggilingan gabah di Carangpulang Lebak. Layout atau tata letak yang akan dibuat oleh Kelompok Tani Hurip dalam pendirian penggilingan gabah dapat dilihat pada Gambar 7.

Proses Produksi dan Quality Control. Proses Produksi

(179)

64

menggunakan jasa giling saja, tidak menggunakan jasa yang lain yang terdapat di penggilingan. Konsumen yang telah melakukan pengeringan dan membawa gabah kering giling yang siap untuk digiling ke tempat penggilingan. Tipe yang kedua, yaitu konsumen menggunakan berbagai jasa yang terdapat di penggilingan, seperti jasa jemur, jasa simpan, dan jasa giling. Proses dari pemanenan hingga menjadi beras diserahkan kepada penggilingan. Proses produksi tersebut diawali setelah panen, pasca panen padi dijemur di tempat penjemuran penggilingan. Setelah dijemur gabah yang sudah kering giling disimpan di gudang. Kemudian penggilingan gabah menggiling gabah tersebut sesuai dengan permintaan dari konsumen.

(180)

65

Kegiatan operasional penggilingan padi adalah sebagai berikut: a. Penjemuran.

Penjemuran merupakan kegiatan yang harus sejak awal diperhatikan karena kualitas jemur yang bagus sangat mempengaruhi mutu beras yang dihasilkan serta berapa lama bisa disimpan. Penjemuran harus langsung dilakukan pada saat hari pertama panen atau paling lambat dua hari setelah panen, hal itu untuk menghindari penyimpanan padi yang masih basah karena akan mengurangi kualitas padi sendiri.

b. Penyimpanan

Setelah gabah benar-benar sudah kering dengan kualitas simpan, gabah bisa masuk ke gudang penyimpanan. Gudang penyimpanan digunakan untuk menyimpan gabah kering giling dan beras, sehingga tempat ini harus memiliki sirkulasi udara yang bagus sehingga gabah bisa bertahan pada standar gabah kering simpan yang normal, sehingga padi tidak cepat rusak. Tahap-tahap proses produksi mulai dari pengadaan barang sampai pengemasan barang. Siklus produksi diperkirakan satu minggu. Hasil akhir proses produksi adalah beras.

Gabah

[image:180.612.198.517.443.688.2]

Beras

Gambar 8. Skema Proses Produksi

Penimbangan Gabah

Pengeringan Penyimpanan Penggilingan

Pengemasan Pengangkutan

Pemasaran

(181)

66

Kendala-kendala yang dihadapi oleh Penggilingan Hurip Jaya dalam memasarkan produk utama nya antara lain:

1. Jasa Giling; mutu giling penggilingan gabah yang ada di daerah ini sudah cukup baik, namun tidak ada pengukuran kadar air gabah dari penggilingan tersebut sehingga berpotensi terjadi susut yang lebih besar dari yang seharusnya. Penggilingan gabah di Carangpulang Kidul menggunakan satuan liter untuk menentukan harga ongkos giling, hal ini tidak disukai masyarakat karena masyarakat lebih menyukai pengukuran menggunakan satuan kilogram. Untuk mengatasi masalah mutu dan harga yang tidak mampu bersaing, penggilingan berusaha memiliki mesin penggilingan yang outputnya bisa terjaga kualitas beras hasil gilingnya, memiliki alat tester kadar air untuk mengukur kadar air gabah, memiliki timbangan kilogram dan memberi penawaran upah giling yang mampu bersaing dengan penggilingan lain di daerah ini.

2. Beras kemasan; Bahan baku gabah untuk produksi beras kemasan harus ada sepanjang waktu, sedangkan tujuan mayoritas dari masyarakat Desa Cikarawang dalam menanam padi ialah untuk dikonsumsi sendiri, tidak untuk dijual. Oleh karena itu penggilingan harus mencari bahan baku gabah dari masyarakat yang ingin manjual gabahnya atau dari luar Desa Cikarawang.

3. Bekatul atau dedak; pembelinya sedikit karena anggota Kelompok Tani Hurip yang memiliki ternak dengan tujuan komersial masih sedikit. Untuk mengatasi masalah ini penggilingan gabah akan bekerja sama dengan pengusaha ternak yang ada di Desa Cikarawang

Quality Control

(182)

67

Standar atau ketentuan mutu produk yang dikehendaki oleh konsumen harus dibuat. Diperlukan adanya pemeriksaan mutu gabah saat pembelian, sehingga pengelola penggilingan dapat memetapkan perlakukan terhadap gabah untuk dijemur, disimpan dan digiling secara benar.

[image:182.612.173.502.327.673.2]

Beras yang baik dan susut yang rendah, dihasilkan dari baiknya penanganan pascapanen yang dilakukan baik oleh petani maupun oleh penggilingan. Tahapan kegiatan penanganan pascapanen padi yang dilakukan oleh petani dimulai dengan penentuan waktu panen padi pada hamparan sawah. Tahapan kegiatan penanganan pascapanen padi secara keseluruhan meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut: pemanenan, pengumpulan, perontokan, pengangkutan, pengeringan, penyimpanan, dan penggilingan.

Gambar 9. Tahapan proses kegiatan penanganan pascapanen (Hasbullah, 2007)

Pemanenan GKP, KA 25%

Pengangkutan

Pengeringan

Pembersihan

Kering giling GKG, KA 14 % Kering simpan

GKS, KA 18%

Penggilingan Penyimpanan

Pengumpulan

Perontokan

Ani-ani, sabit

Terpal Digebot

Terpal

Karung Karung, gerobak

(183)

68

Sarana dan Prasarana untuk Menghasilkan Pelayanan Berkualitas

Penggunaan Terpal

Penjemuran pada lapisan semen yang dilakukan dengan ketebalan kurang dari 1 cm dapat mengakibatkan persentase beras pecah lebih dari 70 persen dengan rendemen giling yang rendah. Penggunaan terpal diperlukan sebagai alas untuk penjemuran dan untuk menutupi atau melindungi dari guyuran air hujan. Penggunaan alas terpal selama perontokan bertujuan agar gabah yang sudah dirontokkan mudah untuk dikumpulkan kembali.

Fungsi terpal dalam penanganan pascapanen padi antara lain: (1) mengurangi atau menekan kehilangan butiran gabah pada saat perontokan dan pengeringan, (2) sebagai dinding dan alas dalam upaya mencegah bercampurnya kotoran dengan gabah, (3) memudahkan pengumpulan gabah dan sebagai penutup gabah pada waktu hujan turun, (4) untuk menghasilkan penyebaran panas yang merata pada saat penjemuran/pengeringan.

Keuntungan penggunaan terpal dalam penanganan pascapanen padi adalah: (1) memudahkan penyelamatan gabah bila dalam masa penjemuran/pengeringan hujan turun secara tiba-tiba, misalnya dengan cara memasang tali pengikat untuk memudahkan menggulung terpal/lembaran plastik kemudian menutup/melindungi gabah dari hujan dengan cepat, (2) memudahkan pengumpulan untuk pengarungan gabah pada akhir perontokan dan penjemuran, (3) dapat mengurangi tenaga kerja buruh tani di lapangan.

Spesifikasi terpal yang akan disediakan oleh penggilingan Kelompok Tani Hurip adalah sebagai berikut:

1. Terbuat dari bahan plastik single layer berukuran 8 m x 8 m, ada jahitan pinggir dengan diberi lubang yang dilengkapi dengan ring besi di bagian sudut dengan interval 2 m sehingga terdapat lebih kurang 16 lubang.

(184)

69

Penggunaan Gudang

Penyimpanan merupakan bagian yang penting dalam penanganan pascapanen padi. Biji-bijian termasuk padi sangat rentan terhadap kerusakan selama penyimpanan, apalagi jika sistem penyimpanan yang diterapkan kurang atau tidak memenuhi persyaratan penyimpanan yang baik.

Selama penyimpanan proses perubahan biokimia dan serangan agen-agen perusak dapat menyebabkan susut

Gambar

Tabel 1. Perbandingan Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Padi di            Kabupaten Bogor (2000-2005)
Tabel 5. Perhitungan Produksi Padi Desa Cikarawang per Tahun
Tabel 6. Data Penggilingan yang Terdapat di Wilayah Sekitar Desa Cikarawang dan Persentase Konsumen
Tabel 8. Analisis Persaingan.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bahan baku yang digunakan dalam proses penggilingan padi menjadi beras adalah padi (gabah kering giling). Padi merupakan bahan baku

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan terhadap analisis rasio keuntungan terhadap biaya pemasaran ubi jalar yang terjadi di Desa Cikarawang maka dapat dikatakan bahwa saluran

PBP merupakan jumlah tahun yang dibutuhkan bagi suatu usaha untuk menutupi biaya investasi awal dengan jumlah keuntungan bersih yang telah didiskontokan.

gabah yang di giling oleh usaha penggilingan padi kecil setiap tahun di.

usaha penggilingan padi kecil di daerah penelitian secara finansial layak

Institut Pertanian Bogor (Dibawah bimbingan ADI HADIANTO). Pertanian organik kini mulai menjadi peluang baru dalam usaha pertanian, hal ini dikarenakan munculnya kesadaran

Berdasarkan pada hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hipotesis (2) diterima, yaitu kedua usaha penggilingan padi dengan kapasitas 500 kg/jam dan 2000

Sebagian besar bahan bakar yang sering digunakan untuk keperluan memasak ialah bahan bakar minyak dan kayu bakar. Permintaan akan BBM minyak terus dilakukan sepanjang hari,