• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

DAFTAR LAMPIRAN

4.3. Analisis Kelayakan Pendirian Usaha Penggilingan Gabah

4.3.2. Analisis Aspek Teknis dan Teknologis

Hasil analisis aspek pasar dan pemasaran menunjukkan gambaran masa depan yang cukup cerah bagi usaha yang direncanakan, maka selanjutnya diteruskan dengan analisis aspek teknis dan teknologis.

Penentuan Kapasitas Produksi Ekonomis

Kapasitas produksi ekonomis merupakan volume atau jumlah satuan produk yang dihasilkan selama satu satuan waktu tertentu misalnya satu hari, bulan, atau tahun secara menguntungkan. Kapasitas produksi ekonomis berbeda dengan kapasitas produksi teknis yang besarnya ditentukan oleh kemampuan produksi mesin yang terpasang serta persyaratan teknisnya seperti pengurangan hari kerja operasi

62

normal untuk keperluan servis, reparasi kecil, penggantian suku cadang dan hari libur (Sutojo, 1983)

Besar kapasitas produksi ekonomis ditentukan berdasarkan perpaduan hasil penelitian berbagai macam komponen evaluasi yaitu perkiraan jumlah penjualan produk di masa yang akan datang, kemungkinan pengadaan bahan baku, bahan pembantu, tenaga kerja inti serta tersedianya mesin dan peralatan di pasar. Hasil perhitungan

Break Even Point (BEP) Penggilingan Hurip Jaya menunjukkan kapasitas giling pada BEP mencapai 107 ton GKG. Dengan demikian keuntungan didapat apabila berproduksi lebih dari 107 ton GKG. Rencana penjualan dilihat dari peluang pasar yang ada, rencana produksi untuk jasa giling pada tahun pertama yaitu 400 ton GKG.

Pemilihan Mesin, Peralatan, dan Rencana Investasi

Rencana mesin, peralatan dan kegiatan investasi yang akan digunakan untuk pendirian Penggilingan Hurip jaya dapat dilihat pada Lampiran 7. Investasi terbesar adalah sebagai berikut:

a. Bangunan, Gudang, Kantor, dan Lamporan

Bangunan penggilingan yang akan didirikan terdiri dari ruang produksi, kantor, ruang jaga, toilet, dan gudang dengan luas 105 m². Luas lamporan atau lapangan jemur adalah 215 m². Harga yang diperkirakan untuk memdirikan bangunan berserta isi dan lamporan tersebut adalah Rp. 40.730.000,00. Penetapan harga ini berdasarkan informasi dari toko, tukang dan pemilik bahan bangunan.

Ruang produksi berfungsi untuk memproduksi beras, dimana didalamnya terdapat mesin diesel dan mesin penggiling gabah. Pemisahan ruang produksi dan gudang dimaksudkan agar memberi kenyamanan bagi konsumen yang berkunjung, sehingga tidak menimbulkan kesan kotor di semua bagian tempat penggilingan. Kantor sekaligus ruang jaga berfungsi untuk melayani kebutuhan, keluhan, saran dan tanggapan dari konsumen serta sebagai tempat untuk pengurusan administrasi keuangan, sedangkan gudang

63

berfungsi untuk tempat penyimpanan gabah yang akan digiling dan beras yang akan disalurkan.

b. Mesin Penggilingan dan Mesin Diesel

Informasi yang didapat dari Toko Rama Jaya Teknik yang merupakan salah satu toko mesin pertanian di Kota Bogor, mesin penggilingan yang baik digunakan untuk penggilingan padi kecil adalah LM 24 dan ICHI N-50. Mulanya penggilingan padi Kelompok Tani Hurip akan menggunakan mesin dengan model otomatis dengan merk SATAKE, namun terdapat kesulitan dalam pengadaan spare parts dan perbaikan bila timbul kerusakan.

Mesin penggilingan yang akan digunakan yaitu mesin pemecah gabah dengan model LM 24, dan mesin pemutih dengan model ICHI N-50, mesin ini berkapasitas 4 ton/hari. Mesin diesel yang akan digunakan yaitu mesin diesel dengan merek Yanmar. Total pembelian mesin penggilingan lengkap adalah Rp. 12.000.000,00

Lokasi dan Tata Letak

Lokasi tempat pendirian penggilingan gabah ditetapkan berdasarkan pertimbangan yang mendalam. Lokasi tapak yang akan berada pada lahan anggota Kelompok Tani Hurip di Dusun II. Hal ini dimaksudkan agar tidak ada sengketa atas lahan di lokasi tapak penggilingan. Berdasarkan wawancara dengan tokoh desa dan pertimbangan aspek lingkungan dan dampak usaha, maka Kelompok Tani Hurip menetapkan akan mendirikan penggilingan gabah di Carangpulang Lebak. Layout atau tata letak yang akan dibuat oleh Kelompok Tani Hurip dalam pendirian penggilingan gabah dapat dilihat pada Gambar 7.

Proses Produksi dan Quality Control. Proses Produksi

Proses produksi pada penggilingan gabah Kelompok Tani Hurip meliputi dua tipe. Tipe yang pertama adalah konsumen hanya

64

menggunakan jasa giling saja, tidak menggunakan jasa yang lain yang terdapat di penggilingan. Konsumen yang telah melakukan pengeringan dan membawa gabah kering giling yang siap untuk digiling ke tempat penggilingan. Tipe yang kedua, yaitu konsumen menggunakan berbagai jasa yang terdapat di penggilingan, seperti jasa jemur, jasa simpan, dan jasa giling. Proses dari pemanenan hingga menjadi beras diserahkan kepada penggilingan. Proses produksi tersebut diawali setelah panen, pasca panen padi dijemur di tempat penjemuran penggilingan. Setelah dijemur gabah yang sudah kering giling disimpan di gudang. Kemudian penggilingan gabah menggiling gabah tersebut sesuai dengan permintaan dari konsumen.

Gambar 7. Tataletak Penggilingan Gabah Kelompok Tani Hurip R. PRODUKSI

GUDANG

W C KAN TOR + R. JAG A 15 m 7 m DENAH LAMPORAN 3 m 9 m 1,5 m 1,5 m 215 m²

65

Kegiatan operasional penggilingan padi adalah sebagai berikut: a. Penjemuran.

Penjemuran merupakan kegiatan yang harus sejak awal diperhatikan karena kualitas jemur yang bagus sangat mempengaruhi mutu beras yang dihasilkan serta berapa lama bisa disimpan. Penjemuran harus langsung dilakukan pada saat hari pertama panen atau paling lambat dua hari setelah panen, hal itu untuk menghindari penyimpanan padi yang masih basah karena akan mengurangi kualitas padi sendiri.

b. Penyimpanan

Setelah gabah benar-benar sudah kering dengan kualitas simpan, gabah bisa masuk ke gudang penyimpanan. Gudang penyimpanan digunakan untuk menyimpan gabah kering giling dan beras, sehingga tempat ini harus memiliki sirkulasi udara yang bagus sehingga gabah bisa bertahan pada standar gabah kering simpan yang normal, sehingga padi tidak cepat rusak. Tahap-tahap proses produksi mulai dari pengadaan barang sampai pengemasan barang. Siklus produksi diperkirakan satu minggu. Hasil akhir proses produksi adalah beras.

Gabah

Beras

Gambar 8. Skema Proses Produksi

Penimbangan Gabah

Pengeringan Penyimpanan Penggilingan

Pengemasan Pengangkutan

Pemasaran

stop lanjut

66

Kendala-kendala yang dihadapi oleh Penggilingan Hurip Jaya dalam memasarkan produk utama nya antara lain:

1. Jasa Giling; mutu giling penggilingan gabah yang ada di daerah ini sudah cukup baik, namun tidak ada pengukuran kadar air gabah dari penggilingan tersebut sehingga berpotensi terjadi susut yang lebih besar dari yang seharusnya. Penggilingan gabah di Carangpulang Kidul menggunakan satuan liter untuk menentukan harga ongkos giling, hal ini tidak disukai masyarakat karena masyarakat lebih menyukai pengukuran menggunakan satuan kilogram. Untuk mengatasi masalah mutu dan harga yang tidak mampu bersaing, penggilingan berusaha memiliki mesin penggilingan yang outputnya bisa terjaga kualitas beras hasil gilingnya, memiliki alat tester kadar air untuk mengukur kadar air gabah, memiliki timbangan kilogram dan memberi penawaran upah giling yang mampu bersaing dengan penggilingan lain di daerah ini.

2. Beras kemasan; Bahan baku gabah untuk produksi beras kemasan harus ada sepanjang waktu, sedangkan tujuan mayoritas dari masyarakat Desa Cikarawang dalam menanam padi ialah untuk dikonsumsi sendiri, tidak untuk dijual. Oleh karena itu penggilingan harus mencari bahan baku gabah dari masyarakat yang ingin manjual gabahnya atau dari luar Desa Cikarawang.

3. Bekatul atau dedak; pembelinya sedikit karena anggota Kelompok Tani Hurip yang memiliki ternak dengan tujuan komersial masih sedikit. Untuk mengatasi masalah ini penggilingan gabah akan bekerja sama dengan pengusaha ternak yang ada di Desa Cikarawang

Quality Control

Kualitas produk ditentukan oleh jumlah beras yang dihasilkan (rendemen) atau rendahnya susut (loss) . Oleh karena itu, penggilingan gabah harus menyediakan sarana dan prasarana untuk memantau mutu dan pengelola penggilingan gabah harus memiliki kesadaran mutu.

67

Standar atau ketentuan mutu produk yang dikehendaki oleh konsumen harus dibuat. Diperlukan adanya pemeriksaan mutu gabah saat pembelian, sehingga pengelola penggilingan dapat memetapkan perlakukan terhadap gabah untuk dijemur, disimpan dan digiling secara benar.

Beras yang baik dan susut yang rendah, dihasilkan dari baiknya penanganan pascapanen yang dilakukan baik oleh petani maupun oleh penggilingan. Tahapan kegiatan penanganan pascapanen padi yang dilakukan oleh petani dimulai dengan penentuan waktu panen padi pada hamparan sawah. Tahapan kegiatan penanganan pascapanen padi secara keseluruhan meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut: pemanenan, pengumpulan, perontokan, pengangkutan, pengeringan, penyimpanan, dan penggilingan.

Gambar 9. Tahapan proses kegiatan penanganan pascapanen (Hasbullah, 2007) Pemanenan GKP, KA 25% Pengangkutan Pengeringan Pembersihan Kering giling GKG, KA 14 % Kering simpan GKS, KA 18% Penggilingan Penyimpanan Pengumpulan Perontokan Ani-ani, sabit Terpal Digebot Terpal

Karung Karung, gerobak

68

Sarana dan Prasarana untuk Menghasilkan Pelayanan Berkualitas

Penggunaan Terpal

Penjemuran pada lapisan semen yang dilakukan dengan ketebalan kurang dari 1 cm dapat mengakibatkan persentase beras pecah lebih dari 70 persen dengan rendemen giling yang rendah. Penggunaan terpal diperlukan sebagai alas untuk penjemuran dan untuk menutupi atau melindungi dari guyuran air hujan. Penggunaan alas terpal selama perontokan bertujuan agar gabah yang sudah dirontokkan mudah untuk dikumpulkan kembali.

Fungsi terpal dalam penanganan pascapanen padi antara lain: (1) mengurangi atau menekan kehilangan butiran gabah pada saat perontokan dan pengeringan, (2) sebagai dinding dan alas dalam upaya mencegah bercampurnya kotoran dengan gabah, (3) memudahkan pengumpulan gabah dan sebagai penutup gabah pada waktu hujan turun, (4) untuk menghasilkan penyebaran panas yang merata pada saat penjemuran/pengeringan.

Keuntungan penggunaan terpal dalam penanganan pascapanen padi adalah: (1) memudahkan penyelamatan gabah bila dalam masa penjemuran/pengeringan hujan turun secara tiba-tiba, misalnya dengan cara memasang tali pengikat untuk memudahkan menggulung terpal/lembaran plastik kemudian menutup/melindungi gabah dari hujan dengan cepat, (2) memudahkan pengumpulan untuk pengarungan gabah pada akhir perontokan dan penjemuran, (3) dapat mengurangi tenaga kerja buruh tani di lapangan.

Spesifikasi terpal yang akan disediakan oleh penggilingan Kelompok Tani Hurip adalah sebagai berikut:

1. Terbuat dari bahan plastik single layer berukuran 8 m x 8 m, ada jahitan pinggir dengan diberi lubang yang dilengkapi dengan ring besi di bagian sudut dengan interval 2 m sehingga terdapat lebih kurang 16 lubang.

69

Penggunaan Gudang

Penyimpanan merupakan bagian yang penting dalam penanganan pascapanen padi. Biji-bijian termasuk padi sangat rentan terhadap kerusakan selama penyimpanan, apalagi jika sistem penyimpanan yang diterapkan kurang atau tidak memenuhi persyaratan penyimpanan yang baik.

Selama penyimpanan proses perubahan biokimia dan serangan agen-agen perusak dapat menyebabkan susut dan menghasilkan metabolit yang berbahaya bagi kesehatan. Oleh karena itu, perlu dilakukan penyimpanan yang baik dan benar. Dalam hal ini perlu dilakukan kontrol terhadap faktor-faktor lingkungan yang berperan dalam penyimpanan serta kontrol terhadap agen-agen yang dapat menimbulkan kerugian.

Banyak faktor yang berperan dalam penyimpanan pangan. Faktor-faktor tersebut adalah (1) lingkungan (suhu, kelembaban, nisbi, komposisi atmosfir), (2) sifat dan karakteristik bahan (kadar air), (3) tindakan penanganan bahan sebelum disimpan (cara dan waktu panen, pembersihan bahan), dan (4) agen atau hama perusak (mikroorganisme, serangga hama pascapanen, rodenta, dan binatang vertebrata lainnya seperti burung).

Penyimpanan yang akan diterapkan oleh Penggilingan Hurip Jaya menggunakan teknik karungan. Penyimpanan dengan sistem karungan mempunyai beberapa keuntungan antara lain : fleksibel, modal investasi relatif kecil, biaya bongkar muat lebih murah, tidak terjadi migrasi uap, penanganan secara semi mekanis dan pemeriksaannya lebih mudah. Namun, demikian terdapat beberapa kelemahan antara lain: modal investasi mahal, biaya fumigasi relatif mahal, serangan hama sulit dikendalikan (serangga, tikus, burung), suhu dan kelembaban sukar dikendalikan.

Pada sistem karungan, gabah / beras yang akan disimpan dimasukkan ke dalam karung goni dan ditumpuk pada landasan yang terbuat dari kayu. Sekelompok tumpukan karung goni yang terdiri dari

70

beberapa lapisan/tumpukan disebut ”staple”. Susunan tiap-tiap lapisan dapat berupa sistem lima karung dan delapan karung seperti dapat dilihat pada Gambar 10. (Hasbullah, 2007)

Tumpukan ke-1 Tumpukan ke-2

Gambar 10 . Cara penumpukan kunci lima dalam penyimpanan sistem karung. (Hasbullah, 2007)

Rencana Produksi

Rencana produksi Penggilingan Hurip Jaya, meliputi dua produk utama dan produk sertaan yang menghasilkan nilai jual yaitu jasa giling, beras, dan dedak. Pada tahun pertama penggilingan menetapkan akan mampu menggiling sebanyak 400 ton GKG atau setengah dari peluang pasar yang ada, tahun berikutnya penggilingan menaikkan produksi sebanyak lima persen. Kenaikan ini direncanakan karena pada tahun pertama operasi, penggilingan menetapkan produksi yang minim dan tidak mengambil semua peluang pasar yang ada. Kenaikan ini diprediksi karena promosi akan dilakukan, baik itu di Desa Cikarawang, maupun Situgede. Pada tahun terakhir periode analisis (tahun 2017), penggilingan menetapkan akan mampu menggiling sebanyak 620,5 ton GKG.

Produksi beras pada tahun pertama operasi yaitu dengan menghasilkan 2528 kg beras dari pembelian 4 ton GKG, tahun berikutnya penggilingan membeli 5 ton, 6 ton, 7 ton, dan 8 ton gabah kering giling. Pada periode analisis tahun ke enam hingga ke sepuluh. Penggilingan akan meningkatkan produksi beras, dengan melakukan pembelian sebanyak 20 ton gabah kering giling, maka beras yang akan dihasilkan yaitu sebanyak 12,64 ton beras.

71

Produksi dedak yang dihitung dari hasil sertaan dalam menggiling padi, yaitu didapat dari 10 % gabah kering giling. Perhitungan dedak hanya dihitung dari GKG yang digiling dari proses jasa giling, belum ditambah dari hasil proses pembuatan beras. Rencana produksi untuk ketiga jenis produk tersebut dapat dilihat pada Lampiran 8.

Dokumen terkait