Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
serta hidayah-Nya, sehingga pelaksanaan penelitian pemanfaatan decision tree dalam
menyelesaikan Skripsi “Aplikasi Pembetulan Harokat Akhir Kata dalam Kalimat Bahasa Arab
Menggunakan Decision Tree Berbasis Mobile” dapat dilaksanakan dengan lancar, sehingga
laporan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Adapun tujuan daripada pembuatan laporan Skripsi ini adalah untuk menambah wawasan,
kreatifitas, ilmu pengetahuan mahasiswa dan untuk mempelajari lebih dalam lagi tentang
pemanfaatan generate rule dengan menggunakan decisions tree pada sebuah aplikasi pembetulan
harokat akhir kalimat bahsa arab yang berbasis mobile.
Penulis menyadari bahwa laporan Skripsi ini jauh untuk dikatakan sempurna baik isi
maupun penyajiannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun bagi perbaikan laporan di masa yang akan datang.
Akhir kata semoga laporan Skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang
berkepentingan .
Surabaya, 14 Juni 2011
Laporan ini dapat terselesaikan tidak lepas dari bimbingan, pengarahan, serta bantuan
dan dukungan baik bersifat material maupun spiritual dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
penulis tidak lupa untuk menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang terkait, antara lain :
1. Keluarga saya, Ibu, Kakek, Nenek, Paman dan juga Sepupu-Sepupu saya yang selalu
memberikan dukungan serta doa untuk saya.
2. Bapak Ir. Sutiyono, MT selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran”
Jawa Timur.
3. Bapak Basuki Rachmat, S.Si, M.T selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika UPN
“Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak Nur Cahyo Wibowo, S.Kom, M.Kom dan Ibu Fetty Tri Anggraeny, S.Kom
selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan
laporan Skripsi ini.
5. Bapak Yusron Rizal, S.T., M.T. selaku Dosen Penguji Skripsi
6. Ibu Elvi Fatma, S.Kom, M.M. selaku Dosen Penguji Skripsi
7. Bapak Crystia Aji Putra, S.Kom selaku Dosen Penguji Skripsi
8. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Teknik Informatika yang telah memberikan bekal ilmu
pengetahuan.
9. Bapak Mujib, Bapak Budi, dan rekan – rekan kerja di PT.DSM atas dukungan dalam
penyelesaian skripsi ini.
disebutkan satu persatu, serta Tia dan Fika yang telah banyak memberikan dukungan,
bantuan, serta doa dalam menyelesaikan Skripsi ini.
Penyusun : Chanif
ABSTRAK
Ilmu Nahwu adalah ilmu yang mempelajari tentang jabatan kata dalam kalimat dan harakat akhirnya, baik secara i’rab (berubah) atau bina’ (tetap). Dan Tashrif secara bahasa berarti merubah, secara istilah memindah hukum asal dari satu lafadz ke beberapa contoh lafadz yang berbeda-beda karena beberapa makna yang diinginkan.
Berdasar dari fenomena pengharokatan yang masih menjadi permasalahan hingga saat ini dan dampaknya yang begitu besar, serta di lain sisi perkembangan teknologi yang kian canggih, penulis berupaya menyusun penelitian tentang pembetulan harokat akhir kata dalam kalimat bahasa Arab ini menggunakan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) yang berfokus pada pemanfaatan Decision Tree.
Pada akhirnya ujicoba pembetulan harokat dengan menggunakan decision treeini mampu menghasilkanpembetulan yang benar walaupun masih terdapat beberapa kesalahan pada hasil akhirnya, dan berharap nantinya memudahkan siapa pun yang ingin mengetahui harokat akhir suatu kata dalam kalimat bahasa Arab
1.1. Latar Belakang
Semangat keislaman yang mulai tumbuh dalam diri umat islam telah mendorong mereka untuk memahami ajaran agama lebih mendalam. Kedudukan istimewa yang dimiliki oleh bahasa Arab diantara bahasa-bahasa yang lain di dunia adalah karena ia berfungsi sebagai bahasa Alquran dan Hadist serta kitab-kitab lainnya. Itulah sebabnya, disebutkan bahwa dari Ibnu Abbas dengan riwayat Muslim, Rasulullah bersabda,
“Cintailah bahasa Arab karena tiga hal, yaitu bahwa saya adalah orang Arab, bahwa Alquran adalah bahasa Arab, dan bahasa penghuni surga di dalam surga adalah bahasa Arab.” (HR. Al-Muslim)
huruf terakhir pada suatu kata dalam sebuah kalimat inilah yang sering dibicarakan bahkan diperdebatkan oleh orang-orang yang sedang belajar bahasa Arab. Pengharokatan pada huruf akhir ini dipengaruhi oleh beberapa keadaan yakni kedudukan kata tersebut dalam sebuah kalimat dan pengaruh dari kata sebelum dan sesudahnya.
Secara definisi Ilmu Nahwu adalah ilmu yang mempelajari tentang jabatan kata dalam kalimat dan harakat akhirnya, baik secara i’rab (berubah) atau bina’ (tetap). Dan Tashrif secara bahasa berarti merubah, secara istilah memindah hukum asal dari satu lafadz ke beberapa contoh lafadz yang berbeda-beda karena beberapa makna yang diinginkan.
Berdasar dari fenomena pengharokatan yang masih menjadi permasalahan hingga saat ini dan dampaknya yang begitu besar, serta di lain sisi perkembangan teknologi yang kian canggih, penulis berupaya menyusun penelitian tentang pembetulan harokat akhir kata dalam kalimat bahasa Arab ini menggunakan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) yang berfokus pada pemanfaatan Decision Tree.
1.2. Rumusan Masalah
Masalah pembetulan harokat akhir kata dalam kalimat bahasa Arab menggunakan decision tree dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana pembetulan harokat akhir kata dalam kalimat bahasa Arab menggunakan rule hasil dari generate data dengan menggunakan decision tree pada sebuah aplikasi berbasis mobile.
1.3. Batasan Masalah
Pada aplikasi pembetulan harokat akhir kata dalam kalimat sederhana bahasa Arab menggunakan algoritama generate rule dengan decision tree ini diberikan beberapa batasan permasalahan, batasan – batasan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Kalimat masukan berupa kalimat sederhana bahasa Arab berharokat.
a. Pembetulan harokat hanya meliputi huruf terakhir pada kata yang mu’rob (bisa berubah) dalam sebuah kalimat bahasa Arab.
b. Kaidah nahwu yang digunakan terbatas pada kaidah-kaidah dasar.
c. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah Java 2 Platform, Micro Edition
1.4. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk membuat suatu implementasi dan pengujian generate rule dengan lagoritma decision tree dengan masukan berupa kalimat bahasa Arab berharokat. Sistem ini akan menghasilkan kalimat bahasa Arab yang telah mengalami pembetulan pada harokat akhir kata, dan berharap penelitian ini dapat menghasilkan ilmu yang bermanfaat bagi semuanya.
1.5. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai langkah awal untuk membangun sistem pembetulan harokat yang menyeluruh, yang bisa diaplikasikan pada kalimat-kalimat bahasa Arab yang lebih kompleks. Dengan penyesuaian tertentu, metode yang digunakan mungkin dapat juga dimanfaatkan untuk sistem deteksi objek secara umum yang tidak hanya terbatas pada kalimat bahasa Arab, misalnya kalimat bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Dari hasil penelitian ini juga diharapkan dapat diperoleh pemahaman yang lebih baik terhadap decision tree.
1.6. Metodologi Penelitian
a. Fase Analisis
Fase ini menganalisis setiap permasalahan yang akan dihadapi dalam pembangunan sistem ini, yang meliputi :
Identifikasi Masalah
Mengenali setiap kelemahan dan kelebihan yang ada pada system.
Analisis Masalah
Setiap masalah yang telah dikenali kemudian dianalisis menjadi sebuah pemahaman untuk menentukan setiap detial sistem yang akan dibangun.
Analisis Kebutuhan
Setiap kebutuhan yang diperlukan oleh sistem ini dianalisis dalam tahap ini, agar nantinya sistem mampu berjalan sesuai yang diharapkan.
Analisis Literatur
Studi ini dilakukan dengan cara mencari referensi yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.
b. Fase Desain
Fase ini mambahas setiap desain yang ada pada sistem , yaitu: Arsitektur Sistem
Desain Output
Output yang akan dihasilkan oleh sistem berupa kalimat bahasa Arab berharokat.
Desain Input
Format input yang akan diiputkan oleh user ditentukan pada tahap ini.
Desain Proses
Alur kinerja sistem selama proses dijabarkan sekilas pada tahap ini.
Desain Interface
Format desain tampilan interface.
c. Fase Implementasi
Fase ini membahas implementasi dari sistem yang telah dirancang dan didesain sebelumnya, antara lain :
Penyiapan Training Data Set
Menyiapkan training data set yang akan digunakan untuk proses pembelajaran dari sistem. Data berupa contoh-contoh kalimat bahasa Arab.
Perancangan dan Pembuatan Program
Pelatihan Sistem
Melakukan pelatihan pada sistem dengan training data set yang telah disiapkan sebelumnya.
Fase Uji coba
Sistem ini akan diuji coba menggunakan kalimat bahasa Arab.
Pembuatan Laporan
Membuat laporan tertulis mengenai Tugas Akhir ini.
1.7. Sistematika Penulisan
Sistematika Pembahasan Penulisan Skripsi ini nantinya tersusun atas beberapa sistematis penulisan, yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
Berisi latar belakang yang menjelaskan tentang pentingnya penelitian Tugas Akhir yang dilakukan rumusan masalah, tujuan, manfaat metodologi, dan sistematika penulisan yang digunakan dalam laporan Tugas Akhir ini.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
tree, Bahasa Pemrograman Java berbasis mobile.dan sekilas tentang Java 2 Micro Edition.
BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM
Bab ini menjelaskan tentang tata cara metode perancangan sistem yang digunakan untuk mengolah sumber data yang dibutuhkan sistem, antara lain: Flowchart dan, Diagram Blok.
BAB IV IMPLEMENTASI APLIKASI
Pada bab ini menjelaskan implementasi dari program yang telah dibuat meliputi lingkungan implementasi, implementasi proses dan implementasi antarmuka.
BAB V UJI COBA DAN EVALUASI
Pada bab ini menjelaskan tentang pelaksanaan uji coba dan evaluasi dari pelaksanaan uji coba dari program yang dibuat
BAB VI PENUTUP
sistem yang ada demi kesempurnaan sistem yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
2.1. Bahasa Arab
Bahasa Arab (اللغة العربية al-lughah al-‘Arabīyyah, atau
secara ringkas عربي‘Arabī) adalah salah satu bahasa Semitik Tengah,
yang termasuk dalam rumpun bahasa Semitik dan berkerabat dengan
bahasa Ibrani dan bahasa-bahasa Neo Arami. Bahasa Arab memiliki
lebih banyak penutur daripada bahasa-bahasa lainnya dalam rumpun
bahasa Semitik. Ia dituturkan oleh lebih dari 280 juta orang sebagai
bahasa pertama, yang mana sebagian besar tinggal di Timur Tengah
dan Afrika Utara.
Bahasa ini adalah bahasa resmi dari 25 negara, dan merupakan
bahasa peribadatan dalam agama Islam karena merupakan bahasa yang
dipakai oleh Al-Qur'an. Berdasarkan penyebaran geografisnya, bahasa
Arab percakapan memiliki banyak variasi (dialek), beberapa dialeknya
bahkan tidak dapat saling mengerti satu sama lain. Bahasa Arab
modern telah diklasifikasikan sebagai satu makrobahasa dengan 27
sub-bahasa dalam ISO 639-3. Bahasa Arab Baku (kadang-kadang
disebut Bahasa Arab Sastra) diajarkan secara luas di sekolah dan
universitas, serta digunakan di tempat kerja, pemerintahan, dan media
Bahasa Arab telah memberi banyak kosakata kepada bahasa
lain dari dunia Islam, sama seperti peranan Latin kepada kebanyakan
bahasa Eropa. Semasa Abad Pertengahan bahasa Arab juga merupakan
alat utama budaya, terutamanya dalam sains, matematik adan filsafah,
yang menyebabkan banyak bahasa Eropa turut meminjam banyak
kosakata dari bahasa Arab
2.1.1. Sejarah Bahasa Arab
Bahasa Arab termasuk rumpun bahasa Smit yaitu bahasa yang
dipakai bangsa-bangsa yang tinggal di sekitar Sungai Tigris dan Furat,
dataran Syria dan Jazirah Arabia (Timur Tengah) seperti bahasa
Finisia, Asyria, Ibrania, Arabia, Suryania, dan Babilonia. Dari sekian
banyak bahasa tersebut yang bertahan sampai sekarang adalah Ibrani.
Sebenarnya bahasa Arab timbul sejak beberapa abad sebelum Islam,
karena bukti peninggalan sastra Arab baru dapat dicatat hanya mulai
sejak dua abad sebelum Islam, sehingga pencatatan bahasa Arab
dimulai saat ini.
Bahasa Arab Baku berasal dari Bahasa Arab Klasik,
satu-satunya anggota rumpun bahasa Arab Utara Kuna yang saat ini masih
digunakan, sebagaimana terlihat dalam inskripsi peninggalan Arab
pra-Islam yang berasal dari abad ke-4. Bahasa Arab Klasik juga telah
menjadi bahasa kesusasteraan dan bahasa peribadatan Islam sejak lebih
Seperti dengan bahasa Eropa lain, banyak kata-kata Inggris
diserap dari bahasa Arab, selalunya melalui bahasa Eropa lainnya,
terutama dari Spanyol dan Italia, di antaranya kosakata harian seperti
"gula" (sukkar), "kapas" (qu n) atau "majalah" (makhzen). Kata-kata
lain yang sangat terkenal misalnya "aljabar", "alkohol" dan "zenith".
Pengaruh Arab telah menjadi paling mendalam di mana pada
negara yang dikuasai oleh Islam atau kuasa Islam. Arab adalah sumber
kosa kata utama untuk bahasa yang berbagai seperti bahasa Berber,
Kurdi, Persia, Swahili, Urdu, Hindi, Turki, Melayu, dan Indonesia,
baik juga seperti bahasa lain di negara di mana bahasa ini adalah
dituturkan. Contohnya perkataan Arab untuk buku /kita:b/ digunakan
dalam semua bahasa yang disenaraikan, selain dari Melayu dan
Indonesia. (Anonym, http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Arab)
2.1.2. Karakteristik Bahasa Arab
Ada beberapa hal yang menjadi ciri khas bahasa Arab yang
merupakan kelebihan yang tidak terdapat pada bahasa lainnya,
diantaranya adalah :
a. Jumlah abjad yang sebanyak 28 huruf dengan makharijul
huruf (tempat keluarnya huruf) yang tidak ada pada
Tabel 2.1 Abjad Huruf Hijaiyah
Huruf Pengucapan Internasiaonal
Lanjutan Tabel 2.1 Abjad Huruf Hijaiyah
ك kaf Kāf
ل lam Lām
م mim Mīm
ن nun Nūn
ha hā
و wau Wāw
ي ya yā
b. I’rab, yakni sesuatu yang mewajibkan keberadaan akhir
kata pada keadaan tertentu, baik itu rafa’, nashab, jazm,
dan jar yang terdapat pada isim (kata benda) dan juga
fi’il (kata kerja).
c. Ilmu Arudl (ilmu notasi syi’ir) yang mana dengan ilmu
ini menjadikan syi’ir berkembang dengan perkembangan
yang sempurna.
d. Bahasa Ammiyah dan Fush-ha, ‘Ammiyah dipergunakan
dalam interaksi jual beli atau komunikasi dalam situasi
tidak formal sedang fush-ha adalah bahasa sastra dan
pembelajaran, bahasa resmi yang dipergunakan dalam
percetakan.
e. Adanya huruf “dhad” yang tidak ada pada bahasa yang
f. Kata kerja dan grammatikal yang digunakan selalu
berubah sesuai dengan subjek yang berrhubungan dengan
kata kerja tersebut.
g. Tidak adanya kata yang bersyakal dengan syakal yang
sulit dibaca, seperti “fi-u-la”.
h. Tidak adanya kata yang mempertemukan dua huruf mati
secara langsung.
i. Sedikit sekali kata-kata yang terdiri dari dua huruf
(al-alfadz al al tsuna’iyyah).
j. Tidak adanya 4 huruf yang berharokat secara terus
menerus, disamping aspek-aspek lain yang termasuk
dalam ranah deep structure (al-bina’ al-dahily) baik segi
metafora, fonologi, kamus.
Aspek –aspek yang menjadi nilai lebih Bahasa Arab di atas
dalam waktu yang sama akan mungkin menjadi kendala bagi
pembelajarannya, dikarenakan taraf kerumitan yang mendorong
munculnya kesulitan-kesulitan dalam proses belajar dan
pembelajarannya.
2.1.3. Urgensi Mempelajari Bahasa Arab
Bahasa Arab adalah bahasa Agama Islam dan bahasa
Al-Qur’an, seseorang tidak akan dapat memahami kitab dan sunnah
kecuali dengan bahasa Arab. Menyepelekan dan menggampangkan
Bahasa Arab akan mengakibatkan lemah dalam memahami agama
serta jahil terhadap permasalahan agama.
Kedudukan istimewa yang dimiliki oleh bahasa Arab diantara
bahasa-bahasa yang lain di dunia adalah karena ia berfungsi sebagai
bahasa Alquran dan Hadis serta kitab-kitab lainnya. Itulah sebabnya,
maka di dalam kitab Faid al-Qadir Syarh al-Jami’ al-sagir susunan
Al-Manawi (1976:178) disebutkan bahwa dari Ibnu Abbas dengan
riwayat Muslim, Rasulullah bersabda:
“Cintailah bahasa Arab karena tiga hal, yaitu bahwa saya
adalah orang Arab, bahwa Alquran adalah bahasa Arab, dan bahasa
penghuni surga di dalam surga adalah bahasa Arab”. (HR.
Al-Muslim).
2.1.4. Ilmu Nahwu dan Ilmu Shorof
Secara definisi Ilmu Nahwu adalah ilmu yang mempelajari
tentang jabatan kata dalam kalimat dan harakat akhirnya, baik secara
i’rab (berubah) atau bina’ (tetap). Ilmu nahwu ini mengkaji tiga hal
yaitu huruf, kata dan kalimat (Gambar 2.1).
Termasuk didalamnya adalah pembahasan shorof. Karena Ilmu
Shorof bagian dari Ilmu Nahwu, yang ditekankan kepada pembahasan
inginkan. Faidahnya antara lain ialah mengetahui makna dari suatu
kalimat.
Gambar 2.1 Skema Ilmu nahwu
Keterangan :
o adalah huruf-huruf hijaiyah, yang
terdiri dari ا , ب , ت , ... dan seterusnya.
o (Kalimah) adalah ucapan yang berdiri
sendiri (dalam bahasa Indonesia disebut kata),
kalimah itu ada tiga yaitu :
Isim adalah kata benda
Fi’il adalah kata kerja
o (Jumlah) adalah susunan yang terdiri dari
beberapa kalimah yang telah sempurna dan di
dalam kaidah nahwunya telah memberikan dengan
suatu hukum (dalam bahasa Indonesia disebut
kalimat).
Jadi secara garis besar, pembahasan Nahwu mencakup
pembahasan tentang bentuk kata dan keadannya ketika belum tersusun
(mufrod) , semisal bentuk Isim Fa’il mengikuti wazan فاعل, Isim
Tafdhil mengikuti wazan أفعل, berikut keadaan-keadaannya semisal
cara mentatsniyahkan, menjamakkan, mentashghirkan dll. Juga
pembahasan keadaan kata ketika sudah tersusun (murokkab) semisal
rofa’nya kalimah isim ketika menjadi fa’il, atau memu’annatskan
kalimah fi’il jika sebelumnya menunjukkan Mu’annats dll.
2.1.4.1. Isim (Kata Benda)
Secara harfiah, Isim berarti kata benda. Sedangkan menurut
istilah, isim adalah semua jenis kata benda, atau segala sesuatu yang
dikategorikan kata benda, baik benda mati maupun benda hidup, tanpa
ada kaitannya dengan waktu. (Rusdianto, Ustad. 2010)
a. Isim ditinjau dari jenisnya
Ditinjau dari jenisnya, Isim dikelompokkan ke dalam dua
Isim Mudzakar
Isim Mudzakar adalah kata yang menunjukkan gender
laki – laki, baik manusia, hewan, ataupun benda mati
yang dikategorikan sebagai mudzakar.
Isim Muannast
Isim Muannast adalah kata yang menunjukkan gender
perempuan, baik manusia, hewan, ataupun benda mati
yang dikategorikan sebagai muannast.
b. Isim ditinjau dari bilangannya
Ditinjau jumlah bilangannya, isim (kata benda) dibagi menjadi
tiga, yaitu :
Isim Mufrad
Isim mufrad adalah kata benda yang menunjukkan arti
tunggal, atau jumlah bendanya satu, baik mudzakar atau
muannast.
Isim Mutsanna
Isim mutsanna adalah kata benda yang bilangan bendanya
berjumlah dua,baik mudzakar maupun muannast.
Isim Jamak
Isim jamak adalah kata benda yang jumlah bendanya
lebih dari dua, baik mudzakar maupun muannast.
bagian, yaitu jamak mudzakar salim, muannast salim, dan
jamak taksir.
c. Isim ditinjau dari kejelasan penunjukannya
Ditinjau dari segi jelas atau tidaknya makna yang dituju, isim
dikelompokkan ke dalam dua bagian yaitu :
Isim Nakirah
Isim nakirah adalah kata benda yang maknanya masih
umum, atau belum jelas kekhususannya. Secara
sederhana, isim nakirah adalah kata benda tak dikenal,
yang bias menerima awalan huruf alif dan lam.
Isim Makrifat
Isim makrifat adalah kata benda yang menunjukkan
makna benda tertentu atau sudah dapat dikenali
maknanya.
2.1.4.2. Fi’il (Kata Kerja)
Fi’il adalah kata yang menunjukkan arti pekerjaan, atau
peristiwa yang terjadi pada waktu tertentu, baik dimasa lampau,
sekarang atau yang akan datang. (Rusdianto, Ustad. 2010)
a. Fi’il ditinjau dari waktunya
Ditinjau dari segi waktu yang mengiringi terjadinya sebuah
Fi’il Madhi
Fi’il madhi adalah kata kerja yang digunakan untuk
menyatakan suatu perbuatan yang telah dikerjakan, atau
fi’il madhi merupakan kata kerja yang menunjukkan
aktivitas atau peristiwa yang telah terjadi pada masa
lampau.
Fi’il Mudhari’
Fi’il mudhari’ adalah kata kerja yang digunakan untuk
menyatakan suatu perbuatan yang sedang terjadi, ataupun
akan berlangsung. Dengan kata lain, fi’il mudhari’
merupakan kata kerja yang menunjukkan aktifitas atau
peristiwa yang sedang terjadi, atau yang akan
berlangsung.
Fi’il Am’ar
Fi’il am’ar adalah kata kerja yang digunakan untuk
memerintah orang kedua, baik laki – laki maupun
perempuan agar melakukan suatu pekerjaan. Fi’il amar
identik dengan istilah kata kerja perintah dalam bahasa
Indonesia.
b. Fi’il ditinjau dari jumlah huruf asalnya
Ditinjau dari jumlah huruf pembentuknya, fi’il dibagi menjadi
Fi’il Tsulatsi
Fi’il tsulatsi adalah kata kerja yang huruf asalnya
tersusun dari tiga huruf. Masing – masing huruf asal
tersebut biasa dikenal dengan sebutan fa’ fi’il, ‘ain fi’il,
dan lam fi’il.
Fi’il Ruba’i
Fi’il ruba’I adalah kata kerja yang huruf asalnya tersusun
dari empat huruf. Masing – masing huruf asal tersebut
biasa dikenal dengan sebutan fa’ fi’il, ‘ain fi’il, lam fi’il
pertamadan lam fi’il kedua.
c. Fi’il ditinjau dari subyeknya
Ditinjau dari segi subyek pelakunya, fi’il dibagi menjadi dua
bagian, yaitu :
Fi’il Ma’lum
Fi’il ma’lum adalah kata kerja yang disebutkan pelakunya
(fail-nya). Fi’il ma’lum dapat dikatakan kata kerja aktif di
dalam bahasa Indonesia.
Fi’il Majhul
Fi’il majhul adalah kata kerja yang tidak disebutkan
pelakunya, atau disebut juga dengan istilah kata kerja
pasif. Dalam fi’il majhul dikenal istilah naibul fa’il atau
d. Fi’il ditinjau dari objeknya
Ditinjau dari segi butuh tidaknya trehadap objek dalam susunan
kalimat, kata kerja dibedakan menjadi dua bagian, yaitu :
Fi’il Muta’addi
Fi’il muta’addi adalah kata kerja yang membutuhkan
objek, susunan kalimat yang menggunakan fi’il muta’addi
tidak hanya terdiri dari subyek, tetapi harus dilengkapi
pula dengan maf’ul bih (objek penderita). Dalam bahasa
Indonesia, fi’il muta’addi identic dengan istilah kata kerja
transitif.
Fi’il Lazim
Fi’il lazim adalah kata kerja yang tidak membutuhkan
objek, kata kerja tersebut hanya membutuhkan subyek,
sehingga dalam susunan kalimatnya hanya terdiri atas
subjek dan predikat. Dalam bahasa Indonesia fi’il lazim
hamper sama degan istilah kata kerja intransitive.
e. Fi’il ditinjau dari jenis huruf asalnya
Ditinjau dari segi jenis huruf asalnya, kata kerja dibedakan
menjadi dua bagian besar yaitu :
Fi’il Shahih
Fi’il shahih adalah kata kerja yang semua huruf asalnya
Fi’il Mu’tal
Fi’il mu’tal adalah kata kerja yang salah satu huruf
asalnya berupa huruf ‘illat.
2.1.4.3. Huruf (Kata Bantu)
Huruf adalah kata yang tidak memiliki arti sempurna sebelum
dihubungkan atau digabung dengan kata lainnya. Huruf berfungsi
sebagai penghubung kata benda dengan kata benda, ataupun kata kerja
dengan kata kerja. (Rusdianto, Ustad. 2010)
a. Huruf yang terhubung dengan kata benda
Huruf yang terhubung dengan kata benda dibagi menjadi enam
jenis, yaitu ;
Huruf Jarr
Inna dan saudari – saudarinya Huruf Nida’
Huruf Istitsna Wawu Ma’iyah
Lam Ibtida’
b. Huruf yang terhubung dengan kata kerja
Huruf yang terhubung dengan kata benda dibagi menjadi lima
Huruf Nashab Huruf Jazm
Ma dan La Nafi Qad
Sin dan Saufa
c. Huruf yang terhubung dengan kata kerja dan kata benda
Terdapat empat jenis huruf yang dapat disandind dengan kata
kerja maupun kata benda, yaitu :
Huruf Athaf Huruf Istifham Wawu Hal In Nafi
2.1.4.4. Kalam dan Unsurnya
Dalam bahasa Arab kalam merupakan lafadz yang tersusun dan
dapat memberi kefahaman kepada pendengar. Kalam itu paling sedikit
tersusun dari dua isim atau fi’il dan isim.
Kalimat adalah ucapan yang berdiri sendiri (dalam bahasa
Indonesia disebut kata). Dalam bahasa Arab kalimah terbagi menjadi
tiga, yaitu :
a. Isim (kata benda)
c. Huruf yang bermakna
Kalimat-kalimat (kata) dalam bahasa Arab baik isim, fi’il
maupun huruf, apabila sudah tersusun dalam pola-pola susunan
kalimah bahasa Arab maka kalimah tersebut pasti mempunyai :
a. Status, yaitu bina (mabni) atau I rob (mu’rob).
b. Tanda status.
Adapun pola susunan kalimah bahasa Arab banyak sekali,
adapun beberapa dari pola tersebut antara lain :
a. mutabda’ + khobar
b. fi’il + fail
c. inna + isim inna + khobar inna
d. kana + isim kana + khobar kana
e. fi’il + fail + maf’ul bih
f. fi’il + naibul fail
g. fi’il + fail + huruf jer + isim majrur
h. nida + munada
2.1.4.5. Pengenalan I’rob
Dalam bahasa Arab salah satu unsur penting untuk memahami
maksud dari teks atau sebuah tulisan adalah pahamnya pembaca akan
struktur teks tersebut, baik dari kedudukan maupun harokatnya. I’rab
padanya, baik perubahan itu secara lafzhi atau taqdiri. I’rab terbagi
menjadi empat, yaitu rafa’, nasha, jar, jazm. (Rusdianto, Ustad. 2010)
I’rab-I’rab tersebut yang bisa masuk pada isim hanya tiga, yaitu
rafa’, nashab, dan jer. Sedangkan I’rab jazam, tidak bisa masuk pada
isim. Adapun I’rab-I’rab yang bisa masuk pada fi’il juga ada tiga,
yaitu rafa’, nashab, dan jazam. Sedangkan I’rab Jer, tidak bisa masuk
pada fi’il.
2.1.4.6. Kalimat Sederhana dalam Bahasa Arab
Kalimat Sederhana adalah kalam yang mengungkapkan makna
satu kalimat yang masing-masing unsurnya adalah asli atau sempurna
satu lafadz. Kalimat sederhana dibagi menjadi dua macam :
a. Jumlah fi’iliyah
Jumlah atau kalimat yang tersusun anatara fi’il dan fail.
b. Jumlah isimiyah
Jumlah atau kalimat yang tersusun anatara isim dan isim.
2.2. Decision Tree
Di dalam kehidupan manusia sehari-hari, manusia selalu
dihadapkan oleh berbagai macam masalah dari berbagai macam
bidang. Masalah-masalah ini yang dihadapi oleh manusia tingkat
kesulitan dan kompleksitasnya sangat bervariasi, mulai dari yang
dengan masalah tersebut dan perlu diperhitungkan sampai dengan yang
sangat rumit dengan banyak sekali faktor-faktor / hal-hal yang turut
serta berkaitan dengan masalah tersebut dan perlu untuk
diperhitungkan.
Untuk menghadapi masalah-masalah ini, manusia mulai
mengembangkan sebuah sistem / cara yang dapat membantu manusia
agar dapat dengan mudah mampu untuk menyelesaikan
masalah-masalah tersebut. Adapun pohon keputusan ini adalah sebuah jawaban
akan sebuah sistem / cara yang manusia kembangkan untuk membantu
mencari dan membuat keputusan untuk masalah-masalah tersebut dan
dengan memperhitungkan berbagai macam factor yang ada di dalam
lingkup masalah tersebut. Dengan pohon keputusan, manusia dapat
dengan mudah melihat mengidentifikasi dan melihat hubungan antara
faktor-faktor yang mempengaruhi suatu masalah dan dapat mencari
penyelesaian terbaik dengan memperhitungkan faktor-faktor tersebut.
(Hartanto Wirawan, ST)
2.2.1. Pengertian Decision Tree (Pohon Keputusan)
Decision Tree (Pohon Keputusan) adalah pohon dimana setiap
cabangnya menunjukkan pilihan diantara sejumlah alternatif pilihan
yang ada, dan setiap daunnya menunjukkan keputusan yang dipilih.
sebuah root node (titik awal) yang dipakai oleh user untuk mengambil
tindakan. Dari node root ini, user memecahnya sesuai dengan
algoritma decision tree. Hasil akhirnya adalah sebuah decision tree
dengan setiap cabangnya menunjukkan kemungkinan sekenario dari
keputusan yang diambil serta hasilnya. (Irul. Sioju. 2010)
Contoh pemanfaatan decision tree :
Diagnosa beberapa penyakit seperti kanker, hipertensi,
stroke, dan penyakit lainnya.
Menentukan apakah dengan kondisi yang ada layak untuk
bermain tenis atau tidak.
Menentukan apakah sebuah investasi bisnis layak dilakukan
atau tidak.
Pemilihan pegawai teladan sesuai dengan kriteria yang
telah ditentukana sebelumnya.
Deteksi gangguan pada komputer atau pada sekumpulan di
jaringan computer.
Pemilihan produk seperti rumah, kendaraan ,elektonik dan
lain lain.
Secara struktural, pohon yang dalam analisis pemecahan
masalah pengambilan keputusan adalah pemetaan mengenai
masalah tersebut. Pohon tersebut juga memperlihatkan faktor-faktor
kemungkinan / probablitas yang akan mempengaruhi
alternatif-alternatif keputusan tersebut, disertai dengan estimasi hasil akhir yang
akan didapat bila kita mengambil alternatif keputusan tersebut.
Pohon keputusan juga dapat digunakan untuk
memperhitungkan analisa resiko dan tingkat utilitas yang ada pada
suatu alternatif pengambilan keputusan. Selain itu, pohon
keputusan juga dapat memperhitungkan nilai dari informasi
tambahan yang mungkin akan kita pergunakan dalam mengambil salah
satu dari alternatif keputusan yang ada di dalam pohon keputusan
tersebut.
Kemampuan untuk menganalisa alternatif pengambilan
keputusan yang ada dengan memperhitungkan faktor-faktor yang ada
termasuk analisa resiko dan analisa informasi yang ada serta mampu
memberikan estimasi hasil akhir dari suatu
alternatif pengambilan keputusan membuat pohon keputusan ini
sebuah support tool yang sangat berguna dalam memecahkan masalah
pengambilan keputusan.
2.2.2. Skema Decision Tree
Skema dan struktur pohon keputusan adalah suatu permodelan
Gambar 2.2 Skema decision tree
Berdasarkan teori graf, definisi pohon adalah “sebuah graf,
tak-berarah, terhubung, yang tidak mengandung sirkuit” Graf adalah suatu
representasi visual dari objek-objek diskrit yang dinyatakan dengan
noktah, bulatan, atau titik, serta hubungan yang ada antara objek-objek
tersebut. (Hartanto Wirawan, ST)
Decision tree adalah struktur flowchart yang menyerupai tree
(pohon), dimana setiap simpul internal menandakan suatu tes pada
atribut, setiap cabang merepresentasikan hasil tes, dan simpul daun
merepresentasikan kelas atau distribusi kelas. Alur pada decision tree
di telusuri dari simpul akar ke simpul daun yang memegang prediksi
kelas untuk contoh tersebut. Decision tree mudah untuk dikonversi ke
2.2.3. Konsep Decision Tree
Mengubah data menjadi sebuah pohon keputusan (Decision
Tree) dan aturan-aturan keputusan (rule) (Gambar 2.3).
Gambar 2.3 Konsep decision tree
Salah satu pemanfaatannya adalah, dengan menyusun sebuah
rule, kita dapat menentukan apakah seseorang mempunyai potensi
untuk menderita hipertensi atau tidak berdasarkan data usia , berat
badan dan jenis kelamin. (Irul. Sioju. 2010)
2.2.4. Konsep Data Dalam Decision Tree
Data dinyatakan dalam bentuk tabel dengan atribut dan record.
Atribut menyatakan suatu parameter yang dibuat sebagai kriteria dalam
pembentukan tree. Misalkan untuk menentukan main tenis, kriteria
yang diperhatikan adalah cuaca, angin dan temperatur. Salah satu
atribut merupakan atribut yang menyatakan data solusi per-item data
yang disebut dengan target atribut. Atribut memiliki nilai-nilai yang
dinamakan dengan instance. Misalkan atribut cuaca mempunyai
Agar lebih jelas, berikut diberikan contoh data langsung dalam
bentuk tabelnya (Gambar 2.4).
Gambar 2.4 Contoh konsep decision tree dalam data
Entropy bisa dikatakan sebagai kebutuhan bit untuk
menyatakan suatu kelas. Semakin kecil nilai entropy maka semakin
baik digunakan untuk mengekstraksi suatu kelas. Entropy(S) adalah
jumlah bit yang diperkirakan dibutuhkan untuk dapat mengekstrak
suatu kelas (+ atau -) dari sejumlah data acak pada ruang sample S.
Dimana S adalah ruang (data) sample yang digunakan untuk training.
P+ adalah jumlah yang bersolusi positif (mendukung) pada data
sample untuk kriteria tertentu. P- adalah jumlah yang bersolusi negatif
(tidak mendukung) pada data sample untuk kriteria tertentu. Dan
besarnya Entropy pada ruang sample S didefinisikan dengan:
Entropy ini selanjutnya juga digunakan untuk menentukan
atribut mana dari data yang ada yang akan dijadikan sebagai node root.
Agar lebih jelas dalam penggunaannya, selanjutnya akan diberikan
sebuah contoh penggunaan decision tree untuk menentukan penderita
hipertensi. Mulai dari tabelnya, penghitungan entropy untuk
menentukan root, pembentukan Decision Treenya sampai pembuatan
rules nya. (Irul. Sioju. 2010)
2.2.5. Manfaat Decision Tree
Manfaat utama dari penggunaan decision tree adalah
kemampuannya untuk mem-break down proses pengambilan
keputusan yang kompleks menjadi lebih simpel sehingga pengambil
keputusan akan lebih menginterpretasikan solusi dari permasalahan.
Decision tree juga berguna untuk mengeksplorasi data, menemukan
hubungan tersembunyi antara sejumlah calon variabel input dengan
sebuah variabel target. Pohon keputusan memadukan antara
eksplorasi data dan pemodelan, sehingga sangat bagus sebagai
langkah awal dalam proses pemodelan bahkan ketika dijadikan sebagai
model akhir dari beberapa teknik lain.
Sering terjadi tawar menawar antara keakuratan model dengan
misalnya sebuah perusahaan direct mail membuat sebuah model yang
akurat untuk memprediksi anggota mana yang berpotensi untuk
merespon permintaan, tanpa memperhatikan bagaimana atau mengapa
model tersebut bekerja.
2.2.6. Kelebihan Decision Tree
Beberapa Kelebihan dari penggunaan decision tree ini adalah :
a. Daerah pengambilan keputusan yang sbelumnya kompleks dan
sangat global, dapat diubah menjadi lebih simpel dan spesifik.
b. Eliminasi perhitungan-perhitungan yang tidak diperlukan,
karena ketika menggunakan metode decision tree maka sample
diuji hanya berdasarkan criteria atau kelas tertentu.
c. Fleksibel untuk memilih features dari internal nodes yang
berbeda, feature yang terpilih akan membedakan suatu criteria
dibandingkan criteria yang lain dalam node yang sama.
Kefleksibelan metode decision tree ini meningkatkan kualitas
keputusan yang dihasilkan jika dibandingkan ketika
menggunakan metode penghitungan satu tahap yang lebih
konvensional.
d. Dalam analisis multivariat, dengan kriteria dan kelas yang
jumlahnya sangat banyak, seorang penguji biasanya perlu untuk
mengestimasikan baik itu distribusi dimensi tinggi ataupun
decision tree dapat menghindari munculnya permasalahan ini
dengan menggunakan criteria yang jumlahnya lebih sedikit
pada setiap node internal tanpa banyak mengurangi kualitas
keputusan yang dihasilkan.
2.2.7. Kekurangan Decision Tree
Beberapa Kekurangan dari penggunaan algoritma decision tree
ini adalah :
a. Terjadi overlap terutama ketika kelas-kelas dan criteria yang
digunakan jumlahnya sangat banyak. Hal tersebut juga dapat
menyebabkan meningkatnya waktu pengambilan keputusan dan
jumlah memory yang diperlukan.
b. Pengakumulasian jumlah error dari setiap level dalam sebuah
pohon keputusan yang besar.
c. Kesulitan dalam mendesain decision tree yang optimal. Hasil
kualitas keputusan yang didapatkan dari metode decision tree
sangat tergantung pada bagaimana pohon tersebut didesain.
2.3. J2ME (Java 2 Platform Micro Edition)
J2ME (Java 2 Platform Micro Edition) adalah bagian dari
platform Java yang merupakan kumpulan dari Java API untuk
device dan pengembangan aplikasi-aplikasi mobile. Pada taraf
pengembangan aplikasi J2ME memiliki emulator yang dapat
dipergunakan untuk tes aplikasi pada komputer pengembang, sehingga
pengembang dapat lebih mudah melakukan coding, testing dan
debugging pada emulator yang terdapat di PC.
2.3.1. Pengenalan J2ME
J2ME adalah lingkungan pengembangan yang dirancang untuk
meletakan perangkat lunak Java pada barang elektronik beserta
perangkat pendukungnya. Pada J2ME, jika perangkat lunak berfungsi
baik pada sebuah perangkat, maka belum tentu juga berfungsi baik
pada perangkat yang lainnya.
J2ME membawa Java ke dunia informasi, komunikasi, dan
perangkat komputasi selain perangkat komputer desktop yang biasanya
lebih kecil dibandingkan perangkat komputer desktop. J2ME biasa
digunakan pada telepon selular, pager, personal digital assistants
(PDA) dan sejenisnya. (Rr. Artiana Krestianti. 2010)
J2ME adalah bagian dari J2SE, karena itu tidak semua librabry
yang ada pada J2SE dapat digunakan pada J2ME. Tetapi J2ME
mempunyai beberapa library khusus yang tidak dimiliki J2SE.
Gambar 2.5 Arsitektur J2ME
Program J2ME, seperti semua program JAVA adalah
diterjemahkan oleh VM. Program-program tersebut dikompile ke
dalam bytecode dan diterjemahkan denga Java Virtual
Machine(JVM).Ini berarti bahwa program-program tersebut tidak
berhubungan langsung dengan perangkat.
J2ME menyediakan suatu interface yang sesuai dengan
perangkat. Aplikasi-aplikasi tersebut tidak harus dikompile ulang
supaya mampu dijalankan pada mesin yang berbeda. Inti dari J2ME
terletak pada configuration dan profile-profile. Suatu configuration
menggambarkan lingkungan runtime dasar dari suatu sistem J2ME. Ia
menggambarkan core library, virtual machine, fitur keamanan dan
jaringan.
Teknologi J2ME juga memiliki beberapa keterbatasan,
perangkat (device) yang digunakan, bisa dari segi merek ponsel dan
dukungan terhadap teknologi J2ME. Misalnya, jika sebuah ponsel
tidak memiliki kamera, maka jelas J2ME pada ponsel tersebut tidak
dapat mengakses kamera. Keterbatasan lainnya adalah pada ukuran
aplikasi, karena memori pada ponsel sangat terbatas. Sebagian ponsel
tidak mengijin-kan aplikasi J2ME menulis pada file, karena alasan
keamanan.
Configuration merupakan Java Library minimum dan
kemampuan yang dimiliki oleh para pengembang J2ME, maksudnya
adalah sebuah moblile device dengan kemampuan Java akan
dioptimalkan agar sesuai. Configuration hanyalah mengatur hal-hal
tentang kesamaan sehingga dapat dijadikan ukuran kesesuaian antar
device. Misalnya sebuah lampu sepeda dapat digunakan oleh
berjenis-jenis sepeda. (Rr. Artiana Krestianti. 2010)
Dalam J2ME telah didefinisikan dua buah konfigurasi yaitu :
a. CLDC (Connected Limited Device Configuration) Untuk
perangkat kecil.
b. CDC (Connected Device Configuration) Untuk perangkat yang
lebih besar.
2.3.2. CLDC dan CDC
CLDC (Connected Limited Device Configuration) adalah
diimplementasikan pada J2ME, seperti yang digunakan pada telepon
selular, pager dan PDA. Perangkat tersebut sangat terbatas pada
memori, sumber daya dan kemampuan memproses.
Spesifikasi CLDC pada J2ME adalah spesifikasi minimal dari
package, kelas, dan sebagian fungsi JVM yang dikurangi agar dapat
diimplementasikan dengan keterbatasan sumber daya pada alat-alat
tersebut. JVM yang digunakan disebut KVM (Kilobyte Virtual
Machine).
CDC (Connected Device Configuration) merupakan komunitas
proses pada Java yang memiliki standardisasi. CDC terdiri dari virtual
machine dan library dasar untuk dipergunakan pada profile industri.
Implementasi CDC pada J2ME adalah source code yang menyediakan
sambungan dengan macam-macam platform. Perbandingan antara
CLDC dengan CDC Tabel 2.2. (Rr. Artiana Krestianti. 2010)
Tabel 2.2 Perbandingan CLDC dan CDC
CLDC CDC
Mengimplementasikan
sebagian fitur dari J2SE
Lanjutan Tabel 2.2 Perbandingan CLDC dan CDC
Digunakan pada handphone,
PDA, pager yang memiliki
memori terbatas (160-512 kb)
Digunakan pada Internet TV,
Nokia Communicator yang
memiliki memori minimal
2MB
Prosesor 16 / 32 bit Prosesor 32 bit
2.3.3. MIDP
Profile atau MIDP berbeda dengan configuration, profile
membahas sesuatu yang spesifik untuk sebuah perangkat. Sebagai
contoh misalnya, sebuah sepeda dengan merek tertentu tentu
mempunyai ciri spesifik dari sepeda lainnya.
Dalam J2ME terdapat dua buah profile yaitu MIDP (Mobile
Information Device Profile) dan Foundation Profile. Keterhubungan
antara configuration dan profile yang ada pada J2ME beserta jenis
mesin virtualnya dapat dilihat pada Gambar 2.6. (Rr. Artiana
Gambar 2.6 Konfigurasi dan profil J2ME
MIDP (Mobile Information Device Profile) adakal spesifikasi
untuk sebuah profil J2ME. MIDP memiliki lapisan di atas CLDC, API
tambahan untuk daur hidup aplikasi, antarmuka, jaringan, dan
penyimpanan persisten.
Pada saat ini terdapat MIDP 1.0 dan MIDP 2.0, fitur tambahan
pada MIDP 2.0 adalah terdapat API untuk multimedia, terdapat
dukungan memainkan tone, tone sequence, dan file WAV walaupun
tanpa adanya Mobile Media API (MMAPI).
Sebuah aplikasi dari MIDP disebut sebagai MIDlet.
Application Management Software (AMS) dari device ini akan
bergerak mengikuti method create, start, pause, dan destroy dalam
MIDlet. MIDlet dapat ditulis sekali dan dapat berjalan pada setiap
Gambar 2.7 CLDC wireless platform dan MIDP
MIDlet adalah bagian dari paket javax.microedition.midlet.
Sebuah MIDlet harus menjadi turunan dari class MIDlet. Ia dapat
meminta parameter-parameter yang dibutuhkan dari AMS seperti yang
telah didefinisikan pada application descriptor (JAD). Sebuah MIDlet
tidak memiliki (dan harus tidak memiliki) method main. Ia secara
otomatis akan dikenali oleh AMS dari starting point sebuah program.
(Anonym,
http://muhammadadri.net/wp-content/uploads/2008/05/jeni-slides-j2me-01-pengenalan-thdp-pembangunan-apl-mobille.pdf)
KVM (Kilobyte Virtual Machine) adalah paket JVM yang
dirancang untuk perangkat yang kecil. KVM mendukung sebagian dari
fitur-fitur JVM, tidak mendukung operasi floating-point dan finalisasi
objek. KVM diimplementasikan dengan menggunakan C, sehingga
sangat mudah beradaptasi pada tipe platform yang berbeda
CVM (C-Virtual Machine) adalah paket JVM yang digunakan
pada CDC. CVM mempunyai seluruh fitur-fitur dari virtual machine
yang dirancang untuk perangkat yang memerlukan fitur-fitur Java 2
Virtual Machine.
JAD digunakan untuk mendeskripsikan isi aplikasi untuk
keperluan pemetaan. File JAD bersisi deskripsi file JAR (Java
Archive) dan pemetaan atribut MIDlet, sedangkan file JAR berisi
kumpulan kelas dan resource.
OTA (Over The Air) mengacu pada beberapa teknologi
jaringan tanpa kabel. Dengan menggunakan OTA, provider MIDlet
dapat menginstal MIDlet pada web server dan menyediakan link untuk
3.1. Analisa Perancangan
Pada analisa perancangan terdapat beberapa proses perancangan
system, proses – proses tersebut yakni identifikasi masalah, analisis
masalah, analisis kebutuhan, analisis literatur.
3.1.1. Identifikasi Masalah
Masalah yang mungkin muncul dalam pembangunan sistem ini
adalah masalah encoding teks Arab dalam bahasa pemrograman Java
dan kerumitan proses representasi dari kaidah bahasa Arab ke logika
komputer. Untuk permasalahan pertama bisa diselesaikan dengan
mengkaji konsep penerapan unicode di Java, sedangkan untuk masalah
kedua perlu dilakukan studi dan analisis lebih lanjut.
Kelebihan yang dimiliki sistem ini nantinya adalah kompabilitas
yang tinggi yakni dapat dijalankan di kebanyakan sistem operasi
mobile. Karena berbasis bahasa pemrograman Java, sistem ini mampu
berjalan di sistem operasi Symbian, Java, ataupun Android.
Berdasar hasil identifikasi masalah dan kesempatan tersebut
maka batasan - batasan penyelesaian masalah dan peningkatan kualitas
sistem dapat digeneralkan pada bidang kinerja sistem dan dengan
bahwa sistem pembetulan harokat akhir kata dalam kalimat bahasa Arab
ini sangat layak untuk dikembangkan. Sedangkan dari kekurangan yang
ada dapat dilakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan sesuai
dengan batasan-batasan lingkup yang telah ditentukan.
3.1.2. Analisis Masalah
Masalah utama dalam pembangunan sistem ini adalah
permasalahan representasi dari kaidah Ilmu Nahwu yang tidak luput
pula dari kaidah Ilmu Shorof ke dalam bahasa pemrograman komputer.
Dengan analisis konsep Ilmu Nahwu dan Ilmu Shorof yang mendalam
serta training secara berkelanjutan pada sistem, kompleksitas masalah
ini secara perlahan akan teratasi.
3.1.3. Analisis Literatur
Untuk menunjang pembangunan sistem ini, dilakukan pula
analisis literatur. Buku-buku ataupun buku elektronik yang berkaitan
dengan tata bahasa yang membahas tentang Ilmu Nahwu dikumpulkan
dan dikaji serta dianalisa agar mampu direpresentasikan dalam bahasa
pemrograman komputer. Buku elektronik tentang decision tree juga
menjadi rujukan untuk mengelola representasi Ilmu Nahwu dalam
sebuah sofware. Begitu pula dengan buku-buku yang membahas script
online juga dilakukan untuk menunjang keterbatasan buku-buku yang
membahas decision tree.
3.2. Perancangan Sistem
Pada perancangan system ini terdapat beberapa proses
perancangan, proses – proses tersebut yakni arsitektur system, desain
input, desain output, desain proses, desain interface.
3.2.1. Arsitektur system
Sistem ini memiliki arsitektur yang sederhana yakni bekerja
dengan menerima input dari user berupa kalimat bahasa Arab yang
kemudian diproses sedemikian rupa dan menampilkannya kembali
(output) kepada user. Ekstensi dari file sistem ini adalah *.jar atau *.jad
yang bisa langsung dijalankan di setiap device yang telah mendukung
MIDlet java.
3.2.2. Desain input
Input yang akan diterima oleh sistem ini adalah sebuah kalimat
bahasa Arab berharokat. Dalam pengembangannya, sistem ini nanti
diharapkan mampu pula menangani kalimat bahasa Arab yang tidak
3.2.3. Desain output
Output yang dihasilkan oleh sistem ini adalah sebuah kalimat
bahasa Arab yang telah mengalami pemberian atau pembetulan harokat
pada setiap akhir katanya.
3.2.4. Desain proses
Sistem ini bekerja dengan menggunakan sederetan proses
decision tree. Pada proses tersebut kalimat yang telah diinputkan akan
dipecah menjadi per kata baru kemudian ditentukan identitasnya
masing-masing. Setelah mengenali identitas setiap kata lalu dianalis
model kalimatnya dan proses terakhir adalah pemberian harokat pada
akhir setia kata.
3.3. Proses Perancangan Aplikasi
Pada aplikasi ini terdapat beberapa proses perancangan, pada
subbab ini akan dijelaskan tentang alur kerja proses secara umum dari
aplikasi pembetulan harokat akhir kata pada kalimat sederhana bahasa
Arab. Perancangan dimulai pembuatan alur kerja system untuk
memberikan hasil yang benar pada proses pembuatan, pada aplikasi
terdapat tambahan fitur yaitu fitur pengartian kalimat dan fitur
penyimpanan arti kata baru, tetapi fitur ini hanya sederhana dan belum
Gambar 3.1 Alur proses system secara umum
Alur dalam flowchart pada Gambar 3.1 memodelkan alur
kerja aplikasi dari awal sistem dijalankan dan proses – proses utama
yang terdapat di dalam sistem ini hingga aplikasi dalam aplikasi
pembetulan harokat akhir kata dalam kalimat bahasa Arab ini
dihentikan. Proses – proses utama dari aplikasi ini yaitu pemilihan
menu, proses penyimpanan arti, proses pengartian, dan proses utama
dari aplikasi yaitu proses pembetulan harokat akhir kata.
3.4. Proses Perancangan Pembetulan Harokat
Pada proses perancangan ini akan dijelaskan tentang alur kerja
proses aplikasi pembetulan harokat akhir kata pada kalimat sederhana
bahasa Arab. Perancangan dimulai pembuatan alur kerja system untuk
memberikan hasil yang benar pada proses pembuatan, setelah itu
terdapat implementasi dari algoritma decision tree pada proses
pembetulan harokat berdasarkan parameter – parameter yang telah
diberikan.
Decision
Alur dalam diagram blok pada Gambar 3.2 memodelkan
masukan ke sistem dan keluaran dari sistem dalam aplikasi
pembetulan harokat akhir kata dalam kalimat bahasa Arab ini. Berikut
penjelasan diagram tersebut:
a. Input kalimat
Input masukan berupa sebuah kalimat bahasa Arab berharokat,
masukan ini berupa data String.
b. Pemecahan kalimat
Sebuah kalimat yang telah dimasukkan akan dipisah menjadi per
kata dan dijadikan sebuah array.
c. Pemberian kode
Pada masing-masing kata tersebut diberi sebuah kode unik
yang terdiri dari tiga huruf dan diletakkan di awal kata.
Kodetersebut menunjukkan identitas kata tersebut, apakah dia
termasuk kata benda yang memiliki alif-lam? Ataukah kata
kerja (fi’il madhi) murni (mujarrod)? Ataukah identitas kata
yang lain berdasarkan pola yang ada pada kata.
d. Pemberian kode khusus fi’il madhi berdhomir
Pada setiap kata yang terdeteksi sebagai fi’il madhi akan
masuk dalam proses ini dan untuk fi’il madhi yang disertai
dhomir maka kode yang lama (pada blok sebelumnya) dihapus
dan akan diberikan kode khusus lagi serta pemberian harokat
e. Pemberian kode khusus isim berdhomir
Tiap kata yang terdeteksi sebagai isim akan masuk dalam
proses ini dan untuk isim yang disertai dhomir maka kode
yang lama (pada blok sebelumnya) dihapus dan akan diberikan
kode khusus lagi serta pemberian harokat khusus sesuai dengan
dhomir-nya. Proses ini dilakukan ketika proses pemberian
harokat baru dan penghapusan harokat lama di suatu kata pada
saat tertentu.
f. Penghapusan dan pemberian harokat baru
Semua kata yang telah memiliki kode akan dilakukan proses
decision tree berdasarkan hasil rule yang telah degenerate
melalui proses branching, proses dimulai dengan penghapusan
harokat terkhir kata melalui serangkaian parameter yang proses
tersebut akan dimudahkan oleh decision tree. Kata yang sesuai
dengan parameter tertentu akan diberi harokat baru.
g. Penghapusan kode dan penggabungan kata
Setelah masing-masing kata telah memiliki harokatnya, pada
tahap ini saatnya penghapusan kode unik yang terdiri dari dua
huruf pada awal kata. Sehingga kata ini nanti telah bersih dari
kode-kode yang tadinya membantu kata ini dalam pemrosesan
dan setiap kata yang telah melalui serangkaian proses dan telah
h. Output kalimat setelah pembetulan
Keluaran dari aplikasi ini berupa kalimat yang telah memiliki
harokat akhir kata yang benar.
Proses decision tree dalam sistem ini digunakan pada saat proses
pembetulan harokat terkahir kata dengan menghapus harokat
sebelumnya berdasarkan atribut atau kode yang melekat pada kata
tersebut.
Atribut-atribut yang tersusun pada decision tree berisi
parameter yang diperoleh dari representasi kaidah bahasa Arab.
Representasi tersebut berbeda dengan rumus yang telah digunakan
dalam mempelajari Ilmu Nahwu, karena pada sistem ini representasi
diambil dari sudut pandang bahasa pemrograman komputer. Sebagai
akibatnya akan muncul beberapa istilah yang tidak baku atau mungkin
tidak pernah ada dalam Ilmu Nahwu. Istilah-istilah tersebut ditujukan
hanya untuk mempermudah penerapan bahasa Arab dalam aplikasi ini.
Pada batasan masalah, aplikasi ini hanya disusun untuk
membetulkan kalimat bahasa Arab sederhana dan berharokat sehingga
parameter-parameter yang dimasukkan dalam decision tree mungkin
tidak mampu menangani seluruh pola ataupun model kalimat yang ada
3.5. Proses Perancangan Penyimpanan dan Pengartian Kata
Pada system ini tidak hanya terdapat proses pembetulan harokat,
tetapi terdapat juga proses penyimpanan arti dan juga proses pengartian
kalimat.
3.1.1. Penyimpanan Arti Kata Baru
Penyimpanan arti ini sebagai fitur tambahan dari system utama
yaitu pembetulan harokat. Penyimpanan arti kata baru ini dapat
dilakukan ketika awal apalikai ataupun ketika proses pengartian dan arti
kata tidak diketahui. Pada subbab ini akan dijelasakan tentang proses
penyimpanan arti kata baru.
Gambar 3.3 Alur proses penyimpanan arti
Alur dalam diagram blok pada Gambar 3.3 memodelkan
masukan ke sistem dari proses penyimpanan arti kata bahasa Arab ke
dalam bahasa Indonesia. Berikut penjelasan diagram tersebut:
Input Kata Input Arti Proses
Penyimpanan
a. Input kata bahasa Arab
Inputan kata masukan berupa sebuah kata bahasa Arab
berharokat dan dalam bentuk dasarnya, masukan ini berupa data
String.
b. Inputan arti kata
Inputan arti kata berupa sebuah kata bahasa Indonesia, masukan
ini berupa data String.
c. Proses penyimpanan
Proses Penyimpanan ini menggunakan RMS (Record
Management Store) yang merupakan fasilitas fitur dari J2ME.
3.1.2. Pengartian Kata
Pengartian kata ini sebagai fitur tambahan dari sistem utama
yaitu pembetulan harokat. Pengatian kata ini dapat dilakukan setelah
proses pembetulan dijalankan . Pada subbab ini akan dijelasakan
tentang proses pengartian kata pada suatu kalimat dari hasil pembetulan
harokat
Alur dalam diagram blok pada Gambar 3.4 memodelkan
masukan ke sistem dari proses pengartian kata bahasa Arab ke dalam
bahasa Indonesia. Berikut penjelasan diagram tersebut:
a. Hasil dari pembetualan
Input dari proses pengartian kata ini meruapakan kalimat hasil
dari pembetulan harokat.
b. Pemecahan kalimat menjadi per kata
Sebuah kalimat hasil dari pembetulan akan dipisah menjadi per
kata dan dijadikan sebuah array.
c. Pencarian arti kata
Pencarian arti kata dilakukan pada RMS yang telah menyimpan
arti kata berdasarkan bentuk string Unicode yang disimpan.
d. Penggabungan arti per kata menjadi kalimat
Penggabungan kata yang merupakan hasil pengartian menjadi
suatu kalimat.
e. Output kalimat setelah diartikan
Keluaran dari proses ini berupa kalimat yang telah diartikan ke
dalam bahasa Indonesia walaupun tidak mempunyai arti atau
struktur yang sesuai karena hanya merupakan fitur tambahan,
3.6. Perancangan Antarmuka
Pada aplikasi ini terdapat interface untuk beberapa antarmuka,
perancangan antamuka ini masih sangat sederhana. Perancangan
antarmuka dari aplikasi ini dibagi menjadi 4 bagian, yaitu antarmuka
awal masuk, antarmuka utama, antarmuka menu help, dan antarmuka
ketika proses dijalankan.
3.6.1. Perancangan Antarmuka Awal
Pada perancangan antarmuka awal ini, aplikasi mempunyai
antarmuka seperti pada Gambar 3.5.
Gambar 3.5 Antarmuka awal aplikasi
Pada antarmuka ini terdapat sebuah gambar lambang java yang
pemrograman java berbasis mobile. Dan di antarmuka ini juga terdapat
tulisan “Arabic Is Fun”, secara sederhana tulisan memberikan kesan
awal pada user bahwa belajar bahasa arab sangat menyenangkan dan
tidak sangatlah susah seperti bayangan sebelumnya, dengan gambaran
awalan tersebut berharap dapat memotivasi untuk belajar bahasa arab
lebih baik lagi.
3.6.2. Perancangan Antarmuka Utama
Pada perancangan antarmuka awal ini, aplikasi mempunyai
antarmuka seperti pada Gambar 3.6.
Pada antarmuka utama ini terdapat sebuah menu yang terdiri
dari 2 radiobuton. Radiobutton yang pertama merupakan menu untuk
melalukakan proses penyimpanan data arti kata pada base, sedangkan
arti yang kedua merupakan aplikasi utama yaitu pembetulan harokat.
3.6.3. Perancangan Antarmuka Penyimpanan Arti Kata
Pada antarmuka Pembetulan Harokat terdapat 3 buah textfield
dan 5 buah menu, masing – masing mempunyai fungsi yang berbeda –
beda. Selain objek – objek tersebut, terdapat sebuah ticker atau teks
berjalan pada antarmuka ini, pada ticker tersebut teks berjalan dari arah
kanan kea rah kiri secara terus – menerus, adapun teks yang tertulis
pada ticker tersebut adalah “.::Penyimpanan Arti Kata BAru::.”.
a. Textfield 1
Textfield 1 berfungsi untuk mengetikkan inputan
hurufsederhana bahasa Arab.
b. Textfield 2
Textfield 2 berfungsi untuk menampung inputan huruf dan
dirangkai menjadi suatu kata.
c. Textfield 3
Textfield 3 berfungsi untuk menginputkan arti kata
d. Menu Hapus
Menu ini berfungsi untuk backspace pada textfield 2
e. Menu Reset
Menu reset berfungsi untuk menghapus atau membersihkan teks
pada masing – masing textfield seperti pada saat pertma kali
aplikasi dijalankan.
f. Menu Kembali ke Menu
Menu ini berfungsi untuk kembali ke menu utama.
g. Menu Help
Menu help berfungsi untuk menampilkan antarmuka help yang
digunakan untuk bantuan pengguaan aplikasi
h. Menu Exit
3.6.4. Perancangan Antarmuka Pembetulan Harokat
Pada antarmuka Pembetulan Harokat terdapat 4 buah textfield
dan 6 buah menu, masing – masing mempunyai fungsi yang berbeda –
beda. Selain objek – objek tersebut, terdapat sebuah ticker atau teks
berjalan pada antarmuka ini. Ticker tersebut sebenarnya juda terdapat di
antarmuka help, pada ticker tersebut teks berjalan dari arah kanan kea
rah kiri secara terus – menerus, adapun teks yang tertulis pada ticker
tersebut adalah “.::Aplikasi Pembetulan Harokat Akhir Kata Dalam
Kalimat Sederhana Bahasa Arab::.”.
a. Textfield 1
Textfield 1 berfungsi untuk mengetikkan inputan
hurufsederhana bahasa Arab.
b. Textfield 2
Textfield 2 berfungsi untuk menampung inputan huruf dan
dirangkai menjadi suatu kata.
c. Textfield 3
Textfield 3 berfungsi untuk mengeluarkan hasil output per kata
yang sudah diberikan kode khusus setelah proses pemecahan
kalimat sederhana bahasa Arab.
d. Textfield 4
Textfield 4 berfungsi untuk menghasilkan output kalimat
dalamnya yang akhirnya menghasilkan kalimat yang sudah
terjadi pembetulan.
e. Menu Hapus
Menu ini berfungsi untuk backspace pada textfield 2
f. Menu Reset
Menu reset berfungsi untuk menghapus atau membersihkan teks
pada masing – masing textfield seperti pada saat pertma kali
aplikasi dijalankan.
g. Menu Proses
Menu proses berfungsi untuk meng-eksekusi proses untuk
mendapatkan hasil pembetulan kalimat. Antarmuka setelah
h. Menu Help
Menu help berfungsi untuk menampilkan antarmuka help yang
digunakan untuk bantuan pengguaan aplikasi
i. Menu Exit
Menu exit berfungsi untuk menutup atau keluar dari aplikasi.
j. Menu Arti
Menu Arti berfungsi untuk mengartikan hasil dari proses
pembetulan ke bahasa Indonesia.
k. Menu Insert Arti
Menu ini berfungsi untuk pindah ke Form Insert Arti.
l. Menu Kembali ke Menu
Menu ini berfungsi untuk kembali ke menu utama.
3.6.5. Perancangan Antarmuka Help
Perancangan pada antarmuka help terdapat beberapa info yang
berguna untuk membantu penggunaan aplikasi, info – info tersebut
diantaranya daftar konversi huruf alphabet ke huruf hijaiyah serta
terdapat info cara penggunaannya (Gambar 3.9). Info cara penggunaan
terdiri dari dari cara penggunaan ketika melakukan proses pembetulan
harokat akhir kata dan juga tata cara penggunaan proses penyimpanan
arti kata baru dan juga proses pengartian. Dengan adanya form bantuan
apalikasi pembetulan harokat akhir kata pada kalimat sederhana bahasa
Arab.
4.1. Kebutuhan Sistem
Spesifikasi hardware dan Sistem Operasi (OS) pada Device
pada saat ini sudah lebih dari cukup untuk menjalankan sistem ini.
Yang menjadi prioritas utama adalah spesifikasi software-nya yakni
device tersebut mendukung jenis font Arabic ataupun bentuk – bentuk
Unicode.
4.2. Penjelasan Program
Pada system ini akan di implementasikan pada pembetulan
harokat akhir kata dalam kalimat bahasa Arab ini menggunakan bahasa
pemrograman Java sebagai antar muka platform. Implementasi dimulai
dari pembuatan rule berdasarkan data yang ada dengan menggunakan
algoritma decision tree dan kemudian rule tersebut digenerate menjadi
suatu logika percabangan. Hasil dari generate tersebut
diimplementasikan untuk pembetulan harokat akhir kata pada kalimat
sederhana bahasa Arab.
4.2.1. Pengaturan Keypad dan Penanganan Unicode
Salah satu hal yang menjadi ketidakpraktisan dalam
pengaturan bahasa (set language) serta pengubahan arah penulisan
teks. Bagi divice yang telah ter-install atau mendukung komponen
bahasa Arab tentu akan mudah untuk mengakses abjad bahasa Arab.
Dalam aplikasi ini permasalahan tersebut telah diatasi dengan adanya
pengaturan khusus pada system, hanyalah dibutuhkan divice yang
sudah mendukung perubahan arah penulisan dari kanan ke kiri. Ketika
user menginputkan sebuah kalimat pada textfield yang telah disediakan
maka secara otomatis sistem pada aplikasi ini mengubah inputan
keyboard menjadi Arabic dan arah penulisannya dari kanan ke kiri
walaupun direksinya masih dari arah kiri. Pada sistem, otomatisasi ini
dilakukan dengan cara men-set textfield ketika text di-inputkan ke
aplikasi. Dengan pemanfaatan fungsi itemstatechange inputan dirubah
ke text Arab berdasarkan pendeklasian parameter sebelumnya, berikut
cuplikan dari source-codenya.
If (buf.compareTo("a")==0) buf="\u0627";
else if (buf.compareTo("b")==0) buf="\u0628";
else if (buf.compareTo("c")==0) buf="\u0629";
else if (buf.compareTo("d")==0) buf="\u062A";
else if (buf.compareTo("e")==0) buf="\u062B";
else if (buf.compareTo("f")==0) buf="\u062C";
Ketika huruf pada keyboad tersebut ditekan maka yang muncul
adalah huruf Arab yang sesuai dengan kode hexadecimal, untuk tabel
kode hexadecimal huruf-huruf Arab telah disertakan dalam lampiran 1.
4.2.2. Penanganan Hexadecimal
Pada saat user memasukkan kalimat berbahasa Arab, teks
tersebut mucul sebagai huruf Arab di hadapan user namun pada sistem
teks tersebut berupa kode hexadecimal. Oleh karena itu, seluruh
operasi teks yang ada di sistem berupa pengolahan data hexadecimal.
Misal seorang user memasukkan kata ﺪﺠْﺴ ا
Maka data yang diolah dalam system adalah
Untuk mengatasi ini, maka parameter yang ditentukan pada
proses juga berupa data hexadecimal. Pada data hex ini, urutan teks
adalah kiri ke kanan. Jadi, meskipun input yang dimasukkan berupa
kalimat bahasa Arab yang memiliki arah direksi dari kanan ke kiri,
data yang masuk ke dalam sistem adalah kode hex yang memiliki arah
kiri ke kanan secara berurutan.
\u0627\u0644\u0645\u064E\u0633\u0652\u062C\u0650\u062F\u