PROFIL RESILIENSI SISWA YANG BERLATAR
BELAKANG ORANG TUA TUNGGAL
(Penelitian Deskriptif terhadap Siswa Sekolah Menengah Pertama
Tahun Ajaran 2013-2014)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
Oleh :
Senja Wijaya Rahmat 0900476
JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PROFIL RESILIENSI SISWA YANG
BERLATAR BELAKANG ORANG TUA
TUNGGAL
Oleh
Senja Wijaya Rahmat
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Senja Wijaya Rahmat Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Skripsi
PROFIL RESILIENSI SISWA YANG BERLATAR BELAKANG ORANG TUA TUNGGAL
Oleh
Senja Wijaya Rahmat NIM 0900476
Disetujui dan disahkan oleh :
PEMBIMBING I
Drs. Yaya Sunarya, M.Pd NIP : 19591130 198703 1 002
PEMBIMBING II
Dra. Aas Saomah, M.Si NIP : 19610317 198703 2 001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
vi
Senja Wijaya Rahmat, 2014
Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
Daftar Tabel……… viii
Daftar Gambar……… x
Daftar Grafik………. xi
Daftar Lampiran………. xii
BAB I. PENDAHULUAN……….. 1
A. Latar Belakang……… 1
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah... 5
C. Tujuan Penelitian……… 6
D. Manfaat Penelitian………. 7
E. Struktur Organisasi Skripsi………. 7
BAB II. PROFIL RESILIENSI SISWA BERLATAR BELAKANG ORANG TUA TUNGGAL………. 9
A. Konsep Orang Tua Tunggal……… 9
B. Konsep Resiliensi……… 15
C. Penelitian Terdahulu………... 24
BAB III METODE PENELITIAN……… 26
A. Lokasi Penelitian………. 26
B. Subjek Penelitian………. 26
C. Desain Penelitian……… 27
D. Metode Penelitian……… 27
E. Definisi Operasional Variabel………. 28
F. Instrumen Penelitian……… 30
G. Pengolahan Data………. 42
H. Alur Penelitian………. 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……… 45
A. Deskripsi Hasil Penelitian………... 45
B. Pembahasan Hasil Penelitian……….. 70
C. Rancangan Layanan Hipotetik Bimbingan dan Konseling untuk Mengembangkan Resiliensi Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya …………... 81
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 97
vii
Senja Wijaya Rahmat, 2014
Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Rekomendasi………. 98
DAFTAR PUSTAKA……… 99
viii
Senja Wijaya Rahmat, 2014
Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Tabel
2.1 Ringkasan Laporan Penelitian Penyebab Perceraian Dilihat dari
Gender…. 11
2.2 Ringkasan Laporan Penelitian Penyebab Perceraian Dilihat dari Status-Ekonomi
………..
12
2.3 Ringkasan Laporan Penelitian Penyebab Perceraian Diliha dari Jangka
Waku Pernikahan
2.5 Jenis-Jenis Faktor Resiko
………
19
2.6 Jenis-Jenis Fakor Protektif
……….
20
3.1 Tabulasi Jumlah Populasi Penelitian
………..
3.7 Pedoman Tingkat Kategorisasi
………..
ix
Senja Wijaya Rahmat, 2014
Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.8 Gambaran Tingkat Kategorisasi Resiliensi
………
43
4.1 Gambaran Umum Resiliensi Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya yang
Berlatar Belakang Orang Tua Tunggal
………..
45
4.2 Gambaran Resiliensi Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya yang Berlatar
Belakang Orang Tua Tunggal Berdasarkan Gender
……….
46
4.3 Persentase Ketercapaian Skor Setiap Aspek Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya yang Berlatar Belakang Orang Tua Tunggal Berdasarkan Gender
……….
47
4.4 Gambaran Indikator Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya yang Berlatar Belakang Orang Tua Tunggal Pada Aspek Efikasi Diri
………
49
4.5 Gambaran Indikator Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya yang Berlatar Belakang Orang Tua Tunggal Pada Aspek Penilaian Realistis terhadap Lingkungan
……….
52
4.6 Gambaran Indikator Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya yang Berlatar Belakang Orang Tua Tunggal Pada Aspek Keterampilan Pemecahan Masalah
54
4.7 Gambaran Indikator Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya yang Berlatar Belakang Orang Tua Tunggal Pada Aspek Kemampuan Merencanakan
dan Menentukan Tujuan
………...
58
4.8 Gambaran Indikator Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya yang Berlatar Belakang Orang Tua Tunggal Pada Aspek Kemampuan Berempati
………
60
4.9 Gambaran Indikator Siswa SMP Negeri 18 Tasikamalaya yang Berlatar Belakang Orang Tua Tunggal Pada Aspek Kemampuan Menggunakan
Humor secara Efektif
……….
63`
4.10 Gambaran Indikator Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya yang Berlatar Belakang Orang Tua Tunggal Pada Aspek Kemampuan Menjaga Jarak
secara Adaptif
………
66
x
Senja Wijaya Rahmat, 2014
Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Belakang Orang Tua Tunggal Pada Aspek Peran Seksual Androgini
…….
xi
Senja Wijaya Rahmat, 2014
Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
Gambar
xii
Senja Wijaya Rahmat, 2014
Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GRAFIK
Grafik
4.1 Gambaran Tingkat Aspek Efikasi Diri Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya yang Berlatar Belakang Orang Tua Tunggal
………..
49
4.2 Gambaran Tingkat Aspek Penilaian Realistis terhadap Lingkungan Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya yang Berlatar Belakang Orang Tua
Tunggal ……
52
4.3 Gambaran Tingkat Aspek Pada Keterampilan Pemecahan Masalah Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya yang Berlatar Belakang Orang Tua
Tunggal ………...
54
4.4 Gambaran Tingkat Kemampuan Merencanakan dan Menentukan Tujuan Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya yang Berlatar Belakang Orang
Tua Tunggal
……….
58
4.5 Gambaran Tingkat Aspek Kemampuan Berempati Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya yang Berlatar Belakang Orang Tua Tunggal
………
61
4.6 Gambaran Tingkat Aspek Kemampuan Menggunakan Humor secara Efektif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya yang Berlatar Belakang
Orang Tua Tunggal
………..
63
4.7 Gambaran Tingkat Aspek Kemampuan Menjaga Jarak secara Adaptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya yang Berlatar Belakang Orang
Tua Tunggal
………..
66
4.8 Gambaran Tingkat Aspek Peran Seksual Androgini Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya yang Berlatar Belakang Orang Tua Tunggal
……….
xiii
Senja Wijaya Rahmat, 2014
Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Administrasi
A.
Surat Keputusan Pembimbing
B.
Surat Izin Penelitian
C.
Surat Keterangan telah Menyelesaikan Penelitian
D.
Surat Izin Penggunaan Instrumen
E.
Rekap Bimbingan
Lampiran 2 Instrumen Penelitian
A.
Rekap
Judgment
Instrumen
B.
Instrumen Resiliensi (Sebelum Uji Coba)
C.
Instrumen Resiliensi (Setelah Uji Coba)
Lampiran 3 Hasil Pengolahan Validitas dan Reliabilitas Instrumen
A.
Uji Validitas
B.
Uji Reliabilitas
Lampiran 4 Data Penelitian
A.
Data Mentah Sampel
B.
Hasil Pengolahan Data
xiv
Senja Wijaya Rahmat, 2014
Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.
Kategorisasi Resiliensi Berdasarkan Indikator
4.
Kategorisasi Resiliensi Pada Siswa Laki-Laki
5.
Kategorisasi Resiliensi Pada Siswa Perempuan
C.
Dokumentasi Penyebaran Angket
Lampiran 5 Satuan Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling
Untuk Mengembangkan Resiliensi Siswa SMP Negeri 18
i
Senja Wijaya Rahmat, 2014
Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
Senja Wijaya Rahmat (2014). Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orang Tua Tunggal (Studi Deskriptif terhadap Siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 18 Tasikmalaya Tahun Ajaran 2013/2014).
Penelitian dilatarbelakangi dengan banyaknya fenomena siswa yang mengalami disfungsi keluarga termasuk siswa yang berlatar belakang orang tua tunggal, meliputi peristiwa kematian salah satu orang tua, perceraian orang tua, dan perpisahan dengan salah satu orang tua. Disfungsi dalam keluarga rentan membuat seorang anak yang tidak resilien melakukan perilaku maladaptif. Penelitian bertujuan mengungkap resiliensi siswa yang berlatar belakang orang tua tunggal pada kelas VII, VIII, dan IX SMP Negeri 18 Tasikmalaya. Pendekatan yang digunakan merupakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif. Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah instrumen yang dikembangkan dari teori Elaine Norman. Hasil penelitian menunjukkan 1) resiliensi siswa berlatar belakang orang tua tunggal berada pada kategori sedang; 2) resiliensi siswa perempuan dan laki-laki berada pada kategori sedang; 3) Kecenderungan gambaran aspek pada resiliensi berada pada kategori sedang yaitu untuk aspek efikasi diri, penilaian realistis terhadap lingkungan, kemampuan keterampilan pemecahan masalah, kemampuan merencanakan dan menentukan tujuan, kemampuan berempati, kemampuan menjaga jarak secara adaptif, dan peran seksual androgini. Sementara pada aspek kemampuan menggunakan humor secara efektif berada pada kategori rendah; 4) diperoleh rancangan layanan hipotetik untuk mengembangkan resiliensi.
ii
Senja Wijaya Rahmat, 2014
Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
Senja Wijaya Rahmat. (2014). The Students’ Resiliency Profile of The Single Parents Background (A Descriptive Study on The Students of SMP N 18 Tasikmalaya in Year of 2013/2014).
The research was conducted because of many students’ phenomena experiencing the family’s dysfunction including the students of single parents, consisting of the death tragedy of one of the parents, the parents’ divorce, and the parting with one of the parents. Dysfunction in family often makes the resilience children doing the maladaptive behavior. This research aimed to investigate the students’ resilience of the single parents background of the grade VII, VIII, and IX SMP N 18 Tasikmalaya. The approach used was quantitative approach using descriptive method. The instrument used in this research was the instrument developed by Elaine Norman. The research result showed 1) the students’ resiliciency of the single parents background was in medium category; 2) resilience girls and boys single parent background in middle category; 3) The tendency overview on aspects of resilience in middle category are for aspects of self-efficacy, a realistic appraisal of the environment, problem solving skills, sense of direction or mission, empathy, ability adaptive distancing, and androgynous sex roles behavior. While the aspect of the ability to use humor effectively is at the low category; 4) received the hyphotetic services design to develop the resiliciency.
Keywords: Resiliency, Resilient, Single Parent Family, Guidance and Counseling
1
Senja Wijaya Rahmat, 2014
Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga merupakan lembaga pendidikan pertama dan utama bagi anak,
dalam keluarga terjadi proses pendidikan orang tua pada anak yang dapat
membantu perkembangan anak. Salah satu bentuk pendidikan orang tua kepada
anak yaitu melalui dukungan dan keterlibatan. Dukungan yang diberikan terbukti
berpengaruh terhadap harga diri anak (Felson & Zghielinski, 1989 ; Lestari, 2012
: 60) dan kepuasan hidup anak (Young dkk, 1995 : Lestari, 2012 : 20).
Perubahan globalisasi dan modernisasi yang saat ini terjadi memberikan
pengaruh terhadap kehidupan berkeluarga (Hawari, 2004 : 741). Mudahnya akses
informasi melalui berbagai media turut membiaskan budaya dan aturan hidup
yang diyakini bangsa Indonesia. Misalnya, melalui tayangan film yang banyak
menampilkan perilaku menyimpang, seperti pergaulan bebas, minum-minuman
keras, perilaku anarkis, dan konsumtif. Efek-efek perubahan global ini seolah
menjadi lingkaran kesesatan karena melalui informasi negatif yang pesat beredar,
nilai-nilai kehidupan keluarga menjadi memudar, individu menjadi permisif
terhadap arus informasi yang diterima dan mengakibatkan terganggunya
sosialisasi nilai-nilai kehidupan yang perlu diwariskan kepada generasi sebagai
identitas bangsa dan negara.
Hambatan yang terjadi dalam kehidupan keluarga akan sangat dirasakan oleh
anak-anak terutama dalam keluarga terjadi perubahan baik yang sifatnya
fungsional maupun struktural. Pada saat ini, fenomena perceraian, perselingkuhan,
penyimpangan perilaku seks, dan perpisahan dalam keluarga tidak begitu sulit
ditemukan pada masyarakat. Fenomena-fenomena tersebut terjadi didasari oleh
faktor keharmonisan keluarga, ekonomi, penghargaan, gaya hidup, kebebasan, dan
2
Senja Wijaya Rahmat, 2014
Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
suami istri yang lebih memilih atau terpaksa menjadi orang tua tunggal dalam
mendidik anak-anaknya. Orang tua tunggal adalah seorang ayah atau ibu yang
bertanggung jawab untuk membesarkan anaknya sendirian (Edwards, 2009 :
www.scoe.org). Jenis-jenis orang tua tunggal, diantaranya, orang tua tunggal
karena perceraian, orang tua tungal karena kematian salah satu pasangan, orang
tua tunggal karena perpisahan tempat tinggal (separated), dan orang tua tunggal
karena tidak menikah (Ooms & Preister, 1988 : www.familyimpactseminar.org).
Menurut Ketteringham (2007 : voices.yahoo.com) pada 22 juta anak di
Amerika sekitar 38% anak-anak hidup dalam kondisi orang tua yang bercerai,
35% dengan kondisi orang tua yang tidak menikah, 19% dengan kondisi terpisah
dari kedua orang tua, 4% dengan kondisi orang tua yang merupakan janda atau
duda, dan 4% dengan kondisi orang tua yang memiliki pasangan tinggal di tempat
lain akibat bisnis atau alasan lainnya. Data profil kependudukan jawa barat tahun
2011 (jabarprov.go.id) mengungkap bahwa penduduk Jawa Barat yang berstatus
cerai mati (7,99%) lebih besar daripada cerai hidup (3,89%) dari jumlah penduduk
sebanyak 13.452.082 jiwa. Jumlah persentase cerai mati berbanding lurus dengan
jumlah usia seseorang artinya semakin bertambah usia maka kemungkinan
mengalami cerai mati semakin besar.
Peristiwa-peristiwa tidak menyenangkan yang mengganggu struktur dan
fungsi dalam keluarga merupakan adversitas (kemalangan) bagi anak. Anak-anak
akan cenderung menampilkan emosi atau perilaku negatif sebagai respon terhadap
kemalangan. Yusuf dan Nurihsan (2008 : 28) mengatakan bahwa :
Anak yang dikembangkan dalam lingkungan keluarga yang broken home, kurang harmonis, orang tua bersikap keras kepada anak, atau tidak memperhatikan nilai-nilai agama, maka perkembangan kepribadiannya cenderung mengalami distorsi atau mengalami kelainan dalam penyesuaian dirinya (maladjustment).
Hawari (2004 : 741) anak yang dibesarkan dalam keluarga yang mengalami
disfungsi mempunyai resiko yang lebih besar untuk bergantung tumbuh kembang
3
Senja Wijaya Rahmat, 2014
Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dalam keluarga yang harmonis dan utuh (sakinah). Schoon (2006 : Mashudi, 2012
: 2) mengemukakan bahwa adversitas dapat membawa pada resiko, remaja
beresiko (at-risk adolesence) biasanya menjadi remaja yang rentan (vulnerable
adolesence) dan remaja yang rentan memiliki kecenderungan yang tinggi untuk
menjadi remaja bermasalah (troubled adolesence).
Menurut penelitian Nisfiannoor dan Yulianti (2005) pada remaja usia 13-18
tahun di Jakarta utara yang mengalami perceraian orang tua menyebutkan bahwa
sebesar 53,75% remaja mengaku bahwa perceraian kedua orang tua membuat
kehidupannya menjadi semakin hancur, 32,14% mengaku bahwa perceraian
membuatnya semakin baik, dan 14,28% menanggapi perceraian orang tua dengan
biasa saja. Namun, 82,28% atau hampir seluruh subjek memiliki perilaku agresif.
Penelitian ini membuktikan bahwa perceraian memberikan dampak buruk bagi
anak.
Dampak negatif akibat orang tua tunggal pada anak lebih sering diungkapkan
daripada fenomena anak-anak yang mampu bertahan bahkan menjadi lebih baik
karena pengasuhan orang tua tunggal. Padahal tidak semua anak yang diasuh oleh
orang tua tunggal akan menampilkan masalah kejiwaan dan perilaku
menyimpang. Beberapa justru sukses dalam kehidupan pribadi sosial, sekolah,
dan karir. Hasil penelitian Ningrum (2013) pada anak yang mengalami perceraian
orang tua menyebutkan tiga dari empat subjek menampilkan sikap menerima
kenyataan yang terjadi, dapat mengatasi masalah, dan memiliki kontrol emosi
yang baik serta menjalin hubungan interpersonal yang baik dengan orang lain, dan
mengubah pandangan terhadap realitas untuk memiliki tujuan hidup kedepan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak semua individu yang mengalami
perceraian orang tua akan menampilkan perilaku resah, kehilangan, tidak dapat
mengontrol emosi, anti sosial, dan cenderung putus asa.
Sebuah lembaga pelayanan remaja di New Jersey, Middle Earth (2010 :
www.middleearthnj.wordpress.com) anak-anak yang mengalami perceraian orang
4
Senja Wijaya Rahmat, 2014
Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kesulitan akademik dan perilaku di sekolah, memiliki tingkat putus sekolah lebih
tinggi, memulai aktivitas seksual pada usia lebih dini, melakukan lebih banyak
kejahatan, memiliki tingkat kecanduan narkoba dan alkohol lebih tinggi, dan
mereka memiliki harga diri lebih rendah dan kesulitan dalam menjalin hubungan
interpersonal daripada anak yang berasal dari keluarga utuh.
Berdasarkan studi pendahuluan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 18
Tasikmalaya, diketahui bahwa banyak siswa mengalami masalah perceraian dan
pengabaian orang tua yang bekerja di luar kota/negeri. Hasil studi pendahuluan
pada bulan januari dan Agustus 2013, dari 657 siswa sebanyak 63 siswa
mengalami peristiwa kematian salah satu orang tua (9,6%), 44 siswa mengalami
keterpisahan baik dengan salah satu orang tua maupun keduanya (6,7%), dan 60
siswa mengalami perceraian orang tua (8,6%). Beberapa kasus yang ditemukan
oleh guru BK pada anak-anak yang melakukan pelanggaran sekolah, diantaranya
akibat kurangnya perhatian yang diberikan orang tua terutama karena orang tua
mereka sudah berpisah atau tidak tinggal serumah dengan orang tua. Namun,
persentase pelanggaran yang dilakukan oleh anak yang berasal dari keluarga yang
berlatar belakang orang tua tunggal pun tidak terlalu tinggi sampai sejauh yang
diketahui.
Fenomena-fenomena ini menunjukan bahwa melalui peristiwa negatif dan
tidak menyenangkan akibat perceraian, perpisahan, dan kematian orang tua,
individu mengalami seleksi antara yang mampu bertahan, yang tidak mampu
bertahan, dan yang mampu menjadi lebih baik. Tentu saja yang paling baik adalah
seorang individu diharapkan untuk menjadi lebih baik melalui serangkaian
peristiwa menyakitkan. Istilah yang menunjukan hal itu dalam psikologi disebut
dengan resiliensi. Norman (2000 : 3) menyebutkan bahwa resiliensi merupakan
kemampuan seseorang untuk bangkit atau beradaptasi dengan sukses dalam
merespon atau menghadapi kondisi-kondisi yang menekan (adversitas). Desmita
5
Senja Wijaya Rahmat, 2014
Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dalam khasanah psikologi. Paradigma resiliensi didasari oleh pandangan
kontemporer tentang bagaimana anak, siswa, dan orang dewasa dapat bangkit
kembali dan bertahan dari kondisi stress, trauma, dan resiko kehidupan mereka.
Resiliensi sebagai salah satu kapasitas kemampuan untuk menghadapi
tantangan dengan positif perlu dikembangkan pada diri individu, terutama remaja,
yang pada fasenya pun disebutkan Hurlock (1980 : 212) sebagai masa badai dan
tekanan. Sekolah sebagai bagian dari tempat penyelenggaraan kegiatan
pendidikan dalam arti seluas-luasnya perlu turut mengambil bagian untuk
mencegah siswanya dari perilaku-perilaku negatif sekalipun sumber-sumber
permasalahan siswa banyak yang terletak di luar sekolah. Menurut Prayitno &
Amti (2004 : 29) permasalahan-permasalahan siswa meskipun sumber
permasalahan terletak di luar sekolah tidak boleh dibiarkan begitu saja. Sekolah
diharapkan mampu mengembangkan resiliensi pada siswanya agar mereka dapat
mandiri menghadapi dan menyelesaikan masalah-masalah berat yang menekan.
Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang telah dipaparkan diatas, maka
peneliti bermaksud untuk mengungkap profil resiliensi siswa sekolah menengah
pertama yang berlatar belakang orang tua tunggal.
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah
Pasangan suami istri yang menjadi orang tua tunggal dilatar belakangi dua
alasan yaitu pilihan dan bukan pilihan. Seringnya, menjadi orang tua tunggal
karena perceraian, terpisah, dan tidak menikah lebih disebabkan berdasarkan
pilihan. Sementara, menjadi orang tua tunggal karena kematian salah sau
pasangan berdasarkan bukan pilihan. Dalam praktik pengasuhan anak, banyak
perbedaan antara pengasuhan oleh orang tua tunggal dan pengasuhan oleh orang
tua utuh. Adanya perubahan struktur dan fungsi keluarga pada orang tua tunggal
tidak hanya memberi dampak yang signifikan pada pasangan suami istri tetapi
juga kepada anak-anak. Beberapa fenomena di masyarakat ditemukan bahwa
6
Senja Wijaya Rahmat, 2014
Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
beresiko mengalami masalah kejiwaan dan perilaku menyimpang daripada
anak-anak yang berasal dari keluarga utuh.
Menurut guru BK hampir setengah jumlah siswa di SMP Negeri 18
Tasikmalaya tahun ajaran 2013/2014 berasal dari keluarga yang mengalami
perceraian dan pengabaian orang tua. Masalah-masalah yang dialami oleh orang
tua tunggal seperti merasa kesepian, kesulitan ekonomi, tidak memiliki pasangan
seksual, tidak memiliki dukungan emosional, tidak ada tempat untuk bercerita
ketika ada kondisi darurat, dan kehidupan sosial yang dibatasi tidak dapat selesai
hanya dengan keberadaan anak-anak.
Kondisi yang dialami oleh orang tua tunggal akan berdampak pada anak-anak.
Perhatian yang bersumber dari salah satu orang tua atau bahkan tidak dirasakan
oleh anak dapat memicu anak menarik perhatian dengan cara yang salah, beberapa
perilaku yang sering muncul pada siswa SMP Negeri 18 Tasikmalya yaitu
membolos, merokok, melanggar peraturan sekolah, dan konflik dengan teman.
Adanya paradigma mengenai resiliensi memberikan pandangan baru terhadap
anak-anak yang berlatar belakang orang tua tunggal bahwa anak-anak tersebut
memiliki kemampuan mengadaptasi kondisi sulit yang berasal dari keluarga dan
tidak mengalihkannya pada perilaku menyimpang. Adanya kondisi adversitas
berupa kondisi orang tua tunggal merupakan faktor resiko pada siswa di SMP
Negeri 18 Tasikmalaya. Namun begitu, dapat diketahui resiliensi yang dimiliki
siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya dalam mengadaptasi kondisi keluarga yang
merupakan orang tua tunggal. Selain itu, menurut Turner (Norman, 2000 : 3)
menyebutkan bahwa anak laki-laki dan perempuan memiliki lintasan
perkembangan yang berbeda, oleh karena itu, besar kemungkinan bahwa ada
faktor protektif yang berbeda pada anak laki-laki dan perempuan serta berbeda
tingkat resiliensinya. Adanya atribut psikologis pun yang merupakan aspek
resiliensi merupakan faktor-faktor protektif internal yang meyokong resiliensi.
Oleh karena itu, dengan mengetahui gambaran setiap aspeknya dapat melihat
7
Senja Wijaya Rahmat, 2014
Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pertanyaan penelitian berdasarkan paparan identifikasi dituangkan dalam rumusan
masalah sebagai berikut.
1. Bagaimana gambaran umum tingkat resiliensi siswa Sekolah Menengah
Pertama Negeri 18 Tasikmalaya Tahun Ajaran 2013/2014 yang berlatar
belakang orang tua tunggal?
2. Bagaimana gambaran tingkat resiliensi siswa Sekolah Menengah Pertama
Negeri 18 Tasikmalaya Tahun Ajaran 2013/2014 yang berlatar belakang
orang tua tunggal berdasarkan siswa laki-laki dan siswa perempuan?
3. Bagaimana gambaran tingkat resiliensi siswa Sekolah Menengah Pertama
Negeri 18 Tasikmalaya Tahun Ajaran 2013/2014 yang berlatar belakang
orang tua tunggal berdasarkan setiap aspeknya?
4. Bagaimana rancangan layanan hipotetik bimbingan dan konseling yang
diduga tepat untuk mengembangkan resiliensi siswa Sekolah Menengah
Pertama Negeri 18 Tasikmalaya Tahun Ajaran 2013/2014 yang berlatar
belakang orang tua tunggal?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dalam skripsi ini sebagai berikut :
1. Menyajikan data kuantitatif dalam memberikan gambaran umum tingkat
resiliensi siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 18 Tasikmalaya Tahun
Ajaran 2013/2014 yang berlatar belakang orang tua tunggal.
2. Menyajikan data kuantitatif dalam memberikan gambaran tingkat resiliensi
siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 18 Tasikmalaya Tahun Ajaran
2013/2014 yang berlatar belakang orang tua tunggal berdasarkan gender.
3. Menyajikan data kuantitatif dalam memberikan gambaran tingkat resiliensi
siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 18 Tasikmalaya Tahun Ajaran
2013/2014 berdasarkan setiap aspeknya.
4. Memperoleh rumusan rancangan layanan hipotetik bimbingan dan
8
Senja Wijaya Rahmat, 2014
Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sekolah Menengah Pertama Negeri 18 Tasikmalaya Tahun Ajaran
2013/2014 yang berlatar belakang orang tua tunggal.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat teoritis penelitian adalah menjadi bagian dari referensi penelitian dan
pengembangan layanan bimbingan dan konseling baik ditinjau dari segi materi
mengenai orang tua tunggal maupun resiliensi. Sejauh pencarian referensi yang
dilakukan peneliti, kajian mengenai resiliensi pada siswa berlatar belakang orang
tua tunggal masih minim. Dalam tataran praktis, diharapkan hasil penelitian
(skripsi) menjadi rujukan bagi mahasiswa dan guru BK dalam penyelenggaraan
kegiatan bimbingan dan konseling bagi siswa yang berlatar belakang orang tua
tunggal.
E. Struktur Organisasi Skripsi
Bab I merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang penelitian resiliensi
siswa yang mengalami perceraian orang tua, identifikasi dan perumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.
Bab II merupakan kajian pustaka, kerangka pemikiran, dan konsep-konsep
mengenai resiliensi siswa yang mengalami perceraian orang tua, konsep
bimbingan dan konseling serta penelitian-penelitian terdahulu yang terkait dengan
resiliensi.
Bab III menyajikan mengenai metode penelitian yang menjabarkan secara
rinci mengenai lokasi dan subjek penelitian,pendekatan penelitian, metode
penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan
instrument, teknik pengumpulan data, dan analisis data.
Bab IV menguraikan hasil penelitian dan pembahasan yang terdiri dari dua hal
9
Senja Wijaya Rahmat, 2014
Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penelitian, pertanyaan penelitian, dan tujuan penelitian serta menguraikan
pembahasan, dan analisis temuan.
26
Senja Wijaya Rahmat, 2014
Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Penelitian mengenai profil resiliensi siswa yang berlatar belakang orang tua
tunggal mengambil lokasi di :
Tempat : Sekolah Menengah Pertama Negeri 18 Tasikmalaya
NPSN : 20224578
Alamat : Jln. Leuwidahu No 106 Tasikmalaya
Pengambilan populasi di sekolah ini didasarkan pada hasil wawancara tidak
terstruktur kepada guru BK yang menyatakan bahwa di sekolah tersebut 50 %
siswa mengalami peristiwa perceraian dan pengabaian orang tua. Kemudian, hasil
wawancara ini ditindak lanjut menggunakan angket yang direkonstruksi oleh
Sarah K Hamill dan pengumpulan data mengenai orang tua yang meninggal.
Selain itu, pengambilan lokasi di Sekolah Menengah Pertama didasarkan pada
anggapan bahwa pada masa remaja awal, perkembangan emosinya menunjukan
sifat yang sensitif dan reaktif yang sangat kuat terhadap berbagai peristiwa
(Yusuf, 2008 :197).
Perkembangan psikososial pada masa remaja awalnya pun berkaitan erat
dengan perkembangan “sense of identity vs role confusion”, yaitu perasaan atau
kesadaran akan jati dirinya sehingga akan menjadi bagian pijakan dalam
mengembangkan kepribadiannya (Yusuf, 2008 : 188).
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini menggunakan teknik sample yaitu
sample bertujuan atau purposive sample. Sample bertujuan dilakukan dengan cara
mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi
27
Senja Wijaya Rahmat, 2014
Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII, VIII, dan IX SMP
Negeri 18 Tasikmalaya tahun ajaran 2013/2014 yang berlatar belakang orang tua
tunggal.
Tabel 3.1
Tabulasi Jumlah Populasi Penelitian
Jenis Ketidakutuhan ∑ Subjek Penelitian
Perceraian 29 orang
Meninggal dunia 40 orang
Tidak tinggal serumah dengan
salah satu orang tua 11 orang
∑ Populasi Penelitian 80 orang
C. Desain Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif,
yaitu suatu pendekatan yang dituntut banyak menggunakan angka, mulai dari
pengumpulan data, penafsiran terhadap data, serta penampilan dari hasilnya
(Arikunto, 2006 : 12). Penelitian kuantitatif akan lebih baik apabila disertai
dengan tabel, grafik, bagan, gambar, atau tampilan lain. Pendekatan kuantitatif
digunakan untuk memperoleh gambaran resiliensi siswa SMP Negeri 18
Tasikmalaya yang berlatar belakang orang tua tungal didasarkan pada
indikator-indikator resiliensi.
D. Metode Penelitian
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif, yaitu pengumpulan data
untuk mengetes pertanyaan penelitian atau hipotesis yang berkaitan dengan
keadaan dan kejadian sekarang, penelitian yang digunakan noneksperimen karena
pada penelitian ini peneliti tidak melakukan kontrol dan manipulasi variable
penelitian (Sukardi, 2010 : 157). Penggunaan metode deskriptif didasarkan untuk
28
Senja Wijaya Rahmat, 2014
Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah resiliensi. Resiliensi
merupakan kemampuan untuk beradaptasi dengan sukses terhadap kondisi-kondisi
tidak menyenangkan dalam kehidupan, yang diukur melalui delapan aspek,
diantaranya 1) efikasi diri, 2) penilaian realistis terhadap lingkungan, 3)
keterampilan pemecahan masalah, 4) kemampuan merencanakan dan menentukan
tujuan, 5) kemampuan berempati , 6) kemampuan menjaga jarak secara adaptif, 7)
kemampuan menggunakan humor secara efektif, dan 8) mengadopsi peran seksual
androgini. Berikut penjelasan mengenai aspek dan indikator penelitian.
1. Efikasi diri yaitu sikap mental yang menunjukkan keyakinan dirinya
memiliki kualifikasi yang mendukung keberhasilan dari upaya yang
dilakukan dalam menghadapi kondisi tidak menyenangkan atau situasi
negatif yang meliputi indikator :
a. Memiliki self image positif
b. Rasa keberartian diri atau self worth
c. Keyakinan terhadap keberhasilan upaya yang dilakukan
d. Lokus kendali internal.
2. Penilaian realistis terhadap lingkungan kemampuan untuk menilai aspek
dari kondisi tidak menyenangkan atau situasi negatif yang berada di dalam
kendali dirinya dan membedakannya dari aspek situasi negatif yang berada
di luar kendali dirinya yang meliputi indikator :
a. Adanya kesadaran dan penerimaan terhadap kenyataan aktual
b. Memiliki harapan yang terukur terhadap orang lain di sekitar.
3. Keterampilan pemecahan masalah (problem solving skill) yaitu
kemampuan untuk menemukan solusi dari suatu masalah berdasarkan
pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan yang telah dimiliki
sebelumnya dalam rangka merespon kondisi tidak menyenangkan atau
29
Senja Wijaya Rahmat, 2014
Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Rasa tertarik dan termotivasi untuk menyelesaikan masalah
b. Mengidentifikasi penyebab dari masalah
c. Mengidentifikasi akibat dari suatu masalah
d. Mempertimbangkan sumber-sumber kredibel untuk pemecahan
masalah
e. Memunculkan sebanyak mungkin ragam solusi untuk masalah.
4. Kemampuan merencanakan dan menentukan tujuan yaitu kemampuan
untuk menyusun serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk mencapai
suatu hal serta menetapkan dan memaknai hal yang ingin dicapai tersebut
sehingga dapat dijadikan pegangan utama saat menghadapi kondisi tidak
menyenangkan atau situasi negatif yang meliputi indikator :
a. memiliki minat yang kuat terhadap suatu hal
b. Menunjukkan adanya tekad dan harapan terkait masa depan
c. Memiliki fleksibilitas dalam perencanaan.
5. Kemampuan berempati yaitu kemampuan untuk mengenali, merasakan,
dan memahami pengalaman emosional orang lain dalam kondisi tertentu
serta memaknai pengalaman emosional tersebut sebagai kesan yang
berguna ketika menghadapi kondisi tidak menyenangkan atau situasi
negatif yang meliputi indikator :
a. Mengenali dan memahami ekspresi orang lain yang mewakili
pengalaman emosional tertentu
b. Apresiatif terhadap orang lain
c. Menunjukkan kasih sayang dan tanggung jawab terhadap sesama.
6. Kemampuan menggunakan humor secara efektif yaitu kemampuan untuk
menangkap kelucuan dari suatu hal kemudian menggunakannya sebagai
strategi untuk mengurangi ketegangan yang ditimbulkan oleh kondisi tidak
menyenangkan atau situasi negatif serta memberi semangat untuk
mengatasi kondisi tidak menyenangkan atau situasi negatif tersebut yang
30
Senja Wijaya Rahmat, 2014
Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Dapat menemukan komedi dalam tragedi
b. Memiliki keinginan untuk membuat orang lain tertawa
c. Menggunakan lelucon untuk mengurangi ketegangan
d. Memperhatikan unsur kesopanan, kreativitas, dan pengetahuan
dalam lelucon.
7. Kemampuan menjaga jarak secara adaptif yaitu kemampuan untuk
menghindari lingkungan pergaulan disfungsional yang diakibatkan oleh
kondisi tidak menyenangkan atau situasi negatif dalam rangka memelihara
kesehatan mental pribadi dari pengaruh maladaptif orang-orang di sekitar
yang meliputi indikator :
a. Kemampuan menjaga diri dari pengaruh perilaku buruk teman
sebaya
b. Menjaga diri dari hal-hal yang dapat memancing emosi negatif.
8. Peran seksual androgini yaitu kemampuan untuk mengadopsi karakteristik
peran seksual feminin dan maskulin secara bersamaan dan dalam level
yang sama-sama tinggi agar dapat mendukung keluwesan dalam
menghadapi kondisi tidak menyenangkan atau situasi negatif yang
meliputi indikator :
a. Sikap yang mengusung ekualitas gender
b. Tidak menutup diri dari pergaulan dengan lawan jenis
c. Menunjukkan karakteristik feminin dan maskulin secara bersamaan
pada situasi tertentu.
F. Instrumen Penelitian 1. Jenis Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah angket. Angket atau
kuisoner merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau
31
Senja Wijaya Rahmat, 2014
Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
disajikan dalam angket tertutup yang berarti sudah disediakan jawaban yang perlu
dipilih oleh responden. Bentuk Instrumen yang digunakan pada penelitian ini
adalah instrumen Sarah K Hamill (2003) mengenai adversitas yang pernah atau sedang dirasakan siswa dan instrumen resiliensi yang merupakan hasil modifikasi
dari instrument Esya Anesty Mashudi (2012) mengenai Konseling Rasional Emotif Behavioral untuk Meningkatkan Resiliensi Remaja.
2. Pedoman Skroing
Instrumen ini berbentuk angket berskala dengan kategori pilihan jawaban,
Sangat Tidak Sesuai (STS), Tidak Sesuai (TS), Antara Sesuai dan Tidak (N),
Sesuai (S), dan Sangat Sesuai (SS), yang memiliki rentang skor 1, 2, 3, 4, dan 5.
Tabel 3.2
Pola Skor Pilihan Angket
Pernyataan SS S N TS STS
Positif 5 4 3 2 1
Negatif 1 2 3 4 5
3. Penyusunan Kisi-Kisi
Instrumen resiliensi dikembangkan dari instrumen resiliensi yang disusun
oleh Esya Anesty Mashudi (2012). Modifikasi instrumen meliputi perubahan
bahasa agar sesuai dengan pemahaman kognitif siswa SMP, penambahan aitem,
dan adaptasi beberapa aitem pada angket yang sebelumnya. Kisi-kisi sebelum uji
coba berjumlah 86 aitem. Kisi-kisi instrument disajikan dalam tabel 3.3 berikut
ini.
Tabel 3.3
Kisi-kisi Instrumen Sebelum Uji Coba
Variabel Aspek Indikator No. Item Jumlah
32
Senja Wijaya Rahmat, 2014
Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Variabel Aspek Indikator No. Item Jumlah
Item ∑
Resiliensi 1. Efikasi diri 1. Memiliki self image yang positif
1-3 3 13
6. Memiliki harapan
33
Senja Wijaya Rahmat, 2014
Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Variabel Aspek Indikator No. Item Jumlah
Item ∑
34
Senja Wijaya Rahmat, 2014
Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Variabel Aspek Indikator No. Item Jumlah
Item ∑ hal-hal yang dapat memancing emosi
4. Pengujian Alat Ukur a. Validitas Rasional
Angket resiliensi yang digunakan sebagai alat pengumpul data terlebih
dahulu dilakukan uji kelayakan instrumen oleh pakar, uji keterbacaan, uji
validitas, dan reliabilitas.
1) Uji Kelayakan Instrumen
Uji kelayakan instrumen dilakukan untuk mengetahui tingkat kelayakan
instrumen dari segi bahasa, konstruk, dan konten, yakni kesesuaian aitem
35
Senja Wijaya Rahmat, 2014
Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
digunakan bagi sampel penelitian. Uji kelayakan instrumen dilakukan oleh para
dosen ahli yang yaitu dosen jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan,
diantaranya Prof. Dr. Syamsu Yusuf, LN, Dr. Mubiar Agustin, M.Pd, dan Eka
Sakti Yudha, M.Pd. Kualifikasi yang digunakan dalam uji kelayakan instrumen
yaitu Memadai (M) dan Tidak Memadai (TM). Pernyataan yang tidak memadai
(TM) direvisi, sementara pernyataan yang memadai (M) bisa langsung digunakan.
Hasilnya ditampilkan pada tabel 3.4 berikut ini (Hasil Terlampir).
Tabel 3.4
Hasil Uji Kelayakan Instrumen (Judgment) Resiliensi
Memadai 1, 2, 3, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22,
23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38,
29, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50, 51, 52, 53, 54,
55, 56, 57, 58, 59, 60, 61, 62, 63, 64, 65, 66, 67, 68, 69, 70,
71, 72, 73, 74, 75, 76, 77, 78, 79, 80, 81, 82, 83, 84, 85, 86
Revisi 4, 5, 6, 7, 12
2) Uji Keterbacaan
Uji keterbacaan dilakukan pada siswa SMP yang tidak termasuk dalam
populasi penelitian, yakni siswa di luar siswa SMP N 18 Tasikmalaya. Uji
keterbacaan dilakukan untuk mengetahui redaksi kata yang tidak jelas dan sulit
dipahami siswa. Setelah uji keterbacaan didapatkan beberapa perubahan.
Tabel 3.5 Hasil Uji Keterbacaan
No Aitem Sebelum Sesudah
1
Saya menyukai
penampilan fisik saya
apa adanya
Saya menyukai anggota
36
Senja Wijaya Rahmat, 2014
Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No Aitem Sebelum Sesudah
12 Saya mempercayai
ramalan zodiac
jika ada masalah di
kelas
Jika ada masalah di
kelas, saya ikut
menyelesaikan
24 Saya heran kenapa guru
memarahi saya
Saya tidak tahu alasan
kenapa guru memarahi
3) Uji Validitas Empirik dan Reliabilias Instrumen
Uji validitas dan reliabilitas instrumen dilakukan bersamaan dengan
pengambilan data (built in) di SMP Negeri 18 Tasikmalaya pada tanggal 10-18
Pebruari 2014.
a) Uji Validitas Empirik Instrumen
Uji validitas eksternal atau validitas empiris dilakukan dengan cara
membandingkan (untuk mencari kesamaan) antara kriteria yang ada pada
instrumen dengan fakta-fakta empiris yang terjadi di lapangan (Sugiyono, 2007)
dan mengetahui tingkat keshahihan suatu instrumen (Arikunto, 2006 : 168).
Perhitungan validitas instrument menggunakan Korelasi Pearson (Product
Moment) dengan menggunakan bantuan perangkat lunak Microsoft Excel 2010.
37
Senja Wijaya Rahmat, 2014
Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
nm = � ∑ − ∑ ∑
√{� ∑ − ∑ }{� ∑ − ∑ }
(Arikunto, 2006 : 170)
Keterangan :
rxy = Koefisien Korelasi
N = Jumlah Sampel
X = Skor Mentah
Y = Skor Total
Selanjutnya dihitung menggunakan rumus uji-t :
= √� −
√ −
(Sugiyono, 2007 : 230)
Keterangan :
t = nilai thitung
r = koefisien korelasi
n = sampel/responden
Kaidah keputusan : Jika thitung > ttabel berarti valid dan Jika thitung < ttabel
maka tidak valid (Sugiyono, 2007 : 230). Nilai ttabeluntuk α = 0,05 dengan derajat
kebebasan (dk= 80-2) yaitu 1,66.
Dari 86 aitem yang disusun setelah dilakukan uji validitas empirik
didapatkan 54 aitem yang dapat digunakan sebagai sebuah instrumen.
Tabel 3.6
Kisi-Kisi Setelah Uji Validitas
Variabel Aspek Indikator No. Item Jumlah
38
Senja Wijaya Rahmat, 2014
Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Variabel Aspek Indikator No. Item Jumlah
Item ∑
Resiliensi 1. Efikasi diri 1. Memiliki self
39
Senja Wijaya Rahmat, 2014
Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Variabel Aspek Indikator No. Item Jumlah
40
Senja Wijaya Rahmat, 2014
Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Variabel Aspek Indikator No. Item Jumlah
41
Senja Wijaya Rahmat, 2014
Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Variabel Aspek Indikator No. Item Jumlah
Item ∑
Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel artinya
dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan (Arikunto, 2006 : 178). Uji reliabilitas
menggunakan rumus Alpha karena skoring yang digunakan dalam angket
42
Senja Wijaya Rahmat, 2014
Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penghitungannya menggunakan bantuan perangkat lunak Microsoft Excel 2007.
Rumus yang digunakan sebagai berikut :
= ��− −∑ �� �
(Arikunto, 2006 : 196)
Keterangan :
r11 = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir soal atau butir pertanyaan
∑σb2
= jumlah varians butir
σ12
= varians total
Sebagai tolak ukur tentang berapa tinggi koefisien reliabilitas itu, setelah
diuji signifikansinya, dapat digunakan klasifikasi Guilford (Subino, 1987 : 115)
sebagai berikut :
Kurang dari 0, 20 : tidak ada korelasi
0, 20 – 0, 40 : korelasi rendah
0, 40 – 0, 70 : korelasi sedang
0, 70 – 0, 90 : korelasi tinggi
0, 90 – 1, 00 : korelasi sangat tinggi.
Hasil perhitungan menunjukan reliabilitas instrumen resiliensi yaitu 0, 8.
Mengacu kepada tingkat koefisien reliabilitas Guilford, maka instrumen resiliensi
berada pada kriteria korelasi tinggi.
G. Pengolahan Data
Data hasil penelitian kemudian diolah dan dianalisis untuk mengetahui
tingkat kategorisasi resiliensi siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya yang berlatar
43
Senja Wijaya Rahmat, 2014
Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yaitu, Sangat Tinggi, Tinggi, Sedang, Rendah, dan Sangat Rendah. Digunakan Z
skor untuk mengategori kelompok dengan langkah sebagai berikut.
1. Menjumlahkan seluruh skor siswa
2. Menghitung rata-rata dari seluruh skor siswa, dengan menggunakan
rumus :
�̅ = ∑� (Furqon, 2011 : 42)
3. Menghitung standar deviasi atau simpangan baku dengan menggunakan
rumus :
= √ = √� ∑��= �− (∑��= �)
� �− (Furqon, 2011 : 65)
4. Menghitung Z skor dengan menggunakan rumus :
� = �− ∑ �
5. Z skor ditransformasikan ke dalam data interval, dengan menggunakan
rumus :
= 5 + × �
6. Mengategorikan siswa ke dalam klasifikasi tingkat resiliensi, yang
mengacu kepada pedoman. Dengan μ = 50 dan s = 10.
Tabel 3.7
Pedoman Tingkat Kategorisasi
T < (μ -1,5 x s) Sangat Rendah
(μ -1,5 x s) < T < (μ - 0,5 x s) Rendah
(μ - 0,5 x s) < T < ( μ + 0,5 x s) Sedang
(μ + 0,5 x s) < T < ( μ +1,5 x s) Tinggi
( μ +1,5 x s) < T Sangat Tinggi
(Azwar, 2013 : 148)
7. Hasil analisis data peserta didik diinterpretasi sehingga menghasilkan
gambaran tingkat kategori resiliensi, sebagai berikut.
Tabel 3.8
44
Senja Wijaya Rahmat, 2014
Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sangat Tinggi
66,00 < T
Siswa sangat mampu untuk menyesuaikan diri atau bangkit
kembali dari kondisi-kondisi tidak menguntungkan yang
dihadapi dan menjadikan pengalaman tidak menyenangkan
sebagai sesuatu yang wajar untuk diatasi.
Tinggi
56,00 < T < 65,99
Siswa mampu untuk menyesuaikan diri atau bangkit
kembali dari kondisi-kondisi tidak menguntungkan yang
dihadapi dan menjadikan pengalaman tidak menyenangkan
sebagai sesuatu yang wajar untuk diatasi.
Sedang
46,00 < T < 55,99
Siswa cukup mampu untuk menyesuaikan diri atau bangkit
kembali dari kondisi-kondisi tidak menguntungkan yang
dihadapi dan menjadikan pengalaman tidak menyenangkan
sebagai sesuatu yang wajar untuk diatasi
Rendah
36,00 < T < 45,99
Siswa tidak mampu untuk menyesuaikan diri atau bangkit
kembali dari kondisi-kondisi tidak menguntungkan yang
dihadapi dan menjadikan pengalaman tidak menyenangkan
sebagai sesuatu yang wajar untuk diatasi.
Sangat Rendah
T < 35,99
Siswa sangat tidak mampu untuk menyesuaikan diri atau
bangkit kembali dari kondisi-kondisi tidak menguntungkan
yang dihadap dan menjadikan pengalaman tidak
menyenangkan sebagai sesuatu yang wajar untuk diatasi.
Adapun hasil pengolahan data digunakan dalam kategorisasi untuk penghitungan
hasil penelitian pada BAB IV.
H. Alur Penelitian
Penelitian pada skripsi ini dilakukan melalui tahapan, sebagai berikut :
1. Penelitian diawali dengan studi pendahuluan di Sekolah Menengah
Pertama Negeri 18 Tasikmalaya sebagai identifikasi masalah.
2. Proposal skripsi diseminarkan pada mata kuliah metode riset pada
semester tujuh. Kemudian, dosen pembimbing mata kuliah metode riset
45
Senja Wijaya Rahmat, 2014
Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Mengajukan permohonan pembuatan SK untuk pengangkatan dosen
pembimbing pada tingkat fakultas.
4. Membuat instrumen yang akan digunakan dalam penelitian. Selanjutnya,
melakukan uji kelayakan instrument (judgment) dan uji keterbacaan.
5. Mengajukan surat permohonan izin penelitian dari jurusan Psikologi
Pendidikan dan Bimbingan yang memberikan rekomendasi untuk
melanjutkan ke tingkat fakultas dan rektorat.
6. Pengurusan perizininan penelitian kepada pihak pimpinan SMP Negeri 18
Tasikmalaya.
7. Melakukan pengambilan data dan uji validitas instrumen. Menghitung data
hasil penelitian. Menginterpretasi dan mendeskripsikan data.
8. Merancang layanan hipotetik yang diduga tepat berdasarkan hasil
97
Senja Wijaya Rahmat, 2014
Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian didapat beberapa poin kesimpulan,
diantaranya sebagai berikut :
1. Profil resiliensi secara umum pada siswa kelas VII, VIII, dan IX SMP
Negeri 18 Tasikmalaya yang berlatar belakang orang tua tunggal
berada pada kategori sedang, artinya cukup mampu untuk
menyesuaikan diri atau bangkit kembali dari kondisi-kondisi tidak
menguntungkan yang dihadapi dan menjadikan pengalaman tidak
menyenangkan sebagai sesuatu yang wajar untuk diatasi. Aspek yang
paling tinggi dicapai secara umum yaitu aspek kemampuan berempati
sementara aspek yang paling rendah yaitu aspek penilaian realistis
pada lingkungan.
2. Secara umum resiliensi siswa perempuan dan siswa laki-laki berada
pada kategori sedang. Aspek yang paling tinggi pada siswa laki-laki
yaitu kemampuan berampati dan yang paling rendah yaitu kemampuan
menjaga jarak secara adaptif. Aspek yang paling tinggi pada siswa
perempuan yaitu kemampuan berempati dan yang paling rendah yaitu
penilaian realistis terhadap lingkungan.
3. Secara umum aspek pada resiliensi berada pada kategori sedang
kecuali kemampuan menggunakan humor secara efektif yang berada
pada kategori rendah.
4. Rancangan layanan pengembangan resiliensi untuk siswa kelas VII,
VIII, dan IX SMP Negeri 18 Tasikmalaya yang berlatar belakang
orang tua tunggal disusun dengan tujuan siswa yang merupakan subjek
98
Senja Wijaya Rahmat, 2014
Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kehidupannya dan menjauhi perilaku menyimpang meskipun berada
dalam kondisi yang tidak menguntungkan.
B. Rekomendasi
Rekomendasi dalam penelitian ini ditunjukkan kepada Guru Bimbingan
dan Konseling dan peneliti selanjutnya yang tertarik dengan tema resiliensi dan
orang tua tunggal.
1. Guru Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Berdasarkan hasil penelitian mengenai resiliensi siswa SMP Negeri 18
Tasikmalaya yang berlatar belakang orang tua tunggal maka perlu adanya
bantuan kepada siswa dalam mengembangkan resiliensi agar siswa tidak
mengalihkan perasaan tidak nyaman akibat ketidakutuhan keluarga kepada
perilaku menyimpang. Adanya layanan dasar yang disusun oleh peneliti
dapat menjadi rujukan apabila belum terselenggara layanan dasar untuk
mengembangkan resiliensi pada siswa yang berlatar belakang orang tua
tunggal di SMP Negeri 18 Tasikmalaya.
2. Peneliti Selanjutnya
Para peneliti selanjutnya yang memiliki ketertarikan pada pembahasan
mengenai resiliensi dan single parent dapat mengadakan (1) penelitian
lanjutan dengan menggunakan jumlah sampel yang lebih banyak sehingga
dapat menguraikan profil resiliensi berdasarkan jenis ketidakutuhan pada
orang tua tunggal yang diakibatkan perceraian orang tua, kematian salah
satu orang tua, dan terpisah dengan salah satu orang tua ; (2) penggunaan
metode kualitatif atau mix methods dalam penelitian untuk
membandingkan dan lebih mendetail dari penelitian dengan metode
kuantitatif serta dalam rangka memperkaya khazanah pengetahuan
mengenai resiliensi dengan subjek latar belakang orang tua tunggal (3)
penggunaan teknik dalam penelitian eksperimen yang merujuk pada a
strengths-based approach yang salah satunya disusun oleh Benard untuk
99 Senja Wijaya Rahmat, 2014
Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
-. (2010). The Effects of Divorce on Teens and Tips for Managing the Change. [online ] Tersedia : http://middleearthnj.wordpress.com/2010/10/18/the-effects-of-divorce-on-teens-and-tips-for-managing-the-change/. [03 Juli 2014]
-. (2011). Fostering Resiliency Using a Srengths-Based Approach. [online] Tersedia : www.mtroyal.ca/wellbeing. [26 Mei 2014].
Akbar, O. (2013). Perceraian Marak di Negeri Pro Keluarga. [online] Tersedia :
http://m.sindoweekly-magz.com/artikel/16/i/21-27-juni-2012/highlight/31/perceraian-marak-di-negeri-pro-keluarga. [28 Oktober 2013].
Amato, P.R & Previeti, D. (2003). “People’s Reason For Divorcing : Gender,
Social Class, The Life Course, and Adjustment”.Journal Family Issues. 24, (5), 602-626.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Azwar, Saifuddin. (2012). Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Bem, S.L. (1974). “Masculine Or Feminine..Or Both?”. Journal of Consulting
and Clinical Psychology.42, 155-162.
Benard, B. (2004). Personal Strengths. Pdf [online]. Tersedia : http://www.wested
.org/wp-content/files_mf/1370637588resiliency.chap2.pdf. (06 April 2014)
Brooks, R. & Goldstein, S. (2001). Raising Resilient Children. United States of America : Contemporary Books.
Desmita. ((2009). Psikologi Perkembangan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Desmita. (2011). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Dobos, D.E, Mastin, B.H, & Moore, M.B. (1986). Family Potrait : A Study Contemporary Lifestyles. California : Wardsworth Publishing Company.
100 Senja Wijaya Rahmat, 2014
Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Emzir. (2011). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.
Furqon.(2011). Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta
Glantz, M.D. & Johnson, J.L. (2002). Resilience and Development : Positive Life Adaptations. United States of America : Kluwer Academic Publishers.
Hall, E & Perlmutter, M. (1958). Adult Development and Aging. USA : John Wiley & Sons.
Hamill, S.K (2003). Resilience and Self-Efficacy : The Importance Of Efficacy Beliefs and Coping Mechanisms in Resilien Adolescens. Pdf [online] Tersedia : www.groups.colgae.edu/cjs/student_papers/2003/Hamill.pdf. [22 Juni 2014]
Hawari, Dadang. (2004) Al Qur’an “ Ilmu kedokteran jiwa dan kesehatan jiwa”. Yogyakarta : Dana Bhakti Prima Yasa.
Henderson, N &Meilstein, M. M. (2003).Resiliency in Schools. United States of America : Corwin Press.
Hurlock, E. (1980). Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga.
International Encyclopedia of Marriage and Family. (2003). Single-Parent Families. [online] Tersedia :http://www.encyclopedia.com/topic/Single-Parent_Families.aspx#1-1G2:3406900405-full. [23 Nopember 2013].
Kelly, S.E. (2011). Personal and Community Resilience : Building It and
Susaining It. Pdf [online] Tersedia :
www.dhhr.wv.gov/healhprep/about/archives/Documens/MentalHealhResilie ncyPowerPoint. [22 Juni 2014]
Kennedy, A. (2011). Losing a Parent. [online] Tersedia
:www.alexandrakennedy.com/ten-steps.html. [21 September 2013]
Ketteringham, K. (2007). Single Parent Households - How Does it Affect the Children?. [online] Tersedia : http://voices.yahoo.com/single-parent-households-does-affect-children-422927.html?cat=25. [26 September 2013].
Lestari, S. (2012). Psikologi Keluarga : Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik Keluarga. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.