EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN JOYFUL LEARNING DENGAN PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH)
KURIKULUM 2013 PADA PEMBELAJARAN BASIC SKILLS
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Teknik Elektro
Program Studi Pendidikan Teknik Elektro S1
Oleh
ZIKRA RUFINA
1000820
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN JOYFUL LEARNING DENGAN PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH)
KURIKULUM 2013 PADA PEMBELAJARAN BASIC SKILLS
Oleh Zikra Rufina
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Teknik Elektro
Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
© Zikra Rufina
Universitas Pendidikan Indonesia April 2014
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.
ZIKRA RUFINA 1000820
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN JOYFUL LEARNING DENGAN PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH)
KURIKULUM 2013 PADA PEMBELAJARAN BASIC SKILLS
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :
Pembimbing I
Dr. Jaja Kustija, M.Sc NIP. 19591231 198503 1 022
Pembimbing II
Wawan Purnama, S.Pd., M.Si NIP. 19671026 199403 1 004
Mengetahui,
Ketua Jurusan
Pendidikan Teknik Elekto
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMAKASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A.Latar Belakang Penelitian ... 1
B.Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 3
C.Tujuan Penelitian ... 5
D.Metode Penelitian ... 5
E.Manfaat/ Signifikansi Penelitian ... 6
F.Struktur Organisasi Skripsi ... 6
BAB II LANDASAN TEORI ... 8
A.Implementasi Kurikulum 2013 ... 8
1. Merancang Pembelajaran Efektif dan Bermakna ... 8
2. Mengorganisasikan Pembelajaran ... 9
3. Memilih dan Menentukan Pendekatan Pembelajaran ... 9
4. Melaksanakan Pembelajaran, Pembentukan Kompetensi dan Karakter ... 9
5. Menetapkan Kriteria Keberhasilan... 10
B.Hakikat Belajar dan Pembelajaran ... 10
1. Pengertian ... 10
2. Hasil Belajar ... 11
C.Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 ... 12
1. Pengertian Model Pembelajaran ... 12
2. Model Pembelajaran Menyenangkan (Joyful Learning) ... 13
D.Pendekatan Pembelajaran Kurikulum 2013 ... 20
1. Esensi Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach) ... 20
2. Pendekatan Ilmiah dalam Pembelajaran ... 20
3. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Ilmiah... 21
4. Teknik Penilaian dengan Pendekatan Ilmiah ... 27
E.Efektivitas Pembelajaran... 31
F.Mata Pelajaran Basic Skills ... 32
G.Hasil Penelitian yang Relevan ... 33
H.Kerangka Pemikiran Kegiatan Pembelajaran ... 33
I. Hipotesis Penelitian ... 35
BAB III METODE PENELITIAN ... 37
A.Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian ... 37
1. Lokasi Penelitian ... 37
2. Subjek Populasi/ Sampel Penelitian ... 37
B.Waktu dan Prosedur Penelitian ... 38
1. Waktu Penelitian ... 38
2. Prosedur Penelitian ... 38
C.Desain Penelitian ... 46
D.Metode Penelitian ... 47
E.Definisi Operasional ... 47
F.Instrumen Penelitian ... 49
G.Proses Pengembangan Instrumen ... 50
H.Teknik Pengumpulan Data ... 54
I. Teknik Analisis Data ... 55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 62
A.Gambaran Umum Penelitian ... 62
1. Tahapan Penelitian... 62
B.Pemaparan Data Hasil Penelitian ... 64
1. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian... 64
2. Analisis Deskripsi Data ... 66
C.Pembahasan Data Penelitian ... 75
1. Hasil Uji Normalitas Data ... 75
2. Hasil Uji Gain Normalisasi ... 76
3. Hasil Uji Hipotesis ... 77
4. Hasil Angket Respon Peserta Didik ... 81
D.Temuan dan Pembahasan Hasil Penelitian ... 82
1. Temuan Hasil Analisis ... 82
2. Pembahasan Hasil Analisis ... 82
E.Matrik Penelitian ... 84
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 86
A.Kesimpulan ... 86
B.Saran ... 86
DAFTAR PUSTAKA ... 88
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kriteria Ketuntasan Minimal Kurikulum 2013 ... 29
Tabel 2.2 Konversi Nilai Kurikulum 2013 ... 30
Tabel 3.1 Roadmap Penelitian ... 46
Tabel 3.2 Desain Penelitian ... 46
Tabel 3.3 Kriteria Validitas Soal ... 51
Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas Soal ... 52
Tabel 3.5 Klasifikasi Indeks Daya Pembeda... 53
Tabel 3.6 Klasifikasi Indeks Kesukaran... 54
Tabel 3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 55
Tabel .8 Kriteria Gain Normalisasi ... 56
Tabel 3.9 Tabel Uji Normalitas ... 58
Tabel 3.10. Tingkat Keberhasilan Pencapaian Afektif ... 60
Tabel 3.11 Konversi Skala Likert ... 60
Tabel 3.12 Tingkat Keberhasilan Pencapaian Psikomotor ... 61
Tabel 3.13 Presentase dan Intepretasi Lembar Wawancara ... 61
Tabel 4.1 Waktu Pelaksanaan Penelitian ... 63
Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Instrumen ... 65
Tabel 4.3 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Item Soal ... 66
Tabel 4.4 Hasil Uji Daya Pembeda Item Soal... 66
Tabel 4.5. Data Nilai Pretest, Posttest, dan Gain Normalisasi ... 67
Tabel 4.6 Deskripsi Data Pretest ... 68
Tabel 4.7 Deskripsi Data Posttest ... 69
Tabel 4.8 Data Penilaian Aspek Afektif ... 71
Tabel 4.9 Kriteria Penilaian Aspek Afektif... 71
Tabel 4.10 Deskripsi Data Afektif ... 72
Tabel 4.11 Data Penilaian Aspek Psikomotor... 73
Tabel 4.12 Kriteria Penilaian Aspek Psikomotor ... 74
Tabel 4.13 Deskripsi Data Psikomotor ... 74
Tabel 4.14 Hasil Uji Normalitas Data ... 76
Tabel 4.15 Perolehan Hasil Gain Normalisasi ... 76
Tabel 4.16 Hasil Angket Respon Peserta Didik ... 80
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Pembelajaran Kurikulum 2013... 21
Gambar 2.2 Pendekatan ilmiah (scientific approach) ... 22
Gambar 2.3 Diagram Kerangka Pemikiran Kegiatan Pembelajaran ... 35
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian ... 38
Gambar 3.2 Kurva baku normal uji normalitas ... 57
Gambar 4.1 Histogram Data Pretest ... 68
Gambar 4.2 Histogram Data Posttest ... 70
Gambar 4.3 Histogram Data Afektif ... 72
Gambar 4.4 Histogram Data Psikomotor ... 75
Gambar 4.5 Diagram Data Hasil Uji N-Gain... 76
Gambar 4.6 Uji Hipotesis Pihak Kanan Aspek Kognitif ... 78
Gambar 4.7 Uji Hipotesis Pihak Kanan Aspek Afektif ... 79
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A :
Lampiran A.1 Surat Penelitian
Lampiran A.2 Surat Pengantar Menjadi Mitra Penelitian
Lampiran A.3 Hasil Wawancara Awal dengan Guru
Lampiran A.4 Hasil Wawancara Awal dengan Peserta Didik
Lampiran A.5 Silabus Basic Skills Tahun Ajaran 2013/2014
Lampiran A.6 Daftar Nilai Peserta Didik
Lampiran A.7 Surat Permohonan Pengisian Lembar Expert Judgement
Lampiran A.8 Lembar Expert Judgement Instrumen Penelitian
Lampiran A.9 Kisi-Kisi Instrumen Kognitif Uji Coba
Lampiran A.10 Kunci Jawaban Instrumen Kognitif Uji Coba
Lampiran A.11 Soal Instrumen Kognitif Uji Coba
Lampiran A.12 Lembar Jawaban Instrumen Kognitif Uji Coba
Lampiran A.13 Data Hasil Uji Kognitif Uji Coba
Lampiran A.14 Data Hasil Uji Validitas
Lampiran A.15 Data Hasil Uji Reliabilitas
Lampiran A.16 Data Hasil Uji Tingkat Kesukaran
Lampiran A.17 Data Hasil Uji Daya Pembeda
LAMPIRAN B :
Lampiran B.1 Silabus Basic Skills Penelitian
Lampiran B.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Penelitian Ke-1
Lampiran B.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Penelitian Ke-2
Lampiran B.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Penelitian Ke-3
Lampiran B.5 Kisi-Kisi Instrumen Kognitif Pretest-Posttest
Lampiran B.6 Kunci Jawaban Instrumen Kognitif Pretest-Posttest
Lampiran B.7 Soal Instrumen Kognitif Pretest-Posttest
Lampiran B.9 Lembar Kerja Peserta Didik
Lampiran B.10 Lembar Jawaban Instrumen Kognitif Posttest
Lampiran B.11 Lembar Kriteria Pemberian Skala Penilaian Aspek Afektif
Lampiran B.12 Lembar Kriteria Penilaian Afektif
Lampiran B.13 Lembar Kriteria Penilaian Psikomotor
Lampiran B.14 Lembar Hasil Akhir Penilaian Psikomotor
Lampiran B.15 Lembar Observasi Aktivitas Guru
Lampiran B.16 Hasil Wawancara Akhir dengan Guru
Lampiran B.17 Hasil Angket Respon Peserta Didik
Lampiran B.18 Data Hasil Pretest Kelas Eksperimen
Lampiran B.19 Data Hasil Posttest Kelas Eksperimen
Lampiran B.20 Tabel Data Skor Pretest, Posttest dan N-Gain Kelas Eksperimen
Lampiran B.21 Kelas Interval Pretest, Posttest dan N-Gain Kelas Eksperimen
Lampiran B.22 Hasil Uji Normalitas Data Pretest
Lampiran B.23 Hasil Uji Normalitas Data Posttest
Lampiran B.24 Hasil Uji Normalitas Data N-Gain
Lampiran B.24 Hasil Uji Hipotesis Pihak Kanan (Aspek Kognitif)
Lampiran B.25 Tabel Penilaian Afektif Kelas Eksperimen
Lampiran B.26 Kelas Interval Data Penilaian Afektif Kelas Eksperimen
Lampiran B.27 Hasil Uji Normalitas Data Penilaian Afektif Kelas Eksperimen
Lampiran B.27 Hasil Uji Hipotesis Pihak Kanan (Aspek Afektif)
Lampiran B.28 Tabel Penilaian Psikomotor Kelas Eksperimen
Lampiran B.29 Kelas Interval Data Penilaian Psikomotor Kelas Eksperimen
Lampiran B.30 Hasil Uji Normalitas Penilaian Psikomotor Kelas Eksperimen
LAMPIRAN C :
Lampiran C.1 Perhitungan Manual Uji Validitas
Lampiran C.2 Perhitungan Manual Uji Reliabilitas
Lampiran C.3 Perhitungan Manual Uji Tingkat Kesukaran
Lampiran C.4 Perhitungan Manual Uji Daya Pembeda
Lampiran C.5 Perhitungan Manual Uji Normalitas
Lampiran C.6 Perhitungan Manual Gain Normalisasi
Lampiran C.7 Perhitungan Manual Uji Hipotesis
Lampiran C.8 Tabel Nilai-Nilai Dalam Distribusi t
Lampiran C.9 Tabel Nilai-Nilai r Product Moment
Lampiran C.10 Tabel Nilai-Nilai Chi Kuadrat
LAMPIRAN D :
Lampiran D.1 Lembar Asistensi/ Bimbingan Skripsi
Lampiran D.2 Surat Tugas Penunjukkan Dosen Pembimbing
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Sejak wacana perubahan dan pengembangan Kurikulum 2013 dimunculkan,
timbul berbagai tanggapan dari berbagai kalangan, baik yang setuju (pro) maupun
yang tidak setuju (kontra). Menghadapi berbagai tanggapan tersebut, Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhammad Nuh mengungkapkan bahwa
“Perubahan dan pengembangan kurikulum merupakan persoalan yang sangat penting karena kurikulum harus selalu disesuaikan dengan tuntutan zaman.”
Perlunya perubahan dan pengembangan Kurikulum 2013 didorong oleh
beberapa hasil studi internasional tentang kemampuan peserta didik Indonesia dalam
kancah internasional. Sebagaimana dikemukakan oleh E. Mulyasa (2013: 60) bahwa :
Hasil survei tahun 2007 oleh Global Institute, menunjukkan hanya 5% peserta didik Indonesia yang mampu mengerjakan soal penalaran berkategori tinggi dan 78% dapat mengerjakan soal hapalan berkategori rendah. Data lain diungkapkan oleh Programme for International Student Assessment (PISA) tahun 2009, menempatkan Indonesia pada peringkat bawah 10 besar dari 65 negara peserta PISA.
Dari hasil kedua survei tersebut menunjukkan bahwa prestasi belajar peserta
didik Indonesia belum setara dengan negara-negara yang lebih maju. Melalui
Kurikulum 2013 diharapkan dapat menghasilkan insan Indonesia yang produktif,
kreatif, inovatif dengan penguatan sikap, keterampilan dan pengetahuan, serta
pembentukan kompetensi dan karakter peserta didik. Guru dituntut lebih profesional
dalam merancang pembelajaran yang efektif dan bermakna (menyenangkan), memilih
pendekatan pembelajaran yang tepat, menentukan prosedur pembelajaran dan
pembentukan kompetensi secara efektif, serta menetapkan kriteria keberhasilan.
Penggunaan model pembelajaran yang bervariasi juga perlu dilakukan oleh guru agar
peserta didik tidak merasa jenuh dan bosan dalam kegiatan belajar, sehingga tujuan
2
Mengacu kepada Peraturan Pemerintah (PP) No.19 pasal 19 ayat 1 berbunyi :
“Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif,
memberikan ruang gerak yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik, serta psikologi siswa”. Jadi,
guru sebagai fasilitator dan mitra belajar bagi peserta didik yang tidak hanya
menyampaikan informasi, tetapi harus kreatif memberikan kemudahan belajar agar
peserta didik dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan dan penuh semangat.
Salah satu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di kota Bandung yang telah
menerapkan Kurikulum 2013 adalah SMK Negeri 12 Bandung di Jalan Pajajaran,
No. 92. Dari hasil wawancara awal dengan guru yang mengajar Basic Skills, terdapat
beberapa kendala dalam memilih model dan pendekatan pembelajaran sesuai dengan
tema Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi. Hal ini disebabkan
oleh rumusan kurikulum yang lambat disosialisasikan pemerintah, sehingga sebagian
besar guru belum siap dalam merealisasikan implementasi Kurikulum 2013.
Dari hasil wawancara awal dengan beberapa peserta didik kelas X yang telah
belajar materi pengenalan dan penggunaan alat ukur listrik, terdapat beberapa
kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran, yaitu rasa jenuh dan bosan yang
dialami peserta didik karena materi yang diajarkan guru hanya digambarkan di papan
tulis dan disampaikan secara lisan. Selain itu, suasana belajar yang monoton dan
tidak menarik mengakibatkan rasa malas dan tidak bersemangat. Kemudian dari
hasil ulangan harian terlihat bahwa peserta didik yang dapat mencapai nilai kriteria
ketuntasan minimal (KKM) di atas 75 hanya 25 % saja.
Dengan adanya latar belakang tersebut dan diperoleh fakta bahwa masih
rendahnya aktivitas dan hasil belajar peserta didik pada materi pengenalan dan
penggunaan alat ukur listrik, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang
3
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Berdasarkan masalah-masalah yang telah diuraikan dan latar belakang masalah
di atas, maka identifikasi masalah pada penelitian ini adalah :
1. Kurangnya pemahaman guru terhadap implementasi Kurikulum 2013 dengan
pendekatan ilmiah (Scientific Approach), khususnya pada pembelajaran Basic Skill
di kelas X SMK Negeri 12 Bandung.
2. Penggunaan model pembelajaran yang kurang bervariasi dan proses pengajaran
cenderung berpusat pada guru, sehingga kegiatan belajar terasa monoton.
3. Rendahnya hasil belajar peserta didik pada proses belajar mengajar yang
menggunakan model pembelajaran konvensional pada kompetensi dasar
menjelaskan dan mendemonstrasikan alat ukur elektrik dan jenisnya dilihat dari
hasil ulangan harian, dimana peserta didik yang dapat mencapai nilai kriteria
ketuntasan minimal (KKM) di atas 75 hanya 25%.
4. Peserta didik sulit mendalami materi tentang pengenalan dan penggunaan alat ukur
listrik yang telah disampaikan guru (aspek kognitif) dan cenderung malas untuk
mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
konvensional (aspek afektif dan psikomotor), hal ini berdasarkan hasil wawancara
awal dengan beberapa peserta didik kelas X semester I yang telah belajar mata
pelajaran Basic Skills.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas dan beberapa
identifikasi masalah yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah yang akan
dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana efektivitas penerapan model pembelajaran Joyful Learning dengan
pendekatan ilmiah (Scientific Approach) dalam meningkatkan hasil belajar peserta
didik kelas X SMK Negeri 12 Bandung pada pembelajaran Basic Skills ditinjau
dari aspek kognitif, afektif dan psikomotor?
2. Bagaimana tanggapan peserta didik terhadap penerapan model pembelajaran
Joyful Learning dengan pendekatan ilmiah (Scientific Approach) pada proses
4
Penelitian ini diarahkan kepada efektivitas penerapan model pembelajaran
Joyful Learning dengan pendekatan ilmiah (Scientific Approach) pada proses
pembelajaran Basic Skills. Adapun identifikasi variabel-variabel penelitian beserta
definisi operasionalnya untuk menghindari adanya salah pemaknaan dari setiap istilah
yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya sebagai berikut :
1. Efektivitas pembelajaran merupakan tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan
dan sasaran dalam proses pembelajaran (Choirul, 2013:21). Maka, efektivitas
pembelajaran dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar peserta
didik ditinjau dari aspek kognitif, afektif dan psikomotor dalam pembelajaran
Basic Skills pada materi pengenalan dan penggunaan alat ukur listrik.
2. Pada penelitian ini, kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan menerapkan
model pembelajaran Joyful Learning dengan pendekatan ilmiah (Scientific
Approach) pada proses pembelajaran Basic Skills materi pengenalan dan
penggunaan alat ukur listrik di kelas X semester II kompetensi keahlian
Kelistrikan Pesawat Udara (KPU) di SMK Negeri 12 Bandung.
Pembelajaran menyenangkan (Joyful Learning) adalah suasana belajar-mengajar
yang menyenangkan sehingga peserta didik memusatkan perhatiannya secara
penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya tinggi (Depdiknas, 2004:3).
Pendekatan ilmiah (Scientific Approach) adalah pendekatan pembelajaran pada
kurikulum 2013 yang meliputi aspek mengamati, menanya, menalar, mencoba dan
membentuk jejaring (Mendikbud, 2013:4).
3. Peningkatan Hasil Prestasi Belajar adalah kemajuan pada hasil belajar yang
meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan
proses belajar peserta didik (Syah dalam Sudjana, 2011). Pemahaman materi
(aspek kognitif) peserta didik diukur dengan soal-soal tes uji kompetensi dalam
bentuk pilihan ganda dan digunakan untuk soal pretest-posttest, sedangkan aspek
afektif dan psikomotor diukur dengan lembar penilaian observasi afektif dan
lembar penilaian observasi psikomotor dan setiap indikator kriteria penilaian yang
5
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang ingin
dicapai setelah penelitian ini adalah untuk :
1. Menganalisis efektivitas penerapan model pembelajaran Joyful Learning dengan
pendekatan ilmiah (Scientific Approach) dalam meningkatkan hasil belajar peserta
didik kelas X SMK Negeri 12 Bandung pada pembelajaran Basic Skills ditinjau
dari aspek kognitif, afektif dan psikomotor
2. Mengetahui tanggapan peserta didik terhadap kegiatan belajar mengajar yang
menerapkan model pembelajaran Joyful Learning dengan pendekatan ilmiah
(Scientific Approach) pada mata pelajaran Basic Skills.
D. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
kuantitatif jenis penelitian eksperimen dengan desain pre-experimental design bentuk
one group pretest-posttest design. Dikatakan pre-experimental design karena desain
ini belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh, karena masih terdapat variabel
luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen / variabel
terikat. Jadi, hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan
semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen / variabel bebas (Sugiyono, 2010).
Tahapan dalam metode penelitian ini, yaitu dengan memberikan tes awal
(pretest) untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik yang diberikan kepada
satu kelompok dan disebut sebagai kelas eksperimen. Selanjutnya kelas eksperimen
tersebut diberikan suatu perlakuan (treatment) menggunakan model pembelajaran
Joyful Learning dengan pendekatan ilmiah (Scientific Approach). Kemudian pada
tahap akhir, kelas eksperimen diberikan tes akhir (posttest) untuk mengetahui ada
atau tidaknya peningkatan terhadap hasil prestasi belajar peserta didik setelah
diterapkan model pembelajaran Joyful Learning dengan pendekatan ilmiah (Scientific
Approach). Peningkatan hasil prestasi belajar peserta didik ditinjau dari apek kognitif,
6
E. Manfaat/ Signifikansi Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat/ signifikansi
diantaranya sebagai berikut :
1. Bagi sekolah, agar hasil penelitian ini dapat memberikan alternatif penggunaan
model pembelajaran bagi guru terutama pada mata pelajaran Basic Skills dalam
proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di SMK Negeri 12 Bandung dengan
mengetahui kelayakan penggunaannya.
2. Bagi guru, agar hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan untuk
memperluas pengetahuan dan wawasan mengenai model pembelajaran Joyful
Learning dengan pendekatan ilmiah (Scientific Approach) sebagai implementasi
Kurikulum 2013 untuk meningkatkan hasil prestasi belajar peserta didik ditinjau
dari aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
3. Bagi peserta didik, agar hasil penelitian ini dapat mempermudah peserta didik
dalam memahami materi pelajaran, menghilangkan kejenuhan dan kebosanan
dalam belajar, dapat meningkatkan hasil belajar, serta minat belajar peserta didik,
dengan menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan.
4. Bagi pengelola lembaga pendidikan, agar hasil penelitian ini dapat dijadikan
inspirasi untuk mengambil kebijakan dalam memaksimalkan pengadaan dan
pemanfaatan fasilitas sekolah.
5. Bagi peneliti, agar hasil penelitian ini dapat menjadi sarana aplikasi ilmu
kependidikan yang diperoleh selama perkuliahan di Jurusan Pendidikan Teknik
Elektro dan menjadi masukan dalam pengembangan penelitian selanjutnya.
F. Stuktur Organisasi Skripsi
Sistematika penulisan atau struktur organisasi dalam sebuah penelitian berperan
sebagai pedoman penulisannya agar lebih sistematis dan terarah dalam rangka
menuju tujuan akhir yang hendak dicapai.
Adapun sistematika penulisan atau struktur organisasi dalam penulisan skripsi
7
BAB I : Pendahuluan
Pendahuluan meliputi : latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah,
tujuan penelitian, metode penelitian dan manfaat/ signifikansi penelitian, serta
struktur organisasi skripsi.
BAB II : Landasan Teori
Landasan teori berisi tentang : konsep-konsep yang berkaitan dengan model-model
pembelajaran, rumus-rumus yang berhubungan dengan statistika penelitian
kuantitatif, teori-teori tentang implementasi kurikulum 2013, langkah-langkah atau
tahapan-tahapan menggunakan model pembelajaran Joyful Learning dengan
pendekatan ilmiah (Scientific Approach), efektivitas dalam pembelajaran, pengenalan
pada mata pelajaran Basic Skills, hasil penelitian yang relevan, asumsi dasar, variabel
penelitian, serta paradigma dan hipotesis penelitian.
BAB III : Metode Penelitian
Metode penelitian membahas tentang : lokasi dan subjek populasi atau sampel
penelitian, desain penelitian dan justifikasi, metode penelitian dan justifikasi, definisi
operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen penelitian, teknik
pengumpulan data dan alasan rasional, serta teknik analisis data.
BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan
Hasil penelitian dan pembahasan menjelaskan uraian tentang tahapan pembelajaran,
pengelolaan data penelitian, analisis data hasil penelitian, temuan dan pembahasan
hasil penelitian, serta matrik penelitian.
BAB V : Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan dan saran memuat tentang kesimpulan dari hasil analisis temuan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri
12 Bandung yang berlokasi di Jalan Pajajaran, No. 92 Telp./ Fax 022-6038055,
Bandung 40173. Sebagai lokasi penerapan model pembelajaran Joyful Learning
dengan pendekatan ilmiah (Scientific Approach) Kurikulum 2013 pada mata
pelajaran Basic Skills.
2. Subjek Populasi/ Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek / subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Subjek populasi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X semester II,
pada program studi Kelistrikan Pesawat Udara (KPU), tahun ajaran 2013-2014
yang sedang menempuh mata pelajaran Basic Skills dengan salah satu kompetensi
dasarnya adalah “Menjelaskan alat ukur elektrik dan jenisnya dengan berbagai tingkatan ketelitian sesuai dengan pekerjaan.”
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2010). Apa yang dipelajari dari sampel tersebut,
maka kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Oleh karena itu, sampel
yang diambil dari populasi harus betul-betul representative (mewakili). Sampel
dalam penelitian ini mengambil satu kelas penelitian yang disebut sebagai kelas
eksperimen, yaitu kelas X-B KPU semester II dengan jumlah peserta didik
sebanyak 25 orang dan akan diberikan perlakuan (treatmen) dengan menerapkan
model pembelajaran Joyful Learning dengan pendekatan ilmiah (Scientific
Approach). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan cara
sampling purposive. Sampling purposive adalah “teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu” (Sugiyono, 2010). Teknik ini cocok digunakan dalam
38
B. Waktu dan Prosedur Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 14 minggu (Januari s/d April 2014)
dimulai dari tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap akhir penelitian.
2. Prosedur Penelitian
Adapun prosedur penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada gambar 3.1
sebagai berikut :
Mulai
Uji Coba Instrumen
Soal Valid
Kelas Eksperimen - Pretest
- Treatment - Posttest
Kesimpulan
Pembuatan Laporan
Selesai ya
tidak
Dibuang
Tahap Persiapan
Tahap Pelaksanaan
Tahap Akhir
-Studi Pustaka
-Wawancara awal dengan guru dan peserta didik -Menentukan materi dan sampel
Penyusunan Instrumen Penelitian
Pengolahan Data
39
1. Tahap Persiapan
a. Studi Pustaka
Mengidentifikasi Masalah
Kegiatan penelitian dimulai dengan mengidentifikasi masalah-masalah yang
ada di lapangan dan dirasa penting, hangat dan aktual, serta dapat memberikan
manfaat kepada lingkungan sekitar jika diteliti.
Studi lapangan melalui pengamatan dilakukan untuk mengetahui gambaran
umum penelitan yang berkaitan dengan kurikulum yang digunakan, proses
pembelajaran yang sedang berlangsung, model pembelajaran yang diterapkan oleh
guru, serta sarana dan fasilitas pembelajaran yang mendukung di SMK Negeri 12
Bandung, terutama pada mata pelajaran Basic Skills.
Merumuskan Masalah dan Membatasi Masalah
Perumusan masalah terkait dengan fokus masalah dan perlu dibatasi pada
faktor atau variabel-variabel yang dominan. Faktor atau variabel-variabel tersebut
ada yang melatarbelakangi ataupun diakibatkan oleh fokus masalah.
Adapun rumusan masalah dan pembatasan masalah dalam penelitian ini
berkaitan dengan penerapan model pembelajaran Joyful Learning dengan
pendekatan ilmiah (Scientific Approach) pada pembelajaran Basic Skills.
Mengumpulkan Landasan Teori
Landasan teori merupakan teori-teori yang mendasari penelitian, baik teori
yang berkenaan dengan bidang ilmu yang diteliti maupun metode penelitian.
Pengumpulan landasan teori dengan cara studi literatur terhadap beberapa sumber
sebagai referensi. Dalam landasan teori dikaji hal-hal yang bersifat empiris dan
akurat, serta bersumber dari temuan-temuan penelitian terdahulu yang berkaitan
dengan penerapan model pembelajaran menyenangkan (Joyful Learning).
Merumuskan Hipotesis
Rumusan hipotesis dibuat apabila menggunakan penelitian dengan
pendekatan kuantitatif dan pengolahan data statistik inferensial. Hal-hal pokok
yang ingin diperoleh dari penelitian dirumuskan dalam bentuk hipotesis atau
pertanyaan penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan hipotesis deskriptif
40
Menentukan Desain dan Metode Penelitian
Desain penelitian berisi rumusan tentang langkah-langkah penelitian dengan
menggunakan pendekatan, metode penelitian, teknik pengumpulan data dan
sumber data tertentu serta alasan-alasan mengapa menggunakan metode tersebut.
b. Wawancara Awal
Wawancara awal dilakukan pada guru di bengkel Kelistrikan Pesawat Udara
(KPU) yang mengajar mata pelajaran yang akan diteliti, yaitu Basic Skills dan
pada beberapa peserta didik kelas X semester I yang telah belajar materi pada
mata pelajaran tersebut. Wawancara awal bertujuan untuk mengetahui persepsi
awal dan menguatkan latar belakang masalah penelitian.
c. Menentukan Materi Pelajaran dan Sampel Penelitian
Penentuan materi pelajaran yang akan digunakan untuk menerapkan model
pembelajaran Joyful Learning dengan pendekatan ilmiah (Scientific Approach)
dipilih berdasarkan kompetensi dasar pada silabus. Sampel penelitian adalah kelas
X-B semester II pada program studi Kelistrikan Pesawat Udara, yang belum
belajar materi pengenalan dan penggunaan alat ukur listrik.
d. Penyusunan Instrumen Penelitian
Kegiatan pengumpulan data didahului oleh penentuan teknik penelitian,
penyusunan dan pengujian instrumen pengumpulan data yang akan digunakan.
Adapun instrumen penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut :
Lembar tes kognitif berupa soal pilihan ganda sebanyak 34 butir soal yang valid dan memiliki kriteria realibilitas sangat tinggi dan digunakan sebagai
soal pretest dan posttest untuk menilai pengetahuan peserta didik.
Lembar observasi afektif untuk menilai keterampilan sikap peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung.
Lembar observasi psikomotor untuk menilai keterampilan praktik peserta didik selama proses pembelajaran praktikum berlangsung.
Lembar kerja digunakan sebagai bahan pembelajaran dan mengarahkan peserta didik untuk berdiskusi dalam memecahkan suatu permasalahan yang
41
(Scientific Approach) yang di dalamnya memuat lima aspek pendekatan,
yaitu : mengamati, menanya, menalar, mencoba dan membentuk jejaring.
Angket wawancara akhir adalah untuk mengetahui respon atau pendapat peserta didik setelah belajar menggunakan model pembelajaran Joyful
Learning dengan pendekatan ilmiah (Scientific Approach).
e. Uji Coba Instrumen
Menurut Sugiyono (2010) :
Uji validitas adalah suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi (content) dari suatu instrumen, dengan tujuan untuk mengukur ketepatan instrumen yang digunakan dalam suatu penelitian. Mengetahui sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukuran dalam melakukan fungsi ukurnya. Agar data yang diperoleh bisa relevan (sesuai) dengan tujuan diadakannya pengukuran tersebut.
Sebelum dilaksanakan uji coba instrumen terhadap lembar tes kognitif,
terlebih dahulu dilakukan pengujian kelayakan instrumen penelitian yang disebut
dengan expert judgement. Pengujian kelayakan instrumen dilakukan untuk menilai
apakah butir soal dalam lembar tes kognitif telah sesuai dengan kompetensi dasar
pengenalan dan penggunaan alat ukur listrik, serta telah mencapai indikator yang
mencakup tujuan pembelajaran. Sedangkan pengujian kelayakan instrumen
terhadap lembar penilaian afektif dan psikomotor dilakukan untuk menilai apakah
kriteria penilaian dan sikap yang diamati telah sesuai dengan kompetensi inti yang
diharapkan. Uji kelayakan instrumen dilakukan dengan menghadirkan beberapa
pakar atau tenaga ahli yang kompeten dibidang kelistrikan, kemudian meminta
penilaian dan pendapat terhadap kesesuaian dan kelayakan instrumen penelitian.
Setelah dilakukan expert judgement dan merevisi butir soal pada lembar
kognitif, serta merevisi indikator penilaian pada lembar afektif dan psikomotor,
selanjutnya adalah melakukan tahap uji coba instrumen terhadap butir soal pada
lembar kognitif sebanyak 45 butir soal pilihan ganda. Tujuannya adalah untuk
mengetahui butir soal yang valid dan tidak valid, serta menilai tingkat reliabilitas
soal dan tingkat kesukaran soal. Uji coba instrumen tes kognitif dilakukan pada
kelas X-A semester II di bengkel KPU yang berjumlah 31 orang peserta didik dan
42
jawaban akan dihitung dengan rumus statistika penelitian menggunakan Microsoft
Excel 2007 dan dianalisis tingkat validitas, reliabilitas, daya beda dan daya
sukarnya. Soal yang dinyatakan valid akan dijadikan soal pretest-posttest pada
kelas eksperimen dan soal yang tidak valid akan dibuang. Dalam penelitian ini,
soal yang valid sebanyak 34 butir soal dari 45 butir soal yang di uji validitasnya.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Pretest (tes awal)
Pretest digunakan untuk menilai pengetahuan awal peserta didik sebelum
melaksanakan pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran Joyful
Learning dengan pendekatan ilmiah (Scientific Approach). Pretest diberikan
kepada kelas X-B sebagai kelas eksperimen dan dilakukan dengan cara
memberikan lembar tes kognitif yang telah dinyatakan valid, sebanyak 34 butir
soal pilihan ganda kepada 25 orang peserta didik. Hasil pretest akan dicari nilai
rata-ratanya dan dibandingkan dengan nilai rata-rata hasil posttest untuk melihat
nilai rata-rata peningkatan (gain) terhadap hasil belajar kelas eksperimen.
b. Treatment (perlakuan)
Treatment merupakan perlakuan yang diberikan kepada kelas X-B sebagai
kelas eksperimen dengan cara menerapkan model pembelajaran Joyful Learning
dengan pendekatan ilmiah (Scientific Approach). Pada tahapan ini, peneliti disebut
sebagai guru dan sampel penelitian pada kelas eksperimen disebut peserta didik.
Adapun langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan merupakan tahapan
pembelajaran dalam implementasi kurikulum 2013, yaitu sebagai berikut :
1) Kegiatan awal (pembuka)
Pada kegiatan awal, guru mengucapkan salam dan mengajak peserta didik
untuk berdo’a bersama sebelum pembelajaran dimulai, dipimpin oleh ketua kelas.
Selanjutnya, guru mengecek kehadiran peserta didik dan menyapa dengan ramah
sambil memberikan motivasi untuk membangkitkan semangat belajar peserta
didik dan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Kemudian guru
mengulang kembali pokok-pokok materi pelajaran pada pertemuan sebelumnya
dan menjelaskan tujuan pembelajaran pada hari ini. Terakhir, guru memberikan
43
2) Kegiatan inti (pembentukan kompetensi dan karakter)
Kegiatan inti dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran Joyful
Learning dengan pendekatan ilmiah (Scientific Approach) untuk membentuk
kompetensi dan karakter peserta didik. Adapun pendekatan ilmiah sebagai
implementasi kurikulum 2013 mencangkup kedalam lima aspek, yaitu :
Mengamati (Observing)
Pada tahap ini guru menampilkan suatu permasalahan yang dapat membuat
peserta didik untuk mengamati. Guru mengorientasikan setiap peserta didik untuk
melihat dan mengamati beberapa jenis alat ukur listrik.
Menanya (Questioning)
Dari kegiatan mengamati beberapa jenis alat ukur listrik tersebut akan
menumbuhkan rasa ingin tahu, minat dan perhatian, serta mendorong peserta
didik untuk mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri. Dalam hal
ini, setiap peserta didik dilatih kesantunan dan keterampilannya dalam berbicara,
mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berpikir cepat dan sigap dalam menanggapi
pertanyaan tersebut dengan memberikan jawaban secara logis, sistematis, serta
menggunakan bahasa yang baik dan benar.
Selanjutnya, guru mengorganisir peserta didik untuk membentuk
kelompok-kelompok yang terdiri dari 2-3 orang. Adapun pembagian kelompok-kelompok tersebut
dilakukan dengan cara yang menyenangkan (Joyful), yaitu dengan membagikan
coklat yang berbeda warna bungkusnya kepada setiap peserta didik. Peserta didik
yang mendapatkan coklat bungkus merah harus mencari pasangannya yang
mendapat coklat bungkus emas. Kemudian peserta didik diminta untuk duduk
secara berkelompok-kelompok dan setiap kelompok dibagikan lembar kerja yang
mencangkup materi tentang pengenalan dan penggunaan alat ukur listrik dan
meliputi tujuan pembelajaran yang direncanakan.
Menalar (Associating)
Menalar merupakan proses berfikir yang logis dan sistematis, pada tahap ini
peserta didik diminta untuk berdiskusi secara berkelompok dan mengumpulkan
informasi-informasi terhadap permasalahan sebelumnya yang belum terjawab.
44
Pada tahap ini akan mendorong keterampilan peserta didik dalam
berargumen, mengembangkan kemampuan berpikir, membangun sikap
keterbukaan untuk saling memberi dan menerima pendapat, memperkaya kosa
kata, serta mengembangkan toleransi sosial dalam hidup berkelompok.
Mencoba (Experimenting)
Selanjutnya, setiap kelompok diminta secara bergantian untuk maju kedepan
dan mencoba penggunaan alat ukur listrik, serta menjelaskan prinsip kerja sesuai
fungsinya masing-masing. Kelompok yang berani tampil kedepan akan
mendapatkan nilai tambahan dalam aspek afektif dan psikomotornya. Peserta
didik dari kelompok lain yang kurang faham boleh mengajukan pertanyaan
kepada kelompok yang tampil di depan.
Membentuk Jejaring (Networking)
Membentuk jejaring esensinya adalah memaknai kerjasama sebagai struktur
interaksi yang dirancang secara baik dan disengaja, untuk memudahkan usaha
kolektif dalam rangka mencapai tujuan bersama. Adapun kompetensi yang
diharapkan dalam kegiatan ini adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi,
kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan
jelas, serta mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar. Dalam
tahap ini, guru mengaitkan pemahaman materi pembelajaran yang diajarkan
dengan pemahaman peserta didik sebelumnya dan mengajak peserta didik untuk
mengaplikasikan materi pembelajaran ke dalam kehidupan sehari-hari
3) Kegiatan akhir (penutup)
Adapun kegiatan pada akhir pembelajaran adalah dengan mengajak peserta
didik melakukan games saling melempar pertanyaan yang ditulis setiap peserta
didik pada selembar kertas yang dibentuk menjadi bulat seperti bola. Peserta didik
yang dipilih guru harus menjawab pertanyaan di dalam kertas tersebut dan
jawabannya dibenarkan oleh peserta didik yang mebuat pertanyaan. Hal ini
bertujuan untuk menilai sejauh mana pengetahuan peserta didik terhadap
permasalahan yang telah didiskusikan secara berkelompok, sekaligus sebagai
bentuk ice breaking untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan
45
Selanjutnya, guru menyimpulkan proses pembelajaran secara keseluruhan,
memberikan pembenaran dan penguatan terhadap pemahaman-pemahaman
konsep peserta didik dari hasil diskusi, menambahkan informasi baru tentang
hal-hal yang belum diketahui peserta didik dan memberikan motivasi agar peserta
didik tidak merasa jenuh dan bosan dalam belajar. Kemudian guru menyampaikan
rencana pembelajaran pada pertemuan selanjutnya dan memberikan posttest
sebelum menutup kegiatan belajar mengajar.
c. Posttest (tes akhir)
Posttest digunakan untuk mengukur kemajuan dan peningkatan prestasi
belajar peserta didik pada kelas eksperimen setelah melaksanakan pembelajaran
dengan menerapkan model pembelajaran Joyful Learning dengan pendekatan
ilmiah (Scientific Approach) pada mata pelajaran Basic Skills pada materi
menjelaskan penggunaan alat ukur elektrik. Adapun soal-soal posttest yang
diberikan setelah perlakuan (treatment) sama dengan soal pretest sebelum
diberikan perlakuan.
3. Tahap Akhir
a. Pengolahan Data
Pengolahan data menjelaskan teknik dan langkah-langkah yang ditempuh
dalam mengolah atau menganalisis data. Data kuantitatif dianalisis dengan
menggunakan teknik analisis statistik deskriptif, berupa tabel, grafik, profil, bagan
atau menggunakan statistik inferensial berupa korelasi, regresi, perbedaan, analisis
jalur, statistika penelitian dan lain-lain.
b. Kesimpulan
Hasil analisis data masih berbentuk temuan yang belum diberi makna.
Pemberian makna atau arti dari temuan dilakukan melalui interferensi yang dibuat
dengan melihat makna hubungan antara temuan yang satu dengan yang lainnya,
antara temuan dengan konteks ataupun dengan kemungkinan penerapannya.
c. Pembuatan Laporan
Pembuatan laporan merupakan wujud nyata penelitian berupa tulisan dan
dilengkapi dengan dokumentasi-dokumentasi saat melakukan penerapan model
46
Sedangkan roadmap pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1
sebagai berikut :
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah One Group
Pretest-Posttest Design. Tahapan penelitiannya yaitu dengan melakukan satu kali
pengukuran sebelum adanya perlakuan dan setelah diberikan perlakuan.
Alur dari penelitian ini adalah dengan memberikan pretest kepada kelas
eksperimen, kemudian dilanjutkan dengan pemberian perlakuan (treatment) yaitu
dengan menerapkan model pembelajaran Joyful Learning dengan pendekatan
ilmiah (Scientific Approach), setelah itu diberi posttest.
Secara sederhana desain penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut.
Tabel 3.2 Desain Penelitian
(Arikunto, S., 2010: 124)
Keterangan :
O1 : Tes awal (pretest) kepada kelas eksperimen yang dilakukan sebelum
menerapkan model pembelajaran Joyful Learning dengan pendekatan
ilmiah (Scientific Approach).
X : Perlakuan (treatment) kepada kelas eksperimen berupa pembelajaran dengan
menerapkan model pembelajaran Joyful Learning dengan pendekatan
ilmiah (Scientific Approach).
O2 : Tes akhir (posttest) kepada kelas eksperimen yang dilakukan setelah
menerapkan model pembelajaran Joyful Learning dengan pendekatan
ilmiah (Scientific Approach).
Pretest Treatment Posttest
47
D. Metode Penelitian
Metode penelitian digunakan untuk memecahkan masalah yang akan diteliti
dan mencapai tujuan penelitian. Menurut Sugiyono (2010) “Metode penelitian
merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat
ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga
pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan
mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.”
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
penelitian kuantitatif jenis penelitian eksperimen dengan desain pre-experimental
design bentuk one group pretest-posttest design.
Metode penelitian pre-experimental belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh, karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen atau variabel terikat. Jadi, hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen atau variabel bebas. Hal ini dapat terjadi karena tidak adanya variabel kontrol dan dampel tidak dipilih secara random (Sugiyono, 2010).
Penelitian ini dilakukan dengan cara memberikan perlakuan kepada satu
kelas yang menjadi kelas eksperimen dengan menerapkan model pembelajaran
Joyful Learning dengan pendekatan ilmiah (Scientific Approach) dalam proses
pembelajaran. Kemudian dari hasil Pretest dan Posttest tersebut akan diolah
secara statistik dan menghasilkan hasil penelitian berupa angka-angka.
Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui peningkatan hasil prestasi
belajar peserta didik yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor pada
materi pengenalan dan penggunaan alat ukur listrik yang menerapkan model
pembelajaran Joyful Learning dengan pendekatan ilmiah (Scientific Approach).
E. Definisi Operasional
Definisi operasional dimaksudkan untuk menghindari kesalahan
pemahaman dan perbedaan penafsiran berkaitan dengan istilah-istilah tertentu.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Moh. Nasir (1988) bahwa “Definisi
48
memberikan arti, atau menspesifikasikan atau memberikan suatu operasional yang
diperlukan untuk mengukur variabel tersebut.”
Oleh karena itu, untuk menghindari adanya salah pemaknaan dari setiap
istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka secara operasional istilah-istilah
tersebut didefinisikan sebagai berikut :
1. Efektivitas pembelajaran merupakan tingkat keberhasilan dalam mencapai
tujuan dan sasaran dalam proses pembelajaran (Choirul, 2013:21).
2. Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang dilakukan oleh guru
agar peserta didik dapat maksimal dalam memahami materi pelajaran dan
memiliki kompetensi dari materi yang dipelajari (Prakoso, A., 2013:1).
3. Pembelajaran menyenangkan (Joyful Learning) adalah suasana
belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga peserta didik memusatkan
perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya
tinggi (Depdiknas, 2004:3).
4. Pendekatan ilmiah (Scientific Approach) adalah pendekatan pembelajaran pada
kurikulum 2013 yang meliputi aspek mengamati, menanya, menalar, mencoba
dan membentuk jejaring (Mendikbud, 2013:4).
5. Kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan
yang dikuasai seseorang, sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku
kognitif, afektif dan psikomotor (Mulyasa, 2013:66).
6. Hasil belajar adalah perubahan dibidang kognitif, afektif dan psikomotor pada
proses belajar mengajar yang dialami peserta didik (Sudjana, 2011:2).
7. Penguasaan Materi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
menjelaskan bahwa penguasaan mengandung pengertian pemahaman atau
kesanggupan untuk menggunakan (pengetahuan, kepandaian dan sebagainya).
8. Alat ukur listrik adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur
besaran-besaran listrik dengan tingkatan ketelitian tertentu (Modul Basic Skills, 2013).
9. Multimeter Analog adalah alat pengukur besaran listrik yang menggunakan
tampilan dengan jarum yang bergerak ke range-range yang kita ukur dengan
49
10.Mata Pelajaran Basic Skills merupakan salah satu mata pelajaran yang ada di
SMK Negeri 12 Bandung pada program studi Kelistrikan Pesawat Udara yang
bertujuan agar peserta didik mampu memahami fungsi, konstruksi maupun
mengetahui prinsip kerja dari alat ukur pesawat udara sehingga dapat
mengaplikasikannya pada dunia penerbangan, khususnya dalam pemasangan
dan perawatan instrument pesawat udara (Modul Basic Skills, 2013).
11.Peningkatan Hasil Prestasi Belajar adalah kemajuan pada hasil belajar yang
meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman
dan proses belajar peserta didik (Syah dalam Sudjana, 2011).
F. Instrumen Penelitian
“Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati” (Sugiyono, 2010).
Berdasarkan pengertian tersebut, maka instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini dibuat sebagai berikut :
1. Lembar Tes Kognitif
Adapun lembar tes kognitif digunakan untuk penilaian dalam aspek kognitif
peserta didik yang diberikan pada saat pretest (tes awal) digunakan untuk
mengukur kemampuan awal peserta didik pada kelas eksperimen dan diberikan
pada saat posttest (tes akhir) untuk mengukur kemajuan dan peningkatan prestasi
belajar peserta didik pada kelas eksperimen setelah diberikan perlakuan sebanyak
tiga kali pertemuan/ tatap muka di kelas.
2. Lembar Penilaian Afektif dan Psikomotor
Lembar penilaian afektif digunakan untuk menilai keterampilan sikap
peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung, sedangkan lembar
penilaian psikomotor untuk menilai keterampilan psikomotor peserta didik selama
proses pembelajaran praktikum berlangsung.
3. Lembar Wawancara Akhir
Lembar wawancara akhir diberikan kepada peserta didik kelas X-B yang
menjadi kelas eksperimen, tujuannya untuk mengetahui respon peserta didik
50
G. Proses Pengembangan Instrumen
1. Kriteria Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono (2010), mengemukakan bahwa data yang diperoleh
melalui penelitian adalah data empiris (teramati) yang mempunyai kriteria
tertentu, yaitu : Valid, Reliabel dan Obyektif.
Valid menunjukkan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi
pada obyek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti. Suatu tes
dikatakan valid apabila tes tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur. Data
yang telah terkumpul sebelum diketahui validitasnya dapat diuji melalui pengujian
reliabilitas dan obyektivitas. Pada umumnya, data yang valid pasti reliabel dan
obyektif (Sugiyono, 2010).
Reliabel menunjukkan derajat konsistensi data dalam interval waktu
tertentu. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika
tes tersebut dapat memberikan hasil tes yang tetap. Data yang reliabel belum tentu
valid. Sedangkan obyektif berkenaan dengan kesepakatan banyak orang dan data
yang obyektif juga belum tentu valid (Sugiyono, 2010).
2. Uji Instrumen Penelitian
a. Uji Validitas Instrumen
Perhitungan validitas instrumen dalam penelitian menggunakan korelasi
product moment yang dikemukakan oleh Pearson:
√
(Arikunto, 2010: 213)
Keterangan : = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan
= Jumlah skor tiap peserta didik pada item soal = Jumlah skor total seluruh peserta didik n = Jumlah sampel penelitian
Interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi yang menunjukkan nilai
51
Tabel 3.3 Kriteria Validitas Soal
(Arikunto, 2010: 160)
Setelah diketahui koefisien korelasi, selanjutnya dilakukan uji signifikansi
untuk mengetahui validitas setiap item soal. Uji signifikansi dihitung dengan
menggunakan uji t dengan rumus:
thitung =
√dinyatakan valid. Dan apabila thitung<ttabel maka item soal dinyatakan tidak valid.
b. Pengujian Reliabilitas
Uji reliabilitas bertujuan untuk menguji ketepatan alat dalam mengukur apa
yang akan diukur.
Untuk mengukur reliabilitas item pertanyaan dengan skor 1 dan 0 digunakan
rumus K-R 20 (Kuder-Richardson) yaitu:
(
)
(Arikunto, 2010: 231)
Keterangan ;
r11 = Reliabilitas instrumen
k = Banyaknya butir pertanyaan atau soal Vt = Varians total
P = Proporsi subjek yang menjawab benar pada item soal q = 1-p
Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas 0,81 – 1,00 Sangat Tinggi
0,61 – 0,80 Tinggi 0,41 – 0,60 Cukup 0,21 – 0,40 Rendah
52
Kemudian, harga varians total (Vt) dapat dicari dengan rumus sebagai
berikut :
(Arikunto, 2010: 227)
Keterangan:
= Jumlah skor total N = Jumlah responden S = Standar Deviasi
S2 = Varians, selalu ditulis dalam bentuk kuadrat, karena standar deviasi kuadrat
Dari hasil tersebut kemudian dikonsultasikan dengan nilai dari tabel product
moment. Jika r11> rtabel maka instrumen tersebut reliabel sehingga dapat
digunakan bagi penelitian selanjutnya. Sebaliknya jika r11< rtabel maka instrumen
tersebut tidak reliabel.
Adapun interpretasi derajat reliabilitas instrumen ditujukkan oleh tabel 3.4
sebagai berikut :
Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas Soal
Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas 0,81 – 1,00 Sangat Tinggi 0,61 – 0,80 Tinggi
0,41 – 0,60 Cukup 0,21 – 0,40 Rendah
0,00 – 0,20 Sangat Rendah
(Arikunto, 2010: 75)
c. Daya Pembeda
Arikunto (2010: 211) mengemukakan bahwa “Daya pembeda soal adalah
kemampuan suatu soal untuk membedakan peserta didik yang berkemampuan
tinggi (pandai) dengan peserta didik berkemampuan rendah (bodoh).”
Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks
diskriminasi, disingkat D. Indeks diskriminasi (daya pembeda) berkisar antara
53
Untuk mengetahui daya pembeda pada soal perlu dilakukan
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Mengurutkan skor total masing-masing siswa dari yang tertinggi sampai
yang terendah.
2. Membagi dua kelompok yaitu kelompok atas dan kelompok bawah.
3. Menghitung soal yang dijawab benar dari masing-masing kelompok pada
butir soal.
4. Mencari daya pembeda (D) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
D =
(Arikunto, 2010: 213)
Keterangan: D = Daya pembeda
= Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar
= Banyaknya peserta tes kelompok atas = Banyaknya peserta tes kelompok bawah
Adapun kriteria indeks daya pembeda dapat dilihat pada tabel 3.5 sebagai
berikut :
Tabel 3.5 Klasifikasi Indeks Daya Pembeda
Indeks Daya Pembeda Klasifikasi 0,00 – 0,20 Jelek
0,21 – 0,40 Cukup 0,41 – 0,70 Baik 0,71 – 1,00 Baik Sekali
Negatif Tidak Baik, Harus Dibuang
(Arikunto, 2010: 218)
d. Tingkat Kesukaran
Menurut Arikunto (2010: 208) bahwa “Analisis tingkat kesukaran
dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal tersebut mudah atau sukar.”
Indeks kesukaran (difficulty index) adalah bilangan yang menunjukkan sukar
dan mudahnya suatu soal. Untuk menghitung tingkat kesukaran tiap butir soal
54
P =
(Arikunto, 2010: 208)
Keterangan :
P = Indeks kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab benar JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Indeks kesukaran diklasifikasikan sesuai dengan tabel 3.6 sebagai berikut :
Tabel 3.6 Klasifikasi Indeks Kesukaran
Indeks Kesukaran Klasifikasi 0,00 0,30 Soal Sukar 0,31 – 0,70 Soal Sedang 0,71 – 1,00 Soal Mudah
(Arikunto, 2010: 208)
H. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk
mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Dalam melaksanakan penelitian ini
ada beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan, diantaranya sebagai
berikut :
1. Observasi (Pengamatan)
Setelah melakukan studi literatur untuk mendapatkan informasi yang
berkaitan dengan model pembelajaran Joyful Learning dan pendekatan ilmiah
(Scientific Approach) dalam implementasi kurikulum 2013 dengan memanfaatkan
literatur yang sesuai dengan penelitian ini, yaitu dengan cara membaca,
mempelajari, menela’ah, mengutip pendapat dari berbagai sumber berupa buku,
diktat, skripsi, internet dan sumber lainnya.
Selanjutnya adalah melakukan studi pendahuluan dengan observasi
langsung ke lokasi penelitian, yaitu SMK Negeri 12 Bandung. Adapun hal-hal
yang diamati berkaitan dengan kurikulum yang dipakai, model pembelajaran yang
diterapkan oleh guru, kegiatan pembelajaran, pendekatan pembelajaran, serta
media pembelajaran yang digunakan pada mata pelajaran Basic Skills pada
55
2. Tes Uji Kognitif
Penelitian ini menggunakan tes hasil prestasi belajar peserta didik, berupa
tes objektif berbentuk pilihan ganda dengan empat alternatif jawaban untuk
mengetahui hasil prestasi belajar peserta didik pada ranah kognitif.
3. Lembar Observasi Afektif dan Psikomotor
Digunakan untuk menilai keterampilan sikap dan praktek peserta didik pada
kelas eksperimen selama proses pembelajaran dengan menggunakan model Joyful
Learning dengan pendekatan ilmiah (Scientific Approach).
Untuk lebih ringkasnya mengenai teknik pengumpulan data yang akan
dilakukan dapat dilihat pada tabel 3.7.
Tabel 3.7 Teknik Pengumpulan Data
N o
Teknik Instrumen Jenis Data Sumber Data
1 Studi Literatur - Teori-teori yang berhubungan dengan penelitian
- Kegiatan pembelajaran, model dan media pembelajaran
Proses pembelajaran 3 Tes Uji Kognitif Soal pretest
dan posttest
Hasil prestasi belajar peserta didik ranah kognitif pada kelas eksperimen
Peserta didik ranah afektif dan psikomotor pada kelas eksperimen
Peserta didik
I. Teknik Analisis Data
1. Analisis Data Kognitif
Pengolahan data merupakan bagian penting dalam metode ilmiah karena
dengan mengolah data tersebut dapat memberikan hasil untuk pemecahan masalah
penelitian. Data diperoleh melalui soal tes uji kognitif pada tes awal (pretest)
hingga tes akhir (posttest), serta diperoleh dari lembar observasi afektif dan
psikomotor pada kelas eksperimen.
Sebelum mengolah data, adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah
sebagai berikut :
a. Memeriksa hasil tes awal dan tes akhir setiap peserta didik pada kelas
56
soal dijawab salah diberi skor 0 (nol) dengan pedoman pada kunci jawaban
kemudian memberikan skor mentah pada skala 0 sampai dengan 100 pada
hasil jawaban peserta didik.
Pemberian skor terhadap jawaban peserta didik berdasarkan butir soal yang
dijawab benar oleh peserta didik. Setelah penskoran tiap butir jawaban,
selanjutnya adalah menjumlahkan skor yang diperoleh oleh masing-masing
peserta didik dan mengkonversinya dalam bentuk nilai dengan rumus
berikut:
(Suharsimi Arikunto, 2010)
b. Menghitung Gain Ternormalisasi
Untuk menentukan tingkat efektivitas pembelajaran dengan menerapkan
model pembelajaran Joyful Learning dengan pendekatan ilmiah (Scientific
Approach), dilakukan dengan menghitung nilai gain ternormalisasi yang
diperoleh dari data skor pretest dan posttest yang kemudian diolah untuk
menghitung rata-rata gain normalisasi.
Rata-rata gain normalisasi dapat dihitung menggunakan rumus berikut :
<g> =
(Savinainen & Scott, 2002:45)
Keterangan:
<g> = Rata-rata gain normalisasi T1 = Pretest
T2 = Posttest
Sm = Skor Maksimal
Tabel .8 Kriteria Gain Normalisasi
Batas Kategori
g > 0,7 Tinggi / Sangat Efektif 0,3 ≤ g ≤ 0,7 Sedang / Efektif
g < 0,3 Rendah / Kurang Efektif
57
c. Menganalisa data dengan tujuan untuk menguji asumsi-asumsi statistik
1) Uji Normalitas Data
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kondisi data apakah
berdistribusi normal atau tidak. Kondisi data berdistribusi normal menjadi syarat
untuk menguji hipotesis menggunakan statistik parametris (Sugiyono, 2010).
Statistik parametris bekerja berdasarkan asumsi bahwa data setiap variabel
yang akan dianalisis berdasarkan distribusi normal. Oleh karena itu, kenormalan
data harus diuji terlebih dahulu. Pengujian normalitas data dapat dilakukan dengan
menggunakan persamaan Chi Kuadrat (χ²).
Pengujian data dengan (χ²) dilakukan dengan membandingkan kurve normal
yang terbentuk dari data yang telah terkumpul (B) dengan kurva normal
baku/standar (A). Jadi membandingkan antara (A : B). Bila B tidak berbeda
signifikan dengan A, maka B merupakan data yang terdistribusi normal. Seperti
pada gambar 3.2, bahwa kurva normal baku yang luasnya mendekati 100% itu
dibagi menjadi 6 bidang berdasarkan simpangan bakunya, yaitu tiga bidang
dibawah rata-rata (mean) dan tiga bidang diatas rata-rata. Luas 6 bidang dalam
kurva normal baku adalah: 2,27%; 13,53%; 34,13%; 34,13%; 13,53%; 2,27% (A).
Gambar 3.2 Kurva Baku Normal Uji Normalitas
Adapun langkah-langkah yang diperlukan adalah (Sugiyono, 2009: 80):
a) Menghitung rentang skor (r)
r = skor tertinggi-skor rendah
b) Menentukan banyak kelas interval (k/BK)
Jumlah kelas interval ditetapkan = 6 sesuai dengan Kurva Normal Baku.
k/BK= 1+ 3,3 log n ; n= Jumlah sampel penelitian
c) Menentukan panjang kelas interval (PK)
58
d) Membuat distribusi fh (frekuensi yang diharapkan)
Menghitung fh didasarkan pada presentasi luas setiap bidang kurva normal
dikalikan jumlah data observasi (jumlah individu sampel).
e) Menghitung mean (rata-rata X )
i
f) Mengitung simpangan baku / Standar deviasi (S/ SD)
g) Tentukan batas bawah kelas interval (χin) dengan rumus :
(χin) = Bb-0.5 dan Ba + 0.5 kali desimal yang digunakan interval kelas Dimana : Bb = batas bawah interval dan Ba= batas atas interval kelas.
h) Menghitung harga baku (Z)
1,2
i) Menghitung luas daerah tiap-tiap interval (l)
Li = L1– L2 ; L1 = Nilai peluang baris atas ; L2 = Nilai peluang baris bawah
j) Menghitung frekuensi expetasi/ frekuensi yang diharapkan (ei)
ei =
L
i.
f
i ; Ll) Membandingkan χ2 hitung dengan χ2tabel dengan ketentuan sebagai berikut :
Apabila χ2
hitung < χ2tabel berarti data berdistribusi normal.
m) Menghitung tabel uji normalitas
Tabel 3.9 Tabel Uji Normalitas
No Kelas
interval Fi
BK Zhitung Ztabel
ι Ei
59
n) Membandingkan nilai χ2hitung yang didapat dengan nilai χ2tabel pada
derajat kebebasan dk = k – 1 dan taraf kepercayaan 5%
o) Kriteria pengujian
Jika χ2hitung< χ2tabel maka disimpulkan data berdistribusi normal.
2) Uji Hipotesis Penelitian
Uji hipotesis penelitian didasarkan pada data peningkatan prestasi
belajar, yaitu selisih nilai pretest dan posttest. untuk sampel independen
(tidak berkorelasi) dengan jenis data interval menggunakan uji t-test.
Menurut Sudjana (2011), “Untuk melakukan uji t-test syaratnya data
harus homogen dan normal.”
Jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah hipotesis
deskriptif. Dimana Ha berbunyi lebih besar (>) dan H0 berbunyi lebih kecil atau
sama dengan (≤), uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji pihak kanan.
Rumusan t-test yang digunakan untuk menguji hipotesis deskritif satu
sampel ditunjukan pada Rumus dibawah ini:
t
=
√(Sugiyono, 2010)
Keterangan :
t = nilai t yang di hitung x = nilai rata-rata
µo = nilai yang di hipotesiskan
s
= simpangan baku sampel n = jumlah anggota sampelKriteria pengujian adalah thitung > dimana didapat dari
daftar normal baku, maka Ha diterima dan H0 ditolak. Tetapi sebaliknya jika thitung ≤ maka Ha ditolak dan H0 diterima.
2. Analisis Data Afektif
Data hasil belajar afektif dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
60
(Suharsimi Arikunto, 2010)
Untuk mengetahui persentase tingkat keberhasilan pencapaian afektif
ditunjukan pada Tabel 3.10 sebagai berikut :
Tabel 3.10. Tingkat Keberhasilan Pencapaian Afektif
Kategori Perolehan Nilai
Sangat baik Bila 90% Nilai 100%
Baik Bila 80% Nilai 89%
Cukup Bila 70% Nilai 79%
Kurang Bila 0% Nilai 69%
Tujuan analisis data ranah afektif adalah sebagai berikut :
a. Untuk mendapatkan umpan balik (feedback)
b. Untuk mengetahui tingkat perubahan tingkah laku peserta didik
c. Untuk menempatkan peserta didik dalam situasi belajar-mengajar yang tepat
d. Untuk mengenal latar belakang kegiatan belajar dan kelainan tingkah laku
peserta didik
Penelitian ini menggunakan Skala Likert untuk mengukur ranah afektif.
Sugiyono (2010) mengemukakan bahwa :
Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena social. Skala ini menggunakan respon yang dikategorikan dalam empat macam kategori jawaban yaitu: Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), Kurang (K).
Adapun konversi jawaban kedalam hitungan kuantitatif untuk mengukur
ranah afektif dapat dilihat pada tabel 3.11 sebagai berikut :
Tabel 3.11 Konversi Skala Likert
Jawaban Skor
Sangat Baik (SB) 4
Baik (B) 3
Cukup (C) 2