• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN JOYFUL LEARNING DENGAN PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH) KURIKULUM 2013 PADA PEMBELAJARAN BASIC SKILLS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN JOYFUL LEARNING DENGAN PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH) KURIKULUM 2013 PADA PEMBELAJARAN BASIC SKILLS."

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN JOYFUL LEARNING DENGAN PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH)

KURIKULUM 2013 PADA PEMBELAJARAN BASIC SKILLS

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Teknik Elektro

Program Studi Pendidikan Teknik Elektro S1

Oleh

ZIKRA RUFINA

1000820

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN JOYFUL LEARNING DENGAN PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH)

KURIKULUM 2013 PADA PEMBELAJARAN BASIC SKILLS

Oleh Zikra Rufina

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Teknik Elektro

Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

© Zikra Rufina

Universitas Pendidikan Indonesia April 2014

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.

(3)

ZIKRA RUFINA 1000820

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN JOYFUL LEARNING DENGAN PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH)

KURIKULUM 2013 PADA PEMBELAJARAN BASIC SKILLS

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Dr. Jaja Kustija, M.Sc NIP. 19591231 198503 1 022

Pembimbing II

Wawan Purnama, S.Pd., M.Si NIP. 19671026 199403 1 004

Mengetahui,

Ketua Jurusan

Pendidikan Teknik Elekto

(4)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Penelitian ... 1

B.Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 3

C.Tujuan Penelitian ... 5

D.Metode Penelitian ... 5

E.Manfaat/ Signifikansi Penelitian ... 6

F.Struktur Organisasi Skripsi ... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

A.Implementasi Kurikulum 2013 ... 8

1. Merancang Pembelajaran Efektif dan Bermakna ... 8

2. Mengorganisasikan Pembelajaran ... 9

3. Memilih dan Menentukan Pendekatan Pembelajaran ... 9

4. Melaksanakan Pembelajaran, Pembentukan Kompetensi dan Karakter ... 9

5. Menetapkan Kriteria Keberhasilan... 10

B.Hakikat Belajar dan Pembelajaran ... 10

1. Pengertian ... 10

2. Hasil Belajar ... 11

C.Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 ... 12

1. Pengertian Model Pembelajaran ... 12

2. Model Pembelajaran Menyenangkan (Joyful Learning) ... 13

(5)

D.Pendekatan Pembelajaran Kurikulum 2013 ... 20

1. Esensi Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach) ... 20

2. Pendekatan Ilmiah dalam Pembelajaran ... 20

3. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Ilmiah... 21

4. Teknik Penilaian dengan Pendekatan Ilmiah ... 27

E.Efektivitas Pembelajaran... 31

F.Mata Pelajaran Basic Skills ... 32

G.Hasil Penelitian yang Relevan ... 33

H.Kerangka Pemikiran Kegiatan Pembelajaran ... 33

I. Hipotesis Penelitian ... 35

BAB III METODE PENELITIAN ... 37

A.Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian ... 37

1. Lokasi Penelitian ... 37

2. Subjek Populasi/ Sampel Penelitian ... 37

B.Waktu dan Prosedur Penelitian ... 38

1. Waktu Penelitian ... 38

2. Prosedur Penelitian ... 38

C.Desain Penelitian ... 46

D.Metode Penelitian ... 47

E.Definisi Operasional ... 47

F.Instrumen Penelitian ... 49

G.Proses Pengembangan Instrumen ... 50

H.Teknik Pengumpulan Data ... 54

I. Teknik Analisis Data ... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 62

A.Gambaran Umum Penelitian ... 62

1. Tahapan Penelitian... 62

(6)

B.Pemaparan Data Hasil Penelitian ... 64

1. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian... 64

2. Analisis Deskripsi Data ... 66

C.Pembahasan Data Penelitian ... 75

1. Hasil Uji Normalitas Data ... 75

2. Hasil Uji Gain Normalisasi ... 76

3. Hasil Uji Hipotesis ... 77

4. Hasil Angket Respon Peserta Didik ... 81

D.Temuan dan Pembahasan Hasil Penelitian ... 82

1. Temuan Hasil Analisis ... 82

2. Pembahasan Hasil Analisis ... 82

E.Matrik Penelitian ... 84

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 86

A.Kesimpulan ... 86

B.Saran ... 86

DAFTAR PUSTAKA ... 88

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kriteria Ketuntasan Minimal Kurikulum 2013 ... 29

Tabel 2.2 Konversi Nilai Kurikulum 2013 ... 30

Tabel 3.1 Roadmap Penelitian ... 46

Tabel 3.2 Desain Penelitian ... 46

Tabel 3.3 Kriteria Validitas Soal ... 51

Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas Soal ... 52

Tabel 3.5 Klasifikasi Indeks Daya Pembeda... 53

Tabel 3.6 Klasifikasi Indeks Kesukaran... 54

Tabel 3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 55

Tabel .8 Kriteria Gain Normalisasi ... 56

Tabel 3.9 Tabel Uji Normalitas ... 58

Tabel 3.10. Tingkat Keberhasilan Pencapaian Afektif ... 60

Tabel 3.11 Konversi Skala Likert ... 60

Tabel 3.12 Tingkat Keberhasilan Pencapaian Psikomotor ... 61

Tabel 3.13 Presentase dan Intepretasi Lembar Wawancara ... 61

Tabel 4.1 Waktu Pelaksanaan Penelitian ... 63

Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Instrumen ... 65

Tabel 4.3 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Item Soal ... 66

Tabel 4.4 Hasil Uji Daya Pembeda Item Soal... 66

Tabel 4.5. Data Nilai Pretest, Posttest, dan Gain Normalisasi ... 67

Tabel 4.6 Deskripsi Data Pretest ... 68

Tabel 4.7 Deskripsi Data Posttest ... 69

Tabel 4.8 Data Penilaian Aspek Afektif ... 71

Tabel 4.9 Kriteria Penilaian Aspek Afektif... 71

Tabel 4.10 Deskripsi Data Afektif ... 72

Tabel 4.11 Data Penilaian Aspek Psikomotor... 73

Tabel 4.12 Kriteria Penilaian Aspek Psikomotor ... 74

Tabel 4.13 Deskripsi Data Psikomotor ... 74

Tabel 4.14 Hasil Uji Normalitas Data ... 76

Tabel 4.15 Perolehan Hasil Gain Normalisasi ... 76

Tabel 4.16 Hasil Angket Respon Peserta Didik ... 80

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pembelajaran Kurikulum 2013... 21

Gambar 2.2 Pendekatan ilmiah (scientific approach) ... 22

Gambar 2.3 Diagram Kerangka Pemikiran Kegiatan Pembelajaran ... 35

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian ... 38

Gambar 3.2 Kurva baku normal uji normalitas ... 57

Gambar 4.1 Histogram Data Pretest ... 68

Gambar 4.2 Histogram Data Posttest ... 70

Gambar 4.3 Histogram Data Afektif ... 72

Gambar 4.4 Histogram Data Psikomotor ... 75

Gambar 4.5 Diagram Data Hasil Uji N-Gain... 76

Gambar 4.6 Uji Hipotesis Pihak Kanan Aspek Kognitif ... 78

Gambar 4.7 Uji Hipotesis Pihak Kanan Aspek Afektif ... 79

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A :

Lampiran A.1 Surat Penelitian

Lampiran A.2 Surat Pengantar Menjadi Mitra Penelitian

Lampiran A.3 Hasil Wawancara Awal dengan Guru

Lampiran A.4 Hasil Wawancara Awal dengan Peserta Didik

Lampiran A.5 Silabus Basic Skills Tahun Ajaran 2013/2014

Lampiran A.6 Daftar Nilai Peserta Didik

Lampiran A.7 Surat Permohonan Pengisian Lembar Expert Judgement

Lampiran A.8 Lembar Expert Judgement Instrumen Penelitian

Lampiran A.9 Kisi-Kisi Instrumen Kognitif Uji Coba

Lampiran A.10 Kunci Jawaban Instrumen Kognitif Uji Coba

Lampiran A.11 Soal Instrumen Kognitif Uji Coba

Lampiran A.12 Lembar Jawaban Instrumen Kognitif Uji Coba

Lampiran A.13 Data Hasil Uji Kognitif Uji Coba

Lampiran A.14 Data Hasil Uji Validitas

Lampiran A.15 Data Hasil Uji Reliabilitas

Lampiran A.16 Data Hasil Uji Tingkat Kesukaran

Lampiran A.17 Data Hasil Uji Daya Pembeda

LAMPIRAN B :

Lampiran B.1 Silabus Basic Skills Penelitian

Lampiran B.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Penelitian Ke-1

Lampiran B.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Penelitian Ke-2

Lampiran B.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Penelitian Ke-3

Lampiran B.5 Kisi-Kisi Instrumen Kognitif Pretest-Posttest

Lampiran B.6 Kunci Jawaban Instrumen Kognitif Pretest-Posttest

Lampiran B.7 Soal Instrumen Kognitif Pretest-Posttest

(10)

Lampiran B.9 Lembar Kerja Peserta Didik

Lampiran B.10 Lembar Jawaban Instrumen Kognitif Posttest

Lampiran B.11 Lembar Kriteria Pemberian Skala Penilaian Aspek Afektif

Lampiran B.12 Lembar Kriteria Penilaian Afektif

Lampiran B.13 Lembar Kriteria Penilaian Psikomotor

Lampiran B.14 Lembar Hasil Akhir Penilaian Psikomotor

Lampiran B.15 Lembar Observasi Aktivitas Guru

Lampiran B.16 Hasil Wawancara Akhir dengan Guru

Lampiran B.17 Hasil Angket Respon Peserta Didik

Lampiran B.18 Data Hasil Pretest Kelas Eksperimen

Lampiran B.19 Data Hasil Posttest Kelas Eksperimen

Lampiran B.20 Tabel Data Skor Pretest, Posttest dan N-Gain Kelas Eksperimen

Lampiran B.21 Kelas Interval Pretest, Posttest dan N-Gain Kelas Eksperimen

Lampiran B.22 Hasil Uji Normalitas Data Pretest

Lampiran B.23 Hasil Uji Normalitas Data Posttest

Lampiran B.24 Hasil Uji Normalitas Data N-Gain

Lampiran B.24 Hasil Uji Hipotesis Pihak Kanan (Aspek Kognitif)

Lampiran B.25 Tabel Penilaian Afektif Kelas Eksperimen

Lampiran B.26 Kelas Interval Data Penilaian Afektif Kelas Eksperimen

Lampiran B.27 Hasil Uji Normalitas Data Penilaian Afektif Kelas Eksperimen

Lampiran B.27 Hasil Uji Hipotesis Pihak Kanan (Aspek Afektif)

Lampiran B.28 Tabel Penilaian Psikomotor Kelas Eksperimen

Lampiran B.29 Kelas Interval Data Penilaian Psikomotor Kelas Eksperimen

Lampiran B.30 Hasil Uji Normalitas Penilaian Psikomotor Kelas Eksperimen

(11)

LAMPIRAN C :

Lampiran C.1 Perhitungan Manual Uji Validitas

Lampiran C.2 Perhitungan Manual Uji Reliabilitas

Lampiran C.3 Perhitungan Manual Uji Tingkat Kesukaran

Lampiran C.4 Perhitungan Manual Uji Daya Pembeda

Lampiran C.5 Perhitungan Manual Uji Normalitas

Lampiran C.6 Perhitungan Manual Gain Normalisasi

Lampiran C.7 Perhitungan Manual Uji Hipotesis

Lampiran C.8 Tabel Nilai-Nilai Dalam Distribusi t

Lampiran C.9 Tabel Nilai-Nilai r Product Moment

Lampiran C.10 Tabel Nilai-Nilai Chi Kuadrat

LAMPIRAN D :

Lampiran D.1 Lembar Asistensi/ Bimbingan Skripsi

Lampiran D.2 Surat Tugas Penunjukkan Dosen Pembimbing

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Sejak wacana perubahan dan pengembangan Kurikulum 2013 dimunculkan,

timbul berbagai tanggapan dari berbagai kalangan, baik yang setuju (pro) maupun

yang tidak setuju (kontra). Menghadapi berbagai tanggapan tersebut, Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhammad Nuh mengungkapkan bahwa

“Perubahan dan pengembangan kurikulum merupakan persoalan yang sangat penting karena kurikulum harus selalu disesuaikan dengan tuntutan zaman.”

Perlunya perubahan dan pengembangan Kurikulum 2013 didorong oleh

beberapa hasil studi internasional tentang kemampuan peserta didik Indonesia dalam

kancah internasional. Sebagaimana dikemukakan oleh E. Mulyasa (2013: 60) bahwa :

Hasil survei tahun 2007 oleh Global Institute, menunjukkan hanya 5% peserta didik Indonesia yang mampu mengerjakan soal penalaran berkategori tinggi dan 78% dapat mengerjakan soal hapalan berkategori rendah. Data lain diungkapkan oleh Programme for International Student Assessment (PISA) tahun 2009, menempatkan Indonesia pada peringkat bawah 10 besar dari 65 negara peserta PISA.

Dari hasil kedua survei tersebut menunjukkan bahwa prestasi belajar peserta

didik Indonesia belum setara dengan negara-negara yang lebih maju. Melalui

Kurikulum 2013 diharapkan dapat menghasilkan insan Indonesia yang produktif,

kreatif, inovatif dengan penguatan sikap, keterampilan dan pengetahuan, serta

pembentukan kompetensi dan karakter peserta didik. Guru dituntut lebih profesional

dalam merancang pembelajaran yang efektif dan bermakna (menyenangkan), memilih

pendekatan pembelajaran yang tepat, menentukan prosedur pembelajaran dan

pembentukan kompetensi secara efektif, serta menetapkan kriteria keberhasilan.

Penggunaan model pembelajaran yang bervariasi juga perlu dilakukan oleh guru agar

peserta didik tidak merasa jenuh dan bosan dalam kegiatan belajar, sehingga tujuan

(13)

2

Mengacu kepada Peraturan Pemerintah (PP) No.19 pasal 19 ayat 1 berbunyi :

“Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif,

memberikan ruang gerak yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian

sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik, serta psikologi siswa”. Jadi,

guru sebagai fasilitator dan mitra belajar bagi peserta didik yang tidak hanya

menyampaikan informasi, tetapi harus kreatif memberikan kemudahan belajar agar

peserta didik dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan dan penuh semangat.

Salah satu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di kota Bandung yang telah

menerapkan Kurikulum 2013 adalah SMK Negeri 12 Bandung di Jalan Pajajaran,

No. 92. Dari hasil wawancara awal dengan guru yang mengajar Basic Skills, terdapat

beberapa kendala dalam memilih model dan pendekatan pembelajaran sesuai dengan

tema Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi. Hal ini disebabkan

oleh rumusan kurikulum yang lambat disosialisasikan pemerintah, sehingga sebagian

besar guru belum siap dalam merealisasikan implementasi Kurikulum 2013.

Dari hasil wawancara awal dengan beberapa peserta didik kelas X yang telah

belajar materi pengenalan dan penggunaan alat ukur listrik, terdapat beberapa

kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran, yaitu rasa jenuh dan bosan yang

dialami peserta didik karena materi yang diajarkan guru hanya digambarkan di papan

tulis dan disampaikan secara lisan. Selain itu, suasana belajar yang monoton dan

tidak menarik mengakibatkan rasa malas dan tidak bersemangat. Kemudian dari

hasil ulangan harian terlihat bahwa peserta didik yang dapat mencapai nilai kriteria

ketuntasan minimal (KKM) di atas 75 hanya 25 % saja.

Dengan adanya latar belakang tersebut dan diperoleh fakta bahwa masih

rendahnya aktivitas dan hasil belajar peserta didik pada materi pengenalan dan

penggunaan alat ukur listrik, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang

(14)

3

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan masalah-masalah yang telah diuraikan dan latar belakang masalah

di atas, maka identifikasi masalah pada penelitian ini adalah :

1. Kurangnya pemahaman guru terhadap implementasi Kurikulum 2013 dengan

pendekatan ilmiah (Scientific Approach), khususnya pada pembelajaran Basic Skill

di kelas X SMK Negeri 12 Bandung.

2. Penggunaan model pembelajaran yang kurang bervariasi dan proses pengajaran

cenderung berpusat pada guru, sehingga kegiatan belajar terasa monoton.

3. Rendahnya hasil belajar peserta didik pada proses belajar mengajar yang

menggunakan model pembelajaran konvensional pada kompetensi dasar

menjelaskan dan mendemonstrasikan alat ukur elektrik dan jenisnya dilihat dari

hasil ulangan harian, dimana peserta didik yang dapat mencapai nilai kriteria

ketuntasan minimal (KKM) di atas 75 hanya 25%.

4. Peserta didik sulit mendalami materi tentang pengenalan dan penggunaan alat ukur

listrik yang telah disampaikan guru (aspek kognitif) dan cenderung malas untuk

mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

konvensional (aspek afektif dan psikomotor), hal ini berdasarkan hasil wawancara

awal dengan beberapa peserta didik kelas X semester I yang telah belajar mata

pelajaran Basic Skills.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas dan beberapa

identifikasi masalah yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah yang akan

dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana efektivitas penerapan model pembelajaran Joyful Learning dengan

pendekatan ilmiah (Scientific Approach) dalam meningkatkan hasil belajar peserta

didik kelas X SMK Negeri 12 Bandung pada pembelajaran Basic Skills ditinjau

dari aspek kognitif, afektif dan psikomotor?

2. Bagaimana tanggapan peserta didik terhadap penerapan model pembelajaran

Joyful Learning dengan pendekatan ilmiah (Scientific Approach) pada proses

(15)

4

Penelitian ini diarahkan kepada efektivitas penerapan model pembelajaran

Joyful Learning dengan pendekatan ilmiah (Scientific Approach) pada proses

pembelajaran Basic Skills. Adapun identifikasi variabel-variabel penelitian beserta

definisi operasionalnya untuk menghindari adanya salah pemaknaan dari setiap istilah

yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya sebagai berikut :

1. Efektivitas pembelajaran merupakan tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan

dan sasaran dalam proses pembelajaran (Choirul, 2013:21). Maka, efektivitas

pembelajaran dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar peserta

didik ditinjau dari aspek kognitif, afektif dan psikomotor dalam pembelajaran

Basic Skills pada materi pengenalan dan penggunaan alat ukur listrik.

2. Pada penelitian ini, kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan menerapkan

model pembelajaran Joyful Learning dengan pendekatan ilmiah (Scientific

Approach) pada proses pembelajaran Basic Skills materi pengenalan dan

penggunaan alat ukur listrik di kelas X semester II kompetensi keahlian

Kelistrikan Pesawat Udara (KPU) di SMK Negeri 12 Bandung.

Pembelajaran menyenangkan (Joyful Learning) adalah suasana belajar-mengajar

yang menyenangkan sehingga peserta didik memusatkan perhatiannya secara

penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya tinggi (Depdiknas, 2004:3).

Pendekatan ilmiah (Scientific Approach) adalah pendekatan pembelajaran pada

kurikulum 2013 yang meliputi aspek mengamati, menanya, menalar, mencoba dan

membentuk jejaring (Mendikbud, 2013:4).

3. Peningkatan Hasil Prestasi Belajar adalah kemajuan pada hasil belajar yang

meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan

proses belajar peserta didik (Syah dalam Sudjana, 2011). Pemahaman materi

(aspek kognitif) peserta didik diukur dengan soal-soal tes uji kompetensi dalam

bentuk pilihan ganda dan digunakan untuk soal pretest-posttest, sedangkan aspek

afektif dan psikomotor diukur dengan lembar penilaian observasi afektif dan

lembar penilaian observasi psikomotor dan setiap indikator kriteria penilaian yang

(16)

5

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang ingin

dicapai setelah penelitian ini adalah untuk :

1. Menganalisis efektivitas penerapan model pembelajaran Joyful Learning dengan

pendekatan ilmiah (Scientific Approach) dalam meningkatkan hasil belajar peserta

didik kelas X SMK Negeri 12 Bandung pada pembelajaran Basic Skills ditinjau

dari aspek kognitif, afektif dan psikomotor

2. Mengetahui tanggapan peserta didik terhadap kegiatan belajar mengajar yang

menerapkan model pembelajaran Joyful Learning dengan pendekatan ilmiah

(Scientific Approach) pada mata pelajaran Basic Skills.

D. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

kuantitatif jenis penelitian eksperimen dengan desain pre-experimental design bentuk

one group pretest-posttest design. Dikatakan pre-experimental design karena desain

ini belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh, karena masih terdapat variabel

luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen / variabel

terikat. Jadi, hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan

semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen / variabel bebas (Sugiyono, 2010).

Tahapan dalam metode penelitian ini, yaitu dengan memberikan tes awal

(pretest) untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik yang diberikan kepada

satu kelompok dan disebut sebagai kelas eksperimen. Selanjutnya kelas eksperimen

tersebut diberikan suatu perlakuan (treatment) menggunakan model pembelajaran

Joyful Learning dengan pendekatan ilmiah (Scientific Approach). Kemudian pada

tahap akhir, kelas eksperimen diberikan tes akhir (posttest) untuk mengetahui ada

atau tidaknya peningkatan terhadap hasil prestasi belajar peserta didik setelah

diterapkan model pembelajaran Joyful Learning dengan pendekatan ilmiah (Scientific

Approach). Peningkatan hasil prestasi belajar peserta didik ditinjau dari apek kognitif,

(17)

6

E. Manfaat/ Signifikansi Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat/ signifikansi

diantaranya sebagai berikut :

1. Bagi sekolah, agar hasil penelitian ini dapat memberikan alternatif penggunaan

model pembelajaran bagi guru terutama pada mata pelajaran Basic Skills dalam

proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di SMK Negeri 12 Bandung dengan

mengetahui kelayakan penggunaannya.

2. Bagi guru, agar hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan untuk

memperluas pengetahuan dan wawasan mengenai model pembelajaran Joyful

Learning dengan pendekatan ilmiah (Scientific Approach) sebagai implementasi

Kurikulum 2013 untuk meningkatkan hasil prestasi belajar peserta didik ditinjau

dari aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

3. Bagi peserta didik, agar hasil penelitian ini dapat mempermudah peserta didik

dalam memahami materi pelajaran, menghilangkan kejenuhan dan kebosanan

dalam belajar, dapat meningkatkan hasil belajar, serta minat belajar peserta didik,

dengan menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan.

4. Bagi pengelola lembaga pendidikan, agar hasil penelitian ini dapat dijadikan

inspirasi untuk mengambil kebijakan dalam memaksimalkan pengadaan dan

pemanfaatan fasilitas sekolah.

5. Bagi peneliti, agar hasil penelitian ini dapat menjadi sarana aplikasi ilmu

kependidikan yang diperoleh selama perkuliahan di Jurusan Pendidikan Teknik

Elektro dan menjadi masukan dalam pengembangan penelitian selanjutnya.

F. Stuktur Organisasi Skripsi

Sistematika penulisan atau struktur organisasi dalam sebuah penelitian berperan

sebagai pedoman penulisannya agar lebih sistematis dan terarah dalam rangka

menuju tujuan akhir yang hendak dicapai.

Adapun sistematika penulisan atau struktur organisasi dalam penulisan skripsi

(18)

7

BAB I : Pendahuluan

Pendahuluan meliputi : latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah,

tujuan penelitian, metode penelitian dan manfaat/ signifikansi penelitian, serta

struktur organisasi skripsi.

BAB II : Landasan Teori

Landasan teori berisi tentang : konsep-konsep yang berkaitan dengan model-model

pembelajaran, rumus-rumus yang berhubungan dengan statistika penelitian

kuantitatif, teori-teori tentang implementasi kurikulum 2013, langkah-langkah atau

tahapan-tahapan menggunakan model pembelajaran Joyful Learning dengan

pendekatan ilmiah (Scientific Approach), efektivitas dalam pembelajaran, pengenalan

pada mata pelajaran Basic Skills, hasil penelitian yang relevan, asumsi dasar, variabel

penelitian, serta paradigma dan hipotesis penelitian.

BAB III : Metode Penelitian

Metode penelitian membahas tentang : lokasi dan subjek populasi atau sampel

penelitian, desain penelitian dan justifikasi, metode penelitian dan justifikasi, definisi

operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen penelitian, teknik

pengumpulan data dan alasan rasional, serta teknik analisis data.

BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil penelitian dan pembahasan menjelaskan uraian tentang tahapan pembelajaran,

pengelolaan data penelitian, analisis data hasil penelitian, temuan dan pembahasan

hasil penelitian, serta matrik penelitian.

BAB V : Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan dan saran memuat tentang kesimpulan dari hasil analisis temuan

(19)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri

12 Bandung yang berlokasi di Jalan Pajajaran, No. 92 Telp./ Fax 022-6038055,

Bandung 40173. Sebagai lokasi penerapan model pembelajaran Joyful Learning

dengan pendekatan ilmiah (Scientific Approach) Kurikulum 2013 pada mata

pelajaran Basic Skills.

2. Subjek Populasi/ Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek / subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Subjek populasi

yang digunakan dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X semester II,

pada program studi Kelistrikan Pesawat Udara (KPU), tahun ajaran 2013-2014

yang sedang menempuh mata pelajaran Basic Skills dengan salah satu kompetensi

dasarnya adalah “Menjelaskan alat ukur elektrik dan jenisnya dengan berbagai tingkatan ketelitian sesuai dengan pekerjaan.”

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2010). Apa yang dipelajari dari sampel tersebut,

maka kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Oleh karena itu, sampel

yang diambil dari populasi harus betul-betul representative (mewakili). Sampel

dalam penelitian ini mengambil satu kelas penelitian yang disebut sebagai kelas

eksperimen, yaitu kelas X-B KPU semester II dengan jumlah peserta didik

sebanyak 25 orang dan akan diberikan perlakuan (treatmen) dengan menerapkan

model pembelajaran Joyful Learning dengan pendekatan ilmiah (Scientific

Approach). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan cara

sampling purposive. Sampling purposive adalah “teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu” (Sugiyono, 2010). Teknik ini cocok digunakan dalam

(20)

38

B. Waktu dan Prosedur Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 14 minggu (Januari s/d April 2014)

dimulai dari tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap akhir penelitian.

2. Prosedur Penelitian

Adapun prosedur penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada gambar 3.1

sebagai berikut :

Mulai

Uji Coba Instrumen

Soal Valid

Kelas Eksperimen - Pretest

- Treatment - Posttest

Kesimpulan

Pembuatan Laporan

Selesai ya

tidak

Dibuang

Tahap Persiapan

Tahap Pelaksanaan

Tahap Akhir

-Studi Pustaka

-Wawancara awal dengan guru dan peserta didik -Menentukan materi dan sampel

Penyusunan Instrumen Penelitian

Pengolahan Data

(21)

39

1. Tahap Persiapan

a. Studi Pustaka

 Mengidentifikasi Masalah

Kegiatan penelitian dimulai dengan mengidentifikasi masalah-masalah yang

ada di lapangan dan dirasa penting, hangat dan aktual, serta dapat memberikan

manfaat kepada lingkungan sekitar jika diteliti.

Studi lapangan melalui pengamatan dilakukan untuk mengetahui gambaran

umum penelitan yang berkaitan dengan kurikulum yang digunakan, proses

pembelajaran yang sedang berlangsung, model pembelajaran yang diterapkan oleh

guru, serta sarana dan fasilitas pembelajaran yang mendukung di SMK Negeri 12

Bandung, terutama pada mata pelajaran Basic Skills.

 Merumuskan Masalah dan Membatasi Masalah

Perumusan masalah terkait dengan fokus masalah dan perlu dibatasi pada

faktor atau variabel-variabel yang dominan. Faktor atau variabel-variabel tersebut

ada yang melatarbelakangi ataupun diakibatkan oleh fokus masalah.

Adapun rumusan masalah dan pembatasan masalah dalam penelitian ini

berkaitan dengan penerapan model pembelajaran Joyful Learning dengan

pendekatan ilmiah (Scientific Approach) pada pembelajaran Basic Skills.

 Mengumpulkan Landasan Teori

Landasan teori merupakan teori-teori yang mendasari penelitian, baik teori

yang berkenaan dengan bidang ilmu yang diteliti maupun metode penelitian.

Pengumpulan landasan teori dengan cara studi literatur terhadap beberapa sumber

sebagai referensi. Dalam landasan teori dikaji hal-hal yang bersifat empiris dan

akurat, serta bersumber dari temuan-temuan penelitian terdahulu yang berkaitan

dengan penerapan model pembelajaran menyenangkan (Joyful Learning).

 Merumuskan Hipotesis

Rumusan hipotesis dibuat apabila menggunakan penelitian dengan

pendekatan kuantitatif dan pengolahan data statistik inferensial. Hal-hal pokok

yang ingin diperoleh dari penelitian dirumuskan dalam bentuk hipotesis atau

pertanyaan penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan hipotesis deskriptif

(22)

40

 Menentukan Desain dan Metode Penelitian

Desain penelitian berisi rumusan tentang langkah-langkah penelitian dengan

menggunakan pendekatan, metode penelitian, teknik pengumpulan data dan

sumber data tertentu serta alasan-alasan mengapa menggunakan metode tersebut.

b. Wawancara Awal

Wawancara awal dilakukan pada guru di bengkel Kelistrikan Pesawat Udara

(KPU) yang mengajar mata pelajaran yang akan diteliti, yaitu Basic Skills dan

pada beberapa peserta didik kelas X semester I yang telah belajar materi pada

mata pelajaran tersebut. Wawancara awal bertujuan untuk mengetahui persepsi

awal dan menguatkan latar belakang masalah penelitian.

c. Menentukan Materi Pelajaran dan Sampel Penelitian

Penentuan materi pelajaran yang akan digunakan untuk menerapkan model

pembelajaran Joyful Learning dengan pendekatan ilmiah (Scientific Approach)

dipilih berdasarkan kompetensi dasar pada silabus. Sampel penelitian adalah kelas

X-B semester II pada program studi Kelistrikan Pesawat Udara, yang belum

belajar materi pengenalan dan penggunaan alat ukur listrik.

d. Penyusunan Instrumen Penelitian

Kegiatan pengumpulan data didahului oleh penentuan teknik penelitian,

penyusunan dan pengujian instrumen pengumpulan data yang akan digunakan.

Adapun instrumen penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut :

 Lembar tes kognitif berupa soal pilihan ganda sebanyak 34 butir soal yang valid dan memiliki kriteria realibilitas sangat tinggi dan digunakan sebagai

soal pretest dan posttest untuk menilai pengetahuan peserta didik.

 Lembar observasi afektif untuk menilai keterampilan sikap peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung.

 Lembar observasi psikomotor untuk menilai keterampilan praktik peserta didik selama proses pembelajaran praktikum berlangsung.

 Lembar kerja digunakan sebagai bahan pembelajaran dan mengarahkan peserta didik untuk berdiskusi dalam memecahkan suatu permasalahan yang

(23)

41

(Scientific Approach) yang di dalamnya memuat lima aspek pendekatan,

yaitu : mengamati, menanya, menalar, mencoba dan membentuk jejaring.

 Angket wawancara akhir adalah untuk mengetahui respon atau pendapat peserta didik setelah belajar menggunakan model pembelajaran Joyful

Learning dengan pendekatan ilmiah (Scientific Approach).

e. Uji Coba Instrumen

Menurut Sugiyono (2010) :

Uji validitas adalah suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi (content) dari suatu instrumen, dengan tujuan untuk mengukur ketepatan instrumen yang digunakan dalam suatu penelitian. Mengetahui sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukuran dalam melakukan fungsi ukurnya. Agar data yang diperoleh bisa relevan (sesuai) dengan tujuan diadakannya pengukuran tersebut.

Sebelum dilaksanakan uji coba instrumen terhadap lembar tes kognitif,

terlebih dahulu dilakukan pengujian kelayakan instrumen penelitian yang disebut

dengan expert judgement. Pengujian kelayakan instrumen dilakukan untuk menilai

apakah butir soal dalam lembar tes kognitif telah sesuai dengan kompetensi dasar

pengenalan dan penggunaan alat ukur listrik, serta telah mencapai indikator yang

mencakup tujuan pembelajaran. Sedangkan pengujian kelayakan instrumen

terhadap lembar penilaian afektif dan psikomotor dilakukan untuk menilai apakah

kriteria penilaian dan sikap yang diamati telah sesuai dengan kompetensi inti yang

diharapkan. Uji kelayakan instrumen dilakukan dengan menghadirkan beberapa

pakar atau tenaga ahli yang kompeten dibidang kelistrikan, kemudian meminta

penilaian dan pendapat terhadap kesesuaian dan kelayakan instrumen penelitian.

Setelah dilakukan expert judgement dan merevisi butir soal pada lembar

kognitif, serta merevisi indikator penilaian pada lembar afektif dan psikomotor,

selanjutnya adalah melakukan tahap uji coba instrumen terhadap butir soal pada

lembar kognitif sebanyak 45 butir soal pilihan ganda. Tujuannya adalah untuk

mengetahui butir soal yang valid dan tidak valid, serta menilai tingkat reliabilitas

soal dan tingkat kesukaran soal. Uji coba instrumen tes kognitif dilakukan pada

kelas X-A semester II di bengkel KPU yang berjumlah 31 orang peserta didik dan

(24)

42

jawaban akan dihitung dengan rumus statistika penelitian menggunakan Microsoft

Excel 2007 dan dianalisis tingkat validitas, reliabilitas, daya beda dan daya

sukarnya. Soal yang dinyatakan valid akan dijadikan soal pretest-posttest pada

kelas eksperimen dan soal yang tidak valid akan dibuang. Dalam penelitian ini,

soal yang valid sebanyak 34 butir soal dari 45 butir soal yang di uji validitasnya.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Pretest (tes awal)

Pretest digunakan untuk menilai pengetahuan awal peserta didik sebelum

melaksanakan pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran Joyful

Learning dengan pendekatan ilmiah (Scientific Approach). Pretest diberikan

kepada kelas X-B sebagai kelas eksperimen dan dilakukan dengan cara

memberikan lembar tes kognitif yang telah dinyatakan valid, sebanyak 34 butir

soal pilihan ganda kepada 25 orang peserta didik. Hasil pretest akan dicari nilai

rata-ratanya dan dibandingkan dengan nilai rata-rata hasil posttest untuk melihat

nilai rata-rata peningkatan (gain) terhadap hasil belajar kelas eksperimen.

b. Treatment (perlakuan)

Treatment merupakan perlakuan yang diberikan kepada kelas X-B sebagai

kelas eksperimen dengan cara menerapkan model pembelajaran Joyful Learning

dengan pendekatan ilmiah (Scientific Approach). Pada tahapan ini, peneliti disebut

sebagai guru dan sampel penelitian pada kelas eksperimen disebut peserta didik.

Adapun langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan merupakan tahapan

pembelajaran dalam implementasi kurikulum 2013, yaitu sebagai berikut :

1) Kegiatan awal (pembuka)

Pada kegiatan awal, guru mengucapkan salam dan mengajak peserta didik

untuk berdo’a bersama sebelum pembelajaran dimulai, dipimpin oleh ketua kelas.

Selanjutnya, guru mengecek kehadiran peserta didik dan menyapa dengan ramah

sambil memberikan motivasi untuk membangkitkan semangat belajar peserta

didik dan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Kemudian guru

mengulang kembali pokok-pokok materi pelajaran pada pertemuan sebelumnya

dan menjelaskan tujuan pembelajaran pada hari ini. Terakhir, guru memberikan

(25)

43

2) Kegiatan inti (pembentukan kompetensi dan karakter)

Kegiatan inti dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran Joyful

Learning dengan pendekatan ilmiah (Scientific Approach) untuk membentuk

kompetensi dan karakter peserta didik. Adapun pendekatan ilmiah sebagai

implementasi kurikulum 2013 mencangkup kedalam lima aspek, yaitu :

Mengamati (Observing)

Pada tahap ini guru menampilkan suatu permasalahan yang dapat membuat

peserta didik untuk mengamati. Guru mengorientasikan setiap peserta didik untuk

melihat dan mengamati beberapa jenis alat ukur listrik.

Menanya (Questioning)

Dari kegiatan mengamati beberapa jenis alat ukur listrik tersebut akan

menumbuhkan rasa ingin tahu, minat dan perhatian, serta mendorong peserta

didik untuk mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri. Dalam hal

ini, setiap peserta didik dilatih kesantunan dan keterampilannya dalam berbicara,

mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berpikir cepat dan sigap dalam menanggapi

pertanyaan tersebut dengan memberikan jawaban secara logis, sistematis, serta

menggunakan bahasa yang baik dan benar.

Selanjutnya, guru mengorganisir peserta didik untuk membentuk

kelompok-kelompok yang terdiri dari 2-3 orang. Adapun pembagian kelompok-kelompok tersebut

dilakukan dengan cara yang menyenangkan (Joyful), yaitu dengan membagikan

coklat yang berbeda warna bungkusnya kepada setiap peserta didik. Peserta didik

yang mendapatkan coklat bungkus merah harus mencari pasangannya yang

mendapat coklat bungkus emas. Kemudian peserta didik diminta untuk duduk

secara berkelompok-kelompok dan setiap kelompok dibagikan lembar kerja yang

mencangkup materi tentang pengenalan dan penggunaan alat ukur listrik dan

meliputi tujuan pembelajaran yang direncanakan.

Menalar (Associating)

Menalar merupakan proses berfikir yang logis dan sistematis, pada tahap ini

peserta didik diminta untuk berdiskusi secara berkelompok dan mengumpulkan

informasi-informasi terhadap permasalahan sebelumnya yang belum terjawab.

(26)

44

Pada tahap ini akan mendorong keterampilan peserta didik dalam

berargumen, mengembangkan kemampuan berpikir, membangun sikap

keterbukaan untuk saling memberi dan menerima pendapat, memperkaya kosa

kata, serta mengembangkan toleransi sosial dalam hidup berkelompok.

Mencoba (Experimenting)

Selanjutnya, setiap kelompok diminta secara bergantian untuk maju kedepan

dan mencoba penggunaan alat ukur listrik, serta menjelaskan prinsip kerja sesuai

fungsinya masing-masing. Kelompok yang berani tampil kedepan akan

mendapatkan nilai tambahan dalam aspek afektif dan psikomotornya. Peserta

didik dari kelompok lain yang kurang faham boleh mengajukan pertanyaan

kepada kelompok yang tampil di depan.

Membentuk Jejaring (Networking)

Membentuk jejaring esensinya adalah memaknai kerjasama sebagai struktur

interaksi yang dirancang secara baik dan disengaja, untuk memudahkan usaha

kolektif dalam rangka mencapai tujuan bersama. Adapun kompetensi yang

diharapkan dalam kegiatan ini adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi,

kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan

jelas, serta mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar. Dalam

tahap ini, guru mengaitkan pemahaman materi pembelajaran yang diajarkan

dengan pemahaman peserta didik sebelumnya dan mengajak peserta didik untuk

mengaplikasikan materi pembelajaran ke dalam kehidupan sehari-hari

3) Kegiatan akhir (penutup)

Adapun kegiatan pada akhir pembelajaran adalah dengan mengajak peserta

didik melakukan games saling melempar pertanyaan yang ditulis setiap peserta

didik pada selembar kertas yang dibentuk menjadi bulat seperti bola. Peserta didik

yang dipilih guru harus menjawab pertanyaan di dalam kertas tersebut dan

jawabannya dibenarkan oleh peserta didik yang mebuat pertanyaan. Hal ini

bertujuan untuk menilai sejauh mana pengetahuan peserta didik terhadap

permasalahan yang telah didiskusikan secara berkelompok, sekaligus sebagai

bentuk ice breaking untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan

(27)

45

Selanjutnya, guru menyimpulkan proses pembelajaran secara keseluruhan,

memberikan pembenaran dan penguatan terhadap pemahaman-pemahaman

konsep peserta didik dari hasil diskusi, menambahkan informasi baru tentang

hal-hal yang belum diketahui peserta didik dan memberikan motivasi agar peserta

didik tidak merasa jenuh dan bosan dalam belajar. Kemudian guru menyampaikan

rencana pembelajaran pada pertemuan selanjutnya dan memberikan posttest

sebelum menutup kegiatan belajar mengajar.

c. Posttest (tes akhir)

Posttest digunakan untuk mengukur kemajuan dan peningkatan prestasi

belajar peserta didik pada kelas eksperimen setelah melaksanakan pembelajaran

dengan menerapkan model pembelajaran Joyful Learning dengan pendekatan

ilmiah (Scientific Approach) pada mata pelajaran Basic Skills pada materi

menjelaskan penggunaan alat ukur elektrik. Adapun soal-soal posttest yang

diberikan setelah perlakuan (treatment) sama dengan soal pretest sebelum

diberikan perlakuan.

3. Tahap Akhir

a. Pengolahan Data

Pengolahan data menjelaskan teknik dan langkah-langkah yang ditempuh

dalam mengolah atau menganalisis data. Data kuantitatif dianalisis dengan

menggunakan teknik analisis statistik deskriptif, berupa tabel, grafik, profil, bagan

atau menggunakan statistik inferensial berupa korelasi, regresi, perbedaan, analisis

jalur, statistika penelitian dan lain-lain.

b. Kesimpulan

Hasil analisis data masih berbentuk temuan yang belum diberi makna.

Pemberian makna atau arti dari temuan dilakukan melalui interferensi yang dibuat

dengan melihat makna hubungan antara temuan yang satu dengan yang lainnya,

antara temuan dengan konteks ataupun dengan kemungkinan penerapannya.

c. Pembuatan Laporan

Pembuatan laporan merupakan wujud nyata penelitian berupa tulisan dan

dilengkapi dengan dokumentasi-dokumentasi saat melakukan penerapan model

(28)

46

Sedangkan roadmap pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1

sebagai berikut :

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah One Group

Pretest-Posttest Design. Tahapan penelitiannya yaitu dengan melakukan satu kali

pengukuran sebelum adanya perlakuan dan setelah diberikan perlakuan.

Alur dari penelitian ini adalah dengan memberikan pretest kepada kelas

eksperimen, kemudian dilanjutkan dengan pemberian perlakuan (treatment) yaitu

dengan menerapkan model pembelajaran Joyful Learning dengan pendekatan

ilmiah (Scientific Approach), setelah itu diberi posttest.

Secara sederhana desain penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut.

Tabel 3.2 Desain Penelitian

(Arikunto, S., 2010: 124)

Keterangan :

O1 : Tes awal (pretest) kepada kelas eksperimen yang dilakukan sebelum

menerapkan model pembelajaran Joyful Learning dengan pendekatan

ilmiah (Scientific Approach).

X : Perlakuan (treatment) kepada kelas eksperimen berupa pembelajaran dengan

menerapkan model pembelajaran Joyful Learning dengan pendekatan

ilmiah (Scientific Approach).

O2 : Tes akhir (posttest) kepada kelas eksperimen yang dilakukan setelah

menerapkan model pembelajaran Joyful Learning dengan pendekatan

ilmiah (Scientific Approach).

Pretest Treatment Posttest

(29)

47

D. Metode Penelitian

Metode penelitian digunakan untuk memecahkan masalah yang akan diteliti

dan mencapai tujuan penelitian. Menurut Sugiyono (2010) “Metode penelitian

merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat

ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga

pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan

mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.”

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

penelitian kuantitatif jenis penelitian eksperimen dengan desain pre-experimental

design bentuk one group pretest-posttest design.

Metode penelitian pre-experimental belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh, karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen atau variabel terikat. Jadi, hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen atau variabel bebas. Hal ini dapat terjadi karena tidak adanya variabel kontrol dan dampel tidak dipilih secara random (Sugiyono, 2010).

Penelitian ini dilakukan dengan cara memberikan perlakuan kepada satu

kelas yang menjadi kelas eksperimen dengan menerapkan model pembelajaran

Joyful Learning dengan pendekatan ilmiah (Scientific Approach) dalam proses

pembelajaran. Kemudian dari hasil Pretest dan Posttest tersebut akan diolah

secara statistik dan menghasilkan hasil penelitian berupa angka-angka.

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui peningkatan hasil prestasi

belajar peserta didik yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor pada

materi pengenalan dan penggunaan alat ukur listrik yang menerapkan model

pembelajaran Joyful Learning dengan pendekatan ilmiah (Scientific Approach).

E. Definisi Operasional

Definisi operasional dimaksudkan untuk menghindari kesalahan

pemahaman dan perbedaan penafsiran berkaitan dengan istilah-istilah tertentu.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Moh. Nasir (1988) bahwa “Definisi

(30)

48

memberikan arti, atau menspesifikasikan atau memberikan suatu operasional yang

diperlukan untuk mengukur variabel tersebut.”

Oleh karena itu, untuk menghindari adanya salah pemaknaan dari setiap

istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka secara operasional istilah-istilah

tersebut didefinisikan sebagai berikut :

1. Efektivitas pembelajaran merupakan tingkat keberhasilan dalam mencapai

tujuan dan sasaran dalam proses pembelajaran (Choirul, 2013:21).

2. Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang dilakukan oleh guru

agar peserta didik dapat maksimal dalam memahami materi pelajaran dan

memiliki kompetensi dari materi yang dipelajari (Prakoso, A., 2013:1).

3. Pembelajaran menyenangkan (Joyful Learning) adalah suasana

belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga peserta didik memusatkan

perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya

tinggi (Depdiknas, 2004:3).

4. Pendekatan ilmiah (Scientific Approach) adalah pendekatan pembelajaran pada

kurikulum 2013 yang meliputi aspek mengamati, menanya, menalar, mencoba

dan membentuk jejaring (Mendikbud, 2013:4).

5. Kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan

yang dikuasai seseorang, sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku

kognitif, afektif dan psikomotor (Mulyasa, 2013:66).

6. Hasil belajar adalah perubahan dibidang kognitif, afektif dan psikomotor pada

proses belajar mengajar yang dialami peserta didik (Sudjana, 2011:2).

7. Penguasaan Materi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

menjelaskan bahwa penguasaan mengandung pengertian pemahaman atau

kesanggupan untuk menggunakan (pengetahuan, kepandaian dan sebagainya).

8. Alat ukur listrik adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur

besaran-besaran listrik dengan tingkatan ketelitian tertentu (Modul Basic Skills, 2013).

9. Multimeter Analog adalah alat pengukur besaran listrik yang menggunakan

tampilan dengan jarum yang bergerak ke range-range yang kita ukur dengan

(31)

49

10.Mata Pelajaran Basic Skills merupakan salah satu mata pelajaran yang ada di

SMK Negeri 12 Bandung pada program studi Kelistrikan Pesawat Udara yang

bertujuan agar peserta didik mampu memahami fungsi, konstruksi maupun

mengetahui prinsip kerja dari alat ukur pesawat udara sehingga dapat

mengaplikasikannya pada dunia penerbangan, khususnya dalam pemasangan

dan perawatan instrument pesawat udara (Modul Basic Skills, 2013).

11.Peningkatan Hasil Prestasi Belajar adalah kemajuan pada hasil belajar yang

meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman

dan proses belajar peserta didik (Syah dalam Sudjana, 2011).

F. Instrumen Penelitian

“Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati” (Sugiyono, 2010).

Berdasarkan pengertian tersebut, maka instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini dibuat sebagai berikut :

1. Lembar Tes Kognitif

Adapun lembar tes kognitif digunakan untuk penilaian dalam aspek kognitif

peserta didik yang diberikan pada saat pretest (tes awal) digunakan untuk

mengukur kemampuan awal peserta didik pada kelas eksperimen dan diberikan

pada saat posttest (tes akhir) untuk mengukur kemajuan dan peningkatan prestasi

belajar peserta didik pada kelas eksperimen setelah diberikan perlakuan sebanyak

tiga kali pertemuan/ tatap muka di kelas.

2. Lembar Penilaian Afektif dan Psikomotor

Lembar penilaian afektif digunakan untuk menilai keterampilan sikap

peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung, sedangkan lembar

penilaian psikomotor untuk menilai keterampilan psikomotor peserta didik selama

proses pembelajaran praktikum berlangsung.

3. Lembar Wawancara Akhir

Lembar wawancara akhir diberikan kepada peserta didik kelas X-B yang

menjadi kelas eksperimen, tujuannya untuk mengetahui respon peserta didik

(32)

50

G. Proses Pengembangan Instrumen

1. Kriteria Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2010), mengemukakan bahwa data yang diperoleh

melalui penelitian adalah data empiris (teramati) yang mempunyai kriteria

tertentu, yaitu : Valid, Reliabel dan Obyektif.

Valid menunjukkan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi

pada obyek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti. Suatu tes

dikatakan valid apabila tes tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur. Data

yang telah terkumpul sebelum diketahui validitasnya dapat diuji melalui pengujian

reliabilitas dan obyektivitas. Pada umumnya, data yang valid pasti reliabel dan

obyektif (Sugiyono, 2010).

Reliabel menunjukkan derajat konsistensi data dalam interval waktu

tertentu. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika

tes tersebut dapat memberikan hasil tes yang tetap. Data yang reliabel belum tentu

valid. Sedangkan obyektif berkenaan dengan kesepakatan banyak orang dan data

yang obyektif juga belum tentu valid (Sugiyono, 2010).

2. Uji Instrumen Penelitian

a. Uji Validitas Instrumen

Perhitungan validitas instrumen dalam penelitian menggunakan korelasi

product moment yang dikemukakan oleh Pearson:

(Arikunto, 2010: 213)

Keterangan : = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan

= Jumlah skor tiap peserta didik pada item soal = Jumlah skor total seluruh peserta didik n = Jumlah sampel penelitian

Interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi yang menunjukkan nilai

(33)

51

Tabel 3.3 Kriteria Validitas Soal

(Arikunto, 2010: 160)

Setelah diketahui koefisien korelasi, selanjutnya dilakukan uji signifikansi

untuk mengetahui validitas setiap item soal. Uji signifikansi dihitung dengan

menggunakan uji t dengan rumus:

thitung =

dinyatakan valid. Dan apabila thitung<ttabel maka item soal dinyatakan tidak valid.

b. Pengujian Reliabilitas

Uji reliabilitas bertujuan untuk menguji ketepatan alat dalam mengukur apa

yang akan diukur.

Untuk mengukur reliabilitas item pertanyaan dengan skor 1 dan 0 digunakan

rumus K-R 20 (Kuder-Richardson) yaitu:

(

)

(Arikunto, 2010: 231)

Keterangan ;

r11 = Reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan atau soal Vt = Varians total

P = Proporsi subjek yang menjawab benar pada item soal q = 1-p

Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas 0,81 – 1,00 Sangat Tinggi

0,61 – 0,80 Tinggi 0,41 – 0,60 Cukup 0,21 – 0,40 Rendah

(34)

52

Kemudian, harga varians total (Vt) dapat dicari dengan rumus sebagai

berikut :

(Arikunto, 2010: 227)

Keterangan:

= Jumlah skor total N = Jumlah responden S = Standar Deviasi

S2 = Varians, selalu ditulis dalam bentuk kuadrat, karena standar deviasi kuadrat

Dari hasil tersebut kemudian dikonsultasikan dengan nilai dari tabel product

moment. Jika r11> rtabel maka instrumen tersebut reliabel sehingga dapat

digunakan bagi penelitian selanjutnya. Sebaliknya jika r11< rtabel maka instrumen

tersebut tidak reliabel.

Adapun interpretasi derajat reliabilitas instrumen ditujukkan oleh tabel 3.4

sebagai berikut :

Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas Soal

Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas 0,81 – 1,00 Sangat Tinggi 0,61 – 0,80 Tinggi

0,41 – 0,60 Cukup 0,21 – 0,40 Rendah

0,00 – 0,20 Sangat Rendah

(Arikunto, 2010: 75)

c. Daya Pembeda

Arikunto (2010: 211) mengemukakan bahwa “Daya pembeda soal adalah

kemampuan suatu soal untuk membedakan peserta didik yang berkemampuan

tinggi (pandai) dengan peserta didik berkemampuan rendah (bodoh).”

Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks

diskriminasi, disingkat D. Indeks diskriminasi (daya pembeda) berkisar antara

(35)

53

Untuk mengetahui daya pembeda pada soal perlu dilakukan

langkah-langkah sebagai berikut :

1. Mengurutkan skor total masing-masing siswa dari yang tertinggi sampai

yang terendah.

2. Membagi dua kelompok yaitu kelompok atas dan kelompok bawah.

3. Menghitung soal yang dijawab benar dari masing-masing kelompok pada

butir soal.

4. Mencari daya pembeda (D) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

D =

(Arikunto, 2010: 213)

Keterangan: D = Daya pembeda

= Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar

= Banyaknya peserta tes kelompok atas = Banyaknya peserta tes kelompok bawah

Adapun kriteria indeks daya pembeda dapat dilihat pada tabel 3.5 sebagai

berikut :

Tabel 3.5 Klasifikasi Indeks Daya Pembeda

Indeks Daya Pembeda Klasifikasi 0,00 – 0,20 Jelek

0,21 – 0,40 Cukup 0,41 – 0,70 Baik 0,71 – 1,00 Baik Sekali

Negatif Tidak Baik, Harus Dibuang

(Arikunto, 2010: 218)

d. Tingkat Kesukaran

Menurut Arikunto (2010: 208) bahwa “Analisis tingkat kesukaran

dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal tersebut mudah atau sukar.”

Indeks kesukaran (difficulty index) adalah bilangan yang menunjukkan sukar

dan mudahnya suatu soal. Untuk menghitung tingkat kesukaran tiap butir soal

(36)

54

P =

(Arikunto, 2010: 208)

Keterangan :

P = Indeks kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab benar JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Indeks kesukaran diklasifikasikan sesuai dengan tabel 3.6 sebagai berikut :

Tabel 3.6 Klasifikasi Indeks Kesukaran

Indeks Kesukaran Klasifikasi 0,00 0,30 Soal Sukar 0,31 – 0,70 Soal Sedang 0,71 – 1,00 Soal Mudah

(Arikunto, 2010: 208)

H. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk

mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Dalam melaksanakan penelitian ini

ada beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan, diantaranya sebagai

berikut :

1. Observasi (Pengamatan)

Setelah melakukan studi literatur untuk mendapatkan informasi yang

berkaitan dengan model pembelajaran Joyful Learning dan pendekatan ilmiah

(Scientific Approach) dalam implementasi kurikulum 2013 dengan memanfaatkan

literatur yang sesuai dengan penelitian ini, yaitu dengan cara membaca,

mempelajari, menela’ah, mengutip pendapat dari berbagai sumber berupa buku,

diktat, skripsi, internet dan sumber lainnya.

Selanjutnya adalah melakukan studi pendahuluan dengan observasi

langsung ke lokasi penelitian, yaitu SMK Negeri 12 Bandung. Adapun hal-hal

yang diamati berkaitan dengan kurikulum yang dipakai, model pembelajaran yang

diterapkan oleh guru, kegiatan pembelajaran, pendekatan pembelajaran, serta

media pembelajaran yang digunakan pada mata pelajaran Basic Skills pada

(37)

55

2. Tes Uji Kognitif

Penelitian ini menggunakan tes hasil prestasi belajar peserta didik, berupa

tes objektif berbentuk pilihan ganda dengan empat alternatif jawaban untuk

mengetahui hasil prestasi belajar peserta didik pada ranah kognitif.

3. Lembar Observasi Afektif dan Psikomotor

Digunakan untuk menilai keterampilan sikap dan praktek peserta didik pada

kelas eksperimen selama proses pembelajaran dengan menggunakan model Joyful

Learning dengan pendekatan ilmiah (Scientific Approach).

Untuk lebih ringkasnya mengenai teknik pengumpulan data yang akan

dilakukan dapat dilihat pada tabel 3.7.

Tabel 3.7 Teknik Pengumpulan Data

N o

Teknik Instrumen Jenis Data Sumber Data

1 Studi Literatur - Teori-teori yang berhubungan dengan penelitian

- Kegiatan pembelajaran, model dan media pembelajaran

Proses pembelajaran 3 Tes Uji Kognitif Soal pretest

dan posttest

Hasil prestasi belajar peserta didik ranah kognitif pada kelas eksperimen

Peserta didik ranah afektif dan psikomotor pada kelas eksperimen

Peserta didik

I. Teknik Analisis Data

1. Analisis Data Kognitif

Pengolahan data merupakan bagian penting dalam metode ilmiah karena

dengan mengolah data tersebut dapat memberikan hasil untuk pemecahan masalah

penelitian. Data diperoleh melalui soal tes uji kognitif pada tes awal (pretest)

hingga tes akhir (posttest), serta diperoleh dari lembar observasi afektif dan

psikomotor pada kelas eksperimen.

Sebelum mengolah data, adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah

sebagai berikut :

a. Memeriksa hasil tes awal dan tes akhir setiap peserta didik pada kelas

(38)

56

soal dijawab salah diberi skor 0 (nol) dengan pedoman pada kunci jawaban

kemudian memberikan skor mentah pada skala 0 sampai dengan 100 pada

hasil jawaban peserta didik.

Pemberian skor terhadap jawaban peserta didik berdasarkan butir soal yang

dijawab benar oleh peserta didik. Setelah penskoran tiap butir jawaban,

selanjutnya adalah menjumlahkan skor yang diperoleh oleh masing-masing

peserta didik dan mengkonversinya dalam bentuk nilai dengan rumus

berikut:

(Suharsimi Arikunto, 2010)

b. Menghitung Gain Ternormalisasi

Untuk menentukan tingkat efektivitas pembelajaran dengan menerapkan

model pembelajaran Joyful Learning dengan pendekatan ilmiah (Scientific

Approach), dilakukan dengan menghitung nilai gain ternormalisasi yang

diperoleh dari data skor pretest dan posttest yang kemudian diolah untuk

menghitung rata-rata gain normalisasi.

Rata-rata gain normalisasi dapat dihitung menggunakan rumus berikut :

<g> =

(Savinainen & Scott, 2002:45)

Keterangan:

<g> = Rata-rata gain normalisasi T1 = Pretest

T2 = Posttest

Sm = Skor Maksimal

Tabel .8 Kriteria Gain Normalisasi

Batas Kategori

g > 0,7 Tinggi / Sangat Efektif 0,3 ≤ g ≤ 0,7 Sedang / Efektif

g < 0,3 Rendah / Kurang Efektif

(39)

57

c. Menganalisa data dengan tujuan untuk menguji asumsi-asumsi statistik

1) Uji Normalitas Data

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kondisi data apakah

berdistribusi normal atau tidak. Kondisi data berdistribusi normal menjadi syarat

untuk menguji hipotesis menggunakan statistik parametris (Sugiyono, 2010).

Statistik parametris bekerja berdasarkan asumsi bahwa data setiap variabel

yang akan dianalisis berdasarkan distribusi normal. Oleh karena itu, kenormalan

data harus diuji terlebih dahulu. Pengujian normalitas data dapat dilakukan dengan

menggunakan persamaan Chi Kuadrat (χ²).

Pengujian data dengan (χ²) dilakukan dengan membandingkan kurve normal

yang terbentuk dari data yang telah terkumpul (B) dengan kurva normal

baku/standar (A). Jadi membandingkan antara (A : B). Bila B tidak berbeda

signifikan dengan A, maka B merupakan data yang terdistribusi normal. Seperti

pada gambar 3.2, bahwa kurva normal baku yang luasnya mendekati 100% itu

dibagi menjadi 6 bidang berdasarkan simpangan bakunya, yaitu tiga bidang

dibawah rata-rata (mean) dan tiga bidang diatas rata-rata. Luas 6 bidang dalam

kurva normal baku adalah: 2,27%; 13,53%; 34,13%; 34,13%; 13,53%; 2,27% (A).

Gambar 3.2 Kurva Baku Normal Uji Normalitas

Adapun langkah-langkah yang diperlukan adalah (Sugiyono, 2009: 80):

a) Menghitung rentang skor (r)

r = skor tertinggi-skor rendah

b) Menentukan banyak kelas interval (k/BK)

Jumlah kelas interval ditetapkan = 6 sesuai dengan Kurva Normal Baku.

k/BK= 1+ 3,3 log n ; n= Jumlah sampel penelitian

c) Menentukan panjang kelas interval (PK)

(40)

58

d) Membuat distribusi fh (frekuensi yang diharapkan)

Menghitung fh didasarkan pada presentasi luas setiap bidang kurva normal

dikalikan jumlah data observasi (jumlah individu sampel).

e) Menghitung mean (rata-rata X )

i

f) Mengitung simpangan baku / Standar deviasi (S/ SD)

g) Tentukan batas bawah kelas interval (χin) dengan rumus :

(χin) = Bb-0.5 dan Ba + 0.5 kali desimal yang digunakan interval kelas Dimana : Bb = batas bawah interval dan Ba= batas atas interval kelas.

h) Menghitung harga baku (Z)

1,2

i) Menghitung luas daerah tiap-tiap interval (l)

Li = L1– L2 ; L1 = Nilai peluang baris atas ; L2 = Nilai peluang baris bawah

j) Menghitung frekuensi expetasi/ frekuensi yang diharapkan (ei)

ei =

L

i

.

f

i ; L

l) Membandingkan χ2 hitung dengan χ2tabel dengan ketentuan sebagai berikut :

Apabila χ2

hitung < χ2tabel berarti data berdistribusi normal.

m) Menghitung tabel uji normalitas

Tabel 3.9 Tabel Uji Normalitas

No Kelas

interval Fi

BK Zhitung Ztabel

ι Ei

(41)

59

n) Membandingkan nilai χ2hitung yang didapat dengan nilai χ2tabel pada

derajat kebebasan dk = k – 1 dan taraf kepercayaan 5%

o) Kriteria pengujian

Jika χ2hitung< χ2tabel maka disimpulkan data berdistribusi normal.

2) Uji Hipotesis Penelitian

Uji hipotesis penelitian didasarkan pada data peningkatan prestasi

belajar, yaitu selisih nilai pretest dan posttest. untuk sampel independen

(tidak berkorelasi) dengan jenis data interval menggunakan uji t-test.

Menurut Sudjana (2011), “Untuk melakukan uji t-test syaratnya data

harus homogen dan normal.”

Jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah hipotesis

deskriptif. Dimana Ha berbunyi lebih besar (>) dan H0 berbunyi lebih kecil atau

sama dengan (≤), uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji pihak kanan.

Rumusan t-test yang digunakan untuk menguji hipotesis deskritif satu

sampel ditunjukan pada Rumus dibawah ini:

t

=

(Sugiyono, 2010)

Keterangan :

t = nilai t yang di hitung x = nilai rata-rata

µo = nilai yang di hipotesiskan

s

= simpangan baku sampel n = jumlah anggota sampel

Kriteria pengujian adalah thitung > dimana didapat dari

daftar normal baku, maka Ha diterima dan H0 ditolak. Tetapi sebaliknya jika thitung ≤ maka Ha ditolak dan H0 diterima.

2. Analisis Data Afektif

Data hasil belajar afektif dihitung dengan menggunakan rumus sebagai

berikut :

(42)

60

(Suharsimi Arikunto, 2010)

Untuk mengetahui persentase tingkat keberhasilan pencapaian afektif

ditunjukan pada Tabel 3.10 sebagai berikut :

Tabel 3.10. Tingkat Keberhasilan Pencapaian Afektif

Kategori Perolehan Nilai

Sangat baik Bila 90% Nilai 100%

Baik Bila 80% Nilai 89%

Cukup Bila 70% Nilai 79%

Kurang Bila 0% Nilai 69%

Tujuan analisis data ranah afektif adalah sebagai berikut :

a. Untuk mendapatkan umpan balik (feedback)

b. Untuk mengetahui tingkat perubahan tingkah laku peserta didik

c. Untuk menempatkan peserta didik dalam situasi belajar-mengajar yang tepat

d. Untuk mengenal latar belakang kegiatan belajar dan kelainan tingkah laku

peserta didik

Penelitian ini menggunakan Skala Likert untuk mengukur ranah afektif.

Sugiyono (2010) mengemukakan bahwa :

Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena social. Skala ini menggunakan respon yang dikategorikan dalam empat macam kategori jawaban yaitu: Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), Kurang (K).

Adapun konversi jawaban kedalam hitungan kuantitatif untuk mengukur

ranah afektif dapat dilihat pada tabel 3.11 sebagai berikut :

Tabel 3.11 Konversi Skala Likert

Jawaban Skor

Sangat Baik (SB) 4

Baik (B) 3

Cukup (C) 2

Gambar

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian
Tabel 3.2 Desain Penelitian
Tabel 3.3 Kriteria Validitas Soal
Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas Soal
+7

Referensi

Dokumen terkait

Digital Repository Universitas Jember... Digital Repository

[r]

140/2632/SJ TENTANG PENYELENGGARAAN PEMILIHAN KEPALA DESA DI DAERAH (STUDI KASUS DI KABUPATEN LUMAJANG)..

1 Pembangunan Jalan Usaha Tani Desa Mukai Hilir-Mukai Mudik Kecamatan Siulak Mukai 328.000.000,00 DAK 2013 22001 Jalan Raya, Jalan Lingkungan Termasuk Perawatannya 2

A Thesis Presented to English Department Faculty of Letters, Jember University.. As one of the requirements to obtain The Award of Sarjana

Pemluran Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 0l Talu.n 2010 tentang Struktur Organisasi Kepaniteraan dan Susunan Majelis Flakim sefta Keterbukaan pada perkara

55 (Revisi 2006) diklasifikasikan dalam empat kategori sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi yaitu pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi

Fotokopi akta pendirian perusahaan dan / atau perubahannya yang telah mendapat pengesahan dari pejabat yang berwenang atau didaftarkan ke instansi yang