1
A. Latar Belakang
Ciptaan Tuhan yang paling tinggi derajatnya adalah manusia. Salah satu kelebihan manusia adalah memiliki alat komunikasi yang berupa bahasa. Fungsinya mampu mengungkapkan gagasan, ide, realitas, dan isi pikiran. Manusia sangat membutukan bahasa sebagai alat untuk menyampaikan pikiran dan ide-ide dengan maksud ingin mengutarakan kepada pihak lain yang disebut interaksi. Semua interaksi dan segala macam kegiatan manusia dapat lumpuh tanpa bahasa. Bahasa juga merupakan ungkapan pengalaman batin seseorang yang berfungsi mewujudkan ide yang ada di dalam pikiran manusia.
aturan serta pola yang tidak boleh dilanggar agar tidak menyebabkan gangguan pada komunikasi yang terjadi.
Secara garis besar komunikasi verbal dibedakan menjadi dua macam, yaitu sarana komunikasi yang berupa bahasa lisan dan sarana komunikasi yang berupa bahasa tulis. Begitu pula wacana atau tuturanpun dibagi menjadi dua macam, yaitu wacana lisan dan wacana tulis. Kedua bentuk wacana itu masing-masing memerlukan model (metode dan teknik) kajian yang berbeda. Di dalam penelitian atau pengkajian wacana, kedua bentuk wacana itu pun terdapat sumber data yang berbeda.
Sebuah kata yang tepat untuk menyatakan maksud tertentu perlu diperhatikan kesesuaian dengan situasi yang dihadapinya. Maka, diperlukan gaya yang tepat. Gaya bahasa merupakan cara menggunakan bahasa. Menurut Keraf (2004:23) gaya bahasa adalah bagian dari diksi bertalian dengan ungkapan-ungkapan yang individual, atau yang memiliki artistik yang tinggi. Kita mampu menilai pribadi, watak, dan kemampuan sesorang dilihat dari gaya bahasanya. Hal senada diungkapkan oleh Sekawan (2007:146) bahwa gaya bahasa ialah penggunaan kata kiasan dan perbandingan yang tepat untuk mengungkapkan perasaan dan pikiran dengan maksud tertentu. Ada beberapa bentuk gaya bahasa salah satunya berupa gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna yakni Aliterasi (berwujud perulangan konsonan yang sama). Misalnya: Banyak batu besar berserakan
Misal makna denotatif merah yang berarti warna. Sedangkan makna konotatif merah adalah berani atau dilarang.
Bahasa juga digunakan untuk berkomunikasi dalam bentuk iklan. Bahasa iklan merupakan satu wujud dari ragam bahasa jurnalistik sehingga mempunyai sebuah bentuk komunikasi yang khas. Ragam tersebut mengandung daya informatif persuasif sehingga harus mampu memilih kata yang dimengerti oleh khalayak pembaca atau pendengar. Bahasa iklan merupakan bahasa yang berfungsi untuk menyampaikan pesan tentang suatu produk dimedia, baik elektronik maupun media cetak. Sebagai sebuah bentuk komunikasi, iklan bisa menjadi alat untuk mengembangkan kemampuan berbahasa.
Atas usul Presiden Sukarno, namanya diubah menjadi Kompas, pemberi arah dan jalan dalam mengarungi lautan dan hutan rimba.
Setelah mengumpulkan tanda bukti 3000 calon pelanggan sebagai syarat izin penerbitan, akhirnya Kompas terbit pertamakali pada tanggal 28 Juni 1965. Pada mulanya kantor redaksi Kompas masih menumpang di rumahJakob Oetama, kemudian berpindah menumpang di kantor redaksi Majalah Intisari. Pada terbitan perdananya, Kompas hanya terbit dengan empat halaman dengan iklan yang hanya berjumlah enam buah. Selanjutnya, pada masa-masa awal berdirinya (1965) Koran Kompas terbit sebagai surat kabar mingguan dengan delapan halaman, lalu terbit empat kali seminggu, dan hanya dalam kurun waktu dua tahun telah berkembang menjadi surat kabar harian nasional dengan oplah mencapai 30.650 eksemplar.
Koran Kompas yang memposisikan diri sebagai koran nasional, menggunakan fasilitas percetakan jarak jauh untuk memproduksi koran harian dan melakukan distribusi dari banyak lokasi. Pada awal berdirinya, Kompas hanya dicetak di Jakarta dan setiap hari melakukan pengiriman
Penelitian ini digunakan untuk mencari pemakaian bahasa yang ada pada iklan dalam surat kabar Kompas dengan judul Karakteristik Diksi dan Gaya Bahasa Iklan dalam Surat Kabar Harian Kompas. Pemilihan
judul ini, peneliti tetapkan dengan mengetahui bahasa yang terdapat pada iklan dalam surat kabar Kompas. Pemilihan media yang berupa surat kabar dipilih peneliti karena memiliki pemakaian diksi dan gaya bahasa yang bervariasi. Selain itu, skripsi ini berusaha memberikan gambaran bahwa dalam iklan yang berbentuk monolog tidak selamanya menggunakan bahasa resmi dan sopan. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti ingin mengkaji mengenai karakteristik diksi dan gaya bahasa wacana iklan dalam surat kabar Kompas.
B. Rumusan Masalah
Masalah yang akan diteliti perlu diidentifikasi secara terperinci dan dirumuskan dalam pernyataan yang operasional. Perumusan masalah sekaligus mempertegas ruang lingkup objek yang akan diteliti. Rumusan masalah yang perlu dibahas dalam penelitian ini, antara lain:
1. Bagaimana bentuk pamakaian diksi wacana iklan pada surat kabar harian Kompas?
2. Bagaimana bentuk pemakaian gaya bahasa wacana iklan pada surat kabar harian Kompas?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Mengidentifikasi bentuk pemakaian diksi wacana iklan pada surat kabar harian Kompas.
2. Mendeskripsikan bentuk pamakaian diksi wacana iklan pada surat kabar harian Kompas.
3. Mendeskripsikan yang dominan muncul antara pemakaian diksi dan gaya bahasa pada surat kabar harian Kompas.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya, baik secara teoretis maupun praktis. Hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat teoretis
a. Menambah perbendaharaan teori dibidang kajian kebahasaan, khususnya mengenai diksi dan gaya bahasa wacana iklan di media cetak.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi pembaca hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang pemakaian bahasa, khususnya wacana iklan dalam media cetak.
b. Bagi peneliti lain, hasil penelitian dapat digunakan sebagai referensi selanjutnya yang berhubungan dengan hal yang sama. c. Bagi pembuat iklan, hasil penelitian dapat memberikan masukan