• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PEMIKIRAN ISLAM ANTARA SOPHIA PERENNIAL DAN TEOLOGI GLOBAL KAJIAN PEMIKIRAN ISLAM ANTARA SOPHIA PERENNIAL DAN TEOLOGI GLOBAL (Kritik Pemikiran Pluralisme Dalam Jaring Laba-Laba Amin Abdullah).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KAJIAN PEMIKIRAN ISLAM ANTARA SOPHIA PERENNIAL DAN TEOLOGI GLOBAL KAJIAN PEMIKIRAN ISLAM ANTARA SOPHIA PERENNIAL DAN TEOLOGI GLOBAL (Kritik Pemikiran Pluralisme Dalam Jaring Laba-Laba Amin Abdullah)."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN PEM IKIRAN ISLAM

ANTARA SOPHIA PERENNIAL DAN TEOLOGI GLOBAL

(Kritik Pemikiran Pluralisme Dalam Jaring Laba-Laba Amin Abdullah)

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Kepada

Program St udi M agist er Pem ikiran Islam Universit as Surakart a Unt uk M em enuhi Salah Sat u Syarat Guna M em peroleh

Gelar M agist er dalam Pemikiran Islam (M agist er Pemikiran Islam )

Oleh: N G A T M I N NIM : O 000 100 075

PROGRAM STUDI M AGISTER PEM IKIRAN ISLAM PROGRAM PASCASARJANA

(2)
(3)

KAJIAN PEM IKIRAN ISLAM

ANTARA SHOPIA PERENNIAL DAN TEOLOGI GLOBAL

(Kritik Pemikiran Pluralisme Dalam Jaring Laba-Laba Amin Abdullah

)

Ngat min. O 000100075, St udy Program of M agist er Islamic Thingking, Islamic Cult ure Concent rat ion, Post Graduat e Program, Universit y of

Surakart a M uhammadiyah. 2012

ABSTRACT

A st udy of Islamic t hought about religion pluralism in t his research concludes sophia perrenial and global t heology. Sophia perennialism is based on spirit ual, t hat is religion st udy w hich concludes sacred t raditions needed t o be enlived and w it hout an exist ence of any t hrut h claim of ot her religions. Religion for t his sect is seen as “ t he same pat h t o get t o t he same peak.” Where as global t heology leads t o rat ional argument t hat offers cult ural ident it y, belief and religion w hich must be adjust ed t o t he m odern era. Those religions w ill change and get close each ot her, finally w ill merge t o be one at a fut ure t ime.

Based on t hat t hought , t he purpose of t his research is t o explain about t w o pluralism concept s, sophia perennialis and global t heology, how t hey have correlat ion in t he t hought of amin Abdullah, as w ell as how t he t w o of t he t hought s are developed by amin Abdullah w it h his spider net .

Where as t he met hode used in t his research is bibliography and qualit at ive, t herefore it is t horoughly charact erized by library research, uses an approach of Int erpret at ive and crit ical analysis. Where as t he correspondence and coherence met hod is used as crit ical analysis dat a.

M ean w hile t he research result is t o explain about t w o kinds of pluralism t hought s, sophia perennialis and global t heology w hich is unit ed by Am in Abdullah in paralel. Sophia perennialis w as concept ed by Frit hjof Schuon w hich w as developed by Sayyed Hossain Nasr in al-Hikm ah al-Khalidah and global t heology w hich w as brought by Wilfred C Smit h developed by John Hick. Amin Abdullah w it h his net spider , developed sophia perrenialis concept as ont ology dimension (religious essence), w here as global t heology concept becomes epist imology dimension or know ledge basis.Pluralism of Am in Abdullah w ill be used in religion educat ion curriculum in universit y by using net spider scheme.

(4)

KAJIAN PEM IKIRAN ISLAM

ANTARA SHOPIA PERENNIAL DAN TEOLOGI GLOBAL

(Kritik Pemikiran Pluralisme Dalam Jaring Laba-Laba Amin Abdullah

)

Ngat min. O 000100075, Program St udi M agist er Pemikiran Islam, Konsent rasi Peradaban Islam, Program Pascasarjana, Universit as M uhammadiyah Surakart a.

2012

ABSTRAK

Kajian pemikiran Islam t ent ang pluralisme agama dalam penelit ian ini t erdiri at as sophia perennial dan t eologi global. Sophia perennialism e berbasis spirit ual, yait u kajian agama yang t erdapat t radisi-t radisi sakral yang perlu dihidupkan dan t anpa adanya t rut h claim t erhadap agama lain. Agama bagi aliran ini bagaikan “ jalan-jalan yang mengant arkan ke puncak yang sama.” Sedangkan t eologia global mengarahkan pada argument asi rasional, yang menaw arkan ident it as kult ural, kepercayaan dan agama harus disesuaikan dengan zaman modern. Agama-agama it u berevolusi dan nant inya akan saling mendekat pada akhirnya melebur menjadi sat u.

Berdasarkan pemikiran t ersebut , t ujuan penelit ian adalah menguraikan dua konsep pluralisme, sophia perennialis dan t eologi global, bagaimana korelasi keduanya dalam pemikiran Amin Abdullah, sert a bagaimana kedua pemikiran t ersebut dikembangkan Amin Abdullah dalam jaring laba-laba.

Sedangkan met ode dalam penelit ian adalah met ode penelit ian bibliografis dan kualit at if. Karena it u sepenuhnya bersifat library research (penelit ian kepust akaan) dengan pendekat an int erpret at if dan analisis krit is. Adapun met ode korespondensi dan koherensi unt uk digunakan sebagai dat a analisis krit is.

Adapun hasil penelit ian adalah menjelaskan dua bent uk pemikiran pluralisme, yait u sophia perennial dan t eologi global yang disat ukan oleh Amin Abdullah secara paralel. Sophia perennialis digagas oleh Frit hjof Schuon yang dikembangkan Sayyed Hossein Nasr dengan al-hikm ah al-khalidah dan t eologi global yang diusung oleh W ilfred C. Smit h yang dikembangkan oleh John Hick. Amin Abdullah dalam jaring laba-laba, mengembangkan konsep sophia

perennialis sebagai dimensi ont ologis (hakekat keagamaan), sedangkan konsep t eologi global dijadikan sebagai dimensi epist emologis at au basis keilmuan. Pluralisme Amin Abdullah diarahkan ke dalam kurikulum pendidikan agama pada perguruan t inggi dengan menggunakan skema jaring laba-laba.

(5)

A. Pendahuluan

Kajian Islam t ent ang pluralisme agama, di mana pengert ian pluralisme

seringkali diset arakan dengan ist ilah kerukunan maupun t oleransi. Padahal ist ilah

pluralisme agama berbeda dengan kerukunan maupun t oleransi, karena

pluralisme merupakan sebuah keyakinan at au ideologi.

Agama menurut paham pluralisme adalah jalan yang sama-sama menuju

Tuhan. Konsep pluralisme agama semacam it u berangkat dari pemikiran sophia

perennialism e. Sophia perennialism e berpandangan bahw a di dalam agama

t erdapat t radisi-t radisi sakral yang perlu dihidupkan dan dipelihara secara adil

t anpa menganggap salah sat unya lebih superior dari pada yang lain. Agama bagi

aliran ini bagaikan “ jalan-jalan yang mengant arkan ke puncak yang sama.”1

Selain it u pluralisme juga berangkat dari pemikiran t eologia global. Teologi

global adalah suat u paham yang mengusung globalisasi dengan menaw arkan

ident it as kult ural, kepercayaan dan agama harus dilebur at au disesuaikan

dengan zaman modern. Agama-agama it u berevolusi dan nant inya akan saling

mendekat pada akhirnya melebur menjadi sat u.2

Namun demikian, dalam pem ikiran Amin Abdullah ant ara sophia perennial

dan t eologi global disat ukan secara paralel. Amin Abdullah mengembangkan dua

bent uk pemikiran pluralisme, di sat u sisi, merujuk kepada para pem ikir sophia

perennialis, sepert i Seyyed Hossein Nasr,3 t et api di sisi lainnya, mengembangkan pemikiran yang bert olak dari konsep t eologi global yang mengacu pada

rekonsepsi agama diusung Wilfred C. Smit h yang dikembangkan oleh John Hick.4

1

Anis M alik Thoha, Seyyed Hossein Nasr M engusung Tradisionalisme M em bangun Pluralism e Agam a, Jurnal Islamia No. 3 Th. 2004, hlm . 7 dan 25

2

Islam dan Paham Pluralisme Agam a, Jurnal Islamia No. 3 Th. 2004, hlm. 7

3

Anis M alik Thoha, Tren Pluralisme Agama Tinjauan Krit is, (Jakart a: Perspektif, 2005), hlm. 8

4

(6)

Dengan demikian, pluralisme agama sebuah paham yang melet akkan

semua agama sejajar, t ermasuk agama Islam. Konsep pluralisme menempat kan

semua agama it u benar, sehingga t idak ada klaim kebenaran t erhadap agama

t ert ent u.

Oleh karena it u, penelit ian yang dilakukan ini akan menelit i unt uk

menjaw ab dua bent uk pert anyaan di baw ah ini;

1. Apa hubungan konsep pemikiran sophia perennial dan t eologi global

sebagai pemikiran pluralisme Amin Abdullah dalam jaring laba-laba?

2. Bagaimana hubungan sophia perennial dan t eologia global dalam

pemikiran Amin Abdullah?

B. M etode Penelitian

Penilit ian ini t ermasuk jenis penelit ian bibliograf is1 dan kualit iat if, karena

it u sepenuhnya bersifat library research (penelit ian kepust akaan) dengan

menggunakan dat a yang berupa naskah-naskah dan t ulisan at au buku yang

dit ulis oleh Amin Abdullah.

Adapun dokumen at au buku karya Amin Abdullah yang relevan, yakni;

buku St udi Agam a: Normat ivit as at au Hist orisit as? (Yogyakart a: Pust aka Pelajar,

2011), Falsafah Kalam di Era Post m odernism e, (Yogyakart a: Pust aka Pelajar,

1995) dan buku Islam ic St udies di Perguruan Tinggi: Pendekat an Int egrat

if-Int erkonekt if, (Yogyakart a: Pust aka Pelajar, 2010).

Selain it u, juga beberapa jurnal, yang mempunyai relevansi ant ara lain

Jurnal Kebudayaan dan Peradaban Umul Qur’an No. 5/ VII/ 1997, Jurnal St udi

Islam Pofet ika, Vol. 7 No. 1 Januari 2005, Jurnal Pemikiran dan Peradaban Islam

1

(7)

Islamia, No. 3 t ahun 2004 dan Jurnal Pemikiran dan Peradaban Islam Islamia, Vol.

VI No. 1 t ahun 2012.

Dengan perkembangan t eknologi informasi, makna perpust akaan ruang

lingkupnya bert ambah luas, yait u mencakup pula media elekt ronik sepert i

int ernet , film dokument er dan cyber library maupun w ebsit es. Sedangkan dalam

penelit ian ini juga menggunakan sumber dat a dari w ebsit e

aminabd.w ordpress.com yang merupakan blog Amin Abdullah.

Penelit ian ini juga diperkaya dengan krit ik dan koment ar para t okoh

t ent ang kajian pemikiran Islam ant ara shopia perenial, t eologi global dan

pemikiran pluralisme yang dikembangkan oleh Amin Abdullah.

Adapun buku yang memuat beberapa krit ik dan koment ar t erhadap karya

at au pemikiran Amin Abdullah ant ara lain;

Adian Husaini, W ajah Peradaban Barat dari Hegem oni Krist en ke Dom inasi

Sekular-Liberal, (Jakart a: Gema Insani Press, 2005). Adian Husaini, Hegem oni

Krist en-Barat Dalam St udi Islam Di Perguruan Tinggi, (Jakart a: Gema Insani Press,

2006). Adian Husaini, Virus Liberalism e di Perguruan Tinggi Islam, (Jakart a: Gema

Insani Press, 2009). Syamsudin Arif, Orient alis dan Diabolism e Pem ikiran,

(Jakart a: Gema Insani Press, 2005).

Unt uk menganalisis dat a yang t erkumpul, penelit i menggunakan analisis

dat a, yait u analisis deskript if kualit at if. Dat a yang diperoleh akan dianalisis secara

berurut an dan int eraksionis yang t erdiri dari t iga t ahap yait u; 1) reduksi dat a; 2)

penyajian dat a; 3) penarikan kesimpulan at au verifikasi.

M et ode berfikir yang digunakan adalah met ode berfikir indukt if dan

(8)

pernyat aan khusus menuju pada pernyat aan yang sifat nya umum.1 Adapun

met ode indukt if adalah cara penarikan kesimpulan yang dimulai dari pernyat aan

umum menuju pada pernyat aan yang sifat nya khusus.2

C. Pluralisme

M enurut John Hick sebagaimana dikut ip oleh Adian Husiani, pluralisme

agama adalah jalan yang berbeda-beda menuju keparipurnaan yang sama.3

Husaini juga mengut ip pendapat Smit h dan John B. Cobb Jr maupun pendapat

Hossein Nasr. Smit h menyat akan bahw a pluralisme agama adalah Ot her

Religions are equally valid w ays t o t he sam e t rut h. Sedangkan John B. Cobb Jr

menyat akan Ot her religions spekak different but equally valid t rut hs, dan

menurut Hossein Nasr, pluralisme agama adalah suat u paham yang menyat akan

bahw a set iap agama sebenarnya mengekspressikan “ Yang Sat u” dalam beberapa

cara.4

Sedangkan kemunculan paham pluralisme disebabkan dua fakt or, yait u

fakt or dalam (int ernal) dan fakt or luar (ekst ernal). Fakt or int ernal meliput i

keyakinan dalam agama sendiri it u yang serba mut lak dan absolut sert a

menunt ut komit men dan kefanat ikan pemeluknya, hingga menyebabkan konflik

dengan agama lainnya. Sedangkan fakt or luar dikarenakan adanya akt ivit as

polit is yang dilakukan oleh sekelompok orang yang dengan sengaja

mempropagandakan pluralisme.

Paham pluralisme berkembang pesat dalam bent uk konsepsi at au paham

pert ama kali di Eropa pada abad ke-18. Perkem bangan ini disebabkan karena

1

Suharsimi Arikunt o, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek , (Jakart a: Rineka Cipt a,1992) hlm . 159.

2

Sut risno Hadi, M etode Penelitian, (Yogyakarta: Andi Offset. 1993) hlm . 97

3

Adian Husaini, Wajah Peradaban Barat Dari Hegemoni Krist en Ke Dominasi Sekuler-Liberal, (Jakart a: Gema Insani Press, 2005), hlm . 335

4

(9)

adanya pergolakan melaw an dominasi gereja kepausan, di samping adanya

konflik sekt arian, baik polit ik maupun agama. Unt uk hal t ersebut , maka perlu

adanya pembaharuan oleh para gerejaw an dan polit isi, salah sat unya dengan

paham pluralisme. Paham pluralisme di Eropa t idak hanya dokt rin kesamaan

hakekat agama, melainkan juga kesamaan hakekat semua aliran polit ik. Dokt rin

pluralisme dalam agama dit eguhkan oleh st rukt ur kepausan pada konsili Nicea II

pada t ahun 1960-an.1

Selain dikembangkan dalam bent uk pemikiran sebagai reaksi at as konflik di

Eropa, pem ikiran pluralisme dikembangkan di dunia Timur, t erut ama di India.

Pluralisme di Eropa bercorak pada paham t eologia global dan humanisme

sekular, sedangkan di India lebih bercorak pada sinkret isme (sepert i aliran Sikh)

dan aliran perennial. Aliran pluralisme ini sebelumnya t idak berkembang dan

t idak ada lit erat ur kit ab yang menyat akan perkembangan pluralisme sampai

paruh akhir abad ke-20.

B. Dua Varian Pluralisme : Sophia Perennial dan Teologi Global

Paham pluralisme yang berkembang saat ini, t erdapat dua varian besar ,

yait u sophia perennial dan t eologia global. Dua varian ini memiliki dua kerangka

pendekat an yang berbeda. Sophia perennial m engarahkan pada argument asi

spirit ual dan t eologia global mengarahkan pada argument asi rasional.

Sophia perennial merupakan filsafat keagamaan yang dianut oleh

pluralisme yang menyat akan bahw a set iap manusia mempunyai pot ensi unt uk

bert uhan, dan mengembangkan pot ensinya berdasarkan pada t radisi

keagamaannya. Sehingga, sophia perennial seringkali disebut dengan ist ilah

hikm ah keabadian, karena mereka yakin bahw a t iap manusia dalam set iap masa,

1

(10)

mempunyai fit rah yang sama, meski dalam perjalanan hidupnya ia

mengembangkan sikap keagamaan dengan bahasa yang berbeda dengan bahasa

yang dipakai oleh pemeluk agama lainnya.1

Dalam pemikiran perennial ini mengambil sikap yang kont ras dengan

pemikiran t eologia global. Teologia globbal berangkat dari kepast ian zaman

modern, sehingga perlu adanya gerakan desakralisasi agama.

Teologia global t erdiri at as dua kat a, yait u t eologi dan global. Teologi global

adalah sebuah paham t ent ang ket uhanan yang dianut oleh semua aliran agama.

Teologi global juga mengandung pemahaman bahw a agama-agama mest i

disesuaikan dengan kondisi masa, sehingga agama dapat dianut berdasarkan

realit as dan t unt ut an zaman.

Teologi global menurut Sm it h yait u usaha unt uk mengubah dunia yang

baru t umbuh menjadi sebuah kesat uan komunit as. Agar dapat t umbuh dalam

sat u komunit as, maka semua manusia harus saling bersikap humanis t anpa

adanya sekat -sekat , baik sekat kult ural maupun sekat agama. Agama perlu

diarahkan unt uk menyambut globalisasi demi mew ujudkan kesat uan umat

manusia. Unt uk mew ujudkannya, agama harus mengorbankan beberapa bagian

t eologi sakralit asnya, juga diikut i dengan penerimaan st andart moralit as yang

bersifat universal.

Dua bent uk pluralisme, yait u t eologia global dan sophia perennial. Teologi

global adalah kont ekst ualisasi agama, sedangkan sophia perennial adalah

subst ansialisasi agama. Tet api keduanya mem punyai let ak persamaan yang

mendasar, yait u sama-sama melet akkan agama secara sejajar, dan sama-sama

menekankan set iap agama unt uk melepaskan diri dari t rut h claim.

1

(11)

Teologia global mengarahkan pada perubahan bent uk pemahaman

keagamaan, sedangkan sophia perennial menggali kedalaman pengalaman

keberagamaan sehingga dit emukan w ilayah essensi agama, yang juga dit emukan

dalam kedalaman spirit ualit as dari agama lainnya. Tit ik t ekan perubahannya

adalah, t eologia global pada perubahan bent uk luar pemahaman keagamaan,

sedangkan perenialism e menekankan pemahaman esot erisnya.

M et odologi yang dit empuh oleh para penganjur t eologi global adalah

menekankan ket impangan ajaran agama dengan zaman modern, dan agama

semest inya mampu membuka diri. M ereka mengarahkan pada perubahan

paradigma keilmuan dengan menekankan pada usaha memahami agama secara

rasional dengan pendekat an keilmuan dan filsafat kont emporer. Teologia global

memakai nalar burhani.

Sedangkan perenialism e, yang menyakini w at ak dasar sebagai pot ensi

t et ap yang dimiliki oleh set iap manusia, maka t idak memerlukan filsafat

keilmuan. M et ode unt uk menggalinya dengan memperdalam pengalaman

keberagamaan dan perenial memerlukan nalar irf ani.

Amin Abdullah mampu memadukan ant ara sophia perennial dan t eologi

global menjadi suat u pemikiran pluralisme yang dikembangkan dalam jaring

laba-laba.

E. Pemikiran Amin Abdullah : Teologi Global

Teologi global dalam Jaring Laba-Laba Amin Abdullah t idak disebut kan

secara jelas, t et api, dari berbagai macam gagasannya, t erdapat ciri ut ama dari

t eologi global. Yait u gagasan keagamaan didasarkan at as urgent sit as perubahan

(12)

selalu menenkankan bahw a perubahan dogmat ika agama perlu dirubah (digant i).

Karena dogma it u bukanlah sesuat u yang sakral dan berasal dari masa lampau.1

Dengan argument asi ini, maka dit emukan adanya pola pandang dan

dogmat ika keagamaan dengan cara yang baru, yait u pent ingnya dialog dengan

pemikrian Barat , agar peradaban Islam dapat mencapai kemajuan. M enurut

Amin Abdullah, ada t iga bent uk opsi ket ika menghadapi globalisasi;

1. berperan akt if dalam globalisasi, dan melakukan penyesuaian dalam

iklim global;

2. menolak dan melakukan reserve t erhadap segala produk globalisasi,

dengan memilih bersikap purit an dan fundament al;

3. memilih menjadikan alt ernat if t eknologi unt uk mengimbangi hegemoni

globalisasi luar, (namun yang menjadi kendala adalah t iadanya

sumberdaya).

Opsi yang dipilih Am in Abdullah yakni mem ilih unt uk berperan akt if dalam

globalisasi dan melakukan penyesuaian dengan iklim global. Dalam penyesuaian

dengan iklim global, perlu unt uk berpola pikir yang baru, unt uk menggant ikan

pola pikir keagamaan lama, yait u pola pikir yang jumud, kolot , fanat ik dan

sebagainya.2 Perubahan pola pikir dan pent ingnya pergant ian t eori penget ahuan

(dalil at au ajaran), Amin Abdullah banyak mengambil dari pemikiran Thomas

Kuhn, Lakat os, dan Karl R. Popper.

Amin Abdullah mereduksi dogmat ika at au t eologi at au aqidah dengan ilm u

penget ahuan. Paradigma ut ama yang dipakai adalah paradigma hist orisit as,

sebuah paradigma yang meyakini bahw a segala sesuat u merupakan hasil karya

budi manusia. M ereduksi aqidah pada kerangka kerja ilmu penget ahuan, maka

1

Am in Abdullah, Islamic Studies di Perguruan Tinggi, (Yogyakart a: Pust aka Pelajar, 2010), hlm. 295

2

(13)

ilmu penget ahuan yang t erdiri at as paradigma, met ode-met ode dan hasil-hasil

penelit ian dan t eori yang merupakan hasil kinerja umat manusia. Sebagai hasil

kerja manusia, maka proses penget ahuan t ersebut t idaklah bersifat sakral. Ilmu

penget ahuan harus dikoreksi, dit elit i, dit elaah dan dikrit isi. Oleh sebab it u unt uk

menelaah aqidah dan syariah Islam, diperlukan perangkat -perangkat keilmuan

sosial psikologi, ant ropologi maupun budaya, sehingga unt uk melakukan

penyelidikan t erhadapnya pent ing unt uk menggunakan pendekat an keilmuan

kont emporer, t ermasuk filsafat .

Pemikiran yang dikembangkan oleh Sm it h dan John Hick, yang

membedakan dua bent uk, yait u bent uk religious experience, yait u w ilayah dalam

yang t ak dapat disent uh oleh penget ahuan, t et api bersifat universal, dan w ilayah

cum ulat ive t radit ion. M enurut Hick menyerukan perlu adanya perubahan dari

religion menuju realit y (realit as).1

Adanya pengut amaan realit as at au kont eks di at as t eks, t erlihat adanya

korelasi ant ara pemikiran Am in Abdullah dengan pemahaman t eologi global.

F. Pemikiran Amin Abdullah: Sophia Perennial

Perennialism e diasosiasikan dengan makna “ fit rah” . M enurut Am in

Abdullah, fit rah adalah pot ensi asali at au sifat -sifat alami maupun karakt er

baw aan.2 M akna fit rah bila dikait kan dengan sophia perennialism e, bahw a

semua manusia mempunyai pot ensi keberagamaan yang sama, t et api dalam

perkembangan berikut nya, mereka membahasakannya (meng-ekspressikannya)

dengan bahasa dan t ingkah laku yang berbeda-beda.

Amin Abdullah menganalogikan pluralism e perennial ini dengan analogi

t ent ang bahasa dan sinar. Dalam analogi bahasa, meski t erdapat banyak bahasa

1

Anis M alik Thoha, Tren Pluralisme, hlm. 82

2

(14)

yang berbeda-beda, t et api bahasa mempunyai fungsi yang sama, yait u sebagai

alat komunikasi.1 Sedangkan dengan memakai analogi sinar, Amin Abdullah

menyat akan bahw a sinar pada dirinya sendiri t idak dapat t erlihat , ia dapat

t erlihat apabila ia diw ujudkan dalam bent uk cahaya yang berw arna-w arni. Dalam

w arna-w arni cahaya, t idak dit ent ukan mana cahaya yang paling benar at au

cahaya paling baik. Semua cahaya adalah pant ulan at au refleksi dari sinar yang

sama.2

Berdasarkan pada pemahaman ini meski, set iap agama berbeda-beda,

t et api di dalam nya t erbangun ment alit as yang sama. Di balik perbedaan t erdapat

rasa pasrah kepada sang pencipt a, pengakuan akan adanya sesuat u yang suci,

dan rasa ket ergant ungan dengan Yang Real.

Oleh karenanya, orang yang beragama secara mat ang t idak t erjebak pada

fakt or budaya dan bahasa yang bersifat sangat manusiaw i, karena bagi Amin

Abdullah yang t erpent ing adalah dimensi t ransendent al sekaligus spirit ual, bukan

fakt or kelembagaan agama it u sendiri.3 Ia menukilkan pernyat aan surah Al-Hajj/ 22: 67, yang menyat akan bahw a Allah t elah menet apkan syariat t ert ent u

bagi t iap umat .

F. Teologi Global dan Sophia Perennialisme dalam Jaring Laba-Laba

Dalam jaring laba-laba t erdapat ist ilah religious pluralism. Ist ilah religious

pluralism menunjukkan “ paham” bukan “ kenyat aan sosial” . Selain ist ilah ini, juga

t erdapat ist ilah sepert i gender isues, enviroment al issues, civil societ y, human

right s, science at au t echnology, dan sebagainya. Unt uk lebih jelasnya, berikut

akan dikemukan t ent ang harizon jaring laba-laba Amin Abdullah;

1

Amin Abdullah, Studi Agama: Normativit as atau Hist orisitas?, hlm. 216

2

Adnin Arm as, Gagasan Frit hjof Schoun Tit ik Tem u Agam a-agam a, Jurnal Pemikiran dan Peradaban Islam , Islamia, Tahun I No. 03 Sept em ber-November 2004.

3

(15)

Berbagai ist ilah it u unt uk merujuk beragam problem sosial yang diarahkan

unt uk memberikan jaw aban t erhadap isu-isu yang berkembang. Jaw aban yang

dimaksudkan bukanlah dari dasar dogmat ika, melainkan bagaimana perubahan

dogmat ika diarahkan unt uk memberikan jaw aban t erhadap t at a nilai

sebagaimana nilai yang dit ekankan oleh Barat , sepert i nilai humanisme,

liberalit as, dan sekularit as.

Bent uk perubahan paradigma dalam jaring laba-laba hampir dengan

perombakan dogmat ika Islam ke arah nilai-nilai humanit arian. Sehingga,

dogmat ika Islam bukan yang menjadi basis penent unya, melainkan nilai

humanit arian. Padahal humanit arian salah sat u ciri pent ing dari t eologia global.

Namun di sisi lain, dalam jaring laba-laba secara spesifik t idak disebut kan

dimana let ak pemikiran irfani yang di dalamnya t erkandung pluralisme

perennialism enya. Tet api, menurut Amin Abdullah, bahw a konsep “ fit rah”

sebagai basis pembangun pemikiran perennial m erupakan basis dasar yang t idak

dapat dit elit i melalui penelit ian empiris. Konsep fit rah sebagai basis pembangun

religious experience semua agama, dijadikan landasan ont ological m et aphisic.

Wilayah ini merupakan w ilayah suci t ak t erungkap, t ak t erjangkau t et api dialam i

secara langsung oleh t iap individual.1

1

Amin Abdullah, Islamic Studies di Perguruan Tinggi, hlm . 233

Domain ket iga Jaring Laba-laba, adalah lapis dekonst ruksi pemikiran keislaman, yang dit ujukan unt uk kepent ingan pembent ukan nilai-nilai pada domain keempat

Domain keempat Jaring Laba-laba

merupakan arah t ujuan et is dari skema pemahaman keislaman ala Amin Abdullah

(16)

M eski t idak memasukkan ist ilah “ irfani” at au “ perennialisme” dalam jaring

laba-laba, Amin Abdullah memberikan ruang bagi pendekat an fenom enologis,

sebuah pendekat an yang mengant arkan perkembangan dan kesadaran ke arah

konsep perennialism e. Pendekat an fenom enologis ini mengakui secara penuh

peran pengalaman langsung manusia, t ermasuk pengalaman t ent ang Yang Riil,

sebuah pengalaman suci yang hanya dialami secara personal dan bersifat

pre-verbal.

Sedangkan skema umum dalam jaring laba-laba sendiri berkarakt er t eologi

global. Dalam skema t ersebut hasil dari st udi Islam diarahkan unt uk

menyesuaikan diri dengan keadaan zaman, sehingga diperlukan perubahan-

paradigma, met ode dan hasil-hasilnya at au ijt ihad (yang berupa penerimaan

t erhadap st andart nilai universal).

Berdasarkan uraian di at as, dapat dit arik kesimpulan, bahw a hubungan

ant ara t eologi global dan sophia perennialism e, yait u perennial adalah dimensi

ont ologi keberagamaan Islam, sedangkan t eologi global sebagai dimensi

epist emologinya. Dimensi epist emologi berkait an dengan “ bagaimana suat u

penget ahuan it u dikat akan valid at au absah” .

M enurut Amin Abdullah, epist emologi juga berkait an dengan nalar,

paradigma, t eori keilmuan, dan yang t erkait dengan dogmat ika sepert i fiqh,

kalam, t asaw uf, sebagai ist ilah-ist ilah yang t idak t erkandung sakralit as. Semua

bent uk keilmuan it u adalah rumusan para orang-orang zaman dahulu, dengan

paradigma dan t eori yang berlaku pada zaman dulu. Dan pada masa sekarang,

paradigma dan met ode yang dianut t idaklah harus sama, melainkan t erus

mengalami perkembangan dan perubahan dalam era globalisasi sekarang ini.1

1

(17)

Perubahan paradigma yang diambil dari beberapa filsuf ilmu, sebagai

st rat egi dekonst ruksi yang dilakukan oleh para pemikir t eologi global sepert i

Smit h maupun oleh Habermas. Dalam paradigm a ini, et ika t idak harus sesuai

dengan ket ent uan t eks, melainkan bagaimana ket ent uan t eks dan t ingkah laku

manusia t ersebut diukur validit asnya melalui apa manfaat nya bagi perubahan

sosialnya.

E. Kritik Terhadap Pemikiran Pluralisme Amin Abdullah

Pemikiran pluralisme yang dikembangkan oleh Amin Abdullah ini bukan

pemikiran baru. Pemikiran pluralisme yang berangkat dari t eori Thomas Kuhn

juga dilakukan oleh John Hick. Sedangkan pemikiran perennialism e t ak berbeda

dengan pemikiran pengagasnya, Frit hjof Schoun yang diusung oleh Guenon yang

kemudian dikembangkan oleh Seyyed Hossein Nasr.

Pemikiran Amin Abdullah t ent ang “ fit rah” yang dikait kan dengan

perennialism enya hendaknya juga perlu dilakukan penyelidikan ilmiah, t ermasuk

dengan pendekat an psikoanalisis Sigmund Freud. Sehingga fit rah at au religious

experience ini bert ent angan dengan t esis Hosseien Nasr, Schoun at au Genoun,

sebagai pengalaman suci, melainkan pengalaman infat il seorang anak yang t idak

berdaya di hadapan kekuat an bapaknya. Agama adalah neurosis.1

Amin Abdullah juga menghindari pembedaan, ant ara w ilayah dogma yang

dianggap fixed (t et ap) dan dogma yang t idak t et ap. M isalnya apakah t auhid yang

art inya sebagai pengesaan t erhadap Allah, t ent ang adanya hari kiamat , at au

t ent ang yaum ul akhir, dan kepercayaan kepada yang ghaib apakah sebagai suat u

dogma yang dihasilkan dari w ahyu Allah at aukah berasal dari ijt ihad ulama masa

lampau?

1

(18)

Dengan mengident ikkan pengalaman bat in manusia dengan fit rah, ia

hendak membangun sebuah pemikiran, bahw a karena pengalaman bat in

(spirit ualit as) semua pemeluk agama adalah sama, maka pada hakekat nya semua

agama dilet akkan secara sejajar dengan agama lainnya dalam hubungannya

dengan Yang Real.

Al-Qur’an surah al-Baqarah/ 2: 62 dijadikan dasar unt uk mendukung

pluralisme agama. Ayat t ersebut menurut Amin Abdullah dinyat akan bahw a

semua golongan agama akan selamat apabila mereka beriman kepada Allah, hari

akhir, dan beramal shaleh. Adapun bunyi ayat t ersebut sebagai berikut :



































“ Sesungguhnya orang-orang m ukm in, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja di ant ara m ereka yang benar-benar berim an kepada Allah, hari kem udian dan beramal shaleh, m ereka akan m enerim a pahala dari Tuhan mereka, t idak ada kekhawat iran kepada m ereka, dan t idak (pula) m ereka bersedih hat i.” (Q.S. al-Baqarah/ 2: 62).

Imam At Tabari juga manerangkan sebab t urunnya surah al-Baqarah ayat

62, sebagaimana kisah Salman al-Farisi ket ika bercerit a t ent ang para sahabat nya

yang menganut agama Nasrani (menganut ajaran nabi Isa), seraya bert anya

kepada Rasulullah s.a.w t ent ang st at us dan nasib mereka. Lalu Rasul bersabda:

“ mereka t idak mat i dalam keadaan Islam, mereka t ermasuk penghuni neraka.”

Ket ika mendengar it u Salman bersedih dan t erkejut , seraya berkat a: “ jika mereka

(19)

mengikut i engkau.” Tidak lama kemudian t urunlah ayat t ersebut . Rasulullah

memanggil Salman lalu berkat a kepadanya, “ ayat ini t urun berkenaan dengan

sahabat -sahabat mu.” M ereka yang mat i dalam agama Nabi Isa sebelum

mendengar seruanku maka mereka akan baik keadaannya. Adapun mereka yang

t elah mendengar seruanku akan t et api t idak mengimaninya maka mereka akan

binasa.1

Sedangkan Ibnu Kat sir menegaskan bahw a set iap orang yang mengikut i

ajaran Rasulullah maka baginya kebahagiaan yang abadi dan ia t idak perlu t akut

dan merana kelak. Ibnu Kat sir kemudian mengut ip dua ayat dari surat lain demi

menjelaskan ciri-ciri mereka yang t ak perlu t akut dan t idak akan berduka di

akhirat nant i; yakni mereka yang beriman dan bert akw a (Yunus: 62-63), dan

mereka yang menuhankan Allah dan konsist en t erhadapnya (Fushshilat : 30).

Beliau juga menyebut kan kisah Salman al-Farisi berkenaan sahabat -sahabt

Nasraninya yang belum sempat masuk islam (riw ayat Ibnu Abi Hat im dari

M ujahid dan Sa’id bin Jubair, dan riw ayat As Suddi).2

Adapun Shabiin ialah orang-orang yang mengikut i syari'at nabi-nabi zaman

dahulu at au orang-orang yang menyembah bint ang at au dew a-dew a. Sedangkan

menurut at -Tabari yang dimaksud Yahudi, Nasrani dan Shabiin adalah siapa saja

di ant ara mereka yang beriman kepada Nabi M uhammad SAW besert a apa yang

dibaw anya, mengimani adanya hari kemudian, beramal shaleh, t erus begit u t idak

1

Im am at Tabari, Jami’ul Bayan fi t a’w ili Al-Qur’an, ed. Ahm ad M uhamm ad Syakir, (M uassasat u Ar risalah, 2000 M – 1420 H) jilid. 2, hlm. 154-155.

2

(20)

berubah hingga w afat nya. Dan orang-orang mukmin begit u pula orang Yahudi,

Nasrani dan Shabiin yang beriman kepada Allah t ermasuk iman kepada

M uhammad s.a.w ., percaya kepada hari akhirat dan mengerjakan amalan yang

saleh, mereka mendapat pahala dari Allah.1

Sedangkan makna Islam sepert i dalam al-Qur’an surah Ali Imran/ 3 ayat 19

adalah Islam sebagai agama t idak merujuk kepada sat u bangsa, t et api Allahlah

yang memberi nama agama Islam sebagai agama para nabi.











“ Sesungguhnya agam a (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam .” (Q.S. Ali

Imran/ 3: 19).











“ Barangsiapa m encari agama selain agam a Islam , m aka sekali-kali t idaklah

akan dit erim a (agam a it u) daripadanya, dan dia di akhirat t erm asuk

orang-orang yang rugi.” (Q.S. Ali Imran/ 3: 85).

M enurut Naquib al-At t as dikut ip Adian Husaini, bahw a makna Islam adalah

agama w ahyu yang asli dan namanya sudah diberikan (Allah), yait u Islam. Oleh

karenanya Islam, bukan semat a-mat a sebuah kat a kerja yang bermakna pasrah;

ia juga nama sebuah agama yang menjelaskan kepasrahannya secara benar.2 Dalam konsepsi Islam, bent uk peribadahan at au kepasrahan dit urunkan

oleh Tuhan, yang dicont ohkan oleh Nabi M uhammad saw . Islam, selain

menekankan masalah subst ansi, juga menekankan masalah form (bent uk/ t at a

cara) dalam peribadahan. Subst ansi peribadahan adalah ket undukan dan

1

Syam sudin Arif, Oreintalis dan Diabolisme Pemikiran, hlm.157.

2

(21)

penyerahan diri kepada Tuhan. Tet api, Islam juga mengat ur bent uk peribadahan

unt uk menent ukan suat u bent uk rit ualit as t ert ent u. Nabi M uhammad saw

menolak keras ajakan kaum Quraisy unt uk beribadah Tuhan secara bergant ian

(Q.S. al-Kafirun/ 109: 1-6).

Islam adalah agama sat u-sat unya agama yang diridhai Allah (Q.S. Ali

Imran/ 3: 19 dan 85), agama yang sempurna (Q.S. al-M aidah/ 5: 3), agama

penyerahan diri semat a-mat a kepada Allah (Q.S. an-Nisa/ 4: 125), agama para

nabi (Q.S. al-Baqarah/ 2: 136), agama yang sesuai dengan fit rah kejadian

manusia, yait u bert auhid kepada Allah (Q.S. ar-Rum/ 30: 30).



































“ M aka hadapkanlah wajahm u dengan lurus kepada agam a Allah; (t et aplah at as) fit rah Allah yang Telah m encipt akan m anusia m enurut fit rah it u. Tidak ada perubahan pada fit rah Allah. (It ulah) agama yang lurus; t et api kebanyakan manusia t idak m enget ahui.” (Q.S. ar-Rum/ 30: 30).

Adapun yang dimaksud dengan fit rah adalah manusia dicipt akan Allah

mempunyai naluri beragama yait u agama t auhid. Kalau ada manusia t idak

beragama t auhid, maka hal it u t idaklah w ajar, mereka t idak beragama t auhid it u

hanyalah lant aran pengaruh lingkungan.1

Kaum muslim in memaham i dan meyakini bahw a manusia pert ama, Nabi

Adam a.s. adalah manusia yang bert auhid. Agama t auhid it ulah yang t erus

menerus dibaw a para nabi dan diajarkan kepada umat manusia, sampai nabi

t erakhir, Nabi M uhammad saw . Islam sebagai agama t auhid adalah kebenaran

yang abadi.

1

(22)

M ajlis Tarjih M uhammadiyah menyebut kan, bahw a agama Islam yang

dibaw a oleh Nabi M uhammad saw , adalah agam a yang dit urunkan Allah dalam

al-Qur’an yang disebut dalam al-Sunah yang shahih berupa perint ah-perint ah

dan larangan-larangan sert a pet unjuk unt uk kebaikan manusia di dunia dan

akhirat .1

G. Kesimpulan

Berdasarkan uraian di at as dapat dit arik kesimpulan, bahw a pemikiran

pluralisme t erdiri at as dua varian, yait u sophia perennialism e dan t eologi global.

Pemikiran pluralisme yang berangkat dari sophia perennial yang mengarah pada

argument asi spirit ual.

Sedangkan pemikiran pluralisme yang berangkat dari t eologi global

mengarahkan pada argument asi rasional. Dua varian pluralisme t ersebut

dipadukan oleh Amin Abdullah dan dikembangkan dalam skema jaring laba-laba,

meskipun ant ara sophia perennialism e dan t eologi global t ersebut bert ent angan.

Dengan demikian, secara ringkas dapat disim pulkan sebagai berikut .

1. Konsep sophia perennial dalam jaring laba-laba merupakan basis ont ologis

met afisis, dan unt uk memperdalamnya menggunakan pendekat an

fenomenologi unt uk menggali essensinya. Sedangkan t eologi global, pada

lapis keempat dan lapis kelima dalam jaring laba-laba, menekankan

pent ingnya melakukan penelit ian keagamaan dengan keilmuan sosial

modern unt uk menjaw ab isu-isu kont emporer sepert i isu HAM , gender,

lingkungan, demokrat isasi, polit ik, dan sebagainya.

2. Hubungan sophia perennial dan t eologia global dalam pem ikiran Am in

Abdullah, bahw a pemikiran perennial melet akkan pencarian essensi yang

bersifat ont ologis met afisis, yang melet akkan kesejajaran semua agama,

1

(23)

dan t eologia global sebagai prinsip epist emologi, yait u sebuah paradigm a

baru yang dikembangkan unt uk merombak agama agar sesuai dengan

perkembangan zaman, yang ujung-ujungnya juga kesejajaran semua agama

dan meniadakan t rut h claim pada salah sat u agama, t ermasuk agama

Islam.

3. Islam adalah agama sat u-sat unya agama yang diridhai Allah (Q.S. Ali

Imran/ 3: 19 dan 85), agama yang sempurna (Q.S. al-M aidah/ 5: 3), agama

penyerahan diri semat a-mat a kepada Allah (Q.S. an-Nisa/ 4: 125), agama

para nabi (Q.S. al-Baqarah/ 2: 136), agama yang sesuai dengan fit rah

(24)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Amin, Cet . V, 2011, St udi Agam a: Norm at ivit as at au Hist orisit as? Yogyakart a: Pust aka Pelajar.

_______ , 1995, Falsafah Kalam di Era Post m odernism e, Yogyakart a: Pust aka Pelajar.

_______ , Cet . II, 2010, Islam ic St udies di Perguruan Tinggi: Pendekat an

Int egrat if-Int erkonekt if, Pust aka Pelajar, Yogyakart a.

_______ , 2000, Dinam ika Islam Kult ural Pem et aan at as W acana Keislaman

Kom t em porer, Bandung: M izan.

Arif, Syamsudin, 2005, Orient alis dan Diabolism e Pem ikiran, Jakart a : Gema Insani Press.

Arkoun, M ohammed, 2006, Islam Kont em porer M enuju Dialog Ant ar Agam a, t erj. Ruslani, Yogyakart a: Pust aka Pelajar.

Badudu, Yus, 2007, Kam us Kat a-Kat a Serapan Asing Dalam Bahasa Indonesia, Jakart a: Kompas.

Bert ens, K., 2005, Panoram a Filsafat M odern, Jakart a: Teraju.

Chambers, Robert , 1996, PRA (Part icipat ory Rural Appraisal): M em aham i Desa

Secara Part isipat if, Yogyakart a: Kanisius.

Connolly (ed), Pet er, 2011, Aneka St udi Pendekat an Agam a, Penerjemah: Imam Khoiri, Yogyakart a: LkiS Group.

Fachruddin, Fuad, 2006, Agam a Dan Pendidikan Dem okrasi: Pengalam an

M uham m adiyah Dan Nahdlat ul Ulam a, Jakart a: Pust aka Alvabet .

Fat ah, Eep, Saefulloh, 2004, M encint ai Indonesia Dengan Am al: Refleksi At as

Fase Aw al Dem okrat isasi, Jakart a: Republika.

Gaus, Ahmad, 2010, Api Islam : Nurcholish M adjid; Jalan Hidup Seorang Visioner, Jakart a: Penerbit Buku Kom pas.

Handriant o, Budi, 2007, 50 Tokoh Islam Liberal Indonesia, Jakart a: Hujjah Press. Hidayat , Nuim , dan Adian, Husaini, 2002, Islam Liberal: Sejarah, Konsepsi,

Penyim pangan, Dan Jawabannya, Jakart a: Gema Insani.

Husaini, Adian, 2005, W ajah Peradaban Barat dari Hegemoni Krist en ke Dom inasi

Sekular-Liberal, Jakart a: Gema Insani Press.

_______ , 2006, Hegem oni Krist en-Barat Dalam St udi Islam Di Perguruan Tinggi, Jakart a: Gema Insani Press.

(25)

M a’arif, Ahmad Syafi’i, 2009, Islam Dalam Bingkai Keindonesiaan Dan

Kem anusiaan: Sebuah Refleksi Sejarah, Bandung: M izan.

M asduqi, Irw an, 2011, Berislam Secara Toleran: Teologi Kerukunan Um at

Beragam a, Bandung: M izan.

M bogu, Nicholas, Ibeaw uchi, 2006, Christ ology And Religious Pluralism, Berlin: Lit Verlag.

M ulyana, Deddy, 2001, M et odologi Penelit ian Kualit at if, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nafis, M . Wahyudi, dan Hidayat , Komaruddin, 2003, Agam a M asa Depan:

Perspekt if Filsafat Perennial, Jakart a: Gramedia.

Nasr, Seyyed, Hossein, 2001, Islam dalam Cit a Dan Fakt a, Yogyakart a: Pust aka Pelajar.

Pals, Daniel L., 2006, Dekonst ruksi Kebenaran: Krit ik Tujuh Teori Agam a, t erj. Inyiak Ridw an M uzir, Yogyakart a: Irchisod.

Qodir, Zuly, 2003, Islam Liberal Paradigm a W acana dan Aksi Islam Indonesia, Yogyakart a: Pust aka Pelajar.

Raeper, W illiam , & Linda Smit h, 2000, Ide-Ide Filsafat Dan Agam a Dulu Dan

Sekarang, Yogyakart a: Kanisius.

Rahman, Budhy-M unaw ar, 2001, Islam Pluralis W acana Keset araan Kaum

Berim an, Jakart a: Paramadina.

______ , 2010, Argum en Islam unt uk Pluralism e, Jakart a: Grassindo.

Ret noningsih, Ana, Suharso, 2009, Kam us Besar Bahasa Indonesia, Semarang: Widya Karya.

Riyant o, CM , Armada, 2010, Dialog Int erreligius, Yogyakart a: Kanisius.

Schuman, Olaf H., 2008, Dialog Ant ar Um at Beragam a, Jakart a: Gunung M ulia. Suseno, Franz, M agnis, 2005, Pijar-pijar Filsafat , Yogyakart a: Kanisius.

Taufiq, M . Izuddin, 2006, Panduan Lengkap Dan Prakt is Psikologi Islam, Jakart a: Gema Insani.

Thoha, Anis, M alik, 2006, Tren Pluralism e Agam a Tinjauan Krit is, Jakart a: Perspekt if Kelompok Gema Insani.

Wardani, 2003, Epist em ologi Kalam Abad Pert engahan, Yogyakart a: LkiS.

Wora, Emanuel, 2006, Perenialism e:Krit ik at as M odernism e dan Post m odernism e, Yogyakart a: Kanisius.

(26)

Referensi Jurnal

Journal, Educat ional Int ernat ional Research Journals, Vol. 3 t ahun 6 Juni 2012. Journal, Jouneneys East , World Wisdom, w w w .w orldw isdom.com., t ahun 2004. Journal, Int ernat ional Journal of Transpersonal St udies, No. 28, t ahun 2009. Journal, Concluding Unscient ific Post script , Int erm ount ain W est Journal of

Religious St udies, Vol. 3 No. 1, Tahun 2011.

Journal, Al-Taqrib A Quart erly Jounal of Islam ic Unit y, Vol. 2, No. 3 Tahun 2008. Jurnal Pemikiran dan Peradaban Islam “ Islam ia” , t ahun I, No. 3 Bulan Sept

ember-November, Tahun 2004.

Jurnal Pemikiran dan Peradaban Islam “ Islam ia” , Vol. VI, No. 1 Tahun 2012. Jurnal St udi Islam, Profet ika, Vol 7, Nom or 1 Bulan Januari Tahun 2005.

Jurnal Penget ahuan Budaya: W acana, Vol 8 No. 2, Bulan Okt ober Tahun 2006. Jurnal Kebudayaan dan Peradaban “ Ulum ul Qur’an” , Vol. VII No. 5 Tahun 1997.

Referensi W ebsit e

Sit us Wart a Era Digit al “ Det ik” , ht t p:/ / w w w .det ik.com/ Blog Pribadi Amin Abdullah , ht t p:/ / aminabd.w ordpress.com/

Art ikel t ulisan Adian Husaini, dalam Propaganda " Lint as Agama" Yang Kian

Referensi

Dokumen terkait

Penetapan roadmap pengembangan KIID dan IUP melalui SK Menteri: Masih banyak terdapat roadmap yang dikirim dari daerah belum sesuai dengan draft SK Menteri; Penyusunan

Berdasarkan analisa ekstrak etanol akar dan batang sekunyit (Fibraurea tinctoria Lour) menggunakan metode KCKT dengan fase gerak berupa campuran eluen metanol : buffer fosfat pH

Dalam hal ini merupakan bagian kegiatan yang meliputi pembuatan desain grafik yang mendukung semua aplikasi, mulai dari teks sebagai penyampai pesan, memasukan suara, animasi

Berdasarkan Tabel 4 menunjukan bahwa Sektor perekonomian di Kabupaten Kubu Raya yang memiliki keunggulan kompetitif dengan peningkatan pertumbuhan sektor

Cara menggunakan fitur tersebut adalah dengan melakukan ketuk dan tahan ( touch and hold ) pada kalimat yang ingin ditandai. Penelitian ini menetapkan fitur

Akan tetapi, masih banyak aplikasi mobile yang rancangan antarmukanya belum mendukung tingkat usability dari aplikasinya sendiri sehingga diperlukan metode tersendiri untuk

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah disesuaikan dengan kajian penelitian yaitu Tinjauan Hukum Islam Tentang Pengupahan Pada Pemakaian

Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa karakter- karakter yang memiliki hubungan linier antara lain tinggi tanaman saat vegetatif awal, tinggi tanaman hingga malai