SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Sosiologi
Oleh
Ratih Aulia Zakiah 1003064
JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI
Oleh
Ratih Aulia Zakiah
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial
© Ratih Aulia Zakiah 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian
Pengaruh Keluarga, Sekolah dan Teman Sebaya terhadap Kedisiplinan Siswa dalam Melaksanakan Norma Sekolah
(Studi Deskriptif kelas XI di SMAN 7 Kota Bandung)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :
Pembimbing I
Prof . Dr. Bunyamin M, M.Pd, M.A NIP : 19620702 198601 1 002
Pembimbing II
Dr. Yadi Ruyadi, M.Si
NIP : 19620516 198903 1 002 Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Sosiologi
Ketua : Dekan FPIPS UPI
Prof. Dr. H. Karim Suryadi., M. Si
NIP. 19700814 199402 1 001
Sekertaris : Ketua Program Studi Pendidikan Sosiologi UPI
Hj. Siti Komariah., M. Si., Ph. D
NIP. 1968043 199103 2 002
Penguji :
Penguji I
Prof. Dr.H. Dasim Budiansyah, M.Si NIP. 19620316 198803 1 003
Penguji II
Dr. Encep Syarief Nurdin, M.Pd., M.Si. NIP. 19610618 198703 1 002
Penguji III
DAFTAR ISI
PERNYATAAN... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GRAFIK ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.
A. LATAR BELAKANG ...Error! Bookmark not defined.
B. IDENTIFIKASI MASALAH ...Error! Bookmark not defined.
C. RUMUSAN MASALAH ...Error! Bookmark not defined.
D. TUJUAN PENELITIAN ...Error! Bookmark not defined.
E. MANFAAT PENELITIAN...Error! Bookmark not defined.
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.
A. NORMA ...Error! Bookmark not defined.
1. Pengertian Norma ...Error! Bookmark not defined.
2. Norma menurut perspektif Sosiologi ...Error! Bookmark not defined.
B. SEKOLAH ...Error! Bookmark not defined.
1. Pengertian Sekolah ...Error! Bookmark not defined.
2. Sekolah dalam Perspektif Sosiologi ...Error! Bookmark not defined.
3. Norma Sekolah (Tata Tertib) ...Error! Bookmark not defined.
4. Fungsi Tata Tertib di Sekolah ...Error! Bookmark not defined.
C. KELUARGA ...Error! Bookmark not defined.
1. Pengertian Keluarga ...Error! Bookmark not defined.
2. Keluarga dalam Perspektif Sosiologi ...Error! Bookmark not defined.
Ratih Aulia Zakiah, 2014
E. DISIPLIN ...Error! Bookmark not defined.
1. Pengertian Disiplin ...Error! Bookmark not defined.
2. Disiplin dalam Perspektif Sosiologi ...Error! Bookmark not defined.
3. Faktor yang Mempengaruhi Disiplin ...Error! Bookmark not defined.
F. KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.
1. Kerangka Pikir ...Error! Bookmark not defined.
2. Hipotesis Penelitian ...Error! Bookmark not defined.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.
A. LOKASI DAN SUBJEK PENELITIAN ...Error! Bookmark not defined.
1. Lokasi Penelitian ...Error! Bookmark not defined.
2. Populasi ...Error! Bookmark not defined.
3. Sampel...Error! Bookmark not defined.
B. DESAIN PENELITIAN ...Error! Bookmark not defined.
C. METODE PENELITIAN ...Error! Bookmark not defined.
D. DEFINISI OPERASIONAL DAN VARIABEL PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.
1. Definisi Operasional ...Error! Bookmark not defined.
2. Variabel Penelitian ...Error! Bookmark not defined.
E. INSTRUMEN PENELITIAN ...Error! Bookmark not defined.
1. Jenis Instrumen ...Error! Bookmark not defined.
2. Skala Pengukuran ...Error! Bookmark not defined.
F. PROSES PENGEMBANGAN INSTRUMEN ...Error! Bookmark not defined.
1. Uji Validitas ...Error! Bookmark not defined.
2. Uji Realiabilitas ...Error! Bookmark not defined.
G. ALAT PENGUMPULAN DATA ...Error! Bookmark not defined.
H. ANALISIS DATA ...Error! Bookmark not defined.
1. Proses pengolahan data ...Error! Bookmark not defined.
2. Tabulasi ...Error! Bookmark not defined.
4. Uji Signifikansi ...Error! Bookmark not defined.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .... Error! Bookmark not defined.
A. PROFIL SMAN 7 KOTA BANDUNG ...Error! Bookmark not defined.
B. PEMAPARAN DATA ...Error! Bookmark not defined.
1. Peranan Keluarga Dalam Penanaman Disiplin Siswa ... Error! Bookmark not defined.
2. Analisis Peranan Sekolah Dalam Penanaman Disiplin Siswa ... Error! Bookmark not defined.
3. Analisis Peranan Teman Sebaya Dalam Penanaman Disiplin Siswa ... Error! Bookmark not defined.
4. Kedisisplinan Siswa dalam Melaksanakan Tata Tertib SekolahError! Bookmark not defined.
C. PENGUJIAN HIPOTESIS ...Error! Bookmark not defined.
D. PEMBAHASAN ...Error! Bookmark not defined.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined.
A. SIMPULAN ...Error! Bookmark not defined.
B. SARAN ...Error! Bookmark not defined.
Ratih Aulia Zakiah, 2014
KEDISIPLINAN DALAM MELAKSANAKAN NORMA SEKOLAH (Studi Deskriptif Pada Siswa Kelas XI SMAN 7 Kota Bandung)
Dalam setiap lembaga sosial terdapat norma-norma yang mengatur perilaku para anggotanya, begitu pula dengan sekolah sebagai salah satu lembaga sosial. Norma-norma yang belaku dalam sekolah disebut tata tertib sekolah. Tata tertib sekolah merupakan peraturan-peraturan yang wajib dipatuhi oleh seluruh warga sekolah. Kedisiplinan siswa terhadap tata tertib di sekolah dapat menciptakan susasana belajar mengajar yang nyaman, aman dan kondusif untuk tercapainya tujuan pembelajaran. Faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan siswa terhadap tata tertib sekolah, diantaranya adalah keluarga, sekolah dan teman sebaya di lingkungan tempat tinggalnya karena ketiganya merupakan agen sosialisasi seorang anak. Ketiga faktor tersebut sangat mempengaruhi perilaku siswa termasuk di dalamnya adalah kedisiplinan dalam melakasanakan norma sekolah.
Penelitian ini berusaha mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan siswa dalam melaksanakan norma sekolah. Penelitian ini dilakukan di SMAN 7 Kota Bandung dengan populasi seluruh siswa kelas XI SMAN 7 Kota Bandung dengan jumlah 360 orang dan sampel yang ditari sebanyak 78 orang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket. Untuk menguji hipotesis digunakan rho sperman dan uji signifikansi menggunakan t-test dengan tingkat kesalahan 5%.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa keluarga berpengaruh secara signifikan terhadap kedisiplinan siswa dalam pelaksanaan norma-norma sekolah. Ini dikarenakan sebagian besar responden berasal dari keluarga yang menanamkan dan menerapkan disiplin kepada anak-anaknya. Sekolah juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kedisiplinan siswa dalam melaksanakan norma-norma sekolah. Pengaruh sekolah terhadap kedisiplinan dikarenakan adanya penanaman disiplin,partisipasi guru dalam penerapan disiplin dan sanksi yang diberlakukan untuk setiap pelanggaran. Tetapi keluarga memiliki pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan pengaruh sekolah. Adapun teman sebaya memiliki pengaruh yang kecil dan tidak signifikan terhadap kedisiplinan siswa dalam melaksanakan norma sekolah. Kurang berpengaruhnya teman sebaya terhadap kedisiplinan siswa dikarenakan interaksi siswa dengan teman sebaya di lingkungan tempat tinggal mereka kurang intensif atau frekuensi pertemuan mereka yang jarang. Karena dalam kesehariannya para siswa lebih banyak menghabiskan waktu di sekolah.
OBEDIENCE IN IMPLEMENTING SCHOOL NORMA (Descriptive Study On Class XI of SMAN 7 Bandung).
In every social institution there are social norms which regulate the behavior of its members, in this case school as a social institution. Norms that apply in the school called the school discipline. School discipline are the rules that must be obeyed by the each individuals in school community. Student obedience to school discipline could lead to comfortable learning atmosphere, safe, and conducive in order to achieve the learning objectives.
Several factor that responsible for student obedience against school discipline including the family, school, and friends in the neighborhood environment, because they are the socialization agent for children. All three of these factors greatly affect a student's behavior, including the obedience against school discipline.
This research describe the factors which influencing student discipline in implementing the school norms. This research was conducted at SMAN 7 Bandung with the entire population of class XI student of SMAN 7 Bandung, with the 78 samples from 360 population. This research is using descriptive quantitative approach, while data collection methods are using questionnaire. For hypothesis test adopt Spearman's rho and test of significance using t-test with 5% of confidence level.
The result of this study indicates that families significantly responsible for student’s discipline in implementing the school norms. This is because most of the respondents came from the families who conduct discipline culture to their children. Schools also give significant influence on student discipline in implementing the school norms. Effect of school due to student’s discipline because of implementation of disciplinary culture, teacher participation in the implementation of discipline, and sanctions imposed for each violation. But family have bigger influence than the school. Indeed, friends have little impact and not significant in accordance to student discipline in implementing the school norms. Friends give less influence to student’s discipline because lack of frequency of their interaction with neighborhood friends. Because nowadays student spend more time in school in their daily routines.
Ratih Aulia Zakiah, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
Dalam setiap kehidupan sosial terdapat individu-individu yang memiliki
kecenderungan berperilaku menyimpang dalam arti perilakunya tersebut tidak
sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku di dalam masyarakatnya. Jika hal ini
dibiarkan maka akan terjadi konflik-konflik yang menyebabkan kekacauan dalam
kehidupan sosial tersebut. Untuk itu dalam setiap masyarakat tidak hanya
diperlukan nilai-nilai tetapi diperlukan juga aturan-aturan baik tertulis maupun
tidak tertulis yang mengatur prilaku setiap anggota masyarakat. Menurut Setiadi
dan Kolip (2011, hlm: 37), “Masyarakat adalah sekelompok manusia yang bertempat tinggal di daerah tertentu dalam waktu yang relatif lama, memiliki
norma-norma yang mengatur kehidupannya menuju tujuan yang dicita-citakan.”
Dalam setiap masyarakat pasti terdapat norma-norma untuk mengatur perilaku
anggota-anggotanya. Norma memiliki peran yang fundamental dalam setiap
masyarakat. Karena tidak ada satu pun masyarakat tanpa memilki norma
didalamnya.
Menurut Berry, (2003. hlm 49) mengemukakan “Norma-norma, aturan
prosedural dan aturan prilaku dalam kehidupan sosial pada hakikatnya adalah
bersifat kemasyarakatan.” Yang dimaksud bersifat kemasyarakatan adalah bukan saja karena norma-norma tersebut berkaitan dengan kehidupan sosial tetapi juga
karena norma-norma tersebut adalah pada dasarnya merupakan hasil dari
kehidupan masyarakat. Norma tersebut meliputi segala perbuatan yang dilarang,
diperbolehkan atau diperintahkan. Sesuatu yang dianggap patut, baik, layak dan
pantas ini juga tidak sepenuhnya memiliki kesamaan antara masyarakat satu
dengan yang lainnya. Dengan demikian setiap kelompok memiliki norma-norma
norma-norma dan kebiasaan tertentu ada yang hanya berlaku di dalam suatu kelompok
masyarakat saja. Sehingga perilaku yang dianggap boleh dilakukan di suatu
masyarakat tertentu belum tentu berlaku di masyarakat lainnya. Norma tersebut
juga tercipta agar hubungan antar manusia di dalam suatu masyarakat terlaksana
sebagaimana diharapkan oleh masyarakat bersangkutan yang mengatur kehidupan
masyarakat itu sendiri.
Norma-norma tersebut tidak hanya ada dalam masyarakat dengan unit
satuan besar namun terdapat juga pada unit satuan lainnya seperti keluarga,
kelompok-kelompok sosial, institusi dan lembaga sosial. Mereka juga memiliki
norma-norma yang bertujuan untuk mencapai kehidupan masyarakat yang aman,
tertib dan sentosa. Seperti yang dikemukakan oleh Soekanto dalam Wulansari
(2009, hlm. 93)
Lembaga sosial adalah merupakan himpunan dari norma-norma dari segala tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok di dalam kehidupan pokok masyarakat, wujud konkret dari lembaga sosial ini adalah asosiasi. Sebagai contoh universitas dan sekolah.
Sekolah sebagai salah satu lembaga sosial juga memiliki norma tersendiri
yang wajib dilaksanakan oleh semua anggota sekolah. Norma dalam sekolah
dapat juga disebut sebagai tata tertib karena tata tertib di sekolah memiliki sifat
yang sama dengan norma yaitu sebagai pedoman berprilaku yang sesuai dengan
harapan. Tata tertib tersebut diterapkan agar tercipta kondisi belajar mengajar
yang kondusif dan efektif. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang
didalamnya terdiri dari berbagai komponen yaitu siswa, guru, kepala sekolah,
staff tata usaha, keamanan, benda-benda dan lain sebagainya.
Secara umum dapat dikatakan bahwa siswa, guru dan kepala sekolah secara
bersama-sama berada dalam satu lembaga, dan bersama-sama pula mengatur dan
membina serta menyelenggarakan program-program yang diatur oleh
undang-undang dan peraturan-peraturan pemerintah. Dalam upaya melaksanakan program
sehingga tercipta keamanan, ketertiban dan ketenangan serta keselamatan. Tata
tertib diperlukan pula pada sekolah agar pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
dapat berjalan dengan tenang, lancar dan berhasil mencapai tujuan pendidikan
nasional. Tujuan pendidikan nasional yang terdapat pada pasal 3 Undang –
Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlaq mulia, sehat, berilmu, kreatif,
mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Dewasa ini banyak sekali dengan mudah kita temui kenakalan-kenakalan
remaja yang dilakukan oleh siswa sekolah. Pelanggaran-pelanggaran yang
dilakukan bemacam-macam jenisnnya, mulai dari bentuk kenakalan ringan
sampai dengan berat, seperti mencontek, membolos, merokok, tawuran antar
sekolah, pergaulan bebas dan penggunaan narkoba. Pelanggaran terhadap norma
yang dilakukan oleh siswa sekolah akan memiliki dampak buruk minimal untuk
dirinya sendiri.
Oleh karena itu melalui pembinaan tata tertib sekolah diharapkan siswa
dibiasakan melaksanakan kehidupan sesuai dengan aturan yang berlaku di
masyarakatnya. Tata tertib sekolah adalah salah satu bentuk aturan yang harus
ditaati dan dilaksanakan oleh siswa, sebagai satu perwujudan kehidupan yang
sadar akan hukum dan aturan.
Untuk mencapai hal tersebut, kedisiplinan terhadap tata tertib sangat
menentukan dalam pembentukan prilaku siswa agar sesuai dengan yang
diharapkan oleh sekolah. Norma sekolah atau tata tertib mempunyai hubungan
erat dengan kedisiplinan, karena kedisiplinan merupakan faktor penting dalam
penegakan tata tertib sekolah. Kepatuhan siswa terhadap tata tertib sekolah
seharusnya bersumber dari dalam dirinya dan bukan karena paksaan atau tekanan
dari pihak lain. Kepatuhan yang baik adalah yang didasari oleh adanya kesadaran
tentang nilai dan pentingnya peraturan-peraturan atau larangan-larangan yang
mudah terwujud karena masih banyaknya pelanggaran – pelanggaran tata tertib
yang dilakukan oleh siswa.
Menurut Djahiri (1985, hlm.25) tingkat kesadaran atau kepatuhan seseorang
terhadap tata tertib, meliputi:
a. patuh karena takut pada orang atau kekuasaan atau paksaan b. patuh karena ingin dipuji
c. patuh karena kiprah umum atau masyarakat
d. taat atas dasar adanya aturan dan hukum serta untuk ketertiban e. taat karena dasar keuntungan atau kepentingan
f. taat karena hal tersebut memang memuaskan baginya g. patuh karena dasar prinsip ethis yang layak universal
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kesadaran atau
kepatuhan tidak terjadi begitu saja tapi dipengaruhi oleh faktor-faktor lain baik
yang berasal dari diri sendiri maupun yang berasal dari luar diri. Seperti yang
dikemukakan Unaradjan (2003, hlm. 22-23) bahwa “terbentuknya disiplin sebagai
tingkah laku dipengaruhi oleh dua faktor berikut faktor internal yaitu faktor yang
berasal dari dalam diri siswa itu sendiri, sedangkan faktor eksternal merupakan
faktor yang datang dari luar diri siswa seperti keluarga, sekolah dan masyarakat.”
Disiplin itu sendiri dipengaruhi oleh proses sosialisasi yang dialami oleh seorang
anak dalam lingkungannya. Fuller dan Jacobs dalam Sunarto (2004, hlm. 24)
mengemukakan tiga diantara agen sosialisasi adalah keluarga, sekolah dan teman
bermain.
Keluarga merupakan kelompok sosialisasi pertama anak semenjak ia lahir.
Menurut Vembriarto (1993, hlm.35) “Keluarga merupakan institusi sosial yang
bersifat universal dan multifungsional. Fungsi pengawasan, sosial, pendidikan,
keagamaan, perlindungan dan rekreasi.” Dalam keluarga itulah dasar-dasar kepribadian manusia dibentuk melalui interaksi antar para anggota. Orang tua
dalam keluarga melaksanakan fungsi sosial, pendidikan dan keagamaan yang
termasuk diantaranya adalah penanaman norma-norma sosial dan norma-norma
(1994, hlm. 89) mengenai fungsi sosioalisi bahwa, “keluarga menduduki
kedudukan sebagai penghubung anak dengan kehidupan sosial dan norma-norma
sosial”. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keluarga memiliki pengaruh yang besar terhadap kedisiplinan anak dalam melaksanakan norma-norma sosial.
Disamping keluarga proses sosialisasi itu dialami juga oleh anak didalam
sekolah dan masyarakat. Di rumah ia hanya bergaul dengan orang yang terbatas
jumlahnya, terutama dengan anggota keluarga. Suasana dirumah bersifat informal
dan banyak prilaku yang diizinkan tergantung suasana rumah itu sendiri. Di
sekolah anak itu mengalami suasana yang berlainan. Ia bukan anak istimewa yang
diberikan perhatian khusus melainkan hanya seorang diantara puluhan murid
lainnya dalam kelas. Untuk itu anak-anak harus mengikuti peraturan yang bersifat
formal yang tidak dialami dirumah. Anak memperoleh pengalaman-pengalaman
baru dalam hubungan sosialnya dengan anak-anak lain yang berbeda status sosial,
kesukuan, jenis kelamin dan kepribadiannya.
Sebagian besar proses sosialisasi terjadi sacara informal. Namun tiap-tiap
masyarakat mengenal institusi sosial khusus tempat berlangsungnya proses
sosialisasi secara formal yang disebut sekolah. Sebagaimana halnya dengan proses
sosialisasi pada umumnya, pendidikan sekolah mempunyai dua aspek penting,
yaitu aspek individual dan sosial. Pendidikan sekolah bertugas mempengaruhi dan
menciptakan kondisi yang memungkinkan perkembangan pribadi anak secara
optimal.
Menurut Rifai dalam Vebriatrto (1993, hlm. 75) tugas pendidikan sekolah
ialah:
1. Perkembangan pribadi dan pembentukan kepribadian 2. Transmisi kultural
3. Integrasi sosial 4. Inovasi
5. Prasleksi dan Praalokasi tenaga kerja
Salah satu fungsi pendidikan sekolah adalah fungsi transmisi kultural atau
dibedakan menjadi dua macam yaitu transmisi pengetahuan dan keterampilan
serta transmisi sikap, nilai dan norma norma. Sebagian besar sikap,
nilai-nilai dan norma-norma itu dipelajari secara informal melalui situasi formal dikelas
dan disekolah. Penanaman norma-norma yang dilakukan oleh sekolah termasuk
didalamnya adalah menanamkan kedisiplinan siswa dalam melaksanakan tata
tertib sekolah.
Faktor lain yang mempengaruhi kedisiplinan siswa ialah masyarakat, dalam
hal ini adalah teman-teman sebaya yang ada di lingkungan masyarakatnya.
Menurut Vembriarto (1993, hlm. 52), “Disamping keluarga, proses sosialisasi
dialami pula oleh anak di dalam kelompok sebaya, di sekolah dan di masyarakat”.
Perilaku teman-teman sebaya akan sangat mempengaruhi prilaku anak tersebut
karena seorang anak selain berinteraksi dengan keluarganya ia juga berinteraksi
dengan teman-teman sebayanya dimana dalam interaksi tersebut akan terjadi
proses saling pengaruh mempengaruhi. Lebih lanjut dikemukakan oleh
Vembriarto (1993, hlm. 52), “Kelompok sebaya (peer group) merupakan institusi
sosial kedua terpenting sesudah keluarga. Pentingnya peranan kelompok sebaya
itu telah disadari baik oleh orang tua dan guru”. Di dalam kelompok sebaya anak
belajar bergaul dengan sesamanya. Di dalam kelompok sebaya itu anak belajar
memberi dan menerima dalam pergaulannya dengan sesama teman-temannya.
Partisipasi di dalam kelompok sebaya memberikan kesempatan yang besar bagi
anak mengalami proses belajar sosial termasuk pembentukan sikap, nilai-nilai dan
norma-norma. Dengan demikian pergaulan dengan teman sebaya akan
mempengaruhi pembentukan kedisiplinan seorang anak terhadap norma-norma.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan seorang
siswa terhadap norma-norma sekolah dipengaruhi oleh keluarga, sekolah dan
pergaulan dengan teman sebaya. Dari ketiga faktor tersebut faktor manakah yang
paling berpengaruh terhadap kedisiplinan seorang siswa dalam melaksanakan tata
melakukan penelitian tentang “Pengaruh Keluarga, Sekolah dan Teman Sebaya terhadap Kedisiplinan Siswa dalam Melaksanakan Norma Sekolah”
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Dalam setiap lembaga sosial terdapat norma-norma yang mengatur perilaku
para anggotanya, begitu pula dengan sekolah sebagai salah satu lembaga sosial.
Norma-norma yang belaku dalam sekolah disebut tata tertib sekolah. Tata tertib
sekolah merupakan peraturan-peraturan yang wajib dipatuhi oleh seluruh warga
sekolah. Kedisiplinan siswa terhadap tata tertib di sekolah dapat menciptakan
susasana belajar mengajar yang nyaman, aman dan kondusif untuk tercapainya
tujuan pembelajaran. Tapi nyatanya masih banyak pelanggaran tata tertib yang
dilakukan oleh siswa di Sekolah. Jenis pelanggaran yang dilakukan beragam dan
bermacam-macam dari mulai pelanggaran yang ringan sampai dengan
pelanggaran tata tertib yang berat. Setiap sekolah pasti mengaharapkan memiliki
siswa-siswi yang taat terhadap tata tertib yang berlaku dalam sekolah. Namun hal
demikian tidak mudah berjalan sesuai dengan harapan karena banyak
pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh siswa. Pelanggaran-pelanggaran
yang dilakukan terkadang tidak membuat seorang siswa merasa bersalah mereka
acapkali melakukannya berulang-ulang meskipun sanksi-sanksi ditelah
diberlakukan.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kedisiplinan siswa terhadap tata
tertib sekolah. Diantaranya adalah keluarga, sekolah dan teman sebaya di
masyarakat tempat tinggalnya karena ketiganya merupakan agen sosialisasi
seorang anak. Ketiga faktor tersebut sangat mempengaruhi perilaku siswa
termasuk di dalamnya adalah kedisiplinan dalam melakasanakan norma. Sejauh
mana pengaruh ketiga faktor tersebut dalam mempengaruhi kedisipilinan siswa
terhadap tata tertib sekolah? Oleh karena itu penelitian ini berjudul “Pengaruh
Melaksanakan Norma Sekolah” (Studi Deskriptif mengenai siswa kelas XI SMAN 7 Kota Bandung)
C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakan diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut :
1. Seberapa besar faktor keluarga berpengaruh terhadap kedisiplinan siswa
dalam melaksanakan norma sekolah?
2. Seberapa besar faktor sekolah berpengaruh terhadap kedisiplinan siswa dalam
melaksanakan norma sekolah?
3. Seberapa besar faktor teman sebaya berpengaruh terhadap kedisiplinan siswa
dalam melaksanakan norma sekolah?
D. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah secara umum adalah untuk mengetahui pengaruh
keluarga, sekolah dan teman sebaya terhadap kedisiplinan siswa dalam
melaksanakan norma sekolah.
Sedangkan secara khusus tujuan penelitian ini meliputi sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh faktor keluarga terhadap
kedisiplinan siswa dalam melaksanakan norma sekolah.
2. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh faktor sekolah terhadap
kedisiplinan siswa dalam melaksanakan norma sekolah.
3. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh faktor teman sebaya terhadap
kedisiplinan siswa dalam melaksanakan norma sekolah.
E. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat teoretis dari hasil penelitian ini adalah dapat memberikan suatu
gambaran tentang pengaruh keluarga, sekolah dan teman sebaya terhadap
kedisiplinan siswa dalam melaksanakan norma sekolah. Serta secara langsung
maupun tidak langsung dapat memberikan sumbangan pemikiran-pemikiran baru
yang menunjang terhadap konsep pendidikan yang khususnya berkenaan dengan
pendidikan moral, sehingga akhirnya sekolah dapat menghasilkan warga negara
yang baik dan memiliki disiplin yang tinggi.
2. Secara Praktis, hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi diantaranya
kepada:
a. Penulis
Memperoleh wawasan dan pengalam berfikir yang baru dalam
memecahkan persoalan khusunya mengenai faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi tingkat kepatuhan atau kedisiplinan seseorang terhadap
norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
b. Pendidik
Memberikan bekal pengetahuan untuk mengarahkan, mendidik dan
membina siswa dalam meningkatkan kedisiplinan dan dengan mengetahui
faktor apa saja yang membuat mereka patuh dapat memudahkan para
pendidik dalam mengarahkan dan mendidik siswanya.
c. Siswa
Memberikan sumbangan pengetahuan tentang pentingnya kedisiplinan dan
mengetahui hal positif apa saja yang harus mereka lakukan dalam
kehidupan bermasyarakat.
d. Sekolah
Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai pengetahuan untuk
mengetahui cara persuasif agar siswa dapat mentaati norma norma sekolah
(tata tertib).
e. Orang Tua
Memberikan masukan mengenai faktor apa saja yang mempengaruhi sikap
bermasyarakat baik di lingkungan sekolah maupun di dalam masyarakat
F. STRUKTUR ORGANISASI SKRIPSI
Skripsi ini dibagi menjadi lima bab. Bab I terdiri dari pendahuluan yang
merupakan bagian awal dari skripsi. Isi dari bab pendahuluan terdiri dari latar
belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
peneltian dan struktur organisasi penelitian. Setiap bagian memiliki fungsinya
tersendiri. Secara garis besar adalah untuk memaparkan sebab adanya penelitian
ini, pengenalan masalah, memaparkan hasil yang ingin dicapai, mengethaui
manfaat penelitian dari aspek teoritis dan praktis dan rincian tentang urutan
penulisan dari setiap bab dan bagian bab dalam skripsi.
Bab II berisi kajian pustaka, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian
yang mempunyai fungsi untuk landasan teoritis penelitian, tahapan untuk
merumuskan hipotesis dengan mengkaji hubungan teoritis antarvariabel
penelitian, sebagai jawaban sementara terhadap masalah yang dirumuskan.
Bab III berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian, termasuk
beberapa komponen yakni lokasi dan subjek populasi/ sampel penelitian, desain
penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses
pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data dan analisis data.
Bab IV berisi hasil penelitian dan pembahasan terdiri atas dua hal utama
yaitu, pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan
masalah penelitian, pertanyaan penelitian, hipotesis dan tujuan penelitian serta
pembahasan dari penelitian.
Bab V berisi mengenai simpulan dan saran yang menyajikan penafsiran
dan pemaknaan penelitian terhadap hasil analisis temuan penelitian. Dan yang
terakhir adalah daftar pustaka yang memuat semua sumber tertulis, seperti buku,
artikel, jurnal, dokumen resmi, atau sumber-sumber lainnya yang pernah dikutip
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. LOKASI DAN SUBJEK PENELITIAN 1. Lokasi Penelitian
Lokasi dalam penelitian ini dilakukan di wilayah kota Bandung tepatnya di
SMA Negeri 7 Kota Bandung. Yang terletak di Jl. Lengkong Kecil Nomor 53
Kota Bandung dan subyek dari penelitian ini adalah siswa-siswa kelas XI IPA dan
IPS. Alasan peneliti memilih SMA Negeri 7 kota Bandung sebagai lokasi
penelitian dan kelas XI IPA dan IPS menjadi suyek penelitian karena berbagai
aspek sebagai berikut :
a. SMA Negeri 7 Kota Bandung merupakan SMA Negeri yang berada di pusat
kota bandung yang berdekatan dengan tempat-tempat hiburan seperti: cafe,
rumah makan dan pusat perbelanjaan. Karena lokasi tersebut dapat membuat
para siswa tergoda untuk membolos dan bermain ke tempat hiburan tersebut.
b. Belum ada penelitian tentang pengaruh keluarga, sekolah dan teman sebaya
terhadap kedisiplinan siswa yang dilakukan di SMA Negeri 7 Kota Bandung
c. Subyek dari penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI IPA dan IPS. Alasan
memilih kelas XI karena pada masa tersebut si anak berada di tengah-tengah
dimana mereka memiliki kakak kelas dan adik kelas. Kelas XI bukan berada
pada masa dimana mereka harus melakukan orientasi dan adaptasi dengan
lingkungan yang baru. Mereka juga bukan berada pada masa dimana mereka
harus fokus terhadap ujian Ujian Nasional dan seleksi Perguruan Tinggi.
Subjek penelitiannya ialah siswa SMA Negeri 7 Kota Bandung yang duduk
di bangku kelas XI IPA dan XI IPS SMA Negeri 7 Kota Bandung akan menjadi
2. Populasi
Setiap penelitian ilmiah yang berusaha untuk memecahkan suatu masalah,
perlu didukung oleh sejumlah data dari lapangan. Sehubungan dengan proses
pengumpulan data tersebut perlu ditegaskan mengenai populasi dan sampelnya.
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Arikunto (1998, hlm ; 115)
memberikan pengertian bahwa “populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”.
Populasi menurut Silalahi (2010, hlm : 253) adalah “seluruh unit-unit yang
darinya sample dipilih. Populasi dapat berupa organisme, orang atau sekelompok
orang, masyarakat, organisasi, benda, objek, peristiwa, atau laporan yang
semuanya memiliki ciri dan harus didefinisikan secara spesifik dan tidak secara mendua.”
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMAN 7 Kota
Bandung, dengan perincian sebagai berikut.
Tabel 3. 1
Keadaan Populasi Berdasarkan Daftar Peseta Didik kelas XI Semeseter Ganjil Tahun Pelajaran 2013-2014
No Kelas Jumlah Siswa
(N)
Jenis Kelamin
L P
1 XI IPA-1 40 17 23
2 XI IPA-2 40 19 21
3 XI IPA-3 40 17 23
4 XI IPA-4 36 16 20
5 XI IPA-5 35 17 18
6 XI IPA-6 27 12 15
7 XI IPS-1 38 18 20
8 XI IPS-2 38 18 20
9 XI IPS-3 38 20 18
10 XI IPS-4 28 16 12
Jumlah 360 170 190
3. Sampel
Sampel menurut Silalahi (2010, hlm : 254) adalah “suatu subset atau tiap
bagian dari populasi berdasarkan apakah itu representatif atau tidak. Sampel
merupakan bagian tertentu yang dipilih dari populasi”
Adapun sampel menurut Wirartha (2006, hlm : 233) suatu bagian dari
populasi yang akan diteliti dan yang dianggap dapat menggambarkan populasinya.
Penelitian pada sampel hanya merupakan pendekatan pada populasinya. Selalu
ada risiko kesalahan dalam menarik kesimpulan untuk keseluruhan populasi. Oleh
karena itu, setiap penelitian dengan menggunakan sampel akan selalu berusaha
memperkecil resiko keselahan tersebut. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara
mengambil sampel atau teknik sampling yang digunakan.
Sampling menurut Wirartha (2006, hlm 232) adalah “proses pemilihan
sejumlah individu untuk suatu penelitian sedemikian rupa sehingga
individu-individu tersebut merupakan perwakilan kelompok yang lebih besar pada mana
orang itu dipilih.” Tujuan sampling adalah menggunakan sebagian
individu-individu yang diselidiki tersebut untuk memperoleh informasi tentang populasi.
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling
klaster (cluster sampling). Sampling klaster menurut Rakhmat (1991, hlm : 81)
yaitu teknik penarikan sampel dengan cara membagi populasi ke dalam
kelompok-kelompok yang disebut klaster. Klaster dapat berupa sekolah, kelas,
kecamatan, desa, RW, RT dan sebagainya. Dalam penelitian ini pengelompokan
dilakukan berdasarkan kelas-kelas yang ada pada kelas XI di SMAN 7 Kota
Bandung, kemudian dari kelas-kelas tersebut diambil secara acak.
Untuk menentukan besarnya sampel yang ditarik dalam penelitian ini
digunakan rumus Yamane dalam Rakhmat (1991, hlm. 82) sebagai berikut :
n
=
�Catatan : N = Populasi
n = Sampel
d = presisi
Dalam penelitian ini presisi yang ditetapkan adalah 10% dengan tingkat kepercayaan 90%.
dibulatkan menjadi 78. Dengan demikian jumlah sampel yang ditarik sebanyak
78 orang dengan tingkat kesalahan 10%. Tingkat kesalahan 10% artinya jika
terdapat kesalahan dalam penarikan sampel maka besarnya maksimal 10% dan
tingkat kepercayaan adalah 90%. Jumlah populasi adalah 360 sedangkan jumlah
sampel adalah 78, dengan demikian maka perbandingan ukuran sampel dengan
ukuran populasi adalah
= 0,216 dibulatkan menjadi 0,22 atau 22% disebut
sebagai pecahan sampling. Populasi terdiri dari 10 kelas maka dari setiap kelas
akan ditarik sebesar 22 % dari jumlah siswa pada setiap kelas. Dengan perincian
8. IPS-2 38 8
9. IPS-3 38 8
10. IPS-4 28 6
Jumlah 360 78
Sumber : Pengolahan Data Penelitian
B. DESAIN PENELITIAN
Penelitian dengan judul Pengaruh Keluarga, Sekolah dan Teman Sebaya
terhadap Kedisiplinan Siswa dalam melaksanakan Norma Sekolah di SMAN 7
Kota Bandung merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.
Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengukur atau mencari korelasi antara
variabel X dengan Y atau pengaruh variabel X terhadap variabel Y. Metode yang
dipilih dalam penelitian ini adalah metode desrkiptif yaitu menggambarkan secara
detail seberapa besar berpengaruh keluarga, sekolah dan teman sebaya terhadap
kedisiplinan siswa dalam melaksanakan norma sekolah. Parameter yang
digunakan adalah skala ordinal dan test statistik yang digunakan untuk
menentukan korelasi adalah rank order spearman. Sedang untuk uji signifikansi
digunakan t-test.
C. METODE PENELITIAN
Metode penelitain adalah suatu cara atau prosedur untuk memperoleh
pemecahan terhadap permasalahan yang sedang dihadapi. Metode penelitian
mencakup alat prosedur penelitian. Metode penelitian memandu si peneliti sesuai
urutan kerja penelitian dari awal penelitian sampai akhir penelitian.
Sesuai dengan judul dalam penelitian ini yaitu mengenai “Pengaruh Keluarga, Sekolah dan Teman Sebaya terhadap Kedisiplinan Siswa dalam melaksanakan Norma Sekolah”,maka peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif.
Menurut Narbuko dan Abu (2004, hlm : 44) penelitian deskriptif adalah
sekarang berdasarkan data, jadi ia juga menyajikan data, menganalisis dan
menginterpretasi.
Rakhmat, (1991, hlm : 25) mengemukakan pendapatnya tentang metode
deskriptif, yaitu :
“Metode deskriptif mengumpulkan data secara univariat. Karateristik data diperoleh dengan ukuran-ukuran kecenderungan pusat (central tendency) atau ukuran sebaran (dispersion).”
Sedangkan menurut Wirartha (2006, hlm : 154) penelitian deskriptif hanya
menggambarkan dan meringkaskan berbagai kondisi, situasi atau berbagai
variabel. Penelitian deskriptif berkaitan dengan pengumpulan data untuk
memberikan gambaran atau penegasan suatu konsep atau gejala, juga menjawab
pertanyaan-pertanyaan sehubungan dengan status subyek penelitian pada saat ini.
Lebih lanjut wirartha mengemukakan bahwa penelitian deskriptif terbatas pada
usaha mengungkapkan suatu masalah, keadaan atau peristiwa sebagaimana
adanya. Sifatnya sekedar mengungkap fakta (fact finding) hasil penelitian lebih
ditekankan pemberian gambaran secara objektif tentang keadaan sebenarnya dari
objek yang diselidiki. Akan tetapi, guna mendapatkan manfaat yang lebih luas,
disamping mengungkapkan fakta, diberikan interpretas yang cukup kuat.
Penelitian deskriptif melakukan analisis hanya sampai pada taraf deskriptif, yaitu
menganalisis dan menyajikan fakta secara sitematik sehingga dapat lebih mudah
untuk dipahami dan disimpulkan.
D. DEFINISI OPERASIONAL DAN VARIABEL PENELITIAN 1. Definisi Operasional
Penelitian ini meneliti mengenai Pengaruh Keluarga, Sekolah dan Teman Sebaya terhadap Kedisiplinan Siswa dalam melaksanakan Norma Sekolah.
Adapun definisi operasional dari istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
Keluarga merupakan kelompok sosial pertama yang dimiliki individu sejak
lahir, karena keluarga adalah tempat dimana individu dilahirkan dan mengalami
proses sosialisasi. Keluarga adalah kelompok sosial yang terdiri atas dua orang
atau lebih yang mempunyai ikatan darah, perkawinan atau adopsi. Keluarga
merupakan kelompok sosial yang sangat besar perngaruhnya terhadap proses
sosialisasi.
Dengan demikian keluarga adalah tempat pertama dan utama dalam
pembinaan kepribadian seseorang, yang juga merupakan salah satu faktor yang
sangat penting dalam menanamkan disiplin.
2) Sekolah
Sekolah merupakan tempat kedua setelah keluarga dimana seorang anak
melakukan sosialisasi dan interaksi. Di sekolah mereka juga mendapat pengajaran
dan pendidikan. Setelah keluarga maka sekolah merupakan tempat pembinaan
kedisiplinan kedua bagi individu. Sekolah adalah lembaga yang membantu
lingkungan keluarga dalam mendidik dan mengajar serta memperbaiki dan
memperhalus tingkah laku anak didik yang dibawa dari keluarganya.
Pembinaan disiplin yang ditanamkan di sekolah akan mempengaruhi sikap
kedisiplinan seorang siswa dalam kehidupannya kelak di masyarakat.
3) Teman Sebaya
Kelompok sebaya adalah kelompok yang terdiri atas sejumlah individu yang
sama, pengertian sama di sini berarti individu-individu anggota kelompok sebaya
itu mempunyai persamaan-persamaan dalam berbagai aspeknya. Persamaan yang
penting terutama terdiri atas persamaan usia dan status sosialnya.
Teman sebaya dalam penelitian ini adalah teman-teman dari siswa
bersangkutan yang bertempat tinggal di lingkungan masyarakat tempat siswa
tersebut berada.
4) Kedisiplinan
Disiplin merupakan cara masyarakat mengajarkan anak prilaku moral yang
disetujui kelompok. Disiplin dalam penelitian ini merupakan disiplin terhadap
sekolah atau disebut tata tertib sekolah. Penelitian ini meneliti kedisiplinan siswa
dalam melaksanakan tata tertib di SMAN 7 Kota Bandung.
1) Kedisiplinan adalah ketaatan terhadap peraturan, norma, atau
patokan-patokan standar. Kedisiplinan siswa adalah ketaatan siswa dalam
melaksanakan tata tertib sekolah.
2) Norma adalah penjabaran yang lebih terperinci dari nilai-nilai ke dalam
bentuk tata aturan atau tata kelakuan yang secara makro adalah konstitusi,
undang-undang, peraturan pemerintah, konvensi dan aturan lainnya. Dalam
penemitian ini yang dimaksud Norma Sekolah adalah peraturan-peraturan
yang berlaku dan menjadi pedoman prilaku bagi seluruh anggota sekolah,
dalam hal ini tata tertib yang berlaku bagi siswa di SMAN 7 Kota Bandung.
2. Variabel Penelitian
Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah Pengaruh Keluarga, Sekolah dan Teman Sebaya terhadap Kedisiplinan Siswa dalam melaksanakan Norma Sekolah. Dengan demikian dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu :
1. Keluarga, sekolah dan teman sebaya merupakan variabel bebas (X) yaitu
faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan siswa terhadap norma sekolah
dengan sub variabel sebagai berikut:
a. Keluarga ( )
b. Sekolah ( )
c. Teman sebaya ( )
2. Kedisiplinan dalam melaksanakan norma sekolah merupakan variabel terikat
(variabel Y)
Kedisiplinan terhadap norma sekolah diukur dari ketaatan siswa dalam
melaksanakan semua peraturan (tata tertib) yang berlaku di sekolah, dalam hal ini
di SMAN 7 Kota Bandung.
E. INSTRUMEN PENELITIAN 1. Jenis Instrumen
Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena
sosial maupun fenomena alam. Karena pada prinsipnya memeliti adalah
melakukan pengukuran maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam
penelitian dinamakan instrumen penelitian. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah angket atau kuesioner. Kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan
tertulis kepada responden untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini
yaitu untuk mengetahui keterkaitan hubungan antara faktor keluarga, sekolah dan
teman sebaya terhadap kedisiplinan siswa dalam melaksanakan norma sekolah.
Tabel 3. 3 Kisi-Kisi Instrumen
No. Variabel Indikator Sub Indikator Jenis
Instrumen
1. Keluarga 1. Hubungan dengan ayah 2. Penanaman disiplin oleh
6. Penegakan disiplin oleh ibu 7. Mematuhi peraturan yang
No. Variabel Indikator Sub Indikator Jenis
2. Sekolah 11.Penanaman disiplin disekolah
17.Hubungan dengan teman di Sekolah
20.Hubungan dengan teman di lingkungan tempat tinggal
No. Variabel Indikator Sub Indikator Jenis
No. Variabel Indikator Sub Indikator Jenis
tingkat, kategori data disusun berdasarkan urutan logis dan sesuai dengan
besarnya karakteristik yang dimiliki tetapi tidak memiliki nilai nol mutlak.
Menggunakan Skala Ordinal dengan skor 1-3, dimana :
Tabel 3. 4
Skor Skala Pengukuran
Nomor Pilihan Jawaban Skor
1 Tidak baik 1
2 Cukup 2
3 Baik 3
Sumber: Rakhmat, 1991
F. PROSES PENGEMBANGAN INSTRUMEN 1. Uji Validitas
Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi
sebaliknya instrumen kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Sebuah
instrumen valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan.
Untuk menguji validitas konstruk setiap item dalam indikatornya
menggunakan analisis dengan rumus korelasi product moment. Rumus korelasi
product moment menurut Riduwan (2012, hlm. 98) sebagai berikut:
Rumus
Keterangan:
= koefisien korelasi
= jumlah skor item
= jumlah skor total (seluruh item) n = jumlah responden
Selanjutnya dihitung dengan uji-t. Riduwan dan Sunarto (2012, hlm.81)
dengan rumus sebagai berikut :
Dimana :
= nilai
r = nilai Koefisien Korelasi n = jumlah sampel.
distribusi (Tabel t) untuk α = 0,05 dengan derajat kebebasan (dk = n-2)
= n −
{n − } {n − }
kaidah keputusan: jika > berarti valid, sebaliknya
< berarti tidak valid
Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteri penafsiran mengenai indeks
korelasinya (r) seperti menurut Riduwan dan Sunarto (2012, hlm.83) diantaranya
sebagai berikut :
Antara 0,800 sampai dengan 1,000: sangat tinggi Antara 0,600 sampai dengan 0,799: tinggi
Antara 0,400 sampai dengan 0,599: cukup tinggi Antara 0,200 sampai dengan 0,399: rendah
Antara 0,000 sampai dengan 0,199: sangat rendah (tidak valid)
Berdasarkan rumus perhitungan uji validitas yang dilakukan terhadap angket
pengaruh keluarga sebanyak 10 item, pengaruh sekolah sebanyak 9 item,
pengaruh teman sebaya sebanyak 4 item dan norma sekolah yang wajib
dilaksanakan dan dilarang sebanyak 21 item yang dilakukan pengujian pada anak
kelas XI SMAN 7 Kota Bandung yang bukan objek penelitian diperoleh hasil
sebagai berikut:
Tabel 3. 5
Hasil Uji Validitas Angket Pengaruh Keluarga
No item rxy (r hitung) r tabel (5%) Keterangan
1 0,407533 0,361 Valid
2 0,677159 0,361 Valid
3 0,49546 0,361 Valid
4 0,465181 0,361 Valid
5 0,379616 0,361 Valid
6 0,476114 0,361 Valid
7 0,415844 0,361 Valid
8 -0,07418 0,361 Tidak Valid
9 0,130747 0,361 Tidak Valid
10 0,517479 0,361 Valid
Tabel 3. 6
Hasil Uji Validitas Angket Pengaruh Sekolah
No item rxy (r hitung) r tabel (5%) Keterangan
No item rxy (r hitung) r tabel (5%) Keterangan
Hasil Uji Validitas Angket Pengaruh Teman Sebaya
No Item rxy (r hitung) r tabel (5%) Keterangan
20 0,462483 0,361 Valid
21 0,396925 0,361 Valid
Berdasarkan data di atas bahwa data yang tidak valid yaitu noomor dan 8,
9, 15, 16, 25, 30, 34, 41 dan 42 data yang tidak valid tersebut tidak diikut sertakan
dalam penyebaran angket penelitian karena sudah terwakili dengan no item soal
lainnya.
Setelah dilakukan uji validitas maka diperoleh item soal yang telah valid
dan akan diikut sertakan dalam pengolahan data. Berikut kisi-kisi instrumen
angket setelah dilakukan uji validitas:
Tabel 3. 9
Kisi-Kisi Instrumen Setelah Pengujian Instrumen
No. Variabel Indikator Sub Indikator Jenis
Instrumen
1. Keluarga 1. Hubungan dengan ayah 2. Penanaman disiplin oleh
6. Penegakan disiplin oleh ibu 7. Mematuhi peraturan yang
dibuat oleh ayah dan ibu 8. Hubungan ayah dan ibu
Angket 1
2. Sekolah 9. Penanaman disiplin disekolah
10.Sanksi yang diberikan sekolah
11.Kesesuaian sanksi dengan pelanggaran
No. Variabel Indikator Sub Indikator Jenis
15.Hubungan dengan teman di lingkungan tempat tinggal
22.Tiba di sekolah pukul 06.45.
23.Menggunakan atribut dengan lengkap.
24.Baju seragam dimasukan ke dalam celana atau rok 25.Mengenakan seragam
No. Variabel Indikator Sub Indikator Jenis
Menurut Arikunto (1998, hlm. 170)
“Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapakali pun diambil akan tetap sama. Realibilitas menunjukan pada tingkat kerendahan sesuatu. Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan.”
Untuk menguji nilai reliabilitas dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
rumus Alpha. Menurut Riduwan (2012, hlm. 115)
Dimana:
= jumlah varians skor tiap-tiap item St = varians item
k = jumlah item
Kuesioner dinyatakan reliabel jika mempunyai nilai koefisien alpha yang
lebih besar dari 0,6.
Keputusan dengan membandingkan dengan
Kaidah keputusan: jika > berarti reliabel, dan
< berarti tidak reliabel
Berdasarkan perhitungan reliabilitas dengan menggunakan bantuan
program Microsoft Excel 2013¸ maka diperoleh nilai reliabilitas
0,750784951071906 dan angket tersebut memiliki tingkat reliabilitas tinggi.
G. ALAT PENGUMPULAN DATA
Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Kuesioner
Sebagian besar penelitain umumnya menggunakan kuesioner sebagai
metode yang dipilih untuk mengumpulkan data. Kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan
tertulis kepada responden. Menurut Arikunto (1998, hlm : 140) kuesioner adalah :
“Pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Kuesionar dipake untuk menyebutkan metode maupun instrumen. Jadi dalam menggunakan metode angket atau kuesioner instrumen yang dipake adalah angket atau kuesioner.”
Kemudian menurut Arikunto (1998, hlm.229) sebelum kesioner disusun
maka harus dilalui prosedur :
a. Merumuskan tujuan yang akan dicapai kuesioner
c. Menjabarkan setiap variabel menjadi sub variabel yang lebih spesifik dan tunggal
d. Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan sekaligus untuk menentukan teknik analisisnya.
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang juga cocok bila
jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Berdasarkan
pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa angket atau kuesioner
merupakan salah satu metode alat mengumpul data dalam penelitian dengan
memberikan beberapa pertanyaan kepada responden dengan tujuan memperoleh
data dan informasi yang lengkap mengenai suatu masalah. Kuesioner yang
diberikan kepada responden adalah kuesioner tertutup, yang sudah disediakan
jawabannya sehingga responden tinggal memilih alternatif jawaban yang tersedia.
H. ANALISIS DATA 1. Proses pengolahan data
Setelah semua data telah terkumpul dari berbagai sumber langkah
selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti adalah bagaimana menganalisis data
yang telah diperoleh. Dalam menganalisis data ini penulis menempuh
langkah-langkah yang dikemukakan oeh Sugiyono (2002, hlm.98) sebagai berikut:
a. Editing, yaitu pemeriksaan angket yang terkumpul kembali setelah diisi
oleh responden. Pemeriksaan tersebut menyangkut kelengkapan pengisisan
angket secara menyeluruh
b. Coding, yaitu pemberian kode atau skor untuk setiap pilihan dari setiap
item berdasarkan ketentuan yang ada
c. Tabulating, dalam hal ini coding dituangkan ke dalam tabel rekapitulasi
secara lengkap untuk seluruh item pada setiap variabel.
d. Data yang diperoleh kemudina diolah, maka diperoleh rincian skor dan
kedudukan responden berdasarkan urutan angket yang masuk untuk
e. Analisis data, yaitu mendeskripsikan variabel X dan Variabel Y untuk
menjawab permasalahan.
2. Tabulasi
Perhitungan presentase dimaksudkan untuk melihat perbandingan besar
kecilnya frekuensi dari setiap jawaban. Presentasi diperoleh dengan
membandingkan jumlah frekuensi jawaban dengan banyaknya sampel atau
responden yang dikalikan dengan angka 100, dirumuskan sebagai berikut.
Keterangan:
p = persentase
f = data yang di dapatkan n = jumlah seluruh data 100% = bilangan konstan
Hasil dari perhitungan tersebut kemudian dibandingkan dengan kriteria
yang telah ditetapkan.kriteria penafsiran nilai persentase menurut Effendi dan
Manning (1991) dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3. 10
Kriteria Penilaian Persentase/Skor
Persentase Kriteria
100 % Seluruhnya
75 % - 99 % Sebagian besar
51 % - 74 % Lebih besar dari setengahnya
50 % Setengahnya
25% - 49 % Kurang dari setengahnya 1 % - 24 % Sebagian kecil
0 % Tidak ada/tak seorang pun
Sumber: Effendi dan Manning 1991
3. Uji Korelasi
Menurut Morissan (2012, hlm 375) “Salah satu cara penting untuk menjelaskan data statistik adalah dengan menggunakan ukuran hubungan atau kolerasi” Uji korelasi digunakan untuk melihat hubungan antara Variabel X dan Y, dalam penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara faktor-faktor
keluarga, sekolah dan teman sebaya dengan kedisiplinan terhadap norma sekolah.
Uji korelasi menggunakan Rank Sperman dengan rumus yang diungkapkan Siegel
(1997, hlm. 256) sebagai berikut:
Keterangan :
rs = koefisien korelasi rank sperman
d = perbedaan ranking x dan y
Dimana : = −
−
= − −
T = frekuensi nilai yang sama N = Jumlah sampel
��
= + − �
Pedoman untuk tingkat keeratan hubungan antara kedua variabel dalam
Rakhmat (1991, hlm.27) berdasarkan interpretasi Guilford.
Kurang dari 0,20 Hubungan rendah sekali; lemah sekali 0,20 - 0,40 Hubungan rendah tetapi pasti
0,40 - 0,70 Hubungan yang cukup berarti 0,70 - 0,90 Hubungan yang tinggi; kuat
Lebih dari 0,09 Hubungan yang sangat tinggi; kuat sekali, dapat diandalkan
4. Uji Signifikansi
Karena besarnya sampel (n) lebih dari 30 maka untuk menguji signifikansi
digunakan rumus t-test dalam Siegel (1997, hlm. 263) sebagai berikut :
Dengan derajat kebebasan atau db = n-2
Dimana ;
t = nilai uji t
rs = koefisien korelasi rank order sperman n = jumlah sampel
Kriteria diterima atau ditolaknya hipotesis :
Jika maka ditolak dan diterima
Jika maka diterima dan ditolak
� = �� �− −�
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
1. Penelitian ini membuktikan bahwa keluarga memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap kedisiplinan anak dalam melaksanakan norma-norma
sekolah, dalam hal ini adalah tata tertib sekolah. Karena dalam keluarga
komunikasi terjadi secara intensif dan terdapat kasih sayang diantara sesama
anggota keluarga sehingga hubungan diantara mereka menjadi akrab.
Hubungan yang akrab diantara mereka memudahkan orang tua dalam
mengajarkan dan menanamkan pola-pola tingkah laku dan nilai-nilai yang
berlaku di masyarakat, termasuk kedisiplinan. Sebagian besar responden
memiliki hubungan yang cukup baik dengan ayah dan ibu mereka, terutama
dengan ibu, jumlah responden yang menyatakan akrab dengan ibu mereka
berjumlah sangat besar. Demikian pula hubungan antara ayah dan ibu mereka
harmonis. Orang tua mereka memberikan peraturan-peraturan yang jelas dan
menanamkan disiplin yang cukup ketat kepada mereka terutama ibu.
Hubungan yang baik atau akrab antara orang tua dengan anak merupakan
salah satu faktor penting bagi kelancaran proses sosialisasi seorang anak.
Karena penanaman nilai-nilai dan pola-pola tingkah laku akan berjalan
dengan baik jika proses sosialisasi berlangsung dengan lancar. Nilai-nilai dan
pola-pola tingkah laku diinternalisasi ke dalam diri anak dan secara tidak
sadar menjadi bagian dirinya. Begitu pula dengan penerapan disiplin yang
ditanamkan oleh orang tua di rumah akan mempengaruhi kedisiplinan anak
terhadap norma-norma di luar lingkungan rumah. Hal ini terlihat dari
kepatuhan sebagian besar responden dalam melaksanakan
peraturan-peraturan yang diberikan orang tua mereka.
2. Sekolah berpengaruh secara signifikan terhadap kedisiplinan siswa dalam
oleh guru, partisipasi guru dalam menegakkan kedisiplinan dan sanksi-sanksi
yang diterapkan dalam setiap pelanggaran. Penanaman disiplin yang
dilakukan oleh sekolah cukup baik, pihak pengajar (guru) juga cukup
berpartisipasi dalam penerapan disiplin di sekolah dan sanksi yang diberikan
kepada pihak yang melakukan pelanggaran cukup sesuai dengan jenis
pelanggaran yang dilakukan oleh para siswa. Kesesuaian sanksi dengan jenis
pelanggaran juga penting untuk menegakan kedisiplinan, karena sanksi yang
jelas akan memberikan efek jera kepada siswa. Hubungan antara siswa
dengan teman-temannya cukup penting karena akan berpengaruh terhadap
kenyamanan siswa ketika berada di sekolah. Sebagian besar responden
memiliki hubungan baik dengan teman-teman di sekolahnya, artinya mereka
akrab dengan teman-teman di sekolahnya. Dari interaksi antara responden
dengan teman-temannya di sekolah maka terjadilah saling pengaruh
mempengaruhi, termasuk kedisiplinan teman-temannya akan berpengaruh
pada prilaku disiplin responden. Kepatuhan teman-teman di lingkungan
sekolah akan berpengaruh terhadap kedisiplinan siswa dalam melaksanakan
tata tertib sekolah. Sebagian besar responden menyatakan bahwa
teman-teman di sekolah cukup mempengaruhi kedisiplinan mereka dalam
melaksanakan tata tertib sekolah, karena sebagian besar dari teman-teman
mereka mematuhi tata tertib sekolah maka yang lainnya ikut mematuhi pula.
Sebagaimana halnya dengan keluarga, sekolah merupakan institusi sosial
yang mempengaruhi proses sosialisasi dan berfungsi mewariskan kebudayaan
masyarakat kepada anak. Proses sosialisasi di sekolah meliputi penanaman
dan penegakan disiplin terhadap tata tertib sekolah. Penanaman dan
penegakan disiplin di sekolah dapat dikatakan berhasil jika dilhat dari
kedisiplinan siswa dalam melaksanakan norma-norma sekolah.
3. Dilihat dari penelitian ini, teman sebaya tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap kedisiplinan siswa dalam melaksanakan norma sekolah. Tidak
berpengaruhnya teman sebaya terhadap kedisiplinan siswa dikarenakan
tidak intensif atau frekuensi pertemuan mereka yang jarang. Karena para
siswa lebih banyak menghabiskan waktu di sekolah, mereka masuk pada
pukul 06.45 dan pulang pukul 14.45, dan setelah proses belajar mengajar
seleesai mereka masih mengikuti kegiatan-kegiatan ekstrkulikuer di sekolah.
Ketika tiba di rumah mereka di sibukan dengan tugas-tugas dari sekolah. Jadi
waktu mereka untuk bermain dengan teman sebaya di lingkungan tempat
tinggalnya menjadi sangat sedikit. Kebanyakan responden memiliki teman
sebaya yang berada di lingkungan tempat tinggal mereka dalam jumlah yang
tidak terlalu banyak. Hubungan yang mereka miliki dengan teman sebaya pun
beragam namun hanya sedikit responden yang memiliki hubungan akrab
dengan teman sebaya mereka. Sebagian besar responden menyatakan bahwa
teman sebaya mereka cukup mematuhi norma-norma sosial di lingkungan
tempat tinggal mereka. Mereka menyatakan teman sebaya tidak berpengaruh
kepada mereka dalam pelaksanaan norma-norma sosial karena hubungan
yang kurang akrab dan intensitas pertemuan mereka yang jarang. Bahkan
beberapa diantara mereka yang tidak memiliki teman sebaya di lingkungan
tempat tinggal mereka. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
yang berpengaruh secara signifikan terhadap siswa dalam melaksanakan
norma sekolah adalah keluarga dan sekolah. Tetapi keluarga memiliki
pengaruh yang lebih besar dari pada sekolah. Sedangkan teman sebaya
pengaruhnya sangat lemah bahkan tidak signifikan.
B. SARAN
1. Pendidik
Bagi para pendidik (guru) diharapkan bisa menjadi telagan bagi anak
didiknya dalam berprilaku agar tidak melanggar tata tertib di sekolah yang
berlaku. Serta memberikan dorongan dan pendidikan moral bagi para siswa
untuk hidup tertib dan disiplin sehingga tercipta suana sekolah yang aman
dan damai.
Bagi siswa diharapkan dapat mentaati tata tertib yang berlaku di sekolah dan
dapat menjadi teladan bagi siswa lainnya. Disiplin dalam melaksanakan
norma sekolah jika dilakukan terus menurus akan menjadi kebiasaan yang
baik sehingga membuat kita terbiasa untuk mematuhi norma-norma
termasuk norma-norma lain di masyarakar. Karena pelanggaran yang
dilakukan hanya akan mengakibatkan kerugian bagi diri sendiri, sekolah,
orang tua dan masyarakat.
3. Sekolah
Bagi sekolah sebagai penyelengara pendidikan diharapkan untuk
meningkatkan pengawasan terhadap para siswa dalam melaksanakan tata
tertib sekolah. Dan mensosialisasikan dengan baik tata tertib yang berlaku di
sekolah kepada para siswa sehingga seluruh siswa mengtahui dan bersedia
mematuhinya. Hal ini juga dapat meminimalisir pelanggaran yang dilakukan
oleh siswa. Untuk menegakan disiplin di sekolah diperlukan juga
sanksi-sanksi dan konsistensi dalam pelaksanaan sanksi-sanksi-sanksi-sanksi tersebut. Agar
tercipta suasana belajar mengajar yang kondusif bagi siswa dan guru di
sekolah.
4. Orang Tua
Orang tua sebaiknya melakukan interaksi yang intensif dengan komunikasi
yang efektif untuk membangun hubungan yang akrab antara semua anggota
keluarga baik antara ayah dan ibu maupun antara orang tua dengan
anak-anak. Hubungan yang akrab dengan dilandasi rasa kasih sayang akan
memudahkan orang tua dalam mendidik dan menerapkan nilai-nilai kepada
anak. Termasuk didalamnya untuk menerapkan kedisiplinan. Aturan yang
diberikan orang tua kepada anaknya pun harus jelas dan sejalan antara ayah
dan ibu sehingga tidak membingungkan bagi mereka.
5. Peneliti selanjutnya
Untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian yang lebih
luas dan lebih mendalam dengan tema yang berkaitan dengan
Abdulsyani. (2012). Sosiologi, Skematika, Teori dan Terapan. Jakarta : PT Bumi Aksara
Ahmadi., Abu. (2007). Sosiologi Pendidikan. Jakarta : Asdi Mahasatya
Arikunto, Suharsimi. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta : PT. Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi. Jakarta : PT Rineka Cipta
Berry, David. (2003) Pokok-pokok pikiran dalam sosiologi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Djahiri, Kosasih. (1985). Strategi Pembelajaran efektif nilai moral VCT dan Games alam VCT. Bandung : Laboraturium Jurusan Pendidikan Moral Pancasila dan Kewarganegaraan FPIPS IKIP
Departemen Kebudayaan dan Pendidikan 1998 Peraturan tentang Tata Tertib Sekolah
Effendi, Tadjoeddin N dan Manning, Chris (1991). Urbanisasi, Pengangguran dan Sektor Informal di Kota. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Hasbullah,. (1999). Dasar-dasar ilmu kependidikan. Jakarta : PR raja Grafindo Persada
Horton, Paul B dan Hunt, Chester L. (1984). Sociology edisi kedelapan. Jakarta: Erlangga
Hurlock, Elizabeth B. (1990). Perkembangan Anak Jilid 2. Jakarta : Erlangga
Idi, A., dan Safarina. (2011). Sosiologi Pendidikan. Jakarta : Rajagrafindo Persada
Ratih Aulia Zakiah, 2014
Aksara
Rakhmat, Jalaludin. (1991). Metode Penelitian Komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Ridwan. (2006). Dasar-dasar Statistika. Bangdung : Alfabeta
Riduwan. (2012). Belajar mudah penelitian untuk guru karyawan dan peneliti mula. Bandung : Alfa beta
Ritzer, George (2012). Teori Sosiologi dari sosiologi klasik sampai perkembangan terakhir postmodern. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Setiadi, Elly M dan Usman Kolip. (2011) Pengantar Sosiologi. Jakarta : Kencana
Siegel, Sidney (1997) Statistik Non Parametrik untuk ilmu-ilmu sosial. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Silalahi, Ulber. (2010), Metode Penelitian Sosial. Bandung : PT. Refika Aditama
Soelaeman, M. I. (1994). Pendidikan Dalam Keluarga. Bandung : CV Alvabeta
Soekanto, Soerjono. (2007). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada
Soetjipto,. dan Kosasi, Raflis. (2009). Profesi Keguruan. Jakarta : Asdi Mahasatya
Sugiyono. (2011), Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung :
Alfabeta
Sunarto, Kamanto. (2004), Pengantar Sosiologi. Jakarta : Lembaga Penerbitan
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Syafaat, A, Sahrani, S. An Muslih. (2008). Peranan pendidikan agama islam
dalam mencegah kenakalan remaja (juvenile delinquency). Jakarta: