• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KELUARGA, SEKOLAH DAN TEMAN SEBAYA TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA DALAM MELAKSANAKAN NORMA SEKOLAH : Studi Deskriptif Pada Siswa kelas XI SMA Negeri 7 Kota Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KELUARGA, SEKOLAH DAN TEMAN SEBAYA TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA DALAM MELAKSANAKAN NORMA SEKOLAH : Studi Deskriptif Pada Siswa kelas XI SMA Negeri 7 Kota Bandung."

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Sosiologi

Oleh

Ratih Aulia Zakiah 1003064

JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI

(2)

Oleh

Ratih Aulia Zakiah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial

© Ratih Aulia Zakiah 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian

(3)

Pengaruh Keluarga, Sekolah dan Teman Sebaya terhadap Kedisiplinan Siswa dalam Melaksanakan Norma Sekolah

(Studi Deskriptif kelas XI di SMAN 7 Kota Bandung)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Prof . Dr. Bunyamin M, M.Pd, M.A NIP : 19620702 198601 1 002

Pembimbing II

Dr. Yadi Ruyadi, M.Si

NIP : 19620516 198903 1 002 Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Sosiologi

(4)

Ketua : Dekan FPIPS UPI

Prof. Dr. H. Karim Suryadi., M. Si

NIP. 19700814 199402 1 001

Sekertaris : Ketua Program Studi Pendidikan Sosiologi UPI

Hj. Siti Komariah., M. Si., Ph. D

NIP. 1968043 199103 2 002

Penguji :

Penguji I

Prof. Dr.H. Dasim Budiansyah, M.Si NIP. 19620316 198803 1 003

Penguji II

Dr. Encep Syarief Nurdin, M.Pd., M.Si. NIP. 19610618 198703 1 002

Penguji III

(5)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GRAFIK ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.

A. LATAR BELAKANG ...Error! Bookmark not defined.

B. IDENTIFIKASI MASALAH ...Error! Bookmark not defined.

C. RUMUSAN MASALAH ...Error! Bookmark not defined.

D. TUJUAN PENELITIAN ...Error! Bookmark not defined.

E. MANFAAT PENELITIAN...Error! Bookmark not defined.

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.

A. NORMA ...Error! Bookmark not defined.

1. Pengertian Norma ...Error! Bookmark not defined.

2. Norma menurut perspektif Sosiologi ...Error! Bookmark not defined.

B. SEKOLAH ...Error! Bookmark not defined.

1. Pengertian Sekolah ...Error! Bookmark not defined.

2. Sekolah dalam Perspektif Sosiologi ...Error! Bookmark not defined.

3. Norma Sekolah (Tata Tertib) ...Error! Bookmark not defined.

4. Fungsi Tata Tertib di Sekolah ...Error! Bookmark not defined.

C. KELUARGA ...Error! Bookmark not defined.

1. Pengertian Keluarga ...Error! Bookmark not defined.

2. Keluarga dalam Perspektif Sosiologi ...Error! Bookmark not defined.

(6)

Ratih Aulia Zakiah, 2014

E. DISIPLIN ...Error! Bookmark not defined.

1. Pengertian Disiplin ...Error! Bookmark not defined.

2. Disiplin dalam Perspektif Sosiologi ...Error! Bookmark not defined.

3. Faktor yang Mempengaruhi Disiplin ...Error! Bookmark not defined.

F. KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.

1. Kerangka Pikir ...Error! Bookmark not defined.

2. Hipotesis Penelitian ...Error! Bookmark not defined.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.

A. LOKASI DAN SUBJEK PENELITIAN ...Error! Bookmark not defined.

1. Lokasi Penelitian ...Error! Bookmark not defined.

2. Populasi ...Error! Bookmark not defined.

3. Sampel...Error! Bookmark not defined.

B. DESAIN PENELITIAN ...Error! Bookmark not defined.

C. METODE PENELITIAN ...Error! Bookmark not defined.

D. DEFINISI OPERASIONAL DAN VARIABEL PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.

1. Definisi Operasional ...Error! Bookmark not defined.

2. Variabel Penelitian ...Error! Bookmark not defined.

E. INSTRUMEN PENELITIAN ...Error! Bookmark not defined.

1. Jenis Instrumen ...Error! Bookmark not defined.

2. Skala Pengukuran ...Error! Bookmark not defined.

F. PROSES PENGEMBANGAN INSTRUMEN ...Error! Bookmark not defined.

1. Uji Validitas ...Error! Bookmark not defined.

2. Uji Realiabilitas ...Error! Bookmark not defined.

G. ALAT PENGUMPULAN DATA ...Error! Bookmark not defined.

H. ANALISIS DATA ...Error! Bookmark not defined.

1. Proses pengolahan data ...Error! Bookmark not defined.

2. Tabulasi ...Error! Bookmark not defined.

(7)

4. Uji Signifikansi ...Error! Bookmark not defined.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .... Error! Bookmark not defined.

A. PROFIL SMAN 7 KOTA BANDUNG ...Error! Bookmark not defined.

B. PEMAPARAN DATA ...Error! Bookmark not defined.

1. Peranan Keluarga Dalam Penanaman Disiplin Siswa ... Error! Bookmark not defined.

2. Analisis Peranan Sekolah Dalam Penanaman Disiplin Siswa ... Error! Bookmark not defined.

3. Analisis Peranan Teman Sebaya Dalam Penanaman Disiplin Siswa ... Error! Bookmark not defined.

4. Kedisisplinan Siswa dalam Melaksanakan Tata Tertib SekolahError! Bookmark not defined.

C. PENGUJIAN HIPOTESIS ...Error! Bookmark not defined.

D. PEMBAHASAN ...Error! Bookmark not defined.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined.

A. SIMPULAN ...Error! Bookmark not defined.

B. SARAN ...Error! Bookmark not defined.

(8)

Ratih Aulia Zakiah, 2014

KEDISIPLINAN DALAM MELAKSANAKAN NORMA SEKOLAH (Studi Deskriptif Pada Siswa Kelas XI SMAN 7 Kota Bandung)

Dalam setiap lembaga sosial terdapat norma-norma yang mengatur perilaku para anggotanya, begitu pula dengan sekolah sebagai salah satu lembaga sosial. Norma-norma yang belaku dalam sekolah disebut tata tertib sekolah. Tata tertib sekolah merupakan peraturan-peraturan yang wajib dipatuhi oleh seluruh warga sekolah. Kedisiplinan siswa terhadap tata tertib di sekolah dapat menciptakan susasana belajar mengajar yang nyaman, aman dan kondusif untuk tercapainya tujuan pembelajaran. Faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan siswa terhadap tata tertib sekolah, diantaranya adalah keluarga, sekolah dan teman sebaya di lingkungan tempat tinggalnya karena ketiganya merupakan agen sosialisasi seorang anak. Ketiga faktor tersebut sangat mempengaruhi perilaku siswa termasuk di dalamnya adalah kedisiplinan dalam melakasanakan norma sekolah.

Penelitian ini berusaha mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan siswa dalam melaksanakan norma sekolah. Penelitian ini dilakukan di SMAN 7 Kota Bandung dengan populasi seluruh siswa kelas XI SMAN 7 Kota Bandung dengan jumlah 360 orang dan sampel yang ditari sebanyak 78 orang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket. Untuk menguji hipotesis digunakan rho sperman dan uji signifikansi menggunakan t-test dengan tingkat kesalahan 5%.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa keluarga berpengaruh secara signifikan terhadap kedisiplinan siswa dalam pelaksanaan norma-norma sekolah. Ini dikarenakan sebagian besar responden berasal dari keluarga yang menanamkan dan menerapkan disiplin kepada anak-anaknya. Sekolah juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kedisiplinan siswa dalam melaksanakan norma-norma sekolah. Pengaruh sekolah terhadap kedisiplinan dikarenakan adanya penanaman disiplin,partisipasi guru dalam penerapan disiplin dan sanksi yang diberlakukan untuk setiap pelanggaran. Tetapi keluarga memiliki pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan pengaruh sekolah. Adapun teman sebaya memiliki pengaruh yang kecil dan tidak signifikan terhadap kedisiplinan siswa dalam melaksanakan norma sekolah. Kurang berpengaruhnya teman sebaya terhadap kedisiplinan siswa dikarenakan interaksi siswa dengan teman sebaya di lingkungan tempat tinggal mereka kurang intensif atau frekuensi pertemuan mereka yang jarang. Karena dalam kesehariannya para siswa lebih banyak menghabiskan waktu di sekolah.

(9)

OBEDIENCE IN IMPLEMENTING SCHOOL NORMA (Descriptive Study On Class XI of SMAN 7 Bandung).

In every social institution there are social norms which regulate the behavior of its members, in this case school as a social institution. Norms that apply in the school called the school discipline. School discipline are the rules that must be obeyed by the each individuals in school community. Student obedience to school discipline could lead to comfortable learning atmosphere, safe, and conducive in order to achieve the learning objectives.

Several factor that responsible for student obedience against school discipline including the family, school, and friends in the neighborhood environment, because they are the socialization agent for children. All three of these factors greatly affect a student's behavior, including the obedience against school discipline.

This research describe the factors which influencing student discipline in implementing the school norms. This research was conducted at SMAN 7 Bandung with the entire population of class XI student of SMAN 7 Bandung, with the 78 samples from 360 population. This research is using descriptive quantitative approach, while data collection methods are using questionnaire. For hypothesis test adopt Spearman's rho and test of significance using t-test with 5% of confidence level.

The result of this study indicates that families significantly responsible for student’s discipline in implementing the school norms. This is because most of the respondents came from the families who conduct discipline culture to their children. Schools also give significant influence on student discipline in implementing the school norms. Effect of school due to student’s discipline because of implementation of disciplinary culture, teacher participation in the implementation of discipline, and sanctions imposed for each violation. But family have bigger influence than the school. Indeed, friends have little impact and not significant in accordance to student discipline in implementing the school norms. Friends give less influence to student’s discipline because lack of frequency of their interaction with neighborhood friends. Because nowadays student spend more time in school in their daily routines.

(10)

Ratih Aulia Zakiah, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Dalam setiap kehidupan sosial terdapat individu-individu yang memiliki

kecenderungan berperilaku menyimpang dalam arti perilakunya tersebut tidak

sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku di dalam masyarakatnya. Jika hal ini

dibiarkan maka akan terjadi konflik-konflik yang menyebabkan kekacauan dalam

kehidupan sosial tersebut. Untuk itu dalam setiap masyarakat tidak hanya

diperlukan nilai-nilai tetapi diperlukan juga aturan-aturan baik tertulis maupun

tidak tertulis yang mengatur prilaku setiap anggota masyarakat. Menurut Setiadi

dan Kolip (2011, hlm: 37), “Masyarakat adalah sekelompok manusia yang bertempat tinggal di daerah tertentu dalam waktu yang relatif lama, memiliki

norma-norma yang mengatur kehidupannya menuju tujuan yang dicita-citakan.”

Dalam setiap masyarakat pasti terdapat norma-norma untuk mengatur perilaku

anggota-anggotanya. Norma memiliki peran yang fundamental dalam setiap

masyarakat. Karena tidak ada satu pun masyarakat tanpa memilki norma

didalamnya.

Menurut Berry, (2003. hlm 49) mengemukakan “Norma-norma, aturan

prosedural dan aturan prilaku dalam kehidupan sosial pada hakikatnya adalah

bersifat kemasyarakatan.” Yang dimaksud bersifat kemasyarakatan adalah bukan saja karena norma-norma tersebut berkaitan dengan kehidupan sosial tetapi juga

karena norma-norma tersebut adalah pada dasarnya merupakan hasil dari

kehidupan masyarakat. Norma tersebut meliputi segala perbuatan yang dilarang,

diperbolehkan atau diperintahkan. Sesuatu yang dianggap patut, baik, layak dan

pantas ini juga tidak sepenuhnya memiliki kesamaan antara masyarakat satu

dengan yang lainnya. Dengan demikian setiap kelompok memiliki norma-norma

(11)

norma-norma dan kebiasaan tertentu ada yang hanya berlaku di dalam suatu kelompok

masyarakat saja. Sehingga perilaku yang dianggap boleh dilakukan di suatu

masyarakat tertentu belum tentu berlaku di masyarakat lainnya. Norma tersebut

juga tercipta agar hubungan antar manusia di dalam suatu masyarakat terlaksana

sebagaimana diharapkan oleh masyarakat bersangkutan yang mengatur kehidupan

masyarakat itu sendiri.

Norma-norma tersebut tidak hanya ada dalam masyarakat dengan unit

satuan besar namun terdapat juga pada unit satuan lainnya seperti keluarga,

kelompok-kelompok sosial, institusi dan lembaga sosial. Mereka juga memiliki

norma-norma yang bertujuan untuk mencapai kehidupan masyarakat yang aman,

tertib dan sentosa. Seperti yang dikemukakan oleh Soekanto dalam Wulansari

(2009, hlm. 93)

Lembaga sosial adalah merupakan himpunan dari norma-norma dari segala tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok di dalam kehidupan pokok masyarakat, wujud konkret dari lembaga sosial ini adalah asosiasi. Sebagai contoh universitas dan sekolah.

Sekolah sebagai salah satu lembaga sosial juga memiliki norma tersendiri

yang wajib dilaksanakan oleh semua anggota sekolah. Norma dalam sekolah

dapat juga disebut sebagai tata tertib karena tata tertib di sekolah memiliki sifat

yang sama dengan norma yaitu sebagai pedoman berprilaku yang sesuai dengan

harapan. Tata tertib tersebut diterapkan agar tercipta kondisi belajar mengajar

yang kondusif dan efektif. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang

didalamnya terdiri dari berbagai komponen yaitu siswa, guru, kepala sekolah,

staff tata usaha, keamanan, benda-benda dan lain sebagainya.

Secara umum dapat dikatakan bahwa siswa, guru dan kepala sekolah secara

bersama-sama berada dalam satu lembaga, dan bersama-sama pula mengatur dan

membina serta menyelenggarakan program-program yang diatur oleh

undang-undang dan peraturan-peraturan pemerintah. Dalam upaya melaksanakan program

(12)

sehingga tercipta keamanan, ketertiban dan ketenangan serta keselamatan. Tata

tertib diperlukan pula pada sekolah agar pelaksanaan kegiatan belajar mengajar

dapat berjalan dengan tenang, lancar dan berhasil mencapai tujuan pendidikan

nasional. Tujuan pendidikan nasional yang terdapat pada pasal 3 Undang –

Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlaq mulia, sehat, berilmu, kreatif,

mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Dewasa ini banyak sekali dengan mudah kita temui kenakalan-kenakalan

remaja yang dilakukan oleh siswa sekolah. Pelanggaran-pelanggaran yang

dilakukan bemacam-macam jenisnnya, mulai dari bentuk kenakalan ringan

sampai dengan berat, seperti mencontek, membolos, merokok, tawuran antar

sekolah, pergaulan bebas dan penggunaan narkoba. Pelanggaran terhadap norma

yang dilakukan oleh siswa sekolah akan memiliki dampak buruk minimal untuk

dirinya sendiri.

Oleh karena itu melalui pembinaan tata tertib sekolah diharapkan siswa

dibiasakan melaksanakan kehidupan sesuai dengan aturan yang berlaku di

masyarakatnya. Tata tertib sekolah adalah salah satu bentuk aturan yang harus

ditaati dan dilaksanakan oleh siswa, sebagai satu perwujudan kehidupan yang

sadar akan hukum dan aturan.

Untuk mencapai hal tersebut, kedisiplinan terhadap tata tertib sangat

menentukan dalam pembentukan prilaku siswa agar sesuai dengan yang

diharapkan oleh sekolah. Norma sekolah atau tata tertib mempunyai hubungan

erat dengan kedisiplinan, karena kedisiplinan merupakan faktor penting dalam

penegakan tata tertib sekolah. Kepatuhan siswa terhadap tata tertib sekolah

seharusnya bersumber dari dalam dirinya dan bukan karena paksaan atau tekanan

dari pihak lain. Kepatuhan yang baik adalah yang didasari oleh adanya kesadaran

tentang nilai dan pentingnya peraturan-peraturan atau larangan-larangan yang

(13)

mudah terwujud karena masih banyaknya pelanggaran – pelanggaran tata tertib

yang dilakukan oleh siswa.

Menurut Djahiri (1985, hlm.25) tingkat kesadaran atau kepatuhan seseorang

terhadap tata tertib, meliputi:

a. patuh karena takut pada orang atau kekuasaan atau paksaan b. patuh karena ingin dipuji

c. patuh karena kiprah umum atau masyarakat

d. taat atas dasar adanya aturan dan hukum serta untuk ketertiban e. taat karena dasar keuntungan atau kepentingan

f. taat karena hal tersebut memang memuaskan baginya g. patuh karena dasar prinsip ethis yang layak universal

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kesadaran atau

kepatuhan tidak terjadi begitu saja tapi dipengaruhi oleh faktor-faktor lain baik

yang berasal dari diri sendiri maupun yang berasal dari luar diri. Seperti yang

dikemukakan Unaradjan (2003, hlm. 22-23) bahwa “terbentuknya disiplin sebagai

tingkah laku dipengaruhi oleh dua faktor berikut faktor internal yaitu faktor yang

berasal dari dalam diri siswa itu sendiri, sedangkan faktor eksternal merupakan

faktor yang datang dari luar diri siswa seperti keluarga, sekolah dan masyarakat.”

Disiplin itu sendiri dipengaruhi oleh proses sosialisasi yang dialami oleh seorang

anak dalam lingkungannya. Fuller dan Jacobs dalam Sunarto (2004, hlm. 24)

mengemukakan tiga diantara agen sosialisasi adalah keluarga, sekolah dan teman

bermain.

Keluarga merupakan kelompok sosialisasi pertama anak semenjak ia lahir.

Menurut Vembriarto (1993, hlm.35) “Keluarga merupakan institusi sosial yang

bersifat universal dan multifungsional. Fungsi pengawasan, sosial, pendidikan,

keagamaan, perlindungan dan rekreasi.” Dalam keluarga itulah dasar-dasar kepribadian manusia dibentuk melalui interaksi antar para anggota. Orang tua

dalam keluarga melaksanakan fungsi sosial, pendidikan dan keagamaan yang

termasuk diantaranya adalah penanaman norma-norma sosial dan norma-norma

(14)

(1994, hlm. 89) mengenai fungsi sosioalisi bahwa, “keluarga menduduki

kedudukan sebagai penghubung anak dengan kehidupan sosial dan norma-norma

sosial”. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keluarga memiliki pengaruh yang besar terhadap kedisiplinan anak dalam melaksanakan norma-norma sosial.

Disamping keluarga proses sosialisasi itu dialami juga oleh anak didalam

sekolah dan masyarakat. Di rumah ia hanya bergaul dengan orang yang terbatas

jumlahnya, terutama dengan anggota keluarga. Suasana dirumah bersifat informal

dan banyak prilaku yang diizinkan tergantung suasana rumah itu sendiri. Di

sekolah anak itu mengalami suasana yang berlainan. Ia bukan anak istimewa yang

diberikan perhatian khusus melainkan hanya seorang diantara puluhan murid

lainnya dalam kelas. Untuk itu anak-anak harus mengikuti peraturan yang bersifat

formal yang tidak dialami dirumah. Anak memperoleh pengalaman-pengalaman

baru dalam hubungan sosialnya dengan anak-anak lain yang berbeda status sosial,

kesukuan, jenis kelamin dan kepribadiannya.

Sebagian besar proses sosialisasi terjadi sacara informal. Namun tiap-tiap

masyarakat mengenal institusi sosial khusus tempat berlangsungnya proses

sosialisasi secara formal yang disebut sekolah. Sebagaimana halnya dengan proses

sosialisasi pada umumnya, pendidikan sekolah mempunyai dua aspek penting,

yaitu aspek individual dan sosial. Pendidikan sekolah bertugas mempengaruhi dan

menciptakan kondisi yang memungkinkan perkembangan pribadi anak secara

optimal.

Menurut Rifai dalam Vebriatrto (1993, hlm. 75) tugas pendidikan sekolah

ialah:

1. Perkembangan pribadi dan pembentukan kepribadian 2. Transmisi kultural

3. Integrasi sosial 4. Inovasi

5. Prasleksi dan Praalokasi tenaga kerja

Salah satu fungsi pendidikan sekolah adalah fungsi transmisi kultural atau

(15)

dibedakan menjadi dua macam yaitu transmisi pengetahuan dan keterampilan

serta transmisi sikap, nilai dan norma norma. Sebagian besar sikap,

nilai-nilai dan norma-norma itu dipelajari secara informal melalui situasi formal dikelas

dan disekolah. Penanaman norma-norma yang dilakukan oleh sekolah termasuk

didalamnya adalah menanamkan kedisiplinan siswa dalam melaksanakan tata

tertib sekolah.

Faktor lain yang mempengaruhi kedisiplinan siswa ialah masyarakat, dalam

hal ini adalah teman-teman sebaya yang ada di lingkungan masyarakatnya.

Menurut Vembriarto (1993, hlm. 52), “Disamping keluarga, proses sosialisasi

dialami pula oleh anak di dalam kelompok sebaya, di sekolah dan di masyarakat”.

Perilaku teman-teman sebaya akan sangat mempengaruhi prilaku anak tersebut

karena seorang anak selain berinteraksi dengan keluarganya ia juga berinteraksi

dengan teman-teman sebayanya dimana dalam interaksi tersebut akan terjadi

proses saling pengaruh mempengaruhi. Lebih lanjut dikemukakan oleh

Vembriarto (1993, hlm. 52), “Kelompok sebaya (peer group) merupakan institusi

sosial kedua terpenting sesudah keluarga. Pentingnya peranan kelompok sebaya

itu telah disadari baik oleh orang tua dan guru”. Di dalam kelompok sebaya anak

belajar bergaul dengan sesamanya. Di dalam kelompok sebaya itu anak belajar

memberi dan menerima dalam pergaulannya dengan sesama teman-temannya.

Partisipasi di dalam kelompok sebaya memberikan kesempatan yang besar bagi

anak mengalami proses belajar sosial termasuk pembentukan sikap, nilai-nilai dan

norma-norma. Dengan demikian pergaulan dengan teman sebaya akan

mempengaruhi pembentukan kedisiplinan seorang anak terhadap norma-norma.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan seorang

siswa terhadap norma-norma sekolah dipengaruhi oleh keluarga, sekolah dan

pergaulan dengan teman sebaya. Dari ketiga faktor tersebut faktor manakah yang

paling berpengaruh terhadap kedisiplinan seorang siswa dalam melaksanakan tata

(16)

melakukan penelitian tentang “Pengaruh Keluarga, Sekolah dan Teman Sebaya terhadap Kedisiplinan Siswa dalam Melaksanakan Norma Sekolah”

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Dalam setiap lembaga sosial terdapat norma-norma yang mengatur perilaku

para anggotanya, begitu pula dengan sekolah sebagai salah satu lembaga sosial.

Norma-norma yang belaku dalam sekolah disebut tata tertib sekolah. Tata tertib

sekolah merupakan peraturan-peraturan yang wajib dipatuhi oleh seluruh warga

sekolah. Kedisiplinan siswa terhadap tata tertib di sekolah dapat menciptakan

susasana belajar mengajar yang nyaman, aman dan kondusif untuk tercapainya

tujuan pembelajaran. Tapi nyatanya masih banyak pelanggaran tata tertib yang

dilakukan oleh siswa di Sekolah. Jenis pelanggaran yang dilakukan beragam dan

bermacam-macam dari mulai pelanggaran yang ringan sampai dengan

pelanggaran tata tertib yang berat. Setiap sekolah pasti mengaharapkan memiliki

siswa-siswi yang taat terhadap tata tertib yang berlaku dalam sekolah. Namun hal

demikian tidak mudah berjalan sesuai dengan harapan karena banyak

pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh siswa. Pelanggaran-pelanggaran

yang dilakukan terkadang tidak membuat seorang siswa merasa bersalah mereka

acapkali melakukannya berulang-ulang meskipun sanksi-sanksi ditelah

diberlakukan.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kedisiplinan siswa terhadap tata

tertib sekolah. Diantaranya adalah keluarga, sekolah dan teman sebaya di

masyarakat tempat tinggalnya karena ketiganya merupakan agen sosialisasi

seorang anak. Ketiga faktor tersebut sangat mempengaruhi perilaku siswa

termasuk di dalamnya adalah kedisiplinan dalam melakasanakan norma. Sejauh

mana pengaruh ketiga faktor tersebut dalam mempengaruhi kedisipilinan siswa

terhadap tata tertib sekolah? Oleh karena itu penelitian ini berjudul “Pengaruh

(17)

Melaksanakan Norma Sekolah” (Studi Deskriptif mengenai siswa kelas XI SMAN 7 Kota Bandung)

C. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakan diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut :

1. Seberapa besar faktor keluarga berpengaruh terhadap kedisiplinan siswa

dalam melaksanakan norma sekolah?

2. Seberapa besar faktor sekolah berpengaruh terhadap kedisiplinan siswa dalam

melaksanakan norma sekolah?

3. Seberapa besar faktor teman sebaya berpengaruh terhadap kedisiplinan siswa

dalam melaksanakan norma sekolah?

D. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah secara umum adalah untuk mengetahui pengaruh

keluarga, sekolah dan teman sebaya terhadap kedisiplinan siswa dalam

melaksanakan norma sekolah.

Sedangkan secara khusus tujuan penelitian ini meliputi sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh faktor keluarga terhadap

kedisiplinan siswa dalam melaksanakan norma sekolah.

2. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh faktor sekolah terhadap

kedisiplinan siswa dalam melaksanakan norma sekolah.

3. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh faktor teman sebaya terhadap

kedisiplinan siswa dalam melaksanakan norma sekolah.

E. MANFAAT PENELITIAN

(18)

Manfaat teoretis dari hasil penelitian ini adalah dapat memberikan suatu

gambaran tentang pengaruh keluarga, sekolah dan teman sebaya terhadap

kedisiplinan siswa dalam melaksanakan norma sekolah. Serta secara langsung

maupun tidak langsung dapat memberikan sumbangan pemikiran-pemikiran baru

yang menunjang terhadap konsep pendidikan yang khususnya berkenaan dengan

pendidikan moral, sehingga akhirnya sekolah dapat menghasilkan warga negara

yang baik dan memiliki disiplin yang tinggi.

2. Secara Praktis, hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi diantaranya

kepada:

a. Penulis

Memperoleh wawasan dan pengalam berfikir yang baru dalam

memecahkan persoalan khusunya mengenai faktor-faktor apa saja yang

mempengaruhi tingkat kepatuhan atau kedisiplinan seseorang terhadap

norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.

b. Pendidik

Memberikan bekal pengetahuan untuk mengarahkan, mendidik dan

membina siswa dalam meningkatkan kedisiplinan dan dengan mengetahui

faktor apa saja yang membuat mereka patuh dapat memudahkan para

pendidik dalam mengarahkan dan mendidik siswanya.

c. Siswa

Memberikan sumbangan pengetahuan tentang pentingnya kedisiplinan dan

mengetahui hal positif apa saja yang harus mereka lakukan dalam

kehidupan bermasyarakat.

d. Sekolah

Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai pengetahuan untuk

mengetahui cara persuasif agar siswa dapat mentaati norma norma sekolah

(tata tertib).

e. Orang Tua

Memberikan masukan mengenai faktor apa saja yang mempengaruhi sikap

(19)

bermasyarakat baik di lingkungan sekolah maupun di dalam masyarakat

(20)

F. STRUKTUR ORGANISASI SKRIPSI

Skripsi ini dibagi menjadi lima bab. Bab I terdiri dari pendahuluan yang

merupakan bagian awal dari skripsi. Isi dari bab pendahuluan terdiri dari latar

belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

peneltian dan struktur organisasi penelitian. Setiap bagian memiliki fungsinya

tersendiri. Secara garis besar adalah untuk memaparkan sebab adanya penelitian

ini, pengenalan masalah, memaparkan hasil yang ingin dicapai, mengethaui

manfaat penelitian dari aspek teoritis dan praktis dan rincian tentang urutan

penulisan dari setiap bab dan bagian bab dalam skripsi.

Bab II berisi kajian pustaka, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian

yang mempunyai fungsi untuk landasan teoritis penelitian, tahapan untuk

merumuskan hipotesis dengan mengkaji hubungan teoritis antarvariabel

penelitian, sebagai jawaban sementara terhadap masalah yang dirumuskan.

Bab III berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian, termasuk

beberapa komponen yakni lokasi dan subjek populasi/ sampel penelitian, desain

penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses

pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data dan analisis data.

Bab IV berisi hasil penelitian dan pembahasan terdiri atas dua hal utama

yaitu, pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan

masalah penelitian, pertanyaan penelitian, hipotesis dan tujuan penelitian serta

pembahasan dari penelitian.

Bab V berisi mengenai simpulan dan saran yang menyajikan penafsiran

dan pemaknaan penelitian terhadap hasil analisis temuan penelitian. Dan yang

terakhir adalah daftar pustaka yang memuat semua sumber tertulis, seperti buku,

artikel, jurnal, dokumen resmi, atau sumber-sumber lainnya yang pernah dikutip

(21)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. LOKASI DAN SUBJEK PENELITIAN 1. Lokasi Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini dilakukan di wilayah kota Bandung tepatnya di

SMA Negeri 7 Kota Bandung. Yang terletak di Jl. Lengkong Kecil Nomor 53

Kota Bandung dan subyek dari penelitian ini adalah siswa-siswa kelas XI IPA dan

IPS. Alasan peneliti memilih SMA Negeri 7 kota Bandung sebagai lokasi

penelitian dan kelas XI IPA dan IPS menjadi suyek penelitian karena berbagai

aspek sebagai berikut :

a. SMA Negeri 7 Kota Bandung merupakan SMA Negeri yang berada di pusat

kota bandung yang berdekatan dengan tempat-tempat hiburan seperti: cafe,

rumah makan dan pusat perbelanjaan. Karena lokasi tersebut dapat membuat

para siswa tergoda untuk membolos dan bermain ke tempat hiburan tersebut.

b. Belum ada penelitian tentang pengaruh keluarga, sekolah dan teman sebaya

terhadap kedisiplinan siswa yang dilakukan di SMA Negeri 7 Kota Bandung

c. Subyek dari penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI IPA dan IPS. Alasan

memilih kelas XI karena pada masa tersebut si anak berada di tengah-tengah

dimana mereka memiliki kakak kelas dan adik kelas. Kelas XI bukan berada

pada masa dimana mereka harus melakukan orientasi dan adaptasi dengan

lingkungan yang baru. Mereka juga bukan berada pada masa dimana mereka

harus fokus terhadap ujian Ujian Nasional dan seleksi Perguruan Tinggi.

Subjek penelitiannya ialah siswa SMA Negeri 7 Kota Bandung yang duduk

di bangku kelas XI IPA dan XI IPS SMA Negeri 7 Kota Bandung akan menjadi

(22)

2. Populasi

Setiap penelitian ilmiah yang berusaha untuk memecahkan suatu masalah,

perlu didukung oleh sejumlah data dari lapangan. Sehubungan dengan proses

pengumpulan data tersebut perlu ditegaskan mengenai populasi dan sampelnya.

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Arikunto (1998, hlm ; 115)

memberikan pengertian bahwa “populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”.

Populasi menurut Silalahi (2010, hlm : 253) adalah “seluruh unit-unit yang

darinya sample dipilih. Populasi dapat berupa organisme, orang atau sekelompok

orang, masyarakat, organisasi, benda, objek, peristiwa, atau laporan yang

semuanya memiliki ciri dan harus didefinisikan secara spesifik dan tidak secara mendua.”

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMAN 7 Kota

Bandung, dengan perincian sebagai berikut.

Tabel 3. 1

Keadaan Populasi Berdasarkan Daftar Peseta Didik kelas XI Semeseter Ganjil Tahun Pelajaran 2013-2014

No Kelas Jumlah Siswa

(N)

Jenis Kelamin

L P

1 XI IPA-1 40 17 23

2 XI IPA-2 40 19 21

3 XI IPA-3 40 17 23

4 XI IPA-4 36 16 20

5 XI IPA-5 35 17 18

6 XI IPA-6 27 12 15

7 XI IPS-1 38 18 20

8 XI IPS-2 38 18 20

9 XI IPS-3 38 20 18

10 XI IPS-4 28 16 12

Jumlah 360 170 190

(23)

3. Sampel

Sampel menurut Silalahi (2010, hlm : 254) adalah “suatu subset atau tiap

bagian dari populasi berdasarkan apakah itu representatif atau tidak. Sampel

merupakan bagian tertentu yang dipilih dari populasi”

Adapun sampel menurut Wirartha (2006, hlm : 233) suatu bagian dari

populasi yang akan diteliti dan yang dianggap dapat menggambarkan populasinya.

Penelitian pada sampel hanya merupakan pendekatan pada populasinya. Selalu

ada risiko kesalahan dalam menarik kesimpulan untuk keseluruhan populasi. Oleh

karena itu, setiap penelitian dengan menggunakan sampel akan selalu berusaha

memperkecil resiko keselahan tersebut. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara

mengambil sampel atau teknik sampling yang digunakan.

Sampling menurut Wirartha (2006, hlm 232) adalah “proses pemilihan

sejumlah individu untuk suatu penelitian sedemikian rupa sehingga

individu-individu tersebut merupakan perwakilan kelompok yang lebih besar pada mana

orang itu dipilih.” Tujuan sampling adalah menggunakan sebagian

individu-individu yang diselidiki tersebut untuk memperoleh informasi tentang populasi.

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling

klaster (cluster sampling). Sampling klaster menurut Rakhmat (1991, hlm : 81)

yaitu teknik penarikan sampel dengan cara membagi populasi ke dalam

kelompok-kelompok yang disebut klaster. Klaster dapat berupa sekolah, kelas,

kecamatan, desa, RW, RT dan sebagainya. Dalam penelitian ini pengelompokan

dilakukan berdasarkan kelas-kelas yang ada pada kelas XI di SMAN 7 Kota

Bandung, kemudian dari kelas-kelas tersebut diambil secara acak.

Untuk menentukan besarnya sampel yang ditarik dalam penelitian ini

digunakan rumus Yamane dalam Rakhmat (1991, hlm. 82) sebagai berikut :

n

=

(24)

Catatan : N = Populasi

n = Sampel

d = presisi

Dalam penelitian ini presisi yang ditetapkan adalah 10% dengan tingkat kepercayaan 90%.

dibulatkan menjadi 78. Dengan demikian jumlah sampel yang ditarik sebanyak

78 orang dengan tingkat kesalahan 10%. Tingkat kesalahan 10% artinya jika

terdapat kesalahan dalam penarikan sampel maka besarnya maksimal 10% dan

tingkat kepercayaan adalah 90%. Jumlah populasi adalah 360 sedangkan jumlah

sampel adalah 78, dengan demikian maka perbandingan ukuran sampel dengan

ukuran populasi adalah

= 0,216 dibulatkan menjadi 0,22 atau 22% disebut

sebagai pecahan sampling. Populasi terdiri dari 10 kelas maka dari setiap kelas

akan ditarik sebesar 22 % dari jumlah siswa pada setiap kelas. Dengan perincian

(25)

8. IPS-2 38 8

9. IPS-3 38 8

10. IPS-4 28 6

Jumlah 360 78

Sumber : Pengolahan Data Penelitian

B. DESAIN PENELITIAN

Penelitian dengan judul Pengaruh Keluarga, Sekolah dan Teman Sebaya

terhadap Kedisiplinan Siswa dalam melaksanakan Norma Sekolah di SMAN 7

Kota Bandung merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengukur atau mencari korelasi antara

variabel X dengan Y atau pengaruh variabel X terhadap variabel Y. Metode yang

dipilih dalam penelitian ini adalah metode desrkiptif yaitu menggambarkan secara

detail seberapa besar berpengaruh keluarga, sekolah dan teman sebaya terhadap

kedisiplinan siswa dalam melaksanakan norma sekolah. Parameter yang

digunakan adalah skala ordinal dan test statistik yang digunakan untuk

menentukan korelasi adalah rank order spearman. Sedang untuk uji signifikansi

digunakan t-test.

C. METODE PENELITIAN

Metode penelitain adalah suatu cara atau prosedur untuk memperoleh

pemecahan terhadap permasalahan yang sedang dihadapi. Metode penelitian

mencakup alat prosedur penelitian. Metode penelitian memandu si peneliti sesuai

urutan kerja penelitian dari awal penelitian sampai akhir penelitian.

Sesuai dengan judul dalam penelitian ini yaitu mengenai “Pengaruh Keluarga, Sekolah dan Teman Sebaya terhadap Kedisiplinan Siswa dalam melaksanakan Norma Sekolah”,maka peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif.

Menurut Narbuko dan Abu (2004, hlm : 44) penelitian deskriptif adalah

(26)

sekarang berdasarkan data, jadi ia juga menyajikan data, menganalisis dan

menginterpretasi.

Rakhmat, (1991, hlm : 25) mengemukakan pendapatnya tentang metode

deskriptif, yaitu :

“Metode deskriptif mengumpulkan data secara univariat. Karateristik data diperoleh dengan ukuran-ukuran kecenderungan pusat (central tendency) atau ukuran sebaran (dispersion).”

Sedangkan menurut Wirartha (2006, hlm : 154) penelitian deskriptif hanya

menggambarkan dan meringkaskan berbagai kondisi, situasi atau berbagai

variabel. Penelitian deskriptif berkaitan dengan pengumpulan data untuk

memberikan gambaran atau penegasan suatu konsep atau gejala, juga menjawab

pertanyaan-pertanyaan sehubungan dengan status subyek penelitian pada saat ini.

Lebih lanjut wirartha mengemukakan bahwa penelitian deskriptif terbatas pada

usaha mengungkapkan suatu masalah, keadaan atau peristiwa sebagaimana

adanya. Sifatnya sekedar mengungkap fakta (fact finding) hasil penelitian lebih

ditekankan pemberian gambaran secara objektif tentang keadaan sebenarnya dari

objek yang diselidiki. Akan tetapi, guna mendapatkan manfaat yang lebih luas,

disamping mengungkapkan fakta, diberikan interpretas yang cukup kuat.

Penelitian deskriptif melakukan analisis hanya sampai pada taraf deskriptif, yaitu

menganalisis dan menyajikan fakta secara sitematik sehingga dapat lebih mudah

untuk dipahami dan disimpulkan.

D. DEFINISI OPERASIONAL DAN VARIABEL PENELITIAN 1. Definisi Operasional

Penelitian ini meneliti mengenai Pengaruh Keluarga, Sekolah dan Teman Sebaya terhadap Kedisiplinan Siswa dalam melaksanakan Norma Sekolah.

Adapun definisi operasional dari istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut :

(27)

Keluarga merupakan kelompok sosial pertama yang dimiliki individu sejak

lahir, karena keluarga adalah tempat dimana individu dilahirkan dan mengalami

proses sosialisasi. Keluarga adalah kelompok sosial yang terdiri atas dua orang

atau lebih yang mempunyai ikatan darah, perkawinan atau adopsi. Keluarga

merupakan kelompok sosial yang sangat besar perngaruhnya terhadap proses

sosialisasi.

Dengan demikian keluarga adalah tempat pertama dan utama dalam

pembinaan kepribadian seseorang, yang juga merupakan salah satu faktor yang

sangat penting dalam menanamkan disiplin.

2) Sekolah

Sekolah merupakan tempat kedua setelah keluarga dimana seorang anak

melakukan sosialisasi dan interaksi. Di sekolah mereka juga mendapat pengajaran

dan pendidikan. Setelah keluarga maka sekolah merupakan tempat pembinaan

kedisiplinan kedua bagi individu. Sekolah adalah lembaga yang membantu

lingkungan keluarga dalam mendidik dan mengajar serta memperbaiki dan

memperhalus tingkah laku anak didik yang dibawa dari keluarganya.

Pembinaan disiplin yang ditanamkan di sekolah akan mempengaruhi sikap

kedisiplinan seorang siswa dalam kehidupannya kelak di masyarakat.

3) Teman Sebaya

Kelompok sebaya adalah kelompok yang terdiri atas sejumlah individu yang

sama, pengertian sama di sini berarti individu-individu anggota kelompok sebaya

itu mempunyai persamaan-persamaan dalam berbagai aspeknya. Persamaan yang

penting terutama terdiri atas persamaan usia dan status sosialnya.

Teman sebaya dalam penelitian ini adalah teman-teman dari siswa

bersangkutan yang bertempat tinggal di lingkungan masyarakat tempat siswa

tersebut berada.

4) Kedisiplinan

Disiplin merupakan cara masyarakat mengajarkan anak prilaku moral yang

disetujui kelompok. Disiplin dalam penelitian ini merupakan disiplin terhadap

(28)

sekolah atau disebut tata tertib sekolah. Penelitian ini meneliti kedisiplinan siswa

dalam melaksanakan tata tertib di SMAN 7 Kota Bandung.

1) Kedisiplinan adalah ketaatan terhadap peraturan, norma, atau

patokan-patokan standar. Kedisiplinan siswa adalah ketaatan siswa dalam

melaksanakan tata tertib sekolah.

2) Norma adalah penjabaran yang lebih terperinci dari nilai-nilai ke dalam

bentuk tata aturan atau tata kelakuan yang secara makro adalah konstitusi,

undang-undang, peraturan pemerintah, konvensi dan aturan lainnya. Dalam

penemitian ini yang dimaksud Norma Sekolah adalah peraturan-peraturan

yang berlaku dan menjadi pedoman prilaku bagi seluruh anggota sekolah,

dalam hal ini tata tertib yang berlaku bagi siswa di SMAN 7 Kota Bandung.

2. Variabel Penelitian

Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah Pengaruh Keluarga, Sekolah dan Teman Sebaya terhadap Kedisiplinan Siswa dalam melaksanakan Norma Sekolah. Dengan demikian dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu :

1. Keluarga, sekolah dan teman sebaya merupakan variabel bebas (X) yaitu

faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan siswa terhadap norma sekolah

dengan sub variabel sebagai berikut:

a. Keluarga ( )

b. Sekolah ( )

c. Teman sebaya ( )

2. Kedisiplinan dalam melaksanakan norma sekolah merupakan variabel terikat

(variabel Y)

Kedisiplinan terhadap norma sekolah diukur dari ketaatan siswa dalam

melaksanakan semua peraturan (tata tertib) yang berlaku di sekolah, dalam hal ini

di SMAN 7 Kota Bandung.

(29)

E. INSTRUMEN PENELITIAN 1. Jenis Instrumen

Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena

sosial maupun fenomena alam. Karena pada prinsipnya memeliti adalah

melakukan pengukuran maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam

penelitian dinamakan instrumen penelitian. Instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini adalah angket atau kuesioner. Kuesioner merupakan teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan

tertulis kepada responden untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini

yaitu untuk mengetahui keterkaitan hubungan antara faktor keluarga, sekolah dan

teman sebaya terhadap kedisiplinan siswa dalam melaksanakan norma sekolah.

Tabel 3. 3 Kisi-Kisi Instrumen

No. Variabel Indikator Sub Indikator Jenis

Instrumen

1. Keluarga 1. Hubungan dengan ayah 2. Penanaman disiplin oleh

6. Penegakan disiplin oleh ibu 7. Mematuhi peraturan yang

(30)

No. Variabel Indikator Sub Indikator Jenis

2. Sekolah 11.Penanaman disiplin disekolah

17.Hubungan dengan teman di Sekolah

20.Hubungan dengan teman di lingkungan tempat tinggal

(31)

No. Variabel Indikator Sub Indikator Jenis

(32)

No. Variabel Indikator Sub Indikator Jenis

tingkat, kategori data disusun berdasarkan urutan logis dan sesuai dengan

besarnya karakteristik yang dimiliki tetapi tidak memiliki nilai nol mutlak.

Menggunakan Skala Ordinal dengan skor 1-3, dimana :

Tabel 3. 4

Skor Skala Pengukuran

Nomor Pilihan Jawaban Skor

1 Tidak baik 1

2 Cukup 2

3 Baik 3

Sumber: Rakhmat, 1991

F. PROSES PENGEMBANGAN INSTRUMEN 1. Uji Validitas

(33)

Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi

sebaliknya instrumen kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Sebuah

instrumen valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan.

Untuk menguji validitas konstruk setiap item dalam indikatornya

menggunakan analisis dengan rumus korelasi product moment. Rumus korelasi

product moment menurut Riduwan (2012, hlm. 98) sebagai berikut:

Rumus

Keterangan:

= koefisien korelasi

= jumlah skor item

= jumlah skor total (seluruh item) n = jumlah responden

Selanjutnya dihitung dengan uji-t. Riduwan dan Sunarto (2012, hlm.81)

dengan rumus sebagai berikut :

Dimana :

= nilai

r = nilai Koefisien Korelasi n = jumlah sampel.

distribusi (Tabel t) untuk α = 0,05 dengan derajat kebebasan (dk = n-2)

= n −

{n − } {n − }

(34)

kaidah keputusan: jika > berarti valid, sebaliknya

< berarti tidak valid

Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteri penafsiran mengenai indeks

korelasinya (r) seperti menurut Riduwan dan Sunarto (2012, hlm.83) diantaranya

sebagai berikut :

Antara 0,800 sampai dengan 1,000: sangat tinggi Antara 0,600 sampai dengan 0,799: tinggi

Antara 0,400 sampai dengan 0,599: cukup tinggi Antara 0,200 sampai dengan 0,399: rendah

Antara 0,000 sampai dengan 0,199: sangat rendah (tidak valid)

Berdasarkan rumus perhitungan uji validitas yang dilakukan terhadap angket

pengaruh keluarga sebanyak 10 item, pengaruh sekolah sebanyak 9 item,

pengaruh teman sebaya sebanyak 4 item dan norma sekolah yang wajib

dilaksanakan dan dilarang sebanyak 21 item yang dilakukan pengujian pada anak

kelas XI SMAN 7 Kota Bandung yang bukan objek penelitian diperoleh hasil

sebagai berikut:

Tabel 3. 5

Hasil Uji Validitas Angket Pengaruh Keluarga

No item rxy (r hitung) r tabel (5%) Keterangan

1 0,407533 0,361 Valid

2 0,677159 0,361 Valid

3 0,49546 0,361 Valid

4 0,465181 0,361 Valid

5 0,379616 0,361 Valid

6 0,476114 0,361 Valid

7 0,415844 0,361 Valid

8 -0,07418 0,361 Tidak Valid

9 0,130747 0,361 Tidak Valid

10 0,517479 0,361 Valid

Tabel 3. 6

Hasil Uji Validitas Angket Pengaruh Sekolah

No item rxy (r hitung) r tabel (5%) Keterangan

(35)

No item rxy (r hitung) r tabel (5%) Keterangan

Hasil Uji Validitas Angket Pengaruh Teman Sebaya

No Item rxy (r hitung) r tabel (5%) Keterangan

(36)

20 0,462483 0,361 Valid

21 0,396925 0,361 Valid

Berdasarkan data di atas bahwa data yang tidak valid yaitu noomor dan 8,

9, 15, 16, 25, 30, 34, 41 dan 42 data yang tidak valid tersebut tidak diikut sertakan

dalam penyebaran angket penelitian karena sudah terwakili dengan no item soal

lainnya.

Setelah dilakukan uji validitas maka diperoleh item soal yang telah valid

dan akan diikut sertakan dalam pengolahan data. Berikut kisi-kisi instrumen

angket setelah dilakukan uji validitas:

Tabel 3. 9

Kisi-Kisi Instrumen Setelah Pengujian Instrumen

No. Variabel Indikator Sub Indikator Jenis

Instrumen

1. Keluarga 1. Hubungan dengan ayah 2. Penanaman disiplin oleh

6. Penegakan disiplin oleh ibu 7. Mematuhi peraturan yang

dibuat oleh ayah dan ibu 8. Hubungan ayah dan ibu

Angket 1

2. Sekolah 9. Penanaman disiplin disekolah

10.Sanksi yang diberikan sekolah

11.Kesesuaian sanksi dengan pelanggaran

(37)

No. Variabel Indikator Sub Indikator Jenis

15.Hubungan dengan teman di lingkungan tempat tinggal

22.Tiba di sekolah pukul 06.45.

23.Menggunakan atribut dengan lengkap.

24.Baju seragam dimasukan ke dalam celana atau rok 25.Mengenakan seragam

(38)

No. Variabel Indikator Sub Indikator Jenis

Menurut Arikunto (1998, hlm. 170)

“Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapakali pun diambil akan tetap sama. Realibilitas menunjukan pada tingkat kerendahan sesuatu. Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan.”

Untuk menguji nilai reliabilitas dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

rumus Alpha. Menurut Riduwan (2012, hlm. 115)

Dimana:

(39)

= jumlah varians skor tiap-tiap item St = varians item

k = jumlah item

Kuesioner dinyatakan reliabel jika mempunyai nilai koefisien alpha yang

lebih besar dari 0,6.

Keputusan dengan membandingkan dengan

Kaidah keputusan: jika > berarti reliabel, dan

< berarti tidak reliabel

Berdasarkan perhitungan reliabilitas dengan menggunakan bantuan

program Microsoft Excel 2013¸ maka diperoleh nilai reliabilitas

0,750784951071906 dan angket tersebut memiliki tingkat reliabilitas tinggi.

G. ALAT PENGUMPULAN DATA

Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Kuesioner

Sebagian besar penelitain umumnya menggunakan kuesioner sebagai

metode yang dipilih untuk mengumpulkan data. Kuesioner merupakan teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan

tertulis kepada responden. Menurut Arikunto (1998, hlm : 140) kuesioner adalah :

“Pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Kuesionar dipake untuk menyebutkan metode maupun instrumen. Jadi dalam menggunakan metode angket atau kuesioner instrumen yang dipake adalah angket atau kuesioner.”

Kemudian menurut Arikunto (1998, hlm.229) sebelum kesioner disusun

maka harus dilalui prosedur :

a. Merumuskan tujuan yang akan dicapai kuesioner

(40)

c. Menjabarkan setiap variabel menjadi sub variabel yang lebih spesifik dan tunggal

d. Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan sekaligus untuk menentukan teknik analisisnya.

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang juga cocok bila

jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Berdasarkan

pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa angket atau kuesioner

merupakan salah satu metode alat mengumpul data dalam penelitian dengan

memberikan beberapa pertanyaan kepada responden dengan tujuan memperoleh

data dan informasi yang lengkap mengenai suatu masalah. Kuesioner yang

diberikan kepada responden adalah kuesioner tertutup, yang sudah disediakan

jawabannya sehingga responden tinggal memilih alternatif jawaban yang tersedia.

H. ANALISIS DATA 1. Proses pengolahan data

Setelah semua data telah terkumpul dari berbagai sumber langkah

selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti adalah bagaimana menganalisis data

yang telah diperoleh. Dalam menganalisis data ini penulis menempuh

langkah-langkah yang dikemukakan oeh Sugiyono (2002, hlm.98) sebagai berikut:

a. Editing, yaitu pemeriksaan angket yang terkumpul kembali setelah diisi

oleh responden. Pemeriksaan tersebut menyangkut kelengkapan pengisisan

angket secara menyeluruh

b. Coding, yaitu pemberian kode atau skor untuk setiap pilihan dari setiap

item berdasarkan ketentuan yang ada

c. Tabulating, dalam hal ini coding dituangkan ke dalam tabel rekapitulasi

secara lengkap untuk seluruh item pada setiap variabel.

d. Data yang diperoleh kemudina diolah, maka diperoleh rincian skor dan

kedudukan responden berdasarkan urutan angket yang masuk untuk

(41)

e. Analisis data, yaitu mendeskripsikan variabel X dan Variabel Y untuk

menjawab permasalahan.

2. Tabulasi

Perhitungan presentase dimaksudkan untuk melihat perbandingan besar

kecilnya frekuensi dari setiap jawaban. Presentasi diperoleh dengan

membandingkan jumlah frekuensi jawaban dengan banyaknya sampel atau

responden yang dikalikan dengan angka 100, dirumuskan sebagai berikut.

Keterangan:

p = persentase

f = data yang di dapatkan n = jumlah seluruh data 100% = bilangan konstan

Hasil dari perhitungan tersebut kemudian dibandingkan dengan kriteria

yang telah ditetapkan.kriteria penafsiran nilai persentase menurut Effendi dan

Manning (1991) dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3. 10

Kriteria Penilaian Persentase/Skor

Persentase Kriteria

100 % Seluruhnya

(42)

75 % - 99 % Sebagian besar

51 % - 74 % Lebih besar dari setengahnya

50 % Setengahnya

25% - 49 % Kurang dari setengahnya 1 % - 24 % Sebagian kecil

0 % Tidak ada/tak seorang pun

Sumber: Effendi dan Manning 1991

3. Uji Korelasi

Menurut Morissan (2012, hlm 375) “Salah satu cara penting untuk menjelaskan data statistik adalah dengan menggunakan ukuran hubungan atau kolerasi” Uji korelasi digunakan untuk melihat hubungan antara Variabel X dan Y, dalam penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara faktor-faktor

keluarga, sekolah dan teman sebaya dengan kedisiplinan terhadap norma sekolah.

Uji korelasi menggunakan Rank Sperman dengan rumus yang diungkapkan Siegel

(1997, hlm. 256) sebagai berikut:

Keterangan :

rs = koefisien korelasi rank sperman

d = perbedaan ranking x dan y

Dimana : = −

= − −

T = frekuensi nilai yang sama N = Jumlah sampel

��

= + − �

(43)

Pedoman untuk tingkat keeratan hubungan antara kedua variabel dalam

Rakhmat (1991, hlm.27) berdasarkan interpretasi Guilford.

Kurang dari 0,20 Hubungan rendah sekali; lemah sekali 0,20 - 0,40 Hubungan rendah tetapi pasti

0,40 - 0,70 Hubungan yang cukup berarti 0,70 - 0,90 Hubungan yang tinggi; kuat

Lebih dari 0,09 Hubungan yang sangat tinggi; kuat sekali, dapat diandalkan

4. Uji Signifikansi

Karena besarnya sampel (n) lebih dari 30 maka untuk menguji signifikansi

digunakan rumus t-test dalam Siegel (1997, hlm. 263) sebagai berikut :

Dengan derajat kebebasan atau db = n-2

Dimana ;

t = nilai uji t

rs = koefisien korelasi rank order sperman n = jumlah sampel

Kriteria diterima atau ditolaknya hipotesis :

Jika maka ditolak dan diterima

Jika maka diterima dan ditolak

� = �� �

(44)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

1. Penelitian ini membuktikan bahwa keluarga memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap kedisiplinan anak dalam melaksanakan norma-norma

sekolah, dalam hal ini adalah tata tertib sekolah. Karena dalam keluarga

komunikasi terjadi secara intensif dan terdapat kasih sayang diantara sesama

anggota keluarga sehingga hubungan diantara mereka menjadi akrab.

Hubungan yang akrab diantara mereka memudahkan orang tua dalam

mengajarkan dan menanamkan pola-pola tingkah laku dan nilai-nilai yang

berlaku di masyarakat, termasuk kedisiplinan. Sebagian besar responden

memiliki hubungan yang cukup baik dengan ayah dan ibu mereka, terutama

dengan ibu, jumlah responden yang menyatakan akrab dengan ibu mereka

berjumlah sangat besar. Demikian pula hubungan antara ayah dan ibu mereka

harmonis. Orang tua mereka memberikan peraturan-peraturan yang jelas dan

menanamkan disiplin yang cukup ketat kepada mereka terutama ibu.

Hubungan yang baik atau akrab antara orang tua dengan anak merupakan

salah satu faktor penting bagi kelancaran proses sosialisasi seorang anak.

Karena penanaman nilai-nilai dan pola-pola tingkah laku akan berjalan

dengan baik jika proses sosialisasi berlangsung dengan lancar. Nilai-nilai dan

pola-pola tingkah laku diinternalisasi ke dalam diri anak dan secara tidak

sadar menjadi bagian dirinya. Begitu pula dengan penerapan disiplin yang

ditanamkan oleh orang tua di rumah akan mempengaruhi kedisiplinan anak

terhadap norma-norma di luar lingkungan rumah. Hal ini terlihat dari

kepatuhan sebagian besar responden dalam melaksanakan

peraturan-peraturan yang diberikan orang tua mereka.

2. Sekolah berpengaruh secara signifikan terhadap kedisiplinan siswa dalam

(45)

oleh guru, partisipasi guru dalam menegakkan kedisiplinan dan sanksi-sanksi

yang diterapkan dalam setiap pelanggaran. Penanaman disiplin yang

dilakukan oleh sekolah cukup baik, pihak pengajar (guru) juga cukup

berpartisipasi dalam penerapan disiplin di sekolah dan sanksi yang diberikan

kepada pihak yang melakukan pelanggaran cukup sesuai dengan jenis

pelanggaran yang dilakukan oleh para siswa. Kesesuaian sanksi dengan jenis

pelanggaran juga penting untuk menegakan kedisiplinan, karena sanksi yang

jelas akan memberikan efek jera kepada siswa. Hubungan antara siswa

dengan teman-temannya cukup penting karena akan berpengaruh terhadap

kenyamanan siswa ketika berada di sekolah. Sebagian besar responden

memiliki hubungan baik dengan teman-teman di sekolahnya, artinya mereka

akrab dengan teman-teman di sekolahnya. Dari interaksi antara responden

dengan teman-temannya di sekolah maka terjadilah saling pengaruh

mempengaruhi, termasuk kedisiplinan teman-temannya akan berpengaruh

pada prilaku disiplin responden. Kepatuhan teman-teman di lingkungan

sekolah akan berpengaruh terhadap kedisiplinan siswa dalam melaksanakan

tata tertib sekolah. Sebagian besar responden menyatakan bahwa

teman-teman di sekolah cukup mempengaruhi kedisiplinan mereka dalam

melaksanakan tata tertib sekolah, karena sebagian besar dari teman-teman

mereka mematuhi tata tertib sekolah maka yang lainnya ikut mematuhi pula.

Sebagaimana halnya dengan keluarga, sekolah merupakan institusi sosial

yang mempengaruhi proses sosialisasi dan berfungsi mewariskan kebudayaan

masyarakat kepada anak. Proses sosialisasi di sekolah meliputi penanaman

dan penegakan disiplin terhadap tata tertib sekolah. Penanaman dan

penegakan disiplin di sekolah dapat dikatakan berhasil jika dilhat dari

kedisiplinan siswa dalam melaksanakan norma-norma sekolah.

3. Dilihat dari penelitian ini, teman sebaya tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap kedisiplinan siswa dalam melaksanakan norma sekolah. Tidak

berpengaruhnya teman sebaya terhadap kedisiplinan siswa dikarenakan

(46)

tidak intensif atau frekuensi pertemuan mereka yang jarang. Karena para

siswa lebih banyak menghabiskan waktu di sekolah, mereka masuk pada

pukul 06.45 dan pulang pukul 14.45, dan setelah proses belajar mengajar

seleesai mereka masih mengikuti kegiatan-kegiatan ekstrkulikuer di sekolah.

Ketika tiba di rumah mereka di sibukan dengan tugas-tugas dari sekolah. Jadi

waktu mereka untuk bermain dengan teman sebaya di lingkungan tempat

tinggalnya menjadi sangat sedikit. Kebanyakan responden memiliki teman

sebaya yang berada di lingkungan tempat tinggal mereka dalam jumlah yang

tidak terlalu banyak. Hubungan yang mereka miliki dengan teman sebaya pun

beragam namun hanya sedikit responden yang memiliki hubungan akrab

dengan teman sebaya mereka. Sebagian besar responden menyatakan bahwa

teman sebaya mereka cukup mematuhi norma-norma sosial di lingkungan

tempat tinggal mereka. Mereka menyatakan teman sebaya tidak berpengaruh

kepada mereka dalam pelaksanaan norma-norma sosial karena hubungan

yang kurang akrab dan intensitas pertemuan mereka yang jarang. Bahkan

beberapa diantara mereka yang tidak memiliki teman sebaya di lingkungan

tempat tinggal mereka. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa

yang berpengaruh secara signifikan terhadap siswa dalam melaksanakan

norma sekolah adalah keluarga dan sekolah. Tetapi keluarga memiliki

pengaruh yang lebih besar dari pada sekolah. Sedangkan teman sebaya

pengaruhnya sangat lemah bahkan tidak signifikan.

B. SARAN

1. Pendidik

Bagi para pendidik (guru) diharapkan bisa menjadi telagan bagi anak

didiknya dalam berprilaku agar tidak melanggar tata tertib di sekolah yang

berlaku. Serta memberikan dorongan dan pendidikan moral bagi para siswa

untuk hidup tertib dan disiplin sehingga tercipta suana sekolah yang aman

dan damai.

(47)

Bagi siswa diharapkan dapat mentaati tata tertib yang berlaku di sekolah dan

dapat menjadi teladan bagi siswa lainnya. Disiplin dalam melaksanakan

norma sekolah jika dilakukan terus menurus akan menjadi kebiasaan yang

baik sehingga membuat kita terbiasa untuk mematuhi norma-norma

termasuk norma-norma lain di masyarakar. Karena pelanggaran yang

dilakukan hanya akan mengakibatkan kerugian bagi diri sendiri, sekolah,

orang tua dan masyarakat.

3. Sekolah

Bagi sekolah sebagai penyelengara pendidikan diharapkan untuk

meningkatkan pengawasan terhadap para siswa dalam melaksanakan tata

tertib sekolah. Dan mensosialisasikan dengan baik tata tertib yang berlaku di

sekolah kepada para siswa sehingga seluruh siswa mengtahui dan bersedia

mematuhinya. Hal ini juga dapat meminimalisir pelanggaran yang dilakukan

oleh siswa. Untuk menegakan disiplin di sekolah diperlukan juga

sanksi-sanksi dan konsistensi dalam pelaksanaan sanksi-sanksi-sanksi-sanksi tersebut. Agar

tercipta suasana belajar mengajar yang kondusif bagi siswa dan guru di

sekolah.

4. Orang Tua

Orang tua sebaiknya melakukan interaksi yang intensif dengan komunikasi

yang efektif untuk membangun hubungan yang akrab antara semua anggota

keluarga baik antara ayah dan ibu maupun antara orang tua dengan

anak-anak. Hubungan yang akrab dengan dilandasi rasa kasih sayang akan

memudahkan orang tua dalam mendidik dan menerapkan nilai-nilai kepada

anak. Termasuk didalamnya untuk menerapkan kedisiplinan. Aturan yang

diberikan orang tua kepada anaknya pun harus jelas dan sejalan antara ayah

dan ibu sehingga tidak membingungkan bagi mereka.

5. Peneliti selanjutnya

Untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian yang lebih

luas dan lebih mendalam dengan tema yang berkaitan dengan

(48)
(49)

Abdulsyani. (2012). Sosiologi, Skematika, Teori dan Terapan. Jakarta : PT Bumi Aksara

Ahmadi., Abu. (2007). Sosiologi Pendidikan. Jakarta : Asdi Mahasatya

Arikunto, Suharsimi. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta : PT. Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi. Jakarta : PT Rineka Cipta

Berry, David. (2003) Pokok-pokok pikiran dalam sosiologi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Djahiri, Kosasih. (1985). Strategi Pembelajaran efektif nilai moral VCT dan Games alam VCT. Bandung : Laboraturium Jurusan Pendidikan Moral Pancasila dan Kewarganegaraan FPIPS IKIP

Departemen Kebudayaan dan Pendidikan 1998 Peraturan tentang Tata Tertib Sekolah

Effendi, Tadjoeddin N dan Manning, Chris (1991). Urbanisasi, Pengangguran dan Sektor Informal di Kota. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

Hasbullah,. (1999). Dasar-dasar ilmu kependidikan. Jakarta : PR raja Grafindo Persada

Horton, Paul B dan Hunt, Chester L. (1984). Sociology edisi kedelapan. Jakarta: Erlangga

Hurlock, Elizabeth B. (1990). Perkembangan Anak Jilid 2. Jakarta : Erlangga

Idi, A., dan Safarina. (2011). Sosiologi Pendidikan. Jakarta : Rajagrafindo Persada

(50)

Ratih Aulia Zakiah, 2014

Aksara

Rakhmat, Jalaludin. (1991). Metode Penelitian Komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Ridwan. (2006). Dasar-dasar Statistika. Bangdung : Alfabeta

Riduwan. (2012). Belajar mudah penelitian untuk guru karyawan dan peneliti mula. Bandung : Alfa beta

Ritzer, George (2012). Teori Sosiologi dari sosiologi klasik sampai perkembangan terakhir postmodern. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Setiadi, Elly M dan Usman Kolip. (2011) Pengantar Sosiologi. Jakarta : Kencana

Siegel, Sidney (1997) Statistik Non Parametrik untuk ilmu-ilmu sosial. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Silalahi, Ulber. (2010), Metode Penelitian Sosial. Bandung : PT. Refika Aditama

Soelaeman, M. I. (1994). Pendidikan Dalam Keluarga. Bandung : CV Alvabeta

Soekanto, Soerjono. (2007). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada

Soetjipto,. dan Kosasi, Raflis. (2009). Profesi Keguruan. Jakarta : Asdi Mahasatya

Sugiyono. (2011), Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung :

Alfabeta

Sunarto, Kamanto. (2004), Pengantar Sosiologi. Jakarta : Lembaga Penerbitan

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Syafaat, A, Sahrani, S. An Muslih. (2008). Peranan pendidikan agama islam

dalam mencegah kenakalan remaja (juvenile delinquency). Jakarta:

Gambar

Tabel 3. 1
Tabel 3. 2
Tabel 3. 3
Tabel 3. 4
+5

Referensi

Dokumen terkait

Analisis pengaruh gaya kepemimpinan dan disiplin kerja kerja terhadap kinerja pegawai pada Dinas Tenaga Kerja Propinsi Lampung.. Jurnal Ilmiah Administratif Publik

Variabel proses pada penelitian ini adalah kemampuan guru menggunakan media kertas lipat, sub variabel terdiri dari kemampuan membuat Rencana Pelaksanaan

Pengaruh Faktor-Faktor Internal Bank Terhadap Pertumbuhan Penyaluran Kredit Perbankan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu..

Format file bitmap yang akan digunakan adalah BMP, dikarenakan format BMP ini mudah ditemukan dengan memiliki ukuran pixel yang besar sehingga pada saat

[r]

Implementassi Algoritma Elgamal dengan Pembangkit Bilangan Prima Lehman dan Algoritma Least Significant Bit (LSB) dengan Cover Image Bitmap untuk Keamanan Data Text..

Pengaruh Faktor-Faktor Internal Bank Terhadap Pertumbuhan Penyaluran Kredit Perbankan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu..

(ABM) dan Geographic Information System (GIS) 2011 2 Seminar Nasional Creative Animation dan Gaming Industry