PERBANDINGAN PENGGUNAAN LKS TEKS, GAMBAR, DAN
VIDEOTERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS
DAN PENGETAHUAN PROSEDURAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh
Putri Siti Alhajjah
0909213
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Putri Siti Alhajjah, 2013
Perbandingan Penggunaan Lks Teks, Gambar, Dan Videoterhadap Keterampilan Proses Sains Dan Pengetahuan Prosedural
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PERBANDINGAN PENGGUNAAN LKS TEKS, GAMBAR, DAN VIDEO
TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS
DAN PENGETAHUAN PROSEDURAL
Oleh
Putri Siti Alhajjah
0909213
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika Ilmu Pengetahuan Alam
© Putri Siti Alhajjah 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
PUTRI SITI ALHAJJAH
PERBANDINGAN PENGGUNAAN LKS TEKS , GAMBAR, DAN VIDEO
TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS
DAN PENGETAHUAN PROSEDURAL
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :
Pembimbing 1
Dr. Ari Widodo, M.Ed NIP. 196705271992031001
Pembimbing II
Drs .H. Andrian Rustaman, M.Ed. Sc NIP. 195002011984011001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI
Putri Siti Alhajjah, 2013
Perbandingan Penggunaan Lks Teks, Gambar, Dan Videoterhadap Keterampilan Proses Sains Dan Pengetahuan Prosedural
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PERBANDINGAN PENGGUNAAN LKS TULIS, GAMBAR DAN VIDEO TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGETAHUAN
PROSEDURAL
Putri Siti Alhajjah, Dr. Ari Widodo, M.Ed , Drs. H. Andrian Rustaman, M.Ed, Sc.
Jurusan Pendidikan Biologi- FPMIPA UPI
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kemunculan keterampilam proses sains dan penguasaan pengetahuan prosedural siswa pada kegiatan praktikum yang dipandu oleh Lembar Kerja Siswa dengan bentuk yang berbeda, yaitu LKS teks, LKS gambar dan LKS video. Metode penelitian yang digunakan adalah Quasi Experimental dengan desain
Nonequivalent Control Group Design. Hasil analisis perbandingan kemunculan keterampilan
proses secara kesuluruhan (meliputi empat indikator KPS) dengan menggunakan uji Kruskal
–Wallis menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara kelas LKS teks dengan kelas
LKS video. Dua dari empat indicator menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara kelas LKS teks dengan kelas LKS video yaitu keterampilan merencanakan praktikum dan keterampilan menggunakan alat/bahan. Hasil analisis mengenai pengetahuan prosedural tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan baik hasil perhitungan uji Kruskal –Wallis maupun
perbandingan indeks gain. Adanya perbedaan keterampilan proses dan tidak adanya perbedaan pengetahuan prosedural ini berkaitan dengan bentuk penyajian LKS yang berbeda.
Kata kunci : LKS, teks, gambar, video, keterampilan proses sains, pengetahuan prosedural,
praktikum.
Abstract
The purpose of this study was to compare the appearance science process skills and prosedural knowledge in practical work that are by using guided student worksheet with different form they are text, pictures and video. The method was quasy experimental- nonequivalent control group design. The result of comparative analysis of the appearance of science process skills as whole (including the four indicator) by using the Kruskal-Wallis test showed a significant difference between classes with classroom text worksheets and video worksheets. Two of the four indicators showed a significant difference between classroom with text worksheets and video worksheets that is skills to plan pactical work and skills using tools and material. The results of the prosedural knowledge analysis did not show a significant difference either on calculations Kruskal-Wallis test or comparison indices gain. The difference of science process skills and prosedural knowledge related to different forms of presentation student worksheets.
DAFTAR ISI
COVER
LEMBAR PENGESAHAN
PERNYATAAN………. i
ABSTRAK……….. ii
KATA PENGANTAR……… iii
DAFTAR ISI……….. v
DAFTAR TABEL……….. vii
DAFTAR GAMBAR………. ix
DAFTAR LAMPIRAN………. x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang……… 1
B. Rumusan Masalah………... 3
C. Batasan Masalah………. 4
D. Asumsi……… 4
E. Hipotesis………. 5
F. Tujuan Penelitian……… 5
G. Manfaat Penelitian……….. 6
BAB II KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGETAHUAN PROSEDURAL MELALUI PENGGUNAAN LKS GAMBAR DAN VIDEO DALAM KEGIATAN PRAKTIKUM MATERI SUB KONSEP SISTEM EKSKRESI A. Keterampilan Proses Sains………. 7
B. Pengetahuan Prosedural……….. 9
C. Praktikum……… 11
D. Media Pembelajaran……….. 17
E. Sub Konsep Sistem Ekskresi……….. 25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Dimensi Operasional……….. 28
B. Metode Penelitian……….. 29
C. Desain Penelitian……… 29
D. Populasi dan Sampel……….. 30
E. Instrumen Penelitian………... 30
F. Uji Coba Instrumen……… 33
G. Teknik Pengumpulan Data ……… 38
H. Teknik Pengolahan Data………. 38
A. Prosedur Penelitian………. 46
Putri Siti Alhajjah, 2013
Perbandingan Penggunaan Lks Teks, Gambar, Dan Videoterhadap Keterampilan Proses Sains Dan Pengetahuan Prosedural
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Perbandingan Keterampilan Proses Sains Siswa pada Praktikum Uji
Urin dengan Penggunaan LKS Teks, LKS Gambar dan LKS Video ... 48
B. Perbandingan Pengetahuan Prosedural Praktikum Uji Urin …………. 66
C. Pembahasan Umum Perbandingan Keterampilan Proses Sains dan Pengetahuan Prosedural Siswa Pada Praktikum Uji Urin………. 69
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan………. 73
B. Saran ……….. 73
DAFTAR PUSTAKA... xi
LAMPIRAN……… 75
DAFTAR TABEL
Tabel
2.1 Keterampilan Proses Sains dan Indikatornya………. 8
2.2 Manfaat dan Batasan Penggunaan Media Instruksional….… 18 2.3 Kemampuan Setiap Jenis Media dalam Mempengaruhi Berbagai Macam Belajar ……… 20
3.1 Tabel Desain penelitian Nonequivalent group desain……… 30
3.2 Indikator Soal Pengetahuan Prosedural ………. 31
3.3 Indikator Keterampilan Proses Sains yang diamati…………. 31
3.4 Indikator Kuisioner Partisipasi Siswa……….. 33
3.5 Analisis Butir Soal ……….. 34
3.6 Kriteria Penggunaan Hasil Analisis Butir Soal……… 35
3.7 Rekapitulasi Hasil Analisis Butir Soal Pengetahuan Prosedural ke 1……… 36
3.8 Rekapitulasi Hasil Analisis Butir Soal Pengetahuan Prosedural ke-II……… 37
3.9 Uji Kruskal-Wallis………... 39
3.10 Uji Normalitas……….. 41
3.11 Uji Homogenitas……….. 42
3.12 Analisis Lanjutan Pos Hoc ………. 43
3.13 Interpretasi Indeks Gain……….. 45
4.1 Rekapitulasi Perbandingan Keterampilan Proses Sains melalui Kruskal-Wallis ……….. 48
4.2 Rekapitulasi Uji Lanjutan Games-Howell……… 49
4.3 Rekapitulasi Perbandingan Keterampilan Proses Sains Setiap Indikator antara Kelas Penelitian……… 54
4.4 Hasil dan Perbandingan Persentase Keterampilan Merencanakan Percobaan atau Penelitian ……….. 56
4.5 Hasil dan Perbandingan Persentase Keterampilan Menggunakan Alat dan Bahan………. 61
4.6 Hasil dan Perbandingan Persentase Keterampilan Melaksanakan Ekperimen……… 63
4.7 Hasil dan Perbandingan Persentase Keterampilan Observasi 65 4.8 Rekapitulasi Statistik serta Pengujian Normalitas dan Homogenitas Hasil Pretest Pengetahuan Prosedural……….. 67
4.9 Perbandingan N-Gain Pengetahuan Prosedural Siswa ……… 67
Putri Siti Alhajjah, 2013
Perbandingan Penggunaan Lks Teks, Gambar, Dan Videoterhadap Keterampilan Proses Sains Dan Pengetahuan Prosedural
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Gambar
2.1 Panduan Perencanaan Kegiatan Laboratorium ………. 14
3.1 Pengolahan Data Kuantitatif………. 37
3.2 Alur penelitian……… 46
4.1 Grafik Perbandingan Rata-rata Indikator Keterampilan Proses
Sains……….. 53
4.2 Alat dan bahan pada LKS gambar (a) alat dan bahan pada LKS
video(b) ……… 57
4.3 Langkah kerja uji kandungan glukosa pada urin pada LKS teks 58 4.4 Langkah kerja uji kandungan glukosa pada urin pada LKS
gambar……… 59
DAFTAR LAMPIRAN
A. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas kontrol (LKS teks) ……… 76 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen I (LKS
gambar) ……….. 79
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen II (LKS
video)……….
82
B. LEMBAR KERJA SISWA
1. LKS Teks………. 86
2. LKS Gambar……… 90
3. LKS Video ……….. 94
C. INSTRUMEN PENELITIAN
1. Rubrik Penilaian Kinerja Keterampilan Proses Sains Sebelum Revisi… 99 2. Rubrik Penilaian Kinerja Keterampilan Proses Sains Setelah Revis….. 101 3. Soal Instrumen Pengetahuan Prosedural I Sebelum Revisi…………...
4. Soal Instrumen Pengetahuan Prosedural II Sebelum Revisi………….
106 125 5. Soal Instrumen Pengetahuan Prosedural Setelah Revisi……… 138
6. Kuisioner Siswa Sebelum Revisi ………..
7. Kuisioner Siswa Setelah Revisi ………
146 148
D. ANALISIS BUTIR SOAL
1. Analisis Butir Soal Instrumen Pengetahuan Prosedural Siswa I……… 2. Analisis Butir Soal Instrumen Pengetahuan Prosedural Siswa II……..
152 161
E. ANALISIS STATISTIK
1. Tabulasi Keterampilan Proses Sains Siswa Keseluruhan……….. 170 2. Analisis Perbandingan Kemunculan Keterampilan Proses Sains Siswa
Keseluruhan (Kruskal-Wallis&POS HOC) SPSS 20……….
174
3. Nilai Keterampilan Proses Sains Siswa Setiap Indikator……….. 176 4. Analisis Perbandingan Kemunculan Keterampilan Proses Sains Siswa
Setiap Indikator (Kruskal-Wallis&POS HOC) SPSS 20………
177
5. Nilai Pengetahuan Prosedural Siswa ……….……… 180
6. Analisis Perbandingan Penguasaan Pengetahuan Prosedural Siswa
(Pre Test) SPSS 20……….……….………
183
7. Analisis Perbandingan Penguasaan Pengetahuan Prosedural Siswa
(N-gain) SPSS 20……….……….……….
185
8. Analisis Tabulasi Kuisioner Siswa ……….……….. 187
9. Persentase Alasan Kuisioner Siswa……….………. 190
F. STORY BOARD MEDIA
Putri Siti Alhajjah, 2013
Perbandingan Penggunaan Lks Teks, Gambar, Dan Videoterhadap Keterampilan Proses Sains Dan Pengetahuan Prosedural
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
G. ADMINISTRASI PENELITIAN
Surat Izin Melakukan Penelitian ……….………. 211
Surat Keterangan Telah melaksanakan Penelitian ……… 212
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan laboratorium atau praktikum merupakan metode atau pendekatan
yang tepat dalam membelajarkan sains. Praktikum tidak hanya menekankan pada
pemahaman konsep tetapi juga mendorong siswa untuk belajar, membuat siswa
bisa mengerjakan sesuatu dan membuat siswa belajar melaksanakan sesuatu.
(Widodo, 2006:148). Pengalaman belajar yang dialami siswa sehingga siswa
menemukan sebuah konsep merupakan sebuah proses yang jauh lebih penting
dalam belajar sains. Biologi merupakan bagian dari sains sehingga memiliki
hakikat yang sama yaitu meliputi biologi sebagai produk, proses, sikap, nilai dan
salingtemas yang harus tercakup dalam proses pembelajaran (Adisendjaja dan
Romlah, 2009:1).
Kegiatan praktikum sangat menunjang siswa untuk mengembangkan
keterampilan dan pemahaman siswa dalam mendalami materi. Pada kegiatan
praktikum siswa diajak untuk memahami prosedur pelaksanaan praktikum,
memahami dasar teori, kemampuan menggunakan alat dan bahan, kemampuan
observasi, interpretasi dan mengkomunikasikan hasil pengamatannya. Melalui
kegiatan praktikum, siswa dilatih mengembangkan keterampilan proses yang
menjadi dasar kemampuan melaksanakan penelitian sebenarnya (Adisendjaja, dan
Romlah, 2009:2). Pengembangan keterampilan proses sains pada siswa melalui
kegiatan praktikum memungkinkan siswa mempelajari konsep yang menjadi
tujuan belajar sains dan sekaligus mengembangkan keterampilan-keterampilan
dasar sains, sikap ilmiah dan sikap kritis (Rustaman et al, 2005:86)
Praktikum menjadi hal penting dalam pembelajaran sains, tetapi pada
kenyataannya dilapangan kegiatan ini jarang dilaksanakan oleh guru. Kendala
pelaksanaan praktikum disekolah berdasarkan hasil penelitian Rustaman
(2002:13) salah satunya dikarenakan lembar kerja yang berisi tuntunan yang jelas
sehingga kurang dapat mengembangkan aspek kreatif. Selain itu, menurut
2
Putri Siti Alhajjah, 2013
Perbandingan Penggunaan Lks Teks, Gambar, Dan Videoterhadap Keterampilan Proses Sains Dan Pengetahuan Prosedural
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
praktikum disebabkan oleh tidak adanya waktu khusus untuk praktikum, tidak
memadai alat dan bahan praktikum serta sebagian pendidik tidak menguasai cara
kerja di laboratorium. Kemampuan pendidik dalam melaksanakan kegiatan
praktikum merupakan hal utama dalam penyelenggaraan praktikum itu sendiri.
Prosedur kegiatan praktikum yang dituangkan dalam lembar kerja siswa
merupakan komponen praktikum yang sangat membantu guru dan siswa dalam
pelaksanaan praktikum. Berdasarkan studi pendahuluan penulis pada beberapa
kegiatan praktikum yang dilaksanakan di SMP Negeri 9 Bandung dan SMA
Negeri 4 Bandung menunjukan bahwa siswa tidak akan langsung memahami
petunjuk praktikum yang diberikan guru, baik yang disampaikan secara lisan
maupun dalam bentuk LKS teks Penyampaian guru menjelaskan prosedur
praktikum penting dilakukan untuk membantu siswa memahami prosedur, hal
tersebut bertujuan agar kegiatan berjalan dengan aman, hasil praktikum yang
diharapkan muncul serta konsep yang disampaikan dapat tersampaikan pada
siswa.
Salah satu komponen yang dapat membantu pelaksanaan praktikum yaitu
petunjuk praktikum. Menurut Rustaman (2012:27) petunjuk praktikum bagi
pendidik berfungsi untuk memberikan rambu-rambu dan tuntunan yang jelas,
Petunjuk praktikum dapat diklasifikasikan sesuai dengan jenis kegiatan
praktikum. Isi dari petunjuk praktikum harus memberikan kesempatan pada siswa
untuk merencanakan eksperimen atau penyelidikan serta peringatan mengenai
keselamatan kerja di laboratorium (Rustaman, 2012:27).
Petunjuk praktikum yang banyak digunakan saat ini berbentuk cookery
book yang dituangkan dalam lembar kerja siswa. LKS yang berisi resep atau
langkah kegiatan banyak dijumpai dalam bentuk teks. Tidak hanya LKS, pada
dasarnya teks atau mode presentasi verbal telah mendominasi dalam dunia
pendidikan (Mayer, 2009:5). Berdasarkan hal tersebut, penulis berupaya untuk
membuat inovasi yaitu LKS yang dilengkapi gambar dan video, dimana siswa
dapat melihat alat serta prosedur atau langkah kerja melalui model asli.
Visualisasi kegiatan praktikum yang direkam kemudian ditampilkan kembali
akan dilaksanakan, sehingga siswa dapat memahami prosedur kegiatan praktikum.
Menurut Maldarelli et al (2009:51) bahwa siswa yang belum pernah melakukan
teknik laboratorium harus dipandu sehingga demonstrasi visual laboratorium
merupakan hal penting yang perlu disampaikan pada saat kegiatan praktikum.
Memahami prosedur praktikum dengan menyimak video merupakan salah satu
kegiatan observasi model. Seperti yang dikemukakan oleh Bandura (Dahar,
1996:26) bahwa mengemukakan kata-kata, nama dan bayangan yang kuat
dikaitkan dengan kegiatan yang dimodelkan dalam belajar adalah hal yang
penting.
Penulis memilih media LKS yang dilengkapi video karena kegiatan
praktikum memiliki kelebihan yaitu dapat menampilkan model asli sehingga
siswa mendapatkan gambaran yang lebih nyata tentang informasi alat, bahan serta
langkah kerja yang akan dilaksanakan. Video dapat menampilkan gambar yang
disertai audio dengan effect mempercepat maupun memperlambat suatu proses
(Widodo, 2005:2). Selain itu, video dapat ditampilkan di depan kelas dengan
bantuan infokus sehingga seluruh siswa dapat melihat tayangan lebih jelas
dibandingkan demonstrasi yang dilakukan guru.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, penulis merumuskan masalah
yang menjadi pokok utama permasalahan dalam pelaksanaan penelitian,
yaitu“Bagaimana perbandingan penggunaan LKS teks, LKS gambar dan LKS
video uji urin terhadap keterampilan proses sains dan pengetahuan prosedural
siswa?”
Berdasarkan rumusan masalah diatas, penulis merumuskan kembali
pertanyaan penelitian sebagai pertanyaan khusus dalam pelaksanaan penelitian ini,
4
Putri Siti Alhajjah, 2013
Perbandingan Penggunaan Lks Teks, Gambar, Dan Videoterhadap Keterampilan Proses Sains Dan Pengetahuan Prosedural
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Bagaimanakah perbedaan pada pelaksanaan kegiatan praktikum yang
menggunakan LKS teks, LKS gambar dan LKS video uji urin terhadap
keterampilan proses sains?
2. Bagaimanakah perbedaan pada pelaksanaan kegiatan praktikum yang
menggunakan LKS teks, LKS gambar dan LKS video uji urin terhadap
pengetahuan prosedural?
C. Batasan Masalah
Pembatasan masalah ini dimaksudkan agar penulis lebih terfokus dan
spesifik dalam melaksanakan penelitian ini. Adapun beberapa pembatasan
masalah dari penelitian ini yaitu :
1. Praktikum dilaksanakan melalui tiga tahap yaitu 1) tahap pendahuluan; 2)
tahap kerja; 3) tahap penutupan (Widodo, 2006:150).
2. Keterampilan proses sains yang diukur adalah keterampilan merencanakan
praktikum, keterampilan menggunakan alat/bahan, keterampilan observasi dan
keterampilan melaksanakan eksperimen sesuai prosedur dengan benar.
Keterampilan tersebut ditinjau dari hasil penilaian kinerja siswa. Empat
keterampilan proses ini berkaitan dengan teknik laboratorium yang diadopsi
dari jurnal penelitian Maldarelliet al (2009:51).
3. Pengetahuan prosedural merupakan pengetahuan siswa tentang prosedur
pelaksanaan praktikum yang terdiri dari dua indikator yaitu keterampilan
khusus yang berhubungan dengan suatu bidang tertentu dan pengetahuan
tentang kriteria penggunaan suatu prosedur. Indikator tersebut diadopsi dari
indikator yang dipaparkan Karthwohl (2002:214), kedua indikator tersebut
berkaitan dengan prosedur menggunakan alat/bahan, observasi, merencanakan
eksperimen dan melaksanakan eksperimen pada praktikum uji urin.
D. Asumsi
Modul praktikum multimedia dapat menjadi alat bantu menciptakan
praktikum yang lebih variatif dengan memanfaatkan teknologi komputer
(Dwiyanti, 2012:1). Video yang menyajikan teknik laboratorium dapat
meningkatkan pengetahuan, pengalaman dan rasa percaya diri pada siswa
(Maldarelli et al, 2009:51) Video demonstrasi merupakan salah satu media yang
dapat membantu siswa dalam memahami prosedur kegiatan praktikum. Video
demonstrasi menyajikan desain kegiatan praktikum secara visual, audio dan teks
sehingga dapat lebih memudahkan siswa dalam pelakasanaan praktikum.
E. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan asumsi yang dirumuskan dan beberapa pernyataan dari hasil
penelitian yang berkaitan maka dirumuskanlah hipotesis dalam penelitian ini
yaitu:
H1 : Terdapat perbedaan keterampilan proses sains yang signifikan antara kelas
yang menggunakan LKS teks, LKS gambar dan LKS video.
H2 : Terdapat perbedaan pengetahuan prosedural yang signifikan antara kelas
yang menggunakan LKS teks, LKS gambar dan LKS video.
F. Tujuan Penelitian
Tujuan umum dalam pelaksanaan penelitian ini yaitu untuk mengetahui
perbandingan pengetahuan prosedural dan keterampilan proses sains antara siswa
yang menggunakan LKS teks, LKS gambar dan LKS video. Selain itu, tujuan
khusus dari penelitian ini yaitu mengembangkan media dalam pelaksanaan
praktikum sebagai upaya peningkatan keterampilan proses sains dan efektifitas
6
Putri Siti Alhajjah, 2013
Perbandingan Penggunaan Lks Teks, Gambar, Dan Videoterhadap Keterampilan Proses Sains Dan Pengetahuan Prosedural
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
G. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk berbagai pihak
diantaranya :
1. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman belajar
yang menarik dan bermakna.
2. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat memberikan keterampilan proses
sains dan pengetahuan prosedural.
3. Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi dalam
mengembangkan kegiatan praktikum.
4. Bagi peneliti lain, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan untuk
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Definisi Operasional
Penelitian menggunakan beberapa istilah, untuk menghindari kesalahan dalam
menafsirkan istilah tersebut maka perlunya penjabaran beberapa istilah agar lebih
efektif dan operasional. Istilah-istilah tersebut antara lain:
1) Lembar kerja siswa (LKS) merupakan petunjuk praktikum yang berisi judul,
tujuan, alat dan bahan serta langkah kerja dan pertanyaan yang mengarah pada
konsep sistem ekskresi.
2) LKS teks merupakan petunjuk praktikum uji urin yang seluruh kontennya
disajikan dalam bentuk teks dan telah dijugjment oleh ahli dan divalidasi.
3) LKS gambar merupakan petunjuk praktikum uji urin yang kontennya
disajikan dalam bentuk teks kecuali konten langkah kerja yang disajikan
dalam bentuk gambar dan telah dijugjment oleh ahli dan divalidasi.
4) LKS video merupakan petunjuk praktikum uji urin yang kontennya disajikan
dalam bentuk teks kecuali konten langkah kerja yang disajikan dalam bentuk
video. Video berisi demonstrasi kegiatan praktikum yang dilengkapi teks,
suara, dan gambar bergerak. LKS video ini telah dijugjment oleh ahli dan
divalidasi.
5) Keterampilan proses sains merupakan skor dari penilaian kinerja berdasarkan
indikator keterampilan merencanakan percobaan,menggunakan alat/bahan,
observasi, dan melaksanakan prosedur praktikum dengan benar, indikator
keterampilan proses ini berkaitan dengan teknik laboratorium yang diadopsi
dari jurnal penelitian Maldarelli et al(2009:51).
6) Pengetahuan prosedural merupakan skor dari pre test dan post test
berdasarkan indikatorpengetahuanketerampilan khusus yang berhubungan
dengan suatu bidang tertentu dan pengetahuan tentang kriteria penggunaan
29
Putri Siti Alhajjah, 2013
Perbandingan Penggunaan Lks Teks, Gambar, Dan Videoterhadap Keterampilan Proses Sains Dan Pengetahuan Prosedural
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Krathwohl (2002:214), kedua indikator tersebut sesuai dengan pengetahuan
yang berkaitan dengan prosedur menggunakan alat/bahan, observasi,
merencanakan eksperimen dan melaksanakan eksperimen pada praktikum uji
urin.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbandingan penggunaan LKS.
Adanya sebuah perlakuan yang berupa variabel bebas yang dilihat ada atau
tidaknya pengaruh perlakuan tersebut terhadap variabel terikat. Variabel bebas
dalam penelitian ini yaitu penggunaan LKS teks, gambar, dan video pada tiga
kelas yang berbeda. Perlakuan tersebut dilihat melalui variabel terikat yakni
keterampilan proses sains yang diukur melalui penilaian kinerja serta pengetahuan
prosedural yang diukur melalui pre test dan post test. Pemilihan sampel tidak
memungkinkan dilakukan secara acak sehingga metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen (Arikunto, 2009:210).
C. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah Nonequivalent group desain.
Desain ini dipilih karena pengambilan sampel dilakukan tidak secara acak.
Desain penelitian ini menggunakan tiga kelas, satu kelas sebagai kelas kontrol
dan dua kelas lainnya yang diberi perlakuan. Pengambilan sampel menggunakan
teknik convinience sampling(Fairfax, 2012:3)yaitu dipilih berdasarkan
kemudahan peneliti dalam melaksanakan penelitian. Perlakuan pada kelas
eksperimen berupa penggunaan LKS video dan LKS gambar, sedangkan kelas
kontrol mendapatkan perlakuan dimana kegiatan praktikum menggunakan LKS
Tabel 3.1 Tabel Desain penelitian Nonequivalent group desain
Kelompok Pre test Perlakuan Post test
Kontrol 01 X1 02
Eksperimen 1 01 X2 02
Eksperimen 2 01 X3 02
01= test untuk Pre test
02= test untuk Post test
X 1 = perlakuan dengan penggunaaan LKS teks
X 2 = perlakuan dengan penggunaaan LKS gambar
X 3 = perlakuan dengan penggunaaan LKS video
(Arikunto, 2009:210)
D. Populasi dan Sampel
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh karakter keterampilan proses
dan pengetahuan prosedural siswa kelas XI SMA Negeri 4 Bandung tahun ajaran
2012-2013. Sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
keterampilan proses dan pengetahuan prosedural yang terdapat pada tiga kelas
penelitian yaitu kelas XI IPA 1, XI IPA 3, dan XI IPA 5. Tiga kelas tersebut
dipilih oleh WAKASEK kurikulum yang dimusyawarahkan dengan guru mata
pelajaran biologi. Ketiga kelas tersebut dipilih berdasarkan kemudahan peneliti
dan menghindari faktor eksternal yang dapat mempengaruhi hasil penelitian,
karena kelas lain yang ada di sekolah telah digunakan oleh mahasiswa yang
sedang melaksanakan PPL serta penelitian. Berdasarkan pemilihan kelas tersebut,
maka dapat dikatakan bahwa pemilihan sampel berdasarkan kemudahan atau
convinience sampling (Fairfax, 2012:3).
E. Instrumen Penelitian
1. Tes Tertulis
Tes tertulis ini berupa soal pengetahuan prosedural siswa mengenai kegiatan
praktikum yang telah dilaksanakan. Tes tertulis ini berbentuk soal pilihan ganda
yang diberikan saat pretest dan post test. Soal ini mencakup pengetahuan
31
Putri Siti Alhajjah, 2013
Perbandingan Penggunaan Lks Teks, Gambar, Dan Videoterhadap Keterampilan Proses Sains Dan Pengetahuan Prosedural
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pelaksanaan praktikum, pengetahuanpenggunaan alat/bahan serta pengetahuan
observasi yang terdiri dari 16 soal pilihan ganda.
Tabel 3.2 Indikator Soal Pengetahuan Prosedural
No Indikator Pengetahuan
Prosedural Pengetahuan tentang KPS Nomor soal
1 Pengetahuan tentang keterampilan khusus atau algoritma
Keterampilan
Merencanakan praktikum
1,2,3,4
Keterampilan observasi 13,14,15,16 2 Pengetahuan tentang kriteria
penggunaan suatu prosedur
Keterampilan menggunakan alat dan bahan
5,6,7,8
Keterampilan melaksanakan eksperimen
9,10,11,12
Jumlah soal 16
2. Lembar Observasi
Lembar observasi yang digunakan berupa lembar penilaian kinerja
(Performance assessment) yang berisi poin penilaian kinerja pada saat kegiatan
praktikum berlangsung. Penilaian kinerja (Performance assessment) secara
sederhana dapat dinyatakan sebagai penilaian terhadap kemampuan dan sikap
siswa yang ditunjukkan melalui suatu perbuatan (Wulan. 2007:1). Penilaian
kinerja berupa rubrik rating scale.
Tabel 3.3a Indikator Keterampilan Proses Sains yang diamati
Keterampilan Indikator
Merencanakan percobaan atau
penelitian
Menentukan alat, bahan dan sumber yang digunakan
a. Menghitung jumlah alat dan bahan yang digunakan
Menggunakan alat/ bahan
Memakai alat dan bahan
a. Menggunakan pipet dengan benar pada saat mengambil bahan (Benedict, urin, HNO3, albumin
dan ammonia)
b. Mengukur bahan menggunakan gelas ukur dengan benar (Benedict, urin, HNO3, albumin dan ammonia)
c. Memindahkan bahan dengan benar. (Benedict, urin, HNO3, albumin dan ammonia
d. Memanaskan bahan dengan benar (urin dan Benedict)
e. Mengocok bahan yang telah dicampurkan (Benedict) f. Membersikan alat dan bahan praktikum setelah
Tabel 3.3b Indikator Keterampilan Proses Sains yang diamati
Keterampilan Indikator
Melakukan eksperimen
Melaksanakan eksperimen sesuai prosedur
a. Melaksanakan langkah kerja sesuai dengan prosedur yang ditentukan
b. Memverifikasi dengan cara mengulangi langkah kerja lebih dari satu kali.
Observasi
Mengamati dengan detail dan menggunakan sebanyak mungkin indera
a. Mengamati perubahan warna yang terjadi pada uji Benedicht dengan melihat hasil uji yang berlatar kertas berwarna putih
b. Mengamati hasil ammonia yaitu mencium bau dengan mengipaskan uap air dan bukan dari mulut tabung langsung
c. Mengamati endapan putih pada uji klorida dengan melihat hasil praktikum yang berlatar kertas hitam sebagai dasar
d. Mengamati cincin putih pada uji klorida dengan melihat hasil praktikum yang berlatar kertas hitam sebagai dasar
Mengumpulkan fakta yang relevan
a. Informasi yang dikumpulkan sesuai fakta b. Fakta yang dikumpulkan sesuai dengan tujuan
pengamatan
c. Fakta yang dikumpulkan merupakan hasil dari pengamatan kegiatan praktikum
Ket: Indikator diadopsi dari Keterampilan Proses Sains oleh Rustamanet al, 2005
3. Angket
Angket digunakan untuk menjaring tanggapan siswa terhadap kegiatan
praktikum dan penggunaan LKS yang digunakan dalam praktikum. Angket terdiri
dari beberapa pertanyaan yang berbentuk skala likert dengan lima pilihan jawaban
yaitu sangat setuju (SS), Setuju (S), ragu-ragu (R), tidak setuju (TS) dan sangat
tidak setuju (STS) (Arikunto, 2009:107). Angket diolah dengan mengubah nilai
33
Putri Siti Alhajjah, 2013
Perbandingan Penggunaan Lks Teks, Gambar, Dan Videoterhadap Keterampilan Proses Sains Dan Pengetahuan Prosedural
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.4 Indikator Kuisioner Partisipasi Siswa
No Indikator Nomor Jumlah
1 Ketertarikan siswa dalam pelaksanaan praktikum 1 1
2 Ketertarikan siswa menggunakan LKS 2 2
3 Tanggapan siswa mengenai kejelasan LKS Kejelasan tujuan petunjuk praktikum
Kejelasan alat dan bahan yang digunakan dalam pelaksanaan praktikum
Kejelasan langkah kerja
3 5
7
3
4 Tanggapan siswa mengenai pemahaman siswa setelah mempelajari petunjuk praktikum
Pengetahuan siswa tentang alat dan bahan Pemahaman siswa tentang langkah kerja Pemahaman siswa mengenai tujuan
melaksanakan praktikum
6 8 4
3
No Indikator Nomor Jumlah
5 Tanggapan siswa mengenai keterampilan melaksanaan praktikum
Keterampilan merencanakan praktikum Keterampilan menggunakan alat dan bahan Keterampilan melaksanakan praktikum sesuai
dengan prosedur
Keterampilan mengamati hasil praktikum
9 10 11
12
3
6 Penggunaan petunjuk praktikum pada pelaksanaan praktikum
13 1
7 Perbandingan penggunaan petunjuk praktikum terhadap pemahaman prosedur atau langkah kerja praktikum
14, 15 2
JUMLAH SOAL 15
F. Uji Coba Instrumen
Analisis pengolahan data akan dilakukan baik secara kualitatif maupun
kuantitatif. Sebelum pengolahan data hasil penelitian, dilakukan pengujian
terhadap instrumen yang akan digunakan. Instrumen pre test dan post test yang
digunakan diuji dengan menggunakan tes validitas, reabilitas, taraf kesukaran, dan
daya pembeda. Pada penelitian ini perhitungan pengujian analisis butir soal
dibantu dengan program ANATES. Uji coba soal pengetahuan prosedural yang
Tabel 3.5 Analisis Butir Soal
Uji Rumus Interpretasi
Uji Validitas adalah
tingkat suatu tes mampu mengukur apa
yang hendak di ukur
√[ ( ) ][ ( ) ]
Keterangan :
rxy = koefisien korelasi antara variable X
dan Y
X = skor tiap butir soal Y = skor total butir soal N = jumlah siswa
Nilai rxy yang diperoleh dapat
diinterpretasikan dengan menggunakan kriteria pada table berikut :
Nilai rxy Kriteria
0.80< rxy<1.00 Sangat tinggi
0.60< rxy<0.80 Tinggi
0.40< rxy<0.60 Cukup
0.20< rxy<0.40 Rendah
0.00< rxy<0.20 Sangat
rendah Uji reabilitas digunakan untuk mengetahui tingkat keterpercayaan suatu instrumen
Rumus yang digunakan adalah K-R 20.
( ) ( )
Keterangan :
r11 = realibilitas instrument
k = banyaknya butir pertanyaan Vt = varians total
P = proporsi subjek yang menjawab butir dengan betul
Q = proporsi subjek yang mendapat salah.
Hasil r11 kemudian dibandingkan dengan
tabel interpretasi dibawah ini: Nilai rxy Kriteria
0.81< r<1.00 Sangat tinggi 0.61< r<0.80 Tinggi 0.41< r<0.60 Cukup 0.21< r<0.40 Rendah 0.00< r<0.20 Sangat rendah
Tes taraf kesukaran
adalah kemampuan tes dalam menjaring banyaknya subjek peserta tes yang dapat mengerjakan dengan benar
Keterangan :
P = indeks kesukaran
B = subjek yang menjawab benar J = banyaknya subjek yang ikut mengerjakan tes
Nilai P yang diperoleh dapat
diinterpretasikan sesuai tabel berikut:
Nilai P Kriteria
0.00< P<0.30 Sukar 0.31< r<0.70 Sedang 0.71< r<1.00 Mudah
Daya pembeda.
Kemampuan tes dalam memisahkan antara subjek yang pandai dengan subjek yang kurang pandai.
Keterangan :
D = Daya pembeda butir
BA = banyaknya kelompok atas
yang menjawab benar
JA = banyaknya subjek
kelompok atas
BB = banyaknya kelompok
bawah yang menjawab benar
JB = banyaknya subjek
kelompok bawah
Semakin tinggi nilai indeks maka semakin baik instrument tersebut dapat membedakan kepandaian siswa. Berikut interpretasi Daya Pembeda.
Indeks Daya Pembeda
Kriteria Daya Pembeda Negatif Sangat buruk
harus tidak dipakai 0.00-0.20 Buruk,
[Type text]
Penjelasan diatas merupakan rincian dari penggunaan analisis uji coba soal
pengetahuan prosedural. Pengujian instrumen soal dilaksanakan dua kali karena
pada uji coba pertama reabilitas dari keselurahan soal rendah serta soal yang valid
yang dapat digunakan tidak memenuhi jumlah target. Berikut ini tabel penentuan
kesimpulan soal yang dipakai, direvisi dan dibuang :
Tabel 3.6 Kriteria Penggunaan Hasil Analisis Butir Soal
Kriteria Analisis Butir Soal
Kesimpulan Taraf
kesukaran
Daya
pembeda Validitas Reabilitas Sukar, Sedang,
Mudah
Sedang, baik, baik sekali
Sangat Tinggi, cukup, mudah
Sangat Tinggi, tinggi, cukup
dipakai
Sukar, Sedang, Mudah
buruk Rendah Rendah, sangat rendah
direvisi
Sukar, Mudah Sangat burung
sangat rendah Sangat rendah dibuang
Hasil dari uji coba pertama diketahui bahwa reabilitas rendah (0,16%) , hal ini
terlihat dari jumlah soal yang baik atau dapat digunakan adalah 9 soal dari 40
soal, 3 soal yang direvisi dan 28 soal yang dibuang. Sedikitnya soal yang berhasil
terjaring maka dilaksanakan kembali uji coba soal kedua yang dilakukan pada
kelas yang berbeda.Pada uji coba kedua jumlah soal yang diuji coba adalah 30
soal, soal tersebut merupakan soal perbaikan dari soal uji coba pertama dan soal
baru yang disusun kembali oleh penulis. Hasil uji coba soal pengetahuan
prosedural kedua dari 30 soal terdapat 8 soal yang dipakai, satu soal direvisi yang
kemudian diperbaiki dan digunakan dan 21 soal dibuang. Nilai reabilitas pada uji
coba kedua adalah tinggi (0,66%). Nilai reabilitas yang rendah pada uji coba soal
pertama mengharuskan soal untuk dibuang atau direvisi, tetapi karena waktu yang
kurang memungkinkan untuk uji coba soal kembali dan jumlah soal yang sedikit
disaring maka soal yang memenuhi kriteria pada taraf kesukaran, daya pembeda
dan validitas digunakan serta direvisi. Jumlah soal yang berhasil memenuhi
kriteria dari uji coba soal pertama dan kedua berjumlah 18 soal, kemudian soal
tersebut dijugjment kembali pada dosen ahli. Jumlah soal dari hasil uji coba dan
jugjment adalah 16 soal pengetahuan yang digunakan sebagai tes tertulis untu pre
Tabel 3.7 Rekapitulasi Hasil Analisis Butir Soal PengetahuanProsedural ke-1
No Soal
Analisis butir Soal
Kesimpulan Reabilitas Taraf
kesukaran Int*
Daya
pembeda Int* Validitas Int*
1 0.95 M 0.10 BK 0.13 SR tidak dipakai
0,16% (Sangat randah)
2 0.08 S 0.10 BK 0.16 SR tidak dipakai
3 0.97 M 0.00 BK 0.00 SR tidak dipakai
4 0.89 M 0.10 BK 0.19 SR tidak dipakai
5 0.73 M 0.20 BK 0.20 SR tidak dipakai
6 0.65 SD 0.00 BK -0.04 SR tidak dipakai
7 0.97 M 0.00 BK 0.00 SR tidak dipakai
8 0.92 M -0.20 SBK -0.04 SR tidak dipakai
9 0.81 M 0.20 BK 0.15 SR tidak dipakai
10 0.95 M 0.10 BK 0.09 SR tidak dipakai
11 0.89 M 0.00 BK 0.03 SR tidak dipakai
12 0.89 M 0.10 BK 0.09 SR tidak dipakai
13 0.86 M 0.40 SD 0.48 CK dipakai
14 0.70 M 0.60 BA 0.51 CK dipakai
15 0.89 M 0.30 SD 0.46 CK Revisi.
16 0.89 M 0.30 SD 0.26 CK Revisi.
17 0.32 SD 0.00 BK 0.08 SR tidak dipakai
18 0.70 M -0.20 SBK -0.17 SR tidak dipakai
19 0.08 S 0.00 BK 0.08 SR tidak dipakai
20 0.03 S -0.10 SBK -0.25 SR tidak dipakai
21 0.51 SD 0.00 BK 0.10 SR tidak dipakai
22 0.30 SK 0.50 BA 0.42 CK dipakai
23 0.89 M 0.10 BK 0.19 SR tidak dipakai -
24 0.49 SD 0.30 SD 0.21 CK tidak dipakai
25 0.92 M 0.30 SD 0.56 CK Revisi
26 0.86 M 0.30 SD 0.41 CK dipakai
27 0.89 M 0.00 BK 0.03 SR tidak dipakai
28 0.65 SD 0.00 BK 0.07 SR tidak dipakai
29 1.00 M 0.00 BK 0.00 SR tidak dipakai
30 1.00 M 0.00 BK 0.00 SR tidak dipakai
31 0.76 M 0.50 BA 0.54 CK dipakai
32 0.59 SD 0.00 BK -0.06 SR tidak dipakai
33 0.54 SD 0.60 BA 0.50 CK dipakai
34 0.43 SD 0.40 SD 0.31 CK dipakai
35 0.84 M 0.40 SD 0.19 SR tidak dipakai
36 0.49 SD 0.50 BA 0.45 CK dipakai
37 1.00 M 0.00 BK 0.00 - tidak dipakai
38 0.97 M 0.10 BK 0.32 R dipakai
39 0.73 M 0.00 BK 0.01 SR tidak dipakai
40 0.89 M 0.10 BK 0.19 SR tidak dipakai
37
Putri Siti Alhajjah, 2013
Perbandingan Penggunaan Lks Teks, Gambar, Dan Videoterhadap Keterampilan Proses Sains Dan Pengetahuan Prosedural
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.8 Rekapitulasi Hasil Analisis Butir SoalPengetahuan ProseduraI Ke- II
No Soal
Analisis butir Soal
Kesimpulan Reabilitas Taraf
kesukaran Int*
Daya
pembeda Int* Validitas Int*
1 0.84 M 0.20 SD 0.21 R tidak dipakai
0,66 (Tinggi)
2 0.16 S 0.20 SD 0.17 SR tidak dipakai
3 0.73 M 0.00 BK 0.16 SR tidak dipakai
4 0.57 SD 0.00 BK 0.05 SR tidak dipakai
5 0.54 SD 0.60 BA 0.47 CK dipakai
6 0.43 SD 0.50 SD 0.48 CK dipakai
7 0.51 SD 0.20 SD 0.18 SR tidak dipakai
8 0.95 SM 0.20 SD 0.31 R tidak dipakai
9 0.43 SD 0.50 SD 0.38 R tidak dipakai
10 0.49 SD 0.80 BS 0.55 CK dipakai
11 0.38 SD -0.10 SB 0.08 SR tidak dipakai
12 0.32 SD 0.00 BK 0.09 SR tidak dipakai
13 0.57 SD 0.50 SD 0.33 R tidak dipakai
14 0.57 SD 0.50 SD 0.37 R tidak dipakai
15 0.14 S 0.10 BK 0.19 SR tidak dipakai
16 0.92 SM 0.10 BK 0.29 R tidak dipakai
17 0.86 SM 0.50 SD 0.59 CK dipakai
18 0.84 M 0.10 BK 0.26 R tidak dipakai
19 0.59 SD 0.70 BA 0.55 CK dipakai
20 0.65 SD 0.80 BS 0.56 CK dipakai
21 0.22 S 0.10 BK 0.06 SR tidak dipakai
22 0.78 M 0.00 BK 0.00 SR tidak dipakai
23 0.78 M 0.50 SD 0.40 CK revisi
24 0.16 S 0.30 SD 0.26 R tidak dipakai
25 0.38 SD 0.40 BA 0.28 R tidak dipakai
26 0.27 S 0.10 BK 0.13 SR tidak dipakai
27 0.59 SD 0.40 BA 0.39 R tidak dipakai
28 0.84 M 0.50 BA 0.55 CK dipakai
29 0.81 M 0.60 BA 0.67 T dipakai
30 0.08 S 0.20 BK 0.07 SR tidak dipakai
G. Teknik Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan diambil menggunakan tiga instrumen yaitu tes
tertulis berupa 16 soal pengetahuan prosedural, lembar obeservasi yang berupa
penilaian kinerja dan angket. Tes tertulis diberikan kepada siswa sebelum dan
setelah melaksanakan praktikum. Lembar observasi diisi oleh observer,
masing-masing observer mengamati kinerja 1 kelompok siswa yang terdiri dari 4-5 orang
siswa. Pada setiap kelas terdapat 8 kelompok sehingga data penilaian kinerja
setiap kelas penelitian ada 8 lembar obeservasi. Pengumpulan data penilaian
kinerja dinilai oleh observer yang sama pada setiap kelasnya. Angket diisi oleh
siswa setelah melaksanakan praktikum dan setelah mengisi tes tertulis (post test).
H. Teknik Pengolahan Data
1. Analisis lembar observasi
Data yang diperoleh dari hasil observasi penilaian kinerja siswa, dihitung,
kemudian diolah secara statistik dan dipresentasekan. Pengolahan statistik
dilakukan dengan bantuan program statistik yaitu software SPSS 20.. Data yang
diambil pada penilaian kinerja merupakan data kelompok, sehingga jumlah data
yang didapatkan pada setiap kelasnya sedikit yaitu 8 kelompok. Sedikitnya jumlah
data yang didapatkan untuk menjaring keterampilan proses ini menjadi asumsi
bahwa data tidak memiliki distribusi normal dan varians yang tidak homogen,
maka pengujian statistik yang digunakan adalah uji nonparametrik yaitu Kruskal
Wallis (Santoso. 2010:4). Kruskal Wallis digunakan untuk menguji nilai dari tiga
atau lebih variabel yang berbeda. Keterampilan proses yang dijaring diolah secara
keseluruhan untuk melihat perbedaan rata-rata antara kelas penelitian. Selain itu,
data hasil penilaian kinerja ini juga diolah pada setiap indikator keterampilan
proses untuk melihat perbedaan rata-rata antara kelas penelitian pada setiap
39
Putri Siti Alhajjah, 2013
Perbandingan Penggunaan Lks Teks, Gambar, Dan Videoterhadap Keterampilan Proses Sains Dan Pengetahuan Prosedural
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.9 Uji Kruskal Wallis
No Nama Uji Penentuan Rumus (Formula) Keterangan
1
**Analisis Satu arah Kruskall-Wallis
Kruskall-Wallis H Statistik
∑
N=Jumlah total; Ri=Jumlah ranking kelompok ke-i; n=jumlah sampel kelompok ke-i
Sumber: Sugiyono, 2011:209
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, jika nilai perhitungan lebih kecil
dari taraf signifikan (0,05) maka H1 diterima yang artinya terdapat perbedaan nilai
antara ketiga kelas penelitian. Perbedaan ini dapat diketahui melalui uji lanjutan
Pos Hoc yang dapat dilihat pada table 3.12.
Perhitungan tidak hanya dilakukan dengan pengujian nonparametrik, tapi
juga dideskripsikan berdasarkan hasil perhitungan persentase pada setiap aspek
dari setiap indikator. Skor yang diperoleh diolah menjadi angka dan
dipresentasekan berdasarkan rumus berikut ini :
Keterangan :
P = angka persentase
(Sugiyono : 2010)
2. Analisis Tes Tertulis
Pemeriksaan hasil pre tes dan post tes yang kemudian dianalisis secara
statistik. Untuk keperluan dan kemudahan data digunakan software SPSS 20.00
dan Microsoft Excel 2007. Proses analisis data tes ini dilakukan beberapa tahap
yaitu:
a. Tahap 1
Analisis tahap pertama dilakukan dengan menganalisis hasil data pre test
b. Tahap 2
Analisis tahap kedua ini dilakukan berdasarkan hasil dari tahap pertama,
jika hasil analisis pretest tidak berbeda signifikan atau kemampuan awal
setiap kelas baik kontrol maupun kedua kelas eksperimen berbeda maka
dilanjutkan dengan analisis post tes, tetapi jika berbeda signifikan atau
adanya perbedaan kemampuan awal siswa pada semua kelas penelitian
maka dilakukan analisis indeks gain.
Gambar 3.1 Pengolahan Data Kuantitatif
Sumber: dokumen.pribadi
Langkah-langkah yang dilakukan dalam mengolah data hasil pretest, pos test atau
indeks gain yaitu:
1. Memberi skor jawaban sesuai kunci jawaban untuk kelas LKS teks, kelas
LKS gambar dan kelas LKS video.
2. Membuat tabel skor hasil tes peserta didik baik pretest, postest, maupun
indeks gain.
Analisis Lanjut Uji Games -Howell
Uji Normalitas Shapiro-Whilk
tidak Data Kuantitatif
Uji Non-parameterik
Uji Kruskal-Wallis
Uji Homogenitas Levene
Tidak/ya
41
Putri Siti Alhajjah, 2013
Perbandingan Penggunaan Lks Teks, Gambar, Dan Videoterhadap Keterampilan Proses Sains Dan Pengetahuan Prosedural
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Menguji Normalitas
Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data sampel
berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji normalitas yang
digunakan dalam penelitian ini adalah uji Shapiro-Wilk dengan taraf
signifikansi 5%. Uji Shapiro-wilk digunakan karena memiliki kelebihan
dibandingkan dengan uji normalitas lainnya, kelebihan tersebut terletak dari
penggunaan sampel yang dapat digunakan dengan jumlah sampel yang kecil
[image:30.595.119.513.219.569.2](>30) dengan taraf signifikan yang akurat (Razali dan Wah, 2011:32)
Tabel 3.10 Uji Normalitas
Jenis Uji Penentuan Rumus (Formula) Keterangan
Uji Shapiro
Wilk W
Penentuan nilai
D (penyebut) ∑ ̅
D= jumlah kaudrat selisih nilai observasi dengan rata-ratanya
Shpiro-Wilk W
statistik [∑
( )]
ai= koefisien
untuk n observasi tertentu (tabel)
Sumber: USEPA, 1992: 9
Perumusan hipotesis untuk uji normalitas pre tes adalah:
Ho: Skor pre test (kelas LKS teks, kelas LKS gambar dan kelas LKS video)
berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
H1: Skor pre test (kelas LKS teks, kelas LKS gambar dan kelas LKS video)
berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal
Perumusan hipotesis untuk uji normalitas post test atau nilai N-gain adalah:
Ho : Skor post test atau gain(kelas LKS teks, kelas LKS gambar dan kelas LKS
video) berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
H1: Skor post test atau gain(kelas LKS teks, kelas LKS gambar dan kelas LKS
video) berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal
Kriteria pengujiannya adalah dengan membandingkan nilai p dengan taraf
Jika Nilai signifikansi (sig.) atau nilai probabilitas <α maka distribusi adalah tidak normal.
Nilai signifikansi (sig.) atau nilai probabilitas ≥ α maka distribusi adalah normal.
4. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui sampel berasal dari
populasi yang memiliki varians yang sama atau tidak. Uji homogenitas yang
digunakan adalah uji Levene. Uji ini umum digunakan untuk pengujian
varians tiga sampel, selain itu berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Hatidja (2000: 47) uji Levene memiliki dugaan uji hipotesis yang lebih
baik daripada pengujian Barlett yang umum digunakan untuk menguji lebih
[image:31.595.112.514.232.624.2]dari tiga sampel.
Tabel 3.11 Uji Homogenitas
Jenis Uji Penentuan Rumus (Formula) Keterangan
Uji
Levene
Nilai Z | ̅̅̅̅ ̅ |
Y = rata-rata atau Y = 10% rata-rata
terpangkas
(10%trimmed mean) atau
Y = median (tergantung
distribusi data)
Levene
Statistik
( ̅̅̅̅ ̅ )
( ̅̅̅̅ ̅̅̅̅)
Zp. = rata-rata
kelompok dari Zpr,; Z..=jumlah rata-rata
total dari Zpr.
Sumber : USEPA. 1992: 23
Perumusan hipotesis yang digunakan pada uji homogenitas data pre testdan
post test/ gain adalah:
Ho : Varians pada setiap kelompok (kelas LKS teks, kelas LKS gambar dan
kelas LKS video) sama ( homogen).
H1: Varians pada setiap kelompok (kelas LKS teks, kelas LKS gambar dan
kelas LKS video) tidak sama (tidak homogen),
Kriteria pengujiannya adalah dengan membandingkan nilai p dengan taraf
43
Putri Siti Alhajjah, 2013
Perbandingan Penggunaan Lks Teks, Gambar, Dan Videoterhadap Keterampilan Proses Sains Dan Pengetahuan Prosedural
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Jika nilai signifikansi (sig.)< α maka data berasal dari populasi yang tidak memiliki varians yang sama(tidak homogen).
Jika nilai signifikansi (sig.) ≥ α maka data berasal dari populasi yang memiliki varians yang sama (homogen).
Nilai Signifikansi hasil perhitungan SPSS 20.00dapat dilihat pada tabel test of
homogenity of variance di baris based on mean.
5. Uji Hipotesis
Uji hipotesis ini merupakan kelanjutan dari uji prasyarat yang telah
dilalui. Jika nilai pretest, post test/ gain berdistribusi normal dan varians
homogen, maka uji hipoteis yang digunakan adalah ANOVA, tetapi jika tidak
terpenuhi salah satunya maka yang digunakan adalah uji Kruskal-Wallis.
Kedua uji ini digunakan untuk melihat ada tidaknya perbedaan nilai antara
tiga variabel. yang berbeda (Rumus uji Kruskal-Wallis lihat Table 3.9)
Perumusan hipotesis yang digunakan pada pengujian kesamaan tiga nilai
adalah:
Ho: Nilai pre test antara kelas LKS teks, kelas LKS gambar dan kelas LKS
video adalah sama
H1: Nilai pre test antara kelas LKS teks, kelas LKS gambar dan kelas LKS
video tidak sama.
Kriteria pengujiannya dengan membandingkan nilai p dengan taraf signifikan
α =0.05.
Jika nilai signifikansi (sig.)< α, maka H1diterima.
Jika nilai signifikansi (sig.) ≥α maka Ho diterima
Perumusan hipotesis yang digunakan pada pengujian kesamaan tiga nilai
adalah:
Ho: Nilai post test antara kelas LKS teks, kelas LKS gambar dan kelas LKS
video adalah sama
H1: Nilai post test antara kelas LKS teks, kelas LKS gambar dan kelas LKS
Kriteria pengujiannya dengan membandingkan nilai p dengan taraf
signifikan α =0.05.
Jika nilai signifikansi (sig.)< α, maka H1diterima.
Jika nilai signifikansi (sig.) ≥α maka Ho diterima
Apabila H1diterima maka dilanjutkan dengan Post Hoc untuk melihat letak
perbedaan antara ketiga kelas.
Apabila hasil dari pengujian uji hipotesis menunjukkan nilai yang
signifikan maka dilanjutkan dengan analisis lanjutan menggunakan uji
Games–Howell untuk data tidak berdistribusi normal atau LSD Bonfferoni
[image:33.595.98.531.241.631.2]untuk data yang memiliki distribusi yang normal.
Tabel. 3.12 Analisis Lanjutan Pos Hoc
Nama Uji Penentuan Rumus (Formula) Keterangan
Gomes-Howell
Standar Eror
(SE(GH)) √ ⁄
MSE= Rata-rata kuadrat eror (Mean Square error), nj&nj`= Jumlah sampel kelompok-j dan kelompok-j`
df ( )
( ( ) ( )) nj&nj`= Jumlah sampel kelompok-j dan kelompok-j`; Sj & Sj` = varians untuk kelompok-j dan kelompok-j` Simultaneous Confidence Intervals (100(1-(̅ ̅ ) [ ]
Yj - Yj` = perbedaan rata-rata kedua kelompok, SE(GH)= standar eror t-test Gamues-Howell ̅ ̅ √( ) ⁄
t(GH, df)= nilai thitung
Sumber: Beasly, 2010:7
Selain pengujian hipotesis melalui uji statistika, dapat juga dilakukan
pengujian terhadap indeks gain untuk melihat peningkatan siswa setelah diberi
perlakuan. Menentukan indeks gain dari setiap siswa pada kelas kontrol dan
45
Putri Siti Alhajjah, 2013
Perbandingan Penggunaan Lks Teks, Gambar, Dan Videoterhadap Keterampilan Proses Sains Dan Pengetahuan Prosedural
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hasil perhitungan rerata indeks gain kemudian diinterpretasikan dengan
[image:34.595.115.516.234.685.2]menggunakan kategori yang disajikan.
Tabel 3.13 Interpretasi Indeks Gain
Besarnya Indeks Gain(g) Interpretasi
g ≥ 0,7 Tinggi
0,3≤ g < 0,7 Sedang
g < 0,3 Rendah
Sumber : Hake, 1999:1
Semakin tinggi rerata indeks gain, maka semakin tinggi pula peningkatan
yang terjadi akibat penggunaan LKS baik LKS tulis, gambar maupun video.
3. Analisis angket siswa
Butir soal angket siswa berupa skala likertdengan lima pilihan jawaban
yaitu sangat setuju (SS), Setuju (S), ragu-ragu (R), tidak setuju (TS) dan
sangat tidak setuju (STS) (Arikunto, 2009:107).Angket ini diberikan pada
kedua kelas baik kontrol maupun kelas yang diberikan perlakuan. Skor ideal
adalah skor yang ditetapkan berdasarkan asumsi bahwa setiap responden
menjawab pertanyaan berdasarkan jawaban dengan skor tertinggi. Skor yang
diperoleh diolah menjadi angka dan dipersentasekan berdasarkan rumus
berikut ini :
Keterangan :
P = angka persentase
I. Prosedur Penelitian
Penelitian ini terdiri dari tiga tahap pelaksanaan yaitu tahap persiapan,
pelaksanaan dan pasca pelaksanaan. Berikut ini merupakan penjelasan secara
mendetail dari ketiga tahapan tersebut:
a. Tahap Persiapan
1) Merumuskan masalah yang akan diteliti.
2) Kajian literatur
3) Menyusun proposal yang kemudian dipresentasikan pada seminar
proposal.
4) Perbaikan proposal setelah mendapat berbagai masukkan dari dosen.
5) Penyusunan instrumen penelitian yang kemudian melalui proses judgment
oleh dosen-dosen yang berkompeten.
6) Uji coba instrument pada subjek uji coba instrumen.
7) Perbaikan instrument penelitian berdasarkan hasil analisis uji coba
instrument.
b. Tahap pelaksanaan
1) Penentuan kelas yang akan menjadi subjek penelitian.
2) Melakukan kegiatan penelitian dengan menerapkan LKS tulis, gambar dan
video yang telah jugment sebelumnya
3) Pre-test dilaksanakan sebelum pelaksanaan praktikum. Post test
dilaksanakan setelah setelah melaksanakan praktikum yang menggunakan
panduan berupa LKS tulis, gambar dan video.
c. Tahap pasca pelaksanaan
Tahap pasca penelitian terdiri atas beberapa tahapan-tahapan berikut ini:
1) melakukan analisis terhadap data hasil penelitian.
2) melakukan pembahasan dan menarik kesimpulan dari hasil analisis data.
47
Putri Siti Alhajjah, 2013
Perbandingan Penggunaan Lks Teks, Gambar, Dan Videoterhadap Keterampilan Proses Sains Dan Pengetahuan Prosedural
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
[image:36.595.119.496.136.724.2]J. Diagram Alur Penelitian
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan pada
pelaksanaan kegiatan praktikum antara kelas LKS teks, LKS gambar dan LKS
video terhadap keterampilan proses sains. Perbedaan tersebut terletak antara kelas
LKS teks dan LKS video. Dari empat indikator KPS ternyata hanya dua indikator
yaitu keterampilan merencanakan praktikum dan keterampilan menggunakan alat
dan bahan yang menunjukkan perbedaan yang signifikan. Rata-rata nilai
keterampilan proses menunjukkan bahwa kelas LKS video memiliki nilai yang
lebih tinggi dibandingkan kelas LKS gambar dan video. Tingginya nilai rata-rata
KPS pada LKS video disebabkan karena penyajian LKS yang berupa gambar
bergerak (motion), teks-on screen , dan audio serta komponen demonstrasi
praktikum yang membuat siswa dapat meniru model.
Pengetahuan prosedural dalam penelitian ini tidak menunjukkan perbedaan
yang signifikan antara kelas LKS teks, LKS gambar dan LKS video.
Perbandingan indeks gain pengetahuan prosedural antara kelas LKS teks, LKS
gambar dan LKS video mendukung hasil uji statistika dengan hasil yang berada
pada tingkat yang sama yaitu rendah. Tidak adanya perbedaan tersebut
disebabkan karena ketiga kelas melaksanakan praktikum dengan baik.
B. Saran
Bertumpu dari hasil kesimpulan penelitian, maka penulis mengemukakan
beberapa saran, yakni:
1. Lembar Kerja Praktikum baik berupa teks, gambar dan video dapat
dibuat lebih menarik, singkat, padat dan jelas. LKS video dapat dibuat
dalam waktu yang lebih singkat terutama untuk legiatan praktikum yang
memerlukan waktu yang lebih lama. LKS yang bersifat cookery book baik
digunakan untuk siswa yang baru melaksanakan kegiatan praktikum dan
74
Putri Siti Alhajjah, 2013
Perbandingan Penggunaan Lks Teks, Gambar, Dan Videoterhadap Keterampilan Proses Sains Dan Pengetahuan Prosedural
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Penilaian kinerja akan lebih baik dilaksanakan oleh observer yang sama
dalam waktu yang sama pula agar dapat menghasilkan data yang lebih
akurat, selain itu diperlukan pemahaman yang sama antar observer.
3. Pengambilan data prosedural yang diambil karena pengaruh media dapat
dilakukan setelah melihat media dan tidak ada pelaksanaan paraktikum
agar dapat lebih terlihat perbedaan antara kelas kontrol dan penelitian.
4. Jika akan melakukan penelitian yang serupa, maka perlu dicari indikator
yang lebih spesifik. Indikator merencanakan percobaan pada penelitian ini
kurang dapat menggambarkan indikator secara menyeluruh. Sebagai bahan
pelajaran selanjutnya sebaiknya indikator benar-benat disesuaikan dengan
peluang munculnya keterampilan proses serta lebih dikaji kembali makna
DAFTAR PUSTAKA
Adisendjaja, Y.H dan Romlah, O. (2009).“Peranan Praktikum Dalam Mengembangkan Keterampilan Proses dan Kerja Laboratorium”. Makalah pada Pertemuan MGMP Biologi, Garut.
Aries, M. (2012).Teori Belajar Sosial Bandura. [online]. Tersedia: Http://File.Upi.Edu/Direktori/Fip/Jur._Psikologi/M.Aries/4_Teori_Belajar _Sosial_Bandura. [17 Juni 2013].
Arikunto, S. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta: RinekaCipta.
Arikunto, S. (2011). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan edisi revisi- cet-12. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Bandura, A. (1971). Social Learning Theory. New York: General Learning Press.
Beasly.(2010). Post-Hoc Tests and Planned Comparisons. [online]. Tersedia:http://www.soph.uab.edu/statgenetics/people/mbeasley/courses/a nova-welch-posthoc.pdf. [21 Juli 2013].
Campbell. (2008). Biologi Edisi Kedelapan-Jilid 3. Jakarta: Erlangga
Dahar, R.W. (1996). Teori- Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
Depdiknas.(2001). KamusBesarBahasa Indonesia. Jakarta: BalaiPustaka.
Depdiknas. (2006). BSNP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas.
Dwiyanti, Y. (2012).Pengembangan Modul Praktikum Interaktif Akademi
Kebidanan Pokok Bahasan Nasogastric Tube (Ng).Skripsi sarjana pada
FIK Universitas Gunadarma: tidak diterbitkan.
Fairfax County Department of Neighborhood and Community Services.(2012).
Overview of Sampling Procedures. Virginia: Fairfax County VA
Publication.
Hake, R. (1999). Analyzing Change/ Gain Scores. [online]. Tersedia:http://www.physics.indiana.edu. [22 Mei 2013]
Hatidja, D. (2000). Perbandingan Uji Barlett, Jacknife, aan Levene Untuk
Pengujian Kehomogenan Ragam. Tesis Magister pada Program Studi
Putri Siti Alhajjah, 2013
Perbandingan Penggunaan Lks Teks, Gambar, Dan Videoterhadap Keterampilan Proses Sains Dan Pengetahuan Prosedural
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Krathwol, D.R(2002) . “A Revision of Bloom's Taxonomy: An Overview”.
Journal OfTheory Into Practice.41, (4), 212-218.
Mayer, R. (2009). Multimedia Learning Prinsip dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Mintohari, Suryanti dan Widodo W. Suplement Unit 1Keterampilan Proses
dalam IPA.[online]. Tersedia : http://pjjpgsd.unesa.ac.id. [10 Januari
2012].
Mulyanta dan Leong, M. (2009). Tutorial Membangun Multimedia Interaktif
Media Pembelajaran. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Munir dan Zaman, H.B. (1999).Aplikasi Multimedia Dalam Pendidikan. Bangi: Fakultas Teknologi Clan Sains Maklumat Universitas Kebangsaan Malaysia.
Munir.(2012). Multimedia Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan.Alfabeta: Bandung.
Maldaerlli, G., Hartmann, E., Cumming, P., Homer, R., Obom, K (2009).
“Virtual Lab Demonstrations Improve Students’ Mastery of Basic
Biology Laboratory Techniques”. Journal Of Microbiology & Biology
Education. 10, 51-57.
Newby, T., Stepitch, D., Lehman, J., Russell,.J. (2006). Educational Technology
For Teaching and learning. New Jersey: Pearson Meriil Prentice Hall.
Padilla, M. J. (1990) The Science Process Skills. [online]. Tersedia: http://www.narst.org/ publications/ research/ skill.cfm [10 januari 2013].
Rustaman, N., Dirdjosoemarto, S., Yudianto, S. A., Kusumastuti, M. N.,Rochintaniawati, D.,Achmad, Y. (2005). Strategi Belajar Mengajar
Biologi. Malang: UM Press.
Rustaman, A. dan Wulan, A. (2007). Kegiatan Laboratorium dalam
Pembelajaran Biologi. Jakarta: Universitas Terbuka.
Rustaman, N. (2002). “Perencanaan dan Penilaian Praktikum di Perguruan
Tinggi”.Makalah pada Program Applied Approach Dosen UPI, Bandung.
Rustaman.(2012). Pembelajaran Berbasis Praktikum. [online]. Tersedia:Http://File.Upi.Edu/Direktori/fpmipa/jur._pend._biologi/1313537 55-andrian_rustaman/final-pembelajaran
Putri Siti Alhajjah, 2013
Perbandingan Penggunaan Lks Teks, Gambar, Dan Videoterhadap Keterampilan Proses Sains Rohani.(1997). Media Instruksional Edukatif. Jakarta: Rhineka Cipta
Sand, L. (1956). Audio Visual Procedures in Teaching. California: The Ronald Press Company.
Santoso, S. (2010).Statistik Nonparametrik. Elez Media komputindo: Jakarta.
Sudjana.(2005). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono.(2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono.(2010). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
U.S Enviromental Protection Agency.(1992). Statistical Analysis Of data At
RCRA Facilities Ground-Water Monitoring. Washington: USEPA public.
Wah, B. danRazali.(2011). “Power Comparisons of Shapiro Wilk, Kolmogorov-Smirnov, Liliefors and Anderson-Daling test”.Journal of Statistical of Modeling and Analytics.2 (1), 21-33.
Widjayanti, E. (2008). “Kualitas Lembar Kerja Siswa”. Makalah pada Pelatihan Penyusunan LKS Mata Pelajaran Kimia Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bagi Guru SMK/MAK Di Ruang Sidang Kimia FMIPA UNY , Yogyakarta.
Widodo, A. dan Ramdhaningsih, V. (2006). “Analisis Kegiatan Praktikum Biologi dengan Menggunakan Video”.Metalogika.9(2), 146-158.
Widodo, A. (2005). “Analisis Pembelajaan Biologi dengan Menggunakan
Video”.Makalah dalam Seminar Nasional Pendidikan IPA III Himpunan
Sarjana dan Pemerhati Pendidikan IPA Indonesia, Bandung.
Widodo, A. (2005). “Taksonomi Tujuan Pembelajaran”. Didaktis.4(2), 61-69.
Widodo, A. (2006). “Taksonomi Bloom dan Pengembangan Butir Soal”. Buletin
Puspendik. 3(2), 18-29.
Woolnough, B dan Allsop, T. (1985). Practical Work in Science.Cambridge: Cambridge University Press.
Wulan, A.R (2007). Skenario Baru Bagi Implementasi Asesmen Kinerja Pada