• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nilai Ekonomi Air Resapan Hutan Lindung Gunung Sinabung Dan Twa Deleng Lancuk Untuk Kebutuhan Sektor Rumah Tangga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Nilai Ekonomi Air Resapan Hutan Lindung Gunung Sinabung Dan Twa Deleng Lancuk Untuk Kebutuhan Sektor Rumah Tangga"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sumber daya hutan (SDH) Indonesia menghasilkan berbagai manfaat yang

dapat dirasakan pada tingkatan lokal, nasional, maupun global. Manfaat tersebut

terdiri atas manfaat nyata yang terukur (tangible) berupa hasil hutan kayu, hasil hutan non kayu seperti rotan, bambu, damar dan lain-lain, serta manfaat tidak

terukur (intangible) berupa manfaat perlindungan lingkungan, keragaman genetik dan lain-lain. Saat ini berbagai manfaat yang dihasilkan tersebut masih dinilai

secara rendah sehingga menimbulkan terjadinya eksploitasi SDH yang berlebih.

Hal tersebut disebabkan karena masih banyak pihak yang belum memahami nilai

dari berbagai manfaat SDH secara komperehensif. Untuk memahami manfaat dari

SDH tersebut perlu dilakukan penilaian terhadap semua manfaat yang dihasilkan

SDH ini. Penilaian sendiri merupakan upaya untuk menentukan nilai atau manfaat

dari suatu barang atau jasa untuk kepentingan manusia (Nurfatriani, 2000).

Perhitungan nilai ekonomi (valuasi ekonomi) sumber daya air merupakan

perhitungan nilai rupiah dari stok sumber daya air yang mengalami penyusutan

atau mengalami alih fungsi setelah dieksploitasi dalam waktu tertentu. Sehingga

dapat diketahui nilai ekonomi sumber daya air yang dimanfatan oleh masyarakat.

Dalam menentukan kontribusi suatu sektor kegiatan ekonomi terhadap

pembangunan nasional pada umumnya dinyatakan dalam nilai uang yang

kemudian dikonversi dalam nilai persentase. Dengan begitu nilai ekonomi dari

sumber daya air akan lebih difahami oleh masyarakat.

Fungsi hutan lindung yang utama adalah sebagai pengatur tata air,

sehingga ketersediaan air dapat terjaga sepanjang waktu. Artinya pada musim

(2)

kemarau sungai dan mata air tidak kering dan pada musim hujan tidak terdapat

erosi, banjir, dan luapan sedimentasi. Namun masyarakat masih belum memahami

fungsi hutan tersebut. Manfaat SDH sendiri tidak semuanya memiliki harga pasar,

sehingga perlu digunakan pendekatan-pendekatan untuk mengkuantifikasi nilai

ekonomi. Hutan masih dinilai atas dasar nilai ekonominya saja, atau nilai kayu

dan tegakan yang ada. Sementara nilai lain seperti nilai intangible hutan tersebut masih belum diperhitungkan dan difahami oleh masyarakat. Maka dari itu perlu

diberikan pemahaman secara keseluruhan terhadap nilai yang terkandung di

dalamnya. Untuk membuat keberadaan hutan tersebut dapat diperhitungkan nilai

ekonominya, perlu dilakukan penilaian secara kuantitatif terhadap manfaat yang

dirasaka tersebut. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian terhadap besarnya

nilai manfaat hutan baik yang tangible maupun yang intagible.

Selain menyediakan keanekaragaman hayati, hutan lindung Gunung

Sinabung juga memberiakan manfaat yang sangat dirasakan masyarakat berupa air

resapan yang dinikmati langsung tanpa perlu usaha yang cukup besar untuk

memperolehnya. Begitupun hutan Taman Wisata Alam Deleng Lancuk yang

memberikan manfaat berupa air resapan yang juga mengalir pada Danau Lau

Kawar, dimana air tersebut juga digunakan masyarakat untuk memenuhi

kebutuhan air rumah tangga.

Masyarakat sekitar Hutan Lindung Gunung Sinabung dan Taman Wisata

Alam Deleng Lancuk telah lama menyadari pentingnya fungsi tersebut. Hal ini

terlihat dari tidak terlihat maraknya penebangan liar di hutan tersebut seperti

terjadi dibeberapa hutan lainnya, Hal ini terlihat dari kondisi hutan yang masih

banyak ditemukan pohon-pohon berdiameter besar. Meskipun demikian, mereka

(3)

belum mengetahui manfaat ekonomi yang terukur secara moneter karena belum

adanya penilaian ekonomi secara kuantitatif, sehingga mengakibatkan kurangnya

pemahaman tentang pentingnya fungsi hutan bagi kesejahteraan manusia secara

lebih lengkap dan mendalam (Darusman, 1993). Di samping itu, belum adanya

informasi nilai manfaat ekonomi fungsi hidrologis hutan tersebut dapat

menyebabkan masih rendahnya dukungan dari masyarakat termasuk dari para

stakeholder terhadap pelestaraian ekosistem hutan.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, penelitian nilai ekonomi manfaat

hidrologis kawasan hutan perlu dilakukan. Mengukur nilai ekonomi manfaat

hutan, khususnya manfaat hidrologi secara obyektif dan kuantitatif, maka alokasi

pemanfaatan hutan menjadi semakin optimum dan semakin dapat dipertahankan.

Informasi hasil pengukuran tersebut diharapkan dapat dijadikan landasan untuk

meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap manfaat ekonomi dari jasa

ekosistem kawasan hutan sebagai pengatur tata air dan sumber mata air, dan

menarik dukungan berbagai stakeholders bagi upaya pembangunan dan konservasi ekosistem hutan.

Perumusan Masalah

Perumusan masalah penelitian yang menjadi tujuan dari penelitian ini

meliputi:

1. Berapa besar nilai ekonomi pemanfaatan langsung sumber daya air resapan

hutan lindung Gunung Sinabung dan Taman Wisata Alam (TWA) Deleng

Lancuk yang dimanfatkan oleh rumah tangga.

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pemakaian air oleh sektor rumah

tangga.

(4)

3. Bagaimana model penduga nilai ekonomi air untuk kebutuhan rumah tangga

masyarakat sekitar resapan hutan lindung Gunung Sinabung dan Taman Wisata

Alam (TWA) Deleng Lancuk.

Tujuan Penelitian

Penelitian terhadap pemanfaatan air resapan hutan lindung Gunung

Sinabung dan TWA Deleng Lancuk ini bertujuan untuk:

1. Menghitung nilai ekonomi pemanfatan langsung sumber daya air resapan

hutan lindung Gunung Sinabung dan Taman Wisata Alam (TWA) Deleng

Lancuk.

2. Untuk mengetahuai faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pemakaian air

oleh sektor rumah tangga.

3. Menentukan model penduga persamaan nilai ekonomi air untuk kebutuhan

rumah tangga di sekitar resapan hutan lindung Gunung Sinabung dan Taman

Wisata Alam (TWA) Deleng Lancuk.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi terhadap nilai

ekonomi resapan hutan lindung Gunung Sinabung dan Taman Wisata Alam

(TWA) Deleng Lancuk dengan pendekatan pemanfatan langsung sumber daya air

dan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang manfaat hutan intangible

sehingga adanya upaya pelestarian hutan lindung Gunung Sinabung dan Taman

Wisata Alam (TWA) Deleng Lancuk.

Referensi

Dokumen terkait

 Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari selama pertemuan itu untuk mengetahui ketercapaian Indikator Pencapaian Kompetensi dan Kompetensi Dasar.  Mengakhiri

[r]

 Membandingkan panjang dua benda dengan menuliskan istilah panjang dari, lebih pendek dari, sama panjang dengan.  Membandingkan tinggi dua buah benda dengan istilah

NO MATA KULIAH DOSEN HARI/TANGGAL WAKTU RUANG SESI PESERTA Elan Wisesa A Fauzi Nurhidayat Fahmi yahya Heri Sutrisno Pantomi Heri Sutrisno Pantomi.. Agus Roikhan

Tujuan dari pembuatan sistem informasi pelayanan kesehatan ini untuk membantu kinerja petugas dan dokter pada puskesmas, seperti pencarian data pasien, menambahkan

Menurut Rivai dan Basri (2007:7) kinerja adalah kesediaan seseorang atau kelompok orang untuk melakukan sesuatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung

penyusunan dan perumusan bahan serta pelaksanaan tata batask. wilayah serta

Aplikasi ini menyediakan fitur yang membantu pegawai dalam mengelola kegiatan yang ada di CV.KUPJ TRAVEL mulai dari pemesanan, pengelolaan pegawai, pengelolaan