• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KREATIVITAS ANAK DENGAN POLA ASUH ORANG TUA DI Hubungan Kreativitas Anak Dengan Pola Asuh Orang Tua Di TK Desa Leteh Kabupaten Rembang Tahun Ajaran 2011/2012.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN KREATIVITAS ANAK DENGAN POLA ASUH ORANG TUA DI Hubungan Kreativitas Anak Dengan Pola Asuh Orang Tua Di TK Desa Leteh Kabupaten Rembang Tahun Ajaran 2011/2012."

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1

HUBUNGAN KREATIVITAS ANAK DENGAN POLA ASUH ORANG TUA DI TK DESA LETEH KABUPATEN REMBANG TAHUN AJARAN 2011/2012

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan

Guna Mencapai Derajad Sarjana S-1 Pendidikan Anak Usia Dini

Diajukan Oleh: ELLA NOVIANGGRAINI

A 520 080 142

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)

2

PENGESAHAN

HUBUNGAN KREATIVITAS ANAK DENGAN POLA ASUH ORANG TUA DI

TK DESA LETEH KABUPATEN REMBANG TAHUN AJARAN 2011/2012

Yang Dipersiapkan dan Disusun Oleh :

ELLA NOVIANGGRAINI

A 520080142

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada tanggal 23 Oktober 2012

dan dinyatakan telah memenuhi syarat Susunan Dewan Penguji

1. Dr. Darsinah, SE.,M.Si ( )

2. Drs.IlhamSunaryo, M.Pd ( )

3. Dra. Surtikanti, SH, M.Pd ( )

Surakarta, 23 Oktober 2012 Universitas Muhammadiyah Surakarta Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dekan,

Drs. H. Sofyan Anif, M.Si

NIK. 547

(3)

3 ABSTRAK

HUBUNGAN KREATIVITAS ANAK DENGAN POLA ASUH ORANG TUA DI TK DESA LETEH KABUPATEN REMBANG TAHUN AJARAN 2011/2012

Oleh:

Ella Novianggraini, A520080142, Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012, 69 halaman.

Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui hubungan kreativitas anak dengan pola asuh orang tua di TK Desa Leteh Kabupaten Rembang Tahun Ajaran 2011/2012. Tempat yang digunakan untuk penelitian ini adalah TK di desa Leteh Kabupaten Rembang. Penelitian ini bersifat deskriptif Korelasi. Populasi penelitian adalah seluruh anak TK yang di desa Leteh Kabupaten Rembang, yaitu TK Al-ihsan, TK Negeri, TK Mashithoh penelitian ini berjumlah 387 anak dan sampel yang digunakan berjumlah 38 anak. Pengumpulan data penelitian menggunakan metode angket (pola asuh orang tua) dan observasi (kreativitas anak). Analisis data menggunakan Analisis korelasi ( Product Moment ) dalam program SPSS 18. Berdasarkan hasil pembahasan diperoleh nilai koefisien korelasi (rxy) hasil perhitungan adalah sebesar 0,744 dengan p= 0,000. Kemudian angka tersebut di bandingkan dengan rtabel product moment dengan N=38, pada taraf signifikan 5%, didapat nilai 0,320 bila nilai rxy dikonsultasikan dengan taraf signifikansi 5% ternyata nilai mutlak rhitung lebih besar dari rtabel (rxy > rtabel), sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, artinya pola asuh orang tua demokratis mempunyai hubungan yang signifikan dengan kreativitas anak. Nilai koefisien korelasi yang yang berada pada interval 0,600-0,799 pada kategori kuat. Sehingga dapat diketahui bahwa pola asuh demokratis mempunyai hubungan yang kuat dengan kreativitas anak di TK Desa Leteh Kabupaten Rembang.

Kata Kunci : Kreativitas, Pola Asuh.

(4)

1 A. PENDAHULUAN

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi perkembangan bangsa dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangun bangsa dan negara. Kemajuan suatu kebudayaan bergantung kepada cara kebudayaan tersebut mengenali, menghargai, dan memanfaatkan sumber daya manusia dan hal ini berkaitan erat dengan kualitas pendidikan yang diberikan kepada anggota masyarakatnya; kepada peserta didik(Utami Munandar,2009:6).

Perhatian pemerintah dibidang pendidikan dengan menekankan pada pembinaan anak di bawah usia 5 tahun atau usia prasekolah dan usia sekolah merupakan wujud usaha pemerintah dalam meningkatkan kualitas hidup bangsa melalui pendidikan. Terpenuhinya tiga kebutuhan dasar anak yaitu kesehatan dan makanan bergizi (asuh), kasih sayang dari orang tua atau keluarga (asih), dan perangsangan atau stimulasi (asah) dapat menjamin terciptanya proses tumbuh kembang anak secara normal karena pada usia itu anak berada pada posisi keemasan (golden age).

Usia emas merupakan masa-masa peka, masa anak memiliki kepekaan yang tinggi. Masa ini hampir seluruh aspek potensi anak mengalami masa peka untuk tumbuh dan berkembang secara tepat dan hebat. Tahap perkembangan ini hanya berlangsung sekali dalam kehidupan manusia, sehingga berbagai dampak penelataran kebutuhan anak tidak mungkin ditanggulangi pada tahap-tahap perkembangan selanjutnya. Disamping itu kurangnya stimulasi yang diterima anak pada usia dini, menyebabkan masa keemasan anak hilang dan tersia-siakan begitu saja (Nasution,2005:3).

Oleh karena itu anak-anak sejak dini dibekali pendidikan sebagai fondasi supaya mereka dapat mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki yaitu: kognitif, bahasa, sosial emosional, moral dan agama, kreatif, fisik motorik dengan baik dan siap menghadapi tantangan. Salah satu potensi yang perlu dikembangkan sejak usia dini yaitu kreativitas.

(5)

2

anak memiliki ragam yang banyak,lantas dengan serta-merta (padahal mereka saking pusingnya mengahadapi anak kreatif) dicaplah anak superaktif itu sebagai anak hiperaktif.

Menurut pohan (1996:178) pendidikan utama dan pertama yang baik untuk anak-anak adalah pendidikan dalam keluarga, karena anak pertama kali mendapat stimulus dalam lingkungan keluarga dan waktu terbanyak yang dihabiskan anak juga dalam keluarsga. Keluarga adalah lembaga sosial yang terkecil dari masyarakat yang merupakan pertanggung jawaban utama dalm optimalisasi tumbuh kembang anak. Keluarga juga merupakan lembaga pertama yang dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar anak baik fisik, biologis, maupun psikologisnya. Oleh karena itu pembinaan anak untuk menghantarkan mereka menjadi manusia seutuhnya merupakan tanggung jawab yang utama dari keluarga yaitu orang tua. Orang tua memiliki peran yang sangat berpengaruh dalam memberikan pendidikan sebagai upaya pengembangan pribadi anak. Peran tersebut dapat terwujud melalui penerapan pola asuh yang tepat.

Pola asuh orang tua terhadap anak yang terarah dengan baik dan didasari rasa kasih sayang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan kreativitas anak pada tahap selanjutnya. Menurut pendapat Hurluck dalam Meitasari (1998:205) pola asuh orang tua terdiri dari tiga jenis, yaitu: pola asuh otoriter, pola asuh demokratis, pola asuh permissive.

Anak-anak di TK Al-Ikhsan, RA Mashithoh, TK Negeri Kabupaten Rembang dengan pola asuh yang beragam memiliki kreativitas yang beragam pula. Hal ini terlihat dari kreativitas anak yang dapat berkembang sangat baik dimana anak tersebut mampu berimajinasi, mandiri dalam berpikir, penuh energi, percaya diri pada saat di sekolah.

(6)

3

memiliki konsep diri yang sehat dan positif. Tetapi, ada juga anak dengan pola asuh demokratis, anak tidak percaya diri, anak cenderung pemalu, masih membutuhkan bantuan orang lain dalam melakukan suatu hal.

Pola asuh orang tua yang otoriter yang selalu memberikan aturan-aturan ketat kepada anak, sering kali memaksa anak untuk berperilaku seperti dirinya dan selalu membatasi apapun yang dilakukan oleh anak sehingga anak akan mempunyai sifat ragu-ragu, tidak percaya diri, dan tidak sanggup mengambil keputusan sendiri. Tetapi ada juga anak dengan pola asuh otoriter menjadikan anak menjadi anak yang kuat, tangguh, tidak mudah putus asa, dan berani dalam bertindak.

Sedangkan pola asuh permissive yang ditandai dengan orang tua memberikan kebebasan kepada anak untuk melakukan apa yang ia inginkan. Akan menciptakan sikap anak yang manja, merasa menang sendiri, dan kurang kontrol dari orang tua. Tetapi ada juga anak dengan tipe orang tua permissive menjadikan anak lebih kreatif, anak menjadi mandiri, tumbuh percaya diri, dan anak bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. Oleh karena itu guru diharapkan mempunyai pengetahuan dan keterampilan berkomunikasi dengan orang tua untuk menumbuhkan kreativitas anak di sekolah. Pemahaman guru mengenai pola asuh orang tua akan membantu dalam memberikan pelayanan dan bimbingan pada anak-anak sehingga kreativitas anak akan berkembang baik.

Berdasarkan permasalahan di atas mendorong peneliti untuk melakukan penelitian khususnya mengenai ”Hubungan Kreativitas Anak Dengan Asuh Orang Tua di TK Desa Leteh Kabupaten Rembang Tahun Ajaran 2011/2012.”

Sejalan dengan permasalahan di atas, maka secara garis besar penelitian ini bertujuan sebagai berikut:

(7)

4 B. LANDASAN TEORI

1. Kreativitas Anak

Menurut Supriadi dalam Rachmawati (2010:13)menhutarakan bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada. Sedangkan Menurut Semiawan dalam Rachmawati (2010:14) megemukakan bahwa kreativitas merupakan kemampuan untuk memberikan gagasan baru dan menerapkannya dalam pemecahan masalah.

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kreativitas merupakan proses pemikiran seorang individu yang menghasilkan temuan baru,gagasan ataupun metode yang bersifat imajinatif, estetis, fleksibel, integrasi, sukses, diskontunuitas, dan diferensiasi yang berdaya guna dalam berbagai bidang untuk pemecahan suatu masalah.

Salah satu aspek penting dalam kreativitas adalah memahami ciri-cirinya. Menurut Supriadi dalam Rachmawati (2010:15) mengatkan bahwa ciri-ciri kreativitas dapat dikelompokkan dalam dua kategori, kognitif dan nonkognitif. Ciri kognitif diantaranya orisianalitas, fleksibilitas, kelancaran. Sedangkan ciri nonkognitif diantaranya motivasi sikap dan kepribadian kreatif. Kedua ciri ini sama pentingnya, kecerdasan yang tidak ditunjang dengan krepribadian kreatif tidak akan mengahsilkan apapun.

(8)

5 2. Pola Asuh orang tua

Havigur (1997:31) mengemukakan bahwa pola asuh orang tua merupakan perwujudan dan tanggung jawab dalam pembentukan kedewasaan diri anak. Pola asuh orang tua merupakan sikap orang tua dalam berinteraksi dengan anak-anaknya yang merupakan cara orang tua memberikan perhatian atau tanggapan terhadap keinginan anak, cara orang tua menunjukkan keleluasaannya, cara orang tua memberikan peraturan yang berupa hukuman, hadiah pada anaknya.

Pola asuh orang tua adalah cara-cara pengaturan tingkah laku anak yang dilakukan orang tua sebagai perwujudan dan tanggung jawabnya dalam membentuk kedewasaan diri anak (Dian, 2006:10). Demikian Gerungan (1991:180) berpendapat pola asuh orang tua diartikan sebagai cara dan sikap orang tua dalam otoriter, bebas atau permisive, dan demokratis, tiga sikap tersebut memimpin anaknya yang diperlihatkan dengan sikap, yang meliputi dapat mempengaruhi perkembangan dan ciri-ciri tertentu pada diri anak.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Pola asuh merupakan suatu sistem atau cara pendidikan dan pembinaan yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain. Dalam hal ini pola asuh yang diberikan orang tua atau pendidik terhadap anak adalah mengasuh dan mendidiknya dengan penuh pengertian. Hal yang mempengaruhi pola asuh yang diberikan orang tua atau pendidik dalah lingkungan sosial internal dan eksternal. Oleh karena itu, kreativitas anak tidak terlepas dari pengasuhan orang tua atau pendidik. Artinya, kreativitas anak erat kaitannya dengan pola asuh yang diberikan orang tua atau pendidik.

C. HIPOTESIS

Berdasarkan kerangka pemikiran dan kajian teori diatas dapat dirumuskan hipotesis bahwa ada Hubungan Kreativitas Anak Dengan Pola Asuh Orang Tua di TK Desa Leteh Kabupaten Rembang Tahun Ajaran 2011/2012”.

D. METODE PENELITIAN

(9)

6

populasi dalam penelitian ini yaitu 387 anak. Sampel dalam penelitian ini karena lebih dari seratus, maka sampel yang diambil 10% dari jumlah populasi 387 anak, sehingga sampel yang diperoleh 38 anak.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu teknik area proposional random sampling. Metode penelitian ini menggunakan angket (kuesioner) dan observasi, sebagai metode yang dipilih untuk mengumpulkan data dari subjek penelitian.

E. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa untuk hubungan pola asuh demokratis dengan kreativitas anak dapat diketahui bahwa nilai koefisien korelasi (rxy) adalah 0,744 (p= 0,000) dengan parameter positif (+). Hal ini menunjukkan bahwa pola asuh demokratis memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan kreativitas anak, artinya semakin baik pola asuh demokratis yang diterapkan oleh orang tua, maka tingkat kreativitas anak akan semakin tinggi.

Nilai koefisien korelasi (rxy) hasil perhitungan adalah sebesar 0,744 dengan p= 0,000. Kemudian angka tersebut di bandingkan dengan rtabel product moment dengan N=38, pada taraf signifikan 5%, didapat nilai 0,320 bila nilai rxy dikonsultasikan dengan taraf signifikansi 5% terayata nilai mutlak rhitung lebih besar dari rtabel (rxy > rtabel), sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, artinya pola asuh orang tua demokratis mempunyai hubungan yang signifikan dengan kreativitas anak. Nilai koefisien korelasi yang yang berada pada interval 0,600-0,799 pada kategori kuat. Sehingga dapat diketahui bahwa pola asuh demokratis mempunyai hubungan yang kuat dengan kreativitas anak di TK Desa Leteh Kabupaten Rembang.

Tingkat kreativitas pada anak ini dipicu oleh adanya perbedaan pola asuh yang diberikan oleh orang tua. Pola asuh orang tua yang senantiasa memberikan kebebasan bagi anak untuk berkembang dengan disertai bimbingan, tentu akan mampu membentuk kreativitas pada anak, namun apabila pola asuh yang diterapkan senantiasa memberikan tekanan dan perintah saja, maka anak akan cenderung bekerja dengana danya perintah, yang akhirnya daya kreatif yang muncul sangatlah rendah.

(10)

7

Anak diberi kebebasan bermain selama di sekolah. Sehingga anak yang pola asuh orang tua demokratis, maka anak akan lebih mandiri dalam berpikir, penuh inisiatif dalam bertindak, penuh rasa percaya diri, memiliki konsep diri yang sehat dan positif. Tetapi, ada juga anak dengan pola asuh demokratis, anak tidak percaya diri, anak cenderung pemalu, masih membutuhkan bantuan orang lain dalam melakukan suatu hal. Haditomo (1999:65).

Rachmawati (2010:8) pola asuh orang tua merupakan salah satu faktor penting dalam mengembangkan ataupun mengahambat tumbuhnya kreativitas. Seorang anak yang dibiasakan dengan suasana keluarga yang terbuka, saling menghargai, saling menerima dan mendengarkan pendapat anggota keluarganya, maka ia akan tumbuh menjadi generasi yang terbuka, fleksibel, penuh ini siatif dan produktif, suka tantangan dan percaya diri. Sehingga Perilaku kreatif dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Lain halnya jika seorang anak dibesarkan dengan pola asuh yang mengutahi kedisiplinan yang tidak dibarengi dengan toleransi, wajib menaati peraturan, memaksakan kehendak, tidak memberikan peluang bagi anak untuk berinisiatif maka yang muncul adalah generasi yang tidak memilki visi masa depan, tidak mempunyai keinginan untuk maju dan berkembang, siap berubah dan beradaptasi dengan baik dan terbiasa berpikir satu arah.

Ada pula orang tua yang selalu memberikan aturan-aturan ketat kepada anak, sering kali memaksa anak untuk berperilaku seperti dirinya dan selalu membatasi apapun yang dilakukan oleh anak sehingga anak akan mempunyai sifat ragu-ragu, tidak percaya diri, dan tidak sanggup mengambil keputusan sendiri. Tetapi ada juga anak dengan pola asuh otoriter menjadikan anak menjadi anak yang kuat, tangguh, tidak mudah putus asa, dan berani dalam bertindak.Kartono (2003:29),sehingga dapat diketahui bahwa pola asuh demokratis paling efektif dalam meningkatkan tingkat kreativitas anak.

(11)

8

Hasil penelitian ini relevan dengan penelitian Ahmad (2009:59) dalam penelitiannya tentang Analisis Tingkat Pendidikan dan Pola Asuh Orang Tua dengan Perkembangan Anak usia 48-60 Bulan.Hasil penelitian menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh dari tingkat pendidikan dan pola asuh orang tua terhadap perkembangan anak.

F. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang perbedaan kreativitas anak ditinjau dari pola asuh orang tua di TK Desa Leteh Kabupaten Rembang diperoleh nilai koefisien korelasi (rxy) adalah 0,744 (p= 0,000) dengan parameter positif (+). Hal ini menunjukkan bahwa pola asuh demokratis memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan kreativitas anak, artinya semakin baik pola asuh demokratis yang diterapkan oleh orang tua, maka tingkat kreativitas anak akan semakin tinggi.

Nilai koefisien korelasi (rxy) hasil perhitungan adalah sebesar 0,744 dengan p= 0,000. Kemudian angka tersebut di bandingkan dengan rtabel product moment dengan N=38, pada taraf signifikan 5%, didapat nilai 0,320 bila nilai rxy dikonsultasikan dengan taraf signifikansi 5% terayata nilai mutlak rhitung lebih besar dari rtabel (rxy > rtabel), sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, artinya pola asuh orang tua demokratis mempunyai hubungan yang signifikan dengan kreativitas anak. Nilai koefisien korelasi yang yang berada pada interval 0,600-0,799 pada kategori kuat. Sehingga dapat diketahui bahwa pola asuh demokratis mempunyai hubungan yang kuat dengan kreativitas anak di TK Desa Leteh Kabupaten Rembang.

2. Saran

Adanya berbagai keterbatasan dan kekurangan dari penelitian ini, maka penulis memberikan saran sebagai berikut:

a) Bagi Orang Tua

1) Memahami potensi yang dimiliki anak dan mendukung minat serta bakat siswa, sehingga menjadi anak yang berkembang aktif dan kreatif.

(12)

9 b) Bagi Sekolah

1) Memberikan kesempatan untuk dapat berkembang dan kreatif dalam mengembangkan potensi yang dimiliki oleh anak.

(13)

10

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2000.”Metode Penelitian suau Pendekaan Prakek”.Jakara: Rhinek Cipa.

Alisuf Sabri. 1993.”Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan.Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya.

Anonim.2008. Beberapa Kesalahan Orang Tua dalam Mendidik Anak : ( http:// anak

shalih.wordpress.com/2008/04/30/beberapa-kesalahan.orang-tua-dalam-mendidik-anak, diakses pada tanggal 29 maret 2012)

Azwar, Saifudin.2001. Metode Peneliian. Yogyakara: Pusaka Pelajar. Hamidi. 2004. ”Strategi Penelitian Kualittif skripsi”. Studi kasus: UMS

Haditomo. 1999. Pola Asuh Orang Tua untuk Menbantu Anak Mengembangkan Disiplin Diri. Jakarta:PT Rineka Cipta.

Hasan Maimunah. 2011. ”Pendidikan Anak Usia Dini”. Jogjakarta: Diva Press. Ismail Andang. 2009. ” Educatin Games ”. Jogjakarta: Pro-U media.

Kusumawati, Ulfa Amin. 2011. Peran Orang tua dalam Perkembangan Emosi Anak. Skripsi:UMS.

Havigur.1997. Pengantar psikologi I.Jakarta:PT Rineka Cipta

Hurluck, Elizabeth B.1998. Perkembangan Anak( jilid I dan II) Terjemahan Mitasari Tjandra dari judul asli ” Child Develophment”. Jakarta: Erlangga.

Kartono, Kartini. 2003. Psikologi Umum. Jakara: Enreco.

Munandar Utami.2009. ”Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat”. Jakarta: Rineka Cipta.

(14)

11

Shochib, Mohammad.200.Pola Asuh Orang Tua Dalam Membantu Disiplin Diri.Jakarta: Rieneka Cipta.

Sukamadinata, Nana Syaodih.2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda karya.

Surakhmad, Winarno.1994. Pengantar Penelitian Ilmiah.Jakarta:P Tarsito.

Rachmawati Yeni, dan Kurniati Euis. 2010. ” Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak Usia Tman Kanak-Kanak”. Jakarta: Kencana.

Wahyuning, wiwit,dkk. 2003. Mengkomunikasikan Moral Kepada Anak. Jakarta:PT Gramedia.

Referensi

Dokumen terkait

Laporan keuangan konsolidasi mencakup laporan keuangan Perusahaan dan entitas yang dikendalikan oleh Perusahaan (Catatan 1c). Pengendalian ada apabila Perusahaan mempunyai hak

Other devices, such as check valves, detector check valves, and backflow preventers, that are installed in the water supply piping system shall be inspected and maintained so that

[r]

Sebagian penerbit juga masih mencetak mushaf jenis ini hingga sekarang – di samping mencetak mushaf dengan jenis huruf yang lain, karena semakin banyak pilihan jenis

Pasukan yang dipimpin oleh dua orang berpangkat letnan itu pun pada 14 Desember 1683 kemudian berhasil menaklukan daerah tersebut dan menangkap Syekh Yusuf yang merupakan

Oleh karena itu, berapa bulan sekali atau berapa jamsetiap minggunya konsumen online mengakses Internet untuk mencari informasi berkaitan dengan produk atau jasa

[r]

maupun pasien.. TOPIK SAMBUNG RASA DAN MENSTRUKTUR WAWANCARA Page 14 5) Mengur angi ketidakpastian. 6) Meningkatkan ker jasama dokter dan pasien. 7) Landasan ker jasama antar a