• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Efektivitas Corporate Social Responsibilitysapu Lidi Cafe, Resort, And Gallery Dalam Mendukung Pemberdayaan Masyarakat.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Efektivitas Corporate Social Responsibilitysapu Lidi Cafe, Resort, And Gallery Dalam Mendukung Pemberdayaan Masyarakat."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS EFEKTIVITAS CORPORATE SOCIAL

RESPONSIBILITYSAPU LIDI CAFE, RESORT, AND GALLERY

DALAM MENDUKUNG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar sarjana pariwisata

Program Studi Manajemen Resort dan Leisure

Oleh :

Nova Irene Bernedeta Sitorus

1000517

PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT DAN LEISURE

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014

(2)

“ANALISIS EFEKTIVITAS CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY SAPU LIDI CAFE RESORT AND GALLERY DALAM MENDUKUNG

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT”

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

Pembimbing I

Prof.Dr.Wanjat Kastolani,MPd,

NIP. 196295121987021002

Pembimbing II

Fitri Rahmafitria, S .P., M. Si.

NIP. 197410182008122001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Manajemen Resort & Leisure

Fitri Rahmafitria, S. P., M. Si.

(3)

ANALISIS EFEKTIVITAS

CORPORATE

SOCIAL RESPONSIBILITY

SAPU LIDI

CAFE, RESORT, AND GALLERY

DALAM MENDUKUNG

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Oleh

Nova Irene Bernedeta Sitorus

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Nova Irene Bernedeta Sitorus 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(4)
(5)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ...i

ABSTRAK ...ii

ABSTRACT ...iii

KATA PENGANTAR ...iv

UCAPAN TERIMAKASIH ...v

DAFTAR ISI ...vii

DAFTAR TABEL ...ix

DAFTAR GAMBAR ...x

DAFTAR LAMPIRAN ...xi

BAB I PENDAHULUAN ...1

A.Latar Belakang Masalah ...1

B. Identifikasi Masalah ...7

C. Rumusan Masalah ... 7

D.Tujuan Penelitian ...8

E. Manfaat Penelitian ...8

F. Defenisi Operasional ...8

BAB II KAJIAN TEORI ...15

A.Komponen Pariwisata ...15

B. Pemberdayaan Masyarakat ...18

C. Corporate Social Responsibility (Tanggung Jawab Social) ...23

D.AnalisisEfektivitas ...26

BAB III METODE PENELITIAN ...28

A.Lokasi Penelitian ...28

B. Populasi dan Sampel ...28

C.Kerangka Pemikiran ...29

D.Metode Analisis Data ...30

E.Variabel Penelitian ...33

F. Operasional Variabel ...33

(6)

H.Teknik Pengumpulan Data ...36

I. Teknik Pengolahan Data ...37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...38

A. Hasil Penelitian ...38

1. Profil Sapu Lidi Cafe, Resort, and Gallery ...38

2. Corporate Social Responsibility Sapu Lidi, Cafe, Resort and Gallery ...38

B. Pembahasan ...41

1. Karakteristik Responden ...41

2. Tanggapan//Nilai Kepuasan Masyarakat Terhadap Program Corporate Social Responsibility Sapu Lidi Cafe, Resort, and Gallery ...43

3. Efektivitas Corporate Social Responsibility Sapu Lidi Cafe, Resort, and Gallery...47

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ...52

A.Kesimpulan ...52

B. Rekomendasi ...53

DAFTAR PUSTAKA ...54

LAMPIRAN

(7)

ABSTRAK

ANALISIS EFEKTIVITAS CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY SAPU LIDI CAFE, RESORT, AND GALLERY TERHADAP

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Oleh :

Nova Irene Bernedeta Sitorus 1000517

Dibimbing Oleh :

Prof.Dr.Wanjat Kastolani, M.Pd. Fitri Rahmafitria, SP., M.Si.

Pembangunan pariwisata berkelanjutan merupakan hal yang sangat berkaitan dengan pengelola suatu destinasi wisata dalam melibatkan masyarakat serta menjaga kelestarian lingkungan. Hal tersebut juga dapat didukung melalui program corporate social responsibility yang diberikan oleh pihak pengelola. Dimana corporate social responsibility tersebut ditekankan untuk mendukung pemberdayaan masyarakat.Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah

metode importance performance analysis yang bertujuan untuk pengukuran antara

kenyataan yang terjadi dan harapan dari masyarakat. Setelah mendapatkannya maka data akan dikelompokkan kedalam 4 kriteria nilai yang akan memperlihatkan baik atau buruknya program corporate social responsibility yang telah dijalankan pihak Sapu Lidi Cafe, Resort and Gallery.Setelah melakukan penelitian, maka hasil yang dapat disimpulkan peneliti bahwa program corporate

social responsibility yang dijalankan Sapu Lidi Cafe, Resort and Gallery sudah

berjalan dengan efektif dan berdampak bagi masyarakat. Namun ada beberapa aspek yang menurut masyarakat perlu dibenahi seperti dibidang pendidikan yaitu penambahan program pemberian beasiswa bagi siswa/mahasiswa dibidang pendidikan. Selain itu program seperti memberi bantuan kepada korban bencana alam juga sangat diharapkan masyarakat.

(8)

ABSTRACT

ANALYSIS OF THE EFECTIVITY OF CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY SAPU LIDI CAFE, RESORT, AND GALLERY

TOWARDS SOCIETY EMPOWERMENT By :

Nova Irene Bernedeta Sitorus 1000517

Guided By :

Prof.Dr.Wanjat Kastolani, M.Pd. Fitri Rahmafitria, SP., M.Si.

The continious development of a tourism is a crucial factor to manage a destination tour to involve the society and also to protect the natural preservation. It is also can be supported by corporate social responsibility program that is given by the organizer, where the corporate social responsibility emphasized to support society empowerment. The method that is used in this research is importance performance analysis where the reality and expectation will be measured. After get the result then the data will be categorize into four criterias of value. That should the negatives and positives value of corporate social responsibility program, that the Sapu Lidi Cafe, Resort, and Gallery choose. After the research has been done then it can be concluded that the corporate social responsibility program that run by the Sapu Lidi Cafe, Resort, and Gallery staff has been done effectively and give some good impcts to society. However there are some aspects that need to be fixed like in education by giving scholarship to college students and also will give the society expected that they help to the victim of natural disasters.

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pariwisata pada saat ini merupakan sektor yang sangat berkembang dan memiliki inovasi yang cukup variatif di bidangnya. Pariwisata juga merupakan sektor yang memiliki peranan penting dalam perekonomian dunia. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya negara yang memiliki perekonomian yang baik dengan didukung oleh sektor pariwisatanya. Tidak hanya dari segi ekonomi, dari segi sosial pariwisata juga telah menjadi gaya hidup ataupun kebutuhan masyarakat dunia saat ini. Berdasarkan kebutuhan ataupun gaya hidup tersebut maka banyak sumber daya alam yang telah dieksplor menjadi destinasi yang menawarkan keindahan ataupun keunikannya masing-masing. Tidak hanya sebagai sektor yang variatif, tetapi juga sebagai salah satu industri terbesar dilihat dari berbagai indikator, seperti sumbangan terhadap pendapatan dunia dan penyerapan tenaga kerja. Karena berbagai karakteristiknya, pariwisata telah menjadi sektor andalan didalam pembangunan ekonomi berbagai negara dan teritori, seperti di kawasan Pasifik dan Kepulauan Karibia. Namun pariwisata bukan saja menyangkut soal ekonomi, sebagai sektor yang multisektoral, pariwisata tidak berada dalam ruang hampa, melainkan ada dalam suatu sistem yang besar, yang komponennya saling terkait antara satu dengan yang lain, dengan berbagai aspeknya, termasuk aspek sosial, budaya, lingkungan, politik, keamanan, dan seterusnya.

(10)

maka diharapkan dapat semakin meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan domestik ataupun mancanegara ke Indonesia. Namun untuk meningkatkan jumlah kunjungan tersebut, pemerintah ataupun para pelaku usaha wisata haruslah memperhatikan berbagai macam aspek dalam mengembangkan dan mengelola suatu destinasi ataupun potensi wisata di Indonesia. Dengan memberikan fasilitas serta pelayanan yang terbaik bagi pengunjung, maka akan dapat memberikan peningkatan yang lebih baik lagi bagi sektor pariwisata kedepannya.

Setiap daerah di Indonesia memiliki keunikan dan karakter destinasinya masing-masing. Keunikan dan karakter tersebut menjadikan suatu daerah sebagai potensi ataupun destinasi wisata. Kota Bandung merupakan daerah yang memiliki banyak sekali destinasi ataupun potensi wisata.Hampir disetiap kabupaten memiliki destinasi wisata sesuai dengan keunikan yang dimiliki oleh daerah tersebut. Kondisi geografis yang dimiliki oleh Kota Bandung juga menjadi suatu keuntungan yang dapat mendukung pariwisata di daerah tersebut. Kebudayaan juga merupakan atraksi ataupun potensi wisata yang dimiliki oleh Kota Bandung. Hampir seluruh daerah di Kota Bandung memiliki berbagai destinasi, potensi, ataupun atraksi yang dapat memberikan keuntungan yang menjanjikan baik di bidang pariwisata itu sendiri ataupun di bidang perekonomian.

Dalam perkembangan kepariwisataan tidak terlepas dari prinsip pembangunan pariwisata berkelanjutan. Dimana pihak pengelola dan masyarakat harus saling berkesinambungan untuk mencapai pariwisata berkelanjutan tersebut.

Corporate social responsibility merupakan salah satu wadah yang juga dapat

mendukung kegiatan pembangunan pariwisata berkelanjutan karena corporate

social responsibility sendiri memiliki goal yang juga melibatkan lingkungan,

masyarakat, kearifan lokal, dsb.

(11)

harus diwujudkan untuk mendukung tujuan tersebut adalah bagaimana memfasilitasi keterlibatan yang luas dari komunitas lokal dalam proses pengembangan dan memaksimalkan nilai manfaat sosial dan ekonomi dari kegiatan pariwisata suatu tempat.

Untuk memulai penelitian ini, peneliti didukung oleh wawasan pembangunan kepariwisataan secara berlanjut yang pada prinsipnya merekomendasikan untuk menakar keberhasilan kinerja pembangunan kepariwisataan harus paling tidak melalui 4 parameter utama, sebagai berikut :

1. Mampu berlanjut secara lingkungan (enviromentaally sustainable)

2. Dapat diterima oleh lingkungan sosial dan budaya setempat ( socially and

culturally acceptable )

3. Layak dan menguntungkan secara ekonomi (economically viable) dan

4. Memanfaatkan teknologi yang layak/pantas untuk diterapkan di wilayah lingkungan tersebut (technologically appropriate)

Disamping itu tujuan dan sasaran pembangunan kepariwisataan juga merupakan dasar peneliti dalam melakukan penelitian ini. Adapun tujuan dan sasaran pembangunan tersebut adalah sebagai berikut :

a. Untuk membangun pemahaman dan kesadaran yang semakin tinggi bahwa pariwisata dapat berkontribusi secara signifikan bagi pelestarian lingkungan dan pembangunan ekonomi

b. Untuk meningkatkan keseimbangan dalam pembangunan c. Untuk meningkatkan kualitas hidup bagi masyarakat setempat

d. Untuk meningkatkan kualitas pengalaman bagi pengunjung dan wisatawan e. Untuk meningkatkan dan menjaga kelestarian dan kualitas lingkungan bagi

generasi yang akan datang (Sunaryo, 2013:47)

Terdapat beberapa prinsip dasar yang diperjuangkan oleh model responsible

tourism yaitu :

(12)

2. Melibatkan masyarakat lokal dalam pengambilan keputusan dibidang kepariwisataan disekitarnya yang dapat mempengaruhi kehidupan mereka 3. Menumbuhkan kontribusi positif untuk konservasi sumberdaya alam dan

cultural heritage, untuk memperkaya keragaman yang ada

4. Menyediakan pengalaman kunjungan wisatawan yang lebih bernilai dalam hubungannya dengan masyarakat lokal, kearifan lokal, isu-isu sosial dan lingkungan setempat

5. Meminimalisir dampak negatif ekonomi, lingkungan, budaya dan sosial dari kegiatan kepariwisataan

6. Menumbuhkan saling menaruh aspek antara wisatawan dengan tuan rumah, dan membangun kebanggan lokal serta percaya diri dari masyarakat.

Dari hasil teori-teori diatas dapat dilihat bahwa mayarakat memiliki prioritas dan harus dilibatkan dalam setiap kegiatan kepariwisataan. Dan untuk mewujudkan hal tersebut peneliti menyarankan program tanggung jawab sosial perusahaan atau

corporate social responsibility.

Objek yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian ialah destinasi yang memiliki perkembangan yang baik.Salah satu daerah yang memiliki beberapa destinasi wisata yang diminati ialah Desa Cihideung, desa yang terletak di Kecamatan Parompong. Desa ini terkenal akan keindahan tanaman bunga dan palawijanya. Tidak hanya itu, desa ini juga memiliki beberapa destinasi yang menjadi favorit pengunjung lokal ataupun mancanegara seperti misalnya Taman Bunga Cihideung, Kampung Gajah, Kampung Daun Gallery and Cafe, Sapu Lidi

Resort, Villa Istana Bunga, Kebun strawberry, dsb. Banyak destinasi wisata yang

dimiliki oleh desa tersebut, sehingga diperlukan pengelolaan yang baik untuk menjaga kelestarian lingkungan sekitar destinasi tersebut.

(13)

di desain semenarik mungkin dengan pelayanan yang ramah dan nuansa adat Sunda, serta beberapa menu masakan tradisional yang menjadi kekhasan tempat ini.

Masyarakat yang terdapat disekitar destinasi (daerah Lembang dan sekitarnya) ini pada umumnya bermata pencaharian sebagai petani bunga dan palawija, penghasil produk industri rumah tangga (pot tanaman tembikar, tanaman hias, baju rajutan) serta beternak. Masyarakat tersebut juga memiliki beberapa

kesenian seperti jaipong, pencak silat, nasyid, serta ‘Ngamumule Sumber Mata Cai Irung-Irung’ yang merupakan tradisi masyarakat setempat yang dilakukukan di bulan Agustus.Namun tidak jarang juga masyarakat bekerja sebagai pegawai di destinasi wisata yang terdapat di daerah Lembang tersebut.

Untuk lebih spesifik lagi, peneliti mengambil tanggung jawab sosial (

corporate social responsibility) yang dimiliki oleh Sapu Lidi Cafe, Resort, and Gallery. Dimana pihak Sapu Lidi memiliki kegiatan tanggung jawab sosial yang

dijalankan secara rutin dan banyak melibatkan dan memberdayakan masyarakat setempat. Masyarakat setempat dalam hal ini adalah masyarakat disekitar Lembang dan masyarakat yang status sosialnya berada di menengah bawah.

Berdasarkan wawancara singkat yang dilakukan terhadap Manajer Operasional Sapu Lidi Cafe, Resort, and Gallery yaitu Bapak Irwan, peneliti mendapatkan bahwa kegiatan corporate social responsibility ditempat ini berjalan dengan baik dan melibatkan masyarakat disekitar Lembang secara khusus sebagai obyek dalam menjalankan program corporate social responsibility. Berikut adalah beberapa kegiatan yang telah dilakukan :

1. Pemeriksaan kesehatan masyarakat secara gratis 2. Mendirikan sekolah gratis (PAUD)

3. Ikut berpartisipasi dalam perbaikan jalan bagi masyarakat

4. Memberikan bantuan kepada masyarakat kurang mampu melalui hari besar keagamaan

5. Mempekerjakan masyarakat sekitar destinasi sebagai pegawai di Sapu Lidi

Cafe, Resort, and Gallery

(14)

Pariwisata di suatu daerah hendaklah tidak hanya memberikan keuntungan bagi pihak pengelola ataupun pemerintah saja, namun pariwisata juga harus dapat memberikan keuntungan bagi masyarakat lokal serta melibatkan masyarakat tersebut dalam pengelolaannya. Pemberdayaan masyarakat lokal pada suatu daerah destinasi wisata merupakan hal yang seharusnya diperhatikan dalam pembangunan kepariwisataan kedepan. Menurut Wearing (2001) Keberhasilan jangka panjang suatu industri pariwisata sangat tergantung pada tingkat penerimaan dan dukungan dari komunitas lokal. Untuk itu masyarakat perlu diberikan fasilitas dalam mencapai keberhasilan pariwisata tersebut.

Dalam pengelolaan suatu perusahaan ataupun destinasi wisata diperlukan adanya tanggungjawab sosial (corporate social responsibility) sebagai wujud kepedulian sosial suatu perusahaan. Tanggung jawab tersebut haruslah memiliki dampak positif bagi masyarakat ataupun lingkungan. Dan program yang diberikan biasanya program-program jangka panjang yang memiliki dampak positif bagi masyarakat dan relasi antara masyarakat dengan perusahaan.

Menurut A.B. Susanto (2009:25) dari sisi perusahaan terdapat berbagai manfaat yang dapat diperoleh dari aktivitas corporate social responsibility, antara lain sebagai berikut :

1. Mengurangi resiko dan tuduhan terhadap perlakuan tidak pantas yang diterima perusahaan.

2. Corporate social responsibilitydapat berfungsi sebagai pelindung dan

membantu perusahaan meminimalkan dampak buruk yang diakibatkan suatu krisis.

3. Keterlibatan dan kebanggaan karyawan

4. Corporate social responsibility yang dilaksanakan secara konsisten akan

mampu memperbaiki dan mempererat hubungan antara perusahaan dengan para stakeholdernya

5. Meningkatnya penjualan

(15)

Berdasarkan data tanggung jawab sosial yang diterima, maka peneliti ingin mencaritahu sejauh mana pihak pengelola telah ikut serta dalam pemberdayaan masyarakat serta bagaimana tanggapan masyarakat akan tanggug jawab sosial yang telah diberikan Sapu Lidi Cafe, Resort, and Gallery.

Berdasarkan analisis diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti : Analisis Efektivitas Corporate Social Responsibility Sapu Lidi Cafe, Resort, and Gallery Dalam Mendukung Pemberdayaan Masyarakat.

B. Identifikasi Masalah

Yang menjadi sorotan penting dalam identifikasi masalah pada penelitian ini ialah sejauh apa peran corporate social responsibility dalam mendukung pemberdayaan masyarakat. Dimana ada berbagai aspek dari corporate social

responsibility yang akan dijadikan tolak ukur keberhasilan corporate social responsibility pada Sapu Lidi Cafe, Resort, and Gallery. Dan tentu saja akan

menyoroti hal-hal penting yang menjadi tolak ukur pemberdayaan masyarakat melalui corporate social responsibility yang telah dijalankan. Penelitian ini juga akan melihat bagaimanan efektivitas program corporate social responsibility Sapu Lidi Cafe, Resort, anf Gallery dalam mendukung pemberdayaan masyarakat.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar beelakang tersebut, maka penulis mendapatkan beberapa rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apa saja corporate social responsibility yang telah dijalankan Sapu Lidi

Cafe, Resort, andGallery ?

2. Bagaimana tanggapan masyarakat terhadap program corporate social

responsibility yang telah diberikan pihak Sapu Lidi cafe, resort, andgallery ?

(16)

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin disampaikan penulis berdasarkan penelitian tersebut adalah sebagai berikut :

1. Menganalisis apa saja corporate social responsibility yang telah dijalankan Sapu Lidi Cafe, Resort, and Gallery.

2. Menganalisis tanggapan masyarakat terhadap program corporate social

responsibility yang telah diberikan pihak Sapu Lidi cafe, resort, and gallery.

3. Menganalisis efektivitas corporate social responsibility yang diberikan pihak pengelola Sapu Lidi Cafe, Resort, and Gallery dalammendukung pemberdayaan masyarakat.

E. Manfaat Penelitian

Kegunaan Praktis

Manfaat yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pengelola

Analisis ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagi pengelola mengenai kondisi daya tarik wisata tersebut serta pemberdayaan masyarakat local dan lingkungan melalui tanggung jawab sosial (corporate social responsibility). 2. Penulis

Dengan adanya penelitian ini penulis diharapkan dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah didapatkan selama dibangku perkuliahan. Serta dapat menjadi gambaran bagi penulis untuk melaksanakan penelitian yang akan dilaksanakan selanjutnya.

Kegunaan Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber ataupun acuan pembelajaran serta dokumen yang berguna bagi civitas akademik.

F. DefenisiOperasional

1. Tanggung Jawab Sosial ( Corporate Social Responsibility)

(17)

mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke dalam operasinya dan interaksinya dengan stockholders, yang melebihi tanggung jawab organisasi di bidang hukum (Darwin dalam Saputri, 2011 : 87 ). Di Indonesia, corporate

social responsibilitydalam UU Perseroan Terbatas no 40 Tahun 2007

disepadankan dengan dengan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Pada bagian awal UU PT menemukan tanggung jawab sosial sebagai komitmen perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya. Dalam UU No. 25 tahun 2007 tentang penanaman modal dijelaskan bahwa setiap penanam modal wajib melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan.

Menurut corporate social responsibility forum (Wibisono,2007:95),

corporate social responsibility didefenisikan sebagai bisnis yang dilakukan secara

transparan dan terbuka serta berdasarkan pada nilai-nilai moral dan menjunjung tinggi rasa hormat kepada karyawan, komunitas dan lingkungan. Sasaran dari program corporate social responsibility adalah memberdayakan SDM lokal (pelajar, pemuda dan mahasiswa termasuk didalamnya), pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar daerah operasi, pembangunan fasilitas sosial/umum, pengembangan kesehatan masyarakat, sosbud dan lain-lain.

Menurut teroi (Anwas, 2013:115-148) yang diangkat tentang corporate social

responsibility dan hubungannya dengan pemberdayaan masyarakat dibagi

kedalam beberapa sektor yaitu : 1. Sektor pendidikan

(18)

bentuk usaha untuk mengubah perilaku ke arah yang lebih baik. Perubahan perilaku ini diarahkan ke arah yang lebih baik menuju kepada peningkatan kualitas dan kesejahteraan.

2. Sektor kesehatan

Pemberdayaan sektor kesehatan dimulai dengan analisis kebutuhan dan masalah yang dihadapi masyarakat dalam sektor kesehatan. Masalah apa yang dihadapi masyarakat terkait sektor kesehatan? Penyakit apa yang sering diderita masyarakat? Bagaimana kondisi lingkungan kesehatan masyarakat? Apa penyebabnya dan berbagai bentuk pertanyaan lainnya. Penyebab masalah kesehatan tersebut selanjutnya diupayakan melalui berbagai kegiatan. Dimulai dengan membangun kesadaran akan pentingnya hidup sehat dalam kehiduoan sehari-hari. Upaya memberikan penyadaran ini dilakukan secara terus menerus melalui berbagai cara. Penyadaran dalam lingkup nasional atau wilayah yang luas dapat memanfaatkan media massa baik media cetak maupun elektronik. Penyadaran juga dapat dilakukan melalui lembaga-lembaga yang ada dalam masyarakat, seperti memberikan pemahaman di acara PKK, posyandu, posdaya, arisan, koperasi, tempat ibadah, atau dalam lembaga lainnya. Penanaman hidup sehat juga dapat dilakukan melalui pimpinan lembaga dan tokoh masyarakat yang dituakan diwilayah tersebut. Selanjutnya dilakukan dengan tindakan atau aksi nyata yang bisa dilakukan oleh secara bersama-sama oleh masyarakat dalam kehidupan keseharian.

3. Sektor usaha kecil

(19)

Pengembangan usaha kecil juga perlu diperhatikan potensi lokal dan kearifan-kearifan lokal. Hal ini jika dipertahankan justru akan jadi nilai kekhasan dan menjadi daya tarik serta memiliki nilai jual yang tinggi.

Pemberdayaan usaha kecil yang utama adalah bagaimana membangun SDM yang tangguh. Mereka perlu dibina mulai dari proses produksi hingga pasca produksi yang benar-benar efisien. Mereka perlu didorong untuk menciptakan berbagai inovasi produknya yang memiliki daya saing. Kemampuan mendorong berpikir dan beperilaku motivatif sangat diperlukan. Keterampilan dan kemampuan lainnya yang sangat diperlukan oleh pelaku usaha kecil adalah aspek manajerial, pengelolaan keuangan, pemasaran, kerjasama yang saling menguntungkan. Pengusaha kecil juga perlu mendapatkan pencerahan tentang perbankan, sehingga mereka bisa mengakses penambahan modal usaha. Untuk itu diperlukan kegiatan pelatihan dan pendampingan secara kontinyu. Tenaga instruktur dapat dilibatkan instansi terkait di pemerintahan, dunia usaha, atau masyarakat di wilayah tersebut yang memilki pengalaman relevan dengan usaha kecil tersebut.

4. Pertanian

Bentuk pemberdayaan bisa dilakukan melalui berbagai metode, sesuai dengan permasalahan dan potensi klien, berdasarkan hasil analisis kebutuhan.

5. Pemberdayaan potensi wilayah

(20)

6. Pemberdayaan didaerah bencana

Pemberdayaan masyarakat di daerah bencana diarahkan pada upaya meningkatkan kemampuan masyarakat baik sebelum bencana, pada saat bencan aterjadi, dan upaya rehabilitasi dan rekonstruksi setelah bencana terjadi. Pemberdayaan sebelum bencana merupakan upaya penyadaran kepada individu dan penyadaran kepada masyarakat akan bahaya bencana. Bencana alam dapat terjadi kapanpun. Yang sangat perlu ditumbuhkan kesadaran kritis dari individu dan masyarakat terhadap bahaya bencana, serta kesadaran bahwa pada diri setiap manusia memiliki potensi untuk meminimalisir potensi untuk meminimalisir risiko bencana.

7. Pemberdayaan kaum disabilitas

Pemberdayaan penyandang disabilitas perlu dilakukan secara menyeluruh (holistik) yang melibatkan berbagai pihak terkait, mulai dari orangtua, agen pemberdayaan, dunia usaha, lembaga sosial disabilitasnya. Pemberdayaan ini dilakukan dalam satu visi yang sama, memberikan peran kepada penyandang diasbilitas sesuai dengan potensi dan kebutuhannya.

8. Pemberdayaan model corporate social responsibility (beasiswa,

pembinaan ekonomi dan ukm, pembinaan lingkungan, relevansi produk/jasa perusahaan, pemberdayaan perempuan)

Corporate social responsibility hendaknya dilakukan dalam pemberdayaan.

Potensi dan kebutuhan yang ada dalam diri dan lingkungan masyarakat yang perlu dibangun dan diberdayakan. Masyarakat perlu ditumbuhkan kesadaran untuk mau dan mampu membangun dirinya, menigkatkan kualitas kehidupannya kearah yang lebih baik. Corporate social responsibility harus diarahkan untuk menggali potensi-potensi yang ada dimasyarakat untuk dikembangkan. Potensi tersebut bisa dari sumber daya manusia, potensi sumber daya alam, potensi budaya, dan juga potensi sosial kemasyarakatan. Potensi tersebut selanjutnya dibina melalui berbagai kegiatan yang berkesinambungan, sehingga pada akhirnya kualitas lingkungan dan pada akhirnya kesejahteraan masyarakat bisa meningkat. meningkatkan kemandirian, dan pada akhirnya kesejahteraan juga meningkat.

(21)

masyarakat yaitu membantu pemerintah mengentaskan kemiskinan melalui pembangunan manusia yang mandiri dan mampu bersaing di era global.

2. Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat adalah sarana untuk memberi kendali atas pengambilan keputusan dan sumber daya kelompok masyarakat dan cara untuk menyediakan pelayanan sosial dan sarana serta prasarana, mengatur aktivitas ekonomi, dan sumber daya, pemberdayaan masyarakat miskin, perbaikan pemerintahan, dan peningkatan keamanan bagi mayarakat miskin. (Bank Dunia, 2002 dalam Adiyoso, 2009:20-21)

Menurut Sunaryo (2013 : 47) didalam memberdayakan masyarakat malalui kepariwisataan tentu saja pihak pemerintah dan LSM harus memegang prinsip-prinsip dasar pemberdayaan masyarakat yang antara lain meliputi :

1. Prakarsa dan proses pengambilan keputusan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, tahap demi tahap harus diletakkan pada masyarakat sendiri. 2. Fokus utamanya adalah meningkatkan kemampuan masyarakat untuk

mengelola dan memobilisasi sumber-sumber yang terdapat di komunitas itu sendiri untuk memenuhi kebutuhan mereka.

3. Menghargai variasi dan keunikan lokal sehingga kepariwisataan yang dikembangkan harus bersifat fleksibel menyesuaikan dengan kondisi lokal. 4. Menekankan pada proses pembelajaran masyarakat (social learning) yamg

didalamnya terdapat interaksi kolaboratif antara birokrasi dan komunitas sejak perencanaan, implementasi sampai dengan evaluasi kegiatan/proyek pembangunan.

5. Proses belajar tersebut didasarkan pada prinsip kesetaraan, saling menghormati, dan saling percaya diantara pemangku kepentingan.

6. Pembentukan kemitraan maupun jaringan (networking) yang saling menguntungkan diantara stakeholders terkait.

(22)

tercapai. Sasaran/tujuan pemberdayaan masyarakat melalui kepariwisataan tadi, paling tidak meliputi :

1. Mendorong masyarakat di destinasi untuk mengenali dan menyadari masalah kepariwisataan yang dihadapinya serta secara bersama-sama dan mandiri memecahkan masalah tersebut

2. Memperkuat bargaining position atau membangun organisasi atau kelompok di bidang kepariwisataan sebagai wadah untuk kebersamaan (kerjasama), keswadayaan, dan pertanggungjawaban.

3. Memperkuat (posisi tawar) kelompok kepariwisataan itu dihadapan pemerintah, elite, ataupun pemilik modal

4. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam berbagai urusan kepariwisataan melalui kepariwisataan melalui wadah kelompok/organisasi sosial tersebut 5. Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan sdm pariwisata yang ada

melalui wadah kelompoknya

6. Membangun tata kelola kepariwisataan yang baik dan membuka akses yang luas terhadap keadilan

7. Memperkuat posisi masyarakat setempat dalam usaha kepariwisataan 8. Memperkuat kapasitas organisasi masyarakat dibidang kepariwisataan

9. Meningkatkan jangkauan informasi masyarakat terhadap berbagai isu maupun permasalahan kepariwisataan yang menyangkut kehidupan mereka

10.Meningkatkan kemandirian masyarakat pariwisata melalui kelompok dalam hal permodalan, membuat keputusan dan menghidupi kelompok

(23)
(24)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ialah Sapu Lidi Cafe, Resort, and Gallery yang terletak di Jalan Sersan Bajuri Kompleks Graha Puspa Cihideung, Lembang. Berikut adalah denah lokasi Sapu Lidi Cafe, Resort, and Gallery :

Gambar 3.1 Denah Lokasi Sapu Lidi Cafe, Resort, and Gallery

B. Populasi dan Sampel

(25)

merasakan manfaat dari program corporate social responsibility di Sapu lidi Cafe,

Resort,and Gallery. Sedangkan sampelnya adalah keseluruhan jumlah populasi

yaitu sebanyak 68 orang.

C. Kerangka Pemikiran

D.

E.

F.

Variabel x : csr Variabel x :pemberdayaan masyarakat

G.

H.

Gambar 3.2 Kerangka Pemikiran Sumber : Diolah Peneliti Sapu Lidi Cafe, Resort,

andGallery

Permasalahan : Efektivitas corporate social responsibility terhadap pemberdayaan masyarakat

Grand Teori :

1. Corporate Social Responsibility

(Anwas, 2013)

2. Pemberdayaan Masyarakat

( Anwas:2013)

Metode : Importance Performance Analysis (Mengukur tingkat keefektifan suatu produk atau jasa) – Penelitian – Pengolahan data

ANALISIS EFEKTIVITAS CORPORATE

SOCIAL RESPONSIBILITYSAPU LIDI CAFE, RESORT, ANDGALLERYDALAM

(26)

A. Metode Analisis Data

Menurut Ali (1982 : 21) menyatakan bahwa metode penelitian merupakan suatu cara untuk memeperoleh pengetahuan atau memecahkan suatu permasalahan yang dihadapi.Metode penelitian yang digunakan adalah

importance performance analysis. Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh

Martilla dan James dengan tujuan untuk mengukur hubungan antara persepsi konsumen dan prioritas peningkatan kualitas produk/jasa yang dikenal pula sebagai quadrant analysis (Martinez, 2003: 127). IPA mempunyai fungsi utama untuk menampilkan informasi berkaitan dengan faktor-faktor pelayanan yang menurut konsumen perlu ditingkatkan karena kondisi saat ini belum memuaskan.Dalam metode ini akan ditemukan 4 kuadran yang menunjukkan keefektivitasan suatu produk/jasa, dimana jika tingkat kesesuaian responden sebagai berikut :

1. Tingkat kesesuaian responden > 0 dapat diartikan bahwa konsumen merasa sangat puas akan suatu produk yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam penelitian kali ini dapat dikaitkan bahwa program corporate social

responsibility yang dijalankan memiliki nilai kepuasan yang sangat baik bagi

masyarakat

2. Tingkat kesesuaian responden = 0 dapat diartikan bahwa sebuah program yang dijalankan perusahaan dapat membeikan nilai kepuasan yang cukup bagi masyarakat. Jika dikaitkan dengan program corporate social responsibility yang diteliti maka masyarakat merasa cukup puas terhadap program tersebut. 3. Tingkat kesesuain responden < 0 dapat diartikan bahwa konsumen tidak

merasa puas terhadap produk yang dimiliki oleh sebuah perusahaan. Dalam hal penelitian ini dapat dikaitkan bahwa program corporate social

responsibility yang dijalankan belum dapat memberi nilai kepuasan terhadap

masyarakat.

(27)

(Y) Harapan

KUADRAN A KUADRAN B

Prioritas Utama Pertahankan Prestasi

KUADRAN C KUADRAN D

Prioritas Rendah Berlebihan

0 (X) Kenyataan

Gambar 3.3 Kuadran Kartesius IPA Keterangan kuadran :

1. Kuadran A : menunjukkan dimana faktor kenyataan atas program yang dirasakan responden sudahberjalan dengan sangat efektif

2. Kuadran B : Menunjukkan kenyataan yang terjadi dilapangan sudah berjalan dengan efektif hanya saja diperlukan peningkatan untuk pemaksimalan program tersebut

3. Kuadran C : menunjukkan bahwa program yang dijalankan untuk responden membutuhkan perhatian yang lebih untuk mencapai keefektifan suatu program 4. Kuadran D : menunjukkan bahwa responden tidak merasakan dampak dari suatu program yang dijalankan.

(28)

responden menentukan tingkat persetujuan mereka terhadap suatu pernyataan dengan memilih suatu salah satu dari pilihan yang tersedia. Biasanya disediakan 5 format sebagai berikut :

Tabel 3.1 Skor/ Nilai Kenyataan dan Harapan

Skor/Nilai Tingkat Kenyataan Tingkat Harapan

1 Tidak baik Tidak baik

2 Kurang baik Kurang baik

3 Cukup Cukup

4 Baik Baik

5 Sangat baik Sangat baik

Rumus yang digunakan dalam metode ini adalah :

Tki = Xi

Yi

Keterangan Rumus:

Tki: Tingkat kesesuaian responden Xi : Skor penilaian terhadap kenyataan Yi : Skor penilaian terhadap harapan

Secara teoritis dalam menginterpretasikan kuadran tersebut dibagi kedalam 4 kuadran yaitu :

1. Concentrate Here (konsentrasi disini)

2. Keep up with the good work (pertahankan prestasi) 3. Low Priority (terlalu rendah)

4. Possibly Overkill (terlalu berlebihan)

Dalam konteks IPA ini, peneliti melakukan langkah-langkah sebagai berikut : a. Menghitung mean kenyataan yang dirasakan setiap responden

b. Menghitung mean persepsi/harapan setiap responden

c. Mencari mean harapan dan kenyataan dari seluruh responden

d. Pengelompokkan data dari hasil keseluruhan menjadi data per item untuk memudahkan dalam menganalisis

(29)

B. Variabel Penelitian

Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, yang kemmudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2012:38) a. Variabel X dalam penelitian ini adalah :Corporate Social Responsibility pada

Sapu Lidi Cafe, Resort,and Gallery.

b. Variabel Y dalam penelitian ini adalah : Pemberdayaan masyarakat

C. Operasional Variabel

Operasional variabel adalah adalah penjelasan mengenai variabel yang akan diteliti untuk kemudian dimunculkan indikator-indikator yang akan dijabarkan dalam hasil penelitian dan pembahasan. Adapun operasional dari variabel diatas adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2 Operasional Variabel X

Variabel Sub Variabel Indikator Jenis

(30)

d. Relevansi produk atau jasa

perusahaan

1. Memberikan

pelatihan bagi pegawai untuk meningkatkan kualitas SDM

Ordinal

Ordinal

(31)

Tabel 3.3 Operasional Tabel Y

Variabel Sub Variabel Indikator Jenis

(32)

f.Pemberdayaan kaum disabilitas

1.Memberikan bantuan dana kepada program disabilitas

2.Ikut berpartisipasi secara langsung dalam melakukan kunjungan kepada kaum disabilitas

Ordinal

Ordinal

Sumber : Diolah Peneliti

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Laptop intel® Pentium® dual-core processor T4500, 2.3 Ghz, 800 Mhz,, ram 1 GB, HDD 320 GB. Berfungsi sebagai pengolah data.

2. Alat Tulis digunakan untuk mencatat seluruh data-data dan informasi yang berkaitan.

3. Kuisioner penelitian terhadap responden di Sapu Lidi Cafe, Resort, and Gallery

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi Lapangan

Tekhnik observasi lapangan merupakan tekhnik pengumpulan data dimana peneliti mengadakan pengamatan secara langsung terhadap objek yang ada. Tekhnik observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah peneliti ikut terlibat, baik dengan pengelola,masyarakat maupun dalam aktivitas yang diamati. 2. Wawancara

(33)

datang dan merupakan verifikasi, pengecekan dan pengembangan informasi (konstruksi, rekonstruksi dan proyeksi) yang telah didapat sebelumnya. Peneliti melakukan wawancara terhadap pihak pengelola detinasi wiata Sapu Lidi Cafe,

Resort and Gallery dan masyarakat yang telah mendapatkan serta merasakan

manfaat corporte social responsibility. 3. Studi Literatur

Peneliti /mengumpulkan informasi dari berbagai sumber kepustakaan yang berhubungan dengan topik penelitian seperti buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen penting lainnya.

F. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data yang dilakukan peneliti ialah sebagai berikut : a. Mengumpulkan sumber data yang telah didapat melalui kuesioner

b. Melakukan pengelompokan berdasarkan jenis operasional variabel yang ada

c. Data yang telah terkumpul akan dianalisis menggunakan metode Importance

Performance Analysis

d. Penyajian data dengan menggunakan tabel kartesius, tabel hasil penelitian dan pemaparan berdasarkan pendapat pihak pengelola dan masyarakat serta menghubungkannya dengan teori yang ada

(34)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada Bab IV, serta teori-teori yang digunakan maka kesimpulan yang didapat dari efektivitas corporate social responsibility di Sapu Lidi Cafe, resort, and Gallery terhadap pemberdayaan masyarakat adalah sebagai berikut :

Program corporate social responsibility yang dijalankan oleh pihak Sapu

Lidi Cafe, Resort, and Gallery sangat variatif diantaranya ialah mendirikan

sekolah PAUD, menerima dan melatih siswa/mahasiswa magang, membantu masyarakat dalam memasarkan hasil usaha mereka, ikut serta dalam menjaga lingkungan, memberi perhatian dibidang kesehatan, meningkatkan kualitas sdm pegawai yang direkrut dari masyarakat, memberi sembako rutin di hari besar keagamaan, melakukan kunjungan ke panti asuhan. Sesuai dengan teori Anwas bahwa pihak pengelola tela melaksanakan program corporate social responsibility terhadap pemberdayaan masyarakat sesuai dengan aspek-aspek yang ada.

Masyarakat menilai bahwa program corporate social responsibility yang dilakukan oleh pihak Sapu Lidi Cafe, Resort, and Gallery secara keseluruhan belum dapat memberi nilai kepuasan bagi masyarakat. Hanya ada 1 kegitan yang dapat memberi nilai kepuasan yaitu program pelatihan yang diberikan untuk peningkatan sumber daya manusia. Hal ini sangat dimaklumi mengingat pada hakikatnya bahwa manusia selalu ingin mendapatkan hasil yang lebih baik lagi secara terus menerus.

(35)

kesehatan bagi masyarakat, membantu masyarakat dalam memasarkan hasil keterampilan, dan merekrut masyarakat sebagai pegawai. Secara keseluruhan program corporate social responsibility yang berjalan sudah sudah baik, sehingga pihak pengelola hanya perlu meningkatkan kualitas dari beberapa program sesuai dengan ekspektasi dari masyarakat.

B. Rekomendasi

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat direkomendasikan beberapa hal berikut kepada pihak pengelola Sapu Lidi Cafe, Resort, and Gallery dalam menjalankan dan lebih meningkatkan program corporate social

responsibility:

1. Lebih meningkatkan kualitas program corporate social responsibility yang dijalankan sehingga dapat memberi nilai kepuasan bagi masyarakat

2. Lebih meningkatkan variasi dari program corporate social responsibility yang akan dijalankan kedepannya berdasarkan aspek yang telah dijelaskan dalam teori Anwas

3. Memberi perhatian terhadap korban bencana alam sesuai dengan aspek pemberdayaan berbasis potensi wilayah

4. Serta dapat memberikan program beasiswa sesuai dengan apa yang diharapkan masyarakat.

5. Membuat tim yang dapat mengkordinir pencarian dana untuk program

corporate social responsibility sehingga pihak pengelola memiliki dana untuk

(36)

DAFTAR PUSTAKA

Adiyoso, Wigoyo. (2009). Menggugat Perencanaan Partisipatif Dalam

Pemberdayaan Partisipatif Dalam Pemberdayaan Masyarakat. Surabaya : Putra

Media Nusantara.

Anwas, Oos M. (2013). Pemberdayaan Masyarakat di Era Global. Bandung: Alfabeta

Arikunto, Suharsimi. (2009). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek (Ed

Keempat). Jakarta : Rineka Cipta

Hadiwijoyo, Suryo Sakti. (2012). Perencanaan Pariwisata Perdesaan Berbasis

Masyarakat. Yogyakarta: Graha Ilmu

Hikmat, Harry. (2010). Strategi Pemberdayaan (Edisi Revisi). Bandung: Humaniora Press

Ismayanti, 2010. Pengantar Pariwisata, Jakarta:Grasindo.

John A. Martilla and John C. James, “Importance Performance Analysis” (Journal

of Marketing, January, 1977: 77-79)

Karya Tulis Ilmiah UPI. (2013). Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia Marpaung, Happy dan Bahar, Herman (2000). Pengantar Pariwisata. Bandung : Alfabeta

Muljadi, AJ., 2009. Kepariwisataan dan Perjalanan, Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada

Nasdian, Fredian Tony. (2014). Pengembangan Masyarakat. Jakarta: Yayasan Psustaka Obor Indonesia

Nurdiansyah. (2014). Peluang dan Tantangan Pariwisata Indonesia. Bandung: Alfabeta

Nurhidayati, Sri Endah, S.Sos., M.Si. (2010). Community Based Tourism(CBT)

sebagai Pendekatan Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan. (online) tersedia :

http://journal.unair.ac.id/filerPDF/community%20Based%20Tourism20_CBT_pd f

(37)

Pitana, I Gde, M.Sc & I Ketut Surya Diarta, SP., MA. (2009). Pengantar Ilmu

Pariwisata. Yogyakarta : Andi

Pitana, I Gde, M.Sc & Ir. Putu G. Gayatri, M.Si. (2005). Sosiologi Pariwisata, Yogyakarta : Andi

Poerwadamita, WJS., 1984. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:Balai Pustaka

Richardson, John I & Martin Fluker. (2004). Understanding and Managing

Tourism. NSW : Pearson Education Australia

Sammeng, Andi Mappi. (2000). Cakrawala Pariwisata, Jakarta: SN

Solihin, Ismail. (2009). Corporate Social Responsibility : from Charity to

Sustainability. Jakarta : Salemba

Suharto, Edi, Ph.D (2010). Membangun Masyarakat, Memberdayakan

masyarakat (Kajian Strategi Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pelayanan Sosial), Bandung : Refika Aditama

Sugiyono, Prof., Dr. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabet

Sunaryo, Bambang. (2013). Kebijakan Pembangunan Destinasi Pariwisata. Yogyakarta: Gava Media

Sunyoto Drs. (2008). Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat. Yogyakarta. Pustaka Belajar.

Undang-undang No.25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal Undang-undang No.40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan Wibisono, Yusuf. 2007. Membedah Konsep dan Aplikasi CSR. Gresik : Fascho Publishing. Undang-Undang Perseroan terbatas Nomor 40 Tahun 2007

Gambar

Gambar 3.1 Denah Lokasi Sapu Lidi Cafe, Resort, and Gallery
Gambar 3.2 Kerangka Pemikiran Sumber : Diolah Peneliti
Gambar 3.3 Kuadran Kartesius IPA
Tabel 3.2 Operasional Variabel X Sub Variabel

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil pengujian yang didapat adalah kegagalan pada proses ETL dari database OLTP ke database data warehouse adalah adanya noise. Setelah dianalisis ternyata noise ada pada

In this paper, our group will convey the purpose about design of reading test as well as some of the main points in the determination of basic reading skills assessment through

Bahwa terhadap putusan tersebut, Termohon untuk selanjutnya disebut Pembanding telah mengajukan permohonan banding pada tanggal 06 September 2017 sebagaimana

[2.3] Pada tanggal 10 Desember 2010, Pemohon mengajukan keberatan, kepada Atasan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Suku Dinas Pendidikan Pemerintah

Sehingga, dalam tulisan ini akan dibuat model Petri Net dari antrian sistem pelayanan rawat jalan bagi pasien Askes pada RSUD Dr.. Haulussy Ambon, untuk mendapatkan

Guling depan (forward roll) adalah gerakan menggulingkan badan menggunakan bagian belakang badan bagian atas (tengkuk, punggung, pinggang dan panggul bagian

Sumatera Utara: Skripsi Sastra Jepang Universitas Sumatera Utara. http://id.wikipedia.org/wiki/Zaman_Azuchi Momoyama

Dari hasil perhitungan menggunakan metode CPM, maka dapat diketahui bahwa proses renovasi rumah terselesaikan dalam waktu 28 hari dan menghabiskan biaya Rp 38.748.000,- dengan