• Tidak ada hasil yang ditemukan

EKSPLORASI POLA KOMUNIKASI DALAM DISKUSI MENGGUNAKAN MOODLE PADA PERKULIAHAN SIMULASI PEMBELAJARAN KIMIA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EKSPLORASI POLA KOMUNIKASI DALAM DISKUSI MENGGUNAKAN MOODLE PADA PERKULIAHAN SIMULASI PEMBELAJARAN KIMIA."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

EKSPLORASI POLA KOMUNIKASI DALAM DISKUSI MENGGUNAKAN

MOODLE PADA PERKULIAHAN SIMULASI PEMBELAJARAN KIMIA

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi

Sebagian dari Syarat Memperoleh

Gelar Magister Pendidika IPA

Konsentrasi Pendidikan Kimia

Sekolah Lanjutan

Oleh

IVAN ANDRIANSYAH 0907861

SEKOLAH PASCA SARJANA

▸ Baca selengkapnya: tujuan pembelajaran teks diskusi

(2)

EKSPLORASI POLA KOMUNIKASI DALAM DISKUSI MENGGUNAKAN

MOODLE PADA PERKULIAHAN SIMULASI PEMBELAJARAN KIMIA

Oleh Ivan Andriansyah

S.Pd UPI, 2013

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan IPA

© Ivan Andriansyah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

September 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis. LEMBAR PENGESAHAN

EKSPLORASI POLA KOMUNIKASI DALAM DISKUSI MENGGUNAKAN MOODLE PADA PERKULIAHAN SIMULASI PEMBELAJARAN KIMIA

Oleh:

IVAN ANDRIANSYAH

0907861

Disetujui Oleh:

Pembimbing I,

Dr. Ijang Rohman, M.Pd. NIP. 196305011988031002

Pembimbing II,

Dr. Yayan Sunarya, M.Si. NIP. 196102081990031004

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan IPA

(4)

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola komunikasi yang terbentuk setelah melakukan diskusi virtual menggunakan moodle, mengetahui kelebihan dan kekurangan diskusi menggunakan moodle. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif eksploratif. Penelitian ini dilakukan pada perkuliahan simulasi pembelajaran kimia pada mahasiswa prodi pendidikan kimia angkatan 2009 di salah satu universitas negeri di Bandung. Data diperoleh dari hasil diskusi mahasiswa dengan topik-topik pembelajaran mengenai penyusunan indikator dan tujuan pembelajaran, yaitu: pola komunikasi yang terjadi saat melakukan diskusi virtual berlangsung secara satu arah. Kendala-kendala yang terjadi pada saat pelaksanaan diskusi virtual yaitu mahasiswa kesulitan untuk mengakses

moodle dari luar kampus. selain itu respon yang dilakukan oleh dosen terhadap

jawaban/pertanyaan mahasiswa tidak reaktif melainkan cenderung manual, sehingga memberatkan kerja dosen; Komunikasi yang terbentuk dalam diskusi virtual menggunakan

moodle termasuk kedalam pola komunikasi satu arah. Pola komunikasi yang terbentuk

selama proses diskusi virtual berlangsung adalah sebagai berikut: komunikasi untuk mempertahankan indikator, komunikasi untuk menghilangkan beberapa indikator, komunikasi agar indikator dikoreksi dan tidak setuju dengan indikator yang dibuat; Indikator dan tujuan pembelajaran cenderung mengalami perubahan baik jumlah, isi ataupun struktur kalimatnya setelah melakukan diskusi virtual dengan menggunakan fasilitas moodle. Perubahan yang terjadi membuat indkator dan tujuan menjadi lebih baik dibandingkan sebelum didiskusikan.

.

(5)

Abstract

This study aims to determine the communication pattern that forms after a virtual discussion using Moodle, find out the advantages and disadvantages of using Moodle discussion. Research method used was a descriptive exploratory.This research was conducted in the course of simulation on student learning chemistry department of chemical education class of 2009 at one of the public universities in Bandung.Data obtained from student discussions on topics concerning the development of indicators of learning and learning objectives, namely: communication patterns that occur when a virtual discussions take place in one direction.Constraints that occur when implementing a virtual discussion that student difficulties to access Moodle from outside the campus.other than that the response made by the lecturer to answer / question is not reactive but students tend to be manual, so the burdensome work of lecturers; Communications formed using Moodle in virtual discussion included into the pattern of one-way communication.Communication patterns that are formed during the process of the virtual discussion takes place is as follows: to maintain communications indicator, communication to eliminate some of the indicators, the communication to the indicator corrected and do not agree with indicators made; Indicators and learning objectives are likely to change either the amount, content, or sentence structure after a virtual discussion by using Moodle.The changes made indicator and goals to be better than before discussed.

.

(6)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Saat ini teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah berkembang dengan pesat

sehingga mempengaruhi segala aspek dalam kehidupan manusia seperti yang diungkapkan

oleh Lodree (2005). Perkembangan tersebut secara tidak langsung mengakibatkan

terjadinya perubahan di dalam kehidupan masyarakat, salah satunya pada bidang

pendidikan. Hal ini juga sesuai dengan pernyataan depdiknas (2008), bahwa pendidikan

adalah aktivitas yang dinamis, selalu bergerak mengikuti perkembangan yang terjadi di

sekitarnya.

Teknologi informasi dan komunikasi dapat membantu mempermudah proses belajar

mengajar menjadi lebih baik. Perkembangan teknologi informasi juga telah memunculkan

sistem teknologi informasi-komunikasi nirkabel yang terpadu dengan perangkat

pengolahan informasi berbasis jaringan global (internet) sehingga dimensi ruang dan waktu

kini tidak lagi membatasi dua pihak atau lebih untuk saling berinteraksi (Suhendi, 2009).

Dengan keunggulan yang dimiliki oleh internet, banyak praktisi pendidikan yang

ingin memanfaatkan dan mengembangkannya lebih lanjut. Tidak hanya sebagai media

untuk mencari bahan ajar akan tetapi banyak juga yang mengembangkannya menjadi

sistem pembelajaran (e-learning). E-learning digunakan sebagai sarana untuk proses

belajar mengajar yang dilaksanakan tanpa harus bertatap muka secara langsung antara

guru/dosen dengan siswa/mahasiswanya.

Proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan menggunakan e-learning

(7)

yang memiliki fungsi sebagai Learning Management Sistem (LMS). Sudah banyak

software aplikasi yang memiliki fungsi sebagai LMS seperti WebCT, Moodle, Classfronter.

Diantara ketiga LMS tersebut moodle termasuk yang paling banyak digunakan

(MuhaiminAbd, 2012).

Moodle banyak digunakan karena memiliki berbagai fungsi yang dapat membantu

proses belajar mengajar, seperti dosen dapat menyimpan atau menyampaikan berbagai

macam materi pembelajaran baik berupa teks, audio, maupun video. Selain itu terdapat

fasilitas yang memungkinkan dosen berdiskusi dengan mahasiswa baik secara

synchrounous maupun asynchrounous. Bahkan moodle memiliki kemampuan untuk

mengevaluasi hasil pembelajaran yang sudah dilakukan.

E-learning yang dikembangkan di Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam (FPMIPA) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) menggunakan

platform open source yaitu moodle. Penggunaan sistem ini sudah dimulai pada tahun 2002

yang berfungsi sebagai alat bantu untuk memfasilitasi pembelajaran yang dilakukan di

prodi-prodi yang ada di FPMIPA UPI. Setelah dilakukan pengkajian, ternyata penggunaan

moodle pada umumnya baru sebatas penyampaian materi saja, sedangkan untuk forum

diskusi hanya sebagian kecil yang menggunakan. Sementara fasilitas lainnya seperti chat

room dan evaluasi belajar belum termanfaatkan.

Simulasi Pembelajaran Kimia (SPK), merupakan salah satu mata kuliah yang

membutuhkan bimbingan dan diskusi secara intensif dari dosen pada proses

pembelajarannya. Semakin sering berdiskusi dengan dosen maupun rekannya, mahasiswa

akan semakin terlatih untuk dapat membuat rencana pembelajaran yang baik. Salah satu

(8)

indikator dan tujuan. Berdasarkan hasil survei terhadap mahasiswa dan salah satu dosen

SPK ditemukan beberapa masalah dalam proses bimbingan, khususnya dalam perumusan

indikator dan tujuan pembelajaran yang disebabkan terbatasnya waktu bimbingan dengan

dosen.

Untuk permasalahan tersebut moodle memiliki sarana dalam memfasilitasi kegiatan

bimbingan yaitu dengan memanfaatkan fasilitas forum diskusi, dengan menggunakan

moodle proses bimbingan tidak hanya melalui pertemuan langsung dosen dengan

mahasiswa maupun mahasiswa dengan mahasiswa, tetapi juga dapat dilaksanakan dalam

dunia maya (internet), yang dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja, sehingga tidak

banyak waktu yang terbuang dan dapat mempermudah mahasiswa untuk bertanya dan

menyiapkan materi mereka sebelum dapat gilirannya, dengan demikian, bimbingan pun

diharapkan dapat menjadi lebih efektif.

Berdasarkan paparan di atas, maka perlu dilakukan penelitian yang mengulas sampai

sejauh mana moodle dapat memfasilitasi dalam membantu permasalahan bimbingan antara

dosen dengan mahasiswa dalam mata kuliah simulasi pembelajaran kimia, serta pola

komunikasi yang terjadi pada saat diskusi berlangsung.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka masalah dalam penelitian ini

adalah bagaimana pola komunikasi dalam diskusi virtual menggunakan moodle pada

perkuliahan simulasi pembelajaran kimia?

Untuk memperjelas rumusan masalah tersebut diuraikan dalam

(9)

1. Kendala-kendala apa saja yang dihadapi pada saat diskusi virtual menggunakan

moodle pada perkuliahaan simulasi pembelajaran kimia?

2. Bagaimana pola komunikasi yang terjadi pada saat diskusi virtual mahasiswa pada

mata kuliah simulasi pembelajaran kimia?

3. Bagaimana hasil diskusi virtual menggunakan moodle dalam mempersiapkan RPP?

C. PEMBATASAN MASALAH

Pada pembuatan RPP yang dijadikan Fokus diskusi virtual dari penelitian ini adalah

indikator pembelajaran dan tujuan pembelajaran dengan materi kimia kelas X,

menggunakan kurikulum 2006.

D. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui pola komunikasi yang terbentuk setelah melakukan diskusi virtual

menggunakan moodle.

2. Mengetahui kelebihan dan kekurangan proses diskusi virtual dengan menggunakan

moodle.

E. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk penelitian selanjutnya

berupa pola komunikasi yang akan menjadi suatu database dalam pembuatan software

(10)

F. PENJELASAN ISTILAH

1. Pola Komunikasi merupakan bentuk interaksi penuangan ide atau gagasan antar satu

manusia dengan manusia lain dalam suatu diskusi. Pola komunikasi diperoleh dari

kalimat-kalimat yang terbentuk selama diskusi berlangsung.

2. Moodle: (Moduler Object-Oriented Dynamic Learning Environtment) adalah paket

perangkat lunak yang diproduksi untuk kegiatan belajar berbasis internet dan situs web

yang menggunakan prinsip Social Constructionist pedagogy (MuhaiminAbd, 2012).

3. Learning Management System merupakan sistem perangkat lunak yang memvirtualkan

proses belajar mengajar konvensional. Bagaimana manajemen kelas, pembuatan materi

atau konten, forum diskusi, sistem penilaian (rapor), sistem ujian online dan segala fitur

yang berhubungan dengan manajemen proses belajar mengajar (MuhaiminAbd, 2012).

4. Simulasi pembelajaran kimia (SPK) merupakan suatu mata kuliah yang menugaskan

mahasiswa untuk mensimulasikan pembelajaran kimia dari mulai perencanaan sampai

(11)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif eksploratif yang bertujuan

menjelaskan suatu situasi secara sistematis, faktual dan teliti. Penelitian deskriptif juga

bertujuan untuk menggambarkan keadaan, fenomena-fenomena yang ditemukan dan

dideskripsikan apa adanya, tidak dimodifikasi atau diberi perlakuan (Arikunto,2010).

Kegunaan penelitian eksploratif adalah untuk mengetahui apakah permasalahan yang

akan diteliti masih dianggap relatif baru atau belum jelas, untuk mengetahui apakah ada

variabel-variabel penting yang mungkin belum diketahui atau belum terdefinisikan dengan

baik; untuk mengetahui apakah penelitian yang dilakukan cukup layak; atau untuk

mengetahui apakah peneliti yakin mampu untuk melakukan penelitian yang sebenarnya atau

sebaliknya. Penelitian dengan desain ini tidak sampai pada tahapan penyimpulan hasil,

karena tujuan penelitiannya cenderung lebih mengutamakan pada ketersediaan data yang

dianggap relevan sebanyak-banyaknya daripada ketajaman analisis datanya (Umar, 2007).

B. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahapan yaitu tahap pertama merupakan tahap

persiapan, tahap kedua tahap pelaksanaan, dan tahap ketiga tahap analisis data dan

(12)
[image:12.612.44.512.90.693.2]

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

Tahap Pelaksanaan

Tahap Akhir Studi pendahuluan

Pemberian tugas mahasiswa membuat RPP

Indikator dan tujuan Acuan Data hasil diskusi

Penyebaran angket

dibandingkan Kalimat dianalisis 1

(penyederhanaan kalimat)

Kapabilitas mahasiswa

membuat indikator dan

tujuan dapat diketahui

Kalimat dianalisis 2 (penyempurnaan

kalimat)

Data angket

Kesimpulan Kalimat akhir Mengkaji

kurikulum 2004

Mengkaji materi kimia

Materi pembelajaran dipilih oleh dosen

Indikator dan tujuan pembelajaran terpilih didiskusikan

Labeling Labeling

Pengkajian prakondisi

(13)

1. Tahap studi pendahuluan

Pengkajian pra kondisi dilakukan untuk membuat indikator dan tujuan

pembelajaran acuan, yang akan digunakan untuk mengetahui kemampuan mahasiswa

dalam merumuskan indikator dan tujuan pembelajaran. Dalam pengkajian pra

kondisi, dilakukan kajian-kajian mengenai materi kimia dan kurikulum 2004 yang

menyangkut silabus dan SK KD.

2. Tahap pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan mahasiswa diberi tugas yang selanjutnya akan menjadi

bahan diskusi, tugas berupa topik-topik mata pelajaran kimia SMA yang selanjutnya

dikumpulkan dan dipilih oleh dosen, yang terpilih bukanlah yang terbaik akan tetapi

yang layak untuk menjadi bahan diskusi. Setelah bahan diskusi dipilih selanjutnya

bahan diskusi diup_load dalam moodle dan didiskusikan bersama-sama oleh seluruh

mahasiswa yang mengontrak mata kuliah SPK. Setelah seluruh dokumen diskusi

diperoleh selanjutnya peneliti memberikan angket kepada mahasiswa untuk

mengetahui kelebihan dan kekurangan yang mahasiswa rasakan saat melakukan

proses diskusi berbantu moodle

a) Subjek penelitian

Pembelajaran e-learning diimplementasikan pada perkuliahan SPK pada

mahasiswa program studi pendidikan kimia angkatan 2009 di salahsatu

Perguruan Tinggi Negeri di Bandung.

b) Instrumen penelitian

(14)

Penggunaan angket pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

tanggapan siswa terhadap kegiatan diskusi yang dilakukan.

b. Pedoman wawancara

Wawancara dilakukan kepada mahasiswa pendidikan kimia UPI, yang telah

mengikuti mata kuliah simulasi pembelajaran kimia, serta pengelola moodle

dilingkungan FPMIPA UPI

3. Tahap akhir

Data berupa angket, wawancara, observasi pembelajaran dan studi pendahuluan

dianalisis untuk memperkuat data serta menjelaskan hasil analisis.

Untuk mendapatkan pola komunikasi dilakukan langkah-langkah seperti berikut:

dokumen diskusi yang diperoleh diberi label, pemberian label dilakukan untuk

memudahkan peneliti dalam menganalisis data yang diperoleh. Setelah pemberian

label, data dibandingkan dengan indikator dan tujuan acuan sehingga dapat diketahui

kapabilitas mahasiswa dalam membuat indikator dan tujuan pembelajaran. Data

yang diperoleh dianalisis (disederhanakan) untuk diambil inti kalimat, yang

selanjutnya disempurnakan untuk menjadi kalimat yang lebih baku (kalimat akhir),

yang merupakan suatu pola komunikasi dan kemudian diambil kesimpulan.

Penyebaran data angket dilakukan untuk mengetahui pernanan moodle serta kendala

(15)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan dan pengolahan data peneliti menyimpulkan:

1. Kendala-kendala yang terjadi pada saat pelaksanaan diskusi virtual yaitu mahasiswa

kesulitan untuk mengakses moodle dari luar kampus. selain itu respon yang dilakukan oleh

dosen terhadap jawaban/pertanyaan mahasiswa tidak reaktif melainkan cenderung manual,

sehingga memberatkan kerja dosen.

2. Komunikasi yang terbentuk dalam diskusi virtual menggunakan moodle termasuk kedalam

pola komunikasi satu arah. Pola komunikasi yang terbentuk selama proses diskusi virtual

berlangsung adalah sebagai berikut: komunikasi untuk mempertahankan indikator,

komunikasi untuk menghilangkan beberapa indikator, komunikasi agar indikator dikoreksi

dan tidak setuju dengan indikator yang dibuat.

3. Indikator dan tujuan pembelajaran cenderung mengalami perubahan baik jumlah, isi ataupun

struktur kalimatnya setelah melakukan diskusi virtual dengan menggunakan fasilitas

moodle. Perubahan yang terjadi membuat indkator dan tujuan menjadi lebih baik

(16)

B. Saran

1. Pada saat melakasankan diskusi secara online. lebih baik jika pengaksesan e-learning lebih

mudah dilakukan dimanapun tidak hanya sebatas dilingkungan FPMIPA UPI.

2. Harus diciptakannya suatu software yang dapat merespon semua pertanyaan maupun

pernyataan agar pembelajaran menggunakan e-learning dapat berjalan secara online (tidak

manual). Software yang dimaksudkan adalah suatu program Artificial Intelegance Teacher

atau guru buatan yang dengan seiringnya waktu dapat berkembang untuk menjawab

pertanyaan maupaun pernyataan dari mahasiswa.

3. Peniliti ini hanya berfokus kedalam indikator dan tujuan pembelajaran sedangkan dalam

komponen RPP masih banyak yang harus didiskusikan sehingga pola komunikasi yang

(17)

Daftar Pustaka

Adisusilo, S. (2011). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). [online] tersedia: http://veronikaccloset.files.wordpress.com/2010/06/rpp.pdf. Diakses tanggal 23 agustus 2013.

Arikunto, S. (1993). Prodsedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

ANTA. (2003). Definition of keys terms used in e-learning (version 1.00). [online] tersedia: http://www.flexiblelearning.net.au/guides/keyterms.pdf. Diakses pada tanggal 15 Agustus 2012.

Basori, (2005), Mengapresiasi e-learning berbasis moodle”. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS. Makalah tidak diterbitkan.

Cheng, K.K., et al. (2004) using an online homework system enhance students’ learning of

physics concepts in an introdutory physics courses. Journal american association of

physic teacher, vol 72 (11).

Depdiknas, (2008). Pandungan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta. Depdiknas.

Dwiyanti, G. (2009). RPP, Pengembangan indikator & tujuan pembelajaran. [online]. Tersedia: http://www.file.upi.edu/direktori/FPMIPA/JUR_PEND_KIMIA/195612061983032-Gebi_Dwiyanti/RPP.pdf. Diakses pada tanggal 26 agustus 2013.

Exline. (2004). Workshop: inquary-based Learning. [online]. Tersedia: http://www.thirteen.org/edonline/concept2class/inquiry/index_sub2.html. Diakses pada tanggal 9 Agustus 2012.

Gilbert & Jones, M. G. (2001). E-learning is e-normous. Electric perspectives, 26 (3), 66-82 Komala, L. (2009). Ilmu Komunikasi: Perspektif, Proses, dan Konteks. Bandung: Widya

Padjadjaran

Lodree, A.W. (2005). The Effect of Animated Agennts with Verbal Audio on Mathematics

comperehension and Attitude Towards Mathematics and Computer. Disertasi sekolah

pascasarjana Universitas Missouri: Columbia. Tersedia: http://www.unilorin.edu.ng.

Diakses pada tanggal 15 Agustus 2012.

Muhaimin, Abd (2012). Kelebihan e-learning moodle. [online]. Tersedia: http://www.muhaiminabd.com/2012/03/kelebihan-elearning-moodle.html?21. Diakses pada tanggal 24 Februari 2013.

Muharrom. A (2011). Macam-Macam Diskusi. [online] Tersedia: http://line-tcs.blogspot.com/2011/10/macam-macam-diskusi.html. Diakses pada tanggal 28 Agustus 2013.

Rosenberg, M.J. (2001). E leraning: strategies for delivering knowledge in teh digital age. New York: McGraw-hill.

Salam. A (2010) Teori Komunikasi dan Diskusi. [online] Tersedia: http://bangsalam.wordpress.com/teori-komunikasi-dan-diskusi/. Diakses pada tanggal 28 Agustus 2013.

Shon, B. (2005). E-learning and primary and secondary education in Korea. Korea education & reaserch information service. 2 (6)

Surjono, H. (2006). Development and evaluation of an adaptive hypermedia system based on

(18)

Suhendi. (2009), Implementasi E–Learning untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Memperbaiki Sikap Belajar mahasiswa Pada Materi Pencemaran Lingkungan. Tesis.

Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Suharini, E. (2009). Studi Tentang Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Bagi Guru Geografi

Di SMA Negeri Kabupaten Pati. Jurnal Geografi FIS UNNES 6(2).

Sukmawati. D (2013). Penggunaan Metode atau Model Pembelajaran. [online] tersedia: http://panduanguru.com/penggunaan-metode-atau-model-pembelajaran-bagian-1/. Diakses pada tanggal 28 Agustus 2013.

Syaodih, N. (2003). Perencanaan Pengajaran. Rineka Cipta. Jakarta

Tafiardi, (2005). Meningkatkan mutu pendidikan melalui e-learning. Jurnal pendidikan penabur No. 04/th IV/juli/2005

Trianto. (2007). Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Prestasi Pustaka Publisher. Jakarta.

Gambar

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

„Laporan berkelanjutan merupakan sebuah istilah umum yang dianggap sinonim dengan istilah lainnya untuk menggambarkan laporan mengenai dampak ekonomi, lingkungan, dan

Pendekatan tanpa memperhatikan akses merupakan simulasi pengaturan hasil dengan masa tebang pada tahun yang sama dan tidak memperhatikan kemungkinan akses jalan

Hasil penelitian tindakan ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran student learning dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VI dengan ketuntasan mencapai

Kegiatan PKP di rumah sakit meliputi: melihat fungsi dan tugas rumah sakit dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat, melihat peran Instalasi Farmasi Rumah Sakit dalam

Hasil dari pengujian kecepatan putar generator induksi tanpa storage dibandingkan dengan storage adalah untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan storage terhadap kecepatan

 Sumber data dari jumlah produk sejenis yang ditawarkan oleh perusahaan lain atau jumlah produk sejenis yang ada di pasaran, selain itu juga bisa berasal

Mata kuliah ini berisikan muatan tentang konsep-konsep manajemen investasidi mulai dari tinjauan pasar uang dan investasi, pasar sekunder dan mekanisme perdagangan, teori

Daftar Nama Peserta Didik Yang Melaksanakan Shalat Dhuha Madrasah Aliyah Al-Hikmah Bandar Lampung. No Nama