• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN PROGRAM PELATIHAN ORANGTUA DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN PROGRAM PELATIHAN ORANGTUA DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR."

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

Dhea Intan Kusumawardhani, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM PELATIHAN ORANGTUA DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

PENGEMBANGAN PROGRAM PELATIHAN ORANGTUA DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI ANAK

TUNARUNGU KELAS DASAR

TESIS

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Master Pada Program

Studi Pendidikan Kebutuhan Khusus

Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

Dhea Intan Kusumawardhani

1302971

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEBUTUHAN KHUSUS

(2)

Dhea Intan Kusumawardhani, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM PELATIHAN ORANGTUA DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2015

HALAMAN PERNYATAAN

“Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul Pengembangan Program Pelatihan Orang tua Dalam Mengembangkan Keterampilan

Komunikasi Anak Tunarungu Kelas Dasar ini beserta seluruh isinya adalah

benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau

pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang

berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini. Saya siap menanggung

resik / sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya

pelanggaran terhadap Rika keilmuan dalam karya saya ini atau ada klaim dari

pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Juli 2015

(3)

Dhea Intan Kusumawardhani, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM PELATIHAN ORANGTUA DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

PENGEMBANGAN PROGRAM PELATIHAN ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI ANAK

TUNARUNGU KELAS DASAR

Dhea Intan Kusumawardhani 1302971

Penelitian ini di latar belakangi oleh orang tua yang memiliki anak tunarungu, yang belum memahami bagaimana perkembangan keterampilan komunikasi anak tunarungu, sehingga anak tidak mampu memahami ungkapan, mengutarakan keinginan dalam percakapan ketika berkomunikasi. Hal ini dikarenakan keterampilan komunikasi yang anak miliki kurang terlatih sehingga keterampilan komunikasi anak tunarungu harus ditingkatkan agar dapat berkembang secara optimal.Keluarga adalah pendidikan utama bagi anak sejak bayi, peran orang tua sangat penting bagi tumbuh kembang anaknya. Kebanyakan Orang tua belum memahami tentang pentingnya perkembangan yang harus dicapai anak serta tidak mengetahui dampak dari ketunarunguan yang anak alami, sehingga diperlukan suatu program pelatihan orang tua agar dapat meningkatkan pemahaman, pengetahuan dan keterampilan untuk melatih komunikasi anak tunarungu di rumah.Subjek penelitian ini adalah orang tua yang memiliki anak tunarungu usia kelas dasar, belum memiliki pemahaman, pengetahuan dan cara meningkatkan keterampilan komunikasi anak tunarungu. Penelitian ini dilaksanakan menggunakan dua pendekatan dalam tiga tahap yaitu tahap kualitatif, tahap kualitatif dan tahap kuantitatif.Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan pemahaman orang tua tentang konsep ketunarunguan, prinsip ekologi perkembangan manusia dalam pola layanan orang tua terhadap anak tunarungu, dan pengembangan keterampilan komunikasi anak tunarungu. Peningkatan terlihat dengan membandingkan dari kemampuan awal dan sesudah diberikan intervensi menggunakan program pelatihan orang tua dalam meningkatkan keterampilan komunikasi anak tunarungu. Berdasarkan hasil penelitian bahwa program ini sangat cocok untuk diterapkan kepada orang tua yang masih kurang dalam pemahaman baik tentang konsep ketunarunguan, pola asuh orang tua, cara meningkatkan keterampilan komunikasi anak tunarungu agar dapat menstimulasi anaknya sedini mungkin di lingkungan rumah agar keterampilan komunikasi anak dapat optimal. Hasil penelitian ini direkomendasikan kepada orang tua dan guru anak tunarungu kelas dasar.

(4)

Dhea Intan Kusumawardhani, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM PELATIHAN ORANGTUA DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

PENGEMBANGAN PROGRAM PELATIHAN ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI ANAK

TUNARUNGU KELAS DASAR

Dhea Intan Kusumawardhani 1302971

This research is motivated by parents who have deaf children, who do not understand how the development of communication skills of children with hearing, so that the child is unable to understand the expressions, to express desire in conversation when communicating. This is because the child's communication skills have poorly trained so that the communication skills of children with hearing impairment should be improved in order to develop optimally. The family is the primary education for children from infancy, the role of parents is essential for children's growth. Most parents do not understand the importance of the development to be achieved as well as the child does not know the impact of deafness that children naturally, so we need a parent training program in order to improve the understanding, knowledge and communication skills to train deaf children at home. Subjects of this study is parents who have deaf children age base class, yet have the understanding, knowledge, and how to improve communication skills of children with hearing impairment. This study was conducted using two approaches in three phases: a qualitative, qualitative and quantitative phase stage. The results showed an increase understanding of parents of the concept of deafness, ecological principles of human development in the service patterns of parents of children with hearing, and the development of communication skills of children with hearing impairment. The improvement seen by comparing the ability of the start and after the intervention is given using a parent training program to improve the communication skills of children with hearing impairment. Based on the research that this program is suitable to apply to parents who are still lacking in a good understanding of the concept of deafness, parenting parents, how to improve communication skills of children with hearing impairment in order to stimulate their children as early as possible in the home environment so that the communication skills children can be optimized. Results of this study was recommended to the parents and teachers of children with hearing impairment base class.

(5)

Dhea Intan Kusumawardhani, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM PELATIHAN ORANGTUA DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN i

HALAMAN PERNYATAAN ii

UCAPAN TERIMAKASIH iii

ABSTRAK iv

KATA PENGANTAR vi

DAFTAR ISI vii

DAFTAR GAMBAR x

DAFTAR TABEL xi

DAFTAR GRAFIK xi

DAFTAR LAMPIRAN xvii

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang 1

B.Rumusan Masalah 5

C.Fokus dan Pertanyaan Penelitian 5

D.Tujuan Penelitian 6

E. Manfaat Penelitian 7

BAB II Ekologi Perkembangan Manusia Sebagai Dasar Filosofi Program Pelatihan Orang tua Dalam Mengembangkan Keterampilan Orang

tua Dalam Mengembangkan Keterampilan Komunikasi Anak Tunarungu Kelas Dasar

A.Definisi Konsep 8

1. Ekologi Perkembangan Manusia 8

(6)

Dhea Intan Kusumawardhani, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM PELATIHAN ORANGTUA DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

3. Ketunarunguan 11

4. Keterampilan Komunikasi 12

B.Konsep Dasar Ekologi Perkembangan Manusia 13

C.Perkembangan Keterampilan Komunikasi Anak Tunarungu Dalam

Perspektif Ekologi Perkembangan Manusia 18

1. Perkembangan Keterampilan Komunikasi 18

2. Keluarga bagai Ekologi Perkembangan Keterampilan Komunikasi Anak

Tunarungu 20

3. Program Pelatihan Orang tua 22

4. Keterlibatan Ahli 24

D.Program Pelatihan Orang tua dalam Mengembangkan Keterampilan

Komunikasi Anak Tunarungu Kelas Dasar 27

E. Landasan Pikiran Perkembangan Program 29

F. Penelitian yang Relevan 30

G.Kerangka Berpikir 31

H.Hipotesis Penelitian 32

BAB III Metode Penelitian

A.Pendekatan dan Disain Penelitian 33

B.Prosedur Penelitian 35

1. Tahap I 35

2. Tahap II 48

3. Tahap III 48

C.Penjelasan Istilah 53

1. Definisi Konsep Variabel 53

2. Definisi Operasional Variabel 53

BAB IV Deskripsi dan Pembahasan Penelitian

A.Hasil Penelitian 60

(7)

Dhea Intan Kusumawardhani, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM PELATIHAN ORANGTUA DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

2. Kondisi objektif perlakuan orang tua dan guru dalam mengembangkan

keterampilan komunikasi anak tunarungu kelas dasar 68

3. Perumusan program pelatihan orang tua dalam mengembangkan

keterampilan komunikasi anak tunarungu kelas dasar 88

4. Hasil keterlaksanaan program pelatihan orang tua dalam mengembangkan

keterampilan komunikasi anak tunarungu kelas dasar. 104

B.Pembahasan Hasil Penelitian 174

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.Kesimpulan 180

B.Rekomendasi 182

DAFTAR PUSTAKA xviii

(8)

Dhea Intan Kusumawardhani, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM PELATIHAN ORANGTUA DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

2.1 Alur Komunikasi

2.2 Skema Landasan Pembuatan Program

2.3 Skema Program Bimbingan Ekologi Orang tua

3.1 Bagan Alur Penelitian

(9)

Dhea Intan Kusumawardhani, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM PELATIHAN ORANGTUA DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

4.1. Skor Penilaian Keterampilan Komunikasi Anak Tunarungu

4.2. Kondisi Objektif Orang tua

4.3. Rumusan Program Pelatihan Orang tua dalam Mengembangkan

Keterampilan Komunikasi Anak Tunarungu

4.4. Data Baseline-1 (A1) Pemahaman Orang Tua Tentang Konsep

Ketunarunguan

4.5. Hasil Intervensi (B) Pemahaman Orang Tua Tentang Konsep

Ketunarunguan

4.6. Hasil Baseline-2 (A2) Pemahaman Orang Tua Tentang Konsep

Ketunarunguan

4.7. Hasil Pengukuran Pemahaman Orang Tua Tentang Konsep Ketunarunguan

4.8. Panjang Kondisi Pemahaman Orang Tua Tentang Konsep Ketunarunguan

4.9. Estimasi Kecenderungan Arah Pemahaman Orang Tua Tentang Konsep

Ketunarunguan

4.10. Rentan Stabilitas Pemahaman Orang Tua Tentang Konsep Ketunarunguan

4.11. Mean Level Pemahaman Orang Tua Tentang Konsep Ketunarunguan

4.12. Batas Atas Pemahaman Orang Tua Tentang Konsep Ketunarunguan

4.13. Batas Bawah Pemahaman Orang Tua Tentang Konsep Ketunarunguan

4.14. Kondisi Kecenderungan Stabilitas Pemahaman Orang Tua Tentang Konsep

Ketunarunguan

4.15. Jejak data Pemahaman Orang Tua Tentang Konsep Ketunarunguan

4.16. Level Stabilitas dan Rentan Stabilitas Pemahaman Orang Tua Tentang

(10)

Dhea Intan Kusumawardhani, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM PELATIHAN ORANGTUA DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

4.17. Data Level Pemahaman Orang Tua Tentang Konsep Ketunarunguan

4.18. Rangkuman Hasil Analisis Visual dalam Kondisi Pemahaman Orang Tua

Tentang Konsep Ketunarunguan

4.19. Data Jumlah Variabel yang di ubah Pemahaman Orang Tua Tentang Konsep

Ketunarunguan

4.20. Perubahan Kecenderungan Arah dan Efeknya Pemahaman Orang Tua

Tentang Konsep Ketunarunguan

4.21. Perubahan Stabilitas Pemahaman Orang Tua Tentang Konsep

Ketunarunguan

4.22. Perubahan Level Data Pemahaman Orang Tua Tentang Konsep

Ketunarunguan

4.23. Data Persentase Overlap Pemahaman Orang Tua Tentang Konsep

Ketunarunguan

4.24. Hasil Analisis Antar Kondisi Pemahaman Orang Tua Tentang Konsep

Ketunarunguan

4.25. Data BAseline-1 (A1) Pemahaman Orang Tua Tentang Pola Layanan Orang

tua Terhadap Anak Tunarungu Dari Perspektif Ekologi

4.26. Hasil Intervensi (B) Pemahaman Orang Tua Tentang Pola Layanan Orang

tua Terhadap Anak Tunarungu Dari Perspektif Ekologi

4.27. Hasil Baseline-2 (A2) Pemahaman Orang Tua Tentang Pola Layanan Orang

tua Terhadap Anak Tunarungu Dari Perspektif Ekologi

4.28. Hasil Pengukuran Pemahaman Orang Tua Tentang Pola Layanan Orang tua

Terhadap Anak Tunarungu Dari Perspektif Ekologi

4.29. Panjang Kondisi Pemahaman Orang Tua Tentang Pola Layanan Orang tua

Terhadap Anak Tunarungu Dari Perspektif Ekologi

4.30. Estimasi Kecenderungan Arah Pemahaman Orang Tua Tentang Pola

Layanan Orang tua Terhadap Anak Tunarungu Dari Perspektif Ekologi

4.31. Rentan Stabilitas Pemahaman Orang Tua Tentang Pola Layanan Orang tua

(11)

Dhea Intan Kusumawardhani, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM PELATIHAN ORANGTUA DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

4.32. Mean Level Pemahaman Orang Tua Tentang Pola Layanan Orang tua

Terhadap Anak Tunarungu Dari Perspektif Ekologi

4.33. Batas Atas Pemahaman Orang Tua Tentang Pola Layanan Orang tua

Terhadap Anak Tunarungu Dari Perspektif Ekologi

4.34. Batas Bawag Pemahaman Orang Tua Tentang Pola Layanan Orang tua

Terhadap Anak Tunarungu Dari Perspektif Ekologi

4.35. Kondisi Kecenderungan Stabilitas Pemahaman Orang Tua Tentang Pola

Layanan Orang tua Terhadap Anak Tunarungu Dari Perspektif Ekologi

4.36. Jejak data Pemahaman Orang Tua Tentang Pola Layanan Orang tua

Terhadap Anak Tunarungu Dari Perspektif Ekologi

4.37. Level Stabilitas dan Rentan Stabilitas Pemahaman Orang Tua Tentang Pola

Layanan Orang tua Terhadap Anak Tunarungu Dari Perspektif Ekologi

4.38. Data Level Pemahaman Orang Tua Tentang Pola Layanan Orang tua

Terhadap Anak Tunarungu Dari Perspektif Ekologi

4.39. Rangkuman Hasil Analisis Visual dalam Pemahaman Orang Tua Tentang

Pola Layanan Orang tua Terhadap Anak Tunarungu Dari Perspektif Ekologi

4.40. Data Jumlah Variabel yang di ubah Pemahaman Orang Tua Tentang Pola

Layanan Orang tua Terhadap Anak Tunarungu Dari Perspektif Ekologi

4.41. Perubahan Kecenderungan Arah dan Efeknya Pemahaman Orang Tua

Tentang Pola Layanan Orang tua Terhadap Anak Tunarungu Dari Perspektif

Ekologi

4.42. Perubahan Stabilitas Pemahaman Orang Tua Tentang Pola Layanan Orang

tua Terhadap Anak Tunarungu Dari Perspektif Ekologi

4.43. Perubahan Level Data Pemahaman Orang Tua Tentang Pola Layanan Orang

tua Terhadap Anak Tunarungu Dari Perspektif Ekologi

4.44. Data Persentase Overlap Pemahaman Orang Tua Tentang Pola Layanan

Orang tua Terhadap Anak Tunarungu Dari Perspektif Ekologi

4.45. Hasil Analisis Antar Kondisi Pemahaman Orang Tua Tentang Pola Layanan

(12)

Dhea Intan Kusumawardhani, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM PELATIHAN ORANGTUA DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

4.46. Data BAseline-1 (A1) Pemahaman Orang Tua Tentang Keterampilan

Komunikasi Anak Tunarungu Kelas Dasar

4.47. Hasil Intervensi (B) Pemahaman Orang Tua Tentang Keterampilan

Komunikasi Anak Tunarungu Kelas Dasar

4.48. Hasil Baseline-2 (A2) Pemahaman Orang Tua Tentang Keterampilan

Komunikasi Anak Tunarungu Kelas Dasar

4.49. Hasil Pengukuran Pemahaman Orang Tua Tentang Keterampilan

Komunikasi Anak Tunarungu Kelas Dasar

4.50. Panjang Kondisi Pemahaman Orang Tua Tentang Keterampilan

Komunikasi Anak Tunarungu Kelas Dasar

4.51. Estimasi Kecenderungan Arah Pemahaman Orang Tua Tentang

Keterampilan Komunikasi Anak Tunarungu Kelas Dasar

4.52. Rentan Stabilitas Pemahaman Orang Tua Tentang Keterampilan

Komunikasi Anak Tunarungu Kelas Dasar

4.53. Mean Level Pemahaman Orang Tua Tentang Keterampilan Komunikasi

Anak Tunarungu Kelas Dasar

4.54. Batas Atas Pemahaman Orang Tua Tentang Keterampilan Komunikasi

Anak Tunarungu Kelas Dasar

4.55. Batas Bawah Pemahaman Orang Tua Tentang Keterampilan Komunikasi

Anak Tunarungu Kelas Dasar

4.56. Kondisi Kecenderungan Stabilitas Pemahaman Orang Tua Tentang

Keterampilan Komunikasi Anak Tunarungu Kelas Dasar

4.57. Jejak data Pemahaman Orang Tua Tentang Keterampilan Komunikasi Anak

Tunarungu Kelas Dasar

4.58. Level Stabilitas dan Rentan Stabilitas Pemahaman Orang Tua Tentang

Keterampilan Komunikasi Anak Tunarungu Kelas Dasar

4.59. Data Level Pemahaman Orang Tua TentangKeterampilan Komunikasi Anak

(13)

Dhea Intan Kusumawardhani, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM PELATIHAN ORANGTUA DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

4.60. Rangkuman Hasil Analisis Visual dalam Kondisi Pemahaman Orang Tua

Tentang Keterampilan Komunikasi Anak Tunarungu Kelas Dasar

4.61. Data Jumlah Variabel yang di ubah Pemahaman Orang Tua Tentang

Keterampilan Komunikasi Anak Tunarungu Kelas Dasar

4.62. Perubahan Kecenderungan Arah dan Efeknya Pemahaman Orang Tua

Tentang Keterampilan Komunikasi Anak Tunarungu Kelas Dasar

4.63. Perubahan Stabilitas Pemahaman Orang Tua Tentang Keterampilan

Komunikasi Anak Tunarungu Kelas Dasar

4.64. Perubahan Level Data Pemahaman Orang Tua Tentang Keterampilan

Komunikasi Anak Tunarungu Kelas Dasar

4.65. Data Persentase Overlap Pemahaman Orang Tua Tentang Keterampilan

Komunikasi Anak Tunarungu Kelas Dasar

4.66. Hasil Analisis Antar Kondisi Pemahaman Orang Tua Tentang Keterampilan

Komunikasi Anak Tunarungu Kelas Dasar

DAFTAR GRAFIK

4.1. Hasil Baseline-1 (A1) Pemahaman Orang tua tentang Konsep

Ketunarunguan

4.2. Hasil Intervensi B Pemahaman Orang tua tentang Konsep Ketunarunguan

4.3. Hasil Baseline-2 (A2) Pemahaman Orang tua tentang Konsep

Ketunarunguan

4.4. Rekapitulasi Perkembangan Pemahaman Orang tua tentang Konsep

Ketunarunguan

4.5. Estimasi Kecenderungan Arah Pemahaman Orang tua tentang Konsep

Ketunarunguan

4.6. Kecederungan Stabilitas Baseline-1 (A1)

4.7. Intervensi B Kecenderungan Stabilitas Intervensi B Pemahaman Orang tua

(14)

Dhea Intan Kusumawardhani, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM PELATIHAN ORANGTUA DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

4.8. Baseline 2 (A-2). Kecenderungan Stabilitas Baseline 2 Pemahaman Orang

tua tentang Konsep Ketunarunguan

4.9. Data Overlap Baseline-1 (A1) dan Intervensi B Pemahaman Orang tua

tentang Konsep Ketunarunguan

4.10. Data Overlap Intervensi B dan Basline-2 Pemahaman Orang tua tentang

Konsep Ketunarunguan

4.11. Mean Level Pemahaman Orang tua tentang Konsep Ketunarunguan

4.12. Hasil Baseline-1 (A1) Pemahaman Orang tua tentang Pola Layanan Orang

tua terhadap anak tunarungu dalam Perspektif Ekologi

4.13. Hasil Intervensi B Pemahaman Orang tua tentang Pola Layanan Orang tua

terhadap anak tunarungu dalam Perspektif Ekologi

4.14. Hasil Baseline-2 (A2) Pemahaman Orang tua tentang Pola Layanan Orang

tua terhadap anak tunarungu dalam Perspektif Ekologi

4.15. Rekapitulasi Perkembangan Pemahaman Orang tua tentang Pola Layanan

Orang tua terhadap anak tunarungu dalam Perspektif Ekologi

4.16. Estimasi Kecenderungan Arah Pemahaman Orang tua tentang Pola Layanan

Orang tua terhadap anak tunarungu dalam Perspektif Ekologi

4.17. Kecederungan Stabilitas Baseline-1 (A1) Pemahaman Orang tua tentang

Pola Layanan Orang tua terhadap anak tunarungu dalam Perspektif Ekologi

4.18. Intervensi B Kecenderungan Stabilitas Intervensi B Pemahaman Orang tua

tentang Pola Layanan Orang tua terhadap anak tunarungu dalam Perspektif

Ekologi

4.19. Baseline 2 (A-2). Kecenderungan Stabilitas Baseline 2 Pemahaman Orang

tua tentang Pola Layanan Orang tua terhadap anak tunarungu dalam

Perspektif Ekologi

4.20. Data Overlap Baseline-1 (A1) dan Intervensi B Pemahaman Orang tua

tentang Pola Layanan Orang tua terhadap anak tunarungu dalam Perspektif

(15)

Dhea Intan Kusumawardhani, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM PELATIHAN ORANGTUA DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

4.21. Data Overlap Intervensi B dan Basline-2 Pemahaman Orang tua tentang

Pola Layanan Orang tua terhadap anak tunarungu dalam Perspektif Ekologi

4.22. Mean Level Pemahaman Orang tua tentang Pola Layanan Orang tua

terhadap anak tunarungu dalam Perspektif Ekologi

4.23. Hasil Baseline-1 (A1) Pemahaman Tentang Keterampilan Komunikasi

4.24. Hasil Intervensi B Pemahaman Tentang Keterampilan Komunikasi

4.25. Hasil Baseline-2 (A2) Pemahaman Tentang Keterampilan Komunikasi

4.26. Rekapitulasi Perkembangan Pemahaman Tentang Keterampilan Komunikasi

4.27. Estimasi Kecenderungan Arah Pemahaman Tentang Keterampilan

Komunikasi

4.28. Kecederungan Stabilitas Baseline-1 (A1) Pemahaman Tentang

Keterampilan Komunikasi

4.29. Intervensi B Kecenderungan Stabilitas Intervensi B Pemahaman Tentang

Keterampilan Komunikasi

4.30. Baseline 2 (A-2). Kecenderungan Stabilitas Baseline 2 Pemahaman Tentang

Keterampilan Komunikasi

4.31. Data Overlap Baseline-1 (A1) dan Intervensi B Pemahaman Tentang

Keterampilan Komunikasi

4.32. Data Overlap Intervensi B dan Basline-2 Pemahaman Tentang Keterampilan

Komunikasi

4.33. Mean Level Pemahaman Tentang Keterampilan Komunikasi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi-kisi pedoman observasi dan wawancara

Lampiran 2 Pedoman Observasi dan Wawancara

Lampiran 3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian

(16)

Dhea Intan Kusumawardhani, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM PELATIHAN ORANGTUA DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu Lampiran 5 Hasil Observasi Lapangan

Lampiran 6 Hasil Wawancara Orang Tua

Lampiran 7 Hasil Wawancara Guru

Lampiran 8 Rangkuman Hasil Objektif Anak Tunarungu Kelas Dasar

Lampiran 9 Rangkuman Hasil Objektif Kondisi Orang Tua

Lampiran 10 Rangkuman Hasil Objektif Pembelajaran di Sekolah

Lampiran 11 Rancangan Program Pelatihan Orang Tua Dalam Mengembangkan

Keterampilan Komunikasi Anak Tunarungu Kelas Dasar

Lampiran 12 Desain Program Pelatihan Orang Tua Dalam Mengembangkan

Keterampilan Komunikasi Anak Tunarungu Kelas Dasar

Lampiran 13 Program Pelatihan Orang Tua Dalam Mengembangkan

Keterampilan Komunikasi Anak Tunarungu Kelas Dasar

Lampiran 14 Instrumen Program Pelatihan Orang Tua Dalam Mengembangkan

Keterampilan Komunikasi Anak Tunarungu Kelas Dasar

(17)

1

Dhea Intan Kusumawardhani, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM PELATIHAN ORANGTUA DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Keterampilan komunikasi merupakan model dalam menumbuhkembangkan

fondasi dalam berinteraksi antara individu dengan lingkungan, komunikasi juga

merupakan bentuk penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain.

Komunikasi pada kaidahnya merupakan penyampaian informasi melalui bicara

dan bahasa, tekanan, kecepatan, intonasi, kualitas suara, pendengaran dan

pemahaman, ekspresi muka, dan gerak-isyarat tangan (Samuel Kirk, dalam

Permanarian: 2007).

Bagi seorang anak, belajar komunikasi merupakan tugas perkembangan

yang utama setelah menguasai bahasa dan bicara. Keterampilan berkomunikasi

sangat penting untuk menunjang kebutuhan sehari-hari setiap individu. Tidak

semua anak dapat berkembang sesuai dengan anak pada umumnya, salah satunya

adalah anak tunarungu yang memiliki hambatan pada pendengarannya, anak

tunarungu hanya dapat mengoptimalkan kemampuan berkomunikasi melalui

indera visualnya.

Menurut Permanarian (1996) Anak tunarungu adalah seorang yang

mengalami kekurangan atau kehilangan kemampuan mendengar baik sebagian

atau seluruhnya yang diakibatkan karena tidak berfungsinya sebagian atau seluruh

alat pendengarannya, sehingga ia tidak dapat menggunakan alat pendengarannya

dalam kehidupan sehari-hari yang membawa dampak terdapat kehidupan secara

kompleks.

Berdasarkan pengertian tersebut dapat dijelaskan bahwa anak tunarungu

adalah anak yang memiliki hambatan pendengaran yang mengakibatkan anak

tunarungu kesulitan dalam menerima informasi melalui bahasa yang diperlukan

dalam kehidupan sehari-hari, akibat kondisinya tersebut berdampak terhadap

perkembangannya, salah satunya terhadap keterampilan komunikasi.

Dampak yang ditimbulkan dari hambatan pendengaran pada anak tunarungu

(18)

2

Dhea Intan Kusumawardhani, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM PELATIHAN ORANGTUA DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

maupun reseptif. Keterbatasan keterampilan komunikasi dapat menyebabkan

masalah dalam belajar anak sehingga akan mengalami prestasi belajar yang

rendah, selain itu kesulitan berkomunikasi mengarah kepada terisolasi dan

rendahnya konsep diri pada anak. Contohnya dalam kegiatan pembelajaran

dikelas, anak tidak optimal dalam mencerna segala sesuatu yang disampaikan

guru secara verbal yang mengakibatkan tidak adanya proses timbal balik dalam

kelangsungan pembelajaran antara guru dan anak. Selain itu anak cenderung tidak

mudah bergaul dengan lingkungannya karena terbatasnya keterampilan

berkomunikasi dengan lingkungan. Dampak tersebut tidak hanya akan

menimbulkan hambatan pada proses perkembangan komunikasinya, tapi akan

berdampak pada perkembangan yang lainnya.

Pada umumnya intelegensi anak tunarungu secara potensial sama dengan

anak mendengar, tetapi secara fungsional perkembangannya dipengaruhi oleh

tingkat kemampuan bicara dan bahasa, keterbatasan informasi, dan daya abstraksi.

(Sutjihati, 1996).Penjelasan tersebut menegaskan bahwa anak tunarungu memiliki

intelegensi yang sama dengan anak mendengar, tetapi karena anak tunarungu

memiliki hambatan dalam kemampuan bicara dan bahasa sehingga keterampilan

berkomunikasi anak tunarungu terhambat dan mengakibatkan anak tunarungu

mengalami keterbatasan dalam memperoleh informasi yang diterimanya. Sejalan

dengan pendapat diatas bahwa perkembangan kognitif anak tunarungu

dipengaruhi oleh perkembangan bicara dan bahasa. Kesulitan lainnya yang

muncul sebagai akibat dari ketunarunguan adalah berhubungan dengan bicara,

membaca, menulis, tetapi tidak berhubungan dengan tingkat intelegensi

(Rahardja, 2006).

Anakmendengar memperoleh bahasa melalui indera pendengarannya, anak

dapat memperoleh informasi dan pembelajaran secara otomatis dari proses

mendengar, sedangkan anak tunarungu tidak bisa menerima informasi secara

otomatis seperti anak pada mendengar, proses penerimaan informasi anak

tunarungu melalui indera visualnya, sehingga untuk mendidik mereka menjadi

(19)

3

Dhea Intan Kusumawardhani, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM PELATIHAN ORANGTUA DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

tunarungu mengalami hambatan dalam berkomunikasi akibat dari dampak

ketunarunguannya.

Anak memerlukan pembelajaran sedini mungkin dalam perkembangan

bahasanya untuk menunjang keterampilan komunikasi dengan lingkungannya.

Tanpa adanya keterampilan berkomunikasi, anak akan sulit untuk bisa bertahan di

lingkungan tempat dia berada. Oleh sebab itu, peran orang tua sangat

mempengaruhi kemampuan anak dalam perkembangan selanjutnya, Pengaruh

timbal balik yang diberikan oleh orang tua dan anak melampaui interaksi spesifik

memiliki pengaruh yang cukup tinggi (Santrock, 2007: 158).

Menurut Bronfenbrenner (1917)dalam teori ekologinya menyatakan

bahwaperkembangan manusia dipengaruhi oleh konteks lingkungan. Hubungan

timbal balik antara individu dengan lingkungan yang akan membentuk tingkah

laku individu tersebut. Menurut Brenfenbenner, bahwa perkembangan

dipengaruhi oleh lima system lingkungan, yang berkisar antara lima konteks dasar

mengenai interaksi langsung dengan orang-orang hingga konteks budaya secara

luas. Lima sistem itu adalah mikrosistem(setting yang paling dekat dengan

individu seperti keluarga, orang tua, guru, sekolah dan lingkungannya) ,

mesosistem(hubungan antara faktor-faktor yang meliputi hubungan dalam

mikrosistem), ekosistem (Lingkungan yang berpengaruh terhadap perkembangan

individu), makrosistem(budaya yang ada pada lingkungan

individu), dan kronosistem(kondisi sosiohistoris yang ada pada lingkungan anak).

Berdasarkan teori tersebut dapat dijelaskan bahwa lingkungan dimana anak

tinggal dan berkembang sangat berpengaruh untuk perkembangan dan kemajuan

anak. Peran orang tua, guru, keluarga dan lingkungan sekitarnya merupakan

faktor pendukung dan penentu langkah awal untuk perkembangan anak terutama

pembentukan komunikasi awal pada anak.Orang tuadan keluarga sangat perlu

untuk memiliki kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan agar mereka dapat

memberikan pendidikan dan pengasuhan secara optimal kepada anaknya. Dalam

penanganan anak tunarungu tentunya keseriusan orang tua untuk melaksanakan

(20)

4

Dhea Intan Kusumawardhani, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM PELATIHAN ORANGTUA DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

bisa memahami bahasa anak dengan baik, agar terjadi saling interaksi komunikasi

yang sejalan dengan anak, dan akan membawa anak mencapai kepada potensi

yang lebih tinggi.

Pemberian stimulasi dini sangat diperlukan, dengan adanya keterlibatan

keluarga yang sangat berperan penting untuk anak yang mengalami

ketunarunguan di bandingkan dengan anak-anak yang dalam perkembangannya

tidak mengalami hambatan ketunarunguan. Setiap anak berhak untuk hidup dalam

suatu keluarga yang mampu menjamin kelangsungan perkembanganya. Hal ini

selaras dengan pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam mukadimah konvensi

hak-hak anak 1989 (Convention on The Rights of The Child) bahwa anak demi

perkembangan jiwanya secara penuh dan serasi hendaknya tumbuh dan

berkembang dalam suatu lingkungan keluarga dengan suasana bahagia, penuh

kasih sayang dan perhatian. Khusus bagi anak yang mengalami cacat fisik

maupun mental dinyatakan dalam pasal 23 bahwa anak yang cacat fisik dan

mental hendaknya menikmati kehidupan penuh dan layak dalam keadaan-keadaan

yang menjamin martabat, meningkatkan kepercayaan diri dan mempermudah

peran serta aktif anak dalam masyarakat (Ekowarni, dalam Permanarian, 2010).

Dari hasil studi pendahuluan di kelas dasar (D3, D4, D5, dan D6) pada salah

satu SLB di kabupaten Garutterdapatbeberapa anak tunarungu yang memiliki

keterampilan komunikasi rendah, pada bahasa ekspresif dan reseptifnya anak

belum bisa mengungkapkan dan memahami apa yang di ucapkan orang di

sekelilingnya, sehingga hal tersebut mengakibatkan tidak tercapainya proses

komunikasi dua arah. Menurut pemaparan beberapa guru, hal itu menyebabkan

terganggunya proses pembelajaran dikelas, akibatnya informasi yang di

sampaikan guru tidak di pahami anak. Prestasi dari hasil belajar yang dimiliki

anak dibawah rata-rata dan terlihat seperti anak yang memiliki kecerdasan rendah.

Jika hambatan padaketerampilan komunikasi pada anak dapat di minimalisir

sedini mungkin, maka kemampuan pada anak tunarungu itu dapat berkembang

secara optimal, karena anak-anak tersebut memiliki intelegensi rata-rata. Anak

(21)

5

Dhea Intan Kusumawardhani, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM PELATIHAN ORANGTUA DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

ekspresif dan reseptif yangmemadai, dan mereka sangat terlatih dalam

berkomunikasi dengan lingkungannya bahkan dengan orang asing sekalipun.

Anak tunarungu yang memiliki keterampilan komunikasi baik pada proses

pembelajaran di kelas sangat bagus sehingga informasi yang disampaikan guru

dapat di pahami oleh anak. Siswa-siswa yang memiliki keterampilan komunikasi

yang baik cenderung memiliki prestasi yang unggul. Ketidakmampuan anak

dalam berkomunikasi di duga diakibatkan kurangnya dukungan dari keluarga dan

orang tua, Ketidakpahaman orang tuadalam perkembangan komunikasi anaknya

merupakan dampak dari kurangnya kesadaran orang tua akan pentingnya

perkembangan komunikasi anak tunarungu untuk tumbuh kembang anak

selanjutnya.Oleh sebab itu, perlu adanya suatu program pelatihan orang tua untuk

meningkatkan keterampilan komunikasi anak tunarungu sesuai dalam kemampuan

bahasa anak agar orang tua dapat mengajarkan secara mandiri dan dilakukan

dengan mudah, murah, tepat guna dan hasil akhirnya anak tunarungu akan

memiliki keterampilan komunikasi yang baik serta perkembangan yang optimal.

Melalui penelitian inidari hasil analisis data dan teori, akanmerumuskan

suatu program pelatihan orang tua untuk meningkatkan keterampilan orang tua

dalam mengembangkan keterampilan komunikasi bagi anaknya yang tunarungu.

Diharapkan, penelitian ini dapat memberikan pemahaman kepada orang tuaanak

tunarungu sejak dini tentang apa yang seharusnya dilakukan dalam memberikan

penanganan pada perkembangan anak terutama perkembangan keterampilan

komunikasinya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan sebelumnya, maka rumusan masalah penelitian ini adalah “Bagaimana Pengembangan Program Pelatihan Orang Tua Dalam Mengembangkan Keterampilan Komunikasi Anak Tunarungu Kelas Dasar?”

(22)

6

Dhea Intan Kusumawardhani, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM PELATIHAN ORANGTUA DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Adapun fokus dalam penelitian ini adalah “Pengembangan Program

Pelatihan Orang tua Dalam Mengembangkan Keterampilan Komunikasi Anak

Tunarungu Kelas Dasar”

Melihat dari fokus penelitian tersebut, dihasilkan beberapa pertanyaan agar

penelitian lebih terarah. Adapun yang menjadi pertanyaan penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Bagaimana kondisi objektif keterampilan berkomunikasi siswa anak

tunarungu kelas dasar D3, D4, D5 dan D6?

2. Bagaimana perlakuan orang tua, keluarga, guru dalam mengembangkan

keterampilan komunikasi anak tunarungu kelas dasar?

3. Program pelatihan orang tua yang seperti apakah yang dapat

mengembangkan keterampilan komunikasi anak tunarungu kelas dasar?

4. Bagaimanakah efektivitas program pelatihan orang tua dalam

meningkatkan keterampilan komunikasi anak tunarungu kelas dasar?

D. Tujuan Penelitian

Seperti yang telah diungkapkan pada latar belakang permasalahan bahwa

keluarga merupakan lingkungan pertama bagi seorang anak dalam melaksanakan

tugas perkembangannya. Orang tua sebagai orang dewasa terdekat dengan anak

memiliki peranan sangat penting, mereka haruslah mendorong dan membuat

untuk menjalani tugas perkembangannya. Begitu pula peran orang tua untuk

perkembangan komunikasi anak dengan hambatan pendengaran tentu sangat

diperlukan, maka dibutuhkan upaya untuk meningkatkan kemampuan orang tua

dalam mengembangkan keterampilan komunikasi anak dengan hambatan

pendengaran.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Tujuan Penelitian Secara Umum

Untuk menemukan rumusan program pelatihan orang tua dalam

mengembangkan keterampilan komunikasi ekspresif dan reseptif anak

tunarungu kelas dasar.

(23)

7

Dhea Intan Kusumawardhani, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM PELATIHAN ORANGTUA DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

a. Mendeskripsikan keterampilan berkomunikasi anak tunarungu kelas

dasar

b. Mendeskripsikan perlakuan orang tua, keluarga, guru dalam

mengembangkan keterampilan komunikasi anak tunarungu kelas

dasar

c. Menyusun program pelatihan orang tua yang seperti apakah yang

dapat mengembangkan komunikasi anak tunarungu kelas dasar

d. Melihat uji coba efektivitas program pelatihan orang tua dalam

meningkatkan keterampilan komunikasi anak tunarungu kelas dasar?

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu :

1. Secara praktis, adanya perubahan pengetahuan, sikap dan prilaku orang

tua dalam mendidik anaknya yang tunarungu dan memperbaiki

pelaksanaan pola asuh terhadap anak tunarungu di rumah.

2. Secara teoritis, hendaknya penelitian ini dapat memberikan sumbangan

(24)

33

Dhea Intan Kusumawardhani, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM PELATIHAN ORANGTUA DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam sebuah penelitian, sebagai seorang peneliti sangat perlu untuk

menentukan metode yang akan digunakannya, sebab metode berhubungan erat

dengan prosedur, alat, serta disain penelitian yang digunakan. Adapun pengertian

metode penelitian menurut Sugiyono (2010:2) menyatakan bahwa “metode

penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan

tujuan dan kegunaan tertentu.” Berdasarkan kedua pernyataan di atas yang

dimaksud dengan metode penelitian merupakan langkah-langkah atau prosedur

yang ditempuh dalam penelitian secara ilmiah untuk mencapai suatu tujuan

tertentu berdasarkan isu-isu yang dihadapi.

A. Pendekatan dan Desain Penelitian

Hasil akhir dalam penelitian ini adalah program pelatihan orang tua dalam

mengembangkan keterampilan komunikasi anak tunarungu kelas dasar. Penelitian

ini dilaksanakan menggunakan 2 pendekatan dalam 3 tahap yaitu kualitatif,

kualitatif dan kuantitatif.

Penggunaan metode kualitatif dan metode kuantitatif yang dikombinasikan,

memberikan pemahaman yang lebih baik tentang masalah penelitian dan

(25)

34

Dhea Intan Kusumawardhani, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM PELATIHAN ORANGTUA DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Penelitian ini merupakan sebuah produk hipotetik yang dihasilkan dari

penelitian yang bersifat analisis kebutuhan orang tua dan anak tunarungu. Desain

pada penelitian ini menggunakan exploratorymixedmethodsresearch desing yaitu

Discussesproceduralissuesrelatedtomixed-methodsin a sequential (quantthenqual)

design. Addressesissues of priority, implementation,

andmixinginthedesignandofferspracticalguidance (Creswell, John W., &Stick,

Sheldon L. 2006). Desain ini diaplikasikan untuk Membahas masalah prosedural

yang berkaitan dengan metode campuran dalam sekuensial desain (kualitatif

kemudian kuantitatif) dan juga membahas masalah-masalah prioritas ,

(26)

35

Dhea Intan Kusumawardhani, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM PELATIHAN ORANGTUA DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Seperti yang telah diuraikan diatas penelitian dilakukan dengan melakukan dua tahap, dengan pola penelitian kualitatif yang dilanjutkan

dengan penelitian kuantitatif (EksploratoryReseachDesign).

BAGAN ALUR PENELITIAN

Ling. Keluarga Validasi

(27)

36

Dhea Intan Kusumawardhani, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM PELATIHAN ORANGTUA DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

B. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini menggunakan tahapan kualitatif dan kuantitatif dalam

3 tahapan yang dilakukan, Tahap Pertama yaitu Studi pendahuluan untuk

mengumpulkan data objektif keterampilan anak dan kondisi objektif orangtua

dengan cara menggali data melalui observasi, asesmen dan wawancara. Pada

Tahap Keduayaitu perumusan program pelatihan orangtua dalam meningkatkan

keterampilan komunikasi anak tunarungu dengan mengkombinasikan antara data

objektif di lapangan dengan teori ekologi, selanjutnya pada Tahap Ketigayaitu

uji keterlaksanaan program yang telah di validasi oleh ahli.

1. Prosedur Tahap I

Prosedur yang dilakukan pada tahap I menggunakan penelitian kualitatif

dengan mengumpulkan data objektif anak dari hasil Studi dokumentasi,

asesmen, wawancara dan observasi yang berkenaan dengan anak tunarungu

kelas dasar dan orangtua yang bersangkutan dengan keterampilan komunikasi

anak.

a. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di lingkungan sekolah anak yaitu di

SLB Negeri B Garut dan rumah tempat tinggal anak di kabupaten Garut.

b. Subjek Penelitian

Subjek dalam kegiatan penelitian ini adalah orang tua, dalam

implementasi ini orang tua diwakili oleh ibunya, dimana seorang ibu

dianggap akan mampu menjadi model atau contoh bagi anggota keluarga

lainnya. Subjek ini adalah subjek yang memiliki anak usia para sekolah

yang memiliki keterampilan komunikasi kurang.

c. Informan Penelitian

1) Orang tua

Orangtua adalah orang yang paling dekat dan mengetahui

bagaimana kondisi dan perkembangan anak, maka dari itu orangtua

(28)

37

Dhea Intan Kusumawardhani, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM PELATIHAN ORANGTUA DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

diambil dalam penelitian ini sebanyak 5 orang tua (2 sebagai orangtua

yang memiliki anak dengan keterampilan komunikasi baik dan 3

orangtua yang memiliki anak dengan keterampilan komunikasi kurang)

2) Guru

Guru adalah orang yang mengetahui perkembangan sehari-hari

anak di lingkungan sekolah, guru dapat dijadikan sebagai informan

tentang bagaimana keterampilan komunikasi yang dimiliki anak dengan

metode pembelajaran yang diberikan sekolah yang berhubungan dengan

keterampilan komunikasi.

d. Proses Penelitian Tahap I

1) Studi Pendahuluan

Studi pendahuluan dilakukan untuk melihat kondisi objektif di

lapangan tentang keterampilan komunikasi yang dimiliki anak,

bagaimana proses penanganan orangtua di rumah terhadap anak dan

guru di lingkungan sekolah.

2) Observasi

Observasi dilakukan untuk melihat keseharian anak dalam

keterampilan komunikasi yang dimilikinya, dan menggali data terhadap

perlakuan orangtua dan guru dalam pengembangan keterampilan

komunikasi anak.

3) Wawancara

Wawancara dilakukan kepada orangtua dan guru untuk

mengungkap data terhadap keseharian anak dilingkungan rumah dan

sekolah serta melihat sejauh mana penanganan dan support orangtua dan

guru terhadap keterampilan komunikasi anak dalam pengembangan

keterampilan komunikasinya.

e. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan secara terus menerus sejak

(29)

38

Dhea Intan Kusumawardhani, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM PELATIHAN ORANGTUA DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

observasi. Analisis data secara kualitatif dilakukan dengan cara melihat,

memeriksa, membandingkan, dan menafsirkan pola-pola atau tema-tema

yang bermakna yang muncul dalam data penelitian lalu analisis data secara

kuantitatif dilanjutkan dengan menganalisis data yang telah diperoleh

dengan menggabungkan hasil instrumen dan observasi yang telah di

(30)

39

Dhea Intan Kusumawardhani, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM PELATIHAN ORANGTUA DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

1) Instrumen

Pada penelitian ini yang menggunakan 2 pendekatan dalam 3 tahap ini dengan model ExploratoryMixedMethods

Research Design pada aspek kualitatif sebagai metode primer yang menjadi instrumen adalah peneliti sendiri. Menurut Sugiyono

(2008:306) bahwa peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan

sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data,menafsirkan data dan membuat

kesimpulan atas temuannya.

No Pertanyaan

Penelitian

Sub Pertanyaan Aspek Indikator Sub Indikator Teknik

Pengumpulan

 Perkembangan bicara dan bahasa anak

 Kemampuan keterampilan komunikasi anak

 Perkembangann bicara dan bahasa kelas dasar

 Kemmapuan : - Berbicara

- Menyimak kata dan kalimat

- Memahami kata dan kalimat

 Kemampuan bahasa : - Menyebutkan suku

kata dan kalimat - Memahami kata dalam

kalimat dengan : bunyi

(31)

40

Dhea Intan Kusumawardhani, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM PELATIHAN ORANGTUA DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

bahasa (eja), bicara,

 Pemahaman terhadap kemampuan

 Perlakuan terhadap

Riwayat perkembangan bicara dan bahasa

Cara berkomunikasi sehari-hari

(32)

41

Dhea Intan Kusumawardhani, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM PELATIHAN ORANGTUA DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

(33)

42

Dhea Intan Kusumawardhani, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM PELATIHAN ORANGTUA DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Keadaan anak saat ini

 Apa yang

 Faktor penghambat yang dilakuka dalam pengembangan keterampilan komunikasi anak

 Lingkungan keluarga inti

 Saran

Intervensi  Upaya yang dilakukan dalam melaksanakan pengembanagan keterampilan komunikasi

 Metode pembelajaran yang saat ini digunakan

(34)

43

Dhea Intan Kusumawardhani, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM PELATIHAN ORANGTUA DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

3 Program Pelatihan orang tua yang - Mekanisme kegiatan

pelatihan

 Draf Materi program Pengetahuan perkembangan anak

Mendekteksi adanya eter;jembatan

perkembangan anak

(35)

44

Dhea Intan Kusumawardhani, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM PELATIHAN ORANGTUA DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Pencataan data

Praktek penanganan untuk pengembangan

 Menguji peningkatkan program kepada orang tua sesuai dengan program yang telah dibuat

(36)

45

Dhea Intan Kusumawardhani, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM PELATIHAN ORANGTUA DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Melihat kemampuan setelah diberikan pelatihan menggunakan program pengembangan

keterampilan komunikasi anak. Apakah ada peningkatan pemahaman dalam penanganan anak?

2) Pedoman Wawancara

Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu berupa tanya jawab sepihak. Tanya jawab „sepihak‟ berarti bahwa

pengumpul data yang aktif bertanya, sermentara pihak yang ditanya aktif memberikan jawaban atau tanggapan. Dari penjelasan

tersebut, kita juga dapat mengetahui bahwa tanya jawab dilakukan secara sistematis, telah terencana, dan mengacu pada tujuan

penelitian yang dilakukan.

Pedoman wawancara dibuat sebagai panduan pengumpulan data saat melakukan wawancara. Pedoman wawancara ini

berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai keterampilan komunikasi anak tunarungu yang sudah dicapai saat ini, sikap dan perlakuan

orang tua dalam memahami hakekat ketunarunguan serta keterlibatan dan peran serta orang tua dalam mengembangkan

keterampilan komunikasi anak tunarungu saat ini di rumah, peran guru dalam mengembangkan kemampuan keterampilan

komunikasi anak di lingkungan sekolah.

(37)

46

Dhea Intan Kusumawardhani, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM PELATIHAN ORANGTUA DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA ORANG TUA

ASPEK INDIKATOR RUANG LINGKUP TEKNIK

PENGUMPULAN

Wawancara Pedoman Wawancara Guru Orang tua

c. Upaya yang dilakukan guru untuk

mengoptimalkan keterampilan komunikasi

Wawancara Pedoman Wawancara Guru

Kondisi Orang tua Pemahaman dan sikap orang tua terhadap d. Upaya yang dilakukan

orang tua untuk

(38)

47

Dhea Intan Kusumawardhani, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM PELATIHAN ORANGTUA DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

mengoptimalkan

(39)

48

Dhea Intan Kusumawardhani, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM PELATIHAN ORANGTUA DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu 3) Pedoman Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data melalui

pengamatan langsung atau peninjauan secara cermat dan langsung

di lapangan atau lokasi penelitian. Dalam hal ini, peneliti dengan

berpedoman kepada desain penelitiannya perlu mengunjungi

lokasi penelitian untuk mengamati langsung berbagai hal atau

kondisi yang ada di lapangan. Penemuan ilmu pengetahuan selalu

dimulai dengan observasi dan kembali kepada observasi untuk

membuktikan kebenaran ilmu pengetahuan tersebut.

Pedoman observasi sama halnya dengan pedoman

wawancara yaitu dibuat untuk pengumpulan data objektif sesuai

apa yang telah di lihat oleh peneliti dilapangan yang dijadikan

sebagai acuan data tentang kemampuan keterampilan komunikasi

anak tunarungu kelas dasar dan pengembangan keterampilan

komunikasi yang dilakukan oleh orangtua dan guru kepada anak

tunarungu.

Adapun kisi-kisi pedoman observasi yang telah dibuat

adalah sebagai berikut:

ASPEK INDIKATOR RUANG LINGKUP TEKNIK

PENGUMPULAN

Observasi Pedoman Observasi

f. Upaya yang dilakukan

Observasi Pedoman Observasi

(40)

49

Dhea Intan Kusumawardhani, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM PELATIHAN ORANGTUA DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

guru untuk h. Upaya yang dilakukan

orangtua untuk

Validasi program dibuat untuk menghasilkan program yang

bermutu dan bermanfaat, program yang telah di buat divalidasi

terlebih dahulu kepada ahli ketunarunguan dan guru yang

mengerti kondisi anak dengan memakai cara expertjudgment.

Proses ini tentunya menggunakan pedoman validasi yang akan

berguna untuk panduan pembuatan program yang baik.

f. Teknik Analisis Data

Proses analisis dalam penelitian ini menggunakan kerangka yang

dikembangkan oleh Miles dan Huberman (Sugiyono, 2011:246), yang

terdiri dari tiga fase, yaitu reduksi data (data reduction), penyajian data

(data display), dan penarikan verifikasi data.

1) Reduksi Data

Reduksi data adalah proses menyeleksi, memfokuskan,

menyederhanakan, mengabstraksikan, dan menstransformasikan data

(41)

50

Dhea Intan Kusumawardhani, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM PELATIHAN ORANGTUA DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu 2) Penyajian Data

Penyajian data adalah analisis data ini adalah menentukan

bagaimana data itu akan disajikan, mengecek data tentang kemampuan

anak tunarungu dengan wawancara mendalam ke orangtua, melihat

catatan intervensi yang dilaksanakan (dokumentasi) dan observasi

terhadap anak. . Sajian data ini menampilkan rakitan yang memberi

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindak.

3) Menarik Kesimpulan dan Verifikasi

Kegiatan selanjutnya yaitu menarik kesimpulan dan verifikasi data

dengan cara mempelajari kembali data-data yang terkumpul dan

meminta pertimbangan dari ahli Pendidikan Kebutuhan Khusus, dan

Guru yang menguasai anak tunarungu.

2. Prosedur Tahap II

Pada tahap II ini merumuskan program pelatihan orangtua dalam

mengembangkan keterampilan komunikasi anak tunarungu diadaptasikan dari

hasil data pada tahap I lalu di sesuaikan dengan analisis teori ekologi yang

diperoleh dari data kondisi objektif dan hasil yang telah di rumuskan serta di

validasi secara konseptual.

3. Prosedur Tahap III

a. Prosedur Pelaksanaan Tahap III

Prosedur yang dilakukan pada tahap ke III ini setelah dilakukan

validasi program terhadap ahli tunarungu dan guru tunarungu, maka

program yang telah dibuat, dilakukan uji keterlaksanaan terhadap beberapa

orang tua yang memiliki anak dengan keterampilan komunikasinya kurang.

Pengujian program dilakukan dengan eksperimen yang dilakukan

adalah dengan menggunakan SingleSubject Research (SSR). “Penelitian

(42)

51

Dhea Intan Kusumawardhani, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM PELATIHAN ORANGTUA DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

dari suatu perlakuan yang diberikan kepada subjek secara berulang- ulang

dalam waktu tertentu ” (Sunanto, 2006). Alasan mengapa pengujian menggunakan SSR adalah sebagai berikut :

1) Jumlah subjek penelitian tidak banyak sehingga sulit untuk

menggunakan eksperimen secara berkelompok.

2) Subjek heterogen, tidak mungkin dibuat secara kelompok.

Penggunaan metode eksperimen dengan SingleSubject Research

(SSR) dianggap sesuai untuk meneliti perlakuan tertentu terhadap subyek

tunggal yaitu model A-B-A dengan desain A-B-A.

A-1 (baseline 1) merupakan suatu kondisi awal kemampuan

melakukan intervensi dini dalam pemahaman ketunarunguan dan

pengembangan keterampilan komunikasi. Pada kondisi ini, untuk

mengetahui sejauh mana orang tua paham hakekat ketunarunguan dan

sejauh mana dapat melakukan pengembangan keterampilan komunikasi

anaknya yang tunarungu), sebelum dilakukan intervensi adalah memberikan

10 pertanyaan mengenai pengetahuan dan pemahaman orang tua tentang

ketunarunguan dan pengembangan keterampilan komunikasi anak

tunarungu. Kemudian dihitung menggunakan persentasi hasil, data skor

selanjutnya dimasukkan ke dalam pencatatan data.

B (intervensi) adalah untuk mengetahui data kemampuan orang tua

dalam melakukan intervensi dini kepada anak. Pada tahap ini subjek diberi

perlakuan dengan cara melakukan program pelatihan orang tua dalam

intervensidini anaknya yaitu dengan memberikan pemahaman orang tua

tentang ketunarunguan dan pengembangan keterampilan komunikasi. Pada

tahap ini, orang tuadiberikan latihan berupa teori dengan materi seputar

pengetahuan orang tua tentang ketunarunguan, pemahaman orang tua dalam

menangani anak dalam pengembangan keterampilan komunikasi. Intervensi

diberikan sampai terjadi perubahan dalam pemahaman orang tua tentang

(43)

52

Dhea Intan Kusumawardhani, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM PELATIHAN ORANGTUA DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

mengembangkan keterampilan komunikasi anak. Proses intervensi setiap

sesi dilakukan seminggu tiga kali dengan waktu dua jam pada setiap

sesinya.

A-2 (baseline 2) merupakan pengulangan kondisi baseline 1 sebagai

evaluasi apakah intervensi yang diberikan berpengaruh pada subjek atau

tidak. Hasil evaluasi dapat menunjukan apakah intervensi yang diberikan

memberikan pengaruh positif pada subjek dengan membandingkan kondisi

subjek pada baseline-1 dan baseline-2. Pelaksanaannya wawancara dengan

orang tua seputar ketunarunguan dan kemampuan orang tua dalam

mengembangkan kemampuan keterampilan komunikasi anak tunarungu.

Pelaksanaannya wawancara dengan orang tua seputar ketunarunguan

dan kemampuan orang tua dalam mengembangkan keterampilan

komunikasi anak tunarungu.

Secara visual desain A-B-A digambarkan dalam grafik sebagai

berikut:

DESAIN A-B-A

(44)

53

Dhea Intan Kusumawardhani, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM PELATIHAN ORANGTUA DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara dan

hasilnya dalam bentuk persentasi. Bentuk wawancara berupa pertanyaan-

pertanyaan seputar pengetahuan orang tua tentang ketunarunguan,

pengembangan keterampilan komunikasi. Kemudian setelah data terkumpul

akan dianalisis ke dalam statistik deskriptif. SingleSubject Research (SSR)

mengacu pada strategi penelitian yang dikembangkan untuk

mendokumentasikan perubahan tentang tingkah laku subjek secara

individual.

b. Prosedur Eksperimen.

1) Menentukan Baseline

Pada fase ini orang tua diberi tes untuk menguji target

behaviortentang kemampuan mengintervensi tentang ketunarunguan dan

keterampilan komunikasi yang dimiliki anak.

2) Prosedur Intervensi

Pada fase ini orang tua diberikan perlakuan tentang pemahaman anak

tunarungu dan bagaimana cara mengembangkan keterampilan

komunikasi anak melalui program pelatihan orang tua dalam

meningkatkan keterampilan komunikasi anak tunarungu kelas dasar

c. Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam tahap ini yaitu data pemahaman orang

tua tentang perkembangan keterampilan komunikasi anak tunarungu,

kemajuan orang tua dalam penanganan dalam mengembangkan

keterampilan komunikasi anak di rumah. Peneliti ingin mengetahui

peningkatan cara penanganan orang tua terhadap anak. Pengumpulan data

dalam penelitian ini menggunakan tes lisan dan tulisan.

Untuk mendapatkan data dilakukan pengamatan terhadap baseline1

(A-1) , intervensi (B), dan baseline 2 (A-2) sebanyak 12 sesi. Penelitian ini

dilakukan 1 minggu 2x. Adapun banyak sesi dalam pengumpulan data

(45)

54

Dhea Intan Kusumawardhani, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM PELATIHAN ORANGTUA DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

tahap intervensi B 6 sesi dan tahap baseline 2 (A-2) 3 sesi, dengan

menggunakan alat penelitian berupa kamera untuk dokumentasi, instrumen

pengembangan keterampilan komunikasi anak tunarungu kelas dasar.

d. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data yang di ambil dalam tahap ini adalah mengumpulkan

data yang telah diambil melalui format pencatatan kemudian data diolah dan

dianalisis ke dalam statistik deskriptif dengan tujuan memperoleh gambaran

secara jelas mengenai hasil intervensi dalam jangka waktu tertentu. Analisis

dilakukan dengan satu subjek.

Grafik analisis diharapkan lebih memperjelas gambaran stabilitas

perkembangan keterampilan komunikasi Anka tunarungu setelah diberikan

perlakuan.

Desain subjek tunggal ini menggunkan tipe garis yang sederhana

(typesimplelinegraph). Menurut Sunanto dalam Gustarina, P (2014) :

komponen komponen yang penting dalam membuat grafik diantaranya :

1) Absis , adalah sumbu X yang merupakan sumbu mendatar yang

menunjukkan satuan untuk waktu (mis. Sesi, hari dan tanggal)

2) Ordinat, adalah sumbu Y yang merupakan sumbu vertikal yang

menunjukkan satuan untuk variabel terikat atau perilaku sasaran (mis.

Persen, frekuensi, dan durasi)

3) Titik awal, merupakan pertemuan antara sumbu Xan sumbu Y

sebagai titik awal skala.

4) Skala, garis-garis pendek pada sumbu X dan sumbu Y yang

menunjukkan ukuran

5) Tabel kondisi yaitu keterangan yang menggambarkan kondisi

eksperimen, misalnya baseline atau intervensi.

6) Garis perubahan kondisi, yaitu garis vertikal yang menujukkan

(46)

55

Dhea Intan Kusumawardhani, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM PELATIHAN ORANGTUA DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

7) Judul grafik, judul yang mengarahkan perhatian pembaca agar segera

diketahui hubungan antara variabel bebas dan terikat.

Adapun langkah- langkah yang dapat diambil dalam menganalisis data

ialah sebagai berikut :

1) Menskor hasil pengukuran baseline A-1 dari setiap subjek pada tiap

sesi.

2) Menskor hasil pengukuran pada fase intervensi dari subjek pada tiap

sesi. Menskor hasil pengukuran pada fase baseline A-2 dari setiap

subjek pada setiap sesi.

3) Membuat tabel penelitian untuk skor yang telah diperoleh pada

kondisi baseline-1, kondisi intervensi dan baseline-2. 5)

Membandingkan hasil skor pada kondisi baseline-1, skor intervensi

dan baseline-2.

4) Membuat analisis data bentuk grafik garis sehingga dapat dilihat

secara langsung perubahan yang terjadi dari ketiga fase.

5) Membuat analisis dalam kondisi dan antar kondisi.

C. Penjelasan Istilah

1. Definisi Konsep Variabel

a. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Program Pelatihan

Orang tua: Program ini dibuat untuk orang tua (ayah dan ibu) agar dapat

menjadi panduan melakukan interaksi dan stimulasi dengan anak tunarungu

dalam rangka mengembangkan komunikasi dalam kehidupan sehari-hari

dirumah.

b. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalahketerampilan komunikasi

anak tunarungu kelas dasar.Keterampilan menurut (Gordon 1994) adalah

sebuah kemajuan dalam mengoperasikan kemampuan secara lebih mudah

Gambar

Gambar cerita
Gambar 3.2 Desain A-B-A

Referensi

Dokumen terkait

Dimas Arya Dwi Permana, L100100109, Pengalaman Komunikasi Interpersonal Orangtua dan Anak Usia 8-10 Tahun Dalam Memahami Dampak Bermain Game Online (Studi

Ketiga upaya yang dilakukan oleh orang tua bekerja dalam mengembangkan kemampuan membaca anak yaitu dengan cara mengetahui kondisi dan jadwal anak sehari-hari,

Faktor yang melatarbelakangi penelitian ini adalah bahwa terdapat anak yang mengalami kesulitan untuk berkomunikasi. Hambatan komunikasi yang dialami oleh subyek

Kesimpulan dalam penelitian ini, yaitu kedekatan orang tua memposisikan anak sebagai teman terhadap anak, memiliki perasaan yang peka terhadap perasaan anak, selalu menjadi

Hal ini dimaksudkan agar (1) orang tua memiliki kesiapan dalam mendidik anak, (2) memiliki kemampuan mendidik anak, (3) orang tua memiliki nilai-nilai dasar

Mengupayakan perkembangan keterampilan bahasa dan sosial anak autis sangat penting untuk memberikan makna pada setiap keinginan dan kebutuhan yang dimiliki oleh anak

Perkembangan sosial anak memiliki siklus yang berbeda anatara satu dengan yang lainnya, jika dari orang tua dan juga guru taman kanak - kanak kurang memahami

Dalam skop lingkungan yang lebih luas, maka orang tua perlu „memilihkan‟ lingkungan sosial bagi anak agar perkembangan kepribadiannya menjadi baik. Orang tua perlu