• Tidak ada hasil yang ditemukan

POLA PEMBINAAN SENI PERTUNJUKAN BAGI WARGA BELAJAR DI SAUNG ANGKLUNG UDJO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "POLA PEMBINAAN SENI PERTUNJUKAN BAGI WARGA BELAJAR DI SAUNG ANGKLUNG UDJO."

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

POLA PEMBINAAN SENI PERTUNJUKAN BAGI WARGA BELAJAR DI SAUNG ANGKLUNG UDJO

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Departemen Pendidikan Luar Sekolah

Oleh

LISKA NOPITAWATI NIM 1104210

DEPARTEMEN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)

2015

POLA PEMBINAAN SENI PERTUNJUKAN BAGI WARGA BELAJAR DI SAUNG ANGKLUNG UJDO

Oleh Liska Nopitawati

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Liska Nopitawati 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)

ABSTRAK

POLA PEMBINAAN SENI PERTUNJUKAN BAGI WARGA BELAJAR DI SAUNG ANGKLUNG UDJO

Penelitian difokuskan pada pola pembinaan seni pertunjukan yang dilakukan di Saung Angklung Udjo. Saung Angklung Udjo terkenal dengan ciri khasnya yaitu mengusung alat musik Angklung. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui perencanaan pembinaan seni pertunjukan di Saung Angklung Udjo, (2) mengetahui pelaksanaan pembinaan seni pertunjukan di Saung Angklung Udjo, (3) mengetahui evaluasi pembinaan seni pertunjukan di Saung Angklung Udjo, dan (4) mengetahui bagaimana pembinaan seni pertunjukan di Saung Angklung Udjo. Alasan penetapan penelitian ini dikarenakan Saung Angklung Udjo memiliki ciri khas tersendiri dalam memberikan pembinaan seni pertunjukan yang senantiasa menjunjung tinggi nilai budaya Sunda. Metode penelitian yang digunakan adalah metode desktiptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian terdiri atas pengelola dua orang, tutor satu orang dan warga belajar sebanyak tujuh orang. Hasil dari penelitian ini disimpulkan bahwa pembinaan seni pertunjukan di Saung Angklung Udjo memiliki perencanaan dengan alur pola pembinaannya terdiri atas pengrekrutan, pelatihan dan pertunjukan. Pengrekrutan dilakukan melalui audisi dan seleksi yang hasilnya akan di latih untuk mempersiapkan warga belajar yang mampu tampil dalam pertunjukan angklung. Pelaksanaan pembinaan seni di Saung Angklung Udjo dilakukan dengan dasar nilai kekeluargaan dan budaya Sunda, dengan evaluasi pembinaan seni yang dilakukan setiap pertemuan dan evaluasi akhir.

(5)

ABSTRACT

ART DEVELOPMENT PATTERN FOR RESIDENTS LEARN IN SAUNG ANGKLUNG UDJO

The study is focused on art development pattern which is applied at Saung Angklung Udjo. Saung Angklung Udjo is famous for its trademark which is carrying a musical instrument, Angklung. This study aims are: (1) to know the planning of art development in Saung Angklung Udjo (2) to identify the implementation of coaching in the art of Saung Angklung Udjo (3) to identify the evaluation of art training at Saung Angklung Udjo, and (4) to identify the development of art training at Saung Angklung Udjo. The reason of this study establishment is that Saung Angklung Udjo has its own characteristics in art developing which always upholds the value of Sundanese culture. The method used is descriptive method with qualitative approach. The subject of the study consists of the manager of two people, one person as a tutor and residents as learner as many as seven people. The results of this study concluded that the development of art in Saung Angklung Udjo, which planning with training groove pattern consists of recruitment, training and performances. Recruitment is undertaken through audition, and selection results will be trained to prepare learners who are able to perform in the show of angklung. Implementation of the art development in Saung Angklung Udjo is conducted on the basis of family values and Sundanese culture, by evaluating the art development conducted in every meeting and final evaluation.

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN TIDAK PLAGIARISME ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 7

C. Rumusan Masalah Penelitian ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 8

E. Manfaat Penelitian ... 8

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10

A. Konsep Pendidikan Luar Sekolah ... 10

1. Pengertian Pendidikan Luar Sekolah ... 10

2. Tujuan Pendidikan Luar Sekolah ... 12

3. Fungsi Pendidikan Luar Sekolah ... 12

4. Ciri-ciri Pendidikan Luar Sekolah ... 13

5. Pembelajaran dalam Pendidikan Luar Sekolah ... 14

B. Konsep Dasar Pelatihan ... 15

1. Pengertian Pelatihan ... 15

2. Tujuan Pelatihan ... 16

3. Prinsip-prinsip Pelatihan ... 17

4. Landasan-landasan pelatihan ... 19

5. Jenis-jenis Pelatihan ... 19

6. Pendekatan Sistem untuk Pelatihan ... 20

C. Konsep Manajemen Program Pendidikan Luar Sekolah ... 21

1. Perencanaan ... 23

2. Pelaksanaan ... 25

3. Evaluasi ... 25

4. Pembinaan ... 27

D. Pengembangan Sumber Daya Manusia... 27

E. Pembinaan Seni Saung Angklung Udjo ... 29

F. Kerangka Berfikir ... 35

BAB III METODE PENELITIAN ... 37

A. Desain Penelitian ... 39

B. Partisipan dan Tempat Penelitian ... 40

C. Pengumpulan Data ... 41

1. Wawancara ... 41

2. Observasi ... 42

(7)

4. Triangulasi ... 43

D. Analisis Data ... 43

1. Reduksi Data ... 44

2. Penyajian Data ... 44

3. Kesimpulan ... 45

E. Isu Etik ... 45

F. Kisi-kisi dan Pengembangan Instrumen ... 46

G. Pelaksanaan Penelitian ... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 55

A. Profil Saung Angklung Udjo ... 55

1. Sejarah Saung Angklung Udjo ... 55

2. Struktur Organisasi Saung Angklung Ujdo ... 58

3. Identitas Partisipan ... 60

4. Profil Partisipan ... 61

B. Hasil Penelitian ... 64

1. Perencanaan Pembinaan Seni Pertunjukan di Saung Angklung Udjo ... 64

a. Indikator Waktu ... 64

b. Indikator Tujuan ... 65

c. Indikator Tahapan ... 67

d. Indikator Identifikasi ... 69

e. Indikator Sasaran ... 70

f. Indikator Kelengkapan Administrasi ... 71

g. Indikator Sumber Dana ... 73

h. Indikator Jenis Kegiatan ... 74

i. Indikator Kemitraan ... 76

j. Indikator Strategi Pembelajaran ... 77

k. Indikator Metode Pembelajaran ... 78

2. Pelaksanaan Pembinaan SeniPertunjukan di Saung Angklung Udjo ... 79

a. Penerapan Teknik Membuka ... 79

b. Penerapan Teknik Menjelaskan ... 81

c. Penerapan Teknik Bertanya ... 83

d. Penerapan Mengelola Pembelajaran ... 84

e. Penerapan Teknik Menutup ... 85

3. Evaluasi Pembinaan Seni di Saung Angklung Udjo ... 86

a. Bentuk Evaluasi ... 87

b. Tahapan Evaluasi ... 88

c. Aspek Evaluasi ... 89

4. Pembinaan Seni Pertunjukan Pertunjukan di Saung Angklung Udjo ... 90

a. Pendekatan Pembinaan ... 90

b. Bentuk Pembinaan ... 92

C. Pembahasan dan Analisis Hasil Temuan Penelitian ... 93

1. Perencanaan Pembinaan Seni di Saung Angklung Udjo ... 93

a. Indikator Waktu ... 93

b. Indikator Tujuan ... 94

c. Indikator Tahapan ... 94

d. Indikator Identifikasi ... 95

e. Indikator Sasaran ... 96

f. Indikator Kelengkapan Administrasi ... 96

(8)

h. Indikator Jenis Kegiatan ... 97

i. Indikator Kemitraan ... 97

j. Indikator Strategi Pembelajaran ... 98

k. Indikator Metode Pembelajaran ... 98

2. Pelaksanaan Pembinaan Seni Pertunjukan di Saung Angklung Udjo ... 99

a. Penerapan Teknik Membuka ... 99

b. Penerapan Teknik Menjelaskan ... 99

c. Penerapan Teknik Bertanya ... 100

d. Penerapan Mengelola Pembelajaran ... 100

e. Penerapan Teknik Menutup ... 101

3. Evaluasi Pembinaan Seni Pertunjukan di Saung Angklung Udjo ... 101

d. Bentuk Evaluasi ... 101

e. Tahapan Evaluasi ... 101

f. Aspek Evaluasi ... 102

4. Pembinaan Seni Pertunjukan Pertunjukan di Saung Angklung Udjo ... 102

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 108

A. Simpulan ... 108

B. Rekomendasi ... 109

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Fitrah seorang manusia sebagai mahluk berketuhanan, individu dan sosial. Persamaan dan atau perbedaan kebutuhan hidup menjadi hal yang wajar bagi seorang individu. Untuk mempertahankan kehidupannya manusia harus memenuhi apa yang menjadi kebutuhan hidupnya. Ketika satu tahapan pada kebutuhan manusia belum berhasil terpenuhi maka manusia akan merasakan adanya suatu masalah dan hambatan dalam hidupnya.

Tingkatan kebutuhan hidup manusia yang telah kita ketahui sesuai dengan teori yang dikemukakan Maslow (dalam Sudjana, 2004, hlm. 188) yaitu

“kebutuhan dasar (physiological need), kebutuhan rasa aman (safety need), kebutuhan sosial (social need), kebutuhan penghargaan (esteem need) dan aktualisasi diri (self-actualization need)”. Setelah satu tingkat kebutuhan dasar manusia telah berhasil dicapai maka manusia tersebut akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan pada tingkatan berikutnya.

Kebutuhan pendidikan memiliki kaitan yang erat dengan kebutuhan hidup manusia. Kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi oleh manusia. Kebutuhan inilah yang akan menjadi dasar bagi seseorang untuk menentukan kebutuhan pendidikan yang dirasakannya. Kebutuhan pendidikan berkaitan dengan keinginan manusia untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, maupun sikap dalam mencapai kemajuan dalam hidup dirinya sendiri maupun orang lain.

Secara yuridis Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 C (1945, hlm. 13)

disebutkan bahwa “setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia”.

(10)

keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional”. Pendidikan formal, nonformal dan informal merupakan jalur pendidikan nasional. Dengan pendidikan formal kita mendapatkan pendidikan yang terstruktur dan berjenjang dengan waktu yang tentu. Dalam sistem pendidikan yang berlaku di Indonesia sekarang ini kita mendapatkan pendidikan formal pendidikan dasar selama 9 tahun, pendidikan menengah selama 3 tahun dan pendidikan tinggi. Pendidikan nonformal juga memiliki sistem yang terstruktur dan berjenjang akan tetapi berada diluar jalur pendidikan formal. Sedangkan pendidikan informal ialah pendidikan yang didapatkan di lingkungan keluarga kita sendiri.

Pendidikan nonformal merupakan sebuah jalur pendidikan yang menjadi pelengkap, penambah dan pengganti pendidikan formal. Dalam Sudjana (2004, hlm. 145) dikemukakan bahwa “lingkup dari pendidikan nonformal itu terdiri dari pendidikan anak usia dini, keaksaraan, kesetaraan, kecakapan hidup, kepemudaan,

pemberdayaan perempuan, pelatihan kerja dan pendidikan lain”.

Lingkup dari pendidikan nonformal menjadi salah satu upaya dalam memenuhi kebutuhan manusia. Manusia akan berupaya untuk memiliki kecakapan hidup yang bisa membantu dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Pendidikan kecakapan hidup akan memberikan kemampuan baik personal, sosial, maupun intelektual yang menjadikan manusia mampu berusaha untuk mandiri.

Pendidikan nonformal akan membentuk manusia yang dapat tumbuh dan berkembang sendiri dalam meningkatkan mutu kehidupannya. Peningkatan mutu kehidupan tersebut berupa aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan mental yang mampu menjadi bekal dalam kelangsungan hidup manusia.

Sastradipoera (2007, hlm. 18) mengatakan bahwa “sumber daya manusia

(11)

Kehidupan pada masa globalisasi saat ini menuntut segala sesuatu berbasis kecanggihan dan kehebatan teknologi yang mulai menguasai dunia. Berbagai peralatan kini sudah berbasis elektronik dan digital. Akan tetapi perkembangan teknologi dan komunikasi pada masa ini tidak dibarengi dengan kompetensi yang dimiliki oleh manusia.

Permasalahan yang ada di Indonesia yang berhubungan dengan sumber daya manusia sangat kompleks. Jumlah kesempatan kerja dan angkatan kerja yang terjadi ketimpangan disertai tingkat pendidikan angkatan kerja yang relatif rendah. Masalah sumber daya manusia ini memberikan dampak terhadap proses pembangunan yang berjalan saat ini dimana produk yang dihasilkan tenaga kerja masih rendah. Keberhasilan pembangunan di Indonesia cenderung lebih besar mengeksplor dan memanfaatkan sumber daya alam bukan memberdayakan dan mengembangkan produktivitas sumber daya manusia.

Masalah sumber daya manusia di Indonesia yang terjadi sekarang ini diantaranya banyak perusahaan yang mendapat dukungan dari pemerintah untuk lebih mementingkan peningkatan ekspor dan menjadikan upah yang rendah. Jumlah pengangguran di Indonesia dan penerapan teknologi canggih yang tidak dibarengi dengan kompetensi para pekerja. Aturan yang mengatur sumber daya manusia belum optimal dalam penegakkannya, dasar pendidikan dan pelatihan yang dimiliki pekerja relatif rendah mengakibatkan produktivitas yang rendah pula.

Sumber daya manusia dapat dibentuk melalui pendidikan formal, nonformal dan informal. Melalui pendidikan formal manusia dapat meningkatkan kualitas pengetahuan dan keterampilan dari pembelajaran di sekolah. Semakin tinggi pendidikan seseorang akan semakin tinggi pula nilai jual sumber daya manusianya baik di dunia kerja maupun di dunia sosial. Sumber daya manusia melalui pendidikan nonformal yaitu mengikuti pelatihan, kursus, dan pendidikan keterampilan di sanggar atau satuan pendidikan nonformal lainnya.

(12)

keterampilan di luar sistem pendidikan yang berlaku dalam waktu yang relatif singkat dan dengan metode yang lebih mengutamakan praktik daripada teori”.

Friedman dan Yarbrough (dalam Sudjana, 2007, hlm. 4) mengemukakan

bahwa “pelatihan adalah upaya pembelajaran yang diselenggarakan oleh

organisasi (instansi pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, perusahaan dan lain sebagainya) untuk memenuhi kebutuhan atau untuk mencapai tujuan

organisasi”. Pelatihan yang mampu mewujudkan sumber daya manusia sesuai dengan keinginan organisasi dan/atau lembaga maka disebut pelatihan yang berhasil.

Peraturan Pemerintah No. 31 tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional (2006, hlm. 2) menjelaskan bahwa “training adalah seluruh kegiatan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan”. Berdasarkan beberapa penjelasan mengenai pelatihan, dapat disimpulkan bahwa pelatihan merupakan suatu proses pemberian pengalaman melalui pengajaran kepada seseorang untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan.

Pelatihan memiliki kaitan yang erat dengan pengembangan sumber daya manusia. Pelatihan merupakan satuan pendidikan nonformal yang menjadi wadah dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa untuk membina dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat baik individu, kelompok, lembaga maupun komunitas.

(13)

Pelatihan bukan hanya diselenggarakan oleh instansi pemerintah akan tetapi bisa juga oleh perusahaan, lembaga swadaya masyarakat dan berbagai organisasi masyarakat lainnya. Pelatihan yang diselenggarakan oleh badan usaha, lembaga swadaya masyarakat kini semakin meningkat jumlah dan mutunya. Bidang garapan pelatihan semakin bervariasi baik dalam bidang industri, ekonomi, politik, sosial, pariwisata, lingkungan, keagamaan dan lain sebagainya. Berkembangnya pelatihan di Indonesia didasari oleh tuntutan pengembangan sumber daya manusia dan kebutuhan masyarakat dengan adanya keharusan pendidikan serta perundang-undangan yang mendukung adanya pelatihan.

Pelatihan yang ada di Indonesia terus mengalami perkembangan. Berbagai lembaga pelatihan muncul dimana-mana menawarkan jasa layanan pelatihan. Lembaga pelatihan ini memiliki berbagai model pembelajaran yang menjadi unggulan masing-masing penyelenggara pelatihan. Pembelajaran pelatihan di Indonesia dikemas dalam berbagai variasi yang inovatif, misalnya Kampung Inggris dengan pembelajaran yang di desain sedemikian rupa menjadi sebuah kampung kecil yang menggunakan bahasa Inggris dalam berkomunikasi, Ary Ginanjar yang terkenal dengan ESQ Training, Neuro Linguistic Programming, Ippho Santosa dengan Entrepreneur Training, Saung Angklung Udjo dengan pendekatan kebudayaan dan lain sebagainya.

Lembaga pelatihan yang ada sekarang ini sebagian besar menyelenggarakan pembelajaran pelatihan dilakukan di dalam kelas, pembelajaran yang kaku, dan komunikasi satu arah saja. Sementara peserta pelatihan lebih membutuhkan praktik daripada teori. Tidak hanya itu, lembaga pelatihan yang ada di Indonesia cenderung mematok harga kepada peserta pelatihan. Semakin terkenal lembaga pelatihannya maka semakin mahal pula biaya yang harus dikeluarkan peserta pelatihan.

(14)

ke bawah. Maka dari itu, pada masa globalisasi saat ini diperlukan lembaga pelatihan yang mampu merangkul dan mewadahi seluruh lapisan masyarakat sehingga pengembangan sumber daya manusia mereka lebih optimal.

Kebutuhan akan peningkatan pengetahuan dan keterampilan pada masa global ini sangat diperlukan. Kamil (2010, hlm. 1) mengemukakan tiga elemen dalam peningkatan penguasaan ilmu dan teknologi bahwa:

Tiga elemen penting dalam peningkatan penguasaan ilmu dan teknologi yaitu: (1) individu semakin membutuhkan wawasan dan penguasaan keterampilan baru atau tambahan bagi penyesuaian dengan tuntutan dunia kerja, peningkatan karier, atau aktualisasi di masyarakat; (2) organisasi usaha maupun organisasi sosial memandang perlu dan mendesak untuk memiliki sumber daya manusia yang mampu mengembangkan strategi operasi yang dapat diandalkan dalam iklim usaha yang semakin kompetitif; dan (3) pemerintah sangat berkepentingan dengan upaya memajukan kesejahteraan sosial lewat pengembangan potensi insani pada lingkup mikro organisasi maupun lingkup makro masyarakat.

Saung Angklung Udjo merupakan sanggar seni yang berfungsi sebagai sarana pertunjukan seni, lebsite pembelajaran seni, pendidikan dan latihan kesenian yang mendidik orang-orang mulai dari para pelatih dan pemain dalam pertunjukan kesenian asli Jawa Barat. Saung Angklung Udjo memiliki ciri khas tersendiri yaitu mengusung alat musik khas Jawa Barat yaitu Angklung.

Pelatihan yang diberikan kepada sumber daya manusia di Saung Angklung Udjo baik pegawai (karyawan), siswa sanggar, seniman, produksi pertunjukan kesenian, dan produksi angklung merupakan sebuah langkah dalam peningkatan sumber daya manusia. Terlatihnya sumber daya manusia akan terus mengalami perkembangan apabila dilakukan pelatihan dan pengulangan secara terus menerus.

(15)

Angklung Udjo sebagai tempat penelitiannya. Rumusan judul penelitian ini adalah

(16)

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah yang telah diidentifikasi dalam penelitian ini yaitu:

1. Prestasi Angklung yang telah mendapat pengakuan dari UNESCO sebagai The Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity.

2. Saung Angklung Udjo memiliki bisnis manufacture yang diakui UNESCO dan sebagai tempat memproduksi angklung dengan sertifikasi ISO.

3. Saung Angklung Udjo menciptakan suasana gotong royong dan kekeluargaan diantara warga, pegawai dan pemain.

4. Terdapat keseimbangan pengembangan sumber daya manusia di dalam Saung Angklung Udjo yaitu dengan peningkatan soft skill dan hard skill. 5. Saung Angklung Udjo mampu mencetak sumber daya manusia yang mampu

menembus dunia internasional dan berhasil mendapatkan penghargaan di tingkat lokal dan internasional melalui pembinaan seni dan nilai budaya. 6. Terdapat metode khusus dalam proses pengrekrutan pegawai di Saung

Angklung Udjo yaitu menggunakan KSAP (Knowledge, Skill, Ability, Performance).

7. Pembinaan seni yang unik yaitu mengangkat nilai budaya Sunda tidak bisa didapatkan di tempat lain.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut: “Bagaimana Pola Pembinaan Seni Pertunjukan Bagi Warga Belajar di Saung Angklung

Udjo?”. Untuk menggambarkan rumusan masalah diatas maka disusun pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana perencanaan pembinaan seni pertunjukan bagi warga belajar di Saung Angklung Udjo?

2. Bagaimana pelaksanaan pembinaan seni pertunjukan bagi warga belajar di Saung Angklung Udjo?

(17)

4. Bagaimana pembinaan seni pertunjukan bagi warga belajar di Saung Angklung Udjo?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada latar belakang, rumusan dan pertanyaan penelitian diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui perencanaan pembinaan seni pertunjukan bagi warga belajar di Saung Angklung Udjo.

2. Mengetahui pelaksanaan pembinaan seni pertunjukan bagi warga belajar di Saung Angklung Udjo.

3. Mengetahui evaluasi pembinaan seni pertunjukan bagi warga belajar di Saung Angklung Udjo.

4. Mengetahui pembinaan seni pertunjukan bagi wagra belajar di Saung Angklung Udjo.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini diantaranya sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis, memberikan kontribusi terhadap upaya pengembangan sumber daya manusia melalui pembinaan seni yang mengusung nilai-nilai budaya Sunda dan membangkitkan kembali nilai-nilai budaya dalam proses pembelajaran baik di lingkungan formal, nonformal maupun informal. Penelitian ini mampu menjadi referensi untuk menciptakan pola pembinaan seni pertunjukan dalam upaya mengembangkan sumber daya manusia. 2. Manfaat Kebijakan, penelitian ini memberikan bahan pertimbangan bagi

para pemimpin dan pembuat kebijakan untuk menjadikan pola pembinaan yang mengangkat nilai budaya sebagai salah satu rujukan dalam pelaksanaan pelatihan di lembaga pelatihan lainnya.

(18)

Bagi peneliti, mampu menambah pengetahuan, wawasan dan menerapkan teori yang diperoleh dengan fakta nyata di lapangan dalam upaya pengembangan sumber daya manusia.

4. Manfaat Aksi Sosial, penelitian ini diharapkan mampu memberikan pencerahan bagi semua pihak sehingga semakin banyak orang yang melakukan pengembangan sumber daya manusia dengan menjunjung tinggi nilai budaya.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Merujuk pada pedoman penulisan karya ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia (2014, hlm. 23-38) untuk mempermudah penulisan, maka sistematika penulisan penelitian ini adalah:

Bab I Pendahuluan yang didalamnya terdapat latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

Bab II Kajian Pustaka memuat dasar keilmuan atau teori yang sesuai judul penelitian dan masalah penelitian. Teori yang diuraikan diantaranya konsep pendidikan luar sekolah, konsep dasar pelatihan, manajemen program Pendidikan Luar Sekolah, konsep pengembangan sumber daya manusia dan konsep pembinaan seni pertunjukan Saung Angklung Udjo.

Bab III Metode Penelitian terdiri atas desain penelitian, partisipan dan tempat penelitian, pengumpulan data, analisis data dan isu etik.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan menyampaikan temuan penelitian berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dan pembahasan temuan penelitian yang akan menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya.

Bab V Simpulan dan Rekomendasi yang terdiri atas penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan sekaligus mengajukan hal-hal penting yang dapat dimanfaatkan dari hasil penelitian.

(19)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah suatu cara untuk mendapatkan data yang dilakukan secara ilmiah dengan tujuan dan fungsi tertentu. Cara ilmiah yang dilakukan dalam penelitian ini berdasarkan pada ciri-ciri dari kelimuan yaitu bersifat rasional, empiris dan sistematis. Penelitian dilakukan dengan cara yang masuk akal, mampu diamati oleh panca indera manusia dan melalui langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Sugiyono (2014, hlm. 1) mengemukakan bahwa “Metode kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti kondisi obyek yang alamiah, peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi, analisis data bersifat induktif dan hasil panalitian menekankan pada generalisasi”.

Sugiyono (2011, hlm. 7) menambahkan bahwa “metode penelitian kualitatif merupakan proses penelitian yang lebih bersifat seni (kurang terpola) dan data hasil penelitian lebih berkenaan dengan interpretasi peneliti terhadap data yang ditemukan di lapangan”. Seorang peneliti akan mengetahui kondisi obyek penelitiannya setelah ia melakukan beberapa cara seperti membaca literatur atau berbagai informasi tertulis mengenai objek tersebut, dari gambar-gambar, berfikir dan melihat obyek penelitian secara langsung, melihat aktivitas orang-orang yang ada di sekelilingnya melakukan wawancara dan lain sebagainya.

“Metode kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung makna” (Sugiyono, 2014, hlm. 3). Metode kualitatif berpengaruh pada isi atau substansi dari penelitian yang penulis lakukan. Penelitian kualitatif yang dipakai dalam penelitian ini memiliki beberapa karakteristik yang akan menjadi pertimbangan dan arahan bagi peneliti, sebagaimana pemaparan Bodgan dan Biklen (dalam Sugiyono, 2014, hlm. 9-10) bahwa penelitian kualitatif memiliki karakteristik:

(20)

bersifat deskriptif yakni cenderung berbentuk kata-kata. Ketiga, hasil penelitian menekankan pada proses bukan pada produk atau outcome. Keempat, analisis data secara induktif. Kelima, menekankan pada makna dari fakta dan fenomena yang teramati.

Karakteristik diatas menjadi bahan pertimbangan dan pedoman bagi peneliti selama melakukan proses penelitian. Dalam penelitian ini penulis sebagai peneliti sebagai peneliti kunci (key instrument) yang melakukan penelitian langsung, mewawancarai, mengobservasi dan mengumpulkan data yang berhubungan dengan pembinaan seni di Saung Angklung Udjo sebagai pengembangan sumber daya manusia. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dan kredibel dalam penelitian ini, maka penulis melakukan beberapa langkah diantaranya identifikasi masalah, mengumpulkan data, mengolah data dan analisis data, menyusun laporan dan membuat sebuah simpulan. Pengumpulan data yang penulis lakukan diantaranya melalui wawancara, observasi, dan studi dokumentasi untuk memperkuat data yang didapatkan dari lapangan.

Penelitian ini untuk mengungkap dan menganalisis sebuah proses pendidikan dan pelatihan yang berbasis pada pelestarian budaya Sunda. Pelestarian budaya yang dimaksud yaitu musik angklung sebagai warisan budaya yang telah diakui dunia sebagai the intangible cultural heritage of humanity dari UNESCO. Sebuah pengembangan sumber daya manusia yang diterapkan di Saung Angklung Udjo melalui pola pembinaan seni yang berbeda dengan yang lain. Pola pembinaan seni pertunjukan yang diterapkan di Saung Angklung Udjo ini menjunjung tinggi nilai budaya Sunda yang tidak bisa didapat di tempat pendidikan dan pelatihan lainnya.

(21)

A. Desain Penelitian

Moelong (dalam Dwi, 2014, hlm. 47) mengemukakan bahwa “tahapan penelitian terdiri atas tiga tahap yaitu tahap pra-lapangan, tahap pekerjaan lapangan dan tahap analisis data”. Penjelasan tahapan penelitian ini diantaranya sebagai berikut:

1. Tahap Pra-Lapangan

Tahap pertama yang peneliti lakukan dalam penelitian ini yaitu melakukan studi pendahuluan yang dilakukan dengan cara observasi ke tempat penelitian yaitu di Saung Angklung Udjo. Studi pendahuluan bertujuan untuk mengetahui berbagai kegiatan yang diselenggarakan di Saung Angklung Udjo dan bagaimana pengembangan sumber daya manusianya. Untuk melanjutkan pada tahap penelitian, peneliti harus mengurus perizinan kepada pihak terkait yaitu Saung Angklung Udjo. Dalam penelitian terdapat sumber data atau informan yang akan memberikan data dan informasi kepada peneliti sehingga peneliti menentukan sendiri sumber data dari penelitian ini.

2. Tahap Pekerjaan Lapangan

Tahap pekerjaan lapangan biasa kita kenal sebagai proses pengumpulan data secara mendalam di tempat penelitian. Proses pekerjaan lapangan ini terdiri atas pemahaman peneliti terhadap latar penelitian dan mempersiapkan diri peneliti beserta serangkaian kisi-kisi yang digunakan untuk pelaksanaan penelitian. Setelah berbagai pedoman dan kisi-kisi ada peneliti mulai memasuki lapangan. Ketika peneliti ke lapangan peneliti harus menjalin hubungan yang baik dengan partisipan atau yang kita sebut sumber data sehingga tidak adanya kecanggungan dan lebih bersifat natural. Bagian inti daritahap pekerjaan lapangan ini yaitu peneliti mengumpulkan data dengan cara observasi dan wawancara kepada partisipan atau subjek penelitian yang sebelumnya telah ditentukan.

3. Tahap Analisis Data

(22)

bersamaan dengan pengumpulan data sampai pembuatan laporan penelitian. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sugiyono (2014, hlm. 90) “analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan data daripada setelah selesai pengumpulan data”.

Metode yang digunakan peneliti adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penggunaan metode deskriptif melalui pendekatan kualitatif disini berdasarkan tujuan yang ingin dicapai peneliti dalam proses penelitian untuk memperoleh gambaran atau data empiris mengenai perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembinaan seni pertunjukan bagi warga belajar di Saung Angklung Udjo sebagai pengembangan sumber daya manusia.

B. Partisipan dan Tempat Penelitian

Partisipan dalam penelitian ini dilakukan dengan purposive, dimana dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu. Sugiyono (2014, hlm. 53) mengatakan bahwa “purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu”. Pertimbangan tertentu yang dimaksud yaitu seseorang yang dijadikan sumber data adalah orang yang berpengaruh atau penguasa di Saung Angklung Udjo, sehingga memberikan kemudahan kepada peneliti untuk mengeksplor dan menjelajahi situasi sosial yang diteliti.

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana proses perencanaan, pelaksanaan, pembinaan dan evaluasi dari pembinaan seni yang dilakukan di Saung Angklung Udjo sebagai pengembangan sumber daya manusia. Partisipan dalam penelitian ini adalah dua orang pengelola program pembinaan seni, satu orang tutor dan tujuh orang warga belajar yang mengikuti pembinaan seni di Saung Angklung Udjo.

(23)

pertunjukan yang unik dan berbeda dari yang lain yaitu dengan mengusung nilai-nilai budaya Sunda.

C. Pengumpulan Data

Sugiyono (2011, hlm. 222) memaparkan bahwa “dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri”. Human instrument berfungsi dalam menetapkan fokus penelitian, pemilihan informan,

analisis data, dan menyimpulkan data yang telah didapat.

Nasution (dalam Sugiyono, 2011, hlm. 223) mengemukakan:

Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semua tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya.segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian.

Teknik pengumpulan data yang digunakan sebagai upaya mendapatkan data dalam penelitian ini diantaranya wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. 1. Wawancara

Esterberg (dalam Sugiyono, 2014, hlm. 72) mengetakan bahwa “wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu”. Wawancara bisa digunakan untuk mengetahui hal-hal yang mendalam tentang partisipan dalam menginterpretasikan fenomena yang tidak bisa didapatkan dari observasi.

Lincoln dan Guba (dalam Sugiyono, 2014, hlm. 76) menjelaskan beberapa langkah dalam menggunakan wawancara untuk pengumpulan data. Tujuh langkah tersebut diantaranya:

Pertama, menetapkan siapa yang akan diwawancarai. Kedua, menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan. Ketiga, mengawali atau membuka alur wawancara. Keempat, melangsungkan alur wawancara. Kelima, mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya. Keenam, menuliskan hasil wawancara. Ketujuh, mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh.

(24)

lebih terarah dan sistematis sehingga tidak berbelit-belit dan tidak membingungkan partisipan. Terdapat beberapa pertanyaan yang diajukan kepada partisipan yang bersifat fleksibel yakni adanya pengembangan pertanyaan dari peneliti kepada partisipan, hal ini sesuai dengan respon yang diberikan partisipan selama proses wawancara berlangsung. Proses wawancara ini menggunakan alat kamera untuk membantu dalam mengolah dan mendokumentasikan data. Hal ini didukungoleh pernyataan Sugiyono (2014, hlm. 81-82) yang mengemukakan bahwa “alat dari wawancara diantaranya buku catatan, tape recorder dan kamera”. Kamera digunakan untuk memotret peneliti ketika melakukan wawancara kepada partisipan. Hal ini untuk memberikan bukti dan keabsahan data yang didapatkan.

2. Observasi

Pengumpulan data yang kedua yaitu observasi. Nasution (dalam Sugiyono, 2014, hlm. 64) mengemukakan bahwa “observasi adalah dasar bagi semua ilmu pengetahuan”. Pernyataan tersebut didukung oleh Marshall (dalam Sugiyono, 2014, hlm. 64) bahwa “dengan observasi peneliti belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku tersebut”.

Teknik observasi dan studi dokumentasi dilakukan untuk menyempurnakan data penelitan. Adapun sasaran dari observasi ini yaitu sarana prasarana yang digunakan untuk pembinaan seni dan aktivitas yang terjadi ketika pembinaan seni pertunjukan. Hal ini untuk membuktikan kebenaran yang disampaikan oleh partisipan dalam tahap wawancara. Tidak hanya demikian, Spradley (dalam Sugiyono, 2014, hlm.68) memaparkan bahwa “obyek penelitian yang diobservasi dinamakan situasi sosial yang terdiri atas tiga komponen yaitu tempat, pelaku dan aktivitas”.

3. Studi Dokumentasi

(25)

melengkapi untuk mendukung data secara tertulis yang berkaitan dengan Saung Angklung Udjo baik data internal maupun eksternal.

Hasil observasi dan wawancara akan lebih dapat dipercaya apabila didukung dengan hasil studi dokumentasi. Akan tetapi tidak semua dokumen memiliki kredibilitas yang tinggi.

4. Triangulasi

Teknik pengumpulan data salah satunya yaitu triangulasi. Triangulasi ini diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang menggabungkan beberapa teknik dari sumber data yang telah ada. Sugiyono (2014, hlm.83) mengemukakan bahwa “triangulasi teknik berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama”. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan wawancara mendalam, observasi dan studi dokumentasi pada sumber data yang berbeda. Dengan demikian termasuk pada triangulasi sumber. “Triangulasi sumber berarti, untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama” (Sugiyono, 2014, hlm. 83).

“Tujuan triangulasi bukan untuk mencari kebenaran tentang beberapa fenomena, akan tetapi lebih pada peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang ditemukan” (Sugiyono, 2014, hlm.85). Dengan triangulasi maka data yang diperoleh akan lebih konsisten, tuntas dan pasti, sehingga akan meningkatkan kekuatan dari data tersebut apabila dibandingkan dengan data yang menggunakan satu pendekatan.

D. Analisis Data

Sugiyono (2011, hlm. 243) mengemukakan bahwa dalam penelitian kualitatif, “data diperoleh dari berbagai sumber dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam dan dilakukan secara terus menerus”. “Analisis data merupakan hal yang kritis dalam proses penelitian kualitatif” (Sugiyono, 2014, hlm. 88)

(26)

unit-penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2011, hlm. 244).

Sugiyono (2014, hlm. 89) mengemukakan bahwa “analisis telah dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan”. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan model Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2011, hlm. 246) yang menyatakan bahwa “aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification”.

1. Reduksi Data

Reduksi data yang peneliti lakukan yaitu dengan merangkum data, memilih hal-hal pokok dan hal penting yang berkaitan dengan data-data yang dibutuhkan. Dengan adanya reduksi data ini memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti dalam menganalisis, menuangkan dan membahas hasil penelitian. Reduksi data ini melatih peneliti untuk berfikir sensitif terhadap fenomena yang terjadi. Karena data reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang memerlukan kecerdasan, pemahaman yang tinggi dan wawasan yang luas dan mendalam.

2. Penyajian Data

(27)

3. Kesimpulan

Langkah terakhir dari analisis data menurut Miles dan Huberman yaitu tahap penarikan kesimpulan dan verifikasi. Sugiyono (2011, hlm. 252) mengungkapkan bahwa “kesimpulan awal masih bersifat sementara dan akan berubah apabila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya”. Kesimpulan awal bisa juga bersifat kredibel apabila “kesimpulan yang dikemukakan di awal didukung oleh bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data” (Sugiyono, 2011, hlm. 252).

“Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada” (Sugiyono, 2014, hlm. 99). Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang ditetapkan sebelumnya atau mungkin juga tidak, karena masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif bersifat sementara. Kesimpulan dapat berupa gambaran dari objek tertentu yang sebelumnya masih samar kini dengan penelitian akan memperterang dan memperjelas gambaran objek tersebut. Kesimpulan dari penelitian ini disajikan dalam bentuk deskripsi dari hasil pengumpulan data lapangan yang sudah melewati tahap analisis.

E. Isu Etik

Manusia merupakan mahluk yang tidak sempurna, memiliki kebaikan dan kesalahan. Begitu pula dengan hasil karya manusia pasti memiliki kekurangan dan kelebihannya. Dengan keberadaan skripsi yang dibuat oleh setiap mahasiswa strata 1, maka akan menambah kontribusi ilmu pada sistem pendidikan pada khususnya dan bagi masyarakat pada umumnya. Kebermanfaatan dari setiap hasil karya sangat diharapkan oleh setiap mahasiswa. Dengan adanya skripsi ini mampu memberikan informasi bagi pengguna dan pembacanya.

(28)

F. Kisi-kisi dan Pengembangan Instrumen

Kualitas data hasil penelitian biasanya dipengaruhi oleh kualitas instrumen dan kualitas pengumpulan data. Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi indtrumen adalah diri peneliti itu sendiri. Maka dari itu, diri peneliti harus divalidasi terlebih dahulu untuk mengukur sejauhmana kelayakan peneliti dalam melakukan penelitian. Validasi ini bisa dilakukan melalui mengukur pemahaman peneliti terhadap metode kualitatif, pengetahuan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan fisik dan mental dari peneliti, dan mengevaluasi diri dari peneliti sendiri. Instrumen dalam penelitian kualitatif dipaparkan oleh Nasution (dalam Sugiyono, 2014, hlm. 60) bahwa “tidak ada pilihan lain dari pada menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama”. Maka dari itu kemampuan peneliti dalam menganalisis dan menggali berbagai informasi sangat diperlukan.

(29)
[image:29.792.34.767.195.507.2]

Kisi-kisi dari penelitian ini diantaranya:

Tabel 3.1 Kisi-kisi Penelitian

Judul Tujuan Penelitian Pertanyaan

Penelitian Aspek yang diteliti Indikator

Sumber Data

Alat Pengumpulan

Data Pola Pembinaan Seni

Pertunjukan Bagi Warga Belajar di Saung Angklung Udjo

1. Mengetahui perencanaan

pembinaan seni pertunjukan bagi warga belajar di Saung Angklung Udjo.

1. Bagaimana rancangan pembinaan seni pertunjukan di Saung

Angklung Udjo?

1. Persiapan proses pembelajaran pada pelaksanaan

pembinaan seni pertunjukan di Saung Angklung Udjo. a. Waktu b. Tujuan c. Tahapan d. Identifikasi e. Sasaran f. Kelengkapan Administrasi g. Dana

h. Jenis Kegiatan i. Kemitraan Pengelola dan Tutor Wawancara Dokumentasi Observasi 2. Bagaimana strategi 2. Strategi pembelajaran

Student centered Pengelola

dan Tutor

(30)

pembelajaran pembinaan seni pertunjukan di Saung Angklung Udjo? 3. Bagaimana metode pembelajaran pembinaan seni pertunjukan di Saung Angklung Udjo? 3. Metode Pembelajaran Pengguanaan Metode Pengelola dan Tutor Wawancara 2. Mengetahui pelaksanaan

pembinaan seni pertunjukan bagi warga belajar di

4. Bagaimana proses

pembelajaran pembinaan seni pertunjukan di

(31)

Saung Angklung Udjo.

Saung Angklung Udjo?

menjelaskan c. Penerapan

teknik bertanya d. Upaya

mengelola proses

pembinaan seni e. Penerapan

teknik menutup 3. Mengetahui evaluasi

pembinaan seni pertunjukan bagi warga belajar di Saung Angklung Udjo.

5. Bagaimana evaluasi

pembinaan seni pertunjukan di Saung

Angklung Udjo?

5. Evaluasi proses 6. Evaluasi hasil

f. Bentuk evaluasi g. Tahapan

evaluasi h. Aspek evaluasi

Pengelola Tutor Warga Belajar

(32)

4. Mengetahui

pembinaan seni pertunjukan bagi warga belajar di Saung Angklung Udjo.

6. Bagaimana pembinaan seni pertunjukan di Saung

Angklung Udjo?

7. Proses pembinaan seni pertunjukan

a. Pendekatan pembinaan Bentuk pembinaan

Pengelola Tutor Warga Belajar

Wawancara

(33)

Kisi-kisi penelitian diatas dikembangkan menjadi pedoman wawancara bagi pengelola dan tutor dari pembinaan seni pertunjukan di Saung Angklung Udjo diantaranya sebagai berikut:

Tabel 3.2

Pedoman Wawancara bagi Pengelola dan Tutor

No Pertanyaan

1

2

3

Persiapan Proses Pembelajaran

a. Berapa lama waktu penyelenggaraan pembinaan seni pertunjukan di Saung Angklung Udjo dan kapan waktu pelaksanaannya?

b. Apa tujuan diadakannya pembinaan seni pertunjukan di Saung Angklung Udjo?

c. Bagaimana tahapan pola pembinaan seni pertunjukan di Saung Angklung Udjo?

d. Apakah sebelum melakukan proses pembelajaran pembinaan seni pertunjukan di Saung Angklung Udjo dilakukan proses identifikasi terlebih dahulu?

e. Siapakah sasaran dari pembinaan seni pertunjukan di Saung Angklung Udjo?

f. Bagaimana kelengkapan administrasi dalam pembinaan seni pertunjukan di Saung Angklung Udjo?

g. Bagaimana pengelolaan dana untuk penyelenggaraan pembinaan seni pertunjukan di Saung Angklung Udjo?

h. Jenis kegiatan apa saja yang dilakukan dalam pembinaan seni pertunjukan di Saung Angklung Udjo?

i. Pihak mana saja yang menjadi mitra dalam pembinaan seni pertunjukan di Saung Angklung Udjo?

Strategi Pembelajaran

a. Strategi pembelajaran apa yang digunakan dalam pembinaan seni pertunjukan di Saung Angklung Udjo?

Metode Pembelajaran

(34)

4

5

6

Proses Pembelajaran

a. Langkah-langkah apa saja yang dilakukan untuk penerapan teknik membuka dalam pembinaan seni pertunjukan di Saung Angklung Udjo? b. Bagaimana cara mengaplikasikan dalam penerapan teknik menjelaskan

pada proses pembelajaran pembinaan seni pertunjukan di Saung Angklung Udjo?

c. Langkah-langkah apa saja yang dilakukan untuk penerapan teknik bertanya untuk meninjau hasil pembelajaran dalam pembinaan seni pertunjukan di Saung Angklung Udjo?

d. Apakah dilakukan penerapan teknik memberikan penguatan untuk memotivasi warga belajar dalam proses pembinaan seni pertunjukan? Teknik apa yang digunakan?

e. Bagaimana cara penerapan teknik menutup setelah melakukan proses pembinaan seni pertunjukan?

Penilaian

a. Bentuk evaluasi apa saja yang digunakan sebagai bahan pertimbangan penilaian?

b. Tahapan apa saja yang dilakukan dalam penilaian pembinaan seni pertunjukan di Saung Angklung Udjo?

c. Aspek apa saja yang dijadikan bahan pertimbangan penilaian pembinaan seni pertunjukan di Saung Angklung Udjo?

Pembinaan

a. Pendekatan apa yang digunakan dalam melaksanakan pembinaan seni pertunjukan di Saung Angklung Udjo?

b. Apa saja bentuk pembinaan yang dilakukan?

(35)

pertunjukan di Saung Angklung Udjo. Point ke 5 mewakili pertanyaan yang bisa menjawab rumusan masalah nomor 3 yaitu evaluasi pembinaan seni pertunjukan di Saung Angklung Udjo. Point ke 6 mewakili pertanyaan yang bisa menjawab rumusan masalah nomor 4 yaitu pembinaan seni pertunjukan di Saung Angklung Udjo

Pengembangan lain yaitu pedoman wawancara bagi warga belajarnya. Daftar pertanyaan yang diajukan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.3

Pedoman Wawancara bagi Warga Belajar

No Pertanyaan

1

2

3 4

5 6 7 8 9 10 11

Apakah anda mengetahui langkah apa saja yang dilakukan oleh pengelola sebelum pembinaan seni pertunjukan dimulai? Jelaskan! Apakah ada kontrak belajar antara warga belajar dengan pihak Saung Angklung Udjo sebelum dilakukannya proses pembinaan seni pertunjukan?

Apakah anda ikut dalam setting ruangan pembelajaran?

Apa yang anda ketahui mengenai pembukaan pembelajaran yang dilakukan oleh tutor? Jelaskan!

Apakah penjelasan yang diberikan tutor dapat dimengerti? Jelaskan! Apakah anda mampu menjawab pertanyaan yang diajukan oleh tutor? Apakah penyampaian materi oleh tutor bisa dipahami dan dimengerti? Bagaimana pelaksanaan penutupan yang dilakukan oleh tutor?

Bentuk evaluasi apa yang tutor berikan kepada anda?

Pendekatan seperti apa yang dilakukan tutor dalam pelaksanaan pembinaan seni pertunjukan?

Apa saja bentuk pembinaan yang diberikan?

(36)

Angklung Udjo tersebut. untuk pertanyaan nomor 9 yaitu pertanyaan mengenai evaluasi dari pembinaan seni pertunjukan di Saung Angklung Udjo, dan untuk pertanyaan nomor 10 dan 11 yaitu pertanyaan mengenai pembinaan seni pertunjukan di Saung Angklung Udjo tersebut.

G. Pelaksanaan Penelitian

[image:36.595.106.514.287.481.2]

Penelitian yang telah dilakukan ini dapat terlihat waktu pelaksanaannya sebagai berikut:

Tabel 3.4

Pelaksanaan Penelitian

No Waktu Kegiatan yang dilaksanakan

1 01 Oktober 2014 Studi Pendahuluan

2 18 Januari 2015 Studi pendahuluan lanjutan yaitu perubahan skim penelitian

3 19 Maret 2015 Perizinan untuk melaksanakan penelitian

4 15 Mei 2015 Pelaksanaan penelitian yaitu melakukan wawancara dengan corporate secretary yaitu Ria Sawitri

5 18 Mei 2015 Pelaksanaan penelitian yaitu melakukan wawancara dengan Human Resource

Management yaitu Bambang Hendrianto,

instruktur angklung yaitu Nazar Wildan dan tujuh orang warga belajar

(37)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Bagian ini berisi simpulan berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang dipaparkan pada BAB IV. Simpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Perencanaan pembinaan seni pertunjukan di Saung Angklung Udjo

memiliki alur dengan pola pembinaannya terdiri atas pengrekrutan, pelatihan dan pertunjukan. Pembinaan seni untuk melestarikan angklung sebagai warisan dunia dan angklung tetap hidup terus menerus dari generasi ke generasi. Identifikasi kebutuhan yang mengacu pada konsep Training Needs Assessment, melihat pada kebutuhan dasar manusia dan berusaha

meningkatkan kesejahteraan manusia. Dengan pembinaan seni pertunjukan di Saung Angklung Udjo akan meningkatkan pemenuhan dasar manusia, secara sandang pangan papan, terhindar dari kemiskinan dan kebodohan, memiliki banyak teman dan relasi, mendapat kedudukan dan mampu mengeksistensikan siapa diri kita.

2. Pelaksanaan pembinaan seni pertunjukan di Saung Angklung Udjo yang terdiri atas tahap pengrekrutan, tahap pelatihan dan tahap pertunjukan dilakukan dengan dasar nilai kekeluargaan dan budaya Sunda. Pengrekrutan yang dilakukan yaitu melalui audisi dan seleksi. Dalam pelaksanaanya warga belajar dibuat bergembira, bebas mengeksplor diri masing-masing dan berhak mengeksistensikan dirinya untuk berkesenian. Dengan materi dasar angklung dan materi pendukung lainnya akan menciptakan orang-orang yang ahli dalam memainkan angklung dan melestarikan keberadaannya.

(38)

yang diberikan setiap 6 bulan satu kali sebagai uji kelayakan peningkatan grade .

4. Pembinaan seni pertunjukan di Saung Angklung Udjo dilandasi dengan nilai kasih sayang yang menyatakan bahwa dasar dari pendidikan adalah “cinta”. Pembinaan seni pertunjukan Saung Angklung Udjo menggunakan pendekatan secara langsung kepada warga belajar dalam bentuk individu dan kelompok.

B. Rekomendasi

Setelah mengkaji dari hasil penelitian ini mengenai pengembangan sumber daya manusia melalui pola pembinaan seni di Saung Angklung Udjo, maka penulis merekomendasikan:

1. Bagi Pemerintah

Selain pendidikan formal yang menjadi Wajib Belajar Pendidikan Dasar (WAJARDIKDAS) 9 tahun hendaknya pemerintah menginstruksikan kepada anak-anak usia sekolah untuk mengikuti sanggar atau wadah pengembangan sumber daya manusia lainnya guna memberikan ilmu dan keahlian tambahan bagi mereka pada bidang tertentu diluar sistem persekolahan yang bisa dibuktikan dengan sertifikat keahlian.

2. Bagi Saung Angklung Udjo

a. Pembelajaran dalam pembinaan seni pertunjukan di Saung Angklung Udjo secara konsisten mengikuti nilai-nilai yang ditanamkan oleh Udjo Ngalagena secara turun temurun. Dalam proses pembelajarannya terdapat kurikulum yang tidak tertulis dan lebih menggunakan sistem kebiasaan. Maka dari itu hendaknya pihak Saung Angklung Udjo membuatkan sebuah kurikulum pembelajaran dalam pembinaan seni pertunjukannya sehingga mempermudah dalam penyampaian kepada generasi muda nantinya dan tetap terjaga keasliannya.

(39)

menggambarkan bagaimana pola pembinaan di Saung Angklung Udjo sehingga masyarakat lebih mudah dalam mengenal lebih dalam Saung Angklung Udjo.

3. Bagi Mahasiswa

a. Dilakukan penelitian lanjutan dengan subjek penelitian dan cara pandang yang berbeda.

(40)

DAFTAR RUJUKAN

Sumber Buku dan Skripsi:

Joesoef S. dan Santoso S, (1981). Pendidikan Luar Sekolah. Surabaya: Usaha Nasional.

Kamil, M. (2010). Model Pendidikan dan Pelatihan Konsep dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta.

Kaswan. (2013). Pelatihan dan Pengembangan untuk Meningkatkan Kinerja SDM. Bandung: Alfabeta.

Marzuki, S. (2010). Pendidikan Nonformal Dimensi dalam Keaksaraan Fungsional, Pelatihan dan Andragogi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sastradipoera, K. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia Suatu Pendekatan Fungsi Operatif. Bandung: Kappa-Sigma.

Sudjana, D. (1992). Pengantar Manajemen Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: Nusantara Press.

Sudjana, D. (2004). Manajemen Program Pendidikan. Bandung: Falah Production.

Sudjana, D. (2004). Pendidikan Nonformal Wawasan, Sejarah Perkembangan, Filsafat, Teori Pendukung, Asas. Bandung: Falah Production.

Sudjana, D. (2007). Sistem dan Manajemen Pelatihan Teori dan Aplikasi. Bandung: Falah Production.

Sudjana, D. (2008). Evaluasi Program Pendidikan luar Sekolah. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2014). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Suryadi, A. (2012). Pendidikan, Investasi SDM, dan Pembangunan Isu Teori dan Aplikasi untuk Pembangunan Pendidikan dan Sumber Daya Manusia

Indonesia. Bandung: Widya Aksara Press.

(41)

(Skripsi). Departemen Pendidikan Luar Sekolah, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

SAU. (2014). Profil dan Data Internal Saung Angklung Udjo 2014. Saung Angklung Udjo, Bandung.

Sumber Yuridis:

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Undang-undang Nomor 08 Tahun 1974 Tentang Pokok-pokok Kepegawaian. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2006 Tentang Sistem

Pelatihan Kerja Nasional.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 1991 Tentang Pendidikan Luar Sekolah.

Instruksi Presiden Nomor 15 Tahun 1974 Tentang Pelaksanaan Keputusan Presiden Nomor 34 Tahun 1972

Sumber Internet:

Gambar

Tabel 3.1 Kisi-kisi Penelitian
Tabel 3.4

Referensi

Dokumen terkait

Jumlah jari-jari lingkaran kepala dari sepasang rodagigi yang berkontak dikurangi dengan jarak poros..

Mewujudkan fasilitas akomodasi yang nyaman berupa hotel resort di Bukit Patuk Gunungkidul Yogyakarta, sebagai tempat beristirahat sambil rekreasi dan mendapat

Berdasarkan hasil analisis, pada semua materi secara terus menerus peserta didik dapat menyelesaikan pertanyaan yang ada pada petunjuk praktikum, dapat memahami makna dari

Berdasarkan hasil penelitian yang saya lakukan nilai tertinggi pada stasiun B karena banyak mengandung unsur unsur hara yang dibutuhkan oleh mikro organisme

[r]

Jika objek yang dapat menyebabkan perforasi (contoh : gelas yang pecah) tembus melalui kornea tanpa mengenai lensa biasanya tidak memberikan dampak pada lensa,

Mereka mempersiapkan diri dan mengantisipasi problem-problem yang mungkin akan timbul; mereka mengkonfirmasi peluang yang ada, dan apa yang diperlukan untuk meraih keberhasilan;

Adapun saran pada penelitian ini sebagai berikut: perusahaan bisa menerapkan acceptance sampling pada lot-lot yang diproduksi untuk menjamin kualitas produk AMDK;