TEKS BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH DASAR
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar
oleh
Dias Ratna Fujiasih NIM 1004146
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Oleh
Dias Ratna Fujiasih
Sebuah skripsi diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
© Dias Ratna Fujiasih 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH DASAR
disetujui dan disahkan oleh pembimbing :
Pembimbing I
Drs. Aan Kusdiana, M.Pd. NIP 19551206 197502 1 001
Pembimbing II
Drs. Yusuf Suryana, M.Pd. NIP 19580705 198603 1 004
Mengetahui,
Ketua Program Studi S1 PGSD UPI Kampus Tasikmalaya
ii
Penelitian dilaksanakan di SDN 2 Dawagung Kecamatan Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya mengaktifkan prior knowlegde siswa sebelum memulai kegiatan membaca khususnya membaca pemahaman teks bahasa Inggris. Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa teknik pembelajaran membaca yang digunakan guru kurang tepat, sehingga kurang melibatkan siswa berpikir tentang bacaan. Hal ini menyebabkan siswa sulit memahami secara langsung isi dari suatu bacaan, apalagi dengan banyaknya kosakata asing yang belum dikenal siswa. Kesulitan yang dialami siswa dalam memahami bacaan merupakan permasalahan yang menuntut seorang guru untuk membantu siswa mengaktifkan pengetahuan yang telah dimilikinya sebagai titik awal dapat memahami bacaan dengan baik. Maka dari itu perlu pemilihan teknik pembelajaran membaca yang tepat, salah satunya
Pre Reading Plan (PReP) Technique. Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan keefektifan penerapan PReP Technique terhadap kemampuan membaca pemahaman teks bahasa Inggris siswa kelas V SDN 2 Dawagung. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan desain Pre
Experimental Designs (one group pre test post test design). Populasi dan sampel
penelitian ialah seluruh siswa kelas V SDN 2 Dawagung yang berjumlah 36 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes dan observasi keterlaksanaan pembelajaran membaca dengan PReP Technique sebagai data pendukung. Instrumen yang digunakan adalah soal tes objektif berbentuk multiple
choice dan true false, untuk mengukur kemampuan siswa dalam memahami teks
bahasa Inggris dan lembar observasi. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data menunjukkan bahwa: 1) kemampuan siswa dalam membaca pemahaman teks bahasa Inggris sebelum menggunakan PReP Technique rata-rata berada pada kategori tinggi, 2) kemampuan siswa dalam membaca pemahaman teks bahasa Inggris setelah menggunakan PReP Technique rata-rata berada pada kategori sangat tinggi, 3) terdapat peningkatan rata-rata kemampuan siswa dalam membaca pemahaman teks bahasa Inggris sebelum dan setelah diberikan treatment dengan
PReP Technique yaitu sebesar 0,67 dan berada pada kategori cukup efektif.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan PReP Technique efektif terhadap kemampuan membaca pemahaman teks bahasa Inggris siswa kelas V SDN 2 Dawagung. PReP Technique memberikan pengaruh positif terhadap kesiapan siswa sebelum membaca.
ii
OF READING COMPREHENSION ABOUT ENGLISH TEXT
vi DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iv
UCAPAN TERIMAKASIH ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian... 1
B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 4
C. Rumusan Masalah Penelitian ... 4
D. Tujuan Penelitian ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 5
F. Struktur Organisasi Skripsi... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 7
A. Kajian Pustaka ... 7
1. Pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Dasar ... 7
2. Keterampilan Membaca... 9
a. Hakikat Membaca ... 9
b. Jenis-jenis Membaca ... 10
c. Tujuan Membaca ... 12
d. Proses Membaca ... 12
3. Membaca Pemahaman ... 14
4. Teks Deskriptif Bahasa Inggris ... 17
5. Pembelajaran Membaca Bahasa Inggris di Sekolah Dasar ... 18
vii
7. PReP Technique dalam Pembelajaran Bahasa Inggris ... 20
a. Konsep PReP Technique ... 20
b. Tahapan PReP Technique ... 21
8. Penelitian yang Relevan ... 23
B. Kerangka Pemikiran ... 24
C. Hipotesis Penelitian ... 25
BAB III METODE PENELITIAN ... 26
A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 26
B. Desain Penelitian ... 27
C. Metode Penelitian ... 27
D. Prosedur Penelitian ... 28
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 30
F. Instrumen Penelitian ... 30
G. Proses Pengembangan Instrumen Penelitian ... 32
1. Uji Validitas Instrumen ... 33
2. Uji Reliabilitas Instrumen... 36
3. Daya Pembeda Soal ... 38
4. Taraf Kesukaran Soal ... 40
H. Teknik Pengumpulan Data ... 43
I. Teknik Analisis Data ... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 51
A. Hasil Penelitian ... 51
1. Data Hasil Perencanaan Penelitian ... 51
2. Data Hasil Pelaksanaan Penelitian ... 53
a. Data Hasil Pelaksanaan Pre Test ... 53
b. Penerapan Perlakuan dengan Pre Reading Plan Technique (PReP) dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman Teks Bahasa Inggris ... 55
viii
d. Data Hasil Pelaksanaan Post Test... 59
e. Analisis Statistik Data Hasil Penelitian ... 61
1) Analisis Deskriptif Hasil Pre Test ... 61
2) Analisis Deskriptif Hasil Post Test ... 67
3) Analisis Normal Gain (N-Gain) Hasil Pre Test dan Post Test ... 70
4) Rekapitulasi Data Hasil Pre Test, Post Test, Normal Gain dan Kategori Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa ... 72
f. Uji Hipotesis ... 76
1) Uji Normalitas Data ... 76
2) Uji Homogenitas Data ... 78
3) Uji Hipotesis Statistik ... 78
B. Pembahasan ... 81
1. Kemampuan Membaca Pemahaman Teks Bahasa Inggris Siswa Kelas V SDN 2 Dawagung Sebelum Menggunakan PReP Technique ... 81
2. Kemampuan Membaca Pemahaman Teks Bahasa Inggris Siswa Kelas V SDN 2 Dawagung Setelah Menggunakan PReP Technique ... 82
3. Efektivitas Penerapan PReP Technique Terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Teks Bahasa Inggris Siswa Kelas V SDN 2 Dawagung ... 84
BAB V SIMPULAN DAN SARAN... 86
A. Simpulan ... 86
B. Saran ... 86
DAFTAR PUSTAKA ... 88
LAMPIRAN ... 91
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Bahasa Inggris sebagai bahasa Internasional, merupakan bahasa asing pertama yang harus diajarkan di sekolah mulai dari tingkat dasar. Hal ini ditegaskan dengan adanya Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 060/U/1993 tanggal 25 Februari 1993 (dalam Kasmaini, hlm. 27) tentang dimungkinkannya program bahasa Inggris diajarkan lebih dini sebagai satu mata pelajaran muatan lokal (local content) yang dimulai pada kelas empat sekolah dasar.
Pembelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar bertujuan untuk mengembangkan kompetensi berkomunikasi siswa dalam berbahasa Inggris secara lisan dan terbatas untuk mengiringi tindakan (language accompanying
action) dalam konteks sekolah, serta mempersiapkan siswa agar memiliki
kesadaran tentang hakikat dan pentingnya bahasa Inggris untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam masyarakat global. Hal ini berlandaskan pada Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 (dalam BSNP, 2006, hlm. 136).
Dengan menguasai bahasa Inggris maka siswa akan mudah mengakses informasi, mengenal kebudayaan orang lain, mengembangkan ilmu pengetahuan, serta memberikan kesempatan untuk mengembangkan diri guna memperoleh kesempatan yang lebih baik dalam menghadapi persaingan di era globalisasi ini.
Membaca merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang sangat penting untuk dipelajari. Dari membaca seseorang dapat berinteraksi dengan pikiran dan perasaan, memperoleh informasi, serta banyak mendapatkan transfer ilmu pengetahuan untuk mengembangkan pengetahuannya. Seperti halnya pada pembelajaran di sekolah dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi, membaca merupakan keterampilan yang harus dimiliki setiap siswa disamping keterampilan lainnya yaitu menyimak, menulis, dan berbicara karena keempat keterampilan tersebut saling berkaitan satu sama lain.
Salah satu keterampilan membaca adalah membaca pemahaman. Membaca pemahaman (reading comprehension) merupakan kemampuan membaca yang harus dikuasai siswa, tersirat dalam Standar Kompetensi (SK) membaca kelas V semester II yaitu memahami tulisan bahasa Inggris dari teks deskriptif bergambar sangat sederhana dalam konteks sekolah. Standar Kompetensi tersebut dijabarkan dalam Kompetensi Dasar (KD) yang harus dicapai siswa yaitu memahami kalimat, pesan tertulis, dan teks deskriptif bergambar sangat sederhana secara tepat dan berterima. SK dan KD ini tercantum dalam Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 (dalam BSNP, 2006, hlm. 140).
Menindaklanjuti Surat Keputusan Mendikbud No. 060/U/1993 tanggal 25 Februari 1993, SDN 2 Dawagung mengambil bahasa Inggris untuk dijadikan mata pelajaran muatan lokal. Program mata pelajaran bahasa Inggris di sekolah tersebut dilaksanakan satu kali dalam seminggu dengan alokasi waktu dua jam pelajaran (2x35menit). Pelaksanaan program disesuaikan dengan SK dan KD menurut ketentuan dari Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006.
Membaca dan memahami teks berbahasa Inggris pada umumnya sulit
dipelajari oleh siswa
.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan di kelas V SDN 2Setelah melakukan wawancara dengan guru bahasa Inggris di sekolah tersebut, diketahui penyebab lain dari kesulitan yang dialami siswa ketika memahami suatu teks bahasa Inggris yaitu siswa mengalami kesulitan mengenal huruf, memahami kosakata (vocabulary) asing, memahami istilah-istilah, dan struktur bacaan dalam bahasa Inggris serta kurangnya latar belakang pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki siswa tentang topik bacaan. Faktor kesulitan memahami teks bacaan yang timbul dari siswa masih berkaitan dengan faktor guru. Kelemahan guru dan penggunaan strategi, metode, maupun teknik pembelajaran yang kurang tepat saat mengajarkan membaca ini kurang melibatkan siswa berfikir tentang bacaan sehingga menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam membaca khususnya memahami teks berbahasa Inggris.
Berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut penulis berkesimpulan untuk mengujicobakan salah satu teknik dalam pembelajaran membaca, khususnya membaca pemahaman. Teknik pembelajaran yang dipandang efektif dalam pembelajaran membaca pemahaman pada pembelajaran bahasa Inggris ialah Pre Reading Plan (PReP) Technique. PReP Technique adalah teknik pembelajaran membaca yang dikembangkan oleh Judith Langer tahun 1981. PReP
Technique merupakan kegiatan sebelum membaca yang dapat membantu siswa
mengaktifkan pengetahuan yang telah dimiliki siswa sebagai titik awal dapat memahami bacaan dengan baik. Mufti (2012, hlm. 12) mengemukakan bahwa
PReP Technique dapat menjadi sarana bagi guru dalam mempersiapkan siswa
sebelum membaca suatu bacaan, sambil menganalisis tanggapan siswa sehingga dapat menentukan instruksi berikutnya.
Pelaksanaan ujicoba teknik pembelajaran membaca ini diaktualiasasikan dalam penelitian yang berjudul “Efektivitas Penerapan Pre Reading Plan
Technique Terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Teks Bahasa Inggris
B. Identifikasi Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka penulis mengidentifikasi permasalahan yang timbul dalam pembelajaran membaca pemahaman pada mata pelajaran bahasa Inggris siswa kelas V SDN 2 Dawagung. Berikut ini hasil identifikasi permasalahan.
1. Siswa kesulitan memahami isi dari suatu bacaan dikarenakan kurangnya penguasaan kosakata (vocabulary) asing, kurang mengetahui struktur bacaan, serta kurangnya pengetahuan dan pengalaman siswa terhadap teks bacaan. Hal ini menyebabkan siswa kesulitan memahami isi bacaan secara langsung. 2. Teknik pembelajaran membaca yang digunakan guru kurang tepat, guru hanya
memberikan suatu bacaan kemudian menugaskan siswa menjawab peratanyaan-pertanyaan dari bacaan tersebut tanpa memperhatikan latar belakang pengetahuan yang telah dimiliki siswa. Guru tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk menggali pengetahuan awal dan pengalaman yang dimilikinya, memprediksi bacaan, bertanya, berdiskusi, meringkas, mengeksplor penguasaan kosakata asing yang belum diketahuinya dari bacaan. Intinya, teknik pembelajaran dalam membaca yang digunakan kurang melibatkan siswa berfikir tentang bacaan.
C. Rumusan Masalah Penelitian
Masalah yang menjadi fokus dari penelitian ini yaitu berkaitan dengan efektivitas penerapan Pre Reading Plan Technique terhadap kemampuan membaca pemahmaan teks bahasa Inggris siswa kelas V SDN 2 Dawagung. Fokus masalah dirumuskan secara spesifik dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan berikut ini untuk memudahkan penulis menjawab permasalahan tersebut.
1. Bagaimana kemampuan membaca pemahaman teks bahasa Inggris siswa kelas V di SDN 2 Dawagung sebelum menggunakan PReP Technique?
2. Bagaimana kemampuan membaca pemahaman teks bahasa Inggris siswa kelas V di SDN 2 Dawagung setelah menggunakan PReP Technique?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya, berikut ini dikemukakan tujuan yang ingin dicapai dari penelitian. 1. Mendeskripsikan kemampuan membaca pemahaman teks bahasa Inggris
siswa kelas V di SDN 2 Dawagung sebelum menggunakan PReP Technique. 2. Mendeskripsikan kemampuan membaca pemahaman teks bahasa Inggris
siswa kelas V di SDN 2 Dawagung sebelum menggunakan PReP Technique. 3. Mendeskripsikan efektivitas penerapan PReP Technique terhadap kemampuan
membaca pemahaman teks bahasa Inggris siswa kelas V SDN 2 Dawagung.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian harus menghasilkan manfaat bagi penulis khususnya dan umumnya bagi pembaca. Berikut ini dikemukakan manfaat dari hasil penelitian meliputi manfaat teoritis dan manfaat praktis bagi penulis, guru dan siswa.
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan keilmuan dalam bidang pendidikan khususnya tentang efektivitas penerapan Pre Reading
Plan Technique terhadap kemampuan membaca pemahaman teks bahasa Inggris
siswa sekolah dasar. 2. Manfaat Praktis
a. Bagi penulis, hasil penelitian dapat dijadikan pengalaman penelitian berkaitan dengan penggunaan Pre Reading Plan Technique dalam pembelajaran membaca pemahaman bahasa Inggris. Selain itu, penulis dapat menerapkan serta mengembangkan teknik tersebut dalam pembelajaran.
b. Bagi guru, dapat dijadikan alternatif pemilihan teknik pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca pemahaman teks bahasa Inggris.
c. Bagi siswa, hasil penelitian dapat meningkatkan keterampilan membaca khususnya membaca pemahaman bahasa Inggris serta dapat memperoleh pengalaman dari proses pembelajaran dengan menggunakan Pre Reading Plan
F. Struktur Organisasi Skripsi
Gambaran lebih jelas tentang isi dari keseluruhan skripsi disajikan dalam struktur organisasi skripsi berikut dengan pembahasannya. Struktur organisasi skripsi tersebut disusun sebagai berikut:
1. Bab I pendahuluan
Bab ini merupakan bagian awal dari skripsi yang menguraikan latar belakang penelitian berkaitan dengan kesenjangan harapan dan fakta di lapangan, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.
2. Bab II kajian pustaka, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian
Bab ini berisi tentang kajian teori-teori yang terdiri dari pembelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar (mencakup tentang hakikat, tujuan, ruang lingkup, serta Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar), keterampilan membaca (mencakup hakikat membaca, jenis-jenis membaca, tujuan membaca dan proses membaca), membaca pemahaman, teks deskriptif bahasa Inggris, pembelajaran membaca bahasa Inggris di sekolah dasar, teknik pembelajaran membaca (mencakup tentang konsep Pre Reading Plan
Technique dan langkah-langkah Pre Reading Plan Technique), penelitian yang
relevan, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian. 3. Bab III metode penelitian
Bab III berisi tentang deskripsi mengenai lokasi, populasi dan sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, prosedur penelitian, variabel dan definisi operasional variabel, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.
4. Bab IV hasil penelitian dan pembahasan
Bab ini mengemukakan tentang hasil penelitian yang telah dicapai meliputi pengolahan data serta analisis temuan dan pembahasannya.
5. Bab V simpulan dan saran.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SDN 2 Dawagung yang berlokasi di Kp. Cirangkong Desa Dawagung Kecamatan Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya. Pemilihan lokasi penelitian ini berdasarkan pertimbangan belum pernah digunakannya Pre Reading Plan Technique pada pembelajaran membaca pemahaman teks bahasa Inggris di sekolah tersebut.
2. Populasi Penelitian
Sugiyono (2013, hlm. 80) berpendapat, “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Oleh karena itu populasi dari penelitian ini ialah seluruh siswa kelas V SDN 2 Dawagung yang berjumlah 36 orang siswa dengan rincian 14 orang siswa laki-laki dan 22 orang siswa perempuan.
3. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2013, hlm. 81). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling. Nonprobability
Sampling adalah teknik pengambilan yang tidak memberi peluang atau
kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Jenis pengambilan sampel yang dipilih yaitu sampling jenuh. “Sampling
jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan
sebagai sampel” (Sugiyono, 2013, hlm. 85). Oleh karena itu yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SDN 2 Dawagung Kecamatan
B. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian pre-eksperimental design
(one-group pre test-post test design). Menurut Sugiyono (2013, hlm. 74), pada desain ini terdapat tes awal (pre test) sebelum diberi perlakuan (treatment) dan tes akhir (post test) setelah diberi perlakuan. Maka dari itu hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan. Pemberian perlakuan bertujuan untuk mencari perbedaan kemampuan membaca pemahaman teks bahasa Inggris siswa sebelum menggunakan PReP Technique dengan setelah menggunakan PReP Technique pada pembelajaran membaca pemahaman teks bahasa Inggris di SDN 2 Dawagung Kabupaten Tasikmalaya. Berikut ini disajikan gambar mengenai desain penelitian menurut Sugiyono (2013, hlm. 75).
Gambar 3.1.
One group pre test-post test designs
Keterangan :
O1 : Nilai pre test (sebelum diberi perlakuan) O2 : Nilai post test (setelah diberi perlakuan)
X : Perlakuan dengan menggunakan PReP Technique
Pre test diberikan untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam
membaca pemahaman sedangkan post test diberikan untuk mengetahui kemampuan membaca pemahaman siswa setelah diberi perlakuan dengan PReP
Technique.
C. Metode Penelitian
Furchan (dalam Hatimah dkk, 2007, hlm. 81) berpendapat, metode penelitian adalah strategi umum yang dianut dalam pengumpulan dan analisis data yang diperlukan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimen. Menurut Sugiyono (2013, hlm. 72), “metode eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan
untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.” Oleh karena itu pemilihan metode eksperimen dalam penelitian ini digunakan untuk mencari pengaruh dari penerapan PReP Technique terhadap kemampuan membaca pemahaman teks bahasa Inggris siswa.
D. Prosedur Penelitian
Menurut Arikunto (2010, hlm. 61), prosedur penelitian terdiri dari pembuatan rancangan penelitian, pelaksanaan penelitian, dan pembuatan laporan penelitian. Merujuk pada hal tersebut, maka prosedur penelitian yang dilakukan penulis terdiri dari tiga tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap analisis data dan penulisan laporan penelitian.
1. Tahap Perencanaan Penelitian
a. Mengajukan permohonan izin penelitian ke Kantor KESBANG, Dinas Pendidikan Kabupaten Tasikmalaya, UPTD Kecamatan Rajapolah dan kepada Kepala Sekolah SDN 2 Dawagung.
b. Mengonsultasikan perihal waktu penelitian, populasi dan sampel yang dijadikan sebagai subjek penelitian dengan pihak sekolah dan guru mata pelajaran bahasa Inggris.
c. Menyusun instrumen penelitian yaitu tes tertulis berbentuk multiple choice dan true false untuk mengukur kemampuan membaca pemahaman teks bahasa Inggris siswa dan lembar observasi untuk mengukur keterlaksanaan teknik membaca yang digunakan.
d. Mengonsultasikan instrumen penelitian kepada dosen pembimbing. e. Melakukan uji coba instrumen.
f. Menganalisis hasil uji coba instrumen penelitian untuk mengetahui layak atau tidaknya soal tersebut digunakan sebagai instrumen penelitian. Penulis melakukan uji validitas dan reliabilitas. Apabila hasil pengujian memperlihatkan ada butir-butir yang tidak valid atau tidak reliabel, maka peneliti melakukan perbaikan instrumen penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
a. Melaksanakan pre test untuk mengukur kemampuan membaca pemahaman teks bahasa Inggris siswa sebelum diberi perlakuan (treatment).
b. Memberikan perlakuan (treatment) yaitu melaksanakan pembelajaran membaca pemahaman teks bahasa Inggris dengan PReP Technique. Perlakuan diberikan sebanyak tiga kali.
c. Melaksanakan post test untuk mengukur kemampuan membaca pemahaman teks bahasa Inggris siswa setelah diberi perlakuan (treatment).
Secara lebih rinci tahapan pelaksanaan penelitian ini tersaji dalam tabel berikut ini.
Tabel 3.1.
Jadwal Pelaksanaan Penelitian
No Hari/Tanggal Waktu Kegiatan
1 Kamis/17 April 2014 08.40-10.00 Pre test
2 Sabtu/19 April 2014 08.40-10.00 Perlakuan (treatment) ke-1 3 Kamis/24 April 2014 08.40-10.00 Perlakuan (treatment) ke-2 4 Sabtu/26 April 2014 08.40-10.00 Perlakuan (treatment) ke-3
dan post test
Tabel 3.1., menyajikan jadwal pelaksanaan penelitian dimulai dengan pre
test pada hari Kamis tanggal 17 April 2014. Selanjutnya dilaksanakan perlakuan
(treatment) pada tanggal 19, 24, dan 26 April 2014 sekaligus pelaksanaan post
test. Pelaksanaan penelitian dimulai pada pukul 08.40 sampai dengan 10.00 WIB
setiap pertemuannya.
3. Tahap Analisis Data dan Penulisan Laporan Penelitian
a. Mengolah data hasil pre test dan post test. Data yang telah terkumpul diklasifikasikan dan ditabulasi.
b. Menganalisis dan mendeskripsikan data hasil penelitian serta memberikan pembahasan pada hasil penelitian. Analisis data dilakukan melalui beberapa pengujian oleh penulis untuk mengetahui keefektifan dari penerapan Pre
bahasa Inggris siswa. Analisis dilakukan pada data hasil pre test dan post test dengan menggunakan beberapa rumus statistik, diantaranya analisis deskriptif, uji normalitas data, uji homogenitas data, dan uji hipotesis statistik meliputi uji beda rata-rata atau uji komparasi. Penulis menggunakan program aplikasi SPSS 16.0. untuk mempermudah proses analisis.
c. Memberikan kesimpulan berdasarkan hasil analisis data dan pembahasannya. d. Memberikan saran atau rekomendasi berdasarkan hasil temuan.
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2013, hlm. 38) variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Terdapat dua variabel dalam penelitian ini yaitu PReP Technique sebagai variabel independen (variabel bebas) dan kemampuan membaca pemahaman teks bahasa Inggris siswa sebagai variabel dependen (variabel terikat). Berikut ini definisi operasional masing-masing variabel tersebut.
1. PReP Technique
PReP Technique merupakan kegiatan sebelum membaca yang dapat
membantu siswa mengaktifkan pengetahuan yang telah dimilikinya sebagai titik awal dapat memahami bacaan dengan baik. Mulai dari mengungkap tanggapan awal siswa, mengadakan pemahaman ulang, mengecek pemahaman dan penambahan pengetahuan baru dari hasil diskusi sebelum kegiatan membaca dimulai.
2. Kemampuan membaca pemahaman (reading comprehension)
Kemampuan membaca pemahaman adalah kemampuan untuk dapat menangkap hal-hal penting dari bacaan guna memahami makna bacaan secara menyeluruh.
F. Instrumen Penelitian
Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian.” Pada penelitian ini, instrumen yang digunakan oleh peneliti terdiri dari dua macam yaitu lembar soal dan lembar observasi.
1. Lembar Soal Tes
Lembar soal tes ini berbentuk multiple choice dan true false digunakan untuk mengukur pemahaman siswa dalam memahami teks bahasa Inggris. Soal tes diberikan dua kali yaitu pada saat pre test dan post test. Adapun pemberian skor untuk setiap soal diberi skor satu jika siswa menjawab benar dan skor nol jika siswa menjawab salah. Soal tes yang digunakan untuk pre test dan post test merupakan soal yang sama. Setelah melalui uji validitas dan reliabilitas, maka soal yang diberikan sebanyak 20 butir soal. Adapun kisi-kisi instrumen tes membaca pemahaman siswa pada pembelajaran bahasa Inggris dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.2.
Kisi-kisi Instrumen Tes Membaca Pemahaman
Tabel 3.2., menyajikan kisi-kisi instrumen yang disusun berdasarkan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) menurut Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006. Indikator pencapaian kompetensi siswa dirumuskan oleh penulis sesuai dengan SK dan KD. Untuk indikator pertama, soal dibuat dalam bentuk multiple choice mulai dari nomor 1-10 dan untuk indikator kedua soal dibuat dalam bentuk true false mulai dari nomor 11-20.
2. Lembar Observasi
Lembar observasi disusun untuk mengetahui keterlaksanaan PReP
Technique. Observasi kelas dilakukan terhadap guru pengajar, dalam hal ini
peneliti bertindak sebagai guru pengajar dan observernya yaitu guru kelas V di SDN 2 Dawagung Kota Tasikmalaya. Observasi bertujuan untuk menilai kesesuaian pelaksanaan pembelajaran membaca pemahaman di kelas dengan prinsip dan langkah-langkah PReP Technique yang berlaku. Instrumen ini berbentuk checklist, observer hanya memberikan tanda ceklis (√) pada kolom yang sesuai dengan aktivitas yang diobservasi. Lembar observasi ini tidak diujicobakan, tetapi dikoordinasikan kepada observer agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam pengisian lembar observasi tersebut.
G. Proses Pengembangan Instrumen Penelitian
Pengembangan instrumen penelitian dilakukan melalui pengujian validitas konstruk. Pengujian dilakukan dengan cara mengorelasikan antara skor item dalam instrumen dengan skor total yang diperoleh. Untuk memperoleh instrumen yang valid dan reliabel, maka peneliti melakukan perbaikan pada instrumen yang tidak valid dan tidak reliabel. Setelah instrumen diujicobakan pada responden, selanjutnya data diolah dan dianalisis menggunakan program Microsoft Excel 2007 dan SPSS 16.0 dengan cara analisis korelasi Pearson menggunakan uji
Bivariate Pearson (Pearson Product Moment).
1. Uji Validitas Instrumen
Uji validitas terhadap instrumen penelitian yang digunakan yaitu uji validitas item. Menurut Priyatno (2012, hlm. 117) uji validitas item digunakan untuk mengetahui seberapa cermat suatu item dalam mengukur objeknya. Pengujian ini dilakukan dengan cara mengorelasikan masing-masing skor item dengan skor total. Item dikatakan valid jika ada korelasi dengan skor total. Berdasarkan penghitungan korelasi akan dihasilkan koefisien korelasi yang menunjukan tingkat validitas suatu item. Setelah itu diputuskan sesuai dengan kriteria untuk mengetahui valid tidaknya instrumen tersebut. Penghitungan uji validitas dalam penelitian ini menggunakan program aplikasi SPSS 16.0, namun sebelumnya data hasil uji coba instrumen diolah pada Microsoft Excel 2007. Berikut ini langkah-langkah uji validitas item menurut Priyatno (2012, hlm. 118). a. Tabulasikan data ke dalam Microsoft Excel.
b. Buka program aplikasi SPSS 16.0.
c. Klik variable view pada SPSS data editor. Pada kolom name masukkan item1 sampai dengan item20 dan skor total item.
d. Klik data view.
e. Pindahkan data yang telah ditabulasi di Microsoft Excel ke SPSS 16.0 dengan cara ctrl+copy >> ctrl+paste.
f. Selanjutnya klik menu Analyze >> Correlate >> Bivariate.
g. Pada kotak dialog Bivariate Correlations klik semua item dan skor total item, masukkan ke kotak variables. Beri tanda ceklis (√) pada kotak pearson, two
Pengujian menggunakan uji dua sisi (two tailed) dengan taraf signifikansi 0,05. Kriteria pengujiannya sebagai berikut:
(1) jika r hitung ≥ r tabel (uji dua sisi dengan sig. 0,05), maka instrumen atau item-item soal berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid).
(2) jika r hitung ≤ r tabel (uji dua sisi dengan sig. 0,05), maka instrumen atau item-item soal tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak valid).
Berikut ini pedoman mengenai interpretasi koefisien korelasi menurut Sugiyono (2013, hlm. 184).
Tabel 3.3.
Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat Rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Tabel 3.3. menyajikan interpretasi tingkat korelasi antar item jika dilihat dari koefisien korelasi antara skor setiap item dengan skor total. Jika nilai korelasi berada pada interval 0,00 – 0,199 maka tingkat hubungan antar item sangat rendah, jika nilai korelasi 0,20 – 0,399 maka tingkat hubungan antar item rendah, jika nilai korelasi 0,40 – 0,599 maka tingkat hubungan antar item sedang, jika nilai korelasi 0,60 – 0,799 maka tingkat hubungan antar item kuat, dan jika nilai korelasi 0,80 – 1,000 maka tingkat hubungan antar item sangat kuat.
Tabel 3.4.
Adapun tingkat hubungan dari masing-masing item menghasilkan tingkat hubungan korelasi tinggi sebanyak tiga item, korelasi cukup sebanyak empat belas item, dan rendah sebanyak tiga item.
2. Uji Reliabilitas Instrumen
Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2013, hlm. 121). Uji reliabilitas instrumen menggunakan metode Cronbach’s
Alpha. Perhitungan uji reliabilitas dibantu dengan apllikasi SPSS 16.0. Berikut ini
langkah-langkah pengujian reliabilitas menurut Priyatno (2012, hlm. 121-122). a. Buka program aplikasi SPSS 16.0.
b. Klik variable view pada SPSS data editor. Pada kolom name masukkan item1 sampai dengan item20 dan skor total item.
c. Klik data view. Masukkan data yang akan dianalisis. d. Pilih menu Analyze >> Scale >> Reliability.
e. Klik semua item dan skor total item, masukkan ke kotak items.
f. Untuk mengetahui besarnya Cronbach`s Alpha yang akan dijadikan batas nilai reliabilitas, klik statistics, pada kotak dialog descriptive for, beri tanda ceklis (√) pada scale if item deleted.
Kriteria pengujiannya sebagai berikut:
(1) Jika nilai Cronbach`s Alpha if Item Deleted < nilai Cronbach`s Alpha, maka instrumen atau item-item soal dinyatakan reliabel.
(2) Jika nilai Cronbach`s Alpha if Item Deleted ≥ nilai Cronbach`s Alpha, maka instrumen atau item-item soal dinyatakan tidak reliabel.
Tabel 3.5.
Hasil Uji Reliabilitas Metode Cronbach`s Alpha
Cronbach's Alpha
N of Items
.735 20
Tabel 3.5. menunjukkan hasil uji reliabilitas, diperoleh nilai Cronbach’s
Alpha sebesar 0,735 dengan banyak item soal 20. Tiap item soal dinyatakan
reliabel apabila nilai Cronbach’s Alpha if Item Deleted tidak melebihi nilai
Cronbach’sAlpha. Berikut ini hasil penghitungan reliabilitas tiap item soal.
Tabel 3.6.
Hasil Uji Reliabilitas Tiap Item Soal
No Soal Cronbach’s Alpha if item deleted
Cronbach’s
Alpha Keputusan
1 0,727 0,735 Reliabel
2 0,726 0,735 Reliabel
3 0,719 0,735 Reliabel
4 0,719 0,735 Reliabel
5 0,719 0,735 Reliabel
6 0,720 0,735 Reliabel
7 0,722 0,735 Reliabel
8 0,720 0,735 Reliabel
9 0,727 0,735 Reliabel
10 0,726 0,735 Reliabel
11 0,729 0,735 Reliabel
12 0,729 0,735 Reliabel
13 0,722 0,735 Reliabel
14 0,726 0,735 Reliabel
15 0,722 0,735 Reliabel
16 0,726 0,735 Reliabel
Tabel 3.6.
Hasil Penghitungan Reliabilitas Tiap Item Soal (Lanjutan)
No Soal Cronbach’s Alpha if item deleted kriteria suatu item dinyatakan reliabel. Maka dapat disimpulkan seluruh item soal reliabel dan dapat digunakan sebagai pengumpul data dalam penelitian ini.
3. Daya Pembeda Soal
Arikunto (2007, hlm. 211) mengemukakan bahwa daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi (D). Dalam penelitian ini, daya beda tiap item soal dihitung dengan bantuan program Microsoft Excel menggunakan rumus berikut ini.
Keterangan :
J = jumlah peserta tes
JA = banyaknya peserta kelompok atas JB = banyaknya peserta kelompok bawah
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan
benar
PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Adapun kriteria daya pembeda soal menurut Arikunto (2010, hlm. 218) dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.7.
Kriteria Daya Pembeda Soal
Indeks Diskriminasi (D) Kriteria Bernilai negatif Sangat Jelek
0,00-0,20 Jelek
0,21-0,40 Cukup
0,41-0,70 Baik
0,71-1,00 Baik Sekali
Tabel 3.7. menyajikan kriteria daya pembeda soal berdasarkan penghitungan nilai indeks diskriminasi dari tiap item soal. Kriteria tersebut terdiri dari lima kategori, yaitu sangat jelek, jelek, cukup, baik, dan sangat baik dengan jarak interval sebesar 0,20.
Setelah dilakukan penghitungan daya pembeda pada setiap item soal menggunakan rumus dan program Microsoft Excel 2007 maka diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel 3.8.
Hasil Penghitungan Daya Pembeda Tiap Item Soal
Item Soal Nilai Daya Beda Kriteria
1 0,36 Cukup
2 0,22 Cukup
3 0,51 Baik
4 0,36 Cukup
5 0,36 Cukup
6 0,43 Baik
7 0,50 Baik
8 0,36 Cukup
Tabel 3.8.
Hasil Penghitungan Daya Pembeda Tiap Item Soal (Lanjutan)
Item Soal Nilai Daya Beda Kriteria
10 0,37 Cukup
11 0,15 Jelek
12 0,29 Cukup
13 0,57 Baik
14 0,29 Cukup
15 0,64 Baik
16 0,44 Baik
17 0,37 Cukup
18 0,23 Cukup
19 0,38 Cukup
20 0,40 Cukup
Berdasarkan tabel 3.8. dapat dijelaskan bahwa dari 20 item soal terdapat 12 item soal yang memiliki daya beda dengan kriteria baik, enam item soal memiliki daya beda dengan kriteria cukup dan dua item soal memiliki daya beda dengan kriteria jelek.
4. Taraf Kesukaran Soal
Keterangan :
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab benar JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Adapun kriteria indeks kesukaran menurut Arikunto (2010, hlm. 210) adalah sebagai berikut.
Tabel 3.9.
Kriteria Indeks Kesukaran
Indeks Kesukaran (P) Kriteria
0,00-0,30 Sukar
0,31-0,70 Sedang
0,71-1,00 Mudah
Tabel 3.9. menyajikan kriteria soal berdasarkan hasil penghitungan indeks kesukaran. Terdapat tiga kriteria, yaitu sukar, sedang, dan mudah dengan interval indeks kesukaran yang berbeda, serta panjang interval sebesar 0,30. Jika nilai indeks kesukaran berada pada rentang 0,00-0,30 maka termasuk kriteria sukar, jika nilai indeks kesukaran berada pada rentang 0,31-0,70 maka termasuk kriteria sedang, dan jika nilai indeks kesukaran berada pada rentang 0,00-0,30 maka termasuk kriteria mudah.
Berikut ini pemaparan hasil penghitungan taraf kesukaran setiap item soal dengan menggunakan rumus dan bantuan program Microsoft Excel.
Tabel 3.10.
Hasil Penghitungan Taraf Kesukaran Tiap Item Soal
Item Soal Nilai Taraf Kesukaran Kriteria
1 0,83 Mudah
2 0,76 Mudah
3 0,55 Sedang
4 0,83 Mudah
5 0,76 Mudah
6 0,79 Mudah
7 0,76 Mudah
8 0,76 Mudah
9 0,93 Mudah
10 0,69 Sedang
11 0,86 Mudah
12 0,86 Mudah
13 0,72 Mudah
14 0,86 Mudah
15 0,69 Sedang
16 0,59 Sedang
17 0,62 Sedang
18 0,69 Sedang
19 0,55 Sedang
20 0,28 Sukar
H. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan harus sesuai dengan data yang ingin diperoleh agar relevan dengan tujuan penelitian. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik tes sebagai alat pengumpul data primer. Tes tersebut berupa tes kemampuan membaca pemahaman siswa dalam bentuk tes objektif dan data sekunder melalui observasi. Pengumpulan data dilakukan di kelas V SDN 2 Dawagung Kabupaten Tasikmalaya mulai dari tanggal 17 April - 26 April 2014. Berikut ini rincian mengenai jenis data, teknik pengumpulan, instrumen dan sumber data yang digunakan dalam penelitian.
Tabel 3.11.
Jenis Data, Teknik Pengumpulan, Jenis Instrumen dan Sumber Data
No Jenis Data Teknik
Tes Tertulis Soal objektif berbentuk dikumpulkan yaitu berkaitan dengan kemampuan membaca pemahaman, menggunakan teknik tes tertulis dan mengenai keterlaksanaan penerapan PReP
Technique dalam pembelajaran membaca pemahaman, menggunakan teknik
I. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul maka langkah berikutnya dalah menyajikannya. Penyajian data dimaksudkan untuk mempermudah mengolah data tersebut. Pengolahan data berkaitan dengan teknik analisis data. Purwanto (2011, hlm. 140) mengemukakan, analisis data merupakan kegiatan meringkas data ke dalam ukuran statistik yang memungkinkan dapat menjawab masalah penelitian. Berikut ini langkah-langkah analisis data menurut Arikunto (2010, hlm. 278).
1. Persiapan
Kegiatan pada langkah persiapan ini yaitu mengecek kelengkapan identitas pengisi, mengecek kelengkapan data dan mengecek macam isian data.
2. Tabulasi
Kegiatan pada langkah ini yaitu memberikan skor (scoring) terhadap item-item soal, mengubah jenis data disesuaikan dengan teknik analisis yang akan digunakan, serta mentabulasikan setiap data yang berhasil dikumpulkan ke dalam tabel.
3. Penerapan Data Sesuai dengan Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian ini ialah pendekatan kuantitatif, oleh karena itu untuk pengolahan data akan menggunakan beberapa pengujian statistik. Adapun analisis statistik yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini sebagai berikut.
a. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dimaksudkan untuk mengetahui gambaran umum masing-masing variabel dengan cara mendeskripsikan data yang telah terkumpul dari responden. Analisis deskriptif berkaitan dengan upaya untuk menjawab rumusan masalah poin a dan b pada Bab I yaitu:
1) Bagaimana kemampuan membaca pemahaman teks bahasa Inggris sebelum menggunakan PReP Technique?
2) Bagaimana kemampuan membaca pemahaman teks bahasa Inggris setelah menggunakan PReP Technique?
adalah mengolah data dari setiap variabel dengan menggunakan program
Microsoft Excel 2007 dengan tujuan untuk mengetahui gambaran umum dari
setiap variabel berdasarkan kategori tertentu. Sedangkan proses pengolahan data menggunakan SPSS 16.0 bertujuan untuk mengetahui deskriptif setiap variabel dan untuk mempermudah pada proses uji hipotesis.
Sebagai pedoman penentuan interval kategori yang digunakan pada proses pengolahan data, penulis merujuk pada interval kategori menurut Rakhmat dan Solehuddin (2006, hlm. 63) dengan ketentuan sebagai berikut.
Tabel 3.12.
Interval Kategori Menurut Rakhmat dan Solehuddin
No Interval Kategori
1 X ≥ ideal + 1,5 Sideal Sangat Tinggi
2 ideal + 0,5 Sideal ≤ X < ideal + 1,5 Sideal Tinggi
3 ideal - 0,5 Sideal ≤ X < ideal + 0,5 Sideal Sedang
4 ideal - 1,5 Sideal≤ X < ideal - 0,5 Sideal Rendah 5 X < ideal - 1,5 Sideal Sangat Rendah
Keterangan:
Xideal = Skor Maksimal
ideal = Xideal
Sideal = ideal
Prosedur pengolahan data mengenai kemampuan membaca pemahaman teks bahasa Inggris siswa kelas V SDN 2 Dawagung Kabupaten Tasikmalaya meliputi: 1) Memberikan skor terhadap jawaban pre test dan post test siswa.
2) Mengolah data dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap nilai pre test dan post test.
4) Melakukan perhitungan normal gain antara skor pre test dan post test untuk melengkapi informasi membaca pemahaman siswa.
Normal gain adalah perbandingan antara selisih nilai post test dengan nilai
pre test dan selisih nilai ideal dengan nilai pre test. Normal gain ini digunakan
untuk mengetahui peningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa setelah pembelajaran dilaksanakan. Berikut ini rumus penghitungan normal gain menurut Meltzer (2002).
Normal gain=
Efektifitas normal gain didasarkan pada klasifikasi dari Arikunto (1999, hlm. 22) dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.13.
Kategori Interpretasi Normal Gain
Normal Gain Tafsiran
< 0,40 Tidak efektif 0,40 – 0,55 Kurang efektif 0,56 – 0,75 Cukup efektif
> 0,76 Efektif
Tabel 3.13. menyajikan interval normal gain dan tafsirannya. Ada empat kategori peningkatan hasil belajar siswa, yaitu tidak efektif, kurang efektif, cukup efektif, dan efektif.
b. Uji Hipotesis
1) Uji Asumsi
Menurut Purwanto (2011, hlm. 151) pengujian asumsi merupakan sejumlah pengujian yang dilakukan sebelum dilakukan pengujian hipotesis. Hasil pengujian asumsi akan menjadi dasar memutuskan apakah pengujian hipotesis menggunakan statistik prametrik atau nonparametrik. Apabila asumsi yang dituntut terpenuhi, maka pengujian hipotesis menggunakan statistik parametrik. Sedangkan apabila asumsi tidak terpenuhi, maka menggunakan statistik nonparametrik. Uji asumsi terdiri dari uji normalitas data dan uji homogenitas data.
a) Uji Normalitas Data
Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak (Priyatno, 2012, hlm. 33). Data sampel hanya dapat digeneralisasikan pada populasi apabila mempunyai sifat normal sebagaimana populasinya. Jika data sampel berdistribusi normal, maka pengolahan data dapat menggunakan statistik parametrik. Hal ini berarti, hasil pengolahan data dapat digeneralisasikan pada populasi. Sedangkan jika data sampel yang diperoleh tidak berdistribusi normal, maka menggunakan statistik non parametrik. Pengujian normalitas data menggunakan bantuan program SPSS 16.0 dengan metode One Sample Kolmogorov-Smirnov. Berikut ini langkah-langkah pengujian normalitas menurut Priyatno (2012, hlm. 38-39).
(1) Buka program SPSS 16.0. (2) Klik variable view.
(3) Pada kolom name baris pertama ketik pretest dan pada baris kedua ketik posttest. Untuk kolom lainnya bisa dihiraukan (isian default).
(4) Klik data view. Masukkan data skor pre test dan post test.
(5) Selanjutnya klik menu Analyze>>Nonparametric Tests>>I-Sample K-S. (6) Masukkan variabel pre test dan post test ke kotak Test Variable List. Beri
tanda ceklis (√) pada kotak Normal, kemudian klik OK.
(1) Merumuskan hipotesis
H0 : Data pre test dan post test berdistribusi normal Ha : Data pre test dan post test tidak berdistribusi normal (2) Menetapkan taraf signifikansi uji misalnya α = 0,05.
(3) Membandingkan nilai signifikasi yang diperoleh dengan taraf signifikansi yang telah ditetapkan.
(4) Menetapkan kriteria pengujian:
Jika signifikansi yang diperoleh < α, maka H0 ditolak Jika signifikansi yang diperoleh > α, maka H0 diterima 5) Membuat kesimpulan.
b) Uji Homogenitas Data
Purwanto (2011, hlm. 176) berpendapat, pengujian homogenitas varians (heteroscedasticity) dilakukan untuk memastikan bahwa kelompok-kelompok data mempunyai varians homogen. Sehingga dapat dipastikan bahwa perubahan yang terjadi yang menyebabkan perbedaan kelompok setelah perlakuan disebabkan oleh pemberian perlakuan. Pengujian homogenitas data dilakukan dengan bantuan program SPSS 16.0. Berikut ini langkah-langkah pengujian homogenitas data menurut Priyatno (2012, hlm. 54-55).
(1) Buka program SPSS 16.0.
(2) Klik variable view pada SPSS data editor.
(3) Pada kolom name baris pertama, ketik skorpretestposttest dan pada baris kedua ketik jenistes; pada kolom value ketik angka satu (1) untuk label pre
test dan angka (2) untuk label post test.
(4) Klik data view. Masukkan data skor pre test dan post test.
(5) Selanjutnya klik menu Analyze>>Compare Means>>One way ANOVA. (6) Masukkan variabel skorpretestposttest pada kotak dependent list dan
variabel jenistes pada kotak factor.
Untuk menentukan homogenitas dari data yang telah dianalisis adalah dengan melihat nilai signifikansi pada tabel Sig. Selanjutnya homogenitas data ditetapkan menggunakan pedoman sebagai berikut.
(1) Menentukan hipotesis.
Ho : varian kelompok data sama (homogen).
Ha : varian kelompok data tidak sama (tidak homogen). (2) Menetapkan kan taraf signifikansi uji, misalnya α = 0,05. (3) Membandingkan p dengan taraf signifikansi yang diperoleh. (4) Menentukan kriteria pengujian:
Jika signifikansi yang diperoleh < α, maka H0 ditolak Jika signifikansi yang diperoleh > α, maka H0 diterima 6) Mengambil keputusan.
2) Uji Hipotesis Statistik
Pengujian hipotesis statistik meliputi uji komparasi dan hipotesis statistik penelitian. Uji komparasi dan uji hipotesis statistik dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai perbedaan kemampuan membaca pemahaman teks bahasa Inggris siswa kelas V SDN 2 Dawagung Kabupaten Tasikmalaya sebelum dan setelah diberikan perlakuan dengan PReP Technique.
a) Uji Komparasi
Setelah melalui serangkaian uji asumsi meliputi uji normalitas dan homogenitas, maka selanjutnya dilakukan analisis perbandingan dua rata-rata atau uji komparasi. Uji komparasi ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan antara rata-rata antara skor pre test (sebelum perlakuan) dan post test (setelah perlakuan). Oleh karena itu, digunakan uji Paired Sampels T Test. Berikut ini langkah-langkah pengujian Paired Samples T-Test menggunakan program SPSS 16.0. a) Buka program SPSS 16.0.
b) Klik variabel view. Pada kolom name baris pertama ketik pretest dan pada baris kedua ketik posttest.
c) Klik data view. Masukkan data skor pre test dan post test.
e) Masukkan pre test dan post test pada kotak paired variables, klik OK.
Untuk mengetahui perbedaan skor pre test dan post test adalah melihat nilai signifikansi (Sign. 2-tailed). Selanjutnya perbedaan dari kedua data tersebut ditentukan menggunakan pedoman sebagai berikut.
1) Merumuskan hipotesis statistik.
H0 : tidak ada perbedaan rata-rata skor pre test dan post test. Ha : ada perbedaan rata-rata skor pre test dan post test. 2) Menentukan thitung
3) Menentukan ttabel
4) Menentukan kriteria pengujian:
jika -ttabel ≤ thitung ≤ ttabel, maka H0 diterima
jika -thitung< -ttabel atau thitung > ttabel, maka H0 ditolak 5) Membuat kesimpulan.
Apabila dilihat dari nilai signifikansi, langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut.
1) Merumuskan hipotesis.
H0 : tidak ada perbedaan rata-rata skor pre test dan post test. Ha : ada perbedaan rata-rata skor pre test dan post test. 2) Menentukan signifikansi sebesar 0,05.
3) Menentukan kriteria pengujian:
Jika signifikansi yang diperoleh < α, maka H0 ditolak Jika signifikansi yang diperoleh > α, maka H0 diterima 4) Membuat kesimpulan.
b) Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik pada penelitian tentang efektivitas penerapan Pre
Reading Plan Technique ditetapkan sebagai berikut.
H0 : Penerapan PReP Technique tidak efektif terhadap kemampuan membaca pemahaman teks bahasa Inggris siswa kelas V SDN 2 Dawagung.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan mengenai efektivitas penerapan Pre Reading Plan Technique terhadap kemampuan membaca pemahaman teks bahasa Inggris siswa kelas V SDN 2 Dawagung, diperoleh kesimpulan bahwa kemampuan awal siswa sebelum diberi perlakuan dengan Pre
Reading Plan Technique rata-rata berada pada kategori tinggi. Adapun
kemampuan membaca pemahaman teks bahasa Inggris siswa setelah diberikan perlakuan dengan Pre Reading Plan Technique rata-rata berada pada kategori sangat tinggi. Terdapat perbedaan rata-rata skor siswa yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan skor yang diperoleh siswa sebelum dan setelah penerapan perlakuan dengan menggunakan Pre Reading Plan Technique. Sehingga dapat diartikan kemampuan membaca pemahaman teks bahasa Inggris siswa mengalami peningkatan cukup efektif.
Melihat adanya peningkatan kemampuan siswa dalam membaca pemahaman teks bahasa Inggris dengan kategori cukup efektif, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan Pre Reading Plan Technique efektif terhadap kemampuan membaca pemahaman teks bahasa Inggris siswa kelas V SDN 2 Dawagung. Hal ini didukung pula oleh hasil observasi yang menunjukkan bahwa terdapat kesesuaian antara tahapan pembelajaran membaca pemahaman yang dilaksanakan dengan tahapan PReP Technique yang berlaku, sehingga tujuan tercapai yaitu adanya peningkatan hasil belajar siswa. Oleh karena itu Pre
Reading Plan Technique dinilai cukup efektif untuk diterapkan dalam
pembelajaran membaca pemahaman teks bahasa Inggris karena memiliki pengaruh positif terhadap kesiapan siswa sebelum membaca.
B. Saran
1. Guru baiknya mampu memilih strategi, metode, maupun teknik yang tepat dalam pembelajaran membaca khususnya membaca pemahaman. Pre Reading
Plan Technique dapat dijadikan salah satu alternatif teknik pembelajaran
membaca pemahaman di SD, karena pembelajaran dengan Pre Reading Plan
Technique dapat memberi pengaruh yang positif terhadap kesiapan siswa
sebelum membaca.
2. Pembelajaran dengan Pre Reading Plan Technique membutuhkan keterampilan bertanya dan memimpin diskusi yang baik. Oleh karena itu, guru harus mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan yang mampu menggali pengetahuan siswa saat kegiatan diskusi.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi K., dkk. (2011). Strategi pembelajaran berorientasi KTSP. Jakarta: Prestasi Pustakarya.
Anderson, N.J. (1999). Exploring second languange reading: issues and
strategies. Canada: Heinle & heinle Publisher.
Antoni, N. (2010). Exploring EFL teacher’s strategies in teaching reading comprehension. Jurnal Penelitian Pendidikan, 11 (2), hlm. 39-51.
Arikunto, S. (2010). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Yogyakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, S. (1999). Prosedur penelitian sebagai suatu pendekatan praktik. Edisi revisi keempat. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian sebagai suatu pendekatan praktik. Yogyakarta: Bumi Aksara.
BSNP. (2006). Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah,
Satndar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SD/MI. Jakarta: BSNP.
Dalman. (2013). Keterampilan Membaca. Jakarta: Rajawali Press.
Hernawan. A.H., Asra., & Dewi L. (2007). Belajar dan pembelajaran SD. Bandung: UPI Press.
Hatimah, I., Susilana, R., & Aedi, N. (2007). Penelitian pendidikan. Bandung: UPI Press.
Kasmaini. (2009). Muatan Lokal dalam Perspektif KBK di SDN Kecamatan Muara
Bangkahulu Bengkulu.Jurnal Kependidikan Triadik, 12 (1), hlm 25-32.
Langer, J.A., Gates, P., & Victoria. (1984). Knowledge and comprehension:
helping students use what they know. California: University of
California-Berkeley.
Learning Point Associates. Adolescent literacy instruction reading strategies.
[Online] Tersedia di:
http://www.learningpt.org/literacy/adolescent/strategies/prep.php. Diakses 12 Desember 2013.
Meltzer, D.E. (2002b). Normalized learning gain: a key measure of students
learning. Addendum to: Meltzer (2002a). [Online]. Tersedia di:
http://www.physics.iastate.edu/per/articles/index.html. Diakses 06 April 2014.
Mufti, E.O. (2012). Keefektifan Penggunaan PReP Technique dalam
Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman pada Siswa Kelas VII SMP PGRI 23 Bantarsari Kab. Cilacap. (Skripsi). Universitas Negeri
Yogyakarta, Yogyakarta.
Nation, I.S.P. (2009). Teaching ESL/EFL reading and writing. Newyork: Routledge.
Priyatno, D. (2012). Belajar cepat olah data statistik dengan SPSS. Yogyakarta: CV ANDI OFFSET.
Purwanto. (2011). Statistika untuk penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rahim, F. (2008). Pengajaran membaca di Sekolah Dasar. Edisi kedua. Jakarta: Bumi Aksara.
Rakhmat dan Solehuddin. (2006). Pengukuran dan penilaian hasil belajar. Bandung: CV ANDIRA.
Resmini, N dan Dadan, J. (2007). Pendidikan bahasa dan sastra Indonesia di
kelas tinggi. Bandung: UPI Press.
Sugiyono. (2013). Metode penelitian pendidikan kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Tampubolon. (1993). Mengembangkan minat dan kebiasaan membaca pada anak. Bandung: Angkasa.
Tarigan, H.G. (2008). Membaca sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa.
Tarigan, H.G. (2009). Metodologi Pengajaran Bahasa. Bandung: Penerbit Angkasa.