Yuni Gantini, 2014
POLA ASUH ORANG TUA
(Studi pada kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB) di Kel.Melong Kec. Cimahi Selatan
Kota Cimahi)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat
Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Luar Sekolah
Oleh:
Yuni Gantini 0906591
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
“Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Pengaruh Program Bina Keluarga
Balita (BKB) terhadap Pola Asuh Orang Tua (Studi Pada Kegiatan BKB di Kelurahan
Melong Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi)” ini beserta isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara
yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas
pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila
kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau
ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini”.
Bandung, Januari 2014
Yang membuat pernyataan,
Yuni Gantini, 2014
ABSTRAK
Yuni Gantini (0906591), Pengaruh Program Bina Keluarga Balita (BKB) terhadap Pola Asuh Orang Tua (Studi pada kegiatan BKB di Kelurahan Melong, Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi).
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya kecenderungan perubahan pola asuh pada orang tua yang telah mengikuti program Bina Keluarga Balita dari yang sebelumnya pengasuhannya cenderung kurang peka terhadap perkembangan anak menjadi pengasuhan yang lebih memperhatikan perkembangan anak. Tujuan dari penelitian ini adalah; (1) mendeskripsikan dan menganalisis persepsi orang tua dalam pelaksanaan kegiatan program BKB, (2) mendeskripsikan dan menganalisis gambaran pola asuh orang tua yang mengikuti program BKB, (3) mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh program BKB terhadap pola asuh orang tua di keluarga.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Data dikumpulkan menggunakan teknik angket. Populasi dari penelitian ini adalah masyarakat di Kelurahan Melong yang memiliki anak usia dini dengan sampel sebanyak 100 orang yang diambil secara random dari 3 RW.
Berdasarkan hasil penelitian diambil kesimpulan sebagai berikut; 1) secara umum orang tua yang memiliki anak usia dini memiliki persepsi yang positif dan sangat tinggi terhadap pelaksanaan BKB; 2) pada umumnya orang tua yang telah mengikuti BKB lebih memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak, orang tua melakukan pola asuh seimbang serta lebih menghargai individualitas anak meskipun tetap menekankan adanya aturan dalam berperilaku; 3) perubahan pola asuh dipengaruhi secara positif dan signifikan oleh keterlibatannya dalam program BKB.
DAFTAR ISI
ABSTRAK i
KATA PENGANTAR ii
UCAPAN TERIMAKASIH iii
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Identifikasi Masalah 5
C. Rumusan dan Batasan Masalah 5
D. Tujuan penelitian 6
E. Manfaat Penelitian 6
F. Sistematika Penulisan Skripsi 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA 8
A. Konsep Pola Asuh Orang Tua dalam Keluarga 8
1. Pengertian Pola Asuh 8
2. Jenis-Jenis Pola Asuh 8
3. Pendidikan Anak dalam Keluarga 13
A. Prinsip Pendidikan Anak 13
B. Konsep Diri Anak 14
C. Jenis-Jenis Konsep diri Anak 15
D. Anak dan Perkembangannya 16
E. Pengertian Keluarga 18
F. Peranan dan Fungsi Keluarga 21
Yuni Gantini, 2014
H. Hubungan Keluarga 25
B. Program Bina Keluarga Balita 26
1. Definisi BKB 26
2. Proses Pelaksanaan BKB 27
3. Tujuan Penyelenggaraan BKB 29
4. Ciri-Ciri Program BKB 30
C. Kerangka Berfikir dan Hipotesis Penelitian 32
BAB III METODE PENELITIAN 34
A. Lokasi Penelitian, Populasi, Sampel Penelitian 34
1. Lokasi Penelitian 34
2. Populasi dan Sampel Penelitian 34
B. Desain Penelitian 36
C. Metode Penelitian 36
D. Variabel Penelitian 37
E. Instrumen Penelitian 39
F. Proses Pengembangan Instrumen 40
1. Pengujian Validitas 40
2. Pengujian Reliabilitas 44
G. Teknik Pengumpulan Data 45
1. Kuisioner/ Angket 45
2. Observasi 46
3. Wawancara 46
H. Teknik pengolahan data dan analisis data 47
1. Teknik Pengolahan Data 47
2. Teknik Analisis Data 47
a. Ukuran Statistik Deskriptif, Mean dan Simpangan baku 47
b. Uji Persyaratan Analisis Melalui Uji Normalitas Distribusi 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 53
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 53
B. Identitas Responden 56
C. Deskripsi Hasil Penelitian 56
1. Statistik Deskriptif 56
2. Perhitungan Kecenderungan Umum Skor 58
3. Uji Normalitas 62
D. Uji Hipotesis 63
1. Analisis Regresi Linier Sederhana 63
2. Analisis Korelasi 64
3. Koefisien Determinasi 66
E. Temuan Hasil Penelitian 66
F. Pembahasan Hasil Penelitian 68
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 74
A. Kesimpulan 74
B. Saran 75
Yuni Gantini, 2014
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1.1 Bina Keluarga Balita Kelurahan Melong 3 2. Tabel 2.1 Pengaruh Parenting style terhadap Perilaku Anak 10 3. Tabel 2.2 Sikap dan Perlakuan orang tua dan Dampaknya terhadap
Kepribadian Anak 12
4. Tabel 3.1 Pengembangan Indikator dari Variabel BKB 38 5. Tabel 3.2 Pengembangan Indikator dari Variabel Pola Asuh
Orang tua 38
6. Tabel 3.3 Interpretasi Koefisien Korelasi 41 7. Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Variabel Program BKB 42 8. Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Variabel Pola Asuh Orang tua 43
9. Tabel 3.6 Koefisien Determinasi 52
10.Tabel 4.1 Jumlah Warga Kelurahan Melong per Kelompok Umur 53 11.Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan 54 12.Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Sesuai dengan Mata Pencaharian 55
13.Tabel 4.4 Rata-Rata Skor Kegiatan BKB 56
14.Tabel 4.5 Rata-Rata Skor Pola Asuh Orang tua 57
15.Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi 59
16.Tabel 4.7 Rata-Rata Skor Pola Asuh orang tua Berdasarkan Rukun
Warga 59
17.Tabel 4.8 Rata-Rata Skor Kegiatan BKB berdasarkan Rukun Warga 61 18.Tabel 4.9 Hasil Analisis Uji Normalitas One- sample Test Kolmogorov-
Smirnov 63
19.Tabel 4.10 Output Koefisien Regresi 64
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kisi-Kisi Penelitian
Lampiran 2 Angket Program BKB dan Pola Asuh Orang tua
Lampiran 3 Uji Validitas program BKB (X) dan pola asuh (Y)
Lampiran 4 Jawaban responden variabel BKB (X) dan pola asuh (Y)
Lampiran 5 Data skor responden variabel BKB (X) dan pola asuh (Y)
Lampiran 6 Nilai Distribusi T
Lampiran 7 Identitas responden RW 20, 22 dan 24
Lampiran 8 Hasil perhitungan SPSS Uji validitas BKB (X) dan pola asuh (Y)
Lampiran 9 Hasil perhitungan SPSS uji normalitas one sampel Kologorov-Smirnov
Lampiran 10 Hasil perhitungan SPSS analisis regresi dan korelasi
Yuni Gantini, 2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat dan Negara menurut Undang-undang
Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1.
Sistem pendidikan terbagi menjadi tiga jalur, yaitu pendidikan formal,
pendidikan nonformal, dan pendidikan informal. Perbedaan dari ketiga
pendidikan tersebut menurut Coombs 1973 dalam Sudjana (2000:22-23)
yaitu:
1. Pendidikan formal adalah kegiatan yang sistematis, berstruktur, bertingkat, berjenjang, dimulai dari sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi dan setaraf dengannya.
2. Pendidikan nonformal adalah setiap kegiatan terorganisasi dan sistematis, di luar sistem persekolahan yang mapan, dilakukan secara mandiri atau merupakan bagian penting dari kegiatan yang lebih luas, yang sengaja dilakukan untuk melayani peserta didik dalam mencapai tujuan belajarnya.
3. Pendidikan informal adalah proses yang berlangsung sepanjang usia sehingga setiap orang memperolah nilai, sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang bersumber dari pengalaman hidup sehari-hari, pengaruh lingkungan termasuk di dalamnya adalah pengaruh kehidupan keluarga, hubungan dengan tetangga, lingkungan pekerjaan dan permainan, pasar, perpustakaan, dan media masa.
Dalam UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 dijelaskan bahwa
pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar (SD, SMP), menengah
(SMA) dan pendidikan tinggi. Pendidikan nonformal meliputi pendidikan
kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan,
pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan kesetaraan, pendidikan
lainnya yang ditujukan untuk mengembangkan potensi peserta didik.
Sedangkan pendidikan informal adalah pendidikan di dalam keluarga dan
lingkungan merupakan pendidikan pertama kali yang di dapat sejak
manusia itu lahir ke dunia.
Dari penjelasan di atas, diketahui bahwa jalur pendidikan yang
menaungi permasalahan anak termasuk dalam pendidikan non formal dan
informal. Jika mendengar kata anak, tidak pernah lepas dari peran orang
tua, karena yang pertama menstimulasi pendidikan anak sejak lahir ke
dunia adalah orang tua.
Pola asuh orangtua menjadi faktor penentu bagi anak, apakah si
anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik atau tidak. Orangtua
dituntut harus mengetahui cara pola asuh yang baik dan benar, agar dapat
menghasilkan anak yang berkualitas di masa depan.
Dalam hidup berumahtangga tentunya ada perbedaan mengenai
pola asuh antara suami istri terutama bagi pasangan usia subur (PUS) yang
baru memiliki anak. Perbedaan tersebut bisa dari pola pikir, gaya dan
kebiasaan, sifat dan tabiat, tingkatan ekonomi dan pendidikan, serta
banyak lagi perbedaan-perbedaan lainnya yang berpengaruh terhadap
pengasuhan terhadap anak. Perbedaan-perbedaan inilah yang akan
memberikan warna tersendiri dalam keluarga.
Kerja sama orang tua dibutuhkan untuk pengasuhan anak, terutama
untuk membantu menstimulus anak dalam tumbuh kembangnya agar anak
bisa melewati masa-masa emasnya sesuai dengan usia. Banyak sekali
kegiatan yang digalakkan untuk orang tua mengenai permasalahan
pengasuhan anak usia dini, seperti di PAUD orang tua dapat ikut serta
dalam kegiatan Parenting yang diselenggarakan oleh tutor sebagai sarana
komunikasi dan konsultasi mengenai tumbuh kembang anak. Selain itu di
lingkungan masyarakat juga ada kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan
oleh kader-kader PKK, kegiatan yang ditujukan untuk orang tua yang
Yuni Gantini, 2014
POSYANDU setempat karena berhubungan dengan kesehatan juga
tumbuh kembang anak.
BKB atau Bina Keluarga Balita merupakan salah satu program
POSYANDU yang diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan orang tua
yang memiliki anak usia dini. Tujuan dari BKB ini untuk merubah prilaku
pola asuh orang tua ke arah yang lebih baik, serta sebagai sarana informasi
dan konsultasi mengenai permasalahan yang terjadi pada anak, seperti
permasalahan tumbuh kembang anak dan kesehatan anak.
Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Kelurahan Melong,
kegiatan Bina Keluarga Balita belum terselenggara secara menyeluruh di
setiap RW. Dari data perkembangan gerakan Bina Keluarga Balita tahun
2012 hanya 13 RW dari jumlah 36 RW yang menyelenggarakan kegiatan
Bina Keluarga Balita ini secara rutin setiap satu bulan satu kali. Untuk
lebih jelasnya kita lihat pada tabel 1.1 dibawah ini:
Tabel 1.1
Bina Keluarga Balita Kelurahan Melong
No Nama BKB RW Jumlah
Sumber: Data perkembangan gerakan Bina Keluarga Balita PKK Kota Cimahi Tahun 2012
Kelurahan Melong merupakan kelurahan yang memiliki jumlah
RW terbanyak dan kelurahan terluas di Kota Cimahi. Dari tabel di atas
dapat dilihat jumlah orang tua yang memiliki anak usia balita mencapai
1166 dari 13 RW yang ada di kelurahan Melong. Orang tua yang paling
banyak terdapat di kelompok Bina Keluarga Balita RW 03, karena di RW
ini kodisi wilayahnya merupakan pemukiman padat penduduk dan banyak
penduduk musiman.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan melalui wawancara dengan
beberapa orangtua yang mengikuti program BKB ini, ternyata kegiatan ini
memberikan beberapa manfaat untuk orang tua salah satunya yaitu
menjaga silaturahmi sesama warga, kemudian sebagai ajang perkumpulan
ibu-ibu yang memiliki anak usia dini sehingga mereka bisa sharing
dengan sesama ibu mengenai pengasuhan anak dirumah, kemudian
permasalah-permasalahan mengenai pola asuh orang tua menghadapi
anaknya yang sakit, rewel dan lain sebagainya. Meskipun sering dilakukan
konsultasi dengan kader ataupun sharing dengan orang tua lainnya
mengenai pola asuh orang tua, namun masih dilihat hal-hal yang kurang
mendidik dilakukan oleh sebagian orang tua terhadap anaknya seperti
mencubit anak di depan umum, membentak anak, itu dikarenakan sudah
menjadi kebiasaan orang tua. Sehingga setiap ada anak yang rewel atau
nangis dengan spontan orang tua langsung membentaknya ataupun
mencubit anak tersebut agar anak berhenti menangis. Alasannya orang tua
yang tidak sabar menghadapi anak rewel sehingga memilih melakukan
hal-hal tersebut. Masih ditemukan orang tua yang bermasalah dalam
Yuni Gantini, 2014
terselenggara, sehingga dapat diketahui bahwa pola asuh yang diberikan
belum optimal.
Dari uraian yang di atas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang pola asuh keluarga yang mengikuti kegiatan BKB.
Permasalahan yang akan diteliti dirumuskan dengan judul penelitian yaitu
“ Pengaruh Program BKB (Bina Keluarga Balita) terhadap Pola Asuh Orang Tua studi pada kegiatan program BKB di kel. Melong Kec. Cimahi
Selatan Kota Cimahi”.
B. Identifikasi Masalah
Beberapa permasalahan yang berhasil diidentifikasi berdasarkan hasil di
lapangan adalah sebagai berikut:
1. Partisipasi orang tua dalam kegiatan program Bina Keluarga Balita (BKB)
sekitar 80%. Orang tua khususnya ibu menyempatkan untuk mengikuti
kegiatan ini dalam satu bulan satu kali meskipun masih ada beberapa
orang tua yang tidak bisa secara rutin mengikuti dikarenakan ada
keperluan lainnya dan sibuk bekerja.
2. Dari jumlah kader yang ada, hanya beberapa kader yang sering dijadikan
sebagai narasumber dalam setiap pelaksanaan BKB secara bergilir, karena
tidak semua kader berperan aktif dalam kegiatan ini.
3. Masih ditemukan adanya orang tua yang melakukan hal-hal kurang
mendidik terhadap anaknya seperti mencubit, membentak juga memukul
anak, dikarenakan sudah menjadi faktor kebiasaan dari sebagian orang tua
peserta Bina Keluarga Balita.
4. Karakteristik setiap keluarga yang beragam dilihat dari latar belakang
pendidikan orang tua dan sosial ekonomi keluarga, memberikan pengaruh
terhadap pola asuh yang berbeda pada setiap keluarga.
C. Rumusan dan Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka peneliti merumuskan
Keluarga Balita (BKB) terhadap Pola Asuh Orangtua (Studi pada kegiatan
Bina Keluarga Balita (BKB) di Kelurahan Melong Kota Cimahi)?”.
Dari perumusan masalah di atas, peneliti mengajukan pertanyaan sebagai
berikut:
1. Bagaimana persepsi orang tua terhadap pelaksanaan Program BKB di kel.
Melong Kota Cimahi?
2. Bagaimana gambaran pola asuh orang tua yang mengikuti program BKB
di Kel. Melong Kota Cimahi ?
3. Bagaimana pengaruh Program BKB terhadap pola asuh orang tua di kel.
Melong Kota Cimahi ?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan dan batasan masalah di atas, maka tujuan penelitian
adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan dan menganalisis persepsi orangtua dalam pelaksanaan
kegiatan program BKB di kel. Melong Kota Cimahi
2. Mendeskripsikan dan menganalisis gambaran pola asuh orang tua yang
mengikuti program BKB di kel. Melong Kota Cimahi
3. Mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh program BKB terhadap pola
asuh orang tua di kel.Melong Kota Cimahi
E. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka manfaat penelitian adalah
sebagai berikut:
1. Secara teoritik, hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kajian dan
informasi tentang pendidikan luar sekolah khusunya yang berkaitan
dengan program BKB dan pola asuh orangtua.
2. Secara praktis, semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi pihak lain yang
akan meneliti lebih lanjut dan sebagai bahan masukan bagi Program Bina
Keluarga Balita di Kelurahan Melong.
3. Sebagai informasi dan pengetahuan untuk masyarakat yang ikut dalam
Yuni Gantini, 2014
F. Sistematika Penulisan Skripsi
BAB 1 PENDAHULUAN : berisi tentang latar belakang, rumusan masalah,
manfaat penelitian, tujuan penelitian, metoda dan teknik pengumpulan data,
definisi operasional, sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN TEORITIS : berisi tentang teori-teori yang mendukung dalam
proses penelitian yaitu landasan teori dan gambaran umum mengenai dasar
penelitian atau teori yang melandasi penelitian
BAB III METODE PENELITIAN : berisi tentang metode dan pendekatan
penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN : berisi pemaparan data
hasil penelitian
BAB V PENUTUP : berisi kesimpulan dan saran (rekomendasi)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian, Populasi, Sampel Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Melong Kecamatan Cimahi Selatan
Kota Cimahi. Sasaran dari penelitian ini yaitu orang tua yang mengikuti
kegiatan Bina Keluarga Balita yang dilaksanakan secara integrasi dengan
kegiatan pelaksanaan Posyandu di setiap RW. Bina Keluarga Balita yang akan
menjadi sasaran penelitian yaitu: BKB RW 22, BKB RW 24, dan BKB RW 20.
2. Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (2013:117) menyatakan populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Selanjutnya menurut Suharsimi Arikunto
(2010:173) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.
Dari pemaparan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa populasi
merupakan objek penelitian yang mempunyai karakteristik tertentu, objek dari
penelitiannya pun tidak hanya manusia namun hewan, benda, tumbuhan,
perilaku, gejala alam dan yang lainnya bisa dijadikan sebagai objek untuk
melakukan suatu penelitian.
Populasi dalam penelitian ini yaitu orang tua yang mengikuti kegiatan
Bina Keluarga Balita yang dilaksanakan di Kelurahan Melong Kecamatan
Cimahi Selatan Kota Cimahi.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakterisitik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Sampel merupakan sebagian atau wakil populasi yang akan
diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk
Yuni Gantini, 2014
Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sampel random
atau sampel acak, sampel campur dalam pengambilan sampelnya peneliti
mencampur subjek-subjek di dalam populasi sehingga semua subjek dianggap
sama. Peneliti memberi hak sama kepada setiap subjek untuk memperoleh
kesempatan dipilih menjadi sampel. Untuk menentukan besarnya sampel,
peneliti harus melakukannya dengan berbagai pertimbangan, anatar lain
keberagaman karakteristik, misalnya jenis kelamin, tingkat pendidikan, asal
daerah, suku, agama atau kepercayaan, usia dan lainnya yang terkait dengan
variabel yang diteliti.
Menurut Suharsimi (2006:134) untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila
subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya
merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah subjeknya besar, dapat
diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih. Mengenai berapa banyaknya
sampel yang diambil, maka peneliti perlu mempertimbangkan hal-hal berikut:
1. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan dana.
2. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini
menyangkut banyak sedikitnya data.
3. Besar kecilnya risiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian yang
risikonya besar, tentu saja jika sampel terlalu besar, hasilnya akan lebih baik.
Dari pemaparan diatas maka populasi yang diambil pada penelitian ini
adalah 10% dari jumlah populasi yang berjumlah 1166 kepala keluarga.
Sehingga jumlah sampel yang akan menjadi sasaran yaitu 100 orang, yang
diambil dari hasil pemetaan random yaitu mengambil tiga Bina Keluarga Balita
dari jumlah 13 Bina Keluarga Balita yang ada di Kelurahan Melong. Hal ini
dikarenakan lokasi tersebut mewakili dalam kegiatan Bina Keluarga Balita
(BKB), sehingga termasuk ke dalam sampel yang representatif. Penelitian ini
menggunakan angket sebagai teknik pengumpulan data yang disebar kepada 100
B. Desain Penelitian
Penelitian ini menghubungkan antara variabel bebas yaitu Program Bina
Keluarga Balita (BKB) dengan variabel terikat yaitu Pola Asuh Orang Tua
Pada variabel X menjelaskan tentang pelaksanaan kegiatan Bina Keluarga
Balita. Sedangkan pada variabel y menjelaskan bagaimana pola asuh orang tua
yang mengikuti kegiatan Bina Keluarga Balita. Sehingga penelitian ini akan
mengungkapkan berapa besar pengaruh kegiatan Bina Keluarga Balita terhadap
Pola auh orang tua di Kelurahan melong Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi.
C. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan
kuantitatif. Tujuan menggunakan metode penelitian deskriptif ini adalah untuk
menjelaskan dan memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi. Sedangkan
tujuan menggunakan pendekatan kuantitatif adalah untuk mengetahui besarnya
pengaruh program Bina Keluarga Balita terhadap pola asuh orang tua di
Kelurahan Melong Kota Cimahi. Hal ini dapat dilakukan dari mulai tahapan yang
pengumpulan data, kemudian disusun, dijelaskan, dan dianalisa sehingga dapat
diambil kesimpulan dengan penyebaran angket dan cara pengolahannya dengan
perhitungan persentase.
Tahapan tersebut dilakukan dengan menempuh langkah-langkah
pengumpulan, klasifikasi dan analisis/ pengolahan data, membuat kesimpulan dan
laporan dengan tujuan utama untuk membuat penggambaran tentang suatu
Yuni Gantini, 2014
metode desktiptif, penulis dapat mendeskripsikan hasil penelitian dengan
memusatkan permasalahan pada kondisi yang faktual sebagaimana adanya pada
saat penelitian dilaksanakan, serta berusaha memberikan data, fakta-fakta dan sifat
populasi tertentu.
D. Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2013: 38) variabel penelitian adalah segala sesuatu
yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan.
Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang atau
obyek, yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu
obyek dengan obyek yang lain (Hatch dan Farhady, 1981). Kerlinger (1973)
dalam Sugiyono (2013) menyatakan bahwa variabel adalah konstruk atau sifat
yang akan dipelajari. Di bagian lain Kerlinger menyatakan bahwa variabel dapat
dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil dari suatu nilai yang berbeda (Different
values). Dengan demikian variabel itu merupakan suatu yang bervariasi.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dirumuskan disini bahwa
variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Variabel dalam penelitian ini adalah Pola Asuh Orang tua dan Bina
Keluarga Balita. Dalam pedoman BKKBN (2007: 3), Bina Keluarga Balita (BKB)
bertujuan meningkatkan peranan orang tua (ayah dan ibu) serta anggota keluarga
lainnya dalam mengusahakan sedini mungkin pembinaan tumbuh kembang anak
balita sesuai dengan usia dan tahap perkembangan yang harus dimiliki, baik
dalam aspek fisik, kecerdasan emosional, maupun sosial agar dapat tumbuh dan
berkembang menjadi anak yang maju mandiri dan berkualitas. Sedangkan pola
asuh adalah cara mendidik, membimbing dan berinteraksi yang dilakukan oleh
Tabel 3.1
Pengembangan Indikator dari Variabel Bina Keluarga Balita
No Aspek Indikator
1 Perencanaan 1. Identifikasi kebutuhan peserta 2. Perumusan tujuan
3. Penyusunan materi 4. Penentuan waktu 5. Pemilihan tempat 6. Pemilihan narasumber
2 Pelaksanaan 1. Motivasi yang diberikan kepada peserta
2. Penampilan narasumber
3. Metode yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan peserta
4. Penggunaan media disesuaikan dengan kebutuhan pelaksanaan kegiatan 5. Sarana dan prasarana menunjang
dalam pelaksanaan kegiatan 6. Keterlibatan peserta dalam
pelaksanaan kegiatan program
3 Hasil/Evaluasi 1. Perubahan prilaku peserta setelah mengikuti kegiatan BKB
Tabel 3.2
Pengembangan Indikator dari Variabel Pola Asuh Orang Tua
No Aspek Indikator
1 Sikap orang tua terhadap anak
1. Pemenuhan kebutuhan gizi sehat 2. Pendengar yang baik untuk anak 3. Memaksakan kehendak orang tua
terhadap anak
4. Mengajari anak dalam beribadah
2 Penghargaan terhadap hasil karya anak
1. Pemberian pujian terhadap anak 2. Pemberian motivasi terhadap anak 3. Pemberian hadiah
3 Kedisiplinan 1. Memberi hukuman apabila anak melakukan kesalahan
Yuni Gantini, 2014
E. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kuantitatif, peneliti akan menggunakan instrumen untuk
mengumpulkan data. Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai
variabel yang diteliti. Dengan demikian jumlah instrumen yang akan digunakan
untuk penelitian tergantung pada jumlah variabel yang diteliti.
Jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket atau
kuesioner. Suharsimi (2010:194) menyatakan kuesioner adalah sejumlah
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden
dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui. Kuesioner
dipakai untuk menyebut metode maupun instrumen. Jadi dalam menggunakan
metode angket atau kuesioner instrumen yang dipakai adalah angket atau
kuesioner.
Dilihat dari jenisnya kuesioner atau angket dapat dipandang dari
bentuknya maka ada:
1. Kuesioner pilihan ganda, yang dimaksud adalah sama dengan kuesioner
tertutup.
2. Kuesioner isian, yang dimaksud adalah kuesioner terbuka.
3. Check list, sebuah daftar, dimana responden tinggal membubuhkan tanda
check (√) pada kolom yang sesuai.
4. Rating-scale (skala bertingkat), yaitu sebuah pernyataan yang diikuti oleh
kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan-tingkatan, misalnya mulai dari
sangat setuju sampai sangat tidak setuju.
Pada penelitian ini penulis menggunakan jenis kuesioner atau angket
Check list. Peserta BKB tinggal membubuhkan tanda check (√) pada kolom yang
telah disediakan.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian harus memiliki skala,
tujuannya untuk menghasilkan data kuantittaif yang akurat. Dalam Sugiyono
(2013: 92), menyatakan bahwa:
“Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan
sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif”.
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert. Skala likert
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
kelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala likert, maka variabel
yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator
variabel tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item
instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Untuk keperluan analisi
kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor, misalnya:
1. Selalu, diberi skor 4
2. Sering, diberi skor 3
3. Kadang-kadang, diberi skor 2
4. Tidak pernah, diberi skor 1
F. Proses Pengembangan Instrumen
1. Pengujian Validitas
Dalam hal ini perlu dibedakan antara hasil penelitian yang valid dan
reliabel dengan instrumen yang valid dan reliabel. Instrumen yang valid berarti
alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid.
Menurut Sugiyono (2013: 121) menyatakan bahwa “Valid berarti instrumen
tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”. Dengan
menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data, maka
diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliabel.
Rumus yang digunakan adalah rumus korelasi Pearson Product Moment
yang dikemukakan oleh Karl Pearson sebagai berikut:
=
( – ) – ( ) –Keterangan :
r = Koefisien validitas item yang dicari
X = Skor yang diperoleh subjek seluruh item
Yuni Gantini, 2014
= Jumlah skor dalam distribusi X
= Jumlah skor dalam disribusi Y
= Jumlah kuadrat dalam skor disitribusi X
= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y
= Banyaknya responden
Besarnya koefisien korelasi ditentukan pada Tabel 3.3 sebagai berikut:
Tabel 3.3
Interpretasi Koefefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat kuat
Sumber: Sugiyono (2013: 184)
Validitas merupakan suatu pengujian yang dilakukan untuk mengetahui
tingkat kevalidan suatu instrumen. Pengujian validitas instrumen ini
menggunakan analisis item yaitu mengkorelasikan skor tiap butir item dengan
skor total yang merupakan jumlah tiap skor item pertanyaan. Masrun (1979)
dalam Sugiyono (2013:127) menyatakan “teknik korelasi untuk menentukan
validitas item ini sampai sekarang merupakan teknik yang paling banyak
digunakan”. Selanjutnya dalam memberikan interpretasi terhadap koefisien
korelasi, Masrun menyatakan “item yang mempunyai korelasi positif dengan
kriterium (skor total) serta korelasi yang tinggi, menunjukan bahwa item tersebut
mempunyai validitas yang tinggi pula.
Penelitian ini menguji dua variabel yaitu variabel pola asuh orang tua (Y)
dan variabel program Bina Keluarga Balita (X). Uji coba untuk instrumen pada
penelitian ini dilakukan pada kegiatan BKB yang ada di Kelurahan Melong.
dan mengikuti kegiatan BKB dengan jumlah 58 item pertanyaan yaitu, 28 untuk
item variabel X dan 30 item untuk variabel Y.
Pengujian validitas instrumen ini menggunakan Analisis Corrected
Item-Total Correlation yang merupakan korelasi antara skor item dengan skor total
item (nilai r hitung) dibandingkan dengan nilai r tabel. Jika nilai r hitung lebih besar dari
nilai r tabel atau nilai r hitung > nilai r tabel , maka item tersebut adalah valid dengan
menggunakan (Tabel r) untuk α= 0,05 dengan derajat kebebasan (dk=n-2;
30-2=28) sehingga didapat r tabel= 0,374.
Berdasarkan hasil uji coba dengan penghitungan menggunakan SPSS Versi
20 diketahui semua item pada variabel tersebut dinyatakan valid. Hasil uji coba
tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut:
Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas Variabel Program Bina Keluarga Balita
Yuni Gantini, 2014
dengan jumah item 30 menggunakan penghitungan SPSS Versi 20 diketahui
semua item pada variabel tersebut juga dinyatakan valid, untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Tabel 3.5 berikut:
Tabel 3.5
Hasil Uji Validitas Variabel Pola Asuh Orang tua
27 0,763 0,374 Valid
28 0,597 0,374 Valid
29 0,558 0,374 Valid
30 0,433 0,374 Valid
2. Pengujian Realibilitas
Menurut Sugiyono (2013: 121) “Instrrumen yang reliabel adalah
instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama,
akan menghasilkan data yang sama”.
Pengujian reliabilitas instrumen menggunakan internal consistency, yang
dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali saja. Selanjutnya data yang
diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu. Hasil analisis dapat digunakan untuk
memprediksi reliabilitas instrumen.
Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan dengan teknik belah dua
(splithalf) dari Spearman Brown dengan rumus sebagai berikut:
ri = 2rb
1 + rb
(Sugiyono, 2013: 131)
Keterangan:
ri = reliabilitas seluruh instrumen
rb = korelasi Product Moment antara belahan pertama dan kedua
Pengujian reliabilitas menurut Sugiyono (2013: 135-136), dilakukan
dengan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Butir-butir instrumen dibelah menjadi dua kelompok, yaitu kelompok
instrumen ganjil dan kelompok genap.
2. Skor data tiap kelompok itu disusun sendiri, dan skor butirnya dijumlahkan
sehingga menghasilkan skor total.
Yuni Gantini, 2014
Keputusan uji reliabilitas ditentukan dengan kriteria sebagai berikut:
a. Jika koefisien internal seluruh item (ri) ≥ rtabel dengan tingkat signifikasndi
5% maka item pertanyaan dikatakan reliabel.
b. Jika koefisien internal seluruh item (ri) <rtabel dengan tingkat signifikasndi 5%
maka item pertanyaan dikatakan tidak reliabel.
Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas menggunakan rumus split half
dengan bantuan SPSS Versi 20, diketahui nilai reliabilitas dari variabel X dapat
dilihat pada nilai korelasi Spearman Brown Coefficient = 0,725, sedangkan untuk
variabel Y nilai korelasi Spearman Brown Coefficient = 0,894, korelasi berada
pada kategori kuat. Bila dibandingkan dengan r tabel (0,374) maka r hitung lebih
besar dari r tabel. Dari hasil penghitungan validitas dan reliabilitas disimpulkan
bahwa angket tersebut reliabel dan dapat digunakan pada penelitian ini.
G. Teknik Pengumpulan Data
1. Kuisioner/ Angket
a) Penyusunan Angket
Penyusunan angket dimulai dari pembuatan instrumen, selanjutnya
dibuat indikator-indikator dan dikembangkan menjadi item-item pertanyaan,
proses penyusunan angket sebagai berikut:
a. Penyusunan kisi-kisi instrumen yang nantinya akan dikembangkan
menjadi item pertanyaan
b. Menyusun pertanyaan-pertanyaan yang sederhana, singkat dan mudah
dipahami
c. Membuat alternatif jawaban untuk pengisian angket tersebut
d. membuat petunjuk pengisian pada angket yang akan disebar serta
membuat surat perizinan penyebaran angket ke tempat yang akan
menjadi sasaran penelitian.
Jumlah iten pertanyaan yang dibuat sebanyak 58 item, dari 2
variabel yang dibuat. Variabel x sebanyak 28 item pertanyaan yang
dikembangkan dari tiga sub indikator, dan variabel y sebanyak 30 item
b) Perbanyakan Angket
Setelah selesai membuat kisi-kisi dan item pertanyaan kemudian di
konsultasikan dengan dosen pembimbing. Setelah disetujui selanjutnya,
angket tersebut diperbanyak sesuai dengan kebutuhan dan banyaknya
responden yang dipilih menjadi sampel dalam penelitian ini.
c) Penyebaran Angket
Setelah diperbanyak, kemudian angket tersebut disebarkan kepada
responden yang telah dipilih menjadi sampel penelitian ini. Sampel dari
penelitian ini diambil empat RW yang menyelenggarakan kegiatan Bina
Keluarga Balita.
d) Pengambilan Angket
Langkah selanjutnya yaitu pengambilan angket yang telah diisi oleh
responden. Kemudian dikumpulkan dan hitung jumlah angket yang diambil
untuk dicocokkan dengan jumlah angket saat disebar sebelumnya.
2. Observasi
Menurut Hadi (1986) dalam Sugiyono (2013: 145) mengemukakan bahwa
observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari
berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah
proses- proses pengamatan dan ingatan. Teknik pengumpulan data dengan
observasi digunakan bila peneliti berkenan dengan perilaku manusia, proses kerja,
gejala- gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. Observasi
dalam penelitian ini, digunakan untuk memperoleh data tentang gambaran daerah
penelitian serta hal- hal lain yang relevan dengan tujuan penelitian.
3. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti
ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus
diteliti dan apabila peneliti ingin mengetahui hal- hal dari responden yang lebih
Yuni Gantini, 2014
H. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data
1. Teknik pengolahan data
Setelah proses penelitian dan pengumpulan data hal yang terpenting
pada penelitian ini yaitu proses pengolahan data. Pengolahan data ini
bertujuan untuk mengambil kesimpulan dari berbagai permasalahan yang
telah terkumpul. Pengolahan data ini dilakukan dengan cara perhitungan
statistik. perhitungan statistik yang digunakan dalam mengolah data dan
mendeskripsikan data adalah statistik deskriptif, dalam Sugiyono (2013:
147) menyatakan bahwa:
“Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis
data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi”.
Sedangkan untuk pengujian hipotesis dan kesimpulan data terhadap
populasi menggunakan perhitungan statistik inferensial, dalam Sugiyono
(2013: 148) menyatakan bahwa “Statistik Inferensial, (sering juga disebut
statistik induktif atau statistik probabilitas), adalah teknik statistik yang
digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk
populasi. Statistik ini akan cocok digunakan bila sampel diambil dari
populasi yang jelas, dan teknik pengambilan sampel dari populasi itu
dilakukan secara random”.
2. Teknik Analisis Data
1) Ukuran Statistik Deskriptif, Mean dan Simpangan Baku
a) Penghitungan kecenderungan umum skor
Tujuan dari penggunaan perhitungan kecenderungan umum
skor ini yaitu untuk mengetahui kesesuaian data yang dihitung
dengan skor idealnya, juga untuk mengetahui kecenderungan secara
umum jawaban responden terhadap setiap variabel penelitian,
KU =
̅
x 100%
Keterangan:
KU = Kecenderungan Umum yang dicari
̅ = Skor rata-rata tiap variabel
= Skor Ideal
b) Menentukan ukuran statistik yang diperlukan yaitu banyak data (n),
data terbesar (xmaks), data terkecil (xmin), rentang (R), panjang kelas
(P) dan banyak kelas (K).
2) Uji Persyaratan Analisis melalui Uji Normalitas Distribusi
Hipotesis yang telah dirumuskan akan diuji dengan statistik
parametris. Statistik parametris digunakan untuk menguji parameter
populasi melalui statistik, atau menguji ukuran populasi melalui data
sampel. Penggunaan statistik parametris bekerja dengan asumsi bahwa
data setiap variabel penelitian yang akan dianalisis berbentuk distribusi
normal. Namun, sebelum menggunakan statistik parametris terlebih
dahulu harus diuji datanya. Apabila hasilnya tidak normal maka statistik
yang digunakan adalah statistik nonparametris.
Pengujian normalitas pada penelitian ini akan dilakukan pada
variabel X (kegiatan BKB) dan variabel Y (pola asuh orang tua).
Pengujian normalitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
SPSS Versi 20 dengan menggunakan rumus Kolmogorov Smirnov.
3) Uji Hipotesis
1. Analisis Regresi linier sederhana
Analisis regresi linier ini digunakan untuk menghitung
seberapa tinggi nilai variabel dependen bila nilai variabel
independen dimanipulasi (dirubah-rubah). Persamaan regresi linier
sederhana dapat dirumuskan sebagai berikut:
Yuni Gantini, 2014
Keterangan:
̂= skor variabel Y yang diprediksikan a = konstanta atau bila harga X=0
b = koefisien regresi
X = nilai variabel independen X
Untuk memperoleh harga a dan b diperoleh dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
Proses penghitungan analisis agresi linier sederhana ini
menggunakan SPSS Versi 20.
2. Analisis korelasi
Menurut Sugiyono (2013:228) menyatakan bahwa “Teknik
korelasi ini digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan
hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua variabel berbentuk
interval atau ratio, dan sumber data dari dua variabel lebih tersebut
adalah sama”. Hubungan dua variabel terdiri dari dua macam yaitu
hubungan yang positif dan hubungan yang negatif. Hubungan X dan
Y dikatakan positif apabila kenaikan (penurunan) X pada umumnya
diikuti oleh kenaikan (penurunan) Y.
Kuat atau tidaknya hubungan antara X dan Y disebut
koefisien kolerasi ( r ). Nilai koefisien korelasi paling kecil -1 dan
paling besar 1, artinya jika:
a. r = 1, hubungan X dan Y sempurna dan positif (mendekati 1,
hubungan sangat kuat dan positif)
b. r = -1, hubungan X dan Y sempurna dan negatif (mendekati -1,
hubungan sangat kuat dan negatif)
c. r = 0, hubungan X dan Y lemah sekali atau tidak ada hubungan
Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui derajat
keeratan hubungan antara variabel penelitian. Adapun rumus- rumus
yang digunakan adalah sebagai berikut:
n = jumlah responden uji coba
X = skor setiap item
Y = skor seluruh item
(Sumber: Sugiyono, 2013: 225)
Besarnya koefisien korelasi diinterprestasikan dengan
menggunakan tabel 3.6 dibawah ini:
Tabel 3.6
Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Hubungan
Adapun uji siginifikasi kolerasi dalam penelitian ini
Yuni Gantini, 2014
t = √
√
Sumber : Sugiyono (2013 : 184)
Keterangan:
r = Koefisien korelasi product moment
t = Distribusi student dengan derajat kebabasan (db) = n-2
n = banyaknya sampel
Uji t berkehendak untuk menguji hipotesa bahwa terdapat
hubungan atau tidak antara kedua variabel kegiatan Bina Keluarga
Balita (X) dan pola asuh orang tua (Y), maka nilai
selanjutnya dibandingkan dengan nilai . untuk
kesalahan 5% uji dua pihak dan derajat kebebasan (dk) = n-2,
sehingga pengambilan kesimpulan menggunakan perbandingan
dengan kriteria sebagai berikut :
- Jika > Ho ditolak : Ha diterima
- Jika ≤ Ho diterima : Ha ditolak
3. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi adalah kuadrat dari nilai koefisien
korelasi. Koefisien determinasi ini digunakan untuk mengetahui
persentase pengaruh yang terjadi dari variabel independen (variabel
bebas) terhadap variabel dependen (variabel terikat) dengan
menggunakan rumus:
KD= r2x100%
Keterangan:
KD = nilai koefisien determinan
r = nilai koefisien korelasi
100% = pengali yang menyatakan dalam persentase
Tabel. 3.7
Interpretasi Koefisien Determinasi
Proporsi/ Interval Koefisien Keterangan
0 – 19,99% Sangat Rendah
20% - 39,99% Rendah
40% - 59,99% Sedang
60% - 79,99% Kuat
80% - 100% Sangat Kuat
Yuni Gantini, 2014
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dalam bab ini peneliti akan mengemukakan mengenai kesimpulan atas
penemuan yang didapat bab-bab sebelumnya yang telah diselesaikan. Dari hasil
penelitian dan pembahasan pada bab IV sebelumnya mengenai pengaruh program
Bina Keluarga Balita terhadap pola asuh orang tua, maka dihasilkan kesimpulan
sebagai berikut:
1. Orang tua yang mengikuti kegiatan BKB di Kelurahan Melong memiliki
persepsi yang positif dan partisipasi orang tua setiap bulannya sangat tinggi.
Secara umum orang tua ikut andil dalam proses pelaksanaan BKB, dari mulai
tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Pemilihan narasumber dan
materi disesuaikan dengan kebutuhan peserta. Peserta dapat ikut menentukan
siapa yang akan dijadikan narasumber, kemudian materi yang akan
disampaikan berangkat dari permasalahan-permasalahan pengasuhan yang
terjadi pada peserta BKB. Kegiatan ini menghasilkan nilai positif untuk orang
tua, hal ini dapat diketahui dari perubahan perilaku pengasuhan orang tua dari
yang sebelumnya kurang peka terhadap perkembangan dan pertumbuhan
anak. setelah mengikuti kegiatan BKB orang tua menjadi lebih peka terhadap
tumbuh kembang anak.
2. Pola asuh yang dilakukan oleh masyarakat di Kelurahan Melong yang
mengikuti kegiatan Bina Keluarga Balita ini cenderung menerapkan gaya
pola asuh seimbang (Authoritative). Hal ini dapat diketahui dari pengasuhan
yang dilakukan orang tua yaitu orang tua membebaskan anak bermain dan
melakukan hal yang disenanginya namun orang tua tetap memberikan aturan.
Hal ini bisa dinilai dari sikap orang tua seperti, orang tua peka terhadap minat
dan bakat yang dimiliki anak, orang tua memperhatikan dan mengawasi
aktifitas anak dalam bermain, orang tua selalu berinteraksi dengan anak
melakukan hal-hal yang positif. Selanjutnya orang tua menerapkan
kebiasaan-kebiasaan agar anak menjadi anak yang religius seperti membaca doa dalam
segala aktifitasnya, mengajak anak beribadah serta mengikutkan anak ke
sekolah agama yang berada di wilayah rumahnya. Tidak hanya itu, orang tua
yang mengikuti kegiatan BKB ini lebih memperhatikan cara dalam
menstimulisasi pertumbuhan dan perkembangan anak, agar anak dapat
tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya.
3. Kegiatan Bina Keluarga Balita berpengaruh terhadap pola asuh. Orang tua
yang mengikuti kegiatan BKB dapat menerapkan materi-materi yang
disampaikan saat pelaksanaan BKB pada pengasuhannya sehari-hari.
Wawasan dan pengetahuan orang tua mengenai pengasuhanpun semakin luas
dengan adanya kegiatan BKB. Kegiatan Bina Keluarga Balita memberikan
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pola asuh orang tua. Hal ini
menunjukkan bahwa perubahan pola asuh yang terjadi dipengaruhi secara
nyata oleh kegiatan BKB.
B. Saran
Dari hasil penelitian ini, adapun saran-saran yang ditujukan untuk
pihak-pihak yang terkait, yaitu sebagai berikut:
1. Bagi Keluarga
Dari hasil penelitian ini diharapkan untuk keluarga yang menjadi peserta
BKB terus mengikuti kegiatan tersebut. Karena kegiatan BKB ini
memberikan banyak manfaat untuk membantu pengasuhan anak yang terjadi
di lingkungan keluarga maupun lingkungan sekitar. Kemudian untuk
menambah wawasan dan pengetahuan bagi orang tua yang memiliki anak
dalam hal pengasuhan, agar pengasuhan yang dilakukan lebih baik.
2. Bagi Lembaga Penyelenggara BKB
Diharapkan untuk pihak Bina Keluarga Balita dapat terus mengembangkan
kegiatan tersebut karena sangat bermanfaat untuk orang tua. Kemudian untuk
narasumbernya agar tidak terjadi kebosanan, dalam setiap bulannya
Yuni Gantini, 2014
langsung dari pihak BKKBN, agar kegiatan Bina Keluarga Balita ini terus
diminati oleh para orang tua.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang berminat melakukan penelitian dengan kajian
yang sama diharapkan dapat lebih mengembangkan penelitian ini.
Penelitiannya terhadap pengasuhan yang dilakukan oleh setiap keluarga yang
mengikuti kegiatan BKB. Sehingga perbedaan pengasuhan akan terlihat
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Bandung: Rineka Cipta.
Aqib, Z. (2011). Pedoman Teknis Penyelenggaraan PAUD (Pendidikan Anak
Usia Dini). Bandung: Nuansa Aulia.
Hurlock, E. (2002). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Ernas, Riduwan, Rusyana, A. (2011). Cara Mudah Belajar SPSS Versi 17.0 dan
Aplikasi Statistik Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Mulyasa, H. (2012). Manajemen PAUD. Bandung: Alfabeta.
Shcohib, M. (2000). Pola Asuh Orang Tua dalam Membantu Anak
Mengembangkan Disiplin Diri. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sudjana, D. (2004). Manajemen Program Pendidikan. Bandung: Falah Production.
---. (2001). Pendidikan Luar Sekolah, Wawasan, Sejarah Perkembangan,
Falsafah, Teori Pendukung, Asas. Bandung: Falah Production.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Yusuf, S. (2010). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Solaeman, M.I. (1994). Pendidikan Dalam Keluarga. Bandung: Alfabeta.
Yuni Gantini, 2014
Literatur Kelembagaan
BKKBN. (2007). Bahan Peyuluhan Bina Keluarga Balita. Jakarta: BKKBN.
BKKBN. (2007). Buku Pegangan Kader Keluarga Balita. Bandung: Provinsi Jawa Barat.
Universitas Pendidikan Indonesia. (2013) Pedoman Karya Tulis Ilmiah. Bandung: UPI
Peraturan Perundang-Undangan