• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PROGRAM BINA KELUARGA BALITA (BKB) TERHADAP POLA ASUH ORANG TUA : Studi pada kegiatan BKB di Kelurahan Melong, Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PROGRAM BINA KELUARGA BALITA (BKB) TERHADAP POLA ASUH ORANG TUA : Studi pada kegiatan BKB di Kelurahan Melong, Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi."

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

Yuni Gantini, 2014

POLA ASUH ORANG TUA

(Studi pada kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB) di Kel.Melong Kec. Cimahi Selatan

Kota Cimahi)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat

Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Luar Sekolah

Oleh:

Yuni Gantini 0906591

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

“Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Pengaruh Program Bina Keluarga

Balita (BKB) terhadap Pola Asuh Orang Tua (Studi Pada Kegiatan BKB di Kelurahan

Melong Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi)” ini beserta isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara

yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas

pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila

kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau

ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini”.

Bandung, Januari 2014

Yang membuat pernyataan,

(3)

Yuni Gantini, 2014

ABSTRAK

Yuni Gantini (0906591), Pengaruh Program Bina Keluarga Balita (BKB) terhadap Pola Asuh Orang Tua (Studi pada kegiatan BKB di Kelurahan Melong, Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi).

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya kecenderungan perubahan pola asuh pada orang tua yang telah mengikuti program Bina Keluarga Balita dari yang sebelumnya pengasuhannya cenderung kurang peka terhadap perkembangan anak menjadi pengasuhan yang lebih memperhatikan perkembangan anak. Tujuan dari penelitian ini adalah; (1) mendeskripsikan dan menganalisis persepsi orang tua dalam pelaksanaan kegiatan program BKB, (2) mendeskripsikan dan menganalisis gambaran pola asuh orang tua yang mengikuti program BKB, (3) mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh program BKB terhadap pola asuh orang tua di keluarga.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Data dikumpulkan menggunakan teknik angket. Populasi dari penelitian ini adalah masyarakat di Kelurahan Melong yang memiliki anak usia dini dengan sampel sebanyak 100 orang yang diambil secara random dari 3 RW.

Berdasarkan hasil penelitian diambil kesimpulan sebagai berikut; 1) secara umum orang tua yang memiliki anak usia dini memiliki persepsi yang positif dan sangat tinggi terhadap pelaksanaan BKB; 2) pada umumnya orang tua yang telah mengikuti BKB lebih memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak, orang tua melakukan pola asuh seimbang serta lebih menghargai individualitas anak meskipun tetap menekankan adanya aturan dalam berperilaku; 3) perubahan pola asuh dipengaruhi secara positif dan signifikan oleh keterlibatannya dalam program BKB.

(4)

DAFTAR ISI

ABSTRAK i

KATA PENGANTAR ii

UCAPAN TERIMAKASIH iii

DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Identifikasi Masalah 5

C. Rumusan dan Batasan Masalah 5

D. Tujuan penelitian 6

E. Manfaat Penelitian 6

F. Sistematika Penulisan Skripsi 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA 8

A. Konsep Pola Asuh Orang Tua dalam Keluarga 8

1. Pengertian Pola Asuh 8

2. Jenis-Jenis Pola Asuh 8

3. Pendidikan Anak dalam Keluarga 13

A. Prinsip Pendidikan Anak 13

B. Konsep Diri Anak 14

C. Jenis-Jenis Konsep diri Anak 15

D. Anak dan Perkembangannya 16

E. Pengertian Keluarga 18

F. Peranan dan Fungsi Keluarga 21

(5)

Yuni Gantini, 2014

H. Hubungan Keluarga 25

B. Program Bina Keluarga Balita 26

1. Definisi BKB 26

2. Proses Pelaksanaan BKB 27

3. Tujuan Penyelenggaraan BKB 29

4. Ciri-Ciri Program BKB 30

C. Kerangka Berfikir dan Hipotesis Penelitian 32

BAB III METODE PENELITIAN 34

A. Lokasi Penelitian, Populasi, Sampel Penelitian 34

1. Lokasi Penelitian 34

2. Populasi dan Sampel Penelitian 34

B. Desain Penelitian 36

C. Metode Penelitian 36

D. Variabel Penelitian 37

E. Instrumen Penelitian 39

F. Proses Pengembangan Instrumen 40

1. Pengujian Validitas 40

2. Pengujian Reliabilitas 44

G. Teknik Pengumpulan Data 45

1. Kuisioner/ Angket 45

2. Observasi 46

3. Wawancara 46

H. Teknik pengolahan data dan analisis data 47

1. Teknik Pengolahan Data 47

2. Teknik Analisis Data 47

a. Ukuran Statistik Deskriptif, Mean dan Simpangan baku 47

b. Uji Persyaratan Analisis Melalui Uji Normalitas Distribusi 48

(6)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 53

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 53

B. Identitas Responden 56

C. Deskripsi Hasil Penelitian 56

1. Statistik Deskriptif 56

2. Perhitungan Kecenderungan Umum Skor 58

3. Uji Normalitas 62

D. Uji Hipotesis 63

1. Analisis Regresi Linier Sederhana 63

2. Analisis Korelasi 64

3. Koefisien Determinasi 66

E. Temuan Hasil Penelitian 66

F. Pembahasan Hasil Penelitian 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 74

A. Kesimpulan 74

B. Saran 75

(7)

Yuni Gantini, 2014

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1.1 Bina Keluarga Balita Kelurahan Melong 3 2. Tabel 2.1 Pengaruh Parenting style terhadap Perilaku Anak 10 3. Tabel 2.2 Sikap dan Perlakuan orang tua dan Dampaknya terhadap

Kepribadian Anak 12

4. Tabel 3.1 Pengembangan Indikator dari Variabel BKB 38 5. Tabel 3.2 Pengembangan Indikator dari Variabel Pola Asuh

Orang tua 38

6. Tabel 3.3 Interpretasi Koefisien Korelasi 41 7. Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Variabel Program BKB 42 8. Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Variabel Pola Asuh Orang tua 43

9. Tabel 3.6 Koefisien Determinasi 52

10.Tabel 4.1 Jumlah Warga Kelurahan Melong per Kelompok Umur 53 11.Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan 54 12.Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Sesuai dengan Mata Pencaharian 55

13.Tabel 4.4 Rata-Rata Skor Kegiatan BKB 56

14.Tabel 4.5 Rata-Rata Skor Pola Asuh Orang tua 57

15.Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi 59

16.Tabel 4.7 Rata-Rata Skor Pola Asuh orang tua Berdasarkan Rukun

Warga 59

17.Tabel 4.8 Rata-Rata Skor Kegiatan BKB berdasarkan Rukun Warga 61 18.Tabel 4.9 Hasil Analisis Uji Normalitas One- sample Test Kolmogorov-

Smirnov 63

19.Tabel 4.10 Output Koefisien Regresi 64

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi-Kisi Penelitian

Lampiran 2 Angket Program BKB dan Pola Asuh Orang tua

Lampiran 3 Uji Validitas program BKB (X) dan pola asuh (Y)

Lampiran 4 Jawaban responden variabel BKB (X) dan pola asuh (Y)

Lampiran 5 Data skor responden variabel BKB (X) dan pola asuh (Y)

Lampiran 6 Nilai Distribusi T

Lampiran 7 Identitas responden RW 20, 22 dan 24

Lampiran 8 Hasil perhitungan SPSS Uji validitas BKB (X) dan pola asuh (Y)

Lampiran 9 Hasil perhitungan SPSS uji normalitas one sampel Kologorov-Smirnov

Lampiran 10 Hasil perhitungan SPSS analisis regresi dan korelasi

(9)

Yuni Gantini, 2014

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan

yang diperlukan dirinya, masyarakat dan Negara menurut Undang-undang

Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1.

Sistem pendidikan terbagi menjadi tiga jalur, yaitu pendidikan formal,

pendidikan nonformal, dan pendidikan informal. Perbedaan dari ketiga

pendidikan tersebut menurut Coombs 1973 dalam Sudjana (2000:22-23)

yaitu:

1. Pendidikan formal adalah kegiatan yang sistematis, berstruktur, bertingkat, berjenjang, dimulai dari sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi dan setaraf dengannya.

2. Pendidikan nonformal adalah setiap kegiatan terorganisasi dan sistematis, di luar sistem persekolahan yang mapan, dilakukan secara mandiri atau merupakan bagian penting dari kegiatan yang lebih luas, yang sengaja dilakukan untuk melayani peserta didik dalam mencapai tujuan belajarnya.

3. Pendidikan informal adalah proses yang berlangsung sepanjang usia sehingga setiap orang memperolah nilai, sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang bersumber dari pengalaman hidup sehari-hari, pengaruh lingkungan termasuk di dalamnya adalah pengaruh kehidupan keluarga, hubungan dengan tetangga, lingkungan pekerjaan dan permainan, pasar, perpustakaan, dan media masa.

Dalam UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 dijelaskan bahwa

pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar (SD, SMP), menengah

(SMA) dan pendidikan tinggi. Pendidikan nonformal meliputi pendidikan

kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan,

pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan kesetaraan, pendidikan

(10)

lainnya yang ditujukan untuk mengembangkan potensi peserta didik.

Sedangkan pendidikan informal adalah pendidikan di dalam keluarga dan

lingkungan merupakan pendidikan pertama kali yang di dapat sejak

manusia itu lahir ke dunia.

Dari penjelasan di atas, diketahui bahwa jalur pendidikan yang

menaungi permasalahan anak termasuk dalam pendidikan non formal dan

informal. Jika mendengar kata anak, tidak pernah lepas dari peran orang

tua, karena yang pertama menstimulasi pendidikan anak sejak lahir ke

dunia adalah orang tua.

Pola asuh orangtua menjadi faktor penentu bagi anak, apakah si

anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik atau tidak. Orangtua

dituntut harus mengetahui cara pola asuh yang baik dan benar, agar dapat

menghasilkan anak yang berkualitas di masa depan.

Dalam hidup berumahtangga tentunya ada perbedaan mengenai

pola asuh antara suami istri terutama bagi pasangan usia subur (PUS) yang

baru memiliki anak. Perbedaan tersebut bisa dari pola pikir, gaya dan

kebiasaan, sifat dan tabiat, tingkatan ekonomi dan pendidikan, serta

banyak lagi perbedaan-perbedaan lainnya yang berpengaruh terhadap

pengasuhan terhadap anak. Perbedaan-perbedaan inilah yang akan

memberikan warna tersendiri dalam keluarga.

Kerja sama orang tua dibutuhkan untuk pengasuhan anak, terutama

untuk membantu menstimulus anak dalam tumbuh kembangnya agar anak

bisa melewati masa-masa emasnya sesuai dengan usia. Banyak sekali

kegiatan yang digalakkan untuk orang tua mengenai permasalahan

pengasuhan anak usia dini, seperti di PAUD orang tua dapat ikut serta

dalam kegiatan Parenting yang diselenggarakan oleh tutor sebagai sarana

komunikasi dan konsultasi mengenai tumbuh kembang anak. Selain itu di

lingkungan masyarakat juga ada kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan

oleh kader-kader PKK, kegiatan yang ditujukan untuk orang tua yang

(11)

Yuni Gantini, 2014

POSYANDU setempat karena berhubungan dengan kesehatan juga

tumbuh kembang anak.

BKB atau Bina Keluarga Balita merupakan salah satu program

POSYANDU yang diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan orang tua

yang memiliki anak usia dini. Tujuan dari BKB ini untuk merubah prilaku

pola asuh orang tua ke arah yang lebih baik, serta sebagai sarana informasi

dan konsultasi mengenai permasalahan yang terjadi pada anak, seperti

permasalahan tumbuh kembang anak dan kesehatan anak.

Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Kelurahan Melong,

kegiatan Bina Keluarga Balita belum terselenggara secara menyeluruh di

setiap RW. Dari data perkembangan gerakan Bina Keluarga Balita tahun

2012 hanya 13 RW dari jumlah 36 RW yang menyelenggarakan kegiatan

Bina Keluarga Balita ini secara rutin setiap satu bulan satu kali. Untuk

lebih jelasnya kita lihat pada tabel 1.1 dibawah ini:

Tabel 1.1

Bina Keluarga Balita Kelurahan Melong

(12)

No Nama BKB RW Jumlah

Sumber: Data perkembangan gerakan Bina Keluarga Balita PKK Kota Cimahi Tahun 2012

Kelurahan Melong merupakan kelurahan yang memiliki jumlah

RW terbanyak dan kelurahan terluas di Kota Cimahi. Dari tabel di atas

dapat dilihat jumlah orang tua yang memiliki anak usia balita mencapai

1166 dari 13 RW yang ada di kelurahan Melong. Orang tua yang paling

banyak terdapat di kelompok Bina Keluarga Balita RW 03, karena di RW

ini kodisi wilayahnya merupakan pemukiman padat penduduk dan banyak

penduduk musiman.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan melalui wawancara dengan

beberapa orangtua yang mengikuti program BKB ini, ternyata kegiatan ini

memberikan beberapa manfaat untuk orang tua salah satunya yaitu

menjaga silaturahmi sesama warga, kemudian sebagai ajang perkumpulan

ibu-ibu yang memiliki anak usia dini sehingga mereka bisa sharing

dengan sesama ibu mengenai pengasuhan anak dirumah, kemudian

permasalah-permasalahan mengenai pola asuh orang tua menghadapi

anaknya yang sakit, rewel dan lain sebagainya. Meskipun sering dilakukan

konsultasi dengan kader ataupun sharing dengan orang tua lainnya

mengenai pola asuh orang tua, namun masih dilihat hal-hal yang kurang

mendidik dilakukan oleh sebagian orang tua terhadap anaknya seperti

mencubit anak di depan umum, membentak anak, itu dikarenakan sudah

menjadi kebiasaan orang tua. Sehingga setiap ada anak yang rewel atau

nangis dengan spontan orang tua langsung membentaknya ataupun

mencubit anak tersebut agar anak berhenti menangis. Alasannya orang tua

yang tidak sabar menghadapi anak rewel sehingga memilih melakukan

hal-hal tersebut. Masih ditemukan orang tua yang bermasalah dalam

(13)

Yuni Gantini, 2014

terselenggara, sehingga dapat diketahui bahwa pola asuh yang diberikan

belum optimal.

Dari uraian yang di atas, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian tentang pola asuh keluarga yang mengikuti kegiatan BKB.

Permasalahan yang akan diteliti dirumuskan dengan judul penelitian yaitu

“ Pengaruh Program BKB (Bina Keluarga Balita) terhadap Pola Asuh Orang Tua studi pada kegiatan program BKB di kel. Melong Kec. Cimahi

Selatan Kota Cimahi”.

B. Identifikasi Masalah

Beberapa permasalahan yang berhasil diidentifikasi berdasarkan hasil di

lapangan adalah sebagai berikut:

1. Partisipasi orang tua dalam kegiatan program Bina Keluarga Balita (BKB)

sekitar 80%. Orang tua khususnya ibu menyempatkan untuk mengikuti

kegiatan ini dalam satu bulan satu kali meskipun masih ada beberapa

orang tua yang tidak bisa secara rutin mengikuti dikarenakan ada

keperluan lainnya dan sibuk bekerja.

2. Dari jumlah kader yang ada, hanya beberapa kader yang sering dijadikan

sebagai narasumber dalam setiap pelaksanaan BKB secara bergilir, karena

tidak semua kader berperan aktif dalam kegiatan ini.

3. Masih ditemukan adanya orang tua yang melakukan hal-hal kurang

mendidik terhadap anaknya seperti mencubit, membentak juga memukul

anak, dikarenakan sudah menjadi faktor kebiasaan dari sebagian orang tua

peserta Bina Keluarga Balita.

4. Karakteristik setiap keluarga yang beragam dilihat dari latar belakang

pendidikan orang tua dan sosial ekonomi keluarga, memberikan pengaruh

terhadap pola asuh yang berbeda pada setiap keluarga.

C. Rumusan dan Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka peneliti merumuskan

(14)

Keluarga Balita (BKB) terhadap Pola Asuh Orangtua (Studi pada kegiatan

Bina Keluarga Balita (BKB) di Kelurahan Melong Kota Cimahi)?”.

Dari perumusan masalah di atas, peneliti mengajukan pertanyaan sebagai

berikut:

1. Bagaimana persepsi orang tua terhadap pelaksanaan Program BKB di kel.

Melong Kota Cimahi?

2. Bagaimana gambaran pola asuh orang tua yang mengikuti program BKB

di Kel. Melong Kota Cimahi ?

3. Bagaimana pengaruh Program BKB terhadap pola asuh orang tua di kel.

Melong Kota Cimahi ?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan dan batasan masalah di atas, maka tujuan penelitian

adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan dan menganalisis persepsi orangtua dalam pelaksanaan

kegiatan program BKB di kel. Melong Kota Cimahi

2. Mendeskripsikan dan menganalisis gambaran pola asuh orang tua yang

mengikuti program BKB di kel. Melong Kota Cimahi

3. Mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh program BKB terhadap pola

asuh orang tua di kel.Melong Kota Cimahi

E. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka manfaat penelitian adalah

sebagai berikut:

1. Secara teoritik, hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kajian dan

informasi tentang pendidikan luar sekolah khusunya yang berkaitan

dengan program BKB dan pola asuh orangtua.

2. Secara praktis, semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi pihak lain yang

akan meneliti lebih lanjut dan sebagai bahan masukan bagi Program Bina

Keluarga Balita di Kelurahan Melong.

3. Sebagai informasi dan pengetahuan untuk masyarakat yang ikut dalam

(15)

Yuni Gantini, 2014

F. Sistematika Penulisan Skripsi

BAB 1 PENDAHULUAN : berisi tentang latar belakang, rumusan masalah,

manfaat penelitian, tujuan penelitian, metoda dan teknik pengumpulan data,

definisi operasional, sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN TEORITIS : berisi tentang teori-teori yang mendukung dalam

proses penelitian yaitu landasan teori dan gambaran umum mengenai dasar

penelitian atau teori yang melandasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN : berisi tentang metode dan pendekatan

penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN : berisi pemaparan data

hasil penelitian

BAB V PENUTUP : berisi kesimpulan dan saran (rekomendasi)

(16)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian, Populasi, Sampel Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Melong Kecamatan Cimahi Selatan

Kota Cimahi. Sasaran dari penelitian ini yaitu orang tua yang mengikuti

kegiatan Bina Keluarga Balita yang dilaksanakan secara integrasi dengan

kegiatan pelaksanaan Posyandu di setiap RW. Bina Keluarga Balita yang akan

menjadi sasaran penelitian yaitu: BKB RW 22, BKB RW 24, dan BKB RW 20.

2. Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2013:117) menyatakan populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya. Selanjutnya menurut Suharsimi Arikunto

(2010:173) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.

Dari pemaparan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa populasi

merupakan objek penelitian yang mempunyai karakteristik tertentu, objek dari

penelitiannya pun tidak hanya manusia namun hewan, benda, tumbuhan,

perilaku, gejala alam dan yang lainnya bisa dijadikan sebagai objek untuk

melakukan suatu penelitian.

Populasi dalam penelitian ini yaitu orang tua yang mengikuti kegiatan

Bina Keluarga Balita yang dilaksanakan di Kelurahan Melong Kecamatan

Cimahi Selatan Kota Cimahi.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakterisitik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Sampel merupakan sebagian atau wakil populasi yang akan

diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk

(17)

Yuni Gantini, 2014

Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sampel random

atau sampel acak, sampel campur dalam pengambilan sampelnya peneliti

mencampur subjek-subjek di dalam populasi sehingga semua subjek dianggap

sama. Peneliti memberi hak sama kepada setiap subjek untuk memperoleh

kesempatan dipilih menjadi sampel. Untuk menentukan besarnya sampel,

peneliti harus melakukannya dengan berbagai pertimbangan, anatar lain

keberagaman karakteristik, misalnya jenis kelamin, tingkat pendidikan, asal

daerah, suku, agama atau kepercayaan, usia dan lainnya yang terkait dengan

variabel yang diteliti.

Menurut Suharsimi (2006:134) untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila

subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya

merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah subjeknya besar, dapat

diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih. Mengenai berapa banyaknya

sampel yang diambil, maka peneliti perlu mempertimbangkan hal-hal berikut:

1. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan dana.

2. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini

menyangkut banyak sedikitnya data.

3. Besar kecilnya risiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian yang

risikonya besar, tentu saja jika sampel terlalu besar, hasilnya akan lebih baik.

Dari pemaparan diatas maka populasi yang diambil pada penelitian ini

adalah 10% dari jumlah populasi yang berjumlah 1166 kepala keluarga.

Sehingga jumlah sampel yang akan menjadi sasaran yaitu 100 orang, yang

diambil dari hasil pemetaan random yaitu mengambil tiga Bina Keluarga Balita

dari jumlah 13 Bina Keluarga Balita yang ada di Kelurahan Melong. Hal ini

dikarenakan lokasi tersebut mewakili dalam kegiatan Bina Keluarga Balita

(BKB), sehingga termasuk ke dalam sampel yang representatif. Penelitian ini

menggunakan angket sebagai teknik pengumpulan data yang disebar kepada 100

(18)

B. Desain Penelitian

Penelitian ini menghubungkan antara variabel bebas yaitu Program Bina

Keluarga Balita (BKB) dengan variabel terikat yaitu Pola Asuh Orang Tua

Pada variabel X menjelaskan tentang pelaksanaan kegiatan Bina Keluarga

Balita. Sedangkan pada variabel y menjelaskan bagaimana pola asuh orang tua

yang mengikuti kegiatan Bina Keluarga Balita. Sehingga penelitian ini akan

mengungkapkan berapa besar pengaruh kegiatan Bina Keluarga Balita terhadap

Pola auh orang tua di Kelurahan melong Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi.

C. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan

kuantitatif. Tujuan menggunakan metode penelitian deskriptif ini adalah untuk

menjelaskan dan memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi. Sedangkan

tujuan menggunakan pendekatan kuantitatif adalah untuk mengetahui besarnya

pengaruh program Bina Keluarga Balita terhadap pola asuh orang tua di

Kelurahan Melong Kota Cimahi. Hal ini dapat dilakukan dari mulai tahapan yang

pengumpulan data, kemudian disusun, dijelaskan, dan dianalisa sehingga dapat

diambil kesimpulan dengan penyebaran angket dan cara pengolahannya dengan

perhitungan persentase.

Tahapan tersebut dilakukan dengan menempuh langkah-langkah

pengumpulan, klasifikasi dan analisis/ pengolahan data, membuat kesimpulan dan

laporan dengan tujuan utama untuk membuat penggambaran tentang suatu

(19)

Yuni Gantini, 2014

metode desktiptif, penulis dapat mendeskripsikan hasil penelitian dengan

memusatkan permasalahan pada kondisi yang faktual sebagaimana adanya pada

saat penelitian dilaksanakan, serta berusaha memberikan data, fakta-fakta dan sifat

populasi tertentu.

D. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2013: 38) variabel penelitian adalah segala sesuatu

yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga

diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan.

Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang atau

obyek, yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu

obyek dengan obyek yang lain (Hatch dan Farhady, 1981). Kerlinger (1973)

dalam Sugiyono (2013) menyatakan bahwa variabel adalah konstruk atau sifat

yang akan dipelajari. Di bagian lain Kerlinger menyatakan bahwa variabel dapat

dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil dari suatu nilai yang berbeda (Different

values). Dengan demikian variabel itu merupakan suatu yang bervariasi.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dirumuskan disini bahwa

variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau

kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Variabel dalam penelitian ini adalah Pola Asuh Orang tua dan Bina

Keluarga Balita. Dalam pedoman BKKBN (2007: 3), Bina Keluarga Balita (BKB)

bertujuan meningkatkan peranan orang tua (ayah dan ibu) serta anggota keluarga

lainnya dalam mengusahakan sedini mungkin pembinaan tumbuh kembang anak

balita sesuai dengan usia dan tahap perkembangan yang harus dimiliki, baik

dalam aspek fisik, kecerdasan emosional, maupun sosial agar dapat tumbuh dan

berkembang menjadi anak yang maju mandiri dan berkualitas. Sedangkan pola

asuh adalah cara mendidik, membimbing dan berinteraksi yang dilakukan oleh

(20)

Tabel 3.1

Pengembangan Indikator dari Variabel Bina Keluarga Balita

No Aspek Indikator

1 Perencanaan 1. Identifikasi kebutuhan peserta 2. Perumusan tujuan

3. Penyusunan materi 4. Penentuan waktu 5. Pemilihan tempat 6. Pemilihan narasumber

2 Pelaksanaan 1. Motivasi yang diberikan kepada peserta

2. Penampilan narasumber

3. Metode yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan peserta

4. Penggunaan media disesuaikan dengan kebutuhan pelaksanaan kegiatan 5. Sarana dan prasarana menunjang

dalam pelaksanaan kegiatan 6. Keterlibatan peserta dalam

pelaksanaan kegiatan program

3 Hasil/Evaluasi 1. Perubahan prilaku peserta setelah mengikuti kegiatan BKB

Tabel 3.2

Pengembangan Indikator dari Variabel Pola Asuh Orang Tua

No Aspek Indikator

1 Sikap orang tua terhadap anak

1. Pemenuhan kebutuhan gizi sehat 2. Pendengar yang baik untuk anak 3. Memaksakan kehendak orang tua

terhadap anak

4. Mengajari anak dalam beribadah

2 Penghargaan terhadap hasil karya anak

1. Pemberian pujian terhadap anak 2. Pemberian motivasi terhadap anak 3. Pemberian hadiah

3 Kedisiplinan 1. Memberi hukuman apabila anak melakukan kesalahan

(21)

Yuni Gantini, 2014

E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kuantitatif, peneliti akan menggunakan instrumen untuk

mengumpulkan data. Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai

variabel yang diteliti. Dengan demikian jumlah instrumen yang akan digunakan

untuk penelitian tergantung pada jumlah variabel yang diteliti.

Jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket atau

kuesioner. Suharsimi (2010:194) menyatakan kuesioner adalah sejumlah

pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden

dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui. Kuesioner

dipakai untuk menyebut metode maupun instrumen. Jadi dalam menggunakan

metode angket atau kuesioner instrumen yang dipakai adalah angket atau

kuesioner.

Dilihat dari jenisnya kuesioner atau angket dapat dipandang dari

bentuknya maka ada:

1. Kuesioner pilihan ganda, yang dimaksud adalah sama dengan kuesioner

tertutup.

2. Kuesioner isian, yang dimaksud adalah kuesioner terbuka.

3. Check list, sebuah daftar, dimana responden tinggal membubuhkan tanda

check (√) pada kolom yang sesuai.

4. Rating-scale (skala bertingkat), yaitu sebuah pernyataan yang diikuti oleh

kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan-tingkatan, misalnya mulai dari

sangat setuju sampai sangat tidak setuju.

Pada penelitian ini penulis menggunakan jenis kuesioner atau angket

Check list. Peserta BKB tinggal membubuhkan tanda check (√) pada kolom yang

telah disediakan.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian harus memiliki skala,

tujuannya untuk menghasilkan data kuantittaif yang akurat. Dalam Sugiyono

(2013: 92), menyatakan bahwa:

“Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan

(22)

sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif”.

Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert. Skala likert

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau

kelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala likert, maka variabel

yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator

variabel tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item

instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Untuk keperluan analisi

kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor, misalnya:

1. Selalu, diberi skor 4

2. Sering, diberi skor 3

3. Kadang-kadang, diberi skor 2

4. Tidak pernah, diberi skor 1

F. Proses Pengembangan Instrumen

1. Pengujian Validitas

Dalam hal ini perlu dibedakan antara hasil penelitian yang valid dan

reliabel dengan instrumen yang valid dan reliabel. Instrumen yang valid berarti

alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid.

Menurut Sugiyono (2013: 121) menyatakan bahwa “Valid berarti instrumen

tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”. Dengan

menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data, maka

diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliabel.

Rumus yang digunakan adalah rumus korelasi Pearson Product Moment

yang dikemukakan oleh Karl Pearson sebagai berikut:

=

( ) – ( ) –

Keterangan :

r = Koefisien validitas item yang dicari

X = Skor yang diperoleh subjek seluruh item

(23)

Yuni Gantini, 2014

= Jumlah skor dalam distribusi X

= Jumlah skor dalam disribusi Y

= Jumlah kuadrat dalam skor disitribusi X

= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y

= Banyaknya responden

Besarnya koefisien korelasi ditentukan pada Tabel 3.3 sebagai berikut:

Tabel 3.3

Interpretasi Koefefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat kuat

Sumber: Sugiyono (2013: 184)

Validitas merupakan suatu pengujian yang dilakukan untuk mengetahui

tingkat kevalidan suatu instrumen. Pengujian validitas instrumen ini

menggunakan analisis item yaitu mengkorelasikan skor tiap butir item dengan

skor total yang merupakan jumlah tiap skor item pertanyaan. Masrun (1979)

dalam Sugiyono (2013:127) menyatakan “teknik korelasi untuk menentukan

validitas item ini sampai sekarang merupakan teknik yang paling banyak

digunakan”. Selanjutnya dalam memberikan interpretasi terhadap koefisien

korelasi, Masrun menyatakan “item yang mempunyai korelasi positif dengan

kriterium (skor total) serta korelasi yang tinggi, menunjukan bahwa item tersebut

mempunyai validitas yang tinggi pula.

Penelitian ini menguji dua variabel yaitu variabel pola asuh orang tua (Y)

dan variabel program Bina Keluarga Balita (X). Uji coba untuk instrumen pada

penelitian ini dilakukan pada kegiatan BKB yang ada di Kelurahan Melong.

(24)

dan mengikuti kegiatan BKB dengan jumlah 58 item pertanyaan yaitu, 28 untuk

item variabel X dan 30 item untuk variabel Y.

Pengujian validitas instrumen ini menggunakan Analisis Corrected

Item-Total Correlation yang merupakan korelasi antara skor item dengan skor total

item (nilai r hitung) dibandingkan dengan nilai r tabel. Jika nilai r hitung lebih besar dari

nilai r tabel atau nilai r hitung > nilai r tabel , maka item tersebut adalah valid dengan

menggunakan (Tabel r) untuk α= 0,05 dengan derajat kebebasan (dk=n-2;

30-2=28) sehingga didapat r tabel= 0,374.

Berdasarkan hasil uji coba dengan penghitungan menggunakan SPSS Versi

20 diketahui semua item pada variabel tersebut dinyatakan valid. Hasil uji coba

tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut:

Tabel 3.4

Hasil Uji Validitas Variabel Program Bina Keluarga Balita

(25)

Yuni Gantini, 2014

dengan jumah item 30 menggunakan penghitungan SPSS Versi 20 diketahui

semua item pada variabel tersebut juga dinyatakan valid, untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada Tabel 3.5 berikut:

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Variabel Pola Asuh Orang tua

(26)

27 0,763 0,374 Valid

28 0,597 0,374 Valid

29 0,558 0,374 Valid

30 0,433 0,374 Valid

2. Pengujian Realibilitas

Menurut Sugiyono (2013: 121) “Instrrumen yang reliabel adalah

instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama,

akan menghasilkan data yang sama”.

Pengujian reliabilitas instrumen menggunakan internal consistency, yang

dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali saja. Selanjutnya data yang

diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu. Hasil analisis dapat digunakan untuk

memprediksi reliabilitas instrumen.

Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan dengan teknik belah dua

(splithalf) dari Spearman Brown dengan rumus sebagai berikut:

ri = 2rb

1 + rb

(Sugiyono, 2013: 131)

Keterangan:

ri = reliabilitas seluruh instrumen

rb = korelasi Product Moment antara belahan pertama dan kedua

Pengujian reliabilitas menurut Sugiyono (2013: 135-136), dilakukan

dengan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Butir-butir instrumen dibelah menjadi dua kelompok, yaitu kelompok

instrumen ganjil dan kelompok genap.

2. Skor data tiap kelompok itu disusun sendiri, dan skor butirnya dijumlahkan

sehingga menghasilkan skor total.

(27)

Yuni Gantini, 2014

Keputusan uji reliabilitas ditentukan dengan kriteria sebagai berikut:

a. Jika koefisien internal seluruh item (ri) rtabel dengan tingkat signifikasndi

5% maka item pertanyaan dikatakan reliabel.

b. Jika koefisien internal seluruh item (ri) <rtabel dengan tingkat signifikasndi 5%

maka item pertanyaan dikatakan tidak reliabel.

Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas menggunakan rumus split half

dengan bantuan SPSS Versi 20, diketahui nilai reliabilitas dari variabel X dapat

dilihat pada nilai korelasi Spearman Brown Coefficient = 0,725, sedangkan untuk

variabel Y nilai korelasi Spearman Brown Coefficient = 0,894, korelasi berada

pada kategori kuat. Bila dibandingkan dengan r tabel (0,374) maka r hitung lebih

besar dari r tabel. Dari hasil penghitungan validitas dan reliabilitas disimpulkan

bahwa angket tersebut reliabel dan dapat digunakan pada penelitian ini.

G. Teknik Pengumpulan Data

1. Kuisioner/ Angket

a) Penyusunan Angket

Penyusunan angket dimulai dari pembuatan instrumen, selanjutnya

dibuat indikator-indikator dan dikembangkan menjadi item-item pertanyaan,

proses penyusunan angket sebagai berikut:

a. Penyusunan kisi-kisi instrumen yang nantinya akan dikembangkan

menjadi item pertanyaan

b. Menyusun pertanyaan-pertanyaan yang sederhana, singkat dan mudah

dipahami

c. Membuat alternatif jawaban untuk pengisian angket tersebut

d. membuat petunjuk pengisian pada angket yang akan disebar serta

membuat surat perizinan penyebaran angket ke tempat yang akan

menjadi sasaran penelitian.

Jumlah iten pertanyaan yang dibuat sebanyak 58 item, dari 2

variabel yang dibuat. Variabel x sebanyak 28 item pertanyaan yang

dikembangkan dari tiga sub indikator, dan variabel y sebanyak 30 item

(28)

b) Perbanyakan Angket

Setelah selesai membuat kisi-kisi dan item pertanyaan kemudian di

konsultasikan dengan dosen pembimbing. Setelah disetujui selanjutnya,

angket tersebut diperbanyak sesuai dengan kebutuhan dan banyaknya

responden yang dipilih menjadi sampel dalam penelitian ini.

c) Penyebaran Angket

Setelah diperbanyak, kemudian angket tersebut disebarkan kepada

responden yang telah dipilih menjadi sampel penelitian ini. Sampel dari

penelitian ini diambil empat RW yang menyelenggarakan kegiatan Bina

Keluarga Balita.

d) Pengambilan Angket

Langkah selanjutnya yaitu pengambilan angket yang telah diisi oleh

responden. Kemudian dikumpulkan dan hitung jumlah angket yang diambil

untuk dicocokkan dengan jumlah angket saat disebar sebelumnya.

2. Observasi

Menurut Hadi (1986) dalam Sugiyono (2013: 145) mengemukakan bahwa

observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari

berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah

proses- proses pengamatan dan ingatan. Teknik pengumpulan data dengan

observasi digunakan bila peneliti berkenan dengan perilaku manusia, proses kerja,

gejala- gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. Observasi

dalam penelitian ini, digunakan untuk memperoleh data tentang gambaran daerah

penelitian serta hal- hal lain yang relevan dengan tujuan penelitian.

3. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti

ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus

diteliti dan apabila peneliti ingin mengetahui hal- hal dari responden yang lebih

(29)

Yuni Gantini, 2014

H. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data

1. Teknik pengolahan data

Setelah proses penelitian dan pengumpulan data hal yang terpenting

pada penelitian ini yaitu proses pengolahan data. Pengolahan data ini

bertujuan untuk mengambil kesimpulan dari berbagai permasalahan yang

telah terkumpul. Pengolahan data ini dilakukan dengan cara perhitungan

statistik. perhitungan statistik yang digunakan dalam mengolah data dan

mendeskripsikan data adalah statistik deskriptif, dalam Sugiyono (2013:

147) menyatakan bahwa:

“Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis

data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi”.

Sedangkan untuk pengujian hipotesis dan kesimpulan data terhadap

populasi menggunakan perhitungan statistik inferensial, dalam Sugiyono

(2013: 148) menyatakan bahwa “Statistik Inferensial, (sering juga disebut

statistik induktif atau statistik probabilitas), adalah teknik statistik yang

digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk

populasi. Statistik ini akan cocok digunakan bila sampel diambil dari

populasi yang jelas, dan teknik pengambilan sampel dari populasi itu

dilakukan secara random”.

2. Teknik Analisis Data

1) Ukuran Statistik Deskriptif, Mean dan Simpangan Baku

a) Penghitungan kecenderungan umum skor

Tujuan dari penggunaan perhitungan kecenderungan umum

skor ini yaitu untuk mengetahui kesesuaian data yang dihitung

dengan skor idealnya, juga untuk mengetahui kecenderungan secara

umum jawaban responden terhadap setiap variabel penelitian,

(30)

KU =

̅

x 100%

Keterangan:

KU = Kecenderungan Umum yang dicari

̅ = Skor rata-rata tiap variabel

= Skor Ideal

b) Menentukan ukuran statistik yang diperlukan yaitu banyak data (n),

data terbesar (xmaks), data terkecil (xmin), rentang (R), panjang kelas

(P) dan banyak kelas (K).

2) Uji Persyaratan Analisis melalui Uji Normalitas Distribusi

Hipotesis yang telah dirumuskan akan diuji dengan statistik

parametris. Statistik parametris digunakan untuk menguji parameter

populasi melalui statistik, atau menguji ukuran populasi melalui data

sampel. Penggunaan statistik parametris bekerja dengan asumsi bahwa

data setiap variabel penelitian yang akan dianalisis berbentuk distribusi

normal. Namun, sebelum menggunakan statistik parametris terlebih

dahulu harus diuji datanya. Apabila hasilnya tidak normal maka statistik

yang digunakan adalah statistik nonparametris.

Pengujian normalitas pada penelitian ini akan dilakukan pada

variabel X (kegiatan BKB) dan variabel Y (pola asuh orang tua).

Pengujian normalitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

SPSS Versi 20 dengan menggunakan rumus Kolmogorov Smirnov.

3) Uji Hipotesis

1. Analisis Regresi linier sederhana

Analisis regresi linier ini digunakan untuk menghitung

seberapa tinggi nilai variabel dependen bila nilai variabel

independen dimanipulasi (dirubah-rubah). Persamaan regresi linier

sederhana dapat dirumuskan sebagai berikut:

(31)

Yuni Gantini, 2014

Keterangan:

̂= skor variabel Y yang diprediksikan a = konstanta atau bila harga X=0

b = koefisien regresi

X = nilai variabel independen X

Untuk memperoleh harga a dan b diperoleh dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

Proses penghitungan analisis agresi linier sederhana ini

menggunakan SPSS Versi 20.

2. Analisis korelasi

Menurut Sugiyono (2013:228) menyatakan bahwa “Teknik

korelasi ini digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan

hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua variabel berbentuk

interval atau ratio, dan sumber data dari dua variabel lebih tersebut

adalah sama”. Hubungan dua variabel terdiri dari dua macam yaitu

hubungan yang positif dan hubungan yang negatif. Hubungan X dan

Y dikatakan positif apabila kenaikan (penurunan) X pada umumnya

diikuti oleh kenaikan (penurunan) Y.

Kuat atau tidaknya hubungan antara X dan Y disebut

koefisien kolerasi ( r ). Nilai koefisien korelasi paling kecil -1 dan

paling besar 1, artinya jika:

(32)

a. r = 1, hubungan X dan Y sempurna dan positif (mendekati 1,

hubungan sangat kuat dan positif)

b. r = -1, hubungan X dan Y sempurna dan negatif (mendekati -1,

hubungan sangat kuat dan negatif)

c. r = 0, hubungan X dan Y lemah sekali atau tidak ada hubungan

Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui derajat

keeratan hubungan antara variabel penelitian. Adapun rumus- rumus

yang digunakan adalah sebagai berikut:

  

n = jumlah responden uji coba

X = skor setiap item

Y = skor seluruh item

(Sumber: Sugiyono, 2013: 225)

Besarnya koefisien korelasi diinterprestasikan dengan

menggunakan tabel 3.6 dibawah ini:

Tabel 3.6

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Hubungan

Adapun uji siginifikasi kolerasi dalam penelitian ini

(33)

Yuni Gantini, 2014

t = √

Sumber : Sugiyono (2013 : 184)

Keterangan:

r = Koefisien korelasi product moment

t = Distribusi student dengan derajat kebabasan (db) = n-2

n = banyaknya sampel

Uji t berkehendak untuk menguji hipotesa bahwa terdapat

hubungan atau tidak antara kedua variabel kegiatan Bina Keluarga

Balita (X) dan pola asuh orang tua (Y), maka nilai

selanjutnya dibandingkan dengan nilai . untuk

kesalahan 5% uji dua pihak dan derajat kebebasan (dk) = n-2,

sehingga pengambilan kesimpulan menggunakan perbandingan

dengan kriteria sebagai berikut :

- Jika > Ho ditolak : Ha diterima

- Jika Ho diterima : Ha ditolak

3. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi adalah kuadrat dari nilai koefisien

korelasi. Koefisien determinasi ini digunakan untuk mengetahui

persentase pengaruh yang terjadi dari variabel independen (variabel

bebas) terhadap variabel dependen (variabel terikat) dengan

menggunakan rumus:

KD= r2x100%

(34)

Keterangan:

KD = nilai koefisien determinan

r = nilai koefisien korelasi

100% = pengali yang menyatakan dalam persentase

Tabel. 3.7

Interpretasi Koefisien Determinasi

Proporsi/ Interval Koefisien Keterangan

0 – 19,99% Sangat Rendah

20% - 39,99% Rendah

40% - 59,99% Sedang

60% - 79,99% Kuat

80% - 100% Sangat Kuat

(35)

Yuni Gantini, 2014

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dalam bab ini peneliti akan mengemukakan mengenai kesimpulan atas

penemuan yang didapat bab-bab sebelumnya yang telah diselesaikan. Dari hasil

penelitian dan pembahasan pada bab IV sebelumnya mengenai pengaruh program

Bina Keluarga Balita terhadap pola asuh orang tua, maka dihasilkan kesimpulan

sebagai berikut:

1. Orang tua yang mengikuti kegiatan BKB di Kelurahan Melong memiliki

persepsi yang positif dan partisipasi orang tua setiap bulannya sangat tinggi.

Secara umum orang tua ikut andil dalam proses pelaksanaan BKB, dari mulai

tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Pemilihan narasumber dan

materi disesuaikan dengan kebutuhan peserta. Peserta dapat ikut menentukan

siapa yang akan dijadikan narasumber, kemudian materi yang akan

disampaikan berangkat dari permasalahan-permasalahan pengasuhan yang

terjadi pada peserta BKB. Kegiatan ini menghasilkan nilai positif untuk orang

tua, hal ini dapat diketahui dari perubahan perilaku pengasuhan orang tua dari

yang sebelumnya kurang peka terhadap perkembangan dan pertumbuhan

anak. setelah mengikuti kegiatan BKB orang tua menjadi lebih peka terhadap

tumbuh kembang anak.

2. Pola asuh yang dilakukan oleh masyarakat di Kelurahan Melong yang

mengikuti kegiatan Bina Keluarga Balita ini cenderung menerapkan gaya

pola asuh seimbang (Authoritative). Hal ini dapat diketahui dari pengasuhan

yang dilakukan orang tua yaitu orang tua membebaskan anak bermain dan

melakukan hal yang disenanginya namun orang tua tetap memberikan aturan.

Hal ini bisa dinilai dari sikap orang tua seperti, orang tua peka terhadap minat

dan bakat yang dimiliki anak, orang tua memperhatikan dan mengawasi

aktifitas anak dalam bermain, orang tua selalu berinteraksi dengan anak

(36)

melakukan hal-hal yang positif. Selanjutnya orang tua menerapkan

kebiasaan-kebiasaan agar anak menjadi anak yang religius seperti membaca doa dalam

segala aktifitasnya, mengajak anak beribadah serta mengikutkan anak ke

sekolah agama yang berada di wilayah rumahnya. Tidak hanya itu, orang tua

yang mengikuti kegiatan BKB ini lebih memperhatikan cara dalam

menstimulisasi pertumbuhan dan perkembangan anak, agar anak dapat

tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya.

3. Kegiatan Bina Keluarga Balita berpengaruh terhadap pola asuh. Orang tua

yang mengikuti kegiatan BKB dapat menerapkan materi-materi yang

disampaikan saat pelaksanaan BKB pada pengasuhannya sehari-hari.

Wawasan dan pengetahuan orang tua mengenai pengasuhanpun semakin luas

dengan adanya kegiatan BKB. Kegiatan Bina Keluarga Balita memberikan

pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pola asuh orang tua. Hal ini

menunjukkan bahwa perubahan pola asuh yang terjadi dipengaruhi secara

nyata oleh kegiatan BKB.

B. Saran

Dari hasil penelitian ini, adapun saran-saran yang ditujukan untuk

pihak-pihak yang terkait, yaitu sebagai berikut:

1. Bagi Keluarga

Dari hasil penelitian ini diharapkan untuk keluarga yang menjadi peserta

BKB terus mengikuti kegiatan tersebut. Karena kegiatan BKB ini

memberikan banyak manfaat untuk membantu pengasuhan anak yang terjadi

di lingkungan keluarga maupun lingkungan sekitar. Kemudian untuk

menambah wawasan dan pengetahuan bagi orang tua yang memiliki anak

dalam hal pengasuhan, agar pengasuhan yang dilakukan lebih baik.

2. Bagi Lembaga Penyelenggara BKB

Diharapkan untuk pihak Bina Keluarga Balita dapat terus mengembangkan

kegiatan tersebut karena sangat bermanfaat untuk orang tua. Kemudian untuk

narasumbernya agar tidak terjadi kebosanan, dalam setiap bulannya

(37)

Yuni Gantini, 2014

langsung dari pihak BKKBN, agar kegiatan Bina Keluarga Balita ini terus

diminati oleh para orang tua.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang berminat melakukan penelitian dengan kajian

yang sama diharapkan dapat lebih mengembangkan penelitian ini.

Penelitiannya terhadap pengasuhan yang dilakukan oleh setiap keluarga yang

mengikuti kegiatan BKB. Sehingga perbedaan pengasuhan akan terlihat

(38)

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Bandung: Rineka Cipta.

Aqib, Z. (2011). Pedoman Teknis Penyelenggaraan PAUD (Pendidikan Anak

Usia Dini). Bandung: Nuansa Aulia.

Hurlock, E. (2002). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Ernas, Riduwan, Rusyana, A. (2011). Cara Mudah Belajar SPSS Versi 17.0 dan

Aplikasi Statistik Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Mulyasa, H. (2012). Manajemen PAUD. Bandung: Alfabeta.

Shcohib, M. (2000). Pola Asuh Orang Tua dalam Membantu Anak

Mengembangkan Disiplin Diri. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sudjana, D. (2004). Manajemen Program Pendidikan. Bandung: Falah Production.

---. (2001). Pendidikan Luar Sekolah, Wawasan, Sejarah Perkembangan,

Falsafah, Teori Pendukung, Asas. Bandung: Falah Production.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Yusuf, S. (2010). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Solaeman, M.I. (1994). Pendidikan Dalam Keluarga. Bandung: Alfabeta.

(39)

Yuni Gantini, 2014

Literatur Kelembagaan

BKKBN. (2007). Bahan Peyuluhan Bina Keluarga Balita. Jakarta: BKKBN.

BKKBN. (2007). Buku Pegangan Kader Keluarga Balita. Bandung: Provinsi Jawa Barat.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013) Pedoman Karya Tulis Ilmiah. Bandung: UPI

Peraturan Perundang-Undangan

Gambar

Tabel 2.2 Sikap dan Perlakuan orang tua dan Dampaknya terhadap Kepribadian Anak Tabel 3.1 Pengembangan Indikator dari Variabel BKB
Tabel 3.2 Pengembangan Indikator dari Variabel Pola Asuh Orang Tua
Tabel 3.3 Interpretasi Koefefisien Korelasi
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Variabel Program Bina Keluarga Balita
+4

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada kegiatan penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa peran wanita pedagang dalam meningkatkan pendapatan keluarga

Sistem pakar bisa menjadi solusi untuk memecahkan masalah karena sistem ini bekerja layaknya seperti pakar dan dirancang menggunakan metode naive bayes dengan melihat rule dan

peserta didik berdasarkan hasil kajian terhadap sampel hasil penilaian yang diambil

c) Direktur selain berperan sebagai koordinator, juga berperan sebagai negosiator bayangan, yang mernbantu melakukan penawaran kepada pelanggan. Selain itu menjadi

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, dibawah ini merupakan pertanyaan penelitian yang akan memandu peneliti dalam meneliti tentang pengaruh Motivasi

Ketersediaan terabyte informasi yang lahir dari revolusi digital 4.0 membuat semua orang dapat mengakses ilmu pengetahuan tanpa dibatasi ruang dan waktu, karena

Pada tahap awal penelitian, dilakukan analisis mengenai kebutuhan serta masalah- masalah yang perlu diselesaikan. Analisis kebutuhan adalah suatu tahap pengumpulan

percaya diri para karyawan untuk menyelesaikan tugas dan kewajibannya secara sungguh-sungguh dan semaksimal mungkin demi tercapainya tujuan organisasi. c) Terdapatnya suatu