• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA SEKRETARIAT DAERAH KOTA SUKABUMI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA SEKRETARIAT DAERAH KOTA SUKABUMI."

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA

SEKRETARIAT DAERAH KOTA SUKABUMI

SKRIPSI

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran, Fakultas Pendididkan

Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pendidikan Indonesia

Oleh :

Eka Fitriyanti 1002116

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Eka Fitriyanti, 2015

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA SEKRETARIAT DAERAH KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL

TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA

SEKRETARIAT DAERAH KOTA SUKABUMI

Oleh

Eka Fitriyanti

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Eka Fitriyanti 2015

Universitas Pendidikan Indonesia Maret 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA SEKRETARIAT DAERAH

KOTA SUKABUMI

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing Skripsi

Drs. Hendri Winata, M.Si. NIP. 196206171988031003

Mengetahui,

Ketua Prodi Pendidikan Manajemen Perkantoran

(4)

Eka Fitriyanti, 2015

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA SEKRETARIAT DAERAH KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Asset kunci yang sangat penting untuk pengembangan dan pencapaian

tujuan organisasi adalah sumber daya manusia.Manusia sebagai salah satu bagian

dari organisasi atau perusahaan memiliki potensi, keterampilan dan kemampuan

individu sebagai tenaga kerja.

Sumber daya manusia sangat berpengaruh terhadap berkembangnya

organisasijugasebagai perangkat yang paling menentukan dalam mencapai

kegiatan organisasi. Oleh karena itu, organisasi harus senantiasa memperhatikan

keberlangsungan sumber daya manusia yang telah dimilikinya.Tujuan perusahaan

tidak akan tercapai tanpa peran aktif karyawan meskipun alat-alat yang dimiliki

perusahaan begitu canggihnya. Alat-alat canggih yang dimiliki perusahaan tidak

ada manfaatnya bagi perusahaan, jika peran aktif karyawan tidak diikutsertakan.

Seperti yang dikatakan oleh Hasibuan (2003:10) yang menyatakan bahwa

“Karyawan adalah kekayaan utama suatu perusahaan, karena tanpa keikutsertaan

mereka, aktivitas perusahaan tidak akan terjadi, karyawan berperan aktif dalam

menetapkan rencana, sistem, proses, dan tujuan yang ingin dicapai.

Untuk mendorong pegawai agar selalu bekerja lebih giat dan rajin, suatu

(5)

memperoleh hasil yang lebih baik dalam pelaksanaan tugasnya, ini berkaitan

dengan tingkat produktivitas pegawai. Apabila produktivitas pegawai tinggi

maka produktivitas organisasi pun akan tinggi begitu juga sebaliknya.

Produktivitas kerja saat ini menjadi permasalahan yang tidak terelakkan

lagi dikalangan pekerja terutama di Indonesia. Berdasarkan data World

Economic Forum (WEF) tahun 2012 Indonesia berada pada peringkat ke 50 dari

144 negara yang disurvei mengenai tingkat produktivitasnya.Peringkat

Indonesia berada dibawah peringkat negara tetangga yaitu Malaysia yang

berada di peringkat ke-25. Data yang ada menunjukkan bahwa produktivitas

kerja di Indonesia masih rendah, terlihat dengan belum adanya kesadaran yang

muncul dari para pekerja untuk dapat bekerja secara kreatif.

Produktivitas akan berpengaruh terhadap berkembangnya suatu

perusahaan, organisasi, dan bahkan suatu bangsa. Produktivitas merupakan

permasalahan yang menarik untuk dikaji, melihat masih banyaknya tenaga

kerja/pegawai yang memiliki tingkat produktivitas yang rendah. Salah satu

organisasi pemerintahan yang dituntut untuk meningkatkan produktivitas kerja

pegawainya adalah Sekretariat Daerah Kota Sukabumi.

Sekretariat Daerah Kota Sukabumi berlaku sebagai koordinator dalam

pelaksanaan tugas Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Daerah, melaksanakan

perumusan kebijakan Pemerintah Daerah yang akuntabel sekaligus selaku

pengendali terhadap pelaksanaan penyelenggaraan kegiatan perangkat daerah

yang ada di lingkungan Pemerintah Kota Sukabumi. Kedudukan Dinas Daerah,

(6)

3

Eka Fitriyanti, 2015

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA SEKRETARIAT DAERAH KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pemerintahan Kota Sukabumi yang bertanggung jawab kepada Walikota

Sukabumi Melalui Sekretariat Daerah.

Dengan tugas dan tuntutan untuk memberikan pelayanan yang prima

kepada masyarakat, Sekretariat Daerah Kota Sukabumi berusaha memberikan

kinerja yang unggul dalam pelaksanaan tugasnya. Pegawai dituntut untuk dapat

bekerja secara efektif dan efisien dengan tujuan terciptanya Pemerintah Kota

Sukabumi yang baik. Akan tetapipada kenyataanya penurunan produktivitas

masih terjadi, ini terlihat dari data yang akan disajikan oleh penulis. Data yang

akan disajikan adalah data kehadiran pegawai yang disajikan dari bulan Januari

hingga Desember 2014 yaitu sebagai berikut:

Tabel 1. 1

Data kehadiran Pegawai

Sekretariat Daerah Kota Sukabumi Bulan Januari-Desember 2014

Jumlah

(7)

Dari tabel 1.1 yang disajikan di atas dapat kita ketahui bahwa ada beberapa

pegawai yang membolos kerja, melihat persentase kehadiran yang tidak

mencapai 100%. Untuk lebih jelasnya data akan disajikan dalam bentuk grafik

yaitu sebagai berikut:

Gambar 1. 1

Grafik Rekapitulasi Kehadiran Pegawai

Bila melihat gambar 1.1 di atas akan lebih jelas terlihat bahwa untuk tiap

bulannya kehadiran pegawai mengalami kenaikan dan penurunan yang

menunjukkan bahwa kehadiran pegawai berada dalam keadaan tidak stabil. Pada

grafik yang berwarna biru menunjukkan persentase ketidakhadiran pegawai

sedangkan untuk grafik yang berwarna merah menunjukkan tingkat kehadiran

pegawai. Ketidakhadiran pegawai pada bulan Januari mencapai 23 persen untuk

bulan Februari mengalami penurunan menjadi 12 persen pada bulan Maret

(8)

5

Eka Fitriyanti, 2015

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA SEKRETARIAT DAERAH KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk bulan April mengalami kenaikan yang tinggi mencapai 34 persen dan

untuk bulan-bulan selanjutnya masih mengalami kenaikan dan penurunan.

Kehadiran seorang pegawai akan berpengaruh terhadap produktivitas kerja

karena tingkatkehadiran merupakan salah satu faktor yang menentukan

produktivitas organisasi. Dari adanya pegawai yang tidak hadir maka dapat

dikatakan bahwa pegawai tersebut tidak produktif, pegawai yang tidak hadir

tidak menghasilkan suatu output.Dengan adanya pegawai yang tidak produktif

instansi atau lembaga tidak bisa mencapai tujuan organisasi secara optimal.

Selain data di atas penulis juga menyajikan data yang tersaji pada tabel 1.2 yaitu

sebagai berikut:

Tabel 1. 2

Evaluasi Kinerja Program Sekretariat Daerah Kota Sukabumi

No Unit Kerja Program

1. Tata Pemerintahan

1. Penganalisisan bahan pembinaan dan petunjuk teknis yang berkaitan dengan pembinaan pemerintahan umum, otonomi daerah, kecamatan dan kelurahan serta hubungan antar lembaga 2. Penyelenggaraan dan pengkoordinasian kegiatan

di bidang pemerintahan umum, kecamatan dan kelurahan dan otonomi daerah

2. Bagian Hukum

1. Penyelenggaraan kegiatan di bidang penyusunan Peraturan Daerah dan produk lainnya, penyuluhan hukum, bantuan hukum, publikasi produk hukum daerah,dokumentasi hukum dan informasi hukum

2. Penyiapan bahan koordinasi, pengawasan dan pengendalian kegiatan penyusunan rancangan peraturan daerah dan produk hukum lainnya, penyuluhan hukum, bantuan hukum, publikasi produk hukum daerah, dokumentasi hukum dan informasi hukum.

(9)

informasi hukum kepada kecamatan/kelurahan

3. Organisasi dan Tata Laksana

1. Penyelenggaraan kegiatan di bidang kelembagaan dan ketatalaksanaan, serta pembinaan pelayanan publik

2. Penyiapan bahan koordinasi, pengawasan,dan pengendalian kegiatan perumusan kelembagaan, ketatalaksanaan dan pembinaan pelayanan publik 3. Pelaksanaan pembinaan dan pengkajian tata kerja, metode kerja, dan prosedur kerja perangkat daerah

4. Penyusunan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis pembinaan kelembagaan, ketatalaksanaan, dan pembinaan pelayanan publik

4. Administrasi Pembangunan

1. Pengumpulan bahan koordinasi dan penyusunan program tahunan pembangunan daerah

2. Pengumpulan bahan dan pengadministrasian program bantuan pembangunan dari provinsi, pemerintah pusat, bantuan pihak ketiga, dan masyarakat

3. Pengendalian administrasi pembangunan yang dibiayai APBD dan bantuan pembangunan dari provinsi, pemerintah pusat, bantuan pihak ketiga, dan dana pembangunan lainnya.

4. Analisis dan evaluasi pelaksanaan pembangunan

5.

Administrasi

Perekonomian

1. Penyelenggaraan pembinaan kegiatan di bidang ekonomi kerakyatan, jasa produksi, dan sarana perekonomian

2. Penyiapan bahan koordinasi, pengawasan, dan pengendalian kegiatan perumusan ekonomi kerakyatan, jasa produksi, dan sarana perekonomian.

6.

Administrasi

kesejahteraan

rakyat

1. Penyelenggaraan pembinaan kegiatan di bidang kesejahteraan sosial, keagamaan, pendidikan, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan perempuan, dan keluarga berencana

2. Penyiapan, pemantauan,pengkoordinasian, pengumpulan,pengolahan data serta penyiapan bahan koordinasi, pengawasan, dan pengendalian kegiatan perumusan di bidang kesejahteraan sosial, keagamaan, pendidikan,dan pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan perempuan, dan keluarga berencana

7.

Umum dan

(10)

7

Eka Fitriyanti, 2015

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA SEKRETARIAT DAERAH KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Protokol 2. Evaluasi dan penilaian kegiatan urusan rumah tangga, perlengkapan, protokol, dan pelayanan administrasi kepada seluruh perangkat daerah

8.

Perlengkapan

Setda dan Rumah

Jabatan

1. Merumuskan dan menetapkan bahan kebijakan teknis administratif di bidang inventarisasi dan analisa kebutuhan, pengadaan dan distribusi, dan pemeliharaan perlengkapan di lingkungan sekretariat daerah dan rumah jabatan

2. Penyelenggaraan kegiatan analisis kebutuhan, inventarisasi, pengadaan dan pemeliharaan perlengkapan sekretariat daerah dan rumah jabatan

3. Penyelenggaraan administrasi pengadaan barang dan perlengkapan sekretariat daerah dan rumah jabatan

4. Evaluasi dan penilaian kegiatan analisis kebutuhan, inventarisasi, pengadaan, dan pemeliharaan perlengkapan

9. Bagian Keuangan Dan

Kepegawaian

1. Penyedia dan pengelola data untuk penyusunan rencana kegiatan dan pelaporan

2. Penyelenggaraan kegiatan di bidang anggaran dan perbendaharaan, akuntansi dan verifikasi, dan urusan kepegawaian sekretariat daerah 3. Penyiapan bahan koordinasi, pengawasan dan

pengendalian kegiatan perumusan anggaran dan perbendaharaan, akuntansi dan verifikasi, dan urusan kepegawaian sekretariat daerah

4. Pengendalian pengeluaran keuangan sekretariat daerah sesuai dengan kebutuhan dan kondisi kas

(11)

Tabel 1. 3

Nilai Rata-Rata Hasil Kerja Pegawai Sekretariat Daerah Kota Sukabumi

No Unit Kerja

Nilai Rata-Rata Hasil Kerja % 2009 2010 2011 2012 2013 1 Tata Pemerintahan 70 52 40 80 75

2 Bagian Hukum 60 57 70 74 99

3 Organisasi dan Tata Laksana 45 40 80 66 67

4 Administrasi Pembangunan 68 59 53 78 77

5 Administrasi Perekonomian 55 48 65 80 88

6 Administrasi kesejahteraan rakyat 48 42 67 75 70

7 Umum dan Protokol 72 61 77 78 85

8 Perlengkapan Setda dan Rumah Jabatan 65 39 78 80 72

9 Bagian Keuangan Dan Kepegawaian 73 41 43 60 70

Total nilai rata-rata 61,7 48,7 63,6 74,6 78,1

Sumber: Sekretariat Daerah Kota Sukabumi

Keterangan :

Kriteria Nilai

Baik 80-100

Cukup 50-79

Kurang <50

Berdasarkan keterangan di atas diketahui bahwa rata-rata hasil kerja

karyawan belum dapat dikategorikan baik karena masih berada pada kategori

cukup. Hal ini dapat dilihat pada tahun 2009 nilai rata-rata hasil kerja karyawan

(12)

9

Eka Fitriyanti, 2015

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA SEKRETARIAT DAERAH KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengalami penurunan yaitu sebesar13% menjadi 48,7% dikategorikan kurang.

Pada tahun 2011 mengalami kenaikan yaitu sebesar 14,9% menjadi 63,6%

dikategorikan cukup, pada tahun 2012 mengalami kenaikan kembali yaitu

sebesar 11% menjadi 74,6% dan untuk tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar

3,5% menjadi 78,1%. Dapat diketahui bahwa setiap tahunnya kinerja yang

ditunjukkan pegawai mengalami kenaikan dan penurunan. Kinerja pegawai

belum mencapai maksimal karena berdasarkan nilai rata-rata yang didapt masih

berada pad a kategori cukup. Ini menunjukkan adanya penurunan produktivitas

kerja yang terjadi pada Sekretariat Daerah Kota Sukabumi. Seperti yang

dikatakan oleh Stephen Robbins (2008:36) “Suatu organisasi dikatakan

produktif bila mencapai tujuan-tujuannya dan melaksanakannya sesuai dengan

cara mengubah masukan menjadi hasil dengan biaya serendah mungkin”. Oleh

karena itu, dapat disimpulkan bahwa produktivitas kerja pegawai pada

Sekretariat Daerah Kota Sukabumi dapat dikatakan rendah berdasarkan data

kehadiran pegawai serta dari data realisasi yang belum tercapai tiap tahunnya.

Faktor kunci yang mempengaruhi tinggi rendahnya produktivitas adalah

sikap orang-orang yang bekerjasama untuk memacu agar karyawan memiliki

produktivitas yang tinggi. Maka usaha yang harus dilakukan adalah perbaikan

SDM (Sumber Daya Manusia), sehingga akan ditemukan sumber daya manusia

yang profesional bukan hanya sekedar pengetahuan, teknologi, dan manejemen

tetapi profesionalisme yang berbentuk sikap dari para pegawainya.

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya produktivitas

(13)

yang menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas terdiri

dari 30 variabel yang dapat dinyatakan dengan singkat sebagai berikut:

a. Pada level keempat (tertinggi) yang mempengaruhi produktivitas secara

langsung adalah efektivitas (performance) dan efisiensi (penggunaan

sumber).

b. Pada level ketiga, yang mempengaruhi produktivitas secara tidak

langsung adalah keterampilan (skill), motivasi, metode dan biaya.

c. Pada level kedua, yang mempengaruhi produktivitas terdiri atas

kepemimpinan, pengalaman,iklim, insentif jadwal, struktur organisasi,

teknologi dan material.

d. Pada level pertama, adalah yang paling tidak langsung pengaruhnya atas

produktivitas kerja adalah kemampuan, gaya, latihan, kondisi fisik,

kesatuan, kesadaran sosial, tingkat aspirasi, proses, pembagian tugas,

kebijaksanaan, penelitian dan pengembangan, badan usaha, dan

perlengkapannya, standar, dan kuantitas.

Dari banyaknya faktor yang telah disebutkan di atas yang mempengaruhi

produktivitas kerja salah satunya adalah kepemimpinan dimana kepemimpinan

memiliki peranan yang penting serta urgent dalam suatu organisasi karena

pemimpin merupakan faktor penggerak seperti yang diungkapkan Hersey dan

Blanchard (dalam Sudarwan, 2009:41) “Leadership is the process of directing

and influencing the task-related activities of an a group members”.Berarti “Seorang pemimpin harus berusaha secara optimal menggerakkan bawahan,

(14)

11

Eka Fitriyanti, 2015

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA SEKRETARIAT DAERAH KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari pengertian di atas jelas terlihat bahwa pemimpin bertindak sebagai

penggerak sehingga tercipta pegawai yang produktif yang dapat mewujudkan

tujuan organisasi.

Sebaiknya pemimpin adalah orang yang mampu membuat rencana,

melaksanakan, dan mengadakan kontrol langsung kepada bawahannya.

Pemimpin yang seperti dijelaskan di atas adalah pemimpin yang mampu

menerapkan kepemimpinan transformasional karena sesuai dengan yang

dijelaskan oleh Hater dan Bass (1988) yang menyatakan bahwa “The dynamic of

transformational leadership involve strong personal identification with the

leader, joining in a shared vision of the future, or going beyond the self-interest

exchange of rewards for compliance”. Berdasarkan pengertian di atas terlihat

bahwa kepemimpinan transformasional merupakan kepemimpinan yang

mempunyai peran sentral dan strategis dalam membawa organisasi mencapai

tujuannya. Tentunya pimpinan ini tidak bertindak sebagai anggota tapi

benar-benar seorang pemimpin yang akan membawa bawahannya untuk mencapai

tujuan organisasinya, dan mampu menyamakan visi masa depan dengan

bawahannya.

Kepemimpinan transformasional juga merupakan salah satu pilihan untuk

menjawab masalah yang dihadapi organisasi, kepemimpinan transformasional

bisa digunakan untuk memimpin dan mengembangkan organisasi yang

berkualitas. Kepemimpinan ini menekankan dalam hal pernyataan visi dan misi

(15)

rangsanganintelektual, serta perhatian pribadi terhadap permasalahan individu

anggota organisasi.

Atas dasar kondisi pegawai yang telah dijelaskan di atas,jika kondisi ini

dibiarkan berlarut-larut maka mengakibatkan menurunnya produktivitas

organisasi secara keseluruhan. Karena jika produktivitas individu menurun maka

produktivitas organisasi pun ikut menurun begitupun sebaliknya. Oleh Karena

itu salah satu upaya untuk mengatasi masalah tersebut dengan cara melakukan

kepemimpinan transformasional secara efektif.

Berdasarkan uraian masalah di atas, maka penulis merasa tertarik untuk

mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Produktivitas Kerja pada Sekretariat Daerah

Kota Sukabumi”

1.2.Identifikasi dan Perumusan Masalah

Produktivitas kerja pastinya akan berbeda antara satu organisasi dengan

organisasi lainnya, ini disebabkan karena biasanya kondisi kerja, sistem yang

digunakan, iklim dan budaya yang ada berbeda ataupun yang berhubungan

langsung dengan SDM seperti motivasi dan semangat kerja yang dimiliki oleh

pegawai biasanya berbeda untuk tiap individunya.

Mengingat salah satu faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan

produktivitas kerja dalah kepemimpinan. Oleh karena itu, masalah produktivitas

kerja dalam penelitian ini akan dikaji dalam perspektif kepemimpinan

(16)

13

Eka Fitriyanti, 2015

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA SEKRETARIAT DAERAH KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan pernyataan masalah di atas, masalah dalam penelitian ini

secara spesifik dirumuskan dalam pertanyaan penelitian (Research question)

sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran efektivitas kepemimpinan transformasional pada

Sekretariat Daerah Kota Sukabumi?

2. Bagaimana gambaran tingkat produktivitas kerja karyawan pada

Sekretariat Daerah Kota Sukabumi?

3. Adakah pengaruh efektivitas dari kepemimpinan transformasional

terhadap tingkat produktivitas kerja karyawan pada Sekretariat Daerah

Kota Sukabumi?

1.3.Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memperoleh pengetahuan

dengan melakukan kajian secara ilmiah mengenai masalah kepemimpinan

terhadap produktivitas kerja pada Sekretariat Daerah Kota Sukabumi. Analisis

tersebut diperlukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kepemimpinan

transformasional terhadap peningkatan produktivitas kerja pada Sekretariat

Daerah Kota Sukabumi.

Secara khusus, tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui gambaran efektivitas kepemimpinan transformasional

pada Sekretariat Daerah Kota Sukabumi.

2. Untuk mengetahui tingkat produktivitas kerja karyawan pada Sekretariat

(17)

3. Untuk mengetahui efektivitas dari pengaruh kepemimpinan

transformasional terhadap tingkat produktivitas kerja karyawan pada

Sekretariat Daerah Kota Sukabumi.

1.4.Kegunaan Penelitian

Jika tujuan penelitian yang dikemukan di atas dicapai, penelitian ini akan

memberikan dua macam kegunaan, yaitu kegunaan teoritik dan kegunaan

praktis yaitu:

1. Kegunaan teoritik, yaitu sumbangan ilmu karena penelitian ini

memungkinkan untuk menambah serta memperkuat kebenaran suatu

teori.

2. Kegunaan praktis, yaitu kegunaan untuk memecahkan permasalahan

yang dihadapi manajemen atau organisasi.

a. Sebagai bahan informasi bagi pimpinan Sekretariat Daerah Kota

Sukabumi untuk dapat memahami sifat-sifat yang berkaitan dengan

produktivitas kerja karyawan, sehingga dapat dikembangkan model

pendekatan yang efektif agar tercipta kondisi kerja yang kondusif

bagi para pegawai.

b. Sebagai bahan informasi untuk para pegawai agar dapat

meningkatkan kinerja pegawainya yang berdampak terhadap

peningkatan produktivitas kerja pegawai.

c. Sebagai bahan bagi pembaca atau pihak lain yang membutuhkan

(18)

Eka Fitriyanti, 2015

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA SEKRETARIAT DAERAH KOTA SUKABUMI

(19)

BAB III

METODE DAN DESAIN PENELITIAN

3.1. Metode/Jenis Penelitian

Dalam suatu penelitian tentunya sangat penting untuk menetapkan metode

yang akan digunakan, ini bertujuan untuk mempermudah proses penelitian serta

untuk mendapatkan hasil yang terbaik oleh karena itu, metode yang dipilih harus

tepat.Menurut Sugiyono (2013:3) secara umum metode penelitian diartikan

sebagai cara ilmiah untuk medapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian survei eksplanasi (Explanatory survey) yaitu metode untuk menjelaskan

hubungan antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis.Objek telaahan

penelitian survei eksplanasi (Explanatory survey)adalah untuk menguji hubungan

antara variabel yang dihipotesiskan. Pada jenis penelitian ini, jelas ada hipotesis

yang akan diuji kebenarannya. Hipotesis itu sendiri menggambarkan hubungan

antara dua atau lebih variabel, untuk mengetahui apakah sesuatu variabel

berasosiasi ataukah tidak dengan variabel lainnya atau apakah sesuatu variabel

dipengaruhi atau tidak oleh variabel lainnya.

Berdasarkan penjelasakan di atas maka penulis menggunakan metode

penelitian survei eksplanasi yang bertujuan untuk memperoleh gambaran antara

dua objek penelitian yakni kepemimpinan transformasional dan produktivitas

(20)

56

Eka Fitriyanti, 2015

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA SEKRETARIAT DAERAH KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.2.Desain Penelitian

3.2.1. Operasional Variabel Penelitian

Penelitian ini memiliki variabel-variabel yang akan diteliti yang bersifat saling

mempengaruhi. Dalam hal ini dapat juga disebut sebagai objek penelitian. Menurut

Sugiyono (2013:60) variabel penelitian adalah “Segala sesuatu yang berbentuk apa

saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”. Operasionalisasi variabel

dilakukan untuk membatasi agar tidak terlalu meluas. Penelitian ini memiliki dua

variabel yang akan diteliti, yaitu:

1. Variabel bebas (Independen)

Variabel bebas meruapakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

sebab perubahan atau timbulnya variabel Dependent (Terikat). Dalam

penelitian ini yang menjadi variabel bebasnya adalah Kepemimpinan

Transformasional.

2. Variabel Terikat (Dependen)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi

variabel terikatnya adalah Produktivitas Kerja.

3.2.1.1.Operasional Variabel Kepemimpinan Transformasional

Kepemimpinan transformasional merupakan variabel independen (Variabel

(21)

transformasional adalah memotivasi dan memberi insiprasi kepada orang lain untuk

mencapai visi itu”.

Selanjutnya Husaini (2008:323) mengemukakan 4 indikator dalam

kepemimpinan transformasional, yaitu sebagai berikut:

1. Pengaruh ideal

Pengaruh ideal adalah perilaku yang membangkitkan emosi dan identifikasi

yang kuat dari pengikutnya terhadap pemimpin. Menurut

(Husaini,2008:323) pengaruh ideal menghasilkan rasa hormat (Respect) dan

rasa percaya diri (Trust) dari orang-orang yang dipimpinnya.

2. Motivasi inspirasional

Motivasi inspirasional adalah perilaku yang senantiasa menyediakan

tantangan dan makna atas pekerjaan orang-orang yang dipimpin, termasuk

didalamnya adalah perilaku yang mampu mengartikulasikan ekspektasi yang

jelas dan perilaku yang mendemonstrasikan komitmen terhadap sasaran

organisasi. Semangat ini dibangkitkan melalui antusiasme dan optimisme

pegawai. (Husaini, 2008:323)

3. Stimulasi intelektual

Stimulasi intelektual adalah pemimpin yang senantiasa menggali ide-ide

baru dan solusi yang kreatif dari orang-orang yang dipimpinnya. Pemimpin

juga selalu mendorong pendekatan baru dalam melakukan pekerjaan.

(22)

58

Eka Fitriyanti, 2015

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA SEKRETARIAT DAERAH KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

meningkatkan kecerdasannya, berfikir rasionalitas, dan dapat mengatasi

masalah secara hati-hati (Wibowo, 2013:286).

4. Pertimbangan individu

Pertimbangan individu merupakan pemberian perhatian khusus kepada

kebutuhan prestasi dan kebutuhan dari orang-orang yang dipimpinnya,

mendengarkan dengan penuh perhatian, memberikan dorongan dan pelatihan

bagi pengikut. Menurut Wibowo (2013:287) dalam pertimbangan individu

pemimpin memberikan perhatian secara personal, memperlakukan

masing-masing pekerja secara individual, serta memberikan coach.

Operasionalisasi variabel kepemimpinan Transformasional dapat dilihat lebih

jelas dari tabel berikut:

Tabel 3. 1

Operasionalisasi Variabel Kepemimpinan transformasional (X)

Variabel Indikator Ukuran Skala

(23)

intelektual Meningkatkan kehati-hatian dalam

pemecahan masalah

Ordinal

Pertimbangan individu

Memperlakukan bawahan secara individu

Ordinal

Pemberian pelatihan kepada bawahan

Ordinal

Sumber: Husaini Usman (2008:323), Wibowo (2013:287) &Gary Yulk, alih bahasa oleh Budi Supriyanto (2010:305)

3.2.1.2.Operasional Variabel Produktivitas Kerja Karyawan

Gilmore dan Erich Fromm (dalam Sedarmayanti, 2001: 79-82)

mengemukakan bahwa indikator produktivitas adalah:

a. Disiplin, meliputi tingkat kehadiran, tingkat ketaatan melaksanakan tugas,

tingkat ketaatan pada peraturan organisasi.

b. Tanggung jawab, meliputi tingkat kesanggupan melaksanakan tugas tepat

waktu, tingkat pencapaian tujuan organisasi dan tingkat pemeriksaan hasil

kerja.

c. Kreatif, meliputi kreativitas dalam menyelesaikan pekerjaan.

d. Percaya diri, meliputi tingkat kemampuan melaksanakan tugas.

Operasionalisasi variabel produktivitas kerja pegawai secara rinci dapat dilihat

(24)

60

Eka Fitriyanti, 2015

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA SEKRETARIAT DAERAH KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3. 2

Operasionalisasi Variabel Produktivitas Kerja Karyawan (Y)

Variabel Indikator Ukuran Skala

Produktivitas kerja

penyelesaian pekerjaan Ordinal

Tanggung

Memberikan ide-ide baru Ordinal Berani dalam mengambil

Sugiyono (2013:117) menyatakan bahwa “Populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

(25)

Populasi penelitian ini adalah Sekretariat Daerah Kota Sukabumi yang

berjumlah 148 karyawan, dari populasi yang telah ditentukan di atas yang berjumlah

148, maka dalam rangka mempermudah melakukan penelitian diperlukan suatu

sampel penelitian yang berguna ketika populasi yang diteliti berjumlah besar dalam

artian sample harus representatif atau mewakili dari populasi tersebut.

3.3.2. Sampel

Metode penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

random sampling yaitu suatu metode pengambilan sampel dengan memilih secara

acak sebagian dari populasi yang dijadikan sebagai responden, yang mempunyai

peluang yang sama untuk terpilih sebagai sampel.random sampling digunakan karena

populasi sifatnya heterogen, dilihat dari variabel-variabel penelitian, sedangkan salah

satu keandalan pendugaan adalah ditentukan oleh keseragaman populasi.

Ukuran sampel adalah bagian dari populasi. A sample is a subset of

popuation (Sekaran, 2006:267). Untuk mendapatkan (n) dalam populasi digunakan

rumus Slovin (Suliyanto, 2006:100). Ukuran sampel dihitung menggunakan rumus

sebagai berikut:

� = �� +

Dimana :

N = Jumlah populasi

(26)

62

Eka Fitriyanti, 2015

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA SEKRETARIAT DAERAH KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1 = Angka konstan

Dengan menggunakan rumus di atas maka ukuran sampel dalam penelitian

ini adalah sebesar :

� = 48� .48 +

� =60

Ukuran alokasi sampel pada masing-masing bagian dengan menggunakan

alokasi sampel proporsional dapat ditentukan dengan menggunakan rumus Newman

sebagai berikut :

�� =��� ��

Dimana :

�� = Besarnya sampel pada strata ke − i

�� = Besarnya populasi pada strata ke − i

N = Besarnya populasi keseluruhan n = Besar ukuran sampel

Berdasarkan rumusan di atas dapat diperoleh jumlah responden setiap

(27)

Tabel 3. 3

Populasi dan Sampel Penelitian

No Bagian Populasi Sampel

1 Tata Pemerintahan 12 5

2 Bagian Hukum 11 4

3 Organisasi dan Tata Laksana 10 4

4 Administrasi Pembangunan 10 4

5 Administrasi Perekonomian 10 4

6 Administrasi kesejahteraan rakyat 13 6

7 Umum dan Protokol 43 17

8 Perlengkapan Setda dan Rumah Jabatan 26 10

9 Bagian Keuangan Dan Kepegawaian 13 6

Jumlah 148 60

Sumber: Bagian Keuangan dan Kepegawaian SEKDA Kota Sukabumi

Berdasarkan hasil penghitungan di atas, maka ukuran sampel minimal yang

dipilih dalam penelitian adalah sebanyak 60 responden.

3.4.Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan prosedur dan merupakan prasyarat bagi

pelaksanaan pemecahan masalah penelitian. Pengumpulan data sangat diperlukan

untuk pengujian hipotesis yang dilakukan berdasarkan data yang terkumpul.

Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam membahas permasalahan

penelitian ini maka penulis menggunakan beberapa alat yang dapat digunakan

(28)

64

Eka Fitriyanti, 2015

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA SEKRETARIAT DAERAH KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Angket atau Kuesioner

Teknik pengumpulan data yang kedua adalah adalahangket atau

kuesioner. Peneliti menyebarkan kuesioner berupa pernyataan-pernyataan

tertulis yang harus dijawab responden.

Menurut Suharsimi Arikunto (2002:128) “Kuesioner adalah sejumlah

pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari

responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal lain yang ia

ketahui”.

Jenis kuesioner yang dipergunakan bersifat tertutup yaitu

pernyataan-pernyataan yang dibuat memerlukan penjelasan sehingga responden tinggal

memiliki jawaban yang tersedia dengan memberikan tanda silang (X) pada

masing-masing jawaban yang dianggap tepat. Pada penelitian menggunakan

angket ini untuk alternatif jawaban yang dipilih adalah kategori skala likert

penilaian lima.

Tabel 3. 4

Skala Pemberian Skor Skala Likert Alternatif Jawaban Pernyataan (Item)

Sangat Setuju (SS) 5

Setuju (S) 4

Ragu-Ragu (R) 3

Tidak Setuju (TS) 2

(29)

2. Studi Kepustakaan

Teknik pengumpulan data yang ketiga adalah studi kepustakaan yaitu

pengumpulan data dengan mempelajari buku, makalah, jurnal dan website

guna memperoleh informasi yang berhubungan dengan teori-teori dan

konsep-konsep yang berkaitan dengan masalah dan variabel yang diteliti

yang terdiri dari kepemimpinan transformasional dan produktivitas kerja.

3.5.Pengujian instrumen penelitian

Instrumen sebagai alat pengumpulan data penelitian, terlebih dahulu harus diuji

kelayakannya, agar data yang didapatkan merupakan data yang akurat. Instrumen

yang baik harus memenuhi dua syarat, yaitu valid dan reliabel. Seperti yang

diungkapkan oleh Sugiyono (2013:173), bahwa “Valid berarti instrumen tersebut

dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”. Instrumen yang valid

berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid.

Sedangkan instrumen yang reliabel menurut Sugiyono (2013:173) adalah “Instrumen

yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan

menghasilkan data yang sama.

Uji coba angket dilakukan terhadap 20 responden, yaitu kepada pegawai Dinas

Kesehatan Kab. Sukabumi. Data angket yang sudah terkumpul kemudian dihitung

validitas dan reliabilitasnya. Jumlah item angket yang diteliti dapat dilihat pada tabel

(30)

66

Eka Fitriyanti, 2015

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA SEKRETARIAT DAERAH KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3. 5

Jumlah Angket Uji Coba

No Variabel Jumlah Item Angket

1. Kepemimpinan transformasional (X) 18

2. Produktivitas Kerja (Y) 16

Total 34

Sumber: Data Hasil Uji Instrumen Penelitian

1.5.1 Uji Validitas

Pengujian alat pengumpulan data yang pertama adalah uji validitas dilakukan

dengan tujuan untuk mengetahui ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam

melakukan fungsi ukurnya.

Menurut Suharsimi Arikunto (2002:144)

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.

Rumus yang digunakan untuk menguji validitas adalah dengan rumus Product

Moment Correlation yang dikemukakan oleh Karl Pearson (Suharsimi Arikunto,

2002:146), yaitu:

� = � ∑ − ∑ . ∑

√[� ∑ − ∑ ][� ∑ − ∑ ]

Keterangan:

Rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

(31)

∑ = Kuadrat jumlah skor X

∑ = Jumlah hasil kali skor X dan Y ∑ = Jumlah skor X

∑ = Kuadrat jumlah skor Y

Berikut ini merupakan langkah-langkah yang dilakukan dalam uji validitas

instrumen angket tersebut yaitu sebagai berikut (Sambas Ali, 2010: 26-29):

1. Menyebarkan instrumen yan akan diuji validitasnya, kepada responden yang

bukan responden sesungguhnya.

2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.

3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran

data yang terkumpul. Termasuk didalamnya memeriksa kelengkapan pengisian

item angket.

4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang

diperoleh.

5. Memberikan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi pada tabel

pembantu.

6. Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap bulir/item

angket dari skor-skor yang diperoleh.

7. Menentukan titik kritis atau nilai tabel r, pada derajat bebas db= N-2 dan

tingkat signifikasi 95% atau α=0,05.

8. Membandingkan nilai koefisisen korelasi product moment hasil perhitungan

(32)

68

Eka Fitriyanti, 2015

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA SEKRETARIAT DAERAH KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

9. Membuat kesimpulan dengan cara membandingkan nilai r hitung dan nilai r

tabel, dengan kriteria uji:

Jika rhitung > rtabel, maka instrumen dinyatakan valid

Jika rhitung < rtabel maka instrumen dinyatakan tidak valid

berikut akan disajikan tabel hasil uji validitas dari angket uji coba dengan

responden sebanyak 20 orang di Dinas Kesehatan Kab. Sukabumi. Angket yang akan

diuji cobakan yaitu 18 item untuk variabel kepemimpinan transformasional dan 16

item untuk variabel produktivitas kerja.

Tabel 3. 6

(33)

Sumber: data hasil Uji Instrumen Penelitian

Tabel 3. 7

Hasil Uji Validitas Variabel Produktivitas Kerja No. Item r hitung r tabel Keterangan

1 0,545 0,444 Valid 2 0,774 0,444 Valid 3 0,599 0,444 Valid 4 0,710 0,444 Valid 5 0,668 0,444 Valid 6 0,657 0,444 Valid 7 0,772 0,444 Valid 8 0,662 0,444 Valid 9 0,618 0,444 Valid 10 0,610 0,444 Valid 11 0,611 0,444 Valid 12 0,677 0,444 Valid 13 0,549 0,444 Valid 14 0,655 0,444 Valid 15 0,768 0,444 Valid 16 0,638 0,444 Valid

Sumber: Data Hasil Uji Instrumen Penelitian

Berdasarkan tabel uji validitas di atas tampak bahwa untuk 18 item pada

variabel kepemimpinan transformasional dinyatakan valid, dan untuk 16 item pada

variabel produktivitas kerja dinyatakan valid.

1.5.2 Uji Reliabilitas

Pengujian alat pengumpulan data kedua adalah uji reliabilitas menunjuk pada

suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat

(34)

70

Eka Fitriyanti, 2015

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA SEKRETARIAT DAERAH KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang

dapat dipercaya juga.

Menurut Suharsimi Arikunto yang dimaksud dengan reliabilitas adalah

“Menunjukkan suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk

digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.

Reliabilitas menunjukkan tingkat keterandalan tertentu”.

Uji reliabilitas dimaksudkan untuk melihat konsistensi dari instrumen dalam

mengungkapkan fenomena dari sekelompok individu meskipun dilakukan dalam

waktu yang berbeda. Oleh karena instrumen yang dirancang tidak menggunakan

pembobotan skala dikotomi (1 dan 0) maka teknik pengujian yang cocok adalah

dengan menggunakan teknik alpha, sebagaimana dikemukakan oleh Suharsimi

(2002:171) bahwa “Teknik alpa digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang

skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian”. Dengan alpa

dilakukan untuk jenis data interval/essay. Sebagaimana diungkap oleh Suharsimi

Arikunto (2002:171). Adapun teknik alpha cronbach tersebut berbentuk rumus

seperti berikut:

� = [� − ] . [ −� ∑ � ]

Keterangan:

� = Reliabilitas instrumen

� = Banyaknya butir soal

(35)

� = Varians total

Berikut ini merupakan langkah-langkah yang dilakukan dalam uji reliabilitas

instrumen angket tersebut yaitu sebagai berikut (Sambas Ali, 2010: 31-35):

1. Menyebarkan instrumen yan akan diuji validitasnya, kepada responden yang

bukan responden sesungguhnya.

2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen

3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data

yang terkumpul. Termasuk didalamnya memeriksa kelengkapan pengisian item

angket.

4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang

diperoleh.

5. Memberikan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi pada tabel

pembantu.

6. Menghitung nilai varians masing-masing item dan varians total.

7. Menghitung nilai koefisien alfa

8. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas db=n-2 dan α=5%

9. Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nilai rhitung dan nilai rtabel

kriterianya yaitu:

Jika rhitung> rtabel berarti reliabel

(36)

72

Eka Fitriyanti, 2015

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA SEKRETARIAT DAERAH KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Perhitungan uji reliabilitas ini dilakukan dengan bantuan Microsoft Exel 2007,

Berikut adalah Rekapitulasi hasil Uji Reliabilitas:

Tabel 3. 8

Hasil Uji Realiabilitas Terhadap Variabel X Dan Variabel Y No. Variabel r hitung r tabel Keterangan

1 Kepemimpinan transformasional (X) 0,867 0,444 Reliabel

2 Produktivitas kerja (Y) 0,898 0,444 Reliabel

Sumber: Data Hasil Uji Instrumen Penelitian

Berdasarkan hasil uji reliabel di atas terhadap variabel kepemimpinan

transformasional dan produktivitas kerja terlihat bahwa kedua variabel tersebut

dinyatakan reliabel, sesuai dengan ketentuan bahwa rhitung> rtabel.

3.6.Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah cara untuk melaksanakan analisis terhadap data.

Tujuan dari teknik analisis data ini adalah untuk mengolah data menjadi informasi,

sehingga karakteristik data dapat dipahami dan bermanfaat untuk menjawab

masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian.

Untuk mencapai tujuan analisis data tersebut maka langkah–langkah yang dapat

dilakukan menurut Sambas Ali M (2010:159) adalah sebagai berikut:

1. Tahap pengumpulan data, dilakukan melalui instrumen pengumpulan data.

2. Tahap editing, yaitu memeriksa kejelasan dan kelengkapan pengisian

(37)

3. Tahap koding (pemberian kode), yaitu proses mengidentifikasi dan

mengklasifikasi setiap pertanyaan yang terdapat dalam instrumen

pengumpulan data menurut variabel-variabel yang diteliti. Pada tahap ini

dilakukan pemberian kode atau skor untuk setiap opsi dari setiap item

berdasarkan ketentuan yang ada.

4. Tahap tabulasi data, yaitu mencatat atau entri data ke dalam tabel induk

penelitian. Dalam hal ini hasil koding dituangkan ke dalam tabel rekapitulasi

secara lengkap untuk seluruh item setiap variabel.

5. Tahap pengujian kualitas data, yaitu menguji validitas dan reliabilitas

instrumen pengumpulan data.

6. Tahap mendeskripsikan data, yaitu tabel frekuensi dan atau diagram, serta

berbagai ukuran tendensi sentral, maupun ukuran dispensi. Tujuannya

memahami karakteristik data sampel penelitian.

7. Tahap pengujian hipotesis, yaitu tahap pengujian terhadap

proposisis-proposisi yang dibuat apakah proposisis-proposisi tersebut ditolak atau diterima, serta

bermakna atau tidak. Atas dasar pengujian hipotesis inilah selanjutnya

keputusan dibuat.

Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan dua macam teknik

(38)

74

Eka Fitriyanti, 2015

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA SEKRETARIAT DAERAH KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.6.1. Teknik Analisis Data Deskriptif

Sugiyono (2013:207-208) menyatakan bahwa:

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

Analisis ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan–pertanyaan yang telah

dirumuskan dalam rumusan masalah. Untuk menjawab rumusan masalah no.1 dan

no.2 teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, yakni untuk

mengetahui efektivitas gaya kepemimpinan trasformasional, dan untuk mengetahui

gambaran mengenai tingkat produktivitas kerja pegawai pada Sekretaris Daerah Kota

Sukabumi.

Dalam teknik analisis data statistik deskriptif ini pun termasuk penyajian data

melalui tabel, grafik, diagram, persentase, frekuensi, perhitungan mean, median dan

modus.Untuk mempermudah dalam mendeskripsikan variabel penelitian digunakan

kriteria tertentu yang mengacu pada skor angket yang diperoleh dari responden.

Langkah kerja analisis data deskriptip meliputi:

1. Melakukan editing data, yaitu memeriksa kelengkapan jawaban responden,

meneliti konsistensi jawaban, dan menyeleksi keutuhan kuesioner sehingga

data siap diproses.

2. Melakukan input data (tabulasi), berdasarkan data yang diperoleh dari

responden.

(39)

4. Menghitung data yang sudah diperoleh, baik dalam bantuk tabel ataupun

grafik.

5. Melakukan analisis berdasarkan data yang sudah disajikan.

3.6.2. Teknik Analisis Data Inferensial

Statistik inferensial meliputi statistik parametris yang digunakan untuk data

interval dan ratio serta statistik nonparametris yang digunakan untuk data nominal

dan ordinal. Analisis data ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan yang telah

dirumuskan dalam rumusan masalah no.3 yaitu untuk mengetahui “Seberapa besar

pengaruh efektivitas kepemimpinan transformasional terhadap produktivitas kerja

pada Sekretariat Daerah Kota Sukabumi”.

Analisis data inferemsial yang digunakan adalah analisis regresi sederhana.

Analisis regresi sederhana ini digunakan karena tujuan penelitian hendak mengkaji

ada atau tidaknya pengaruh antara variabel dan jenis data yang diperoleh berbentuk

data ordinal.

Adapun langkah kerja analisis data inferensial (analisis regresi) yaitu:

1. Melakukan editing data, yaitu memeriksa kelengkapan jawaban responden,

meneliti konsistensi jawaban, dan menyeleksi keutuhan kuesioner sehingga

data siap diproses.

2. Melakukan input data (tabulasi), berdasarkan data yang diperoleh dari

responden.

(40)

76

Eka Fitriyanti, 2015

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA SEKRETARIAT DAERAH KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4. Menghitung nilai koefisien regresi.

5. Menghitung nilai uji statistik F

6. Menentukan titik kritis atau nilai tabel r atau nilai tabel F, pada derajat bebas

(db= N – k – 1) dan tingkat signifikasi 95% atau α = 0,05.

7. Membandingkan nilai hitung r ata nilai hitung F dengan nilai r atau nilai F

yang terdapat dalam tabel.

8. Membuat kesimpulan. Kriteria kesimpulan: jika nilai hitung r atau F lebih

besar dari nilai tabel r atau F, maka item angket dinyatakan signifikan.

Mengingat data variabel penelitian seluruhnya diukur dalam bentuk skala ordinal,

sementara pengolahan data dengan penerapan statistik parametrik mensyaratkan data

sekurang-kurangnya harus diukur dengan skala interval, maka terlebih dahulu semua

data ordinal ditransformasikan menjadi skala interval dengan menggunakan Methode

Succesiv Interval (MSI) dapat dioperasikan dengan salah satu program tambahan

pada Microsoft Excel 2007, yaitu program Succesiv Interval. Langkah-langkah yang

dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Input skor yang diperoleh pada lembar kerja (Work Sheet) Excel.

2. Klik “Analize” pada Menu Bar.

3. Klik “Succesive Interval” pada menu Analize, hingga muncul kotak dialog “Method Of Succesive Interval”.

4. Klik “Drop Down” untuk mengisi Data Range pada kotak dialogInput,

dengan cara memblok skor yang akan dirubah skalanya.

(41)

6. Pada Option Min Value isikan/pilih 1 dan Max Value isikan/pilih 5

7. Masih pada Option, Check list Display Summary.

8. Selanjutnya pada output, tentukan Cell Output, hasilnya akan ditempatkan di

sel mana. Lalu klik “OK”.

Setelah data ditransformasikan dari skala ordinal ke interval, hipotesis dapat

langsung diuji dengan menggunakan uji persyaratan regresi yang meliputi uji

normalitas, linearitas, dan homogenitas, setelah itu dilakukan pengujian hipotesis

untuk mengetahui signifikasinya.

3.7.Pengujian Persyaratan Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

regresi. Sehubungan dengan hal tersebut, ada 3 syarat data yang harus di penuhi

sebelum melangkah pada analisis regresi, yaitu:

3.7.1.1. Uji Normalitas

Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya suatu

distribusi data. Hal ini penting diketahui berkaitan dengan ketepatan uji statistik yang

akan dipergunakan. Rumus yang akan digunakan dalam uji normalitas ini yaitu uji

Liliefors, kelebihan Liliefors test adalah penggunaan/perhitungan yang sederhana,

serta cukup kuat (power full) sekalipun dengan ukuran sample kecil. (Menurut Harun

Al Rasyid, dalam Sambas Ali, 2010:93).

(42)

78

Eka Fitriyanti, 2015

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA SEKRETARIAT DAERAH KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Susunlah data dari yang kecil ke besar. Setiap data ditulis sekali, meskipun

ada beberapa data.

2. Periksa data, beberapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (Frekuensi harus

ditulis).

3. Dari frekuensi susun frekuensi kumulatifnya.

4. Berdasarkan frekuensi kumulatif, hitunglah proporsi empirik (observasi).

5. Hitung nilai z untuk mengetahui theoritical proporation pada tabel z.

6. Menghitung theoritical proporation

7. Bandingkan empirical proporation dengan theoritical proporation, kemudian

carilah selisih terbesar titik observasinya.

8. Buat kesimpulan, dengan kriteria uji, Tolak HO jika D > D (n,a)

Bentuk hipotesis statistik yang akan di uji adalah:

H0 : X mengikuti distribusi normal

H1 : X tidak mengikuti distribusi normal

Berikut ini adalah tabel ditribusi pembantu untuk pengujian normalitas data:

Tabel 3. 9

Tabel Disribusi Pembantu untuk Pengujian Normalitas

X F fK SN (Xi) Z Fo (xi) Sn (Xi)-Fo (Xi) [Sn (Xi)-Fo(Xi)]

(43)

Keterangan:

Kolom 1: Sususan data dari kecil ke besar

Kolom 2: Banyak data ke i yang muncul

Kolom 3: frekuensi kumulatif. Formula, fk=f +fk Sebelumnya

Kolom 4: Proporsi empirik (observasi). Formula, Sn (Xi)=fk/n

Kolom 5: nilai Z, Formula,

=

xi−x

Dimana: X= = ∑ �

�dan

= ∑

�− ∑�� �−

Kolom 6: Theoritical Proporation (tabel z): Proporsi kumulatif luas kurva normal

baku dengan cara melihat nilai z pada tabel distribusi normal.

Kolom 7: Selisih Empirical Proporation denganTheoritical Proporationdengan cara

mencari selisij kolom (4) dan kolom (6).

Kolom 8: Nilai mutlak, artinya semua nilai harus bertanda positif. Tandai selisih

mana yang paling besar nilainya. Nilai tersebut adalah D hitung.

Selanjutnya menghitung D tabel pada a=0,05 dengan cara ,886

√� Kemudian

memberikan kesimpulan dengan kriteria:

(44)

80

Eka Fitriyanti, 2015

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA SEKRETARIAT DAERAH KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.7.1.2. Uji Homogenitas

Uji Homogenitas dilakukan untuk kepentingan akurasi data dan kepercayaan

terhadap hasil penelitian. Uji homogenitas menurut Sambas Ali M (2010:96)

merupakan uji perbedaan antara dua kelompok, yaitu dengan melihat perbedaan

varians kelompoknya”. Dengan itu maka pengujian homogenitas mengasumsikan

bahwa skor setiap variabel memiliki varians yang homogen. Uji statistika yang akan

digunakan adalah uji Barlett dengan menggunakan bantuan software Microsoft Office

Excel 2007dan menggunakan bantuan Method of Successive Intervals (MSI). Kriteria

yang peneliti gunakan adalah nilai hitung X2 > nilai tabel X2maka H0 menyatakan

varians skornya homogen ditolak, dalam hal lainnya diterima. Nilai hitung

X2diperoleh dengan rumus:

X2 = ([n]0) [B- (Σdb. LogSi2)]

Keterangan :

Si2 = Varians tiap kelompok data

Dbi n-1= Derajat kebebasan tiap kelompok

B = Nilai Barlett =(Log S2gab) (Σdbi)

S2gab = varians gabungan = S2gab =

∑ .

(Sambas Ali M, 2010:96)

Langkah-langkah yang peneliti tempuh dalam pengujian homogenitas varians

(45)

1) Menentukan kelompok-kelompok data dan menghitung vaians untuk tiap

kelompok tersebut.

2) Membuat tabel pembantu untuk memudahkan proses perhitungan.

Tabel 3. 10 Model Tabel Uji Berlett

Sampel Dn=n-1 S ���� ��. ���� db.

1 2 3

…. ….

3) Menghitung varians gabungan

4) Menghitung log dari varians gabungan

5) Menghitung nilai Barlett

6) Menghitung nilai

7) Menghitung nilai dan titik kritis

8) Membuat kesimpulan dengan kriteria sebagai berikut:

 Nilai X2hitung < X2tabel, maka H0 diterima atau variasi data dinyatakan

homogen.

 Nilai X2hitung  X2tabel, maka H0 ditolak atau variasi data dinyatakan

(46)

82

Eka Fitriyanti, 2015

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA SEKRETARIAT DAERAH KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.7.1.3. Uji Linieritas

Uji linieritas, dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan antara variabel

terikat dengan masing-masing variabel bebas bersifat linier. Langkah-langkah uji

linieritas regresi (Ating dan Sambas, 2006:296):

1) Menyusun tabel kelompok data variabel X dan variabel Y

2) Menghitung jumlah kuadrat regresi (JKReg[a]) dengan rumus :

JK �[ ] = ∑

3) Menghitung jumlah kuadrat regresi (JKReg[b/a]) dengan rumus :

JK �[ / ] = {∑ − ∑ . ∑ }

4) Menghitung jumlah kuadrat residu (JKRes) dengan rumus :

JK =∑ − JK �[ / ]− JK �[ ]

5) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (JKReg[a]) dengan rumus:

RJK � = JK �

6) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (JKReg[b/a]) dengan rumus:

RJK � / = JK � /

7) Menghitung jumlah kuadrat residu (JKE) dengan rumus :

(47)

8) Menghitung jumlah kuadrat eror (JKE) dengan rumus :

JK� = ∑ {∑ − ∑� }

9) Menghitung jumlah kuadrat tuna cocok (JKTC) dengan rumus :

JKTC = JKRes - JKE

10) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (RJKTC) dengan rumus :

RJKTC = � −

11) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat error (RJKE) dengan rumus :

RJK� = � − �

12) Mencari nilai Fhitung dengan rumus :

�ℎ� ��� =

� �

13) Mencari nilai Ftabel pada taraf signifikan 95%atau α = 5% menggunakan

rumus:

Ftabel = F(1-α)(dk TC, dk E) dimana db TC = k-2 dan db E=n-k

14) Membandingkan nilai uji Fhitung dengan nilai Ftabel

15) Kemudian membuat kesimpulan.

 Jika Fhitung < FTabel maka dinyatakan berpola linier

(48)

84

Eka Fitriyanti, 2015

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA SEKRETARIAT DAERAH KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.8.Pengujian Hipotesis

Menurut Sugiyono (2013:224)Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap

rumusan masalah penelitian. Kebenaran hipotesis itu harus dibuktikan melalui data

yang terkumpul. Sedangkan pengujian hipotesis adalah suatu prosedur yang akan

menghasilkan suatu keputusan dalam menerima atau menolak hipotesis ini. Pada

dasarnya menguji hipotesis itu adalah menaksir parameter populasi berdasarkan data

sample.

Untuk memperoleh gambaran mengenai ada tidaknya pengaruh antara

variabel X (Kepemimpinan Transformasional) terhadap variabel Y (Produktivitas

kerja), maka dilakukan pengujian atas tingkat keberartian korelasi perhitungan

tersebut. Adapun langkah-langkah yang digunakan penelitian dalam pengujian

hipotesis seperti yang dikemukakan Harun Rasyid (Ating Somantri dan Sambas Ali

M., 2006:161), yaitu:

Pengujian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini mengikuti

langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menentukan rumusan hipotesis H0 dan H1

� : � = : Tidak ada pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap

produktivitas kerja pada Sekretariat Daerah Kota Sukabumi

� : � ≠ : Terdapat pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap

(49)

2. Membuat Persamaan dan KoefisienRegresi Linier Sederhana

Langkah selanjutnya adalah dengan menghitungnya dengan menggunakan

Analisis Linier Sederhana.Analisis regresi digunakan untuk menelaah

hubungan antara dua variabel atau lebih, terutama untuk mengetahui bagaimana

variasi dari beberapa variabel independen mempengaruhi variabel depanden

dalam sebuah fenomena.Dalam Analisis Regresi Linier Sederhana ini terdapat

satu variabel yang diramalkan (depedent variable) yaitu kepemimpinan

transformasional (independent variable) produktivitas kerja. Maka bentuk

umum dari Analisis Regresi Linier Sederhana adalah:

Ŷ = a + bx

Dimana :

Ŷ = Kepemimpinan Transformasional X = Produktivitas Kerja

a = Harga Y bila X = 0 (harga konstan)

b =Angka arah/koefisien regresi yang menunjukan angka peningkatan

ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel

independen. Bila b (+) maka naik, dan bila b (-) maka terjai penurunan.

Dengan nilai a dan b adalah sebagai berikut:

= ∑ � ∑− ∑− ∑

=

� ∑

� ∑

− ∑

− ∑

(50)

86

Eka Fitriyanti, 2015

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA SEKRETARIAT DAERAH KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Menentukan uji statistik yang sesuai. Uji statistik yang digunakan adalah uji F,

yaitu

� =

, untuk melakukan uji F, dapat mengkuti langkah-langkah berikut:

a. Menghitung jumlah kuadrat regresi ( )

� = ∑

b. Menghitung jumlah kuadrat regresi b│a (JK reg b│a)

� │ = . ∑ −

∑ . ∑ �

c. Menghitung residu (JKres)

= ∑ − � │ − �

d. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a (RJK reg (a)) dengan rumus:

� = �

e. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJK reg (b/a)) dengan

rumus:

� │ = � │

f. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJK res) dengan rumus:

= � −

g. Menghitung nilai uji F dengan rumus:

(51)

4. Menentukan nilai kritis dengan derajat kebebasan untuk dbreg = 1 dan dbreg = n

-2

5. Membandingkan nilai uji F terhadap nilai Ftabel = F(1-a)(dbreg(b│a)(dbres)

Dengan kriteria pengujian: jika nilai uji F >F el , maka tolak H yang

menyatakan bahwa tidak ada pengaruh antara kepemimpinan transformasional

terhadap produktivitas kerja pegawai.

6. Membuat kesimpulan.

Untuk mengetahui hubungan antara variabel X dengan variabel Y dicari

dengan menggunakan rumus koefisien korelasi. Koefisien korelasi dalam penelitian

ini menggunakan Korelasi Product Moment yang dikembangkan oleh Karl Pearson

(Sambas Ali Muhidin, 2010:26), seperti berikut:

r = � ∑ − ∑ . ∑

√[� ∑ − ∑ ] . [� ∑ − ∑ ]

Koefisien korelasi (r) menunjukkan derajat korelasi antara variabel X dan

variabel Y. Nilai koefisien korelasi harus terdapat dalam batas-batas: -1 < r < +1.

Tanda positif menunjukkan adanya korelasi positif atau korelasi antara kedua

variabel yang berarti. Setiap kenaikan nilai variabel X maka akan diikuti dengan

penurunan nilai Y, dan berlaku sebaliknya.

 Jika nilai r = +1 atau mendekati +1, maka korelasi antara kedua variabel

(52)

88

Eka Fitriyanti, 2015

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA SEKRETARIAT DAERAH KOTA SUKABUMI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

 Jika nilai r = -1 atau mendekati -1, maka korelasi antara kedua variabel sangat

kuat dan negatif.

 Jika nilai r = 0, maka korelasi variabel yang diteliti tidak ada sama sekali atau sangat lemah.

Tabel 3. 11

Batas-batas Nilai r (Korelasi)

Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat lemah 0,20 – 0,399 Lemah 0,40 – 0,599 Cukup Kuat 0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,00 Sangat kuat

Sumber : Sugiyono (2011 : 183)

Selanjutnya untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel X terhadap

variabel Y, maka digunakan koefisien determinasi (KD) dengan rumus:

KD = r x 100%

dimana:

KD = Koefisien Determinasi

(53)

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada variabel kepemimpinan

transformasional terhadap produktivitas kerja pada Sekretariat Daerah Kota

Sukabumi dapat disimpulkan bahwa:

1. Efektivitas kepemimpinan transformasional pada Sekretariat Daerah Kota

Sukabumi berada pada kategori efektif. Tetapi masih ada beberapa hal yang

belum sesuai dengan kepemimpinan transformasional sehingga harus

dilakukan perbaikan yaitu mengenai belum mampunya pemimpin

membangkitkan antusiasme para pegawainya dalam bekerja serta belum

mampunya pemimpin dalam membangkitkan optimisme pegawai dalam

bekerja.

2. Tingkat produktivitas kerja pada Sekretariat Daerah Kota Sukabumi berada

pada kategori sedang. Dengan melihat hasil yang ada dapat diketahui bahwa

pegawai termasuk pegawai yang cukup produktif, dengan munculnya sikap

disiplin. Namun adapun sikap yang menunjukkan bahwa produktivitas kerja

pegawai masih belum optimal seperti sikap tanggung jawab yang dimiliki

oleh masing-masing pegawai.

Gambar

Tabel 1. 1 Data kehadiran Pegawai
Gambar 1. 1
Tabel 1. 2
Tabel 1. 3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Terkait bidang hukum, ada permasalahan teknis dari kriteria yang berdasarkan perundang-undangan untuk menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam surat

Semoga bermanfaat dan dapat kita praktekkan hidup sehat dengan minum air mineral secara teratur dalam hidup kita.. Sumber ; www.hidupsehat.web.id dan

Inovasi sumber energi listrik yang akan dibuat pada Tugas Akhir ini adalah pembuatan prototipe pembangkit listrik yang memanfaatkan naiknya fluida melalui pipa kapiler

Proses Pembelajaran Pada Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Dalam Meningkatkan Kemampuan Kewirausahaan Peserta Lkp Inge Sumedang.. Universitas Pendidikan Indonesia |

PENGEMBANGAN ALAT UKUR DAYATAHAN KEKUATAN OTOT PERUT BERBASIS MICROCONTROLLER MENGGUNAKAN SENSOR GERAK INFRARED DENGAN TES SIT UP.. Universitas Pendidikan Indonesia |

When input “A” is high, transistors Q1 and Q3 are turned on and current flows from the positive supply, through Q1, through the motor winding, through Q3, and to ground.. When “A”

Hipotesis awal penelitian ini adalah pemberian enhancer Na Lauryl Sulfat dalam patch topikal yang mengandung ekstrak etanol rimpang kencur (Kaempferia galanga L.)

Melakukan suatu bentuk kegiatan dengan mengedepankan kalender event yang sudah ada atau yang menjadi program pemerintah kabupaten bekasi menjadi acuan bagi Radio Wibawa Mukti