• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prototipe Pembangkit Listrik Tenaga Air Memanfaatkan Teknologi Sistem Pipa Kapiler

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Prototipe Pembangkit Listrik Tenaga Air Memanfaatkan Teknologi Sistem Pipa Kapiler"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi yang berjudul “Prototipe Pembangkit Listrik Tenaga Air Memanfaatkan Teknologi Sistem Pipa Kapiler” membahas tentang analisa dan percobaan tentang proses naiknya fluida dari bawah menuju ke atas dan pembuatan prototipe pembangkit listrik tenaga air. Proses naiknya fluida ini merujuk pada proses transportasi pada tumbuhan yang terjadi pada akar, batang dan daun. Pada percobaan yang telah dilakukan dengan memvariasikan ketinggian (75 cm, 90 cm, 105 cm, 120 cm, 135 cm, 150, 165 cm dan 180 cm) dan diameter pipa (Ф 2 mm, Ф 6 mm, Ф 8 mm) maka didapatkan hasil percobaan berupa debit, kecepatan fluida didalam pipa dan laju aliran massa fluida kemudian dilakukan perhitungan daya listrik pada alternator. Setelah percobaan dan analisa data telah dilakukan maka dilakukan perancangan prototype pembangkit listrik tenaga air.

Kata KunciPipa Kapiler, Naiknya Fluida, Tinggi Pipa Kapiler, Diameter Pipa Kapiler, Pembangkit Listrik.

PENDAHULUAN

NERGI listrik merupakan kebutuhan utama bagi manusia. Energi Listrik digunakan dalam kehidupan masyarakat yang hanya berkapasitas rendah sampai ke dunia Industri dalam jumlah yang sangat besar.Namun penggunaan energi listrik yang berasal dari Pembangkit Listrik Negara (PLN) berbahan bakar minyak, batubara dan gas alam. Bahan bakar tersebut merupakan energi fosil dimana energi tersebut merupakan energi yang tidak dapat diperbaharui dan akan habis jika terus digunakan.

Banyak sekali inovasi yang dibuat untuk menciptakan sumber energi yang dapat diperbaharui seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut (PLTGL), Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTG) dan Pembangkit Listrik Tenaga Suara (PLTS).

Inovasi sumber energi listrik yang akan dibuat pada Tugas Akhir ini adalah pembuatan prototipe pembangkit listrik yang memanfaatkan naiknya fluida melalui pipa kapiler di batang tumbuhan yang aliran airnya berasal dari akar menuju batang, mengalir naik terus menuju daun serta kembali lagi dari daun menuju ke bawah tanah sehingga sifat fluidanya berotasi. Dari peristiwa naik dan turunnya air pada tumbuhan, maka dibuatkan protipe yang mengacu pada proses naiknya air ke atas secara natural. Air yang berada di atas ditampung ke bak kemudian disalurkan untuk menggerakkan baling - baling pada generator sehingga menghasilkan listrik

METHODOLOGI

Metodologi yang digunakan dalam pengerjaan yang berjudul “Prototipe Pembangkit Listrik Tenaga Air

Memanfaatkan Teknologi Sistem Pipa Kapiler adalah sebagai berikut

A. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Dimulai dengan mengidentifikasi dan merumuskan masalah mengenai pengerjaan yang akan dilakukan dan juga batasan masalahnya. Pengidentifikasian dan perumusan ini dilakukan untuk menyederhanakan masalah sehingga memudahkan pengerjaan dan penyelesaian penulisan skripsi.

B. Studi Literatur

Pengumpulan bahan pustaka seperti proses yang terjadi pada pipa kapiler dan fluida cair yang bersumber dari buku, artikel, paper dan internet sedangkan tempat pencarian literatur mengenai desain prototipe pembangkit listrik tenaga air memanfaatkan teknologi sistem pipa kapiler dibeberapa tempat, diantaranya Perpustakaan Pusat ITS, Ruang Baca FTK, Ruang Baca Jurusan Teknik Sistem Perkapalan, Laboratorium Mesin Fluida dan Sistem Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK.

C. Penentuan Spesifikasi Teknis Komponen

Pada tahapan ke tiga ini, sebelum melakukan percobaan dan pembuatan alat maka dilakukan penentuan spesifikasi komponen untuk dapat menunjang percobaan dan perancangan yang akan dilakukan.

D. Pembuatan Model Percobaan

Pembuatan prototype percobaan ini mengacu pada proses naiknya fluida pada tumbuhan mulai dari akar lalu menuju ke batang dan naik ke atas menuju ke daun. Proses transportasi tumbuhan ini disebabkan oleh tekanan akar, daya kapilaritas batang dan daya hisap daun. Tiga proses inti inilah maka dibuatkan perancangan sebuah alat yang mengacu pada proses transportasi tumbuhan tersebut sehingga fluida dapat naik ke atas secara natural tanpa adanya energi tambahan seperti pompa.

E. Percobaan

Pelaksanaan dilakukan di dalam ruangan sehingga suhunya merupakan suhu ruang 270C. Langkah - langkah percobaan sebagai berikut

1. Mempersiapkan alat ukur seperti penggaris, busur, stopwatch, tachometer dan multitester.

2. Variasi jumlah dan volume dari bak hisap, bak penampung fluida.

3. Variasi ukuran panjang dan diameter pipa kapiler. 4. Karakteristik dari fluida yang digunakan.

Prototipe Pembangkit Listrik Tenaga Air

Memanfaatkan Teknologi Sistem Pipa Kapiler

Yogo Pratisto, Hari Prastowo, Soemartoyo WA

Jurusan Teknik Sistem Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111

e-mail

: yogopratisto@gmail.com, hariprastowo@gmail.com

(2)

Gambar 1 Alat Percobaan

F. Pengumpulan Data Percobaan

Setelah dilakukan percobaan maka percobaan yang berhasil karena fluida naik ke atas secara natural diambil data - data

5. Jumlah dan ketinggian bak hisap

Dari data - data tersebut maka didapatkan alat percobaan yang terbaik untuk digunakan dalam perancangan alat Pembangkit Listrik Tenaga Air.

G. Analisa Data Percobaan

Pada tahapan analisa data percobaan, data-data yang telah dikumpulkan dan prototipe yang sudah dirancang nantinya akan dianalisa sesuai teori yang ada.

H. Perancangan Alat

Setelah percobaan selesai maka dilakukan perancangan alat Pembangkit Listrik. Desain peralatan sebagai berikut

I. Pengumpulan Data Perancangan

Setelah dilakukan perancangan alat Pembangkit Listrik Tenaga Air maka diambil data - data percobaan seperti 1. Jumlah model percobaan yang dibutuhkan

2. Daya yang dihasilkan

J. Analisa Data Perancangan

Pada tahapan analisa data perancangan, data-data yang telah dikumpulkan dan prototipe yang sudah dirancang nantinya akan dianalisa sesuai teori yang ada.

Tabel 1 Aliran fluida percobaan

K. Kesimpulan dan Saran

Pada tahapan kesimpulan ini diharapkan dapat menjawab tujuan dari percobaan yang telah dilakukan. Kemudian diberikan pula saran sesuai desain yang ada. Maka dengan saran tersebut diharapankan dapat memperbaiki penelitian serupa selanjutnya.

ANALISA DATA

A. Analisa Alat Percobaan

Alat percobaan yang fluidanya dapat naik ke atas dan kembali lagi ke bawah secara natural tanpa adanya pompa berdasarkan percobaan “Helon Fountain” (Lihat Gambar 1).

Pada perancangan percobaan diatas, botol A, B dan C disusun seperti diatas dengan volume botol A dan B sebesar 1,5 liter sedangkan botol C sebesar 0,75 liter. Botol A sebagai reservoir sehingga botol A berhubungan dengan udara luar dengan tekanan 1 atm. Botol B berisi air dengan volume fluida air 1 liter dan udara 0,5 liter sedangkan botol C berisi udara dengan volume 1,5 liter. Aliran fluida di perancangan percobaan ini sebagai berikut (Lihat Tabel 1)

B. Pengambilan Data Ketinggian Selang, Diameter Selang, Jenis Fluida, Debit, Kecepatan Fluida di Pipa dan Laju Aliran Massa

(3)

Tabel 2 Pada Diameter 2 mm

Tabel 3 Pada Diameter 6 mm

Tabel 4 Pada Diameter 8 mm Dimana,

Q = debit (m3/s) V = volume (m3) t = waktu (sekon)

Kemudian dilakukan perhitungan kecepatan fluida di dalam pipa kapiler. Persamaannya sebagai berikut

Dimana,

v = kecepatan fluida di dalam pipa (m/s)

Q = debit (m3/s)

A = luas penampang pipa (m2) = πr2

Setelah mengetahui nilai dari kecepatan di dalam pipa kapiler yang berhubungan dengan debit fluida dan luas permukaan pipa kemudian dilakukan perhitungan laju aliran massa fluida. Perhitungan ini dilakukan untuk mengetahui berapa banyak massa yang mengalir pada kecepatan tertentu yang akan menabrak sudu pada turbin. Laju aliran massa merupakan hasil perkalian antara massa fluida (air atau oli), luas penampang pipa dan kecepatan fluida di dalam pipa sehingga persamaan laju aliran massa fluida sebagai berikut

=

dimana,

= laju aliran massa fluida (kg/s) ρ = massa jenis (kg/m3) A = luas permukaan pipa (m2)

v = kecepatan fluida (m/s)

data percobaan dan analisa data sebagai berikut (Lihat Tabel 2, 3, dan 4).

Tabel 5 Pada Diameter 2 mm pada Fluida Oli

Tabel 6 Pada Diameter 6 mm pada Fluida Oli

Tabel 7 Pada Diameter 8 mm pada Fluida Oli

Untuk percobaan dan analisa pada fluida jenis oli dengan viskositas dan massa jenis fluida yang lebih besar daripada air adalah sebagai berikut (Lihat Tabel 5-7 )

Setelah data percobaan maka didapatkan hasil hubungan antara ketinggian pipa dengan debit, kecepatan dan laju aliran massa sebagai berikut (Lihat Grafik 1 dan 2).

C. Perhitungan Daya Listrik

Setelah mengetahui pengaruh ketinggian terhadap diameter pipa, debit, kecepatan dan mass flowrate maka selanjutnya dilakukan perhitungan daya listrik yang mengacu pada jurnal “Pengaruh Jarak dan Ukuran Nozzle pada Putaran Sudu terhadap Daya Listrik Turbin Pelton” oleh Dr. Sri Purnomo Sari, S.T, M.T dan Rendi Yusuf. Data sebagai berikut (Lihat Tabel 8)

Sebelum dilakukan perhitungan daya, maka dilakukan pengukuran tinggi minimum dari tinggi input (h input) menuju ke tinggi output (h out). Maka didapatkan,

a. Jarak nozzle terhadap sudu turbin peleton adalah 9 cm.

b. Diameter sudu turbin peleton adalah 20 cm, maka jari – jarinya sebesar 10 cm.

c. Tebal daun sudu sebesar 1 cm

d. Bak penampung air mempunyai ketinggian 10 cm e. Bak penampung air dari turbin mempunyai ketinggian 5 cm.

Total minimum ketinggian sebesar 200 cm sehingga h outmin = h in + 35 cm

(4)

h outmin = 101 cm

Grafik 1 Hubungan Tinggi dan Debit pada Air

Grafik 2 Hubungan Tinggi dan Debit pada Oli

Jadi tinggi minimum output sebesar 101 cm. jika kurang dari 101 cm maka tinggi output pada variasi percobaan untuk fluida air maupun oli tidak dapat digunakan.

Dari data tersebut maka dilakukan pengkalibrasian data mulai dari diameter 2 mm, 6 mm dan 8 mm serta variasi ketinggian 75 cm sampai 180 didapatkan data bahwa diameter dan ketinggian yang sesuai adalah 8 mm dan ketinggian 105 cm. sehingga jumlah pipa kapiler yang dibutuhkan sebagai berikut (Lihat Tabel 9)

D. Perancangan Pembangkit Listrik Tenaga Air

Setelah melakukan percobaan dan analisa data serta spesifikasi alat pada Pembangkit Listrik Tenaga Air maka desain Pembangkit Listrik Tenaga Air sebagai berikut (Lihat Gambar 2)

KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil pada Tugas Akhir yang berjudul “Prototipe Pembangkit Listrik Tenaga Air Memanfaatkan Teknologi Sistem Pipa Kapiler” adalah 1. Ketinggian, diameter dan jeni pipa kapiler

2. menggunakan diameter yang berukuran kecil (2 mm, 6 mm, 8 mm) sehingga debit yang dihasilkan kecil. Debit terbesar pada diameter 8 mm sebesar 16,4 x 10-6 Liter/m3

dengan tinggi 105 cm. namun pada diameter lebih dari 10 mm, fluida tidak dapat naik.

Tabel 8 RPM dan Daya pada Turbin Pelton

Tabel 9 RPM, Daya dan Total setelah dikalibrasi

Gambar 2 Pembangkit Listrik

3. Pipa kapiler yang cocok untuk pembuatan pembangkit listrik tenaga air menggunakan diameter 8 mm dengan ketinggian 105 cm. Jumlah pipa kapiler mempengaruhi debit, kecepatan fluida di pipa kapiler, mass flowrate, RPM dari turbin dan daya dari generator.

4. Pipa yang digunakan adalah 33 buah, debit 16,4 x 10-6 Liter/m3, kecepatan fluida di dalam pipa 0,33 m/s dan mass flowrate 1,6 x 10-2 serta ukuran dimensi pembangkit listrik 4 meter x 2 meter dengan hasil 5 watt.

DAFTARPUSTAKA

[1]. Thamrin, Abdul Jamal. Rahasia Penerapan Rumus – Rumus Fisika SMA. Gitamedia Press. 2005

[2]. K Adi Gunawan, Roeswati. Tangkas Fisika - IPA SMU. Kartika. 2010

[3]. Purnomo, Sari; Yusuf Rendi. Pengaruh Jarak dan Nozzle

Pada Putaran Sudu Terhadap Daya Listrik Turbin Pelton”.

[4]. Fitriani, Alivia. Transpirasi pada Tumbuhan. http://blog.uad.ac.id/aliviaff/. 24 Januari 2014.

Perbandingan Tinggi Output (H out)

dan Debit (Q) pada Air

Perbandingan Tinggi Output (Hout) dan

Debit (Q) pada Oli

Ф 2mm

Ф 6mm

(5)

Gambar

Tabel 1 Aliran fluida percobaan
Tabel 2, 3, dan 4).
Grafik 2 Hubungan Tinggi dan Debit pada Oli

Referensi

Dokumen terkait

Pengetahuan Umum, Kosakata, Hubungan Kata, Aritmatika, Deret Angka dan Menghafal. Jadi pada hari H tanggal 2 juni 2014 tes GAT dilaksanakan di Politeknik Negeri Ujung Pandang,

Pada tabel 1 juga menunjukkan kualitas pemeliharaan yang lebih baik pada tambak dasar LDPE dengan jumlah Survival Rate yang tinggi yaitu mencapai 92,9%, dan FCR yang

Bagi Istri yang mempunyai suami gangguan jiwa : Memberikan Pengetahuan mengenai kebahagiaan serta faktor-faktor yang mempengaruhi, supaya mampu meraih kebahagiaan meski

Pada tulisan ini, model pengekangan menurut Razvi dan Saatcioglu (1999) seperti yang terlihat pada Gambar 2 yang dipakai karena model ini mempunyai be-

Sehingga jika dua definisi di atas digabungkan, racun adalah substansi kimia, yang dalam jumlah relatif kecil, tetapi dengan dosis toksis, bila masuk atau mengenai tubuh,

12 a) Tepi daun bergerigi membentuk struktur mirip duri, bentuk daun lanset, percabangan batang berseling, rhizoid bercabang dua, pleurokarpus, seta

Pada variable work engagement, peneliti menggunakan teori Schaufeli, dkk (dalam Chungtai & Buckley, 2008) menjelaskan dimensi atau komponen yang terdapat di

Pesawat terbang juga merupakan moda transportasi yang secara keamanan dan kenyamanan sangat berkualitas dalam hal pelayanan kepada penumpang jika aturan dan standar operasional