• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA PADA MATERI MASALAH SOSIAL MELALUI TEKNIK MAKE A MATCH DALAM PEMBELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SD Negeri 1 Mulyasari Kecamatan Pataruman Kota Banjar).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA PADA MATERI MASALAH SOSIAL MELALUI TEKNIK MAKE A MATCH DALAM PEMBELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SD Negeri 1 Mulyasari Kecamatan Pataruman Kota Banjar)."

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA PADA MATERI MASALAH SOSIAL

MELALUI TEKNIK MAKE A MATCH DALAM PEMBELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SD Negeri 1 Mulyasari

Kecamatan Pataruman Kota Banjar)

PROPOSAL

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Penyusunan Skripsi

oleh NARTI ASTUTI

NIM 1009444

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA

PADA MATERI MASALAH SOSIAL

MELALUI TEKNIK MAKE A MATCH DALAM PEMBELAJARAN IPS

Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Mulyasari

Kecamatan Pataruman Kota Banjar )

Oleh

NARTI ASTUTI NIM 1009444

Disetujui dan disahkan oleh

Pembimbing 1

Drs. H. SADJARUDDIN NURDIN, M. Pd. NIP 19510503 197603 1 003

Pembimbing II

SENI APRILIYA, M. Pd.

NIP 19820412201012 2 003

Mengetahui

Ketua Program Studi PGSD UPI Kampus Tasikmalaya

(3)

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA PADA MATERI MASALAH SOSIAL

MELALUI TEKNIK MAKE A MATCH DALAM PEMBELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV

SD Negeri 1 Mulyasari Kecamatan Pataruman Kota Banjar)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Prodi S 1 PGSD

Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Kampus Tasikmalaya

oleh NARTI ASTUTI

NIM 1009444

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS TASIKMALAYA

2014

(4)

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI NARTI ASTUTI

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA PADA MATERI MASALAH SOSIAL

MELALUI TEKNIK MAKE A MATCH DALAM PEMBELAJARAN IPS

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Mulyasari Kecamatan Pataruman Kota Banjar )

disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

Pembimbing 1

Drs. H. SADJARUDDIN NURDIN, M. Pd. NIP 19510503 197603 1 003

Pembimbing II

SENI APRILIYA, M. Pd.

NIP 19820412201012 2 003

Mengetahui

Ketua Program Studi PGSD UPI Kampus Tasikmalaya

(5)

LEMBAR PERSETUJUAN UNTUK UJIAN SIDANG SKRIPSI NARTI ASTUTI

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA PADA MATERI MASALAH SOSIAL

MELALUI TEKNIK MAKE A MATCH DALAM PEMBELAJARAN IPS

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Mulyasari Kecamatan Pataruman Kota Banjar )

disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

Pembimbing 1

Drs. H. SADJARUDDIN NURDIN, M. Pd. NIP 19510503 197603 1 003

Pembimbing II

SENI APRILIYA, M. Pd.

NIP 19820412201012 2 003

Mengetahui

Ketua Program Studi PGSD UPI Kampus Tasikmalaya

(6)
(7)

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 1 Mulyasari Kecamatan Pataruman Kota Banjar pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Materi Pokok Masalah Sosial. Hal tersebut ditunjukkan dengan hanya 52,6% atau hanya sepuluh orang dari 19 orang siswa yang tuntas belajar mencapai KKM yang ditetapkan yakni 70. Berdasarkan masalah tersebut peneliti dan guru kelas IV secara kolaboratif merasa perlu memperbaiki pembelajaran dengan teknik kartu berpasangan dalam pembelajaran IPS pada materi Masalah Sosial. Adapun rumusan masalah penelitian ini adalah (1) bagaimana perencanaan pembelajaran; (2) bagaimana pelaksanaan pembelajaran; (3) bagaimana meningkatkan aktivitas belajar siswa; (4) bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa pada materi masalah sosial melalui teknik kartu berpasangan di kelas IV SD Negeri 1 Mulyasari. Tujuannya adalah (1) meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun rencana pembelajaran; (2) meningkatkan kemampuan guru dalam proses pembelajaran; (3) meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran; (4) meningkatkan hasil belajar siswa pada materi masalah sosial melalui teknik kartu berpasangan di kelas IV SD Negeri 1 Mulyasari Kecamatan Pataruman Kota Banjar. Masalah sosial adalah masalah yang harus dipecahkan bersama-sama karena masyarakat ikut merasakan masalah tersebut. Teknik kartu berpasangan digunakan dalam pembelajaran materi masalah sosial. Kartu berpasangan adalah teknik pembelajaran yang dilakukan dengan cara siswa mencari pasangan pemegang kartu soal atau pemegang kartu jawaban yang tepat. Kelebihan teknik kartu berpasangan adalah memberikan semangat pada siswa untuk belajar bersungguh-sungguh; menumbuhkan rasa percaya diri siswa; suasana kelas yang menyenangkan. Kekurangan kartu berpasangan adalah jika tidak dikelola dengan baik suasana kelas akan gaduh; guru memerlukan persiapan waktu yang matang; guru harus menguasai kelas; jika digunakan terus menerus siswa akan merasa bosan. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc.Taggrat. Proses pelaksanaan tindakan dilaksanakan dalam dua siklus, yang di dalamnya terdapat empat komponen, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Hasilnya guru mengalami peningkatan dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran. Keberhasilan pembelajaran juga dapat dilihat dari interaksi guru dan siswa yang menunjukkan peningkatan aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran. Peningkatan hasil belajar siswa ditunjukkan dengan nilai rata-rata nilai hasil belajar siswa sebelum dilaksanakan tindakan adalah 62 (62%), sedangkan setelahnya dilaksanakan tindakan Siklus I nilainya mencapai 69 (69%), dan setelahnya dilaksanakan tindakan Siklus II nilainya mencapai 87 (87%). Dengan demikian, terbukti penggunaan teknik kartu berpasangan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi masalah sosial.

(8)

i

A. Konsep Dasar Pembelajaran IPS di SD ... 12

B. Teknik Make A Match (Kartu Berpasangan) ... 21

C. Karakteristik Siswa SD ... 31

D. Kemampuan Belajar Siswa ... 34

E. Perencanaan Belajar, Pelaksanaan Belajar, dan Evaluasi Pembelajaran IPS tentang Masalah Sosial melalui TeknikKartu Berpasangan ... 41

F. Kerangka Pemikiran ... 45

G. Hipotesis Tindakan Penelitian ... 46

BAB III METODE PENELITIAN ... 47

A. Model PTK yang dikembangkan ... 47

B. Setting Penelitian... 51

C. Prosedur Penelitian ... 52

D. Teknik dan Instrumen Penelitian ... 54

(9)

ii

F. Kriteria Keberhasilan ... 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 58

A. Hasil Orientasi Lingkungan Sekolah ... 58

B. Hasil Penelitian ... 59

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 103

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 114

A. Simpulan ... 114

B. Saran ... 117

DAFTAR PUSTAKA ... 119

RIWAYATHIDUP ... 120

LAMPIRAN ... 121

(10)

iii

DAFTAR TABEL

Tabel Daftar Tabel Hlm.

21. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator Materi Masalah

Sosial ……… 15

3.1. Teknik Pengumpulan Data ……… 54

4.1. Jumlah Murid SD Negeri 1 Mulyasari

Tahun Ajaran 2013-2014 ……… 58

4.2. Data Pendidik dan Kependidikan SD

Negeri 1 Mulyasari ……… 59

4.3. Hasil Observasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

(APKG 1) ……… 62

4.4. Refleksi Perencanaan Siklus I ……… 64

4.5. Hasil Observasi Kinerja Guru Melaksanakan Pembelajaran

Siklus I (APKG 2) ……… 71

4.6. Refleksi Tindakan Pelaksanaan

Pembelajaran Siklus I ……… 74

4.7. Aktivitas Siswa pada Diskusi Siklus I ……… 77

4.8. Refleksi Tindakan Pelaksanaan

Pembelajaran Siklus I ……… 78

4.9. Aktivitas Siswa pada Siklus I ……… 79

4.10. Nilai Diskusi dan Aktivitas Belajar

Siswa pada Siklus I ……… 82

4.11. Refleksi Aktivitas Siswa pada Siklus I ……… 83

4.12. Tabel Hasil Belajar Sebelum dan

(11)

iv

Tabel Daftar Tabel Hlm.

4.13. Refleksi Hasil Belajar pada Siklus I ……… 85

4.14. Lembar Penilaian RPP Siklus II ……… 87

4.15. Refleksi Perencanaan Pembelajaran Siklus II ……… 89

4.16. Hasil Observasi Kinerja Guru Melaksanakan Pembelajaran Siklus II (APKG 2) ……… 93

4.17. Refleksi Tindakan Siklus II ……… 95

4.18. Aktivitas Siswa pada Siklus II ……… 97

4.19. Refleksi Aktivitas Siswa pada Siklus I …..……….. 100

(12)

v

DAFTAR GAMBAR

Gmbr. Daftar Gambar Hlm.

2.1. Kartu Pertanyaan ………. 29

2.2. Kartu Jawaban ………. 29

2.3. Kartu Nilai 10 ………. 30

2.4. Kartu Nilai 20 ………. 30

2.5. Kerangka Pemikiran ………. 45

3.1. Model PTK yang Digunakan Menurut Kemmis dan Mc.Taggart ………. 50

4.1. Diagram Hasil Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I dan Siklus II ………. 105

(13)

vi

DAFTAR GRAFIK

Grafik Daftar Grafik Hlm.

4.1. Diagram Hasil Aktivitas Belajar

Siswa pada Siklus I dan Siklus II ……… 110

4.2. Diagram Hasil Belajar Siswa pada

Nilai Awal, Siklus I dan Siklus II ………. 113

4.3. Diagram Hasil Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Kinerja Guru Melaksanakan Pembelajaran, Aktivitas Belajar Siswa dan Hasil Belajar Siswa

(14)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lamp. Daftar Lampiran Hlm.

1. SK Pembimbing Penulisan Skripsi ………. 121

2. Surat Izin Permohonan Izin ke

Kesbang ………. 122

3 Surat Keterangan Melaksanakan

Penelitian ………. 123

6. Kriteria Penilaian Aktivitas Belajar

Siswa ……… 131 Kelas IV SDN 1 Mulyasari

pada Materi Masalah Sosial ………. 137

11. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Siklus I ………. 138

12. Lembar Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (APKG 1)

Siklus II ………. 149

13. Lembar Penilaian Kemampuan Guru

(15)

viii

Lamp. Daftar Lampiran Hlm.

14. Kriteria Penilaian Aktivitas Belajar

Siswa ………. 156

15. Lembar Aktivitas Siswa pada siklus II ………. 158

16. Data Hasil Belajar Siklus II Siswa Kelas IV SDN 1 Mulyasari pada Materi Masalah Sosial ……… 160

17. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ……… 161

18. Lokasi SD dan Kegiatan Siklus I ……… 172

19. Photo Kegiatan Siklus I ……… 173

20. Photo Kegiatan Siklus I ……… 174

21. Photo Kegiatan Siklus II ……… 175

22. Photo Kegiatan Siklus II ……… 176

23. Photo Kegiatan Siklus II ……… 177

24. Gambar Lokasi SDN 1 Mulyasari ……… 178

(16)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Salah satu mata pelajaran yang dipelajari siswa di tingkat Sekolah Dasar

adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Setelah mempelajari mata

pelajaran IPS diharapkan siswa dapat menjadi warga negara yang taqwa, beriman,

mandiri, bertanggung jawab, dan bisa menjadi warga dunia yang mencintai

kedamaian dan dapat memecahkan masalah dalam kehidupan.

Menurut KTSP Depdiknas (2006, hlm. 376) tujuan pembelajaran IPS adalah mengenal konsep-konsep yang berkaitan dalam kehidupan masyarakat dan lingkungannya. Memiliki kemampuan dasar yang berpikir logis dan kritis serta rasa ingin tahu, inquiri, memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan sosial. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, internasional, dan global.

Sasaran pembelajaran IPS menunjukkan bahwa pembelajaran IPS harus

di arahkan pada konsep-konsep yang berkaitan dengan lingkungan dan

masyarakat; memiliki nilai sosial dan kemanusiaan, kemampuan untuk

memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, serta mampu berkomunikasi untuk

dapat berkompetisi dalam masyarakat di tingkat lokal, nasional, dan global

(internasional). Dengan demikian peserta didik mampu memecahkan masalah

kehidupan dan berkompetisi di tingkat lokal sampai internasional. Oleh karena

itu, guru selaku pendidik harus mengupayakan agar peserta didiknya

berkemampuan sesuai dengan tuntutan kurikulum agar pintar, mandiri, dapat

hidup layak, dapat berkompetisi dalam lingkungan dan masyarakat.

“Waterwroth, (2007, hlm. 5) menyebutkan bahwa tujuan social studies (IPS)

adalah untuk mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik dalam

(17)

2

Tujuan lain dari pembelajaran IPS yakni siswa yang tadinya belum dewasa

dapat menjadi dewasa. Dewasa disini artinya siswa dapat hidup mandiri tidak

bergantung pada orang lain serta dapat hidup di lingkungan dengan mematuhi

norma–norma yang berlaku di lingkungan setempat. Tujuan institusional

penyelenggaraan pendidikan di sekolah dasar menurut kurikulum 2006 (KTSP)

adalah:

(1) mendidik siswa agar menjadi manusia Indonesia seutuhnya berdasarkan Pancasila yang mampu membangun dirinya sendiri serta ikut bertanggung jawab terhadap pembangunan bangsa, (2) memberi bekal kemampuan yang diperlukan bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, dan (3) memberi bekal kemampuan dasar untuk hidup di masyarakat dan mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya (Depdiknas, 2006).

Dari penjelasan mengenai tujuan pembelajar IPS di atas maka dapat ditarik

simpulan bahwa tujuan pembelajara IPS adalah untuk mengembangkan potensi

peserta didik agar peka terhadap masalah pribadi, masalah sosial yang terjadi di

masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan

yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari di

lingkungan keluarga, baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa

masyarakat secara umum. Tasrif (2008, hlm. 4) membagi ruang lingkup IPS

menjadi beberapa aspek yaitu :

(a). Ditinjau dari ruang lingkup hubungan mencakup hubungan sosial, hubungan ekonomi, hubungan psikologi, hubungan budaya, hubungan sejarah, hubungan geografi, dan hubungan politik. (b). Ditinjau dari segi kelompoknya adalah dapat berupa keluarga, rukun tetangga, kampung, warga desa, organisasi masyarakat dan bangsa. (c). Ditinjau dari tingkatannya meliputi tingkat lokal, regional dan global. (d). Ditinjau dari lingkup interaksi dapat berupa kebudayaan, politik dan ekonomi.

Mata pelajaran IPS diimplementasikan dalam bentuk pembelajaran. Menurut

Peraturan Pemerintah (PP) nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan Bab IV pasal 19, ayat (1) :

(18)

3

Selanjutnya ayat (3) menjelaskan bahwa setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. (Tanpa nama, 2009, hlm. 74-75).

Pendekatan dalam pengembangan bahan ajar pada perkembangan anak

usia SD perlu menyesuaikan dengan tingkat perkembangan anak usia SD, antara

lain : materi pembelajaran dari konkret ke abstrak dengan mengikuti pola

pendekatan lingkungan yang semakin meluas dan pendekatan spiral dengan

memulai dari mudah ke sukar, dari hal yang sempit menjadi lebih meluas, dari hal

yang dekat ke hal yang lebih jauh dengan mempertimbangkan perkembangan

kemampuan intelektual (kognitif) anak usia Sekolah Dasar.

Pembelajaran IPS di SD direncanakan dan dilaksanakan oleh guru. Dalam

hal ini, pembelajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan sekolah, kondisi

sekolah, kebutuhan daerah serta standar proses pembelajaran. Dijelaskan dalam

Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005, pasal 20 yakni :

Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang sekurang-kurangnya memuat tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, media pembelajaran dan penilaian hasil belajar.

Pembelajaran IPS yang telah dilaksanakan di SD perlu dievaluasi dengan

perumusan perencanaan proses pembelajaran sebelum pelaksanaan pembelajaran

di kelas dilaksanakan oleh guru. Untuk itu, guru sebagai penanggung jawab

pembelajaran harus merumuskan perencanaan proses pembelajaran dengan baik.

Penilaian terhadap keberhasilan atau ketidak berhasilan pembelajaran IPS di SD

harus diawali dengan menilai rumusan rencana proses pembelajaran, pelaksanaan

pembelajaran di kelas, aktivitas belajar siswa di kelas dan terakhir menilai hasil

belajar siswa.

Berdasarkan hasil obervasi terhadap pembelajaran IPS di kelas IV SD

Negeri 1 Mulyasari Kecamatan Pataruman Kota Banjar diketahui bahwa rumusan

rencana pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan hasil belajar siswa seperti

(19)

4

masalah sosial melalui kegiatan membuat suatu karya model dengan salah satu

kompetensi dasar : mendeskripsikan masalah sosial.” (Tanpa nama, 2006, hlm. 5).

Mengacu kepada Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SKKD) tersebut,

indikator yang dibuat adalah :

1. Membedakan masalah sosial dengan masalah pribadi.

2. Menjelaskan beberapa masalah sosial di lingkungan tempat tinggal.

Berdasarkan indikator yang dirumuskan tersebut tujuan RPP yang dibuat

adalah :

1. Siswa mampu membedakan masalah sosial dengan masalah pribadi.

2. Siswa mampu menjelaskan beberapa contoh masalah sosial yang ada

dilingkungan tempat tinggal.

RPP yang dibuat guru materi tentang masalah sosial dengan proses belajar

mengajar menggunakan metode ceramah. Oleh karena itu perlu adanya media atau

alat belajar yang mendukung proses pembelajaran ini. Adapun media/alat yang

diperlukan adalah : Buku IPS kelas IV, gambar masalah pribadi, gambar masalah

sosial, kapur dan papan tulis. Bentuk penilaian dari proses pembelajaran ini

meliputi penilaian proses dan penilaian hasil belajar.

Adapun pelaksanaan pembelajarannya adalah : 1). Guru menyampaikan

tujuan pembelajaran, 2). Guru menjelaskan materi pembelajaran, 3). Guru

membentuk kelompok, 4). Guru meberikan soal untuk didiskusikan pada Lembar

Kerja Siswa ( LKS ), 5). Guru dan siswa bersama–sama membahas soal yang ada

di LKS, 6). Guru memberi soal latihan, 7). Guru menilai soal latihan dan

membahas soal bersama sama siswa, 8). Guru bersama–sama siswa menarik

simpulan dari materi pembelajaran.

Bentuk penilaian dari proses pembelajaran ini meliputi penilaian proses

dan penilaian hasil belajar. Berdasarkan hasil observsi di lapangan, proses

pelaksanaan diskusi masih mengalami hambatan. Hal ini berdasarkan hasil

pengamatan pada saat mengajar di SD Negeri 1 Mulyasari Kecamatan Pataruman

Kota Banjar dimana banyak masalah yang ditemukan saat pelaksanaan proses

(20)

5

yang tertidur sangat lelap, saat ditanya siswa tersebut mengaku bahwa ia merasa

bosan dan tidak mengerti dengan apa yang diterangkan oleh guru. Padahal saat itu

siswa yang lain berusaha mengikuti pembelajaran yang sedang dilakukan dengan

menjawab pertanyaan. Siswa saling bersautan ada yang menjawab pertanyaan

dengan benar ada yang menjawab pertanyaan dengan asal-asalan.

Saat diskusi pun terdapat siswa yang selalu bercanda tidak serius dalam

mengisi jawaban. Hanya beberapa siswa saja yang aktif dalam mengerjakan soal.

Dalam diskusi juga masih kurang dalam bekerja sama mengerjakan tugas . Siswa

yang aktif mendominasi jawaban yang dikerjakan. Siswa yang lain hanya

mengamati saja.

Oleh karena tidak semua siswa aktif dalam melakukan diskusi ternyata

berpengaruh terhadap penilaian hasil belajar siswa. Dari 19 siswa yang ada hanya

10 orang siswa yang mendapat nilai di atas KKM 70. Sedangkan sisanya

sebanyak sembilan orang siswa mendapat nilai di bawah KKM.

Berdasarkan hasil pengamatan di kelas IV SD Negeri 1 Mulyasari, dalam

pembelajaran IPS terdapat beberapa masalah yang dialami siswa, di mana siswa

mengalami kesulitan seperti kurangnya kerja sama di antara teman sekelas dalam

membahas suatu materi, apabila guru bertanya atau menyuruh siswa untuk maju

ke depan siswa selalu merasa malu dan tidak ada yang ke depan kelas, bertanya,

atau menjawab pertanyaan. Sahingga proses pembelajaran yang dicapai kurang

maksimal. Hal ini terlihat dari hasil tes dan pengamatan aktivitas siswa yang

cenderung diam dan suasana kelas yang terlihat membosankan. Salah satu faktor

penyebab pembelajaran kurang optimal yaitu, siswa memperlihatkan

perilaku-perilaku yang tidak mendukung pada keberhasilan pembelajaran. Kurangnya

tanggung jawab siswa terhadap soal latihan yang diberikan guru dan siswa selalu

bergurau tidak serius dalam belajar menunjukkan pola kegiatan belajar mengajar

yang selama ini diterapkan tidak sesuai dengan karakteristik peserta didik pada

usia Sekolah Dasar. Padahal diketahui bahwa pada masa ini anak berada pada

taraf pengembangan mental ke arah dewasa dengan melakukan kerja sama dengan

(21)

6

pendekatan atau pendekatan apa yang benar-benar cocok sesuai dengan kondisi

siswa yang sedang berinteraksi dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan kenyataan kondisi siswa kelas IV di SD Negeri 1 Mulyasari

tersebut, maka perlu adanya perbaikan pembelajaran. Salah satu alternatif yang

perlu dikaji dan ditindak lanjuti, yaitu Pembelajaran dengan teknik make a match

(kartu berpasangan).

Kartu berpasangan adalah teknik mencari pasangan, siswa di gabung

suruh mencari pasangan dari kartu yang mereka pegang Curran dalam

Huda, (2011, hlm. 113).”

Guru membagikan satu kartu kepada satu siswa yang berisi jawaban atau

soal. Siswa disuruh berdiri berhadap–hadapan. Lalu mencari pasangan dari kartu

yang mereka pegang. Soal yang dibuat berdasarkan materi yang dibahas saat itu

ataupun dapat berupa materi yang sudah dibahas sebelumnya.

Keunggulan teknik ini ialah siswa akan belajar mengenai suatu konsep dalam suasana yang menyenangkan dan teknik ini dapat digunakan dalam semua mata pelajaran serta semua tingkatan usia anak didik.” Curran dalam Huda (2011, hlm. 118).

Salah satu materi yang harus dikuasai siswa di kelas IV adalah masalah

sosial (Depdiknas, 2006). Masalah sosial adalah masalah yang hanya dapat

diselesaikan secara bersama–sama. Masalah Sosial tidak dapat dipecahkan atau

diselesaikan oleh seorang diri. Untuk membahas materi masalah sosial maka

diperlukan teknik pembelajaran yang tepat, yaitu teknikkartu berpasangan, karena

untuk memahami materi masalah sosial perlu dipecahkan dengan cara mencari

pasangan. Dengan cara ini siswa dapat belajar sambil bermain. Hal ini dapat

membantu siswa yang tidak fokus dalam pembelajaran dan hanya bermain-main.

Siswa yang malu dan tidak aktif dibimbing dan dapat bekerja sama sehingga

mereka dapat memahami materi.

Berdasarkan permasalahan di atas, penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian dengan judul “Peningkatan Kemampuan Siswa Pada Materi Masalah

Sosial Melalui Teknik Make A Match dalam Pembelajaran IPS (Penelitian

Tindakan Kelas di Kelas IV SD Negeri 1 Mulyasari Kecamatan Pataruman Kota

(22)

7

B. Identifikasi dan Rumusan Penelitian 1. Identifikasi Masalah Penelitian

Identifikasi masalah dari latar belakang penelitian tersebut adalah

rendahnya nilai ulangan IPS siswa kelas IV SD Negeri 1 Mulyasari. Dari 19

siswa hanya 10 orang siswa yang mendapat nilai di atas KKM 70. Sedangkan

sisanya sebanyak sembilan orang siswa mendapat nilai di bawah KKM. Ini

menandakan bahwa aktifitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS

masih rendah. Akibat dari rendahnya hasil belajar siswa berdampak pada

kemampun siswa untuk memahami dan menjelaskan materi masalah sosial

belum tercapai.

Berdasarkan pengamatan dalam proses proses pembelajaran yang

kurang optimal hal ini nampak dari sedikitnya siswa yang terlibat aktif dalam

kegiatan pembelajaran dalam hal ini diskusi. Sehingga yang

memahami/memiliki kompetensi jumlahnya juga sedikit. Dengan demikian

perlu diupayakan adanya pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan

siswa tersebut.

2. Rumusan Masalah Penelitian

Sejalan dengan hasil identifikasi masalah di atas dirumuskan masalah

penelitian sebagai berikut. Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana

meningkatkan kemampuan siswa pada materi masalah sosial melalui teknik

make a match (kartu bepasangan).

Rumusan masalah tersebut diuraikan dalam bentuk pertanyaan

penelitian berikut ini.

1) Bagaimana perencanaan pembelajaran pada materi masalah sosial melalui

teknik make a match di kelas IV SD Negeri 1 Mulyasari Kecamatan

(23)

8

2) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran tentang masalah sosial melalui teknik

make a match di kelas IV SD Negeri 1 Mulyasari Kecamatan Pataruman

Kota Banjar?

3) Bagaimana meningkatkan aktivitas belajar siswa tentang masalah sosial

melalui teknik make a match di kelas IV SD Negeri 1 Mulyasari

Kecamatan Pataruman Kota Banjar?

4) Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa tentang masalah sosial

melalui teknik make a match di kelas IV SD Negeri 1 Mulyasari Kecamatan

Pataruman Kota Banjar?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini

adalah :

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dilaksanakan penelitian ini adalah untuk

meningkatkan berkaitan dengan penggunaan teknik make a match

(kartu berpasangan) bagi peningkatan kemampuan siswa pada materi

masalah sosial pada pembelajaran IPS kelas IV SD Negeri 1 Mulyasari

Kecamatan Pataruman Kota Banjar.

2. Tujuan Khusus

Secara khusus tujuan penelitian ini yaitu :

1. Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran yang tepat pada

pembelajaran masalah sosial melalui teknik make a match di

kelas IV SD Negeri 1 Mulyasari Kecamatan Pataruman Kota

Banjar ?

2. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran materi masalah

sosial melalui teknik make a match di kelas IV SD Negeri 1

Mulyasari Kecamatan Pataruman Kota Banjar ?

3. Mendeskripsikan aktivitas belajar siswa materi masalah sosial

melalui teknik make a match di kelas IV SD Negeri 1 Mulyasari

(24)

9

4. Mendeskripsikan hasil belajar siswa materi masalah sosial

melalui teknik make a match di kelas IV SD Negeri 1 Mulyasari

Kecamatan Pataruman Kota Banjar ?

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

a. Penelitian ini dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan bidang

pendidikan terutama pendidikan IPS di SD.

b. Penelitian ini dapat dijadikan landasan teoretis mengenai peningkatan

hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS materi masalah sosial.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru.

1) Profesionalisme guru menjadi meningkat.

2) Kualitas Pembelajaran yang dilakukan guru menjadi lebih baik.

3) Menambah wawasan, memberikan pengalaman, pengetahuan dan

keterampilan dalam merancang rencana pembelajaran yang tepat

dan menarik serta mempermudah proses pembelajaran melalui

teknik kartu berpasangan.

b. Bagi Siswa

1) Dapat bermain sambil belajar dalam pembelajaran IPS.

2) Dapat menghilangkan rasa jenuh pada saat pembelajaran.

3) Dapat mempermudah pengusaan konsep, memberikan pengalaman,

meningkatkan minat belajar dan meningkatkan hasil belajar.

c. Bagi Sekolah

Menjadikan kondusifnya iklim pendidikan di sekolah, serta

memberikan sumbangan positif terhadap kemajuan sekolah khususnya

pembelajaran IPS dan umumnya seluruh mata pelajaran yang ada di

sekolah.

d. Bagi Peneliti

Memberi gambaran yang jelas tentang efektifitas pembelajaran IPS

(25)

10

meningkatkan pembelajaran IPS khususnya dan mata pelajaran lain

umumnya.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Skripsi ini berisikan laporan hasil penelitian tindakan kelas (PTK) pada

pembelajaran IPS di kelas IV SD Negeri 1 Mulyasari Kecamatan Pataruman Kota

Banjar. Untuk itu struktur organisasi penelitian ini dapat dilihat dari penjelasan

berikut :

BAB I Pendahuluan berisikan uraian tentang (a) latar belakang

penelitian (b) identifikasi dan rumusan masalah penelitian menjadi : (1)

identifikasi masalah (2) perumusan masalah (c) tujuan penelitian menjadi : (1)

tujuan umum (2) tujuan khusus (d) manfaat penelitian yang dipilah menjadi (1)

manfaat teoretis penelitian (2) manfaat praktis penelitian (e) struktur organisasi

skripsi

BAB II Kajian Pustaka. Dalam kajian pustaka dijelaskan perihal : A.

Konsep Dasar Pembelajaran IPS di SD; dipilih menjadi: 1. Pembelajaran IPS di

SD 2. Masalah Sosial dalam Kurikulum Mata Pelajaran IPS di SD di bedakan

menjadi: a. Pengertian Masalah Sosial; b. Manfaat Materi masalah Sosial Bagi

Siswa; 3. Teknik Pembelajaran terdiri dari : a. Pendekatan Pembelajaran; b.

Strategi Pembelajaran; c. Metode Pembelajaran; d. Teknik dan Taktik

Pembelajaran; B. Teknik Kartu Berpasangan dipilh menjadi (1) pengertian (2)

langkah-langkah penerapan Teknik Kartu Berpasangan (3) Kelebihan dan

Kekurangan Teknik Kartu Berpasangan (4) Teknik Make A Match dalam

Pembelajaran IPS terdiri : a. Pembelajaran IPS di SD; b. Langkah-Langkah

Teknik Make A Match(Kartu Berpasangan) Pada Materi Masalah Sosial. C.

Karakteristik Siswa SD Terdiri atas : 1. Karakter Siswa SD; terdiri dari : a. Tahap

Sensori Motorik (0-2 tahun); b. Tahap Praoperasional; c. Tahap Operasional; d.

Tahap Formal. 2. Karakteristik Siswa Kelas IV. D. Kemampuan Belajar Siswa E.

(26)

11

Sosial terdiri dari : a, Perencanaan Pembelajaran; b. Pelaksanaan Pembelajaran; c.

Evaluasi Pembelajaran. F. Kerangka Pemikiran. G. Hipotesis Tindakan Penelitian.

BAB III Metode penelitian berisikan (a) model PTK yang dikembangkan

(b) setting penelitian (c) prosedur penelitian (d) teknik dan instrumen

pengumpulan data (e) teknik analisis data (f) kriteria keberhasilan.

BAB IV Hasil penelitian dan pembahasan yang uraiannya terdiri dari (a)

pengolahan atau analisi data (b) pembahasan atau analisis temuan

BAB V Kesimpulan dan saran yang uraiannya terdiri dari (a) simpulan

(b) saran.

(27)

47

BAB III

METODE PENELITIAN A. Model PTK yang Dikembangkan

Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Penelitian

Tindakan Kelas. Menurut Aqib (2007, hlm. 27) “Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru di ruang kelas tempat ia

melakukan proses mengajar dengan penekanan pada

penyempurnaan/peningkatan proses dan hasil pembelajaran.”

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu penelitian yang

dilakukan oleh guru yang bersifat reflektif dan sistematis dan ditunjukkan

untuk memaknai tindakan yang telah dilakukan selama proses pembelajaran

serta untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang terjadi dalam proses

pembelajaran.

PTK adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin

inquiri atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi disertai dengan keterlibatan dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan. Hopkins (1993, hlm. 4) dalam Rochiati, 2008.

Dari kedua pendapat para ahli di atas dapat ditarik simpulan bahwa

PTK adalah suatu penelitian terhadap kegiatan belajar berupa sebuah

tindakan, yang secara sengaja dimunculkan dan terjadi dalam kelas secara

bersamaan antara pencermatan dan tindakan.

Desain penelitian yang digunakan ini mengacu kepada model Kemmis

dan Mc Taggart sebagai berikut :

1. Identifikasi masalah yaitu rendahnya aktivitas belajar, motivasi, dan hasil

belajar siswa pada mata pelajaran IPS materi masalah sosial karena

disebabkan proses pembelajaran yang kurang mengoptimalkan potensi

siswa dalam belajar.

2. Perencanaan atau Persiapan Tindakan

a. Berdasarkan identifikasi masalah, peneliti menyusun rencana

(28)

48

yang akan dilakukan dibagi ke dalam dua siklus, yaitu siklus I dan

siklus II. Masing-masing siklus dilaksanakan selama dua jam

pelajaran @ 35 menit (2 x @ 35menit).

b. Menentukan kelas yang dijadikan tempat dilakukannya penelitian

tindakan.

c. Membuat rancangan pembelajaran IPS materi masalah sosial.

d. Membuat pedoman observasi untuk siswa.

e. Membuat jadual kegiatan.

3. Pelaksanaan Tindakan

a. Melaksanakan tindakan pembelajaran di kelas untuk masing-masing

siklus sebanyak satu pertemuan.

b. Pada saat pembelajaran, dilaksanakan observasi oleh observer sesuai

dengan format yang telah ditetapkan.

c. Melaksanakan tes formatif pada siswa setiap akhir pembelajaran

siklus I dan II.

4. Analisis dan Refleksi

Pada setiap siklus, setelah pembelajaran pada tindakan I dilakukan

refleksi untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan dari apa yang telah

dilakukan. Refleksi meliputi tiga komponen yakni : guru, siswa dan

bahan ajar.

Refleksi terhadap kinerja guru maksudnya guru mengevaluasi

proses pembelajaran yang telah dilakukannya. Jika dalam melaksanakan

proses pembelajaran hasil pengamatan teman sejawat kurang maksimal,

maka guru harus memperbaiki kinerja dalam mengajarnya pada siklus II,

tetapi jika hasil dari pengamatan teman sejawat dalam melaksanakan

proses pembelajaran nilai kinerjanya baik maka guru yang bersangkutan

harus tetap mempertahankan kinerjanya tersebut, bahkan guru harus

mampu meningkatkan kinerjanya ke arah yang lebih baik lagi.

Refleksi terhadap siswa maksudnya guru mengevaluasi aktivitas

belajar siswa dan hasil belajar siswa. Jika aktivitas belajar siswa dan hasil

(29)

49

dan hasil belajar rendah berdasarkan hasil observasi maka pada siklus II

guru harus mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa dan hasil belajar

siswa, tetapi jika aktivitas belajar siswa baik berdasarkan hasil observasi

maka pada siklus II guru harus terus mempertahankan aktivitas belajar

siswa. Begitu pula dengan nilai siswa jika hasil belajar siswa kurang baik

berdasarkan tes yang dilakukan maka pada siklus II guru harus mampu

meningkatkan kemampuan belajar siswa, sebaliknya jika kemampuan

siswa sudah baik maka guru harus mempertahankan kemampuan siswa.

Refleksi terhadap bahan ajar maksudnya guru mengevaluasi

perangkat pembelajaran. Jika perangkat pembelajaran yang disusun kurang

berhasil meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa maka guru harus

menyusun perbaikan pada perangkat pembelajaran sejalan dengan hasil

refleksi untuk digunakan pada siklus tindakan II.

5. Pelaksanaan Tindakan Tercapai

Jika dua siklus sudah selesai dan hasilnya mencapai KKM maka

penelitian akan dihentikan. Tetapi jika belum tercapai kembali pada siklus

rencana pembelajaran berikutnya dengan prosedur yang sama seperti pada

siklus sebelumnya.

Jika digambarkan model PTK ini yang mengacu kepada model Kemmis

dan Mc Taggart maka gambar siklus pelaksanaan PTK yang digunakan

(30)

50

Gambar 3.1

Model PTK yang Digunakan Menurut Kemmis dan Mc.Taggart

PERENCANAAN

TINDAKAN / OBSERVASI

REFLEKSI

PERENCANAAN

TINDAKAN / OBSERVASI

REFLEKSI

(31)

51

Mulyasari sebagai lokasi penelitian dengan alasan dari 19 siswa yang ada

hanya 10 orang siswa yang mendapat nilai di atas KKM 70. Sedangkan

sisanya sebanyak sembilan orang siswa mendapat nilai di bawah KKM.

Siswa mengalami kesulitan seperti kurangnya kerja sama di antara

teman sekelas dalam membahas suatu materi, apabila guru bertanya atau

menyuruh siswa untuk maju ke depan, siswa selalu merasa malu dan tidak

ada yang maju ke depan kelas, bertanya, atau menjawab pertanyaan.

Sahingga proses pembelajaran yang dicapai kurang maksimal, suasana

kelas yang terlihat membosankan. Karena membosankan siswa pun ada

yang tertidur pada saat pembelajaran berlangsung. Padahal suasan kelas

gaduh karena siswa bercanda gurau.

Kurangnya tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan

guru dan siswa selalu bercanda, tidak serius dalam belajar menunjukkan

pola pembelajaran yang selama ini diterapkan tidak sesuai dengan

karakteristik peserta didik pada usia Sekolah Dasar.

Guru kurang kreatif dalam melaksanakan pembelajaran dan

mengelola kelas. Pembelajaran berpusat pada guru. Siswa hanya duduk

mendengarkan dan mencatat apa yang ia dengar. Perencanaan

pembelajaran yang dilakukan guru kurang maksimal.

(32)

52

3. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut, nilai dari orang, sifat, obyek

atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik simpulannya. Dalam penelitian ini

terdapat variabel-variabel yang dijadikan penyelesaian untuk menjawab

permasalahan penelitian. Variabel tersebut diantaranya :

a. Variabel input berupa pengetahuan awal siswa pada pembelajaran IPS

materi masalah sosial.

b. Variabel proses berupa pelaksanaan proses pembelajaran IPS melalui

teknikkartu berpasangan.

c. Variabel output berupa hasil belajar siswa menyelesaikan persoalan IPS

tentang materi masalah sosial pada pembelajaran IPS dengan teknik

kartu berpasangan.

C. Prosedur Penelitian

1. Kegiatan Orientasi dan Identifikasi Masalah

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan setelah melakukan orientasi

/peninjauan terhadap proses pembelajaran IPS tentang masalah sosial di

kelas IV SD Negeri 1 Mulyasari Kecamatan Pataruman Kota Banjar

dimana tidak semua siswa memahami pembelajaran, tetapi hanya beberapa

orang siswa saja yang memahami pembelajaran dan mendapat nilai di atas

KKM. Sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa yang kurang

optimal. Dari hasil orientasi tersebut kemudian dibuat identifikasi masalah

berupa rendahnya aktivitas belajar, motivasi, dan hasil belajar siswa pada

mata pelajaran IPS materi masalah sosial karena disebabkan proses

pembelajaran yang kurang mengoptimalkan potensi siswa dalam belajar.

Motivasi, minat, dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS juga

rendah dimana sekitar 47% siswa kelas IV SD Negeri 1 Mulyasari nilai

ulangannya di bawah nilai KKM 70. Rendahnya nilai siswa pada mata

pelajaran IPS diakibatkan oleh proses pembelajaran yang kurang optimal

(33)

53

2. Kegiatan Perencanaan Tindakan Penelitian

Kegiatan perencanaan tindakan penelitian dibuat setelah

identifikasi masalah diketahui. Dalam kaitannya dengan kegiatan

perencanaan tindakan penelitian maka disusunlah perencanaan program

pembelajaran mengenai materi masalah sosial melalui penerapan teknik

kartu berpasangan, menyusun instrumen penelitian yang diperlukan berupa

lembar observasi dan kartu soal serta menyediakan fasilitas pembelajaran

berupa buku-buku IPS dan LKS.

3. Kegiatan Pelaksanaan Tindakan Penelitian

a. Tindakan Penelitian Siklus I

Pelaksanaan pembelajaran IPS materi masalah sosial melalui

penerapan teknik kartu berpasangan di Kelas IV SD Negeri 1

Mulyasari, pada siklus I dilaksanakan tanggal 13 maret 2014.

Pertemuan siklus I digunakan untuk pelaksanaan pembelajaran IPS

materi masalah sosial yang dilakukan sesuai dengan jam mengajar

guru peneliti yang bersangkutan yaitu dua jam pelajaran dalam

seminggu. Dengan alokasi waktu satu jam pelajaran 35 menit.

Model pembelajaran siklus I disusun berdasarkan hasil identifikasi

masalah yang dilakukan pada studi pendahuluan. Masalah yang

berhasil diidentifikasi dijadikan sebagai acuan untuk menyusun

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I. Kegiatan

pembelajaran pada siklus I berisi kegiatan pembelajaran yang

berpedoman pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

pertemuan kesatu.

b. Tindakan Penelitian Siklus II

Pelaksanaan pembelajaran IPS materi masalah sosial melalui

penerapan teknik kartu berpasangan di Kelas IV SD Negeri 1 Mulyasari

pada siklus II dilaksanakan tanggal 27 Maret 2014. Pertemuan siklus II

(34)

54

sosial yang dilakukan sesuai dengan jam mengajar guru peneliti yang

bersangkutan yaitu dua jam pelajaran dalam seminggu. Dengan alokasi

waktu satu jam pelajaran 35 menit.

Model pembelajaran siklus II disusun berdasarkan hasil observasi

dan refleksi yang dilakukan pada siklus I. Masalah yang berhasil

diidentifikasi dijadikan sebagai acuan untuk menyusun Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II. Kegiatan pembelajaran pada

siklus II berisi kegiatan pembelajaran yang berpedoman pada Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pertemuan kedua.

D. Teknik dan Instrumen Penelitian

Secara garis besar teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dapat

dilihat pada Tabel berikut :

Tabel 3.1

1 Siswa Aktivitas belajar Observasi Lembar Observasi

2 Guru Siswa dan guru Observasi Lembar Observasi

3 Siswa Kemampuan Siswa Tes Perangkat tes

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini

adalah :

1. Pedoman Observasi

Pedoman observasi merupakan alat pengamatan yang digunakan untuk

mengukur atau melihat aktivitas belajar siswa dan guru selama Kegiatan

(35)

55

dilakukan oleh peneliti sebagai orang yang terlibat secara aktif dalam

pelaksanaan tindakan di kelas dan dibantu oleh dua orang observer yaitu satu

orang guru dari SD Negeri 1 Mulyasari dan Kepala Sekolah. Alat bantu yang

digunakan adalah : a. lembar observasi siswa, yang akan digunakan untuk

melihat dan mempelajari aktivitas siswa selama pembelajaran dilaksanakan, b.

lembar observasi kegiatan guru, yang akan digunakan untuk mengobservasi

aktivitas guru selama proses pembelajaran.

2. Tes

Tes yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah tes

mengenai pemahaman materi masalah sosial. Tes formatif dilaksanakan setiap

akhir siklus I dan siklus II. Tes ini dilakukan untuk mengetahui tingkat

pemahaman siswa atau daya serap siswa terhadap materi yang telah dipelajari

dan ketuntasan belajarnya setiap siklus dan sebagai balikan bagi guru untuk

perbaikan pembelajaran pada siklus selanjutnya. Pada tes formatif siklus I

dan II ini, jenis tes yang digunakan berbentuk kartu soal dengan jumlah kartu

soal sepuluh buah dan kartu jawaban sepuluh buah.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dilaksanakan pada setiap siklus

pembelajaran menggunakan tahapan sebagai berikut :

1. Analisis Data

Untuk menganalisis data yang diperoleh disusun menjadi empat

kategori data yaitu perencanaan pembelajaran, proses pembelajaran,

aktifitas belajar dan hasil belajar dengan menggunakan lembar observasi

dan lembar kerja siswa.

2. Validasi Data

Teknik validasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Triangulasi Data, yakni untuk memeriksa kebenaran data dengan

membandingkan kebenaran data yang diperoleh peneliti dengan data

yang diperoleh dari sumber lain yakni guru dan siswa. Tujuannya

(36)

56

triangulasi dalam penelitian ini dilakukan melalui kegiatan reflektif

kolaboratif antara guru dan peneliti.

b. Audit Trail, yaitu mendiskusikan kebenaran data beserta prosedur

pengumpulannya dengan guru lain yang mengajar mata pelajaran

sejenis, pembimbing, peneliti senior dan teman-teman peneliti.

Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh data dengan validasi yang

tinggi.

c. Member Check yaitu untuk meninjau kembali kebenaran dan

kesahihan data penelitian dengan mengkonfirmasikan pada sumber

data. Peneliti menginformasikan data temuan yang diperoleh baik

kepada guru maupun siswa melalui kegiatan reflektif kolaboratif pada

setiap akhir kegiatan pembelajaran. Pada kesempatan ini peneliti

mengemukakan hasil temuan sementara untuk memperoleh

tanggapan, sanggahan atau informasi tambahan baik dari guru

maupun siswa, sehingga terjaring data yang benar dan memiliki

derajat validitas yang tinggi.

3. Interpretasi Data

Temuan-temuan penelitian diinterpretasikan berdasarkan kerangka

teoretik yang dipilih maupun norma-norma praktis yang disetujui atau intuisi

guru sendiri, yang menggambarkan pembelajaran yang baik. Interpretasi yang

dihasilkan dari data ini diharapkan mempunyai makna yang berarti sebagai

bahan untuk kegiatan tindakan-tindakan atau untuk kepentingan peningkatan

kinerja guru dalam proses pembelajaran selanjutnya.

F. Kriteria Keberhasilan

Penelitian ini dianggap berhasil jika telah memenuhi kriteria

keberhasilan berikut :

1. Kemampuan guru dalam membuat perencanaan pembelajaran pada materi

(37)

57

2. Kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran pada materi masalah

sosial dengan kriteria keberhasilan nilai rata-rata 3 atau 75%.

3. Aktivitas belajar siswa pada saat kegiatan mempelajari IPS dengan materi

masalah sosial melalui teknik kartu berpasangan mencapai kriteria

keberhasilan nilai rata-rata 3 atau 75%.

4. Hasil belajar siswa setelah pembelajaran IPS dengan materi masalah sosial

(38)

114

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan

pada bab IV, diperoleh simpulan sebagai berikut.

1. Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan pembelajaran atau rencana pelaksanaan pembelajaran

disusun dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini berdasarkan KTSP.

Adapun komponen rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat, yaitu

(a) kolom identitas mata pelajaran; (b) standar kompetensi; (c) kompetensi

dasar; (d) indikator pencapaian kompetensi; (e) tujuan pembelajaran; (f)

materi pembelajaran; (g) metode pembelajaran; (h) kegiatan pembelajaran;

(i) alat dan sumber belajar; (j) penilaian. Komponen rencana pelaksanaan

pembelajaran dibuat dan disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku dan

disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan. Salah satu cara yang dapat

dijadikan pedoman keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dalam

perencanaan pembelajaran adalah perumusan langkah-langkah

pembelajaran pada materi masalah sosial melalui teknik kartu berpasangan

dengan tepat.

Kartu berpasangan adalah pembelajaran yang dilakukan dengan cara

mencari pasangan kartu soal atau kartu jawaban yang tepat. Siswa yang

sudah menemukan pasangannya sebelum batas waktu atau melebihi waktu

yang telah ditentukan (batas maksimum) dengan jawaban yang benar akan

mendapat poin.

Guru memberikan batasan waktu 60 detik. Untuk jawaban yang

benar dan tepat waktu 60 detik atau kurang dari 60 detik maka nilainya 20.

Jika lebih dari 60 detik dan jawabannya benar maka nilainya 10. Jika tepat

(39)

115

tersebut tidak mendapat nilai. Pemberian waktu maksimal 90 detik untuk

mencari pasangan agar siswa lebih semangat. Satu babak, kartu dikocok

lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, kartu

di kocok sebanyak 5 kali. Jika siswa dalam 5 kali mencari pasangan

mendapat nilai 20 maka nilai siswa tersebut menjadi 100. Jika satu

pasangan mendapat nilai 20 berarti kedua siswa masing–masing mendapat

nilai 20.

2. Proses Pelaksanaan Pembelajaran

Proses pelaksanaan pembelajaran IPS pada materi masalah sosial

pada siklus I hasilnya cukup baik, namun masih ada kekurangan. Guru

belum sepenuhnya menarik perhatian siswa atau membangkitkan motivasi

serta keingintahuan siswa. Alokasi waktu dalam kegiatan belajar mengajar

belum dimanfaatkan secara efektif dan menyeluruh. Guru kurang

menunjukan penguasaan yang luas dan mendalam terhadap bahan

pembelajaran. Pada siklus II proses pelaksanaan pembelajaran IPS tentang

masalah sosial ternyata hasilnya baik.

Hasil observasi terhadap proses pelaksanaan pembelajaran pada

materi masalah sosial mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukkan oleh

perubahan peningkatan nilai pada setiap siklusnya.

Adapun langkah-langkah penerapan teknik kartu berpasangan

dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada materi masalah

sosial yakni:

1) Pembelajaran dimulai guru menyiapkan kartu-kartu yang berisi

pertanyaan dan jawaban tentang materi pelajaran yang akan

diajarkan.

2) Kartu yang digunakan yaitu kartu yang terbuat dari kertas berwarna

yang menarik untuk anak-anak.

3) Kartu siap, selanjutnya kartu-kartu itu dibagikan kepada setiap siswa

secara acak.

4) Semua mendapatkan kartu, kelompokkan antara pemegang kartu

(40)

116

berdiri siswa saling berhadapan. Posisi ini bertujuan agar siswa

mudah untuk mencari pasanganya.

5) Kedua kelompok saling berhadapan, siswa mencari pasangan kartu

yang cocok dengan cara mencari tahu siapa yang memegang

pasangan dari kartu yang ia pegang. Guru harus memberikan batasan

waktu 60 detik untuk mencari pasangan agar siswa lebih semangat.

Jika sudah mendapat pasangan guru memberi nilai 20 pada pasangan

yang tepat jawabannya dan cepat. Jika pasangan yang lambat

melebihi batas waktu dan jawaban tepat maka diberi nilai 10. Jika

salah pasangan tersebut tidak mendapat nilai.

6) Satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang

berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.

7) Bagi siswa yang mendapat kartu yang jumlah nilainya kurang dari

70 maka siswa tersebut mendapat hukuman.

8) Hukuman yang diberikan berupa menyalin teks Pancasila pada

siklus I dan menggambar lambang Koperasi pada siklus II. Siswa

yang pekerjaannya paling rapi akan dipajang di dinding ruang kelas

IV.

9) Setelah pengocokan kartu dilakukan sebanyak 5 kali guru bersama

siswa membahas soal.

10) Guru bersama-sama siswa menarik simpulan.

3. Aktivitas Belajar Siswa

Aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPS tentang masalah

sosial melalui teknik kartu berpasangan pada siklus I cukup baik dengan

persentase mencapai 69%. Pada siklus II aktivitas belajar siswa hasilnya

baik dengan persentase 83%. Penggunaan teknik kartu berpasangan ini

telah memunculkan beberapa perilaku belajar siswa yang lebih baik.

Perilaku tersebut berupa aktivitas belajar siswa yang aktif dalam belajar,

seperti siswa yang aktif bertanya, mengemukakan pendapat, dan berani

(41)

117

senang dan memberikan kesan positif terhadap pembelajaran yang telah

dilaksanakan. Bahkan siswa juga meminta pada guru agar teknik kartu

berpasangan digunakan dalam mata pelajaran lain, selain mata pelajaran

IPS.

4. Hasil Belajar Siswa

Teknik kartu berpasangan dapat meningkatkan hasil belajar siswa

pada mata pelajaran IPS dalam materi masalah sosial. Nilai rata-rata pada

siklus I 69 (69%) dan nilai rata-rata pada siklus II 87 (87%). Nilai ini

mengalami peningkatan pada siklus II yakni menjadi 87 (87%). Terdapat

sebanyak 17 siswa (89%) siswa yang telah mencapai KKM.

B. Saran

Mengacu pada hasil yang telah diperoleh dalam penelitian ini, maka

penulis menyarankan beberapa hal sebagai berikut.

1. Agar penggunaan teknik kartu berpasangan dapat maksimal untuk

menyampaikan materi belajar berhasil baik, hendaknya dipersiapkan

secara saksama, mulai dari mendesain kartu soal dan kartu jawaban yang

selektif, bervariasi, dan menarik, alokasi waktu yang digunakan, sampai

strategi pelaksanaannya. Tujuannya agar penggunaan teknik kartu

berpasangan sebagai teknik dalam pembelajaran dapat menjadikan siswa

merasa senang, santai, dan jauh dari kebosanan, yang pada akhirnya

menimbulkan motivasi siswa untuk menyimak sehingga terhindar dari

perilaku siswa yang menyimpang dari KBM.

2. Sesuai dengan penelitian ini, saran kepada para pengajar mata pelajaran

IPS khususnya dan mata pelajaran lain pada umumnya untuk

memanfaatkan berbagai media, model, dan teknik pembelajaran. Dalam

hal ini menggunakan teknik kartu berpasangan untuk meningkatkan hasil

belajar siswa.

3. Untuk membuat kartu berpasangan, sebaiknya: a) kertas yang digunakan

menggunakan kertas karton yang berwarna terang; b) bentuk kartu

sebaiknya bervariasi agar lebih menarik perhatian siswa, sehingga minat

(42)

118

yang berbentuk bintang dan bulan gunakan kertas karton yang dilapisi

(43)

119

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. (2003). Pembelajaran Cooperative Learning. Jakarta. Kementrian Pendidikan Nasional.

Gunawan, U. (2013). Teknik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Sayaga Tama.

Hamzah B. U. (2009). Teknik Pembelajaran. Jakarta. Karya Mandiri

Hetty, T. (2002). Karakter Siswa SD. Jakarta. Jaya Makmur.

htttp://www.model-pembelajaran-make-a-match-tujuan-persiapan dan.html.

Huda. (2011). Teknik Kartu Berpasangan. Jakarta. Insan Madani.

Mulyasa, E. (2007). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Rosda Karya.

Silberman, M. (2007). Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif.

Yogyakarta: Insan Madani.

Suharsimi, A. (2008). Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Jakarta: Bumi Aksara.

TN. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Banjar: SD Negeri 1 Mulyasari.

Usman. (1997). Pembelajaran Menyenangkan. Bandung. Berkah Mandiri.

Wisnu, T. P. dan Winardi. (2008). Ilmu Pengetahuan Sosial SD Kelas IV.

Jakarta: Inti Media.

Zaini, Hisyam. (2008). Strategi Pembelajaran Aktif. Bandung: Insan

(44)

120

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama NARTI ASTUTI, dilahirkan di

Banjarsari pada tanggal 7 Oktober 1985. Penulis

merupakan anak tunggal dari pasangan suami istri

Bapak Nurudin dan Ibu Tuwiyah Budi Hartati. Penulis

saat ini bertempat tinggal di RT. 02 RW. 18 Dusun

Pintusinga Desa Banjar Kecamatan Banjar Kota Banjar.

Penulis menikah pada tahun 2005 dengan Andi

Aryanto. Pada tahun 1997 penulis lulus dari Sekolah Dasar Negeri Banjarsari VII

di Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis. Kemudian melanjutkan ke tingkat

Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 1 Banjarsari Kabupaten Ciamis dan

lulus pada tahun 2000. Penulis melanjutkan ke jenjang Sekolah Menengah

Kejuruan Negeri 2 Ciamis yang sekarang menjadi Sekolah Menengah Kejuruan

Negeri 1 Banjar dan lulus tahun 2003. Kemudian pada tahun 2010 melanjutkan

studi ke Program S1 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas

Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya. Karir penulis sebagai Sukwan di

Sekolah Dasar Negeri 1 Mulyasari Kecamatan Pataruman Kota Banjar dari tahun

(45)

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. (2003). Pembelajaran Cooperative Learning. Jakarta. Kementrian Pendidikan Nasional.

Gunawan, U. (2013). Teknik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Sayaga Tama.

Hamzah B. U. (2009). Teknik Pembelajaran. Jakarta. Karya Mandiri

Hetty, T. (2002). Karakter Siswa SD. Jakarta. Jaya Makmur.

htttp://www.model-pembelajaran-make-a-match-tujuan-persiapandan.html.

Huda. (2011). Teknik Kartu Berpasangan. Jakarta. Insan Madani.

Mulyasa, E. (2007). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

Bandung: Rosda Karya.

Silberman, M. (2007). Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Insan Madani.

Suharsimi, A. (2008). Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Jakarta: Bumi Aksara.

TN. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Banjar: SD Negeri 1 Mulyasari.

Usman. (1997). Pembelajaran Menyenangkan. Bandung. Berkah Mandiri.

Wisnu, T. P. dan Winardi. (2008). Ilmu Pengetahuan Sosial SD Kelas IV. Jakarta: Inti Media.

Gambar

Tabel Daftar Tabel
Tabel Daftar Tabel
Gambar Lokasi SDN 1 Mulyasari
Gambar 3.1
+2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan perbandingan jumlah tanah komposit yang diambil dengan luas areal lahan sayuran (274 ha) untuk menghasilkan peta status fosfat dan kalium secara semi-detail

Hal ini dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara pemahaman konsep siswa yang mengikuti pembelajaran Multimedia dengan siswa yang mengikuti

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) terdapat pengaruh interaksi antara pupuk P dan jarak tanam terhadap volume akar, serapan hara P tanaman, bobot gabah kering

Based on result of the analysis, it was found that there was insignificant influence between the control treatment and reduced micronutrients of B, Fe, and Zn on the

Panitia Pengadaan Barang/jasa Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Demak akan melaksanakan pelelangan umum dengan pascakualifikasi untuk

Ilah Sursilah, S.SiT., M.Kes 7 Mutu Pelayanan Roni Iryadi, M.Kes. 8 Teknologi

ucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam.. penyelesaian penelitian dan penyusunan karya tulis ilmiah berupa

The objectives of our study were: (i) to quantify the biomass fuel and charcoal produced during a typical slash-and-burn event in a temperate deciduous forest, (ii) to determine