Wisma Gelar Kharisma, 2014
STUDI TENTANG GERAK DASAR SISWA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN KEBUGARAN JASMANI DI SDN CITRASARI LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
STUDI TENTANG GERAK DASAR SISWA DALAM HUBUNGANNYA
DENGAN KEBUGARAN JASMANI DI SDN CITRASARI LEMBANG (Studi Tentang Deskriptif Pada Siswa SDN Citrasari Lembang)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian
Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi
Oleh :
WISMA GELAR KHARISMA
NIM 0900997
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
STUDI TENTANG GERAK DASAR SISWA DALAM HUBUNGANNYA
DENGAN KEBUGARAN JASMANI DI SDN CITRASARI LEMBANG (Studi Tentang Deskriptif Pada Siswa SDN Citrasari Lembang)
Oleh:
Wisma Gelar Kharisma
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahrga dan Kesehatan
© Wisma Gelar Kharisma 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
Wisma Gelar Kharisma, 2014
STUDI TENTANG GERAK DASAR SISWA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN KEBUGARAN JASMANI DI SDN CITRASARI LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
LEMBAR PENGESAHAN
Wisma Gelar Kharisma 0900997
STUDI TENTANG GERAK DASAR SISWA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN KEBUGARAN JASMANI DI SDN CITRASARI LEMBANG
(Studi Tentang Deskriptif Pada Siswa SDN Citrasari Lembang)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :
Pembimbing I
Dr. Hj. Tite Juliantine, M.Pd NIP . 196807071992032001
Pembimbing II
Dra. Lilis Komariyah, M.Pd NIP . 195906281989012001
Mengetahui, Ketua Program Studi
Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi
Wisma Gelar Kharisma, 2014
STUDI TENTANG GERAK DASAR SISWA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN KEBUGARAN JASMANI DI SDN CITRASARI LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Wisma Gelar Kharisma (0900997), “Studi Tentang Gerak Dasar Siswa Dalam Hubungannya Dengan Kebugaran Jasmani Di SDN Citrasari Lembang”. Pembimbing 1 Dr. Hj. Tite Juliantine, M.Pd. Pembimbing 2 Dra. Lilis Komariyah, M.Pd.
Dilatar belakang oleh pentingnya perilaku gerak dasar siswa yang merupakan salah satu sumber meraih keberhasilan dalam belajar. Gerak ialah merupakan bagian dari kehidupan, yaitu dasar untuk mencari nafkah, bekerja, dan belajar. Gerak dasar ialah merupakan unsur pokok gerak dari seluruh manusia. Sedangkan kebugaran jasmani ialah derajat sehat dinamis seseorang yang merupakan kemampuan jasmani yang menjadi dasar untuk keberhasilan pelaksanaan tugas yang harus dilaksanakan. Sehingga siswa yang mempunyai gerak dasar dan kebugaran jasmani yang baik dapat bergerak dengan leluasa tanpa hambatan gerak dan meraih keberhasilan dalam belajar.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara prilaku gerak dasar siswa dengan tingkat kebugaran jasmani pada siswa. Metode penelitian yang digunakan metode ex post facto, dengan desain penelitian
causial-comparatif. Populasi dari penelitin ini adalah siswa SDN Citrasari Lembang
yang berjumlah 465 siswa, sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 38 siswa diambil dengan menggunakan cluster random sampling. Instrumen yang digunakan tes TKJI dan tes gerak dasar dari Nurhasan (2000). Dari hasil pengolahan dan analisis data dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara prilaku gerak dasar siswa dengan tingkat kebugaran jasmani.
ABSTRACT
Wisma Gelar Kharisma (0900997), “A Study About Student’s Basic Movements In It’s Relation To Physical Fitness At SDN Citrasari Lembang ”. 1st
Adviser Dr. Hj. Tite Juliantine, M.Pd. 2nd Adviser Dra. Lilis Komariyah, M.Pd.
This study is begun by the importance of student’s basic movements which are
one of the sources of learning targets in learning. Movement is part of life –thatis basic to make a living, work, and study. Basic movements are the primary element of
human’s movements while physical fitness is human’s dynamic health level, which is
the physical ability that is base to implement things to carry out, so that learners who have good basic movement and physical fitness can move without any barriers and succeed in learning. The goal of this study is finding out whether or not there is
relation between student’s basic movements and physical fitness level of student’s.
The method used in this research is ex post facto, with causial-comparatifas design of the study. Population in this study is students at SDN Citrasari, Lembang that are 465 students. Sample used in this study is 38 students taken using cluster random
sampling. Instruments used are TKJI and basic-movements test ofNurhasan (2000).
Both data analysis and data processing conlude that there is a significant relation
between student’s basic movements and physical fitness level of student’s.
Wisma Gelar Kharisma, 2014
STUDI TENTANG GERAK DASAR SISWA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN KEBUGARAN JASMANI DI SDN CITRASARI LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ……….………... i
ABSTRAK ……….……….... ii
KATA PENGANTAR ……….………. iii
UCAPAN TERIMA KASIH ……….... iv
DAFTAR ISI ………... vi
DAFTAR TABEL ………..……….. viii
DAFTAR BAGAN ………..……….. ix
DAFTAR LAMPIRAN ………..………... x
BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah ...1
B. Identifikasidan Rumusan MasalahPenelitian ...4
C. Batasan Masalah ...5
D. PertanyaanPenelitian ...6
E. TujuanPenelitian ...6
F. ManfaatPenelitian ...6
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Pusataka ...7
A.1 Pembelajaran Pendidikan Jasmani ...7
A.2 Pembelajaran Pendidikan Jasmani Di Sekolah Dasar ... 10
A.3 Materi-Materi Pendidikan Jasmani Di Sekolah Dasar ... 14
A.4 Mengenal Gerak Dasar Lokomotor, Non-Lokomotor, Dan Manipulatif ... 15
b. Gerak Lokomotor ... 15
c. Gerak Non-Lokomotor ... 16
d. Gerak Manipulatif ... 16
A.5 Kebugaran Jasmani ... 17
a. Pengertian Kebugaran Jasmani ... 17
b. Unsur Kebugaran Jasmani... 18
c. Pentinganya Kebugaran Jasmani ... 19
d. Faktor Yang Mempengaruhi Kebugaran Jasmani ... 20
B. Kerangka Pemikiran ... 21
C. Hipotesis ... 22
BAB III METODE PENELITIAN A. MetodePenelitian ... 23
B. DesainPenelitian ... 24
C. Populasi Dan Sampel Penellitian ... 27
1. Populasi Penelitian ... 27
2. Sampel Peneliian ... 27
D. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 27
1. Gerak Dasar ... 27
2. Kebugaran Jasmani ... 28
E. Instrumen Penelitian ... 28
F. PengujianValiditas Dan Reliabilitas ... 32
G. Teknik Pengumpulan Data ... 32
H. Teknik Analisis Data ... 33
I. Lokasi dan Waktu Peelitian ... 33
BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISI DATA A. Pengolahan Dan Analisis Data ... 34
Wisma Gelar Kharisma, 2014
STUDI TENTANG GERAK DASAR SISWA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN KEBUGARAN JASMANI DI SDN CITRASARI LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 40
B. Saran ... 40
DAFTAR PUSTAKA ... 41
LAMPIRAN-LAMPIRAN ...
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kompetensi Yang Berhubungan Langsung Dan Tidak Langsung Dengan
Aktifitas Gerak (Movement) ... 15
Tabel 3.1 Nilai TKJI Putra ... 30
Tabel 3.2 Nilai TKJI Putri ... 31
Wisma Gelar Kharisma, 2014
STUDI TENTANG GERAK DASAR SISWA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN KEBUGARAN JASMANI DI SDN CITRASARI LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR BAGAN
2.1 Kebugaran Jasmani yang berkaitan dengan peforma ... 14
3.1 Desain penelitian causual-comparative... 25
DAFTAR LAMPIRAN
1. Tabel normatif gerak dasar ...
2. Data hasil tes gerak dasar puteri...
3. Data hasil tes gerak dasar putera ...
4. Data tabel nilai TKJI puteri ...
Wisma Gelar Kharisma, 2014
STUDI TENTANG GERAK DASAR SISWA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN KEBUGARAN JASMANI DI SDN CITRASARI LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh orang dewasa
untuk membantu individu ke arah kemandirian dalam arti bisa bertanggung jawab
secara pribadi maupun sosial. Proses pendidikan memerlukan waktu yang panjang
bertahun-tahun bahkan berpuluh-puluh tahun, sehingga diperlukan pengorbanan
dan kesabaran.Proses pembelajaran yang ditanamkan di sekolah sejak dini
merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi kecerdasan bangsa
untuk kehidupan peserta didik di masa yang akan datang. Pendidikan dasar
merupakan salah satu jenjang pendidikan yang bertujuan untuk mengembangkan
sikap dan memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan
untuk hidup di masyarakat dan mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti
pendidikan ke jenjang selanjutnya termasuk di dalamnya pembekalan lewat
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Proses pendidikan atau pembinaan
sumber daya manusia orientasinya tidak lepas dari menciptakan generasi yang
mandiri yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor seperti
dikemukakan oleh Disman, (1990) dalam Hanif, (2009:60) yaitu :
Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
Tujuan pendidikan jasmani yang mulia tersebut bisa disampaikan dalam
proses pembelajaran, program penjas di sekolah haruslah diarahkan pada upaya
pengembangan pribadi anak secara menyeluruh sesuai dengan konsep di atas.
Bagian dari tujuan pendidikan jasmani yang perlu dikembangkan salah
satunya adalah pengembangan aspek gerak dasar yang juga sangat penting
2
untuk mengarungi kehidupannya di masa kini dan masa depannya. Sukintaka
(1992:16) memberikan pengertian tentang kemampuan dasar gerak yaitu
“Kemampuan seseorang dalam melakukan gerak, baik gerak untuk keperluan sehari-hari, maupun gerak yang mendasari gerak berolahraga.” Dengan
peningkatan gerak dasar anak melalui kegiatan bermain di sekolah sangat
memberikan kontribusi terhadap peningkatan dasar gerak anak. Hal ini dijelaskan
Sukintaka (1992:16) yaitu :
Anak bermain akan meningkatkan dasar gerak mereka. Dasar gerak yang baik akan meningkatkan fungsi organ tubuh menjadi baik, berarti anak mengalami perkembangan dalam melakukan tugas-tugas gerak. Kalau fungsi organ tubuh menjadi baik, berarti anak mengalami proses perkembangan motorik.
Siswa sekolah dasar bukanlah miniatur orang dewasa, kemampuan mereka
sungguh berbeda seperti kebutuhan, minat, dan kemampuan, mereka mempunyai
kekhasan dalam bersikap, sehingga arah pembelajaranpun harus bersifat
menyeluruh, seperti dijelaskan Christopher Hickey (1995) dalam Lutan
(1996/1997:6) yaitu :
Pendekatan menyeluruh dalam pendidikan jasmani terbukti mempunyai pengaruh yang berarti terhadap tingkat kemampuan dan sikap dalam jangka waktu yang lama dalam diri siswa yang belajar dibandingkan dengan yang secara khusus hanya dikonsentrasikan pada atletik atau senam saja. Dalam kaitan ini pemberian spesialisasi cabang olahraga terlalu dini secara pedagogik sesungguhnya kurang menguntungkan bagi pribadi anak.
Dari kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa untuk pembelajaran
pendidikan jasmani di SD bukan untuk belajar spesialisasi cabang olahraga
melainkan untuk pembelajaran gerak dasar siswa.
Sekolah sebagai institusi yang bertanggung jawab dalam mengembangkan
potensi-potensi anak, yang perlu dikelola dengan baik oleh seorang guru melalui
kolaborasi dengan berbagai pihak di lingkungan sekolah maupun di lingkungan
3
Wisma Gelar Kharisma, 2014
STUDI TENTANG GERAK DASAR SISWA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN KEBUGARAN JASMANI DI SDN CITRASARI LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
siswa banyak terlibat dalam tugas-tugas penting untuk bergerak dan belajar
melalui gerak, sehingga tercipta pengkayaan perbendaharaan gerak anak yang
lebih luas.
Memperkaya gerak anak di sekolah dasar haruslah menyeluruh dengan
kegiatan yang bisa meningkatkan hasrat untuk bergerak dan menjangkau wawasan
ke masa depan, hal tersebut dijelaskan Lutan (1996/1997:6):
Penerapan pendidikan jasmani secara menyeluruh dengan bentuk-bentuk kegiatan yang dimodifikasi tampaknya akan menjadi pendekatan alternatif pengajaran pendidikan jasmani yang sesuai dan perlu dipertimbangkan pada masa sekarang dan masa mendatang di Indonesia.
Penerapan pembelajaran yang dimodifikasi bisa dilakukan untuk
mengembangkan aspek gerak dasar anak seperti gerak lokomotor, non lokomotor
maupun manipulatif. Aspek inilah yang harus dikembangkan untuk
mempersiapkan anak dalam menghadapi kehidupannya melalui media permainan
tetapi implementasi permainan dipilih haruslah hati-hati, hal ini sesuai dengan
pendapat Suparlan, dkk. (2010:13) yaitu : “Permainan haruslah hati-hati dipilih
dan dimplementasikan dengan mengkaitkan kemampuan gerak lokomotor,
manipulatif, dan stabilitas (non lokomotor).” Melalui aspek-aspek ini akan berkembang pada penghalusan gerak yang sangat bermanfaat bagi aktivitas
siswa dalam kehidupannya seperti bisa ikutserta dalam berbagai permainan,
olahraga, dan aktivitas sehari-hari. Dengan melatih siswa dengan berbagai
aktivitas gerak dasar, akan mengantarkan siswa semakin terampil dalam
kehidupannya. Hal ini dijelaskan Lutan dan Toho (2001:22) yaitu :
Pelaksanaan tugas gerak merupakan jantung pendidikan jasmani di SD. Yang diutamakan adalah pengembangan dan kemudian penghalusan keterampilan gerak dasar untuk kemudian menjadi dasar pelaksanaan olahraga atau kegiatan rekreasi. Konsentarsi pelaksanaan tugas gerak adalah untuk memperkaya perbendaharaan gerak anak. Atas dasar keadaan itulah, anak semakin trampil.
Pengembangan domain psikomotorik haruslah berorientasi pada taraf
4
mencerminkan prinsip kesesuaian dengan asas developmentally appropirate
practice (DAP) atau keselarasan dengan tahap perkembangan anak yang
mengarah pada partisipasi penuh dan menyeluruh, sehingga akan menggiring
anak pada hasil belajar yang lebih baik.
Penggalian data tentang pengembangan aktivitas gerak dasar seperti
gerak lokomotor, manipulatif, dan stabilitas bagi siswa sangatlah penting
dilakukan karena dapat mendukung pada keterampilan gerak yang berkaitan
dengan olahraga. Pengembangan aktivitas gerak dasar siswa bila dikaitkan proses
pembelajaran penjas dengan pengembangan kebugaran jasmani siswa penting,
Dauer and Pangrazy (1992) dalam Mahendra (2008:20) penyataaan bahwa
“Pembelajaran penjas bisa memberikan sumbangan dalam meningkatkan
kebugaran jasmani dan kesehatan”.
Oleh sebab itu peran guru sangat penting bagaimana menciptakan proses
pembelajaran yang bisa membangkitkan minat siswa untuk aktif bergerak, bukan
hanya aktif di lingkungan sekolah saja dalam pelajaran intrakurikuler penjas saja,
tetapi bisa melakukannya dalam waktu senggangnya. Dari permasalahan tersebut,
maka peran guru dalam pembelajaran penjas sangat penting sekali, salah satunya
bagaimana memilih kegiatan yang cocok untuk membangkitkan minat siswa
sehingga bisa meningkatkan pengembangan budaya gerak yang pada akhirnya
bermuara pada peningkatan kebugaran jasmani. Dari alasan-alasan di atas,
mendorong penulis untuk meneliti lebih dalam lagi tentang gerak dasar siswa
dalam hubungannnya dengan kebugaran jasmani di SDN Citrasari Kecamatan
Lembang.
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah Penelitian
Masalah yang terkait dengan program pengembangan gerak dasar dalam
lingkup Penjasorkes penting diteliti karena harus dimiliki siswa dalam
mengarungi kehidupannya dimasa kini dan masa depannya karena gerak dasar dan
kebugaran jasmani memegang peranan yang cukup dominan dalam mendukung
hasil belajar secara keseluruhan sebagaimana dijelaskan oleh Mahendra (2008:7)
5
Wisma Gelar Kharisma, 2014
STUDI TENTANG GERAK DASAR SISWA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN KEBUGARAN JASMANI DI SDN CITRASARI LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
anek aaktivitas jasmani” Sedangkan kaitannya dengan kebugaran jasmani
dijelaskan Suherman(2008:1) bahwa “Dengan status kebugaran jasmani yang
memadai, seseorang pelajar dapat lebih konsentrasi dalam belajarnya.” Hal
serupa dijelaskan oleh Richard. et.al (2007:1) bahwa “There is, however, some persuasive evidence to suggest that physical activity can improve children’s concentration and arousal, which might indirectly benefit academic
performance.” Ada beberapa bukti meyakinkan bahwa aktivitas jasmani dapat
meningkatkan konsentrasi dan semangat, yang secara tidak langsung dapat
bermanfaat terhadap prestasi akademik.
Dari kedua pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa yang
memiliki kebugaran jasmani akan mampu berkonsentarsi lebih baik dan juga
memiliki semangat belajar yang tinggi sehingga akan berpengaruh positif
terhadap kinerja akademik.
Lebih jauh Anonymous (2010:5) dalam penelitiannya menjelaskan “...that
physical activity may improve academic achievement in both children and adults”.
Hal yang sama dijelaskan Renstrom & Roux 1988 dalam Giriwijoyo, dkk.
(2007:93) yaitu “Terdapat bukti-bukti kuat bahwa remaja yang terlibat dalam
olahraga, memperlihatkan hasil akademik yang lebih baik dari pada yang tidak.”
Berdasarkan masalah penelitian yang dikemukakan di atas, dapat
dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:
Apakah ada hubungan antara perilaku gerak dasar siswa dengan tingkat
kebugaran jasmani pada siswa SDN Citrasari ?
C. Batasan Masalah
Untuk membatasi permasalahan yang akan dibahas agar tidak terlalu luas,
maka peneliti hanya akan meneliti tentang hubungan antara perilaku gerak dasar
siswa dengan tingkat kebugaran jasmani pada siswa SDN Citrasari kecamatan
6
D. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan masalah penelitian yang dikemukakan di atas, dapat
dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:
Apakah ada hubungan antara perilaku gerak dasar siswa dengan tingkat
kebugaran jasmani pada siswa SDN Citrasari ?
E. Tujuan Penelitian
Mengacu pada rumusan masalah yang diajukan, tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Untuk mengetahui hubungan antara perilaku gerak dasar siswa dengan
tingkat kebugaran jasmani pada siswa SDN Citrasari.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua orang maupun
semua kalangan terutama yang berkecimpung di dunia pendidikan khususnya bagi
penulis umumnya bagi pembaca. Manfaat penelitian dibedakan menjadi dua yaitu
manfaat secara teoritis dan manfaat praktis.
Manfaat secara teoritis diharapkan dapat menambah pemahaman dan
keilmuan dalam bidang pendidikan jasmani dan olahraga. Adapun manfaat praktis
dari penelitian ini adalah :
1. Memberikan gambaran bagi guru pendidikan jasmani dalam proses
pembelajaran di sekolah supaya lebih mengedepankan pembelajaran
multilateral.
2. Masukan bagi lembaga-lembaga pendidikan untuk lebih meningkatkan lagi
kualitas pembelajaran pendidikan jasmani dengan mengedepankan kegiatan
yang cocok untuk membangkitkan minat siswa sehingga bisa meningkatkan
Wisma Gelar Kharisma, 2014
STUDI TENTANG GERAK DASAR SISWA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN KEBUGARAN JASMANI DI SDN CITRASARI LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Saat melakukan penelitian seorang peneliti memerlukan suatu metode
sebagai salah satu cara untuk mencapai tujuan penelitian dan membantu
mengungkapkan suatu permasalahan. Keberhasilan suatu penelitian ilmiah tidak
terlepas dari metode yang digunakan dalam penelitian. Masalah yang diteliti serta
tujuan yang ingin dicapai dalam suatu penelitian akan menentukan penggunaan
metode penelitian.
Metode penelitian merupakan suatu cara yang ditempuh untuk
memperoleh data, menganalisis dan menyimpulkan hasil penelitian. Penggunaan
metode dalam pelaksanaan penelitian adalah hal yang sangat penting, sebab dalam
menggunakan metode penelitian yang tepat diharapkan dapat mencapai tujuan
yang diinginkan. Disamping itu penggunaan metode tergantung kepada
permasalahan yang akan dibahas, dengan kata lain penggunaan suatu metode
dilihat dari efektifitas, efisiensi, dan relevansinya metode tersebut. Suatu metode
dikatakan efektif apabila selama pelaksanaan dapat terlihat adanya perubahan
positif menuju tujuan yang diharapkan. Sedangkan suatu metode dikatakan efisien
apabila penggunaan waktu, fasilitas, biaya, dan tenaga dapat dilaksanakan
sehemat mungkin namun dapat mencapai hasil yang maksimal. Metode dikatakan
relevan apabila waktu penggunaan hasil pengolahan dengan tujuan yang hendak
dicapai tidak terjadi penyimpangan. Sehubungan dengan masalah yang diutarakan
dalam penelitian ini, penulis mengunakan metode ex post facto. Dalam hal ini
Fraenkel, JR, and Wallen, NE. (1993:317) mendefinisikan metode penelitian ex
post facto sebagai:
24
Penjelasan singkatnya bahwa penelitian kausal-komparatif juga disebut
kadang-kadang ex post facto, penelitian (dari bahasa Latin "setelah sesuatu
kejadian"). Hal ini berbeda dengan penelitian eksperimental, di mana peneliti
menciptakan perbedaan antara atau di antara kelompok-kelompok dan kemudian
membandingkan kinerjanya (pada satu atau lebih variabel dependen) untuk
menentukan dampak dari perbedaan dibuat. Sedangkan (Donal Ary, dkk, dalam
Arief Furchan, 1982:382 dan Yatim Rianto, 1996:27) dalam Zuriah (2006:57)
memberikan pengertian yaitu :
Penelitian tersebut dilakukan setelah perbedaan-perbedaan dalam variabel
itu terjadi karena perkembangan kejadian itu secara alami. Semua kejadian yang
dipersoalkan sudah lewat, sehingga tidak memungkinkan untuk dilakukan
treatment sebagaimana dalam penelitian eksperimen.
Penelitian ex post facto adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk
meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kejadiannya dengan melihat ke belakang
untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut. Ciri
utama dalam penelitian ex post facto adalah tidak adanya perlakuan yang
diberikan oleh peneliti atau dengan kata lain perlakuannya sudah dilakukan tanpa
ada kontrol dari peneliti.
B.Desain Penelitian
Untuk memberikan gambaran mengenai alur pikir dalam penelitian ini
penulis memberikan gambaran sebuah desain penelitian casual-comparative dari
Fraenkel etc. (1993). Desain yang dipilih oleh penulis dimaksudkan untuk
membandingkan dengan kelompok peneliti yang berbeda terhadap satu variabel
yang akan diteliti. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Frankel etc. (1993:321)
bahwa “The basic causal-comparative design involves selection two or more
25
Wisma Gelar Kharisma, 2014
STUDI TENTANG GERAK DASAR SISWA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN KEBUGARAN JASMANI DI SDN CITRASARI LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Desain dasar kausal-komparatif melibatkan pemilihan dua atau lebih
kelompok yang berbeda pada variabel tertentu yang menarik dan
membandingkannya terhadap variabel atau variabel lain.
Gambar .2
Bagan 3.1
Desain Penelitian Causal-Comparative
(Sumber: Frankel etc, 1993:321)
Keterangan
C1: gerak dasar
0: Tes Kebugaran
Mengenai langkah-langkah penelitian, pendapat Sutresna (2002:125) yang
diadaptasi dari Gay (1996:91-98) menjelaskan bahwa: “Umumnya langkah
penelitian diawali dengan proses penelusuran masalah, penelusuran data dan teori,
perumusan hipotesis, penentuan model penelitian, analisis dan interpretasi data,
penarikan kesimpulan, implikasi dan saran.” Secara skematis, langkah penelitian
tersebut tersusun dalam gambar berikut:
Group Independent Variable Dependent variable
I C1 0
26
Bagan 3.2
Langkah-langkah Penelitian.
Diadaptasi dari sumber: LR. Gay, Educational Research; Competencies for
Analysis and Application; New Jersey, Prentice Hall Inc. (1996,pp. 91-98).
Penelusuran
Permasalahan real di lapangan, sehingga
memunculkan beragam
masalah penelitian. Penelusuran beragam data
empiric dan teoritik sebagai landasan kerangka berpikir berlaitan dengan masalah penelitian.
Perumusan hipotesis dengan mengacu pada kerangka berpikir dan kajian empirik
serta teoritik.
Penentuan metode penelitian berkenaan dengan : sampel,
instrumen, desain, dan prosedur penelitian
Analisis dan interpretasi data (Data analysisi)
Penarikan kesimpulan,
Implikasi dan saran
27
Wisma Gelar Kharisma, 2014
STUDI TENTANG GERAK DASAR SISWA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN KEBUGARAN JASMANI DI SDN CITRASARI LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian
Populasi adalah objek penelitian atau yang dijadikan sumber data dari
suatu penelitian. Populasi memegang peranan penting dalam suatu penelitian,
sebab populasi merupakan objek yang akan dipergunakan sebagai bahan
penelitian, Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SDN Citrasari
Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat dengan jumlah populasi kelas
465 orang.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah wakil populasi yang diteliti. Arikunto (2006: 131)
menjelaskan pengertian sampel sebagai berikut: “Sampel adalah sebagian atau
wakil populasi yang diteliti”. Sesuai dengan penjelasan tersebut penulis memilih
dan menentukan sebagian populasi untuk dijadikan sampel penelitian, penentuan
sampel dimaksudkan untuk mengurangi subjek yang terlalu banyak jumlahnya.
Mengenai banyaknya sampel yang diambil untuk penelitian ini adalah
kelas 3 dengan jumlah 38 orang putra dan putri serta rentang usia antara 9 –10
tahun. Teknik penarikan sampling menggunakan cluster random sampling, hal ini
dijelaskan Yatim Riyanto dalam Zuriah (2006:136) yaitu : „Cluster random
sampling digunakan apabila sampel merupakan suatu kelompok (cluster) yang mempunyai sifat heterogen.‟
D. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Untuk menghindari penafsiran yang keliru dan memberikan penjelasan
istilah-istilah dalam penelitian ini, penulis menganggap perlu untuk memberikan
penjelasan tentang istilah yang dipergunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut:
1. Gerak Dasar
Gerak merupakan bagian dari kehidupan, yaitu dasar untuk mencari
28
(2011:31) yaitu “Gerak dasar merupakan unsur pokok gerak dari seluruh manusia.
Gerak dasar manusia terdiri atas tiga macam, yaitu lokomotor, non lokomotor, dan
manipulatif.”
2. Kebugaran Jasmani
Definisi operasional kebugaran jasmani dalam dokumen Depdiknas
(2003:1) tentang Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI), dijelaskan bahwa :
Kebugaran jasmani adalah kondisi jasmani yang bersangkut paut dengan kemampuan dan kesanggupannya berfungsi dalam pekerjaan secara optimal dan efisien. Disadari atau tidak sebenarnya kebugaran jasmani itu merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia karena kesegaran jasmani senyawa dengan hidup manusia.
Konsep ini ditetapkan menjadi instrumen yang berlaku di Indonesia mulai
tahun 1984, dan kelompok umur yang berlaku untuk norma klasifikasi pada
penelitian ini adalah umur 6 – 9 tahun.
E. Instrumen Penelitian
Intrumen penelitian yang digunakan untuk mengetahui kemampuan gerak
dasar siswa sekolah dasar adalah tes motor ability seperti yang dijelaskan oleh
Nurhasan (2000 :104) yaitu “ tes motor ability ini digunakan untuk mengukur kemampuan gerak dasar bagi siswa sekolah dasar.” Yang terdiri dari :
Tes ini terdiri dari empat butir tes yaitu :
1. Tes shuttle-run 4 x 10 meter
2. Tes lempar tangkap bola jarak 1 meter dengan tembok
3. Tes stork stand positional balance
4. Tes lari cepat 30 meter
Administrasi tes
1). Tes shuttle-run 4 x 10 meter
29
Wisma Gelar Kharisma, 2014
STUDI TENTANG GERAK DASAR SISWA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN KEBUGARAN JASMANI DI SDN CITRASARI LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Alat/fasilitas : stopwacch, lintasan yang lurus dan datar dengan jarak 10
meter dengan garis start dan garis finish.
Pelaksanaan : start dilakukan dengan berdiri. Pada aba-aba “bersedia”
orang coba atau berdiri dengan salah satu ujung jari kaki
sedekat mingkun dengan garis start.
2). Tes lempar tangkap bola jarak 1 meter ke tembok
Tujuan : mengukur kemampuan koordinasi mata dan tangan
Alat/fasilitas : bola tenis, stopwatch dan tembok yang rata
Pelaksanaan : subyek berdiri di belakang garis batas sambil memegang
bola tenis dengan kedua tangan didepan dada. Aba-aba
“ya” subyek dengan segera melakukan lempar tangkat ke
dinding.
Skor : dihitung jumlah tangkapan bola yang dapat dilakukan
selama 30 detik
3). Tes stork stand positional balance
Tujuan : mengukur keseimbangan tubuh
Alat/fasilitas : stopwatch
Pelaksanaan : subyek berdiri dengan tumpuan kaki kiri, kedua tangan
bertolak pinggang, kedua mata dipejamkan, lalu letakan
kaki kanan pada lutut kaki kiri sebelah dalam.
Pertahankan sikap tersebut selama mungkin.
Skor : dihitung waktu yang dicapai dalam mempertahankan
sikap di atas sampai dengan tanpa memindahkan kaki kiri dari tempat
semula.
4). Tes lari cepat 30 meter
Tujuan : mengukur kecepatan lari
Alat : stopwatch, lintasan lurus dan rata sejauh 30 meter, pluit
Pelaksanaan : start dilakukan dengan berdiri. Pada aba-aba “bersedia”
sebyek berdiri dengan salah satu ujung jari kakinya
30
subyek siap untuk lari menuju garis finish dengan jarak
30 meter, sampai melewati garis finish.
Skor : dihitung waktu yang ditempus dalam melakukan lari
sejauh 30 meter
Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengetahui tingkat kebugaran
jasmani siswa sekolah dasar adalah tes kebugaran jasmani yang diterbitkan oleh
Depdiknas. Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani Indonesia (2003:3) untuk
umur 6 – 9 tahun putera dan putri yang terdiri dari :
Tes kesegaran jasmani Indonesia terdiri dari :
1. Untuk putra terdiri dari :
a. Lari 30 meter (6 - 9 tahun)
b.Gantung siku tekuk
c. Baring duduk (sit up) selama 30 detik
d.Loncat tegak (vertical jump)
e. Lari 600 meter (usia 6 - 9 tahun)
2. Untuk putra terdiri dari :
a. Lari 30 meter (6 - 9 tahun)
b.Gantung siku tekuk
c. Baring duduk (sit up) selama 30 detik
d.Loncat tegak (vertical jump)
31
Wisma Gelar Kharisma, 2014
STUDI TENTANG GERAK DASAR SISWA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN KEBUGARAN JASMANI DI SDN CITRASARI LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.1
Nilai TKJI
(Untuk Putra Usia 6-9 Tahun)
Nilai Lari 30
(Untuk Putri Usia 6-9 Tahun)
32
1 9.3” dst 0”-2” 0-1 1-12 5.04” dst 1
F. Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap
konsep yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang seharusnya
diukur. Validits dan realibilitas menggunakan tes motor ability, Nurhasan
(2000:104) menyebutkan bahwa : “ tes ini mempunyai realibilitas sebesar 0,93
dan validitasnya sebesar 0,87.”
Untuk tes kebugaran jasmani menggunakan TKJI dengan nilai realibilitas
puteri 0,715 dan putra 0,791 sedangkan validitas puteri 0,338 dan putera 0,894
(departemen pendidikan nasional pusat pengembangan kualitas jasmani, 2003)
G. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat
digunakan oleh peneliti untuk pengumpulan data. Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini ada dua teknik, yaitu tes gerak dasar dan tes
kebugaran jasmani. Tes gerak dasar dan Tes kebugaran jasmani yang
digunakan adalah tes yang sudah terstandar yaitu tes motor ability untuk
sekolah dasar dan tingkat kebugaran jasmani Indonesia untuk anak umur 6-9
tahun yang memenuhi syarat untuk digunakan sebagai instrumen pengumpul
data dalam penelitian ini. Tes tersebut menurut nurhasan telas teruji validitasnya.
Adapun menurut nurhasan (2000:26) validitas adalah “ Suatu pengukuran dapat
dikatakan valid, bila alat pengukuran atau tes bener-benar tepat untuk untuk
mengukur apa yang hendak diukur dan sesuia dengan gejala yang diukurnya”.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan validitas isi (content validity)
menurut Arikunto (1995 dalam nurhasan 2000:26) menyatakan bahwa “Validatas
isi adalah validitas yang menggambarkan derajat kesahihan suatu alat ukur atau
33
Wisma Gelar Kharisma, 2014
STUDI TENTANG GERAK DASAR SISWA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN KEBUGARAN JASMANI DI SDN CITRASARI LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
H. Teknik Analisis Data
Dari kedua tes, gerak dasar dan kebugaran jasmani dapat di korelasikan
dengan pengukuran setara, seperti yang dijelaskan Nurhasan (2000:34) yaitu :
“Kedua bentuk tes yang setara diberikan kepada sekelompok siswa, masing – masing pertamakali dengan tes bentuk ke satu dan berikutnya dengan tes bentuk
kedua.” Dengan rumus:
� = � −
(� 2)− 2 (� 2− 2)
Setelah dilakukan penghitungan didapat hasil korelasi dilakukan uji t
dengan rumus :
t =
� �−21−�2
I. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ex post facto ini dilaksanakan pada kelas 3 SDN Citrasari
Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat, penentuan lokasi ini diharapkan
memberi kemudahan khususnya menyangkut pengenalan lingkungan yang
berhubungan dengan siswa sebagai subjek penelitian atau menyangkut personel
yang akan membantu dalam kelancaran kegiatan ini. Waktu penelitian
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data antara hasil tes gerak dasar
dengan hasil tes kebugaran jasmani, maka penulis dapat merumuskan kesimpulan dari
hasil penelitian. Hal tersebut berdasarkan fakta dan data yang penulis peroleh dari
lapangan. Adapun kesimpulannya adalah adanya hubungan antara perilaku gerak
dasar siswa dengan tingkat kebugaran jasmani pada siswa dalam pembelajaran
pendidikan jasmani di SDN Citra Sari Lembang.
Ini berarti bahwa apabila gerak dasar siswa baik maka kebugaran jasmaninya
pun baik. Sehingga dapat disimpulkan para siswa SDN Citra Sari Lembang yang
rata-rata gerak dasarnya berkategori baik, maka kebugaran jasmaninya pun baik.
B. SARAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka penulis ingin
mengemukakan beberapan saran sebagai berikut:
1. Kepada para guru pendidikan jasmani, hasil penelitian ini membuktikan
bahwa adanya hubungan antara perilaku gerak dasar siswa dengan tingkat
kebugaran jasmani, sehingga penulis menyarankan untuk terus dilakukan
penerapan tentang pengelolaan perilaku gerak dasar siswa.
2. Untuk peneliti selanjutnya, diharapkan dapat melanjutkan penelitian
dengan cakupan yang lebih luas. Berupa metodelogi yang berbeda sampel
Wisma Gelar Kharisma, 2014
STUDI TENTANG GERAK DASAR SISWA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN KEBUGARAN JASMANI DI SDN CITRASARI LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Abduljabar, B. dan Sudrajat, J. (2010) Statistika dalam penjas. Bandung : FPOK
UPI
Adisapoetra, dkk. (1999). Panduan Teknis Tes & Latihan Kesegaran Jasmani.
Pusat Pengkajiandan Pengembangan Iptek Olahraga. Kantor Menteri Pemuda dan
Olahraga.
Ahmad Rithaudin (2011:31) Survai Model Aktivitas Pengembangan Keterampilan
Gerak dasar Di Sekolah dasar Se-Kecamatan Pengasih Kulon Progo. Jurnal
Pendidikan Jasmani Indonesia. Jurusan Pendor. FIK. UNY.
Anonymous. (2010).Physical Activity and Academic Achievement.Artikel of
Physical Education, Recreation & Dance. Reston: Sep 2010. Vol. 81, Iss. 7; pg. 5,
2 pgs. Tersedia :
http://proquest.umi.com/pqdweb?index=14&did=2137650311&SrchMode=1&sid
=2&Fmt=3&VInst=PROD&VType=PQD&RQT=309&VName=PQD&TS=1300
227098&clientId=83698
Anwar (2010) Penjas Diusulkan Masuk Mata Kuliah di Kampus. Asisten Deputi
Lembaga Keolahragaan pada Deputi Bidang Peningkatan Prestasi dan IPTEK
Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Republik Indonesia . Tersedia:
http://www.dikti.go.id/index.php?option=com_content&view=articl
Arikunto (2006) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Penerbit. Rineka
Cipta. Jakarta.
Azis (2001) Permainan Kecil di Sekolah Dasar. Pusat Penerbitan Universitas
Terbuka.
Fraenkel and Norman E. Wallen. (1993). How To Design And Evaluate Research
42
Giriwijoyo (2007). Ilmu Kesehatan Olahraga. Untuk Kesehatan dan Untuk
Prestasi Olahraga. FPOK UPI.
Hanif,dkk.(2009).KomnasPenjasor.Menuju Pendidikan Jasmani dan Olahraga
Berbasis Riset.Kementerian Negara Pemudadan Olahraga Republik Indonesia.
http://proquest.umi.com/pqdweb?index=12&did=1796465301&SrchMode=1&sid
=8&Fmt=3&VInst=PROD&VType=PQD&RQT=309&VName=PQD&TS=1310
634466&clientId=83698
Husdarta (2009) Manajemen Pendidikan Jasmani. Penerbit. Alfabeta. Bandung
Juliantine, dkk. (2012) Belajar dan Pembelajaran Penjas. FPOK. UPI.
Lutan dan Cholik (1996/1997) Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Depdikbud.
Dirjen Dikti. Bagian Proyek Penembangan Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
(Primary School Teacher Development Project) IBRD:Loan 3496-IND
Lutan dkk. (2001) Pendidikan Kebugaran Jasmani Orientasi Pembinaan
Disepanjang Hayat. Dirjen Olahraga. Depdiknas.
Mahendra. (2008). Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Bahan Ajar Pada
Diklat PLPG. Program Sertifikasi Guru Penjas Rayon X- Prov. Jawa Barat
Maksum. Kualitas Guru Pendidikan Jasmani di Sekolah : Antara Harapan dan
Kenyataan. Tersedia :
http://www.scribd.com/doc/27098795/21
Nurhasan (2000). Tes dan Pengukuran. FPOK UPI
Richard Baileya, at al. (2007:1) The Educational Benefits Claimed For Physical
Education And School Sport: An Academic Review. Journal Physical Education
43
Wisma Gelar Kharisma, 2014
STUDI TENTANG GERAK DASAR SISWA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN KEBUGARAN JASMANI DI SDN CITRASARI LEMBANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
http://proquest.umi.com/pqdweb?index=12&did=1796465301&SrchMode=1&sid
=8&Fmt=3&VInst=PROD&VType=PQD&RQT=309&VName=PQD&TS=1310
634466&clientId=83698
Saputra (2005:72) Saputra (2005:51) Filsafat Olahraga. FPOK. UPI.
Samodra (2011:52) Permasalahan Keterampilan Motorik Dasar Siswa Anak Usia
Dini. Jurnal Mimbar Pendidikan Dasar. Volume 2, No. 2, September 2011. UPI
Kampus Sumedang.
Suherman (2012). Kontribusi Unik dan Peranan Strategis Pendidikan Jasmani dan
Olahraga Dalam menunjang Keberhasilan Pendidikan Secara Keseluruhan.
Seminar Menyongsong Kurikulum 2012. Prodi POR. UPI
Suherman. (2009). Revitalisasi Pengajaran Dalam Pendidikan Jasmani. Penertbit
CV. Bintang WarliArtika. Bandung
Sukadiyanto (2008). Peran Mata Kuliah Pendidikan Jasmani Di Perguruan Tinggi.
Pendidikan Kepelatihan FIK UNY. Tersedia :
http//isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/27308304318.pdf
Sutresna (2002) Pembelajaran Bola Basket Mini Siswa Kelas Unggulan (Studi
Eksperimental di SDN Soka 34 Bandung Jawa Barat. Disertasi. Program
Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta.
Sukintaka ( 1992 ) Teori Bermain Untuk D.2 PGSD Penjaskes. Depdikbud Dirjen
Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan
Sugiyanto (2001) perkembangan dan belajar motorik. Universitas Terbuka
Sudarno, (1992). Pendidikan Kesegaran Jasmani. Depdikbud, Dirjen Dikti.
PPTG.
Rink(1993) Teaching Physical Education for Learning. University of South
44
Toho dan Lutan (1996/1997). Pendidikan jasmani dan kesehatan . departemen
pendidikan dan kebudayaan direktorat jendral pendidikan tinggi bagian proyek
pengembangan pendidikan guru sekolah dasar.
Tarigan (2009). Optimalisasi Pendidikan Jasmani dan Olahrga Berlandaskan
Ilmu Faal Olahraga. FPOK. UPI
Woods (2007:20) Sosial Issues In Sport. Human Kinetics
Zuriah (2006). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori – Aplikasi.