• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI TENTANG GERAK DASAR SISWA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN KEBUGARAN JASMANI DI SDN CITRASARI LEMBANG : Studi Tentang Deskriptif Pada Siswa SDN Citrasari Lembang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI TENTANG GERAK DASAR SISWA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN KEBUGARAN JASMANI DI SDN CITRASARI LEMBANG : Studi Tentang Deskriptif Pada Siswa SDN Citrasari Lembang."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

Wisma Gelar Kharisma, 2014

STUDI TENTANG GERAK DASAR SISWA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN KEBUGARAN JASMANI DI SDN CITRASARI LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

STUDI TENTANG GERAK DASAR SISWA DALAM HUBUNGANNYA

DENGAN KEBUGARAN JASMANI DI SDN CITRASARI LEMBANG (Studi Tentang Deskriptif Pada Siswa SDN Citrasari Lembang)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi

Oleh :

WISMA GELAR KHARISMA

NIM 0900997

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

STUDI TENTANG GERAK DASAR SISWA DALAM HUBUNGANNYA

DENGAN KEBUGARAN JASMANI DI SDN CITRASARI LEMBANG (Studi Tentang Deskriptif Pada Siswa SDN Citrasari Lembang)

Oleh:

Wisma Gelar Kharisma

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahrga dan Kesehatan

© Wisma Gelar Kharisma 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

Wisma Gelar Kharisma, 2014

STUDI TENTANG GERAK DASAR SISWA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN KEBUGARAN JASMANI DI SDN CITRASARI LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

Wisma Gelar Kharisma 0900997

STUDI TENTANG GERAK DASAR SISWA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN KEBUGARAN JASMANI DI SDN CITRASARI LEMBANG

(Studi Tentang Deskriptif Pada Siswa SDN Citrasari Lembang)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :

Pembimbing I

Dr. Hj. Tite Juliantine, M.Pd NIP . 196807071992032001

Pembimbing II

Dra. Lilis Komariyah, M.Pd NIP . 195906281989012001

Mengetahui, Ketua Program Studi

Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi

(4)
(5)

Wisma Gelar Kharisma, 2014

STUDI TENTANG GERAK DASAR SISWA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN KEBUGARAN JASMANI DI SDN CITRASARI LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Wisma Gelar Kharisma (0900997), “Studi Tentang Gerak Dasar Siswa Dalam Hubungannya Dengan Kebugaran Jasmani Di SDN Citrasari Lembang”. Pembimbing 1 Dr. Hj. Tite Juliantine, M.Pd. Pembimbing 2 Dra. Lilis Komariyah, M.Pd.

Dilatar belakang oleh pentingnya perilaku gerak dasar siswa yang merupakan salah satu sumber meraih keberhasilan dalam belajar. Gerak ialah merupakan bagian dari kehidupan, yaitu dasar untuk mencari nafkah, bekerja, dan belajar. Gerak dasar ialah merupakan unsur pokok gerak dari seluruh manusia. Sedangkan kebugaran jasmani ialah derajat sehat dinamis seseorang yang merupakan kemampuan jasmani yang menjadi dasar untuk keberhasilan pelaksanaan tugas yang harus dilaksanakan. Sehingga siswa yang mempunyai gerak dasar dan kebugaran jasmani yang baik dapat bergerak dengan leluasa tanpa hambatan gerak dan meraih keberhasilan dalam belajar.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara prilaku gerak dasar siswa dengan tingkat kebugaran jasmani pada siswa. Metode penelitian yang digunakan metode ex post facto, dengan desain penelitian

causial-comparatif. Populasi dari penelitin ini adalah siswa SDN Citrasari Lembang

yang berjumlah 465 siswa, sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 38 siswa diambil dengan menggunakan cluster random sampling. Instrumen yang digunakan tes TKJI dan tes gerak dasar dari Nurhasan (2000). Dari hasil pengolahan dan analisis data dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara prilaku gerak dasar siswa dengan tingkat kebugaran jasmani.

(6)

ABSTRACT

Wisma Gelar Kharisma (0900997), “A Study About Student’s Basic Movements In It’s Relation To Physical Fitness At SDN Citrasari Lembang ”. 1st

Adviser Dr. Hj. Tite Juliantine, M.Pd. 2nd Adviser Dra. Lilis Komariyah, M.Pd.

This study is begun by the importance of student’s basic movements which are

one of the sources of learning targets in learning. Movement is part of life –thatis basic to make a living, work, and study. Basic movements are the primary element of

human’s movements while physical fitness is human’s dynamic health level, which is

the physical ability that is base to implement things to carry out, so that learners who have good basic movement and physical fitness can move without any barriers and succeed in learning. The goal of this study is finding out whether or not there is

relation between student’s basic movements and physical fitness level of student’s.

The method used in this research is ex post facto, with causial-comparatifas design of the study. Population in this study is students at SDN Citrasari, Lembang that are 465 students. Sample used in this study is 38 students taken using cluster random

sampling. Instruments used are TKJI and basic-movements test ofNurhasan (2000).

Both data analysis and data processing conlude that there is a significant relation

between student’s basic movements and physical fitness level of student’s.

(7)

Wisma Gelar Kharisma, 2014

STUDI TENTANG GERAK DASAR SISWA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN KEBUGARAN JASMANI DI SDN CITRASARI LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ……….………... i

ABSTRAK ……….……….... ii

KATA PENGANTAR ……….………. iii

UCAPAN TERIMA KASIH ……….... iv

DAFTAR ISI ………... vi

DAFTAR TABEL ………..……….. viii

DAFTAR BAGAN ………..……….. ix

DAFTAR LAMPIRAN ………..………... x

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah ...1

B. Identifikasidan Rumusan MasalahPenelitian ...4

C. Batasan Masalah ...5

D. PertanyaanPenelitian ...6

E. TujuanPenelitian ...6

F. ManfaatPenelitian ...6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Pusataka ...7

A.1 Pembelajaran Pendidikan Jasmani ...7

A.2 Pembelajaran Pendidikan Jasmani Di Sekolah Dasar ... 10

A.3 Materi-Materi Pendidikan Jasmani Di Sekolah Dasar ... 14

A.4 Mengenal Gerak Dasar Lokomotor, Non-Lokomotor, Dan Manipulatif ... 15

(8)

b. Gerak Lokomotor ... 15

c. Gerak Non-Lokomotor ... 16

d. Gerak Manipulatif ... 16

A.5 Kebugaran Jasmani ... 17

a. Pengertian Kebugaran Jasmani ... 17

b. Unsur Kebugaran Jasmani... 18

c. Pentinganya Kebugaran Jasmani ... 19

d. Faktor Yang Mempengaruhi Kebugaran Jasmani ... 20

B. Kerangka Pemikiran ... 21

C. Hipotesis ... 22

BAB III METODE PENELITIAN A. MetodePenelitian ... 23

B. DesainPenelitian ... 24

C. Populasi Dan Sampel Penellitian ... 27

1. Populasi Penelitian ... 27

2. Sampel Peneliian ... 27

D. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 27

1. Gerak Dasar ... 27

2. Kebugaran Jasmani ... 28

E. Instrumen Penelitian ... 28

F. PengujianValiditas Dan Reliabilitas ... 32

G. Teknik Pengumpulan Data ... 32

H. Teknik Analisis Data ... 33

I. Lokasi dan Waktu Peelitian ... 33

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISI DATA A. Pengolahan Dan Analisis Data ... 34

(9)

Wisma Gelar Kharisma, 2014

STUDI TENTANG GERAK DASAR SISWA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN KEBUGARAN JASMANI DI SDN CITRASARI LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 40

B. Saran ... 40

DAFTAR PUSTAKA ... 41

LAMPIRAN-LAMPIRAN ...

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kompetensi Yang Berhubungan Langsung Dan Tidak Langsung Dengan

Aktifitas Gerak (Movement) ... 15

Tabel 3.1 Nilai TKJI Putra ... 30

Tabel 3.2 Nilai TKJI Putri ... 31

(11)

Wisma Gelar Kharisma, 2014

STUDI TENTANG GERAK DASAR SISWA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN KEBUGARAN JASMANI DI SDN CITRASARI LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR BAGAN

2.1 Kebugaran Jasmani yang berkaitan dengan peforma ... 14

3.1 Desain penelitian causual-comparative... 25

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Tabel normatif gerak dasar ...

2. Data hasil tes gerak dasar puteri...

3. Data hasil tes gerak dasar putera ...

4. Data tabel nilai TKJI puteri ...

(13)

Wisma Gelar Kharisma, 2014

STUDI TENTANG GERAK DASAR SISWA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN KEBUGARAN JASMANI DI SDN CITRASARI LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh orang dewasa

untuk membantu individu ke arah kemandirian dalam arti bisa bertanggung jawab

secara pribadi maupun sosial. Proses pendidikan memerlukan waktu yang panjang

bertahun-tahun bahkan berpuluh-puluh tahun, sehingga diperlukan pengorbanan

dan kesabaran.Proses pembelajaran yang ditanamkan di sekolah sejak dini

merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi kecerdasan bangsa

untuk kehidupan peserta didik di masa yang akan datang. Pendidikan dasar

merupakan salah satu jenjang pendidikan yang bertujuan untuk mengembangkan

sikap dan memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan

untuk hidup di masyarakat dan mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti

pendidikan ke jenjang selanjutnya termasuk di dalamnya pembekalan lewat

pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Proses pendidikan atau pembinaan

sumber daya manusia orientasinya tidak lepas dari menciptakan generasi yang

mandiri yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor seperti

dikemukakan oleh Disman, (1990) dalam Hanif, (2009:60) yaitu :

Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.

Tujuan pendidikan jasmani yang mulia tersebut bisa disampaikan dalam

proses pembelajaran, program penjas di sekolah haruslah diarahkan pada upaya

pengembangan pribadi anak secara menyeluruh sesuai dengan konsep di atas.

Bagian dari tujuan pendidikan jasmani yang perlu dikembangkan salah

satunya adalah pengembangan aspek gerak dasar yang juga sangat penting

(14)

2

untuk mengarungi kehidupannya di masa kini dan masa depannya. Sukintaka

(1992:16) memberikan pengertian tentang kemampuan dasar gerak yaitu

“Kemampuan seseorang dalam melakukan gerak, baik gerak untuk keperluan sehari-hari, maupun gerak yang mendasari gerak berolahraga.” Dengan

peningkatan gerak dasar anak melalui kegiatan bermain di sekolah sangat

memberikan kontribusi terhadap peningkatan dasar gerak anak. Hal ini dijelaskan

Sukintaka (1992:16) yaitu :

Anak bermain akan meningkatkan dasar gerak mereka. Dasar gerak yang baik akan meningkatkan fungsi organ tubuh menjadi baik, berarti anak mengalami perkembangan dalam melakukan tugas-tugas gerak. Kalau fungsi organ tubuh menjadi baik, berarti anak mengalami proses perkembangan motorik.

Siswa sekolah dasar bukanlah miniatur orang dewasa, kemampuan mereka

sungguh berbeda seperti kebutuhan, minat, dan kemampuan, mereka mempunyai

kekhasan dalam bersikap, sehingga arah pembelajaranpun harus bersifat

menyeluruh, seperti dijelaskan Christopher Hickey (1995) dalam Lutan

(1996/1997:6) yaitu :

Pendekatan menyeluruh dalam pendidikan jasmani terbukti mempunyai pengaruh yang berarti terhadap tingkat kemampuan dan sikap dalam jangka waktu yang lama dalam diri siswa yang belajar dibandingkan dengan yang secara khusus hanya dikonsentrasikan pada atletik atau senam saja. Dalam kaitan ini pemberian spesialisasi cabang olahraga terlalu dini secara pedagogik sesungguhnya kurang menguntungkan bagi pribadi anak.

Dari kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa untuk pembelajaran

pendidikan jasmani di SD bukan untuk belajar spesialisasi cabang olahraga

melainkan untuk pembelajaran gerak dasar siswa.

Sekolah sebagai institusi yang bertanggung jawab dalam mengembangkan

potensi-potensi anak, yang perlu dikelola dengan baik oleh seorang guru melalui

kolaborasi dengan berbagai pihak di lingkungan sekolah maupun di lingkungan

(15)

3

Wisma Gelar Kharisma, 2014

STUDI TENTANG GERAK DASAR SISWA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN KEBUGARAN JASMANI DI SDN CITRASARI LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa banyak terlibat dalam tugas-tugas penting untuk bergerak dan belajar

melalui gerak, sehingga tercipta pengkayaan perbendaharaan gerak anak yang

lebih luas.

Memperkaya gerak anak di sekolah dasar haruslah menyeluruh dengan

kegiatan yang bisa meningkatkan hasrat untuk bergerak dan menjangkau wawasan

ke masa depan, hal tersebut dijelaskan Lutan (1996/1997:6):

Penerapan pendidikan jasmani secara menyeluruh dengan bentuk-bentuk kegiatan yang dimodifikasi tampaknya akan menjadi pendekatan alternatif pengajaran pendidikan jasmani yang sesuai dan perlu dipertimbangkan pada masa sekarang dan masa mendatang di Indonesia.

Penerapan pembelajaran yang dimodifikasi bisa dilakukan untuk

mengembangkan aspek gerak dasar anak seperti gerak lokomotor, non lokomotor

maupun manipulatif. Aspek inilah yang harus dikembangkan untuk

mempersiapkan anak dalam menghadapi kehidupannya melalui media permainan

tetapi implementasi permainan dipilih haruslah hati-hati, hal ini sesuai dengan

pendapat Suparlan, dkk. (2010:13) yaitu : “Permainan haruslah hati-hati dipilih

dan dimplementasikan dengan mengkaitkan kemampuan gerak lokomotor,

manipulatif, dan stabilitas (non lokomotor).” Melalui aspek-aspek ini akan berkembang pada penghalusan gerak yang sangat bermanfaat bagi aktivitas

siswa dalam kehidupannya seperti bisa ikutserta dalam berbagai permainan,

olahraga, dan aktivitas sehari-hari. Dengan melatih siswa dengan berbagai

aktivitas gerak dasar, akan mengantarkan siswa semakin terampil dalam

kehidupannya. Hal ini dijelaskan Lutan dan Toho (2001:22) yaitu :

Pelaksanaan tugas gerak merupakan jantung pendidikan jasmani di SD. Yang diutamakan adalah pengembangan dan kemudian penghalusan keterampilan gerak dasar untuk kemudian menjadi dasar pelaksanaan olahraga atau kegiatan rekreasi. Konsentarsi pelaksanaan tugas gerak adalah untuk memperkaya perbendaharaan gerak anak. Atas dasar keadaan itulah, anak semakin trampil.

Pengembangan domain psikomotorik haruslah berorientasi pada taraf

(16)

4

mencerminkan prinsip kesesuaian dengan asas developmentally appropirate

practice (DAP) atau keselarasan dengan tahap perkembangan anak yang

mengarah pada partisipasi penuh dan menyeluruh, sehingga akan menggiring

anak pada hasil belajar yang lebih baik.

Penggalian data tentang pengembangan aktivitas gerak dasar seperti

gerak lokomotor, manipulatif, dan stabilitas bagi siswa sangatlah penting

dilakukan karena dapat mendukung pada keterampilan gerak yang berkaitan

dengan olahraga. Pengembangan aktivitas gerak dasar siswa bila dikaitkan proses

pembelajaran penjas dengan pengembangan kebugaran jasmani siswa penting,

Dauer and Pangrazy (1992) dalam Mahendra (2008:20) penyataaan bahwa

“Pembelajaran penjas bisa memberikan sumbangan dalam meningkatkan

kebugaran jasmani dan kesehatan”.

Oleh sebab itu peran guru sangat penting bagaimana menciptakan proses

pembelajaran yang bisa membangkitkan minat siswa untuk aktif bergerak, bukan

hanya aktif di lingkungan sekolah saja dalam pelajaran intrakurikuler penjas saja,

tetapi bisa melakukannya dalam waktu senggangnya. Dari permasalahan tersebut,

maka peran guru dalam pembelajaran penjas sangat penting sekali, salah satunya

bagaimana memilih kegiatan yang cocok untuk membangkitkan minat siswa

sehingga bisa meningkatkan pengembangan budaya gerak yang pada akhirnya

bermuara pada peningkatan kebugaran jasmani. Dari alasan-alasan di atas,

mendorong penulis untuk meneliti lebih dalam lagi tentang gerak dasar siswa

dalam hubungannnya dengan kebugaran jasmani di SDN Citrasari Kecamatan

Lembang.

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah Penelitian

Masalah yang terkait dengan program pengembangan gerak dasar dalam

lingkup Penjasorkes penting diteliti karena harus dimiliki siswa dalam

mengarungi kehidupannya dimasa kini dan masa depannya karena gerak dasar dan

kebugaran jasmani memegang peranan yang cukup dominan dalam mendukung

hasil belajar secara keseluruhan sebagaimana dijelaskan oleh Mahendra (2008:7)

(17)

5

Wisma Gelar Kharisma, 2014

STUDI TENTANG GERAK DASAR SISWA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN KEBUGARAN JASMANI DI SDN CITRASARI LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

anek aaktivitas jasmani” Sedangkan kaitannya dengan kebugaran jasmani

dijelaskan Suherman(2008:1) bahwa “Dengan status kebugaran jasmani yang

memadai, seseorang pelajar dapat lebih konsentrasi dalam belajarnya.” Hal

serupa dijelaskan oleh Richard. et.al (2007:1) bahwa “There is, however, some persuasive evidence to suggest that physical activity can improve children’s concentration and arousal, which might indirectly benefit academic

performance.” Ada beberapa bukti meyakinkan bahwa aktivitas jasmani dapat

meningkatkan konsentrasi dan semangat, yang secara tidak langsung dapat

bermanfaat terhadap prestasi akademik.

Dari kedua pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa yang

memiliki kebugaran jasmani akan mampu berkonsentarsi lebih baik dan juga

memiliki semangat belajar yang tinggi sehingga akan berpengaruh positif

terhadap kinerja akademik.

Lebih jauh Anonymous (2010:5) dalam penelitiannya menjelaskan “...that

physical activity may improve academic achievement in both children and adults”.

Hal yang sama dijelaskan Renstrom & Roux 1988 dalam Giriwijoyo, dkk.

(2007:93) yaitu “Terdapat bukti-bukti kuat bahwa remaja yang terlibat dalam

olahraga, memperlihatkan hasil akademik yang lebih baik dari pada yang tidak.”

Berdasarkan masalah penelitian yang dikemukakan di atas, dapat

dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

Apakah ada hubungan antara perilaku gerak dasar siswa dengan tingkat

kebugaran jasmani pada siswa SDN Citrasari ?

C. Batasan Masalah

Untuk membatasi permasalahan yang akan dibahas agar tidak terlalu luas,

maka peneliti hanya akan meneliti tentang hubungan antara perilaku gerak dasar

siswa dengan tingkat kebugaran jasmani pada siswa SDN Citrasari kecamatan

(18)

6

D. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan masalah penelitian yang dikemukakan di atas, dapat

dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

Apakah ada hubungan antara perilaku gerak dasar siswa dengan tingkat

kebugaran jasmani pada siswa SDN Citrasari ?

E. Tujuan Penelitian

Mengacu pada rumusan masalah yang diajukan, tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Untuk mengetahui hubungan antara perilaku gerak dasar siswa dengan

tingkat kebugaran jasmani pada siswa SDN Citrasari.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua orang maupun

semua kalangan terutama yang berkecimpung di dunia pendidikan khususnya bagi

penulis umumnya bagi pembaca. Manfaat penelitian dibedakan menjadi dua yaitu

manfaat secara teoritis dan manfaat praktis.

Manfaat secara teoritis diharapkan dapat menambah pemahaman dan

keilmuan dalam bidang pendidikan jasmani dan olahraga. Adapun manfaat praktis

dari penelitian ini adalah :

1. Memberikan gambaran bagi guru pendidikan jasmani dalam proses

pembelajaran di sekolah supaya lebih mengedepankan pembelajaran

multilateral.

2. Masukan bagi lembaga-lembaga pendidikan untuk lebih meningkatkan lagi

kualitas pembelajaran pendidikan jasmani dengan mengedepankan kegiatan

yang cocok untuk membangkitkan minat siswa sehingga bisa meningkatkan

(19)

Wisma Gelar Kharisma, 2014

STUDI TENTANG GERAK DASAR SISWA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN KEBUGARAN JASMANI DI SDN CITRASARI LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Saat melakukan penelitian seorang peneliti memerlukan suatu metode

sebagai salah satu cara untuk mencapai tujuan penelitian dan membantu

mengungkapkan suatu permasalahan. Keberhasilan suatu penelitian ilmiah tidak

terlepas dari metode yang digunakan dalam penelitian. Masalah yang diteliti serta

tujuan yang ingin dicapai dalam suatu penelitian akan menentukan penggunaan

metode penelitian.

Metode penelitian merupakan suatu cara yang ditempuh untuk

memperoleh data, menganalisis dan menyimpulkan hasil penelitian. Penggunaan

metode dalam pelaksanaan penelitian adalah hal yang sangat penting, sebab dalam

menggunakan metode penelitian yang tepat diharapkan dapat mencapai tujuan

yang diinginkan. Disamping itu penggunaan metode tergantung kepada

permasalahan yang akan dibahas, dengan kata lain penggunaan suatu metode

dilihat dari efektifitas, efisiensi, dan relevansinya metode tersebut. Suatu metode

dikatakan efektif apabila selama pelaksanaan dapat terlihat adanya perubahan

positif menuju tujuan yang diharapkan. Sedangkan suatu metode dikatakan efisien

apabila penggunaan waktu, fasilitas, biaya, dan tenaga dapat dilaksanakan

sehemat mungkin namun dapat mencapai hasil yang maksimal. Metode dikatakan

relevan apabila waktu penggunaan hasil pengolahan dengan tujuan yang hendak

dicapai tidak terjadi penyimpangan. Sehubungan dengan masalah yang diutarakan

dalam penelitian ini, penulis mengunakan metode ex post facto. Dalam hal ini

Fraenkel, JR, and Wallen, NE. (1993:317) mendefinisikan metode penelitian ex

post facto sebagai:

(20)

24

Penjelasan singkatnya bahwa penelitian kausal-komparatif juga disebut

kadang-kadang ex post facto, penelitian (dari bahasa Latin "setelah sesuatu

kejadian"). Hal ini berbeda dengan penelitian eksperimental, di mana peneliti

menciptakan perbedaan antara atau di antara kelompok-kelompok dan kemudian

membandingkan kinerjanya (pada satu atau lebih variabel dependen) untuk

menentukan dampak dari perbedaan dibuat. Sedangkan (Donal Ary, dkk, dalam

Arief Furchan, 1982:382 dan Yatim Rianto, 1996:27) dalam Zuriah (2006:57)

memberikan pengertian yaitu :

Penelitian tersebut dilakukan setelah perbedaan-perbedaan dalam variabel

itu terjadi karena perkembangan kejadian itu secara alami. Semua kejadian yang

dipersoalkan sudah lewat, sehingga tidak memungkinkan untuk dilakukan

treatment sebagaimana dalam penelitian eksperimen.

Penelitian ex post facto adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk

meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kejadiannya dengan melihat ke belakang

untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut. Ciri

utama dalam penelitian ex post facto adalah tidak adanya perlakuan yang

diberikan oleh peneliti atau dengan kata lain perlakuannya sudah dilakukan tanpa

ada kontrol dari peneliti.

B.Desain Penelitian

Untuk memberikan gambaran mengenai alur pikir dalam penelitian ini

penulis memberikan gambaran sebuah desain penelitian casual-comparative dari

Fraenkel etc. (1993). Desain yang dipilih oleh penulis dimaksudkan untuk

membandingkan dengan kelompok peneliti yang berbeda terhadap satu variabel

yang akan diteliti. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Frankel etc. (1993:321)

bahwa “The basic causal-comparative design involves selection two or more

(21)

25

Wisma Gelar Kharisma, 2014

STUDI TENTANG GERAK DASAR SISWA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN KEBUGARAN JASMANI DI SDN CITRASARI LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Desain dasar kausal-komparatif melibatkan pemilihan dua atau lebih

kelompok yang berbeda pada variabel tertentu yang menarik dan

membandingkannya terhadap variabel atau variabel lain.

Gambar .2

Bagan 3.1

Desain Penelitian Causal-Comparative

(Sumber: Frankel etc, 1993:321)

Keterangan

C1: gerak dasar

0: Tes Kebugaran

Mengenai langkah-langkah penelitian, pendapat Sutresna (2002:125) yang

diadaptasi dari Gay (1996:91-98) menjelaskan bahwa: “Umumnya langkah

penelitian diawali dengan proses penelusuran masalah, penelusuran data dan teori,

perumusan hipotesis, penentuan model penelitian, analisis dan interpretasi data,

penarikan kesimpulan, implikasi dan saran.” Secara skematis, langkah penelitian

tersebut tersusun dalam gambar berikut:

Group Independent Variable Dependent variable

I C1 0

(22)

26

Bagan 3.2

Langkah-langkah Penelitian.

Diadaptasi dari sumber: LR. Gay, Educational Research; Competencies for

Analysis and Application; New Jersey, Prentice Hall Inc. (1996,pp. 91-98).

Penelusuran

Permasalahan real di lapangan, sehingga

memunculkan beragam

masalah penelitian. Penelusuran beragam data

empiric dan teoritik sebagai landasan kerangka berpikir berlaitan dengan masalah penelitian.

Perumusan hipotesis dengan mengacu pada kerangka berpikir dan kajian empirik

serta teoritik.

Penentuan metode penelitian berkenaan dengan : sampel,

instrumen, desain, dan prosedur penelitian

Analisis dan interpretasi data (Data analysisi)

Penarikan kesimpulan,

Implikasi dan saran

(23)

27

Wisma Gelar Kharisma, 2014

STUDI TENTANG GERAK DASAR SISWA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN KEBUGARAN JASMANI DI SDN CITRASARI LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Populasi adalah objek penelitian atau yang dijadikan sumber data dari

suatu penelitian. Populasi memegang peranan penting dalam suatu penelitian,

sebab populasi merupakan objek yang akan dipergunakan sebagai bahan

penelitian, Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SDN Citrasari

Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat dengan jumlah populasi kelas

465 orang.

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah wakil populasi yang diteliti. Arikunto (2006: 131)

menjelaskan pengertian sampel sebagai berikut: “Sampel adalah sebagian atau

wakil populasi yang diteliti”. Sesuai dengan penjelasan tersebut penulis memilih

dan menentukan sebagian populasi untuk dijadikan sampel penelitian, penentuan

sampel dimaksudkan untuk mengurangi subjek yang terlalu banyak jumlahnya.

Mengenai banyaknya sampel yang diambil untuk penelitian ini adalah

kelas 3 dengan jumlah 38 orang putra dan putri serta rentang usia antara 9 –10

tahun. Teknik penarikan sampling menggunakan cluster random sampling, hal ini

dijelaskan Yatim Riyanto dalam Zuriah (2006:136) yaitu : „Cluster random

sampling digunakan apabila sampel merupakan suatu kelompok (cluster) yang mempunyai sifat heterogen.‟

D. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Untuk menghindari penafsiran yang keliru dan memberikan penjelasan

istilah-istilah dalam penelitian ini, penulis menganggap perlu untuk memberikan

penjelasan tentang istilah yang dipergunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut:

1. Gerak Dasar

Gerak merupakan bagian dari kehidupan, yaitu dasar untuk mencari

(24)

28

(2011:31) yaitu “Gerak dasar merupakan unsur pokok gerak dari seluruh manusia.

Gerak dasar manusia terdiri atas tiga macam, yaitu lokomotor, non lokomotor, dan

manipulatif.”

2. Kebugaran Jasmani

Definisi operasional kebugaran jasmani dalam dokumen Depdiknas

(2003:1) tentang Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI), dijelaskan bahwa :

Kebugaran jasmani adalah kondisi jasmani yang bersangkut paut dengan kemampuan dan kesanggupannya berfungsi dalam pekerjaan secara optimal dan efisien. Disadari atau tidak sebenarnya kebugaran jasmani itu merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia karena kesegaran jasmani senyawa dengan hidup manusia.

Konsep ini ditetapkan menjadi instrumen yang berlaku di Indonesia mulai

tahun 1984, dan kelompok umur yang berlaku untuk norma klasifikasi pada

penelitian ini adalah umur 6 – 9 tahun.

E. Instrumen Penelitian

Intrumen penelitian yang digunakan untuk mengetahui kemampuan gerak

dasar siswa sekolah dasar adalah tes motor ability seperti yang dijelaskan oleh

Nurhasan (2000 :104) yaitu “ tes motor ability ini digunakan untuk mengukur kemampuan gerak dasar bagi siswa sekolah dasar.” Yang terdiri dari :

Tes ini terdiri dari empat butir tes yaitu :

1. Tes shuttle-run 4 x 10 meter

2. Tes lempar tangkap bola jarak 1 meter dengan tembok

3. Tes stork stand positional balance

4. Tes lari cepat 30 meter

Administrasi tes

1). Tes shuttle-run 4 x 10 meter

(25)

29

Wisma Gelar Kharisma, 2014

STUDI TENTANG GERAK DASAR SISWA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN KEBUGARAN JASMANI DI SDN CITRASARI LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Alat/fasilitas : stopwacch, lintasan yang lurus dan datar dengan jarak 10

meter dengan garis start dan garis finish.

Pelaksanaan : start dilakukan dengan berdiri. Pada aba-aba “bersedia”

orang coba atau berdiri dengan salah satu ujung jari kaki

sedekat mingkun dengan garis start.

2). Tes lempar tangkap bola jarak 1 meter ke tembok

Tujuan : mengukur kemampuan koordinasi mata dan tangan

Alat/fasilitas : bola tenis, stopwatch dan tembok yang rata

Pelaksanaan : subyek berdiri di belakang garis batas sambil memegang

bola tenis dengan kedua tangan didepan dada. Aba-aba

“ya” subyek dengan segera melakukan lempar tangkat ke

dinding.

Skor : dihitung jumlah tangkapan bola yang dapat dilakukan

selama 30 detik

3). Tes stork stand positional balance

Tujuan : mengukur keseimbangan tubuh

Alat/fasilitas : stopwatch

Pelaksanaan : subyek berdiri dengan tumpuan kaki kiri, kedua tangan

bertolak pinggang, kedua mata dipejamkan, lalu letakan

kaki kanan pada lutut kaki kiri sebelah dalam.

Pertahankan sikap tersebut selama mungkin.

Skor : dihitung waktu yang dicapai dalam mempertahankan

sikap di atas sampai dengan tanpa memindahkan kaki kiri dari tempat

semula.

4). Tes lari cepat 30 meter

Tujuan : mengukur kecepatan lari

Alat : stopwatch, lintasan lurus dan rata sejauh 30 meter, pluit

Pelaksanaan : start dilakukan dengan berdiri. Pada aba-aba “bersedia”

sebyek berdiri dengan salah satu ujung jari kakinya

(26)

30

subyek siap untuk lari menuju garis finish dengan jarak

30 meter, sampai melewati garis finish.

Skor : dihitung waktu yang ditempus dalam melakukan lari

sejauh 30 meter

Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengetahui tingkat kebugaran

jasmani siswa sekolah dasar adalah tes kebugaran jasmani yang diterbitkan oleh

Depdiknas. Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani Indonesia (2003:3) untuk

umur 6 – 9 tahun putera dan putri yang terdiri dari :

Tes kesegaran jasmani Indonesia terdiri dari :

1. Untuk putra terdiri dari :

a. Lari 30 meter (6 - 9 tahun)

b.Gantung siku tekuk

c. Baring duduk (sit up) selama 30 detik

d.Loncat tegak (vertical jump)

e. Lari 600 meter (usia 6 - 9 tahun)

2. Untuk putra terdiri dari :

a. Lari 30 meter (6 - 9 tahun)

b.Gantung siku tekuk

c. Baring duduk (sit up) selama 30 detik

d.Loncat tegak (vertical jump)

(27)

31

Wisma Gelar Kharisma, 2014

STUDI TENTANG GERAK DASAR SISWA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN KEBUGARAN JASMANI DI SDN CITRASARI LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.1

Nilai TKJI

(Untuk Putra Usia 6-9 Tahun)

Nilai Lari 30

(Untuk Putri Usia 6-9 Tahun)

(28)

32

1 9.3” dst 0”-2” 0-1 1-12 5.04” dst 1

F. Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap

konsep yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang seharusnya

diukur. Validits dan realibilitas menggunakan tes motor ability, Nurhasan

(2000:104) menyebutkan bahwa : “ tes ini mempunyai realibilitas sebesar 0,93

dan validitasnya sebesar 0,87.”

Untuk tes kebugaran jasmani menggunakan TKJI dengan nilai realibilitas

puteri 0,715 dan putra 0,791 sedangkan validitas puteri 0,338 dan putera 0,894

(departemen pendidikan nasional pusat pengembangan kualitas jasmani, 2003)

G. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat

digunakan oleh peneliti untuk pengumpulan data. Teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini ada dua teknik, yaitu tes gerak dasar dan tes

kebugaran jasmani. Tes gerak dasar dan Tes kebugaran jasmani yang

digunakan adalah tes yang sudah terstandar yaitu tes motor ability untuk

sekolah dasar dan tingkat kebugaran jasmani Indonesia untuk anak umur 6-9

tahun yang memenuhi syarat untuk digunakan sebagai instrumen pengumpul

data dalam penelitian ini. Tes tersebut menurut nurhasan telas teruji validitasnya.

Adapun menurut nurhasan (2000:26) validitas adalah “ Suatu pengukuran dapat

dikatakan valid, bila alat pengukuran atau tes bener-benar tepat untuk untuk

mengukur apa yang hendak diukur dan sesuia dengan gejala yang diukurnya”.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan validitas isi (content validity)

menurut Arikunto (1995 dalam nurhasan 2000:26) menyatakan bahwa “Validatas

isi adalah validitas yang menggambarkan derajat kesahihan suatu alat ukur atau

(29)

33

Wisma Gelar Kharisma, 2014

STUDI TENTANG GERAK DASAR SISWA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN KEBUGARAN JASMANI DI SDN CITRASARI LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

H. Teknik Analisis Data

Dari kedua tes, gerak dasar dan kebugaran jasmani dapat di korelasikan

dengan pengukuran setara, seperti yang dijelaskan Nurhasan (2000:34) yaitu :

“Kedua bentuk tes yang setara diberikan kepada sekelompok siswa, masing – masing pertamakali dengan tes bentuk ke satu dan berikutnya dengan tes bentuk

kedua.” Dengan rumus:

� = � −

(� 2)− 2 (� 2− 2)

Setelah dilakukan penghitungan didapat hasil korelasi dilakukan uji t

dengan rumus :

t =

� �−2

1−�2

I. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ex post facto ini dilaksanakan pada kelas 3 SDN Citrasari

Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat, penentuan lokasi ini diharapkan

memberi kemudahan khususnya menyangkut pengenalan lingkungan yang

berhubungan dengan siswa sebagai subjek penelitian atau menyangkut personel

yang akan membantu dalam kelancaran kegiatan ini. Waktu penelitian

(30)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data antara hasil tes gerak dasar

dengan hasil tes kebugaran jasmani, maka penulis dapat merumuskan kesimpulan dari

hasil penelitian. Hal tersebut berdasarkan fakta dan data yang penulis peroleh dari

lapangan. Adapun kesimpulannya adalah adanya hubungan antara perilaku gerak

dasar siswa dengan tingkat kebugaran jasmani pada siswa dalam pembelajaran

pendidikan jasmani di SDN Citra Sari Lembang.

Ini berarti bahwa apabila gerak dasar siswa baik maka kebugaran jasmaninya

pun baik. Sehingga dapat disimpulkan para siswa SDN Citra Sari Lembang yang

rata-rata gerak dasarnya berkategori baik, maka kebugaran jasmaninya pun baik.

B. SARAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka penulis ingin

mengemukakan beberapan saran sebagai berikut:

1. Kepada para guru pendidikan jasmani, hasil penelitian ini membuktikan

bahwa adanya hubungan antara perilaku gerak dasar siswa dengan tingkat

kebugaran jasmani, sehingga penulis menyarankan untuk terus dilakukan

penerapan tentang pengelolaan perilaku gerak dasar siswa.

2. Untuk peneliti selanjutnya, diharapkan dapat melanjutkan penelitian

dengan cakupan yang lebih luas. Berupa metodelogi yang berbeda sampel

(31)

Wisma Gelar Kharisma, 2014

STUDI TENTANG GERAK DASAR SISWA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN KEBUGARAN JASMANI DI SDN CITRASARI LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar, B. dan Sudrajat, J. (2010) Statistika dalam penjas. Bandung : FPOK

UPI

Adisapoetra, dkk. (1999). Panduan Teknis Tes & Latihan Kesegaran Jasmani.

Pusat Pengkajiandan Pengembangan Iptek Olahraga. Kantor Menteri Pemuda dan

Olahraga.

Ahmad Rithaudin (2011:31) Survai Model Aktivitas Pengembangan Keterampilan

Gerak dasar Di Sekolah dasar Se-Kecamatan Pengasih Kulon Progo. Jurnal

Pendidikan Jasmani Indonesia. Jurusan Pendor. FIK. UNY.

Anonymous. (2010).Physical Activity and Academic Achievement.Artikel of

Physical Education, Recreation & Dance. Reston: Sep 2010. Vol. 81, Iss. 7; pg. 5,

2 pgs. Tersedia :

http://proquest.umi.com/pqdweb?index=14&did=2137650311&SrchMode=1&sid

=2&Fmt=3&VInst=PROD&VType=PQD&RQT=309&VName=PQD&TS=1300

227098&clientId=83698

Anwar (2010) Penjas Diusulkan Masuk Mata Kuliah di Kampus. Asisten Deputi

Lembaga Keolahragaan pada Deputi Bidang Peningkatan Prestasi dan IPTEK

Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Republik Indonesia . Tersedia:

http://www.dikti.go.id/index.php?option=com_content&view=articl

Arikunto (2006) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Penerbit. Rineka

Cipta. Jakarta.

Azis (2001) Permainan Kecil di Sekolah Dasar. Pusat Penerbitan Universitas

Terbuka.

Fraenkel and Norman E. Wallen. (1993). How To Design And Evaluate Research

(32)

42

Giriwijoyo (2007). Ilmu Kesehatan Olahraga. Untuk Kesehatan dan Untuk

Prestasi Olahraga. FPOK UPI.

Hanif,dkk.(2009).KomnasPenjasor.Menuju Pendidikan Jasmani dan Olahraga

Berbasis Riset.Kementerian Negara Pemudadan Olahraga Republik Indonesia.

http://proquest.umi.com/pqdweb?index=12&did=1796465301&SrchMode=1&sid

=8&Fmt=3&VInst=PROD&VType=PQD&RQT=309&VName=PQD&TS=1310

634466&clientId=83698

Husdarta (2009) Manajemen Pendidikan Jasmani. Penerbit. Alfabeta. Bandung

Juliantine, dkk. (2012) Belajar dan Pembelajaran Penjas. FPOK. UPI.

Lutan dan Cholik (1996/1997) Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Depdikbud.

Dirjen Dikti. Bagian Proyek Penembangan Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

(Primary School Teacher Development Project) IBRD:Loan 3496-IND

Lutan dkk. (2001) Pendidikan Kebugaran Jasmani Orientasi Pembinaan

Disepanjang Hayat. Dirjen Olahraga. Depdiknas.

Mahendra. (2008). Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Bahan Ajar Pada

Diklat PLPG. Program Sertifikasi Guru Penjas Rayon X- Prov. Jawa Barat

Maksum. Kualitas Guru Pendidikan Jasmani di Sekolah : Antara Harapan dan

Kenyataan. Tersedia :

http://www.scribd.com/doc/27098795/21

Nurhasan (2000). Tes dan Pengukuran. FPOK UPI

Richard Baileya, at al. (2007:1) The Educational Benefits Claimed For Physical

Education And School Sport: An Academic Review. Journal Physical Education

(33)

43

Wisma Gelar Kharisma, 2014

STUDI TENTANG GERAK DASAR SISWA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN KEBUGARAN JASMANI DI SDN CITRASARI LEMBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

http://proquest.umi.com/pqdweb?index=12&did=1796465301&SrchMode=1&sid

=8&Fmt=3&VInst=PROD&VType=PQD&RQT=309&VName=PQD&TS=1310

634466&clientId=83698

Saputra (2005:72) Saputra (2005:51) Filsafat Olahraga. FPOK. UPI.

Samodra (2011:52) Permasalahan Keterampilan Motorik Dasar Siswa Anak Usia

Dini. Jurnal Mimbar Pendidikan Dasar. Volume 2, No. 2, September 2011. UPI

Kampus Sumedang.

Suherman (2012). Kontribusi Unik dan Peranan Strategis Pendidikan Jasmani dan

Olahraga Dalam menunjang Keberhasilan Pendidikan Secara Keseluruhan.

Seminar Menyongsong Kurikulum 2012. Prodi POR. UPI

Suherman. (2009). Revitalisasi Pengajaran Dalam Pendidikan Jasmani. Penertbit

CV. Bintang WarliArtika. Bandung

Sukadiyanto (2008). Peran Mata Kuliah Pendidikan Jasmani Di Perguruan Tinggi.

Pendidikan Kepelatihan FIK UNY. Tersedia :

http//isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/27308304318.pdf

Sutresna (2002) Pembelajaran Bola Basket Mini Siswa Kelas Unggulan (Studi

Eksperimental di SDN Soka 34 Bandung Jawa Barat. Disertasi. Program

Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta.

Sukintaka ( 1992 ) Teori Bermain Untuk D.2 PGSD Penjaskes. Depdikbud Dirjen

Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan

Sugiyanto (2001) perkembangan dan belajar motorik. Universitas Terbuka

Sudarno, (1992). Pendidikan Kesegaran Jasmani. Depdikbud, Dirjen Dikti.

PPTG.

Rink(1993) Teaching Physical Education for Learning. University of South

(34)

44

Toho dan Lutan (1996/1997). Pendidikan jasmani dan kesehatan . departemen

pendidikan dan kebudayaan direktorat jendral pendidikan tinggi bagian proyek

pengembangan pendidikan guru sekolah dasar.

Tarigan (2009). Optimalisasi Pendidikan Jasmani dan Olahrga Berlandaskan

Ilmu Faal Olahraga. FPOK. UPI

Woods (2007:20) Sosial Issues In Sport. Human Kinetics

Zuriah (2006). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori – Aplikasi.

Gambar

Tabel 3.1

Referensi

Dokumen terkait

IMPLEMENTASI AKTIVITAS PERMAINAN BOLA BAKAR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK MANIPULATIF.. Universitas Pendidikan Indonesia |

suasana tersebut. Guru memiliki peran untuk memahami tugasnya sebagai pendidik yang perlu diperbaiki dalam praktek pembelajaran yang dilakukannya, dan

[r]

Kejadian sibling rivalry terbanyak pada kategori cukup dengan jarak kelahiran anak pada kategori cukup sebanyak 19 anak (64%), kemudian kejadian sibling rivalry

Dengan hormat, dalam rangka meningkatkan kualitas berkala ilmiah secara berkelanjutan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi telah melakukan penyelarasan proses akreditasi

Pengujian surat elektronis ditujukan untuk membuktikan bahwa data surat elektronis dapat dikirim dengan menggunakan protokol SMTP pada perangkat lunak TCP/IP radio

Judul : PERBANDINGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN CALON KETUA OSIS PADA SMK SWASTA NUSA PENIDA MEDAN DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING & WEIGHTED SUM

Analisis Komparasi Tingkat Pendapatan Usahatani Karet Rakyat dengan Usahatani Kelapa Sawit Rakyat di Desa Buntu Bayu, Kecamatan Hatonduhan, Kabupaten Simalungun.. Universitas