commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu hal yang memiliki peran penting bagi
kehidupan seseorang. Pendidikan memiliki fungsi antara lain sebagai sarana
seseorang untuk mengembangkan kemampuan, ketrampilan dan sebagai
wahana untuk meningkatkan pengetahuan yang semakin hari semakin
berkembang. Semakin tinggi jenjang pendidikan seseorang, semakin banyak
hal yang dipelajari dan semakin luas wawasan yang diperoleh.
Perguruan tinggi secara terus menerus mengembangkan akademis
yang dapat mendukung pelaksanaan proses pembelajaran, mengarahkan
mahasiswa menjadi lulusan sebagai individu yang memiliki ketrampilan.
Dalam pendidikan perguruan tinggi saat ini sangatlah beragam, baik yang
mempelajari ilmu seni, ilmu hukum, ilmu bahasa, ilmu ekonomi, ilmu
keguruan, ilmu kesehatan dan lain-lain. Beberapa tahun belakangan ini, ilmu
dalam bidang kesehatan memiliki antusias yang besar dari kalangan
masyarakat.
Ilmu bidang kesehatan terdiri dari kedokteran, keperawatan,
kebidanan, farmasi, analis kesehatan dan lain-lain. Analis kesehatan adalah
salah satu bidang ilmu kesehatan yang memiliki peran penting dalam
membantu menegakkan diagnose dari suatu gejala penyakit, membantu
menyeleksi hasil pangan, dan membantu dalam mendignose bahan-bahan yang
commit to user
di rumah sakit atau klinik kesehatan memiliki peran penting yaitu untuk
menegakkan diagnose penyakit dan menegakkan penyebab dari suatu
penyakit. Sebagai pranata laboratorium atau analis kesehatan haruslah
memiliki ketrampilan dalam melakukan pemeriksaan, mampu menganalisis
suatu hasil pemeriksaan, dan memiliki kemampuan dalam memilih dan
mengambil sampel pemeriksaan.
Analis kesehatan harus memiliki pengetahuan dari berbagai macam
pemeriksaan yang ada dilaboratorium yang meliputi ketrampilan dalam
pemeriksaan hematologi, parasitologi, bakteriologi, virologi, imunologi dan
serologi, tranfusi darah, kimia klinik dan lain-lain. Semua ketrampilan dalam
setiap mata pelajaran harus dimiliki oleh semua mahasiswa analis kesehatan.
Mata kuliah bakteriologi sangatlah penting bagi mahasiswa analis
kesehatan, karena pemeriksaan yang dilakukan pada bakteriologi sangatlah
sering dilakukan dalam menegakkan diagnose pada suatu gejala penyakit.
Misalnya dalam menegakkan penyakit radang tenggorokan, dalam kasus diare,
dalam kasus keracunan, demam yang tinggi dan lain-lain.
Salah satu perguruan tinggi swasta yang memiliki program studi
dalam ilmu kesehatan khususnya Analis Kesehatan adalah Universitas Setia
Budi Surakarta. D-III Analis Kesehatan Universitas Setia Budi Surakarta
terakreditasi A pada tanggal 8 Mei 2005 oleh Departemen Kesehatan RI
nomor : HK.00.06.2.2.00768. D-III Analis Kesehatan di Universitas Setia
Budi Surakarta pada tanggal 8 Januari 2011 mendapatkan akreditasi B oleh
commit to user
memiliki tiga tingkat, yaitu tingkat 1 berjumlah 59 mahasiswa, tingkat 2
berjumlah 55, dan tingkat tiga berjumlah 75 mahasiswa.
Hasil belajar bakteriologi pada mahasiswa semester IV D-III Analis
Kesehatan Universitas Setia Budi Surakarta kurang maksimal, hal ini terlihat
dari hasil belajar yang menunjukkan masih banyaknya jumlah mahasiswa
yang mendapatkan nilai C sebagai batas normal kelulusan mahasiswa. Hasil
belajar bakteriologi pada mahasiswa D-III Analis Kesehatan Universitas Setia
Budi Surakarta yang diambil pada tahun 2011-2013 adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Hasil Belajar Bakteriologi
A B C D E
Bakteriologi I 2 16 27 10 -
Bakteriologi II 2 16 28 8 -
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar bakteriologi
pada mahasiswa semester IV D-III Analis kesehatan masih kurang. Hal ini
terlihat masih banyaknya mahasiswa yang mendapatkan nilai C dibandingkan
B dan A.
Keberhasilan belajar pada diri mahasiswa dipengaruhi oleh beberapa
faktor, diantaranya adalah kemandirian belajar, kesiapan dari mahasiswa,
tingkat kecemasan, motivasi pada diri mahasiswa, minat, lingkungan belajar,
bakat, konsep diri, kepercayaan diri, dan lain-lain.
Kecemasan merupakan suatu hal yang harus dikontrol oleh
mahasiswa. Kecemasan adalah gangguan alam perasaan (affective) yang
commit to user
berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas (Reality
Testing Ability/RTA masih baik), kepribadian masih tetap utuh (tidak
mengalami keretakan kepribadian/Splitting of P ersonality), perilaku dapat
terganggu tetapi masih dalam batas-batas normal (Hawari, 2006).
Kecemasan dan ketakutan memiliki komponen fisiologis yang sama
tetapi kecemasan tidak sama dengan ketakutan. Penyebab kecemasan berasal
dari dalam dan sumbernya sebagian besar tidak diketahui sedangkan ketakutan
merupakan respon emosional terhadap ancaman atau bahaya yang sumbernya
biasanya dari luar yang dihadapi secara sadar. Kecemasan dianggap patologis
bilamana mengganggu fungsi sehari-hari, pencapaian tujuan, dan kepuasan
atau kesenangan yang wajar (Maramis, 2005).
Kecemasan biasanya berhubungan dengan situasi lingkungan yang
khusus misalnya dalam tes. Rasa cemas yang besar berpengaruh pada tingkah
laku siswa. Sarason dan kawan-kawan dalam Slameto (2010) berpendapat
bahwa dalam penelitiannya membuktikan bahwa semakin tinggi kecemasan
siswa, tingkat berprestasinya tidak sebaik siswa-siswa dengan tingkat
kecemasan yang rendah.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kecemasan merupakan
salah satu faktor yang berpengaruh pada hasil belajar siswa. Semakin tinggi
tingkat kecemasan pada diri mahasiswa semakin berkurang hasil belajarnya,
begitu pula sebaliknya semakin rendah tingkat kecemasan mahasiswa semakin
commit to user
Kemandirian belajar adalah kemampuan mahasiswa untuk melakukan
kegiatan belajar yang bertumpu pada aktifitas dan tanggung jawab mahasiswa
dengan didorong oleh motivasi diri sendiri (Rusman, 2011). Kemandirian
belajar akan dapat mengembangkan nilai, sikap, pengetahuan dan
keterampilan dalam hal membuat keputusan yang bertanggung jawab,
menentukan aktivitas belajar sesuai keinginan sendiri, membuat pengertian
sesuai dengan pemahaman, Menyadari tentang mengapa dan bagaimana
memperoleh pengetahuan baru sesuai dengan minat dan kebutuhan mereka
(Kartadinata, 2006).
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kemandirian belajar
dalam tes dapat mempengaruhi hasil atau nilai belajar. Pada diri mahasiswa
yang memiliki tingkat kemandirian tinggi, maka akan lebih lancar dalam
melakukan ketrampilan belajarnya, dan pada diri mahasiswa yang memiliki
tingkat kemandirian rendah, maka akan mengalami kebingungan dan kesulitan
dalam melakukan manajemen waktu dalam tes.
Berdasarkan latar belakang di atas maka penelitian tentang
Hubungan kecemasan dan kemandirian belajar dengan hasil belajar
bakteriologi perlu dilakukan pada mahasiswa Semester IV D-III Analisis
commit to user
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis dapat merumuskan
masalah sebagai berikut :
1. Apakah ada hubungan kecemasan dengan hasil belajar bakteriologi ?
2. Apakah ada hubungan kemandirian belajar dengan hasil belajar
bakteriologi?
3. Apakah ada hubungan kecemasan dan kemandirian belajar dengan
hasil belajar bakteriologi?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan kecemasan dan kemadirian belajar dengan
hasil belajar bakteriologi.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui hubungan kecemasan dengan hasil belajar
bakteriologi.
b. Untuk mengetahui hubungan kemandirian belajar dengan hasil belajar
bakteriologi.
c. Untuk mengetahui hubungan kecemasan dan kemandirian belajar
commit to user
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris tentang ilmu
pengetahuan khususnya memberikan informasi bahwa kecemasan dan
kemandirian belajar ada hubungannya dengan hasil belajar.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi mahasiswa
Untuk meningkatkan rasa percaya diri pada mahasiswa sehingga rasa
cemas berkurang dan rasa percaya diri meningkat sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar mahasiswa.
b. Bagi institusi pendidikan
Membantu memberikan informasi kepada tenaga pendidik dalam
meningkatkan hasil belajar mahasiswa melalui pembinaan terarah