Pikiran
Rakyat
o
Seninf!)
2 3 17 18 19OJan OPeb
o Selasa 0 Rabu
.
Kamis0
Jumat
4 5 6 7 8 9 10 11
20 21 22 23 24 25 26
o
Mar OApr
OMei
OJun
OJul
0 Ags
o Sabtu 0 Mlnggu
12 13 14 15 16
27 28 29 30 31
OSep .Okt ONov ODes
Korupsi, Terorisnte,
.dan
I:IIIPenegakan HUku~
~~- _"'" ....Oleh MURADI
D
ALAM tiga bulan ter-akhir tiga institusi, KPK, Polri, dan TNI selalu menjadi pemberitaan media ter!«Ut(lengan tugas dan fungsinya masing-masing. .B~ kan dire.nah-publik, ketiga in-stitusi tersebut terkesan saling berkompetisi dan cenderung mengarah ke konflik. KPK dan Polri misalnya, pasca penang-kapan Antasari Azhar karena dugaan pembunuhan berenca-na, kemudian dijadikannya dua pimpinan KPK sebagai tersang-ka tersang-karena dugaan penyalahgu- . naan wewenang pada Kasus Bank Century, membuat publik ikut meradang. Hal ini dilihat sebagai upaya untuk men um-pulkan KPK dalam pemberan-tasan korupsi di Indonesia.Sementara itu, Polri dengan TN! juga bukan tanpa masalah, pasca penyergapan Noordin M. Top yang gagal di Temanggung, publik berharap pemberantas-an terorisme di Indonesia, ha-rus komprehensif, dengan me-libatkan unsur TNI di dalam-nya. Hal ini disambut baik DPR, khususnya Komisi Perta-hanan dan Komisi Hukum dan Keamanan dengan berupaya membentuk desk gabungan yang akan mengintegralkan
pe-~
keduanya ~Ius BIN. Na:_:
mun, kurang dari sebulan,
PoI-ri membuktikankinerjaDensus
88 AT-nyadengan menangkap
mati gembongteroris yang
pa-ling dicari: Noordin M. Top,
bersama dua pengikutnya.
Kedua kondisi tersebut
se-sungguhnyamemetakanbahwa
upaya penegakanhukum di
In-donesia tengah
mengalami.co-baan hebat. Publik hanya
ngetahui, Polri berupaya
me-numpulkan KPK, sementara
dari sisi Polri, merasakan
bah-wa ada situasi yang juga
me-mojokkan Polri terkait dengan
pemberantasan korupsi.
Na-mun, dalam konteks
kelemba-gaan, Polri cenderung merasa
~. ~- ,-"- ~.~
--Iangkah tersebut sebagai upaya untuk penegakan hukum.
Dalam konteks pemberantas-an terorisme, Polri merasa bah-wa membtiktikan kinerja Den-sus 88 AT-nya Iebih penting daripada terjebak pada perde-batan tentang akan dilibatkan-nya TNI dan juga BIN dalam pemberantasan terorisme di Indonesia. Bila mengacu pada UU No. 15 Tahun 2003, ten-tang Pemberantasan Tindak Pi-dana Terorisme, Polri merupa-kan aktor utama, sedangkan TN! dan BIN hanya merupakan aktor pendUkung.
Sejatinya dalam banyak ka-sus, kompetisi antara institusi kenegaraan dalam konteks de-mokrasi harus dilihat sebagai dinamika yang positif. Korea Selatan dan Filipina mengalami fase yang hampir sarna dengan kasus KPK di Indonesia. Kliu-sus di Korea Selatan, komitmen
.
pemerintahannya relatifbaguskarena setelah itu, justru
Iem-baga pemberantasan
korupsi-nya makin garang. Hal ini
di-buktikan dengan
dijebloskan-nya beberapa mantan presiden
dan mantan pejabat di masa
Ialukarena terkait korupsi.
Dalam konteks Indonesia,
agaknya akan mengarah
kepa-da prosesstagnasisebagaimana
di Filipina. Lembaga pembe- '
rantasan korupsiny~nderung
~-Kliplng
Humas
Unpad
2009
---menjadi kepanjangan tangan dari penguasa. Indikator yang paling kentara adalah ditanda-tanganinya Peraturan Pemerin-tab Pengganti Undang-Undang (Perpu) tentang Pernbahan UU NO.30 Tahun 2002 tentang KPK sebagai bagian dari skena-rio menggantikan tiga pimpin-an KPKypimpin-ang berhalpimpin-angpimpin-an kare-na menjadi tersangka.
Setidaknya ada tiga keun~ tungan yang didapat Polri. Per-tama, Polri mendapatkan ga-ransi politik untuk tidak meng-ganggu peran dan fungsi Polri dalam pemberantasan teroris-me di Indonesia. Figur SHY yang sentralistik, setidaknya dapat menjamin secara politik dinamika yang teIjadi di DPR. Apalagi dengan gabungan koa-lisi besar plus Partai Golkar dan PDI P, akan mampu mengon-trol agar langkah-Iangkah un-tuk melibatkan TN! secara aktif dalam pemberantasan teroris-me dengan merevisi UU Anti Teror tidak berlanjut.
Kedua, secara fungsional ke-lembagaan, Polri merasakan status dan kedudukan yang sa-rna dengan KPK versi barn nanti, karena ada beberapa hal yang mendudukkan KPK leL~a superior akan dipangkas. De-ngan begitu, Polri akan mera-sakan atmosfer kompetitif yang berimbang. Hanya yang harns
digarisbawahi adalah hal terse-but juga berarti bagian dari pembuktian Polri sebagai pene-gak hukum untuk benar-benar berkomitmen dalam pembe-rantasan kornpsi di Indonesia, sebagaimana yang dilakukan pada pemberantasan terorisme. Ketiga, secara koordinasi ke-lembagaan, Polri akan mera-sakan situasi yang lebih koordi-natif dari sebelumnya. Ini juga menandai berakhimya kompe-tisi kurang sehat antarinstitusi penegak hukum. Penguatan ko-mitmen terhadap berbagai ka-sus kornpsi, yang besar ke-mungkinanjuga akan menjerat internal masing-masing lemba-ga harns dilihat dalam konteks penguatan kelembagaan.
Terlepas masih menguatnya pro dan kontra proses perganti-an pimpinperganti-an KPK sementara, kebijakan yang bergulir me-mang tidak dapat mengakomo-dasi semua kepentingan. Seti-daknya, ada yang diuntungkan dan dirugikan. Kali ini, harns diakui Polri mendapatkan por-si keuntungan yang lebih di-bandingkan dengan KPK atau TNI, khususnya dalam dua hal: pemberantasan kornpsi dan te-rorisme di Indonesia. ***