• Tidak ada hasil yang ditemukan

Formatio (pembinaan) para novis kongregasi suster dina keluarga suci dari Pangkal Pinang berdasarkan spiritualitas keluarga Kudus Yesus Maria dan Yosef

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Formatio (pembinaan) para novis kongregasi suster dina keluarga suci dari Pangkal Pinang berdasarkan spiritualitas keluarga Kudus Yesus Maria dan Yosef"

Copied!
144
0
0

Teks penuh

(1)

F ORMATIO (PEMBINAAN) PARA NOVIS KONGREGASI SUSTER DINA KELUARGA SUCI DARI PANGKALPINANG BERDASARKAN SPIRITUALITAS

KELUARGA KUDUS YESUS MARIA DAN YOSEF

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Agama Katolik

Oleh: Lasmini NIM: 121124057

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada para Formator dan Tim Spiritualitas

(5)

v MOTTO

“Janganlah kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah atas mereka yang dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu

menjadi teladan bagi kawanan domba itu”.

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 20 April 2017 Penulis,

(7)
(8)

viii ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “F ORMATIO (PEMBINAAN) PARA NOVIS

KONGREGASI SUSTER DINA KELUARGA SUCI DARI

PANGKALPINANG BERDASARKAN SPIRITUALITAS KELUARGA KUDUS YESUS MARIA DAN YOSEF”. Penulis memilih judul ini berdasarkan kenyataan bahwa formatio para novis merupakan permulaan hidup bagi para novis untuk mengalami cara hidup kongregasi serta membentuk budi dan hati dengan semangat khas dari kongregasi. Namun para novis belum memiliki kesadaran yang tinggi untuk mengembangkan nilai-nilai hidup religius dan menghayatinya demi kualitas hidup panggilan yang lebih baik. Bertitik tolak dari kenyataan yang terjadi, skripsi ini dimaksudkan untuk memberi sumbangan pemikiran bagi Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang dan secara khusus bagi pendamping novis dalam usaha meningkatkan proses formatio.

Permasalahan pokok dalam skripsi ini adalah formatio macam apa yang sungguh relevan dalam usaha menanamkan nilai-nilai hidup religius berdasarkan spiritualitas Keluarga Kudus Yesus Maria dan Yosef sehingga membantu para novis untuk menjadi religius yang sejati dalam seluruh cara hidupnya, baik dalam cara berpikir maupun cara bertindak dan bertingkah laku. Untuk menjawab persoalan ini, penulis telah mengadakan wawancara dengan para formator, suster yunior dan novis Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang dan melakukan studi pustaka tentang pedoman pembinaan hidup membiara pada umumnya dan konstitusi kongregasi untuk melengkapi skripsi ini sehingga skripsi ini sungguh membantu formator novis dalam usaha meningkatkan formatio.

Formatio yang dimaksud adalah pembinaan yang membentuk para novis menjadi manusia beriman kristiani yang dewasa lewat berbagai latihan rohani dan penghayatan kekhasan tarekat serta pendampingan-pendampingan yang mengarahkan mereka untuk semakin mengembangkan kualitas hidup manusiawi kristiani, apostolik berdasarkan spiritualitas Kongregasi Kudus Yesus Maria dan Yosef. Formatio ini lebih berorientasi pada pembentukan manusiawi meliputi kedewasaan emosional, fisik, intelektual dan spiritual.

(9)

ix

ABSTRACT

This thesis is entitled “FORMATION (GUIDANCE)THE NOVICE OF CONGREGATION OF THEHOLY FAMILY OF IGNOBLE SISTER FROM

PANGKALPINANG BASED ON HOLY FAMILY SPIRITUALITY

JESUS MARIA AND JOSEPH ". The author chose this title based on the fact that the formation of novices as the beginning of life for novices to experience the way of life of the congregation and to form the mind and heart with the special spirit of the Congregation.However novices do not yet have a high awareness to develop the values of religious life and live it out for a better quality of calling life. Based on the fact this thesis is intended to contribute thoughts to the Congregation of the sisters of the holy family of Pangkalpinang and specifically to the novice companion in an effort to improve the process of formation.

The main problem in this thesis is what formation is really relevant in the effort to instill the values of religious life based on the spirituality of the Holy Family of Jesus Mary and Joseph so as to help the novices to become true religious in all their ways of life, both in the way of thinking and the way of acting and behave. To answer this question, the author has interviewed the formators, junior sisters and novices of the Sister of the holy Family Sacred Congregation from Pangkalpinang and conducted a literature study on guidance on the development of the monastic life in general and the constitution of the congregation to complete this thesis so that this thesis really helps the novice formators in their efforts to improve the formation of the novices.

The formation here means the efforts that forms the novices into nature Christian believers through various spiritual exercises and the appreciation of the specialities of the congregation and the accompaniments that direct them to further develop the quality of the Christian, apostolic human life based on the spirituality of the holy Congregation of Jesus Mary and Joseph. This formation is more oriented towards human formation encompassing emotional, physical, intellectual and spiritual maturity.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas rahmat Allah yang Maha Kuasa, dan dengan bimbingan Roh Kudus, serta perlindungan Keluarga Kudus Yesus Maria dan Yosef, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan penuh kebahagiaan. Skripsi dengan judul “F ORMATIO (PEMBINAAN) PARA NOVIS

KONGREGASI SUSTER DINA KELUARGA SUCI DARI

PANGKALPINANG BERDASARKAN SPIRITUALITAS KELUARGA KUDUS YESUS MARIA DAN YOSEF”, ditulis sebagai bentuk kepedulian dan keterlibatan penulis terhadap proses formatio para novis Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang.

Penulis mencoba ikut ambil bagian dalam usaha meningkatkan formatio dengan cara mengusulkan metode pendampingan yang relevan untuk membantu menanamkan nilai-nilai hidup panggilan dengan mendasarkan pada spiritualitas Keluarga Kudus Yesus Maria dan Yosef. Penulis sungguh menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini, banyak melibatkan berbagai pihak yang senantiasa memberikan dukungan dan semangat berupa doa, perhatian dan cinta, baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk semuanya itu, pada kesempatan yang baik ini perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

(11)

xi

2. Dr. B. Agus Rukiyanto, S.J., selaku dosen penguji II, yang selalu mendukung dan menyemangati penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. 3. Y.H. Bintang Nusantara, SFK., M. Hum., selaku dosen penguji III, yang

senantiasa memberikan perhatian dan dukungannya dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

4. Para dosen dan staf karyawan Program Studi Pendidikan Agama Katolik, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma, yang telah memberikan bimbingan, perhatian dan pengetahuan pada saat perkuliahan sampai berakhirnya penulisan skripsi ini.

5. Sr. Yosepha Bahkeetah, KKS, sebagai pemimpin umum Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang, yang telah memberi kesempatan dan kepercayaan kepada penulis untuk menempuh studi lanjut.

6. Sr. Petra, KKS dan para suster KKS komunitas Keluarga Suci Patangpuluhan Yogyakarta yang senantiasa mendukung dengan doa, cinta dan pelayanan baik saat perkuliahan sampai berakhirnya penulisan skripsi ini.

7. Rekan-rekan mahasiswa angkatan 2012/2013 yang selalu mendukung dan menyemangati penulis selama studi sampai berakhirnya penulisan skripsi ini. 8. Bapak, ibu, kakak, adik dan semua sahabat dan kenalan dimanapun berada

(12)

xii

dalam kehidupan orang-orang yang senantiasa peduli terhadap sesamanya. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, banyak kesalahan baik dari segi isi, bahasa, maupun sistematika penulisan. Oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis butuhkan sebagai masukan dalam rangka penyempurnaan tulisan skripsi ini.

Yogyakarta, 29 Maret 2017 Penulis

Lasmini

(13)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR SINGKATAN ... xviii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang ... 2

B. Rumusan Masalah ... 6

C.Tujuan Penulisan ... 6

D.Manfaat Penulisan ... 7

E. Metode Penulisan... 7

F. Sistematika Penulisan ... 7

BAB II. GAMBARAN UMUM FORMATIO (PEMBINAAN) PARA NOVIS KONGREGASI SUSTER DINA KELUARGA SUCI DARI PANGKALPINANG... 10

A.Sejarah Singkat Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang ... 11

1. Riwayat Pendiri... ... 11

2. Lahirnya KKS ... 13

a. Alasan Pendirian KKS ... 13

b. Awal Baru Perkembangan KKS ... 14

(14)

xiv

4. Kharisma KKS ... 16

B. Situasi Formatio Novis Kongregasi Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang dalam 2 (dua) tahun terakhir (2015-2016) ... 17

1. Peserta Formatio ... 17

a. Novis Tahun I Periode 2015-2016... ... 18

b. Novis Tahun II Periode 2015-2016 ... 18

2. Tempat Pembinaan dan Jadwal Kuliah Novis ... 19

a. Jadwal Kuliah Novis I semester I ... 20

b. Jadwal Kuliah Novis I Semester II ... 20

c. Jadwal Kuliah Novis II Semester I ... 21

d. Jadwal Kuliah Novis II Semester II ... 21

3. Pendamping Novis Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang dalam 2 (dua) Tahun terakhir (2015-2016) ... 22

4. Materi Pembinaan Novis Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang dalam 2 (dua) Tahun terakhir (2015-2016) ... 23

a. Bahasa Inggris ... 23

b. Pefectae Caritatis/Vita Consecrata/Menjadi Murid dan Nabi ... 24

c. Hidup Doa/ Kitab Suci/Mazmur/Kristologi/Injil Sinoptik ... 24

d. Konstitusi/Direktorium/Sejarah Kongregasi ... 24

e. Psikologi perkembangan/Pengolahan Hidup/Healing ... 25

f. Kesenian dan Keterampilan ... 25

g. Hidup Berkomunitas/ Seri Hidup dalam Roh ... 26

C. Proses Formatio (Pembinaan) para Novis Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang dalam 2 (dua) Tahun terakhir (2015-2016) ... 26

1. Hidup Doa ... 27

2. Refleksi... 28

3. Rekoleksi ... 28

4. Retret ... 29

5. Rekreasi ... 29

6. Bimbingan Pribadi... 30

(15)

xv

1. Faktor Ekstern ... 30

2. Faktor Intern ... 31

BAB III. FORMATIO (PEMBINAAN) PARA NOVIS BERDASARKAN SPIRITUALITAS KELUARGA KUDUS YESUS MARIA DAN YOSEF ... 32

A.Pandangan Umum tentang Formatio ... 33

1. Definisi Formatio ... 33

2. Tujuan Formatio ... 34

3. Manfaat Formatio ... 35

4. Tahap-tahap Formatio pada Umumnya ... 36

a. Masa Pra-novisiat ... 37

b. Masa Novisiat ... 38

c. Masa Yuniorat ... 38

d. Pembinaan Terus menerus (On Going Formation) ... 39

e. Pembinaan Integral ... 40

B. Formatio (Pembinaan) Menurut Konstitusi Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang... 41

1. Visi-Misi Formatio Novis Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang ... 42

a. Visi Formatio Novis Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang ... 42

b. Misi Formatio Novis Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang ... 43

2. Tujuan Formatio Novis Menurut Konstitusi Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang ... 43

3. Tahap-tahap Formatio Menurut Konstitusi Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang ... 44

a. Tahap Aspirat ... 45

b. Tahap Postulat ... 46

c. Masa Novisiat ... 47

d. Masa Yuniorat ... 47

(16)

xvi

Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang ... 50

C.Spiritualitas Keluarga Kudus Yesus Maria dan Yosef sebagai Daya Penggerak dalam Formatio Para Novis KKS dari Pangkalpinang ... 51

1. Unsur-unsur Spiritualitas Yesus Maria dan Yosef yang menjadi Daya Penggerak dalam Formatio Novis ... 52

a. Iman ... 54

b. Doa ... 55

c. Ketaatan ... 57

d. Kesediaan Melayani ... 58

e. Kesederhanaan ... 60

f. Penderitaan ... 61

2. Bentuk-bentuk Pembinaan dalam Keluarga Kudus Yesus Maria Yosef ... 62

a. Pembinaan Dimensi Manusiawi ... 63

b. Pembinaan Dimensi Kristiani ... 65

c. Pembinaan Hidup yang Kontemplatif ... 66

d. Pembinaan Hidup Apostolik ... 68

3. Tujuan Formatio Berdasarkan Spiritualitas Keluarga Kudus Yesus Maria dan Yosef ... 69

BAB IV. USAHA UNTUK MENINGKATKAN FORMATIO (PEMBINAAN) PARA NOVIS KONGREGASI SUSTER DINA KELUARGA SUCI DARI PANGKALPINANG ... 72

A.Latar Belakang dan Alasan Pemilihan Program ... 73

B.Alasan Pemilihan Tema ... 75

C.Usulan dan Tujuan Katekese ... 76

D.Penjabaran Usulan Program Katekese ... 79

E. Petunjuk Pelaksanaan Usulan Program ... 83

F. Contoh Persiapan Katekese Model Shared Christian Praxis ... 84

BAB V. PENUTUP ... 101

A. Kesimpulan ... 101

B. Saran ... 103

(17)

xvii

LAMPIRAN ... 107

Lampiran 1: Data Calon Suster KKS Tahun 2015-2016 ... (1)

Lampiran 2: Pedoman Wawancara untuk Formator ... (2)

Lampiran 3: Pedoman Wawancara untuk Suster Yunior ... (3)

Lampiran 4: Pedoman Wawancara untuk Suster Novis ... (4)

Lampiran 5: Hasil Wawancara dengan para Formator ... (5)

Lampiran 6: Hasil Wawancara dengan Suster Yunior ... (9)

Lampiran 7: Hasil Wawancara dengan Suster Novis ... (12)

Lampiran 8: Kisah Nyata Merasakan Denyut Panggilan Membiara ... (16)

Lampiran 9: Jadwal Acara Harian Komunitas Novisiat ... (17)

(18)

xviii

DAFTAR SINGKATAN

A. Singkatan Kitab Suci

Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci Perjanjian Baru: dengan Pengantar dan catatan Singkat. (Dipersembahkan kepada Umat Katolik Indonesia oleh Ditjen Bimas Katolik Departemen Agama Republik Indonesia dalam rangka PELITA IV). Ende: Arnoldus, 1984/1985, hal. 8.

B. Singkatan Dokumen Resmi Gereja

GS : Gaudium et Spes, Konstitusi Pastoral Konsili Vatikan

II tentang Gereja di Dunia Dewasa ini,7 Desember 1965. KHK : Kitab Hukum Kanonik (Codex Iuris Canonici),

diundangkan oleh Paus Yohanes Paulus II, 25 Januari 1983.

PPDLR : Pedoman-pedoman Pembinaan dalam Lembaga-lembaga Religius dikeluarkan oleh Kongregasi untuk Lembaga Hidup Bakti dan Serikat Hidup Kerasulan, Januari 1992.

PC : Perfectae Caritatis, Dekrit Konsili Vatikan II tentang

Pembaharuan dan Penyesuaian Hidup Religius, 28 Oktober 1965.

VC : Vita Consecrata, Anjuran Apostolik Paus Yohanes Paulus

(19)

xix A. Singkatan Lain

Art : Artikel

Balita : Bawah Lima Tahun Basepta : Bawah Sepuluh Tahun Bdk : Bandingkan

Direkt : Direktorium Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang yang disyahkan oleh Hilarius Moa Nurak, SVD pada 10 Oktober 2007.

Dokpen : Departemen Dokumen dan Penerangan Kan : Kanon

KGN : Kursus Gabungan Novis

KKS : Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang

KKYMY : Keluarga Kudus Yesus Maria dan Yosef

Konst 1991 : Konstitusi Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang yang disyahkan oleh Mgr.Hilarius Moa Nurak, SVD pada 6 Juli 1991 di Pangkalpinang.

Konst 2003 : Konstitusi Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang yang disyahkan oleh Mgr. Hilarius Moa Nurak, SVD pada 15 September 2003 di Pangkalpinang

(20)

xx PH : Pengolahan Hidup PS : Puji Syukur Rm : Romo

SCP : Shared Christian Praxis SK : Surat Keputusan

SLTA : Sekolah Lanjutan Tingkat Atas Sr : Suster

SS.CC : Sacrorum Cordium Jesu et Mariae (Kongregasi Hati Kudus Yesus dan Maria)

(21)

BAB I PENDAHULUAN

Setiap kongregasi senantiasa mengusahakan cara-cara tertentu untuk pengembangan hidup panggilan baik dari segi jumlah anggota, kualitas anggota maupun peningkatan mutu panggilan seluruh anggota. Kongregasi melihat cara yang tepat untuk meningkatkan mutu panggilan adalah melalui pembinaan pada masa novisiat. Novisiat adalah tempat dan masa yang tepat untuk penanaman nilai-nilai hidup religius, karena masa novisiat merupakan masa pembinaan untuk menapaki jejak kesungguhan sikap dan motivasi dasar panggilan calon, agar pihak kongregasi mempunyai bukti yang cukup mendasar untuk memperbolehkan calon mempersiapkan diri melanjutkan perjalanan panggilannya dengan tetap mengikuti tahap-tahap pembinaan berikutnya (Tim Formator, 2001: 25).

Mengingat ada banyak cara untuk dapat mewujudkan harapan dan cita-cita tersebut, maka kongregasi melakukan pembinaan-pembinaan melalui berbagai macam ekperimen untuk membuktikan bahwa calon memiliki kemampuan dalam menghayati spiritualitas kongregasi berserta tuntutannya secara praktis dan konsekuen. Oleh karena itu dibutuhkan banyak dukungan baik dari segi tenaga maupun finansial yang dapat membantunya untuk merealisasikan harapan tersebut.

(22)

A. Latar Belakang

Dewasa ini setiap kongregasi merasakan berbagai macam tantangan dalam mengusahakan mutu panggilan baik dari sisi motivasi maupun dari sisi jumlah anggota kongregasi. Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang mengalami tantangan itu, tidak hanya dari segi kuantitas tetapi juga dari segi kualitas. Kesadaran akan banyaknya tantangan untuk menumbuhkan panggilan yang sungguh-sungguh pastilah setiap tarekat akan mengusahakan berbagai cara untuk mengadakan promosi panggilan.

Lemahnya penghayatan nilai-nilai keutamaan yang terkandung dalam hidup religius seperti doa, kesetiaan, keheningan, kaul, hidup bersama dan lain sebagainya menjadi salah satu penyebab rendahnya mutu panggilan. Demikian pula dengan latar belakang para calon religius baik latar belakang keluarga, budaya maupun bahasa juga turut mempengaruhi perkembangan kepribadiannya yang kadang sulit dibina. Belum lagi dengan adanya budaya instan seiring perkembangan zaman yang sungguh mempengaruhi pola pikir dan perkembangan hidupnya baik secara fisik, psikis, psikologis maupun spiritualnya. Selain itu kematangan manusiawi dan rohani para calon perlu pengolahan lebih lanjut agar melalui formatio para calon sungguh dibentuk menjadi religius baik dalam cara hidup, cara bertindak, cara berpikir maupun cara bertingkah laku agar semakin memahami secara mendalam tentang hidup sebagai religius (Suparno, 2016: 13).

(23)

zaman yang terus berubah ini. Sedangkan dalam seruan apostolik tentang hidup bakti (Vita Consecrata) art. 67-69 beliau mengingatkan kepada seluruh tarekat untuk menyediakan sarana bagi perkembangan seluruh anggota termasuk para calon dengan membuat program pembinaan dari pembinaan dasar sampai pada pembinaan berkelanjutan yang memungkinkan seluruh anggota dan juga para calon semakin mengalami perkembangan kearah yang lebih baik dalam menanggapi panggilan Allah.

Konstitusi Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang menegaskan bahwa kelangsungan dan perkembangan kongregasi serta usaha membina semua anggota menjadi tangung jawab setiap suster. Komunitas membina sejauh memungkinkan para suster bertumbuh dalam kesetiaan kepada Tuhan sesuai dengan kharisma kongregasi. Untuk melaksanakan hal itu, para anggota harus memiliki pengertian yang jelas tentang visi-misi kongregasi. Pembinaan menjadi hal yang sangat penting bagi religius agar mampu menanamkan nilai-nilai religius dalam kalbu, dan pada saatnya mampu memutuskan yang benar dalam pilihan-pilihan praktis sehari-hari dan mampu melihat dinamisme fundamental Roh Pencipta (Konst 2003, art. 75).

(24)

yang ditegaskan dalam Kitab Hukum Kanonik sebagi berikut:

Para novis senantiasa dibimbing dan dibina untuk mengembangkan keutamaan–keutamaan manusiawi dan kristiani, dengan doa dan ingkar diri, masuk dalam jalan kesempurnaan yang lebih penuh, diajak untuk memandang misteri keselamatan serta membaca dan merenungkan Kitab Suci, mempelajari cara menghayati hidup yang dibaktikan kepada Allah dan manusia dalam Kristus dengan nasehat-nasehat injil, diberi uraian tentang sifat, semangat tujuan dan tata tertib, sejarah dan kehidupan lembaga serta dipupuk cinta mereka terhadap gereja serta gembala-gembala rohaninya (KHK, kan. 652).

Masa novisiat merupakan permulaan hidup bagi novis untuk mengalami cara hidup kongregasi serta membentuk budi dan hati dengan semangatnya khas dari kongregasi agar terbukti niat serta kecakapan mereka (KHK, kan. 646). Paus Yohanes Paulus II dalam seruan apostolik tentang pembaharuan hidup bagi religius menyerukan agar dalam pembinaan hendaknya menyiapkan orang untuk membaktikan diri seutuhnya kepada Allah dengan mengikuti Yesus Kristus dalam pengabdian kepada misi Gereja (VC, art. 65).

(25)

keputusan dan tindakan. Keheningan merupakan syarat mutlak untuk menata hidup, karena dalam keheningan manusia mendapatkan kesempatan untuk berkembang secara akrab dengan sumber hidup yaitu Allah Bapa sebagaimana Yesus juga mendasarkan hidup pada kekuatan keheningan (Konst 2003, art. 92). Meskipun panggilan itu adalah rahmat dan anugerah Allah, namun dari pihak manusia dituntut untuk kerjasama dengan rahmat dan panggilan dengan cara menghayati hidup yang dibaktikan kepada Allah dan manusia berdasarkan spiritualitas Keluarga Kudus Yesus Maria dan Yosef, agar semakin mengenal dirinya, dan semakin mampu menjawab panggilan Tuhan dalam Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang (Konst 2003, art. 91). Hal ini penting mengingat para novis yang ingin menggabungkan diri dengan suatu tarekat religius memiliki motivasi, watak dan karakter yang dipengaruhi oleh latar belakang keluarga yang hidup dalam lingkup sosial budaya tertentu.

Formatio mengandung unsur-unsur pembinaan, latihan, pengalaman,

pengajaran, pendidikan dan pembentukan guna meningkatkan kualitas hidup panggilan sebagai seorang religius yang setia dan pertama-tama mencari Allah dan menyatukan hati dan budi pada Allah dengan cinta apostolik, serta berjuang melibatkan diri dalam karya keselamatan Allah, melalui Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang. Dari sebab itu penulis mengambil judul skripsi “FORMATIO (PEMBINAAN) PARA NOVIS KONGREGASI SUSTER DINA KELUARGA SUCI DARI

PANGKALPINANG BERDASARKAN SPIRITUALITAS KELUARGA KUDUS

(26)

B.RUMUSAN MASALAH

Beberapa permasalahan yang dapat ditemukan dalam uraian di atas adalah sebagai berikut:

1. Keprihatinan apa yang dapat ditemukan dalam proses formatio novis di Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang?

2. Formatio macam apa yang dapat digunakan untuk membentuk para novis menjadi religius, baik dalam cara hidup, cara bertindak cara berpikir maupun cara bertingkah laku?

3. Usaha apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan formatio novis di Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang berdasarkan spiritualitas Kudus Yesus Maria dan Yosef?

C.TUJUAN PENULISAN

Tujuan penulisan dari skripsi ini adalah:

1. Untuk mengetahui keprihatinan-keprihatinan yang terjadi dalam proses formatio novis sehingga menjadi kendala dalam usaha menanggapi panggilan

Tuhan sebagai suster novis di Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang.

2. Untuk mengetahui macam-macam pembinaan yang dapat digunakan sebagai usaha untuk membentuk para novis menjadi religius, baik dalam cara hidup, cara bertindak cara berpikir maupun cara bertingkah laku?

3. Untuk mengadakan pendampingan dengan menggunakan katekese model Shared Christian Praxis dalam usaha meningkatkan formatio novis berdasarkan

(27)

D.MANFAAT PENULISAN

Penulisan ini dapat dimanfaatkan sebagai:

1. Suatu sumbangan pemikiran bagi Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang (KKS) dalam usaha meningkatkan formatio novis sehingga dapat menolong para calon untuk menanggapi panggilan Allah.

2. Suatu bantuan bagi para formator dalam mendampingi suster-suster novis Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang.

3. Suatu bantuan bagi penulis untuk mengembangkan dan meningkatkan pembinaan pribadi sebagai anggota Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang.

E.METODE PENULISAN

Dalam penulisan skripsi ini ditempuh dengan metode analisis deskriptif melalui wawancara dengan beberapa formator, suster yunior dan suster novis, dan dengan mempelajari dari berbagai sumber-sumber yang menggambarkan secara faktual pengalaman yang terjadi dalam formatio novis. Sumber berupa buku, internet, majalah, diktat perkuliahan. Hasil wawancara dan hasil memperlajari dari sumber-sumber tersebut kemudian disusun menjadi simpulan yang terdiri atas kalimat-kalimat.

F. SISTEMATIKAN PENULISAN

(28)

sebagai berikut:

Bab I menyajikan pendahuluan sebagai dasar penulisan skripsi yang meliputi latar belakang penulisan, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.

Bab II menyajikan kenyataan yang terjadi dalam formatio novis di Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang meliputi sejarah singkat Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang, situasi Formatio novis Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang

dalam 2 (dua) tahun terakhir (2015-2016), proses formatio (pembinaan) bagi novis Kongregasi Suster Dina keluarga Suci dari Pangkalpinang dalam 2 (dua) tahun terakhir (2015-2016), beberapa pokok permasalahan seputar formatio (pembinaan) novis Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang.

Bab III berisikan kajian teori tentang formatio novis berdasarkan spiritualitas Keluarga Kudus Yesus Maria dan Yosef yang meliputi pandangan umum tentang formatio, formatio menurut konstitusi Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang, spiritualitas Keluarga Kudus Yesus Maria dan Yosef sebagai daya penggerak dalam proses formatio suster-suster KKS dari Pangkalpinang.

(29)

Bab V merupakan penutup yang berisikan kesimpulan dan saran. Bagian kesimpulan akan mengetengahkan pentingnya formatio dalam kongregasi demi pertumbuhan, perkembangan dan kelangsungan masa depan kongregasi dan demi peningkatan kualitas hidup panggilan bagi seluruh anggota kongregasi. Selanjutnya penulis mengajukan saran yang ditujukan kepada Kongregasi dan Tim Spiritualitas kongregasi, pendamping novis dan juga para novis Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang.

(30)

BAB II

GAMBARAN UMUM FORMATIO (PEMBINAAN)NOVIS DALAM KONGREGASI SUSTER DINA KELUARGA SUCI DARI

PANGKALPINANG

Proses formatio pada umumnya merupakan suatu proses penegasan panggilan, baik bagi kongregasi maupun bagi calon, untuk mengambil keputusan tetap ingin menjadi suster atau lebih memilih pilihan hidup yang lain. Proses penegasan panggilan bertujuan menawarkan jalan kemuridan dalam Yesus Kristus kepada calon sebagai salah satu jalan dari berbagai jalan menuju kepada Allah. Panggilan itu lebih merupakan daya pikat Ilahi yang harus ditanggapi seseorang dengan mengikutinya berdasarkan keputusan yang bebas.

Menurut Darminta (2006: 13) panggilan Allah membawa tugas dan misi yang digerakkan oleh Roh, mengikuti jalan salib Yesus dan merupakan suatu proses atau kemauan untuk bekerja sama dengan rahmat panggilan. Dalam proses formatio mengharapkan usaha dari kedua belah pihak, dari religius itu sendiri dan

(31)

A. Sejarah Singkat Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang

Dalam usaha mencari dan mewujudkan cita-cita hidup kebiaraan, KKS mengalami berbagai peristiwa atau sejarah yang amat menentukan perjalanan hidup kongregasi, serta pasang surutnya menuju perkembangan dari waktu kewaktu hingga saat ini. Setiap suster perlu mengetahui sejarah kongregasi agar bisa menemukan inspirasi baru untuk perkembangan selanjutnya, sebab dengan mengenal dan memahami sejarah, dapat membantu para suster untuk semakin memahami kongregasi seperti apa adanya (Tim Penyusun Sejarah KKS, 2001: 3).

1. Riwayat Pendiri

(32)

Kaul pertama dilaksanakan di Grave pada 27 Januari 1915. Pada 18 Maret 1918 secara resmi Vitus menjadi anggota Kongregasi SS.CC dengan mengikrarkan kaul kekal. Kemudian pada 11 Maret 1923 ia ditahbiskan menjadi Imam SS.CC di kota Valkenberg dan pada bulan September 1926 ia diutus sebagai misionaris untuk kepulauan Bangka Biliton. Perjalanan melanjutkan cita-citanya mendirikan kongregasi pribumi terhenti karena Perang Dunia II. Ia ditawan oleh Jepang. Selama 2 tahun beliau mengalami penderitaan dan sakit dalam tawanan. Beliau wafat di kamp tawanan disuatu kebun karet di daerah Belalau, Lubuk Linggau pada 19 April 1945 (Wouters, 2000: 11-35).

(33)

2. Lahirnya KKS

Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang lahir pada 11 Januari 1937 dengan nama Suster-suster Kecil Keluarga Suci Nasaret (Pia Unio Keluarga Suci). Pemberian nama tersebut tujuannya adalah adanya panggilan dan cita-cita membangun Gereja setempat, dan melihat adanya kebutuhan akan kesaksian hidup serta tenaga pastoral Gereja. Kongregasi ini berasal dari sekelompok orang beriman yang memiliki keinginan mengabdikan dirinya kepada Allah dan sesama. Mereka itu adalah Lidwina Tjen Sui Loen, Anna Boen Lan Fa, dan Agnes Siam Djioe. Ketiga pemudi inilah yang akhirnya menjadi cikal bakal atau tonggak sejarah berdirinya kongregasi (Tim Penyusun Sejarah KKS, 2001: 17-19).

a. Alasan Pendirian KKS

(34)

b. Awal Baru Perkembangan KKS

Perkembangan KKS berlangsung di tengah kancah pergolakan sosial-politik Republik Indonesia. Dari sudut geografi dapat dimengerti bahwa kapal-kapal dari laut Tiongkok Selatan mendarat di pelabuhan Bangka Biliton, sehingga kebanyakan penduduk adalah keturunan para pendatang dari daratan Tiongkok. Meskipun perkembangan kongregasi berlangsung dalam kancah sosial politik, Mgr. Van Soest tetap memiliki tekad yang bulat untuk mengembangkan cita-cita pendahulu. Ia mengirim surat perihal melanjutkan pengembangan KKS. Surat ditujukan kepada Prokurator Jendral Cyprianus, SS.CC sebagai langkah awal untuk melanjutkan cita-cita Mgr.Vitus Bouma, SS.CC. Langkah konkret selanjutnya berupa penerimaan kedua postulan dari ketiga calon yang meskipun terputus karena situasi perang mereka tetap bertekun merindukan hidup membiara. Kedua calon tersebut diterima oleh Mgr. Van Soest tepat pada 18 Maret 1948 sebagai novis. Kedua postulan yang diterima untuk membaharui niatnya (memasuki masa novisiat tahun pertama) itu adalah Tjhin Siam Djoe (Sr. Lusia) dan Boen Lan Fa (Sr.Angelina).

(35)

identitas sendiri sebagai kongregasi mandiri melalui berbagai tahap antara lain mulai memiliki acara harian, komunitas tersendiri, penggunaan bahasa Indonesia dalam doa ofisi, visitasi bapak uskup, dan akhirnya pengesahan konstitusi pertama (Tim Penyusun Sejarah KKS, 2001: 35-36).

3. Visi dan Misi KKS

Pada umumnya visi adalah gambaran keadaan dan karakteristik yang ingin dicapai oleh suatu lembaga di masa yang akan datang. Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh kongregasi atau lembaga dalam usaha mewujudkan visi. Dari uraian tersebut maka rumusan visi KKS adalah “Suster KKS dalam hidup menggereja dan memasyarakat menimba inspirasi dari Keluarga Suci sebagai tempat kehadiran yang Ilahi dalam hidup manusia, mengarahkan diri pada kesaksian hidup Tritunggal sebagai landasan serta sumber hidup Gereja dan masyarakat” (Konst 2003, art. 8).

(36)

4. Kharisma KKS

Kharisma berasal dari kata Yunani dan berarti “rahmat khusus”. Kharisma adalah sesuatu yang datang dari dalam, dari Roh, dan dikembangkan dari dalam. kharisma bukan semata-mata batiniah, kharisma harus menyatakan diri dan harus tampak. Kharisma hanya bisa ditangkap melalui spiritualitas, tetapi spiritualitas harus menjadi hasil dari kharisma (Jacobs, 1989:5-6). Hidup religius adalah pertama-tama komunikasi kharisma dan semangat artinya setiap tarekat harus mengkomunikasikan iman yang tersirat dalam rumusan kharisma untuk saling mendukung dan saling membantu. Dari latar belakang sejarah kharisma tersebut, maka Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang merumuskan kharisma sebagai berikut: Iman yang berpengharapan artinya Allah sungguh hadir dan berkarya dalam segala sesuatu dan mampu melihat Yang Ilahi dalam hidup manusia (Konst 2003, art.1).

(37)

B.Situasi Formatio Novis Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang dalam 2 (dua) Tahun Terakhir 2015-2016

Panggilan itu adalah rahmat dan anugerah Allah, namun dari pihak manusia dituntut untuk kerja sama dengan rahmat dan panggilan itu. Karena itu hidup dalam sebuah kongregasi dimulai dalam novisiat, dengan tujuan agar para novis lebih memahami panggilan Ilahi, khususnya yang khas dalam kongregasi, mengalami cara hidup kongregasi, menghayati spiritualitas kongregasi, serta membentuk budi dan hati dengan semangatnya, maka dibutuhkan pembinaan sesuai dengan pembagian yang telah ditentukan dalam tarekat (Konst 2003, art. 88-94).

Dalam pembahasan tentang formatio bagi para novis Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang penulis melihat proses formatio selama 2 (dua) tahun terakhir, sebagai topik yang hendak dijadikan bahan studi. Untuk dapat melihat situasi formatio, penulis hendak memaparkan mengenai keadaan peserta formatio, tempat pembinaan dan jadwal kuliah novis, pendamping novis KKS

dalam 2 (dua ) tahun terakhir (2015-2016, materi pembinaan novis KKS dalam 2 (dua) tahun terakhir (2015-2016 dan proses formatio novis KKS dalam 2 (dua) tahun terakhir (2015-2016).

1. Peserta Formatio

(38)

a. Novis Tahun I periode 2015-2016

Novis I adalah calon yang telah menjalani masa pembinaan awal sejak aspiran dan postulan dan dinyatakan secara sah pada perayaan ekaristi penerima jubah kebiaraannya dan pengucapan janji sebagai calon suster dalam Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang disebut novis. Penerimaan novis dilaksanakan di kapela novisiat setiap tanggal 15 Januari. Dari hasil wawancara dengan pemimpin novis diperoleh data bahwa jumlah novis tahun I untuk dua tahun terakhir (2015-2016) adalah sebagai berikut: tahun 2015 novis tahun pertama sebanyak 1 orang, untuk tahun 2016 sebanyak 2 orang. Mereka rata-rata mereka baru menamatkan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) ketika melamar sebagai calon suster KKS dan belum memiliki pengalaman bekerja seperti pada umumnya, sehingga dilihat dari segi usia mereka masih tergolong sangat muda, dan masih sangat lugu, apa lagi kebanyakan mereka berasal dari Flores Nusa Tenggara Timur [Lampiran 1: (1)].

b. Novis Tahun II Periode 2015-2016

(39)

Berdasarkan hasil wawancara diperoleh data dengan jumlah novis tahun II untuk 2015 ada 2 orang dan untuk 2016 ada 1orang. Mereka semua tamatan dari Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) ketika melamar untuk menjadi seorang calon suster KKS. Dari segi pengalaman, novis II sedikit bervariasi, ada yang sudah pernah bekerja di luar, ada juga yang belum bekerja tetapi setelah tamat sekolah kebanyakan mereka membantu kedua orang tuannya berwiraswasta atau bekerja lainnya sesuai situasi dan keadaan orang tua mereka masing-masing [Lampiran 1: (1)]. Karena itu novis II dilihat dari segi usia sedikit bervariasi, meskipun tidak terlalu jauh rentang usia mereka.

2. Tempat Pembinaan dan Jadwal Kuliah Novis

(40)

a. Jadwal Kuliah Novis I Semester I Senin 08.00-09.00 Bahasa Inggris

10.00-11.00 Perfectae Caritatis Selasa 08.00-09.00 Hidup Latihan Doa 09.00-10.30 Pengolahan Hidup 16.30-17.30 Studi Pribadi Rabu 08.00-09.00 Konst dan Direkt

09.00-10.00 Studi Pribadi

16.30-17.30 Pedoman Hidup Novisiat Kamis 08.00-09.00 Bahasa Inggris

10.00-11.00 Kristologi 16.30-17.30 Kesenian

Jumat 08.00-09.00 Psikologi Perkembangan 09.00-10.00 Mazmur dan Kidung

16.30-17.30 Pedoman Kerasulan Keluarga Sabtu 08.00-09.00 Vita Consecrata/Gotong royong

b. Jadwal Kuliah Novis I Semester II

Senin 08.00-09.00 Menjadi Murid dan Nabi 09.00-10.00 Konst dan Direkt

(41)

16.30-17.30 Studi Pribadi

Kamis 08.00-09.00 Seri Hidup dalam Roh VII 16.30-17.30 Studi Pribadi

Jumat 08.00-09.00 Psikologi Rohani 09.00-10.00 Konst dan Direkt 16.30-17.30 Studi Pribadi

Sabtu 08.00-11.00 Kerja bakti/Gotong royong

c. Jadwal Kuliah Novis II semester I Senin 08.00-09.00 Stage

16.00-17.30 Kunjungan Keluarga Selasa 08.00-10.00 Pengolahan Hidup

16.30-17.30 Katekumen/Studi Pribadi Rabu 09.00-10.00 Konst dan Direkt

16.30-17.30 Pedoman Hidup Novisiat Kamis 08.00-09.00 Stage

16.30-17.30 Kesenian Jumat 08.00-09.00 Studi Pribadi

16.30-17.30 Pedoman Kerasulan Keluarga Sabtu 08.00-11.00 Kerja Bakti/Gotong royong

d. Jadwal Kuliah Novis II semester II Senin 09.00-10.00 Konst dan Direkt

(42)

Selasa 08.00-10.00 Pengolahan Hidup

16.30-17.30 Menyusun Laporan Stage Rabu 09.00-10.00 Materi KGN

16.30-17.30 Studi Pribadi Kamis 08.00-09.00 Materi KGN

16.30-17.30 Studi Pribadi Jumat 09.00-10.00 Konst dan Direk

16.30-17.30 Menyusun Laporan Stage Sabtu 08.00-11.00 Kerja Bakti/Gotong royong

Catatan: Untuk setiap Bulan Oktober-Desember novis II melaksanakan stage di komunitas-komunitas karya yang tidak terlalu jauh dengan biara pusat.

3. Pendamping Novis Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang dalam 2 Tahun terakhir 2015-2016

(43)

Dengan satu pendamping kongregasi mempunyai tujuan agar proses formatio yang diberikan kepada para novis lebih memiliki nilai-nilai yang berkelanjutan, sehingga memiliki kesatuan yang utuh. Meskipun demikian Sr. Lusie, KKS sebagai pemimpin atau pendamping novis tetap bekerja sama dengan pihak lain seperti para Romo projo keuskupan Pangkalpinang, tim pembina atau beberapa suster KKS yang dipandang memiliki kemampuan dalam bidang formatio dan juga beberapa awam yang mempunyai potensi atau kemampuan sesuai kebutuhan dalam proses formatio [Lampiran 6: (11)].

4. Materi Pembinaan bagi Novis Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang selama dua Tahun Terakhir 2005-2016

Para novis dibekali dengan materi-materi perkuliahan guna memperdalam kehidupan rohani, keterampilan, dan intelektual untuk mempersiapkan diri menjalankan tugas perutusan. Materi-materi yang diberikan kepada para novis Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang pada prinsipnya memiliki sifat yang berkelanjutan. Tujuannya agar materi-materi tersebut semakin dihayati dan dimaknai sebagai tindak lanjut dalam hidupnya. Berdasarkan hasil wawancara baik dari para formator maupun dari para novis materi-materi yang diberikan selama proses pembinaan [Lampiran 7: (15)].

a. Bahasa Inggris

(44)

Inggris, berkomunikasi melalui tulisan dengan menggunakan bahasa Inggris, dan yang penting adalah terbuka untuk belajar bahasa apapun agar dapat lebih mengenal budaya-budaya setempat dimana ditugaskan [Lampiran 7: (15)].

b. Perfectae Caritatis/Vita Consekrata/Menjadi Murid dan Nabi

Membantu para calon untuk memahami secara benar tentang tarekat hidup bakti dan belajar tiga nasehat injil yakni kemurnian, kemiskinan dan ketaatan, dan dihayati dalam hidup setiap hari. Mereka belajar menghayati ketiga nasehat injil dengan mengikuti corak kehidupan kongregasi yang menjadi kekhasan kongregasi dan akhirnya dapat memberikan kesaksian injili yang menghadirkan suka cita dan kegembiraan [Lampiran 7: (15)].

c. Hidup doa/Kitab suci/Mazmur/Kristologi/ Injil Sinoptik

Memperdalam pengalaman akan Allah dengan mendalami kitab suci baik perjanjian lama maupun baru dan memupuk keutamaan-keutamaan hidup religius dalam keheningan dan dalam doa pribadi maupun bersama. Para novis belajar memperdalam kerohanian melalui doa dan meditasi yang diambil dari kitab suci setiap hari pada waktu pagi hari. Belajar menyanyikan mazmur secara benar, dan belajar mengenal karakter para pengarang Injil agar dapat memahami maksud dan tujuan yang ingin disampaikan [Lampiran 7: (15)].

d. Konstitusi/Direktorium/Sejarah Kongregasi

(45)

kongregasi. Dengan pembelajaran sebagai berikut: riwayat pendiri, karisma, mistik, visi, misi dan spiritualitas, nasihat-nasihat injil, doa kita, kerasulan, pembinaan para anggota, kepemimpinan kongregasi, kesatuan kita, harta benda, keputusan kapitel. Setidaknya para novis mengetahui sejarah berdirinya kongregasi dan para pendirinya juga karya-karya kongregasi agar melalui pengetahuan yang diperoleh para novis juga semakin mengenal kongregasi [Lampiran 7: (15)].

e. Psikologi Perkembangan/ Pengolahan Hidup/ Healing

Para novis belajar untuk semakin mengenal diri dan orang lain, melalui tahap-tahap perkembangan manusia dan menerima kemampuan diri, mau berubah secara penuh serta semakin menerima kekurangan diri dan dengan segala kerapuhan senantiasa terbuka akan pertobatan secara terus menerus. Para novis belajar pengolahan hidup dengan bimbingan secra rutin baik secara bersama maupun secara pribadi. Dalam pengolahan para novis diharapkan dapat menemukan latar belakang yang membentuknya agar pada saatnya siap menerima diri dengan segala kekurangan dan kelebihan [Lampiran 7: (15)].

f. Kesenian dan Keterampilan

(46)

seruling, olah vocal. Materi ini diberikan bertujuan menumbuhkan bakat dan minat supaya masing-masing menyadari akan segala kemampuan dan potensi yang dimilikinya. Harapannya melalui mata kuliah ini calon dapat semakin mengembangkan bakat dan potensinya dan memberikan diri dalam pelayanan baik di lingkungan Gereja maupun di masyarakat dengan potensi yang dimilikinya sesuai kebutuhan Gereja maupun masyarakat [Lampiran 7: (15)].

g. Hidup Berkomunitas/Seri Hidup dalam Roh

Mata kuliah ini diberikan sebagai bentuk sumbangan bagi calon agar dapat menerima diri sendiri dan sesama dalam komunitas dan dalam karya pelayanan. Hidup saling menghargai satu sama lain dan saling melengkapi dalam hidup bersama dan dalam karya pelayanan baik di dalam maupun di luar. Belajar untuk peka akan gerakan Roh yang menuntun dan mengarahkan setiap tindakan hidupnya. Tahu membedakan mana yang baik dan mana yang tidak berdasarkan suara hati. Dengan demikian hidupnya semakin digerakkan oleh Roh sehingga semakin mengarah kepada kehendak Allah [Lampiran 7: (15)].

C.Proses Formatio (Pembinaan) Novis Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang dalam 2 (dua) Tahun Terakhir 2015-2016

(47)

mengalami pertumbuhan dan perkembangan hidup panggilannya. Proses formatio diberikan melalui beberapa kegiatan antara lain: hidup doa, refleksi, rekoleksi, retret, rekreasi dan bimbingan pribadi [Lampiran 6: (11)-(12)].

1. Hidup Doa

(48)

sekurang-kurangnya 30 menit setiap hari. Meditasi dilaksanakan pada pagi hari sebelum ibadat pagi di kapel. Sedangkan meditasi terpimpin biasanya dipandu oleh pendamping novis dengan bahan mengikuti kalender harian atau menggunakan bahan yang disiapkan oleh pemimpin novis seminggu sekali di kapel atau di ruang doa. Selain doa rosario bersama para novis juga diwajibkan untuk mendoakan doa rosario secara pribadi dengan tujuan membangun keakraban secara pribadi dengan Tuhan melalui perantaraan Maria [Lampiran 6: (11)].

2. Refleksi

Para novis diwajibkan untuk menuliskan pengalamannyanya selama latihan doa baik itu berupa meditasi maupun kontemplasi. Hasil permenungannya ditulis dalam buku refleksi harian 15 menit setelah makan pagi. Setelah selesai menuliskan hasil refleksinya para novis wajib mengumpulkannya kepada pemimpin novis, untuk diperiksa sejauh mana perkembangannya dalam hidup doa. Setiap hari Jumat novis diminta untuk menuliskan hasil pengolahan dirinya melalui berbagai peristiwa yang. terjadi selanjutnya dibawa sebagai bahan bimbingan secara pribadi dengan pembimbing novis [Lampiran 6: (12)].

3. Rekoleksi

(49)

bulan dengan dua sesi. Sesi I hari Sabtu pukul 16.30-18.00 dilanjutkan pukul 19.30-2.00 sedangkan sesi II dilaksanakan hari Minggu pukul 08.30-12.00 WIB. [Lampiran 6: (12)].

4. Retret

Retret bagi para novis dilaksanakan satu tahun sekali selama 8 hari menjelang penerimaan novis tahun pertama, pembaharuan novis tahun II dan menjelang profesi pertama. Pembimbing retret adalah pemimpin novis atau bisa juga pemimpin umum dan tim spiritualitas kongregasi. Retret diberikan dengan tujuan agar para novis semakin memiliki ketajaman hati melihat rencana dan kehendak Allah dalam setiap perjuangan hidupnya [Lampiran 6: (12)].

5. Rekreasi

(50)

6. Bimbingan Pribadi

Setiap novis seminggu sekali wajib mengadakan bimbingan pribadi dengan pemimpin novis. Bimbingan lebih bersifat pendampingan untuk pengolahan hidup itu. Sebulan sekali para novis wajib mengadakan pembicaraan pribadi untuk melihat sejauh mana pertumbuhan dan perkembangannya dalam menanggapi panggilan Tuhan. Pada akhir masa novisiat tahun pertama dan tahun kedua para novis mengadakan pembicaraan pribadi dengan pemimpin umum sehubungan dengan tindak lanjut dalam pergulatan hidup panggilannya. Setahun sekali para novis mengadakan pembicaraan pribadi dengan pemimpin umum pada saat visitasi untuk mendapat gambaran yang jelas mengenai pertumbuhan dan perkembangan para novis baik secara emosional maupun secara spiritual [Lampiran 6: (12)].

D.Beberapa Pokok Permasalahan dalam F ormatio (Pembinaan) Novis Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang

Dari gambaran umum formatio novis yang terjadi dalam kurun waktu dua tahun dari 2015-2016, penulis melihat ada 2 (dua) permasalahan pokok dalam formatio novis Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang.

Pokok permasalah ini mendasarkan pada kenyataan yang terjadi, oleh karena itu pokok permasalahnya dilihat berdasarkan faktor intern dan faktor ekstern.

1. Faktor Ekstern

(51)

pola pikir calon baik yang berasal dari desa maupun daerah yang sudah dianggap maju karena itu mereka disebut anak zaman. Perkembangan zaman juga turut serta mempengaruhi proses formatio baik secara langsung maupun tidak. Meskipun secara langsung hal-hal tersebut diatas tidak selalu berhubungan langsung dengan formatio namun hendaknya menjadi bahan pertimbangan bagi kongregasi terutama bagi mereka yang dipercaya secara langsung dalam bidang formatio untuk dapat memilih pendekatan yang tepat dalam proses formatio

khususnya bagi para novis KKS [Lampiran 7: (13)].

2. Faktor Intern

Minimnya jumlah anggota kongregasi yang berminat dalam bidang formatio menjadi dampak bagi proses formatio. Pemimpin novis yang disiapkan oleh kongregasi sangat kurang, mengingat keterbatasan jumlah anggota kongregasi, sehingga staf pemimpin novis yang bertugas sebagai formator di novisiat tidak hanya merangkap tugas tetapi bertahun-tahun menjadi pendamping novis. formator jenuh dengan tugas-tugas yang sama bahkan timbul rasa bosan yang membuatnya tidak lagi memiliki kreatifitas baru dalam proses pendampinga, jumlah calon yang masuk amat sedikit, membuat formator harus ekstra membina, serta mendampingi sendiri, mengingat minimnya jumlah calon yang masuk dan yang siap belajar untuk memenuhi harapan bersama [Lampiran 7: (13)].

(52)

BAB III

F ORMATIO (PEMBINAAN) NOVIS

BERDASARKAN SPIRITUALITAS KELUARGA KUDUS YESUS MARIA DAN YOSEF

Formatio merupakan seluruh kegiatan dengan prosesnya yang menjadikan

seseorang hidup sebagai seorang religius menurut spiritualitas, pola dan bentuk serta praktek hidup religius. Formatio diadakan dengan maksud agar setiap suster pertama-tama mencari Allah, mengikuti Kristus dan mengabdikan seluruh hidupnya kepada Tuhan dan sesama dengan hidup bersumber pada kesatuan erat dengan Kristus, sehingga mampu menemukan suatu iklim rohani, kebahagiaan hidup, dan entusiasme apostolik di dalam komunitas yang memudahkan mereka mengikuti Kristus sesuai dengan radikalisme pembaktian mereka yang lebih mengutamakan kehendak Allah dalam seluruh hidup dan perjuangannya (PPDLR, art. 27).

(53)

A. Pandangan Umum tentang F ormatio (Pembinaan)

Pada masa ini formatio sudah menjadi program utama dalam setiap tarekat religius untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, kecakapan, dan spiritual hidup rohani bagi seluruh anggota tanpa terkecuali juga bagi para calon religius. Untuk itu perlulah setiap religius memahami pentingnya formatio dalam seluruh proses pergumulan panggilannya sebagai seorang religius.

1. Definisi F ormatio

Formatio adalah pembentukan, atau juga pendampingan. Meskipun demikian Formatio juga bisa berarti pembinaan, sesuai dengan apa yang dimaksudkan dalam konstitusi Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang (Konst 2003, art. 75-116). Proses pembinaan bagi para calon religius lebih mengarah pada pola kerohanian dalam hidup religius, sebagaimana dinyatakan oleh Darminta (1983: 1-2) sebagai berikut: “Pada mulanya formatio bersifat bimbingan pribadi dengan melatih orang agar mampu hidup secara rohani. Mereka dilatih dan dididik menurut pola hidup tertentu, yang dialami sebagai jalan menuju kesempurnaan hidup”.

(54)

Mangunhardjana (1986: 12) mendefinisikan pembinaan sebagai suatu proses belajar dengan melepaskan hal-hal yang sudah dimiliki berupa pengetahuan dan praktek yang menghambat hidup dan kerja pribadi serta mempelajari hal-hal baru yang belum dimiliki berupa pengetahuan dan praktek yang membantu meningkatkan hidup dan kerja pribadi, dengan tujuan membantu orang yang menjalaninya untuk membetulkan dan mengembangkan pengetahuan dan kecakapan yang sudah ada serta mendapatkan pengetahuan dan kecakapan baru untuk mencapai tujuan hidup dan kerja, yang sedang dijalani secara lebih efektif agar dapat menerima dan mengolah informasi yang lebih berkualitas.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dirumuskan bahwa pembinaan adalah usaha, tindakan dan kegiatan pembelajaran yang dilakukan sebagai proses dengan mengokohkan dan memperkembangkan sesuatu yang telah baik, mengubah atau bahkan melepaskan hal-hal baru atau khas yang belum dimiliki dengan tujuan membantu mereka yang menjalani pembinaan agar mampu mengembangkan pengetahuan, kecakapan dan sikap baru untuk mencapai tujuan hidup dan kerja yang sedang dijalani, secara lebih bermakna.

2. Tujuan F ormatio

(55)

Formatio (pembinaan) diharapkan membuahkan hasil yang mendalam kepada para novis sehingga sikap dan tindakannya semakin menyerupai Tuhan Yesus dalam penyerahan diri seutuhnya. Dalam artikel yang sama Paus Yohanes Paulus II juga menekankan bahwa dalam proses pembinaan hendaknya melibatkan seluruh aspek kepribadian dan aspek hidup kristianinya, agar tujuan formatio yang ingin dicapai lebih mengarah pada proses pembaharuan yang tepat

dalam lembaga-lembaga religius, sebagaimana murid-murid Kristus yang juga dibantu untuk menerima kurnia Ilahi yang diterimanya dari Tuhan dan dengan bantuan rahmatnya. Selain itu formatio juga bertujuan memperkenalkan mereka tentang hidup religius dan membuat mereka menyadari ciri khasnya di dalam Gereja, terutama untuk membantu mereka semakin menyadari kesatuan hidup mereka dalam Kristus melalui Roh, dan memadukan secara harmoni antara unsur-unsur rohani, apostolik, doktrinal dan praktis (PPDLR, art. 1).

3. Manfaat F ormatio

(56)

pembinaan disesuaikan dengan cita-cita semula didirikan serikat religius tersebut. Sebagaimana telah menjadi harapan dan cita-cita sejak semula didirikannya serikat religius disadari bahwa, manfaaat dari formatio dalam sebuah tarekat adalah membantu para calon religius mencapai suatu perkembangan yang seimbang baik dari segi jasmani maupun dari segi rohani, sehingga pembinaan dapat menguatkan para novis serta mendorongnya untuk mengambil dan melaksanakan salah satu cara yang terbaik guna mencapai tujuan dan sasaran hidup dan kerjanya (Mangunhardjana, 1986: 14).

4. Tahap-tahap F ormatio pada Umumnya

Pembinaan religius dalam setiap kongregasi pada umumnya dilaksanakan melalui tahap-tahap formatio berdasarkan konstitusi dari masing-masing tarekat. Berdasarkan situasi dan perkembangan zaman, kebanyakan kesulitan yang dihadapi dalam pembinaan para novis dewasa ini biasanya disebabkan oleh kenyataan bahwa ketika mereka diterima mereka tidak memiliki kematangan yang diperlukan. Memang tidak dituntut bahwa seorang calon harus mampu secara langsung memikul semua kewajiban hidup religius namun dia harus dipandang mampu melakukannya tahap demi tahap. Inilah tujuan tahap-tahap persiapan untuk novisiat, apapun nama yang diberikan kepadanya, nama postulat atau pra-novisiat, adalah sepenuhnya menjadi hak lembaga yang bersangkutan untuk menentukan cara yang dilaksanakannya (PPDLR, art. 42 ).

(57)

pembinaan sesuai tahap-tahap pembinaan yang harus dijalani sehingga setiap tahapan yang dilalui dalam seluruh proses pembinaan mampu membentuk disposisi masing-masing dari yang kurang dewasa menuju kedisposisi yang semakin dewasa. Mengingat pentingnya proses pembinaan yang lebih intensif, maka proses pembinaan dapat dilaksanakan melalui beberapa tahap berdasarkan kekhasan dari masing-masing kongregasi. Dalam KHK, kan. 660 dikatakan bahwa pembinaan yang dilakukan hendaknya bersifat sistematis, disesuaikan dengan daya tangkap calon, baik spiritual, apostolis, maupun doktrinal sekaligus praktis. Menurut Mardi Prasetyo (2001a: 78) pembinaan bagi para calon religius memiliki beberapa tahap yang perlu dilalui selama dalam proses pembinaan antara lain masa pra-novisiat (postulat), masa novisiat, masa yuniorat, masa pembinaan terus menerus(On Going Formation) dan pembinaan integral.

a. Masa Pra-novisiat

(58)

kemampuan untuk semakin bertumbuh dalam kedewasaan yang lebih lengkap. Untuk itu pada tahap persiapan ini para calon perlu dibantu dalam mematangkan keputusannya untuk menjadi religius. Selain itu mereka juga perlu ditolong dalam upaya melengkapi pengetahuannya tentang agama.

b. Masa Novisiat

Hidup dalam sebuah lembaga hidup bakti dimulai di novisiat selama dua tahun. Tahun pertama disebut tahun kanonik, sedangkan tahun kedua disebut tahun eksperimen, tujuannya ialah agar para novis lebih memahami panggilan Ilahi, khususnya yang khas dari lembaga yang bersangkutan, mengalami cara hidup tarekat, mengenal spiritualitas, kharisma dan identitas tarekat serta membentuk budi dan hati dengan semangatnya, agar terbuktilah niat serta kecakapannya (PPDLR, art. 45). Pada tahap ini para novis dibimbing untuk mengembangkan keutamaan-keutamaan manusiawi dan kristiani dengan doa dan ingkar diri dan masuk dalam jalan kesempurnaan dengan membaca dan merenungkan Kitab Suci, merayakan ibadat dalam liturgi, mempelajari cara menghayati hidup yang dibaktikan kepada Allah dan manusia melalui ketiga nasehat injil (KHK, kan. 652).

c. Masa Yuniorat

(59)

berlangsung antara 3 (tiga) sampai 9 (sembilan) tahun (KHK, kan. 657-658). Masa yuniorat bercirikan keterlibatan dalam karya perutusan supaya dapat menghayati hidup khas lembaga secara lebih penuh dan dapat melaksanakan perutusan secara lebih baik. Masa yuniorat berarti masa pembentukan kualitas diri atas dasar kualitas tarekat yaitu beriman kepada Tuhan untuk menjadi hamba Tuhan yang sederhana, taat, dan siap sedia membawa terang seperti Keluarga Kudus Nasaret. Untuk dapat mencapai kualitas diri yang lebih maka diperlukan suatu latihan dan pengalaman kesatuan dengan Tuhan dan dengan segala tuntutan yang bersifat professional maupun dalam kenyataan penghayatan hidup panggilan untuk mengabdi Tuhan dan sesama sekaligus menghayati hidup sebagai anggota tarekat melalui tugas perutusan (Tim Formator, 2001: 11).

d. Pembinaan Terus menerus (On-Going F ormation)

Pembinaan terus menerus merupakan suatu proses pembaharuan yang menyeluruh mencakup semua segi kehidupan religius dan seluruh lembaga itu sendiri. Pembinaan ini biasa disebut dengan istilah On-Going Formation yang diperuntukan bagi mereka yang sudah mengikrarkan kaul kekal. Menurut Mardi Prasetyo (2001b: 55 ) penekanan pembinaan pada masa ini adalah:

“usaha untuk terus menerus membaharui diri sesuai dengan tuntutan zaman dan tuntutan spiritualitas, dengan konsekuensi tidak mau mandeg dalam pembaharuan, terus menerus memperkembangkan kemampuan dan keterampilannya dalam membatinkan nilai-nilai religius, dan mewujudkan cita-cita tarekat, mewujudkan pengabdiannya sebagai ungkapan iman bersama sesuai dengan karisma tarekat, kemudian terus berusaha memberi bentuk kesaksian hidup bakti dalam Gereja dan masyarakat sesuai dengan tempat dan kemampuannya”.

(60)

dengan sendirinya, melainkan melalui tahap-tahap pembinaan yang telah direncanakan. Maka pada tahap On Going Formation para religius akan memperoleh pengenalan yang mendalam akan Kristus, supaya sebagai religius semakin terbuka dan berani untuk mempercayakan diri dan hidupnya dalam pengabdian kepada Kristus.

e. Pembinaan Integral

Gaudium et Spes art. 61 menjelaskan konteks pembinaan manusia kristiani

yang integral, penting juga dengan memanfaatkan ilmu-ilmu manusia terlebih sosiologi dan psikologi dalam kerjasama interdisipliner untuk semakin membangun hidup iman. Demikian pula dalam GS, art. 62 secara tegas juga dinyatakan “dalam reksa pastoral hendaknya jangan hanya asas-asas teologi, melainkan juga dengan penemuan-penemuan ilmu pengetahuan profan terutama sosiologi dan psikologi yang digunakan untuk dapat menghantar umat beriman kepada kehidupan iman yang lebih murni dan dewasa.”

Pembinaan integral bertujuan mendampingi pendewasaan pribadi yang mencakup kedewasaan manusiawi dan kristiani agar semakin mampu menghayati apa yang mau diwartakan dan melaksanakan apa yang dipelajari. Menjadi religius yang baik diperlukan pembinaan yang integral dan kepribadian yang seimbang serta terbuka melalui 4 (empat) aspek pembinaan sebagaimana dirumuskan dalam pedoman pembinaan bagi para novis (Tim Formator, 2001: 53-54).

(61)

Kedua, pembentukan manusia kristiani: mencakup kedewasaan hidup beriman yang mampu melihat yang ilahi dalam hidup manusiawi dalam rangka penghayatan hidup religius yang terfokus pada inti jiwa KKS.

Ketiga, pembentukan intelektual: mencakup kedewasaan pengembangan daya intelektual, pembangunan cara berpikir yang mendukung hidup rohani, hidup berkomunitas dan hidup tanggungjawab akan tugas/karya/studi demi perkembangan kongregasi.

Keempat, pembentukan apostolik: mencakup kedewasaan pribadi berjiwa sebagai hamba yang sederhana, taat dan siap sedia melayani, peka terhadap masalah-masalah aktual dalam masyarakat, terutama keluarga.

Berdasarkan empat aspek pembentukan tersebut, pembinaan integral akan dapat terwujud melalui langkah-langkah pembatinan nilai-nilai dan melalui pembentukan kualitas-kualitas manusiawi, kristiani, religius dan tarekat hidup bakti secara bijak dan memungkinkan para calon dan religius memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri.

B.F ormatio (Pembinaan) menurut Konstitusi Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang

Formatio diletakkan pada konteks pendampingan pribadi secara intensif

(62)

dasar yang kuat untuk melaksanakan proses pembinaan sesuai dengan kharisma dan spiritualitas kongregasi. Dasar pokok dalam setiap proses formatio bagi para calon adalah dengan adanya visi dan misi formatio dari masing-masing tarekat (Konst 2003, art. 75-77).

1. Visi-Misi F ormatio Novis Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang

Pada umumnya visi diartikan sebagai gambaran keadaan dan karakteristik yang ingin dicapai oleh suatu lembaga di masa yang akan datang. Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh Kongregasi atau lembaga dalam usaha mewujudkan visi. Baik visi maupun misi merupakan sarana untuk mencapai tujuan dari organisasi tersebut yang akhirnya akan mencapai gambaran yang sesuai atau ideal dari organisasi tersebut (Heuken, 1993: 164-165).

a. Visi F ormatio Novis Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang

(63)

dibaktikan kepada Allah dan manusia dalam Kristus Yesus di Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang (Konst 2003, art. 92).

b. Misi F ormatio Novis Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang

Tim Spiritualitas KKS merumuskan bahwa misi formatio dalam Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang adalah “membentuk sikap hidup beriman seturut teladan Keluarga Kudus Nasaret yang berpusat pada Bapa, agar tidak mudah dipengaruhi dan terbawa arus tawaran-tawaran dunia yang bertentangan dengan nilai panggilan”. Misi tersebut memberikan makna bahwa Kongregasi dalam persekutuannya dengan Gereja selalu memupuk dan menghayati semangat missioner dalam pelayanan dan pewartaannya bahwa Yesus Kristus adalah “Terang yang sesungguhnya yang menerangi setiap orang, sedang datang kedalam dunia” (Konst 2003, art. 4).

2. Tujuan F ormatio Novis menurut Konstitusi Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang

(64)

juga diperhatikan apa yang menjadi tujuan umum dari formatio religius untuk memperkenalkan mereka dengan hidup religius dan membuat mereka menyadari ciri khas di dalam Gereja, terutama ditujukan untuk membantu para religius pria dan wanita menyadari kesatuan hidup mereka dalam Kristus melalui Roh (PPDLR, art. 1). Pembinaan yang tepat dalam sebuah kongregasi pertama-tama bergantung pada para calon dan para anggota tarekat yang bersangkutan. Hidup bakti menghimpun murid Kristus yang harus dibantu untuk menerima kurnia Ilahi yang diterima oleh Gereja dari Tuhan dan selalu dipelihara dengan bantuan rahmat-Nya. Bertolak dari rumusan-rumusan yang ada mengenai tujuan pembinaan, Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang merumuskan bahwa tujuan formatio adalah membantu para suster/calon agar menyadari kesatuan hidup mereka dalam Kristus melalui Roh, dengan memadukan secara harmonis unsur-unsur (spiritual, teologi, kitab suci, serta apostolik, doktrin dan praktis) dan bertujuan memperkenalkan kepada para novis tentang hidup bakti, sekaligus membuat mereka menyadari ciri khasnya dalam Gereja (Konst 2003, art. 76 ).

3. Tahap-tahap F ormatio menurut Konstitusi Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang

(65)

dan dimensi rohani bagi calon religius maupun mereka yang sudah menjadi religius adalah untuk membantu dan mengantar mereka kepada pengalaman akan Allah dalam kehidupan sehari-hari. Setiap tahap-tahap pembinaan dalam seluruh proses formatio bertujuan agar melalui proses pembinaan para calon dapat menyerupai Tuhan Yesus dalam penyerahan diri seutuhnya. Mengingat pentingnya tahap-tahap pembinaan bagi para calon religius, maka Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang menyiapkan sarana pendampingan untuk orang-orang yang ingin membaktikan diri seutuhnya kepada Allah melalui tahap pembinaan yaitu tahap aspirat, tahap postulat, tahap novisiat, tahap yuniorat, dan pembinaan terus menerus (On Going Formation).

a. Tahap Aspirat

(66)

b. Tahap Postulat

Menurut Tim Spiritualitas KKS, calon yang dinyatakan diterima pada tahap ini disebut postulan (Konst 2003, art. 84). Dengan diterimanya masuk dalam tahap pendidikan dan pembentukan di masa postulat, seorang calon diterima untuk mempersiapkan diri secara lebih intensif untuk masuk dan bergabung dalam kongregasi dengan fokus pembinaan pengetahuan iman, membangun kebiasaan hidup berkomunitas, mengembangkan keutamaan-keutamaan, memperkenalkan visi misi, tuntutan cara hidup kongregasi, latihan dasar hidup rohani yang menegaskan mereka bergabung dalam kongregasi (Konst 2003, art. 83).

Tujuan pembinaan pada tahap ini tidak lain untuk mencapai kedewasaan hidup beriman ingkar diri, disiplin hidup, hirarki nilai, tuntutan cara hidup kongregasi dan memilih hal-hal yang mendukung kemajuan hidup mereka. Oleh karena itu para calon perlu ditolong dalam mematangkan keputusannya untuk menjadi religius. Tiga bulan terakhir masa postulat pihak postulan mengajukan permohonan untuk melanjutkan ke masa novisiat setelah mengadakan pertimbangan-pertimbangan secukupnya.

(67)

c. Tahap Novisiat

Novisiat adalah istilah untuk masa pendidikan awal bagi seorang religius. Dalam KHK, kan. 646 disebutkan bahwa seluruh kehidupan religius seseorang dimulai di novisiat. Masa novisiat pada umumnya ditandai dengan penerimaan jubah kebiaraan dalam upacara sederhana atau dalam istilah lain “Inkleding”. Calon yang dinyatakan diterima pada masa ini selanjutnya disebut novis. Masa novisiat dijalankan selama dua tahun. Tahun pertama merupakan tahun kanonik waktu untuk novis lebi

Gambar

gambar animasi ketiga Pioner KKS

Referensi

Dokumen terkait