• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATEKESE MODEL SHARED CHRISTIAN PRAXIS

F. Contoh Persiapan Katekese Model Shared Christian Praxis 1.Identitas Katekese 1.Identitas Katekese

3. Pengembangan Langkah-langkah: a.Pembukaan

1) Pengantar

Para suster yang baik, panggilan yang kita terima dari Allah merupakan pengalaman setiap pribadi. Meskipun demikian sering kali kita masih merasa tertekan, dan tidak gembira. Berbagai macam perasaan dan pikiran yang terjadi sering juga menjadi penyebab kita kurang merasakan kegembiraan dalam menjawab panggilan Tuhan. Demikian juga situasi pembinaan yang menuntut keterbukaan, kejujuran dan kerendahan hati dari masing-masing pribadi terkadang juga membuat kita gelisah, takut, cemas dan akhirnya membuat kita tidak gembira. Menyadari bahwa mengikuti Yesus adalah keputusan pribadi, maka tidak ada alasan lagi untuk tidak gembira menjalani panggilan ini.

Penting bahwa panggilan itu menuntut sebuah komitmen yaitu kesetiaan dan keterbukaan agar setiap pribadi makin merasakan kegembiraan dan memiliki kesiapan hati untuk terus maju dan berjuang menanggapi rahmat panggilan tersebut. Pada pertemuan kali ini kita akan melihat kembali motivasi awal hidup panggilan sebagai calon suster KKS dan melihat sejauh mana pergulatan hidup kita dalam usaha mengerti, memahami serta menghayati kekhasan hidup kongregasi yang terkandung dalam seluruh kharisma dan spiritualitas kongregasi. Sadar bahwa mengikuti Yesus adalah keputusan pribadi, maka kita tidak perlu takut ataupun cemas, sebaliknya kita hendaknya selalu gembira menanggapi panggilan Tuhan meskipun banyak hal yang harus kita perjuangkan. Dengan demikian kita dapat menjadi tampilan Keluarga Kudus dalam keseluruhan hidup kita, baik di lingkungan Gereja maupun di tengah-tengah masyarakat.

2) Lagu pembuka:” Panggilan Tuhan “Puji Syukur no. 682 3) Doa Pembuka

Allah sang sumber kasih sejati, kami bersyukur atas rahmat panggilan yang senantiasa dilimpahkan kepada kami. Kami bersukur pula karena di jaman yang serba modern ini, masih ada anak muda yang mau membuka hati untuk menanggapi panggilan Tuhan dan berani meninggalkan segala kemewahan yang dimilikinya. Allah buatlah kami menjadi pribadi yang gembira dalam menanggapi panggilan Tuhan, meskipun banyak tantangan dan hambatan yang harus dihadapi. Semoga melalui pertemuan pada hari ini, kami semakin disadarkan untuk selalu bergembira dan mengusahakan secara terus menerus pemurnian motivasi panggilan yang menjadi pilihan hidup maing-masing Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami kini dan sepanjang hidup kami.

b. Langkah I: Pengungkapan Pengalaman Hidup Faktual

1). Membagikan lembar cerita tentang seorang pemuda yang ingin masuk biara kepada para novis dan memberi kesempatan untuk membaca dan mencermatinya secara pribadi [Lampiran 8: (14) ]

2).Pendamping meminta salah satu peserta untuk mencoba menceritakan kembali secara singkat tentang isi pokok dari kisah pemuda tadi.

3). Intisari kisah nyata "Merasakan denyut panggilan membiara” adalah sbb: Kisah ini menceritakan seorang anak muda (usia dua puluhan) yang menyatakan keinginannya untuk hidup membiara di biara. Padahal, ia anak tunggal, ayahnya telah tiada dan ibunya sendirian. Ia bekerja sebagai pegawai pada perusahan informasi ia juga seorang guru. Karena keinginannya masuk biara

maka meninggalkan rumahnya, keluarganya dan bahkan pekerjaannya. Ia memiliki gaji yang cukup bahkan amat cukup. Ia mampu membeli rumah dan mobil buat ibunya dan buat dirinya sendiri. Itu semua harus ia tinggalkan demi sebuah panggilan membiara. Ia juga Dengan gembira dan dengan keyakinan yang mantap sungguh-sungguh melepaskan segalanya dan memilih untuk menanggapi panggilan Tuhan. Termasuk ceweknya ia tinggalkan demi panggilan suci ini. Begitu pula ceweknya sangat mendukung apa yang menjadi keputusan hidupnya untuk menanggapi panggilan Tuhan.

4) Pengungkapan pengalaman: peserta diajak untuk mendalami kisah tersebut dengan tuntunan pertanyaan sbb:

Apa yang membuat anak muda itu tertarik menanggapi panggilan Tuhan?

Ceritakanlah pengalaman suster dalam menanggapi panggilan Tuhan? 5) Arah rangkuman

Setiap orang yang dipanggil Tuhan mempunyai keinginan berbeda-beda, ada yang ingin hidup bahagia, hidup aman, tenang dan penuh sukacita. Seperti anak muda yang tertarik menanggapi panggilan Tuhan karena ingin mencari bentuk kehidupan lain yang membahagiakan, tidak terikat dengan keluarga anak dan isteri, demikian juga kita masing-masing mempunyai pengalaman pribadi dalam menanggapi pangilan Tuhan. Sebagaimana telah diungkapkan tadi bahwa dalam menanggapi panggilan Tuhan awalnya terasa begitu mudah, seakan tidak ada kesulitan apapun, semuanya terasa menyenangkan, perjuangan demi perjuanngan dilalui dengan langkah yang mantap, bahkan tanpa berpikir panjang seakan menemukan tempat tinggal yang aman, nyaman dan membahagiakan. Tanpa disadari perjalanan menanggapi panggilan semakin lama semakin terasa

berat, dan membuat jadi bimbang. Rasa sedih meninggalkan orang tua, keluarga dan kampung halaman terkadang juga menghantui setiap pergulatan hidup panggilan. Semua itu dilalui dengan kehendak yang kuat untuk senantiasa menanggapi panggilan Tuhan meskipun banyak hal yang harus ditinggalkan.

c. Langkah II: Mendalami Pengalaman Hidup Peserta

1) Peserta diajak untuk merefleksikan sharing pengalaman dan kisah diatas dengan bantuan pertanyaan sebagai berikut:

 Hal-hal apa yang mendukung suster tetap gembira dalam menanggapi panggilan Tuhan di novisiat sampai sekarang?

 Mengapa suster tetap gembira dalam menanggapi panggilan Tuhan di novisiat kendati mengalami banyak kesulitan?

2) Arah rangkuman

Para suster yang terkasih, setelah kita merefleksikan pengalaman hidup kita masing-masing, tampaklah begitu banyak hal-hal yang sungguh mendukung kita untuk tetap gembira dalam menanggapi panggilan Allah itu, misalnya adanya suasana komunitas novisiat yang penuh persaudaraan, saling mencintai, menghargai dan saling mengampuni satu sama lain, saling melayani dan saling melengkapi segala kekurangan dan kelebihan dalam hidup bersama. Selain itu kegiatan doa pribadi ,doa bersama, studi bersama, bimbingan pribadi juga turut mendukung hidup panggilan.

Kita juga menyadari bahwa kegembiraan yang kita alami merupakan anugerah Tuhan. Setiap orang yang terpanggil Tuhan senantiasa memberikan apa yang menjadi kebutuhan kita. Ketekunan dan kesetiaan kita menjalin relasi

dengan Tuhan dalam doa menjadi sumber kegembiraan bagi hidup panggilan kita, karena Allah sendiri yang tinggal dalam hati kita. Oleh karena itu seberat apapun kesulitan yang kita hadapi Tuhan tidak tinggal diam, sebaliknya melalui kesulitan yang kita alami Tuhan punya rencana tersendiri agar kita senantiasa gembira kuat dan tegar dalam usaha menanggapi panggilan Tuhan.

d. Langkah III: Menggali Pengalaman Iman Kristiani

1) Peserta dimohon untuk membacakan teks atau perikope langsung dari Kitab Suci yang diambil dari Injil Mat 19:16-26 secara bergiliran ayat perayat. (Teks akan dibagikan kepada masing-masing peserta).

2) Peserta diberi waktu untuk hening sejenak serta merenungkannya secara pribadi dan menanggapi bacaan tersebut dengan bantuan pertanyaan sebagai berikut:

Ayat mana yang menunjukkan adanya motivasi panggilan mengikuti Yesus?

Kesulitan apa yang dialami orang muda kaya itu dalam mengikuti Yesus?

Manakah pesan inti yang diajarkan oleh Yesus dari perikope Injil Mat 19:16-26 sehubungan dengan motivasi panggilan mengikuti Yesus?

3) Peserta diminta untuk mencari dan menemukan sendiri pesan inti dari perikope ini.

4) Pendamping memberikan tafsir dari Injil Matius dan menghubungkannya dengan tanggapan peserta dalam hubungannya dengan tema dan tujuan,

Teks yang diambil dari injil Matius ini merupakan salah satu perikope yang membicarakan tentang motivasi dasar hidup panggilan (Mat 19:16-26). Dari perikope yang kita baca khususnya pada ayat 16” dikisahkan bahwa orang muda yang kaya memiliki kerinduan untuk memperoleh hidup yang kekal.

Kerinduannya ini disampaikan kepada Yesus”apa yang harus aku perbuat supaya aku memperoleh hidup yang kekal?” Kepada orang muda yang kaya ini Yesus menunjukkan satu langkah menuju kesempurnaan” jika engkau hendak sempurna, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di surga (ayat:21). Jawaban Yesus terhadap pertanyaan orang muda tersebut membuat orang muda itu sedih, kecewa dan meninggalkan Yesus. Meskipun ia telah melaksanakan semua perintah Allah, namun karena harus melepaskan semua harta miliknya orang muda ini menjadi kecewa dan sedih untuk mewujudkan kerinduannya memperoleh hidup kekal.

Perikope ini pada dasarnya mengemukakan pesan inti tentang motivasi dasar bagi seorang yang ingin menanggapi panggilan Tuhan. Orang muda yang dikisahkan disini agaknya sedikit sulit untuk meninggalkan segala harta miliknya. Karena itu pada ayat 23 Yesus mengkritik orang muda ini ” aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya masuk ke dalam kerajaan Surga”. Yesus mengkritik karena motivasi orang muda ini sangat dangkal dan rendah, orientasi motivasi panggilannya hanya untuk mencari kebahagiaan dirinya sendiri. Oleh karena itu Yesus dalam perikope ini menekankan prinsip hidup barang siapa yang mempercayakan diri kepada kekayaan, tidak dapat masuk kedalam kerajaan surga. Dari sebab itu Yesus mengajak orang muda tersebut untuk berani meninggalkan segala apa yang dimiliki dan memberikan diri kepada Allah dengan gembira dan dengan setia memenuhi perintah Allah. Kegembiraan dalam menanggapi panggilan Tuhan dapat ditunjukan melalui sikap hidup, pekerjaan ataupun karya pelayanan didalam maupun diluar, juga dalam relasi dengan siapa saja tanpa

membeda- bedakan dan dengan hati yang terbuka siap sedia melaksanakan kehendak Tuhan.

Menjadi murid Yesus secara khusus sungguh menjadi pengalaman yang menggembirakan, karena dari sekian banyak orang Allah telah memilih dan memanggil secara khusus untuk ikut serta dalam karya keselamtana manusia. Meskipun tidak mudah untuk menjawab panggilan itu, karena seringkali harus melalui berbagai macam rintangan baik dari dalam maupun dari luar. Misalnya ketika memulai masuk dalam masa pembinaan, berbagai macam tuntutan dan aturan hidup dalam kongregasi membuat hati terkadang sulit untuk menerima, semua disadari sebagai bentuk pergulatan dalam mewujudkan keinginannya yang terdalam untuk menanggapi panggilan Tuhan. sehingga melalui pergulatan membentuk pribadi menjadi religius yang gembira, bertanggungjawab dan dewasa, penuh kasih tidak mencari keuntugan bagi dirinya sendiri.

Panggilan menjadi murid Yesus secara khusus dengan menjadi seorang suster novis adalah suatu kegembiraan dalam pergulatan hidup menjawab panggilan Tuhan. Sebab Yesus sendiri telah menjanjikan kehidupan kekal kepada setiap orang yang menaruh harapan padanya. Janji Yesus akan kehidupan kekal inilah yang sungguh meneguhkan setiap perjuangan hidup dalam menangapi panggilan Tuhan . Belajar dari orang muda yang kaya, kita patut bersyukur bahwa Tuhan yang telah memilih kita dan yang telah memanggilnya senantiasa memberikan kekuatan kepada kita agar melalui berbagai macam tantangan kita tetap gembira karena Allah sendiri yang telah memanggil kita. Oleh karena itu kita dapat belajar melalui orang muda kaya yang berani meninggalkan kekayaannya demi melaksanakan kehendak Allah.

e. Langkah IV: Menerapkan Iman Kristiani dalam Situasi Peserta Konkrit. 1) Pengantar

Para suster yang terkasih, belajar dari teladan hidup Keluarga Kudus Yesus Maria dan Yosef dalam menanggapi panggilan Allah, kita semua menyadari bahwa doa yang kita lakukan setiap hari sungguh dapat membantu kita untuk sampai pada proses pengenalan diri, Tuhan dan sesama yang menuntun kita kepada rencana dan kehendak Allah dalam hidup panggilan, sehingga menemukan kegembiraan karena Allah selalu tinggal dalam hati kita. Melalui berbagai peristiwa hidup yang dialaminya Keluarga Kudus Yesus Maria dan Yosef senantiasa menyerahkan kepada kehendak Allah. Belajar dari Keluarga Kudus Yesus Maria dan Yosef hidup doa dan ekaristis hendaknya menjadi sumber kekuatan dan puncak seluruh hidup, sanggup mengadakan pembedaan Roh, mampu hidup bersama dan akhirnya mampu menanggapi panggilan Tuhan dengan gembira.

Semoga pertemuan kali ini sungguh menyadarkan kita untuk berani mengambil sikap tegas terhadap diri agar keputusan yang diambil sungguh membawa kegembiraan dalam hidup juga kegembiraan bagi semua orang. Dan semoga keberanian untuk mempersembahkan diri secara total kepada Allah menjadi persembahan hidup yang menggembirakan, dan mendorong para suster untuk melanjutkan perjalanan panggilan melalui tahap selanjutnya dalam Kongrgeasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang.

2) Sebagai bahan refleksi agar para suster makin mengenali hidup panggilan sebagai suster di novisiat, maka marilah bersama mencoba merenungkan pertanyaan sebagai berikut:

Pengalaman apa saja yang membuat suster selalu gembira selama di novisiat ?

Apa usaha suster untuk mewujudkan kegembiraan itu sebagai suster di novisiat?

Dalam hal-hal apa saja suster sangguh merasa didukung untuk tetap setia menanggapi panggilan Tuhan sebagai suster?

3) Saat hening: masing-masing suster novis diberikan kesempatan untuk hening merenungkan pengalamannya masing-masing dan bersyukur atas pernyertaan Tuhan dalam pergumulannya menjawab panggilan Tuhan.

4) Arah rangkuman penerapan pada situasi peserta:

Pengalaman-pengalaman yang menggembirakan dalam hidup panggilan sebagai suster di novisat dapat kita alami tidak hanya melalui ha-hal yang rohani seperti silensium, doa bersama, misa setiap hari, latihan meditasi setiap hari, bimbingan rohani, tetapi kegembiraan itu juga dapat kita alami melalui peristiwa yang manusiawi seperti makan bersama, belajar bersama, rekreasi bersama, kerja bersama. Selain itu kegembiraan dalam menanggapi panggilan Tuhan juga tampak ketika melakukan tugas-tugas dengan gembira tanpa merasa terpaksa, mau melakukan pekerjaan apa saja tanpa disuruh, senang berdoa baik pribadi maupun bersama, juga mau belajar hal-hal yang baru dan menjalaninya dengan gembira.

Meskipun demikian untuk mewujudkan kegembiraan juga membutuhkan keterbukaan dari dalam diri untuk terlibat aktif menciptakan kegembiraan itu misalnya dengan cara bersikap ramah dengan siapa saja, saling melayani dengan kemampuan maupun kekurangan dengan hati yang tulus, berani mengakui kekurangan dan kelebihan sesama, saling mengampuni, selalu menciptakan suasana yang humoris, tidak kaku dengan perubahan, dan selalu melihat Tuhan

dalam diri setiap sesama. Tidak mudah untuk mewujudkan semua itu, sebab karakter setiap pribadi turut serta mempengaruhi pola pikir dalam setiap usaha dan perjuangan dalam menanggapi panggilan sebagai suster di nivisiat.

Memang banyak faktor yang dapat membuat kita gembira dalam menanggapi panggilan sebagai suster di novisiat, akan tetapi faktor- faktor itu akan semakin mendukung kita untuk selalu gembira apa bila kita juga sungguh menyadari bahwa panggilan sebagai suster novis di KKS yang kita jalani ini merupakan pilihan pribadi. Dengan demikian rasa tanggung jawab terhadap pilihan, rasa cinta dan bangga dengan hidup panggilan, serta dukungan orangtua dan para suster melalui doa, perhatian dan cintanya kita akan selalu gembira menjalani panggilan hidup ini. Kegembiraan menanggapi panggilan Tuhan tidak cukup hanya memiliki niat dan kehendak yang kuat, tetapi perlu sikap terbuka untuk selalu membaharui diri dan terbuka terhadap hal-hal yang baru dengan segala perubahan dan konsekuensinya, hidup berdamai dengan diri sendiri, sesama dan Tuhan lewat pengalaman-pengalaman hidup dimasa lalu, kini dan sekarang.

f. Langkah V: Mengusahakan Suatu Aksi Konkrit 1) Pengantar:

Para suster terkasih, dalam pertemuan ini, lewat kisah anak muda kita telah dihantar masuk pada permenungan bagaimana Allah memanggil dan memilih kita, dan bagaimana tanggapan kita terhadap panggilan itu. Tampaknya menanggapi panggilan Allah tidak selamanya begitu mudah, lancar dan

menyenangkan. sebaliknya panggilan Allah juga menawarkan suatu bentuk kehidupan lain yang kadangkala membawa suka maupun duka dalam hidup dan panggilan seperti tidak cocok dengan teman dan juga pemimpin, merasa tidak mampu berdoa atau meditasi, tidak bisa hidup bersama dengan pribadi-pribadi yang berkarakter keras, waktu pembinaan terasa lama dan membosankan, banyaknya aturan-aturan yang tidak sesuai dengan kehendak pribadi. Oleh karena itu seberat apapun kesulitan yang kita hadapi Tuhan tidak tinggal diam, sebaliknya melalui kesulitan yang kita alami Tuhan punya rencana tersendiri agar kita senantiasa gembira, kuat dan tegar dalam menanggapi panggilan Tuhan.

Yesus sendiri telah memberikan teladan kegembiraan itu dalam menanggapi panggilan Allah dan kehendak Allah. Sebagaimana dalam Injil Mat 19:16-26 Yesus menekankan prinsip hidup, barang siapa yang mempercayakan diri kepada kekayaan, tidak dapat masuk kedalam kerajaan surga. Dari sebab itu Yesus mengajak kita untuk berani meninggalkan segala apa yang kita miliki dan memberikan diri kepada Allah dengan gembira dan dengan setia memenuhi perintah Allah. Dengan demikian menjadi sebuah keharusan bagi setiap murid Yesus agar tetap setia mengasihi Yesus meski banyak hal yang harus ditinggalkan demi kerajaan surga.

Menimba semangat Yesus dalam menanggapi panggilan Allah kiranya kita sebagai orang yang terpanggil secara khusus berharap agar kitapun tetap gembira dalam menanggapi panggilan Tuhan. Tuhan yang telah memanggil dan yang memilih kita, menghendaki kita agar dengan hati yang gembira kita melangkah maju mengikuti kehendak Tuhan, terlebih gembira menjalani hidup panggilan sebagai suster novis dengan segala corak dan kekhasan hidup dalam

Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang. Siap menjadi tampilan Keluarga Kudus meskipun tidak lepas dari berbagaimacam tantangan yang selalu mempengaruhi pola pikir hidup kita dalam menjawab panggilan Tuhan.

2) Marilah kita sekarang bersama memikirkan niat apa dan tindakan konkret apa yang dapat dilakukan ketika hidup terasa begitu berat, banyak penderitaan dan kesulitan yang harus dihadapi. Berikuti ini adalah pernyataan penuntun untuk membantu peserta membuat niat-niat .

Niat–niat apa yang akan suster perjuangkan agar selalu gembira dalam menanggapi panggilan Tuhan selama di novisiat?

Hal-hal apa yang perlu diperhatikan selama di novisiat agar dapat mewujudkan niat tersebut (unsur-unsur yang mendukung dan menghambat panggilan)? 3) Selanjutnya peserta diberi kesempatan dalam suasana hening memikirkan

niat-niat pribadi maupun kelompok.

4) Niat-niat pribadi dapat diungkapkan untuk saling meneguhkan satu sama lain. 5) Kemudian pendamping mengajak peserta untuk mendiskusikan bersama guna menentukan niat konkretnya yang dapat diwujudkan dalam hidup sehari-hari.

Niat apa yang akan kita dilakukan bersama dalam komunitas kita di novisiat ini, agar kita makin gembira dalam menjalani hidup panggilan kita?

g. Penutup

1) Kesempatan hening merenungkan niat-niat yang telah ditemukan baik secara pribadi maupun bersama. Sementara itu lilin dan salib dapat dinyalakan dan diletakan ditengah peserta.

2) Kesempatan doa umat secara spontan yang diawali oleh pendamping dengan menghubungkan situasi peserta baik dalam keluarga maupun masyarakat pada umumnya.

3) Doa umat ditutup dengan doa Bapa kami dilanjutkan dengan doa penutup oleh pendamping yang merangkum keseluruhan langkah SCP ini.

4) Doa penutup

Tuhan Yesus, kami bersyukur kepada-Mu, karena melalui pertemuan ini, Engkau menyadarkan diri kami akan kenyataan hidup panggilan sebagai suster novis yang tidak pernah luput dari tantangan dan kesulitan. Suka maupun duka dalam kehidupan sehari-hari senantiasa mengiringi setiap pergulatan hidup kami. Kami mohon rahmat-Mu agar dalam menghadapi kesulitan, kami tidak mudah sedih atau murung, sebaliknya agar kami tetap berusaha menampakan kegembiraan dalam hidup penggilan dan semakin mampu memahami kekhasan tarekat yang menjadi dasar hidup panggilan sebagai suster di novisiat. Bantulah kami dalam usaha memancarkan kegembiraan hidup ini dengan saling membangun persaudaraan satu sama lain, mencintai, menghargai, mengampuni, melayani dan saling melengkapi segala kekurangan maupun kelebihan dalam hidup bersama. Semoga melalui teladan Keluarga Kudus Yesus Maria dan Yosef serta kebijaksanaanya kami dapat mewujudkan niat dan usaha kami dalam menanggapi panggilan Tuhan sebagai suster novis KKS. Seluruh doa dan permohonan ini kami haturkan dengan perantaraan Tuhan Yesus yang hidup dan meraja sepanjang segala masa Amin.

BAB V PENUTUP

Pada akhir penulisan skripsi, penulis ingin mengemukakan beberapa pokok pikiran yang perlu diperhatikan dan dikembangkan lebih mendalam sehubungan dengan formatio bagi para novis Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang. Berdasarkan hasil wawancara dengan para formator dan para suster yunior serta suster novis Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang dan Kongregasi Misionaris Keluarga Kudus, penulis akan mengusulkan saran-saran guna meningkatkan formatio bagi para novis Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang dan memberikan sumbangan yang baru bagi para formator dalam rangka pendampingan bagi para novis dengan pendekatan tertentu agar dapat memberikan bantuan dalam melaksanakan tugas sebagai pendamping para suster novis di Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang.

A.KESIMPULAN

Pertumbuhan dan perkembangan sebuah tarekat hidup bakti ditentukan pertama-tama bukan soal banyaknya karya yang dimiliki, banyaknya harta kekayaan yang menjadi asset bagi kehidupan tarekat, melainkan seberapa banyak siklus perkembangan calon yang mau bergabung dan mempersembahkan dirinya kedalam tubuh Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang. Selain karena siklus perkembangan calon yang masuk, pertumbuhan dan perkembangan kongregasi juga ditentukan oleh karena faktor pembinaan bagi

anggotanya maupun bagi calon yang disiapkan untuk menjadi suster yang baik sebagaimana diharapkan oleh kongregasi. Demi kelangsungan kongregasi baik dari segi kualitas maupun kuantitas, maka pembinaan bagi para suster novis dan seluruh anggota kongregasi menjadi salah satu bentuk yang perlu diperhatikan agar melalui proses formatio masa depan kongregasi dapat terus berkembang dan mengalami pembaharuan rohani secara terus menerus.

Formatio bagi para novis yang dilaksanakan dalam bentuk pendampingan