INTISARI
Dalam dunia industri banyak yang menggunakan perangkat robot, terutama lengan robot untuk mengambil berbagai macam material. Dalam hal ini ripper mempunyai peranan yang sangat penting sebagai end effector yang akan mencengkram material yang akan digenggam. Maka dari itu gripper harus dapat menggengam segala bentuk material dengan baik sehingga tidak perlu mengganti-ganti ripper untuk menyesuaikan bentuk material. Pada penelitian ini, adaptif ripper untuk robot merupakan alat yang sesuai untuk menggenggam material dengan bentuk yang bervariasi.
Sistem adaptif gripper untuk robot ini berbasis mikrokontroler Arduino Uno dengan dua buah potensiometer untuk mengendalikannya. Alat ini juga dilengkapi dengan sensor yang terdapat di kedua sisi rahang gripper yang berfungsi untuk mengetahui bahwa material sudah tercekam dengan baik atau belum. Gerakkan potensiometer untuk membuka dan menutup rahang gripper dan untuk memutar gripper.
Hasil akhir dari pembuatan gripper adaptif untuk robot ini dapat digunakan untuk menggengam benda padat dengan berbagai macam bentuk seperti kotak, tabung, bola, prisma segitiga dan menggengam diameter dalam. Namun gripper tidak dapat digunakan pada material spons. Gripper ini juga dapat mengangkat material dengan beban maksimal 600 gram dengan tingkat keberhasilan pencekaman gripper yaitu 0%.
BSTRST
In the world of industry, many of them are using a robotic device, especially a robotic arm that used for handling the material. In this case gripper has an important role as an end effector that will holding the material. So that, the gripper must be can hold many shape of material well, so no need to change the gripper to adjust to the material shape anymore. In this research, robotic adaptive gripper is a device that suitable for holding the material with the varied material shape.
This robotic adaptive gripper system is based on Arduino Uno microcontroller with two potensiometers to control the gripper. This device is also equipped with sensors on both sides of the gripper jaws that functionate to dettect the material was gripped well or not. Turn the potensiometer to open or close the gripper jaws and to twist the gripper.
The final result of making this robotic adaptive gripper can be used to hold a hard material with many kind of shape like a square, cylindrical, ball, triangular prism and holding inside diameter. But this gripper can not be used to gripp the sponge material. This gripper also can lift up the material with maximum load is 600 gram with successfull gripping percentage is 0%.
i
TUGAS AKHIR
GRIPPER ADAPTIF UNTUK ROBOT
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Program Studi Teknik Elektro
Oleh:
ROBERTUS BELLARMINO SOMA ADI NUGROHO
NIM : 135114060
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
ii
FINAL PROJECT
ROBOTIC ADAPTIVE GRIPPER
Presented as Partial Fullfillment of Requirements
To Obtain the Sarjana Teknik Degree
In Electrical Engineering Study Program
By:
ROBERTUS BELLARMINO SOMA ADI NUGROHO
NIM : 135114060
ELECTRICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY
SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO HIDUP
MOTTO
“Success belongs only to those who are willing to
work harder
than anyone else”
Dengan ini kupersembahkan karyaku ini untuk..
Tuhanku Yesus Kristus,
Kedua orang tua yang selalu mendukung serta mendoakan ku,
Bapak Djoko Untoro Suwarno,S.Si.,M.T. Selaku Dosen Pembimbing
Teman-temanku seperjuangan,
Dan semua orang yang mengasihiku
viii
INTISARI
Dalam dunia industri banyak yang menggunakan perangkat robot, terutama lengan robot untuk mengambil berbagai macam material. Dalam hal ini gripper mempunyai peranan yang sangat penting sebagai end effector yang akan mencengkram material yang akan digenggam. Maka dari itu gripper harus dapat menggengam segala bentuk material dengan baik sehingga tidak perlu mengganti-ganti gripper untuk menyesuaikan bentuk material. Pada penelitian ini, adaptif gripper untuk robot merupakan alat yang sesuai untuk menggenggam material dengan bentuk yang bervariasi.
Sistem adaptif gripper untuk robot ini berbasis mikrokontroler Arduino Uno dengan dua buah potensiometer untuk mengendalikannya. Alat ini juga dilengkapi dengan sensor yang terdapat di kedua sisi rahang gripper yang berfungsi untuk mengetahui bahwa material sudah tercekam dengan baik atau belum. Gerakkan potensiometer untuk membuka dan menutup rahang gripper dan untuk memutar gripper.
Hasil akhir dari pembuatan gripper adaptif untuk robot ini dapat digunakan untuk menggengam benda padat dengan berbagai macam bentuk seperti kotak, tabung, bola, prisma segitiga dan menggengam diameter dalam. Namun gripper tidak dapat digunakan pada material spons. Gripper ini juga dapat mengangkat material dengan beban maksimal 600 gram dengan tingkat keberhasilan pencekaman gripper yaitu 80%.
ix
ABSTRACT
In the world of industry, many of them are using a robotic device, especially a robotic arm that used for handling the material. In this case gripper has an important role as an end effector that will holding the material. So that, the gripper must be can hold many shape of material well, so no need to change the gripper to adjust to the material shape anymore. In this research, robotic adaptive gripper is a device that suitable for holding the material with the varied material shape.
This robotic adaptive gripper system is based on Arduino Uno microcontroller with two potensiometers to control the gripper. This device is also equipped with sensors on both sides of the gripper jaws that functionate to dettect the material was gripped well or not. Turn the potensiometer to open or close the gripper jaws and to twist the gripper.
The final result of making this robotic adaptive gripper can be used to hold a hard material with many kind of shape like a square, cylindrical, ball, triangular prism and holding inside diameter. But this gripper can not be used to gripp the sponge material. This gripper also can lift up the material with maximum load is 600 gram with successfull gripping percentage is 80%.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO HIDUP ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJAN KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
INTISARI ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR PERSAMAAN xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LatarBelakang ... 1
1.2. TujuanPenelitian ... 2
1.3. Manfaat ... 2
1.4. BatasanMasalah ... 2
1.5. MetodologiPenelitian ... 3
BAB II DASAR TEORI 2.1. Griper ... 4
2.2. Motor Servo ... 5
2.2.1. Prinsip Kerja...…..... 6
2.2.2. Pengendalian Motor Servo ... 6
2.3. Mikrokontroler AVR-ATmega328P... 9
xii
2.3.2. Konfigurasi Pin ATmega328P ... 11
2.4. Arduino...14
2.5. Sensor Benda (Proximity Touch Sensor)...16
2.6. Potensiometer...17
2.5.1. Prinsip kerja potensiometer ... 17
2.5.2. Jenis-jenis potensiometer ... 18
2.5.3. Fungsi Potensiometer ... 18
BAB III PERANCANGAN PENELITIAN 3.1. Perancangan Sistem ... 20
3.2. Perancangan Sistem Hardware ... 21
3.2.1. Rancangan Gripper ... 21
3.2.2. Rancangan Penggerak... 23
3.2.3. Rancangan Sensor ... 26
3.3. Perancangan Sistem Software ... 27
3.3.1. Flowchart Utama ... 27
3.4. Cara Pengujian Gripper ... 29
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Perancangan Perangkat Mekanik ... 31
4.1.1. Hasil Perancangan Mekanik Sensor ... 34
4.1.2. Susunan Mekanik Penggerak Gripper ... 36
4.2. Hasil Perancangan Perangkat Elektrik ... 40
4.2.1 Arduino Uno ... 40
4.2.2 Power Supply ... 41
4.2.3 Analisis Elektrikal ... 42
4.3. Hasil Perancangan Perangkat Lunak ... 43
4.3.1. Inisialisasi ... 43
4.3.2. Pembacaan Potensiometer ... 43
4.3.3. Pembacaan Sensor ... 44
xiii
4.4.1. Cara Pengoperasian Alat ... 44
4.4.2. Cara Kerja Sistem ... 45
4.5. Pengujian Gripper Secara Keseluruhan ... 45
4.5.1. Pengujian Gerakan Gripper ... 45
4.5.2. Pengujian Sensor ... 46
4.5.3. Pengujian Gripper Dengan Berbagai Bentuk Material ... 47
4.5.4. Pengujian Beban Maksimal... 52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 55
5.2. Saran ... 55
DAFTAR PUSTAKA ... 57
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Macam-macam bentuk gripper ... 4
Gambar 2.2. Motor servo standar ... 5
Gambar 2.3. Diagram blok motor servo ... 6
Gambar 2.4. Pin dan pengkabelan pada motor servo... 7
Gambar 2.5. Pulsa kendali motor servo ... 8
Gambar 2.6. Dimensi motor servo standar yang digunakan dalam rancangan ini ... 9
Gambar 2.7. Konfigurasi pin mikrokontroller ATMega 328P ... 11
Gambar 2.8. Diagram blok mikrokontroller ATMega328P ... 14
Gambar 2.9. Tampilan IDE Arduino ... 15
Gambar 2.10. Contoh sensor sentuh ... 16
Gambar 2.11 Struktur internal potensiometer beserta bentuk dan simbolnya ... 17
Gambar 2.12. Jenis-jenis Potensiometer : Potensiometer Rotary, Slider dan Trimmer ... 18
Gambar 3.1. Diagram Blok Sistem Perancangan... 20
Gambar 3.2. Desain rancangan adaptif gripper ... 21
Gambar 3.3. Dimensi (ukuran) dari rancangan gripper yang akan dibuat. Gambar (a) tampilan gripper dari atas, gambar (b) tampilan gripper dari depan dan gambar (c) tampilan gripper pada posisi terbuka maksimal ... 22
Gambar 3.4. Pola-pola gerakan gripper saat menggenggam benda dengan bentuk yang beragam ... 23
Gambar 3.5. Sudut 0o motor servo saat gripper pada posisi minimal (warna kuning) .... 24
Gambar 3.6. Posisi sudut 49,9o motor servo pada saat gripper pada posisi membuka maksimal (warna hijau) ... 24
Gambar 3.7. Pergerakan motor servo twist pada posisi 90o ... 25
Gambar 3.8. Pergerakan motor servo twist pada posisi 0o ... 25
Gambar 3.9. Pergerakan motor servo twist pada posisi 180o ... 25
Gambar 3.10. Desain rancangan sensor sentuh menggunakan tembaga ... 26
Gambar 3.11. Rangakaian sensor sentuh ... 26
Gambar 3.12. Peletakan sensor pada rahang gripper ... 27
xv
Gambar 3.14. Flowchart utama ... 28
Gambar 3.15. Flowchart subsistem dari pengolahan data ... 29
Gambar 4.1. Hasil perancangan kontruksi mekanik ... 31
Gambar 4.2. Gripper pada posisi terbuka maksimal ... 32
Gambar 4.3. Gripper pada posisi menutup ... 33
Gambar 4.4. Controller box ... 33
Gambar 4.5. Sensor tekan yang terletak pada permukaan rahang gripper ... 34
Gambar 4.6. Tembaga yang diletakkan pada permukaan rahang gripper ... 35
Gambar 4.7. Pelapisan permukaan area kerja dengan karet ... 35
Gambar 4.8. Pemasangan konstruksi roda gigi ... 36
Gambar 4.9. Rancangan awal roda gigi ... 36
Gambar 4.10.Rancangan baru roda gigi ... 36
Gambar 4.11.Posisi stopper link penggerak ... 37
Gambar 4.12.Titik tekanan pada ujung rahang ... 37
Gambar 4.13.Titik tekanan dibawah join ... 38
Gambar 4.14.Posisi pegas pada gripper ... 38
Gambar 4.15.Titik tekanan pada sisi luar rahang ... 38
Gambar 4.16.Motor servo bagian bawah yang dilepas ... 39
Gambar 4.17.Gripper yang hanya berfungsi membuka dan menutup saja ... 39
Gambar 4.18.Hasil perancangan perangkat keras elektrik ... 40
Gambar 4.19.Board Arduino Uno yang digunakan ... 41
Gambar 4.20.Power Supply yang digunakan ... 41
Gambar 4.21.Terminal kabel yang untuk mendistribusikan sumber tegangan ... 42
Gambar 4.22.Inisialisasi pada program arduino ... 43
Gambar 4.23.Program pembacaan potensiometer ... 43
Gambar 4.24.Program pembacaan sensor ... 44
Gambar 4.25.Gripper membuka maksimal mencapai 12cm ... 45
Gambar 4.26.Cara pengujian tekanan sensor ... 46
Gambar 4.27.Gripper adaptif menggenggam material berbentuk kotak ... 48
Gambar 4.28.Gripper adaptif menggenggam material berbentuk silinder ... 49
xvi
Gambar 4.30.Gripper Adaptif menggenggam material berbentuk bola ... 50
Gambar 4.31.Gripper Adaptif menggenggam material berbentuk pipa dengan mencekam
diameter dalam ... 50
Gambar 4.32.Gripper adaptif menggenggam material plat ... 51
Gambar 4.33.Motor servo bergerak 50o untuk membuka dan menutup gripper ... 53 Gambar 4.34.Cara pencekaman untuk menguji beban maksimal pencekaman gripper ... 54
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Fungsi Khusus Port B ... 12
Tabel 2.2. Fungsi Khusus Port C ... 12
Tabel 2.3. Fungsi Khusus Port D ... 13
Tabel 4.1. Keterangan bagian-bagian mekanik alat... 32
Tabel 4.2. Keterangan bagian-bagian elektrik alat ... 40
Tabel 4.3. Daftar pin-pin yang digunakan pada Arduino ... 41
Tabel 4.4. Tabel pengukuran arus motor servo ... 42
Tabel 4.5. Hasil pengujian gerakan gripper ... 45
Tabel 4.6. Hasil pengujian sensor ... 47
Tabel 4.7. Hasil pengujian gripper untuk mencekam berbagai macam bentuk material . 48 Tabel 4.8. Hasil pengujian pengulangan tingkat keberhasilan gripper ... 51
xvii
DAFTAR PERSAMAAN
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
L1. Program Keseluruhan ... L1
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Pada saat ini di dunia industri sudah tidak asing lagi dengan proses otomasi.
Hampir seluruh proses produksi dalam sebuah industri-industri besar telah menggunakan
proses otomasi. Hal ini dikarenakan dalam suatu proses produksi sering kali membutuhkan
tingkat kepresisian yang tinggi, resiko yang besar dan dengan kecepatan yang tinggi pula.
Sedangkan manuisia memililki kelemahan dalam hal kecepatan dan kepresisian ketika
kekutan fisiknya sudah menurun sehingga akan mengurangi kualitas pekerjaannya.
Salah satu alat yang digunakan dalam proses otomasi adalah lengan robot. Lengan
robot biasa digunakan untuk mengambil dan meletakkan benda pada posisi yang telah
ditentukan. Dan dalam hal ini Gripper merupakan sebuah end effector dari sebuah lengan
robot. Gripper berguna untuk menggenggam material yang akan diambil. Sedangakan
material yang ada biasanya akan sangat beragam, dari segi bentuk, bahan dan ukuran.
Sehingga terkadang tak jarang dalam proses produksi dilakukan pergantian gripper karena
adanya pergantian bentuk material.
Salah satu jenis gripper yang sedang berkembang di dunia industri saat ini adalah
jenis adaptif gripper. Adaptif gripper merupakan gripper yang rahang cekamnya telah
dirancang secara mekanis sehingga dapat menyesuaikan dengan bentuk benda yang akan
digenggam. Rahang cekam inilah yang bersentuhan langsung dengan benda yang akan
digenggam dan berfungsi sebagai penggenggam benda tersebut. Dengan ini benda dapat
digenggam lebih erat.
Maka dari itu dengan adanya adaptif gripper diharapkan dapat mengatasi berbagai
macam bentuk material yang beragam tersebut. Dengan adaptif gripper, sebuah proses
produksi dapat berjalan dengan efektif karena tidak perlu mengganti bentuk gripper jika
bentuk material berbeda-beda. Karena adaptif gripper didesain sedemikian rupa sehingga
1.2.
Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat kontroler dari adaptif gripper yang
dirancang agar gripper ini dapat digunakan untuk menggenggam tidak hanya satu bentuk
benda tetapi berbagai macam bentuk benda seperti kotak, sindris, pipa, plat, bulat, prisma
segita dan tak beraturan yang dilengkapi sensor untuk medeteksi benda dan dapat
menggenggam dengan baik dan tidak terlepas.
1.3.
Manfaat
Bagi masyarakat umum :
1. Memperoleh gripper yang dapat digunakan untuk menggenggam benda dengan
bentuk yang beragam.
Bagi pendidikan :
1. Sebagai media pembelajaran untuk mempelajari motor servo.
2. Sebagai media pembelajaran untuk mengenalkan cara pemrograman sederhana
tentang mikrokontroler arduino.
1.4.
Batasan Masalah
Batasan masalah pada penelitian adaptif gripper ini adalah:
a. Dimensi adaptif gripper 208mm × 150mm × 84mm.
b. Ukuran benda yang dapat dicekam maksimal 12cm
c. Menggunakan mikrokontroler AVR berbasis Arduino.
d. Menggunakan sensor tekanan yang terletak di sisi rahang yang bersentuhan
dengan benda kerja.
e. Menggunakan 2 motor Servo sebagai penggerak untuk membuka atau menutup
rahang cekam dan untuk memutar gripper.
f. Menggunakan potensiometer sebagai pengatur untuk membuka atau menutup
rahang cekam dan untuk memutar gripper.
g. Menggunakan sensor benda berupa proximity touch sensor.
h. Beban yang dapat diangkat mencapai 1kg.
j. Benda yang dapat digenggam adalah benda dengan bentuk kotak, bulat, plat,
prisma segitiga dan tak beraturan.
1.5.
Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian dalam membuat adaptif gripper dengan kontroler AVR berbasis
Arduino ini menggunakan beberapa metode sebagai berikut:
a. Study literatur berupa pengumpulan referensi dari buku-buku maupun dari
internet yang berhubungan dengan mekanisme gripper, motor servo dan
mikrokontroler AVR berbasis Arduino.
b. Membuat perancangan perangkat keras mekanik menggunakan software Solid
Work. Perancangan ini bertujuan unutk mendapatkan model yang maksimal
dari adaptif gripper yang akan dibuat.
c. Pembuatan hardware gripper.
d. Uji coba gerak manual gripper.
Uji coba secara manual gerak memutar dan menggenggam pada gripper.
e. Perancangan dan pembuatan program.
Merancang dan membuat program menggunakan software aplikasi Arduino.
f. Proses pengujian dan pengambilan data.
Teknik pengambilan data dan pengujian dilakukan dengan cara menguji
keseluruhan sistem dengan menggabungkan antara rangkaian kendali dengan
sensor. Pengujian dilakukan untuk mengetahui kemampuan gripper dalam
mengangkat dan memindahkan benda dengan variasi bahan, ukuran dan bentuk
yang beragam.
g. Analisa dan kesimpulan hasil perancangan.
Analisa data dilakukan untuk mengetahui apakah gripper sudah bekerja dengan
4
BAB II
DASAR TEORI
2.1.
Gripper
Gambar 2.1. Macam-macam bentuk gripper [10]
Gripper adalah link aktif antara peralatan pengndali (seperti lengan robot) dan
benda kerja atau secara lebih pengertian umum antara organ penggenggam ( biasanya jari
gripper ) dan objek untuk diperoleh. Fungsi dari gripper tergantung pada aplikasi tertentu
dan meliputi:
- Perawatan sementara posisi dan orientasi benda kerja yang pasti.
- Penahan statis ( beban ) , dinamis ( gerak , akselerasi atau deselerasi ) atau
proses spesifik momen dan gaya.
- Penentuan dan perubahan posisi dan orientasi dari objek relatif terhadap
peralatan pengendali berdasarkan sumbu pergelangan tangan.
- Operasi teknikal yang spesifik yang dilakukan dengan , atau dalam
hubungannya dengan gripper.
Gripper tidak hanya diperlukan untuk digunakan dengan robot industri : mereka
adalah komponen yang universal dalam otomatisasi . Gripper dapat beroperasi dengan :
- Robot Industri ( penanganan dan manipulasi objek)
- Hard Automotion (perakitan, microassembling, permesinan dan packaging)
- NC Machines (tool change) dan mesin dengan tujuan tertentu.
- Hand-guided manipulators (remote prehension, medical, aerospace, nautical).
- Perangkat benda kerja menara di teknologi manufaktur
- Tali dan rantai pengangakat alat ( peralatan pembawa beban ).
Bentuk-bentuk gripper biasanya disesuaikan dengan kebutuhan sesuai dengan
benda yang akan digenggam seperti pada gambar 2.1. Fungsi dari gripper dapat dilihat dari
bentuk rahang dari gripper. Jika rahang berbentuk lurus digunakan untuk benda dengan
permukaan yang rata, jika rahang gripper berbentuk setengah lingkarang atau menyudut
pada permukaan rahangnya maka gripper digunakan untuk benda dengan permukaan yang
silindris. Jika bentuk benda berbeda – beda maka bentuk rahang gripper harus disesuaikan dengan bentuk bendanya.
2.2.
Motor Servo
Motor servo adalah sebuah motor dengan sistem umpan balik tertutup di mana
posisi dari motor akan diinformasikan kembali ke rangkaian kontrol yang ada di dalam
motor servo.[1] Motor servo merupakan salah satu jenis motor DC. Berbeda dengan motor
stepper, motor servo beroperasi secara close loop. Poros motor dihubungkan dengan
rangkaian kendali, sehingga jika putaran poros belum sampai pada posisi yang
diperintahkan maka rangkaian kendali akan terus mengoreksi posisi hingga mencapai
posisi yang diperintahkan. Motor servo banyak digunakan pada peranti R/C (remote
control) seperti mobil, pesawat, helikopter, dan kapal, serta sebagai aktuator robot maupun
penggerak pada kamera. Seperti pada gambar 2.2 dibawah ini merupakan contoh motor
servo standar.
2.2.1.
Prinsip Kerja
Seperti namanya, servo motor adalah sebuah servo. Lebih khusus lagi adalah servo
loop tertutup yang menggunakan umpan balik posisi untuk mengontrol gerakan dan posisi
akhir. Masukan kontrolnya adalah beberapa sinyal, baik analog atau digital, yang mewakili
posisi yang diperintahkan untuk poros output. Motor dipasangkan dengan beberapa jenis
encoder untuk memberikan posisi dan kecepatan umpan balik. Dalam kasus yang paling
sederhana, hanya posisi yang diukur. Posisi diukur dari output dibandingkan dengan posisi
perintah, input eksternal ke kontroler. Jika posisi keluaran berbeda dari yang diperlukan,
sinyal error yang dihasilkan yang kemudian menyebabkan motor berputar pada kedua
arah, y\ang diperlukan untuk membawa poros output ke posisi yang sesuai. Sebagai
pendekatan posisi, sinyal error tereduksi menjadi nol dan motor berhenti. Pada motor
servo sangat sederhana hanya menggunakan posisi penginderaan melalui potensiometer
dan bang-bang kontrol motor mereka, motor selalu berputar pada kecepatan penuh (atau
dihentikan). Jenis motor servo tidak banyak digunakan dalam kontrol gerak industri, tetapi
mereka membentuk dasar dari servo yang sederhana dan murah yang digunakan untuk
radio kontrol model. Motor servo lebih canggih mengukur baik posisi dan juga kecepatan
poros output. Mereka juga dapat mengontrol kecepatan motor mereka, daripada selalu
berjalan dengan kecepatan penuh. Kedua perangkat tambahan, biasanya dalam kombinasi
dengan algoritma kontrol PID, memungkinkan motor servo yang akan dibawa keposisinya
memerintahkan lebih cepatdan lebih tepat, dengan overshoot rendah.
2.2.2.
Pengendalian Motor Servo
Motor Servo terdiri dari beberapa bagian utama: motor dan gearbox, sensor posisi,
error amplifier dan motor driver serta sirkuit yang mendekode posisi yang diminta. Motor driver adalah salah satu perangkat umum yang digunakan untuk kendali motor DC. Driver
motor ini yang nantinya bertugas mengendalikan arah putaran maupun kecepatan motor
DC yang akan dikendalikan. [1] Gambar 2.3 berikut ini merupakan diagram blok motor
servo.0
Gambar 2.4. Pin dan pengkabelan pada motor servo [1]
Motor servo memiliki 3 kabel, yaitu kabel power, ground dan kendali seperti pada
gambar 2.4. [2] Tipe motor servo menentukan kapasitas motor untuk menanggung beban.
Operasional dari motor servo dikendalikan oleh pulsa selebar kurang lebih 20ms yang
mana lebar pulsa antara 0,5ms dan 2ms menyatakan akhir dari range sudut maksimum.
Berdasarkan gambar 2.5 bisa dilihat, bila diberikan pulsa dengan besar 1,5ms
mencapai gerakan 90º, maka bila kita berikan data kurang dari 1,5ms maka posisi
mendekati 0º dan bila diberi data lebih dari 1,5ms maka posisi mendekati 180º.
Motor Servo akan bekerja secara baik jika pada bagian pin kontrolnya diberikan
sinyal PWM dengan frekuensi 50 Hz. Dimana pada saat sinyal dengan frekuensi 50 Hz
tersebut dicapai pada kondisi Ton duty cycle 1,5 ms, maka rotor dari motor akan berhenti
tepat di tengah-tengah (sudut 0°/ netral). Pada saat Ton duty cycle dari sinyal yang
diberikan kurang dari 1,5 ms, maka rotor akan berputar ke berlawanan arah jarum jam
(Counter Clock wise, CCW) dengan membentuk sudut yang besarnya linier terhadap
besarnya Ton duty cycle, dan akan bertahan diposisi tersebut. Dan sebaliknya, jika Ton
duty cycle dari sinyal yang diberikan lebih dari 1,5 ms, maka rotor akan berputar searah
jarum jam (Clock Wise, CW) dengan membentuk sudut yang linier pula terhadap besarnya
Gambar 2.5. Pulsa kendali motor servo [2]
Ketika lebar pulsa kendali telah diberikan, maka poros motor servo akan bergerak
atau berputar ke posisi yang telah diperintahkan, dan berhenti pada posisi tersebut dan
akan tetap bertahan pada posisi tersebut. Jika ada kekuatan eksternal yang mencoba
memutar atau mengubah posisi tersebut, maka motor servo akan mencoba menahan atau
melawan dengan besarnya kekuatan torsi yang dimilikinya (rating torsi servo). Namun
motor servo tidak akan mempertahankan posisinya untuk selamanya, sinyal PWM harus
diulang setiap 20 ms untuk menginstruksikan agar posisi poros motor servo tetap bertahan
pada posisinya.
Berikut ini adalah data-data dari motor servo yang akan digunakan, yaitu motor
Power : 4.8V 6V
Speed : 0.18sec/60degree 0.16sec/60degree Torque : 9.0kg.cm/125.21oz.in 10.2kg.cm/141.9oz.in Weight: 56g(1.41oz)
Size: 40.8 x 20.1 x 38.0mm
- Standard analog metal gears servo 2BB - Operating Voltage:4.8-6Volts
- Interface: (like JR) - Wire length: 30cm - Rotation 180°
[image:31.595.84.523.109.605.2]Pulse Width: 500-2500 µs
Gambar 2.6. Dimensi motor servo standar yang digunakan dalam rancangan ini[8]
2.3.
Mikrokontroler AVR-ATmega328P
AVR–ATMega328P, mikrokontroller keluaran dari atmel yang mempunyai
arsitektur RISC (Reduce Instruction Set Computer) yang dimana setiap proses eksekusi
data lebih cepat dari pada arsitektur CISC (Completed Instruction Set Computer).[3]
Mikrokontroler AVR (Alf and Vegard’s Risc processor) 8 bit, bertenaga rendah dengan
teknologi CMOS berkinerja tinggi yang dilengkapi dengan dengan ADC internal,
EEPROM internal, SRAM internal, memori flash, Timer/Counter, PWM (Pulse Width
Modulation), analog comparator, dan lain-lain. Sehingga dengan fasilitas yang lengkap ini
memungkinkan kita belajar mikrokontroler keluarga AVR dengan lebih mudah dan efisien,
Instruksi – instruksi dalam memori program dieksekusi dalam satu alur tunggal,
dimana pada saat satu instruksi dikerjakan instruksi berikutnya sudah diambil dari memori
program. Konsep inilah yang memungkinkan instruksi – instruksi dapat dieksekusi dalam
setiap satu siklus clock. 32 x 8-bit register serba guna digunakan untuk mendukung operasi
pada ALU ( Arithmatic Logic unit ) yang dapat dilakukan dalam satu siklus. 6 dari register
serbaguna ini dapat digunakan sebagai 3 buah register pointer 16-bit pada mode
pengalamatan tidak langsung untuk mengambil data pada ruang memori data.
Ketiga register pointer 16-bit ini disebut dengan register X ( gabungan R26 dan
R27 ), register Y ( gabungan R28 dan R29 ), dan register Z ( gabungan R30 dan R31 ).
Hampir semua instruksi AVR memiliki format 16-bit. Setiap alamat memori program
terdiri dari instruksi 16-bit atau 32-bit.
Selain register serba guna di atas, terdapat register lain yang terpetakan dengan
teknik memory mapped I/O selebar 64 byte. Beberapa register ini digunakan untuk fungsi
khusus antara lain sebagai register control Timer/ Counter, Interupsi, ADC, USART, SPI,
EEPROM, dan fungsi I/O lainnya. Register – register ini menempati memori pada alamat
0x20h – 0x5Fh.[4]
2.3.1. Fitur
Fitur-fitur yang dimiliki oleh mikrokontroler ATMega328P seperti yang terangkum
dalam ATMega328P datasheet adalah sebagai berikut [4] :
1. Saluran I/O (input-output) sebanyak 28 buah,yaituport A, port B, port C, dan
port D.
2. ADC internal sebanyak 6 saluran.
3. 6 saluran PWM.
4. Eksekusi single clock cycle sampai dengan 131 instruksi.
5. Tiga buah Timer/Counter dengan kemampuan pembandingan.
6. CPU yang terdiri atas 28 buah register.
7. SRAM sebesar 2 Kb.
8. EEPROM sebesar 1 Kb yang dapat diprogram saat operasi.
9. Memori Flash sebesar 32 Kb dengan kemampuan Read While Write.
10. Kemampuan me-reset ketika program berjalan
11. Port antarmuka SPI
13. External dan internal interrupt source.
14. Antarmuka komparator analog.
15. 6 sleep mode.
16. Voltasi ketika pengoperasian sebesar 1,8 – 5,5 V.
17. Sistem mikroprosesor 8 bit berbasis RISC dengan kecepatan maksimal
20MHz.
18. Mendukung Programming lock untuk keamanan software.
19. Real Time Counter dengan Separasi Oscillator.
[image:33.595.85.512.196.677.2]2.3.2. Konfigurasi Pin ATmega328P
Gambar 2.7. Konfigurasi pin mikrokontroller ATMega 328 P [4]
1. VCC
Sumber tegangan masukan digital.
2. GND
Ground.
3. AREF
Pin referensi analog untuk converter A/D.
4. AVCC
pin tegangan suplai untuk Converter A / D, PC3: 0, dan ADC7: 6. Perlu eksternal
terhubung ke VCC, bahkan jika ADC tidak digunakan. Jika ADC digunakan, maka
harus dihubungkan ke VCC melalui low-pass filter. Perhatikan bahwa PC6 ... 4
menggunakan tegangan suplai digital, VCC.
5. Port B (PB7:0) XTAL1/XTAL2/TOSC1/TOSC2
Port B (portB0...portB5) merupakan jalur data 8 bit yang dapat difungsikan sebagai
Tabel 2.1. Fungsi Khusus Port B
Port Pin Fungsi Alternatif
PB7 XTAL2 (chip clock oscillator pin 2), TOSC2 (timer oscillator pin 2),
PCINT7 (pin change interrupt 7)
PB6 XTAL1 (chip clock oscillator pin 1 or external clock input), TOSC1
(timer oscillator pin 1), PCINT6 (pin change interrupt 6)
PB5 SCK (SPI bus master clock input), PCINT5 (pin change interrupt 5)
PB4 MISO (SPI bus master clock input/slave output), PCINT4 (pin change
interrupt4)
PB3 MOSI (SPI bus masteroutput?slave input), OCS2A (timer/counter2
output compare match A output), PCINT3 (pin change interrupt 3)
PB2 SS (SPI bus master slave select), OC1B (timer/counter1 output
compare match B output), PCINT2 (pin change interrupt 2)
PB1 OC1A (timer/counter1 output compare match A output), PCINT1 (pin
change interrupt 1)
PB0 ICP1 (timer/counter1 input capture input),CLKO (divided system
clock output), PCINT0 (pin change interrupt 0)
6. Port C (PC5:0)
Port C (portC0...portC5) merupakan jalur data 7 bit yang dapat difungsikan sebagai
input/ouput digital.
Tabel 2.2. Fungsi Khusus Port C
Port Pin Fungsi Alternatif
PC6 RESET (reset pin), PCINT 14 (pin change interrupt 14)
PC5 ADC5 (ADC input channel 5), SCL (2-wire serial bus clock line),
PCINT 13 (pin change interrrupt 13)
PC4 ADC4 (ADC input channel 4), SDA (2-wire serial bus data
input/output line), PCINT 12 (pin change interrupt 12)
PC3 ADC3 (ADC input channel 3), PCINT 11 (pin change interrupt 11)
PC2 ADC2 (ADC input channel 2), PCINT 10 (pin change interrupt 10)
PC1 ADC1 (ADC input channel 1), PCINT 9 (pin change interrupt 9)
7. Port D (PD7:0)
Port D (portD0...PortD7) merupakan jalur data 8 bit yang masing-masing pin juga
[image:35.595.85.531.125.694.2]dapat difungsikan sebagai input/output.
Tabel 2.3. Fungsi Khusus Port D
Port Pin Fungsi Alternatif
PD7 AIN1 (analog comparator negative input), PCINT 23 (pin change
interrupt 23)
PD6 AIN0 (analog comparator positive input), OC0A (timer/counter0
output compare match A output), PCINT 22 (pin change interrupt 22)
PD5 T1 (timer/counter 1 external counter input), OC0B (timer/counter0
output compare match B output), PCINT 21 (pin change interrupt 21)
PD4 XCK (USART external clock input/output), T0 (timer/counter 0
external counter input), PCINT20 (pin change interrupt 20)
PD3 INT1 (external interrupt 1 input), OC2B (timer/counter2 output
compare match B output), PCINT19 (pin change interrupt 19)
PD2 INT0 (external interrupt 0 input), PCINT18 (pin change interrupt 18)
PD1 TXD (USART output pin), PCINT17 (pin change interrupt 17)
PD0 RXD (USART input pin), PCINT16 (pin change interrupt 16)
8. PC6/RESET
Jika RSTDISBL Fuse diprogram, PC6 digunakan sebagai I / O pin. Perhatikan
bahwa karakteristik listrik dari PC6 berbeda dari pin lain Port C. Jika RSTDISBL
Fuse adalah tidak dapat diprogram, PC6 digunakan sebagai masukan ulang. Low
level pada pin ini selama lebih dari panjang pulsa minimum akan menghasilkan
reset, bahkan jika jam tidak berjalan.
9. ADC7:6 (TQFP and QFN/MLF Package Only)
Dalam paket TQFP dan QFN/MLF, ADC7:6 melayani sebagai analog input untuk
converter A/D. Pin-pin ini ditenagai dari supply analog dan berperan sebagai 10-bit
Gambar 2.8. Diagram blok mikrokontroller ATMega328P[4]
2.4. Arduino
Arduino dikatakan sebagai sebuah platform dari physical computing yang bersifat
open source. Arduino tidak hanya sekedar sebuah alat pengembangan, tetapi ia adalah
kombinasi dari hardware, bahasa pemrograman dan Integrated Development Environment
(IDE) yang canggih. IDE adalah sebuah software yang sangat berperan untuk menulis
program, meng-compile menjadi kode biner dan meng-upload ke dalam memori
mikrokontroler. Arduino Uno dapat diprogram dengan perangkat lunak Arduino . Pada
ATMega328 di Arduino terdapat bootloader yang memungkinkan untuk
meng-upload kode baru untuk itu tanpa menggunakan programmer hardware eksternal.[6] Pada
Gambar 2.9. Tampilan IDE Arduino
IDE Arduino adalah software yang sangat canggih ditulis dengan menggunakan
Java. IDE Arduino terdiri dari:
1. Editor program, sebuah window yang memungkinkan pengguna menulis dan
mengeditprogram Arduino dalam bahasa C.
2. Compiler, sebuah modul yang mengubah kode program (bahasa Processing)
menjadi kode biner. Bagaimanapun sebuah mikrokontroler tidak akan bisa
memahami bahasaProcessing. Yang bisa dipahami oleh mikrokontroler adalah
kode biner. Itulah sebabnya compiler diperlukan dalam hal ini.
3. Uploader, sebuah modul yang memuat kode biner dari komputer ke dalam
memory didalam papan Arduino.
Sebuah kode program Arduino umumnya disebut dengan istilah sketch. Kata“sketch”
digunakan secara bergantian dengan “kode program” dimana keduanya memiliki arti yang sama.
Arduino memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan platform elektronik
lainnya. Beberapa keunggulan tersebut antara lain:
1. Modul Arduino adalah sebuah platform elektronik yang open source yang berbasis
pada kemudahan dan fleksibilitas penggunaan hardware dan software. Artinya
pembaca dapat mengunduh software dan gambar rangkaian Arduino tanpa harus
membayar kepada pembuat Arduino.
2. IDE Arduino merupakan multiplatform yang dapat dijalankan di berbagai sistem
3. Modul Arduino mudah digunakan sebagai sebuah platform komputasi fisik yang
sederhana serta menerapkan bahasa pemrograman processing.
4. Modul Arduino merupakan platform interaktif karena dapat mengambil masukan
dari berbagai tombol atau sensor, mampu mengendalikan berbagai lampu, motor,
dan output fisik lainnya.
5. Modul Arduino dapat berdiri sendiri, atau dapat melakukan komunikasi dengan
software yang berjalan di komputer seperti Flash, Processing, dan Max MSP.
6. Pemrograman Arduino menggunakan kabel yang terhubung dengan port Universal
Serial Bus (USB), bukan port serial. Fitur ini sangat berguna karena banyak
komputer sekarang ini tidak memiliki port serial.
7. Biaya yang dibutuhkan untuk membeli modul Arduino cukup murah, sehingga
tidak terlalu menakutkan untuk membuat kesalahan.
8. Proyek Arduino ini dikembangkan dalam dunia pendidikan, sehingga bagi pemula
akan lebih cepat dan mudah untuk mempelajarinya.
9. Memiliki begitu banyak pengguna dan komunitas di internet yang dapat membantu
setiap kesulitan yang dihadapi.
2.5. Sensor Benda (Proximity Touch Sensor)
Sensor benda yang digunakan adalah sensor sentuh yang akan dirancang sendiri
menggunakan aluminium foil / tambaga yang didekatkan kedua sisinya secara berhadapan.
Satu sisi aluminium foil dihubungkan ke Vcc dan satu sisi lainnya dihubungkan ke Gnd.
Jika kedua sisi besentuhan maka listrik akan mengalir dari sisi satu ke sisi yang lainnya.
Sensor ini bersifat seperti saklar, jika sensor ini tersentuh benda kerja hingga sisi-sisi
alumiun foil bersentuhan maka sensor akan aktif dan akan memberi sinyal ke
mikrokontroler bahwa sensor telah mendeteksi benda kerja. Gambar 2.10 berikut adalah
contoh sensor sentuh.
2.6. Potensiometer
Potensiometer adalah salah satu jenis resistor yang nilai resistansinya dapat diatur
sesuai dengan kebutuhan rangkaian elektronika ataupun kebutuhan pemakainya.
Potensiometer merupakan keluarga resistor yang tergolong dalam kategori variable
resistor. Secara struktur, potensiometer terdiri dari 3 kaki terminal dengan sebuah shaft
atau tuas yang berfungsi sebagai pengaturnya.[5] Pada dasarnya bagian-bagian penting
dalam komponen potensiometer adalah :
1. Penyapu atau disebut juga dengan wiper
2. Elemen resistif
3. Terminal
Gambar 2.11 berikut menunjukan struktur internal potensiometer beserta bentuk dan
simbolnya.[5]
Gambar 2.11. Struktur internal potensiometer beserta bentuk dan simbolnya.[5]
2.6.1. Prinsip Kerja Potensiometer
Sebuah potensiometer (POT) terdiri dari sebuah elemen resistif yang membentuk
jalur (track) dengan terminal di kedua ujungnya. Sedangkan terminal lainnya (biasanya
berada di tengah) adalah penyapu (wiper) yang dipergunakan untuk menentukan
pergerakan pada jalur elemen resistif (resistive). Pergerakan penyapu (wiper) pada jalur
elemen resistif inilah yang mengatur naik-turunnya nilai resistansi sebuah potensiometer.
Elemen resistif pada potensiometer umumnya terbuat dari bahan campuran Metal (logam)
resistif-nya, potensiometer dapat digolongkan menjadi 2 jenis yaitu potensiometer linear (linear
potentiometer) dan potensiometer logaritmik (logarithmic potentiometer).[5]
2.6.2. Jenis-jenis Potensiometer
Berdasarkan bentuknya, potensiometer dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu :
1. Potensiometer Slider, yaitu potensiometer yang nilai resistansinya dapat diatur
dengan cara menggeserkan Wiper-nya dari kiri ke kanan atau dari bawah ke atas
sesuai dengan pemasangannya. Biasanya menggunakan ibu jari untuk menggeser
wiper-nya.
2. Potensiometer Rotary, yaitu potensiometer yang nilai resistansinya dapat diatur
dengan cara memutarkan Wiper-nya sepanjang lintasan yang melingkar. Biasanya
menggunakan ibu jari untuk memutar wiper tersebut. Oleh karena itu,
potensiometer rotary sering disebut juga dengan Thumbwheel Potentiometer.
3. Potensiometer Trimmer, yaitu potensiometer yang bentuknya kecil dan harus
menggunakan alat khusus seperti obeng (screwdriver) untuk memutarnya.
Potensiometer trimmer ini biasanya dipasangkan di PCB dan jarang dilakukan
pengaturannya.[5]
Gambar 2.12. Jenis-jenis Potensiometer : Potensiometer Rotary, Slider dan
Trimmer.[5]
2.6.3. Fungsi Potensiometer
Dengan kemampuan yang dapat mengubah resistansi atau hambatan, potensiometer
sering digunakan dalam rangkaian atau peralatan elektronika dengan fungsi-fungsi sebagai
1. Sebagai pengatur volume pada berbagai peralatan audio/video seperti amplifier,
tape mobil, DVD Player.
2. Sebagai pengatur tegangan pada rangkaian power supply.
3. Sebagai pembagi tegangan.
4. Aplikasi switch TRIAC.
5. Digunakan sebagai joystick pada tranduser.
20
BAB III
PERANCANGAN PENELITIAN
3.1.
Perancangan Sistem
Perancangan pengendali adaptif gripper ini akan dibagi menjadi dua sistem
perancangan, yaitu perancangan sistem hardware dan perancangan sistem software.
Perancangan sistem hardware yaitu meliputi mengenai perancangan desain mekanik,
elektrik dan sensor. Perancangan sistem software akan berhubungan dengan perancangan
program yang akan digunakan untuk mengoperasikan perangkat yang akan dibuat.
Dibawah ini adalah rancangan diagram blok dari sistem pengendaligripper yang akan
dibuat.
Gambar 3.1. Diagram blok sistem perancangan
Dari gambar diagram blok sistem pada gambar 3.1, terdapat 2 potensiometer yang
digunakan sebagai masukan untuk menggerakkan motor-motor untuk menggerakkan
gripper. Setiap potensiometer akan menggerakkan 1 motor servo pada gripper. Pada
awalnya sinyal yang dihasilkan dari potensiometer akan masuk dan diolah oleh
mikrokontroler ATmega 382 P yang akan memberikan output ke 2 motor servo. Lalu
sinyal dari sensor benda juga akan masuk dan diolah oleh mikrokontroler ATmega 328 P
3.2.
Perancangan Sistem Hardware
3.2.1.
Rancangan Gripper
Gripper merupakan sebuah end effector atau ujung dari sebuah lengan robot yang
nantinya akan bersinggungan langsung dengan benda kerja yang akan digenggam oleh
robot tersebut. Maka dari itu gripper didesain sedemikian rupa sehingga dapat
menggenggam sesuai dengan benda kerja yang akan digenggam.
Gambar 3.2. Desain Rancangan Adaptif Gripper
Gambar 3.2. diatas merupakan rancangan gripper yang akan dibuat. Rancangan
gripper yang akan dibuat memilki 4 link (penghubung) pada setiap rahangnya. Link-link
tersebut dirancang agar rahang gripper dapat bergerak lebih fleksibel dan dapat mengikuti
bentuk benda yang digenggam. Material yang digunakan untuk membuat gripper ini
adalah menggunaknan bahan Acrylic, dan pada ujung rahang gripper dilapisi karet
sehingga gripper dapat menggenggam benda dengan baik dan tidak terjadi selip pada saat
menggenggam. Sensor pendeteksi benda
(a) (b)
(c)
Gambar 3.3. Dimensi (ukuran) dari rancangan gripper yang akan dibuat.
Gambar (a) tampilan gripper dari atas, gambar (b) tampilan gripper dari depan dan
gambar (c) tampilan gripper pada posisi terbuka maksimal
Gripper dirancang dengan dimensi yang cukup besar supaya gripper dapat
menggenggam benda dengan ukuran yang lebih beragam. Dari gambar 3.3 dapat dilihat
bahwa rahang gripper dapat terbuka dengan jarak maksimal ±120 mm dan dapat menutup
Dari desain yang telah dirancang dapat disimulasikan pola – pola gerakan gripper dalam
menggengam benda yang bermacam-macam bentuk dan cara penggengamannya seperti
yang ditunjukkan pada gambar 3.4 dibawah ini.
Gambar 3.4. Pola-pola gerakan gripper saat menggenggam benda dengan bentuk yang
beragam.
3.2.2.
Rancangan Penggerak
Penggerak utama dari gripper ini adalah dua buah motor servo, servo 1 untuk
membuka / menutup rahang gripper dan servo 2 untuk memutar (twist) gripper. Pada servo
rahang gripper, motor servo akan bergerak dari posisi 0o sampai dengan 49,9o untuk menggerakkan rahang gripper dari posisi rahang gripper menutup rapat sampai dengan
posisi rahang terbuka maksimal seperti ditunjukkan pada gambar 3.5 dan gambar 3.6
Gambar 3.5. Posisi sudut 0o motor servo saat gripper pada posisi minimal (warna kuning)
Gambar 3.6. Posisi sudut 49,9o motor servo pada saat gripper pada posisi membuka maksimal (warna hijau)
Gambar 3.7. Pergerakan motor servo twist pada posisi 90o
Gambar 3.8. Pergerakan motor servo twist pada posisi sudut 0o
3.2.3.
Rancangan Sensor
Rancangan Gripper yang akan dibuat ini dilengkapi dengan sensor untuk
mendeteksi apakah gripper tersebut sudah menggenggam benda atau belum. Sensor yang
digunakan pada gripper ini adalah sebuah sensor sentuh yang dipasang pada permukaan
rahang gripper yang nantinya akan bersentuhan langsung dengan benda. Sensor sentuh ini
akan mendeteksi jika sensor tersentuh benda yang digenggam.
Sensor ini menggunakan 2 buah aluminium foil yang diletakkan berdekatan sisinya
secara berhadap-hadapan namun tidak bersentuhan. Salah satu sisi aluminium foil
dihubungkan sumber tegangan dan sisi yang lainnya dihubungkan ke ground. Jika salah
satu sisi aluminium foil tersentuh benda kerja maka sisi aluminium tersebut akan tertekan
dan menempel pada sisi aluminium foil yang lainnya sehingga tegangan listrik akan
mengalir. Sensor ini berfungsi layaknya seperti sebuah saklar yang diaktifkan oleh
sentuhan atau tekanan dari benda kerja yang digenggam. Rancangan dan peletakan sensor
dapat dilihat pada gambar 3.12 dan gambar 3.13.
Gambar 3.10. Desain rancangan sensor sentuh menggunakan tembaga
Gambar 3.11. Rangkaian sensor sentuh GND
Isolator Aluminium foil / tembaga
Gambar 3.12. Peletakan sensor pada rahang gripper
Gambar 3.13 Rancangan sensor
3.3.
Perancangan Sistem Software
Perancangan perangkat lunak berisi program-program yang berfungsi sebagai
interface antara input (potensiometer) dan output (gripper).
3.3.1
Flowchart Utama
Gambar yang ditunjukkan pada Gambar 3.12 adalah flowchart utama yang
merupakan proses kerja keseluruhan mikrokontroler dalam mengolah data input dan
output. Proses dimulai dengan menghidupkan power supply, setelah mikrokontroler dalam
posisi on lalu inisialisasi I/O yaitu penulisan port I/O. Kemudian mikrokontroler
Isolator karet Sisi sensor 1
memerintahkan motor servo untuk ke posisi awal yakni pada posisi rahang gripper terbuka
maksimal. Pada posisi awal tersebut mikrokontroler membaca input dari potensiometer
yang langsung dieksekusi lewat output 2 motor servo. Pembacaan input dan eksekusi ke
output akan dilakukan secara terus menerus hingga power OFF dan sistem selesai.
Gambar 3.15. Flowchart subsistem dari pengolahan data
Gambar 3.15 diatas merupakan subsitem dari pengolahan data dari flowchart utama
pada gambar 3.14. Input data dari potensiometer diolah untuk menentukan potensiometer
mana yang diputar dan untuk menentukan mana motor servo yang bergerak dan
menentukan arah gerakannya.
3.4.
Cara Pengujian Gripper
Rancangan gripper yang telah dibuat nanti akan diuji apakah gripper tersebut dapat
berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Maka dari itu akan dilakukan rencana pengujian
gripper dengan cara-cara berikut :
1. Gripper diuji dengan digerakkan menggunakan potensiometer, apakah rahang
dapat bergerak membuka atau menutup dan apakah gripper dapat bergerak
2. Gripper diuji untuk menggenggam benda berbentuk kotak, apakah dapat
tergenggam dengan baik dan sensor benda dapat bekerja dengan baik.
3. Gripper diuji untuk menggengam benda berbentuk pipa, apakah rahang gripper
dapat menyesuikan dengan bentuk pipa dan dapat menggengam dengan baik.
4. Gripper diuji untuk menggengam benda berbentuk bola, apakah rahang gripper
dapat menyesuikan dengan bentuk bola dan dapat menggenggam dengan baik.
5. Gripper diuji untuk menggengam benda berbentuk prisma segitiga, apakah rahang
gripper dapat menyesuikan dengan bentuk prisma segitiga dan dapat menggenggam
dengan baik.
6. Gripper diuji untuk menggenggam pada sisi dalam dari benda yang memiliki
lubang pada benda tersebut (pipa).
7. Gripper diuji untuk menggenggam dan mengangkat benda dengan berat (berat
ditentukan) yang beragam untuk mengetahui beban maksimal yang mampu
diangkat oleh gripper.
8. Gripper diuji untuk menggenggam telur mentah, apakah dapat menggenggam telur
mentah dengan baik dan tidak pecah. Uji coba ini berguna untuk menguji gripper
apakah gripper dapat digunakan untuk menggenggam benda yang rawan pecah atau
31
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan dan membahas hasil perancangan dari alat Gripper adaptif yang
berbasis mikrokontroler ATmega328P. Dalam bab ini dibagi menjadi 4 bagian yaitu, hasil
perancangan pada perangkat mekanik, hasil perancangan pada perangkat elektrik, hasil
perancangan pada perangkat lunak dan pengujian gripper secara keseluruhan.
Analisis akan dilakukan pada tekanan minimal yang mampu dideteksi oleh sensor,
bentuk – bentuk benda yang mampu digenggam oleh gripper dengan baik dan beban
maksimal yang dapat diangkat oleh gripper
4.1.
Hasil Perancangan Perangkat Mekanik
Pada bagian konstruksi mekanik dari adaptif gripper berbasis mikrokontroler
ATmega328P ini secara keseluruhan sesuai dengan perancangan. Namun, ada sedikit
perubahan pada pemasangan roda gigi yang dihubungkan ke penggerak motor servo yang
terhubung dengan link penggerak gripper. Hal ini terjadi karena jika menggunakan
perancangan awal, pergerakan link tidak stabil dan tidak maksimal. Gambar 4.1. merupakan
hasil dari perancangan bagian kontruksi mekanik dari adaptif gripper. Keterangan
bagian-bagian dari alat ini ditunjukan pada tabel 4.1. Pada tabel tersebut memberikan keterangan
bagian-bagian mekanik dari adaptif gripper.
Gambar 4.1. Hasil perancangan kontruksi mekanik
1
2
3 4
5 6
7
8
Tabel 4.1. Keterangan bagian-bagian mekanik alat
No. Keterangan
1. Rahang cekam adaptif gripper
2. Controller Box
3. Potensiometer 1 untuk gerakan memutar gripper
4. Potensiometer 2 untuk gerakan membuka dan menutup gripper
5. Letak motor servo 1
6. Letak motor servo 2
7. Pegas
8. Sensor tekan pada rahang gripper
9. Link-link penggerak gripper
Gambar 4.2. Gripper pada posisi terbuka maksimal
Pada gambar 4.2 diatas gripper berada pada posisi terbuka maksimal. Pada posisi ini
motor servo berada pada posisi 0o. Pada saat gripper membuka maksimal seperti ini dimensi
gripper lebar maksimal mencapai 175 mm dengan tinggi 185 mm. Pada saat gripper terbuka
Gambar 4.3. Gripper pada posisi menutup
Jika gripper pada posisi menutup maksimal seperti yang ditunjukan pada gambar 4.3,
rahang gripper dapat menutup rapat. Pada saat gripper menutup maksimal memiliki dimensi
yang berbeda dengan pada saat gripper membuka maksimal. Dimensi pada saat gripper
menutup maksimal memiliki lebar 140 mm dengan tinggi 210 mm.
Gambar 4.4. Controller Box
Dari gambar 4.4 merupakan tampilan dari Controller Box. Controller Box atau kotak
kendali merupakan tempat dimana meletakkan seluruh komponen-komonen elektrik yang
digunakan untuk mengendalikan gripper. Pada kotak kendali ini terdapat dua potensiometer
Kedua potensiometer tersebut memiliki fungsi masing-masing. Pada potensiometer 1 (sebelah
kiri), digunakan untuk mengendalikan motor seervo yang berada dibawah yang berguna
untuk menggerakkan gripper bergerak memutar sebesar 180o searah jarum jam atau berlawanan arah jarum jam. Lalu, pada potensiometer 2 (sebelah kanan) digunakan untuk
mengendalikan motor servo yang berada disisi gripper yang berguna untuk menggerakkan
rahang gripper bergerak membuka dan menutup.
4.1.1.
Hasil Perancangan Mekanik Sensor
Gripper Adaptif ini mempunyai bagian-bagian mekanik. Dari bagian yang paling atas
pada gripper terdapat rahang gripper dimana benda akan digenggam. Pada rahang gripper ini
terdapat sensor tekan pada permukaan rahangnya seperti yang terlihat pada gambar 4.5.
[image:56.595.79.523.247.593.2]dibawah ini.
Gambar 4.5. Sensor tekan yang terletak pada permukaan rahang gripper.
Sesnsor ini terdiri dari dua plat tembaga yang direnggangkan dan diberi pembatas
isolator berupa gabus sehingga plat 1 dengan plat 2 berjarak 1,5 mm. Sensor ini berukuran
panjang 36 mm dan lebar 22 mm. Salah satu plat tembaga ditempelkan pada permukaan
rahang gripper seperti pada gambar 4.6. Lalu plat tembaga kedua ditempelkan dihadapan plat
tembaga yang pertama dengan diberi pembatas busa supaya tidak terhubung plat tembaga
satu dengan plat tembaga yang lainnya. Karena plat tembaga yang cenderung tidak elastis,
mudah tertekuk dan bengkok, maka plat tembaga yang berada diluar yang akan
Sehingga plat tembaga tidak mudah tertekuk atau bengkok jika tertekan oleh benda
[image:57.595.77.524.110.742.2]berkali-kali.
Gambar 4.6. Plat tembaga yang diletakkan pada permukaan rahang gripper.
Karena rahang gripper merupakan tempat bersinggungan dengan benda kerja maka
permukaan sensor yang dilapisi mika tipis tersebut dilapisi kembali dengan karet. Hal ini
dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya selip saat proses pencekaman sehingga proses
pencekaman tidak maksimal. Pelapisan karet juga dilakukan pada seluruh area kerja yang
akan bersinggungan dengan benda kerja, seperti pada bagian atas body gripper dan juga
bagian tepi dari link/penghubung pada gripper seperti yang ditunjukkan pada gambar 4.7.
Dengan adanya lapisan karet tersebut proses pencekaman akan lebih maksimal dan lebih
kencang tanpa terjadi selip.
4.1.2.
Susunan Mekanik Penggerak Gripper
Pola-pola gerakan gripper yang dapat dihasilkan bervariasi sesuai dengan bentuk
benda kerja. Gerakan-gerakan tersebut dipengaruhi oleh susunan mekanik dari tiap link
gripper yang digerakkan oleh satu penggerak motor servo yang dirancang sedemikian rupa
sehingga dapat menggerakkan . Pemasangan dari servo ke link penggerak utama
dihubungkan dengan coupling yang telah disediakan dari motor servo dengan cara dibaut.
Gambar 4.8. Pemasangan konstruksi roda gigi
Untuk menggerakan kedua link penggerak utama pada rahang gripper kiri dan kanan
dihubungkan dengan roda gigi seperti tunjukkan pada gambar 4.8. Dengan demikian link
penggerak utama kiri dan kanan dapat bergerak secara simetris. Dalam pembuatan mekanik
roda gigi tersebut mengalami sedikit perubahan dari rencana perancangan awal, dikarenakan
gerakan yang dihasilkan tidak stabil. Gambar 4.9. dibawah ini adalah rancangan awal roda
gigi yang diganti dengan rancangan yang baru yang lebih stabil yang ditunjukan pada gambar
4.10.
[image:58.595.81.515.213.530.2]Supaya gerakan gripper bisa dikontrol dengan baik maka ditambahkan stopper pada
link penggerak seperti yang ditunjukkan pada gambar 4.11. Stopper ini berfungsi untuk
[image:59.595.74.522.151.755.2]mebatasi gerakan rahang gripper supaya gerakan gripper tidak berbalik kearah sebaliknya.
Gambar 4.11. Posisi stopper link penggerak.
Pada rahang gripper terdapat beberapa titik tekanan yang dapat berpengaruh pada
pola/bentuk gerakan gripper. Jika sisi rahang dalam gripper diberi tekanan pada ujung atas
rahang gripper, maka rahang gripper akan tetap pada posisinya atau tidak bergerak. Dalam
hal ini stopper yang dipasang sangat berperan untuk menahan agar rahang gripper tidak
bergerak ke arah yang sebaliknya searah dengan arah tekanan yang diberikan pada ujung
rahang gripper seperti ditunjukkan pada gambar 4.12.
Lalu, jika sisi rahang dalam gripper diberi tekanan pada link yang berada dibawah
join pada rahang gripper, maka rahang gripper akan bergerak kebawah seperti ditunjukkan
pada gambar 4.13. Namun jika tekanan dilepaskan maka posisi rahang griper akan kembali
ke posisi semula karena gaya tarik dari pegas yang ada pada gripper tersebut. Pegas tersebut
berfungsi untuk selalu menarik rahang gripper ke posisi semula. Peletakan pegas dapat
dilihat pada gmmbar 4.14.
[image:60.595.76.521.202.748.2]
Gambar 4.13. Titik tekanan dibawah join Gambar 4.14. Posisi pegas pada gripper
Gerakan rahang gripper yang sama juga dapat terjadi jika diberikan tekanan pada sisi
rahang luar gripper bagian atas, maka rahang gripper akan bergerak ke bawah seperti yang
terlihat pada gambar 4.15 dan rahang gripper akan kembali lagi ke posisi semula jika tekanan
dilepas.
Adaptif gripper yang dibuat ini memiliki dua penggerak motor servo, satu untuk
menggerakkan rahang mebuka dan menutup dan yang satu lagi digunakan untuk memutar
gripper. Namun dalam aplikasinya nanti, motor servo yang berfungsi untuk memutar gripper
dapat dilepas seperti ditunjukkan pada gambar 4.16 dan gambar 4.17. Hal ini dikarenakan ada
kemungkinan pada lengan robot yang akan digunakan sudah memiliki fungsi untuk memutar
gripper, sehingga hanya tinggal memasang gripper yang berfungsi untuk membuka/menutup
[image:61.595.82.509.206.651.2]saja.
Gambar 4.16. Motor servo bagian bawah yang dilepas
Gambar 4.17. Gripper yang hanya berfungsi membuka dan menutup saja
Jika motor servo bagian bawah dilepas maka penutup bagian bawah motor servo yang
dilepas tersebut harus dipindah ke bagian bawah dari gripper yang akan digunakan seperti
pada gambar 4.17. Hal ini dikarenakan penutup tersebut merupakan bagian dari gripper yang
4.2.
Hasil Perancangan Perangkat Elektrik
Pada perancangan elektrik gripper ini juga telah dibuat sesuai dengan perancangan
awal. Gripper yang dibuat menggunakan mikrokontroler ATmega328P berbasis Arduino.
Board Arduino yng digunakan adalah board Arduino Uno. Pada gambar 4.18. berikut
merupakan tampilan dari rangkaian elektrik di dalam controller box. Bagian-bagian dari
[image:62.595.88.507.211.639.2]rangkaian elektrik tersebut akan dijelaskan pada tabel 4.2.
Gambar 4.18. Hasil perancangan perangkat keras elektrik.
Tabel 4.2. Keterangan bagian-bagian elektrik alat
No. Keterangan
1. Board Arduino Uno
2. Power Supply 5V 2A
3. Terminal kabel
4.2.1.
Arduino UNO
Gripper adaptif yang telah dibuat menggunakan mikrokontroler ATmega328P yang
ada pada board Arduino UNO sperti yang ditunjukkan pada gambar 419. Arduino uno ini
digunakan sebagai kendali utama dari sistem pergerakan gripper adaptif, dimana semua
input dan output diolah menjadi sebuah gerakan sesuai dengan yang diinginkan.
2
3
Gambar 4.19. Board Arduino Uno yang digunakan.
Pin-pin yang digunakan dalam pengkabelan sistem gripper adaptif ini bisa dilihat
pada tabel 4.3 dibawah ini.
Tabel 4.3. Daftar pin-pin yang digunakan pada Arduino
Alamat Pin Fungsi
Pin 9 Pin output data motor servo 2 (bawah)
Pin 10 Pin output data motor servo 1 (atas)
Pin A0 Pin input analog potensiometer 2 (untuk kendali servo 2)
Pin A1 Pin input analog potensiometer 1 (untuk kendali servo 1)
Pin A2 Pin input analog sensor 1
Pin A3 Pin input analog sensor 2
4.2.2.
Power Supply
Power supply / sumber tegangan yang digunakan dengan input 220 VAC dengan
output 5 VDC dengan arus 2 A seperti pada gambar 4.20. Dengan begitu sumber tegangan
yang digunakan sudah sesuai dengan tegangan kerja yang dibutuhkan oleh arduino dan motor
[image:63.595.224.408.639.745.2]servo.
Keluaran dari power supply dimasukkan ke terminal kabel, yang selanjutnya dari
terminal kabel tersebut dapat didistribusikan ke komponen-komponen elektrik yang
[image:64.595.72.529.124.618.2]membutuhkan sumber tegangan seperti pada gambar 4.21 dibawah ini.
Gambar 4.21. Terminal kabel yang untuk mendistribusikan sumber tegangan
4.2.3.
Analisis Elektrikal
Dalam hal ini akan dilakukan analisa untuk mengetahui arus pada motor servo saat
tanpa beban, dengan beban dan saat terjadi pencekaman. Maka dilakukan pengukuran pada
motor servo yang digunakan.
Tabel 4.4. Tabel pengukuran arus motor servo.
Motor Servo Arus
Saat tanpa beban 0,25 A
Saat dipasang pada beban 0,48 A
Saat mencekam benda kerja 0,85 A
Dari hasil perngukuran pada tabel 4.4 dapat diukur arus pada motor servo saat tanpa
ada beban sama sekali pada motor servo (motor servo belum terpasang pada gripper) yaitu
0,25 A. Lalu arus motor servo diukur saat terpasang pada beban (motor servo terpasang pada
gripper) menghasilkan arus sebesar 0,48 A. Lalu arus motor servo diukur saat gripper sedang
mencekam benda kerja menghasilkan arus sebesar 0,85 A. Jadi arus motor servo akan
4.3.
Hasil Perancangan Perangkat Lunak
4.3.1.
Inisialisasi
Inisialisasi ini membahas tentang pendefinisian dari fungsi dan variabel yang
digunakan dalam proses pengoperasian program. Bagian dari pembahasan inisialisasi
meliputi input sensor, potensiometer dan output motor servo. Gambar 4.22 merupakan contoh
[image:65.595.79.510.202.554.2]inisialisasi pada program arduino.
Gambar 4.22. Inisialisasi pada program arduino.
4.3.2.
Pembacaan Potensiometer
Potensiometer yang putar akan menghasilkan nilai hambatan. Dari nilai hambatan
tersebut harus diubah/dikonversi ke sudut pergerakan motor servo yang diinginkan. Program
untuk merubah nilai potensiometer ke nilai sudut motor servo dapat dilihat pada gambar 4.23.
4.3.3.
Pembacaan Sensor
Sensor yang digunakan adalah sensor tekan yang berfungsi sebagai kontak. Berfungsi
untuk memberi info pada motor servo bahwa gripper sudah menggenggam benda dan
[image:66.595.82.519.161.767.2]mematikan motor servo. Gambar 4.24 berikut ini adalah program untuk pembacaan sensor.
Gambar 4.24. Program pembacaan sensor
4.4.
Cara Pengoperasian Alat dan Cara Kerja Sistem
4.4.1.
Cara Pengoperasian Alat
Gripper adaptif untuk robot berbasis arduino ini memiliki dua buah potensiometer
yang digunakan untuk menggerakkan gripper untuk membuka / menutup dan untuk memutar
gripper searah jarum jam atau berlawanan arah jarum jam. Penggunaan alat akan dijelaskan
pada langkah-langkah sebagai berikut:
1. Pastikan sumber tegangan sudah terhubung dengan baik.
2. Tekan saklar on/off yang berada pada kabel power ke posisi on.
3. Gripper akan bergerak sesuai dengan kondisi terakhir dari potensiometer.
4. Putar potensiometer 1 untuk membuka dan menutup rahang gripper.
- Putar potensiomter ke kiri untuk membuka rahang gripper.
- Putar potensiomter ke kanan untuk menutup rahang gripper.
5. Untuk membuka gripper yang telah menggengam benda, putar potensiometer
samp