• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL RECIPROCAL TEACHING PADA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 6 MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL RECIPROCAL TEACHING PADA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 6 MAKASSAR"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL RECIPROCAL TEACHING PADA SISWA KELAS VII SMP

MUHAMMADIYAH 6 MAKASSAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika

Fakultas Keguruandan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh:

HELMI NIM 10536 4450 12

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA 2016

(2)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“…Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya…”

(Q.S Al-Baqarah: 286)

“Sesungguhnya sesudah kesulitan pasti ada kemudahan maka apabila kamu sudah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan hanya kepada

Tuhanmulah hendaknya kamu berharap”.

(Q.S. Alam Nasyrah: 6-8)

"Bersikaplah kukuh seperti batu karang yang tidak putus-putus-nya dipukul ombak. Ia tidak saja tetap berdiri kukuh, bahkan ia menenteramkan amarah

ombak dan gelombang itu."

(Marcus Aurelius)

Berangkat dengan penuh keyakinan. Berjalan dengan penuh keikhlasan. Istiqomah dalam menghadapi cobaan.

YAKIN, IKHLAS, ISTIQOMAH.

Karya ini kupersembahkan untuk kedua orang tuaku, saudara-saudariku, sahabatku, teman-teman seperjuangan, serta orang-orang yang senantiasa

mendoakan, memberikan nasehat, memberikan motivasi, dan

menyayangiku…

(3)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Kantor: Jl. Sultan Alauddin No. 259, Telp. (0411)-866132, Fax. (0411)-860132

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Dengan Skripsi : Efektivitas Pembelajaran Matematika Melalui Model Reciprocal Teaching pada Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 6 Makassar

Mahasiswa yang bersangkutan:

Nama Mahasiswa : HELMI

NIM : 10536 4450 12

Jurusan : Pendidikan Matematika

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Setelah diperiksa dan diteliti, maka skripsi ini telah memenuhi persyaratan dan layak untuk diujikan.

Makassar, September 2016 Disetujui Oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Hasaruddin Hafid, M.Ed. Dra. Hastuty Musa, M. Si.

Diketahui:

Dekan FKIP Ketua ProgramStudi

Unismuh Makassar PendidikanMatematika

Dr. Andi Sukri Syamsuri, M. Hum Mukhlis, S.Pd., M.Pd

NBM : 858 625 NBM. 955 732

(4)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Kantor: Jl. Sultan Alauddin No. 259, Telp. (0411)-866132, Fax. (0411)-860132

iv

SURAT PERNJANJIAN Saya bertanda tangan di bawah ini:

Nama : HELMI

NIM : 10536 4450 12

Jurusan : Pendidikan Matematika

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya akan menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).

2. Dalam menyusun skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.

3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (Plagiat) dalam penyusunan skripsi.

4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, September 2016 Yang Membuat Pernjanjian

HELMI

(5)

vii

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Efektivitas Pembelajaran Matematika Melalui Model Reciprocal Teaching Pada Siswa Kelas VII.B SMP Muhammadiyah 6 Makassar” guna

memenuhi sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana program studi Matematika pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Tidaklah mudah untuk dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa sejak penyusunan draft sampai skripsi ini rampung, banyak hambatan, rintangan dan halangan, namun berkat bantuan, motivasi dan doa dari berbagai pihak semua ini dapat teratasi dengan baik. Penulis berharap dengan selesainya skripsi ini, bukanlah akhir dari sebuah karya melainkan awal dari semuanya, awal dari perjuangan hidup dan awal dari sebuah doa yang selalu menyertainya.

Aamiin.

Terima kasih yang tak terhingga penulis ucapkan kepada Ayahanda Jasman dan Ibunda Hapisa serta saudara-saudaraku tercinta kakak Mirna Wati Jasman, Dan Supriadi Jasman yang telah memberikan segala doa, cinta, perhatian, kasih sayang, motivasi baik moril maupun materil dengan penuh keikhlasan serta doa restunya yang selalu mengiringi penulis dalam setiap langkah selama menempuh pendidikan. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua.

(6)

ix

Penulis menyadari kelemahan serta keterbatasan yang ada sehingga dalam menyelesaikan skripsi ini memperoleh bantuan dari berbagai pihak, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Dr. H. Irwan Akib, M.Pd., Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Dr. Andi Sukri Syamsuri, M. Hum., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Drs. Baharullah, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Mukhlis S.Pd., M.Pd., Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

5. Dr. H. Irwan Akib, M.Pd., sebagai Pembimbing I dan H. Sukarna, S.Pd., M. Si. sebagai Pembimbing II, yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan petunjuk serta koreksi dalam penyusunan skripsi, sejak awal hingga akhir penyusunan skripsi ini.

6. Dr. Bahrun Amin M.hum., sebagai Penasehat Akademik (PA), yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan arahan-arahan dan petunjuknya selama ini terkait aktivitas akademik.

7. Dr. Ilham Minggi, M.Si. dan Mansyur S.Pd., Validator atas segala bimbingan, motivasi dan dorongan memvalidkan penyusunan instrumen penelitian 8. Bapak-bapak dan Ibu-ibu Dosen Jurusan Pendidikan Matematika yang telah

menyalurkan ilmunya secara ikhlas serta mendidik penulis.

9. ISMAIL, S.Pd, MM. selaku kepala sekolah, Bapak/Ibu guru serta para staf SMP Muhammadiyah 6 Makassar yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan arahan selama melakukan penelitian.

(7)

x

10. Rekan seperjuangan Jurusan Pendidikan Matematika Angkatan 2012 terkhusus Kelas G Universitas Muhammadiyah Makassar, terima kasih atas solidaritas yang diberikan selama menjalani perkuliahan, semoga keakraban dan kebersamaan kita tidak berakhir sampai disini.

11. Sahabat-sahabatku Nining Amalia, Wiwi, Masni, Farida Arsyad, Desi Ayu Lisqia dan Hasrianti, terima kasih karna kebersamaan dengan kalian merupakan hal terindah dalam menjalani pasang surut kehidupan dibangku perkuliahan.

12. Para Sahabat, Rekan, Kakanda Dan Adinda terima kasih atas motivasi yang telah diberikan selama menyelesaikan program studi di Universitas Muhammadiyah Makassar.

13. Semua pihak yang telah memberikan bantuan yang tidak sempat disebutkan satu persatu semoga menjadi ibadah dan mendapat imbalan dari-Nya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan namun itulah usaha penulis yang maksimal. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan karya yang akan datang.

Semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin..

Makassar, September 2016

Penulis

(8)

vi ABSTRAK

Helmi, 2016. Efektivitas Pembelajaran Matematika melalui Model Reciprocal Teaching pada Siswa Kelas VII.B Muhammadiyah 6 Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing:Hsaruddin Hafid dan Hastuti Musa.

Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui ketercapaian ketuntasan belajar siswa, aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran, respon siswa terhadap pembelajaran, dan efektivitas pembelajaran matematika dengan model Reciprocal Teaching.

Desain penelitian yang digunakan adalah “One Group Pretest-Posttest Design”.

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen tes, lembar observasi untuk mengamati aktivitas, dan angket respon siswa untuk mengetahui tanggapan siswa. Teknik analisis data dilakukan dengan analisis deskriptif dan analisis inferensial.

Hasil analisis data menunjukkan bahwa (1) hasil belajar dengan model Reciprocal Teaching berada dalam kategori sedang dengan rata-rata skor 78,81 dari skor ideal 100 dan standar deviasi 10,28, (2) hasil observasi aktivitas siswa menyatakan bahwa aktivitas siswa pada pembelajaran Reciprocal Teaching lebih baik digunakan dalam pembelajaran matematika dengan skor 2,58 berada pada kategori aktif, (3) kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dari pertemuan pertama sampai pertemuan ke lima mengalami peningkatan, dan berada pada kategori terlaksana dengan skor 3,59, (4) respon siswa terhadap pembelajaran Reciprocal Teaching sebesar 87,44%, (5) pengujian hipotesis p- value0,000 < 0,05 = , maka H1diterima.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa model Reciprocal Teaching efektif diterapkan dalam pembelajaran matematika pada siswa Kelas VII.B Muhammadiyah 6 Makassar.

Kata Kunci: Efektivitas, Hasil Belajar, Model Reciprocal Teaching

(9)

xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

SURAT PERJANJIAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi BAB I PENDAHULUAN ...

A. Latar Belakang Masalah...

B. Rumusan Masalah ...

C. Tujuan Penelitian ...

D. Manfaat Penelitian ...

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR

DAN HIPOTESIS PENELITIAN ...

A. Kajian Pustaka ...

1. Efektivitas Pembelajaran...

2. Hasil Belajar Matematika...

a. Belajar ...

b. Hasil Belajar...

3. Pengertian Pembelajaran ...

4. Hakekat Matematika ...

5. Model Pembelajaran...

6. Reciprocal Teaching ...

7. Materi Sistem Persamaan Linear dengan Dua Variabel ...

B. Kerangka Pikir ...

C. Hipotesis Penelitian...

(10)

xiii

BAB III METODE PENELITIAN ...

A. Jenis Penelitian ...

B. Variabel dan Desain Penelitian ...

C. Populasi dan Sampel ...

D. Definisi Operasional Variabel ...

E. Prosedur Penelitian ...

F. Instrumen Penelitian ...

G. Teknik Pengumpulan Data ...

H. Teknik Analisis Data ...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...

A. Hasil Penelitian ...

B. Pembahasan ...

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...

A. Kesimpulan ...

B. Saran ...

DAFTAR PUSTAKA ...

LAMPIRAN-LAMPIRAN ...

RIWAYAT HIDUP

(11)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Langkah-langkah Pembelajaran Melalui model Reciprocal Teaching ...

3.1 One-group pretest-posttest design ...

3.2 Konversi Nilai Tingkat Keterlaksanaan Model Pembelajaran...

3.3 Kategori Standar Penilaian Berdasarkan Ketetapan Departemen

Pendidikan Nasional ...

3.4 Kategorisasi Standar Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII.B Muhammadiyah 6 Makassar...

3.5 Klasifikasi Gain ternormalisasi ...

3.6 Kategori Aspek Aktivitas Siswa...

4.1 Statistik Skor Hasil Tes Kemampuan Awal Matematika Siswa

Kelas VII.B ...

4.2 Distribusi dan Persentase Skor Hasil Tes Kemampuan Awal

Matematika Siswa Kelas VII.B... …………..

4.3 Statistik Skor Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII.B

Setelah Diberikan Perlakuan... …………..

4.4 Distribusi dan Persentase Skor Hasil Belajar Matematika Siswa

Kelas VII.B Setelah Diberikan Perlakuan... …………..

4.5 Deskripsi Pencapaian Ketuntasan Belajar matematika pada Siswa

Kelas VII.B Muhammadiyah 6 Makassar...…………...

4.6 Deskripsi Aktivitas Siswa selama Mengikuti Pembelajaran

Matematika Melalui Model Reciprocal Teaching ... ………

4.7 Deskripsi Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika Melalui

Model Reciprocal Teaching... ………

4.8 Deskripsi Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Matematika

Melalui Model Reciprocal Teaching ... ………

4.9 Pencapaian Keefektifan Model Reciprocal Teaching... ………

(12)

74

DAFTAR PUSTAKA

Arafah, Akbar. 2014. Efektivitas Pembelajaran Matematika Melalui Penerapan Metode Index Card Match pada Kelas X.3 SMA Muhammadiyah Limbung Kabupaten Gowa. Skripsi tidak diterbitkan. Makassar: FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar.

Arifiyandi, Risky Gani. 2012. Peningkatan Hasil belajar Matematika melalui Model Reciprocal Teaching Pokok Bahasan Teorema Pythagoras Siswa Kelas VIII Semester 1 SMP Negeri 2 Porong. Skripsi tidak diterbitkan.

Malang: IKIP Budi Utomo Malang.

Hasanuddin. 2010. Keefektifan Model Pembelajaran Berdasarkan Teori Konstruktivis pada Pembelajaran Matematika di SMP Negeri 15 Makassar. Tesis tidak diterbitkan. Makassar: PPs UNM.

Heriawan, Adang, dkk. 2012. Metodologi Pembelajaran Kajian Teoretis Praktis.

Serang-Banten: Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru (LP3G).

Isjoni. 2007. Cooperatif Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung:

Alfabeta

Rosnaeni. 2006. Efektivitas Pembelajaran Matematika Dengan menggunakan Model Pembelajaran Terbalik (Reciprocal Teaching) Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 6 Makassar. Skripsi tidak diterbitkan. Makassar: FMIPA Universitas Negeri Makassar.

Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran INOVATIF dalam Kurikulum 2013.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

(13)

75

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sukino. 2014. Matematika Jilid 1A untuk SMA/MA Kelas X Semester 1 (Berdasarkan Kurikulum 2013). Jakarta: Erlangga.

Suprijono, Agus. 2009. Cooperatif Learning: Teori & Aplikasi PAIKEM.

Surabaya: Pustaka Pelajar.

Surahman, Edi. 2015. Efektivitas Pembelajaran Matematika Melalui Penerapan Model Kooperatif Tipe Teams Assisted Individualization (TAI) pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Polongbangkeng Selatan Kabupaten Takalar. Skripsi tidak diterbitkan. Makassar: Unismuh Makassar.

Suyono dan Harianto. 2014. Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Konsep Dasar.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Tim Penyusun FKIP Unismuh Makassar. 2014. Pedoman Penulisan SKRIPSI.

Makassar: FKIP Unismuh Makassar.

Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.

Jakarta: Prestasi Pustaka.

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:

Kencana.

Wirodikromo, Sartono. 2009. Matematika Jilid 1 untuk SMA Kelas X. Jakarta:

Erlangga.

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan sebagai salah satu aspek dalam meningkatkan sumber daya manusia.Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap tempat yang memiliki sejumlah popoulasi manusia pasti membutuhkan pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang dapat mempercepat terjadinya proses perubahan dalam masyarakat dan mempengaruhi kehidupan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam usaha pengembangan pendidikan tersebut, matematika merupakan salah satu ilmu yang memegang peranan penting serta mempunyai andil yang cukup besar terhadap pengembangan ilmu pengetahuan yang lain.

Matematika juga memegang peranan penting dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, pembelajaran matematika harus dilaksanakan semaksimal mungkin oleh semua pihak.

Namun kenyataannya, pembelajaran matematika saat ini belum sesuai dengan yang diharapkan. Masih banyak siswa yang cenderung tidak tertarik untuk belajar matematika dan hasil belajarnya pun kurang maksimal. Oleh karena itu, guru harus memilih model pembelajaran yang tepat karena hal tersebut banyak mempengaruhi hasil belajar. Selain guru harus membenahi cara mengajarnya, siswa seharusnya tidak hanya sekedar menirukan apa yang dilakukan oleh guru, tetapi harus secara aktif berbuat atas dasar kemampuan dan keyakinan sendiri.

(15)

Karena pentingnya peranan matematika maka pelajaran matematika di setiap jenjang pendidikan formal perlu mendapat perhatian yang sunguh- sungguh,dan sangatlah diharapkan agar siswa menguasai mata pelajaran matematika sesuai dengan tuntutan kurikulum. Namun, berdasarkan hasil wawancara guru bidang studi matematika di SMP Muhammadiyah 6 Makassar yang dilakukan pada tanggal 2 Mei 2016 oleh peneliti bahwa sampai saat ini hasil belajar matematika yang indikatornya berupa nilai atau skor yang dicapai peserta didik masih tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata yang diperoleh siswa kelas VII yang hanya mencapai 60.00. Nilai rata-rata yang diperoleh tersebut masih di bawah standar yang telah ditentukan oleh sekolah, yaitu 70.00.

Terdapat beberapa permasalahan dalam kegiatan pembelajaran matematika di sekolah yaitu: (1) Pada saat proses pembelajaran matematika berlangsung, perhatian siswa tidak terpusat pada kegiatan pembelajaran, (2) Siswa kurang berminat dengan pembelajaran matematika, karena menganggap pelajaran tersebut sangat susah, (3) Motivasi belajar siswa yang masih rendah, (4)Metode pembelajaran matematika yang digunakan oleh guru adalah metode ceramah, sehingga kurang melibatkan siswa secara langsung, (5) Siswa kurang aktif dalam proses belajar mengajar, dan hanya dua atau tiga orang siswa yang berani bertanya dan menjawab pertanyaan guru.

Kurangnya antusias siswa untuk belajar matematika dapat disebabkan oleh model yang digunakan oleh guru masih menggunakan model pembelajaran yang strategi mengajarnya lebih banyak diberikan melalui ceramah. Proses

(16)

pembelajaran semacam ini masih didominasi oleh guru dan tidak memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang secara mandiri. Pembelajaran ini terkesan monoton dan kurang menarik yang menyebabkan siswa mengalami depresi mental seperti bosan, ngantuk, bahkan frustasi dalam menghadapi pelajaran matematika.

Salah satu upaya untuk memotivasi siswa dalam belajar yakni berupa penerapan model pembelajaran yang lebih mengutamakan keaktifan siswa dan memberi kesempatan untuk mengembangkan potensinya secara maksimal.Dan mengingat bahwa kemampuan siswa dalam memahami pelajaran dan tingkat kepercayaan diri yang berbeda maka harus ditekankan adanya interaksi antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa. Hal ini akan memudahkan siswa untuk saling berbagi ilmu dan juga memberikan peluang untuk maju bagi siswa yang kurang tanggap menerima pelajaran. Hal ini bisa terbentuk melalui penerapan model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching).

Menurut Trianto (2011:96) model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) merupakan suatu pembelajaran yang berdasar pada prinsip-prinsip pembuatan/pengajuan pertanyaan.Dengan pengajaran terbalik guru mengajarkan siswa keterampilan-keterampilan kognitif dengan menciptakan pengalaman belajar, melalui pemodelan perilaku tertentu dan kemudian membantu siswa mengembangkan keterampilan tersebut atas usaha mereka sendiri dengan pemberian semangat dan dukungan. Salah satu alternatif yang biasa digunakan dalam strategi yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan

(17)

analisis terhadap konsep yang dibacanya, melakukan langkah-langkah berupa pemecahan masalah, menyusun pertanyaan atau menjelaskan konsep yang dipelajarinya dan memprediksikannya.

Model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) guru menunjuk seorang siswa untuk menggantikan peranannya sebagai guru dan bertindak sebagai pemimpin diskusi dalam kelompok tersebut, dan guru beralih peran dalam kelompok tersebut sebagai motivator, mediator, pelatih, dan memberi dukungan, umpan balik serta semangat bagi siswa. Secara bertahap dan berangsur-angsur guru mengalihkan tanggung jawab pengajaran yang lebih banyak kepada siswa dalam kelompok, serta membantu memonitor berfikir dan strategi yang digunakan. Bila pembelajaran terbalik ini diterapkan dalam pembelajaran matematika diharapkan kemandirian siswa dalam proses pembelajaran dapat terwujud.

Berdasarkan uraian di atas, penulis terdorong untuk mengkaji lebih jauh dengan mengangkat judul penelitian “Efektivitas Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Model Reciprocal Teaching pada Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 6 Makassar”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah Pembelajaran Matematika Efektif Melalui Penerapan Model Reciprocal Teaching Pada Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 6 Makassar” ?

(18)

Indikator keefektifan pembelajaran matematika yaitu:

1. Hasil belajar matematika siswa

2. Aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran matematika

3. Respon siswa terhadap pembelajaran matematika.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pembelajaran Matematika melalui penerapan model Reciprocal Teaching Pada Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 6 Makassar ditinjau dari indikator keefektivan pembelajaran Matematika, yaitu:

1. Hasil belajar matematika siswa

2. Aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran matematika

3. Respon siswa terhadap pembelajaran matematika.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini diantaranya adalah:

1. Bagi Siswa:

a. Siswa menjadi senang dan lebih tertarik terhadap matematika karena siswa dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran.

(19)

b. Menumbuhkan kebiasaan bekerjasama dan berkomunikasi dengan guru dan siswa yang lain.

2. Bagi guru:

Sebagai acuan untuk mengarahkan dan membimbing siswa dalam mencapai hasil belajar yang lebih baik melalui penerapan model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching).

3. Bagi sekolah:

Dapat memberikan manfaat dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran matematika dan kualitas dari siswa dan sekolah.

4. Bagi penulis:

Penelitian ini menjadi media dalam usaha melatih diri menyatakan atau menyusun buah pikiran secara tertulis dan sistematis, sekaligus mengaplikasikan ilmu yang diperoleh

(20)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIRDAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Landasan Teori

1. Efektivitas Pembelajaran

Efektivitas berasal dari kata dasar “efektif”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 352), efektif berarti: (1) ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya), (2) manjur atau mujarab, (3) dapat membawa hasil, berhasil guna.

Sedangkan kata efektivitas memiliki arti: (1) keadaan berpengaruh: hal berkesan, (2) kemanjuran, kemujaraban, (3) keberhasilan usaha atau tindakan

Pada dasarnya efektivitas ditujukan untuk menjawab pertanyaan seberapa jauh tujuan pembelajaran telah dapat dicapai oleh peserta didik. Perlu diingat bahwa strategi yang paling efisien sekalipun tidak otomatis menjadi strategi yang efektif. Untuk mengukur efektivitas dari suatu tujuan pembelajaran dapat dilakukan dengan menentukan seberapa jauh konsep-konsep yang telah dipelajari dapat dipindahkan ke dalam mata pelajran selanjutnya atau penerapan secara praktis dalam kehidupan sehari-hari.

Perbedaan antara tingkat efesiensi dan efektivitas dalam pemilihan model pembelajaran dapat dijelaskan sebagai berikut, yaitu apabila tujuan pembelajaran dapat dicapai dalam jangka waktu yang lebih singkat melalui suatu strategi dari pada strategi yang lain, maka strategi tersebut dikatakan cukup efesien dalam mencapai tujuan. Sedangkan apabila penerapan suatu strategi dibandingkan

(21)

strategi yang lainnysa dapat membuat peserta memiliki kemampuan mentransfer informasi atau keterampilan yang telah dipelajari secara lebih besar, maka strategi tersebut dikatakan cukup efektif dalam mencapai tugas pembelajaran (Hamzah, 2012: 29).

Kriteria keefektifan pembelajaran matematika melalui model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) ditinjau dari aspek yaitu:

a) Hasil belajar dapat dilihat dari hasil belajar yang telah mencapai ketuntasan individual, yakni siswa telah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan oleh sekolah yang bersangkutan.

b) Aktivitas belajar matematika adalah proses komunikasi antara siswa dan guru dalam lingkungan kelas baik proses akibat dari hasil interaksi siswa dengan guru atau siswa degan siswa sehingga menghasilkan perubahan akademik, sikap, tingkah laku, dan keterampilan yang akan diamati melalui perhatian siswa, kesungguhan siswa, kedisiplinan siswa, keterampilan siswa dalam bertanya/menjawab. Aktivitas siswa dalam pembelajaran bisa positif, maupun negatif. Aktivitas siswa yang positif misalnya: mengajukan pendapat atau gagasan, mengerjakan tugas atau soal, komunikasi dengan guru secara aktif dalam pembelajaran dan komunikasi dengan sesama siswa sehingga dapat memecahkan suatu permasalahan yang sedang dihadapi, sedangkan aktivitas siswa yang negatif, misalnya mengganggu sesama siswa pada saat proses belajar mengajar di kelas, melakukan kegiatan lain yang tidak sesuai dengan pelajaran yang sedang diajarkan oleh guru.

(22)

c) Respon Siswa terhadap Pembelajaran yang Positif

Angket respon siswa digunakan untuk menjawab pertanyaan mengenai pembelajaran yang digunakan. Respon siswa adalah tanggapan siswa terhadap pelasanaan pembelajaran matematika setelah model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) diterapkan pada siswa (Latif, 2012: 13).

d) Kemampuan Guru dalam Mengelolah Pembelajaran

Guru merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil pelaksanaan dari pembelajaran yang telah diterapkan, sebab guru adalah pengajar di kelas. Untuk keperluan tugas guru sebagai pengajar, maka kemampuan guru yang banyak hubungannya dengan usaha meningkatkan proses pembelajaran dapat dikelompokkan dalam empat kemampuan yaitu:

1.Merencanakan program belajar mengajar

2.Melaksanakan dan memimpin/mengelolah proses belajar mengajar

3.Menilai kemajuan proses belajar mengajar

4.Menguasai bahan pelajaran dalam pengertian menguasai bidang studi atau mata pelajaran yang dipegangnya.

Keempat kemampuan guru di atas merupakan kemampuan yang sepenuhnya harus dikuasai guru. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan guru dalam mengelolah pembelajaran adalah kemampuan

(23)

guru dalam melaksanakan serangkaian kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.

2. Definisi pembelajaran

Pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang kompleks, yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan. Pembelajaran secara simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup. Dalam makna konpleks pembelajaran hakikatnya adalah usaha sadar dari seseorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan.

Dari makna ini terlihat jelas bahwa pembelajaran merupakan interkasi dua arah dari seorang guru dan peserta didik, dimana terarah menuju pada suatu target yang telah ditetapkan sebelumnya. Menurut Wenger (1998: 227; 2006: 1) pembelajaran bukanlah aktivitas, sesuatu yang dilakukan oleh seseorang ketika ia tidak melakukan aktivitas yang lain.

3. Hakekat Belajar Matematika

Bagi kita yang aktif dalam dunia pendidikan pasti akan selalu mempertanyakan apa sebenarnya belajar itu, sejak kapan manusia belajar dan bagaimana belajar terjadi? Secara sederhana, Anthony Robbins mendefinisikan belajar sebagai proses menciptakan hubungan antara sesuatu (pengetahuan) yang sudah dipahami dan sesuatu (pengetahuan) yang baru. Dari definisi ini dimensi belajar mulai memuat beberapa unsur , yaitu (1) penciptaan hubungan, (2) sesuatu hal, (pengetahuan) yang sudah dipahami, dan (3) sesuatu (pengetahuan) yang

(24)

baru. Jadi dalam makna belajar, di sini bukan berangkat dari sesuatu yang benar – benar belum diketahui tapi merupakan keterkaitan dari dua pengetahuan yang sudah ada dengan pengetahuan baru.

Pandangan Anthony Robbins senada dengan apa yang dikemukakan oleh Jerome Brunner (Romberg dan Kaput, 1999), bahwa belajar adalah suatu proses aktif dimana siswa membangun (mengkonstruk) pengetahuan yang baru berdasarkan pada pengalaman / pengetahuan yang sudah dimilikinya. Dalam pandangan kontruktivisme, belajar bukanlah semata – mata mentransfer pengetahuan yang ada diluar dirinya, melaikan belajar lebih pada bagaimana otak memproses dan menginterprestasikan pengalaman yang baru.

Secara umum belajar adalah sebagai perubahan pada individu yang terjadi melalui pengalaman dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir.Manusia banyak belajar sejak lahir dan bahkan ada yang berpendapat sebelum lahir.Bahwa belajar dan perkembangan sangat erat kaitannya.

Dalam belajar matematika , siswa bukan hanya dituntut untuk mengetahui simbol-simbol dan menghafal aturan – aturan atau rumus – rumus tersebut namun harus melalui proses observasi, menebak dan merasakan, mengetes hipotesa (penyelidikan), mencari analogi dan akhirnya merumuskan teorema-teorema.

(25)

4. Hasil Belajar Matematika

Memberikan penilaian terhadap hasil belajar siswa merupakan kewajiban seorang guru dan mutlak dilakukan. Dikatakan kewajiban bagi setiap guru karena pada akhirnya guru harus dapat memberikan informasi kepada siswanya, bagaimana dan sampai di mana penguasaan dan keterampilan yang telah dicapai oleh siswanya.

Menurut pendapat Kripsin dan Feldhusen (Hamzah, 2012: 190) evaluasi adalah satu-satunya cara untuk menentukan ketepatan pembelajran dan keberhasilan. Dengan demikian dapat dikatakan indikator pembelajaran efektif dapat diketahui dari hasil belajar yang baik.Petunjuk keberhasilan belajar siswa dapat dilihat bahwa siswa tersebut menguasai materi pelajaran yang diberikan.

Namun karena, kemampuan siswa yang bervariasi menyebabkan tidak semua siswa dapat menguasai materi secara tuntas.

Hasil belajar menurut Gagne (Latif, 2012: 15) adalah kemampuan- kemampuan yang dimiliki siswa sebagai akibat perbuatan belajar dan dapat diamati melalui penampilan siswa. Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh dan dimiliki oleh siswa setelah melibatkan masalah-masalah yang ada hubungannya dengan materi pelajaran yang diberikan.Hasil belajar yang dicapai dalam bidang studi tertentu disebut prestasi belajar siswa dalam bidang studi itu. Prestasi belajar sama dengan tingkat penguasaan yang telah dicapai oleh siswa yang mengikuti proses belajar-mengajar.

(26)

Dari uraian di atas, maka yang dimaksud dengan hasil belajar adalah ukuran keberhasilan seorang siswa setelah menempuh proses belajar-mengajar di sekolah yang dapat diketahui dengan menggunakan alat ukur yang disebut tes hasil belajar.

Hasil belajar dimaksudkan untuk mengukur keberhasilan siswa yang berkaitan dengan aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.Hasil belajar siswa dalam bidang studi tertentu dapat diketahui dengan jalan melakukan pengukuran yang dikenal dengan istilah pengukuran hasil belajar. Pengukuran hasil belajar adalah suatu tindakan atau kegiatan untuk melihat sejauh mana tujuan dapat dicapai oleh siswa setelah menempuh proses belajar mengajar.

5. Pembelajaran Terbalik (Reciprocal Teaching)

a. Pengertian Pembelajaran Terbalik (Reciprocal Teaching)

Pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) merupakan prosedur pengajaran yang digunakan Brown dan Palinscar untuk mengembangkan pemantauan kognitif, pelajar diminta secara bergantian memimpin kelompok belajar dalam menggunakan strategi untuk memahami dan mengingat suatu bacaan. Cara pengajaran ini menuntut sekelompok kecil pelajar, sering kali dengan pimpinan orang dewasa, secara aktif mendiskusikan bacaan pendek dengan tujuan membuat ringkasan, mengajukan pertanyaan untuk meningkatkan pemahaman, mengeluarkan pertanyaan untuk memperjelas gagasan atau kata-kata

(27)

yang sulit atau membingungkan, dan memperkirakan hal yang akan terajdi selanjutnya.

Melalui pengajaran terbalik siswa diajarkan empat strategi pamahaman yaitumembuat rangkuman, pengajuan pertanyaan, pengklarifikasian (menjelaskan kembali) dan prediksi (http://ramdani-miftah.blogspot.com/2012/01/model- reciprocal-teaching-untuk.html). Adapun tujuan dari setiap strategi-strategi yang dipilih adalah sebagai berikut:

1). Membuat rangkuman

Strategi merangkum ini bertujuan untuk menentukan intisari dari teks bacaan, memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi dan mengintegrasikan informasi yang paling penting dalam teks.

2). Membuat pertanyaan dan jawaban

Strategi bertanya ini digunakan untuk memonitor dan mengevalusi sejauhmana pemahaman pembaca terhadap bahan bacaan. Pembaca dalam hal ini siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada dirinya sendiri atau dalam bentuk self-test untuk memastikan bahwa mereka dapat memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mereka dengan baik.

3). Memprediksi

Pada tahap ini pembaca diajak untuk melibatkan pengetahuan yang sudah diperolehnya dahulu untuk digabungkan dengan informasi yang diperoleh dari teks yang dibaca untuk kemudian digunakan dalam mengimajinasikan

(28)

kemungkinan yang akan terjadi berdasar atas gabungan informasi yang sudah dimilikinya. Setidaknya siswa diharapkan dapat membuat dugaan tentang topik dari paragraf selanjutnya.

4). Menjelaskan kembali

Strategi menjelaskan kembali merupakan kegiatan yang penting terutama ketika belajar dengan siswa yang memiliki sejarah kesulitan yang berbeda.

Strategi ini memberikan penekanan kepada siswa untuk menjadi guru atau pemimpin diskusi di kelompoknya masing-masing.

b. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Terbalik (Reciprocal Teaching) 1. Kelebihan Pembelajaran Terbalik (Reciprocal Teaching):

a). Mengembangkan kreativitas siswa b). Memupuk kerjasama antara siswa.

c). Menumbuhkan bakat siswa terutama dalam berbicara dan mengembangkan sikap.

d). Siswa lebih memperhatikan pelajaran karena menghayati sendiri.

e). Melatih siswa untuk menganalisa masalah dan mengambil kesimpulan dalam waktu singkat.

f). Menumbuhkan sikap menghargai guru karena siswa akan merasakan perasaan guru pada saat mengadakan pembelajaran.

g). Dapat digunakan untuk materi pelajaran yang banyak dan alokasi waktu yang terbatas.

(29)

2. Kelemahan Pembelajaran Terbalik (ReciprocalTeaching):

a). Pada proses tanya jawab hanya dikuasai oleh siswa yang berani mengungkapkan pendapat saja sedangkan siswa yang pasif akan cenderung diam.

b). Kurangnya perhatian siswa kepada pelajaran dan hanya memperhatikan aktifitas siswa yang berperan sebagai guru membuat kesimpulan akhir sulit tercapai.

Untuk mengatasi dan mengurangi dampak kelemahan penggunaan model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching), peneliti dan guru selalu memberikan bimbingan dan pengarahan dalam berbagai kesempatan.Motivasi siswa menjadi bagian penting untuk menumbuhkan kesadaran pada diri siswa terhadap keseriusan pembelajaran (http://wbungs.blogspot.com/).

c. Langkah-langkah Pembelajaran Model Pembelajaran Terbalik (Reciprocal Teaching)

1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa serta menginformasikan bahwa akan ditunjuk seorang siswa untuk berperan sebagai “guru” di kelompoknya masing-masing.

2. Guru menyampaikan langkah-langkah pembelajaran yang akan digunakan selama proses pembelajaran berlangsung.

3. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk membuat rangkuman materi kemudian membuat pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang telah dirangkum dan menjawab pertanyaan tersebut.

(30)

4. Guru mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 5- 6 orang siswa.

5. Guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang akan dipergunakan pada pertemuan tersebut, dan siswa menyiapkan bahan ajar lain (buku paket) yang mereka miliki sebagai penunjang untuk mengerjakan LKS.

6. Siswa ditugaskan mengerjakan LKS dengan cara berdiskusi dengan teman sekolompoknya.

7. Pada saat sedang mengerjakan LKS, guru menunjuk salah seorang siswa pada masing-masing kelompok untuk berperan sebagai “guru” dan juga sebagai pemimpin diskusi untuk kelompoknya masing-masing.

8. Dengan metode tanya jawab, guru menyampaikan kembali materi secara singkat untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa (http://ramdani- miftah.blogspot.com/2012/01/ model-reciprocal-teaching-untuk.html).

B. Kerangka Pikir

Proses belajar mengajar sangat ditentukan oleh adanya interaksi edukatif dari komponen pembelajaran yang meliputi guru, siswa, materi pelajaran, serta model pembelajaran. Guru sebagai pelaksana dalam pengajaran matematika harus memilih dan menerapkan suatu cara mengajar yang sesuai dengan karakteristik bahan pelajaran, supaya siswa dapat belajar dengan baik sehingga hasil belajarnya dapat meningkat

Pembelajaran terbalik adalah prosedur pembelajaran untuk mengajarkan kepada siswa empat macam strategi pemahaman mandiri yaitu merangkum,

(31)

bertanya, menjelaskan, dan memprediksi.Pada saat pembelajaran berjalan situasi terbalik, yaitu siswa mengambil giliran dan melaksanakan peran guru dan bertindak sebagai pemimpin diskusi untuk kelompok tersebut. Sedangkan guru memberikan dukungan sebagai umpan balik dan semangat ketika siswa belajar strategi dan saling mengajar satu sama lain.

Untuk memenuhi tuntutan kurikulum pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) dipandang oleh penulis merupakan salah satu pembelajaran yang memenuhi dan mampu mengefektifkan pembelajaran di dalam kelas.

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan masalah, tinjauan pustaka serta kerangka pikir di atas, maka dalam penelitian ini diajukan hipotesis mayor dan minor. Sebagai berikut:

1. Hipotesis Mayor

“Pembelajaran matematika melalui penerapan pendekatan Reciprocal Teaching diterapkan pada siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 6 Makassar”.

2. Hipotesis Minor a. Hasil Belajar

1. Rata-rata hasil belajar siswa setelah diajar dengan model Reciprocal Teaching lebih besar dari 69,9 dengan nilai KKM 70.

H0 : µB 69,9 melawan H1 : µB > 69,9

Keterangan: µB = Parameter hasil belajar matematika siswa

2. Ketuntasan belajar siswa dengan menggunakan model Reciprocal Teaching secara klasikal lebih besar dari 79,9% dengan nilai klasikal minimal 80%.

(32)

H0 : π 79,9% melawan H1 : π> 79,9%

Keterangan: π = presentase hasil belajar matematika secara klasikal

3. Rata-rata gain ternormalisasi hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan model Reciprocal Teaching lebih besar dari 0,29 dengan nilai gain 0,3.

0,29 melawan 0,29

Keterangan: = Parameter rata-rata skor gain ternormalisasi b. Aktivitas siswa

Rata-rata skor aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran matematika melalui model Reciprocal Teaching minimal berada pada kategori aktif.

c. Respon siswa

Persentase respon positif siswa setelah diterapkan model Reciprocal Teaching 75%

(33)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang melibatkan satu kelas sebagai kelas eksperimen dengan tujuan untuk mengetahui keefektifan model Pembelajaran terbalik dalam pembelajaran matematikapada siswa kelasVII SMP Muhammadiyah 6 Makassar.

B. Variabel dan Desain Penelitian

1. Variabel Penelitian

Variabel yang dilibatkan dalam penelitian ini secara operasional didefenisikan sebagai berikut:

a. Efektivitas pembelajaran matematika adalah suatu keadaan sejauh mana keberhasilan yang diperoleh siswa setelah pelaksanaan proses belajar mengajar.

b. Pembelajaran matematika dengan model Pembelajaran terbalik merupakan penggunaan berbagai macam kecerdasan yang diperlukan untuk melakukan sebuah konfrontasi terhadap tantangan dunia nyata,

(34)

kemampuan untuk menghadapi segala sesuatu yang baru dan kompleksitas yang ada.

c. Hasil belajar matematika siswa adalah kulminasi tingkat keberhasilan siswa atau nilai hasil tes matematika siswa setelah diajar melalui model Pembelajaran terbalik

d. Aktivitas siswa adalah sikap atau perilaku siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

e. Respon siswa adalah tanggapan siswa tentang cara mengajar guru selama pembelajaran berlangsung.

f. Keterlaksanaan pembelajaran yaitu sikap atau perilaku guru selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung dan hasil observasi selama pengajaran dengan menggunakan model Pembelajaran langsung.

2. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain “The one Group Pretest-postest Design”.Desain ini digunakan karena penelitian ini hanya melibatkan satu kelas yaitu kelas eksperimen yang dilaksanakan tanpa adanya kelas pembanding, namun diberi tes awal dan tes akhir disamping perlakuan.

Untuk lebih jelasnya desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Pretest Treatment Posttest

O1 X O2

Sumber : Sugiyono (2011:74)

(35)

Keterangan :

O1: Nilai pretest sebelum diterapkan model pembelajaran terbalik

O2: Nilai posttest setelah diterapkan model pembelajaran terbalik

X: Perlakuan (Treatment)

C. Definisi Operasional Variabel

Untuk menggambarkan variabel yang digunakan dalam penelitian ini secara operasional dinyatakan sebagai berikut:

1. Perlakuan

Perlakuan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching).Model pembelajaran terbalik merupakan model yang mangajarkan empat strategi pemahaman. Selain dapat menciptakan pemahaman baru yang menuntut aktivitas kreatif produktif yang mendorong siswa untuk berpikir dan berpikir ulang lalu mendemonstrasikan, model ini juga dapat mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran.

2. Keterlaksanaan Pembelajaran

Yang dimaksud keterlaksanaan pembelajaran dalam penelitian ini adalah kemampuan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran terbalik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun.

(36)

3. Hasil Belajar Matematika

Hasil belajar matematika merupakan suatu puncak proses balajar. Hasil belajar tersebut terjadi karena evaluasi guru.Jika dikaitkan dengan belajar matematika, maka hasil belajar matematika adalah suatu hasil yang diperoleh siswa dalam menekuni dan mempelajari matematika.

Hasil belajar siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah skor yang dicapai oleh siswa setelah proses pembelajaran dengan model pembelajaran terbalik melalui tes belajar.

4. Aktivitas Siswa

Yang dimaksud dengan aktivitas siswa adalah kegiatan siswa/proses aktif siswa dalam melakukan suatu kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) dalam jangka waktu tertentu pada siswa VII SMP Muhammadiyah 6 Makassar

5. Respons Siswa

Respons siswa yang dimaksudkan adalah pendapat siswa terhadap pembelajaran matematika setelah mendapatkan pengajaran materi dengan menggunakan model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching)dalam jangka waktu tertentu pada siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 6 Makassar.

(37)

6. Keterlaksanaan pembelajaran

Keterlaksanaan pembelajaran yaitu sikap atau perilaku guru selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung dan hasil observasi selama pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching).

D.Prosedur Penelitian

Setelah menetapkan sampel penelitian maka pelaksanaan eksperimen dilaksanakan sebagai berikut:

1. Tahap persiapan

- Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

- Membuat LKS.

- Membuat lembar observasi aktivitas guru dalam mengolah pembelajaran.

- Membuat lembar observasi aktivitas belajar siswa.

- Membuat angket respon siswa dalam pembelajaran.

- Membuat tes hasil belajar dalam bentuk essay.

2. Tahap pelaksanaan

- Memberikan pretest kepada siswa.

(38)

- Melaksanakan pembelajaran terhadap kelas yang terpilih dengan menggunakan modelpembelajaran terbalik (reciprocal teaching)..

Pembelajaran dilakukan selama empat kali pertemuan.

- Memberikan post test kepada siswa.

3. Tahap akhir

- Mengumpulkan data dari proses eksperimen.

- Mendeskripsikan data sesuai dengan variabel yang telah ditentukan.

- Melakukan analisis data dengan teknik statistika yang relevan.

E. Instrumen Penelitian

Adapun instrumen penelitian yang akan digunakan adalah sebagai berikut:

1. Tes Hasil Belajar

Untuk mengetahui data mengenai hasil belajar matematika siswa digunakan satu perangkat alat instrumen yaitu tes hasil belajar yang dikembangkan sendiri oleh peneliti. Tes ini digunakan unuk mengukur tingkat penguasaan siswa terhadap materi setelah belajar dalam jangka waktu tertentu.

Bentuk yang digunakan adalah bentuk essay yang berjumlah empat soal dengan skor maksimal 70. Namun, sebelum tes hasil belajar itu dibuat, terlebih dahulu dibuatkan kisi-kisi agar masing-masing bagian dalam materi dapat terwakilkan.

(39)

2. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Instrumen ini digunakan untuk mengetahui data tentang aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Komponen-komponen penilaian berkaitan dengan aktivitas siswa: siswa yang memperhatikan informasi dan petunjuk-petunjuk dari guru, siswa yang memperhatikan penjelasan guru/demonstrasi pengetahuan dari teman/guru, siswa yang bertanya/menanggapi penjelasan yang disampaikan teman/guru, siswa yang mencatat sejumlah pengetahuan yang disampaikan teman/guru, siswa yang mengerjakan/menyelesaikan tugas yang diberikan guru di tempat masing-masing, siswa yang mengajukan diri untuk menyelesaikan soal, siswa yang menyelesaikan soal di papan tulis, siswa yang menjawab pertanyaan yang diajukan guru/temannya, siswa yang melakukan aktivitas lain yang tidak berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar, siswa yang mengerjakan PR dan siswa yang hadir

3. Angket Respon Siswa

Angket respon siswa dirancang untuk mengetahui respon siswa terhadap model pembelajaran yang diterapkan. Angket respon siswa menyangkut tentang minat mengikuti pembelajaran dan tanggapan siswa terhadap penggunaan model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) pada pembelajaran matematika.

(40)

F. Teknik Pengumpulan Data

Data hasil penelitian dikumpulkan dengan menggunakan instrumen penelitian berupa tes hasil belajar matematika, lembar observasi dan angket respons siswa yang telah dibuat oleh peneliti.

Data-data hasil penelitian (nilai post test) yang diperoleh dikumpulkan kemudian dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial.Skor tersebut mencerminkan hasil belajar yang dicapai oleh siswa selama penelitian berlangsung dan tes yang diberikan.

Data tentang aktivitas siswa dari setiap kelompok dikumpulkan dengan menggunakan observasi.Sedangkan data tentang respons atau tanggapan siswa dikumpulkan dengan menggunakan angket respons siswa.

G. Teknik Analisis Data.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Statistik Deskriptif.

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul. Termasuk dalam statistik deskriptif antara lain penyajian data melalui tabel, mean, median, modus, standar deviasi, dan perhitungan persentase.

(41)

a. Analisis hasil belajar matematika.

Hasil belajar siswa dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif dengan tujuan mendeskripsikan pemahaman materi matematika siswa setelah diterapkan Metode Reciprucal Teaching. Data mengenai hasil belajar matematika siswa digambarkan mengenai nilai rata-rata, nilai maksimum, nilai minimum dan standar deviasi.

Tabel Interpretasi Kategori Nilai Hasil Belajar Nilai Hasil Belajar Kategori

0 – 65 66 - 74 75 - 84 85 - 94 95 – 100

Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

Sumber: (Aisyah Imrana Kaisar: 2015) Disamping itu hasil belajar siswa juga diarahkan pada pencapaian hasil belajar secara individual. Kriteria seorang siswa dikatakan tuntas belajar apabila memenuhi kriteria ketuntasan minimal yang ditentukan oleh sekolah yakni 70,00.

Sedangkan ketuntasan klasikal tercapai apabila minimal 80% siswa di kelas tersebut telah mencapai skor paling sedikit 70,00.

Ketuntasan belajar klasikal =

(42)

Kategorisasi Standar Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIIB SMP Muhammadiyah 6 Makassar

Analisis data peningkatan hasil belajar

Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui gain (peningkatan) hasil belajar matematika siswa pada kelas eksperimen. Gain diperoleh dengan cara membandingkan hasil pretest dengan hasil posttest. Gain yang digunakan untuk menghitung peningkatan hasil belajar matematika siswa adalah gain ternormalisasi (normalisasi gain). Adapun rumus dari gain ternormalisasi adalah :

Keterangan :

: Rata-rata skor tes akhir

: Rata-rata skor tes awal

: Skor maksimum yang mungkin dicapai

Untuk klasifikasi gain ternormalisasi terlihat pada tabel berikut :

Skor Kategorisasi Ketuntasan Belajar

0 < 70 Tidak Tuntas

70 100 Tuntas

(43)

Kriteria Tingkat Gain Ternormalisasi Nilai Gain Ternormalisasi Kategori

g < 0,29 Rendah

0,29 g 0,69 Sedang

g ≥ 0,69 Tinggi

Sumber: Frismasari (2015:45) b. Analisis data akivitas siswa.

Analisis data aktivitas dilakukan dengan menentukan frekuensi dan persentase frekuensi yang dipergunakan oleh siswa dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan Metode Reciprucal Teaching.

Data mengenai aktivitas siswa dianalisis dengan menghitung persentase tiap aktivitas siswa.

Rumus :

Keterangan :

Aktivitas ke ...

Persentase aktivitas siswa

Banyaknya siswa yang melakukan n aktivitas jumlah siswa secara keseluruhan

Indikator keberhasilan aktivitas siswa dalam penelitian ini ditunjukkan dengan sekurang-kurangnya 70% siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

(44)

c. Respons Siswa

Data tentang respons siswa diperoleh dari angket respons siswa terhadap kegiatan pembelajaran. Selanjutnya dianalisis dengan mencari persentase jawabansiswa untuk tiap-tiap pertanyaan dalam angket. Respons siswa dianalisis dengan melihat presentase dari respons siswa.

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menganalisis data respons siswa adalah sebagai berikut :

1. Menghitung persentase banyak siswa yang memberikan respons positif dengan cara membagi jumlah siswa yang memberikan respons positif dengan jumlah siswa yang memberikan respons kemudian dikalikan 100%.

2. Menghitung persentase banyaknya siswa yang memberikan respons negatif dengan cara membagi jumlah siswa yang memberikan respons negatif dengan jumlah siswa yang memberikan respons kemudian dikalikan 100%.

Data mengenai respons siswa dianalisis dengan menghitung persentase tiap pilihan respons dengan menggunakan rumus :

Keterangan :

P : Persentase respons siswa yang menjawab ya.

F : Banyaknya siswa yang menjawab ya.

B : Banyaknya siswa yang mengisi angket.

(45)

Respons siswa dikatakan positif jika persentase respons siswa dalam menjawab ya untuk setiap aspek ≥ 70 %.

d. Analisis Data Keterlaksanaan Pembelajaran.

Analisis dilakukan terhadap hasil penilaian dari satu observer yang mengamati kemampuan guru mengelola pembelajaran matematika melalui penerapan Metode Reciprucal Teaching di dalam kelas. Penilaian yang diberikan untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran matematika yang di analisis dengan mencari rata – rata persentase setiap aspek dari beberapa pertemuan yang dilaksanakan.

RSP = Rata-rata skor penilaian X = Skor penilaian

N = Banyaknya aspek penilaian

Tabel 3.5 Konversi Nilai Rata-Rata Kemampuan Guru

Nilai Kriteria

0,00 ≤ X≤ 1,50 Tidak Baik

1,50 <X ≤ 2,50 Kurang Baik

2,50 <X≤ 3,50 Baik

3,50 <X≤ 4,00 Sangat Baik

Sumber : Sunoto (Zulfadli, 2014 : 20)

(46)

Berdasarkan tabel konversi rata-rata kemampuan guru dalam mengelolah pembelajaran maka Kriteria keterlaksanaan pembelajaran harus berada pada kategori terlaksana dengan baik.

2. Statistik Inferensial.

Sebelum melakukan uji statistik inferensial yaitu dengan menggunakan statistik Uji-t, maka terlebih dahulu dilakukan pengujian persyaratan analisis sebagai berikut

a. Uji normalitas.

Pengujian normalitas bertujuan untuk melihat apakah data tentang hasil belajar matematika siswa sebelum dan setelah perlakuan berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Untuk keperluan pengujian normalitas populasi digunakan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov dengan hipotesis sebagai berikut:

H0: Data berasal dari populasi yang berdistribusi normal H1: Data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal

Kriteria yang digunakan yaitu diterima H0 apabila P > α, dan H1 ditolak jika P < α dimana α = 0,05. Apabila P > α maka H0 diterima, artinya data hasil belajar matematika setelah perlakuan berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

(47)

b) Uji hipotesis.

1) Pengujian hipotesis berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)menggunakan uji kesamaan rata-rata yaitu dengan menerapkan teknik uji t satu sampel (One sample t-test).

One sample t-test merupakan teknik analisis untuk membandingkan satu

variabel bebas. Teknik ini digunakan untuk menguji apakah nilai tertentu berbeda secara signifikan atau tidak dengan rata-rata sebuah sampel. Pada uji hipotesis ini, diambil satu sampel yang kemudian dianalisis apakah ada perbedaan rata-rata dari sampel tersebut. Uji hipotesis dibuat dalam situasi ini, yaitu:

H0 : µ ≤ 69,9 melawan H1 : µ >69,9 Keterangan:

µ: Parameter skor rata-rata hasil belajar siswa

Kriteria pengambilan keputusan adalah:

Ho ditolak jika P-Value> α dan H1 diterima jika P-Value ≤ α, dimana α = 5%.

Jika P-Value< α berarti hasil belajar matematika siswa bisa mencapai KKM 70.

2) Pengujian hipotesis berdasarkan Ketuntasan Klasikal menggunakan uji proporsi.

Pengujian hipotesis proporsi adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui apakah proporsi yang dihipotesiskan didukung informasi dari data sampel (apakah proporsi sampel berbeda dengan proporsi yang dihipotesiskan).

Dalam pengujian hipotesis ini menggunakan pengujian hipotesis satu populasi.

(48)

Uji hipotesis dibuat dalam situasi ini, yaitu:

H0 : π ≤ 69,9 melawan H1 : π >69,9 Kriteria pengambilan keputusan adalah:

Ho ditolak dan H1 diterima jika z> z(0,5-α) dan

Ho diterima dan H1ditolak jika z ≤ z(0,5-α), dimana α = 5%.

Jika z> z(0,5-α)berarti hasil belajar matematika siswa bisa mencapai 80%.

3) Pengujian hipotesis berdasarkan Gain (peningkatan) menggunakan uji t satu sampel.

Pengujian Gain digunakan untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar matematika yang terjadi pada siswa kelas eksperimen, diperoleh dengan membandingkan skor rata-rata pretest dan posttest.

Uji hipotesis dibuat dalam situasi ini, yaitu:

H0 : µg ≤ 0,29 melawan H1 : µg > 0,29

Kriteria pengambilan keputusan adalah:

H0 ditolak jika P> α dan H1 diterima jika P ≤ α dimana α = 5%. Jika P ≤ α berarti hasil belajar matematika siswa bisa mencapai 0,30.

(49)

DAFTAR PUSTAKA

Brown dan Palinscar 1984 Pengertian Reciprocal Taching. Yogyakarta.

Pustaka Pelajar

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.1994.Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta. .Balai Pustaka

Fitriani,2013:108.Indikator kriteria keefektifan pembelajaran, hasil belajar,aktivitas siswa, respon siswa

Gagne (Latif, 2012: 15) hasil belajar dalam Reciprocal Taching.

Yogyakarta. Pustaka Pelajar

Hamzah 2012: 29 Perbedaan antara tingkat efesiensi dan efektivitas dalam pemilihan model pembelajaran.

Hamzah, 2012: 190.pengertian evaluasi.Yogyakarta. Pustaka Pelajar Heriawan, Adang, dkk. 2012. Metodologi Pembelajaran Kajian Teoretis Praktis. Serang-Banten: Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru (LP3G).

Huda, Miftahul. 2013. Model-model Pengajaran dan pembelajaran.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Robbins Anthony, Brunner Jerome. 1999. Pendapat para ahli tentang Belajar Matematika.

Rosnaeni. 2006. Efektivitas Pembelajaran Matematika Dengan menggunakan Model Pembelajaran Terbalik (Reciprocal Teaching) Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 6 Makassar. Skripsi tidak diterbitkan.

Makassar: FMIPA Universitas Negeri Makassar.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Tim Penyusun FKIP Unismuh Makassar. 2014. Pedoman Penulisan SKRIPSI. Makassar: FKIP Unismuh Makassar.

Wenger (1998: 227; 2006: 1) pembelajaran bukanlah aktivitas, sesuatu yang dilakukan oleh seseorang ketika ia tidak melakukan aktivitas yang lain. Jakarta .Pustaka kencana

(50)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Sebagaimana telah diuraikan pada Bab I bahwa tujuan penelitian ini adalah untuk menyelidiki efektivitas pembelajaran matematika dengan menggunakan model Reciprocal Teaching pada siswa kelas VII.B SMP Muhammadiyah 6 Makassar. Untuk mengetahui efektivitas pembelajaran matematika dengan menggunakan model Reciprocal Teaching pada siswa kelas VII.B SMP Muhammadiyah 6 Makassar, dilakukan prosedur penelitian pra- eksperimen dan analisis data hasil penelitian dengan menggunakan teknik analisis statistika deskriptif dan teknik analisis statistika inferensial. Hasil analisis dari keduanya diuraikan sebagai berikut:

1. Analisis Statistika Deskriptif

a. Ketuntasan Hasil Tes Kemampuan Awal (Pretest) dan Setelah dilakukan Perlakuan (Posttest) dengan Model Reciprocal Teaching

Analisis statistika deskriptif dimaksudkan untuk menggambarkan karakteristik subjek penelitian sebelum dan sesudah pembelajaran matematika, keterlaksanaan pembelajaran, aktivitas siswa selama proses pembalajaran, serta respon siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan model Reciprocal Teaching pada siswa kelas VII.B SMP Muhammadiyah 6 Makassar.

Deskripsi masing-masing hasil analisis tersebut di uraikan sebagai berikut:

(51)

a) Deskripsi Ketuntasan Hasil Tes Kemampuan Awal (Pretest)

Untuk memberikan gambaran awal tentang hasil tes kemampuan awal matematika siswa pada kelas VII.B yang dipilih sebagai unit penelitian, Berikut disajikan skor hasil tes kemampuan awal matematika siswa kelas VII.B:

Tabel 4.1 Statistik Skor Hasil Tes Kemampuan Awal Matematika Siswa Kelas VII.B

Statistik Nilai Statistik

Ukuran Sampel Skor Ideal Skor Maksimum

Skor Minimum Rentang Skor Skor Rata-rata Standar deviasi

27 100

76 20 56 49,19 14,82

Jika perolehan skor hasil tes kemampuan awal matematika siswa dikelompokkan ke dalam lima kategori yang ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional (Trianto, 2010: 241), maka diperoleh frekuensi dan persentase skor seperti yang ditunjukkan pada table 4.2 berikut.

Tabel 4.2 Distribusi dan Persentase Skor Hasil Tes Kemampuan Awal Matematika Siswa Kelas VII.B

No. Kriteria Kategori Frekuensi Persentase

(%)

Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi

5

%

Sangat tinggi

JUMLAH %

(52)

Berdasarkan data yang diperoleh pada Tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa secara umum hasil tes kemampuan awal matematika pada siswa kelas VII.B dikategorikan sangat rendah. Hal ini ditunjukkan dari perolehan rata-rata skor yang dicapai siswa pada kelas tersebut adalah 49,19 atau dari 27 orang siswa tersebut, hanya ada 5 orang siswa yang tuntas secara perorangan. Dengan kata lain, hasil tes kemampuan awal siswa belum memenuhi ketuntasan secara klasikal yaitu 80%.

b) Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Setelah Diberikan Perlakuan (Posttest)

Berikut disajikan deskripsi dan persentase hasil belajar matematika siswa kelas VII.B setelah diberikan perlakuan.

Tabel 4.3 Statistik Skor Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII.B Setelah Diberikan Perlakuan

Statistik Nilai Statistik

Ukuran Sampel Skor Ideal Skor Maksimum

Skor Minimum Rentang Skor Skor Rata-rata Standar deviasi

27 100

95 48 42 78,81 10,28

Jika perolehan skor hasil belajar matematika siswa kelas VII.B yang telah diberikan perlakuan dikelompokkan ke dalam lima kategori, maka diperoleh distribusi frekuensi dan persentase skor hasil belajar seperti yang ditunjukkan pada tabel 4.4

(53)

Tabel 4.4 Distribusi dan Persentase Skor Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII.B Setelah Diberikan Perlakuan

No. Kriteria Kategori Frekuensi Persentase

(%)

Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi

JUMLAH

Berdasarkan data yang diperoleh pada Tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa secara umum hasil belajar matematika pada siswa Kelas VII.B setelah diberikan perlakuan (Posttest) dikategorikan sedang. Hal ini ditunjukkan dari perolehan rata-rata skor yang dicapai siswa pada kelas tersebut adalah 92,6 atau dari 27 orang siswa tersebut, hanya 2 orang yang tidak tuntas secara perorangan (7,4%).

Berdasarkan data pada Tabel 4.1, Tabel 4.2, Tabel 4.3, dan Tbel 4.4 di atas, dapat digambarkan bahwa kelas VII.B SMP Muhammadiyah 6 Makassar yang dijadikan sampel penelitian yang diberikan Pretest sebelum perlakuan dan Posttest setelah perlakuan, pada umumnya mengalami peningkatan dalam prestasi belajar matematika. Hal ini dapat dilihat dari setelah diberikan Posttest hasil rata- ratanya lebih tinggi dibanding Pretest.

Untuk melihat ketuntasan belajar matematika siswa terhadap penerapan model Reciprocal Teaching dapat dilihat pada Tabel 4.5

Gambar

Tabel Halaman
Tabel Interpretasi Kategori Nilai Hasil Belajar  Nilai Hasil Belajar  Kategori
Tabel 3.5  Konversi Nilai Rata-Rata Kemampuan Guru
Tabel  4.1  Statistik  Skor  Hasil  Tes  Kemampuan  Awal  Matematika  Siswa Kelas VII.B
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari keseluruhan pengujian yang telah dilakukan, keseluruhan sistem dapat bekerja dengan baik dalam membaca data dari power meter, menampilkan kepada pengguna melalui

Saya mengesahkan bahawa Jawatankuasa Pemeriksa bagi Ismail bin Mohamed telah mengadakan peperiksaan akhir pada 12hb November 2004 untuk menilai tesis Master

Adanya bentuk kolaborasi yang terjadi antara Pemerintah Kota Serang dan Ormas Islam belum berjalan dengan baik karena ada beberapa kendala dalam kolaborasi ini

[r]

sebut pemerintah daerah wajib memiliki SPM dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Dari sekitar 32 bidang, ada 15 bidang yang wajib memiliki SPM agar masyarakat

Konservasi sumber daya genetik tanaman hutan bertujuan untuk menjamin kontinuitas dari keberadaan (habitat/populasi), evolusi dan adaptabilitas dari SDGTH baik melalui

Reaksi spesifik untuk aldehid, untuk membedakan dengan keton.. (These are very important

Formulir Pengalihan Unit Penyertaan dari REKSA DANA BNP PARIBAS INFRASTRUKTUR PLUS yang diterima secara lengkap dan benar oleh Manajer Investasi atau Agen Penjual Efek REKSA DANA