LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA 2015 1 BAB I
PENDAHULUAN
A. DASAR HUKUM 1. Pembentukan
Kabupaten Lombok Utara terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2008 tanggal 21 Juli 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Lombok Utara di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Kabupaten Lombok Utara merupakan pemekaran dari Kabupaten Lombok Barat yang mencakup 5 lima kecamatan yaitu Kecamatan Pemenang, Tanjung, Gangga, Kayangan dan Bayan dengan ibukota di Kecamatan Tanjung. Peresmian dan pelantikan Penjabat Bupati Lombok Utara dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri pada tanggal 30 Desember 2008.
2. Sejarah Singkat berdirinya Kabupaten Lombok Utara
Kabupaten Lombok Utara pada awalnya merupakan bagian dari Kabupaten Lombok Barat. Berdasarkan Undang- Undang Pemerintahan Negara Indonesia Timur (NIT) Nomor 44 Tahun 1950 pasal I ayat (1), Wilayah Administratif Lombok Barat membawahi Wilayah Administratif Kedistrikan Ampenan Barat, Ampenan Timur, Tanjung, Bayan, Gerung, Asisten
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA 2015 2 Kedistrikan Gondang dan Kepunggawaan Cakranegara.
Demikian juga halnya ketika lahir Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Wilayah Daerah Tk.II Dalam Wilayah Daerah Tk. I Bali, NTB dan NTT, wilayah Lombok Utara tetap menjadi bagian dari Kabupaten Lombok Barat.
Seiring dengan terjadinya perkembangan yang menuntut pelayanan pemerintahan yang maksimal di berbagai daerah, dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1993 Kabupaten Lombok Barat dimekarkan menjadi 2 (dua) daerah otonom yaitu Kabupaten Lombok Barat sendiri sebagai daerah induk dan Kota Mataram sebagai daerah pemekaran. Sebagai konsekwensi dari terbentuknya Pemerintah Kota Mataram, maka pada tahun 2000 dengan Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2000 Ibukota Lombok Barat dipindahkan dari Mataram ke Gerung. Kenyataan ini mengakibatkan semakin jauhnya rentang kendali pemerintahan Kabupaten Lombok Barat, terutama terhadap 5 (lima) Kecamatan yang berada di Lombok Barat bagian Utara. Kondisi inilah yang menyentak kesadaran dan membangkitkan semangat masyarakat Lombok Utara untuk mewujudkan cita-citanya yang lama terpendam yaitu membentuk Kabupaten Lombok Utara.
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA 2015 3 Untuk mewujudkan cita-cita masyarakat Lombok Utara
tersebut dibentuklah Komite Pemekaran Kabupaten Lombok Barat dengan Keputusan Bupati No 582/93/PEM/2003 yang bertugas mengkoordinasikan seluruh kegiatan dalam rangka mempersiapkan persyaratan pemekaran Kabupaten Lombok Barat. Dalam perjalanannya Komite tersebut tidak dapat menjalankan tugas sebagaimana mestinya, sehingga atas dasar aspirasi berbagai komponen masyarakat Lombok Utara termasuk mahasiswa yang tergabung dalam Forum Komunikasi Mahasiswa Lombok Utara (FKMLU), pada tahun 2005 kepengurusan Komite Pemekaran Kabupaten Lombok Barat tersebut disempurnakan melalui Keputusan Bupati Lombok Barat Nomor 04/03/Pem/2005 dengan Ketua Umum H. DJOHAN SJAMSU, SH dan DATU RAHIDIN DJAYAWANGSA, SH sebagai Sekretaris Umum.
Selain menetapkan Komite Pemekaran Kabupaten Lombok Barat, dalam Keputusan Bupati tersebut juga ditetapkan Tim Pengkajian Pemekaran Kabupaten Lombok Barat yang diketuai oleh Dr. Ridawan, M.S. (Alm).
Dengan bermodal semangat tinggi dalam nuansa kebersamaan antara seluruh lapisan masyarakat Lombok Utara, Komite dan Tim Pengkajian Pemekaran Kabupaten
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA 2015 4 Lombok Barat dengan dukungan penuh Pemerintah Daerah
Kabupaten Lombok Barat, maka tersusunlah hasil Kajian Pembentukan Kabupaten Lombok Barat yang menyimpulkan bahwa Lombok Utara dari sisi teknis kewilayahan dan administratif memenuhi syarat untuk ditetapkan sebagai daerah otonomi baru. Berdasarkan kajian tersebut, Komite segera menindaklanjuti dengan mengajukan permohonan rekomendasi dan persetujuan pembentukan Kabupaten Lombok Utara kepada Pemerintahan Daerah secara berjenjang, Pemerintah Pusat, DPD RI dan DPR RI melalui penggunaan hak inisiatif DPR. Komunikasi aktif yang dibangun Komite secara formal maupun non formal, baik lisan maupun tertulis serta secara langsung maupun tidak langsung, menghasilkan rekomendasi dan atau persetujuan yang diperlukan untuk memenuhi persyaratan pembentukan daerah otonomi baru.
Setelah melalui proses pembahasan yang cukup panjang di Komisi II DPR, Badan Legislasi Nasional (Balegnas), Dewan Perwakilan Daerah dan Panitia Musyawarah DPR Republik Indonesia, akhirnya usul Pemekaran Kabupaten Lombok Barat ditindaklanjuti dengan mengagendakan pembahasan Rancangan Undang-Undang tentang Pembentukan Kabupaten Lombok Utara. Usulan pembahasan ini tertuang dalam Surat
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA 2015 5 Ketua DPR-RI Nomor R.U.02/8231/DPR-RI/2007 yang
selanjutnya mendapat persetujuan dari Presiden Republik Indonesia dengan Surat Presiden Republik Indonesia Nomor R.68/Pres/12/2007 tanggal 10 Desember 2007.
Dalam Sidang Paripurna tanggal 24 Juni 2008, DPR-RI menyetujui Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Pembentukan Kabupaten Lombok Utara di Provinsi Nusa Tenggara Barat menjadi Undang-Undang yang selanjutnya disyahkan oleh Presiden Republik Indonesia menjadi Undang- Undang Nomor 26 Tahun 2008 pada tanggal 21 Juli 2008 dan menempatkan didalam lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 99 tentang Pembentukan Kabupaten Lombok Utara di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Oleh karena itu secara yuridis Kabupaten Lombok Utara terbentuk pada Tanggal 21 Juli 2008 dan diperingati setiap tahun oleh Pemerintah dan Masyarakat Lombok Utara sebagai Hari Ulang Tahun Kabupaten Lombok Utara.
Sesuai Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Lombok Utara di Provinsi Nusa Tenggara Barat, Ibukota Kabupaten Lombok Utara ditetapkan di Tanjung dan cakupan wilayahnya terdiri dari 5 (lima) Kecamatan, yaitu Kecamatan Bayan, Kecamatan Gangga,
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA 2015 6 Kecamatan Tanjung, Kecamatan Kayangan dan Kecamatan
Pemenang dengan batas-batas :
Sebelah Utara : Laut Jawa;
Sebelah Selatan : Kabupaten Lombok Barat dan Kabupaten Lombok Tengah.
Sebelah Timur : Kabupaten Lombok Timur; dan Sebelah Barat : Selat Lombok.
Sebagai pelaksanaan dari Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Lombok Utara di Provinsi Nusa Tenggara Barat, maka dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 131.52.1001 tentang Pengangkatan Penjabat Bupati Lombok Utara di Provinsi Nusa Tenggara Barat tanggal 24 Desember 2008, Drs. H. L. Bakri ditetapkan sebagai Penjabat Bupati Lombok Utara pertama dan pelantikannya dilaksanakan bersamaan dengan peresmian Kabupaten Lombok Utara. Peresmian Kabupaten Lombok Utara dan pelantikan Penjabat Bupati Lombok Utara dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri atas Nama Presiden Republik Indonesia pada tanggal 30 Desember 2008 di Mataram.
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA 2015 7 3. Lambang Daerah
Berdasarkan hasil kajian dan diskusi Tim Panelis terhadap Logo yang diusulkan para Panelis dalam Sayembara Logo Kabupaten Lombok Utara, Tim Panelis merumuskan pilihan simbol sebagai berikut :
1. Simbol yang mewakili kesadaran kosmologis dan implikasinya terhadap kehidupan bersama, yang diwakili oleh Gunung Rinjani yang diyakini oleh masyarakat Lombok Utara sebagai pusat kosmos dan sumber kehidupan.
2. Simbol kekuatan budaya dan peradaban masyarakat yang beradat dengan nilai spiritualitas yang kuat diwakili oleh bangunan Masjid Kuno Bayan yang merupakan situs purbakala yang dikategorikan sebagai Warisan Nasional (National Heritage).
3. Simbol kekuatan sistem dan pranata sosial dalam ikatan kebersamaan seluruh komponen masyarakat diwakili oleh lingkaran berwarna putih, hitam dan merah yang merupakan warna asli masyarakat Lombok Utara yang digunakan pada berugak sekenem, kekelet Gawe Ayu.
LOMBOK UTARA
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA 2015 8 4. Dalam konteks nasionalisme, dalam logo Kabupaten
Lombok Utara diwakili oleh bintang bersegi lima dan padi kapas.
5. Di dalam logo tertulis sesanti atau moto “tioq, tata, tunaq”
ungkapan kearifan tradisional yang memiliki nilai universal, filosofis dan sealigus motivatif jika ditransformasikan dalam memasuki peradaban industri.
6. Tulisan nama kabupaten sesuai dengan Undang-undang Nomor 26 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Lombok Utara di Provinsi Nusa Tenggara Barat yaitu Lombok Utara.
Pilihan simbol tersebut diformulasikan menjadi satu kesatuan yang utuh dalam bingkai berbentuk perisai dengan komposisi kompak, harmoni, simetris dengan dinamika berpusat pada satu titik pusat yaitu pada titik tengah lingkaran yang juga merupakan titik pusat gunung Rinjani yang bersinggungan dengan sisi masjid kuno.
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA 2015 9 Secara rinci dapat digambarkan sebagai berikut :
Uraian makna logo secara lengkap dan implikasinya bagi pemakainya adalah sebagai berikut :
A. Makna Simbol :
1. Gunung Rinjani berwarna coklat merepresentasikan beberapa simbol yang melekat pada masyarakat Lombok Utara khususnya dan Lombok (sasak) pada umumnya, sebagai berikut :
a. Rinjani sebagai pusat kosmos yang merupakan orientasi kosmologis masyarakat Sasak pada umumnya dengan menyebutnya sebagai “daya”. Pusat kosmos dalam konsep
LOMBOK UTARA
Bintang bersegi lima Lingkaran berwarna putih, merah dan hitam
Gunung Rinjani Masjid Kuno Bayan
Padi dan Kapas Tali Pengikat Sesanti
Perisai bersegi lima
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA 2015 10 masyarakat Sasak merupakan pusat kekuatan magnit
bumi dan pusat kekuatan spiritualitas sehingga seluruh arah (dalam konteks peradaban) diorientasikan ke arahnya, misalnya dalam orientasi penataan ruang.
b. Rinjani sebagai simbol ekologis disebut sebagai pasak gumi yang menjamin keharmonisan kehidupan dalam kelestarian dan keseimbangan lingkungan.
c. Rinjani sebagai kebanggaan masyarakat Lombok Utara sebagai salah satu gunung berapi aktif yang termasuk dalam kategori tertinggi di Indonesia.
d. Warna coklat pada gunung rinjani merupakan keaslian warna tanah dan segala mineral yang dikandungnya menggambarkan kekokohan.
2. Bangunan Masjid Kuno Bayan berwarna merah menggambarkan integritas peradaban masyarakat Lombok Utara dengan penjelasan sebagai berikut :
a. Bangunan Masjid Kuno Bayan menggambarkan tonggak peradaban masyarakat Lombok Utara yang dibangun berdasarkan kesadaran kosmos, kesadaran sejarah, kesadaran adat dan kesadaran spiritual.
b. Konstruksi Masjid Kuno Bayan terdiri dari kepala, badan dan kaki, menggambarkan dunia atas, dunia tengah dan
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA 2015 11 dunia bawah yang merupakan satu kesatuan dalam
entitas kosmos masyarakat Lombok Utara.
c. Masjid Kuno Bayan, merupakan salah satu warisan budaya yang harus dipelihara sebagai situs cagar budaya yang berkontribusi dalam National Heritages.
d. Warna merah pada stilisasi bangunan masjid kuno bayan menunjukkan keberanian untuk menegakkan jati diri sebagai masyarakat budaya yang dibangun berdasarkan religiusitas yang kuat.
3. Lingkaran yang berwarna putih merah dan hitam menggambarkan kondisi sistem sosial masyarakat Lombok Utara yang dibangun secara fungsional dengan penjelasan sebagai berikut :
a. Lingkaran melambangkan keutuhan masyarakat dalam dinamika yang tinggi namun tetap bertumpu pada poros yang satu.
b. Lingkaran juga melambangkan dinamika musyawarah masyarakat Lombok Utara yang mengakomodasi seluruh komponen masyarakat secara proporsional.
c. Warna putih, hitam dan merah diambil dari warna tiang sekenem yang digunakan dalam Upacara Gawe Ayu.
Setiap warna menggambarkan kedudukan fungsional orang yang duduk pada tiang yang bersangkutan yaitu :
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA 2015 12 warna putih untuk tokoh agama, warna hitam untuk
tokoh adat dan warna merah untuk unsur pemerintah.
d. Kedudukan warna putih sebagai lingkar dalam karena paling dekat dengan inti yang menguasai kosmos.
Umumnya para tokoh agama dalam masyarakat Sasak tradisional diyakini sebagai orang yang menguasai kosmos. Warna hitam fungsi adat sebagai penunjang dalam sistem kosmologi Sasak, terutama di Lombok Utara. Lembaga adat, pranata adat keseluruhannya diorientasikan untuk menjamin keharmonisan kosmos.
Warna merah diletakkan pada lingkar paling luar karena secara fungsional komponen pemerintah memang berfungsi operasional dan menangani aspek-aspek teknis pragmatis dalam membangun tatanan masyarakat Lombok Utara.
4. Bintang bersegi lima melambangkan masyarakat Lombok Utara adalah masyarakat yang religius (berke -Tuhan- an Yang Maha Esa) , dalam bingkai Ideologi Pancasila dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
5. Padi dan Kapas yang terikat menggambarkan kesejahteraan yang dituju oleh masyarakat Lombok Utara yaitu kesejahteraan yang berkeadilan, dengan penjelasan sebagai berikut :
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA 2015 13 a. Bulir padi berjumlah 21 menggambarkan tanggal 21 yaitu
tanggal pengundangan berdirinya Kabuaten Lombok Utara.
b. Tali ikatan berjumlah 7 putaran menggambarkan bulan ke 7 yaitu bulan Juli bulan pengundangan berdirinya Kabupaten Lombok Utara.
c. Bunga kapas berjumlah 8 kuntum menggambarkan tahun 2008 tahun pengundangan berdirinya Kabupaten Lombok Utara.
d. Tanggal 21 Juli 2008 ditetapkan sebagai hari lahirnya Kabupaten Lombok Utara yang diperingati setiap tahun.
6. Sesanti “Tioq Tata Tunaq” merupakan cerminan kepribadian dan semangat kerja masyarakat Lombok Utara dengan penjelasan konsepsional sebagai berikut :
a. Tioq berarti tumbuh yang bermakna bahwa masyarakat Lombok Utara menerima anugerah dari Tuhan Yang Maha Kuasa sebagai modal dasar yang harus disyukuri dan dipertanggungjawabkan. Segala sesuatu yang ada melekat pada diri seseorang maupun diluar diri seseorang yang menunjang kehidupan adalah anugrah dari Tuhan Yang Maha Esa yang tumbuh pada lahan Rahman Rahim – kasih sayang Nya. Tidak mungkin adanya sesuatu tanpa kasih sayang Tuhan Yang Maha Esa, walaupun
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA 2015 14 b. Tata berarti atur dalam konteks ini bermakna mengelola
kehidupan dan segala sumberdaya yang dianugerahkan oleh Tuhan dengan bertanggung jawab kepada Tuhan dan generasi mendatang serta diorientasikan untuk membangun kesejahteraan bersama. Tata juga mengandung makna sistem yang dibangun untuk membangun harmoni antara manusia dengan sesama, manusia dengan alam dan manusia dengan Tuhan.
c. Tunaq berarti menyayangi, memelihara, mendayagunakan secara maksimal, tidak menyia-nyiakan seluruh potensi dan sumber daya yang dianugrahkan baik yang melekat pada individu maupun sumber daya budaya, sosial dan sumber daya alam.
Pilihan dan Makna Warna
Pertimbangan pilihan warna disamping memperhatikan aspek- aspek filosofis warna, juga memperhatikan irama dan keserasian warna serta kesan keseluruhan dalam sebuah logo.
1. Pilihan Warna :
a. Pilihan warna berdasarkan warna yang banyak dikenal dan digunakan oleh masyarakat Lombok Utara.
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA 2015 15 b. Warna-warna tersebut diatur dalam komposisi senada yang
berkaitan satu sama lain sehingga membangun satu keutuhan yang kompak.
c. Warna dasar dipilih yang memiliki kekuatan tetapi tidak menyerap warna lain, dalam hal ini warna hijau tidak digunakan oleh Kabupaten / Kota lain di NTB sehingga menonjol, memiliki filosofi yang kuat sesuai dengan karakter geografis Lombok Utara dan tidak menyerap kekuatan warna lain sehingga warna lain dalam logo itu tetap muncul.
2. Makna Warna :
a. Warna Merah dan putih pada nama Kabupaten Lombok Utara melambangkan bendera merah putih.
b. Warna hijau pada latar logo melambangkan kesuburan dan kemakmuran.
c. Warna hitam di dalam lingkaran berarti keajegan, kekuatan serta kearifan lokal.
d. Warna coklat pada gunung Rinjani adalah warna asli tanah dan mineral yang dikandungnya, yang melambangkan kekokohan.
e. Warna merah pada masjid kuno Bayan melambangkan keberanian untuk menunjukkan dan mengukuhkan jati diri kebudayaan masyarakat Lombok Utara, keberanian untuk menghadapi peradaban dan keberanian untuk menegakkan
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA 2015 16 nilai-nilai religiusitas dan tradisionalitas dalam peradaban
masyarakat moderen.
f. Warna Hitam, merah dan putih pada lingkaran melambangkan 3 unsur kepemimpinan dalam masyarakat yaitu kepemimpinan agama, adat dan pemerintah.
g. Warna kuning berarti keagungan.
3. Makna keseluruhan :
Berdasarkan uraian makna yang terinci di atas, makna keseluruhan lambang / Logo Kabupaten Lombok Utara adalah : a. Masyarakat Lombok Utara adalah masyarakat yang setia dan
patuh pada Negara Kesatuan Republik Indonesia.
b. Masyarakat Lombok Utara adalah masyarakat yang memiliki integritas kepribadian yang dilandasi tradisi, religiusitas dan kesadaran kosmos sebagai modal dasar untuk membangun kesejahteraan bersama dalam lingkaran tatanan dan pranata sosial yang ditaati bersama.
B. GAMBARAN UMUM DAERAH 1. Kondisi Geografi Daerah
Kabupaten Lombok Utara merupakan salah satu dari 10 (sepuluh) Kabupaten/Kota di Propinsi Nusa Tenggara Barat, yang posisinya terletak dibagian utara Pulau Lombok dengan
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA 2015 17 posisi antara 08o 21’ 42” Lintang Selatan dan 116o 09’ 54”
Bujur Timur, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
Sebelah Utara : Laut Jawa
Sebelah Barat : Selat Lombok dan Kabupaten Lombok Barat
Sebelah Selatan : Kabupaten Lombok Barat dan Kabupaten Lombok Tengah
Sebelah Timur : Kabupaten Lombok Timur
Kabupaten Lombok Utara beribukota di Tanjung yang sekaligus sebagai pusat Pemerintahan. Kabupaten Lombok Utara mempunyai luas wilayah daratan 809.53 Km2 yang terdiri dari wilayah khusus (hutan lindung, kawasan margasatwa, dll) seluas 361,86 Km2 (44,30%) dan sisanya daratan rata untuk lahan pertanian dll seluas 447,67 Km2 55,30%). Luas wilayah perairan Lombok Utara adalah 594,71 Km2 dengan panjang pantai 127 Km.
Secara administrastif Kabupaten Kombok Utara terbagi dalam 5 (lima) Kecamatan, 33 Desa dan 371 Dusun, yang mana Kecamatan Bayan memiliki luas wilayah terbesar dengan luas wilayah daratan 329,10 m2 (40,66 %) dan terkecil adalah Kecamatan Pemenang dengan luas wilayah daratan 81,09 Km2 (10,01 %).
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA 2015 18 Rincian luas wilayah per kecamatan disajikan pada tabel
di bawah ini.
Tabel 1
Luas Daerah Kabupaten Lombok Utara dirinci Menurut Kecamatan
No Kecamata n
Luas Wilayah
Daratan Lautan Total
Km2 (%) Km2 (%) Km2 (%)
1 Pemenang 81,09 10,01 * * 81,09 5,77
2 Tanjung 115,64 14,28 302,26 50,82 417,90 29,76
3 Gangga 157,35 19,44 100,33 16,87 257,68 18,35
4 Kayangan 126,35 15,61 * * 126,35 9,00%
5 Bayan 329,10 40,66 192,12 32,30 521,22 37,12
Jumlah 809,53 100,00 594,71 100,00 1404,24 100,00
Sumber : BPS Provinsi NTB (Lombok Utara Dalam Angka 2008) Keterangan: * = Datanya masih bergabung dengan kecamatan
induk
Luas wilayah perairan hampir sebanding dengan luas wilayah Daratan yang digunakan untuk lahan pertanian, perindustrian, pemukiman, Perikanan tambak, industri, pariwisata, pelabuhan, dll. Ini artinya hampir seluruh kecamatan di Lombok Utara memiliki wilayah lautan yang berpengaruh pada kebijakan penyelenggaraan pemerintahan disetiap kecamatan yang harus meliputi kebikajan pengelolaan wilayah daratan dan wilayah lautan dengan misi yang memuat peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan pengelolaan
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA 2015 19 berdasar potensi unggulan diwilayah yang bersangkutan
(masing-masing kecamatan).
Tabel 2
Jumlah Dusun di Kabupaten Lombok Utara dirinci Menurut Kecamatan
Sumber : Data Primer Kecamatan Tahun 2015
Kondisi topografi Kabupaten Lombok Utara pada bagian utara menyusur kebagian tengah terdapat gugusan pegunungan dengan hutan lindung yang berfungsi sebagai hidrologi, sedangkan sepanjang pantainya hanya terdapat dataran rendah yang sempit dan terbatas. Pada bagian tengah membentang dari timur ke barat terdapat suatu dataran rendah yang cukup luas yang merupakan suatu daerah pertanian yang subur. Pada wilayah bagian selatan terdapat No Kecamatan
Jumlah
Desa Dusun % Dusun
1 Tanjung 7 51 12
2 Pemenang 4 88 20
3 Gangga 5 76 17
4 Kayangan 8 112 25
5 Bayan 9 113 26
Jumlah 33 440 100
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA 2015 20 suatu dataran pebukitan yang hutannya berfungsi sebagai
penyangga hidrologi.
Adapun jumlah bangunan rumah tempat tinggal di Kabupaten Lombok Utara perkecamatan, paling banyak berada di Kecamatan Bayan yaitu sebanyak 12.191 rumah, sedangkan yang paling sedikit berada di Kecamatan Gangga yaitu sebanyak 10.076 rumah. Perinciannya terdapat pada tabel berikut ini:
Tabel 3
Jumlah Bangunan Rumah Tempat Tinggal Menurut Kecamatan*)
di Kabupaten Lombok Utara Tahun 2013
No. Kecamatan
Jumlah Bangunan
Rumah
Keterangan
1. Pemenang 11.123 -
2. Tanjung 13.624 -
3. Gangga 10.251 -
4. Kayangan 10.365 -
5. Bayan 12.403 -
Total Rumah 57.766 -
Sumber Data :Badan Pusat Statistik, 2014 (Berdasarkan Jumlah Rumah Tangga)
Kabupaten Lombok Utara memiliki gugusan pulau-pulau kecil yang berada di perairan laut yang secara administratif masuk dalam wilayah Kabupaten Lombok Utara. Pulau-pulau
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA 2015 21 kecil di Kabupaten Lombok Utara berjumlah 3 gugusan pulau.
Nama pulau-pulau kecil dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 4
Pulau-Pulau Kecil di Kabupaten Lombok Utara No Nama Gili Lokasi Luas
(Ha) Posisi Gografis 1 Gili Air Kec.Pemenang 150.00 116 0 04’ 85” BT
& 08 0 21’ 29”
LS
2 Gili Meno Kec.Pemenang 150.00 116 0 03’2 8” BT
& 08 0 21’ 00”
LS 3 Gili
Trawangan
Kec.Pemenang 340.00 116 0 02’ 10” BT
& 08 0 21’ 00”
LS Sumber Data : BAPPEDA KLU, 2015.
2. Gambaran Umum Demografis
Dari aspek demografi, jumlah Penduduk Kabupaten Lombok Utara sampai dengan bulan Desember Tahun 2015 berjumlah 245.802 jiwa. Penduduk yang merupakan faktor dominan perlu dijaga dan terus dikendalikan pertumbuhannya, keberadaan jumlah penduduk yang besar dan berkualitas dapat dijadikan sebagai modal pembangunan, demikian sebaliknya jumlah penduduk yang besar dan tidak dibarengi dengan kualitas akan menjadi beban pembangunan.
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA 2015 22 Penduduk sebagai sasaran Pembangunan perlu terus
diberdayakan secara optimal sehingga kedepan diharapkan dengan penduduk yang berjumlah besar akan menjadi nilai tambah bagi Pembangunan Kabupaten Lombok Utara.
Penduduk baru dikatakan sebagai modal Pembangunan apabila telah mampu berperan sebagai pelaku Pembangunan bukan menjadi beban pembangunan.
Berikut ini dapat digambarkan kondisi penduduk dengan berbagai klasifikasi, seperti Jumlah Penduduk diklasifikasi menurut jenis kelamin, Struktur usia, jenis pekerjaan dan tingkat pendidikan.
Tabel 5
Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Rasio Jenis Kelamin di Kabupaten Lombok Utara Tahun 2015
Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah Rasio Jenis Kelamin Tanjung 25.835 26.282 52.117 22,16 Pemenang 19.141 18.624 37.765 16,04
Gangga 24.888 24.481 49.369 20,97
Kayangan 22.987 22.652 45.639 19,38
Bayan 25.210 25.301 50.511 21,45
Total 118.061 117.340 235.401 100,00 Sumber Data : Dinas Dukcapil KLU, 2015.
Permasalahan penduduk hampir sama pada tiap daerah termasuk Lombok Utara yakni masalah jumlah
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA 2015 23 penduduk yang besar, penyebarannya yang tidak merata,
tingkat pertumbuhan yang tinggi, dan kualitas yang rendah.
Berdasar acuan Tabel 5 diatas tergambar bahwa jumlah penduduk laki-laki maupun perempuan seimbang.
Adapun jumlah kepala keluarga di Kabupaten Lombok utara yang tersebar pada 5 (lima) kecamatan, sebagaimana terdapat pada tabel berikut ini :
Tabel 6
Jumlah Kepala Keluarga Menurut Kecamatan*) di Kabupaten Lombok Utara
No. Kecamatan
Jumlah Kepala Keluarga
Keterangan
1. Pemenang 11.189
2. Tanjung 16.073
3. Gangga 14.551
4. Kayangan 13.226
5. Bayan 14.688
Total 69.727
Sumber : Dinas Dukcapil KLU, 2015.
Keberhasilan pembangunan Lombok Utara tidak terlepas dari perencanaan yang matang, perencanaan yang matang akan sangat tergantung pada data dasar yang dimiliki.
Salah satu point adalah jumlah Rumah Tangga dan jumlah
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA 2015 24 Anggota Rumah Tangga. Dua point ini adalah dasar untuk
menentukan kebijakan pola meningkatkan kesejahteraan, pengelolaan pembangunan atas dasar kemampuan kualitas masyarakat.
Tabel 7
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Dirinci Menurut Kecamatan Tahun 2015
Kelompok Umur
Jenis Kelamin Jumlah Persentase Laki Perempuan
0 – 4 9.523 8.788 18.311 7,77 5 – 9 11.231 10.735 21.966 9,33 10 – 14 11.031 10.740 21.771 9,24 15 – 19 10.872 10.798 21.670 9,20 20 – 24 10.444 9.920 21.338 9,06 25 – 29 11.762 12.298 24.060 10,22 30 – 34 10.612 10.717 21.329 9,06 35 – 39 9.568 10.001 17.974 7,63 40 – 44 8.308 8.121 16.429 6,97 45 – 49 7.194 7.574 14.768 6,27 50 – 54 5.034 5.039 10.073 4,26 55 – 59 4.477 4.638 9.115 3,87 60 – 64 2.574 2.486 5.060 2,14 65 + 5.431 4.985 9.675 4,11 Jumlah 118.061 117.340 235.401 100,00 Sumber : Data Dinas Dukcapil KLU 2015
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA 2015 25 Dari gambaran Tabel 7 di atas dapat dilihat bahwa
Penduduk Kabupaten Lombok Utara didominasi oleh penduduk usia Sekolah (5-19 th) sebesar 30 % dan penduduk usia kerja (20-34 th) sebesar 28 % sehingga diperlukan perencanaan yang matang untuk meminimalisir penduduk putus sekolah dan tingkat pengangguran. Meminimalisir kedua hal tersebut dengan menciptakan lapangan kerja yang memadai pada sektor-sektor dimana sebagian besar penduduk menggantungkan hidupnya, dan membuka lapangan kerja pada sektor-sektor andalan Daerah sehingga masyarakat merasakan manfaat dari pemekaran Kabupaten Lombok Utara.Dengan menciptakan dan membuka lapangan kerja maka pendapatan per kapita penduduk bertambah dengan demikian masyarakat (Kepala Keluarga) meningkat kemampuan untuk menyekolahkan anaknya/anggota keluarga yang bersekolah dan mengurangi pengangguran bagi masyarakat.
Selanjutnya gambaran keadaan penduduk menurut jenis pekerjaan dijabarkan pada tabel di bawah ini.
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA 2015 26 Tabel 8
Penduduk yang bekerja (Kualitas) menurut lapangan pekerjaan Tahun 2012
Lapangan Pekerjaan
Jumlah Laki dan Perempuan Laki-laki+
Perempuan Jumlah
L (Orang) % Jumlah
P (Orang) % Jumlah
(Orang) % Pertanian,
Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan
78.540 55,93 61.886 59,31 140.426 57,13
Pertambangan
dan Penggalian 16 0,01 1 0,00 17 0,01
Industri
Pengolahan 6.286 4,71 7.061 6,73 13.347 5,43 Listrik, Gas dan
Air Bersih 17 0,01 1 0,00 18 0,01
Konstruksi 865 0,72 35 0,03 900 0,37
Perdagangan, Hotel dan Restoran
4.448 11,44 9.247 23,78 38.885 15,82 Pengangkutan
dan Komunikasi 816 0,67 14 0,01 830 0,34
Keuangan, Real estate dan Jasab Perusahaan
4.373 3,62 1.529 1,26 5.902 2,43
Jasa-jasa 68.630 56,74 86.416 71,01 155.046 63,90 Jumlah 120.960 100 121.696 100 245.802 100,00
Sumber : Dinas Dukcapil KLU 2012.
Penduduk bekerja pada sektor pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan sebesar ( 57,13 %). Besarnya penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian mengindikasikan besarnya potensi dibidang
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA 2015 27 tersebut yang apabila diimbangi dengan pengelolaan yang baik
akan berimplikasi pada penyerapan tenaga kerja.
Sedangkan Penyerapan terbesar setelah sektor jasa-jasa (63,90%) yang mencakup Bidan, Buruh Harian Lepas, Dokter, Guru, Juru Masak, Pegawai Negeri Sipil, Pelajar/Mahasiswa, Pembantu Rumah Tangga, Penata Rias, Penterjemah, Tukang Cukur, Tukang Jahit ter masuk yang belum bekerja. Ini berarti tugas Pemerintah Daerah untuk terus menciptakan lapangan pekerjaan masih menuntut perhatian penuh demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Penyerapan tenaga kerja pada berbagai sektor akan sangat tergantung pada sumberdaya manusia, penyerapan tenaga kerja selalu berbanding lurus dengan sumberdaya manusia sehingga gambaran sumberdaya manusia berpengaruh pada proyeksi penyerapan tenaga kerja maupun penciptaan lapangan kerja baru. Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel di bawah ini;
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA 2015 28 Tabel 9
Jumlah Penduduk menurut Tingkat Pendidikan dirinci per Kecamatan Tahun 2014
No Tingkat Pendidikan
Jumlah Penduduk
Jumlah Peme-
nang Tanjung Gangga Kayangan Bayan
1. SD + MI 3775 4927 5110 5252 6733 25.797
2. SLTP + MTs 1735 2175 2292 2519 2916 11.637
3. SLTA + MA 1.185 1.633 1.282 922 803 5.825
4. DII 239 413 264 160 233 1.267
5. DIII 146 352 218 139 136 1.005
6. S1 483 1.085 940 490 528 3.906
7. S2 23 42 21 13 13 113
Total
Sumber : Dikbudpora KLU 2015
Berdasarkan tabel 9 Dari jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan didominasi penduduk yang tingkat pendidikan SD yakni sebesar 52% dari total jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan , tingkat SLTP sebesar 23%, sedangkan tingkat pendidikan SLTA sebesar 11% dan yang menarik tingkat Sarjana Strata 1 sebesar 7%, hal menjadi gambaran bahwa masyarakat Kabupaten Lombok Utara semakin mementingkan tingkat pendidikan serta selaras
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA 2015 29 dengat komitmen Pemerintah Kabupaten Lombok Utara untuk
memajukan sektor Pendidikan sebagai dasar pembangunan.
Kalau melihat prosentase ini Kabupaten Lombok Utara memerlukan kebijakan untuk meningkatkan kualitas Sumberdaya Manusia, antara lain dengan lebih mengintensifkan program wajib belajar 9 tahun serta pemberian beasiswa kepada siswa berprestasi yang pada akhirnya dapat dijadikan sebagai modal untuk membangun Kabupaten Lombok Utara.
Untuk tingkat pendidikan jika diukur dari rata-rata lama sekolah, berdasarkan data terakhir yang diambil dari kabupaten induk (Lombok Barat),pada tahun 2006 rata-rata lama sekolah mencapai 5,86 tahun naik menjadi 6,16 tahun pada tahun 2007 dan diproyeksikan meningkat menjadi 6,53 tahun pada tahun 2008 dan di upayakan sampai tahun 2013 akan terus meningkat.
Apabila indikator keberhasilan bidang pendidikan diukur dengan Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM), maka keberhasilan bidang pendidikan di Kabupaten Lombok Utara dapat digambarkan sebagai berikut : (1) APK SD sebesar 110,78% pada tahun 2007; (2) APK SMP sebesar 100,41 % pada tahun 2007; dan (3) APK SMU sebesar
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA 2015 30 57,73% pada tahun 2007. Sedangkan pada Angka Partisipasi
Murni (APM) sebagai berikut : (1) APM SD sebesar 98,30 % pada tahun 2007; APM SMP sebesar 95,97% pada tahun 2007;
dan APM SMU sebesar 56,53 % pada tahun 2007.
Derajat pendidikan penduduk Lombok Utara mengalami peningkatan yang antara lain diukur dengan meningkatnya Angka Melek Aksara penduduk usia 15 tahun ke atas, meningkatnya jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas yang telah menamatkan pendidikan jenjang SMP / MTS dan meningkatnya Angka Partisipasi Sekolah untuk semua kelompok usia, namun perlu diakui bahwa masih banyak penduduk Kabupaten Lombok Utara yang miskin yang belum mampu menamatkan sekolah pada jenjang SMA.
3. Kondisi Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi suatu daerah digambarkan oleh laju pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan. Ekonomi yang terus tummbuh merupakan suatu indikator keberhasilan pembangunan suatu daerah dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kondisi perekonomian Kabupaten Lombok Utara selama kurun waktu tahun 2011 sampai dengan tahun 2012 menunjukkan keadaan yang terus tumbuh secara positif ditunjukkan dengan meningkatnya Produk Domestik Regional Bruto baik Atas Harga Berlaku maupun Atas Dasar Harga
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA 2015 31 Konstan. Laju pertumbuhan ekonomi juga menunjukan
peningkatan yang cukup stabil yaitu 1.68, pertumbuhan pada tahun 2012 dibandingkan pertumbuhan ekomomi tahun 2011.
Tabel 10
Perkembangan beberapa indikator ekonomi tahun 2011- 2014
indikator 2011 2012 2013 2014
1. Pertumbuhan ekonomi (%)
5,69 4,13 - -
2. Inflasi (%) 6,38 4,10 - -
3. PDRB ADH Berlaku (Juta Rp.)
1.567.715,96 1.711.531,75 - -
4. PDRB ADH Konstan (Juta Rp.)
684.442,31 712.737,51 - -
Sumber : BPS Kabupaten Lombok Utara, 2013
a. Potensi Unggulan Daerah
Pengkajian potensi unggulan daerah akan mendapat gambaran yang lebih tajam apabila berangkat dari luas wilayah di Kabupaten Lombok Utara seluas 809,55 Km2.
Grafik 1
Luas Wilayah Efektif Yang Dapat Dimanfaatkan Untuk Kawasan Budidaya Di Kabupaten Lombok Utara Di Rinci
Menurut Kecamatan
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA 2015 32 Luas wilayah tersebut diturunkan menjadi wilayah
efektif 218,58 Km2 (27 %) dan wilayah tidak efektif 590,97 Km2 (73 %), demi pengembangan dan peningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat maka wilayah tidak efektif bisa masuk ke kategori wilayah efektif dengan introduksi teknologi terapan. Untuk memberikan gambaran sebagai penentu kebijakan ke depan, wilayah daratan Kabupaten Lombok Utara di bagi menjadi dua kategori yakni lahan sawah dan lahan kering. Luas lahan sawah dan lahan kering di Kabupaten Lombok Utara dapat dilihat pada tabel di bawah ini;
Tabel 11
Luas Tanah Sawah Yang Dapat Ditanami dan Tanah Kering di Rinci Menurut Jenis Penggunaan per
Kecamatan.
Uraian
Kecamatan
Pemenang Tanjung Gangga Kayangan Bayan Total
Ha Ha Ha Ha Ha Ha
A Lahan Sawah / Padi
1 Padi Sawah 487 1.314 1.820 3.487 6.602 13.710 2 Padi Ladang 365 1.445 1.363 8.597 8.906 20.676 Sub Total 852 2.759 3.183 12.084 15.508 34.386 B Lahan Kering
1 Pekarangan
Bangunan 846 90 304 204 268 1.712
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA 2015 33
Uraian Kecamatan
Pemenang Tanjung Gangga Kayangan Bayan Total 2 Tegalan/Kebun 4902 2365 2331 2622 7659 19.879 3 Ladang /
Padang Rumput - - - - 4.105 4.105
4 Hutan Rakyat 0 - - - 5253 5253
5 Hutan Negara 1700 2037 5408 5767 8391 26.303
6 Perkebunan 0 2915 5.893 1181 3124 13.113
7 Lain-lain 7 0 561 0 710 1278
Sub Total 7.455 7.407 14.497 9.774 25.883 71.643 Grand Total 13.022 16.844 23.962 16.438 49.424 123.318
Sumber Data : DPPKKP KLU Tahun 2013
Dilihat dari distribusi lahan di atas, Kabupaten Lombok Utara di dominasi oleh lahan kering sebesar 89,7 % dan sisanya lahan sawah hanya seluas 10,3 %. Lahan kering yang luas tersebut merupakan tantangan tersendiri bagi pemerintah daerah untuk pengelolaan dan pengembangannya, agar lahan tersebut menjadi lahan berpotensi tidak terlepas dari introduksi kebijakan seperti kebijakan Pemerintah Daerah untuk menjaga kelestarian kawasan hutan dan marga satwa. Dengan lestarinya kawasan hutan maka akan berdampak pada tersedianya sumber mata air yang secara otomatis akan memperluas
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA 2015 34 lahan sawah yang bisa dimanfaatkan untuk tanaman
komoditi unggulan.
Berbicara potensi tidak terlepas dengan kajian wilayah efektif yang dapat dimanfaatkan. Sesuai Peraturan Pemerintah nomor nomor 129 tahun 2000, yang dimaksud Wilayah Efektif adalah wilayah yang dapat dimanfaatkan untuk kawasan budidaya di luar kawasan lindung. Wilayah efektif di Kabupaten Lombok Utara 21.858 Ha (218.58 Km2) yang digunakan untuk berbagai jenis kegiatan, diantaranya;
pertanian, perkebunan, perikanan tambak, industri, pariwisata, pelabuhan, pemukiman, dll.
Tabel 12
Luas Wilayah Efektif Yang dapat dimanfaatkan untuk kawasan budidaya di kabupaten lombok utara dirinci
menurut kecamatan
No Kecamatan Luas
(ha)
Persentase (%)
1 Pemenang 32.910 71.5
2 Tanjung 12.635 65.8
3 Gangga 15.735 60.8
4 Kayangan 11.564 53.4
5 Bayan 8.109 53.3
Total 80.953 62
Sumber Data : DPPKKP KLU.
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA 2015 35 Karena kondisi tanah yang subur dan areal pertanian
yang luas maka sebagian besar penduduk di Kabupaten Lombok Utara mengandalkan pertanian sebagai sumber penghasilan utamanya. Areal persawahan di Kabupaten ini cukup luas tak heran jika Kabupaten Lombok Utara merupakan salah satu lumbung beras di Propinsi Nusa Tenggara Barat.
Sektor pertanian memberikan kontribusi yang cukup besar bagi Produk Domestik Regional Kabupaten Lombok Utara. Sektor ini mencakup pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan dan juga perikanan.
Kabupaten Lombok Utara menyimpan potensi yang besar antara lain pada sektor-sektor sebagai berikut :
1) Pertanian Tanaman Pangan
Tidak jauh beda dengan Kabupaten lain yang berada dikawasan provinsi Nusa Tenggara Barat dimana sebagian besar penduduknya menggantungkan hidup dari sektor pertanian yang mencakup pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan dan perikanan, demikian pula halnya dengan Kabupaten Lombok Utara salah satu potensi unggulan Daerah adalah sektor pertanian, lahan yang ditanami adalah 24.634 ha dengan komoditi padi, palawija
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA 2015 36 dan sayuran/hortikultura, angka ini melebihi lahan efektif
seluas 21.858 ha. Pemanfaatan lahan sawah dan lahan kering dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
Grafik 2
Pemanfaatan Lahan Sawah dan Lahan Kering Per komoditi
Potensi unggulan masih didominasi oleh padi dan Ubi Kayu, berikut disajikan tabel yang menjelaskan distribusi penanaman dan produksi komoditi pertanian dan palawija di masing-masing kecamatan.
Tabel 13
Luas Tanam dan Produksi Komoditi Pertanian Padi, Palawija dan Sayuran/Hortikultura
di Kabupaten lombok Utara
Uraian
Kecamatan Total
Peme-
nang Tanjung Gangga Kayangan Bayan Luas Produksi
Ha Ha Ha Ha Ha Ha Kw
A Padi 1
Padi
Sawah 436 1503 1734 2664 5084 11421 58,56
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA 2015 37 Uraian
Kecamatan Total
Peme-
nang Tanjung Gangga Kayangan Bayan Luas Produksi
Ha Ha Ha Ha Ha Ha Kw
2 Padi
Ladang - - - 372 1705 2077 44,56
Total 436 1503 1734 3036 6789 13498 10312 B Palawija
1 Jagung 40 120 310 1428 4181 6079 5836
2 Ubi Kayu 150 200 200 425 925 1900 1900
3 Ubi Jalar 0 10 18 75
105 208 196 4 Kacang
Tanah 165 1095 805 1275 3560 6900 6648
5 Kedelai 0 0 0 0 0 0 0
6
Kacang
Hijau 10 20 30 55 135 250 237
7 Lebak - - - -
8 Lainnya ( Polder, Rembesal
dll ) - - - -
Total 365 1.435 1.363 3.258 8.906 15.337 30.664 C Sayuran
1 Bawang
Merah 65 43 - - - 105 40
2 Bawang
Putih - - - -
3 Kacang
Panjang 7 3 8 - -
3 18 63 35
4 Cabe
Rawit
6 4 8 - 137 155 27
5 Tomat 3 2 - - 5 -
6 Kangkung - 1 2 3 =
7 Semangka - - 6 -
8 Buncis I - - -
9 Ketimun 2 1 2 5 310
Total 78 7852 16 1 139 289 10212.530
Sumber : DPPKKP KLU Tahun 2014
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA 2015 38 Kalau dilihat dari potensi masing-masing kecamatan
maka dapat di gambarkan lahan yang terbanyak dipakai untuk menanam komoditi pertanian adalah berada di Kecamatan Bayan dan Kecamatan Kayangan, sementara Kecamatan Pemenang dan Kecamatan Tanjung banyak didominasi oleh pekarangan bangunan dan perkebunan dari pada lahan pertanian. Untuk melihat pemanfaatan lahan efektif yang digunakan untuk penanaman produk pertanian dapat digambarkan pada grafik di bawah ini;
Grafik 3
Pemanfaatan Lahan Efektif untuk Penanaman Komoditi Pertanian Per Kecamatan
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA 2015 39 Terkait dengan kebijakan, karena lahan efektif di
tiga Kecamatan banyak dipakai sebagai lahan untuk bangunan dan perkebunan maka pengembangan komoditi pertanian banyak difokuskan kepada dua Kecamatan yakni Kecamatan Kayangan dan Kecamatan Bayan, lahan yang digunakan untuk penanaman di dua kecamatan tersebut melebihi lahan efektif, ini dikarenakan adanya indroduksi teknologi terapan seperti pembuatan dan pemakaian sumur bor, penerapan sprinkler untuk irigasi dan pengaturan pola tanam sesuai dengan potensi unggulan lokal tapi mempunyai pangsa pasar. Kalau dilihat dari sisi lahan persawahan dan lahan kering ke dua kecamatan memiliki lahan persawahan yang lebih luas dari lahan kering dibandingkan dengan ke tiga kecamatan lain yakni Kecamatan Pemenang, Kecamatan Tanjung dan Kecamatan Gangga.
2). Perkebunan
Selain pertanian tanaman pangan, sub sektor perkebunan di Kabupaten ini juga turut memberikan kontribusi yang cukup berarti bagi perekonomian masyarakat. Kelapa, kopi, cengkeh, jambu mete, vanili, kapas, kapuk, coklat, tembakau, asam, pinang, merupakan
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA 2015 40 jenis tanaman perkebunan yang diproduksi di Kabupaten
Lombok Utara.
Jambu Mete merupakan salah satu produk perkebunan unggulan. Dengan pengelolaan yang baik produk perkebunan di Kabupaten Lombok Utara diharapkan mampu bersaing dengan daerah lainnya.
Perubahan yang terjadi dapat dilihat pada tabel berikut;
Tabel 14
Perkembangan Areal Tanaman Perkebunan Rakyat Kabupaten Lombok Utara Tahun 2013- 2015
No Jenis Komoditi
Areal Tanam ( Ha ) Areal Tanam ( Ton ) Rata-rata Produksi Kg/Ha 2013 2015 2013 2015 2013 2015 1 Kelapa 10.844,62 10.984,8
2 15.275,45 15.275,4
5 1.684,4
3 1.684,43 2 Kopi 1.303,02 1.353,02 770,15 770,15 781,20 781,20 3 Cengkeh 1.425,10 1.425,10 140,67 140,67 297,12 297,12
4 Kapuk 63,10 63,10 11,23 11,23 261,59 261,59
5 Jambu
Mete 13.856,7 13.856,7 2.727,21 2.727,21 364,49 364,49
6 Panili 214,87 214,87 4,17 4,17 30,12- 30,12-
7 Kakao 3.555,60 2.923,35 1.124,31 1.124,31 618,69 618,69
8 Pinang 36,11 36,11 14,32 14,32 831,11 831,11
9 Asam 16,62 4,50 21,29 21,29 1.183,4
6 1.183,46 10 Jarak
Pagar 38,75 38,75 3,74 3,74 272,00 272,00
11 Aren 133,05 133,05 7,42 7,42 120,26 120,26
12 Kemiri - - - - - -
13 Lada - - - - - -
14 Lontar - - - - - -
15 Kapas 149 149 49,00 49,00 1000 1000
16 Tembakau
Rakyat - - - - - -
17 Tembakau
Virginia 142,00 142,00 193,80 193,80 1.386,2
7 1.386,27
18 Wijen - - - - - -
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA 2015 41
19 Empon-
empon - - - - - -
20 Tebu - - - - - -
Sumber Data: DPPKKP KLU 2015
Dari tabel 14 di atas, total areal yang di tanami tidak hanya pada lahan yang di plot untuk perkebunan tetapi masyarakat juga menanam tanaman perkebunan pada areal kehutanan seperti panili, cengkeh, dan pinang.
Sehingga jumlah areal yang tertera lebih luas dari areal perkebunan itu sendiri. Masyarakat Kabupaten Lombok Utara memultifungsikan areal kehutanan supaya memberikan manfaat ekonomis bagi masyarakat.
Perkembangan/perbandingan penambahan areal dapat dilihat pada grafik di bawah ini.
Grafik 4
Jumlah Areal Perkebunan Dan Jumlah Tanaman Perkebunan Yang Ditanam Di Areal Perkebunan Dan
Kehutanan.
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA 2015 42 Disemua kecamatan areal yang dipakai untuk
menanam tanaman perkebunan melebihi areal perkebunan yang ada, ini berarti adanya antusiasisme masyarakat terhadap pengelolaan tanaman perkebunan. Masyarakat semakin sadar akan penananaman komoditi perkebunan yang berorientasi pasar. Disisilain kebijakan pemerintah kabupaten juga yang menggalakkan penanaman pola pikir petani supaya berwawasan agribisnis dan juga terus meningkatkan sumberdaya masyarakat maupun aparat pemerintah yang akan mendapingi masyarakat.
2) Kehutanan
Hutan merupakan paru-paru bagi bumi dan sumber cadangan air. Kelestarian hutan menjadi tanggung jawab setiap aspek yang ada dalam masyarakat karena masyarakat pula yang merasakan arti penting dari kelestarian hutan. Hasil Identifikasi dan Inventarisasi lahan kritis Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2006, jumlah lahan kritis 63.680,89 ha. Jumlah lahan kritis pada masing-masing kecamatan dapat di lihat pada tabel dibawah ini;
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA 2015 43 Tabel 15
Luas Lahan Kritis Hasil Identifikasi di Kabupaten Lombok Utara
No Uraian
Kecamatan
Pemenang Tanjung Gangga Kayangan Bayan Total
Ha Ha Ha Ha Ha Ha
A Dalam Kawasan 1
Sangat kritis
2.056,93
-
-
- - 2.056,93
2 Kritis 329,15
-
-
- - 329,15
3
Agak Kritis
4.605,60
-
24,25- - -
4.629,85
4
Potensial
Kritis 7.209,24 - 6.536,36 - 11.034,95 24.780,55 B Luar Kawasan
1
Sangat
kritis 165.18
-
-
-
- 165.18
2 Kritis 1.279.21
-
- 1.210.00 5.892.69 8.381.90
3
Agak
Kritis 1.404.05 1,21742 432.8 654.44 5.347,21 8.666.40
4
Potensial
Kritis - - - -
Sumber Data : Dinas Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Kelautan dan Perikanan Kb. Lombok Utara.
Luas lahan hutan adalah 33.364 ha yang terdiri dari hutan rakyat dan hutan negara. Hutan yang berlahan kritis
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA 2015 44 berubah ke tegalan/kebun, ladang huma, hutan rakyat,
hutan negara, perkebunan dan lain-lain dengan jumlah keseluruhan luas 30.316,89 ha (47,60%).
Kawasan hutan yang ada di Kabupaten Lombok Utara potensinya memberikan multi manfaat yang antara lain; sebagai taman wisata alam , flora, fauna, kayu dan non kayu. produksi beberapa macam produk kehutanan yang potensial di Kabupaten Lombok Utara dapat dilihat dalam tabel di bawah ini;
Tabel 16
Hasil Produksi Kayu Hutan di Tanah Milik (Kebun) Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Lombok Utara.
No Uraian
Kecamatan Pemenang Tanjung Gangga Kaya-
ngan Bayan Total
batang Batang Batang batang batang batang M3
1 Nangka - - - - - - -
2
Dao/Bung
ur - - - - - - -
3 Rimba 347.175- - 1729.32 - - 348.895.3
2
-
4 Campuran - - - - - - -
Total 347.175 - 1720.32 - - 34889532 11.418
Sumber Data : DPKKP KLU 2013
Pada tabel 16 di atas, hasil hutan hanya pada tanah milik (kebun) Dinas Kehutanan dan Perkebunan sedangkan hutan rakyat 5.213 ha dan hutan negara 28.151 ha
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA 2015 45 merupakan hutan yang dijaga kelestariannya dengan
pengaturan ijin penebangannya (hutan produksi) untuk menjaga multi manfaat terhadap perlindungan alam, lingkungan dan ekosistim lain (hutan lindung), sebagai penghasil dan media pengatur tata air dan manfaat untuk pariwisata (kawasan konservasi). Diharapkan terjadi singkronisasi hubungan timbal balik antara masyarakat dengan kawasan hutan karena dari 33 desa ada 23 desa yang ada di sekitar hutan. Luas kawasan hutan berdasarkan fungsi hutan dapat di lihat pada tabel di bawah ini;
Tabel 17
Luas Kawasan Hutan dirinci Per Fungsi Hutan di Kabupaten Lombok Utara
No Fungsi
hutan Nama
Blok Kelompok
Hutan Luas Hutan/
TGHK (Ha) Keter angan I Kawasan
Konservasi
- taman
Nasional Gunung Rinjani
TNGR Gungung
Rinjani 10.210 KPHK
II Hutan
Lindung 1. Rempek 2. Pusuk
1. Pandan Mas
2.Gunung Rinjani
630,22 27.467,815,0
0
KPHL KPHL III Hutan
Produksi
1.Batu Gong 2.Santong Dsk.
1.Pandan Mas 2.Gunung Rinjani
739.78 1.729,48
KPHP KPHP
Sumber Data: DPPKKP KLU Tahun 2015
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA 2015 46 Taman Wisata Alam Laut Gili Matra (Meno,air dan
Trawangan) 2.954 Ha, hutan rakyat 900 Ha, hutan adat 270 Ha yang wilayahnya berada di luar hutan negara.
Disamping sebagai wisata alam kawasan hutan juga memberikan manfaat bagi masyarakat dengan penghasil sumber mata air yang terdiri dari 45 titik baik yang berada dalam kawasan hutan dan 48 titik berada di luar kawasan hutan. Jumlah dan tempat Titik mata air pada tiap kecamatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini;
Tabel 18
Jumlah Titik Mata Air Dalam Kawasan Hutan dan Luar Kawasan Hutan.
Uraian
Kecamatan Peme-
nang Tanjung Gangga Kayangan Bayan Total Dalam
Kawasan Hutan
6 6 22 4 7 45
Luar Kawasan Hutan
2 6 24 4 12 48
Total 9 12 46 8 17 93
Sumber : DPPKP KLU, 2015
Sebagai efek multi fungsi hutan, Lombok Utara mempunyai spesies unggulan. Kategori flora terdiri dari
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA 2015 47 kayu rajumas, bajur, Klokos, Udu/Kalimuru, Guru,
Gaharu, Buah Odak/getah, Imba, Terep, Sentul, Jukut, Dao, Bangsal dan Gerasak. Potensi unggulan kelompok fauna meliputi Rusa, Lutung, Kera, burung kakak tua, burung kuakiau, burung punglor, ular sanca, ayam hutan, trenggiling, landak dan itik gunung.
Produksi hasil hutan unggulan terdiri dari Kayu meliputi sengon, mahoni, dadap, rajumas dan udu sedangkan non kayu meliputi madu, bambu, ketak, aren dan lain-lain.
Pemanfaatan dan pengelolaan hutan yang sudah dilakukan sampai saat ini adalah (Hutan Kemasyarakatan) HKm 2.043 Ha tersebar di 8 Lokasi, PHTUL 235 Ha, bekas HPH 350 Ha, HTI 1.405 Ha kerjasama dengan pihak swasta yakni PT. Shadana Arifnusa (masih dalam proses perijinan penetapan areal HTI).
Pada tataran konsep, kebijakan Pemerintah mengembangkan program HKm sebagaimana tertuang dalam SK No. 677/Kpts-II/1998, oleh banyak kalangan dinilai sebagai kebijakan yang positif terutama dalam kaitannya dengan peningkatan akses masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan hutan. Bahkan bagi wilayah
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA 2015 48 provinsi yang memiliki sumberdaya alam terbatas,
keberadaan program HKm akan dapat menjadi salah satu potensi bagi sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD), tatkala kebijakan desentralisasi diberlakukan. Berbeda dengan konsep program Sosial Forestry yang terdahulu, seperti ; PMDH, HTI yang cenderung top down, orientasi fisik-tehnis dan standart, maka program HKm 677 relatif lebih baik pendekatannya. Konsep program HKm selain memberikan hak atas kayu kepada masyarakat, juga dalam metodologinya bersifat partisipatif sejak tahap perencanaan dan pelaksanaan.
3). Peternakan
Peternakan tidak dapat dipisahkan dari pertanian sehingga sejalan dengan produksi pertaniannya, Kabupaten Lombok Utara juga mengembangkan produk peternakannya. Beberapa produk utamanya adalah sapi, kerbau , kambing, domba, kuda, ayam dan babi.
Walaupun belum dapat memberikan kontribusi yang cukup tinggi bagi perekonomian Lombok Utara, namun potensi yangadapada sektor peternakan ini perlu untuk ditumbuhkembangkan.