• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tujuan pendidikan (Junaidi, 2020). Sedangkan menurut (Hamalik, 2013) sebagai pedoman untuk mencapai tujuan pendidikan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA. tujuan pendidikan (Junaidi, 2020). Sedangkan menurut (Hamalik, 2013) sebagai pedoman untuk mencapai tujuan pendidikan."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

11 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori

1. Kurikulum 2013

a. Pengertian Kurikulum

Kurikulum adalah kumpulan pengaturan dan rencana tentang tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta digunakan sebagai pedoman atau pegangan dalam menyelenggarakan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan (Junaidi, 2020). Sedangkan menurut (Hamalik, 2013) kurikulum adalah suatu program pendidikan yang disediakan untuk membelajarkan siswa. Menurut (Hidayat, 2013) kurikulum merupakan alat yang sangat penting bagi keberhasilan suatu pendidikan. Dari beberapa pengertian dapat disimpulkan bahwa kurikulum merupakan suatu program pendidikan untuk membelajarkan siswa yang digunakan sebagai pedoman untuk mencapai tujuan pendidikan.

b. Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 adalah rancangan pembelajaran yang didesain untuk mengembangkan potensi peserta didik yang bertujuan untuk mewujudkan generasi bangsa Indonesia yang bermartabat, beradab, berbudaya, berkarakter, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, menjadi warga negara yang demokratis, dan bertanggung jawab.

Menurut (Rahmawati, 2018) kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dikembangkan untuk meningkatkan dan menyeimbangkan soft skills

(2)

dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan secara seimbang dan berjalan secara integratif.

Kurikulum 2013 terutama pada jenjang tingkat dasar lebih menekankan pada pendidikan karakter (Mulyasa, 2013).

Pendidikan karakter pada Kurikulum 2013 memiliki tujuan yaitu meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan yang membentuk budi pekerti dan akhlak siswa yang sesuai dengan standar kompetensi satuan pendidikan. Dengan demikian Kurikulum 2013 dapat disimpulkan bahwa suatu rancangan pembelajaran yang menekankan pada pendidikan karakter siswa dengan mengembangkan potensi yang dimiliki oleh siswa untuk mencapai tujuan pendidikan.

c. Tujuan Kurikulum 2013

Menurut (Mulyasa, 2013) mengatakan bahwa seperti yang dikemukakan di berbagai media massa, melalui pengembangan kurikulum 2013 kita akan menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, dan efektif melalui pengembangan sikap, pengembangan keterampilan, dan pengetahuan yang terintelegensi.

Pengembangan kurikulum ini difokuskan pada pembentukan kompetensi dan karakter peserta didik, berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat didemonstrasikan kepada peserta didik sebagai wujud pemahaman konsep yang dipelajari secara konseptual. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan kurikulum 2013 yaitu menuntut peserta didik dalam pembentukan

(3)

karakter dan kompetensi sehingga menghasilkan lulusan yang produktif, kreatif, inovatif, dan efektif.

2. Pembelajaran Tematik

a. Pengertian Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik merupakan salah satu model pembelajaran terpadu (integrated learning) pada jenjang taman kanak-kanak atau sekolah dasar untuk kelas awal yang didasarkan pada tema-tema tertentu yang kontekstual dengan dunia anak (Trianto, 2011).

Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu, dengan mengelola pembelajaran yang mengintegrasikan materi dari beberapa mata pelajaran dalam satu topik pembicaraan yang disebut tema.

Pembelajaran tematik yaitu proses pembelajaran yang bermakna dan berwawasan multikurikulum (Prastowo, 2019) menyatakan bahwa pada proses pembelajaran ini terdapat dua pokok penguasaan yang terdiri dari penguasaan bahan (materi) ajar yang bermakna bagi siswa dan pengembangan kemampuan berpikir dan bersikap mandiri untuk memecahkan masalah. Pada proses pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang melibatkan peserta didik. Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses belajar secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman secara langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajari (Syaifuddin, 2017).

Peserta didik pada proses pembelajaran terlibat aktif dalam memecahkan permasalahan sehingga dapat menumbuhkan kreativitas

(4)

yang sesuai dengan potensi dan kecenderungan yang dimiliki. Pada pembelajaran tematik proses pembelajaran dilaksanakan dengan belajar sambil bermain menggunakan kreativitas yang tinggi. Jadi pada pembelajaran tematik ini diharapkan pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan. Sejalan (Prastowo, 2019). Pembelajaran tematik tidak mendorong peserta didik untuk mengetahui (learning to know), tetapi juga belajar untuk melakukan (learning to do), belajar untuk menjadi (learning to be), dan belajar untuk hidup bersama (learning to live together). Lebih lanjut (Mahfud, 2007) mengatakan bahwa model pembelajaran tematik lebih mengutamakan pembelajaran melalui belajar yang menyenangkan (joyful learning) tanpa tekanan dan ketakutan tetapi tetap bermakna untuk peserta didik. Menurut (Widyaningrum, 2012) pembelajaran tematik merupakan bentuk yang akan menciptakan sebuah pembelajaran terpadu, yang akan mendorong keterlibatan siswa dalam belajar, membuat siswa aktif terlibat dalam proses pembelajaran dan menciptakan situasi pemecahan masalah sesuai dengan kebutuhan siswa, dalam belajar secara tematik siswa akan dapat belajar dan bermain dengan kreativitas yang tinggi.

Dengan demikian pembelajaran tematik adalah model pembelajaran yang memadukan beberapa materi mata pelajaran dalam satu tema.

Pada pembelajaran tematik peserta didik dituntut untuk aktif pada proses pembelajaran dengan kreativitas yang dimiliki, sehingga proses pembelajaran menarik dan menyenangkan. Selain itu pembelajaran tematik mendorong peserta didik untuk mengetahui, melakukan, belajar

(5)

menjadi, dan belajar untuk hidup bersama melalui belajar sambil bermain tetapi tetap bermana untuk peserta didik.

b. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Karakteristik pembelajaran tematik menurut (Prastowo, 2013) antara lain : 1) Pembelajaran lebih berpusat kepada siswa, 2) lebih menekankan pada pembentukan pemahaman dan makna, 3) pada proses pembelajaran memberikan pengalaman secara langsung kepada peserta didik, 4) kegiatan belajar lebih menekankan pada proses daripada hasil, 5) pemisah antara mata pelajaran tidak jelas, 6) menyajikan konsep dari berbagai materi, 7) bersifat menyesuaikan dengan keadaan, 8) hasil pembelajaran berdasarkan keinginan dan kebutuhan peserta didik, dan 9) Pembelajaran dilaksanakan dengan prinsip belajar sambil bermain.

Dari penjelasan tersebut disimpulkan bahwa karakteristik dari pembelajaran tematik yaitu siswa berperan aktif pada pembelajaran atau pembelajaran lebih berpusat pada siswa. Pembelajaran menekankan pada pemahaman konsep dan makna, kegiatan pembelajaran memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik, dan pada pembelajaran tematik ini lebih menekankan proses daripada hasil, serta hasil pembelajaran disesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan peserta didik. Pada proses pembelajaran tematik ini juga menggunakan prinsip belajar sambil bermain sehingga proses pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan.

Adanya keterkaitan antara karakteristik dan media pembelajaran yang dirancang sudah sesuai dengan karakteristik yang ada yaitu

(6)

peserta didik dapat menggunakan media pembelajaran secara mandiri tetapi tetap dengan dampingan guru. Selain itu media pembelajaran juga menggunakan prinsip belajar sambil bermain. Selain itu menentukan media pembelajaran yang sesuai dapat mempengaruhi pada proses pembelajaran, sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

3. Media pembelajaran a. Pengertian Media

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang memiliki arti tengah, dimana letak tengah dapat diartikan sebagai perantara atau pengantar dari bagian satu ke bagian lainnya (Munadi, 2013).

Sedangkan (Setiawan, Putria and Suryani, 2020) menyatakan bahwa media adalah segala sesuatu bentuk yang biasa digunakan dalam menyampaikan informasi. Pernyataan lain disampaikan oleh (Musfiqon, 2012) bahwa media sebagai salah satu teknik yang efektif untuk komunikasi antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Media sebagai bentuk yang digunakan untuk menyalurkan pesan antara pengirim kepada penerima pada proses pembelajaran sehingga dapat merangsang pikiran, perhatian, perasaan dan minat siswa (Sadiman, 2009). Hal lain juga diungkapkan oleh (Kuncahyono, 2017) bahwa media adalah alat dan bahan yang didalamnya berisi informasi terkait bahan pelajaran yang bertujuan untuk memudahkan mencapai tujuan pembelajaran.

(7)

Dari beberapa pengertian yang disampaikan dapat ditarik kesimpulan bahwa media merupakan suatu perantara untuk menyampaikan pesan atau informasi dari guru ke siswa pada proses pembelajaran, serta dapat merangsang siswa untuk belajar. Media yang digunakan juga harus disesuaikan dengan materi tidak menggunakan media sembarangan.

b. Pengertian Pembelajaran

Pada hakikatnya pembelajaran berarti suatu proses belajar mengajar yang terstruktur dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan pembelajaran yang efisien dan efektif (Aqib, 2013). Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa pembelajaran adalah suatu kegiatan yang didalamnya terdapat interaksi antara guru, siswa, dan sumber belajar. Pembelajaran akan berhasil apabila siswa memiliki kemauan untuk belajar dan kreativitas guru dalam menyampaikan pelajaran.

Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu kegiatan dimana terdapat interaksi antara guru dan siswa serta sumber belajar yang terstruktur untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran yang berlangsung juga diharapkan menarik dan memotivasi siswa sehingga proses pembelajaran menyenangkan.

c. Pengertian Media Pembelajaran

Pada proses pembelajaran guru membutuhkan media yang digunakan sebagai alat bantu untuk menyampaikan suatu informasi kepada siswa berupa media pembelajaran (Suryani, 2018). Media pembelajaran yaitu

(8)

alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan kepada yang menerima pesan (Trianto and Pd, 2007). Senada dengan pendapat tersebut (Sumanto, 2012) mengungkapkan bahwa media pembelajaran merupakan sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan berupa bahan pembelajaran sehingga dapat merangsang perhatian, keinginan, pikiran, dan perasaan peserta didik pada kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Menurut (Munadi, 2013) media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat memberikan dan menyalurkan pesan yang sudah terencana dari sumber sehingga dapat menciptakan lingkungan belajar yang kondusif sehingga proses pembelajaran berjalan secara efisien dan efektif oleh penerima. Media pembelajaran dapat membantu peserta didik untuk mempermudah dalam menerima dan memahami materi yang disampaikan. Media pembelajaran yang disajikan harus disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik, sehingga dengan menggunakan media pembelajaran dapat mencapai tujuan dari pembelajaran yang sesuai dengan harapan.

d. Fungsi Media Pembelajaran

Media pembelajaran berperan penting dalam proses pembelajaran.

Media membantu materi yang abstrak bisa menjadi konkret. Pemakaian media pembelajaran dalam proses pembelajaran dapat membangkitkan minat, membangkitkan motivasi, dan merangsang belajar (Arsyad, 2011). Secara umum media pembelajaran memiliki beberapa fungsi yaitu sebagai berikut: 1) Memberikan pengalaman kepada siswa, 2)

(9)

Mendapatkan gambaran yang jelas mengenai benda yang sulit diamati secara langsung, 3) Menumbuhkan keinginan dan minat baru siswa, 4) memudahkan siswa untuk mengamati dan mendeskripsikan benda.

Sedangkan menurut (Firdaus, 2018) media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran) sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar.

Dari pernyataan yang disampaikan dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran berfungsi sebagai alat bantu atau perantara untuk memberikan informasi dari guru kepada siswa untuk mengurangi kendala dalam memberikan materi yang disebabkan dari kurang aktif nya siswa atau siswa pasif dalam pembelajaran, kurang perhatian siswa kepada guru, dan konsentrasi siswa yang kurang. Penggunaan media pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan pada proses pembelajaran diharapkan dapat mempengaruhi semangat dan motivasi belajar siswa yang nantinya akan memunculkan siswa yang aktif sehingga tercapai dengan baik pembelajarannya. Media pembelajaran Kotak Ajaib Tematik (KOATIK) sesuai dengan fungsi media pembelajaran yaitu pada media ini dapat memberikan pengalaman secara langsung kepada siswa, mendapatkan gambaran yang jelas benda yang sulit diamati secara langsung, menumbuhkan keinginan dan minat siswa, dan memudahkan siswa mengamati dan mendeskripsikan benda.

(10)

e. Manfaat Media Pembelajaran

Adapun manfaat media pembelajaran, seperti yang diungkapkan oleh (Daryanto, 2012) manfaat media pembelajaran antara lain : 1) Untuk memperjelas pesan yang disampaikan, 2) Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan tenaga, 3) Menumbuhkan semangat belajar, 4) Memberikan kesempatan siswa untuk belajar mandiri, dan 5) Pada proses pembelajaran terdapat lima komponen komunikasi yaitu guru, siswa, bahan ajar, tujuan pembelajaran, dan media pembelajaran.

Penggunaan media pembelajaran di kelas dapat menciptakan suasana kelas yang lebih kreatif, karena ada sebuah alat yang menghantarkan materi kepada siswa agar lebih menarik, sehingga media pembelajaran dapat disebut sebagai salah satu faktor yang dapat menciptakan motivasi belajar pada siswa(Febrianti, 2019).

Media pembelajaran dibutuhkan dalam proses pembelajaran untuk membantu memudahkan guru menyampaikan materi pembelajaran.

Menurut (Arsyad, 2011) manfaat media pembelajaran pada proses pembelajaran berlangsung antara lain : 1) Media pembelajaran memberikan penjelasan dalam penyajian pesan dan informasi, sehingga proses pembelajaran berjalan dengan baik dan hasil belajar siswa meningkat, 2) Media pembelajaran dapat menarik perhatian siswa, sehingga dapat menumbuhkan minat, motivasi belajar, dan menciptakan interaksi siswa dengan lingkungan belajar, 3) Media pembelajaran menggunakan teknologi modern untuk mengatasi keterbatasan indera,

(11)

ruang, dan waktu, dan 4) Media pembelajaran memberikan pengalaman secara langsung kepada siswa.

Selain itu ada beberapa manfaat media pembelajaran yang disampaikan oleh (Aqib, 2013) antara lain: 1) Media pembelajaran menjadikan proses pembelajaran lebih menarik, 2) Media pembelajaran menjadikan interaksi pada proses pembelajaran, 3) Media pembelajaran menjadikan hasil belajar meningkat, dan 4) Menjadikan siswa lebih aktif.

Jadi manfaat media pembelajaran yaitu sebagai alat bantu yang digunakan untuk sumber belajar yang berguna untuk menyampaikan pesan dan informasi kepada siswa. Media pembelajaran memberikan penjelasan dalam menyajikan pesan dan informasi dari guru kepada siswa, dengan media pembelajaran siswa tertarik dengan media yang digunakan guru, media pembelajaran juga memberikan pengalaman baru kepada siswa secara langsung, serta media pembelajaran menjadikan proses pembelajaran lebih menarik. Media pembelajaran membuat siswa lebih aktif dengan begitu menjadikan hasil belajar meningkat. Pada media Kotak Ajaib Tematik (KOATIK) memiliki manfaat sebagai alat bantu yang berguna untuk menyampaikan pesan dan informasi kepada siswa. Media KOATIK juga menarik siswa untuk belajar karena media yang disajikan dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif.

(12)

f. Kriteria Media Pembelajaran

Penggunaan media pembelajaran memiliki peranan penting untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan guru dalam membuat media pembelajaran, salah satunya yaitu guru mampu memilih media pembelajaran yang tepat untuk digunakan dalam proses pembelajaran. Adapun kriteria penggunaan media yang diungkapkan oleh (Sadiman, 2009) antara lain: 1) Adanya sumber, dengan adanya sumber maka tidak harus membeli atau membuat begitu sebaliknya jika tidak ada sumber harus membeli atau membuat, 2) Ketersediaan dana, tenaga, dan fasilitas, 3) Kesederhanaan dan kualitas media agar dapat digunakan dalam waktu yang lama, dan 4) Media pembelajaran efektif dan efisien.

Sedangkan kriteria media pembelajaran yang diungkapkan oleh (Rudi and Cepi, 2008) sebagai berikut : 1) Kesesuaian dengan materi pembelajaran, 2) Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran, 3) Kesesuaian dengan teori pembelajaran, 4) Kesesuaian dengan kondisi lingkungan, 5) Kesesuaian dengan gaya belajar siswa, dan 6) Kesesuaian dengan karakteristik pembelajaran.

Berdasarkan kriteria media pembelajaran tersebut yaitu memilih media pembelajaran harus disesuaikan dengan materi pembelajaran, tujuan pembelajaran, gaya belajar siswa, dan kondisi lingkungan belajar siswa. Selain itu dalam mengembangkan media pembelajaran harus disesuaikan dengan karakteristik pembelajaran itu sendiri yang disesuaikan dengan teori pembelajaran. Pada media KOATIK sesuai

(13)

dengan kriteria media pembelajaran. Media KOATIK dibuat sesuai dengan materi pembelajaran, sesuai dengan tujuan pembelajaran, dan sesuai dengan gaya belajar siswa.

g. Jenis Media Pembelajaran

Media pembelajaran banyak digunakan pada proses pembelajaran.

Media memiliki peranan yang penting untuk menyampaikan materi pada pembelajaran. Menurut (Munadi, 2008) mengklasifikasikan media pembelajaran sebagai berikut : 1) Media Audio, 2) Media Visual, 3) Media Audio Visual, 4) Media Serbaneka. Adapun penjelasannya sebagai berikut:

1) Media Audio

Media Audio memiliki fungsi yaitu menyalurkan pesan berupa audio. Media audio berhubungan dengan Indera pendengaran.

Contoh media audio yaitu radio, tape recorder, telepon, dan lain sebagainya.

2) Media Visual

Media Visual merupakan media yang memiliki fungsi yaitu menyalurkan pesan melalui Indera penglihatan. Media visual terbagi menjadi dua yaitu media visual diam dan media visual gerak.

Adapun contoh dari media visual diam yaitu berupa foto, ilustrasi, gambar, bagan, grafik, poster, peta, dan lain sebagainya. Sedangkan contoh dari media visual gerak yaitu seperti film yang tidak ada suaranya.

(14)

3) Media Audio Visual

Media Audio Visual merupakan media yang berfungsi menyalurkan pesan melalui suara dan gambar.

4) Media Serbaneka

Media Serbaneka adalah media yang menyesuaikan potensi di suatu darah dan di lingkungan sekolah yang dapat digunakan dan dimanfaatkan untuk media pembelajaran. Adapun contoh dari media serbaneka yaitu berbentuk papan antara lain papan tulis, papan flanel, papan buletin, papan listrik, dan papan magnetik. Media Serbaneka berbentuk tiga dimensi seperti mock up dan diorama, serta contoh dari media serbaneka yaitu Realita seperti memperlihatkan benda asli yang ada di lingkungan sekitar.

Berdasarkan pernyataan tersebut peneliti akan mengembangkan media yang termasuk pada media audio visual dan serbaneka.

Dikatakan sebagai media audio visual karena pada media Kotak Ajaib Tematik (KOATIK) memiliki suara dan gambar yang dijadikan satu dalam media ini. Selain itu pada media yang akan digunakan peneliti termasuk pada media serbaneka karena pada media yang dikembangkan peneliti berbentuk kubus yang terbuat dari kayu dan tripleks yang dapat dibuka tutup dan memiliki beberapa aktivitas terkait materi. Jadi media Kotak Ajaib Tematik (KOATIK) termasuk media Audio Visual dan Media Serbaneka.

(15)

4. Pengembangan Media Pembelajaran

Pengembangan media adalah suatu langkah atau proses dalam membuat suatu produk yang sudah disesuaikan dengan acuan kriteria dari suatu produk yang akan dibuat dan dipertanggungjawabkan (Setyosari, 2013). Pengembangan media pembelajaran dilakukan untuk membuat dan menghasilkan suatu produk yang akan diberikan penilaian dari perubahan produk yang sudah ada. Pembelajaran dapat tercapai jika adanya salah satu pengembangan media yang kreatif dari guru.

Pengembangan media pembelajaran yang kreatif dapat memenuhi kebutuhan siswa untuk memudahkan siswa dalam memahami dan menerima materi yang diberikan. Dalam mengembangkan media pembelajaran tidak boleh sembarangan harus disesuaikan dengan materi dan tujuan pembelajaran jika media pembelajaran tersebut belum tersedia. Maka dengan itu pengembangan media pembelajaran yang cocok dengan materi dan tujuan pembelajaran dibutuhkan agar pembelajaran tercapai dengan maksimal.

Pengembangan media pembelajaran yang kreatif dapat membantu mempermudah siswa untuk menerima dan memahami materi yang disampaikan oleh guru. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pengembangan media pembelajaran adalah suatu proses menciptakan produk yang sudah ada sebelumnya dan dikembangkan menjadi lebih menarik untuk membantu siswa dan guru pada pembelajaran.

(16)

5. Media Kotak Ajaib Tematik (KOATIK)

Media Kotak ajaib tematik (KOATIK) merupakan sebuah media tematik yang berbentuk kubus. Media KOATIK adalah media berupa alat peraga yang digunakan untuk sarana menyampaikan informasi materi pelajaran. Media ini dapat digunakan dengan mudah oleh siswa maupun guru. Media KOATIK ini memuat 3 muatan pelajaran yaitu Bahasa Indonesia, Matematika dan SBdP. Pada media KOATIK dapat belajar sambil bermain. Media KOATIK memiliki 4 pos dimana pos pertama yaitu terdapat aktivitas mengenal pola irama sederhana yang dikemas dengan adanya audio pada pintu ini yang memudahkan siswa untuk mendengarkan secara langsung. Pada pos kedua terdapat sebuah aktivitas yang dikemas melalui permainan ular tangga, dimana pada setiap nomer terdapat gambar dan kata yang akan dikelompokkan pada kantong yang disediakan, setelah melakukan aktivitas terdapat beberapa pertanyaan yang harus dikerjakan. Pada pos ketiga terdapat aktivitas yang dikemas dengan permainan monopoli, dimana setiap nomor terdapat gambar dan kata yang akan di kelompokkan dengan memilih gambar dan kata tersebut masuk ke dalam kategori kata maaf atau kata tolong. Pada pos keempat terdapat pos soal yang berisi Lembar Kerja Siswa (LKS) dan Buku Panduan penggunaan media. Pada media KOATIK ini siswa berperan secara langsung dan membuat siswa berpikir secara kritis.

Media KOATIK yang sudah dikembangkan memiliki kelebihan yaitu siswa dapat menggunakan secara langsung, mudah dibawa,

(17)

terdapat audio pada media, jadi siswa tidak mendapatkan visualnya saja tetapi siswa bisa mendengarkan secara langsung. Pada media ini juga mendorong siswa agar tidak bosan pada proses pembelajaran berlangsung karena dikemas dengan belajar sambil bermain. Selain memiliki kelebihan pada media ini memiliki kekurangan yaitu media hanya digunakan untuk kelas II SD dan media dapat digunakan oleh siswa yang sudah bisa membaca. Adapun langkah penggunaan media KOATIK antara lain; 1) Petunjuk umum, 2) Cara bermain pos 2 monopoli, 3) Cara bermain pos 3 ular tangga, dan 4) Cara bermain pos 4 nada.

a. Petunjuk Umum

1) Siswa dibagi berpasangan dalam setiap kelompok

2) Sebelum menggunakan media, guru memberikan sedikit materi yang akan dipelajari dalam media

3) Siswa diberi petunjuk dan cara bermain dalam menggunakan media

4) Terdapat 3-4 kelompok maju kedepan dan kelompok lain memperhatikan

5) Kelompok yang maju memulai permainan dari pos pertama dan dilanjutkan sampai pos terakhir yang berisikan LKS tentang materi pada pos pertama sampai pos terakhir

6) Setiap kelompok kembali ke meja masing-masing untuk mengerjakan LKS yang akan dipresentasikan di depan kelas.

(18)

b. Cara Bermain Pos 1 Nada

1) Pada Pos 4 terdapat 3 tombol instrumen lagu dan tombol notasi angka.

2) Setelah semua pos dilewati, siswa bersama guru bernyanyi dengan instrumen lagu yang sudah tersedia pada media.

3) Pada saat menyanyikan lagu siswa harus bernyanyi menggunakan panjang pendek nada yang benar dengan melihat teks lirik yang disediakan.

c. Cara Bermain Pos 2 Ular Tangga

1) Dalam 1 pasangan dibagi menjadi dua, satu menjadi pemain dan satu membantu menjawab pertanyaan yang didapatkan pada saat bermain.

2) Setiap pemain menyiapkan pion yang akan digunakan.

3) Setiap pemain diberikan kesempatan untuk melempar dadu 1 kali.

4) Setiap pemain yang berhenti pada tangga, maka pemain harus menaikkan pion pada tangga tersebut.

5) Setiap pemain yang berhenti pada kepala ular maka pemain harus menurunkan pion sesuai ekor ular.

6) Pemain yang berhenti di angka yang disediakan harus mengambil dan menjawab pertanyaan yang ada di kotak samping permainan.

7) Permainan Ular Tangga diulang hingga semua kelompok bermain.

(19)

d. Cara Bermain Pos 3 Monopoli

1) Dalam 1 pasangan dibagi menjadi dua, satu menjadi pemain dan satu membantu menjawab pertanyaan yang didapatkan pada saat bermain.

2) Setiap pemain menyiapkan pion yang akan digunakan.

3) Setiap pemain diberikan kesempatan untuk melempar dadu 1 kali.

4) Setiap pemain harus melewati start 1 kali.

5) Setelah melewati start 1 kali pemain mengambil dan menjawab pertanyaan yang ada sesuai dengan berhentinya pion.

6) Permainan Monopoli diulang hingga semua kelompok bermain.

e. Cara Bermain Pos 4 Soal

1) Setiap kelompok mengambil LKS, setelah melewati semua pos 2) Setiap kelompok kembali ke meja masing-masing dan

mengerjakan bersama pasangannya

3) Jika terdapat kesulitan tanyakan pada guru

4) Kerjakan dengan sungguh-sungguh dan percaya diri B. Hasil Penelitian Relevan

Sebelum membuat dan mengembangkan produk yang baru, peneliti akan mencari referensi penelitian yang relevan. Peneliti mengambil referensi untuk mengembangkan media pembelajaran yaitu Media Kotak Ajaib Tematik (KOATIK), serta untuk menghindari plagiasi. Dalam penelitian dan pengembangan ini terdapat beberapa penelitian yang relevan antara lain :

(20)

Tabel 2.1 Penelitian yang Relevan No Nama dan Judul

Penelitian

Persamaan Perbedaan

1. Rizma Artika Sari (2021) dengan Judul Pengembangan Media (KORUDA) Kotak Rumah Adat Magic Tematik Tema 3 Subtema 2 Untuk Siswa Kelas III SD

1. Media pembelajaran berbasis tematik 2. Media

pembelajaran sama-sama menggunaka n audio visual 3. Berbentuk

kubus 4. Metode

penelitian pengembanga n

menggunaka n ADDIE

1. Subjek penelitian (Penelitian Relevan) kelas III SD, sedangkan pada penelitian ini subjek penelitiannya kelas II SD

2. Tempat penelitian (Peneliti yang relevan) dilaksanakan di SD Alam Ar-Rohmah Sumbersekar, sedangkan pada penelitian ini di SDN Sumbersari 01 Malang 3. Materi yang digunakan berbeda 4. Pada media pembelajaran

(Penelitian Relevan) menggunakan colokan untuk audio, sedangkan pada penelitian ini menggunakan baterai

5. Tampilan pada setiap aktivitas berbeda yaitu bentuk dan bahan yang digunakan lebih tahan lama 6. Pada penelitian yang relevan

hanya 3 pintu yang dapat dibuka, sedangkan pada penelitian ini keempat pintu dapat dibuka

2. Febrina Ayu

Nurmayasari (2020) yang berjudul Pengembangan Media KATEMA (Koper Ajaib Tematik) Untuk Pembelajaran Tematik Kelas II Tema Kebersamaan di Sekolah Dasar

1. Media pembelajaran berbasis tematik 2. Media

pembelajaran menggunaka n bahan kayu dan tripleks 3. Subjek

penelitian sama-sama siswa kelas II SD

1. Materi yang digunakan pada penelitian relevan ini adalah Tema 7 Kebersamaanku Subtema 4 Kebersamaan di Tempat Wisata, sedangkan penelitian ini menggunakan Tema 5 Pengalamanku Subtema 1 Pengalamanku di Rumah

2. Tempat penelitian (Penelitian Relevan) dilaksanakan di SDN Girimoyo II Malang, Sedangkan Penelitian ini dilaksanakan di SDN Sumbersari 01 Malang 3. Media Pembelajaran Penelitian

Relevan tidak menggunakan Audio, sedangkan media Pembelajaran penelitian ini menggunakan audio

3. Paramitha Yusniatika (2020) yang berjudul Pengembangan Media Kotak Ungkapan Untuk Pembelajaran Tematik kelas I SD

1. Media pembelajaran menggunaka n audio 2. Media

pembelajaran berbasis tematik

1. Materi yang digunakan

2. Tempat penelitian (Penelitian relevan) dilaksanakan di SDN Tawangrejo 04 Kabupaten Malang, sedangkan penelitian ini dilaksanakan di SDN Sumbersari 01 Malang

3. Desain yang digunakan

4. Bahan yang digunakan tahan lama

(21)

C. Kerangka Pikir

Adapun kerangka pikir dari penelitian dan pengembangan media Kotak Ajaib Tematik (KOATIK) yaitu sebagai berikut:

Gambar. 2.1 Kerangka Pikir Kondisi Ideal

Pembelajaran dilaksanakan berbasis interaktif, menyenangkan, dan memotivasi peserta didik untuk aktif serta pada proses pembelajaran memanfaatkan media,alat, dan bahan pembelajaran (Permendikbud no 103 tahun 2014)

Kondisi Lapang

1. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara guru kelas II SDN Sumbersari 01 Malang sudah memanfaatkan media pembelajaran tetapi media yang digunakan guru yaitu media benda konkret pada satu mata pelajaran belum menggunakan media tematik

2. Pada saat proses pebelajaran siswa kurang konsentrasi dan fokus

3. Siswa ramai sendiri dan terlihat bosan dengan itu menjadikan kelas kurang kondusif

Analisis Kebutuhan

Berdasarkan observasi dan wawancara keterbatasan media yang digunakan guru dan guru hanya menggunakan media benda konkret yang fokus pada satu mata pelajaran. Guru dan siswa membutuhkan media berbasis tematik yang menarik dan menyenangkan.

Solusi

Pengembangan Media Kotak Ajaib Tematik (KOATIK) Tema 5 Subtema 1 Untuk Kelas II SD

Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian : Pengembangan 2. Model Penelitian : ADDIE

3. Subjek : Siswa Kelas IIA SDN Sumbersari 01 Malang 4. Pengumpulan Data : Observasi, Wawancara, Angket, dan Dokumentasi

Produk Media Kotak Ajaib Tematik (KOATIK) untuk pembelajaran tematik kelas II SD

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian yang Relevan  No  Nama dan Judul

Referensi

Dokumen terkait

Secara umum, hasil amplifikasi total DNA genom sampel belimbing dengan menggunakan primer terpilih menghasil- kan serangkaian pita-pita, diantaranya ada pita-pita yang umum

Sedangkan menurut Rufaida (2013:210) meskipun lembar kerja siswa (LKS) yang didistribusikan dari penerbit yang sudah populer serta telah tedaftar di ISBN sebagai pencetak buku

 Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengidentifikasi hal- hal yang belum dipahami terkait materi menceritakan kembali teks anekdot dengan pola

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa terpaan akses situs porno pasca kebijakan pemblokiran situs porno di internet mempunyai pengaruh

Berdasarkan hasil uji hipotesis satu dan dua maka pembelajaran daring bahasa Jepang berbasis video pada materi kankouchi efektif terhadap peningkatan hasil dan motivasi belajar

Sekuen CO1 Elang Jawa tidak terdapat variasi, namun sekuen Elang Brontok memiliki karakter sekuen sebanyak 672bp terdapat 660 basa terkonservasi, 11 basa variabel, 5 basa

Sistem aplikasi yang akan di buat akan menyeleksi sekolah-sekolah yang telah masuk RSSN/RSKM (Rintisan Sekolah Standar Nasional/Rintisan Sekolah Kategori Mandiri)

Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi yang nyata antara spesies kerabat manggis yang digunakan dengan model sambung terhadap semua peubah yang diamati,