• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Bismillahirrahmanirrahim

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KATA PENGANTAR. Bismillahirrahmanirrahim"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji dan Syukur kami ucapakan kepada Allah SWT atas kelancaran pencetakan buku “Program dan Materi Pembelajaran Baca Tulis al-Quran (BTQ)” untuk mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Majene. Shalawat dan salam semoga tercurah untuk Rasulullah Muhammad SAW.

Praktikum Baca Tulis al-Quran dan praktikum ibadah adalah proses bimbingan yang tidak memiliki bobot sks (non-sks) tetapi wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa STAIN Majene dengan tujuan untuk menjamin seluruh alumni STAIN Majene dapat membaca dan menulis al-Qur’an dengan baik, serta mampu melaksanakan ibadah sehari-hari, baik yang bersifat wajib maupun sunnah secara terampil dan benar.

Dan buku Program dan Materi Pembalajaran Baca Tulis al-Quran ini merupakan pedoman bagi Dosen Pembimbing dan Mahasiswa, yang secara garis besar berisi tentang ketentuan dan tata cara membaca dan menulis al-Quran sesuai dengan teori ilmu tajwid yang berlaku, dan dilengkapi dengan pembinaan praktikum ibadah bagi mahasiswa.

Adapun materi pembelajarannya disusun sesuai dengan jumlah tatap muka, yaitu 16 kali.

Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang ikut membantu dalam proses pencetakan pedoman ini, semoga bermanfaat dan bernilai ibadah di hadapan Allah SWT dan menjadi amal jariyah.

Majene, 26 Juli 2019

(3)
(4)

iv

KETENTUAN DAN TATA TERTIB PROGRAM BACA TULIS AL-QUR’AN,

AYAT-AYAT DAN HADIS TERKAIT JURUSAN/PRODI SERTA PRAKTIKUM IBADAH

KETENTUAN:

1. Program BTQ dan Praktikum Ibadah diwajibkan kepada seluruh mahasiswa STAIN Majene.

2. Semua mahasiswa yang mengikuti program BTQ dan praktikum ibadah wajib lulus sesuai dengan waktu yang telah diprogramkan, dan apabila ada yang belum dinyatakan lulus, maka mahasiswa yang bersangkutan diberi kesempatan mengikuti ujian berikutnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku ( dengan terlebih dahulu melapor ke Pengelola),

3. Pada akhir pembelajaran akan dilaksanakan evaluasi/ujian akhir dengan standar nilai kelulusan sebagai berikut:

a. 85-100 = Amat Baik (A) b. 75-84 = Baik (B)

c. 65-74 = Cukup (C) d. Kurang dari 65 = Tidak Lulus (D)

4. Kelulusan ditandai dengan pemberian Sertifikat yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh beasiswa, KKN, ujian komprehensif, dan ujian akhir/munaqasyah.

5. Sebelum pelaksanaan pembelajaran, mahasiswa harus mengikuti ujian placement test (tes pengelompokan berdasarkan tingkat kemampuan).

6. Mahasiswa dikelompokkan berdasarkan hasil ujian placement test yang terdiri dari lima (5) kategori, yaitu:

a. Kategori 1 : tidak dapat membaca sama sekali

b. Kategori 2 : dapat membaca tapi masih terbata-bata/tidak lancar

c. Kategori 3 : dapat membaca dengan lancar tetapi belum sesuai dengan kaedah ilmu tajwid dan belum fasih

d. Kategori 4 : lancar dan fasih membaca serta tepat dalam membunyikan huruf (makhraj huruf), disertai dengan tajwid (hukum bacaan & madd) dan tartil

e. Kategori 5 : lancar membaca disertai dengan tajwid dan tartil serta menghafal minimal 5 juz

7. Bagi yang berada pada Kategori 1, 2 dan 3 diwajibkan mengikuti program pembinaan/pembelajaran Baca Tulis al-Qur’an dan praktikum ibadah yang dilaksanakan pada Semester I (Satu/Ganjil) serta pembelajaran ayat-ayat yang terkait dengan jurusan/prodi yang akan dilaksanakan pada Semester II (Dua/Genap), sedangkan bagi Kategori 4 dan 5 hanya diwajibkan mengikuti program pembelajaran ayat-ayat dan hadis terkait dengan jurusan/prodi dan praktikum ibadah pada semester II (Dua/Genap),

(5)

8. Jika ada yang dengan sengaja tidak mau mengikuti program pembinaan sesuai jadwalnya atau ikut pembinaan tetapi kehadirannya tidak mencapai 80%, maka yang bersangkutan dapat ikut pembinaan berikutnya setelah terlebih dahulu mendaftarkan diri tetapi biaya pembinaan ditanggung sendiri.

Tata Tertib Pembelajaran:

A. Mahasiswa:

1. Hadir tepat pada waktu yang telah ditentukan 2. Menghadiri pembelajaran minimal 80% tatap muka 3. Tidak memakai baju kaos dalam bentuk apapun

4. Mahasiswi memakai rok, dan tidak diperkenankan memakai celana panjang 5. Ketua kelompok mengisi daftar hadir pertemuan dosen dan melaporkannya kepada pengelola secara berkala, menghubungi atau menginformasikan kepada dosen/pembimbing tentang jadwal pembelajaran, serta melaporkan hal-hal yang dianggap perlu dalam kelas masing-masing kepada dosen/pembimbing dan pengelola.

B. Dosen/Pembimbing :

1. Hadir tepat waktu sesuai jadwal yang telah ditentukan/disepakati dengan mahasiswa

2. Mengisi daftar hadir/absensi mahasiswa dengan tepat dan benar (pertemuan tanpa keterangan waktu yang jelas dianggap tidak hadir)

3. Setiap pertemuan berlangsung selama 90 menit untuk satu jpl atau setara dengan 2 sks

4. Materi lebih ditekankan kepada :

a. kelancaran membaca dan menulis al-Qur’an.

b. bacaan dan gerakan shalat c. hapalan Surah-surah pendek d. ayat-ayat tentang jurusan/prodi

5. Melaporkan hal-hal yang dianggap perlu kepada pengelola BTQ

Demikian ketentuan dan tata tertib ini untuk dipedomani sebagaimana dalam pembelajaran. Atas perhatian dan kerjasamananya diucapkan terimakasih banyak.

Majene, April 2019

Ketua Program MCBP

(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman Sampul ... i

Kata Pengantar ... iii

Ketentuan dan Tata Tertib Program Baca Tulis Al-Qur’an ... v

Daftar Isi ... vii

Pertemuan 1 ... 1

Pertemuan 2 ... 1

Pertemuan 3 ... 2

Pertemuan 4 ... 9

Pertemuan 5 ... 16

Pertemuan 6 ... 17

Pertemuan 7 ... 17

Pertemuan 8 ... 21

Pertemuan 9 ... 22

Pertemuan 10 ... 24

Pertemuan 11 ... 29

Pertemuan 12 ... 30

Pertemuan 13 ... 31

Pertemuan 14 ... 31

Pertemuan 15 ... 32

Pertemuan 16 ... 32

(7)
(8)
(9)

Program dan Materi Pembelajaran

Dalam rangka penyamaan langkah pembinaan baca tulis al-Qur’an bagi mahasiswa, kehadiran panduan bagi para Dosen atau Pembimbing sebagai bahan dasar dalam membimbing sangatlah urgen. Untuk itu, materi pembelajaran disusun sesuai dengan jumlah pertemuan/tatap muka yaitu 16 kali pertemuan seperti berikut ini:

1. Pertemuan Pertama

2. Pertemuan Kedua

NO Materi Uraian Alokasi

Waktu

Ket.

1. Pendahuluan/Perke nalan

- Mengenal lebih dekat mahasiswa yang akan dibimbing baik secara pribadi maupun secara akademik

15 menit

Orientasi

Pembelajaran BTQ

- Pemberian motivasi (sesuai dengan kreativitas dosen masing- masing)

- Penjelasan tentang pentingnya mempelajari al-Qur’an

- Arah dan Tujuan Pembelajaran BTQ

30 menit

3. Kontrak

Pembelajaran BTQ

- Placement test (untuk mengecek kembali kemampuan baca tulis al-Qur’an mahasiswa)

- Dosen dapat membuat aturan/kesepakatan dengan mahasiswa bimbingannya

30 menit

NO Materi Uraian Alokasi

Waktu

Ke t.

Muqaddimah

a. Doa sebelum belajar 3 menit b. Orientasi/Appersepsi

(Keutamaan

Bersuci/pentingnya menjaga kebersihan

7 menit

(10)

2

3. Pertemuan Ketiga

NO Materi Uraian Alokasi

Waktu

Ket.

Muqaddimah

c. Doa sebelum belajar 3 menit d. Appersepsi (Keutamaan

Bersuci-pentingnya menjaga kebersihan sebagai syarat utama dalam ibadah)

7 menit

Kegiatan Inti

c. Penyebutan huruf sesuai dengan makhraj dan sifatnya (ي - ط)

45 menit

d. Pembahasan tentang Fiqhi (Wuḍu’)

30 menit

Penutup c. Evaluasi pembelajaran

d. Doa Penutup

10 meni t

Materi tentang Makharij al-Huruf (Pertemuan ke-2 dan ke-3) :

Huruf-huruf hijaiyah menurut sistem Bagdadiyah, sebagaimana diketahui, dimulai dengan alif dengan lambang “ا” dan diakhiri dengan ya dengan lambang “ى”. Jumlah dan urutan huruf-huruf hijaiyah itu menurut sistem Bagdảdiyah adalah sebagai berikut:

sebagai syarat utama dalam beribadah)

Kegiatan Inti

a. Penyebutan huruf sesuai dengan makhraj dan sifatnya (ض - أ)

45 menit

b. Pembahasan tentang Fiqhi

(Thaharah/Bersuci) 30 menit

Penutup a. Evaluasi pembelajaran

b. Doa Penutup 15 Menit

(11)

No Urut Huruf Hijaiyyah/

Transliterasi

Nama huruf

Hijaiyyah Bunyi

1 ا = a فلأ Alif

2 ب = b ءاب bả’

3 ت = t ءات tả’

4 ث = ṡ ءاث ṡả’

5 ج = j ميج jỉm

6 ح = ḥ ءاح ḥả’

7 خ = kh ءاخ khả’

8 د = d لاد dảl

9 ذ = ẑ لاذ ẑảl

10 ر = r ءار rả’

11 ز = z ىاز Zay

12 س = s نيس sỉn

13 ش = sy نيش syỉn

14 ص = ṣ داص ṡảd

15 ض = ḍ داض ḍảd

16 ط = ṭ ءاط ṭả’

17 ظ = ẓ ءاظ ẓả’

18 ع = ‘ نيع ‘ayn

19 غ = g نيغ Gayn

20 ف = f ءاف fả’

21 ق = q فاق qảf

22 ك = k فاك kảf

23 ل = l ملا lảm

24 م = m ميم mỉm

25 ن = n نون Nūn

26 و = w واو wảw

27 ـه = h ءاه hả’

28 لا = la فلا ملا lảm alif

29 ء = ‘ ةزمه ḥamzah

30 ى = y ءاي yả’

Dengan demikian jumlah huruf dalam sistem Bagdadiyah adalah sebanyak tiga puluh buah.

Makhraj dan Sifat Huruf-huruf Hijaiyah

Makhraj huruf adalah tempat keluarnya suatu huruf. Semua huruf Hijảiyyah, masing-masing mempunyai makhraj tersendiri. Secara umum

(12)

4

makharijul huruf terbagi menjadi lima bagian: 1) فوجلا: Al Jauf (rongga mulut dan tenggorokan), 2) قلحلا : Al Ḥalq (tenggorokan), 3) ناسللا : Al Lisản (lidah), 4) نيتفشلا : Asy Syafatain (kedua bibir), 5) موشيخلا : Al Khaisyūm (rangga hidung).

Sedangkan Sifat huruf adalah salah satu dari perkara tajwid dalam bacaan al-Quran. Sifat huruf adalah ciri yang menjelaskan perihal suatu huruf. Melalui sifatnya, seseorang itu akan mampu membedakan suatu huruf itu dengan keadaan sebutannya seperti tertahan, berdesing, melantun dan sebagainya.

Kelebihan memahami sifat huruf ini adalah sebagai pelengkap kepada makhraj. Dengan mengetahui sifatnya, kita dapat membedakan lafaz sebutan bagi huruf yang makhrajnya sama. Tambahan pula, kita akan dapat mengenal huruf yang kuat dan lemah atau huruf yang di-lafal-kan secara tebal dan tipis kerana sifat yang wujud pada hurufnya. Sifat huruf juga membantu memperkemaskan ketepatan sebutan suatu huruf supaya dapat dilafalkan dengan betul, terutamanya bagi huruf yang hampir sama sebutannya seperti huruf tha (ث) dengan sin (س), ha' (ح) dengan ha (ﻫ).

Adapun masing-masing makhraj dan sifat huruf akan diuraikan secara rinci sebagai berikut:

1. alif atau hamzah (ا)

Makhraj huruf Alif atau hamzah (ا) terbagi atas : - Makhraj ảm: al-ḥalq ( Tenggorokan )

- Makhraj khas: Menekan suara ke pangkal halkum/tenggorokan yaitu di bagian permukaan pita suara(akar lidah) yg terletak dalam tenggorokan.

2. ba’ (ب)

Makhraj huruf ba’ (ب) terbagi atas:

- Makhraj ảm: syafatain ( dua bibir)

- Makhraj khas: Dua bibir sebelah atas dan bawah dirapatkan serta dipertemukan secara kuat

(13)

3. tả’ (ت)

Makhraj huruf tả’ (ت) terdiri atas:

- Makhraj am: al-lisani ( lidah )

- Makhraj khảs : Menekan ujung lidah ke pangkal gigi atas sebelah atas

4. ṡả’ (ث)

Makhraj huruf ṡả’ (ث)terdiri atas : - Makhraj ảm : al-lisani (lidah)

- Makhraj khas : Membawa ujung lidah keluar sedikit kemudian dipertemukan dengan ujung gigi atas.

5. jỉm (ج)

Makhraj huruf jỉm (ج) terdiri atas : - Makhraj ảm : al-lisảni (lidah)

- Makhraj khảs : Mengangkat tengah lidah dan menekannya ke lelangit keras.

6. ḥả’ (ح)

Makhraj huruf ḥả’ (ح) terdiri atas : - Makhraj ảm : al-halq ( Tenggorokan )

- Makhraj khảs : Menekan suara ke tengah tenggorokan di mana dinding tenggorokan yg merupakan tempat lewat suara akan disempitkan.

7. khả’ (خ)

Makhraj huruf khả’ (خ) terdiri atas : - Makhraj ảm : al-ḥalq ( Tenggorokan )

- Makhraj khas : Menekan suara ke pangkal tenggorokan; yaitu di bahagian yang hampir ke pangkal lidah dan anak tekak.

8. dảl (د)

Makhraj huruf dảl (د) terdiri atas : - Makhraj ảm : al-lisảni (lidah)

(14)

6

- Makhraj khảs : Menekan ujung lidah ke pangkal gigi kacip sebelah atas

9. żảl (ذ)

Makhraj huruf żảl (ذ) terdiri atas : - Makhraj ảm : al-lisảni ( lidah )

- Makhraj khảs : Membawa ujung lidah keluar sedikit kemudian dipertemukan dengan ujung gigi depan (gigi kacip) sebelah atas 10. rả’ (ر)

Makhraj huruf rả’ terdiri atas : - Makhraj ảm : al-lisảni ( lidah)

- Makhraj khảs : Belakang ujung lidah dilengkungkan ke gusi atas ( bagian depan)

11. zảy (ز)

Makhraj huruf zảy (ز) terdiri atas : - Makhraj ảm : al-lisảni ( lidah)

- Makhraj khảs : Mendatarkan lidah dan kemudian diletakkan ujung lidah di belakang gigi depan (kacip) bagian bawah.

12. sỉn (س)

Makhraj huruf sỉn (س) terdiri atas : - Makhraj ảm : al-lisảni ( lidah)

- Makhraj khảs : Mendatarkan lidah, kemudian diletakkan ujung lidah di belakang gigi depan (kacip) bagian bawah.

13. syỉn (ش)

Makhraj huruf syỉn (ش) terdiri atas : - Makhraj ảm : al-lisani ( lidah)

- Makhraj khảs : Mengangkat tengah lidah dan menekannya ke langit-langit keras.

14. ṡảd (ص)

Makhraj huruf ṡảd (ص) terdiri atas : - Makhraj ảm : al-lisảni ( lidah)

(15)

- Makhraj khảs : Mendatarkan lidah kemudian diletakkan ujung lidah di belakang gigi depan (kacip) bagian bawah. Pangkal lidah ditekan ke langit-langit untuk menghasilkan suara yang tebal.

15. ḍảd (ض)

Makhraj huruf terdiri atas : - Makhraj ảm : al-lisảni ( lidah)

- Makhraj khảs : Sepanjang tepi lidah ditekankan pada geraham atas, sebelah kiri atau kanan

16. ṭả’ (ط)

Makhraj huruf ṭả’ (ط) terdiri atas : - Makhraj ảm : al-lisảni ( lidah)

- Makhraj khảs : Menekan ujung lidah ke pangkal gigi kacip sebelah atas, dan lidah juga ditekan ke langit-langit untuk menghasilkan suara tebal.

17. żả’ (ظ)

Makhraj huruf żả’ (ظ) terdiri atas : - Makhraj ảm : al-lisảni ( lidah)

- Makhraj khảs : Membawa ujung lidah keluar sedikit kemudian dipertemukan dengan ujung gigi depan (gigi kacip) sebelah atas, dan pangkal lidah ditekan ke langit-langit.

18. ‘ayn (ع)

Makhraj huruf ‘ayn (ع) terdiri atas : - Makhraj ảm : al-halq ( Tenggorokan )

- Makhraj khảs : Menekan suara ke tengah tenggorokan di mana dinding tenggorokan merupakan tempat lewat suara yang disempitkan.

19. Gayn (غ)

Makhraj huruf gayn (غ)terdiri atas : - Makhraj ảm : al-ḥalq ( Tenggorokan )

(16)

8

- Makhraj khảs : Menekan suara ke pangkal tenggorokan yaitu di bagian yang hampir ke pangkal lidah dan anak tekak.

20. fả’(ف)

Makhraj huruf fả’(ف) terdiri atas : - Makhraj ảm : syafatain ( dua bibir )

- Makhraj khảs : Mempertemukan permukaan bibir bawah dengan ujung gigi kacip (gigi depan ) bagian atas.

21. Qảf (ق)

Makhraj huruf qảf (ق) terdiri atas : - Makhraj ảm : al-lisani ( lidah)

- Makhraj khảs : Mengangkat pangkal lidah dan menekannya ke langit-langit lembut berdekatan dengan anak tekak lebih jauh dari makhraj ﻚ

22. kảf (ك)

Makhraj huruf kảf (ك) terdiri atas : - Makhraj ảm : al-lisani ( lidah)

- Makhraj khảs : Mengangkat pangkal lidah dan menekannya ke langit-langit lembut dan pangkal lidah keluar sedikit dari makhraj ﻖ.

23. lảm (ل )

Makhraj huruf lảm (ل ) terdiri atas : - Makhraj ảm : al-lisảni ( lidah)

- Makhraj khảs : Tepi (sisi) bagian depan lidah ke gusi hadapan sebelah atas sama ada kiri atau kanan

24. mỉm (م (

Makhraj huruf mỉm (م) terdiri atas : - Makhraj ảm : Syafatayn ( Dua bibir )

- Makhraj khảs : Dua bibir sebelah atas dan bawah dirapatkan serta ditemukan secara ringan.

(17)

25. nūn (ن)

Makhraj huruf nūn (ن) terdiri atas : - Makhraj ảm : al-lisani ( lidah)

- Makhraj khảs : Menekan hujung lidah ke gusi hadapan sebelah atas

26. wảw (و)

Makhraj huruf wảw (و) terdiri atas : - Makhraj ảm : syafatayn ( Dua bibir )

- Makhraj khảs : Memancungkan kedua bibir dengan menyiapkan sedikit ruang antara pemancungan tersebut.

27. hả’ (ه)

Makhraj huruf hả’ (ه) terdiri atas : - Makhraj ảm : al-halq (tenggorokan)

- Makhraj khảs : Menekan suara ke pangkal tenggorokan yaitu di bagian permukaan pita suara (akar lidah) yg terletak dalam buah halkum.

28. yả’ (ي)

Makhraj huruf ya’ (ي) terdiri atas : - Makhraj ảm : al-lisảniy ( lidah)

- Makhraj khảs : Mengangkat tengah lidah dan menekannya ke langit-langit keras.

4. Pertemuan Keempat

NO Materi Uraian Alokasi

Waktu

Ket.

Muqaddimah

a. Doa sebelum belajar 3 menit b. Appersepsi (Keutamaan

Shalat) 7 menit

Kegiatan Inti a. Praktik mengaji; 45 menit

(18)

10

Membaca Q.S. Al-Baqarah ayat 1-20 (dengan

menekankan pada tajwidnya, yaitu; tentang Madd-

panjang/pendek- dan tentang Syamsiah dan Qamariah)

b. Doa Iftitảḥ (sebaiknya

dijelaskan kedua macam doa iftitah yang masyhur di masyarakat)

30 menit

Penutup

a. Evaluasi pembelajaran (pada tahap ini pembimbing dapat menunjuk mahasiswa yang lebih lancar dari yang lain lalu kepada peserta yang masih lemah bacaannya)

10 meni t

b. Doa Penutup

Hukum Mảd

Mảd berarti bacaan (bunyi) huruf yang harus di panjangkan, yang bentuk dan sifatnya berfariasi.

1. Maad Ṭabi’iy (mảd Aṡlỉ)

Mảd ini berpangkal pada tiga yaitu ا ,و dan ي panjang bacaanya satu alif atau dua harakat. Tanda-tandanya ialah :

- Alif Mảd (ا) didahului baris fatḥah Contoh:

َلاَق َناَكاَم– اًناَكَم–

َكاَيِا– اَذاَم-

- Waw ( و) sukūn didahului baris ḍammah Contoh :

ا وُم وُق ا وُل وُق–

ا وُن وُك– ىَس وُم–

ا وُنَمَا-

- Ya ( ي ) sukūn di dahului baris Kasrah Contoh :

ٌن يِد ٌب ي ِرَق– ٌم يِعَن–

ٌن ي ِح – َل يِق –

- Baris Mảd (ــــ) tegak di atas huruf

(19)

Contoh :

ِهِذه َن وَع رِف َلآ– ِكِلم–

اَّنَمآ– َن يِمآ -

- Baris Mảd (ــــ) Tegak di bawah huruf Contoh :

ه ِم وَق هِب َو– هِق وُس– هِبُتُك– هِلُس ُر– هِن وُد نِم –

- Baris ḍammah yang terbalik ( ) Contoh :

هَلَس رَا هُل وُس َر–

ه َرِه ظُيِل– هَعَم–

– هَئ طَش

2. Mảd Wảjibul Muttaṣil ( ل ِصَّتُم لا ُب ِجا َو دَم )

Panjang bacaannya 5-6 Harakat (Tiga Alif). Tanda-tandanya ialah :

- Alif Mảd mendatangi hamzah dalam satu kata Contoh :

ُءاَشَّي نَم َءاَج اَذِا–

َكِئَلوُا– ِءلآُؤَه–

ِءاَمَّسلا َو – ءاَم نِم–

- Ya ( ى) sukūn yang didahului baris kasrah mendatangi hamzah dalam satu kata :

Contoh :

َئ ي ِج َو ِهللا ِر مَا ىَلِا َئ يِفَت –

- Waw sukūn ( و) yang di dahului baris ḍammah mendatangi hamzah dalam satu kata:

Contoh :

ةَلاَهَجِب َء وُّسلا ا وُلِمَع ِباَذَع لا َء وُس–

مُكَه وُج ُو ا وُئ وُسَيِل–

3. Mảd Jảizul Munfaṣil ( ل ِصَف نُم زِئاَج دَم)

Mad ini dibaca panjang antara 3-5 harakat. Tanda-tandanya adalah :

- Alif mảd mendatangi hamzah dalam dua kata yang berbeda Contoh :

َكا َر دَأ اَم َو ُمِس قُأ َلاَف–

يِذَّلا اَهُّيَأ اَي– ًةَيآ اَن وَحَمَف–

ىِنَب ىَلإ اَن يَضَق َو–

(20)

12

- Yả sukūn (ى ) yang didahului baris kasrah mendatangi Alif dalam dua kata yang berbeda.

Contoh :

ِف َو مِهِلا َو مَأ ى مِهِسُف نَأ ىِف َو –

ةَحِن جَأ ىِل –

4. Mảd Lảzim Musyaqqal Kalimiy (ىِمِلَك لَّقَثُم م ِزَلا دَم )

Mad ini dibaca panjang antara 5-6 harakat. Tandanya ialah Alif mảd bertemu dengan huruf yang Bertasydid.

Contoh :

َن يِ لاَّضلا َلا َو ىَدَهَف ًّلااَض َكَدَج َو َو–

ِش رَع لا ِل وَح نِم َن يِ فاَح –

5. Mảd Lảzim al-Mukhaffaf al-Kalimiy ( ىِمِلَكلا فَّفَخُملا م ِزَلا دَم ) Mảd ini dibaca panjang 5-6 harakat. Contoh :

َن وُل ِج عَت سَت ِهِب مُت نُك دَق َو َنلآا

6. Mảd Istifhảm

Mảd ini dinamakan istifhảm karena di dalamnya terkandung (bersifat) pertanyaan. Contoh :

مُكَل َنِذَا نَا ُهللا ِلُق . ِن يَيَس ن لاا ِمَا َم َّرَح ِن ي َرَكَّذلاا لُق

7. Mảd Ảriḍ Li al-sukūn ( ِن وُكُّسلِل ض ِراَع دَم)

Mảd ini dibaca panjang antara 4-6 harakat. Tandanya adalah mảd ṭabỉ’iy mendatangi huruf yang dibaca sukūn karena hendak berhenti (waqaf). Contoh :

َن يِقَّتُم لِل ىًدُه ِباَب لَا ىِل وُ ِلِ تيلا–

َن و ُرَخآ اًم وَق–

8. Mảd Lỉn (ن يِل دَم)

Mảd ini dibaca antara 2-4 harakat. Tandanya ialah waw (و) atau ya (ى) yang didahului oleh baris fatḥah bertemu dengan

(21)

huruf yang di sukūnkan karena hendak berhenti (waqaf). Contoh :

ش ي َرُق ِفل يِ ِلا ِف يَّصلا َو ِءاَتِ شلا َةَل ح ِر–

ِت يَب لا اَذَه َّب َر– ف وَخ ن ِم مُهَنَما َو–

ٌر يَخ– ِم وَّنلا َن ِم

9. Mảd ‘Iwaḍ ( ٌضَوِع دَم)

Mảd ini dibaca panjang satu alif (dua harakat). Tandanya ialah huruf berbaris ganda (fathatayn) bertemu dengan Alif mảd, tetapi harus di baca fatḥah/tidak bertemu dengan alif mảd, tetapi harus di baca fatḥah ( tidak nyaring ) karena hendak berhenti (waqaf). Contoh :

اًم يِكَح اًم يِلَع ًلا وُع فَم اًد ع َو–

اًد يِدَش اًباَذَع–

10. Mảd Ṣilah

Jenis dari mảd ini ada dua macam, yaitu :

- Mad Ṣilah Qaṣỉrah (ة َر ي ِصَق), dibaca panjang satu alif dua harakat.

Tandanya ialah ha ḍamir (ه) , (di sebut ha bundar ) pada ujung kata yang didahului oleh huruf yang tidak berbaris sukūn.

Contoh :

ِهِب َو هُن يِعَت سَن هِس فَن –

– ُهَل -

ُهَّنِا

- Mảd Ṣilah Ṭawỉlah (ةَل يِوَط ةَل ِص دَم), Mảd Ṣilah yang dibaca panjang selama 5 harakat. Tandanya ialah ha ḍamir (ha bundar) pada ujung kata bertemu dengan alif pada kata yang lain. Contoh :

ٌدَحأ ه َرَي ن ِم –

َءاَش اَمِب َّلاِإ هِم لِع

11. Mảd Lảzim Mukhaffaf al Ḥarfiy (ىِف رَحلا ُفَّفَخُم م ِزَلا دَم)

Mảd ini di baca panjang selama dua harakat saja. Huruf- hurufnya hanya lima buah yang merupakan huruf muqaṭṭa’ah yang terdapat pada awal dari beberapa surah al-Qur’an. Huruf- huruf dimaksud ialah : ر ه ط ى ح

Contoh :

(22)

14

رلا – صعيهك –

مح – سي - هط

12. Mảd Muṡaqqal al ḥarfiy (ىِف رَح لَا ُلَّقَثُم م ِزَلا دَم)

Huruf-huruf dari mảd tersebut juga adalah huruf maqaththa’ah yang terdapat pada awal surah tertentu dalam Al- Qur’an. Huruf-huruf tersebut dibaca sesuai dengan sebutannya di dalam huruf hijaiyah. Panjang bacaannya 6 harakat. Huruf- hurufnya berjumlah 8 buah, yaitu :ن م س ص ع ق ل ك

Contoh :

ملقلاو ن – ملا – مح – قسع – صعيهك - مسط – رملا

13. Mảd Tamkin ( ٌن يِك مَت دَم)

Mảd Tamkỉn di baca panjang satu alif (dua harakat) jika tidak berhenti. Tetapi apabila berhenti pada kalimat itu. Maka statusnya berubah menjadi mad Ảriḍ li al-sukūn dan dibaca panjang 3 Alif (6 harakat), kecuali pada kata “ متييح “. Tandanya ialah huruf ya (ي) ber-tasydid kasrah mendatangi ya ( ي) sukūn dalam satu perkataan. Contoh :

َن يِ ي َرا َوَح َن يِ يِبَّنلا َو –

َن يِ يِ مُا–

14. Mảd Badal ( ٌلَدَب دَم)

Mảd badal ialah memadukan dua huruf alif (hamzah) alif yang pertama berbaris fatḥah, kasrah, dan ḍammah, dan yang kedua baris sukūn. Contoh :

َنَم أَا dibaca َنَمآ ٌناَم ئِا dibaca ٌناَم يِا ا وُت ؤُا dibaca ا وُت وُا ِءاَت ئِا dibaca ِءاَت يِا

Alif lam Syamsiyah dan alif lam Qamariyah

Alif lam (لا) dan kaitannya dengan huruf-huruf hijaiyah merupakan faktor yang melatar belakangi lahirnya istilah syamsiah yang berarti matahari, dan qamariah yang berarti bulan. Itu sebabnya maka huruf-huruf

(23)

hijaiyah dalam konteks ini dipilah menjadi dua kategori, yaitu huruf syamsiah dan huruf qamariah. Yang masuk kategori huruf syamsiah dan huruf qamariah adalah sebagai berikut:

Alif lam (لا) yang mendahului huruf syamsiah dinamakan alif lam (لا) syamsiah, demikian halnya dengan alif lam (لا) yang mendahuluihuruf qamariah dinamakan Alif lam (لا) qamariah.

Ciri dan sifat Alif lam (لا) syamsiah ialah bahwa huruf yang terdapat sesudahnya selamanya bertasydid , sedangkan Alif lam (لا) itu sendiri sifatnya tersembunyi (tidak dibunyikan).

Contoh:

Huruf-huruf Qamariyah ( ةيرمق فورح)

Huruf-huruf Syamsiah (ةيسمش فورح)

ا ت

ب ث

ج د

ح ذ

خ ر

ع ز

غ س

ف ش

ق ص

ك ض

ل ط

م ظ

و ن

ه ي

(24)

16

ِءاَم َ سلا َنِم َلَزْنَ ِنْوُتْيَ زلا َو ِنْيِ تلاَو أ

اَهاَح ُضَو ِسْمَ شلاَو َنِم

ْمُكَ

ل اًقْزِر ِتاَرَمَ ثلا

َنْيِرِبَ صلا َعَم َللها َ نِا ِنْيِ دلا ِمْوَي ِكِلم

َنْيِ لا َ ضلا اَلَو َنْيِ دلا َ نِإ

ْقِراَ طلاَو ِءاَمَ سلاَو اَنِنْيَب ْنِم ُركِ ذلا ِهْيَلَعْ

َنْيِمِلِا َ ظلا َنِم ِمْيِحَ رلا ِنمْحَ رلا

ىَلِا ِتاَمُلُ ظلا َنِم ِرْوُ نلا

َعاَ رُ زلا ُبِجْعُي

Adapun ciri dan sifat alif lảm qamariah adalah bahwa huruf lảm pada alif lam (لا) selamanya berbaris sukun, dan sifatnya tetap dibunyikan kecuali huruf alif.

Contoh:

َنْيِلِفاَغْ

لا َعَم ْنُكَت َالَو ُلَ وَ

ألا َوُه ُرِخآلْاَو

ُمْيِحَ رلا ُرْوُفَغْ لا َوُه ُهَ نِإ ُمْثِإلا َسْئِب

َرْيِقَفْ

لا َسِئاَبْلا اوُمِع ْطَ ِرْوُمعْملا ِتْيَبْلاَو أَو

ِرْوُبُقْلا ىِف ْنَم ِرْوُج ْسَملا ِرْحَبْلاَو

ةَ وُقِب َباَتِكْلا ىِذُخ ِمْيِحَجْلا ُباَذَع

ِلْيَلْلا َنِمَو

ْوَخْلا َنِم ِعْوُجْلاَو ِف

َمْيِقَت ْسُمْلا َطاَر ِص ِمْلِعلْاِب ِهْيَلَعَف

َتْوَمْلا َقَلَخ ِمْلِعلْا َنِم ْمُتْيِتْوُا

5. Pertemuan Kelima

(25)

NO Materi Uraian Alokasi Waktu

Ket.

Muqaddimah

a. Doa sebelum belajar 3 menit b. Appersepsi (Keutamaan

Shalat) 7 menit

Kegiatan Inti

a. Praktek mengaji;

Membaca Q.S. Al-Baqarah ayat 21-39 (dengan

menekankan pada hukum nun mati dan Tanwin)

45 menit

b. Ibadah: Al-Fatihah dan

Pangngumpu’ 30 menit

Penutup Evaluasi pembelajaran

Doa Penutup 10 Menit

6. Pertemuan Keenam

NO Materi Uraian Alokasi

Waktu

Ket.

Muqaddimah

Doa sebelum belajar 3 menit

Appersepsi (Shalat sebagai kebutuhan ruhani/”santapan bagi jiwa”)

7 menit

Kegiatan Inti

Membaca Q.S. Al-Baqarah ayat 61-74 (dengan menekankan pada hukum nūn mati dan Tanwin)

45 menit

Ibadah:

Ruku’ dan I’tidal (gerakan dan bacaan)

30 menit

Penutup Evaluasi pembelajaran

Doa Penutup

10 Menit

7. Pertemuan Ketujuh

NO Materi Uraian Alokasi

Waktu

Ket.

Muqaddimah Doa sebelum belajar 3 menit

(26)

18

Appersepsi (Keutamaan) 7 menit

Kegiatan Inti

Praktikum Mengaji:

Membaca Q.S. Al-Baqarah ayat 75-101 (dengan menekankan pada hukum nūn mati dan Tanwin)

45 menit

Praktikum Ibadah ;

Sujud dan Iftirảsy (gerakan dan bacaan)

30 menit

Penutup Evaluasi pembelajaran

Doa Penutup 11 meni

t

Hukum Nūn mati dan Tanwỉn

Nūn mati ( ن) dan tanwỉn (ـٌــ ــًـ) dalam hubungannya dengan huruf hijaiyah merupakan faktor yang melatarbelakangi lahirnya istilah :

ءاَف خِإ راَه ظِإ –

ةَّنُغِب ماَغ دِإ– َلاِب ماَغ دِإ–

ةَّنُغ بَلا قِإ-

Istilah-istilah tersebut kemudian dinamakan hukum-hukum hijaiyah. Penjelasan :

1. Ikhfa, artinya bacaan ringan dan nyaring atau dengan kata lain

“meringankan bacaan dan mendengungkan”. Huruf-huruf yang masuk dalam kategori ikhfả berjumlah 15 buah. Yaitu :

ك ق ف ظ ط ض ص ش س ز ذ د ج ث ت

Tanda-tandanya ialah apabila nūn mati atau tanwỉn bertemu dengan salah satu dari huruf-huruf di atas, maka hukumnya ikhfả.

Contoh :

رَكَذ ن ِم ىث نُأ َو–

مُت نُك نِإ– َءاَج نَم–

ى ِر جَت ت نَج–

2. Iẓhảr, artinya jelas atau nyata. Maksudnya menyatakan bunyi Nūn mati atau tanwỉn, tetapi tidak mendengungkan huruf-huruf yang masuk dalam kategori Izhảr berjumlah 6 buah, yaitu :

ـه غ ع خ ح ا

(27)

Tanda-tandanya ialah apabila Nūn mati atau Tanwỉn bertemu dengan salah satu dari huruf-huruf diatas, maka hukumnya Izhảr.

Contoh :

َنَمآ نَم ٌن ي ِمَأ ٌل وُس َر–

ر يَخ نِم – ِم يِعَّنلا ِنَع ذِئَم وَي–

ٌةَيِماَح ٌراَن–

Catatan : - Baca nūn mati dengan jelas

- Tanwỉn sama sifatnya dengan nūn mati

- jangan mendengungkan lebih dari satu harakat.

3. Idgảm bi Gunnah (ةَّنُغِب ماَغ دِإ), berarti meleburkan dan mendengungkan.

Maksudnya bunyi nūn mati atau tanwỉn di leburkan masuk ke dalam huruf idgảm bigunnah di sertai dengan dengung. Huruf-huruf yang masuk dalam kategori idgảm bigunnah berjumlah 4 buah, yaitu :

نمؤي = ن م ؤ ي

Tandanya ialah Nūn mati atau Tanwỉn bertemu dengan salah satu dari huruf-huruf tersebut. Contoh :

ر ي ِصَن َلا َو ًّيِل َو نِم َي نَم–

ءاَش ِهللا َنِم ٌل وُس َر– ٌم يِعَن ٌت نَج–

Catatan pengecualian : apabila nūn mati bertemu dengan huruf atau huruf dalam satu perkataan, maka nūn mati tersebut dibaca izhảr.

Contoh :

ٌنا َو ن ِص اَي نُد–

ٌناَي نُب– ٌنا َو نِق-

4. Idgảm bilả Gunnah (ةَّنُغ َلاِب ماَغ دِإ), artinya meleburkan tanpa mendengungkan. Maksudnya ialah meleburkan Nūn mati atau tanwỉn masuk ke dalam huruf Idgảm bila gunnah tetapi tidak mendengungkan.

Huruf yang masuk ke dalam kategori Idgảm bila Gunnah berjumlah 2 buah, yaitu : رل-

Tandanya ialah nūn mati atau tanwỉn bertemu dengan huruf tersebut. Contoh :

ِهللا ُل وُس َر ٌدَّمَحُم مِهِ ب َر نِم–

ىِنَبِل ًلا ِح– هللا َّلاِإ َهلِإ َلا نَأ–

5. Iqlảb (بلاقإ), artinya memalingkan atau menukarkan. Maksudnya memalingkan bunyi nūn mati atau tanwỉn menjadi mỉm karena nūn mati atau tanwin tersebut bertemu dengan huruf ب Contoh :

(28)

20

َّنَذَب نُيَل مِهِد عَب نِم–

َن ي ِرِفاَك لاِب ٌط ي ِحُم– س ي ِخَب نَمَثِب –

Selain idgảm yang di utarakan di atas, ada lagi idgảm lain yang tidak berkaitan dengan nūn mati atau tanwỉn. Idgảm yang dimaksud adalah sebagai berikut :

Idgảm Mutamatsilain ( ِن يَلِثاَمَتُم ماَغ دِإ)

Idgảm mutamatsilain artinya Idgảm yang hurufnya serupa, kecuali nūn mati bertemu nūn, dan mỉm bertemu mỉm. Contoh :

َكصَعِ ب ب ِر ضِا َبَهَّذ ذِا–

Idgảm Mutaqảribain ( ِن يَب ِراَقَتُم ماَغ دِإ)

Idgảm mutaqảribain artinya idgảm yang berdekatan. Maksudnya adalah dua huruf yang berbeda tetapi berdekatan makhraj-nya. Seperti huruf lam (ل) bertemu dengan huruf ra (ر) , maka huruf lam harus dileburklkan ke dalam huruf ra. Contoh :

ىِن ل ِخ دَأ ِ ب َّر لُق َو مُك قُل خَن نَلَا–

Idgảm Mutajảnisain ( ِن يَسِناَجَتُم ماَغ دِإ)

Idgảm Mutajảnisain artinya idgảm yang sejenis, yaitu pertemuan dua huruf yang sejenis makhraj-nya tetapi berbeda sifatnya. Menurut ahli Qira’ah, yaitu idgảm mutajảnisain mencakup delapan pasangan huruf, yaitu :

a. Huruf د bertemu dengan huruf ت, maka دlebur ke dalam huruf ت . Contoh :اَن دُع مُت دُع نِإ َو

b. Huruf ت bertemu dengan huruf د, maka lebur ke dalam huruf د.

Contoh : َهللا َوَعَد تَلَق ثَا– مُكَت َو عَد تَب ي ِجُع

c. Huruf ت bertemu dengan huruf ط , maka huruf ت lebur kedalam huruf ط. Contoh : ٌةَفِئاَط تَنَماَف

d. Huruf ط bertemu dengan huruf ت , maka huruf ط lebur ke dalam huruf ت. Contoh : ىِنَلُت قَتِل َّيَلِا َت طَسَب نِئَل

(29)

e. Huruf ثbertemu dengan huruf ذ, maka huruf ث lebur ke dalam huruf ذ. Contoh : َكِلذ ثَه لَي ُهَكُر تَت وَأ

f. Huruf ذ bertemu dengan huruf ظ , maka huruf ذ lebur ke dalam huruf ظ. Contoh : ِباَذَع لا ىِف مُكَّنَا مُت مَلَظ ذِإ

g. Huruf ظ bertemu dengan huruf ذ, maka huruf ظ lebur ke dalam huruf ذ. Contoh : َكِلذ ظَف حِا

h. Huruf بbertemu dengan huruf م , maka huruf ب lebur ke dalam huruf م. Contoh : اَنَعَّم بَك را َّيَنُباَي

8. Pertemuan Kedelapan

NO Materi Uraian Alokasi

Waktu

Ket.

Muqaddimah

Doa sebelum belajar 3 menit

Appersepsi (Keutamaan) 7 menit

Kegiatan Inti

Praktikum Mengaji:

Membaca Q.S. Al-Baqarah ayat 102-141 (dengan menekankan pada masalah qalqalah)

45 menit

Praktikum Ibadah ; Tasyahhud awal dan akhir (gerakan dan bacaan)

30 menit

Penutup Evaluasi pembelajaran

Doa Penutup 10 Menit

Qalqalah (ةلقلق) dan Isti’lả’(ءَلا عِت سِا) a. Qalqalah

Secara harfiah, qalqalah berarti getaran. Sedangkan menurut istilah, qalqalah berarti pantulan suara yang terjadi ketika membaca huruf-huruf

(30)

22

tertentu yang sukūn atau di-sukūn-kan karena menghentikan bacaan (waqaf).

Huruf qalqalah berjumlah 5 buah yang tergabung dalam akronim دجبطق

Qalqalah dalam bacaannya terbagi tiga, yaitu :

1. Bunyi rendah apabila huruf qalqalah tersebut terletak pada pertengahan kata. Contoh :نولخدي– مهمعطأ– راصبأ– لعجت– مكانقلخ 2. Bunyi sedang apabila huruf qalqalah itu tersebut pada

penghentian bacaan dan tidak ber-tasydid. Contoh : طيحم– قلفلا برب –

يحب ج – بابللِا ولوأ -

دومحم

3. Bunyi keras apabila huruf qalqalah itu terletak pada akhir kata tempat menghentikan bacaan dalam keadaan bertasydid. Contoh : جحلا متا– قحلاب باتكلا لزن

b. Isti’lả’ (ءلاعتسا)

Isti’lả adalah istilah yang digunakan untuk menunjuk kepada huruf- huruf tertentu yang selamanya dibaca dengan tebal (ميخفت). Huruf-huruf isti’lả terangkum dalam akronim ظق طغضصخ yaitu ظ ق ط غ ض ص خ

Bunyi huruf-huruf tersebut adalah :

خ = خ = خ =

ص = ص = ص =

ض = ض = ض =

غ = غ = غ =

ط = ط = ط =

ق = ق = ق =

ظ = ظ = ظ =

9. Pertemuan Kesembilan

(31)

Hukum Rả dan Lafẓ al Jalảlah

Hukum ra ada dua macam, yaitu tafkhỉm (ميخفت) dan tarqỉq (قيقرت) 1. Rả dibaca tebal (ميخفت) apabila :

c. Rả berbaris fatḥah atau ḍammah. Contoh :– ناضمر – يضر– تيضر بر berbaris fatḥah. اديور– لسر – تعفر– ةيئر berbaris ḍammah.

d. Rả sukūn atau di sukūn kan karena berhenti (waqaf). Jika huruf tersebut di dahului oleh huruf yang berbaris fatḥah atau ḍammah.

Contoh :رصنا- رفكت لاف– رثاكتلا – رحناو–رثوكلا – رتبلِا وه

e. Rả’ yang di sukūn kan karena waqaf, tapi di dahului tanda mảd alif atau waw. Contoh : رافغلا - راهنلِا اهتحت– راربلِا ىلوا

f. Rả yang di sukūn kan karena waqaf, jika didahului oleh huruf yang sukūn yang didahului oleh fatḥah atau ḍammah. Contoh :ربصلا اب didhului fatḥah, رسخ ىفل didahului oleh ḍammah.

g. Rả sukūn yang di dahului oleh baris fatḥah atau ḍammah. Contoh : هللا عفري didahului oleh fatḥah, رومعلا عجرت didahului oleh ḍammah.

NO Materi Uraian Alokasi

Waktu

Ket.

Muqaddimah

Doa sebelum belajar 3 menit

Appersepsi (Keutamaan Bersuci- pentingnya menjaga kebersihan sebagai syarat utama dalam ibadah)

7 menit

Kegiatan Inti

Praktikum Mengaji:

Membaca Q.S. Al-Baqarah ayat 142-176 (dengan menekankan pada hukum Rả dan membaca lafdz al-Jalalah)

45 menit

Praktikum Ibadah ;

Tasyahhud awal dan akhir (gerakan dan bacaan-lanjutan)

30 menit

Penutup Evaluasi pembelajaran

Doa Penutup 10 Menit

(32)

24

h. Rả sukūn di dahului baris kasrah yang sesudahnya ada salah satu huruf isti’laa, (ظ ق ط غ ض ص خ). Contoh : نينمؤملا نيب– داصرملابل كبر نإ اداصراو

i. Rả’ kasrah yang didahului oleh salah satu huruf isti’lả’. Contoh : رقفلا نم

– رطقلا نيع

2. Rả’ yang dibaca tipis (ققرم)

a. Rả berbaris kasrah. Contoh :لاجر- رجفلا نم– دساح رش نم

b. Ra yang di-sukūn-kan karena waqaf yang sebelumnya ada baris kasrah. Contoh :رباقملا مترز ىتح– رئارسلا ىلبت موي

c. Rả’ yang dimatikan karena waqaf, yang sebelumnya ada ya sukūn. Contoh :ريمطق- ريصب عيمس– ريبخ ميلع

d. Rả sukūn yang didahului oleh huruf yang berbaris kasrah.

Contoh : ةمسرم – نوعرف– سودرف

LAFẒ AL-JALẢLAH (ةللاجلا ظفل) هللا

Lafẓ Jalảlah artinya lafal Yang Mulia/kemulian. Disebut demikian karena lafal itu menunjuk nama Allah Tuhan semesta Alam.

Dari aspek bacaannya, lafẓ al-Jalảlah mempunyai dua hukum, yaitu : dibaca tebal (مخفم ) dan dibaca tipis (ققرم).

1. Di baca tebal (مخفم), jika lafẓ al-Jalảlah didahului oleh baris fatḥah atau baris ḍammah. Contoh :

هللا باتك –

هللا ةمحرو –

هللا رمأ – لوسر

هللا didahului baris ḍammah.

هللا ىلع –

هللا لاإ هلإ لا –

هللا ناك –

هللا نم didahului oleh baris fatḥah.

2. Di baca tipis (ققرم), jika lafẓ al-Jalảlah didahului oleh baris kasrah.

Contoh : هللا رمأ نم– هللاب ذوعأ– هللا مسب– هلل

10. Pertemuan Kesepuluh

(33)

NO Materi Uraian Alokasi Waktu

Ket.

Muqaddimah

Doa sebelum belajar 3 menit

Appersepsi 7 menit

Kegiatan Inti

Praktikum Mengaji:

Membaca Q.S. Al-Baqarah ayat 177-203 (dengan menekankan pada hukum waqaf (berhenti)

45 menit

Praktikum Ibadah:

Macam-macam sujud dan bacaannya)

30 menit

Penutup Evaluasi pembelajaran

Doa Penutup 11 menit

Waqaf Dan Ibtidả’

Waqaf berarti berhenti dalam bacaan ketika membaca ayat-ayat al- Qur’an. Sedangkan ibtida berarti memulai bacaan. Adapun tanda-tanda waqaf dalm al-Qur’an maksudnya adalah tanda (simbol) yang menunjukkan keharusan berhenti atau larangan berhenti.

Hal-hal yang perlu diketahui apabila hendak berhenti dalam bacaan adalah :

1. Huruf yang terletak pada ujung kata yang tempat waqaf harus di matikan (dibaca sukūn )

Contoh : َلَقۡلٱِب َمَ لَع يِذَ لٱ ُمَرۡكَ

أۡلٱ َكُ بَرَو ۡ

أَرۡقٱ قَلَع ۡنِم َنَٰ َسنِإۡلٱ َقَلَخ َقَلَخ يِذَ لٱ َكِ بَر ِمۡسٱِب ۡأَرۡقٱ ِم

ۡمَلۡعَي ۡمَل اَم َنَٰ َسنِإۡلٱ َمَ لَع

2. Huruf pada kalimat tempat waqaf berbaris fathatain yang ditutup dengan alif, maka huruf tersebut harus di baca fatḥah saja.

(34)

26

Contoh :

ا ٗحۡبَس ِتَٰ َحِبََٰ سلٱَو اٗطۡشَن ِتَٰ َطِشََٰ نلٱَو اٗقۡرَغ ِتََٰعِزََٰ نلٱَو

3. Waqaf pada kata yang huruf akhirnya tả’ marbūṭah (ة), maka huruf ta tersebut dibaca ha dan di-sukūn-kan.

Contoh :

ةَزَمُ

ل ٖةَزَمُه ِ لُكِ ل ٞلۡيَو ُةَم َطُحۡلٱ اَم َكَٰىَرۡدَ

أ ٓاَمَو

4. Waqaf karena nafas habis atau salah baca. Jika hal itu terjadi, maka wajib mengulangi bacaan dari kalimat sebelumnya.

Tanda-tanda waqaf

1. Waqaf lảzim (م) : harus berhenti 2. Waqaf jảiz (ج) : boleh berhenti

3. Al Waṣl (ىلص) : lebih baik meneruskan 4. Waqf aulả’)ىلق) : sebaiknya berhenti

5. Waqaf saktah (س) : berhenti sejenak tanpa mengambil nafas baru

6. Waqaf murảqabah ( .\. ..\): boleh berhenti pada salah satu tanda itu.

7. Bukan tanda waqaf (لا) : tidak boleh berhenti 8. ( ىلص- ق ) : lebih baik meneruskan bacaan 9. ز :Lebih baik meneruskan bacaan

10. ص :boleh berhenti karena keringanan 11. ىلق :- :Boleh berhenti

12. فق :Lebih baik berhenti

13. Waqaf muṭlaq (ط) harus berhenti

(35)

Beberapa kata dalam al-Qur’an yang tidak relevan dengan bacaan Terdapat beberapa kata dalam ayat tertentu yang bacaannya tidak seperti apa yang tertulis, yaitu :

1. Imảlah (ةلامإ), yaitu membaca huruf yang ber-fatḥah dengan bunyi menggabungkan antara fatḥah dengan kasrah menjadi “e” seperti dalam Q.S Hud (11): 41

ٞميِحَ ر ٞروُفَغَل ِ بَّر َ نِإ ٓۚٓاَهَٰىَسۡرُمَو اَهَٰىرٜۡجَم ِ َ للهٱ بِسۡمِ اَهيِف ْاوُبَكۡرٱ َلاَقَو۞

2. Isymảm (مامشإ), yaitu mendengungkan tasydỉd dengan melonjongkan mulut ke depan sambil menahannya sejenak. Seperti dalam Q.S yusuf (12) : 11

َنوُح ِصَٰ َنَل ۥُهَل اَ نوَإِ َفُسوُي ىَلَع اَ نمَ۬ۡأَت اَل َكَل اَم اَناَبَأ ََٰٓي ْاوُلاَق

Kata انمأتpada ayat tersebut dibaca “ lả ta’mannaw”

3. Naql (لقن), yaitu menukar bunyi alif menjadi lam tanpa memfungsikan alif lảm.

Contoh : مسلاا سئب dibaca مسل سئب

4. Tashỉl (ليهست), tashỉl artinya kemudahan dalam bacaan.

Contoh : kata يمجعأء dalam Q.S. Fussilat (41): 44.

...

ٓۚٞءٓاَفِشَو ىٗدُه ْاوُنَماَء َنيِذَ لِل َوُه ۡلُق ّٞۗٞ ِبَّرَعَو ٞ ىِمَجۡعاَ۬ء ٓۖٓۥُهُتََٰياَء ۡتَلِ صُف اَلۡوَل

5. Saktah (ةتكس), saktah ialah berhenti sesaat (kurang lebih dua harakat) dengan tidak mengambil nafas baru (menahan nafas).

Contoh : Q.S. al-Kahfi (18): 1-2

...

اٗمِ يَق ۜاَجَوِع ۥُهَ ل لَعۡجَي ۡمَلَو ...

Antara kata اجوع dan اميق terdapat tanda saktah Q.S. Yảsỉn (36) : 52

َنوُلَسۡرُمۡلٱ َقَد َصَو ُنَٰ َمۡحَ رلٱ َدَعَو اَم اَذَٰ َه ّٞۗۗۜاَنِدَقۡرَ م نِم اَنَثَعَب ۢنَم اَنَلۡيَوََٰي ْاوُلاَق

(36)

28

Antara kata اندقرم dan اذه pada ayat tersebut terdapat tanda saktah

Q.S. al-Qiyamảh (75): 27

َليِقَو ٖقاَر ۜۡنَم

Antara kata نم dan قار pada ayat tersebut terdapat tanda saktah.

Q.s. al-Muṭaffifỉn (83) : 14

َنوُبِسۡكَي ْاوُناَك اَ م مِهِبوُلُق َٰىَلَع َناَر ۜۡلَب ٓۖاَ لَك

Antara kata لب dan نار pada ayat tersebut terdapat tanda saktah

6. Kata (انأ), semua kata yang berarti “saya” selamanya harus dibaca pendek “ َنَأ”

Contoh : Q.S. al-Anbiyả (21): 25

...

ِنوُدُبۡعٱَف ۠اَنَأ ٓاَ لِإ َهََٰلِإ ٓاَل ۥُهَ نَأ

Q.S. al-Kảfirūn (109): 4

ۡمُ تدَبَع اَ م ٞدِباَع ۠اَنَأ ٓاَلَو Q.S. Yusuf (12): 69

...

َنوُلَمۡعَي ْاوُناَك اَمِب ۡسِئَتۡبَت اَلَف َكوُخَأ ۠اَنَأ ٓىِ نِإ َلاَق Q.S. al-Kahfi (18): 110

ٓۖٞدِحَٰ َو ٞهََٰلِإ ۡمُكُهََٰلِإ ٓاَمَ نَأ َ ىَلِإ َٰٓىَحوُي ۡمُكُلۡثِ م ٞرَشَب ۠اَنَأ ٓاَمَ نِإ ۡلُق

7. Pada beberapa kata dalam al-Qur’an, tanda panjang (alif mảd) tidak di fungsikan. Perhatikan ayat-ayat berikut :

Q.S. al-Insan (76): 4

(37)

اًريِعَسَو اٗلََٰلۡغَأَو ْاَلِسََٰلَس َنيِرِفََٰكۡلِل اَنۡدَتۡعَأ ٓاَ نِإ Kata لاسلس pada ayat tersebut dibaca لسلس

Q.S. al-Rūm (30): 39

ِٓۖ َ للهٱ َدنِع ْاوُبۡرَي اَلَف ِساَ نلٱ ِلََٰوۡمَأ ٓىِف ْاَوُبۡرَيِ ل اٗبِ ر نِ م مُتۡيَتاَء ٓاَمَو Kata اوبريلpada ayat tersebut dibacaوبريل

Q.S. al-Kahfi (18): 38 ا ٗدَحَ

أ ٓ ِ بَّرِب ُكِرۡشُ

أ ٓاَلَو ِ بَّر َُ للهٱ َوُه ۠اَ نِكََٰ ل Kata انكلpada ayat tersebut dibaca َّنِكَل

Q.S. al-Ahzảb (33): 10

...

۠اَنوُن ُ ظلٱ ِ َ للهٱِب َنوُ نُظَتَو

Kata انونظلاpada ayat tersebut jika tidak dijadikan tempat berhenti, maka ia dibaca نونظلا, tetapi bila kata itu dijadikan tempat berhenti (waqf) maka huruf alif tetap berfungsi sebagai mảd.

Q.S. al-Ahzảb (33): 66

...

۠اَلوُسَ رلٱ اَنۡع َطَ

أَو َ َ للهٱ اَنۡع َطَ

أ ٓاَنَتۡيَلَٰ َي َنوُلوُقَي

Kata لاوسرلا pada ayat tersebut jika tidak berhenti maka ia dibaca لوسرلا

Q.S. al-Ahzab (33): 67 ۠اَليِب َ سلٱ اَنوُ ل َضَ

أَف اَنَءٓاَرَبُكَو اَنَتَداَس اَنۡع َطَ

أ ٓاَ نِإ ٓاَنَ بَر ْاوُلاَقَو

Kata لايبسلا pada ayat tersebut jika tidak berhenti maka ia dibaca ليبسلا

Q.S. al-Insan (76): 15

ِب مِهۡيَلَع ُفاَطُيَو َناَك ٖباَوۡكَ

أَو ٖة َ ضِف نِ م ٖةَيِناَۗ ۗ ۠اَريِراَوَق ۡت

Kata اريراوق pada ayat tersebut bila tidak dijadikan tempat berhenti, maka ia dibacaريراوق

11. Pertemuan Kesebelas

(38)

30

NO Materi Uraian Alokasi

Waktu

Ket.

Muqaddimah

Doa sebelum belajar 3 menit

Appersepsi (...) 7 menit

Kegiatan Inti

Praktikum Mengaji:

Membaca Q.S. Al-Baqarah ayat 204-232 (dengan menekankan pada hukum mim mati)

45 menit

Praktikum Ibadah:

Zikir yang warid setelah shalat fardhu/wirid)

30 menit

Penutup Evaluasi pembelajaran

Doa Penutup 12 menit

Hukum Mỉm Mati (م)

Mỉm sukūn dalam hubungannya dengan huruf-huruf hijaiyyah, maka hukumnya ada tiga macam, yaitu :

1. Ikhfả’ Syafawi (يوفش ءافخإ)

Ikhfả’ Syafawỉ dapat berarti suara yang samar-samar keluar dari mulut (bibir). Tandanya ialah (mỉm sukūn) bertemu dengan huruf ب . Cara membacanya didengungkan 3-4 harakat.

Contoh : مُكِ ب َرِب مُت نَنَظ– هِب مُت لِس رُا– َن يِنِم ؤُمِب مُهاَم َو

2. Iẓhảr Syafawi (يِوَفَش راَه ظإ)

Iẓhảr syafawỉ artinya suara yang jelas keluar dari mulut (bibir).

Tandanya ialah mỉm sukuūn bertemu selain huruf م dan huruf ب. Cara membacanya ialah memperjelas bunyi mỉm sukūn tetapi tidak mendengungkan.

Contoh : اَم َو مُهَسُف نأ– اَه يِف مُهَل– َن و ُنِق وُي مُه– مُه رِذ نُت مَل مَا مُهَت رَذ نأء

3. Idgảm Mỉmỉ

(39)

Idgảm Mỉmỉ ialah bertemunya mỉm sukūn dengan huruf م . Cara membacanya ialah kedua huruf م menyatu disertai dengan dengung.

Lama berdengung 3-4 harakat.

Contoh : ِض رَ لِا ىِفاَم مُكَل– ٌض َرَم مِهِب وُلُق ىِف– ٌة َرِف غَم مُهُنِم – مُت لَأَساَم مُكَل َو

Mỉm Tasydỉd ( م) dan Nūn Tasydỉd ( ن)

Mỉm tasydỉd dan Nūn tasydỉd dikenal juga dengan nama idgảm tersendiri ( ُهَد ح َو ماَغ دِا). Tandanya ialah setiap huruf mỉm dan huruf nūn yang ber-tasydỉd, dan cara membacanya yaitu mendengungkan antara 3-4 harakat.

Contoh :

َّنإ َّمُث – مُص – - اَّمَلَف – َّنُلَئ سَتَل ِم يِعَّنلا ِنَع–

تنَج-

12. Pertemuan keduabelas

NO Materi Uraian Alokasi

Waktu

Ket.

Muqaddimah

Doa sebelum belajar 3 menit

Appersepsi (...) 7 menit

Kegiatan Inti

Tadarrus:

Membaca Q.S. Al-Baqarah ayat 233-252 (aplikasi hukum-hukum tajwid yang telah dipelajari- memperhatikan fashahah)

45 menit

Praktikum Ibadah:

Macam-macam shalat sunnat

30 menit

Penutup Evaluasi pembelajaran

Doa Penutup 13 menit

13. Pertemuan Ketigabelas

(40)

32

NO Materi Uraian Alokasi

Waktu

Ket.

Muqaddimah

Doa sebelum belajar 3 menit

Appersepsi (...) 7 menit

Kegiatan Inti

Tadarrus:

Membaca Q.S. Al-Baqarah ayat 253-286 (aplikasi hukum-hukum tajwid yang telah dipelajari- memperhatikan fashahah, madd, nun dan mim mati dll)

45 menit

Praktikum Ibadah:

Hal-hal yang masih dianggap perlu

30 menit

Penutup Evaluasi pembelajaran

Doa Penutup

14 menit

14. Pertemuan keempatbelas

NO Materi Uraian Alokasi

Waktu

Ket.

Muqaddimah

Doa sebelum belajar 3 menit

Appersepsi (Keutamaan Bersuci-pentingnya menjaga kebersihan sebagai syarat utama dalam ibadah)

7 menit

Kegiatan Inti

Tadarrus:

Menghafal surah-surah pendek

45 menit Praktikum Ibadah:

Hal-hal yang masih dianggap perlu

30 menit

Penutup Evaluasi pembelajaran

Doa Penutup

15 menit

15. Pertemuan Kelima belas

(41)

NO Materi Uraian Alokasi Waktu

Ket.

Muqaddimah

Doa sebelum belajar 3 menit

Appersepsi (Keutamaan Bersuci-pentingnya menjaga kebersihan sebagai syarat utama dalam ibadah)

7 menit

Kegiatan Inti

Tadarrus:

Membaca ayat-ayat yang terkait dengan jurusan (jika

memungkinkan agar supaya diminta untuk dihafalkan)

45 menit

Praktikum Ibadah:

Hal-hal yang masih dianggap perlu

30 menit

Penutup Evaluasi pembelajaran

Doa Penutup 16 menit

16. Pertemuan Keenambelas

NO Materi Uraian Alokasi

Waktu

Ket.

Muqaddimah

Doa sebelum belajar 3 menit

Appersepsi (Keutamaan Bersuci-pentingnya menjaga kebersihan sebagai syarat utama dalam ibadah)

7 menit

Kegiatan Inti

Tadarrus:

Membaca ayat-ayat yang terkait dengan jurusan (jika

memungkinkan agar supaya diminta untuk dihafalkan)

45 menit

Praktikum Ibadah:

Hal-hal yang masih dianggap perlu

30 menit

Penutup Evaluasi pembelajaran

Doa Penutup 17 menit

(42)

34

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Terapi musik aktif adalah cara baru dalam proses pemulihan pecandu narkoba di indonesia selama ini terapi banyak digunakan adalah terapi musik pasif. Kegiatan yang dilakukan

Sudoyo,dkk dimana pada pasien yang menderita keganasan kolorektal pada pasien usia muda (<40 tahun) lebih banyak ditemukan pada derajat diferensiasi buruk (grade

Anak mampu membaca >20 huruf hijaiyah berharkat ḏomatain TINGGI Kemampuan membaca Alquran anak huruf hijaiyah sambung Kemampuan Membaca huruf-huruf hijaiyah sambung

Dumating sa bahay ni Kapitan Tiyago si Padre Damaso. Nang tanungin ni Padre Damaso si Linares kung siya ay nakapagbabasa at nakasusulat, sinabi ng binata na siya ay nag- aral ng

Hasil analisis menunjukkan bahwa penerapan pendidikan nilai karakter di sekolah dasar dapat membantu menumbuhkan kecerdasan spiritual siswa dengan menonjolkan nilai

Hal ini dikarenakan kurangnya kemampuan dari sumber daya manusia pada suatu perusahaan, akan memiliki dampak kurang optimalnya kinerja perusahaan dalam mencapai

Salah satu faktor munculnya burnout pada karyawan adalah kondisi lingkungan yang kurang baik, misalnya saja ketidaksesuaian antara apa yang diharapkan karyawan dengan