• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rancang Bangun Aplikasi E-Service Kendaraan Menggunakan Teknologi Location Based Service berbasis Android (Studi Kasus Kota Salatiga)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Rancang Bangun Aplikasi E-Service Kendaraan Menggunakan Teknologi Location Based Service berbasis Android (Studi Kasus Kota Salatiga)"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

Rancang Bangun Aplikasi E-Service Kendaraan Menggunakan Teknologi Location Based Service berbasis Android

(Studi Kasus Kota Salatiga)

Artikel Ilmiah Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi

untuk memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Peneliti:

Rival Nugroho Hadi (672016091) Dr. Sri Yulianto Joko Prasetyo., M.Kom.

Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga 2020

(2)

ii

(3)

iii

(4)

iv

(5)

v

(6)

vi

(7)

7 1. Pendahuluan

. Kendaraan menjadi kebutuhan dasar bagi masyarakat saat ini, seiring perkembangan teknologi, kendaraan dibutuhkan untuk mengatasi masalah transportasi terutama transportasi darat. Kendaraan dapat membantu masyarakat untuk menempuh perjalanan ke suatu lokasi. Seringkali kendaraan dapat menjadi sebuah masalah serius ketika mengalami kerusakan saat di tengah perjalanan, sehingga pengendara menjadi kesulitan dalam melanjutkan perjalanan. Oleh sebab itu, pengendara perlu mencari jasa service kendaraan untuk memperbaiki permasalahan tersebut.

Seiring perkembangan teknologi, banyak ide dan inovasi teknologi yang telah diciptakan, salah satunya yaitu smartphone. Smartphone menjadi alat penting untuk berkomunikasi,serta menerima informasi dengan mudah dan cepat, terdapat banyak pilihan sistem operasi smartphone salah satunya sistem operasi Android. Android menjadi pilihan yang paling banyak diminati, menguasai 92 persen penggunaan sistem operasi smartphone di indonesia[1]. Sistem operasi Android memiliki kemudahan untuk menciptakan berbagai aplikasi yang membantu pengguna smartphone dalam berbagai hal.

Berdasarkan permasalahan yang dibahas sebelumnya, diperlukan sebuah inovasi aplikasi untuk memudahkan pengendaraan memesan jasa service kendaraan serta membantu pelaku usaha jasa agar dapat meningkatkan pendapatan. Melalui aplikasi ini diharapkan pengendara tidak mengalami kesulitan untuk memesan tempat service kendaraan, terlebih ketika mengalami keadaan darurat. Pengendara hanya perlu memesan jasa perbaikan yang sesuai dengan kriteria kerusakan kendaraan melalui aplikasi di smartphone dan kemudian menunggu pihak jasa perbaikan datang ke lokasi pemesan menggunakan detail informasi dari aplikasi.

Dari permasalahan yang terjadi maka dirancang sebuah aplikasi Jasa E-Service Kendaraan menggunakan teknologi Location Based Service (LBS) Berbasis Android.

Tujuan dari perancangan aplikasi ini adalah memudahkan pengendara memesan jasa service kendaraan di sekitar kota Salatiga agar dapat memanggil jasa service kendaraan ke lokasi pemesan dengan menggunakan mobile Android.

2. Tinjauan Pustaka

Penelitian berjudul “Perancangan Dan Implementasi Aplikasi Mobile Semarang Guidance Pada Android” membahas tentang bagaimana memberikan informasi lokasi wisata dengan menggunakan teknologi smartphone yang memiliki fitur location based

(8)

8

service (LBS) pada aplikasi yang menampilkan peta rute terdekat menuju lokasi wisata sesuai dengan koordinat yang telah diberikan melalui Google Maps API. Hasil dari penelitian ini adalah sistem yang dibuat mampu memberikan informasi lokasi wisata dan memanfaatkan fitur dari location based service [2].

Penelitian berjudul “Perancangan Aplikasi Mobile Location Based Service (LBS) Untuk Penyewaan Rumah Kos Di Kota Semarang Berbasis Android” membahas tentang bagaimana cara merancang aplikasi agar dapat digunakan mencari informasi dan lokasi penyewaan tempat kost juga memudahkan para penyewa kost untuk mempromosikan tempat kost yang mereka kelola. Hasil dari penelitian ini dapat mempermudah pengguna untuk mencari kost di sekitar menggunakan metode location based service dengan fungsi navigasi peta [3].

Penelitian berjudul “Pembuatan Aplikasi Memantau Lokasi Anak Berbasis Android Menggunakan Location Based Service” membahas tentang bagaimana cara orang tua memantau kegiatan anak mereka menggunakan teknologi smartphone yang memiliki fitur location based service pada aplikasi. Hasil dari penelitian ini adalah aplikasi yang dibuat dapat menampilkan lokasi antar pengguna dan anggota keluarga lainnya melalui smartphone berbasis Android [4].

Penelitian berjudul “Rancang Bangun Aplikasi Pemesanan Menu Makanan Restoran Berbasis Android” membahas bagaimana cara merancang dan membangun suatu aplikasi pemesanan menu makanan pada smartphone berbasis Android (client) yang terintegrasi dengan aplikasi web-admin dengan menggunakan web-service. Hasil dari penelitian ini memudahkan pemesanan menu makanan dan membantu pihak restoran untuk mengelola sistem pemesanan menu dengan menggunakan web sebagai server [5].

Penelitian berjudul “Rancang Bangun Sistem Informasi Service Reservation Berbasis Android Studi Kasus :Bengkel Bintang Motor Palembang” membahas tentang bagaimana cara merancang dan membangun suatu aplikasi pemesanan service agar mempercepat proses dan menampilkan daftar antrian service di tempat bengkel. Hasil dari penelitian ini adalah memudahkan pelanggan mengetahui antrian service yang terjadi di bengkel secara realtime, serta mempersingkat proses pemesanan menggunakan smartphone android [6].

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti membuat aplikasi E-Service kendaraan menggunakan teknologi location based service (LBS). Location based service (LBS) merupakan layanan yang membantu menentukan lokasi dengan bantuan google map dipadukan library rest API. Rest API bertujuan sebagai penghubung web server dan client. Tujuan dan manfaat aplikasi ini adalah membuat sistem jasa service kendaraan

(9)

9

yang memudahkan proses pemesanan dan memanggil pihak bengkel ke lokasi kerusakan.

Kemudian membantu pihak bengkel yaitu montir menemukan lokasi pemesan jasa di lokasi terakhir secara up-to-date, saat pelanggan melakukan pemesanan di aplikasi E- Service menggunakan teknologi Location Based Service (LBS). Aplikasi ini memungkinkan pelaku usaha jasa service untuk mencari dan menampilkan lokasi dengan bantuan GPS dan map yang telah di integrasi Location Based Service (LBS), serta menggunakan web server untuk membantu admin melakukan pengelolaan data pemesanan .

Location Based Service (LBS)

Location based service merupakan layanan informasi untuk menentukan letak posisi atau lokasi piranti mobile yang digunakan oleh seseorang melalui jaringan internet dan juga menggunakan bantuan dari teknologi Global Positioning System (GPS). Teknologi location based service dapat membantu pihak montir mencapai lokasi customer dengan bantuan GPS dan Google Map melalui internet yang berada pada smartphone customer

Rest API

API atau singkatan dari Application Programming Interface yang berfungsi untuk saling mengintegrasikan antara dua aplikasi yang berbeda agar dapat saling berkomunikasi satu sama lain [7]. API dapat digunakan dengan berbagai fungsi untuk melakukan integrasi ke berbagai device dengan mudah dan berbagi resource data saat terhubung.

Python Flask

Flask merupakan web framework yang ditulis dengan bahasa pemrograman Python.

Flask digunakan untuk membuat kerangka penulisan aplikasi web, kelebihan dari framework ini adalah kebebasan untuk membuat aplikasi web yang terstruktur sesuai dengan kerangka kerja yang diinginkan. Flask termasuk dalam microframework, yang tidak memiliki library seperti restful api, connection database atau JSON format. Ketika menginginkan suatu fitur pengguna diharuskan melakukan pemasangan pihak ketiga menggunakan terminal yang sudah terintegrasi dengan Python.

(10)

10 3. Metode Penelitian

Software Development Life Cycle (SDLC) merupakan keseluruhan proses pengembangan perangkat lunak yang terdiri dari beberapa langkah. SDLC memiliki beberapa model pengembangan sistem salah satu yang dimiliki adalah metode Prototype.

Penelitian untuk perancangan aplikasi E-Service kendaraan menggunakan teknologi Location Based Service berbasis Android ini akan menggunakan metode Prototype.

Metode Prototype membangun model produk di mana fitur pada produk masih belum sempurna namun sudah menyerupai produk sesungguhnya sehingga dapat diuji coba pada bagian fitur utama sebelum melanjutkan ke tahap pembuatan produk final. Dengan metode ini pengembang dan pelanggan dapat saling berinteraksi satu sama lain untuk mendapat hasil sesuai dengan rancangan yang diharapkan. Hasil prototype dari aplikasi yang sudah dibangun kemudian dipresentasikan ke pelanggan atau client untuk mendapatkan masukan sehingga dapat dilakukan pembaharuan dari rancangan aplikasi hingga benar – benar sesuai dengan kebutuhan dan keinginan client.

Metode ini memiliki beberapa tahapan dalam pengembang sistem menggunakan metode prototype yang terdiri dari identifikasi masalah, studi literature, pengumpulan kebutuhan, merancang prototype, evaluasi rancangan prototype, pengkodean pada sistem, uji coba dan analisis sistem terakhir menggunakan sistem final.

Gambar 1. Model Pengembangan Prototype[8].

(11)

11

Tahap pertama adalah identifikasi masalah, pada tahapan ini dilakukan analisis terhadap permasalahan proses pemesanan service kendaraan yang cukup lama, proses dalam pemesanan masih dilakukan secara manual. Pengendara harus mencari dan datang ke tempat perbaikan, serta menunggu antrian yang cukup panjang. Aplikasi E-Service kendaraan ini memudahkan pengendara untuk mencari informasi bengkel yang tersedia di kota Salatiga dan memudahkan montir bengkel untuk mencari lokasi pemesan jasa dengan menggunakan teknologi Location Based Service (LBS).

Tahap studi literatur, pada tahapan ini peneliti mencari referensi dari jurnal – jurnal dan landasan teori terkait dengan penelitian ini. Dengan adanya penelitian terdahulu, peneliti dapat memperluas wawasan mengenai konsep dan teori yang berkaitan dengan objek yang akan diteliti agar landasan penelitian yang akan dibuat menjadi lebih kuat.

Tahap pengumpulan kebutuhan, pada tahapan ini data yang didapatkan merupakan data sekunder dan data wawancara. Data yang diperoleh dari data sekunder yaitu proses sistem transaksi untuk melakukan pemesanan jasa dan data wawancara yaitu data dari kebutuhan pengendara sebagai kebutuhan jenis service yang terjadi ketika mengalami kerusakan kendaraan.

Tahap merancang prototype, pada tahapan ini dilakukan perancangan dari proses pengumpulan data untuk mendapatkan hasil rancangan yang sesuai dengan kebutuhan aplikasi nanti, proses perancangan sistem desain menggunakan UML terdiri dari use case diagram, activity diagram, sequence diagram. Selanjutnya tahap evaluasi rancangan prototype, pada tahapan ini rancangan yang telah dibuat akan diperlihatkan kepada client untuk mendapatkan masukkan dari pihak client, jika ada yang belum sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan maka dilakukan perubahan perancangan sesuai dengan masukkan dari kebutuhan rancangan.

Kemudian tahap pengkodean sistem, pada tahapan ini jika rancangan yang telah dibuat sudah sesuai dengan kebutuhan aplikasi maka selanjutnya dilakukan pengkodean sistem untuk membangun aplikasi sesuai dengan alur rancangan. Tahap uji coba dan analisa hasil sistem, tahapan ini membantu pihak pengembang untuk melihat kesesuaian pembuatan aplikasi untuk dipresentasikan ke client apakah sudah sesuai dengan keinginan, jika belum sesuai, maka dilakukan revisi dan melakukan tahap pengkodean sistem sampai benar – benar sesuai dengan yang diharapkan client. Tahap terakhir adalah sistem final, tahapan ini aplikasi sudah dapat dikatakan sesuai dengan rancangan dan keinginan client bukan aplikasi prototype lagi melainkan aplikasi final yang sudah siap digunakan.

(12)

12 Arsitektur sistem

Gambar 2. Perancangan Arsitektur Sistem

Gambar 2 menjelaskan proses perancangan arsitektur sistem aplikasi. Smartphone android terhubung dengan internet untuk dapat meminta request data dan mengirimkan koordinat lokasi ke server. Rest API berfungsi untuk menghubungkan antara server dengan device smartphone untuk memudahkan pertukaran data antar device pengguna pemesan, montir dan admin web.

Use case diagram

Gambar 3. Use Case Diagram

(13)

13

Pada gambar 3, ditampilkan use case diagram yang digunakan pada aplikasi E- Service. Pada use case diagram terdapat 3 aktor utama yaitu pemesan, montir dan admin web. Pemesan adalah client yang akan melakukan pemesanan jasa menggunakan aplikasi yang berguna untuk membantu mencari jasa perbaikan dengan cara memilih daftar bengkel yang telah terdaftar di menu pemesanan dengan detail informasi jasa terkait.

Montir adalah pelaku usaha jasa perbaikan yang akan menerima pemesanan dari client ketika dipilih sebagai jasa perbaikan oleh client di aplikasi. Admin web sebagai pengelola data server di database.

Activity Diagram

Gambar 4. Activity Diagram Pemesan

Gambar 4 menjelaskan setelah client berhasil login, mereka dapat memilih menu pemesanan yang akan menampilkan informasi tempat bengkel. Bengkel yang dipilih akan menampilkan detail informasi bengkel , ketika sudah sesuai dengan keinginan maka pemesan dapat melanjutkan ke daftar jenis service yang dibutuhkan. Setelah itu dilanjutkan melengkapi data pemesanan pada form yang telah disediakan, jika sudah sesuai pemesan hanya perlu melakukan order agar dapat di proses ke server.

(14)

14

Gambar 5. Activity Diagram Montir

Gambar 5 menjelaskan setelah montir berhasil login,mereka dapat memilih menu order pelanggan yang akan menampilkan data informasi dari order pelanggan ke jasa service yang dipilih. Ketika memilih nomor daftar order akan menampilkan detail informasi dari pemesan, yang terbagi menjadi 2 bagian. Bagian pertama yaitu tampilan titik lokasi pemesan dan montir, bagian kedua yaitu detail pemesan terdiri dari informasi pemesan, informasi kendaraan, dan informasi jenis service kendaraan.

Sequence Diagram

Gambar 6. Sequence Diagram Montir

(15)

15

Dari gambar 6 dapat dijelaskan bagaimana montir melakukan login ke aplikasi dengan melakukan input data username dan password. Data yang telah di input akan dikirim dengan metode POST menggunakan rest API kemudian dilakukan validasi username dan password di server. Jika sudah berhasil divalidasi, maka data akan dikembalikan dengan format JSON diteruskan ke sistem aplikasi. Setelah berhasil akan menampilkan menu utama, ketika mengakses menu order jasa akan menampilkan informasi daftar order pemesan. Fase berikutnya sistem aplikasi melakukan GET data order pemesan terpilih untuk dilanjutkan ke server melewati rest API. Ketika get data berhasil maka server memberikan response ke sistem aplikasi agar dapat menampilkan informasi sesuai dengan data yang didapatkan.

Gambar 7. Sequence Diagram Pelanggan

Dari gambar 7 sequence diagram diatas dapat dijelaskan, pelanggan melakukan login ke aplikasi dengan melakukan input data username dan password. Jika berhasil validasi login, maka akan menampilkan menu utama. Ketika memilih menu pemesanan jasa, data informasi bengkel akan ditampilkan. Selanjutnya pemesan melakukan pilihan di daftar bengkel agar dapat melihat detail informasi bengkel, pemesan mengisi data pemesanan lalu melakukan order jasa. Selanjutnya data di POST ke server melalui rest API, jika data sesuai dengan validasi di server, data akan tersimpan ke database.

(16)

16 4. Hasil dan Pembahasan

Implementasi Rest API dan Location Based Service pada Aplikasi

Gambar 8. kode program memanggil data server

Gambar 8 menjelaskan kode program yang berfungsi memanggil alamat yang telah dibuat di server.Ketika melakukan request data akan dilakukan POST ke server sesuai dengan API yang yang dituju.

Gambar 9. Kode program mendapatkan koordinat montir

Gambar 9 menjelaskan proses menggunakan teknologi Location Based Service (LBS) untuk mengambil koordinat montir secara up-to-date, yang terhubung dengan internet ketika membuka menu map di aplikasi.Variable position dan position2 merupakan koordinat dari pemesan yang didapatkan dari server menggunakan rest API dimana terhubung dengan web server. Output dari kode program tersebut adalah menampilkan lokasi dari pengguna aplikasi montir dan pemesan ke peta digital.

(17)

17

Gambar 10 . Tampilan request data JSON di Postman.

Gambar 10 menjelaskan hasil melakukan request rest API ke server menggunakan tool Postman. Method yang digunakan adalah POST menuju url target yaitu http://127.0.0.1:5000/api/detailserverbengkel. Data yang di POST adalah kode order pemesan yang menghasilkan output berupa format JSON, sehingga aplikasi client hanya perlu memanfaatkan data JSON sesuai dengan rancangan aplikasi yang akan dibuat.

Implementasi Antarmuka pada Aplikasi

Gambar 11.(a) Tampilan Halaman Login, (b) Tampilan Pilihan Menu Client Pemesanan.

(18)

18

Gambar 11 menjelaskan proses melakukan login (a), dengan cara melakukan input username dan password untuk dapat mengakses halaman menu utama (b) dimana terdapat 4 menu yaitu services, history, profile dan info services. Menu services merupakan fungsi untuk melakukan pemesanan ke bengkel, menu history merupakan fungsi untuk menampilkan data pesanan yang telah dilakukan, menu profile menampilkan data informasi pengguna dan info services menampilkan detail informasi dari jenis service yang terdaftar di aplikasi.

Gambar 12. (a). Tampilan Daftar Bengkel, (b) Tampilan Detail Bengkel Terpilih

Gambar 12 menjelaskan proses ketika client memilih menu services yang menampilkan daftar bengkel yang telah terdaftar di aplikasi (a), Ketika bengkel dipilih maka akan dilanjutkan menampilkan detail informasi dari bengkel yang telah dipilih oleh pemesan.

(19)

19

Gambar 13. Tampilan Menu Daftar Jenis Service Kendaraan

Gambar 13 menjelaskan proses ketika pemesan telah memilih bengkel pada proses detail bengkel, dilanjutkan ke tampilan jenis service kendaraan yang tersedia. Ketika ingin memilih jenis service, client hanya perlu menambahkan ke keranjang dengan menekan button plus.

Gambar 14. Tampilan Isi Form Kendaraan (a) dan Detail Keranjang Jenis Service(b)

Gambar 14 menampilkan form pemesanan untuk melengkapi detail data informasi pemesan (a) dan menampilkan data jenis service yang sudah dipilih (b) oleh pemesan, agar dapat melakukan pengecekan kembali pada data pemesanan.

(20)

20

Gambar 15. (a) Tampilan Halaman Login, (b) Tampilan Pilihan Menu E-Montir

Pada gambar 15 merupakan tampilan dari login untuk montir(a) dan Menu utama E- Montir(b). Montir diharuskan melakukan input username dan password untuk validasi login sebelum ke menu utama. Menu utama memiliki 4 pilihan menu yaitu List Pemesan, History, Profile dan tombol logout.

Gambar 16. Tampilan Daftar Client Pemesan Jasa Perbaikan

(21)

21

Gambar 17. Tampilan Map (a) dan Tampilan Detail Pemesan(b)

Gambar 16 menampilkan daftar kode order dari pemesan ke pihak bengkel.Setelah kode order dipilih, maka dilanjutkan ke tampilan data informasi pesanan pelanggan yang dapat dilihat pada gambar 17. Pada tampilan ini terdapat 2 bagian, yang pertama yaitu map untuk menampilkan lokasi terakhir pelanggan ketika melakukan pemesanan (a) dan Detail Informasi pelanggan yang terdiri dari Detail Pemesanan, Detail Kendaraan dan Jenis Service Pemesan(b). Detail Pemesanan merupakan data informasi dari pelanggan pemesan yang berisi informasi yaitu nama, alamat asal, no telepon, status service, status bayar, tanggal pesan, tanggal selesai dan total harga. Detail kendaraan merupakan informasi dari kendaraan yang didaftarkan untuk dilakukan perbaikan. Jenis service pemesan adalah daftar jenis services yang dipesan oleh client dan tambahan merupakan data informasi tambahan dimana client menambahkan jenis service yang tidak terdaftar di aplikasi dengan pembayaran sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak.

Web Admin merupakan web untuk mengelola data dan juga sebagai server yang menghubungkan aplikasi pada client dan montir. Web admin berfungsi untuk membantu mengelola data informasi dan transaksi yang terjadi di antara client dan montir. Menu web admin yaitu data bengkel berfungsi ketika bengkel ingin melakukan pendaftaran dapat dilihat pada gambar 18, menu kelola data pelanggan pada gambar 19, menu kelola data transaksi gambar 20, dan menu kelola data kendaraan pada gambar 21.

(22)

22

Gambar 18. Menu Kelola Data Bengkel

Gambar 19. Menu Kelola Data Pelanggan

Gambar 20. Menu Kelola Data Transaksi

(23)

23

Gambar 21. Menu Kelola Data Kendaraan

Pengujian Sistem

Pengujian sistem merupakan proses penting untuk menguji kelayakan pada sistem yang telah dibangun apakah sesuai dengan yang diharapkan. Pengujian sistem yang dipilih adalah pengujian sistem black box testing. Black box Testing merupakan pengujian yang dilakukan oleh tester tanpa terlibat langsung dengan kode program, berfokus pada fungsi tampilan yang dapat dilihat oleh pengguna.

Tabel 1. Pengujian Sistem

Fitur Pengujian Hasil Harapan Hasil Status Menu

Login

Melakukan Login dengan menginput data user dan password

Menampilkan tampilan menu utama setelah validasi ke server

Berhasil Valid

Menu Pemesanan

1. Klik tombol menu pemesanan pada navigation menu

Menampilkan informasi bengkel yang tersedia

Berhasil Valid

2. Mengisi form Pemesanan di menu

pemesanan

Data form pemesanan berhasil

disimpan ke

Berhasil Valid

(24)

24 database 3. Menerima

data Pemesan di aplikasi E- Montir Bengkel

Menampilkan order informasi pemesanan ketika memilih bengkel terkait

Berhasil Valid

4. Melakukan klik ke daftar order

pemesanan di aplikasi E- Montir

Menampilkan lokasi dan detail informasi pemesanan

Berhasil Valid

Menu Info Jenis Service

Klik tombol menu info jenis service

Menampilkan detail jenis informasi

service

Berhasil Valid

Menu Profile

Klik tombol menu profile pengguna aplikasi

Menampilkan detail informasi data diri pengguna aplikasi

Berhasil Valid

Menu History Pemesanan

Klik tombol menu history pemesanan

Menampilkan informasi riwayat transaksi pemesanan

Berhasil Valid

Pengujian Sistem User Acceptance Testing (UAT)

User Acceptance Testing merupakan tahap terakhir dari setiap siklus hidup pengembangan perangkat lunak. Proses ini dilakukan saat pengguna melakukan pengujian pada rancangan yang telah dibuat apakah masih terdapat kekurangan pada aplikasi.

Metode pengujian menggunakan Angket Skala Likert yang bertujuan untuk mengukur data dari hasil pertanyaan dan survei yang didapatkan dari responden.

Tabel 2. Hasil Kuesioner Responden

No var Pertanyaan SS S C TS STS

1 Q1 Apakah aplikasi ini dapat mempercepat proses pemesanan dan pihak montir menuju lokasi kerusakan ?

5 3 2 0 0

(25)

25

2 Q2 Apakah tampilan aplikasi menarik ? 2 6 2 0 0 3 Q3 Apakah fungsi pada aplikasi berjalan dengan baik

?

4 3 3 0 0 4 Q4 Apakah aplikasi mudah untuk digunakan ? 5 2 3 0 0 5 Q5 Apakah aplikasi telah memenuhi kebutuhan

konsumen ?

6 3 1 0 0

Tabel 2 menjelaskan hasil dari kuesioner responden yang telah dikumpulkan.

Responden diambil dari pihak pemesan dan pelaku usaha jasa. Pertanyaan yang diberikan memiliki bobot nilai yang sudah ditentukan yaitu Sangat Setuju (SS) memiliki nilai 5, Setuju (S) nilai 4, Cukup (C) nilai 3, Tidak Setuju (TS) nilai 2, dan Sangat Tidak Setuju(STS) dengan nilai 1.

Tabel 3 . Hasil Perhitungan Frekuensi Responden No Pertanyaan Frekuensi Perhitungan Hasil

SS S C TS STS

1 Q1 5 3 2 0 0 22 x 5 110

2 Q2 2 6 2 0 0 17 x 4 68

3 Q3 4 3 3 0 0 11 x 3 33

4 Q4 5 2 3 0 0 0 x 2 0

5 Q5 6 3 1 0 0 0x 1 0

TOTAL 22 17 11 0 0 211

Tabel 3 merupakan hasil perhitungan dari frekuensi nilai responden yang telah diberikan untuk menilai aplikasi, hasil perhitungan diambil dari 10 orang responden . Frekuensi dijumlahkan dari masing – masing bobot yang diberikan.

Tabel 4. Hasil Akhir Perhitungan Frekuensi Rata - Rata Nilai Hasil Sangat Setuju 10 x 5 x 5 250 Sangat Tidak Setuju 10 x 5 x 1 50

(26)

26

Tabel 4 merupakan hasil perhitungan rata – rata nilai tertinggi dan nilai terendah yang didapatkan. Nilai tertinggi dari frekuensi Sangat Setuju (SS) adalah 250 dan Nilai terendah dari frekuensi Sangat Tidak Setuju (STS) adalah 50. Maka dapat disimpulkan hasil dari perhitungan yang didapatkan dari total nilai responden yaitu 84,4%.

5. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dijabarkan, maka dapat disimpulkan bahwa aplikasi ini dibangun menggunakan teknik prototype. Aplikasi E-Service ini berjalan dengan baik sesuai dengan rancangan yang dibuat, aplikasi ini memudahkan user untuk memesan jasa service kendaraan ketika terjadi keadaan darurat dan membantu pihak jasa service kendaraan untuk menjaring pasar yang lebih luas serta membantu untuk menuju lokasi pemesanan jasa service kendaraan dengan lebih cepat dan efisien dibandingkan dengan cara tradisional. Hasil responden menggunakan pengujian UAT menunjukkan 84,4% menerima Penerapan menggunakan teknologi Location Based Service (LBS) di Aplikasi E-Service kendaraan berbasis Mobile Android.

6. Daftar Pustaka

[1] statcounter, “Mobile Operationg System Market Share Indonesia,” 2020.

https://gs.statcounter.com/os-market-share/mobile/indonesia (accessed Aug. 27, 2020).

[2] S. N. Anwar, I. Nugroho, and D. E. Lestariningsih, “Perancangan Dan Implementasi Aplikasi Mobile Semarang Guidance Pada Android,” J. Teknol. Inf.

Din., 2015, doi: 10.15w90/S1516-80342009000400016.

[3] M. M. Iqbal, R. R. Isnanto, and R. Kridalukmana, “Perancangan Aplikasi Mobile Location Based Service (LBS) Untuk Lokasi Penyewaan Rumah Kos di Kota Semarang Berbasis Android,” J. Teknol. dan Sist. Komput., 2015, doi:

10.14710/jtsiskom.3.2.2015.198-206.

[4] H. P. Utama, O. D. Nurhayati, and I. P. Windasari, “Pembuatan Aplikasi Memantau Lokasi Anak Berbasis Android Menggunakan Location Based Service,” J. Teknol. dan Sist. Komput., 2016, doi:

10.14710/jtsiskom.4.1.2016.202-208.

(27)

27

[5] J. F. Tompoh, S. R. Sentinuwo, and A. A. E. Sinsuw, “Rancang Bangun Aplikasi Pemesanan Menu Makanan Restoran Berbasis Android,” J. Tek. Inform., 2016, doi: 10.35793/jti.9.1.2016.13749.

[6] I. D. Jaya, M. Kadafi, and R. N. Mustar, “Rancang Bangun Sistem Informasi Service Reservation Berbasis Android (Studi Kasus :Bengkel Bintang Motor Palembang),” Matics, vol. 11, no. 1, p. 14, 2019, doi: 10.18860/mat.v11i1.7685.

[7] M. I. Perkasa and E. B. Setiawan, “Pembangunan Web Service Data Masyarakat Menggunakan REST API dengan Access Token,” J. Ultim. Comput., vol. 10, no.

1, pp. 19–26, 2018, doi: 10.31937/sk.v10i1.838.

[8] D. S. Budi, T. A. Y. Siswa, and H. Abijono, “Analisis Pemilihan Penerapan Proyek Metodologi Pengembangan Rekayasa Perangkat Lunak,” Teknika, vol. 5, no. 1, pp. 24–31, 2017, doi: 10.34148/teknika.v5i1.48.

Gambar

Gambar 1. Model Pengembangan Prototype[8].
Gambar 2. Perancangan Arsitektur Sistem
Gambar 4. Activity Diagram Pemesan
Gambar 5. Activity Diagram Montir
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kualitas layanan yang terdiri dari keefektifan jaminan, akses, biaya, keterwujudan, portofolio jasa dan kehandalan mampu

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat dan rahmat yang telah dilimpahkan – Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi

Penyuluhan adalah bahagian hidup dan tugas pokok dari penyuluh, namun jika tidak melakukan kegiatan penyuluhan akan rugilah menjadi bahagian seorang penyuluh. Bagaimanakah jalan

Penyusunan Laporan Akhir ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Diploma III (D3) Jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik

Hasil penelitian ini adalah 10 klasifikasi, 8 tata bentukan kata, dan 2 fungsi ragam bahasa yang digunakan di kalangan pecandu narkoba, yakni sebagai alat

Perbedaan persepsi itulah yang tampaknya membuat mahasiswa dari Jepang mengambil keputusan untuk lebih banyak menggunakan pertanyaan positif dalam bahasa

Dalam penelitian itu dijelaskan bahwa ritual tiban adalah sebuah ritual yang dilakukan dengan cara saling mencambuk antara beberapa orang yang terlibat dalm ritual.

1) Sebagai suatu bahan informasi ilmiah untuk menambah wawasan pengetahuan penulis khususnya dan pembaca pada umumnya, khususnya mengenai pengaruh religiusitas di