BUKU PEDOMAN
Program Pendidikan Profesi Ners
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA Jl. Sutorejo No. 59 Surabaya Telp: 031-3811967
2019/2020
BUKU PEDOMAN
Program Pendidikan Profesi Ners
Penulis : Reliani.,S.Kep.,Ns.,M.Kes
Editor : Retno Sumara
Tata Letak : Nurhidayatullah.r Design cover : Syarifuddin
Hak Cipta Penerbit UMSurabaya Publishing Jl Sutorejo No 59 Surabaya 60113
Telp : (031) 3811966, 3811967
Faks : (031) 3813096
Website : http://www.p3i.um-surabaya.ac.id Email : [email protected] Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apapun, baik secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi, merekam, atau dengan menggunakan sistem penyimpanan lainnya, tanpa izin tertulis dari penerbit.
UNDANG- UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG HAK CIPTA 1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak/atau tanpa ijin pencipta atau pemegang Hak
Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi pencipta yang meliputi Penerjemah dan Pengadaptasian Ciptaan untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 500.000.000,00
( lima ratus juta rupiah)
2. Setiap Orang yang dengan tanap hak dan/atau tanpa ijin Pencipta atau pemgang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta yang meliputi Penerbitan, Penggandaan dalam segala bentuknya, dan pendistribusian Ciptaan untuk Pengunaan Secara Komersial, dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) 3. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada poin kedua diatas
yang dilakukan dalam bentuk Pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah)
Surabaya: UMSurabaya Publishing, 2021
Ukuran Buku : 15 X 21 cm , x. 12 mm + 120 halaman ISBN : 978-623-6498-22-4
KEPUTUSAN DEKAN
Nomor : /KEP/II.3.AU/F/FIK/2017 PEDOMAN PROGRAM PENDIDIKAN NERS DI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN Bismillahirohmanirrohim
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya, setelah:
Menimbang
Mengingat
Menetapkan Pertama Kedua
:
:
: :
:
a. bahwa guna mewujudkan komitmen pengembangan kompetensi moral dan intelektual Fakultas Ilmu kesehatan dipandang perlu adanya pedoman Program Pendidikan Ners b. Bahwa pedoman program pendidikan
ners tersebut butir a sebagai pedoman / acuan proses belajar mengajar guna pencapaian kompetensi keprofesian c. Bahwa pedoman pendidikan
sebagaimana dimaksud dalam sistem a dan b perlu ditetapkan sengan surat keputusan
1. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional
2. Peraturan pemerinta RI nomor 60 tahun 1999 tentang pendidikan tinggi 3. Keputusan PP Muhammadiyah
nomor 19/SK.PP/III.B/Ia/1999 tentang Qoidah Perguruan Tinggi Muhammadiyah
4. Statuta Universita muhammadiyah Surabaya Tahun 2006
Ketiga
Keempat :
:
MEMUTUSKAN
Berlakunya Pedoman Program Pendidikan Ners di Fakultas Ilmu Kesehatan sebagaimana tersebut dalam lampiran keputusan ini
Pedoman pendidikan tersebut pada diktum pertama keputusan ini sejak tanggal ditetapkan dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keputusan ini
Dengan berlakunya pedoman pendidikan makan semua peraturan profesi ners yang ada dinyatakan tidak berlaku sepanjang di atur dalam pedoman pendidikan ini Apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan dibetulkan sebagaimana semestinya
Ditetapkan di : Surabaya Tanggal: September 2017 Dekan
Dr. Mundakir, S.Kep., Ns, M.Kep
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Pelaksanaan program profesi yang bermutu dan profesional merupakan hal penting dalam mencapai tujuan pendidikan profesi Ners. Upaya untuk mencapai hat tersebut, maka Program pendidikan Profesi Ners Fakultas Ilmu Kesehatan Univeritas Muhammadiyah Surabaya perlu melakukan langkah-langkah strategis agar tujuan yang kita harapkan dapat tercapi dengan baik
Dalam rangka mewujudkan visi misi Universitas Muhammadiyah Surabaya, maka melalui penyelenggaraan pendidikan Ners Fakultas Ilmu Kesehatan senantiasa mengedepankan pendidikan berkualitas. Untuk itu perlu adanya pedoman dan arahan dalam menjamin mutu pendidikan.
Melalui terbitnya buku pedoman program Pendidikan Profesi Ners maka diharapkan preceptee, preceptor dapat digunakan sebagai pegangan dalam menjalankan kegiatan profesi.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Ditetapkan di : Surabaya Tanggal: Agustus 2019 Dekan
Dr. Mundakir, S.Kep., Ns, M.Kep
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Bab 1 : Pendahuluan ...1 Bab 2 : Organisasi Fakultas Ilmu Kesehatan & pendidikan Profesi ners ... 3 Bab 3 : Peryaratan dan peraturan program profesi ners ... 4 Bab 4 : Model bimbingan preceptroship ... 9 Bab 5 : Penjabaran kurikulum pendidikan profesi ners dan sebaran mata ajar... 17 Bab 6 : Metode pembelajaran dan evaluasi ...32
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Pendidikan profesi keperawatan bertujuan untuk menyiapkan peserta didik untuk mampu melaksanakan fungsi dan peran sebagai ners. Hal ini sesuai dengan keputusan menteri pendidikan nasional Republik Indonesia No.
232/U/2000 pasal 2 ayat 2 bahwa program pendidikan profesional bertujuan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan profesional dalam menerapkan, mengembangkan, dan menyebarluaskan teknologi dan/atau kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional. Program pendidikan profesi dilaksanakan setelah menyelesaikan program sarjana keperawatan dengan beban studi minimal 36 SKS atau setara magister ( SK. Mendiknas, No. 232/U/2000 pasal 5 ayat 2).
Pengembangan kurikulum pendidikan profesi terdiri dari kurikulum inti dan kurikulum institusi yang harus diikuti oleh seluruh institusi pendidikan tinggi keperawatan yang menyelenggarakan program Pendidikan Profesi. Kurikulum institusi pendidikan profesi terdiri dari 60% kurikulum inti (22 SKS) dan 40% kurikulum yang mencirikan institusi, sehingga seluruh institusi pendidikan profesi mempunyai kurikulum inti yang sama.
Kompetensi pendidikan profesi dapat dicapai dengan masa studi 2 – 3 semester dengan perhitungan 36 SKS x 16 minggu x 3 jam = 2304 jam. Jika dalam satu minggu 48 jam, maka dibutuhkan masa studi 48 minggu ( 2304 : 48 jam).
1.2 Visi Dan Misi Program Studi Visi
Menjadi program studi ners yang mengedepankan nilai moralitas, intelektualitas dan berjiwa enterpreuner dengan unggulan keperawatan kritis pada skala nasional tahun 2023.
Misi
Misi dari Program Studi Ners FIK UMSurabaya adalah :
1. Menyelenggarakan pendidikan keperawatan dengan keunggulan di bidang keperawatan kritis dan memiliki Jiwa entrepreneur.
2. Mengembangkan inovasi dan penerapan teknologi melalui penelitian-penelitian dan pengabdian masyarakat dengan unggulan keperawatan kritis.
3. Mewujudkan sivitas akademika yang memiliki penguatan moralitas keagamaan berdasarkan nilai-nilai ke-Islaman.
Tujuan
1) Menghasilkan Ners yang memiliki kemampuan dan profesionalisme dalam keperawatan kritis.
2) Memiliki karakter dan profesionalisme yang Islami.
3) Mampu menerapkan Asuhan Keperawatan Profesional dengan kemampuan komunikasi secara efektif dan terapeutik.
4) Menguasai teknologi yang lazim digunakan dalam pelayanan keperawatan.
5) Menerapkan aspek etik dan legal dalam praktik keperawatan
6) Mengaplikasikan kepemimpinan dan manajemen keperawatan.
7) Mampu bekerja sebagai anggota tim kesehatan.
8) Mampu melakukan penelitian keperawatan khususnya keperawatan kritis.
9) Mampu melaksanakan pengabdian kepada masyarakat 10) Mampu berkarya mandiri dan bersaing di dunia kerja.
1.2.3 Nilai yang dikembangkan 1. Penguatan moral keagamaan
2. Kegairahan melakukan riset, inovasi dan penerapan teknologi
3. Penanaman daya tanggap dan rasa tanggung jawab pelayanan masyarakat, segala usaha yang relawan untuk kehidupan praktis, keadilan sosial, dan penguatan perilaku etis
4. Pengembangan mahasiswa dan seluruh komponen kampus sebagai warga dunia
5. Berpandangan global
6. Tolerans di tengah keragaman budaya 7. Berpijak pada kekayaaan lokal
1.2 Tujuan Profesi Ners
Menghasilkan Ners yang memiliki kompetensi moral, intelektual dan teknikal dengan didasari iman dan taqwa yang tinggi melalui bentuk penyesuain professional dalam pengalaman belajar klinik dan lapangan sehingga memiliki kemampuan professional, diantaranya:
1. Melaksanakan asuhan keperawatan pada masalah sederhana hingga kompleks melalui proses keperawatan dengan batas kewenangan, tanggung jawab dan kemmapuan berlandaskan etika profesi keperawatan
2. Mendokumentasikan seluruh proses keperawatan sesara sistematis dan memanfaatkan dalam meningkatkan kualitas asuhan keperawatan
3. Mengelola pelayanan keperawatan tingkat dasar secara bertanggung jawab dengan menunjukan sikap kepemimpinan
1.3 Profil Lulusan Pendidikan Profesi
1. Care Provider (Pemberi asuhan keperawatan)
2. Communicator (Interaksi dan transaksi dengan klien, keluarga, dan tim kesehatan)
3. Educatordanhealth promotor(Pendidikan dan promosi kesehatan bagi klien, keluarga dan masyarakat)
4. Managerdan leader(Manajemen praktik/ruangan pada tatanan rumah sakit maupun masyarakat)
5. Researcher (Peneliti )
6. Care provider yang kompeten dalam Keperawatan Kritis
1.4 Capaian Pembelajaran program Studi Pendidikan Ners 1) Sikap
a. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukan sikap religious.
b. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral dan etika.
c. Menginternalisasi nilai, norma dan etika akademik
d. Berperan sebagai warga Negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki nasionalisme serta rasa tanggungjawab pada Negara dan bangsa.
e. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama dan kepercayaan serta pendapat atau temuan orisinil orang lain.
f. Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan berkemajuan peradaban berdasarkan Pancasila.
g. Bekerja sama dan memiliki kepekaan social serta kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan.
h. Taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara
i. Menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan dan kewirahusaan.
j. Menunjukan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahlianya secara mandiri k. Mampu bertanggung gugat terhadap praktik
professional meliputi kemampuan menerima tanggung gugat terhadap keputusan dan tindakan professional sesuai dengan lingkup praktik di bawah tanggungjawabnya, dan hukum/peraturan perundangan
l. Mampu melaksanakan praktik keperawatan dengan prinsip etis dan peka budaya sesuai dengan kode etik Perawat Indonesia
m. Memiliki sikap menghormati hak privasi, nilai budaya yang dianut dan martabat klien
n. Menghormati hak klien untuk memilih dan menentukan sendiri asuhan keperawatan dan
kesehatan yang diberikan, serta bertanggung jawab atas kerahasiaan dan keamanan informasi tertulis, verbal dan elektronik yang diperoleh dalam kapasitas sesuai dengan lingkup tanggungjawabnya.
o. Menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan dan kewirahusaan.
p. Menginternalisasi nilai Al-Islam dan Kemuhammadiyahan dalam kehidupan sehari hari dan Berakhlakul Kharimah dalam Bermuamalah yang bermanfaat bagi diri masyarakat, bangsa dan negara.
q. Menguasai konsep Aqidah dan Akhlakul Kharimah menjalankan nilai-nilai perawat yang Islami.
2) Penguasaan Pengetahuan
a. Menguasai filosofi, paradigm, teori keperawatan khususnya konseptual model dan middle range theories
b. Menguasai konsep teoritis Ilmu Biomedik
c. Menguasai nilai-nilai kemanusiaan (humanity values)
d. Menguasai tehnik, prinsip dan prosedur pelaksanaan asuhan/praktek keperawatan yang dilakukan secara mandiri/kelompok pada bidang keilmuan keperawatan dasar, KMB, Keperawatan Anak, Keperawatan Maternitas,
Keperawatan Jiwa, Keperawatan Keluarga, Gerontik, Komunitas, Keperawatan Bencana.
e. Menguasai konsep dan teknik penguasaan diagnosis asuhan keperawatan
f. Menguasai konsep teoritis komunikasi terapeutik
g. Menguasai konsep, prinsip dan teknik penyuluhan kesehatan sebagai bagian dari upaya pencegahan penularan penyakit pada level primer, sekunder dan tersier
h. Menguasai prinsip dan prosedur bantuan hidup lanjut (Advance Life Support) dan penanganan trauma (Basic Trauma Cardiac Life Support/BTCLS) pada kondisi kegawatdaruratan dan bencana
i. Menguasai konsep dan prinsip manajemen dalam pengelolaan asuhan keperawatan kepada klien di berbagai tatanan pelayanan kesehatan j. Menguasai pengetahuan factual tentang system
informasi asuhan keperawatan dan kesehatan k. Menguasai prinsip-prinsip K3, hak dan
perlindungan kerja ners
l. Menguasai metode penelitian ilmiah.
3) Kemampuan Khusus
a. Mampu memberikan asuhan keperawatan yang lengkap dan berkesinambungan yang menjamin keselamatan klien (patient safety) sesuai standar asuhan keperawatan dan berdasarkan
perencanaan keperawatan yang telah dan belum tersedia.
b. Mampu memberikan asuhan keperawatan pada area spesialisasi (Keperawatan Medikal Bedah, Keperawatan Anak, Keperawatan Maternitas, Keperawatan Jiwa atau Keperawatan Komunitas) sesuai dengan delegasi dari Ners spesialis
c. Mampu melaksanan prosedur penangan trauma dasar dan jantung (basic trauma and cardiac life support/BTCLS) pada situasi gawat darurat/bencana sesuai standard an kewenanganya.
d. Mampu memberikan (administering) obat oral, topical, nasal, parenteral dan suppositoria sesuai standar pemberian obat dan kewenangan yang didelegasikan
e. Mampu menegakan diagnosis keperawatan dengan kedalamanan dan keluasan terbatas berdasarkan analisis data, informasi, dan hasil kajian dari berbagai sumber untuk menetapkan prioritas asuhan keperawatan
f. Mampu menyusun dan mengimplementasikan perencanaan asuhan keperawatan dank ode etik perawat, yang peka budaya, menghargai keragaman etnik, agaman dan factor lain dari klien individu, keluarga dan masyarakat
g. Mampu melakukan tindakan asuhan keperawatan atas perubahan kondisi klien yang
tidak diharapkan secara cepat dan tepat dan melaporkan kondisi dan tindakan asuhan kepada penanggung jawab perawatan
h. Mampu melakukan evaluasi danrevisi rencanan asuhan keperawatan secara regular dengan/atau tanpa tim kesehatan lain
i. Mampu melakukan komunikasi terapeutik dengan klien dan memberikan informasi yang akurat kepada klien dan/atau keluarga/pendamping/penasehat untuk mendapatkan persetujuan keperawatan yang
menjadi tanggung jawabnya
j. Mampu melakukan studi kasus secara teratur dengan cara refleksi, telaah kritis dan evaluasi serta peer review tentang praktek keperawatan yang dilaksanakanya.
k. Mampu melaksanakan penanganan bencana sesuai SOP
l. Mampu melakukan upaya pencegahan terjadinya pelanggaran dalam praktik asuhan keperawatan
m. Mampu mengelola system pelayanan keperawatan dalam satu unit ruang rawat dalam lingkup tanggung jawabnya
n. Mampu melakukan penelitian dalam bidang keperawatan untuk menghasilkan langkah- langkah pengembangan strategis organisasi o. Mampu menrencanakan, melaksanakan dan
mengevaluasi program promosi kesehatan,
mellaui kerjasama dengan sesame perawat, professional lain serta kelompok masyarakat untuk mengurangi angka kesakitan, emningkatkan gaya hidup dan lingkungan yang sehat
p. Mampu mengaplikasikan nilai-nilai islami dalam memberikan asuhan keperawatan
q. Mampu menerapkan nilai-nilai Kemuhammadiyahan dalam kehidupan sehari- hari
r. Mampu memahami karakteristik dasar berbagai kondisi seperti multi bencana, kecelakaan lalu lintas, penyakit dll.
s. Mampu menerapkan peran perawat primer dalam memberikan asuhan keperawatan kritis sebagai unggulan Program Studi Pendidikan Profesi Ners
4) Kemampuan Umum
a. Bekerja di bidang keahlian pokok untuk jenis pekerjaan yang spesifik, dan memiliki kompetensi kerja yang minimal setara dengan stnadar kerja profesinya
b. Membuat keputusan yang independen dalam menajalankan pekerjaan profesinya berdasarkan pemikiran logis, kritis, sistematis dan kreatif c. Menyusun laporan atau kertas kerja atau
menghasilkan karya desain di bidang keahlianya berdasarkan kaidah rancangan dan prosedur
baku, serta kode etik profesinya, yang dapat diakses oleh masyarakat akademik
d. Mengkomunikasikan pemikiran/argument atau karya inovasi yang bermanfaat bagi pengembangan profesi, dan kewirausahaan yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan etika profesi, kepada masyarakat profesinya e. Meningkatkan keahlian keprofesianya pada
bidang yang khusus melalui pelatihan dan pengalaman kerja
f. Bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang profesinya sesuai dengan kode etik profesinya g. Melakukan evaluasi secara kritis terhadap hasil
kerja dan keputusan yang dibuat dalam melaksanakan pekerjaanya oleh dirinya sendiri dan oleh perawat.
BAB 2
ORGANISASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN&
PROGRAM PENDIDIKAN NERS
Dekan : Dr. Mundakir, S.Kep., Ns, M.Kep
Pembantu Dekan I : Dr. Pipiet Festy, SKM, M.Kes Pembantu Dekan II : Suyatno HS, S.Kep., Ns,
M.KedTrop
Ketua Program Studi : Reliani, S.Kep, Ns, M. Kes Sekretaris Prodi Akademik : Aries Chandra A, S.Kep., Ns,
M.Kep, Sp.Kep.An Sekretaris Prodi Profesi Retno Sumara, S.Kep., Ns,
M.Kep Departemen Keperawatan Dasar
Profesi : 1. Anis RH, S.Kep., Ns, M.Kes
(PJMK)
2. Dosen Profesi Ners Departemen Keperawatan
Medikal Bedah : 1. Retno Sumara, S.Kep, Ns, M.Kep (PJMK)
2. Eny Sumarliyah, S.Kep, Ns, M.Kes
3. Ratna Agustin, S.Kep., Ns, M.Kep
4. Septian Galuh, S.Kep., Ns, M.Kep
Departemen Keperawatan Gawat
Darurat : 1. Siswanto Agung, S.Kep, Ns,
MMB (RJMK) 2. Nugroho Ari
S.Kep.,Ns.,M.Kep 3. Fatin Lailatu B, S.Kep,
Ns.,M.Kep
4. Suyatno Hadi S, S.Kep.,M.Ked.Trop.
Departemen Keperawatan
Maternitas : 1. Yuanita Wulandari, S.Kep, Ns, M.Kes,MS (PJMK) 2. Supatmi, S.Kep, Ns, M.Kes 3. Fathiya, S.Kep., Ns, M.Kep Departemen Keperawatan Anak : 1. Aris Chandra A, S.Kep., Ns,
M.Kep,Sp.Kep.An (PJMK) 2. Gita Marini, S.Kep, Ns,
M.Kes
Departemen Keperawatan Jiwa : 1. Reliani, S.Kep, Ns, M.Kes (PJMK)
2. Mundzakir, S.Kep, Ns, M.Kep
Departemen Manajemen
Keperawatan : 1. Ratna Agustin, S.Kep, Ns,M.Kep (PJMK dan Supervisor)
2. Dr. Nur Mukarromah, SKM, M.Kes (Supervisor)
3. Dr. Mundakir, S.Kep., Ns, M.Kep (Supervisor) 4. Yuanita Wulandari, S.Kep,
Ns, M.Kes,MS (Supervisor) 5. Team Dosen Pembimbing
Ners Departemen Keperawatan
Gerontik : 1. Siti Asiyah, S.Kep, Ns, M.Kes (PJMK)
2. Musrifatul Uliyah, SST, M.Kes
3. Dede Nasrullah, S.Kep., NS, M.Kep
BAB 2
ORGANISASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN&
PROGRAM PENDIDIKAN NERS
Dekan : Dr. Mundakir, S.Kep., Ns, M.Kep
Pembantu Dekan I : Dr. Pipiet Festy, SKM, M.Kes Pembantu Dekan II : Suyatno HS, S.Kep., Ns,
M.KedTrop
Ketua Program Studi : Reliani, S.Kep, Ns, M. Kes Sekretaris Prodi Akademik : Aries Chandra A, S.Kep., Ns,
M.Kep, Sp.Kep.An Sekretaris Prodi Profesi Retno Sumara, S.Kep., Ns,
M.Kep Departemen Keperawatan Dasar
Profesi : 1. Anis RH, S.Kep., Ns, M.Kes
(PJMK)
2. Dosen Profesi Ners Departemen Keperawatan
Medikal Bedah : 1. Retno Sumara, S.Kep, Ns, M.Kep (PJMK)
2. Eny Sumarliyah, S.Kep, Ns, M.Kes
3. Ratna Agustin, S.Kep., Ns, M.Kep
4. Septian Galuh, S.Kep., Ns, M.Kep
Departemen Keperawatan Gawat
Darurat : 1. Siswanto Agung, S.Kep, Ns,
MMB (RJMK) 2. Nugroho Ari
S.Kep.,Ns.,M.Kep 3. Fatin Lailatu B, S.Kep,
Ns.,M.Kep
Departemen Keperawatan Keluarga & Komunitas
Departemen Praktika Senior:
Keperawatan Kritis
:
:
1. Anis Rosyiatul H, S.Kep, Ns, M. Kes (PJMK) 2. Dr. Pipit Festy W, SKM,
M.Kes
3. Asri, S.Kep., Ns, MS 1. Nugroho Ari
S.Kep.Ns.,M.Kep (PJMK) 2. S. Agung Wijaya. S.Kep.,Ns,
M.Kes
3. Suyatno HS, S.Kep., ns, M.KedTrop
4. Fatin LB, S.Kep., Ns, M.Kep 5. Ratna Agustin, S.Kep., Ns,
M.Kep
6. Yuanita W, S.Kep., Ns, M.Kes, MS
7. Aris Chandra A, S.Kep., Ns, M.Kep., Sp.Kep.AN
8. Retno Sumara, S.Kep., Ns, M.Kep
9. Septian Galuh, S.Kep., Ns, M.Kep
Karya Tulis Ilmiah (KTI) : 1. Retno Sumara, S.Kep., Ns, M.Kep (PJMK)
2. Team Dosen Ners
BAB 3
PERSYARATAN DAN PERATURAN PROGRAM PROFESI NERS
3.1 Persyaratan Program Profesi
Mahasiswa dinyatakan lulus Sarjana Keperawatan yang berasal dari Program Studi S1 Keperawatan fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya.
3.2 Peraturan Program Profesi 3.2.1 Kehadiran / presensi
1. Jadwal shif Praktik sebagai berikut :
Program Reguler Praktik di mulai pada hari Senin sampai hari minggu, libur satu hari setelah dinas malam (berlaku untuk kompetensi KDP, KMB, Keperawatan Anak, Keperawatan Maternitas, Keperawatan Gadar, Praktika Senior,Keperawatan Jiwa, Keperawatan Gerontik dan Manajemen Keperawatan), dan komunitas keluarga 24 jam di lahan praktik.
Program Non Reguler :
NO DEPARTEMEN SHIF DINAS
1 Keperawatan Medikal
Bedah 4 Hari / Minggu
(senin sd Kamis) Shif Pagi/sore 2 Anak
3 Maternitas 4 Gadar dan Kritis 5 Keperawatan Dasar
Profesi 5 Hari / Minggu
(senin sd Jumat) Shif Pagi/sore 6 Jiwa
7 Praktika Senior
8 Gerontik 6 Hari / Minggu
9 Manajemen Keperawatan 6 hari / minggu shif pagi, sore, malam
10 Komunitas Keluarga 7 hari/minggu
Menyesuaikan lahan Praktik
2. Setiap Preceptee diwajibkan hadir tepat waktu, sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, yaitu :
Pagi : pukul 07.00 – 15.00 WIB, istirahat selama 1jam disesuaikan dengan aktivitas ruangan.
Sore : pukul 14.00 – 20.30 WIB, istirahat selama 1 jam disesuaikan dengan aktivitas ruangan
Malam : pukul 21.00 – 07.00 WIB, istirahat selama 1 jam disesuaikan dengan aktivitas ruangan
Setiap Preceptee wajib memenuhi kehadiran 100% termasuk libur nasional.
3. Dalam 1 hari praktik berlaku 1 kali shift / dinas.
4. Tidak dibenarkan menukar / mengganti jadwal praktik yang telah ditentukan tanpa sepengetahuan preceptor.
5. Preceptee tidak dibenarkan meninggalkan tempat praktik tanpa seijin preceptor.
6. Preceptee yang meninggalkan tempat praktik lebih dari 1 jam istirahat ynag telah ditentukan, wajib mengganti jam praktik sebanyak jam yang telah ditinggalkan.
7. Preceptee yang terlambat datang mengikuti kegiatan praktik profesi dengan alasan apapun wajib memberitahukan kepada preceptor pendidikan atau preceptor klinik dan diharuskan menambah jam praktik sesuai dengan banyaknya waktu yang tertinggaldari jadwal yang telah ditentukan.
8. Preceptee yang tidak hadir pada kegiatan profesi wajib melaporkan secara lisan atau tertulis terlebih dahulu kepada preceptor pendidikan atau preceptor klinik.
9. Ketidakhadiran dengan alasan sakit harus disertai dengan surat keterangan sakit dari dokter RS Muhammadiyah Surabaya dan diserahkan kepada preceptor pendidikan atau preceptor klinik.
10. Preceptee yang tidak mengikuti praktik dengan alasan ijin/sakit, harus mendapat ijin dari preceptor. Yang bersangkutan diwajibkan mengganti praktik sejumlah hari yang ditinggalkan.
11. Ketidakhadiran tanpa sepengetahuan preceptor diwajibkan mengganti sebanyak 2x hari praktik yang ditinggalkan.
12. Preceptee yang tidak mengikuti praktik lebih dari 2 hari dengan alasan apapun dan tanpa pemberitahuan kepada preceptor pendidikan atau preceptor klinik wajib mengulang pada praktik pada ruangan tersebut.
13. Preceptee yang tidak mengikuti praktik selama lebih dari 5 hari dengan alasan apapun pada satu bagian/departemen tertentu kecuali sakit dan alasan yang bisa dipertanggungjawabkan, dinyatakan gugur pada bagian departemen tersebut.
14. Setiap Preceptee yang mengganti hari praktik harus membawa surat pengantar dari bagian profesi Program Studi Pendidikan Profesi Ners FIK Universitas Muhammadiyah Surabaya dan bila tidak membawa surat pengantar dianggap tidak mengganti.
3.2.2 Seragam
1. Kegiatan Profesi di Rumah Sakit
a. Dinas pagi : Seragam yang dikenakan adalah atas dan bawah putih sesuai dengan ketentuan pendidikan, tanda pengenal, skort lengkap dengan logo dan bet Program Pendidikan Profesi Ners Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Surabaya, sepatu hitam tertutup, hak maksimal 3 cm dan tidak bersuara.
b. Dinas Sore : Seragam yang dikenakan adalah atas coklat muda dan bawah coklat tua sesuai ketentuan pendidikan, tanda pengenal, logo dan bet, Program Pendidikan Profesi Ners Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya sepatu hitam tertutup, hak maksimal 3 cm dan tidak bersuara.
c. Selama praktik Preceptee tidak diperkenankan memakai perhiasan dalam bentuk apapun.
d. Rambut Rapi.
e. Memakai Skot disetiap praktik di Rumah Sakit f. Memakai ID card
2. Praktik lapangan
Atas kemeja putih dan bawah rok/celana panjang hitam, tanda pengenal dan jas almamater, sepatu tertutup, tidak bersuara dan memakai skot.
4. Preceptee yang tidak memenuhi ketentuan diatas tidak diperkenankan mengikuti praktik dan dinyatak tidak hadir
4.2.3 Peralatan Klinik
1. Setiap Preceptee wajib membawa perlengkapan klinik yang menunjang pelaksanaan praktik, meliputi : stetoskop, tensimeter, termometer, jam, penlight, reflek hammer, gunting, pinset anatomi, pinset chirrugis, meteran kain, masker, gunting kuku.
2. Preceptee yang tidak membawa perlengkapan klinik pada saat praktik dengan seijin pembimbing pendidikan atau pembimbing klinik diberikan waktu untuk mengambil perlengkapan klinik yang diperlukan
3. Waktu yan dipergunakan untuk mengambil alat praktik, wajib diganti dengan menambahkan pada akhir jam praktik.
4.2.4 Pelaksanaan Program Profesi
1. Preceptee wajib mengikuti kegiatan orientasi ruangan didampingi oleh preceptor pendidikan.
2. Hari pertama sampai hari ketiga masuk ruangan tidak diperbolehkan melakukan tindakan langsung tetapi hanya orientasi dan observasi hari selanjutnya diperkenankan melakukan tindakan dengan sepengetahuan preceptor
3. Preceptee yang tidak membawa laporan pendahuluan pada pre conference atau laporan tidak lengkap atau tidak sesuai dengan topik yang telah ditentukan dan disepakati, tidak diperkenankan mengikuti praktik dan dinyatakan tidak hadir.
4. Preceptee yang tidak mengikuti pre conference dan post conference dinyatakan tidak hadir
5. Preceptee wajib meminta sendiri ke preceptor apabila preceptee sudah siap untuk dinilai BST-tutorial, DOPS, Resentasi jurnal, presentasi kasus, Mini Cex dan seminar dengan membawa form penilaian.
6. Preceptee wajib melakukan BST tiga kali dan sebagai peserta sebanyak sembilan kali pada Ruang masing- masing departemen
7. Preceptee wajib melakukan DOPS tiga kali dan peserta sembilan kali pada disetiap ruang masing-masing departemen
8. Preceptee wajib mencari satu jurnal yang sesuai dengan kasus yang dikelola untuk dipresentasikan di masing- masing departemen
9. Preceptee wajib melakukan presentasi kasus disetiap masing-masing departemen
10. Laporan kasus harus dibawa setiap hari
11. Preceptee yang tidak membawa laporan asuhan keperawatan pada saat post conference atau laporan tidak lengkap dengan ketentuan yang berlaku dinyatakan tidak hadir.
12. Jika dalam 2 hari Preceptee belum mendapatkan kasus sesuai dengan yang telah ditentukan, maka denagn sepengetahuan Preceptor pendidikan dan klinik Preceptee diharuskan mengganti kasus dan mengikuti pre conference susulan.
4.2.5 Ujian/Mini Cex
1. Preceptee dinyatakan berhak mengikuti ujian setelah memenuhi ketentuan kehadiran 100 % di masing – masing bagian
2. Ujian klinik / lapangan dilakukan pada minggu akhir pelaksanaan kegiatan profesi di setiap bagian / departemen.
3. Kasus yang akan diujikan ditentukan pada hari pelaksanaaan ujian.
4. Penguji sekurang – kurangnya terdiri dari 2 ( dua ) orang yang terdiri dari: 1 ( satu ) orang dari pendidikan dan 1 ( satu 0 orang dari tempat praktik atau tempat ujian dilaksanakan.
5. Ketentuan ujian disesuaikan dengan ketentuan dari masing – masuing bagian.
6. Preceptee yang dinyatakan tidak lulus ujian diberikan kesempatan untuk memperbaiki / mengulang ujian pada hari berikutnya atau sesuai dengan kesepakatan dengan penguji.
7. Preceptee yang tidak mengikuti ujian dengan alasan:
sakit/ijin dan disertai dengan surat keterangan yang dapat ditanggungjawabkan, diberikan kesempatan untuk mengikuti ujian susulan pada bagian yang bersangkutan.
8. Hal – hal yang menyangkut ujian susulan atau ujian perbaikan, sepenuhnya menjadi kewenangan preceptee yang bersangkutan, penmguji pendidikan dan penguji dari tempat praktik.
3.2.6 Referensi
1. Selama program profesi Preceptee wajib membawa buku panduan profesi dan atau buku pencapaian kompetensi.
2. Selama praktik Preceptee diwajibkan membawa literatur sesuai dengan topik kasus yang diambil.
3. Preceptee yang tidak membawa literatur yang sesuai dengan topik kasus yang diambil dengan seijin pembimbing pendidikan atau pembimbing klinik / lapangan diberikan waktu untuk membawa literatur yang sesuai.
4. Waktu yang digunakan untuk mengambil literatur, wajibdiganti dan ditambahkan pada akhir jam praktik.
4.3 Jenis Pelanggaran Praktik Ners 1. Pelanggaran Ringan
a. Tidak memakai skot/jas lab saat praktik b. Tidk membawa nursing kits
c. Datang terlambat
d. Pulang sebelum waktunya e. Tidak memakai ID card
f. Meninggalkan waktu praktik tanpa ijin preceptor g. Tidak mengerjakan berbagai bentuk penugasan
profesi
2. Pelanggaran Sedang
a. Presensi kurang dari 100 % tanpa keterangan b. Mengganti jadwal dinas tanpa sepengatahuan
preceptor
c. Tidak mengikuti orientasi
d. Dua kali melakukan pelanggaran ringan e. Memalsukan tanda tangan absensi 3. Pelanggaran Berat
a. Memalsu nilai, tanda tangan preceptor
b. Tidak mengikuti praktik lebih dari 3 hari tanpa ijin c. Dua kali melakukan pelanggaran sedang
d. Melakukan tindakan tidak terpuji, kriminal atau asusila anatara lain: ketahuan mencuri, ketahuan minum-minuman keras, penggunaan Zat adiktif/Narkoba, tindakan asusila, mal praktek, dan lain-lain)
4.4 Alur pelaporan Pelanggaran dari lahan praktik
1. Pelanggaran Ringan: Preceptor klinik atau pihak lahan praktik melaporan secara lisan kepada preceptor akademik dan bagian profesi dan atas kesepakatan preceptor akademik dan klinik memnentukan jenis sanksi yang diberikan pada preceptee
2. Pelanggaran Sedang:
Untuk pelanggaran sedang poin a,b,c,d,e: preceptor klinik atau pihak lahan praktik melaporkan secara lisan kepada preceptor dan bagian profesi dan atas kesepakatan preceptor atua kesepakatan lahan praktik dan pendidikan mementukan jenis sanksi yang diberikan kepada preceptee
3. Untuk pelanggaran sedang poin e dan pelanggaran berat: preceptor klinik atau pihak RS membuat berita
acara terkait pelanggaran yang dilakukan preceptee yang ditujukan kepada Institusi pendidikan yatu Program Pendidikan Profesi Ners FIK Umsurabaya.
Berdasarkan berita acara tersebut pihak pendidikan menentukan jenis sanksi yang diberikan kepada preceptee.
4.5 Jenis Sanksi
1. Pelanggaran ringan dengan sanksi:
a. Teguran lisan
b. Membuat pernyataan diketahui preceptor akademik, klinik dan dekan
2. Pelanggaran sedang dengan sanksi:
a. Membuat pernyataan diketahui dekan dan pihak Rumah Sakit dan disampaikan ke orang tua/wali preceptee
b. Memperoleh penugasan profesi sebelum mengikuti mini Cex
3. Pelanggaran berat dengan sanksi:
a. Membuat surat pernyataan diketahui Dekan dan orang tua/wali mahasiswa dipanggil ke Instansi Pendidikan
b. Tidak diperkenankan mengikuti Mini Cex , atau dinyatakan tidak lulus pada departemen yang saat itu diampu
c. Dapat diberhentikan sementara (skor) atau dikeluarkan dari FIK Umsurabaya sesuai dengan ketentuan yang berlaku
BAB 4
MODEL BIMBINGAN PERCEPTORSHIP 4.1 BIMBINGAN PERCEPTORSHIP
4.1.1 Preceptoring / mentoring
Istilah preceptoring dan monitoring sering digunakan untuk maksud yang hampir sama (Interchangeably).
Perbedaannya adalah : pada program mentoring, proses embimbingan berlangsung lama sedangkan pada preceptoring berdurasi pendek dan pembimbingan diberikan secara intens.
Model bimbingan ini merupakan system dan proses melimpahkan kewenangan secara bertahap dari para preseptor / mentor kepada peserta didik. Setiap ruang yang dilalui peserta didik harus memiliki pembimbing yang berperan sebagai preseptor/mentor. Tujuannya adalah agar peserta didik menjadi dewasa dan matang dalam profesionalisme keperawatan sehingga ketika lulus mampu menjadi profesional sejati.
Tujuan ini dapat dicapai dengan membekali peserta didik seuatu program “antara” yang terstruktur dan mendukung sebagai jembatan menuju upaya menghasilkan praktisi yang handal dan kompeten terutama untuk mampu bekerja dalam situasi layanan yang bertingkat tinggi.
Pada program pendidikan ners ini lebih sesuai dengan menggunakan istilah preceptor karena durasi hanya kurang lebih satu tahun dan berlangsung secara insentif. Proses belajar merupakan proses dua arah. Peserta didik memiliki akontabilitas sendiri karena preseptor tidak memiliki akuntabilitas untuk mewakili peserta didik.
4.1.2 Preseptee (peserta didik)
Perserta didik harus merupakan seorang yang telah dibekali dengan kompetensi yang diperlukan dan mahir untuk menjalankannya, sehingga dapat berfungsi sebagai praktisi yang akuntabel. Oleh karena itu, semua peserta didik yang
akan berperan sebagai preseptee adalah inidividu yang baru akan memiliki dunia nyata dan memerlukan bimbingan namun telah memiliki seluruh kompetensi yang diperlukan.
Kebutuhan akan preseptor terjadi karena upaya untuk mempertahankan layanan pasien yang berkualitas dan keberadaan peserta didik tidak merupakan pihak yang didaya- gunakan karena ketidak-cukupan tenaga atau dianggap sebagai tenaga gratisan. Sebaliknya, preseptor juga diperlukan untuk mengurangi stress yang mungkin dialami oleh peseta didik sebagai lulusan sarjana keperawatan baru yang belum mengenal dunia kerja sebenarnya. Disamping itu, keberadaan preseptor juga untuk menjamin bahwa tanggung jawab tidak sepenuhnya berada pada peserta didik, tidak diberikan secara labil dini atau tidak seharusnya diberikan secara kurang tepat.
Yang terakhir, tentu saja untuk mengurangi resiko pekerjaan terjadi pada peserta didik dan pasien terutama pada lingkungan layanan kesehatan yang lebih kompleks.
4.1.2 Definisi tentang preceptor
Preseptor / mentor dapat merupakan seorang dosen yang ditempatkan di tatanan klinik atau perawat senior yang bekerja di tatanan layanan dan ditetapkan sebagai preseptor.
Preseptor harus seorang ahli atau pengalaman dalam memberikan pelatihan dan pengalaman praktik kepada peserta didik ; biasanya seorang perawat praktisi yang bekerja dan berpengalaman disuatu area keperawatan tertentu, yang mampu mengajarkan, memberikan konseling, menginspirasi, serta bersikap dan bertindak sebagai “model peran” untuk mendukung penyumbuhan dan perkembangan individu pemula dalam periode tertentu dengan tujuan tertentu mensosialisasikan pemula kedalam peran baru sebagai profesional.
4.1.3 Kriteria Preseptor/mentor
1. Preseptor atau mentor pada pendidikan pada pendidikan ners ini seharusnya berpendidikan lebih tinggi dari peserta didik (PP no.19/2005, pasal 36 ayat 1), minimal merupakan seorang ners tercatat (STR)/ memiliki lisensi (SIP/SIK) yang berpengalaman klinik minimal 5 tahun.
2. Memiliki sertifikat kompetensi sesuai keahlian dibidangnya (PP no 19/2005 tentang standar nasional pendidikan, pasal 31 ayat 3 dan pasal 36 ayat 1).
3. Telah berpengalaman minimal 2 tahun berturut-turut ditempatnya bekerja dimana ybs ditunjuk sebagai preceptor /mentor sehingga dapat membimbing peserta didik dengan baik.
4. Merupakan model peran ners yang paling baik dan layak dicontoh karena sikap, perilaku, kemampuan, professional diatas rata-rata.
5. Telah mengikuti pelatihan pendidik klinik yang memahami tentang kebutuhan
6. Peserta didik akan dukungan, upaya pencapaian tujuan, perencanaan kegiatan dan cara mengevaluasinya.
4.1.4 Kemampuan Preseptor/ mentor 1. Berkomunikasi secara baik dan benar 2. Model peran professional
3. Berkeinginan memberikan waktu yang cukup untuk peserta didik
4. Pendengar yang baik dan mampu menyelesaikan masalah 5. Tanggap terhadap kebutuhan dan bertindak-berpengalaman
peserta didik
6. Cukup mengenali dan terbiasa dengan teori dan partik terkini
7. Kompeten dan percaya diri dalam peran sebagai preseptor/
mentor
4.1.5 Tugas pokok preceptor / mentor
1. Preseptor /mentor mengidentifikasi kebutuhan klinik peserta didik malalui silabus / Course study Guide/ modul praktik dari institusi pendidikan
2. Cukup berpengalaman dan kompeten untuk membantu peserta didik menerapkan pengetahuan teoritis kedalam praktik
3. Memperlihatkan komitmen tinggi untuk membimbing peserta didik selama proses belajar klinik berlangsung 4. Membantu menyelesaikan masalah yang bersifat transisi
peran dari peserta didik menjadi ners kompeten yang dihadapi oleh peserta didik
5. Bersama peserta didik memformulasikan tujuan belajar untuk menjembatani masalah tradisional tersebut diatas 6. Menyelesaikan masalah, membantu membuat keputusan
dan menumbuhkan akuntabilitas peserta didik selama proses belajar
7. Memfasilitasi sosialisasi profesional peserta didik kedalam peran profesi ners peserta didik.
8. Memberikan umpan balik secara terus menerus dan periodik pada peserta didik terkait kemajuan atau kelemahan peserta didik selama belajar di klinik
9. Berperan sebagai narasumber dalam memberikan dukungan personal dan profesional kepada peserta didik
10. Membantu peserta didik dalam mengkaji, memvalidasi, serta mencatat pencapaian kompetensi klinik peserta didik.
4.1.6 Metoda pembelajaran peserta didik
Beberapa metoda pembelajaran peserta didik diinisiasi dan fasilitasi oleh preseptor/mentor disetiap stase, meliputi :
a. Pre dan post conference.
b. Tutorial Individual yang di berikan preceptor.
c. Diskusi Kasus
d. Seminar kecil tentang kasus atau IPTEK kesehatan/keperawatan terkini.
e. Pendelegasian kewenangan bertahap ( lampiran 1. ) f. Problem Solving for Better Health ( PSBH )
g. Belajar berinovasi dalam pengelolahan asuhan h. Laporan kasus dan operan dinas.
Pemilihan metoda di sesuaikan dengan tujuan pencapaian kompetensi dan lama waktu program preseptoring sudah berlangsung.
4.17 Pelaksanaan kegiatan program mentoring/preseptoring
1. Persiapan sebelum melakukan preceptor
Setiap peserta didik yang di tempatkan di RS tertentu sebagai wahana praktik harus menjalani beberapa hal yang merupakan kegiatan wajib yaitu:
Melakukan kegiatan orientasi RS dan ruang rawat dan menerima buku pedoman preseptorship dan program kegiatannya. Memberikan waktu pada peserta didik untuk mendalami ruang rawat dan kliennya pada saat orientasi.
Menjalani latihan yang diadakan oleh institusi pendidikan bekerjasama dengan RS selama 2 hari.
Pelatihan informal ini meliputi diseminasi informasi terkait berbagai hal, seperti berikut :
1. Kebijakan yang berlaku di RS dan ruang rawat dimana peserta didik ditempatkan.
2. Sifat layanan yang diberikan
3. Jenis dan criteria pasien yang dirawat
4. Aturan dan ketentuan apabila menghadapi situasi tidak diharapkan seperti klien jatuh, salah memberikan obat, kebakaran, dll.
5. Kedudukan dan posisi preseptor dan peserta didik.
Melakukan pertemuan formal dengan reseptor dan manager ruang rawat,untuk
1. Mendiskusikan peran preseptor dan harapan peserta didik
2. Barbagi informasi tentang tujuan dan luaran proses belajar peserta didik
3. Berdasarkan pengalaman lalu, kualifikasi perseptor dan kemampuan belajar peserta didik.
4. Menetapkan kesepakatan periode dan tanggal evaluasi / review peserta didik
5. Menyepakati kontrak belajar 2. Pelaksanaan Kegiatan program presptorhip
Sebelum peserta didik memulai kegiatan praktiknya, manajer ruangan memberikan kepada setiap preseptor / mentor beberapa kasus klien dengan berbagai tingkat ketergantungan dan tingkat kebutuhan dasar yang berbeda. Lazimnya setiap preseptor / mentor memiliki 4 x 6 klien yang menjadi tanggung jawabnya.
Setiap preseptor / mentor memiliki 2 sampai 3 peserta didik yang menjadi tanggung jawabnya. Preceptor / mentor harus memahami karakteristik setiap peserta didik agar ketika melimpahkan sebagaian kewenangan yang dimilikinya tidak menyamaratakan tingkat kemampuan menjalankan kompetensi dari masing-masing peserta didik, walaupun ia harus memiliki asumsi bahwa setiap peserta didik telah memiliki kompetensi yang diperlukan untuk menjadi seorang ners dan telah lulus uji masuk klinik.
Mengikuti preceptor dalam mengkajimklien, menghadiri pertemuan tim asuhan, mendokumentasikan, mengoperasikan computer mengantarkan klien keluar ruang rawat.
Memperkenalkan secara extensive pada komunitas klien yang berada di ruangan dimana peserta didik ditempatkan.
Secara teratir menghadiri pertemuan dengan perawat ruangan ketika diadakan diskusi kasus. Mendengarkan ceramah atau pencerahan bagi perawat.
3. Pelimpahan kewenangan dilakukan bertahap melalui :
- Pemberian tugas procedural,untuk meyakini bahwa peserta didik telah memiliki kemampuan melaksanakan prosedur sesuai dengan tingkat kemahiran ketrampilan yang di harapkan.Pelimpahan kewenangan prosedural dapat di berikan selama minggu pertama dan maksimal sampai dengan minggu kedua .
- Pemberian klien secara utuh untuk di berikan asuhan oleh peserta didk di mulai dengan klien yang memiliki tingkat ketergantungan yang paling rendah (misal : mandiri).Pelimpahan kewenangan memberikan asuhan dengan tingkat ketergantungan yang paling rendah ini dapat di berikan selama minggu kedua atau maksimal minggu ketiga.Kemudian secara bertahap di berikan klien dengan tingkat ketergantungan lebih tinggi.
- Setiap setekah melakukan tindakan procedural atau asuhan,peserta didik di minta untuk selalu melaporkan secara lisan tentang cara melakukan,respon klien,dan hasil tindakan untuk kemudian di evaluasi oleh preseptor / mentor.Pelimpahan kewenangan melaporkan lisan di tumbuh kembangkan dari awal sejak peserta didik menjalani program intership.Kewenangan melaporkan lisan kemudian secara bertahap di lanjutkan dengan melaporkan tertulis dalam bentuk menulis laporan di kartu pasien / kardex dan selalu di tanda tangani oleh preceptor / mentor berdampingan dengan tanda tangan peserta didik.
- Setiap peserta didik tidak selalu harus memiliki klien
dengan jenis ketergantungan yang sama.Preseptor/mentor harus memahami dan meyakini
kemampuan peserta didik dalam menerima kewenangan.Apabila peserta didik di niali belum mampu menerima pendelegasian kewenangan pada tingkat yang lebih sulit,maka ia tidak di perkenankan menerima pendelegasian berikutnya sampai ia di anggap sudah mampu untuk menerima kewenangan pada tingkat berikutnya.
- Peserta didik mengikuti jadwal dinas dari mentor / preseptornya masing-masing sehingga peserta didik mengetahui kemana harus pergi jika mau
bertanya,melaporkan,meminta saran,dan mendiskusikan hal-hal tentang kliennya.
- Peserta didik di fasilitasi untuk melakukan presentasi,diskusi kasus,seminar kecil di ruangan masing-masing sesuai dengan kompetensi dan kewenangan yang harus di perolehnya melalui klien masing-masing.
4. Hal lain yang harus di perhatikan pada program preseptoring/mentoring.
- Setiap preseptor/mentor memiliki catatan riwayat proses pembelajaran peserta didik,format penilaian proses belajar,dan critical incident report book untuk mencatat kejadian yang dia anggap luar biasa atau jelek,kesalahanyang di buat peserta didik atau kelemahan peserta didik yang mengakibatkan kecelakaan pada diri sendiri klien, atau pada orang lain.
- Selama preseptor / mentor melimpahkan sebagian kewenangan tentang asuhan klien kepada peserta didik,maka tanggung jawab dan tanggung gugat tentang klien tetap berada pada mentor / preseptor.Namun apabila pesertta didik sudah memperoleh kewenangan secara utuh dan menyeluruh terkait klien yang telah didelegasikan,maka tanggung jawab dan tanggung
gugat secara internal ruangan telah di miliki oleh peserta didik.
- Pencapaian kompetensi berkomunikasi bahasa inggris di lakukan dengan memfasilitasi peserta didik untuk melakukan komunikasi bahasa inggris baik ketika presentasi,diskusi kasus atau seminar kecil.
- Preseptor melakukan penilaian kegiatan peserta didiksetiap pertengahan proses belajar dan di akhir proses belajar di suatu ruang rawat.
- Sebelum berpindah ruang rawat / blok/ stase,maka di lakukan penilaian / umpan balik tentang peran preceptor oleh pserta didik.
Sumber: (Kurikulum KKNI AIPNI, 2015)
4.1.8 Evaluasi kompetensi
Setiap kompetensi di evaluasi melalui bebrapa cara yaitu :
- Log book
- Laporan pada preseptor / mentor - Proses pelaporan pada dinas berikut
- Format evaluasi resmi dari pendidikan ( direct observational procedure skills test ; case test/uji kasus ) - Critical Incident Report
Dalam proses belajar,focus penekanan penguasaan kompetensi ini adalah melalui pendelegasian kewenangan.Di samping itu ada beberapa kompetensi tambahan yang harus juga di pertimbangkan untuk di milliki oleh peserta didik karena yang bersangkutan akan menjadi praktisi.Kompetensi itu adalah berkomunikasi,kemampuan mengembangkan diri dan orang lain (klien),kemampuan mempertahankan lingkungan bekerja yang sehat,aman dan keselamatan,meningkatkan layanan,kemampuan melakukan secara berkualitas ekualitas dan perbedaan.
Evaluasi kompetensi untuk menetapkan kelulusan dari Program Studi di lakukan dalam bentuk uji kompetensi
sebelum yudisium.Ketika peserta didik program kompetensi di nyatakan lulus maka ia di beri sebutan Ners dan kemudian memiliki hak intik mendapatkan Surat Tanda Registrasi ( STR ).Namun jika ternyata peserta didik tidak lulus,maka seyogyanya yang bersangkutan di berio kesempatan untuk mendapatkan remedial dan uji kembali setelah program remedial selesai.
Sumber: (Kurikulum KKNI AIPNI, 2015)
4.2 ALUR PELAKSANAAN PENILAIAN BST- TUTORIAL
Preceptee meminta BST kepada preseptor
Pra BST
Preseptor menggali kesiapan precepte
BST
preceptor - preceptee
Form Case Analysis diisi Oleh preceptee
Tutorial preceptor - preceptee
Penilaian BST – Tutorial
Catatan
1. Pasien yang digunakan BST sudah di tentukan terlebih dahulu oleh preceptor
2. Preceptee wajib melakukan kontrak waktu kepada pasien 3. Preceptor sebaiknya
hanya memberikan contoh pelaksanaan BST satu kali, setelah itu semua prosedur dlakukan oleh preceptee
4. Preceptor wajib mendampingi selama proses pengkajian fisik antara preceptee dan pasien berlangsung 5. Preceptor memantau
jalannya pengkajian BST dan menjelaskan serta memberikan contoh yang benar jika ada prosedur yang salah dilakukan oleh preceptee.
4.3 ALUR PELAKSANAAN PENILAIAN DOPS Preceptee meminta DOPS
kepada preseptor
Pra DOPS
Preseptor menggali kesiapan precept (alat, kontrak waktu,
dll)
DOPS
preceptor - preceptee
Penilaian DOPS
Evaluasi DOPS
Catatan
1. Penilaian DOPS hanya untuk skill/tindakan yang bersifat prosedural
2. DOPS bisa langsung dinilai/
dilakukan setelah ada kontrak waktu antara pasien dan perceptee
3. Preceptor wajib memantau selama preceptee melakukan DOPS
4. Preceptor wajib memastikan kesiapan perceptee guna pelaksanaan DOPS
4.4. ALUR PENILAIAN MINI CEX Pasien Mini C-Ex dipilih oleh
preseptor
Preceptee melakukan pengkajian menyeluruh (
head to toe, system, pola
Gordon)
Hasil pengkajian di tuliskan menjadi Nursing Care Plan (NCP) secara
sistematis
Preceptee Implementasi NCP ke pasien di lihat Preceptor
Dokumentasi akhir NCP sampai evaluasi
Responsi/Feed back Jalannya Mini C-Ex dan penilaian oleh preceptor
Catatan
1. Mini C-Ex dilakukan dua kali yakni Mini C-Ex Formatif dan Mini C-Ex Sumatif
2. Mini C-Ex formatif bisa dilakukan di sela – sela proses preceptorship yang lain untuk evaluasi awal pencapaian kompetensi.
3. Mini C-Ex Sumatif di lakukan pada minggu akhir setiap stase
4. Mini C-Ex Sumatif hanya boleh dilakukan jika semua target (DOPS, BST, Presjur, Pressus, MTE, Askep, Follow-up) sudah di penuhi.
BAB 5
PENJABARAN KURIKULUM PEDIDIKAN NERS DAN SEBARAN MATA AJAR
Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) pada program profesi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari KBK pada program akademik. Penerapan KBK profesi menjadi berkesinambungan dengan KBK akademik. Oleh karena itu, penerapan KBK profesi merupakan proses memantapkan semua kompetensi yang telah dimiliki pada program akademik dan memverifikasikan dengan memberikan kewenangan untuk melaksanakan kompetensi tersebut.
Program profesi dengan KBK 2010 ini berbeda dengan pelaksanaan program profesi pada kurikulum konvensional lalu. Pada kurikulum konvensional (1998) saat tahap profesi peserta didik diberi kesempatan untuk belajar melakukan berbagai prosedur keperawatan dan belajar memberikan asuhan. Sebaliknya, pada KBK program profesi ners ini para peserta didik menerapkan ilmu pengetahuan teori, konsep dan ketrampilan teknis yang telah dikuasai pada program akademik pada klien langsung melalui program internship dimana peserta didik dicangkokkan pada seorang perawat senior yang berfungsi sebagai PRESEPTOR / MENTOR.
Keberaaan preseptor / mentor sangat diperlukan oleh peserta didik terutama dalam menjamin keterlaksanaan peserta didik bukan merupakan pihak yang didaya-gunakan karena ketidak-cukupan tenaga atau dianggap sebagai tenaga gratisan.
Disamping itu, preceptor juga diperlukan untuk mengurangi stress yang mungkin dialami oleh peserta didik sebagai lulusan sarjana keperawatan baru yang belum mengenal dunia kerja sebenarnya serta untuk menjamin bahwa tanggung jawab tidak sepenuhnya berada pada peserta didik, tidak diberikan secara lebih dini atau tidak seharusnya diberikan secara kurang tepat.
terjadi pada peserta didik dan pasien terutama pada lingkungan layanan kesehatan yang lebih kompleks. Beban studi pada program profesi ini adalah 36 sks (dari yang sebelumnya hanya 25 sks (kurikulum 1998).
Dalam menerapkan KBK profesi, seluruh komponen profesi (staf akademik dan staf dari wahana praktik) harus terlibat secara aktif dan melakukan berbagai kegiatan mulai dari tahap persiapan, pelaksanaan sampai dengan mengevaluasi dan membuat keputusan tentang kompetensi dan kewenangan yang dijalankan peserta didik. Dengan penetapan keputusan tersebut peserta didik dinyatakan layak atau tidak layak mengembang peran dan fungsi dengan sebutan profesi ners.
Selanjutnya, setelah dinyatakan selesai dan memenuhi syarat sebagai ners, maka dilakukan uji kompetensin (exit exam) sebelum peta didik diproses dalam yudisium kululusan sebagai ners.
Berikut ini merupakan periode dimana pemahaman tentang pelaksanaan kegiatan program profesi, mulai dari tahap persiapan, implementasi dan proses bimbingan yang sesuai dalam KBK profesi sampai pada kegiatan mengevaluasi.
Disamping itu, karena pendekatan proses bimbingan masih merupakan metoda dan model yang baru dalam pendidikan keperawatan, maka bahasa tentang model bimbingan diberikan secara rinci. Tujuannya agar terdapat pemahaman yang sama dari seluruh pengelola dan pelaksana program profesi tentang bagaimana model bimbingan harus diberikan agar tujuan pelaksanaan kompetensi yang disertai dengan kewenangan dari peserta didik dapat dicapai.
A. FASE PERSIAPAN
Tahap ini merupakan periode dimana pemahaman tentang pelaksanaan kegiatan program profesi harus tumbuh sebelum tahap implementasi program profesi dijalankan.
Tahap persiapan terdiri dari ketetntuan pelaksanaan
praktik; persyaratan pelaksanaan praktik; profil yang harus dimiliki oleh lulusan program profesi; kompetensi yang harus dicapai selama profesi: mata kuliah yang harus dilaksanakan pada program profesi; penerapan hubungan kompetensi dengan mata kuliah dan beban studi; wahana praktik dan pencapaian kompetensi.
A.1 Ketentuan pelaksanaan praktik
Fokus implementasi pada pencapaian kompetensi peserta didik.
Beban studi : 36 sks (PP no 14 / 2010 tentang pendidikan kedinasan, pasal 1 ayat 1 & 2 tentang pendidikan profesi serta pasal 5 ayat 2 & 3).
Beban studi yang dirancang secara nasional adalah 60% dari 36 sks = 22 sks untuk kopetensi utama dan 20% kompetensi global serta 20% untuk kompetensi pendukung (penciri institusi)
Kompetensi global meliputi kemampuan memberikan asuhan keperawatan pada pasien HIV/AIDS, trauma, Flu babi (H1N1), Flu burung H1n5), asuhan keperawatan pada kondisi emergensi dan darurat masal. Selain itu, kemampuan menggunakan teknologi informasi terkini, berbahasa inggris dengan lancar, serta memiliki kemampuan enterpreuner. Materi ini dapat dimasukan pada MK tertentu seperti KMB,
ANAK, KOMUNITAS, GAWAT DARURAT/EMERGENSI dengan menambahkan
beban studi. Demikian juga kompetensi penciri instituisi seandainya dapat terakomodasi kedalam MK yang sudah ada.
Terbagi memiliki 2 semester (ditambah 1 semester yang terintegrasi pada semester 8 program akademik).
Penerapan KBK profesi disesuaikan dengan upaya pencapaian Visi dan misi institusi yang mencirikan kekhasan dari intituisi tersebut.
Mahasiswa yang akan masuk klinik telah lulus uji masuk klinik yang diadakan oleh instituisi pendidikan bekerjasama dengan RS terkait.
Minimal ketrampilan klinik yang harus lulus adalah : a. Pemeriksaan fisik.
b. Prosedur pemberian obat secara 12 benar
c. Pemberian oksigen, suksion, nebulisasi, fisioterapi dada dan postural drainage.
d. Prosedur pemasangan infuse dan enteral e. Prosedur pemasangan kateter urin
f. Prosedur pemasangan selang naso gastric (NGT)
g. Prosedur pencegahan cedera
h. Resusitasi jantung paru (basic life support = BLS)
i. Perawatan luka
j. Pemberian transfuse darah dan produknya k. Prosedur pencegahan infeksi nosokomial
l. Pendokumentasian dan pelaporan
Ketrampilan tambahan lain yang diujikan berdasarkan kebutuhan RS atau ruangan setempat yang spesifik. Sebagai contoh : jika akan menempatkan peserta didik di RS Bersalin, maka kompetisi pemasangan kateter urine untuk memicu kontraksi uterus dan pemeriksaan Leopold harus lulus dan dimiliki oleh peserta didik, sedangkan jika akan menempatkan peserta didik di RS jiwa, maka beberapa kompetensi seperti berkomunikasi terapeutik dan Terapi Aktifitas Kelompok (TAK)
harus dimiliki terlebih dahulu sebelum masuk ke wahana praktik tersebut.
Kompetensi utama dapat dicapai di RS tipe A,B, dan B pendidikan sedangkan kompetensi pendukung dan lainnya dapat dilaksanakan di RS C atau tatanan layanan kesehatan lain yang sesuai.
Selam periode program profesi, semua penugasan yang sifatnya tertulis diminimalisasi hingga penugasan tertulis hanya untuk kepentingan langsung kegiatan klien seperti pendokumentasian dan laporan, serta presentasi kasus.
A.2 Persyaratan pelaksanaan praktik
Wahana praktik memiliki kasus yang diperlukan untuk pencapaian kompetensi.
Pembimbing klinik yang berfungsi sebagai preseptor / mentor sudah memiliki sertifikat pelatihan Clinical Instructur (CI) dan preceptor.
Setiap ruangan tempat mahasiswa praktik tersedia pembimbing klinik atau perawat senior untuk menjadi PRESEPTOR / MENTOR.
Tersedia uraian tugas dan kewenangan Preseptor / Mentor.
Tersedia pedoman praktik di setiap stase.
Tersedia buku prosedur tindakan keperawatan.
Tersedia buku log untuk mahasiswa.
Setiap mahasiswa memiliki “nursing kit”
A.3 Profil yang harus dimiliki lulusan program profesi a. Care provider (pemberi asuhan keperawatan)
b. Community Leader (Pemimpin komunitas dimanapun beraktifitas)
c. Educator (Pendidik kesehatan kepada system klien)
d. Manager (pengelola asuhan) e. Researcher (peneliti Pemula)
f. Profil lain yang mengandung visa / penciri instituisi.
A.4 Kompetisi yang harus dicapai selama program profesi a. Melakukan berkomunikasi efektif.
b. Membantu melaksanakan pendidikan kesehatan.
c. Mengelola administrasi keperawatan.
d. Berpartisipasi aktif sebagai anggota tim.
e. Mampu menerapkan aspek etik dan legal dalam praktek keperawatan.
f. Mampu melaksanakan asuhan keperawatan professional di klinik dan di komunitas dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.
g. Mampu memberikan asuhan peka budaya dengan menghargi sumber-sumber etnik, agama atau faktor lain setiap pasien yang unik.
h. Mampu mengaplikasikan kepemimpinan dan manajemen keperawatan.
i. Mampu menjalin hubungan interpersonal.
j. Mampu melakukan penelitian sederhana sebagai peneliti pemula.
k. Mampu mengembangkan profesionalisme secara terus menerus atau belajar sepanjang hayat.
B. Sub-kompetensi/ unit kompetensi
1. Mampu melakukan komunikasi yang efektif dalam member asuhan
2. Mampu menerapkan pengetahuan, kerangka etik dan legal dalam system kesehatan yang berhubungan dengan keperawatan
3. Mampu membuat keputusan etik
4. Mampu memberikan asuhan peka budaya dengan menghargai sumber-sumber etnik, agama atau faktor lain dari setiap pasien yang unik *)
5. Mampu menjamin kualitas asuhan holistic secara kontinyu dan konsisten *)
6. Mampu menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif
7. Mampu mengunakan proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah klien *)
8. Mampu menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak klien agar dapat mengambil keputusan untuk dirinya *)
9. Mampu menggunakan prinsip-prinsip peningkatan kualiatas berkesinambungan dalam praktik
10. Mampu mendemontrasikan ketrampilan teknis keperawatan yang sesuai dengan SOP *)
11. Mampu berkolaborasi dalam berbagai aspek untuk pemenuhan ebutuhan kesehatan kien *)
12. Mampu melaksanakan terapi modalitas sesuai dengan kebutuhan *)
13. Mampu mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui penggunaan strategi menjamin kualitas dan manajemen resiko
14. Mampu melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebijakan yang berlaku dalam bidang kesehatan *)
15. Mampu berkaloborasi dalam kegiatan pelayanan keperawatan *)
16. Mampu memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan mempertahankan akontabilitas asuhan keperawatan yang diberikan*)
17. Mampu menggunakan prinsip-prinsip peningkatan kualitas berkesinambungan dalam praktik *)
18. Mampu mewujudkan lingkungan bekerja yang aman
19. Mampu menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim dan pemberian asuhan keperawatan dengan mempertahankan hubungan kaloboratif *)
20. Mampu merancang melakukan proses penelitian sederhana serta memanfaatkan hasil penelitian dalam upaya peningkatan kualitas asuhan keperawatan
21. Mampu mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dalam mengembangkan asuhan keperawatan.
22. Mampu mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi dibidang keperawatan dan kesehatan
23. Mampu mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan professional
24. Mampu berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan
25. Mampu mengembangkan potensi diri untuk mempertahankan kompetensi (deskriptif)
Keterangan :
*) Menerapkan kewenangan melakukan, diperoleh secara bertahap sesuai dengan program mentoring dan preseptoring.