• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Pengertian Bahan Ajar Dalam Pembelajaran IPS Berbasis Kontekstual

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORI. A. Pengertian Bahan Ajar Dalam Pembelajaran IPS Berbasis Kontekstual"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user 5 BAB II KAJIAN TEORI

A. Pengertian Bahan Ajar Dalam Pembelajaran IPS Berbasis Kontekstual 1. Pengertian Bahan Ajar IPS Berbasis Kontekstual.

a. Bahan Ajar.

Agar siswa dapat mencapai kompetensi dasar, maka guru berkewajiban untuk memilih bahan ajar atau materi ajar yang tepat dalam melaksanakan pembelajaran.

Menurut Hamid Muhammad (2006 : 4), bahan ajar atau materi pembelajaran (instrucsional materials) secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan,

dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara rinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai.

Menurut Andi Prastowo (2012 : 17), bahan ajar merupakan segala bahan (baik informasi, alat, maupun teks) yang disusun secara sistematis, yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Misalnya buku pelajaran, modul, hand out, LKS, model atau maket, bahan ajar audio, bahan ajar interatif, dan sebagainya.

Lebih lanjut Adi Kasimbar (2010 : 9), menjelaskan bahwa bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan

(2)

commit to user

tertulis maupun bahan tidak tertulis. Bahan ajar atau teaching materiall, terdiri atas dua kata yaitu teaching atau mengajar dan material atau bahan. Menurut University Of Wollongong NSW 2522, AUSTRALIA pada Website-nya, WebPage last

Uptdated : August 1998 (dalam Adi Kasimbar (2010 : 9), Teaching is defined as the prosess of creating and sustaining an effectif environtment for learning. Mengajar

diartikan sebagai proses menciptakan dan mempertahankan suatu lingkungan belajar yang efektif. Faul S. Ache lebih lanjut mengemukakan tentang material yaitu :Books can be used as reference material, or they can be used as paper weights, but they cannot teach. Buku dapat digunakan sebagai bahan rujukan, atau dapat digunakan

sebagai bahan tertulis yang berbobot, tetapi buku tidak dapat mengajar.

Menurut Direktorat Jendral Mandikdasmen Depdiknas, (2008 : 6) dijelaskan pula bahwa bahan ajar merupakan seperangkat materi/substansi pembelajaran (teaching material) yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam pembelajaran. Dengan bahan ajar memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu kompetensi atau kompetensi dasar secara runtut dan sistematis sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu.

Menurut Nurhadi (2004 : 4), pendekatan kontekstual adalah suatu konsep belajar dimana guru menghadirkan situasi dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.

(3)

commit to user

Dari beberapa pendapat tersebut diatas, maka dapat disarikan bahwa bahan ajar IPS berbasis kontekstual adalah seperangkat materi/substansi/bahan pembelajaran yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.

b. Struktur Bahan Ajar.

Bahan ajar terdiri atas susunan bagian-bagian yang kemudian dipadukan, sehingga menjadi suatu kesatuan yang utuh yang layak disebut sebagai bahan ajar.

Susunan kesatuan bahan ajar inilah yang dimaksud dengan struktur bahan ajar.

Menurut Andi Prastowo (2012 : 65), terdapat tujuh komponen dalam setiap bahan ajar, yaitu judul, petunjuk belajar, kompetensi dasar atau materi pokok, informasi pendukung, latihan, tugas atau langkah kerja, dan penilaian.

c. Bentuk Bahan Ajar.

Menurut Adi Kasimbar (2010 : 16), Bahan ajar jika dikelompokkan menurut bentuknya, maka akan terdapat paling tidak empat bentuk bahan yaitu Bahan cetak (printed) seperti antara lain hand out, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur,

leaflet, wallchart, foto/gambarmodel/maket. Bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk audio. Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti video compact disk, film. Bahan ajar interaktif (interactive material) compact disk interaktif.

d. Memilih Bahan Ajar.

(4)

commit to user

Pada Pedoman memilih dan menyusun bahan ajar (2006 : 6) dijelaskan bahwa Prinsip-prinsip dalam pemilihan materi pembelajaran IPS meliputi: (a) Prinsip relevansi, (b) Konsistensi, dan (c) Kecukupan. Prinsip relevansi artinya materi pembelajaran hendaknya relevan atau ada kaitan atau ada hubungannya dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Prinsip konsistensi artinya keajekan antara bahan ajar dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa.

Misalnya, kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa pengoperasian bilangan yang meliputi penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian, maka materi yang diajarkan juga harus meliputi teknik penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya.

Pada Pedoman memilih dan menyusun bahan ajar (2006 : 7) dijelaskan bahwa Secara garis besar langkah-langkah pemilihan bahan ajar meliputi: (a) Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar yang menjadi acuan atau rujukan pemilihan bahan ajar. (b) Mengidentifikasi jenis-jenis materi bahan ajar. (c) Memilih bahan ajar yang sesuai atau relevan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah teridentifikasi tadi. Dan (d) Memilih sumber bahan ajar.

(5)

commit to user

Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebelum menentukan meteri pembelajaran terlebih dahulu perlu diidentifikasi aspek-aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dipelajari atau dikuasai siswa. Aspek tersebut perlu ditentukan, karena setiap aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar memerlukan jenis materi yang berbeda- beda dalam kegiatan pembelajaran. Sejalan dengan berbagai jenis aspek standar kompetensi, materi pembelajaran juga dapat dibedakan menjadi jenis materi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Materi pembelajaran aspek kognitif secara terperinci dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu: fakta, konsep, prinsip, dan prosedur (Reigeluth, 1987). Materi jenis fakta adalah materi berupa nama-nama objek, nama tempat, nama orang, lambing, peristiwa sejarah, nama bagian atau komponen suatu benda, dan lain sebagainya. Materi konsep berupa pengertian, definisi, hakekat, inti isi. Materi jenis prinsip berupa dalil, rumus, postulat adagium, paradigm, teorema. Materi jenis prosedur berupa langkah-langkah mengerjakan sesuatu secara urut, misalnya langkah-langkah menelepon, cara-cara pembuatan telur asin atau cara-cara pembuatan bel listrik. Materi pembelajaran aspek afektif meliputi:

pemberian respon, penerimaan (apresiasi), internalisasi, dan penilaian. Materi pembelajaran aspek motorik terdiri dari gerakan awal, semi rutin, dan rutin.

Memilih jenis materi yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Materi yang akan diajarkan perlu diidentifikasi apakah termasuk jenis fakta, konsep, prinsip, prosedur afektif, atau gabungan lebih dari pada satu jenis materi.

Dengan mengdentifikasi jenis-jenis materi yang akan diajarkan, maka guru akan

(6)

commit to user

mendapatkan kemudahan dalam cara mengajarkannya.Setelah jenis materi pembelajaran teridentifikasi, langkah berikutnya adalah memilih jenis materi tersebut yang sesuai dengan standar kompetensi atau kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Identifikasi jenis materi pembelajaran juga penting untuk keperluan megajarkannya. Sebab, setiap jenis materi pembelajaran memerlukan strategi pembelajaran atau metode, media, dan system evaluasi/penilaian yang berbeda-beda.

Misalnya, metode mengajarkan materi fakta atau hafalan adalah dengan menggunakan “jembatan keledai”, “jembatan ingatan” (mnemonics), sedangkan metode untuk mengajarkan prosedur adalah “demonstrasi”.

Memilih sumber bahan ajar. Setelah jenis materi ditentukan langkah berikutnya adalah menentukan suber bahan ajar. Materi pembelajaran atau bahan ajar dapat kita temukan dari berbagai sumber seperti buku pelajaran, majalah, jurnal, koran, internet, media audiovisual, dan sebagainya.

e. Menentukan cakupan dan urutan bahan ajar IPS SMP berbasis kontekstual.

1). Menentukan cakupan bahan ajar IPS SMP.

Dalam menentukan cakupan atau ruang lingkup materi pembelajaran harus diperhatikan apakah jenis materinya berupa aspek kognitif (fakta, konsep, prinsip, prosedur), aspek afektif, ataukah aspek psikomotorik. Selain itu, perlu diperhatikan pula prinsip-prinsip yang perlu digunakan dalam menentukan cakupan materi pembelajaran yang menyangkut keluasan dan kedalaman materinya. Keluasan cakupan materi berarti menggambarkan berapa banyak materi-materi yang

(7)

commit to user

dimasukkan kedalam suatu materi pembelajaran, sedangkan kedalaman materi menyangkut seberapa detail konsep-konsep yang terkandung didalamnya harus dipelajari atau dikuasai oleh siswa. Prinsip berikutnya adalah prinsip kecukupan (adequacy). Kecucukupan (adequacy) atau memadainya cakupan mateeri juga perlu diperhatikan dalam pengertian. Cukup tidaknya aspek materi dari suatu pembelajaran akan sangat membantu tercapainya penguasaan kompetensi dasar yang telah ditentukan. Cakupan atau ruang lingkup materi perlu ditentukan untuk mengetahui apakah materi yang harus dipelajari oleh murid terlalu banyak, terlalu sedikit, atau telah memadai, sehingga sesuai dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai.

Menurut Nursid Sumaatmadja (1980 : 13) ruang lingkup yang dipelajari dalam IPS adalah manusia sebagai anggota masyarakat. Oleh karena itu, segala gejala, masalah, dan peristiwa tentang kehidupan manusia di masyarakat, dapat dijadikan sumber dan materi IPS.

Menurut A.Azis Wahab (1980 : 7) dalam konsep dasar pengetahuan dijelaskan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial adalah sejumlah konsep mata pelajaran sosial dan ilmu lainnya yang dipadukan berdasarkan prinsip-prinsip pendidikan yang bertujuan membahas masalah-masalah sosial atau bermasyarakat dan kemasyarakatan untuk mencapai tujuan-tujuan khusus pendidikan melalui program pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada tingkat persekolahan (2004 : 3 ).

2). Menentukan urutan bahan ajar IPS SMP berbasis kontekstual.

Urutan penyajian (sequenencing) bahan ajar sangat penting untuk menentukan urutan mempelajari atau mengajarkannya. Tanpa urutan yang tepat, jika diantara

(8)

commit to user

beberapa materi pembelajaran mempunyai hubungan yang bersifat prasyarat (prerequisite) akan menyulitkan siswa dalam mempelajarinya. Misalnya operasi

bilangan penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Siswa akan mengalami kesulitan mempelajari perkalian jika materi penjulahan belum dipelajari.

Siswa akan mengalami kesulitan membagi jika materi pengurangan belum dipelajari.

Materi pembelajaran yang sudah ditentukan ruang lingkup serta kedalamannya dapat diurutkan melalui dua pendekatan pokok yaitu : 1). Pendekatan procedural yaitu urutan materi pembelajaran secara procedural menggambarkan langkah-langkah secara urut sesuai dengan langkah-langkah melaksanakan suatu tugas. Misalnya langkah-langkah menelpon, langkah-langkah mengoperasikan kamera video. 2).

Pendekatan hirarkhis menggambarkan urutan yang bersifat berjenjang dari bawah ke atas atau dari atas ke bawah. Materi sebelumnya harus dipelajari terlebih dahulu untuk memepelajari materi berikutnya.

f. Sumber bahan ajar IPS SMP berbasis kontekstual.

Menurut Hamid Muhammad (2006 : 12), sumber bahan ajar merupakan tempat dimana bahan ajar diperoleh. Lebih lanjut dijelaskan bahwa sumber-sumber dimaksud dapat disebutkan dibawah ini : (a). Buku Teks. (b). Laporan hasil penelitian. (c). Jurnal penerbitan hasil penelitian dan pemikiran ilmiah. (d). Pakar atau ahli bidang studi. (e). Profesional. f. Buku Kurikulum. (g). Penerbitan berkala. (h).

Internet. (i). Berbagai jenis media audio visual (j). Lingkungan.

Buku Teks adalah buku yang diterbitkan oleh berbagai penerbit. Gunakan sebanyak mungkin buku teks agar diperoleh wawasan yang luas. Laporan hasil

(9)

commit to user

penelitian yang dapat digunakan sebagai sumber belajar adalah yang diterbitkan oleh lembaga penelitian, yang berguna untuk mendapatkan sumber bahan ajar yang actual atau mutakhir. Jurnal penerbitan hasil penelitian dan pemikiran ilmiah adalah jurnal yang berisikan berbagai hasil penelitian dan pendapat dari para ahli di bidangnya yang telah dikaji kebenarannya. Pakar atau ahli adalah ahli bidang ahli sumber bahan ajar yang dapat dimintai konsultasi mengenai kebenaran materi atau bahan ajar, ruang lingkup, kedalaman, urutan, dan sebagainya. Profesional, adalah orang yang bekerja pada bidang tertentu. Kalangan perbankan tentu ahli di bidang ekonomi dan keuangan. Buku Kurikulum adalah sumber belajar yang penting untuk digunakan sebagai sumber bahan ajar, karena pada kurikulum, standar kompetensi, kompetensi dasar dan materi/bahan dapat ditemukan. Hanya saja materi yang tercantum dalam kurikulum hanya berisikan pokok-pokok materi. Penerbitan berkala, seperti harian, mingguan, dan bulanan yang banyak berisikan informasi yang berkenaan dengan bahan ajar suatu mata pelajaran. Internet, yang banyak ditemui segala macam sumber bahan ajar, bahkan rencana pelaksanaan pembelajaran untuk berbagai mata pelajaran.

Bahan tersebut dapat dicetak atau dicopy. Berbagai jenis media audio visual berisikan pula bahan ajar untuk berbagai jenis mata pelajaran, kita dapat mempelajari gunung berapi, kehidupan di laut, kehidupan di hutan belantara melalui siaran televise.

Terkait dengan lingkungan, Hamid Muhammad (2006 : 12) menjelaskan bahwa berbagai lingkungan seperti lingkungn alam, lingkungan sosial, lingkungan seni budaya, teknik, industry, dan lingkungan ekonomi dapat digunakan sebagai sumber bahan ajar.

(10)

commit to user

Perlu diingat dalam menyusun rencana pembelajaran berbasis kompetensi, buku-buku hanya merupakan bahan rujukan. Artinya, tidaklah tepat jika hanya menggantungkan pada buku teks sebagai satu-satunya sumber bahan ajar. Tidak tepat pula mengganti buku pelajaran setiap semester atau setiap tahun. Buku-buku pelajaran atau buku teks yang ada perlu dipelajari, dipilih dan digunakan sebagai sumber yang relevan untuk diajarkan. Mengajar bukanlah menyelesaikan satu buku, tetapi membantu siswa mencapai kompetensi. Oleh sebab itu guru hendaknya menggunakan banyak sumber materi. Sumber utama untuk mendapatkan materi pembelajaran adalah buku teks dan buku penunjang yang lain.

g. Fungsi dan Manfaat Bahan Ajar.

1). Fungsi Bahan Ajar.

Bahan ajar memegang peranan yang sangat penting dikaji dari sisi pendidik, sisi strategi pembelajaran dan dari sisi peserta didik.

Menurut Andi Prastowo (2012 : 24), fungsi bahan ajar bagi pendidik adalah : (a). menghemat waktu pendidik dalam mengajar. (b). mengubah peran pendidik dari seorang pengajar menjadi seorang fasilitator. (c). meningkatkan proses pembelajaran menjadi efektif dan interaktif. (d). sebagai pedoman bagi pendidik yang akan mengarahkan semua aktifitasnya dalam proses pembelajaran dan merupakan substansi kompetensi yang semestinya diajarkan kepada peserta didik. (e). sebagai alat evaluasi pencapaian atau penguasaan hasil pembelajaran. Sedangkan fungsi bahan ajar bagi peserta didik antara lain adalah: (a). peserta didik dapat belajar tanpa harus ada pendidik atau teman peserta didik yang lain. (b). peserta didik dapat belajar

(11)

commit to user

kapan saja dan dimana saja ia kehendaki. (c). peserta didik dapat belajar sesuai kecepatannya masing-masing. (d). peserta didik dapat belajar menurut urutan yang dipilihnya sendiri. (e). membantu potensi pesreta didik untuk menjadi pelajar / mahasiswa yang mandiri. (f). sebagai pedoman bagi peserta didik yang akan mengarahkan semua aktifitasnya dalam proses pembelajaran dan merupakan substansi kompetensi yang seharusnya dipelajari atau dikuasainya. Adapun fungsi bahan ajar dikaji dari sisi strategi pembelajaran yang digunakan bahan ajar dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu fungsi dalam pembelajaran klasikal, fungsi dalam pembelajaran individual, dan fungsi dalam pembelajaran kelompok.

Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran klasikal adalah: (a). sebagai satu- satuunya sumber informasi serta pengawas dan pengendali proses pembelajaran (dalam hal ini peserta didik bersifat pasif dan belajar sesuai kecepatan pendidik dalam mengajar) (b). sebagai bahan pendukung proses pembelajaran yang diselenggarakan.

Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran kelompok adalah: (a). seagai bahan yang terintegrasi dengan proses belajar kelompok, dengan cara memberikan informasi tentang peran orang-orang yang terlibat dalam belajar kelompok serta petunjuk tentang proses pembelajarn kelompoknya sendiri. (b). sebagai pendukung bahan belajar utama, dan apabila dirancang sedemikian rupa maka dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

2). Manfaat Bahan Ajar.

Manfaat bahan ajar dapat dikaji dari dua sisi, yaitu :1). Manfaat bagi pendidikan adalah : a). pendidik akan memiliki bahan ajar yang dapat membantu

(12)

commit to user

dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. b). bahan ajar dapat diajukan sebagai karya ilmiah yang dinilai untuk menambah angka kredit bagi pendidik untuk keperluan kenaikan pangkat. c). akan menambah penghasilan bagi guru apabila hasil karangannya diterbitkan. 2). Manfaat bagi peserta didik adalah : a). kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik. b). siswa akan lebih banyak mendapatkan kesempatan untuk belajar secara mandiri dengan bimbingan guru. c). siswa akan mendapar kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi yang harus dikuasainya.

2. Pembelajaran IPS Berbasis Kontekstual.

Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1994 : 4), ada beberapa komponen yang berpengaruh terhadap proses pembelajaran, yaitu : 1). Siswa. 2).

Guru. 3). Kurikulum. 4). Metode mengajar. 5). Sarana prasarana. 6). Lingkungan.

Keenam komponen tersebut semuanya sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran. Siswa, adalah merupakan masukan mentah (raw input) yang berpengaruh terhadap keberhasilan belajar karena siswa telah memiliki bakat, minat, kemampuan dan motivasi belajar yang berbeda-beda. Guru, bertugas mendidik, mengajar, melatih/membimbing dan mengarahkan siswa agar dapat menguasai kompetensi dasar secara optimal. Besar kecilnya peranan guru dalam pembelajaran akan sangat tergantung pada tingkat penguasaan materi, metodologi dan pendekatan pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran.

Adapun kurikulum, merupakan struktur pokok yang berisi bahan ajar/materi ajar (teaching material) yang telah dirancang atau disesuaikan dengan tingkat

(13)

commit to user

kemampuan dan tingkat usia siswa. Metode, penggunaan metode yang tepat akan mementukan efektifitas dalam pembelajaran. Sarana Prasarana, antara lain ruang belajar, sumber belajar, alat pelajaran, media pembelajaran dan perpustakaan sangat mendukung situasi pembelajaran. Lingkungan, yang meliputi lingkungan sosial, lingkungan budaya, lingkungan alam dan sebagainya adalah juga merupakan sumber bahan ajar.

Telah diketahui bahwa ada beberapa macam strategi dalam pembelajaran, diantaranya adalah pembelajaran kooperatif (cooperative learning), pembelajaran aktif (actif learning), pembelajaran kontektual (contextual teaching learning = CTL) dan sebagainya.

Dalam penelitian ini, penulis ingin meniliti penggunaan bahan ajar dalam pembelajaran IPS SMP berbasis kontekstual pada siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Purwantoro pada standar kompetensi 6. Memahami kegiatan ekonomi masyarakat dan pada kompetensi dasar 6.2. Mendeskripsikan kegiatan pokok ekonomi, yang meliputi kegiatan konsumsi, produksi dan distribusi.

Berdasarkan pemikiran penulis, pendekatan pembelajaran yang paling cocok dengan kompetensi dasar 6.2. Mendeskripsikan kegiatan pokok ekonomi, yang meliputi kegiatan konsumsi, produksi dan distribusi adalah pendekatan kontekstual.

Karena dilingkungan sekitar SMP Negeri 1 Purwantoro terdapat aspek-aspek yang mendukung terhadap kompetensi dasar tersebut, yaitu penggunaan lahan, pasar Kecamatan Purwantoro, pasar hewan Kecamatan Purwantoro, PDAM Giri Tirto di Purwantoro, sentra industri tahu, dan sentra industri batako.

(14)

commit to user

Menurut Nurhadi (2004 : 4), pendekatan kontekstual merupakan suatu konsep belajar dimana guru menghadirkan situasi dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.

Pembelajaran adalah interkasi atau hubungan timbal balik antara siswa dengan guru dan antar sesama siswa selama proses pembelajaran berlangsung baik di dalam maupun di luar kelas.

Penggunaan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran ini dipandang akan lebih efektif, karena siswa telah memiliki pengetahuan yang cukup terkait dengan bahan ajar (materi ajar) kegiatan ekonomi yang menyangkut konsumsi, produksi dan distribusi, yaitu penggunaan lahan, pasar Kecamatan Purwantoro, pasar hewan Kecamatan Purwantoro, PDAM Giri Tirto di Purwantoro, sentra industri tahu, dan sentra industri batako. Dari pengetahuan yang telah di miliki tersebut dalam pembelajaran kontekstual siswa diharapkan mampu menghubungkan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat dalam mengikuti pembelajaran kontekstual baik diselenggarakan di dalam atau di luar kelas.

Menurut Nurhadi (2004 : 31) ada tujuh komponen utama yang mendasari penerapan pembelajaran kontekstual di kelas. Ketujuh komponen utama itu adalah konstruktivisme (contructivism), bertanya (questioning), menemukan (inquiry), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling), refleksi (reflection), dan penilaian sebenarnya (authentic assesment).

(15)

commit to user

Lebih lanjut Nurhadi (2004 : 32) menjelaskan bahwa gambaran sederhana penerapan ketujuh komponen pembelajaran kontekstual itu di kelas adalah : 1).

Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuannya dan keterampilan barunya. 2). Laksanakan kegiatan inquiri untuk mencapai kompetensi yang diinginkan di semua bidang studi. 3). Bertanya sebagai alat belajar, kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya. 4). Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok-kelompok). 5). Tunjukkan “model” sebagai contoh pembelajaran (benda, guru, siswa lain, karya inovasi dan lain-lain. 6). Lakukan refleksi di akhir pertemuan agar siswa merasa bahwa hari ini mereka merasa belajar sesuatu. 7).

Lakukan penilaian yang sebenarnya dari berbagai sumber dan dengan berbagai cara.

Lebih lanjut Nurhadi (2004 : 20) memaparkan dari tujuh prinsip yang harus dipegang oleh guru dalam menerapkan pembelajaran kontekstual diantaranya adalah

“membentuk kelompok belajar yang saling tergantung (independent learning groups). Siswa saling belajar dari sesamanya di dalam kelompok-kelompok kecil dan

belajar bekerja sama dalam tim lebih besar (kelas). Kemampuan itu merupakan bentuk kerja sama yang diperlukan oleh orang dewasa di tempat kerja dan konteks lain. Jadi siswa diharapkan untuk berperan aktif.

Mengacu pendapat diatas, maka penerapan pembelajaran kontekstual untuk menyampaikan bahan ajar pada kompetensi dasar 6.2. Kegiatan ekonomi yang meliputi konsumsi, produksi dan distribusi pada siswa kelas VII di SMP Negeri 1

(16)

commit to user

Purwantoro ini adalah belajar kelompok, berdiskusi dalam kelompok (kelompok kecil atau kelompok besar), penugasan, refleksi dan penilaian yang sebenarnya.

Melalui belajar kelompok kecil, siswa akan bertanya dan berdiskusi.

Kemudian dilanjutkan penugasan presentasi di kelas, maka terjadi diskusi dalam kelompok besar. Selanjutnya akan terjadi tanya jawab (bukan berdebat) tetapi “take and give”, memberi dan menerima. Kemudian dilakukan penilaian yang sebenarnya,

dan hasilnya nilai rata-rata kelas rapor pada semester II tahun pelajaran 2012/2013 adalah 79,895, yang berarti telah melampaui KKM yang ditetapkan yaitu 72.

B. Penelitian Yang Relevan

Supriadi (2000) dalam I Ketut Mahardika (2011 : 13) dalam melakukan Kajian Teori Pengembangan Bahan Ajar menyebutkan bahwa buku pelajaran penting dalam meningkatkan mutu pendidikan. Sementara itu Balai Pengembangan Teknologi Pendidikan (2008) menyebutkan fungsi dari bahan ajar antara lain sebagai : a). pedoman bagi dosen/guru/tutor, b). pedoman bagi mahasiswa, dan c). alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran. Bahan ajar dapat membantu dosen/guru/tutor dalam mengarahkan semua aktifitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya diajarkan kepada mahasiswa atau peserta didik. Bahan ajar dapat juga membantu mahasiswa atau peserta didik dalam mengarahkan semua aktifitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya dipelajari atau dikuasainya.

(17)

commit to user

Belawati (2006) dalam I Ketut Mahardika (2011 : 14) menjelaskan bahwa bahan ajar sangat penting bagi dosen dan mahasiswa dalam pembelajaran. Bagi dosen, bahan ajar dapat berperan dalam menghemat waktu mengajar, mengubah peran dosen menjadi fasilitator, dan membantu proses pembelajaran sehingga perkuliahan lebih efektif. Bagi mahasiswa, bahan ajar membantu dalam memahami materi pembelajaran dan membantu potensi mereka untuk belajar mandiri.

C. Kerangka Berpikir.

Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan agar penelitian lebih terarah, diperlukan kerangka pemikiran yang jelas. Kerangka berpikir yang dipergunakan sebagai acuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Penggunaan bahan ajar berbasis kontekstual

Hasil

penggunaan bahan ajar IPS berbasis

kontekstual Pembelajaran IPS

berbasis kontekstual pada siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Purwantoro

Kendala yang ada

Referensi

Dokumen terkait

Studi kepustakaan terdiri dari analisis hidrologi berupa, analisa curah hujan, analisa distribusi frekuensi, analisa intensitas hujan, debit kawasan dengan

Pada proses transpor elektron terdapat kemungkinan untuk terjadinya reaksi redoks oksigen yang tidak sempurna sehingga menghasilkan molekul superoksida yang kemudian

Berdasarkan hasil analisis dari penelitian maka diperoleh hasil Kuat Tekan dan Tarik Belah Beton yang akan di tuangkan dalam bentuk grafik seperti pada gambar 1 s/d 6

Jalan Raya Cirendang - Cigugur - Kuningan.. SMK

Uspešno opravljeno delo je ustrezno nagrajeno Neposredni vodje ocenjujejo količino in ne kvalitete dela Podjetje potrebuje korenite spremembe Obveščenost zaposlenih je dobra Odnosi

Tujuan dalam penelitian ini yang akan dilakukan peneliti adalah untuk mengetahui penggunaan Penyelesaian Soal Secara Sistematis Melalui Metode Diskusi dapat

Cara apapun yang dipilih oleh penulis tidak dipersoalkan, yang paling penting apakah dengan cara yang dipilih itu (menyatukan atau memisahkan) pembaca lebih mudah

Suhu suatu badan air dipengaruhi oleh musim, lintang (latitude), ketinggian dari permukaan laut (altitude), waktu dalam hari, sirkulasi udara, penutupan awan, dan aliran