• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN KOMUNIKASI ORANG TUA PADA KESEHATAN MENTAL REMAJA DI TENGAH PANDEMI COVID-19 DI KARAWANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERAN KOMUNIKASI ORANG TUA PADA KESEHATAN MENTAL REMAJA DI TENGAH PANDEMI COVID-19 DI KARAWANG"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN KOMUNIKASI ORANG TUA PADA KESEHATAN MENTAL REMAJA DI TENGAH PANDEMI COVID-19 DI

KARAWANG PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi

Program Studi Ilmu Komunikasi

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BISNIS

UNIVERSITAS TELKOM BANDUNG

2022

Commented [A1]: POLA KOMUNIKASI ORTU DAN REMAJA xxxxxxxx

Commented [A2R1]: USUL SAJA. Silakan dipertimbangkan

(2)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

BAB I ... 6

PENDAHULUAN ... 6

1.1 Latar Belakang ... 6

1.2 Fokus Penelitian ... 10

1.3 Identifikasi Masalah ... 11

1.4 Tujuan Penelitian ... 11

1.5 Manfaat Penelitian ... 11

1. 6 Waktu dan Periode Penelitian ... 12

BAB II ... 14

KAJIAN PUSTAKA ... 14

2.1 Kajian Pustaka ... 14

2.1.1 Komunikasi ... 14

2.1.2 Komunikasi Interpersonal ... 15

2.1.3 Komunikasi Keluarga ... 16

2.1.4 Covid-19 ... 18

2.1.5 Kesehatan Mental ... 18

2.1.6 Remaja ... 20

2.2 Penelitian Terdahulu ... 22

2.3 Kerangka Berpikir ... 32

BAB III ... 34

METODELOGI PENELITIAN... 34

3.1 Metode dan Pendekatan Penelitian ... 34

3.1.1 Metode Penelitian ... 34

3.2 Lokasi Penelitian ... 34

(3)

iii

3.3.1 Subjek Penelitian ... 35

3.3.2 Objek Penelitian ... 36

3.4 Unit Analisis Penelitian ... 36

3.5 Informan Penelitian ... 36

3.5.1 Informan Utama ... 36

3.5.2 Informan Pendukung ... 37

3.5.3 Informan Ahli ... 38

3.6 Teknik Pengumpulan Data Penelitian ... 38

3.7 Teknik Analisis Data ... 39

3.8 Teknik Keabsahan Data ... 40

DAFTAR PUSTAKA ... 41

LAMPIRAN... 44

(4)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Waktu Penelitian ... 12

Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu ... 22

Tabel 3. 1 Unit Analisis Penelitian ... 36

Tabel 3. 2 Informan Utama ... 36

Tabel 3. 3 Informan Pendukung ... 37

Tabel 3. 4 Informan Ahli ... 38

(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Kerangka Berpikir ... 32 Gambar 3. 1 Lokasi Penelitian... 35

(6)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di masa pandemi Covid-19 yang terjadi pada tahun 2020 pemerintah membuat peraturan bahwa segala aktivitas dilakukan dari rumah dimulai dari ibadah, kerja dan juga sekolah yang dilakukan secara daring. Adapun dalam Surat Edaran Nomor 15 pada Tahun 2020 yang berisi tentang diberlakukannya kegiatan belajar mengajar dari rumah dengan tujuan untuk memutus rantai penyebaran Covid-19 di Indonesia, kegiatan belajar mengajar ini dilakukan secara offline untuk semua pelajar baik dari sekolah dasar, sekolah menengah atas sampai dengan perguruan tinggi melakukan sistem pembelajaran seperti ini tentunya dengan tetap mematuhi protokol kesehatan walaupun dilakukan tidak berada di satu tempat yang sama yaitu di rumah masing-masing (https://www.kemdikbud.go.id/main/files/download/27bdb5850ac3939, diakses pada 15 Oktober 2021, pukul 15.30). Kegiatan belajar mengajar ini dinilai cukup efektif untuk memutus penyebaran Covid-19 karena pemerintah mengimbau kepada masyarakat bahwa semua aktivitas yang dilakukan di luar rumah kini harus dilakukan di dalam rumah pasalnya mereka harus tetap melakukan kewajibannya sebagai seorang pelajar. Oleh karena itu masyarakat menjadi sering berada di dalam rumah masing-masing untuk melindungi dirinya dan keluarganya agar tidak terkena virus Covid-19.

Namun dengan pembatasan aktivitas yang dianjurkan oleh pemerintah tersebut membuat masalah kesehatan mental di Indonesia bertambah lebih banyak dari sebelum terjadinya pandemi Covid-19. Hasil survei yang telah dilakukan oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) pada tahun 2020 menyatakan bahwa sejumlah 64,3% masyarakat Indonesia khususnya remaja dengan rata-rata usia 14 tahun yang mengalami gangguan pada kesehatan mentalnya di antaranya yaitu depresi dan

(7)

gangguan kecemasan, hal tersebut membuktikan bahwa pandemi Covid-19 mengakibatkan terjadinya peningkatan masalah kesehatan mental dikutip dari (https://edukasi.kompas.com/read/2020/10/10/091500171/orangtua-dan-guru-ini-cara- kenali-dan-atasi-gangguan-mental-siswa?page=all diakses pada 15 Oktober 2021 pukul 16.00) Banyaknya remaja yang mengalami gangguan kesehatan mental tidak lain karena pandemi virus Covid-19 yang terjadi di Indonesia yaitu banyaknya orang yang terpapar virus Covid-19 sampai orang yang meninggal akibat virus Covid-19. Dari banyaknya remaja yang mengalami gangguan kesehatan mental tersebut tentunya tidak lepas dari kurangnya bimbingan orang tua dimana orang tua harus mengetahui perubahan yang terjadi pada anak remajanya dan hal tersebut perlu perhatian yang khusus serta kurangnya komunikasi antara orang tua dengan anak remajanya pun termasuk salah satu penyebab angka gangguan kesehatan mental pada remaja di Indonesia mengalami peningkatan.

Hal ini menarik untuk diteliti karena pada saat ini kesehatan mental telah menjadi perbincangan hangat di Indonesia Kesehatan Mental sama halnya dengan kesehatan fisik yaitu sama-sama harus dijaga dan diperhatikan khususnya bagi semua makhluk hidup yaitu baik dari anak-anak, remaja hingga dewasa agar mampu menjalani hidup dengan baik secara normal. Adapun Menurut (Chairunnisa Djayadin, 2020) menyatakan bahwa Mental yang sehat menjadikan seseorang mampu menjalani kehidupannya dengan baik secara normal karena di dalamnya terdapat jiwa yang sehat mampu menghadapi segala sesuatu masalah dengan baik. Mental yang sehat menjadikan jiwa yang sehat karena semua berasal dari pikiran jika pikiran seseorang sedang tidak baik maka akan berdampak juga pada kesehatan fisiknya yang mengakibatkan aktivitas mereka menjadi terganggu dan hal ini yang telah terjadi pada masyarakat Indonesia. Sebagaimana para ahli juga berpendapat bahwa menjaga kesehatan fisik harus sebanding dengan kesehatan mental agar tidak mengalami gangguan pada kesehatan mental seseorang (Setyaningrum, 2020).

Dari pernyataan tersebut sangat penting bagi kita sebagai makhluk hidup untuk selalu menjaga kesehatan mental dan kesehatan fisik agar tetap stabil dan mampu menghadapi

Commented [A3]: Klaim darimana kah? Ada data pendukung? Referensi?

Commented [A4]:

Commented [A5]: APA style? Coba cek ulang, ya?

(8)

segala situasi yang terjadi. Hal ini yang menjadi penyebab mengenai kesehatan mental di Indonesia karena masyarakat belum mampu menjaga kesehatan mental dan fisik secara seimbang selain itu juga banyak yang belum paham mengenai masalah psikologi.

Dari berbagai macam jenis gangguan kesehatan mental yang ada yang paling banyak dialami oleh masyarakat Indonesia adalah gangguan kecemasan khususnya remaja. Hal ini dibuktikan oleh (Linda Fitria, 2021) anxiety atau gangguan kecemasan merupakan kondisi psikologis tertinggi yang banyak dialami oleh masyarakat Indonesia.

Kebanyakan dari remaja menyerap banyak informasi melalui internet bahwa Covid-19 merupakan penyakit menular yang mematikan dan hal tersebut yang mengakibatkan cemas berlebihan. Menurut Harlock dalam (Suryaatmaja, 2020) anxiety atau kecemasan menimbulkan perasaan-perasaan yang tidak nyaman seperti perasaan takut, khawatir, gelisah yang terjadi pada diri seseorang yang membuat hal tersebut akan benar-benar terjadi. Munculnya kecemasan yang terjadi pada remaja tersebut berasal dari pikiran yang membuat mereka merasakan cemas dan gelisah karena perasaan takut yang terus menghantui akibat bahaya virus Covid-19 dimana virus ini mudah menular tanpa memandang usia. Remaja merupakan seseorang yang masih perlu bimbingan dan pengetahuan mengenai emosi dari kurangnya pengetahuan serta bimbingan tersebut membuat mereka kurang bijak dalam menanggapi suatu permasalahan (Nafisah, 2021).

Dari sinilah peran orang tua sangat dibutuhkan untuk membimbing serta memberikan edukasi mengenai emosi yang terjadi pada anak remajanya karena remaja merupakan masa peralihan yang membuat mereka masih labil dan lebih mudah terpengaruh. Emosi yang terjadi pun perlu diperhatikan karena emosi merupakan bagian dari perasaan takut, marah sedih, kecewa dan sebagainya yang harus di ekspresikan.

Mengenai kesehatan mental anak khususnya remaja yang sedang terjadi di Indonesia selain peran orang tua juga diperlukan peran komunikasi orang tua dalam keluarga karena pasalnya lingkungan pertama anak yaitu keluarganya yang dimana mereka di bimbing oleh orang tua hingga bisa menemukan jati dirinya. Menurut Yuli,

Commented [A6]: Hal ini dibuktikan oleh Linda Fitria (2021) yang menyatakan bahwa XXXXX

Commented [A7]: Pls check…APA style??

(9)

2020 dalam (Chairunnisa Djayadin, 2020) semua yang diberikan baik dari perkataan, sikap, perbuatan yang dilakukan orang tua ke anak akan mempengaruhi kepribadian anak, karena anak memiliki kemampuan untuk mengingat kuat. Oleh karena itu sebagai orang tua harus mencontohkan sikap, perkataan dan perbuatan yang baik agar tertanam pada anak sampai mereka dewasa nanti selain itu orang tua pun harus mampu berkomunikasi dengan baik pada anaknya terutama remaja yang terbilang masih labil. Komunikasi yang dilakukan oleh orang tua dengan anak terutama remaja membuat mereka akan lebih terbuka dan orang tua dapat mengetahui apa yang sedang terjadi dan dialami oleh mereka yang diharapkan kelak akan berdampak baik terhadap kesehatan mental dirinya terutama pada saat sekarang ini di tengah pandemi Covid-19. Tetapi berdasarkan dengan fenomena tersebut tampaknya peran komunikasi orang tua masih kurang sehingga anak mengalami gangguan pada kesehatan mentalnya. Oleh karena itu pentingnya membangun peran komunikasi orang tua pada anak remajanya agar kesehatan mentalnya tetap terjaga dengan baik.

Dari fenomena tersebut bisa dikatakan bahwa peran komunikasi orang tua pada anak remajanya masih belum dilakukan dengan maksimal. Dengan terjalinnya komunikasi orang tua pada anak khususnya remaja perlu dilakukan dengan baik agar psikologis mereka tetap stabil. Adapun penelitian ini dilakukan oleh (Chairunnisa Djayadin, 2020) yang menelaah tentang bagaimana keluarga mengaplikasikan pola komunikasi di tengah pandemi Covid-19 mengenai kesehatan mental anak dan hasil penelitian pun menyatakan bahwa dengan menerapkan pola komunikasi keluarga dinilai cukup efektif dan komunikasi yang dilakukan sudah terbilang baik karena keluarga memahami pentingnya kesehatan mental pada anak. Selain itu juga mengaplikasikan pola komunikasi keluarga dapat menumbuhkan keharmonisan di dalam keluarga sehingga anak pun tidak mudah stress dan tidak mengalami kecemasan berlebih ditengah pandemi Covid-19 karena merasakan keyamanan. Oleh karena itu peran keluarga atau orang tua sangat penting untuk mengaplikasikan pola komunikasi keluarga yang baik bagi

(10)

kesehatan psikologis dan fisik pada anak terutama di tengah Covid-19 dimana remaja membutuhkan bimbingan sekaligus terjalinnya komunikasi yang baik dengan anak remajanya agar mereka tidak merasa sendiri.

Berdasarkan pra riset yang dilakukan oleh peneliti khususnya di Karawang hasil yang diperoleh yaitu bahwa peran komunikasi orang tua sangat dibutuhkan karena orang tua perlu mengetahui apa yang sedang dirasakan dan dialami oleh anak remajanya terkait masalah kesehatan mental. Masalah kesehatan mental yang dialami oleh remaja di tengah pandemi Covid-19 salah satunya stress akibat kecemasan, depresi dan sebagainya. Oleh karena itu pentingnya menjalin komunikasi yang lebih baik lagi antara oang tua dan anak remajanya, dengan peran komunikasi orang tua pada anak remajanya bertujuan juga agar remaja dapat saling terbuka dan mereka tidak merasakan sendiri dalam menghadapi situasi yang terjadi mengakibatkan kesehatan mental mereka terganggu sehingga akan berdampak bagi kesehatannya baik fisik mauapun mental.

Pada pra riset yang dilakukan tujuan peneliti melakukan penelitian ini untuk menjelaskan tentang bagaimana peran komunikasi orang tua pada remaja di Karawang terkait dengan keadaan seperti sekarang ini di tengah pandemi Covid-19. Pada penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif, dengan pendekatan fenomologi.

Pengambilan data dilakukan dengan melakukan teknik wawancara, observasi serta dokumentasi bersama orang tua dan remajanya. Penelitian ini juga menggunakan purpossive sampling, lokasi penelitian di Karawang dengan judul “Peran Komunikasi Orang Tua Pada Kesehatan Mental Remaja di Tengah Pandemi Covid-19 di Karawang”.

1.2 Fokus Penelitian

Berdasarkan penjelasan di atas penelitian ini berfokus pada peran komunikasi orang tua pada kesehatan mental remaja di tengah pandemi Covid-19 di Karawang.

Commented [A8]: Jelaskan sedikit ttg pra risetnya: how &

when

(11)

1.3 Identifikasi Masalah

Berdasarkan pada penjelasan latar belakang di atas tersebut, maka identifikasi masalah yang akan di bahas pada penelitian ini adalah Bagaimana peran komunikasi orang tua pada kesehatan mental remaja di tengah pandemi Covid-19 di Karawang.

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan penjelasan diatas mengenai rumusan masalah, maka tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menjelaskan bagaimana peran komunikasi orang tua pada kesehatan mental remaja di tengah pandemi Covid-19 di Karawang.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat Teoritis

- Sebagai pengetahuan bagi para orang tua terkait bagaimana peran komunikasi bagi kesehatan mental terutama dari segi komunikasi interpersonal dalam keluarga.

- Sebagai bahan referensi pada penelitian selanjutnya mengenai peran komunikasi bagi kesehatan mental.

2. Manfaat Praktis

- Bagi penulis, penelitian ini dapat menjadi wawasan baru bagi peneliti mengetahui bagaimana peran komunikasi orang tua pada kesehatan mental serta mengetahui sedikitnya mengenai masalah mental pada remaja.

- Bagi orang tua, penelitian ini dapat memberikan pengetahuan mengenai bagaimana peran komunikasi pada kesehatan mental

(12)

- Bagi remaja, penelitian ini dapat memberikan pengetahuan pentingnya peran komunikasi orang tua mengenai kesehatan mental.

1. 6 Waktu dan Periode Penelitian

Berikut kegiatan penelitian terkait waktu penelitian yang dilakukan oleh penulis dilaksanakan pada tahun 2022 di Karawang

Tabel 1. 1 Waktu Penelitian

KEGIATAN Bulan

Okt Nov Des Jan Feb Mar April Mei Juni Menentukan

Topik Penelitian Pra Penelitian dan Observasi Penyusunan Proposal Pengajuan Seminar Proposal Pengumpulan Data Penelitian (Wawancara)

(13)

Pengolahan Hasil Penelitian Sidang Akhir

(Sumber : Olahan Peneliti, 2021)

(14)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Pada bagian ini menjabarkan studi pustaka mengenai penelitian ini, dalam bab terdapat teori komunikasi, komunikasi Interpersonal, Komunikasi Keluarga Fitzpatrick (2002) dan Kesehatan Mental.

2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Komunikasi

Dalam buku pengantar teori komunikasi (Wesy, 2017) komunikasi atau (communication) didefinisikan sebagai suatu proses dengan menggunakan simbol yang bertujuan untuk menciptakan serta dapat menjelaskan suatu makna. Sedangkan dalam buku Psikologi Komunikasi dari Rezi (2018) komunikasi merupakan proses dalam memberikan, menerima serta mengolah suatu pesan yang berlangsung baik pada setiap individu maupun pada komunikasi yang dilakukan oleh dua orang bahkan lebih dengan mencapai suatu tujuan bersama. Menurut Harold Lasswell dalam buku Psikologi Komunikasi dari Rezi (2018) komunikasi merupakan suatu proses yang terdapat beberapa tahapan seperti “siapa yang menyampaikan” “pesan apa yang disampaikan” “melalui saluran apa” “kepada siapa menyampaikan pesan” serta “apa akibatnya” dan “apa feedback atau efeknya”.

Adapun terdapat unsur-unsur proses komunikasi yang penting untuk dipahami ketika melakukan komunikasi menurut Rezi (2018) yaitu :

1. Komunikator atau pengirim pesan, (Communication, Source, Sender)

Komunikator merupakan seseorang yang melakukan komunikasi dengan cara menyampaikan pesan atau sumber informasi untuk disampaikan kepada komunikan.

Commented [A9]: Bagian ini menjelaskan tinjauan literatur tentang topik ini. Di dalam bab ini terdapat teori proses komunikasi, komunikasi interpersonal, komunikasi keluarga, dan kesehatan mental.

(15)

2. Pesan (Message)

Pesan merupakan sebuah informasi, ide dan berita yang berupa gambar, kata-kata maupun tulisan yang di dalamnya terdapat materi untuk disampaikan oleh komunikator kepada komunikan.

3. Media (Channel)

Media merupakan suatu alat saluran atau media yang akan digunakan oleh komunikator dalam menyampaikan pesan kepada komunikan.

4. Komunikan atau penerima pesan (Receiver, Recipient)

Komunikan merupakan seseorang yang menerima sebuah pesan atau informasi baik kepada setiap individu, kelompok maupun organisasi,

5. Umpan balik atau Efek (Effect,impact,influence,feedback )

Umpan balik atau efek merupakan sebuah tanggapan yang dilakukan oleh komunikan ketika menerima pesan dari komunikator seperti mengukur apakah komunikasi berjalan dengan baik, apakah komunikan dapat memahami pesan serta tujuan tercapai atau tidak.

2.1.2 Komunikasi Interpersonal

Komunikasi Interpersonal merupakan hubungan komunikasi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih secara verbal dan nonverbal oleh individu yang saling terikat (Joseph A. DeVito, 2018) Komunikasi interpersonal juga merupakan komunikasi yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari dimana komunikasi ini dilakukan oleh setiap individu yaitu dengan teman, keluarga, orang terdekat atau kekasih, tetangga, dosen bahkan orang yang tidak dikenal sebelumnya pun dapat terjadinya komunikasi interpersonal (Rahmi, 2021) . Individu yang saling terikat diantaranya yaitu komunikasi antara orang tua dan anak remajanya dimana orang tua dan anak remaja memiliki ikatan yang sangat kuat sehingga dapat terjadinya komunikasi Interpersonal baik verbal maupun nonverbal. Pada komunikasi interpersonal di dalamnya terdapat dua yang menjadi dasar utama yaitu terdapat pengirim pesan dan penerima pesan (Rahmi, 2021).

(16)

2.1.2.1 Efektifitas Komunikasi Interpesonal

Untuk mencapai komunikasi interpersonal yang efektif terdapat lima jenis yaitu : keterbukaan (openess), sikap yang mendukung (supportiveness) kesetaraan (equality), empati (empathy) dan sikap yang positif (positiveness) menurut Devito, (1997 : 259-264) dalam (Anggi Annisa Febriati, 2014).

1. Keterbukaan (Openess)

Sikap yang terbuka dan jujur dalam berkomunikasi pada individu dengan mengutarakan tentang informasi mengenai dirinya seperti apa yang sedang dipikirkan, dialami dan dirasakan.

2. Sikap yang mendukung (Supportiveness)

Suatu sikap dalam hal memberikan umpan balik atau respon dalam berkomunikasi seperti menghargai perbedaan sehingga dapat terjalin komunikasi dengan baik.

3. Kesetaraan (Equality)

Suatu sikap yang membuat komunikasi dapat terjalin dengan baik karena tidak mendominasi individu satu dengan individu lain.

4. Empati (Empathy)

Sikap yang membuat individu merasa nyaman dengan informasi yang disampaikan seperti ikut merasakan dan mendengarkan dengan baik 5. Sikap positif (Positiveness)

Suatu sikap positif dalam berkomunikasi pada informasi yang disampaikan oleh individu seperti tidak menghakiminya.

2.1.3 Komunikasi Keluarga

Pola komunikasi keluarga didefinisikan sebagai suatu teori untuk menciptakan realitas sosial serta memiliki fokus pada anak dan orang tuanya dalam berkomunikasi (Rezi, 2020). Menurut Fitzpatrick dan Richie 2002 dalam buku Perspektif Teori

(17)

Komunikasi Keluarga dari Rezi (2020) menyatakan bahwa (Family Communication Pattern) atau Pola Komunikasi Keluarga bagian yang tidak dapat terpisahkan yang meliputi bagaimana keluarga memahami satu sama lain terhadap keluarganya, bagaimana menumbuhkan keinginan dalam berperilaku serta bagaimana keluarga dapat menafsirkan dan menilai perilaku setiap individu atau individu lain dalam keluarganya.

Menurut Fitzpatrick dan Ritchie 2002 dalam buku Perspektif Teori Komunikasi Keluarga dari Rezi (2020) terdapat dua orientasi dalam komunikasi keluarga yaitu :

1. Orientasi Percakapan

Orientasi percakapan merupakan bagaimana keluarga dalam mementingkan percakapan dengan memberi dorongan pada keluarganya untuk ikut terlibat terkait interaksi bebas dengan berbagai macam topik yang menjadi pembahasan. Pada keluarga yang memiliki orientasi percakapan yang baik memunculkan lebih sering dalam berinteraksi sehingga menciptakan kebebasan dalam berkomunikasi baik waktu ataupun pembahasan.

2. Orientasi Konformitas

Orientasi Konformitas merupakan bagaimana keluarga dalam mementingkan keseragaman pada keluarganya seperti sikap, kepercayaan dan nilai untuk menciptakan keharmonisan. Pada keluarga yang memiliki orientasi konformitas rendah memiliki kecenderungan heterogen atau ketidak seragaman pada sikap dan kepercayaan yang membuat mereka menjadi pribadi yang mementingkan dirinya sendiri (Rezi, 2020) Dari kedua orientasi ini saling memiliki ketergantungan sama lain, oleh karena itu peran komunikasi antara orang tua dan anak sangat diperlukan untuk mencapai orientasi keduanya agar dapat menciptakan keluarga yang harmonis sehingga berdampak bagi kesehatan fisik maupun psikologis pada terutama pada remajanya.

Commented [A10]: Menurut Fitzpatrick dan Richie (2002)

Commented [A11]: Fitzpatrick dan Ritchie (2002) dalam Rezi (2020) membagi orientasi keluarga menjadi dua, yaitu:

(18)

2.1.4 Covid-19

Covid-19 merupakan virus menular yang pada awalnya ditemukan di Wuhan Tiongkok pada tahun 2019 akhir yaitu tanggal 31 Desember (Nafrin & Hudaidah, 2021).

Virus Covid-19 merupakan virus yang mematikan sehingga membuat masyarakat di seluruh dunia menjadi ketakutan dan segala kegiatan manusia menjadi terbatas (Kaddi, 2020). Gejala yang terjadi pada orang yang terkena atau tertular virus covid-19 diantaranya yaitu mengalami demam dengan suhu di atas 38C, gangguan pernapasan, batuk-batuk kering, merasa kelelahan disertai badan yang mengakami pegal-pegal, sulit menelan dan sakit pada tenggorokan (Kemenkes, 2020).

Dalam memutus rantai angka penyebaran virus Covid-19 pemerintah melakukan berbagai upaya diantaranya mengimbau pada masyarakat agar menghindari tempat yang mengundang banyak orang sehingga terjadinya keramaian seperti tempat umum yaitu pasar, tempat olahraga, tempat budaya termasuk juga masyarakat yang setiap harinya bekerja dan bersekolah untuk melaksanakan sementara waktu di rumah saja secara jarak jauh yang disebut WFH (Work From Home) dan LFH (Learning From Home) (Kemenkes, 2020).

2.1.5 Kesehatan Mental

Kesehatan mental merupakan bagian dari kesehatan pada pertumbuhan seseorang mengenai usaha dalam mengatasi masalah pada dirinya terkait dengan penyesuaian, mengambil suatu keputusan dan bagaimana berinteraksi dengan orang lain (Fakhriyani, 2019).Selain itu juga dalam menjaga kesehatan mental dibutuhkan kerja sama antara satu sama lain, adapun menurut (Fakhriyani, 2019). Semua emosi di dalam diri seseorang seperti keinginan, pandangan sikap dan keyakinan harus mampu untuk saling bekerja sama agar menciptakan suasana yang hangat dan mampu menyelaraskan sehingga tidak mengalami perasaan yang akan membuat seseorang mengalami ketidakmampuan terhadap dirinya sendiri.

Commented [A12]: Tampaknya cukup di bagian awal/intro saja penjelasan ini. Pertimbangkan utk removed

(19)

Menurut (Simanjuntak, 2013) Pada hakikatnya manusia merupakan makhluk sosial atau bahasa lainnya dinamakan (Social being) yang di definisikan bahwa manusia membutuhkan seseorang untuk menjalin suatu hubungan yang dekat dengan orang-orang yang ada di lingkungannya, Sebagaimana yang dikatakan oleh Gordon 1993 dalam (Simanjuntak, 2013) menjalin hubungan dekat dengan seseorang sangat dibutuhkan bagi setiap orang yang bertujuan untuk membuatnya memiliki kemampuan dalam mengatasi gejala yang dihadapi seperti stress dan kecemasan dalam hal tersebut dilakukan melalui dukungan sosial, mendapatkan hiburan dari orang lain serta mendapatkan bantuan dalam menyelesaikan suatu masalah. Masalah kesehatan mental yang terjadi di Indonesia pada kalangan remaja karena kurangnya dukungan dari lingkungan sekitar yang mengakibatkan mereka mengalami kecemasan sehingga tidak memiliki kemampuan seperti orang yang sehat jiwa atau mentalnya.

Adapun kesehatan jiwa menurut M. Jahoda dalam (Azizah, 2016) adalah sebagai berikut :

1. Tumbuh, kembang dan aktualisasi

Seseorang yang memiliki kesehatan jiwa atau mental memiliki fungsi yang baik dan mampu untuk mencapai tujuan yang diinginkan melalui kemampuan yang dimiliki.

2. Memiliki otonomi (Kemandirian)

Seseorang yang memiliki kesehatan jiwa atau mental dapat menjadi pribadi yang mandiri, memiliki tanggung jawab pada dirinya sendiri, mampu menerima dan menghargai hak orang lain seperti persepsi, sikap dan juga perasaan orang lain.

3. Memiliki sikap positif pada diri sendiri

(20)

Seseorang yang memilki kesehatan jiwa atau mental mampu menerima dirinya sendiri dengan apa adanya serta memiliki perasaan bahwa dirinya bermanfaat baik bagi diri sendiri maupun untuk orang lain.

4. Environment Mastery (Penguasaan Lingkungan)

Seseorang yang memiliki kesehatan jiwa atau mental memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungannya, memiliki keinginan untuk menjadi sukses, memiliki kemampuan dalam mengatasi permasalahan yang akan merusak kesehatan jiwa seperti tindakan yang kasar, kesendirian serta frustasi.

5. Integrasi

Seseorang yang memiliki kesehatan jiwa atau mental dapat menyelaraskan dan mengendalikan perasaanya dimana seseorang mampu untuk mengendalikan ego, pertentangan dengan dirinya sendiri dan juga keinginan di dalam diri seseorang.

2.1.6 Remaja

Remaja dalam bahasa inggris dinamakan adolescence dan bahasa latinnya dinamakan adolescere yang artinya tumbuh dan berkembang untuk mencapai kedewasaan (Thoyibah, 2021) remaja merupakan perpindahan maupun peralihan yang terjadi pada anak-anak menuju ke dewasa (Gainau, 2015). Masa remaja juga mengalami terjadinya perubahan pada fisik, perilaku serta sikap (Gainau, 2015). Masa remaja didefinisikan sebagai masa yang memerlukan pengakuan dari orang lain atas kemamapuan dirinya (Gainau, 2015).

Menurut Hurlock dalam (Thoyibah, 2021) terdapat beberapa ciri-ciri remaja yaitu :

(21)

1. Pada remaja terjadinya perubahan yang sangat pesat pada setiap individu baik pada sikap dan perilaku serta diiringi dengan perubahan yang terjadi pada fisik.

2. Pada remaja terjadinya perkembangan pada fisik dan mental pada setiap individu dalam menciptakan sikap, minat, dan nilai

3. Pada remaja terjadinya peralihan dari anak-anak menuju ke dewasa yang dimana remaja meninggalkan perihalza yang masih ke kanakan serta sikap dan perilaku yang harus diperbarui

4. Pada remaja terjadinya pencarian jati diri pada setiap individu seperti siapakah dirinya dan seperti apa perannya di lingkungan masayarakat sesuai dengan apa yang diinginkannya, oleh karena itu remaja diharuskan memiliki keyakinan pada sikap dan nilai-nilai

5. Pada remaja mengalami berbagai macam masalah yang bermunculan pada setiap individu seperti yang menyelesaikan masalah mereka yaitu antara orang tua dan guru karena remaja belum mempunyai pengalaman dalam mengatasi dan menyelasaikan masalah dengan baik dan remaja merasa mampu menyelasaikan masalah dan tidak mau menerima bantuan dari orang lain

6. Pada remaja terjadinya tahap dewasa yang dimana terjadinya kegelisahan untuk meninggalkan penilaian belasan tahun serta untuk memberikan pandangan bahwa mereka akan menjadi dewasa yang sebenarnya dan mulai mengarahkan terkait perilaku yang biasanya terdapat pada orang dewasa

7. Pada remaja terjadinya usia yang tidak realistik karena ia melihat bahwa dirinya bahkan orang lain seperti apa yang diinginkan bukan realistik atau apa adanya terutama mengenai keinginan, pada keinginan yang tidak realistik tersebut membuat remaja mengalami emosi yang meningkat

(22)

2.2 Penelitian Terdahulu

Pada bagian ini peneliti memaparkan beberapa jurnal dan skripsi dari penelitian terdahulu sebagai referensi yang berkaitan dengan penelitian ini, maka dari itu penulis mencantumkan 4 Skripsi, 4 Jurnal Nasional dan 4 Jurnal Internasional.

Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu Skripsi 1

Judul Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Anak Remaja Dalam Berinternet Sehat Di Surabaya

Penulis dan Tahun

Mila Fajarwati, 2011

Lokasi Surabaya

Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa pola komunikasi orang tua dan remaja mengenai penggunaan internet menerapkan pola komunikasi permissive atau kebebasan dan hanya sedikit keluarga yang menerapkan pola otoriter atau larangan yang diberikan orang tua atau demokratis atau saling terbuka. Oleh karena itu pola komunikasi yang baik antara orang tua dan anak dilakukan dengan menerapkan pola komunikasi demokratis agar dapat terjalinnya komunikasi dengan baik dan juga anak remaja dapat menggunakan internet dengan positif

Sumber http://eprints.upnjatim.ac.id/1793/1/file1.pdf

Skripsi 2

Judul Komunikasi Interpersonal Orang Tua Dengan Anak Remaja Dalam Mengendarai Kendaraan Bermotor Anak Remaja Di Semolowaru Surabaya.

(23)

Skripsi 4 Penulis dan

Tahun

Mochamad Heru Prasetyo, 2014

Lokasi Semolowaru Surabaya

Hasil Komunikasi interpersonal dengan cara verbal dan nonverbal serta dengan keterbukaan diri (Self Disclosure) dapat menjalin komunikasi antara orang tua dan anak mengenai berkendara namun dari cara penyampaian orang tua pada anak remajanya dinilai masih belum dilakukan dengan baik dikarenakan faktor tingkat pendidikan orang tua yang membuat cara penyampaiannya pun berbeda-beda

Sumber http://digilib.uinsby.ac.id/1857/

Skripsi 3

Judul Pola Komunikasi Orang Tua Dalam Mengatasi Anak Yang Berkecanduan Rokok (Studi Pada Rusun 24 Kelurahan Ilir)

Penulis dan Tahun

Rahmat Hidayat, 2020

Lokasi Rusun 24 Kelurahan Ilir Palembang

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pola komunikasi yang diterapkan orang tua dan anak dilakukan secara interaksi dua arah yang dinilai efektif pada kasus anak yang mengalami kecanduan merokok serta terdapat juga orientasi percakapan dan orientasi keseragaman yang tinggi sehingga dapat terjalinnya komunikasi dengan baik

Sumber http://repository.radenfatah.ac.id/7866/

(24)

Judul Peran Komunikasi Interpersonal Antara Orang Tua Tunggal Dengan Anak Dalam Membangun Keterbukaan Diri Pada Anak Remaja Penulis dan

Tahun

Jessica Priscilla, 2017

Lokasi Tangerang

Hasil Penelitian menujukkan bahwa komunikasi interpersonal yang dilakukan oleh orang tua tunggal dan anak sangat efektif bagi remaja terkait dengan keterbukaan diri atau self disclosure sehinga dapat terjalinnya komunikasi yang baik pada keluarga yang tidak utuh

Sumber https://kc.umn.ac.id/5299/

Peneltian terdahulu skripsi 1 yang berjudul (Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Anak Remaja Dalam Berinternet Sehat Di Surabaya) yang meneliti tentang bagaimana pola komunikasi keluarga antara orang tua dan anak remaja mengenai pengguanaan internet. Persamaan pada penelitian ini yaitu menggunakan pendekatan metode kualitatif dengan metode deskriptif serta melakukan teknik wawancara Perbedaan penelitian ini menggunakan teori pola komunikasi yang diterapkan oleh keluarga yaitu demokratis, otoriter dan permissive.

Penelitian terdahulu skripsi 2 yang berjudul (Komunikasi Interpersonal Orang Tua Dengan Anak Remaja Dalam Mengendarai Kendaraan Bermotor Anak Remaja Di Semolowaru Surabaya)) yang meneliti tentang bagaimana komunikasi interpersonal antara orang tua dan anak remaja dalam mengendarai kendaraan bermotor. Persamaan pada penelitian ini yaitu menggunakan pendekatan metode kualitatif dan melakukan teknik wawancara. Perbedaan penelitian ini berfokus pada anaknya dalam mengenai kendaraan bermotor agar mereka selalu berhati-hati dan teori yang digunakan komunikasi interpersonal verbal dan nonverbal serta menggunakan self disclosure atau pembukaan diri.

(25)

Penelitian terdahulu skripsi 3 yang berjudul (Pola Komunikasi Orang Tua Dalam Mengatasi Anak Yang Berkecanduan Rokok (Studi Pada Rusun 24 Kelurahan Ilir) yang meneliti tentang bagaiamana peran komunikasi orang tua pada anak mengenai bahaya kecanduan merokok. Persamaan pada penelitian ini yaitu menggunakan teori pola komunikasi keluarga Fitzpatrick yaitu orientasi percakapan dan orientasi keseragaman dengan pendekatan metode kualitatif deskriptif melakukan teknik wawancara. Perbedaan penelitian ini berfokus pada peran komunikasi orang tua terkait dengan kecanduan merokok pada remaja agar mereka mengetahui dampak yang terjadi terutama bagi kesehatannya.

Penelitian terdahulu skripsi 4 yang berjudul (Peran Komunikasi Interpersonal Antara Orang Tua Tunggal Dengan Anak Dalam Membangun Keterbukaam Diri Pada Anak Remaja) yang meneliti tentang bagaimana peran komunikasi orang tua tunggal pada anak mengenai keterbukaan diri terkait dengan perceraian orang tua. Persamaan pada penelitian ini yaitu menggunakan pendekatan metode kualitatif deskriptif dengan melakukan teknik wawancara. Perbedaan penelitian ini menggunakan teori Johari Window yaitu jendela Johari serta befokus pada peran komunikasi orang tua terkait dengan keterbukaan diri pada anak remajanya.

Jurnal Internasional 1

Judul Interpersonal Communication Role For Self-Concept Of Children And Families

Penulis dan Tahun

Muhamad Thariq, 2018

Lokasi Medan Sumatera Utara

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa komunikasi interpersonal antara orang tua dan anak serta percakapan dan keseragaman sangat efektif dan dilakukan

(26)

dengan baik dalam pertahanan keluarga terkait dengan konsep diri pada anak

Sumber http://bircujournal.com/index.php/birci/article/view/21/19

Jurnal Internasional 2

Judul The Relationship Between Family Communicatiom Patterns and Mental Health

Penulis dan Tahun

Mirna Zarnaghash, Maryam Zarnaghash and Narges Zarnaghash, 2013

Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa pola komunikasi keluarga dan anak dengan melakukan orientasi percakapan berpengaruh pada kesehatan mental anak serta dinilai cukup baik

Sumber https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S187704281301642X

Jurnal Internasional 3

Judul Interpersonal Communication Pattern Of Broken Home’s Teens With Their Parents In Surabaya To Minimize Juvenile Deinquency

Penulis dan Tahun

Ita Nurlita dan Ratna Ubhara, 2014

Lokasi Surabaya

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa komunikasi interpersonal antara orang tau dan remaja dengan menerapkan pola komunikasi keluarga secara demokratis berpengaruh untuk meminimalisir kenakalan remaja yang terjadi dan remaja terdapat perilaku positif pada remaja

Sumber http://www.savap.org.pk/journals/ARInt./Vol.5(2)/2014(5.2-40).pdf

(27)

Jurnal Internasional 4

Judul Parents And Adolescents Pattern Of Interpersonal Communication In The Restriction Of Smartphone Usage

Penulis dan Tahun

Atep Suherman dan Dadang Suherman, 2019

Lokasi Kabupaten Garut

Hasil Pola komunikasi keluarga orang tua degan anak dapat dilakukan dengan baik mengenai penggunaan smart phone dengan mengimplikasikan komunikasi otoriter dan demokratis dan permissive.

Sumber https://journal.unpak.ac.id/index.php/jhss/article/view/374/297

Penelitian terdahulu dari jurnal inernasional 1 yang berjudul (Interpersonal Communication Role For Self-Concept Of Children And Families) yang meneliti tentang bagaimana komunikasi interpersonal antara anak dan keluaga untuk pertahanan keluarga terkait dengan konsep diri. Persamaan pada penelitian ini menggunakan teori pola komunikasi keluarga Fitzpatrick yaitu orientasi percakapan dan keseragaman dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dengan melakukan teknik wawancara.

Perbedaan pada penelitian ini berfokus pada komunikasi interpersonal antara anak dengan keluarga mengenai konsep diri dalam tantangan hidup.

Penelitian terdahulu dari jurnal internasional 2 yang berjudul (The Relationship Between Family Communication Patterns and Mental Health) yang meneliti tentang bagaimana komunikasi interpersonal antara keluarga dengan anak terkait kesehatan mental. Persamaan pada penelitian ini yaitu menggunakan teori pola komunikasi keluarga Fitzpatrick yaitu orientasi percakapan dan orientasi keseragaman dan berfokus pada

(28)

kesehatan mental pada anak. Perbedaan pada penelitian ini menggunakan kuantitatif dengan menyebarkan kuesioner

Penelitian terdahulu dari jurnal internasional 3 yang berjudul (Interpersonal Communication Pattern Of Broken Home’s Teens With Their Parents In Surabaya To Minimize Juvenile Delinquency) yang meneliti tentang bagaimana pola komunikasi interpersonal pada remaja broken home dan orang tuanya terkait dengan kenakalan remaja. Persamaan pada penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dan subyeknya pada orang tua dan remaja. Perbedaan pada penelitian ini menggunakan teori pola komunikasi keluarga yaitu demokratis, permissive dan otoriter.

Penelitian terdahulu jurnal internasional 4 yang berjudul (Parents And Adolescent Pattern Of Interpersonal Communication In The Restriction Of Smartphone Usage) yang meneliti tentang bagaimana peran komunikasi interpersonal orang tua dan anak dalam penggunaan smartphone. Persamaan pada penelitian ini yaitu menggunakan metode penelitian kualitatif. Perbedaan pada penelitian ini yaitu berfokus pada peran komunikasi orang tua dengan anak mengenai penggunaan smartphone dengan baik dan positif serta fokus pada teori komunikasi keluarga yaitu demokratis, permissive dan otoriter.

Jurnal Nasional 1

Judul Pola Komunikasi Keluarga Single Parent Sebagai Konsekuensi Hilangnya Sosok Ibu

Penulis dan Tahun

Minhaturrahmah, 2018

Lokasi Semarang

Hasil Penelitian menunjukan bahwa pola komunikasi keluarga ayah dan anak dengan melakukan orientasi percakapan dinilai cukup baik dan terdapat pola asuh plural dan konsesual

(29)

Sumber https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/interaksi- online/article/view/21002/19663

Jurnal Nasional 2

Judul Peran Komunikasi Keluarga Dalam Mengatasi Perilaku Merokok Pada Anak Usia Remaja (Studi Pada Masyarakat Kelurahan Kampung Makassar Timur Kota Ternate)

Penulis dan Tahun

Wartawati Ammang, Mariam Sondakh dan Edmon Royan Kalesaran, 2017

Lokasi Kampung Makasar Timur Kota Ternate

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa peran komunikasi orang tua pada remaja mengenai merokok belum dilakukan dengan baik dan orientasi percakapan dan orientasi conformity atau keseragaman masih rendah.

Peran komunikasi antara orang tua dan anak dalam mengatasi remaja merokok dikatakan berhasil apabila terdapat orientasi percakapan dan konformitas tinggi.

Sumber https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/actadiurnakomunikasi/article/vie w/15496/15064

Jurnal Nasional 3

Judul Komunikasi Antar Pribadi Orang Tua Dan Anak Dalam Proses Pengembangan Bakat Dan Pemilihan Karir Anak Dengan Pilihan Profesi Musisi

Penulis dan Tahun

Melinda Ayu Santosa, 2019

Lokasi Semarang

(30)

Hasil Penelitian menunjukkan komunikasi interpersonal antara orang tua dan anak dengan melakukan orientasi percakapan yang tinggi membantu anak mengenai bakat dan karirnya serta terdapat keterbukaan dan kedekatan antara orang tua dan anak

Sumber https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/interaksi- online/article/view/23984/21784

Jurnal Nasional 4

Judul Pola Komunikasi Keluarga Terhadap Kesehatan Mental Anak Di Tengah Pandemi Covid-19

Penulis Chairunnisa Djayadin dan Erni Munastiwi, 2020 Lokasi Sulawesi

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pola komunikasi keluarga komunikasi otoriter dan demokratis dinilai cukup baik untuk membuat anak menjadi terbuka dan merasakan kenyamanan sehingga psikologis mereka terjaga dari kecemasan berlebih maupun stres

Sumber http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/raudhatulathfal/article/view/6454/3 42

Penelitian terdahulu jurnal nasional 1 yang berjudul (Pola Komunikasi Keluarga Single Parent Sebagai Konsekuensi Hilangnya Sosok Ibu) yang meneliti tentang bagaimana peran komunikasi antara orang tua tunggal dengan anak terkait dengan tidak adanya peran ibu. Persamaan pada penelitian ini menggunakan teori pola komunikasi keluarga Fitzpatrick yaitu orientasi percakapan dan orientasi keseragaman dengan menggunakan metode pendekatan kualitatif deskriptif. perbedaan pada penelitian ini yaitu

(31)

berfokus pada peran komunikasi orang tua tunggal dan anak mengenai tidak adanya peran ibu baik perceraian ataupun meninggal dunia.

Penelitian terdahulu jurnal nasional 2 yang berjudul (Peran Komunikasi Keluarga Dalam Mengatasi Perilaku Merokok Pada Anak Usia Remaja (Studi Pada Masyarakat Kelurahan Kampung Makassar Timur Ternate) yang meneliti tentang bagaimana komunikasi interpersonal orang tua dan anak remaja terkait dengan merokok. Persamaan pada penelitian ini yaitu menggunakan teori pola komunikasi keluarga Fitzpatrick yaitu orientasi percakapan dan orientasi keseragaman dengan metode penelitian kualitatif dengan melakukan teknik wawancara. Perbedaan pada penelitian ini berfokus pada peran komunikasi orang tua atau keluarga pada anak remaja mengenai pengawasan orang tua tentang merokok pada remaja.

Penelitian terdahulu jurnal nasional 3 yang berjudul (Komunikasi Antar Pribadi Orang Tua Dan Anak Dalam Proses Pengembangan Bakat Dan Pemilihan Karir Anak Dengan Pilihan Profesi Musisi) yang meneliti tentang peran komunikasi orang tua pada anak mengenai bakat dan karirnya. Persamaan pada penelitian ini menggunakan teori pola komunikasi keluarga Fitzpatrick yaitu orientasi percakapan dan orientasi keseragaman dengan menggunakan pendekatan metode kualitatif deskriptif dengan melakukan teknik wawancara. Perbedaan pada penelitian ini berfokus pada komunikasi orang tua dan anak dalam membantu menentukan bakat dan karirnya yaitu musisi.

Penelitian terdahulu jurnal nasional 4 yang berjudul (Pola Komunikasi Keluarga Terhadap Kesehatan Mental Anak Di Tengah Pandemi Covid-19) yang meneliti tentang bagaimana pola komunikasi keluarga mengenai kesehatan mental anak. Persamaan pada penelitian ini yaitu menggunakan pendekatan metode kualitatif dan deskriptif serta berfokus pada kesehatan mental di tengah pandemi Covid-19. Perbedaan pada penelitian ini yaitu menggunakan teori pola komunikasi keluarga demokratis, otoriter dan permissive.

(32)

Kesehatan Mental

Pandemi Covid 19 2.3 Kerangka Berpikir

Pada kerangka berfikir ini berfokus pada bagaimana peran komunikasi orang tua pada anak remajanya mengenai masalah kesehatan mental di Karawang di tengah kondisi pandemi Covid-19 karena terjadinya peningkatan pada gangguan kesehatan mental terutama di kalangan remaja. Dengan terjadinya hal tersebut tentunya sangat penting bagi orang tua untuk menerapkan pola komunikasi keluarga dalam orientasi percakapan dan orientasi konformitas. Berikut kerangka berpikir yang dibentuk oleh penulis :

Gambar 2. 1 Kerangka Berpikir

Orang Tua

Remaja

Komunikasi Interpersonal

Teori Pola Komunikasi Keluarga Fitzpatrick

(2002)

Commented [A13]: Bagian atas ini sebaiknya direvisi karena kurang sesuai dengan penjelasan sebelumnya

(33)

Peran Komunikasi Orang Tua Pada Kesehatan Mental Remaja Di Tengah Pandemi Covid 19 Di Karawang

(Sumber : Olahan Peneliti, 2021)

Orientasi Konformitas Orientasi

Percakapan

(34)

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Metode dan Pendekatan Penelitian 3.1.1 Metode Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif sebagaimana didefinisikan oleh Creswell dalam (Dr. Conny R. Semiawan, 2010) bahwa metode penelitian kualitatif merupakan proses kegiatan untuk mencari dan memahami berdasarkan fenomena. Proses kegiatan peneyelidikan ini tentunya dengan melakukan turun ke lapangan secara langsung serta mendapatkan informasi-informasi secara luas dan mendalam kepada narasumber mengenai fenomena yang terjadi. Menurut (Albi Anggito, 2018) metode penelitian kualitatif merupakan penelitian yang tidak dapat di ukur berdasarkan statistik dengan menggunakan angka atau metode yang lainnya tetapi berdasarkan data yang kemudian dijelaskan secara deskriptif.

Terdapat dua tujuan yang umum pada penelitian kualitatif yaitu mendeskripsikan dan menjelaskan (to describe and explain) serta mendeksripsikan dan mengungkapkan (to describe and explore) (Albi Anggito, 2018). Oleh karena itu peneliti menggunakan metode kualitatif untuk mendeskripsikan mengenai komunikasi orang tua pada remajanya terkait dengan kesehatan mental. Serta peneliti menggunakan pendekatan penelitian fenomologi, fenomologi merupakan bagian dari pendekatan penelitian kualitatif dan fenomologi memiliki tujuan untuk memahami dari suatu fenomena yang terjadi pada setiap individu (Dr. J. R. Raco, ME., 2010).

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi yang peneliti pilih terkait dengan penelitian mengenai bagaimana peran komunikasi orang tua pada kesehatan mental remaja ini dilaksanakan di kabupaten Karawang Provinsi Jawa Barat, kabupaten Karawang menjadi fokus utama pada

Commented [A14]: Silakan cari di perpustakaan Tel_U:

Creswell, J. W., & Poth, C. N. (2016). Qualitative inquiry and research design: Choosing among five approaches.

Sage publications.

Commented [A15]: Nama belakangnya saja ya..

Commented [A16R15]: Silakan lihat ini sbg komparasi:

APA-Referencing-Sy stem-ILKOM.pdf

Commented [A17R15]: https://id.wikihow.com/Menulis- Sumber-Kutipan-Menggunakan-Format-APA

Commented [A18]: No title pls

(35)

penelitian ini dimana peneliti ingin menjelaskan dan mengetahui bagaimana peran komunikasi orang tua pada anak remajanya di Karawang terkait dengan kesehatan mental terutama dalam percakapan.

Gambar 3. 1 Lokasi Penelitian

(Sumber : https://www.google.com/) 3.3 Subjek dan Objek Penelitian

3.3.1 Subjek Penelitian

Subjek penelitian merupakan individu yang bertugas memberikan informasi yang mereka alami dan ketahui terkait dengan penelitian menurut Moleong 1990 : 43 dalam (Dr. Farida Nugrahani, 2014). Subjek dalam penelitian ini yaitu orang tua dan anak remaja yang masih bersekolah di Karawang

Berikut terdapat subjek penelitian yaitu :

1. Orang Tua yang bertempat tinggal di Karawang 2. Orang Tua yang memiliki anak remaja

3. Remaja Commented [A19]: Sebaiknya dijelaskan sedikit kriteria

informant nya

(36)

3.3.2 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan suatu permasalahan yang menjadi fokus penelitian, dalam penelitian ini objeknya adalah bagaimana peran komunikasi yang dilakukan orang tua pada anak remaja mengenai kesehatan mental di Karawang.

3.4 Unit Analisis Penelitian

Unit analisis penelitian merupakan komponen dari penelitian kualitatif yaitu sesuatu fenomena aau kasus yang yang akan diteliti (Millati, 2018). Unit analisis percakapan pada penelitian ini adalah peran komunikasi interpersonal antra orang tua dan anak remajanya berdasarkan penerapan pola komunikasi keluarga.

Tabel 3. 1 Unit Analisis Penelitian

Unit Analisis Sub Analisis

Pola Komunikasi Keluarga Orientasi Pecakapan Orientasi Konformitas (Sumber : Olahan Peneliti, 2021)

3.5 Informan Penelitian

Informan penelitian merupakan individu yang dapat memberikan berbagai informasi terkait dengan masalah penelitian, berdasarkan penelitian ini informan penelitian yaitu :

3.5.1 Informan Utama

Dalam penelitian ini informan utamanya adalah orang tua dari anak remajanya yang berstatus sebagai pelajar di Karawang

Tabel 3. 2 Informan Utama

No Nama Jenis Kelamin Pekerjaan Alasan

Commented [A20]: Lengkapi dengan letter of consent yang menyatakan kesediaan mereka menjadi informant

(37)

1 Idah Faridah Perempuan Ibu Rumah Tangga

Karena seorang ibu dari anak

remaja yang bertatus sebagai

pelajar

2 Rosyati Perempuan Ibu Rumah

Tangga

Karena seorang ibu dari anak

remaja yang berstatus sebagai pelajar

3 Ai Perempuan Ibu Rumah

Tangga

Karena seorang ibu dari anak

remaja yang berstatus sebagai pelajar (Sumber : Olahan Peneliti, 2021)

3.5.2 Informan Pendukung

Dalam penelitian ini informan pendukungnya adalah anak remaja yang berstatus sebagai pelajar di Karawang

Tabel 3. 3 Informan Pendukung

No Nama Jenis Kelamin Umur Alasan

1 Denaya Perempuan 18 Karena seorang

remaja yang berstatus sebagai pelajar

Commented [A21]: Nama lengkapnya diungkapkan atau tidak, sangat tergantung dari letter of consent yang mereka ttd

(38)

2 Shyantia Perempuan 14 Karena seorang remaja yang

berstatus sebagai pelajar

3 Sifa Perempuan 18 Karena seorang

remaja yang berstatus sebagai pelajar (Sumber : Olahan Peneliti, 2021)

3.5.3 Informan Ahli

Dalam penelitian ini informan ahli adalah psikolog yang memiliki ilmu terkait dengan masalah psikologis yang terdiri dari perasaan dan perilaku seseorang.

Tabel 3. 4 Informan Ahli

No Nama Jenis Kelamin Alasan

1 Rachma Umbara, M. Psi., Psikolog

Perempuan Karena merupakan seorang psikolog

yang ahli dalam masalah psikologis (Sumber : Olahan Peneliti, 2021)

3.6 Teknik Pengumpulan Data Penelitian

Dalam penelitian kualitatif pengumpulan data tidak dapat berupa angka namun dapat berupa gambar atau foto, teks, artefak maupun cerita (Dr. J. R. Raco, ME., 2010).

Berdasarkan hal tersebut menurut Patton 2002 dalam (Dr. J. R. Raco, ME., 2010) terdapat tiga langkah untuk pengumpulan data penelitian kualitatif yaitu sebagai berikut :

Commented [A22]: Fungsinya sbg triangulasi kah?

(39)

1. Wawancara

Dalam wawancara ini dilakukan dengan wawancara secara mendalam kepada informan dengan memberikan pertanyaan yang akan dijawab oleh informan berupa tanggapan, perasaan, pandangan serta pengetahuan yang berkaitan dengan penelitian

2. Observasi

Berdasarakan dengan penelitian diperlukan pengamatan yang dimana peneliti akan turun langsung ke lapangan untuk mendapatkan data serta dapat mengetahui dan memahami terkait dengan fenomena yang terjadi.

3. Dokumen

Dokumen sangat diperlukan dalam penelitian dalam bentuk gambar maupun audiovisual yang didapatkan dari informan atau subjek penelitian.

3.7 Teknik Analisis Data

Miles dan Huberman dalam (Zakariah, 2020) menyatakan bahwa dalam kegiatan analisis data kualitataif dilakukan dilakukan dengan cara berkepanjangan hingga selesai dan data dapat dikatakan jenuh. Sebagaimana yang dikatakan oleh Miles dan Huberman sebelumnya berikut terdapat tiga tahapan dalam teknik analisis data kualitatif yaitu :

1. Reduksi Data

Merupakan bagian dari analisis data kualitatif dengan mengelompokkan, memfokuskan, dan mengarahkan dan menyaring suatu data dengan membuang yang tidak terlalu penting untuk membuatnya menjadi lebih baik sehingga dapat menarik suatu kesimpulan akhir

2. Penyajian Data

Merupakan bagian dari analisis data kualitatif dengan menyajikan sebuah informasi yang berupa teks narasi, grafik, matriks jaringan serta bagan yang

(40)

dimana informasi tersebut merupakan kesimpulan dari hasil observasi di lapangan sehingga dapat menjadi data yang udah dipahami

3. Kesimpulan/ verifikasi

Merupakan bagian dari analisis data kualitatif dengan sebuah hasil analisis yang menjadi suatu informasi yang dapat ditemukan kejelasannya serta dapat dijadikan sebagai tindakan dalam menjawab suatu permasalahan.

3.8 Teknik Keabsahan Data

Dalam penelitian kualitatif tentunya diperlukan kredibilitas karena penelitian yang valid terdapat keselarasan dengan rumusan masalah pada penelitian ini serta terdapat hasil yang sama walaupun dengan teknik percobaan yang berbeda (Dr. Farida Nugrahani, 2014). Menurut Moleong 1990 dalam (Dr. Farida Nugrahani, 2014) Triangulasi merupakan teknik untuk menguji data dengan menggunakan sumber yang lain sebagai pemeriksaan dan pembandingan pada data yang berkaitan. Berdasarkan hal tersebut dalam menguji kredibilitas data peneliti menggunakan teknik triangulasi sumber yang dimana menggunakan beberapa sumber lain untuk memeriksa serta dijadikan sebagai pembandingan.

(41)

DAFTAR PUSTAKA

Albi Anggito. (2018). Metode Penelitian Kualitatif. CV Jejak.

https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=59V8DwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PP1&dq

=metode+penelitian+kualitatif&ots=5HcywvbuFu&sig=v8YRKWHy5mdnHp44hb1YHxD dLGU&redir_esc=y#v=onepage&q=metode penelitian kualitatif&f=false

Anggi Annisa Febriati. (2014). EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI GURU DAN SISWA DALAM MENCEGAH KENAKALAN SISWA DI SMA NEGERI 1 KOTA BONTANG. EJournal Lmu Komunikasi, 2. https://ejournal.ilkom.fisip-

unmul.ac.id/site/wp-content/uploads/2015/01/Jurnal Anggi_3 (01-09-15-01-39-19).pdf Azizah, L. M. (2016). BUKU AJAR KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA (L. M. A. w I. Z. w

A. Akbar (ed.)). Indomedia Pustaka. http://rsjiwajambi.com/wp-

content/uploads/2019/09/Buku_Ajar_Keperawatan_Kesehatan_Jiwa_Teori-dan-Aplikasi- Praktik-Klinik-1.pdf

Chairunnisa Djayadin. (2020). Pola Komunikasi Keluarga Terhadap Kesehatan Mental Anak Di Tengah Pandemi Covid-19. Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, 4.

http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/raudhatulathfal/article/view/6454/3442 Dr. Conny R. Semiawan. (2010). Metode Penelitian Kualitatif Jenis, Karakteristik dan

Keunggulannya. Grasindo.

https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=dSpAlXuGUCUC&oi=fnd&pg=PA2&dq

=conny+r+semiawan&ots=_zS4AAIRM2&sig=TloWB_tQ3QjxjxhxSQk8SiRCfKc&redir _esc=y#v=onepage&q=conny r semiawan&f=false

Dr. Farida Nugrahani, M. H. (2014). Metode Penelitian Kualitatif dalam Penelitian Bahasa Indonesia. Cakra Books. http://digilibfkip.univetbantara.ac.id/materi/Buku.pdf

Dr. J. R. Raco, ME., M. S. (2010a). Metode Penelitian Kualitatif Jenis, Karakter dan Keunggulannya. Grasindo. https://osf.io/mfzuj/download

Dr. J. R. Raco, ME., M. S. (2010b). Metode Penelitian Kualitatif Jenis, Karakteristik, dan

(42)

Keunggulannya. Grasindo. https://osf.io/mfzuj

Fakhriyani, D. V. (2019). KESEHATAN MENTAL (M. P. . Dr. Mohamad Thoha (ed.)).

Gramedia.

https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=Gan8DwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA1&dq

=buku+kesehatan+mental&ots=4dN3SVX8N5&sig=Vx9VGwldPLUj4IethhYu9rsKeJs&re dir_esc=y#v=onepage&q=buku kesehatan mental&f=false

Gainau, M. B. (2015). Perkembangan Remaja dan Problematikanya (chris subg). PT KANISIUS.

https://books.google.com/books?hl=id&lr=&id=nYwpEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR3&dq

=buku+perkembangan+remaja&ots=Ys9pqu7Eei&sig=t9XIF-TFIY50XcYGBgv3trbaVYo Joseph A. DeVito. (2018). The Interpersonal Comminication Book (J. A. DeVito (ed.); p. 18).

British Library Cataloguing-in-Publication Data. https://id1lib.org/book/11503505/dd4353 Kaddi, S. M. (2020). Komunikasi Keluarga Dalam Pencegahan Coronavirus Disease 2019.

Jurnal Ilmu Komunikasi, 18, 63.

http://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/komunikasi/article/download/3701/2831 Kemenkes. (2020). Pelaksanaan Pembelajaran Daring Di Era Covid-19. In R. G. K (Ed.),

Kementerian Kesehatan RI Direktorat Jenderal Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat (Vol. 66). Lutfi Gilang.

https://www.google.co.id/books/edition/Pelaksanaan_Pembelajaran_Daring_di_Era_C/dxo eEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=inauthor:%22R.+Gilang+K.%22&printsec=frontcover Linda Fitria. (2021). Kecemasan Remaja pada Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Penelitian

Perawat Profesional, 3(3), 483–492. https://doi.org/10.37287/jppp.v3i3.530

Millati. (2018). Motivasi Belajar Mahasiswa Setelah Menikah Pada Program Studi Akuntansi Dan Psikologi Universitas Muhammadiyah Gresik [Universitas Muhammadiyah Gresik].

http://eprints.umg.ac.id/id/eprint/797

Nafisah, D. (2021). Hubungan Regulasi Emosi Terhadap Tingkat Kesehatan Mental Remaja

(43)

disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 ( Severe Acute Respiratory Syndrome menjadi peristiwa yang mengancam kesehatan masya. Jurnal Manajemen Asuhan Keperawatanurnal Manajemen Asuhan Keperawatan. http://jurnal.akper- whs.ac.id/index.php/mak/article/view/121/94

Nafrin, I. A., & Hudaidah, H. (2021). Perkembangan Pendidikan Indonesia di Masa Pandemi Covid-19. Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(2), 456–462.

https://doi.org/10.31004/edukatif.v3i2.324

Rahmi, S. (2021). Kominukasi Inter personal dan hubungannya Dalam konseling (Siti Rahmi (ed.)). Syiah Kuala University Press.

https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=PqYkEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PP1&dq

=komunikasi+interpersonal+buku&ots=f2BzbClF61&sig=iefl2DL5Cb- SdTa0JB4OzlyzMQg&redir_esc=y#v=onepage&q=komunikasi interpersonal buku&f=false

Rezi, M. (2020). Perspektif Teori Komunikasi Dalam Keluarga. Megatama.

Rezi, M. (2018). Psikologi Komunikasi.

Setyaningrum, W. (2020). Pengaruh Covid-19 Terhadap Kesehatan Mental Masyarakat Di Kota Malang. JISIP (Jurnal Ilmu Sosial Dan Pendidikan), 4(4).

https://doi.org/10.36312/jisip.v4i4.1580

Simanjuntak, J. (2013). Membangun Kesehatan Mental Keluarga dan Masa depan Anak (J.

Simanjuntak (ed.)). Grmedia.

https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=2R1QDwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PP1&dq

=buku+kesehatan+mental&ots=vhUOto8QFL&sig=X9pkIxwFayqvEOnuIGYDldWXJIs&

redir_esc=y#v=onepage&q=buku kesehatan mental&f=false

Suryaatmaja, D. J. C. (2020). Hubungan Tingkat Kecemasan Terhadap Sikap Remaja Akibat Pandemik Covid-19. Malahayati Nursing Journal, 2(4), 820–829.

https://doi.org/10.33024/manuju.v2i4.3131

Thoyibah, Z. (2021). Komunikasi dalam Keluarga. Penerbit NEM.

(44)

https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=SiFEEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR1&dq

=info:kNbnQ6dpcDcJ:scholar.google.com/&ots=MVtB9pnfMh&sig=aR64WIFujUTN4w9 Vd2r61chxKzQ&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false

Wesy, R. (2017). No Pengantar Teori Kominukasi. SalembaHumanika.

Zakariah, M. A. (2020). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Action Research Research And Development.

https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=k8j4DwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA82&dq

=JURNAL+metode+penelitian+kualitatif+pengertian+objek+dan+subjek&ots=13Tw- d25nL&sig=OKYKvc4oYdsM80vg8YABvpwvZAU&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false

(45)

LAMPIRAN

Informan Utama 1. Nama ibu siapa ? 2. Usia ibu berapa ? 3. Pekerjaan ibu apa ?

4. Apakah menurut ibu menjaga kesehatan mental itu penting ?

5. Bagaimana cara ibu memberitahu kepada anak mengenai menjaga kesehatan mental ?

6. Bagaimana komunikasi ibu dengan anak ibu ?

7. Bagaimana komunikasi interpersonal ibu untuk saling curhat tentang masalah yang sedang anak ibu alami ?

8. Apakah selama pandemi Covid 19 membuat komunikasi ibu dan anak menjadi lebih sering ?

9. Mengapa menjadi lebih sering bu ? memang sebelumnya tidak sering berkomunikasi ?

10. Bagaimana komunikasi yang ibu terapkan pada anak ibu ?

11. Bagaimana cara ibu menekankan sikap saling percaya didalam keluarga ? 12. Bagaimana cara ibu menekankan sikap saling terbuka didalam keluarga ? 13. Apa yang akan ibu lakukan ketika anak ibu mengungkapkan perasaan atau

masalah yang sedang dialami ? Informan pendukung

1. Nama kamu siapa ? 2. Usia kamu berapa ?

3. Kesibukan kamu sekarang selain sekolah apa ?

4. Apakah menurut kamu menjaga kesehatan mental itu penting ?

Commented [A23]: Dalam kualitatif, hindari pertanyaan yang mengarah kepada jawaban YA atau TIDAK. Sebaiknya mulai dengan BAGAIMANA…

Commented [A24R23]: Silakan baca Deddy, M. (2010).

Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rosda.

Commented [A25]: idem

Commented [A26]: Bagaimana respon ibu ketika anak ibu mengungkapkan perasaan atau masalah yang sedang dialami ?

Commented [A27R26]: contoh

(46)

5. Bagaimana cara kamu menjaga kesehatan mental ?

6. Mengapa kesehatan mental itu harus dijaga dan dikelola dengan baik ? 7. Bagaimana komunikasi kamu dengan orang tua terutama ibu ?

8. Apakah selama pandemi Covid 19 membuat kamu lebih sering berkomunikasi dengan ibu ?

9. Apakah kamu sering curhat dengan ibu ?

10. Bagaimana komunikasi interpersonal kamu dengan ibu untuk saling curhat mengenai apa yang sedang kamu alami ?

11. Apakah selama pandemi Covid 19 pernah merasakan jenuh ? 12. Bagaimana cara kamu mengatasi kejenuhan ?

13. Apakah kamu termasuk orang yang terbuka dengan keluarga? Jika iya pada siapa kamu mengungkpakannya?

Informan Ahli

1. Bagaimana kesehatan mental menurut ibu ?

2. Mengapa kesehatan mental itu sama pentingnya seperti menjaga kesehatan fisik

?

3. Mengapa peran orang tua dalam menjaga kesehatan mental anak itu penting ? 4. Bagaimana terjadinya gangguan kesehatan mental pada diri remaja ? 5. Mengapa remaja rentan pada gangguan kesehatan mental

6. Bagaimana cara orang tua menjaga komunikasi keluarga antara orang tua dan anak remaja ?

7. Bagaimana bentuk komunikasi yang dilakukan oleh orang tua agar anak remaja memahami pentingnya menjaga kesehatan mental ?

8. Bagaimana cara orang tua sehingga dapat meminimalisir terjadinya gangguan pada kesehatan mental pada anak remaja?

9. Bagaimana pendapat ibu mengenai pengaruh dari pandemi Covid 19 pada gangguan kesehatan mental remaja ?

(47)

10. Apa saja jenis gangguan kesehatan mental yang terjadi pada anak remaja ? 11. Apakah terjadinya peningkatan pada gangguan kesehatan mental anak remaja ? 12. Mengapa terjadinya peningkatan ?

13. Bagaiman peran orang tua terkait gangguan kesehatan mental pada anak remajanya ? apakah peran orang tua menurut ibu penting ?

Commented [A28]: Bagaimana bisa terjadi peningkatan pada gangguan kesehatan mental anak remaja ?

(48)

Commented [A29]: Masih tinggi ya? Coba kutipan2 nya di-paraphrase

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa implementasi kebijakan pelayanan prima administrasi kependudukan di Kecamatan Cinambo Kota Bandung (1) Ukuran dan tujuan

Dari hasi wawancara pada mahasiswa Poso dalam hal ini anggota IKMAPPOS, yang diperkuat dengan pengamatan secara langsung di tempat penelitian diperoleh jumlah data

Teori Sinyal dan Efisiensi pasar merupakan petunjuk bahwa volatilitas harga saham yang berpengaruh terhadap return saham berasal dari tarik menarik kepentingan antara

Penelitian Aminatuzzahra (2014) menyatakan bahwa sikap terhadap uang berpengaruh positif signifikan terhadap perilaku keuangan, sehingga dengan demikian seseorang yang

Dalam melakukan penilaian dengan pendekatan kalkulasi biaya (Cost Approach), diperlukan suatu tahapan yang cukup penting, yaitu memperkirakan besarnya penyusutan atau depresiasi dari

Lampiran 3 Hasil Uji Kepekaan Ekstrak Kulit Batang Cinnamomum verum dalam Menghambat Pertumbuhan Trichophyton rubrum secara In Vitro

Dalam hal ini, algoritma yang akan akan digunakan dalam proses simulasi adalah algoritma dari metode Ensemble Kalman Filter (EnKF) yang akan dibandingkan