• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

16 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Pernikahan

1. Pengertian Pernikahan

Nikah atau zawa>j adalah akad yang menghalalkan hubungan suami istri untuk saling menikmati (Jima>‘) dengan pasangannya.20

Nikah adalah perjanjian atau akad yang ditetapkan oleh Allah SWT untuk menghalalkan hubungan badan antara pria dan wanita yang bukan mahramnya.21

Menurut Imam Syafi’i, nikah ialah suatu akad yang dengannya menjadi halal hubungan suami istri (jima>‘) antara pria dan wanita sedangkan secara majazi nikah diartikan sebagai hubungan seksual.22

2. Hukum Pernikahan

Dalam Islam pernikahan adalah salah satu hal yang disyariatkan. Berdasarkan beberapa firrman Allah SWT dalam Al Qur’an diantaranya:

20 Abu Bakar Jabir Al Jaza’iri, Minhajul Muslim: (Solo: Insan Kamil 2008), hal.685

21 Gus Arifin, Menikah Untuk Bahagia, edisi terbaru ( Jakarta, P.T Elex Media Komputindo 2016 ), 86.

22 Moh. Idris Ramulyo, Hukum Perkawinan Islam, (Jakarta aumi aksara, 1996),

(2)

17

۟اوُح كنٱ ف َٰى مَٰ ت يْلٱ فِ ۟اوُط سْقُ ت الا أ ْمُتْف خ ْن إ و ْن إ ف ۖ عَٰ بُر و ثَٰ لُ ث و َٰ نَْث م ءٓا س ّنلٱ ن ّم مُك ل با ط ا م

23

۟اوُلوُع ت الا أ َٰٓ نْد أ ك لَٰ ذ ۚ ْمُكُنَٰ ْي أ ْت ك ل م ا م ْو أ ًة د حَٰ و ف ۟اوُل دْع ت الا أ ْمُتْف خ

ۗ ه لْض ف ْن م ُاللَّا ُم ه نْغُ ي ءا ر قُ ف اوُنوُك ي ْن إ ۚ ْمُك ئا م إ و ْمُك دا ب ع ْن م ين لِااصلا و ْمُكْن م َٰى م يَ ْلْا اوُح كْن أ و

24

ٌمي ل ع ٌع سا و ُاللَّا و

Dari dalil-dalil diatas para peniliti memberikan beberapa hukum tentang menikah. Pertama,hukum menikah akan menjadi wajib bagi orang yang sudah memiliki kemampuan dan khawatir akan terjerumus pada perbuatan haram (zina). Kedua, hukumnya menjadi sunnah bagi orang yang sudah memilki kemampuan dan tidak takut terperosok pada perbuatan zina. Berdasarkan H{adi>s\

Rasulullah SAW:

ْر فْل ل ُن صْح ا و ر ص بْل ل ُّض غ ا ُهان ا ف ،ْجاو ز ت يْل ف ة ءا بلْا ُمُكْن م عا ط تْسا ن م با باشلا ر شْع م يَ

م و . ج ْع ط تْس ي ْ لَ ْن

25 ٌءا ج و ُه ل ُهان ا ف مْواصل بِ هْي ل ع ف

3. Hikmah Pernikahan

Setiap sesuatu yang disyariatkan oleh Allah dan RasulNya, maka akan timbul hikmah dari hal yang disyariatkan tersebut.

Diantara hikmah disyariatkannya menikah adalah:

23 Q.S An-Nisa [4]:3.

24 Q.S. An-Nur [24]:32.

25Bukhari, kitab: Nikah, Bab: Barang Siapa Diantara Kalian Memiliki Ba’ah , Kekuatan Hadis Shahih Menurut Ijma’ Ulama, diakses dari Ensiklopedia Hadis.No. 4677

(3)

18 a. Melestarikan keturunan yang dihasilkan dalam

pernikahan.

b. Kebutuhan suami istri kepada pasangannya guna menjaga kemaluannya dengan melakukan hubungan suami istri (jima>‘).

c. Menumbuhkan sikap tolong menolong antara suami istri untuk mendidik keturunannya dan untuk keberlangsungan hidupnya.

d. Mengatur hubungan antara pria dan wanita atas dasar pertukaran hak dan tolong menolong produktif dalam lingkup kasih sayang, dan saling menghormati.

4. Rukun Nikah

Pernikahan dalam Islam bukan hanya tentang penghalalan hubungan suami istri antara pria dan wanita. Akan tetapi pernikahan merupakan suatu ibadah yang bernilai pahala. Karena itu, Kompilasi Hukum Islam menjelaskan pernikahan sebagai akad yang kuat dalam menjalankan perintah Allah SWT. Berikut beberapa rukun dalam pernikahan:26

a. Wali

b. Dua orang saksi

c. S}igat A‘qad (ijab qabul) d. Mahar

26 Abu Bakar Jabir Al Jaza’iri, Minhajul Muslim: (Solo: Insan Kamil 2008), hal.687

(4)

19 B. Pernikahan Usia Dini Menurut Undang-undang dan KHI

Undang-Undang yang berlaku di Indonesia menentukan batas usia dalam pernikahan yang terdapat dalam UU No. 1 tahun 1974 yakni calon suami sekurang-kurangnya berumur 19 tahun dan calon isteri sekurang- kurangnya berumur 16 tahun. Dalam pasal 6 (2) yang berbunyi “untuk melangsungkan perkawinan seseorang yang belum mencapai umur 21 tahun harus mendapat izin kedua orang tua.” Bagi orang yang belum mencapai umur yang ditetapkan oleh Undang-undang. Ada kemungkinan bisa melangsungkan pernikahan jika mendapatkan dispensasi dari Pengadilan Agama. Seperti yang dijelaskan dalam Undang-undang No.1 tahun 1974 yang terdapat dalam pasal 7 (2) yang berbunyi “dalam hal penyimpangan dalam ayat (1) pasal ini dapat meminta dispensai kepada Pengadilan atau pejabat oleh kedua orang tua pihak pria atau wanita”.

Dalam ketentuan ini dijelaskan secara jelas batasan umur sesorang diperbolehkan untuk melangsungkan pernikahan.

Ketentuan batas umur tersebut, didasarkan pada kemaslahatan rumah tangga calon kedua mempelai.27 Adanya batasan usia tersebut, diharapkan kematangan kedua mempelai bisa tercapai dalam menjalankan rumah tangganya. Kematangan yang dimaksud adalah kematangan umur perkawinan, kematangan dalam berpikir, dan bertindak sehinnga tujuan dari pernikahan dapat telaksana dengan baik.

27 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia,cet. VI (Jakarta: PT Raja Gafindo Persada, 2003),hlm. 76.

(5)

20 Sedangkan dalam Kompilai Hukum Islam (KHI) terdapat dalam pasal 15 (1). Perkawainan hanya boleh dilakukan oleh calon mempelai yang telah mencapai umur yang ditetapkan, yaitu 19 tahun untuk pria dan 16 tahun untuk wanita. Hal ini sesuai dengan yang ditetapkan dalam UU No.1 tahun 1974 pasal 7 (1). Dalam pasal 15 (2) dijelaskan calon mempelai yang belum mencapai umur 21 harus mendapat izin kedua orang tua. Ini menunjukkan bahawa anak yang belum mencapai umur 21 tahun masih berada dibawah kekuasaan orang tuanya.

Hukum Islam dalam hal ini tidak mengatur dengan jelas ketentuan umur seseorang diperbolehkan untuk melangsungkan pernikahan, namun memberikan konsep istit}a>‘ (kemampuan) bagi sesorang yang hendak melangsungkan pernikahan.28 Konsep tersebut dijadikan patokan dalam H{adi>s\ Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari yaitu:

ْر فْل ل ُن صْح ا و ر ص بْل ل ُّض غ ا ُهان ا ف ،ْجاو ز ت يْل ف ة ءا بلْا ُمُكْن م عا ط تْسا ن م با باشلا ر شْع م يَ

ْع ط تْس ي ْ لَ ْن م و . ج

29 ٌءا ج و ُه ل ُهان ا ف مْواصل بِ هْي ل ع ف

Dalam H|{adi>s\ diatas terdapat dua kata yaitu, istit}a>‘ (kemampuan) dan syaba>b (pemuda). Yang pertama, kata istit}a>‘ (kemampuan) kemampuan secara fisik, mental dan materi. Yang kedua, syaba>b (pemuda) mimiliki arti yang luas sehingga ulama berbeda pendapat antara lain:

28 Hasan Bastomi, “Pernikahan Dini dan Dampaknya,” YUDISIA, Vol.7, No.2 (Desember, 2016). 361

29 Bukhari, kitab: Nikah, Bab: Barang Siapa Diantara Kalian Memiliki Ba’ah , Kekuatan Hadis Shahih Menurut Ijma’ Ulama, diakses dari Ensiklopedia Hadis.

(6)

21 a. Menurut Syafi’iyah yang disebut pemuda adalah yang telah

balig sampai dengan umur 30 tahun, begitupun An- Nawawi.

b. Al-Qurtuby menjelaskan bahwa pemoda adalah yang berusia 17 tahun sampai 32 tahun.30

Namun para ulama tidak menjelaskan batas usia seseorang yang disebut telah memili kemampuan tersebut. Akan tetapi Al Qur’an dan H{adi>s\ secara tidak langsung mengakui bahwa, kedewasaan dalam pernikahan merupakan hal yang sangat penting. Dalam ilmu fiqih dijelaskan tanda-tanda kedewasaan bagi seorang pria adalah bermimpi melakukan hubungan suami istri (jima>‘) dan haid bagi seorang perempuan.

Para ulama berbeda pendapat dalam menetapkan batas umur seseorang yang sudah dianggap balig. Ulama Syafiiyah dan Hanabilah menyatakan bahwa anak laki-laki dan perempuan diaggap balig apabila telah mencapai umur 15 tahun. Ulama Hanafiyah menyatakan 18 tahun untuk anak laki-laki dan 17 tahun untuk anak perempuan.31

Sedangkan menurut Hamka balig al- nika>h diartikan dewasa.

Kedewasaan bukan tergantung pada usia, melainkan pada kecerdasan atau

30 Masykuri, Yasir, “Pandangan Tokoh PERSIS Terhadap Batasan Usia Menikah Yang ditetapkan Oleh Undang-Undang Dalam Persspektif Hukum Islam” Skripsi Universitas

Muhammadiyah Surabaya, 2017

31Hasan Bastomi, “Pernikahan Dini dan Dampaknya,” YUDISIA, Vol.7, No.2 (Desember, 2016). 363

(7)

22 kedewasaan pikiran. Karena banyak didapati anak yang belum dewasa tapi cerdik. Ada pula yang sudah dewasa tetapi belum dewasa pikirannya.32

Mengingat pernikah adalah hal yang sakral. Maka, dibutuhkan kematangan fisik dan kematangan mental seperti yang ditetapka dalam UU No. 1 tahun 1974 dalam pasal 7 (1) dan Kompilasi Hukum Islam pasal 15 (1). Yang bertujuan agar pernikahan berkhir pada Sakinah, Mawaddah dan Rahmah

C. Peran Tokoh Masyarakat di Pulau Sepangkur Besar Madura

Di Pulau Sepangkur Besar Madura, tokoh masyarakat biasa disebut seorang Ust dan Kyai. Ia memiliki kharisma yang membuatnya memiliki posisi kepemimpinan di lingkungannya. Bukan hanya sebagai pemimpin di bidang keagamaan, seseorang yang sudah memiliki gelar Ust dan Kyai juga memimpin di pondok pesantren. Jika seorang Ust dan Kyai berkata tentang suatu hal biasanya jarang sekali ada orang yang membatahnya.

Sebagai pemimpin informal Ust dan Kyai adalah seseorang yang diyakini oleh masyarakat memiliki otoritas yang sangat besar dan sentral. Hal ini dikarenakan seorang Ust dan Kyai dipandang sebagai orang yang memiliki banyak kelebihan terutama dalam bidang keagaaman.

Di masyarakat Pulau Sepangkur Besar Madura, seorang Ust dan Kyai akan diakui ketokohannya ditengah masyarakat dikarenakan beberapa faktor pendukung diantaranya:

32 Hamka, Tafsir Al Azhar, (Jakarta: Bulan Bintang, 1983)IV,30

(8)

23 a. Ust dan Kyai akan sangat dihormati dan diakui ketokohannya apabila ia memiliki pemahaman luas terutama di bidang keagamaan. Sehingga diharapkan oleh masyarakat mampu menjadi tempat untuk bertanya dan menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada.

b. Di masyarakat Pulau Sepangkur Besar Madura, seorang tokoh yang memiliki kepemimpinan ditengah masyarakat juga memiliki kepemimpinan di pondok pesantren, Sehingga gelar Ust dan Kyai akan dengan sendiri menyemat dalam dirinya dan akan diakuai oleh seluruh masyarakat Pulau Sepangkur Besar.

Peran Ust dan dan Kyai (ulama) dalam sistem sosial di masyarakat Indonesia menjadi sangat penting, sehingga masyarakat kerap kali menjadikan Ust dan Kyai sebagai rujukan dalam setiap masalah, baik dalam kehidupan beragama, sosial, dan bahkan dalam urusan rumah tangga.33 Didalam masyarakat Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama islam.Ust dan Kyai adalah salah satu elit yang memiliki posisi terhormat ditengah masyarakat. Ust dan Kyai adalah salah satu elit yang strategis dalammasyarakat karena figur yang mempunyai pemahaman luas tentang ajaran islam. Sehingga diharapkan mampu membawa masyarakat memahami keislaman dengan benar, sehingga nilai-nilai keislaman tersebut dapat diterapkan dalam kehidupan bersosial.

33 Asep Saeful Muhtadi, Komunikasi Politik Nahdlatul Ulama Pergulatan Pemikiran Politik Radikal dan Akomodatif (Jakarta;LP3eS,2004), hal. 37

(9)

24 Dimasyarakat Pulau Sepangkur Besar, keberadaan seorang Ust dan Kyai dianggap berkah dan membawa kemaslahatan ditengah masyarakat.

Ia bukan hanya dijadikan sebagai panutan oleh masyarakat, ia juga dijadikan sebagai pusat belajar ilmu yang membuat posisinya ditengah masyarakat menjadi sangat sentral. karena perannya yang sentral dimasyarakat, Ust dan Kyai juga memiliki peran penting dalam menyaring informasi yang masuk ke daerah Kepulauan terkait kenakalan remaja. Di kota kota besar kenakalan remaja menjadi hal yang sangat meresahkan masyarakat terutama para orang tua. Untuk masyarakat Kepulauan hal demikian juga dirasakan dan mengkhawatirkan, karenanya masyarakat Pulau Sepangkur Besar sangat bersyukur dengan adanya para tokoh dan diharapkan mampu membendung kenakalan kenalan di dunia remaja dengan cara dimasukkan ke pondok pesantren. Meskipun tidak menutup kemungkinan kenakalan-kenakalan tersebut bisa terjadi dilingkungan pesantren. Tapi paling tidak, sedikit mengurangi kekhawatiran para orang tua terhadap kenakalan remaja. Peran Ust dan Kyai yang sentral juga berpengaruh dalam kehidupan berpolitik. Contohnya dalam pemilihan Kepala Desa, kebanyakan masyarakat di Pulau Sepangkur Besar memilih calon Kepala Desa akan mengikuti pilihan yang dipilih oleh Ust dan Kyai nya.

Di samping perannya yang sudah dipaparkan diatas, seorang tokoh agama atau yang biasa disebut denga sebutan Ust dan Kyai memiliki peran lain yang juga tidak kalah pentingnya. Diatara peran tersebut yakni,

(10)

25 mengurangi angka kemiskinan, keluarga, generasi muda dalam dunia modern, pelanggaran terhadap norma-norma masyarakat, dan masalah lingkungan. Secara sosiologis seorang tokoh Ust dan Kyai memili tugas pokok antara lain sebagai berikut:

a. Mengendalikan, mengawasi, dan menyalurkan perilaku warga masyarakat yang di pimpinnya.

b. Menjadi wakil masyarakat kepada masyarakat luar diluar kelompok yang di pimpinnya.34

34 Soerjano Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Cet. Ke 43, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010), h. 256

Referensi

Dokumen terkait

Kegunaan praktis dari penelitian ini adalah sebagai bahan referensi untuk Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) dan pemerintah kota (Pemkot) Surabaya untuk

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI DAN MAKANAN PENDAMPING ASI DENGAN STATUS GIZI ANAK 6-23 BULAN DI POSYANDU RW III KELURAHAN KEPUTRAN KECAMATAN

1 Keserasian jiwa Terhindar dari 1,3,39, 2 5.. Proses penimbangan dilakukan oleh dua dosen ahli dari Departemen Psikologi Pendidikan dan Bimbingan. Penilaian pada

Lapisan kedua dengan nilai tahanan jenis sebesar 1330 Ωm terdiri dari batuan adesit yang terletak pada kedalaman 0.5-1.5 m bmt ditandai

Homoseksual adalah kelainan terhadap orientasi seksual yang ditandai dengan timbulnya rasa suka terhadap orang lain yang berkelamin sejenis. Homoseksual juga disebut

Berdasarkan hasil pengujian sistem pengaman pintu dan jendela secara terpisah menggunakan sensor yang digunakan getar dan sensor LDR memanfaatkan jaringan wifi yang disimulasikan

Total nuclear magnetic moment is the vector sum of the intrinsic magnetic moments of protons and neutrons, and magnetic moment due to orbital motion of the proton...

IDENTIFIKASI JENIS KERUSAKAN PADA PERKERASAN LENTUR (STUDI KASUS JALAN SOEKARNO-HATTA BANDAR