LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH PADA KANTOR IMIGRASI KELAS I NON TPI JAKARTA PUSAT
TAHUN 2020
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
KANTOR IMIGRASI KELAS I NON TPI JAKARTA PUSAT
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Laporan Kinerja Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Jakarta Pusat Tahun Anggaran 2020 dapat tersusun. Laporan Kinerja Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Jakarta Pusat disusun berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) serta berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Tahun 2020 merupakan tahun keenam pelaksanaan rencana strategis Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Jakarta Pusat sebagai perpanjangan tangan dari Kementerian Hukum dan HAM berkewajiban mendukung dan melaksanakan program-program unit eselon I, dalam hal ini Direktorat Jenderal Imigrasi, melalui rencana strategis Kementerian Hukum dan HAM RI tahun 2015-2019. Melalui rencana strategis dimaksud, Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Jakarta Pusat terus berupaya meningkatkan kualitas kinerja dan pelayanan terhadap masyarakat khususnya di bidang keimigrasian.
Suatu tata pemerintahan yang baik membutuhkan adanya penerapan prinsip-prinsip transparansi dan akuntabilitas. Sebagai perwujudan penerapan kedua prinsip tersebut, Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Jakarta Pusat telah menerapkan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang bermuara pada Laporan Kinerja sebagai cerminan kinerja yang diwujudkan pada satu tahun tertentu. Laporan Kinerja Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Jakarta Pusat ini menyajikan data capaian kinerja dan realisasi anggaran yang telah diwujudkan selama Tahun Anggaran 2020, yang mencatat pencapaian sasaran dari pelaksanaan tugas dan fungsi keimigrasian.
Laporan ini disajikan untuk memberikan gambaran terperinci tentang pelaksanaan tugas dan fungsi dengan tetap memperhatikan prinsip transparansi dan akuntabilitas seperti yang diharapkan. Dengan harapan pihak-pihak yang
memperoleh gambaran tentang prestasi kerja yang telah diwujudkan oleh jajaran Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Jakarta Pusat Semoga Laporan Kinerja Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Jakarta Pusat Tahun Anggaran 2020 ini dapat memberikan manfaat kepada seluruh jajaran organisasi dalam melakukan berbagai langkah perbaikan yang diperlukan guna meningkatkan kinerja di masa mendatang.
Jakarta, 20 Januari 2020 Kepala Kantor
Barron Ichsan
NIP. 19790414 200002 1 001
DAFTAR ISI
Pengantar ………
Daftar Isi ………
Ikhtisar Eksekutif ………
ii iii 1
BAB I PENDAHULUAN ……….
A. Latar Belakang ……….…
B. Selayang Pandang Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Jakarta Pusat C. Analisa Atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya ………
D. Tugas dan Fungsi Organisasi ………
E. Struktur Organisasi ………
F. Unit Pelaksana Teknis ……….…
G. Permasalahan yang Dihadapi dan Capaian Kinerja Tahun 2018 …….
H. Maksud dan Tujuan ………..….
I. Landasan Hukum ………
J. Sistematika Laporan ………
7 7 11 12 16 17 17 18 20 21 22
BAB II PERENCANAAN KINERJA DAN PERJANJIAN KINERJA ………
A. Perencanaan Strategis Tahun 2015 - 2019 ……….
1. Visi , Misi dan Tata Nilai ……….
2. Tujuan……….
24 24 26 28 3. SasaranStrategis…………...……….. 29
4. Program dan Anggaran……..………..……… 30 5. Indikator Kinerja Sasaran………..………..…
B. Perjanjian Kinerja Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Jakarta Pusat tahun 2020…..
31
32
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA KANTOR IMIGRASI KELAS I NON TPI
JAKARTA PUSAT ….………
A. Capaian Kinerja Organisasi ………
Realisasi Anggaran Tahun Anggaran 2020 ……….
1. Hasil Pengawasan Keimigrasian………….. ……….………
2. Jumlah Penerbitan Dokumen bagi Orang Asing ………
3. Jumlah Penerbitan Dokumen bagi Warga Negara Indonesia………….
4.Jumlah Layanan Informasi dan Komunikasi Keimigrasian……….
5.Jumlah Pemberian Tindakan Administratif Keimigrasian………..
6.Jumlah Penyidikan Keimigrasian………
7.Jumlah Layanan Internal (Overhead)……...
8.Jumlah Layanan Perkantoran ……….
37 37 40 40 42 47 51 53 56 58 60
BAB IV AKUNTABILITAS KINERJA KEUANGAN (REALISASI ANGGARAN) ………
1. Pendapatan...
2. Belanja...
3. Pembiayaan...
4. Aset...
5. Kewajiban...
6. Laporan SAI (SAK & SABMN) ...
64 65 65 66 67 67 67
ii
BAB V
KESIMPULAN DAN RENCANA TINDAK LANJUT CAPAIAN KINERJA……… A.
KESIMPULAN……….…..
B. RENCANA TINDAK LANJUT CAPAIAN KINERJA……….…
70 70 74
iii
IKHTISAR EKSEKUTIF
IKHTISAR EKSEKUTIF
(HASIL CAPAIAN KINERJA)
Untuk melaksanakan Reformasi Birokrasi diperlukan adanya pengukuran capaian keberhasilan kinerja pelaksanaan program / kegiatan pada tahun anggaran 2019 dan akuntabilitas serta transparansi dalam bentuk Laporan Kinerja.
Tujuan utama penyusunan Laporan Kinerja adalah dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Jakarta Pusat atas penggunaan anggaran tahun 2018. Hal ini mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 Tentang
Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan Kinerja ini juga diharapkan dapat berperan selain sebagai alat kendali, tetapi juga dapat digunakan sebagai alat penilai kualitas kerja, serta pendorong demi terwujudnya Good Governance.
Kinerja Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Jakarta Pusat adalah melaksanakan sebagian tugas dan fungsi pokok kegiatan Kementerian Hukum dan HAM RI di Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Jakarta Pusat mengacu pada Visi Kementerian Hukum dan HAM RI sesuai Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Nomor 9 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
Nomor 7 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Hukum dan HAM Tahun 2015 – 2019. Arah tujuan pembangunan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia tahun 2015 - 2019 adalah:
1. Menciptakan Supremasi hukum di wilayah kerja Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Jakarta Pusat;
2. Memberdayakan masyarakat wilayah kerja Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Jakarta Pusat untuk Sadar Hukum dan Hak Asasi Manusia;
3. Memperkuat manajemen dan kelembagaan di wilayah kerja Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Jakarta Pusat;
4. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia.
Selanjutnya untuk mengukur kinerja organisasi, Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Jakarta Pusat, yang merupakan bagian dari Kementerian Hukum dan HAM RI di wilayah Kanwil DKI Jakarta ditetapkan Indikator Kinerja Kegiatan untuk mengukur capaian keberhasilan kinerja organisasi dari hasil yang diharapkan oleh setiap seksi dan bagian yang satu sama lain dalam upaya saling mendukung keberhasilan fungsi organisasi.
Indikator Kinerja Kegiatan yang dipakai mengacu pada Indikator Kinerja Utama Program yang ditetapkan Kementerian Hukum dan HAM RI yang berkaitan dengan program peningkatan pelayanan dan penegakan hukum keimigrasian adalah sebagai berikut:
1. Jumlah pelayanan keimigrasian yang diselesaikan sesuai dengan ketentuan
2. Jumlah penyelesaian tindak pidana dan tindakan administratif keimigrasian sesuai dengan ketentuan
Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Jakarta Pusat juga telah melakukan penyusunan rencana kerja, perjanjian kinerja, penyusunan program kerja, pengukuran kinerja, dan pelaporan kinerja sebagai usaha melaksanakan pertanggungjawaban pelaksanaan program/kegiatan dikaitkan dengan anggaran.
Dilihat dari pencapaian kinerja kegiatan dan sasaran yang dilakukan Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Jakarta Pusat menunjukkan program-program / kegiatan telah dilaksanakan pada tahun 2019 walaupun belum 100% . Hal ini menunjukkan Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Jakarta Pusat sudah berusaha menghasilkan pengelolaan Laporan Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual dan SIMAK-BMN sebagai bagian dari Laporan Keuangan yang akurat, tepat waktu, dan dapat dipertanggungjawabkan guna menghasilkan pengelolaan Laporan
Keuangan yang akurat, tepat waktu, serta kebijakan-kebijakan yang ada dapat menjadi dasar pelaksanaan kegiatan tersebut dengan memperhatikan situasi dan kondisi yang ada.
Adapun Indikator Kinerja Kegiatan pada Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Jakarta Pusat tahun anggaran 2020 antara lain:
N o .
SASARAN KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA
TARG ET
1 .
Penyelenggar aan
Penegakan Hukum Keimigrasian
Jumlah Penyelengg araan Penegakan Hukum Keimigrasia n
154 LHK
2 .
Penyelenggar aan
Pelayanan Keimigrasian
Jumlah Penyelengg araan Pelayanan Keimigrasia n
317.3 26 Doku
men
3 .
Terselenggara nya Layanan Dukungan Manajemen Satker
Jumlah Layanan Dukungan Manajemen Satker
1 Layan
an
4 .
Terselenggara nya Layanan Perkantoran
Jumlah Layanan Perkantoran
1 Layan
an
Berdasarkan skala pengukuran pencapaian dapat disimpulkan bahwa Capaian
Kinerja Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Jakarta Pusat pada tingkat 93.99 % pada tahun 2018.
Adapun penyerapan anggaran sampai dengan bulan Desember 2017 mencapai
96.72% dari anggaran yang disediakan dalam Daftar Isian Pengguna Anggaran (DIPA) Tahun Anggaran 2017. Sedangkan penyerapan anggaran pada tahun 2018 sebesar 99.09 %, jadi
diketahui adanya peningkatan sebesar 2.37 % penyerapan anggaran pada DIPA Tahun Anggaran 2018.
Pencapaian kinerja tahun 2020 tidak mutlak sepenuhnya dinilai dari penyerapan anggaran (anggaran berbasis kinerja/ performance based budget), namun juga harus dilihat dari besarnya pelayanan prima yang telah diberikan untuk kepuasan publik di bidang keimigrasian serta yang terpenting adalah tekad dan motivasi serta integritas untuk memperbaiki kinerja di masa yang akan datang demi tercapainya visi dan misi Kementerian Hukum dan HAM RI.
Demikian penyampaian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Jakarta Pusat. Semoga dapat bermanfaat bagi para pihak yang terkait dengan penggunaan informasi dan data yang memuat dalam laporan ini.
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebagai usaha mewujudkan penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme yang merupakan bentuk reformasi birokrasi dan tercapainya tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance) maka diperlukan adanya pertanggungjawaban dari penyelenggara negara yang dilaporkan pada setiap akhir tahun anggaran dalam suatu laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah.
Laporan tersebut juga merupakan penilaian atas akuntabilitas, responsibilitas, dan kinerja instansi pemerintah, serta kualitas laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah itu sendiri setelah melalui proses evaluasi yang dilakukan secara intensif dan berkelanjutan.
Laporan Kinerja instansi pemerintah disusun secara sistematik dan melembaga.
Laporan Kinerja memuat pertanggungjawaban keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan melalui sistem pertanggungjawaban secara periodik. Evaluasi laporan kinerja adalah kegiatan analisis kritis, penilaian yang sistematis, pemberian atribut, pengenalan permasalahan, serta pemberian solusi untuk tujuan peningkatan kinerja dan akuntabilitas instansi pemerintah. Laporan Kinerja adalah ikhtisar yang menjelaskan secara ringkas dan lengkap tentang capaian keberhasilan kinerja pelaksanaan program/kegiatan, didasarkan rencana kerja yang ditetapkan dalam rangka pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Hal ini mengacu pada Peraturan Pemerintah No.8/2006 Tentang Pelaporan Keuangan dan dan Kinerja Instansi Pemerintah Bab II Pasal 2 yang menyatakan:
“Dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD, setiap Entitas Pelaporan wajib menyusun dan menyajikan:
a. Laporan Keuangan; dan b. Laporan Kinerja “
Selain itu menurut Undang Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara , Laporan Keuangan Pemerintah Pusat / Negara disertakan atau dilampirkan informasi tambahan mengenai Kinerja Instansi Pemerintah, yakni prestasi yang berhasil dicapai oleh Pengguna Anggaran sehubungan dengan anggaran yang telah digunakan.
Pengungkapan informasi tentang kinerja ini adalah relevan dengan perubahan paradigma penganggaran pemerintah yang ditetapkan dengan mengidentifikasikan secara jelas keluaran (output) dari setiap kegiatan dan hasil (outcome) dari setiap program.
Untuk keperluan tersebut, perlu disusun suatu sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah yang terintegrasi dan Sistem Perencanaan Strategis, Sistem Penganggaran, dan Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual.
Dalam rangka memperkuat akuntabilitas pengelolaan anggaran dan perbendaharaan, setiap pejabat yang menyajikan Laporan Keuangan diharuskan memberi pernyataan tanggung jawab atas Laporan Keuangan yang bersangkutan yang telah disusun berdasarkan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) yang memadai dan informasi yang termuat pada Laporan Keuangan telah disajikan sesuai Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual (SAIBA).
Laporan Kinerja juga menunjukkan efektivitas dan efisiensi kinerja dalam pelaksanaan anggaran berbasis kinerja.
Berdasarkan Rencana Strategis tersebut maka Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Jakarta Pusat merupakan salah satu Satuan Kerja dibawah Kementerian Hukum dan HAM wajib membuat Laporan Keuangan Penggunaan Anggaran dan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah pada setiap akhir tahun yang merupakan hasil evaluasi dan laporan semester dan tahunan mengenai pencapaian program dan kegiatan.
Laporan Kinerja Kantor Imigrasi Jakarta Pusat disampaikan kepada Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Jakarta Pusat untuk direkapitulasi bersama Satuan Kerja lainnya dibawah koordinasi Divisi Keimigrasian pada Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Jakarta Pusat dan diserahkan pihak Kanwil ke Sekretariat Jenderal Kementerian Hukum dan HAM RI.
Selanjutnya Laporan Kinerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia yang merupakan gabungan akan dikirim ke Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara (KEMENPAN) untuk dinilai bersama Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah mengarahkan bahwa pelaksanaan pemerintahan harus berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab.
Pelaksanaan lebih lanjut didasarkan atas Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Repulik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dan Perjanjian Kinerja.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah adalah Dokumen yang berisi gambaran, perwujudan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) yang disusun dan disampaikan secara sistematik dan melembaga sedangkan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang selanjutnya disingkat AKIP adalah perwujudan kewajiban suatu Intansi Pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan / kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara periodik. Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Jakarta Pusat Tahun 2018 pada dasarnya dilatarbelakangi oleh tekad dan kesungguhan untuk melaksanakan tugas yang ditetapkan dalam ketentuan perundang-undangan yang ada serta ikut memenuhi tuntutan kebijakan, program, kegiatan yang didasarkan pada visi, misi, tujuan dan sasaran sebagaimana telah ditetapkan. sebagai acuan dalam penyelenggaraan pembangunan di Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Jakarta Pusat.
Untuk mencapai akuntabilitas instansi Pemerintah yang baik, Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Jakarta Pusat, dituntut selalu melakukan pembenahan kinerja.
Pembenahan kinerja diharapkan mampu meningkatkan peran serta tugas dan fungsi Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Jakarta Pusat sebagai perpanjangan tangan dari Kantor Wilayah dan Kementerian Hukum dan HAM RI di Pusat.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Jakarta Pusat diwajibkan untuk menyusun Laporan Kinerja Tahun Anggaran 2019 dan Perjanjian Kinerja Tahun Anggaran 2020.
B. SELAYANG PANDANG KANTOR IMIGRASI KELAS I NON TPI JAKARTA PUSAT
Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Jakarta Pusat adalah Unit Pelaksana Teknis di bidang keimigrasian di lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia yang berada dibawah dan bertangggung jawab kepada Kepala Kantor Wilayah.
Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Jakarta Pusat sebagai salah satu Kantor Imigrasi yang berada pada pusat wilayah Ibukota merupakan salah satu faktor kunci dalam pelaksanaan pelayanan dan pengawasan keimigrasian di DKI Jakarta. Peran strategis ini adalah suatu tanggungjawab yang harus dioptimalkan hasilnya karena karateristik wilayah kerja Kantor Imigrasi Non TPI Jakarta Pusat yang cukup kompleks permasalahannya. Dalam melaksanakan tugas dan fungsi Kantor Imigrasi, Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Jakarta Pusat mempunyai komposisi kependudukan yang cukup beragam dengan jumlah yang cukup signifikan. Saat ini penduduk di wilayah Jakarta Pusat ada sekitar 1 (satu) juta orang. Meskipun jumlah tersebut relatif lebih sedikit dari wilayah lain di Jakarta namun kegiatan yang dilakukan di wilayah ini sangat beragam.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor:
M.03-PR.07.04 Tahun 1991 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Imigrasi sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor: M.14.PR.07.04 Tahun 2003 Tentang Perubahan Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor: M.03-PR.07.04 Tahun 1991; wilayah kerja Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Jakarta Pusat meliputi wilayah Kota Administratif Jakarta Pusat yang meliputi 8 (delapan) Kecamatan antara lain: Kecamatan Tanah Abang, Menteng, Senen, Johar Baru, Cempaka Putih, Kemayoran, Sawah Besar dan Gambir.
C. ANALISA ATAS EFISIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA 1. Kondisi Sumber Daya Manusia
Pada akhir bulan November 2018 Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Jakarta Pusat memilki Sumber Daya Manusia sebanyak 104 Orang pegawai dengan rincian sebagai berikut :
NO GOLONGAN
PANGKAT TEKNIS NON TEKNIS STRUKTURAL NON
STRUKTURAL JUMLAH
A B C D LK PR LK PR LK PR LK PR
1 IV 3 - - - 1 - 1 1 2 1 - - -
2 III 18 43 15 5 47 20 6 5 11 3 42 23 -
3 II 1
- 16 - 12 3 3 2 - - 14 5 -
4 I -
JUMLAH 22 43 31 5 60 23 10 8 13 4 56 28 -
Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenis kelamin, Pangkat dan Jabatan pegawai (JFU/JFT) Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Jakarta Pusat
Jenis
Kelamin Pangkat/Golongan Ruang Pejabat Eselon
I/a I/b I/c I/d II/a II/b II/c II/d III/a III/b III/c III/d IV/a IV/b IV/c IV/d IV/e II.a II.b III.a III.b IV.a IV.b V
L - - - - 1 - 11 - 15 26 11 4 2 - - - - - - 1 - 5 - 7
P - - - - - - 4 - 4 17 4 1 1 - - - - - - - - - - 4
Total - - - - 1 - 15 - 19 43 15 5 3 - - - - - - 1 - 5 - 11
Jumlah Pegawai berdasarkan Jabatan Pegawai (JFU/JFT)
NO. NAMA JABATAN/JFU/JFT JUMLAH PEGAWAI
1 Kepala Unit Pelaksana Teknis 1 Orang
2 Kepala Sub Bagian Tata Usaha 1 Orang
3 Kepala Seksi Izin Tinggal dan Status Keimigrasian 1 Orang
4 Kepala Seksi Pelayanan dan Verifikasi Dokumen Perjalanan 1 Orang
5 Kepala Seksi Intelejen dan Penindakan Keimigrasian 1 Orang
6 Kepala Seksi Teknologi Informasi dan Komunikasi Keimigrasian 1 Orang
7 Kepala Urusan Keuangan 1 Orang
8 Kepala Urusan Kepegawaian 1 Orang
9 Kepala Urusan Umum 1 Orang
10 Kepala Sub Seksi Teknologi Informasi Keimigrasian 1 Orang
11 Kepala Sub Seksi Teknologi Informasi dan Komunikasi Keimigrasian 1 Orang
12 Kepala Sub Seksi Pelayanan Dokumen Perjalanan 1 Orang
13 Kepala Sub Seksi Pelayanan dan Verifikasi Dokumen Perjalanan 1 Orang
14 Kepala Sub Seksi Izin Tinggal Keimigrasian 1 Orang
15 Kepala Sub Seksi Status Keimigrasian 1 Orang
16 Kepala Sub Seksi Intelejen Keimigrasian 1 Orang
17 Kepala Sub Seksi Penindakan Keimigrasian 1 Orang
18 Pengelola BMN 3 Orang
19 Sekretaris Pemimpin 2 Orang
20 Analis Keimigrasian Pertama 7 Orang
21 Analis Keimigrasian Muda 2 Orang
22 Pemeriksa Keimigrasian 4 Orang
23 Penatausahaan 2 Orang
24 Bendahara Pengeluaran 1 Orang
25 Penyusun Rencana Kerja dan Anggaran 1 Orang
26 Pengelola Keuangan 3 Orang
27 Penyusun Laporan Keuangan 1 Orang
28 Pengelola Data Kepegawaian 1 Orang
29 Pengelola Arsip Kepegawaian 1 Orang
30 Pengelola Data Keimigrasian 54 Orang
31 Penyusun Hasil Laporan dan Evaluasi 2 Orang
JUMLAH 101 Orang
Jumlah Pegawai berdasarkan Pendidikan dan Agama
Jenis
Kelamin Pendidikan Agama
SD SLTP SLTA DI DII DIII DIV/S1 S2 S3 Islam Katolik Protestan Hindu Budha Lainnya
L - - 25 - - 11 22 11 - 61 8 1 - -
P - - 12 - - 5 11 4 - 21 1 5 1 - -
Total - - 37 - - 16 33 15 - 82 1 16 2 - -
2. Analisa atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Manusia
Dibutuhkan subsidi pegawai karena sebanyak 6 pegawai pensiun selama tahun 2018 dan 2 pegawai akan pensiun pada tahun 2019 Saat ini di setiap seksi sangat kekurangan pegawai, satu pegawai dapat mengerjakan beberapa pekerjaan sekaligus, mengakibatkan terlambatnya pelayanan keimigrasian.
Bagian Tata Usaha
Kurangnya pegawai pada bagian kepegawaian sehingga ada beberapa pekerjaan yang tidak terkoordinir.
Bagian Pelayanan dan Verifikasi Dokumen Perjalanan
Beban kerja tidak sesuai dengan jumlah pegawai, akibatnya satu pegawai harus mengerjakan beberapa pekerjaan dan pegawai sering bekerja sampai malam untuk menyelesaikan pekerjaan.
Bagian Izin Tinggal dan Status Keimigrasian
Beban kerja tidak sesuai dengan jumlah pegawai, akibatnya pegawai sering bekerja sampai malam untuk menyelesaikan pekerjaan. Kemudian kurangnya Kualitas pegawai dalam memberikan pelayanan yang ramah dan optimal.
Bagian Intelijen dan Penindakan Keimigrasian
Beban kerja tidak sesuai dengan jumlah pegawai, akibatnya satu pegawai harus mengerjakan beberapa pekerjaan
Bagian Teknologi Informasi dan Komunikasi Keimigrasian
Kuantitas pegawai di seksi Informasi dan Komunikasi Keimigrasian masih kurang, kemudian Kualitas sebagian pegawai dirasa masih rendah, perlu diikutsertakan dalam pendidikan dan pelatihan dalam bidangnya.
3. Analisa atas Efisiensi Penggunaan Sarana/ Prasarana
- Sarana prasarana yang ada di Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Jakarta Pusat dinilai sudah memadai dilihat dari setiap operator ataupun semua petugas yang mempunyai tugas krusial disetiap bagian sudah memiliki perangkat yang dibutuhkan seperti ATK, printer, computer/laptop, maupun sarana prasana pendukung lainnya.
- Untuk kedepannya Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Jakarta Pusat membutuhkan pembaharuan pada sarana prasarana seperti personal computer / laptop, peralatan elektronik lainnya yang sudah tidak layak pakai serta perbaikan sarana sosial untuk kepentingan umum.
- Permasalahan yang dihadapi oleh Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Jakarta terkait dengan anggaran pemeliharaan sarana dan prasarana, khususnya terkait dengan peralatan mesin yang dibeli menggunakan DIPA lain diluar DIPA Setjen yang menurut peraturan BMN nya harus di transfer ke DIPA Setjen. Sedangkan pada anggaran pemeliharaan DIPA Setjen tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan pemeliharaan peralatan dan mesin secara keseluruhan.
Solusi yang diambil oleh Kementerian Hukum dan HAM Kanwil DKI Jakarta adalah menganggarkan pemeliharanaan peralatan dan mesin sesuai kebutuhan pada anggaran tahun berikutnya.
D. TUGAS DAN FUNGSI ORGANISASI
Secara umum tugas pokok dan fungsi Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Jakarta Pusat sesuai dengan Keputusan Menteri Hukum dan HAM RI No. M.01-PR.07.04 Tahun 2006 Tanggal 10 Mei 2006 adalah melaksanakan sebagian tugas pokok Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI dalam bidang keimigrasian di wilayah Kotamadya Jakarta Pusat. Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Jakarta Pusat merupakan instansi vertikal yang berada dibawah Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Jakarta Pusat. Adapun tugas pokok dan fungsi Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Jakarta Pusat dapat diuraikan sebagai berikut:
TUGAS FUNGSI
Melaksanakan sebagian tugas pokok dan fungsi Kementerian hukum dan HAM dibidang
keimigrasian diwilayah
bersangkutan
Melaksanakan tugas keimigrasian dibidang informasi dan sarana komunikasi keimigrasian
Melaksanakan tugas keimigrasian dibidang lalu lintas keimigrasian
Melaksanakan tugas keimigrasian dibidang status keimigrasian
Melaksanakan tugas keimigrasian dibidang pengawasan dan penindakan keimigrasian
E. STRUKTUR ORGANISASI
F. UNIT PELAKSANA TEKNIS
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Jakarta Pusat mempunyai struktur organisasi meliputi :
STRUKTUR ORGANISASI FUNGSI
Sub Bagian Tata Usaha Melakukan urusan kepegawaian, keuangan, surat menyurat, perlengkapan dan rumah tangga
Seksi Teknologi Informasi dan Komunikasi Keimigrasian
Melakukan pengumpulan, penelaahan, analisis data, evaluasi, penyajian informasi dan penyebarannya untuk penyelidikan keimigrasian; melakukan pemeliharaan, pengamanan dokumentasi keimigrasian dan penggunaan serta pemeliharaan sarana komunikasi
Seksi Pelayanan dan Verifikasi Dokumen Perjalanan
Melakukan pemberian perizinan dibidang lintas batas, izin masuk/ keluar dan fasilitas keimigrasian; melakukan pemberian dokumen perjalanan, izin berangkat dan izin kembali
Seksi Izin Tinggal dan Status Keimigrasian
Melakukan penentuan status keimigrasian bagi orang asing yang berada di Indonesia; melakukan penelitian terhadap kebenaran bukti-bukti kewarganegaraan seseorang mengenai mengenai status kewarganegaraan
Seksi Intelijen dan Penindakan Keimigrasian
Melakukan pemantauan terhadap pelanggaran perizinan keimigrasian dan mengadakan kerjasama antar instansi dibidang pengawasan orang asing; melakukan penyidikan dan penindakan terhadap pelanggaran keimigrasian
G. PERMASALAHAN YANG DIHADAPI DAN CAPAIAN KINERJA TAHUN 2020
Permasalahan / hambatan dan capaian pelaksanaan Tugas dan Fungsi Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Jakarta Pusat antara lain :
SUB TATA USAHA PERMASALAHAN 1. Kepegawaian
- Kekurangan SDM untuk penempatan di fasilitatif khusunya di bidang IT.
- Masih terdapat pegawai yang memiliki pola pikir (mind set) yang kurang luas (masih menggunakan pola pikir lama) sehingga sulit untuk diajak berkembang dan maju sehubungan dengan faktor usia, yaitu para pegawai yang senior.
- Setelah adanya Orta baru, sebagian pegawai (Bagian YANFERDOKLAN) mengalami kesulitan dalam melakukan pengisian Jurnal Harian pada aplikasi SIMPEG dan integritasi asbensi pada HP android karena adanya pemindahan pegawai secara langsung di bagian Verifikasi dan Adjudikasi Dokumen Perjalanan.
- Diluar tugas rutinitas masih ada tugas atau beban lain yang harus dikerjakan dalam rangka menuju WBK/WBBM sehingga pekerjaan inti menjadi sedikit terhambat.
2. Keuangan
- Masih kurangnya pemahaman untuk melakukan penarikan dana hal 3 DIPA.
- Adanya penyesuaian operator baru untuk RKAKL dan SAIBA
- Kurangnya pegawai untuk membantu dalam hal Bendahara Gaji dan Remun.
SOLUSI
1. Kepegawaian
- Untuk sementara masih mengkaryakan PPNPN untuk membantu kegiatan fasilitatif.
- Melakukan pengarahan dan pembinaan secara terus menerus demi kebaikan bersama.
- Melaporkan kendala yang ada kepada SEKJEN melalui surat resmi untuk dilakukan.
2. Keuangan
- Mencari waktu senggang agar operator yang lama memberikan bimbingan dan arahan kepada operator baru sehingga operator baru dapat belajar dari operator lama
SEKSI PELAYANAN DAN VERIFIKASI DOKUMEN PERJALANAN PERMASALAHAN
- Penerapan aturan yang jelas untuk kelengkapan dokumen dan antrian prioritas yang beresiko terjadinya penumpukan antrian pemohon karena tuntutan masyarakat atas pelayanan yang lebih cepat.
- Banyaknya pengaduan terkait tata cara pendaftaran APAPO yang dinilai sulit, karena penggunaan system Antrian Permohonan Paspor yang menggunakan Aplikasi Pendaftaran Antrian Paspor Online (APAPO) yang disebabkan tuntutan masyarakat atas pelayanan yang lebih mudah sehingga antrian pemohon bisa dikontrol melalui kuota dan penyebarluasan informasi terkait berkas persyaratan permohonan paspor melalui media sosial (FB, Instagram, Twitter) dengan bekerja sama melalui Seksi Teknologi Informasi dan Komunikasi Keimigrasian.
SOLUSI
- Melakukan rapat internal untuk melakukan pengendalian terhadap antrian dan menyusun SOP yang jelas untuk kelengkapan dokumen permohonan paspor untuk prioritas.
- Melakukan perbaikan terhadap pelayanan antrian paspor online dengan meningkatkan pelayanan antrian online di Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Jakarta Pusat dengan menjelaskan dan memberi informasi tata cara pendaftaran melalui aplikasi APAPO kepada masyarakat yang bertanya lansung di Kantor.
SEKSI IZIN TINGGAL DAN STATUS KEIMIGRASIAN PERMASALAHAN :
- Adanya perbedaan pendapat antar anggota rapat koordinasi mengenai Izin Tinggal dan Status Keimigrasian karena adanya perbedaan pemahaman tentang Teknis Pelayanan Izin Tinggal.
- Maraknya alih jabatan ITAS penanaman modal karena kemudahan berinvestasi di Indonesia.
- Secara umum sering terjadi gangguan sistem pelayanan sehingga tidak dapat melayani dengan maksimal, sehingga untuk mengatasi komplain dilakukan penyampaian informasi berkala dan selalu berkoordinasi dengan pusat.
SOLUSI :
-Koordinasi dengan instansi terkait
-Mengadakan sosialisasi (RDK) tentang fenomena alih jabatan pemegang ITAS -Perlu dilakukan perbaikan pada kesisteman;
Sudah dikirim surat ke Kantor Wilayah Kemenkumham DKI Jakarta perihal permintaan penambahan pegawai.
SEKSI INTELIJEN DAN PENINDAKAN KEIMIGRASIAN PERMASALAHAN BIDANG WASDAKIM :
Ancaman gangguan keamanan dan ketertiban karena adanya orang asing yang mempunyai KTP WNI dan adanya data fiktif tentang orang asing.
SOLUSI :
-Koordinasi dengan pihak terkait pengecekan lapangan, Alih Status dan Mutasi Alamat.
-Mengadakan Rapat Timpora
SEKSI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI KEIMIGRASIAN PERMASALAHAN
- Adanya rasa ketidak puasan dalam diri masyarakat yang terus menerus berkelanjutan yang disebabkan oleh terbatasnya kemampuan para petugas dalam menyampaikan informasi dengan baik kepada masyarakat.
- Terhentinya pelayanan yang dilakukan pada Kantor Imigrasi dikarenakan server pelayanan yang ada mengalami gangguan (mati).
- Hilangnya data pemohon yang terjadi akibat dari kerusakan arsip – arsip yang ada baik karena bencana alam maupun human error.
SOLUSI
- Melakukan penangan secara maksimal dengan cara meningkatkan kemampuan para petugas dalam hal menghadapi pengaduan masyarakat dengan baik.
- Melakukan pengaturan suhu pada ruang server agar suhu yang ada tetap terjaga dan stabil serta melakukan pemeliharaan server dan UPS secara berkala dan rutin.
- Membangun ruang arsip yang lebih aman seperti aman banjir dan melakukan penyusunan arsip pada rak khusus agar lebih tertata rapih serta menerapkan larangan merokok pada ruang arsip untuk menghindari hal- hal yang tidak diinginkan.
H. MAKSUD DAN TUJUAN
Laporan kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran.
Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan laporan kinerja adalah
pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan (disclosure) secara memadai hasil analisis terhadap pengukuran kinerja.
Tujuan Laporan Kinerja
Tujuan Laporan kinerja adalah untuk memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandat atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai.
Laporan Kinerja juga sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi instansi pemerintah untuk meningkatkan kinerjanya.
I. LANDASAN HUKUM
• Undang-undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara
• Undang-undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
• Undang-undang Nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara
• Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
• Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
• Instruksi Presiden Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
• Keputusan Kepala LAN Nomor 589/1X/6/Y/99 tentang Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
• Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 239/1X/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah
• Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi
• Surat Edaran Menteri PAN Nomor SE-31/M.PAN/XII/ 2004 tentang Penetapan Kinerja.
• KepMenPAN No. 135 Tahun 2004 tentang Pedoman Umum
Evaluasi Akuntabilitas Kinerja.
• Peraturan Menteri Negara PAN Nomor: PER/09/M.PAN/5/2007 tanggal 31 mei 2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di
Lingkungan Instansi Pemerintah.
• Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 Tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia,
• Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/01/M.PAN/01/ 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Pendayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
• Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 13 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Tahun 2010
• Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
• Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/20/M.PAN/11/ 2008 tentang Pedoman Penyusunan Indikator Kinerja Utama Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara.
J. SISTEMATIKA LAPORAN
Sistematika penulisan Laporan Kinerja pada Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Jakarta Pusat adalah sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan : pada bagian ini menjelaskan tentang latar belakang, selayang pandang, kondisi sumber daya manusia, tugas dan fungsi organisasi, unit pelaksana teknis, permasalahan yang dihadapi dan capaian kinerja Tahun 2018, maksud dan tujuan, landasan hukum, serta sistematika laporan.
BAB II Perencanaan Kinerja dan Perjanjian Kinerja : pada bagian ini dijelaskan mengenai perencanaan strategis tahun 2015 - 2019 dan Perjanjian Kinerja Tahun 2019.
BAB III Akuntabilitas Kinerja : Pada bagian ini disajikan pengukuran kinerja (perbandingan antara target dan reaslisasi kinerja) dan analisis akuntabilitas kinerja keuangan (pencapaian sasaran-sasaran organisasi dengan pengungkapan dan penyajian dari hasil-hasil pengukuran kinerja).
BAB IV Penutup : Pada bagian ini disajikan kesimpulan mengenai Capaian Kinerja Tahun 2019, dan saran atau rencana tahun yang akan datang.
BAB II
PERENCANAAN KINERJA DAN PERJANJIAN KINERJA
Sebagai tindak lanjut Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, maka Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Jakarta Pusat telah menyusun Rencana Strategis tahun 2015-2019 yang merupakan penjabaran visi dan misi Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Jakarta Pusat yang berisi tujuan, sasaran dan kebijakan, program, kegiatan Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Jakarta Pusat untuk periode lima tahun dan menyusun Rencana Kinerja Tahunan untuk periode satu tahun.
A. PERENCANAAN STRATEGIS TAHUN 2015 – 2020
Rencana Strategis merupakan penetapan proses penyusunan rencana kinerja sebagai penjabaran dari sasaran dan program, yang akan dilaksanakan oleh instansi pemerintah melalui berbagai kegiatan tahunan. Di dalam rencana strategis ditetapkan rencana capaian kinerja tahunan untuk seluruh substanti kinerja yang ada pada tingkat sasaran dan kegiatan.
Penyusunan kebijakan dan anggaran mengacu pada Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Nomor 9 TAHUN 2016 tentang Perubahan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Nomor 7 TAHUN 2015 Rencana Strategis Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Tahun 2015-2019. Sasaran Kinerja pada tingkat Rencana Strategis akan menjadi tolak ukur dalam mengukur keberhasilan organisasi di dalam pencapaian visi misi, yaitu :
Visi :
Masyarakat memperoleh kepastian hukum Misi :
1. Mewujudkan peraturan perundang-undangan yang melindungi kepentingan nasional;
2. Mewujudkan pelayanan hukum sesuai dengan asas penyelenggaraan pelayanan publik;
3. Mewujudkan penegakan hukum yang menjadi pendorong inovasi, kreatifitas, dan pertumbuhan ekonomi nasional;
4. Mewujudkan penghormatan, perlindungan dan pemenuhan Hak Asasi Manusia yang berkelanjutan.
Didalam Rencana Strategis Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Tahun 2015-2019 terdapat sasaran Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan yang akan dihasilkan. Sasaran program menjadi tolak ukur dalam penyusunan kegiatan, maka sasaran harus menggambarkan hal-hal yang ingin dicapai melalui tindakan yang bersifat spesifik, terinci, dapat diukur dan dapat dicapai.
Rencana Strategis yang meliputi berbagai komponen tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
Sasaran Kegiatan Indikator Output (Kegiatan)
Target
2015 2016 2017 2018 2019
Meningkatnya Pelayanan Keimigrasian
Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap layanan
Keimigrasian
7.1 7.2 7.3 7.4
Meningkatnya Pengawasan Keimigrasian yang Dilakukan oleh UPT Imigrasi
Jumlah Laporan Hasil Kegiatan Pengawasan Keimigrasian Sesuai Ketentuan
24 LHK 44 LHK 754 LHK 205 LHK 192 LHK
Meningkatnya Penerbitan Dokumen Keimigrasian bagi Orang Asing
Jumlah Penerbitan Dokumen Keimigrasian Bagi Orang Asing yang Sesuai Ketentuan dari Pemohon yang Masuk
12 DOKUMEN
115.000 DOKUMEN
73.000 DOKUMEN
73.000 DOKUMEN
73.001 DOKUMEN
Penerbitan Dokumen Keimigrasian bagi WNI
Jumlah Penerbitan Dokumen Keimigrasian bagi WNI yang
12 DOKUMEN
95.010 DOKUMEN
89.954 DOKUMEN
89.954 DOKUMEN
90.639 DOKUMEN sesuai Ketentuan dari
Pemohon Yang Masuk
Layanan Informasi dan Komunikasi Keimigrasian
Jumlah Layanan Informasi dan Komunikasi Keimigrasian
12 DOKUMEN
12 DOKUMEN
4 LAYANAN 4 LAYANAN 4 LAYANAN
Meningkatnya Pemberian Tindakan Administrasi Keimigrasian Sesuai Ketentuan
Jumlah Deteni Pelanggar Keimigrasian Yang Ditangani Sesuai Ketentuan
12 ORANG 24 ORANG 420 ORANG 20 ORANG 459 ORANG
Meningkatnya Penyidikan Keimigrasian yang Dilakukan Oleh UPT Imigrasi
Jumlah Laporan Hasil Kegiatan Penindakan Keimigrasian Sesuai Ketentuan
12 LHK 3 LHK 12 LHK 4 LHK 3 LHK
Terselenggaranya Layanan Dukungan Manajemen Eselon I
Jumlah Layanan
Penyelenggaraan Kegiatan Bidang Fasilitatif Keimigrasian
12 DOKUMEN
12 DOKUMEN
1 lAYANAN 1 lAYANAN 1 LAYANAN
Terselenggaranya Layanan Perkantoran
Jumlah Layanan Perkantoran 12 BULAN LAYANAN
12 BULAN LAYANAN
12 BULAN 1 LAYANAN 1 LAYANAN
1. VISI, MISI DAN TATA NILAI
Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Jakarta Pusat adalah instansi vertikal Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, berkedudukan di provinsi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Hukum dan HAM RI. Oleh karena itu, sebagai perpanjangan tangan Kementerian Hukum dan HAM RI di wilayah, maka Kanwil Kementerian Hukum dan HAM DKI Jakarta mendukung dan melaksanakan visi dan misi Kementerian Hukum dan HAM RI Tahun 2015 – 2019 yaitu :
Visi merupakan keinginan ideal dan pencapaiannya bersifat jangka panjang, maka untuk merealisasikannya dibutuhkan misi. Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Jakarta Pusat juga mendukung dan melaksanakan misi Kementerian Hukum dan HAM RI yaitu : 1. Mewujudkan peraturan perundang-undangan yang melindungi kepentingan nasional;
2. Mewujudkan pelayanan hukum sesuai dengan asas penyelenggaraan pelayanan publik;
3. Mewujudkan penegakan hukum yang menjadi pendorong inovasi, kreatifitas, dan pertumbuhan ekonomi nasional;
4. Mewujudkan penghormatan, perlindungan dan pemenuhan Hak Asasi Manusia yang berkelanjutan.
Pernyataan visi, misi dan tujuan perlu didukung oleh penerapan tata nilai yang memberi arah bagi seluruh pegawai dalam bersikap dan berperilaku ketika menjalankan tugas dan fungsinya. Tata nilai tersebut juga akan menyatukan hati dan pikiran dalam usaha mewujudkan seluruh program yang telah direncanakan. Untuk itu, Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Jakarta Pusat telah mengidentifikasi nilai-nilai yang harus dimiliki oleh setiap pegawai (personal values), diterapkan dalam melaksanakan pengelolaan proses
“ Masyarakat memperoleh kepastian hukum ”
pelayanan prima (process values), dan dikembangkan oleh setiap pimpinan unit kerja pada Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Jakarta Pusat (leadership values).
Tata Nilai yang bersumber dari Kementerian Hukum dan HAM RI ini perlu dikembangkan dalam diri setiap pegawai Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Jakarta Pusat dalam rangka mencapai keunggulan. Tata Nilai tersebut antara lain :
1. Profesional, Aparat Kementerian Hukum dan HAM adalah aparat yang bekerja keras untuk mencapai tujuan organisasi melalui penguasaan bidang tugasnya, menjunjung tinggi etika dan integritas profesi.
2. Akuntabel, Setiap kegiatan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat sesuai dengan ketentuan atau peraturan yang berlaku.
3. Sinergi, Komitmen untuk membangun dan memastikan hubungan kerjasama yang produktif serta kemitraan yang harmonis dengan para pemangku kepentingan untuk menemukan dan melaksanakan solusi terbaik, bermanfaat dan berkualitas.
4. Transparan, Kementerian Hukum dan HAM menjamin akses atau kebebasan bagi setiap orang untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan pemerintahan, yakni informasi tentang kebijakan, proses pembuatan dan pelaksanaannya, serta hasil-hasil yang dicapai.
5. Inovatif, Kementerian Hukum dan HAM mendukung kreativitas dan mengembangkan inisiatif untuk selalu melakukan pembaharuan dalam penyelenggaraan tugas dan fungsinya.
2. TUJUAN
Dalam penyusunan rencana strategis tujuan adalah kondisi yang akan atau harus dicapai dalam kurun waktu tertentu sesuai dengan apa yang telah dibayangkan
sebelumnya baik dalam konteks Visi terutama dalam perspektif misi organisasi. Tujuan akan menjadi acuan dalam perumusan sasaran, kebijakan, program dan kegiatan. Sesuai dengan misi yang telah dirumuskan dikaitkan dengan analisis strategis maka tujuan yang akan dicapai oleh Kementerian Hukum dan HAM RI adalah;
Hubungan Antara Misi dan Tujuan
No. Misi Tujuan
1
Mewujudkan peraturan perundang-undangan yang melindungi kepentingan nasional,
Terwujudnya peraturan perundangundangan yang melindungi kepentingan nasional melalui proses pembentukan peraturan perundang-undangan yang akurat, terkini dan terharmonisasi,
2
Mewujudkan pelayanan hukum sesuai dengan asas
penyelenggaraan pelayanan publik,
Terwujudnya pelayanan hukum yang sesuai dengan asas penyelenggaraan pelayanan publik, melalui peningkatan pengawasan dan pengelolaan layanan di bidang
pemasyarakatan, keimigrasian, kekayaan intelektual dan administrasi hukum umum,
3
Mewujudkan penegakan hukum yang menjadi
pendorong inovasi, kreatifitas, dan pertumbuhan ekonomi nasional,
Terwujudnya penegakan hukum yang menjadi pendorong inovasi, kreatifitas, dan pertumbuhan ekonomi nasional dengan penegakan hukum yang tidak diskriminatif serta apparat penegak hukum yang
professional,
4
Mewujudkan penghormatan, perlindungan dan pemenuhan Hak Asasi Manusia yang berkelanjutan.
Terwujudnya penghormatan, perlindungan dan pemenuhan Hak Asasi Manusia serta budaya hukum yang berkelanjutan,
5 Terwujudnya manajemen organisasi yang
akuntabel dengan penyelenggaraan
reformasi birokrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia yang professional.
3. SASARAN STRATEGIS
Didalam Rencana Strategis Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Tahun 2015-2019 terdapat sasaran Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan yang akan dihasilkan. Sasaran memberikan fokus pada penyusunan kegiatan, maka sasaran harus menggambarkan hal-hal yang ingin dicapai melalui tindakan yang bersifat spesifik, terinci, dapat diukur dan dapat dicapai.
Sasaran Strategis pembangunan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Tahun 2015-2019, antara lain:
No. Tujuan Sasaran Strategis
1
Terwujudnya peraturan perundang- undangan yang melindungi
kepentingan nasional melalui proses pembentukan peraturan perundang-undangan
yang akurat, terkini dan terharmonisasi,
Terbentuknya peraturan
perundangundangan yang berkeadilan, bermanfaat dan berkepastian hukum,
2
Terwujudnya pelayanan hukum yang sesuai dengan asas
penyelenggaraan pelayanan publik, melalui peningkatan pengawasan dan pengelolaan layanan di bidang pemasyarakatan, keimigrasian, kekayaan intelektual dan administrasi hukum umum,
Meningkatnya kualitas layanan hukum yang mudah, cepat, dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat,
3
Terwujudnya penegakan hukum yang menjadi pendorong inovasi, kreatifitas, dan pertumbuhan ekonomi nasional dengan penegakan hukum yang tidak diskriminatif serta apparat penegak hukum yang professional,
Terselenggaranya penegakan hukum di bidang Keimigrasian, Pemasyarakatan, Kekayaan Intelektual yang menjamin kepastian hukum bagi masyarakat,
4
Terwujudnya penghormatan, perlindungan dan pemenuhan Hak Asasi Manusia serta budaya hukum yang berkelanjutan,
Terimplementasikannya kebijakan nasional yang mendorong terwujudnya Penghormatan, perlindungan dan pemenuhan Hak Asasi Manusia;
5
Terwujudnya manajemen organisasi yang akuntabel dengan
penyelenggaraan reformasi birokrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia yang
professional.
Meningkatnya kualitas penyelenggaraan Reformasi Birokrasi Kementerian Hukum dan HAM RI.
4. PROGRAM DAN ANGGARAN
Berdasarkan sasaran strategis tersebut diatas, ditetapkan program-program Kementerian Hukum dan HAM RI Tahun 2015-2019. Sebanyak 10 (sepuluh) program yang akan dijalankan dalam rangka pencapaian tujuan sasaran yang terkait dimana Kantor Wilayah DKI Jakarta juga melaksanakan program-program dimaksud. Untuk mendukung ketercapaian sasaran sebagaimana tersebut diatas, Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Jakarta Pusat mengalokasikan anggaran pada tahun 2020 untuk masing-masing program dengan rincian sebagai berikut:
Program dan Alokasi Anggaran
Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Jakarta Pusat Tahun 2020
No. Program Nomor dan Tanggal
DIPA PAGU SEMULA
PAGU ANGGARAN SETELAH REVISI
TERAKHIR
1.
Program Peningkatan Pelayanan dan Penegakan Hukum Keimigrasian
DIPA-
013.06.2.407933/2020 Tanggal 12 November 2019
16.046.361.000 17.068.182.000
Implementasi Rencana Strategis Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia tahun 2015-2019 untuk tahun 2020 mencakup pelaksanaan berbagai kegiatan dan program Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Jakarta Pusat Untuk melaksanakan program tersebut telah disediakan anggaran awal Pagu DIPA Tahun Anggaran 2020 sebesar Rp.
16.046.361.000,- Sehubungan dengan adanya perubahan, Pagu anggaran setelah Revisi menjadi Rp 17.068.182.000,-
5. INDIKATOR KINERJA SASARAN
Indikator kinerja dalam hal ini diartikan sebagai ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu program atau kegiatan yang telah ditetapkan. Indikator-indikator tersebut secara langsung atau tidak langsung dapat mengindikasikan sejauh mana keberhasilan pencapaian sasaran. Setiap indikator kinerja sasaran disertai dengan rencana tingkat capaiannya (targetnya) masing-masing. Sasaran diupayakan untuk dapat dicapai dalam kurun waktu tertentu/tahunan secara berkesinambungan sejalan dengan tujuan yang ditetapkan dalam rencana strategis.
Proses penetapan indikator kinerja merupakan proses identifikasi, pengembangan, seleksi dan konsultasi tentang indikator kinerja atau ukuran kinerja atau ukuran keberhasilan kegiatan dan program-program instansi. Penetapan indikator kinerja program/sasaran dan kegiatan didasarkan pada perkiraan yang realistis dengan memperhatikan tujuan dan sasaran yang ditetapkan serta data pendukung yang harus diorganisir. Indikator kinerja dimaksud adalah: (1) spesifik dan jelas, (2) dapat diukur secara obyektif, (3) relevan dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai, dan (4) tidak bias.
Adapun indikator kinerja sasaran Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Jakarta Pusat Tahun 2015 – 2019 terlampir pada formulir perencanaan kinerja dibawah ini.
Program Peningkatan Pelayanan dan Penegakan Hukum Keimigrasian
SASARAN INDIKATOR KINERJA
TARGET 2020
Meningkatnya Pelayanan Keimigrasian
Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap layanan Keimigrasian 7.4
Terselenggaranya Penegakan Hukum Keimigrasian
Jumlah Laporan Hasil Kegiatan Penegakan Hukum Keimigrasian
131 LHK
Terselenggaranya Pelayanan Keimigrasian Jumlah Penerbitan Dokumen Pelayanan Keimigrasian 125.039 DOKUMEN
Terselenggaranya Layanan Dukungan Manajemen Satker
Jumlah Layanan Penyelenggaraan Kegiatan Bidang Fasilitatif Keimigrasian
1 LAYANAN
Terselenggaranya Layanan Perkantoran
Jumlah Layanan Perkantoran 1 LAYANAN
B. PERJANJIAN KINERJA KANTOR IMIGRASI KELAS I NON TPI JAKARTA PUSAT
Nilai target suatu perencanaan kinerja yang telah dibuat pada tabel sebelumnya, ditentukan oleh perjanjian kinerja yang telah dibuat berdasarkan rencana strategis Kementerian Hukum dan HAM RI Tahun 2015 – 2019.
Perjanjian Kinerja merupakan tekad dan janji rencana kinerja tahunan yang akan dicapai antara pimpinan unit kerja yang menerima amanah/ tanggung jawab/ kinerja pihak yang memberikan amanah/ tanggung jawab/ kinerja. Dengan demikian, perjanjian kinerja ini merupakan suatu janji kinerja yang akan diwujudkan oleh seorang pejabat penerima amanah kepada atasan langsungnya.
Perjanjian kinerja ini menggambarkan capaian kinerja yang akan diwujudkan oleh suatu unit kerja dalam suatu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelolanya. Dasar Hukum yang digunakan dalam penyusunan Perjanjian Kinerja yaitu :
➢ Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah;
➢ Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Nomor 9 TAHUN 2016 tentang Perubahan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Nomor 7 TAHUN 2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Tahun 2015-2019.
Tujuan Umum ditetapkannya perjanjian kinerja, antara lain :
• Intensifikasi pencegahan korupsi
• Peningkatan kualitas pelayanan publik
• Percepatan untuk mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparent dan akuntabel
Sedangkan tujuan khususnya antara lain :
• Meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur
• Sebagai wujud nyata komitmen antara penerima amanah dengan pemberi amanah
• Sebagai dasar penilaian keberhasilan/ kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi
• Menciptakan tolak ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur
• Sebagai dasar pemberian reward atau penghargaan dan sanksi
Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Jakarta Pusat di awal tahun membuat perjanjian kinerja Tahun 2018 disusun berdasarkan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Nomor 9 TAHUN 2016 tentang Perubahan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Nomor 7 TAHUN 2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Tahun 2015-2019. Adapun Perjanjian Kinerja Tahun 2020 adalah sebagai berikut :
Perjanjian Kinerja Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Jakarta Pusat yang dibuat pada awal tahun 2020 disusun berdasarkan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 7 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Hukum dan HAM 2015 - 2019.
Adapun rincian Perjanian Kinerja Tahun 2020 terlihat pada formulir (terlampir).
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
KANTOR IMIGRASI KELAS I NON TPI JAKARTA PUSAT
Akuntabilitas kinerja adalah perwujudan kewajiban suatu instansi untuk menyampaikan pertanggungjawaban atau untuk menjawab dan menerangkan kinerja atau tindakan seseorang/ badan hukum/ pimpinan kolektif organisasi secara transparan berkaitan dengan tingkat pencapaian sasaran ataupun tujuan sebagai penjabaran visi, misi, strategi organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau yang berwenang menerima pelaporan yang telah ditetapkan melalui sistem pertanggungjawaban secara periodik.
Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Jakarta Pusat merupakan instansi vertikal Kementerian Hukum dan HAM RI yang berkedudukan di Jakarta Pusat yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia DKI Jakarta dengan berdasarkan dari kebijakan Menteri Hukum dan HAM RI yaitu perundang- undangan yang berlaku. Dalam memberikan laporan pertangungjawaban atas tugas yang diberikan, Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Jakarta Pusat diwajibkan untuk menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah yang berpedoman peraturan yang berlaku.
Laporan Kinerja Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Jakarta Pusat Tahun Anggaran 2018 ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai tingkat Pencapaian Kinerja Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Jakarta Pusat yang telah dicapai maupun kegiatan yang belum berhasil/ terlaksana pada periode/ tahun tersebut.
A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
Untuk dapat menilai keberhasilan/ kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi dan misi Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Jakarta Pusat perlu dilakukan pengukuran kinerja.
Pengukuran kinerja adalah proses sistematis dan berkesinambungan untuk digunakan