• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENCATAT SISWA DI MTsN 3 AGAM SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "UPAYA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENCATAT SISWA DI MTsN 3 AGAM SKRIPSI"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENCATAT SISWA DI MTsN 3 AGAM

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (SI) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Jurusan Pendidikan Bimbingan dan Konseling

OLEH : ANISA RAHMI

NIM: 2616.180

DOSEN PEMBIMBING :

Dr. Deswalantri, SS., M. Pd NIP: 1968122292000032001

PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BUKITTINGGI

TA 2020M/1441H

(2)

SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Anisa Rahmi

NIM : 2616180

Tempat/Tanggal Lahir : Bukittinggi, 06 Desember 1996

Prodi : Bimbingan dan Konseling

Judul Skripsi : Upaya Guru Bimbingan dan Konseling Untuk Meningkatkan Keterampilan Mencatat siswa di MTsN 3 Agam

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya ilmiah atau skripsi saya dengan judul diatas benar asli karya penulis. Apabila dikemudian hari terbukti bahwa karya ilmiah ini bukanlah hasil dari tulisan penulis sendiri, maka penulis bersedia diproses sesuai hokum yang berlaku dan gelar kesarjanaan penulis dicopot dalam waktu yang tidak ditentukan.

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sesungguhnya agar dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Bukittinggi, November 2020 Penulis

Anisa Rahmi NIM 2616.180

i

(3)

ABSTRAK

Skripsi ini disusun oleh :Anisa Rahmi Nim 2616.180 dengan judul : “Upaya Guru Bimbingan Dan Konseling Untuk Meningkatkan Keterampilan Mencatat Siswa di MTsN 3 Agam ”. Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi Tahun 1441 Hijriah/ 2020 Masehi

Penulisan skripsi ini di latar belakangi oleh terdapatnya siswa yang kesulitan dalam keterampilan mencatatpelajaran. Seperti malasnya siswa dalam mencatat, kurang rapinya catatan pelajaran siswa sehingga menyulitkan siswa dalam mengulangi pelajaran dirumah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya guru Bimbingan dan Konseling dalam membantu meningkatkan keterampilan mencatat siswa.

Penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field research) yang bersifat deskriptif kualitatif, yaitu menggambarkan apa yang terjadi dilapangan. Adapun informan kunci dari penelitian ini adalah 1 orang guru Bimbingan dan Konseling, 2 orang siswa. Data yang terkumpul dianalisis dengan teknik snowball sampling dan triagulasi data.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya yang dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling dalam meningkatkan keterampilan mencatat siswa di sekol ah adalah dengan cara seorang guru bimbingan dan konseling memberikan layanan yang dimana di layanan informasi tersebut guru bimbingan dan konseling menjelaskan pentingnya mencatat pelajaran, tujuan dari mencatat pelajaran dengan rapi sehingga siswa tidak bosan membaca hasil catatan nya tersebut, siswa lebih mudah menghafal serta memahami isi dari catatan pelajarannya dan pentingnya mencatat bagi siswa.

Kata Kunci : Meningkatkan Keterampilan Mencatat.

ii

(4)

H 3

iii

(5)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis. Shalawat dan salam penulis ucapkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan pencerahan melalui pribadinya yang luhur dan agung, serta meninggalkan dua Pedoman hidup menuju jalan yang diridhai oleh Allah SWT yaitu Al-Quran dan Hadits. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Upaya Guru Bimbingan Dan Konseling Untuk Meningkatkan Keterampilan Mencatat Siswa di MTsN 3 Agam”.

Skripsi ini disusun dalam rangka menyelesaikan Studi Strata 1 untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi. Keberhasilan penyusunan skripsi ini juga atas bantuan dari berbagai pihak. Untukitupadakesempataninipenulisucapkan terima kasih yang tuluskepada :

1. Ibu Dr. Ridha Ahida, M.Hum sebagai Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi. Wakil Rektor I Bapak Dr. Asyari, M.Si. Wakil Rektor II Bapak Dr.

Novi Hendri, M.Ag, dan Wakil Rektor III Bapak Dr. Miswardi, M.Hum yang telah memberikan kelancaran terhadap proses perkuliahan penulis.

2. Ibu Dr. Zulfani Sesmiarni, M.Pd sebagai Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, beserta jajaran yang telah memberikanbanyakmotivasinya demi kelancaran proses belajarpenulis.

3. Ibuk Alfi Rahmi, M.Pd., selaku ketua Jurusan Bimbingan dan Konseling IAIN Bukittinggi, arahan dan persetujuan penulisan skripsi ini

4. Bapak Dr. Wedra Aprison, M,Ag sebagai Penasehat Akademik (PA) penulis yang telah memberikan nasehat, motivasi kepada penulis demi kelancaran perkuliahan penulis.

5. Ibuk Dr. Deswalantri, SS., M.Pdsebagai dosen pembimbing penulisyang telah berkenan meluangkan waktu ditengah-tengah kesibukannya untuk memberikan bimbingan, arahan dan masukan hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Terimakasih atas ilmu, kesabaran dan waktu yang telah Ibukberikan.

iv

(6)

H 3

6. Kepala sekolah, wakil kesiswaan, majelis guru, karyawan, serta siswa/siswi MTsNegeri 3 Agam yang telah memberikan fasilitas kepada peneliti untuk melakukan penelitian.

7. Teristimewa untuk kedua orang tua penulis Ayahnda Nazwar dan Ibunda Endri Suniati yang selalubekerja keras untuk keberhasilan penulis dan memberi dorongan baik moral maupun material yang tidak bisa penulis hitung nilainya, serta do’a dan motivasinya kepada penulis. Serta adik-adik penulis Yaya Permata Sari, Fahrul Kurniawan, terutama kakak-kakak penulis Andi Gustiawan (Uda), Ii Gustiawan (uni), Redda Wanti (one) terima kasih telah membantu penulis baik moral maupun material sehingga penulis bisa sampai akhir menyelesaikan perkuliahan.

8. Kepada teman seperjuangan Prodi Bimbingan dan Konseling, Beserta teman- teman yosi, aisah, lesna yang selama ini membantu, memotivasi dan memberikan semangat yang begitu besar, dan Kepada sahabat saya Dona, Wati yang selalu memberikan semangat disaat saya mulai menyerah mengerjakan skripsi ini.

Semoga segala yang penulis kemukakan dalam skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi diri sendiri dan bagi pembaca yang berkepentingan Aamiin.

Bukittinggi, Oktober 2020 Penulis

Anisa Rahmi Nim 2616.180

v

(7)

DAFTAR ISI COVER

SURAT PERNYATAAN...i

ABSTRAK………...………ii

HALAMAN PENGESAHAN.………...iii

KATA PENGANTAR……….iv

DAFTAR ISI………...vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus Masalah ... 5

C. Pertanyaan Penelitian ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Kegunaan Penelitian ... 5

F. Penjelasan Judul ... 6

G. Sistematika Penelitian ... 7

BAB II LANDASAN TEORI A. Guru Bimbingan dan Konseling 1. Pengertian Bimbingan dan Konseling ... 8

2. Tugas Guru Bimbingan dan Konseling ... 10

3. Syarat-syarat Guru Bimbingan dan Konseling ... 12

4. Peran Guru Bimbingan dan Konseling ... 16

B. Keterampilan Mencatat 1. Pengertian mencatat ... 18

2. Tujuan mencatat ... 19

3. Jenisa-jenis catatan ... 21

4. Cara membuat Catatan ... 23

C. Upaya guru Bimbingan dan Konseling ... 25

D. Penelitian Relevan ... 29 vi

(8)

H 3

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian... 31

B. Lokasi Penelitian ... 31

C. Informan ... 31

D. Teknik Pengumpulan Data ... 32

E. Teknik Analisis Data... 33

F. Teknik Keabsahan Data ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Sejarah Sekolah ... 37

B. Identitas Sekolah ... 37

C. Visi dan Misi Sekolah ... 38

D. Hasil Penelitian 1. Keterampilan Mencatat ... 40

2. Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di MTsN 3 Agam ... 41

3. Upaya Guru Bimbingan dan Konseling ... 44

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 47

B. Saran ... 48 DAFTAR KEPUSTAKAAN

LAMPIRAN

vii

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

A. Kisi-kisi Wawancara ... 52

B. Pedoman Wawancara dengan Guru BK ... 53

C. Pedoman Wawancara dengan Siswa ... 54

D. SK Pembimbing ... 55

E. Surat Mohon Izin Penelitian ... 56

F. Surat Balasan Izin Penelitian ... 57

G. Surat Pernyataan melakukan Wawancara ... 58

H. DOKUMENTASI ... 60

viii

(10)

1

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Guru Bimbingan dan Konseling adalah tenaga pendidik yang bertugas memberikan layanan bimbingan dan koseling yang merupakan salah satu kegiatan untuk membantu siswa dalam mengenal diri, lingkungan, dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Selain itu Guru Bimbingan dan Konseling juga mempunyai tugas, wewenang, tanggung jawab dan hak secara penuh dalam kegiatan bimbingan dan konseling terhadap siswa. Guru Bimbingan dan Konseling merupakan petugas utama dalam pelayanan bimbingan dan konseling.

Guru Bimbingan dan Konseling adalah pendidik yang berkualifikasi akademik minimal sarjana pendidikan (S-1) dalam bidang Bimbingan dan Konseling dan memiliki kompetensi di bidang Bimbingan dan Konseling.

Guru Bimbingan dan Konseling dituntut untuk menyelenggarakan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah dengan mutu yang tinggi. Untuk itu guru Bimbingan dan Konseling di tuntut memiliki kemampuan pelayanan yang di dasari kompetensi dalam rangka pelaksanaan ketentuan yang tercantum pada SK mendikbud.1

Maka Setiap siswa memiliki kemampuan dasar tertentu. Hasil belajar yang dicapai siswa sebaiknya dapat mncerminkan tingkat kemampuan yang dimiliki. Apabila seorang siswa memiliki kemampuan dasar tinggi maka siswa tersebut akan mencapai hasil belajar yang tinggi pula, bilamana seorang

1Prayitno,dkk. Profesi dan organisasi profesi bimbingan dan konseling. (jaksrta: Departemen Pendidikan Nasional, 2002), hal 81

(11)

siswa mencapai hasil belajar lebih rendah dari kemampuan yang dimilikinya, maka siswa yang bersangkutan digolongkan sebagai siswa yang mengalami masalah belajar.

Guru Bimbingan dan Konseling harus bisa mengatasi permasalahan belajar siswa, terutama dalam masalah keterampilan mencatat pelajaran siswa, kemampuan siswa untuk mengembangkan keterampilan siswa dalam belajar seperti keterampilan dalam mencatat pelajaran siswa yaitu dengan memberikan layanan informasi tentang keterampilan mencatat dengan baik.

Upaya guru Bimbingan dan konseling dalam menanggapi permasalahan ini akan menjadi peran utama bagi guru bimbingan dan konseling. Sebagai perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, penilaian dan pada akhirnya menjadi pelopor dari hasil pelaksanaan layanannya. Bimbingan dan Konseling merupakan bagian dari semua program pendidikan. Bimbingan merupakan pelengkap bagi semua segi pendidikan. Bimbingan membantu agar proses pendidikan berjalan dengan baik, dalam arti cepat, mudah dan efektif.

Bimbingan berfokus pada bidang masalah yang dihadapi atau dialami oleh individu.

Upaya yang dapat dilakukan siswa untuk memperoleh keberhasilan dalam belajar salah satunya adalah dengan menguasai seperangkat keterampilan belajar, baik keterampilan sebelum memulai pelajaran,atau ketika pelajaran sedang berlangsung maupun setelah pelajaran itu diterima siswa. Salah satu keterampilan yang harus dimiliki siswa dalam proses pembelajaran yaitu keterampilan dalam mencatat materi pelajaran. Mencatat merupakan aspek penting dalam proses pembelajaran.

(12)

3

Menurut Bobbi Deporter dan Mike Hernacki Mencatat adalah salah satu kemampuan terpenting yang pernah dipelajari orang, mencatat dapat meningkatkan daya ingat, tanpa mencatat dan mengulanginya kebanyakan orang hanya mampu mengingat sebagian kecil materi yang mereka baca atau yang mereka dengarkan.2 Catatan menjadi sebuah buku yang masih dalam bentuk tulisan tangan. Hal penting yang harus diperhatikan dalam membuat catatan yang baik adalah dalam penyusunan catatan karena siswa akan membacanya berulang-ulang untuk dapat memahami isinya.

Adapun dalil yang berkaitan dengan mencatat yaitu dalam Al-Quran surah Al-Alaq ayat 4

(4) ىِ ذلَّ ٱ َذلَّع َِلَّقْل ٱِب

Artinya : Yang Mengajar (Manusia) dengan pena.3

Hikmah pentingnya mencatat setiap ilmu yang kita dapatkan dalam surah al-alaq ayat 4 menyatakan Allah mengajar manusia dengan perantaraan qalam, alat tulis, dan pena. Rasulullah SAW sendiri bersabda, “ikatalah ilmu dengan menulisnya” Bahkan beliau memerintahkan sebagian sahabatnya agar menulis ilmu. Salah satunya adalah Abdullah bin 'Amru. Beliau bersabda kepadanya, "Tulislah Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya. Tidaklah keluar darinya melainkan kebenaran”.

Makna ayat keempat dari surah al-Alaq ini, Allah SWT mengajar manusia dengan pena. Maksudnya dengan pena manusia dapat mencatat

2Bobbi DePorter, Mike Hernacki. 1999. Quantum Learning, (terjemahan:Alwiyah Abdurrahman). Bandung:Kaifa. Hal 146

3Al-Quran Surah Al-Alaq ayat 4

(13)

berbagai cabang ilmu pengetahuan, dengan pena manusia dapat menyatakan ide, pendapat dan keinginan hatinya dan dari pena manusia juga mendapatkan berbagai ilmu pengetahuan baru. Dan dengan mencatat manusia dapat mengulangi ilmu yang telah di dapat dari sebuah pelajaran disekolah maupun dari majlis yang lainnya, maka mencatat itu sangat penting untuk kita pelajari dengan baik.

Untuk mencapai tujuan upaya guru Bimbingan dan Konseling dalam meningkatkan keterampilan mencatat siswa, disini di butuhkan nya upaya guru bimbingan dan konseling dalam memberikan informasi mengenai pentingnya keterampilan mencatat dalam belajar, ini berguna untuk memudahkan siswa dalam memahami pelajaran, catatan yang bersih dan rapi akan membuat siswa nyaman dalam membaca dan lebih mudah memahami pelajaran.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa sangat perlu upaya guru bimbingan dan konseling dalam meningkatkan keterampilan mencatat siswa, karena tanpa adanya catatan maka siswa akan kesulitan dalam memahami pelajaran yang disampaikan guru di dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Bimbingan dan Konseling di MTsN 3 Agam pada tanggal 03 Februari 2020 terungkap bahwa sewaktu mengumpulkan tugas siswa tidak bisa mencatat atau mengambil inti sari dari pelajaran yang diberikan oleh guru. Catatan siswa banyak yang tidak lengkap dan isi dari catatan terlihat tidak beraturan.4

4Wawancara dengan guru Bimbingan dan Konseling MTsN 3 Agam

(14)

5

Berdasarkan fenomena yang terjadi di MTsN 3 Agam, maka peneliti memandang penting sekali untuk mengungkap masalah upaya guru Bimbingan dan Konseling dalam meningkatkan keterampilan mencatat siswa di MTsN 3 Agam.

B. Fokus Masalah

Agar masalah dalam penelitian ini tidak menyimpang dari apa yang penulis teliti, maka penulis merasa perlu memberikan fokus pada penelitian ini, yang menjadi fokus pada penelitian ini yaitu “ Upaya Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Meningkatkan Keterampilan Mencatat Siswa di MTsN 3 Agam “

C. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan fokus masalah diatas maka pertanyaan penelitian sebagai berikut: Bagaimana upaya guru bimbingan dan konseling dalam meningkatkan keterampilan mencatat siswa di MTsN 3 Agam.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

Penelitian yang penulis lakukan bertujuan untuk mengetahui bagaimana upaya guru bimbingan dan konseling dalam meningkatkan keterampilan mencatat siswa di MTsN 3 Agam.

E. Manfaat Penelitian

Kegunaan dari penelitian adalah : a. Teoritis

Hasil penelitian ini secara teoritis dapat memperkaya, khususnya ilmu pengetahuan dalam meningkatkan keterampilan mencatat siswa di MTsN 3 Agam.

(15)

b. Praktis

Sedangkan kegunaan dari penelitian ini secara praktis diharapkan berguna sebagai berikut :

1. Salah satu persyaratan dalam mendapatkan dan memperoleh gelar sarjana pendidikan (S.Pd) pada prodi Bimbingan dan Konseling Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi.

2. Agar siswa dapat lebih memahami cara untuk meningkatkan keterampilan mencatat pelajaran.

3. Untuk menambah wawasan bagi penulis sebagai calon guru Bimbingan dan Konseling dalam meningkatkan keterampilan mencatat siswa.

F. Penjelasan Judul

Untuk menghindari kesalah pahaman dan kekeliruan akan maksud judul ini, maka penulis jelaskan judul penelitian ini sebagai berikut :

Upaya : Usaha untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar.5 Guru BK : Guru yang mempunyai tugas, tanggung jawab,

wewenang dan hak secara penuh dalam kegiatan bimbingan dan konseling terhadap sejumlah peserta didik.6

Keterampilan : Suatu kemampuan untuk meningkatkan akal, fikiran, ide dan kreatifitas dalam mengerjakan,

5Kamus Besar Bahasa Indonesia, hal. 102

6Hartono, Boy Soedarmadji, Psikologi konseling, Edisi Revisi ( Kencana : Prenada Media Group, 2012) hal 51

(16)

7

mengubah maupun membuat sesuatu menjadi lebih bermakna sehingga menghasilkan sebuah nilai dari hasil pekerjaan tersebut.

Berdasarkan penjelasan judul diatas dapat disimpulkan bahwa maksud dari judul ini adalah adanya upaya yang dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling untuk meningkatkan keterampilan mencatat siswa.

G. Sistematika Penulisan

Supaya proposal ini memiliki hubungan yang kuat diantara keseluruhan pembahasan maka perlu dibuat sistematika penulisan terdiri dari beberapa bab.

BAB 1 merupakan pendahuluan yang berisikan hal-hal yang melatar belakangi penelitian ini yaitu, latar belakang masalah, fokus masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian dan kegunaan penelitian, penjelasan judul dan sistematika penulisan.

BAB II merupakan landasan teoritis yang berisikan teori-teori yang mendukung penelitian ini berkenaan dengan pengertian mencatat pelajaran, tujuan mecatat pelajaran, jenis-jenis catatan pelajaran, cara membuat catatan pelajaran, dan upaya guru BK dalam meningkatkan keterampilan mencatat siswa.

BAB III merupakan metodologi penelitian yang merupakan penjelasan mengenai metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini. meliputi jenis penelitian, lokasi penelitian, informan penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data dan teknik keabsahan data.

BAB IV Merupakan hasil penelitian yang terdiri dari sejarah MTs Negeri 3 Agam, Visi dan Misi MTs Negeri 3 Agam, Hasil Penelitian.

(17)

BAB V Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

(18)

8

BAB II

LANDASAN TEORI A. Guru Bimbingan dan Konseling

1. Pengertian Guru Bimbingan dan Konseling

Menurut Prayitno Guru Bimbingan dan Konseling adalah guru yang mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang, secara utuh dalam hal kegiatan bimbingan dan konseling kepada sejumlah peserta didik, istilah guru pembimbing sama dengan konselor artinya adalah sama–

sama menunjukkan pada orang yang menyediakan bantuan. 7

Guru Bimbingan dan Konselinng adalah seorang guru yang bertugas memberikan bantuan psikologis dan kemanusiaan secara ilmiah dan profesional sehingga seorang guru bimbingan konseling harus berusaha menciptakan komunikasi yang baik dengan murid dalam menghadapi masalah dan tantangan hidup.

Berdasarkan pengertian diatas, maka guru bimbingan dan konseling adalah seorang guru yang berfungsi sebagai pemberi bimbingan kepada individu atau siswanya, untuk mencapai pemahaman dan pengarahan diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri secara maksimal kepada sekolah. Keluarga serta masyarakat, atau dengan kalimat lain, guru bimbingan dan konseling adalah guru yang menjadi pelaku utama dalam suatu proses yang terus menerus dalam membantu perkembangan individu untuk mencapai kemampuannya secara maksimal dalam mengarahkan manfaat yang sebesar-besarnya baik bagi dirinya maupun masyarakat.

7Prayitno, penelitian kegiatan pengawasan dan konseling di sekolah,2001(jakarta: Rineka Cipta), hal 8

(19)

Menurut Undang- Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 6 disebutkan bahwa konselor sebagai pendidik yang merupakan salah satu tenaga kependidikan yang berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Selanjutnya, menurut buku Standar Kompetensi Konselor Indonesia, konselor adalah tenaga profesional bimbingan dan konseling yang harus memiliki sertifikasi dan lisensi untuk menyelenggarakan layanan profesional bagi masyarakat. Tenaga profesional ini disiapkan dan dihasilkan oleh program studi bimbingan dan konseling, jenjang S-1, S- 2 dan S-3, termasuk pendidikan profesi di dalamnya.8

Menurut Prayitno guru Bimbingan dan Konseling adalah pelaksana utama pelayanan bimbingan dan konseling disekolah.9 Sedangkan menurut Namora Lumonggo Lubis konselor adalah pihak yang menbantu klien dalam proses konseling, sebagai pihak yang paling memahami dasar dan teknik konseling secara luas, konselor dalam menjalankan perannya bertindak sebagai fasilitator bagi klien.10

Jadi kesimpulan penulisan guru bimbingan dan konseling adalah pihak yang membantu siswa dalam mengatasi masalah siswa disekolah dan yang menbantu siswa dalam menyelesaikan permasalahan siswa disekolah.

Selanjutnya menurut Abu Ahmadi dan Ahmad Rohani konselor sekolah adalah sebagai petugas profesional, artinya secara formal

8Hartono, Boy Soedarmadji, Psikologi Konseling... ... ... ... ... ... hal 50

9Prayitno, Pelayanan Bimbingan dan Konseling (SMK), (Jakarta : Aksara), hal 206

10Namora Lumonggo Lubis, Memahami Dasar- Dasar Konseling dalam teori dan praktek, ( Jakarta : Kencana, 2011 ), hal 21-22

(20)

10

mereka telah dipersiapkan oleh lembaga atau institusi pendidikan yang berwenang.11

Berdasarkan pendapat diatas dapat penulis simpulkan bahwa guru bimbingan dan konseling adalah seseorang yang membantu, membimbing dan mengarahkan klien dalam mengentaskan masalah- masalah yang dihadapi klien, sehingga klien dapat mengambil keputusan untuk dirinya dan dapat merencanakan karir dan masa depannya yang lebih baik. Seorang konselor harus mempunyai sifat- sifat sabar, bijaksana, memiliki perasaan humor, harga diri, dan sosial yang baik.

2. Tugas Guru Bimbingan dan Konseling di sekolah

Sekolah sebagai lembaga pendidikan adalah tempat untuk mempersiapkan anak menghadapi kehidupan sebaik-baiknya, baik sebagai pribadi, dalam keluarga, maupun dalam masyarakat.Hal ini sesuai dengan tujuan bimbingan dan konseling. Lingkungan hidup yang penting bagi perkembangan anak dalam hal ini adalah sekolah, dengan demikian bimbingan dan konseling memegang peranan sebagai berikut :

a. Sekolah merupakan lingkungan hidup kedua sesudah rumah tangga, di mata anak untuk sekian jam tiap–tiap hari mengisi hidupnya.

b. Tugas pokok guru bimbingan dan konseling atau konselor sekolah adalah : (1) bertanggung jawab terhadap kesehatan, kesejahteraan, pendidikan, kebutuhan social anak, (2) ikut serta dalam aktivitas

11Abu Ahmadi, Ahmad Rohani, Bimbingan dan konseling disekolah, ( Jakarta : PT.

Rineka Cipta, 2000), hal 49

(21)

sekolah secara menyeluruh khususnya sebagai polisi maker (3) menghubungi guru–guru mengadakan pertemuan–pertemuan dengan para guru, konselor atau tenaga–tenaga terlatih untuk membicarakan hal yang berhubungan dengan pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan di sekolah tersebut.

Sebagai pelaksana dan penyelenggaraan utama kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah atau madrasah guru bimbingan dan konseling seharusnya memiliki berbagai pengetahuan, pemahaman, serta keahlian di bidang bimbingan dan konseling, sehingga layanan bimbingan dan konseling dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan sebagaimana tercantum dalam SK Menpan No. 84/1993 pasal 3 bahwa tugas pokok guru bimbingan dan konseling itu adalah menyusun program bimbingan dan konseling, melaksanakan program, evaluasi pelaksanaan program, analisis hasil pelaksanaan bimbingan dan konseling, dan tindak lanjut dalam program bimbingan dan konseling terhadap peserta didik yang menjadi tanggung jawabnya.

Menurut Bimo Walgito yang menjelaskan bahwa seorang guru bimbingan dan konseling memiliki tugas-tugas tertentu yaitu :

a. Mengadakan penelitian ataupun observasi terhadap situasi atau keadaan sekolah, baik mengenai peralatan, tenaga, penyelenggaraan, maupun aktivitas-aktivitas yang lain.

b. Guru bimbingan dan konseling berkewajiban memberikan saran- saran ataupun pendapat kepala sekolah ataupun kepala staf pengajar yang lain demi kelancaran dan kebaikan sekolah.

(22)

12

c. Menyelenggarakan bimbingan terhadap anak-anak, baik yang bersifat preventif, preservatif, maupun yang bersifat korektif ataupun kuratif.

d. Pembimbing dapat mengambil langkah – langkah lain yang dipandang demi kesejahteraan sekolah atas persetujuan kepala sekolah.

Berdasarkan uraian di atas dapat penulis simpulkan Tercapainya keberhasilan penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah atau madrasah dengan baik sangat ditentukan oleh ketentuan-ketentuan di atas, apabila salah satu dari pemaparan di atas tidak diselenggarakan maka akan terjadilah suatu hambatan bagi tercapainya suatu tujuan yang diinginkan.

3. Syarat Guru Bimbingan dan Konseling a. Syarat yang berkenaan dengan kepribadian

Seorang guru Bimbingan dan Konseling harus memiliki kepribadian yang baik. Pelayanan Bimbingan dan Konseling berkaitan dengan pembentukan perilaku dan kepribadian klien.

Melalui konseling diharapkan terbentuk perilaku positif (akhlak baik) dan kepribadian yang baik pula pada diri klien. Upaya ini akan efektif apabila dilakukan oleh seseorang yang memiliki kepribadian yang baik pula. Selain itu, praktik bimbingan dan konseling berlandaskan atas norma-norma tertentu. Dengan kepribadian yang baik, diharapkan tidak terjadi pelanggaran

(23)

terhadap norma-norma yang bisa merusak citra pelayanan bimbingan dan konseling.12

b. Syarat yang berkenaan dengan pendidikan

Pelayanan bimbingan dan konseling merupakan pekerjaan yang profesional. Setiap pekerjaan yang profesional menuntut persyaratan-persyaratan tertentu antara lain pendidikan. Seorang guru bimbingan dan konseling selayaknya memiliki pendidikan profesi, yaitu jurusan bimbingan dan konseling S1, S2 maupun S3.

Atau sekurang-kurangnya pernah mengikuti pendidikan dan pelatihan tentang bimbingan dan konseling. Pemilihan atau pengangkatan guru bimbingan dan konseling disekolah hendaknya mengedepankan profesionalitas, terlebih apabila menginginkan pelayanan bimbingan dan konseling yang berkualitas pula. Guru bimbingan dan konseling yang diangkat berdasarkan pendidikan menurut kualifikasi disebut guru bimbingan dan konseling profesional.13

c. Syarat yang berkenaan dengan pengalaman

Pengalaman memberikan pelayanan bimbingan dan konseling berkontribusi terhadap keluasan wawasan konselor yang bersangkutan. Syarat pengalaman bagi calon guru bimbingan dan konseling setidaknya pernah diperoleh melalui praktik mikro konseling, yakni praktik bimbingan dan konseling dalam laboratorium bimbingan dan konseling dan makro konseling, yakni

12Tohirin, 2011, Bimbingan dan Konseling Di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi), (Jakarta : Rajawali Pers), hal 117

13Tohirin, Bimbingan dan konseling Di Sekolah dan Madrasah... ... ... ... ... hal 120

(24)

14

praktik pengalaman lapangan (PPL) bimbingan dan konseling.

Setidaknya calon guru bimbingan dan konseling disekolah pernah berpengalaman memberikan pelayanan bimbingan dan konseling kepada para siswa.14

d. Syarat yang berkenaan dengan kemampuan

Kepemilikan kemampuan atau kompetensi atau keterampilan oleh guru bimbingan dan konseling merupakan suatu keniscayaan.

Tanpa kepemilikan kemampuan, (kompetensi), dan keterampilan tidak mungkin guru bimbingan dan konseling dapat melaksanakan tugas secara baik.

Menurut Tohirin, menyatakan bahwa konselor dituntut untuk memiliki berbagai keterampilan melaksanakan konseling. Guru bimbingan dan konseling atau konselor harus mampu mengetahui dan memahami secara mendalam sifat-sifat seseorang, daya kekuatan pada diri seseorang, merasakan kekuatan jiwa apakah yang mendorong seseorang berbuat dan mendiagnosis berbagai persoalan siswa, selanjutnya mengembangkan potensi individu secara positif.15

Dalam buku Bimo Walgito, syarat-syarat untuk seorang guru bimbingan dan konseling itu adalah :

1) Seorang guru bimbingan dan konseling harus mempunyai pengetahuan yang cukup luas, baik dari segi teori maupun segi praktik.

14Tohirin, Bimbingan dan konseling Di Sekolah dan Madrasah... ... ... ... ... hal 121

15Tohirin, Bimbingan dan konseling Di Sekolah dan Madrasah... ... ... ... ... hal 122

(25)

2) Dari segi psikologis, seorang guru bimbingan dan konseling harus dapat mengambil tindakan yang bijaksana jika guru bimbingan dan konseling telah cukup dewasa secara psikologis, yang dalam hal ini dimaksudkan sebagai adanya kemantapan dan kestabilan didalam psikisnya, terutama dalam hal emosi.

3) Seorang guru bimbingan dan konseling harus sehat jasmani dan psikisnya. Apabila jasmani dan psikis tidak sehat maka hal itu akan mengganggu dalam menjalankan tugasnya.

4) Seorang guru bimbingan dan konseling harus mempunyai kecintaan terhadap pekerjaannya dan juga terhadap anak atau individu yang dihadapinya.

5) Seorang guru bimbingan dan konseling harus mempunyai inisiatif yang baik sehingga usaha bimbingan dan konseling dapat berkembang kearah keadaan yang lebih sempurna untuk kemajuan sekolah.

6) Karena bidang gerak dari guru bimbingan dan konseling tidak terbatas pada sekolah saja, maka seorang guru bimbingan dan konseling harus ramah tamah, dan sopan santun didalam segala perbuatannya sehingga guru dan guru bimbingan konseling dapat bekerjasama dan memberikan bantuan secukupnya untuk kepentingan siswa-siswanya.

7) Seorang guru bimbingan dan konseling diharapkan mempunyai sifat-sifat yang dapat menjalankan prinsip-prinsip,

(26)

16

serta kode etik bimbingan dan konseling dengan sebaik- baiknya.16

Dari beberapa syarat guru bimbingan dan konseling yang dipaparkan diatas dapat penulis simpulkan bahwa syarat- syarat tersebut harus terpenuhi oleh seorang guru bimbingan dan konseling, karena syarat-syarat inilah yang akan menentukan keprofesionalan seorang konselor baik dari segi kepribadian, pendidikan, pengalaman, maupun kemempuan yang dimilikinya serta pengetahuan yang cukup luas baik dari segi teori maupun segi praktek.

4. Peran guru Bimbingan dan Konseling di sekolah

Adapun peranan guru bimbingan dan konseling atau konselor di sekolah atau madrasah adalah sebagai berikut :

a. Peran guru Bimbingan dan Konseling dalam bimbingan dengan langka – langkah sebagai berikut :

1) Membuat catatan mengenai peserta didik untuk dipelajari.

2) Guru bimbingan dan konseling harus mendapatkan kepercayaan dari individu yang bersangkutan.

3) Guru Bimbingan dan konseling harus menjelaskan masalah–masalah yang di hadapinya terutama kesulitan di sekolah.

4) Guru bimbingan dan konseling harus memimpin dan memberikan saran-saran pemecahan masalah yang positif.

16Bimo Walgito, Bimbingan dan konseling ( studi dan karir), (Yogyakarta : CV. Andi Offset, 2004), hal 40-41

(27)

5) Guru bimbingan dan konseling harus membesarkan hati individu agar ia melakukan rencana kegiatan yang telah ditetapkan sebanyak mungkin.

6) Guru bimbingan dan konseling harus mencatat isi wawancara serta hasil yang telah didapatkan.

7) Guru bimbingan dan konseling memberikan bimbingan yang diperlukan sehingga individu dapat melaksanakan berbagai kegiatan atau usaha yang sesuai dengan kemampuan dan masalah yang dihadapinya.

8) Apabila tercapai kegiatan yang telah di laksanakan itu gagal mencapai sasaran, maka guru pembimbing harus memberikan layanan.

b. Peran guru bimbingan dan konseling dalam pengawasan organisasi bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut:

1) Ia harus memiliki kemampuan untuk memahami dan mengetahui sifat-sifat seseorang.

2) Seorang guru bimbingan dan konseling harus banyak punya pengalaman yang berliku-liku.

3) Seorang guru bimbingan dan konseling harus mempunyai kepribadian yang seimbang dan kuat.

4) Seorang guru bimbingan dan konseling harus simpati dan bersifat objektif, harus tajam perasaannya dan

(28)

18

memancarkan cahaya yang dapat membuat jiwa seseorang dan selalu bijaksana dalam melayani orang lain. 17

Dari penjelasan di atas dapat penulis simpulkan bahwa dengan adanya tugas dan peranan yang diemban oleh guru bimbingan dan konseling sebagai pelaksanaan utama kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah atau madrasah, maka dapat diharapkan keterlaksanaan dari keselurahan proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan. Disamping itu peserta didik akan terbantu dalam mendayagunakan berbagai kesulitan yang akan menghambat tugas- tugas perkembangannya dan dapat merencanakan masa depan dengan cemerlang.

B. Keterampilan Mencatat 1. Pengertian Mencatat

Mencatat adalah salah satu kemampuan terpenting yang pernah dipelajari orang, mencatat meningkatkan daya ingat, tanpa mencatat dan mengulanginya kebanyakan orang hanya mampu mengingat sebagian kecil materi yang mereka baca atau yang mereka dengarkan.18 Dengan adanya catatan akan membantu seseorang dalam mengingat hal yang pernah dipelajarinya atau dialaminya.

Tanpa mencatat apa yang sedang dipelajari, maka kita akan susah mengingat materi yang telah dipelajari tersebut atau hanya mampu mengingat sebagian kecil saja.

17Mulyadi,2016, Bimbingan Konseling di sekolah dan madrasah, ( Jakarta : Prenadamedia Group), hal 242

18Bobbi DePorter, Mike Hernacki. 1999. Quantum Learning, (terjemahan:Alwiyah Abdurrahman). Bandung:Kaifa. Hal 146

(29)

Sejalan dengan hal diatas Agus juga menyatakan mencatat merupakan salah satu cara manusia meningkatkan efektivitasnya dalam mempelajari sesuatu, cara ini dilakukan untuk menutupi kelemahan keterbatasan daya ingat, banyak cara mencatat yang pernah dilakukan orang, mulai dengan menggunakan gambar, simbol, sampai pada kode-kode tertulis seperti yang kita gunakan sekarang.19

Jadi dapat penulis simpulkan pengertian mencatat adalah salah satu kemampuan yang terpenting cara manusia meningkatkan efektivitasnya dalam mempelajari sesuatu, cara ini dilakukan untuk menutupi kelemahan keterbatasan daya ingat, sehingga dengan mencatat kita bisa mengulanginya lagi atau membaca kembali apa yang telah kita dapatkan sewaktu belajar.

2. Tujuan Mencatat

Catatan merupakan bahan materi pelajaran yang telah tersusun secara lebih ringkas dan mudah untuk dipelajari. Dengan melihat kembali catatan, maka dapat mengingat jauh lebih banyak bahkan menghafalnya sekaligus. Terlebih lagi ketika mencatat, otak kita pun memiliki kesempatan menyerap ulang informasi yang kita terima. Sebuah catatan pasti memiliki manfaat menguntungkan bagi yang menulisnya.

Frans Bona mengemukakan kegunaan dari membuat catatan: (1) untuk dapat diulang-ulang di rumah dan juga di perpustakaan, (2) untuk dapat membantu meningkatkan daya ingat siswa, (3) untuk

19Agus Mulyanto (http://mulyanto.wordpress. com, diakses 5 September 2011)

(30)

20

memantapkan penglihatan dan urat syaraf siswa dalam mempergunakan alat pandang, (4) untuk memajukan siswa dalam ujian.

Hal senada juga dipaparkan oleh Silvia Sukirman manfaat dari catatan yaitu:

a. Membantu siswa mengingat kembali bagian-bagian penting terutama ketika mempersiapkan diri menghadapi ujian

b. Meningkatkan daya ingat tentang materi pelajaran secara mudah c. Memelihara konsentrasi selama mendengarkan pelajaran

d. Bekerjasama dengan otak siswa untuk mengerti materi pelajaran e. Catatan yang baik dapat menghemat waktu siswa untuk belajar

dan mengingat materi yang diberikan.

Dengan demikian, kegiatan mencatat pelajaran bermanfaat positif bagi siswa. Karena memudahkan siswa untuk mengulang materi pelajaran yang diterangkan oleh guru di sekolah. Adapun tujuan melakukan identifikasi terhadap manfaat catatan adalah agar siswa mengetahui bahwa kegiatan mencatat pelajaran mempunyai peran penting bagi kesuksesan siswa dalam belajar, baik itu belajar dikelas maupun dirumah. Selain itu tujuan dari mencatat pelajaran adalah utnuk mendapatkan poin-poin penting dari materi yang diterangkan guru, sehingga memudahkan dalam mengulang pelajaran.

Dapat penulis simpulkan bahwa tujuan dari mencatat dapat mengingatkan seseorang akan informasi yang sudah pernah diperolehnya. Keterampilan mencatat pelajaran harus dimiliki oleh

(31)

setiap siswa karena kemampuan otak untuk mengingat bacaan atau ceramah dari guru sangatlah terbatas. Untuk itu, catatan akan membantu otak untuk mengingat apa yang sudah didengar atau dibaca.

3. Jenis – Jenis Catatan

Dalam membuat catatan pelajaran juga penting diperhatikan bentuk-bentuk dari catatan itu sendiri, sehingga yang membuat catatan dapat dengan mudah memahami catatannya tersebut.

Beberapa bentuk catatan pelajaran yang efektif dikemukan oleh Femi Olivia sebagai berikut:

a. Catatan biasa (Tradisional)

Catatan ini umumnya statis, hanya berupa tulisan- tulisan saja dan menggunakan satu warna (hitam atau biru).

Untuk me-review ulang memerlukan waktu lama karna harus membolak-balik halaman serta sulit melihat keseluruhan gambaran materi, dan waktu yang diperlukan untuk belajar jadi lama

b. Membuat Loading atau skema

Cara Ini adalah sebuah cara untuk mencatat ringkas.

Cara yang paling sederhana adalah menggunakan judul, subjudul, dan mendaftar poin-poin utama yang terdapat disetiap judul. Bisa juga dengan catat, tulis, susun yang mensinergiskan kerja otak kiri dengan otak kanan sehingga konsentrasi belajar dapat meningkat sepuluh kali lipat, teknik ini menghubungkan

(32)

22

apa yang didengarkan menjadi poin-poin utama dan menuliskan pemikiran dan kesan dari materi pelajaran yang telah dipelajari.

c. Membuat pemetaan pikiran atau membuat pohon konsep

Cara ini adalah cara yang paling mudah untuk memasukkan informasi ke dalam otak dan untuk kembali mengambil informasi dari dalam otak. Peta pemikiran merupakan teknik yang paling baik dalam membatu proses berpikir otak secara teratur karena menggunakan teknik grafis (simbol maupun gambar) yang berasal dari pemikiran kita sendiri yang bermanfaat untuk menyediakan kata kunci sebagai jangkar yang bisa membuka potensi otak.

d. Menguasai teknik Mencatat Yang Lebih Efektif

Sudah saatnya setiap siswa mempelajari untuk mencatat yang lebih efektif.Mencatat dengan cepat dan efesien amat penting, tetapi lebih penting lagi mendengar informasi lebih dahulu. Kemampuan mendengar yang baik penting sekali dalam proses belajar, dan hal ini yang sering kali diabaikan saat belajar dikelas.

Dengan menggabungkan kedua belahan otak, yakni otak kiri yang berhubungan dengan hal yang bersifat logis (seperti belajar) dan otak kanan yang berhubungan dengan keterampilan saat mencatat akan lebih meningkatkan prestasi belajar anak di sekolah.

(33)

Teknik mencatat yang dibahas untuk mencatat pelajaran anak disekolah adalah :

1. Mendengar lebih efektif

2. Menulis dengan lebih cepat dan singkat

3. Paham dan mampu merekan pelajaran dengan baik 4. Mampu mengulang dan memanggil kembali catatan

berdasarkan daya ingatnya

Apalagi dengan terampilnya membuat catatan yang bagus dan efektif akan memberikan sugesti positif bagi anak.

Bila anak merasa berada dalam lingkungan belajar yang menyenangkan serta munculnya emosi sebagai keterlibatan otak, maka dapat menciptakan sebuah interaksi yang baik dalam proses belajar. Hal ini akan dapat menimbulkan motivasi yang tinggi pada anak sehingga secara langsung dapat mempengaruhi proses belajar dan prestasi belajarnya. 20

Dari uraian diatas dapat penulis simpulkan jenis-jenis catatan ada beberapa bagian yaitu, catatan biasa atau tradisional, membuat loading atau skema, membuat pemetaan pikiran atau peta konsep, menguasai teknik mencatat yang lebih efektif maka hal ini akan dapat menimbulkan motivasi bagi siswa secara langsung dan memudahkan siswa dalam mencatat.

4. Cara membuat Catatan Pelajaran

Prayitno mencoba menguraikan beberapa pedoman dalam membuat catatan yaitu:

20Olivia Femi, 2009, Teknik Mencatat, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo Anggota IKAPI), Hal 7-8

(34)

24

a. Mencatat secara cepat

Untuk dapat mencatat secara cepat, prayitno mengemukakan beberapa hal yang perlu diketahui, yaitu :

1. Catatan identitas materi pelajaran, seperti nama pelajaran, hari dan tanggal.

2. Catatan judul, sub-bab judul dari uraian guru.

3. Catatan istilah penting yang perlu mendpatkan perhatian khusus atau yang tidak diketahui atau diragukan.

4. Catatan inti sari atau kesimpulan dari materi yang dibahas oleh guru.

5. Agar mencatat lebih cepat gunakan istilah, kode atau singkatan kata.

6. Konsep-konsep yang tidak penting dan sudah dipahami tidak perlu dicatat.21

Dalam mencatat secara cepat siswa harus mampu mencatat dengn tidak mengurangi ketepatan isi catatan pelajaran.Sehingga siswa dapat memahami pelajaran yang diterangkan guru.

b. Mencatat secara Cermat dan Tepat

Mencatat pelajaran secara cermat maksudnya jelas urutan yang dicatat, jelas penggunaan kata atau kalimatnya.Ketepatan dapat dilihat dari isi atau kebenaran makna yang dimaksud dari catatan tersebut. Prayitno menguraikan cara mencatat secara cermat da tepat yaitu :

21Prayitno. 2002. Seri keteramplan belajar. Padang: Depdiknas. Hal 21

(35)

1) Temukan hal-hal penting dari ateri yang dibahas guru kemudian catat

2) Buat kesimpulan dari uraian guru

3) Catat konsep-konsep yang diterangkan oleh guru

Siswa yang cermat, dapat membuat catatan dengan efektif.

Maksudnya, siswa akan menigisi catatannya dengan hal-hal yang penting atau pokok materi saja. Sehingga materi yang dituiskan dalam catatan tersebut dapat dimanfaatkan ketika akan menghadapi ujian. Siswa dipermudah dengan hanya membaca buku catatan saja, selain itu juga didukung oleh buku penunjang lainnya.22

Mencatat yang efektif adalah salah satu kemampuan terpenting yang harus dipelajari siswa.Alasan pertama untuk mencatat adalah bahwa mencatat meningkatkan daya ingat.Pikiran manusia dapat menyimpan segala sesuatu yang dilihat, didengar dan dirasakan. Tujuan mencatat adalah mendapatkan poin-poin kunci dari buku, laporan, pembelajaran dan sebagainya. Catatan yang baik dan efektif membantu siswa untuk mengingat detail-detail tentang materi pokok pelajaran, memahami konsep-konsep utama yang diterangkan guru.

C. Upaya Guru BK untuk Membantu Siswa Meningkatkan Keterampilan Mencatat Pelajaran

Seorang guru BK di sekolah mempunyai berbagai tugas yang mesti di lakukannya. Prayitno mengungkapkan bahwa:

22Prayitno. 2002. Seri Keterampilan Belajar. Padang : Depdiknas. Hal 23

(36)

26

Tugas konselor sekolah (guru pembimbing) adalah (a) memberikan informasi dan membicarakan dengan kelompok, menyediakan waktu luang untuk konseling, terutama untuk siswa, guru-guru, orang tua dan anggota masyarakat, (b) menggunakan pendekatan konseling sesuai dengan masalah khusus, (c) membantu program in service training yang khusus, (d) mengembangkan dam membina human relation yang baik dalam interaksi individu dan kelompok, (e) mengadakan dan membina tingkat self improvement (perbaikan diri).23

Dalam hal belajar pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah bukan hanya di berikan pada siswa yang mengalami permasalahan dalam belajar, akan tetapi juga diberikan kepada siswa dalam rangka meningkatkan prestasi belajar. Dalam bidang pengembangan kegiatan belajar yang berkaitan dengan keterampilan belajar, guru pembimbing dapat melaksanakan berbagai layanan bimbingan dan konseling. Adapun pelayanan BK yang sesuai dalam membantu meningkatkan keterampilan mencatat pelajaran siswa, yaitu:

1. Layanan dasar Bimbingan

Layanan dasar bimbingan adalah layanan bimbingan yang bertujuan untuk membantu seluruh peserta didik mengembangkan perilaku efektif dan keterampilan- keterampilan hidupnya yang mengacu pada tugas-tugas perkembangan peserta didik.

23Prayitno, 2002,

(37)

Layanan dasar bimbingan ini juga berisi layanan bimbingan belajar, bimbingan social, bimbingan pribadi, dan bimbingan karir, layanan ini ditujukan untuk seluruh peserta didik, disajikan atau dilunsurkan dengan menggunakan strategi klasikal dan dinamika.

2. Layanan Responsif

Layanan responsive adalah layanan bimbingan yang bertujuan untuk membantu memenuhi kebutuhan yang dirasakan sangat penting oleh peserta didik saat ini.Layanan ini lebih bersifat preventif atau mungkin kuratif. Strategi yang di gunakan adalah konseling individual, konseling kelompok, dan konsultasi, isi layanan respondif adalah bidang pendidikan, bidang belajar, bidang social, bidang pribadi, bidang karir, bidang tata tertib sekolah.

3. Layanan Perencanaan Individual

Layanan bimbingan yang bertujuan membantu seluruh peserta didik membuat rencana-rencana pendidikan, karir, dan social pribadinya.Tujuan utama dari layanan ini adalah membantu peserta didik memantau dan memahami pertumbuhan dan perkembangan dirinya sendiri, strategi pelaksanaannya adalah dengan konsultasi dan konseling.

4. Dukungan Sistem

Dukungan system adalah kegiatan-kegiatan manajemen yang bertujuan untuk memantapkan, memelihara, dan meningkatkan program bimbingan secara menyeluruh melalui

(38)

28

pengembangan professional. Kegiatan utama dari Keempat layanan bimbingan dan konseling diaatas dalam implementasinya didukung dengan beberapa jenis layanan bimbingan dan konseling antara lain :

a. Layanan informasi, layanan informasi adalah pemberian sejumlah informasi kepada peserta didik agar peserta didik memiliki informasi yang memadai baik tentang dirinya maupun lingkungannya yang dapat memberikan bantuan dalam mengambil keputusan secara tepat.

b. Layanan penempatan, layanan penempatan yaitu layanan untuk membantu peserta didik memperoleh wadah yang sesuai dengan potensi yang dimilikinya agar bisa mencapai prestasi yang optimal.

c. Layanan referral yaitu layanan untuk melimpahkan kepada pihak lain yang lebih mampu dan berwenang apabila masalah yang ditangani itu di luar kemampuan dan kewenangan konselor atau guru pembimbing di sekolah.

Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al-Quran surah al- israa’ (17) ayat 36 :

ً ل ۡؤُـ ۡسَم ً هۡنَع ًَناَك ًَكِٕٮٰۤ لو ا ً ل ك ًَداَؤ فۡلاَو ًَرَصَبۡلاَو ًَع ۡمَّسلا ًَّنِا ً ًً مۡلِع ً هِب ًَكـَل ًَسۡيـَل اَم ً فۡقَت ًَلَو

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kami tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.”

(39)

Sehubungan dengan terjemahan ayat diatas, bahwa lakukan apa yang diperintahkan, jauhilah apa yang dilarang, jangan ikuti jika kamu tidak mengetahui, jangan mengakui jika kamu tidak tahu atau mengakui jika kamu tidak mendengar, setiap manusia mempunyai pendengaran, penglihatan, dan hati. Dan, merupakan suatu alat dan akan di pertanggung jawabkan nantinya, bagaimana seseorang menggunakannya dan memanfaatkannya.24

D. Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini dilakukan oleh:

1. Muzdalifatin dengan judul “keterampilan mencatat pelajaran siswa dan upaya guru Bimbingan dan Konseling untuk meningkatkannya”

hasilnya menunjukkan bahwa Keterampilan siswa dalam membuat catatan pelajaran secara cepat, cermat dan tepat dikategorikan kurang baik. Belum terampilnya siswa dalam membuat catatan terlihat dalam hal membuat kesimpulan dari catatan materi yang telah dipelajari dan jarang menggaris bawahi kata-kata kunci disetiap paragraf materi pelajaran.Keterampilan siswa dalam melengkapi catatan pelajaran dikategorikan tidak baik terutama dalam hal menambahkan bahan catatan dan merapikan catatan pelajaran.

Keterampilan dalam membuat catatan pelajaran ini, perlu pengembangandari guru terutama dari guru BK. Tindakan menumbuhkembangkan keterampilan yang dimiliki siswa sangat diperlukan, melihat bahwa begitu pentingnya penguasaan keterampilan membuat catatan bagi siswa, sehingga siswa terampil dalam membuat

24Mulyadi,2016,Bimbingan Konseling di sekolah dan madrasah, ( Jakarta : Prenadamedia Group), hal 238

(40)

30

catatan dengan baik.Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa keterampilan mencatat merupakan aspek yang penting dikuasai siswa.

Apabila siswa terampil dalam mencatat akan menunjang proses keberhasilan siswa dalam belajar.

Keterampilan dalam membuat catatan pelajaran ini, perlu pengembangan dari guru terutama dari guru BK. Tindakan menumbuh kembangkan keterampilan yang dimiliki siswa sangat diperlukan, melihat bahwa begitu pentingnya penguasaan keterampilan membuat catatan bagi siswa, sehingga siswa terampil dalam membuat catatan dengan baik.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa keterampilan mencatat merupakan aspek yang penting dikuasai siswa. Apabila siswa terampil dalam mencatat akan menunjang proses keberhasilan siswa dalam belajar.

2. Ida Nuryamah yang berjudul “ Upaya Meningkatkan keterampilan menulis dalam melengkapi cerita rumpang” berdasarkan hasil analisis data dan temuan–temuan hasil peneliti, maka dapat disimpulkan;

perencanaan pembelajaran penerapan media gambar dan papan bergaris dapat meningkatkan kemampuan menulis permulaan dalam melengkapi teks cerita rumpang. Mempersiapkan dan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran berdasarkan penerapan media gambar dan papan bergaris pada setiap siklusnya.

(41)

31 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan (field research) dengan jenis penelitian kualitatif Deskriptif (qualitatife descriptive) yaitu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena peristiwa, aktifitas, sikap, kepercayaan, pemikiran orang secara individual maupun kelompok. Penelitian lapangan yang menggunakan metode deskriptif dan menggambarkan keadaan objek yang diteliti sebagaimana adanya, sesuai data yang diperoleh di lapangan.25

Metode deskriptif kualitatif ini memaparkan situasi atau peristiwa tanpa mencari atau menjelasakan antara hubungan variabel dan tidak untuk melakukan pengujian hipotesa atau membuat prediksi, akan tetapi hanya sebatas penghimpun data, penyusunan secara sistematis, faktual dan cermat serta berusaha melakukan prestasi data seperlunya.26

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan mengambil lokasi di MTsNegeri 3 Agam. Adapun alasannya penulis mengambil lokasi ini sebagai tempat penelitian karena penulis tertarik mengetahui bagaimana upaya guru BK dalam meningkatkan keterampilan mencatat siswa di sekolah.

C. Informan Penelitian

25Nana Syaodih Sukmadinata, 2009, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung:

Remaja Rosdakarya), hal 60

26John W Best, 2000, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional), hal 63

(42)

32

Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberi informasi tentang kondisi dan situasi latar penelitian. Informan ini mempunyai banyak pengalaman tentang latar belakang penelitian. Informan berkewajiban secara sukarela sebagai tim peneliti, walau hanya bersifat informal sebagai anggota tim dengan kebaikannya dan kesukarelaanya, informan dapat memberi pandangan tentang nilai-nilai, sikap, bangunan, proses dan kebudayaan menjadi latar belakang penelitian setempat.27

Adapun yang menjadi informan dalam penelitian adalah :Informan kunci informan kunci adalah orang yang di jadikan sumber informasi utama dalam penelitian, dalam hal-hal ini yang menjadi sumber informasi utama yaitu guru Bimbingan dan Konseling di MTsNegeri 3 Agam.

D. Teknik Pengumpulan Data

Penulis menggunakan penelitian data sebagai berikut : 1. Wawancara

Wawancara adalah suatu kejadian atau suatu proses interaksi antara pewawancara dengan orang diwawancarai melalui komunikasi langsung.

Dapat pula dikatakan bahwa wawancara merupakan percakapan tatap muka antara pewawancara dengan responden.Dimana pewawancara bertanya langsung tentang suatu objek yang telah dirancang sebelumnya.

Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data dengan jalan mengajukan pertanyaan secara lisan kepada sumber data dan sumber data juga memberikan jawaban secara lisan. Proses wawancara dilakukan secara tatap muka lagsung dengan responden. Selama proses wawancara konselor mengajukan pertanyaan, meminta penjelasan dan jawaban dari

27Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, ( Bandung: Alfabeta, 2011), Cet ke-2, Hal 85

(43)

pertanyaan yang diberikan dan membuat catatan mengenai hal yang di ungkapkan kepadanya.28

2. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.29 Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable, dokumentasi berupa catatan notulen dan lain-lain. Seperti dengan melihat arsip-arsip atau dokumentasi yang ada di lapangan tempat penelitian.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah suatu proses pengklasifikasian, pengkategorian, dan elaborasi, sehingga data yang telah terkumpul dapat diberikan makna untuk menjawab masalah penelitian yang telah dirumuskan atau untuk mencapai tujuan penelitian.

Berdasarkan jenis penelitian kualitatif, maka analisa data berlangsung selama dan pasca pengumpulan data. Proses analisis data berlangsung selama dan pasca pengumpulan data. Proses analisis mengalir dari tahap awal hingga tahap penarikan hasil studi.

Proses-proses analisa kualitatif tersebut dapat dijelaskan kedalam 3 langkah berikut:

1. Reduksi data ( data reduction)

Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, abstraksi, dan transformasi data kasar yang diperoleh

28Fadhilla Yusri, 2015, instrumentasi non-tes dalam konseling, (Padang Panjang: P3SDM Melati Publishing), Hal 156

29Sugiyono. 2014, Metode Penelitian kombinasi (Mixed Methods).(Bandung : Alfabeta).

Hal32

(44)

34

dilapangan. Pada proses reduksi data ini peneliti akan menyeleksi data dari hasil wawancara, observasi dan studi dokumentasi, dengan cara memfokuskan pada data yang lebih menarik, penting, berguna, dan baru.

Data yang tidak penting disingkirkan. Berdasarkan pertimbangan berikut, maka data-data tersebut selanjutnya dikelompokkan menjadi berbagai kategori yng ditetapkan sebagai fokus penelitian.

2. Penyajian data (data display)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplay data. Display data merupakan proses mendeskripsikan kumpulan informasi secara sistematis dalam bentuk susunan yang jelas untuk membantu peneliti menganalisa hasil penelitian. Untuk memudahkan penyajian data ini peneliti membuat catatan lapangan dalam bentuk teks naratif untuk memudahkan penguasaan informasi atau data yang dimaksud.

3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclution drawing and verification).

Penarikan kesimpulan dan verifikasi merupakan kegiatan interpretasi, dengan maksud untuk menemukan makna dari data yang telah disajikan, misalnya dengan menghubung-hubungkan antara data satu dengan yang lainya.

Kesimpulan data dilakukan secara sementara, kemudian diverifikasi dengan cara mencari data yang lebih mendalam dengan mempelajari lagi hasil data yang telah terkumpul. Pengecekan informasi atau data dapat dilakukan oleh setiap peneliti selesai wawancara dengan responden.

(45)

Komponen-komponen analisis data ( yang mencangkup reduksi, penyajian data, dan penarikan kesimpulan). Secara interaktif saling berhubungan selama dan sesudah pengumpulan data. Atas dasar tersebut, karater analisis data kualitatif disebut pula sebagai model interktif.30

Komponen analisis data kualitatif dapat digambarkan sebagai berikut:

Sumber : Sugiyono, 2011, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Al- fabeta), hal 338

F. Teknik Keabsahan Data

Peneliti menggunakan triangulasi sebagai teknik untuk mengecek keabsahan data. Di mana dalam pengertian triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan hasil wawancara terhadap objek penelitian.

Triangulasi dapat dilakukan dengan menggunakan teknik yang berbeda yaitu wawancara, observasi dan dokumen. Triangulasi ini selain digunakan untuk mengecek kebenaran data juga dilakukan untuk memperkaya data,

30Agus Salim, 2006, Teori dan Paradigma Penelitian Sosial, ( Yogyakarta: Tiara Wacana), hal. 22

Penyajian data ( data display) Pengumpulan data

(data collection) 1. Wawancara 3.Dokumentas i

Reduksi Data

Kesimpulan dan verifikasi

(46)

36

Menurut Nasution, selain itu triangulasi juga dapat berguna untuk menyelidiki validitas tafsiran peneliti terhadap data, karena itu triangulasi bersifat reflektif.31

Triangulasi dengan sumber artinya membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda, untuk mencapai kepercayaan itu, maka ditempuh langkah sebagai berikut:

1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.

2. Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi.

3. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat.

4. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

31Lexi J Meleong, 1995, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, Cet ke-5s, hal 178

(47)

37 BAB IV

HASIL PENELITIAN A. Sejarah MTs Negeri 3 Agam

MTs Negeri 3 Agam ini didirikan pada tahun 1977, MTs Negeri 3 Agam ini terletak 14 km dari kota wisata Bukittinggi, sekolah yang berlokasi di Balingka, Empat Koto, kabupaten Agam merupakan tempat yang sangat sejuk karena berada di kaki gunung Singgalang. Kepala sekolah yang pertama memimpin MTs Negeri 3 Agam ini adalah Ibu Hj. Khariah. S.Pd dan pada tahun 2016 hingga sekarang di pimpin oleh Ibu Desmawita, S.Pd., M.Pd.

Sampai saat ini MTs Negeri 3 Agam masih tetap berada di Balingka, dari tahun ketahun MTs Negeri 3 Agam ini selalu memiliki prestasi yang sangat bagus salah satunya MTs Negeri 3 Agam meraih juara 1 tingkat SMP/MTsN kabupaten Agam lomba sekolah hijau atau ADIWIYATA, sekolah ini memang di kelilingi oleh pepohonan dan tanaman yang sangat subur sehingga mata sangat indah memandang.

B. Identitas Sekolah MTs Negeri 3 Agam Nama sekolah : MTs Negeri 3 Agam

NSS : 121113060006

Akreditasi : A

Alamat : JL. Pahambatan Balingka

Kota/kab : Agam

Propinsi : Sumatera Barat Kecamatan : IV Koto

Kelurahan : Balingka

Kode Pos : 26161

(48)

38

Nomor Telepon : 07527444257

Email : mtsnbalingka@ymail.com

Jenjang : SMP

Status : Negeri

Lintang : -0,3367300914391792 Bujur : 100,3237621486187 Ketinggian : 1135

C. Visi dan Misi MTs Negeri 3 Agam Visi

Terwujudnya Pendidikan Yang Berkualitas, Berakhlak, Berakhlakul Karimah, Cerdas, Berprestasi, Kreatif, Inovatif, Dan Berbudaya Lingkungan.

Misi

1. Meningkatkan lembaga pendidikan bernuansa islami yang berkualitas 2. Melaksanakan pendidikan berkarakter untuk membentuk watak dan

kepribadian siswa yang bermartabat dan berjiwa kebangsaan.

3. Meningkatkan profesionalisme pendidikan dan tenaga kependidikan di bidangnya.

4. Meningkatkan SDM kreatif, inovatif, bertanggung jawab dan berakhlak mulia.

5. Memberdayakan peserta didik mampu bersaing meraih prestasi.

6. Melengkapi sarana prasarana pendidikan.

7. Mewujudkan ketertiban, keamanan dan suasana yang asri dilingkungan madrasah.

8. Meningkatkan kegiatan ekstrakurikuler dibidang olah raga, dan kesenian.

(49)

9. Menerapkan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, menyenangkan, dan bermakna serta berwawasan lingkungan.

10. Menumbuh kembangkan semangat keunggulan dalam bidang ilmu pengetahuan, agama, tekhnologi, budaya, dan keterampilan bagi seluruh civitas akademika.

11. Memupuk sikap gotong royong, peduli social dan peduli lingkungan.

12. Menciptakan, memelihara lingkungan madrasah yang bersih, sehat, hijau dan asri.

13. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut dan budaya bangsa sehingga menjadi sumber kearifan dalam bertindak.

14. Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga madrasah dan kelompok kepentingan yang terkait dengan madrasah.

15. Melaksanakan proses pembelajaran secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi, peserta didik untuk berpartisipasi aktif.

D. Hasil Penelitian

Dalam bab ini penulis akan menggambarkan hasil dari penelitian yang telah penulis lakukan melalui metode wawancara kepada informan kunci yaitu guru bimbingan dan konseling dan informan pendukungnya adalah 2 orang siswa di MTaN 3 Agam Balingka.

Untuk menggambarkan data hasil, penulis berpedoman kepada hasil wawancara yang telah penulis lakukan sebelumnya tentang sejumlah pertanyaan-pertanyaan. Pertanyaan tersebut penulis buat berdasarkan atas beberapa sub indikator yang menurut penulis merupakan bagian yang dapat mewakili dan memberi informan serta untuk menjawab pertanyaan tentang

(50)

40

upaya guru bimbingan dan konseling untuk meningkatkan keterampilan mencatat siswa di MTsN 3 Agam.

a. Keterampilan mencatat

Keterampilan mencatat adalah merupakan keterampilan berfikir yang tidak dapat dipisahkan dan turut berpengaruh dalam pencapaian hasil belajar siswa.Aktifitas ini berkenaan dengan bagaimana seorang siswa mengikat informasi pembelajaran dan menyajikannya kembali dalam bentuk tulisan.

Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan pada tanggal 10 Oktober 2020 dengan guru bimbingan dan konseling, dapat penulis simpulkan bahwa siswa MTsN 3 Agam dalam keterampilan mencatat sedikit kurang, karena masih ada siswa yang tidak beraturan dalam membuat catatan dan membuat tugas dalam bentuk catatan.

Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara yang penulis lakukan dengan ibuk Widia selaku guru bimbingan dan konseling di MTsN 3 Agam, pada tanggal 10 Oktober 2020 sebagai berikut :

“ Ibuk selaku guru bimbingan dan konseling di MTsN 3 Agam, disini ibuk sudah mengajar kurang lebih selama 4 tahun, dan berkaitan dengan keterampilan mencatat siswa sedikit kurang baik, Sebagai guru Bimbingan dan Konseling di sekolah ini, ibuk selalu mendapat laporan dari guru mata pelajaran bahwa masih ada beberapa siswa yang bermasalah dengan tugas apalagi semenjak pandemi ini,terutama dengan proses mencatat karena tugas sekolah lebih banyak diberikan guru dalam bentuk catatan di buku. Nah karena tugas siswa kebanyakan mencatat jadinya siswa malas untuk mencatat tetapi beberapa siswa tetap membuat tugasnya hanya saja tulisan siswa banyak yang tidak rapi dan sulit untuk dibaca, jadinya guru mata pelajaran susah untuk memeriksanya”.32

Berdasarakan hasil wawancara dengan guru bimbingan dan konseling di MTsN 3 Agam Balingka tersebut terungkap bahwa terdapat masih ada

32Wawancara dengan guru Bimbingan dan Konseling pada tanggal 10 Oktober 2020

Referensi

Dokumen terkait

Mengadopsi teknologi dengan aplikasi penyimpanan arsip perlu didukung tidak hanya oleh satu pihak tetapi oleh semua pihak mengingat kearsipan merupakan wadah dari

Dari perancangan ulang, didapatkan desain pompa sentrifugal double admission untuk fluida kerja semi lean benfield solution ( K 2 CO 3 ) yang sesuai dengan kapasitas 700 m 3 ⁄ h

Penulis membatasi ruang lingkup penelitian untuk menghindari pembahasan masalah yang meluas dan agar tidak menyimpang dari pokok perumusan masalah serta agar yang

Respon siswa positif terhadap pembelajaran diantaranya karena siswa diberi kebebasan dan keleluasaan untuk beraktivitas seperti siswa melihat selintas dengan cepat

[r]

Nilai sig value yang kurang dari 0.05 menunjukkan bahwa kecerdasan emosional, pendidikan dan pelatihan serta kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan

Dalam hal ini, mahasiswa keguruan dan ilmu pendidikan yang notabene sebagai calon tenaga pendidik baik dalam lingkup sekolah dasar maupun sekolah menengah,

Pelaksaanaan pendidikan karakter diantaranya berupa Tujuan Pendidikan Karakter sudah sesuai dengan misi maupun tujuan TK Negeri Pembina Kabupaten Pemalang yaitu