5 2.1 Sejarah Perusahaan
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, yang selanjutnya disebut TELKOM pada awalnya didirikan pada tahun 1884 berbentuk badan usaha swasta penyedia layanan pos dan telegrap yang dibentuk pada masa pemerintahan kolonial Belanda berdasarkan Staatblad No. 52. Kemudian pada tahun 1906, pemerintah kolonial Belanda membentuk sebuah jawatan yang mengatur layanan pos dan telekomunikasi yang diberi nama Jawatan Pos, Telegrap dan Telepon (Post, Telegraph and Telephone Diemt;PTT) berdasarkan Staatblad No 395. Pada tahun 1961 setelah Indonesia merdeka dan berdaulat selama 16 tahun status jawatan berubah menjadi Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi(PN Postel), setelah itu pada tahun 1965 PN Postel dipecah menjadi Perusahaan Negara Pos dan Giro (PN Pos & Giro) dan Perusahaan Negara Telekomunikasi (PN Telekomunikasi).
Pada tahun 1974 PN Telekomunikasi disesuaikan menjadi Perusahaan Umum Telekomunikasi (Perumtel) yang menyelenggarkan jasa telekomunikasi nasional maupun internasional berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 36 Tahun 1974. Pada tahun 1980 PT Indnesian Satellite Corporation (Indosat) didirikan untuk menyelenggarakan jasa telekomunikasi internasional, terpisah dari Perumtel. Pada tahun 1989 Undang – undang No.3 tahun 1989 tentang telekomunikasi yang memberikan angin segar dalam pengembangan dan pembangunan pertelekomunikasian di Indonesia.
Pada tahun 1991 Pemerintah melalui Peraturan Pemerintah No.25 Tahun 1991 menetapkan Perumtel menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) Telekomunikasi Indonesia. Peralihan bentuk perusahaan tersebut ditandai dengan penandatanganan Akte Pendirian Perusahaan Perseroan (Persero) PT.
Telekomunikasi Indonesia oleh Notaris Imas Fatimah, SH bersama-sama dengan Menparpostel Soesilo Sudarman yang bertindak selaku kuasa dari Menteri Keuangan sebagai pemegang saham, hari Selasa tanggal 24 September 1991 jam 09.30 WIB di Depparpostel Jl. Kebon Sirih 36 Jakarta Pusat.
2.2 Ruang Lingkup Pekerjaan
Divisi Infratel Area Network Surabaya Timur yang menangani infrastruktur telekomunikasi wilayah Surabaya dan sekitarnya, dimana banyak terdapat perangkat keras yang digunakan untuk menunjang sarana dan prasarana telekomunikasi wilayah Surabaya.
2.3 Struktur Organisasi
Keputusan tertinggi di PT.Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
(PT.Telekomunikasi Indonesia) ada pada Dewan Komisaris. Dalam operasionalnya PT.Telekomunikasi Indonesia (PERSERO) diwakili oleh beberapa Direktur Utama. Struktur Organisasi PT.Telekomunikasi Indonesia (PERSERO) dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT.Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Divisi Infratel Area Network Surabaya Timur
2.4 Kelompok Bisnis
PT.Telekomunikasi Indonesia memiliki beberapa perusahaan yang menunjang operasional perusahaan. Berikut perusahaan yang mendukung PT.Telekomunikasi Indonesia:
A. Fixed-Phone
1. PT Ariawest International (AWI)
2. PT Pramindo Ikat Nusantara (Pramindo): Telekomunikasi (KSO 1, Sumatera)
3. PT Dayamitra Telekomunikasi (Dayamitra): Telekomunikasi (KSO-VI Kalimantan)
B. Seluler
PT Telekomunikasi Selular (PT.Telekomunikasi Indonesiasel): Telekomunikasi (Selular GSM)
C. Aplikasi, Content dan Datacom
1. PT Infomedia Nusantara (Infomedia): Layanan Informasi (bisnis berbasis elektronik, call center dan segmen data)
2. PT Multimedia Nusantara (Metra): Multimedia. TV Cable
3. PT Indonusa Telemedia (Indonusa): Multimedia Interaktif, TV Cable 4. PT Napsindo Primatel International (Napsindo): Telekomunikasi (Network
Access Point)
D. Properti dan Konstruksi
PT Graha Sarana Duta (GSD): Properti, Konstruksi dan jasa
E. PT.Telekomunikasi Indonesia 1. Fixed-Wireline
2. Fixed-Wireless 3. Seluler
4. Data dan Internet
5. Network dan Interconnection
2.5 Peluang ke Depan
Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang membaik, sarana pertelekomunikasian juga akan semakin baik dan banyak yang memerlukannya.
Prospek usaha PT.Telekomunikasi Indonesia pada pasar rumah tangga maupun industri dan bisnis masih merupakan peluang bisnis yang besar karena Indonesia sendiri masih dalam tahap awal industrialisasi. Guna memenuhi permintaan masyarakat akan telekomunikasi 10 tahun ke depan diperlukan investasi sebesar US$ 18,1 Miliar untuk tambahan kapasitas jaringan PT.Telekomunikasi Indonesia dan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan memperbaiki kinerja PT.Telekomunikasi Indonesia.