• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memuat beberapa hasil penelitian sebelumnya, fokus penelitian sejenis dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memuat beberapa hasil penelitian sebelumnya, fokus penelitian sejenis dan"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

20 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu

Pada bagian ini, bagian ini menjelaskan tentang penelitian sebelumnya yang memuat beberapa hasil penelitian sebelumnya, fokus penelitian sejenis dan perbedaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Selain itu, hasil penelitian sebelumnya ini juga akan dijadikan bahan referensi bagi peneliti untuk melakukan penelitian. Penulis memuat beberapa jurnal referensi yang berkaitan dengan penelitian penulis.

Penelitian terdahulu Allen Pranata Putra (2018) yang berjudul “Model kemitraan pemerintah-swasta dalam pengelolaan sistem penyediaan air hujan di Jawa Timur dengan latar belakang pemerintahan terbuka”. Dalam penelitian ini, peneliti menggunan teori Public Private Partnershipdari William J. Parente dimana dalam penelitian ini peneliti berfokus pada model kemitraan pemerintah dan swasta dalam pengelolaan sistem penyediaan air minum(Putra, 2018). Dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa adaanya kebijakan penyediaan air minum untuk mengatasi masalah pembiayaan proyek infrastruktur dan memperbaiki kualitas hidup masyarakat dan meningkatkan akses air minum secara layak kepada masyarakat. Untuk itu pemerintah setempat tidak bisa mengandalkan SDM yang ada. Pemerintah juga membutuhkan Investasi swasta tidak hanya dalam bentuk dana, tetapi juga dalam bentuk peningkatan keterampilan sumber daya manusia untuk membangun dan memelihara infrastruktur yang belum mapan. sepenuhnya Ini tidak berjalan dengan baik. Kesimpulan dari penelitian ini ini ialah bahwa

(2)

21 dalam sistem penyedian air minum yang telah dilaksanakan dapat berjalan dengan cepat apabila pemerintah dan swasta bekerja sama dalam pelaksanaan pembanguan air SPAM. Pada penelitian ini memiliki beberapa kesamaan dengan peneliti yaitu terdapat beberap aktor yang akan diteliti seperti kerjasama antara Pemerintah dan Swasta. Dari pemilihan teori yang membedakan dengan peneliti memilih empat indikator yaitu Peran swasta, Dampak, Pembagian resiko.

Sedangkan dalam jurnal penelitian hanya berfokus pada keterlibatan antara pemerintah dan swasta dalam pelaksanaan program.

Penelitian terdahulu Muhammad Ikram (2018) yang berjudul “Kemitraan publik-swasta untuk pengembangan pariwisata di KabupatenKuantan Singingi”.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori Public Private Partnership dari William J. Parente dimana dalam penelitian ini peneliti berfokus pada konsep kemitraan pemerintah dan swasta untuk mengembangkan potensi wisata yang ada di Kuatan Singingi, sehingga dari penilitian ini menjelaskan bagaimana keterlibatan pemerintah dan swasta untuk mengembangkan potensi wisata(Muhmmad Ikhram, 2018). Dari penelitian ini juga dapat disimpulkan bahwa pemerintah Kabupaten Singingi melaksanakan konsep Public Private Partnership(kemitraan Pemerintah & swasta) Mengembangkan potensi wisata daerah tersebut, konsep tersebut dilaksanakan untuk pengelolaan sektor pariwisata karena dengan melibatkan pihak swasta maka pelaksanaan penyediaan infrastruktur akan lebih cepat dan modal dalam pengembangan wisata cepat terealisasikan.

(3)

22 Penelitian terdahulu Dwi Arini Setyawati (2018) dengan judul "Implementasi Kebijakan Public Private Partnership dalam Pengelolaan Sampah di TPA Jatibarang.”. Hasil dalam penilitian ini menunjukan bahwa kerjasama Kegiatan pemerintah dan swasta dalam melaksanakan kebijakan pengelolaan sampahtersebut Kemajuan tidak berjalan dengan baik, memimpin pemerintah keswasta, hal tersebut terjadi karenaa kurangnya komunikasi anatra kedua belah pihak, sehingga berjalannya kebijakan tersebut kurang optimal. Untuk itu pemerintah dan swasta perlu menjalin komunikasi yang baik guna mencapai kepentingan bersama lalu menjadi mitra untuk menyelesikaan permasalahan yang ada (Dwi Arini Setyawati, 2018).

Penelitian terdahulu Dhani Akbar & Khairul Ikhsan (2019) yang berjudul

“(Public-Private Partnership) Mengoptimalkan Wisata Mangrove di Bintan”.

Dari hasil penelitian ini, menjelaskan bahwa dengan menggunakan pendekaatan Public Private Partnershiptidak hanya antara sektor swasta dan sektor pemerintah.

Melainkan juga bisa dari sektor masyarakat (Dhani akbar & Khairul Ikhsan, 2019).

Kemitraan antara sektor swasta dengan sektor masyarakat bisa disebut dengan kemitraan desain collaborative dynamics dimana dalam kemitraan ini hanya berfokus pada pada pemberdayaan masyarakat yang dijadikan sebagai solusi untuk mengembang inovasi.

2.2 Kajian Pustaka/Teori

2.2.1 Pengertian Public Private Partnership

Public-private partnership (PPP) dapat diartikan sebagai perjanjian kontrak antara pemerintah dan swasta.Kedua pihak dapat bekerja sama untuk saling

(4)

23 memanfaatkan keahlian dan kapabilitas untuk meningkatkan pelayanan publik, sehingga terbentuk kolaborasi untuk memberikan kualitas Layanan ini untuk kepentingan umum dan memperoleh manfaat terbaik dengan biaya terbaik.

Konsep kemitraan publik-swastadilatarbelakangi oleh pemerintah yang mulai sadar akan keterbatasanya APBN dalam penyediaan peleyanan publik. Untuk mengatasi hal tersebutpemerintah dituntut untuk menggunakan beberapa alternatif pendanaan, salah satunya yaitu dengan menggunakan skema kemitraan dengan melibatkan pihak swasta (Pratiwi, N. G., & Warsono, 2018). Dari uraian diatas juga dapat di simpulkan bahwa Public Private Partnershipmerupakan bentuk kesepakatan antara sektor publik (pemerintah) dan swasta (swasta) untuk memberikan fasilitas pelayanan publik sesuai kesepakatan.

Peters (1997) menjelaskan pola kerjasama Public Private Partnership melibatkan antara dua pihak atau bisa lebih dimana salah satunya yaitu sektor publik (Pemerintah), kerjasama tersebut meliputi hubungan kerjasamadalam jangka panjang dengan antar pihak yang dilakukan interaksi secara terus-menerus.

Setiap pelaku yang terlibat dalam kerjasama harus memberikan modal berupa material maupun non-material kepada pihak yang berhubungan sehinggga bisa memberi tanggung jawab terhadap keluaran atau setiap aktivitas yang dilakukan oleh kedua pihak (shintia Anggraini, 2017). Berikut karekterik Public Private Partnershipyang dijelaskan oleh Peters dalah sebagai berikut:

a. Kerjasama yang meliputi antara dua pihak atau bisa lebih termasuk juga pemerintah dan swasta yang ada didalamnya.

b. Kerjasama yang dilakukan oleh pemerintah memerlukan partnership untuk

(5)

24 melakukan kerjasama yang mampu ikut andil sesuai dengan kemampuan atau sesuai dengan kapasitasnya.

c. Terjalinnya hubunganya yang saling mempercayai satu sama lain, atau memperberikan kepercayaan secara terus-menerus, hal ini bisa dilihat dari bentuk kerjasama sebagai dasar negosiasi antara kedua belah pihak.

d. Kedua belah pihak harus menginvestasikan atau memberikan modal berupa dana, fasilitas lahan, atau bisanya disebut dengan material ataupun non- material.

2.2.2 Perkembangan Public Private Partnership

Konsep hybird atau byasa yang lebih dikenal dalam Proyek infrastruktur bernama Public Private Partnership atau PPPandanya pembagian resiko antara kedua pihak yang saling kejersama. Membangun kerjasama publik-swasta adalah hubungan jangka panjang antar departemenpublik dengan sektor private dalam jangka waktu yang panjang yang dimana masing-masing sektor telah menghasilkan produk atau pelayanan yang sangat baik kemudian juga ada pembagian resiko, manfaat beserta biaya yang dikeluarkan (Abbas, 2018). Latar belakang dari Public Private Partnership sebenarnya dimulai dari kesadaran pemerintah akan terbatasnya menyediaan Pelayanan publik dan pemecahan masalah sosial. Selain itu, melalui konsep good governance, peran publik dan swasta dalam membantu pemerintah dan pemerintah untuk berkembang dapat dimaksimalkan.Public Private Partnership bisa mnegubah peran pemerintah manjadi fasilitator atau sebagai pendukung (Dwinanta Utama, 2010).

(6)

25 Otonomi daerah memberikan peluang bagi pemerintah daerah untuk membuat kebijakan daerah dengan bijak. Namun dalam proses implementasinya, kebijakan tersebut tidak mencapai kondisi operasi terbaik dan tidak mencapai hasil yang diharapkan. Dalam hal ini, akan banyak terjadi keterlambatan pembangunan infrastruktur. Oleh karena itu, pemerintah perlu mencari solusi dengan menyelesaikan permasalahan tersebut. Stakeholder dalam pelaksanaan pembangunan misalnya dalam melibatkan pihak swasta, lemabaga swadaya masyarakat, mayarakat, dan Non Governmental Organisation (NGO).

Keterlibatan berbagai sektor ini sangat memiliki peran yang penting untuk membantu pemerintah mengingat pemerintah idak akan melakukan pembangunanya sendiri sehingga pemerintah perlu keterlibatan sektor lainnya untuk pelaksanan pembangunan yang lebih efektif.

Dalam suatu proyek apabila dikerjakan oleh pihak swasta dalam segi keuangan akan lebih bernilai mahal dibandingan dengan proyek yang dikerjakan oleh pemerintah. Untuk itu dengan menggunakan pola kerjsama Public Private Partnership(PPP) bisa menekan resiko yang terjadi sehingga dapat dibagi bersama, baik oleh sektor pemerintah maupun sektor swasta, apabila dari pihak swasta menyumbangkan pemikiran hal baru atau keahlian baru yang lebih inovatif serta dapat memanajemen resiko yang lebih baik dalam proyek publik maka keuntungan bisa diperoleh meskipun dengan modal yang besar tapi membawa nilai yang lebih bagi sektor publik(Novayanti Sopia Rukmana, 2015).

Peran dan fungsi Public Private Partnership (PPP) dapat dijelaskan sebagai pengimplementasian kebijakan publik melalui hubungan antar sektor yaitu sektor

(7)

26 publik dan sektor private. Pada kenyataannya pemerintah membuat suatu kebijakan yang dimana kebijakan tersebut membual pola kemitraan antar pihak swasta dan pihak pemerintah. Pola kemitraan Public Private Partnership merupakan salah satu instrumen untuk mencapai suatu tujuan pelayanan publik yang lebih bermutu. Salah satu kelebihan dari penerapan Public Private Partnership yaitu bisa melibatkan badan usaha atau lembaga lainnya guna untuk melaksanakan pelayanan publik yang lebih baik. Kemitraan Kemitraan pemerintah-swasta akan digunakan sebagai salah satu alternatif sumber pembiayaan untuk kegiatan penyediaan layanan publik yang memiliki karakteristik keuangan yang baik, serta berdampak sosial dan ekonomi yang baik, dalam hal ini juga diperlukan dukungan pemerintah dan jaminan pemerintah (Istanto Bambang, 2011). Kemitraan publik-swasta adalah kerjasama dalam penyediaan infrastruktur, walau tidak semua infrastruktur bisa dilakukan dengan menggunakan skema Public Private Partnership (PPP). Pasal 5 berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2015menyebutkan bahwa Infrastruktur yang dapat digunakan bekerjasama dengan pihak swasta berdasarkan "Program Kemitraan Pemerintah-Swasta", yaitu infrastruktur ekonomi dan infrastruktur sosial, antara lain sebagai berikut : 1) Penyediaan Jalan Tol, 2) Transportasi, 3) Sumber daya air dan irigasi, 4) Air minum, 5) Sistem pengelolaan limbah sentral, 6) Sistem pengelolaan air limbah, 7) Sistem pengelolaan limbah, 8) Telekomunikasi dan informatika, 9) Listrik, 10) Minyak dan gas serta energi baru, 11) Perlindungan terkini, 12) Fasilitas perkotaan, 13) Fasilitas pendidikan, 14) Sarana dan prasarana, 14) Kawasan, 15) Kesehatan, 17) Pariwisata, 18) Lembaga

(8)

27 kemasyarakatan, 19) Perumahan rakyat.

2.2.3 Model Public Private Partnership

Di era sekarang banyak sekali model-model atau bentuk pola kerjasama Public Private Partnershiphal tersebut disebabkan karena pesatnya pekebangan suatu jenis pembiayaan yang baru atau biasanya disebut dengan “Pembiayan proyek” yang digunakan untuk beberapa proyek besar, yang dimana pada akhirnya akan Secara langsung mempengaruhi perkembangan departemen hukum di bidang terkait, termasukdenga bentuk dan model kerjasama(Mary Ismowaty, 2016). Ada 5 (lima) bentuk atau model kerjasama Public Private Partnershipyang telah dikembangkan :

a. Kontrak Pelayanan (Service Manajemen)

Kontrak pelayananan atau Service ManajemenIni merupakan bentuk kerjasama antara pemerintah dengan masyarakat atau mitra swasta terbatas.

Kemudian mencapai kesepakatanantaranya seperti sektor swasta yang sepakat dengan melaksanakan fungsi pelayanan yang terbatas, dengaan waktu yang telah ditentukan dan budget yang telah ditentukan. Biasanya hal tsebut dilaksanakan sekita 1(satu) sampai 3 (Tiga) tahun. Kerjasama ini biasanya dilaksanakan karena pemerintah igin memberikan pelayanan yang berkualitas dengn kemampuan teknis yang dimiliki oleh swasta sehinga lebih efektive.(Aslamiyah, 2015) Biasanya model kerjasama ini resiko yag terjadi dilapangan akan dipertanggung jawabkan oleh pemerintah atau lebih tepatnya pemerintah yang bertanggung jawab dalam setiap resiko yang terjadi dalam berjalannya kerjasama mulai dari hal resiko komersial hingga resiko finance semuanya berada pada tangan pemerintah. Kerja

(9)

28 sama semacam ini tidak membutuhkan investasi besar kerjasam ini dituntut untuk melaksanakan pekerjaan dengan lebih efesian daan efektif dengan waktu yang terbatas. Berikut merupakan beberapa contoh Kontrak pelayanan/Service Manajemen: kontrak pembersihan jalan, pemelihraan jalan, jasa mobil derek daan pembuangan sampah.

b. Kontrak Manajemen (Manajemen contract)

Kontrak manajemen atau Manajemen Contract merupakan suatu perjanjian antara pemerintah dengan swasta, dimana pemeritah memberikan seluruh pengelolaan infrastruktur ataupun pelayanan umum yang dibebankan kepada private sector. Jangka waktu yang diberikan pemerintah kepada swasta dlam pelaksanaan pengelolaan insrastruktur atau jasa biasanya lebih panjang yaitu 3 (tiga) samapai 8 (delapan) tahun dengan kompensasi yang telah ditetapkan.

(Kurniawan, 2017)Pada model kejasama Manajemen Contract ini juga pemerintah juga mempertahankan kepemilikannnya Namun, sektor swasta juga dapat menginvestasikan modalnya dalam fasilitas ini. Namun pihak swasta juga sangat berhati-hati dalam menghitung setiap investasikerjasam yang dilakukan untuk memperoleh keuntungan dengan pengambalian yang sesuai juga kepada pemerintah. Berikut merupakan contoh Kontrak manajemen atau Manajemen Contractdiantaranya yaitu instalasi pengelolaan air, pengelolaan fasilitas umum ( stasion, rumah sakit, sekolah) dan pemeliharaan jalan.

c. Kontrak Sewa ( Lease Contrac)

Kontrak Sewa atau Lease Contrac merupakan kerjasama antara pemerintah dengan swasta dengan perjanjian kontrak bawa Pihak swasta akan membayar sewa

(10)

29 untuk penggunaan fasilitas umum, mengoperasikan, mengelola serta menjaga infrastruktur dengan menerima pembayaran dari penggunafsilitas tersebut. Dalam hal ini juga pihak swasta bertanggung jawab dalam resiko komersial sedangkan sebagian besar pemerintah bertanggung jawab dalam resiko financial. Kontrak Sewa/Lease Contracbisanya dilaksanakan dengan jangka waktu yang sangat pannjang yaitu umumnya natara 8 (delapan) sampai dengan 9 (sembilan) tahun.

Beberapa contoh kontrak sewa yaitu : Bandara udara , Transportasi, dan taman hiburan.

d. Kontrak Build-Operate-Transfer/BOT ( Kelola Alih Milik)

Kontrak Build-Operate-Transfer atau BOT merupakan kontrak antara instansi pemerintah dengan badan usaha atau swasta yang bertanggung jawab oleh pihak swastapenyediaan infrastruktur/jasa mulai dari pembiayaan, desain, kontruksi, hingga operasi dan pemeliharaan. Badan usaha/swasta akan mengelola proyek tersebut selama jangka waktu yang telah disepakati oleh pemerintah yang biasanya dikenal dengan periode konsensi atau periode implementasi yang waktu penyelesainnya hingga 20 sampai 40 tahun. Setelah proyek tersebut selesai akan dikembalikan lagi Untuk pemerintah. Sektor swasta memperoleh pendapatan dengan menjual produk jasa yang dihasilkan oleh fasilitas selama masa konsesi.

Persyaratan spesifiknya adalah sebagai berikut:yang telah disepakati. Pemerintah bertanggung jawab dalam resiko komersial biasanya melalui perjanjian jual beli, dan pihak swasta bertanggung jawab dalam resiko financial. (Noho, 2019)Keuntungan dengan menggunakan kontrak BTO ini biasanya dengan menyerahkan proyek kepada badan usaha yang bergerak dibidangnya maka

(11)

30 pembangunan proyek akan berjalan lebih efesien dan merealisasikan proyek akan mnejadi leebih besar serta resiko yang terjadi dalam pembangunan proyek akan minim karena sudah ditanggung oleh pihak swasta yang sudah ahli dalam bidangnya. Berikut ini merupakan beberapa contoh dari Kontrak Build-Operate- Transfer atau BTO yaitu; Pembangkit Listrik, Jalan Tol, Pembangunan Rel Kereta Api, Pelabuhaa, Pelabuhan dan Bendungan.

e. Kotrak Konsensi (Concession Contrac)

Kontrak konsensi atau Concession Contracmerupakan suatu kontrak perjanjian antara pemerintah dengan badan usaha/swasta dimana pengoperasian dan pembiayaan serta pemeliharaan pembangunan suatu infrastruktur diberikan sepenuhnya kepada pihak swasta. Waktu pengopersiannya biasanya dalam kurun waktu 20 sampaai dengam 35 tahun. Periode ini memang sangat panjang, tetapi ada beberapa tahapan dalam setiap tahunnya seperti jangka waktu 10 tahun pihak swasta harus memperbaiki investasi yang dimaliki. Pihak swasta juga harus memiliki hak ekslusif dimana pihak swasta berhak untuk meningkat kualitas pelayanan yang baik dibandingkan dengan pebangunan fasilatas yang baru. Pihak swasta juga bertanggung jawab dalam resiko komersial serta rsiko financial.

Pemerintah sebagai pemegang aset tetapi modaal investasi tetap ada ditangan pihak swasta yang dirancang dalam waktu tertentu untuk memberikan keuntungan pada badan usaha/swasta.

2.2.4 Tahapan Skema Public Private Partnership

Banyaknya infrastruktur yang bisa didirikan dengan mengunakan skema Public Private Partnership, pentingnya untuk mengetahui tahapan-tahapan dalam

(12)

31 menjalankan skema Public Private Partnership. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 38 tahun 2015 yang telah diatur Selain itu, dalam Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 4 Tahun 2015 atau Direktur Biro Perencanaan Pembangunan Nasional, tata cara pelaksanaan kerja sama antara pemerintah dan badan usaha., (Utama, 2015)tahap-tahapan skema Public Private Partnershipterdiri dari:

a. Tahap Perencanaan, merupakan tahapan yang dimana pemerintah mengindentifikasi, mengkalkulasi Anggaran dan mengklasifikankan infrastruktur yang dapat direalisasikan melaui rencana Public Private Partnership (PPP) .

b. Tahap Penyiapan, merupakan tahapan yang dimana pemerintah Evaluasi persiapan dan kelayakan proyek yang direncanakan. Kajian tersebut juga dilengkapi dengan program dukungan pemerintah, prosedur pengembalian investasi ke sektor swasta, dan akuisisi tanah di mana proyek tersebut berada.

c. Tahapan Transaksi, merupakan tahapan yang dimana Proses lelang, hingga penandatanganan kontrak kerja sama antara pemerintah dan swasta, hingga kegiatan konstruksi.

2.2.5 Indikator Public Private Partnership

William J Parente menyatakan bahwa teori Public Private Partnershipberhubungan dengan kompleksitas, kerjasama antar lembaga. Teori Public Private Partnershipjuga terdapat beberapa indikator yang menjadi penentu keberhasilan diantaranya ialah(Tukuboya, M. W., Nurjaman, H. N., & Suryani, 2018) :

(13)

32 a. Peran

Dalam indikator ini menjelaskan bahwa bagimana peran pemerintah dan swasta dalam pelaksanaan suatu kegiatan.Dalam penilitian ini, peniliti ingin menjelaskan bagaimana peran pemerintah dan swasta (Public Private Partnership) dalam konservasi hutan di TNBTS Pemerintah yang berperan dalam kegiatan ini diwakili oleh Balai Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BBTNBTS) Badan usaha yang berperan dalam melaksanakan proyek ini yaitu PT. Tirta Investama Keboncandi (Aqua-Group) yang merupakan perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang air dalam kemasan (AMDK), serta Yayasan Satu Daun yang merupakan kelompok masyarakat yang ikut terlibat dalam pelaksanaan konservasi . Dalam indikator ini nanti akan menghasilkan bagaimana proses kemitraan antara pemerintah dan badan usaha sehingga bisa mencapai tujuan bersama yaitu berupa kegiatan konservasi hutan.

b. Pelaksanaan

Dalam indikator ini menjelaskan terkait pelaksanaan kemitraan pemerintah dan swasta. Dalam penelitian ini, peneliti ingin menjelaskan bagaimana pelaksanaan kemitraan pemerintah dan swasta (Public Private Partnership)dalam konservasi hutan di taman nasional bromo tengger semeru.

dimulai dari fasilitas lahan, dan akuntabilitas antara kedua stakeholder yang terlibat.

c. Hasil

Hasil indikator ini dijelaskan bahwa dampak dalam kemitraan antara pemerintah dan swasta.Dalam penelitian ini, peneliti ingin menjelaskan

(14)

33 dampak kemitraan pemerintah dan swasta (Public Private Partnership)dalam konservasi hutan di taman nasional bromo tengger semeru. dimana dimulai dari bagaiaman proses kemitraan antara Balai Besar Bromo Tengger Semeru PT.

Tirta Investama Keboncandi (Aqua-Group) dan Yayasan Satu Daun sehingga menghasilkan kesepakatan kegiatan konservasi hutan, dilanjuut dengan pelaksanaan kegiataan konservasi hutan yang ada dilapangan, hingga apa dampak ynag timbul setelah pelaksanaan tersebut dilaksanakan.

2.3.1 Konservasi Hutan

Menurut Sadono (2013) mendefinisikan Hutan merupakan sumber daya alam (SDA) yang secara langsung maupun tidak langsung dapat menyejahterakan manusia. Pemerintah telah mengidentifikasi kawasan tertentu sebagai kawasan hutan produksi, hutan lindung atau hutan lindung. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 mengartikan hutan sebagai suatu kesatuan ekosistem berupa sebidang tanah yang mengandung sumber daya alam hayati yang bersumber dari persekutuan alam dan pepohonan, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan satu sama lain.. Sedangkan Hutan lindung adalah kawasan hutan dengan ciri tertentu yang fungsi utamanya untuk melindungi keanekaragaman tumbuhan, satwa, dan satwa.ekosistem yang ada di Hutan(Mulyadi, E., Hendriyanto, O., 2015).

Cagar alam memberikan banyak manfaat bagi pemerintahan dan kegiatan ekonomi, terutama sebagai daya tarik wisata alam. Industri pariwisata massal ini dapat memberikan keutungan dalam perekonomian, tetapi mungkin juga berdampak negatif pada kawasan lindung. Seiring dengan meningkatnya

(15)

34 kesadaran masyarakat akan perlindungan alam, aktivitas pariwisata di cagar tersebut cenderung meningkat, yang pada akhirnya berdampak pada ekologi ekosistem hutan.(Yanto, 2015).

Menurut Alikodra (2012) Pengelolaan kawasan konservasi Tujuannya untuk pencegahan terhadap kerusakan struktur lingkungan, sehingga bisa memenuhi kebutuhan sosial serta meningkatkan perekonomian masyarakat. Yang kedua adalah meningkatkan fungsi lingkungan tanah,iklim, heawan, air, dan tumbuhan, serta nilai budaya negara.Selain itu, banyaknya jenis hewan dan tumbuhan, jenis ekosistem dan keunikan alam dapat dipertahankan. Fungsi struktur lingkungan.(Azhani, P., Thayib, M. H., & Alikodra, 2019).

Alikodra (2012) juga menjelaskan bahwa Kawasan konservasi Berperan sangat penting dalam pembangunan berkelanjutan yaitu: a) berperan penting dalam produksi air bersih yang dibutuhkan mahkluk hidup, pertanian, irigasi, dan pertumbuhan industri b) berperan penting dalam pendapatan asli daerah c ) Berperan dalam ketahanan pangan dan menuntaskan kemiskinan; d) Berperan protektif dan berfungsi sebagai pusat kekayaan hayati.Dari pendapat beberapa ahli yang diatas dapat disimpulkan bahwa konservasi hutan merupakan sebuah kawasan hutan lindung yang diletarikan dengan tujuan agar ekosistem yang ada di kawasan hutan lindung seperti hewan dan tanaman endemik langka agar tidak terjadi kepunahan.

Referensi

Dokumen terkait

Pendataan keluarga dilakukan dengan mengunjungi rumah setiap keluarga yang ada dalam lingkungan area kerja Puskesmas Tegal Sari dan petugas pelayanan

20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 26, ayat (6):bahwa hasil pendidikan nonformal dapat dihargai setara dengan hasil pendidikan formal setelah

Pangunahing 3ayunin8 piliin ang katutubong wika na gagamiting batayan ng pagpapalaganap at pagpapatibay ng wikang pambansa ng *ilipinas. 2ga $ahirang

Suspensi ibuprofen yang dihasilkan mempunyai organoleptis, massa jenis dan viskositas yang tidak  stabil setelah penyimpanan selama 30 hari. F2 mempunyai ketabilan fisik

Bagaimana cara merancang media pembelajaran film animasi pendek 2D tentang penerapantrik dasar menghafal yang efektif untuk mengingat maupun menghafal cepat dengan metode

Kebera- daan patogen CVPD pada bibit tidak cukup dengan melihat gejala saja karena bakteri mungkin sudah ada, tetapi belum menampakkan gejala, apalagi gejala

1) Laporan kegiatan mingguan berupa lembaran/form yang memuat laporan kegiatan yang dilakukan dan permasalahan-permasalahan yang dihadapi di tempat praktik profesi

 Jika sampel ditarik dari populasi yang terdistribusi normal, maka distribusi sampling dapat didekati dengan distribusi...(14).  Jika standar deviasi populasi tidak diketahui,