Determinan Penggunaan Informasi Akuntansi Pada UMKM Kota Medan
Sury Aulia Marpaung Ardhansyah
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Muslim Nusantara Al-wasliyah Medan Email: [email protected]., [email protected]
Abstrak
Tujuan studi penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh determinan Pengguna Informasi Akutansi pada UMKM Kota Medan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan asosiatif kausal. Penelitian yang diteliti adalah skala usaha, umur perusahaan, pendidikan dan informasi akutansi. Informasi Akutansi adalah merupakan rangkaian aktivitas dalam pemrosesan data dari aktivitas bisnis pengolahan data keuangan perusahaan dengan menggunakan sistem informasi komputer yang terintegrasi secara harmonis. Skala Usaha adalah kemampuan perusahaan dalam mengelola usaha dengan memerhatikan besarnya aset, jumlah karyawan, dan pendapatan yang diperoleh selama satu periode akuntansi, umur perusahaan juga merupakan pengalaman perusahaan dalam menangani berbagai masalah apa yang terjadi di dunia bisnis dapat dikatakan bahwa upaya jangka panjang diketahui mempengaruhi perdagangan perusahaan dan lingkungan persaingan perusahaan, pedidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Pendidikan menggambarkan proses pemilik/manajer untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan teknis serta kemampuan organisasi. Teknik pengumpulan datanya 163 UMKM yang dapat dijadikan sampel. Dari studi ini ditemukan hasil bahwa pengaruh variabel skala usaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap informasi akutansi dengan hasil 1,526, variabel umur perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap informai akutansi dengan demikian maka hipotesis diterima dengan nilai 1,544, variabel pendidikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap informasi akutansi dengan demikian maka hipotesis diterima dengan nilai 18,807.
Kata Kunci: Skala Usaha, Umur Perusahaan, Pendidikan Dan Informasi Akutansi
Abstract
The purpose of this research study is to determine and analyze the effect of determinants of accounting information users on SMEs in Medan City. This research is a quantitative research with a causal associative approach. The research studied is the scale of business, age of the company, education and
accounting information. Accounting Information is a series of activities in data processing from the company's financial data processing business activities using a harmoniously integrated computer information system. , the age of the company is also the company's experience in dealing with various problems that occur in the business world. It can be said that long-term efforts are known to affect the company's trade and company's competitive environment, education is the process of changing the attitudes and behavior of a person or group of people in an effort to mature human beings through teaching and training efforts. Education describes the process of owner/manager to improve knowledge, technical ability and organizational capability. The data collection technique is 163 MSMEs that can be sampled.
From this study it was found that the effect of business scale on accounting information with a result of 1.526, the variable age of the company has a positive and significant effect on accounting information, thus the hypothesis is accepted with a value of 1.544, the educational variable has a positive and significant effect on accounting information, thus the hypothesis is accepted with a value of 18,807.
Keyword: business scale, company age, education and accounting information
PENDAHULUAN
Di berbagai banyak Negara di dunia, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu bagian yang berpengaruh dalam menunjang perekonomian tanpa terkecuali di negara Indonesia (Hendrawan 2019). UMKM mempunyai peran yang sangat penting untuk membangun pertumbuhan perekonomian, karena UMKM mampu menciptakan lapangan pekerjaan yang produktif (Muzdalifa 2018). UMKM merupakan usaha yang bersifat padat karya, tidak membutuhkan persyaratan tertentu seperti tingkat
pendidikan, keahlian (keterampilan) pekerja, dan penggunaan modal usaha yang digunakan cenderung sederhana. Oleh karenanya, untuk bisa memenangkan persaingan pasar, setiap pelaku UKM dituntut agar bisa memiliki bekal pengetahuan dan keterampilan yang mendukung perkembangan bisnisnya (Fauzi 2020). UKM Mikro Unit usaha yang biasa disebut UMKM ini dikelola oleh individu dan kelompok dalam masyarakat (Husaeni&Dewi, 2019).
Keberadaan UMKM tidak dapat dipungkiri menjadi salah satu penopang perekonomian Indonesia.
Secara keseluruhan, sektor UMKM
berperan dalam menciptakan lapangan kerja, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan mempercepat distribusi pendapatan melalui peluang usaha (Enjel, 2019).
Selain hal tersebut, dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang menjadi dasar sebagai perubahan yang begitu kian meningkat berbagai jenis usaha baik swasta maupun pemerintah khususnya bidang industri maupun jasa yang berskala kecil,menengah, atau besar sangat diperlukan adanya penggunaan sistem informasi akuntansi terhadap pelaksanaan suatu kegiatan usaha.Informasi salah satu komponen yang pokok dalam suatu keputusan. (Adi setiawan, 2017) informasi akuntansi sangat bermanfaat untuk mengetahui bagaimana perkembangan usaha, bagaimana struktur modal, akuntansi dengan baik. Padahal dengansemakin ketatnya persaingan bisnis dalam era globalisasi ekonomi, hanya perusahaan yang memiliki keunggulan yang kompetitif yang akan mampu memenangkan persaingan, keunggulan tersebut diantaranya adalah kemampuan
dalam mengelola berbagai informasi, sumber daya manusia, sistem pemasaran serta kualitas layanan.
Hingga tahun 2012 total UMKM di Indonesia mencapai sekitar 56,7 juta, dan dapat menyerap sekitar 107,6 juta tenaga kerja (Kementrian Koperasi dan UMKM, 2013) UMKM di Indonesia amat penting bagi perekonomian sebab menyumbang 56% dari Produk Domestik Bruto (PDB) serta menampung 107,6%
tenaga kerja. Banyaknya jumlah UMKM di Indonesia merupakan suatu bentuk ketangguhan UMKM bertahan dan menghadapi krisis ekonomi 1997-1998 dan krisis global yang memberikan pengaruh bagi Indonesia (Budiarto et 2018)(Mardia et al., 2021) menyatakan, dilihat dari sisi manajemen, kurangnya keahlian terhadap pengaplikasian informasi akuntansi salah satu kelemahan yang mengakibatkan gagalnya UMKM terhadap proses kelangsungan usaha.
Kemampuan untuk menyediakan dan menggunakan informasi akuntansi sangat bergantung pada kemampuan pemilik untuk menjalankan teknis akuntansi (Lestanti, 2015). Prestasi luar biasa dan potensi besar dari
UKM ini seringkali dibatasi oleh masalah pendanaan untuk mengembangkan bisnis persaingan menjadi semakin ketat, dan produk juga harus diperkuat (Departemen Kerja sama dan usaha kecil, menengah dan mikro, 2013). Pada dasarnya usaha kecil, menengah dan mikro memiliki peluang yang bagus memperoleh kredit sebagai suntikan modal. Sejauh ini, banyak program
pembiayaan bagi usaha kecil, menengah dan mikro, baik yang dikelola oleh pemerintah maupun perbankan. Salah satu rencana pemerintah Indonesia terkait pembiayaan UMKM ini Kredit Komersial Rakyat, target 2020 sekitar 20 triliun. Namun, target yang dicapai dalam praktiknya masih jauh dari target 20 triliun rupiah, yaitu hanya Rp 14,8 triliun. Alasan rendahnya penyaluran KUR karena bank yang ditunjuk sebagai penyalur KUR masih terlalu berhati-hati berikan kredit karena mereka tidak dapat memperoleh informasi yang cukup status usaha kecil, menengah dan mikro (Koperasi dan Kementerian Usaha Kecil, Menengah dan Mikro, 2013).
Peraturan Bank Indonesia No.
14/22/PBI/2012 Pasal 5Bank umum memberikan kredit atau pembiayaan dalam rangka pembangunanUMKM memberikan kredit atau pembiayaan bagi UMKM, ini salah satunyasyaratnya adalah menyediakan informasi akuntansi berupa laporan keuangan disediakan oleh UKM. Menurut Baas dan Schrooten (2006) Perbankan ada beberapa cara untuk memberikan kredit kepada pengusaha,yaitu dengan menggunakan soft information dan hard information.
Soft information gunakan teknologi login relasional, yang didasarkan pada kepercayaan dan hubungan baik antara bank dan pengusaha, sehingga bank dapat memperoleh informasi dengan lebih mudah. Melalui pembukuan yang memadai, pengusaha UMKM dapat Memenuhi persyaratan pengajuan kredit berupa laporan keuangan, Mengevaluasi kinerja, memahami keuangan, menghitung pajak, dan Manfaat lainnya (Warsono, 2009).
Pentingnya menerapkan
pengetahuan akuntansi Pengelolaan keuangan usaha kecil, menengah dan
mikro (UMKM) dinilai masih kurang dipahami oleh para pengusaha.
Masih banyak pengusaha kecil yang tidak Menyimpan catatan laporan keuangan bisnisnya dengan benar.
Bahkan, ada Ada juga yang tidak tercatat. UKM biasanya pembukuan dilakukan hanya dalam lingkup pencatatan pendapatan. Oleh karena itu, laba bersih perusahaan sulit untuk diketahui, sehingga Permohonan kredit untuk modal komersial dari bank sulit diperoleh karena beberapa Peserta UMKM terbanyak adalah Menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas (Kementerian Koperasi dan UKM, 2013). Berbagai kendala lain yang dihadapi oleh usaha kecil, menengah dan mikro, antara lain: Dari latar belakang pendidikan yang tidak akrab dengan akuntansi atau tata kelola kurangnya disiplin dan ketekunan dalam pelaksanaan pembukuan dan pembukuan, sampai tidak ada cukup dana untuk menyewa akuntan atau membeli Software akuntansi untuk memudahkan pelaksanaan pembukuan akuntansi.
Selain itu, untuk berkembang bahkan bertahan, usaha kecil, menengah dan
mikro menghadapi Berbagai kendala atau masalah antara lain karena rendahnya pendidikan, kurangnya pemahaman tentang teknologi informasi, skala bisnis, dan kurangnya keandalan karakteristik laporan keuangan merupakan faktor yang tidak terpisahkan lingkungan bisnis untuk UKM. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wahyudi (2009) menunjukan bahwa pendidikan pemilik/manajer dan skala usaha berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi pada UMKM dengan sampel UMKM yang berada di Kota Medan, penelitian yang dilakukan oleh Murniati (2002) menunjukan bahwa pendidikan, umur perusahaan, skala usaha berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi pada UMKM dan menurut penelitian yang dilakukan oleh Grace (2010) menunjukan bahwa Lama Usaha dan Pendidikan Formal berpengaruh terhadap penyajian dan penggunaan informasi akuntansi Stakeholder theory merupakan dasar yang digunakan dalam memahami praktik bisnis perusahaan termasuk UMKM.
Teori ini melihat adanya hubungan
antara pihak-pihak berkepentingan yang saling mempengaruhi di dalam perusahaan (Nabawi, 2018). Definisi stakeholder theory adalah ‘’Teori yang menyatakan bahwa semua stakeholder mempunyai hak memperoleh informasi mengenai aktivitas perusahaan yang dapat memengaruhi pengambilan keputusan mereka.
Pengertian UMKM
Pengertian menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah: “Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil.Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang
bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan.”
Penggunaan Informasi Akuntansi Penggunaan berasal dari kata “guna”
yang dalam KBBI berarti proses, cara, atau perbuatan menggunakan sesuatu.
Penggunaan informasi akuntansi merupakan suatu perbuatan dalam menggunakan informasi akuntansi yang ada didalam perusahaan.
(Novianti et al., 2018) penggunaan informasi akuntansi adalah suatu keadaan dimana pemilik/manajer menggunakan informasi akuntansi baik itu informasi operasional, informasi akuntansi manajemen, dan informasi akuntansi keuangan untuk pengambilan keputusan.
Skala Usaha
Skala usaha yaitu kemampuan perusahaan dalam mengelola usaha dengan memerhatikan besarnya aset, jumlah karyawan, dan pendapatan yang diperoleh selama satu periode akuntansi. Skala usaha merupakan salah satu indikasi perkembangan
suatu perusahaan dimana perusahaan yang besar akan membawa dampak bagi karyawan yang terlibat didalamnya. Jumlah karyawan yang meningkat dari tahun ke tahun, menandakan bahwa perusahaan tumbuh dan berkembang karena perusahaan besar membutuhkan karyawannya juga banyak. Jika skala bisnis meningkat, maka persentase perusahaan yang memberikan informasi akuntansi, dan informasi tersebut Kenaikan juga meningkat (Putra, 2017).
Umur Perusahaan
Umur perusahaan menggambarkan berapa lama perusahaan tersebut sudah beroperasi. Semakin lama usaha perusahan berjalan
mengakibatkan adanya
perkembangan usaha yang mengarah positif maupun negative (Mintarsih, 2020). PendidikanDalam UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 3, Pendidikan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pendidikan menggambarkan proses pemilik/manajer untuk meningkatkan
pengetahuan, kemampuan teknis serta kemampuan organisasi (Nasution, 2018).
Hipotesis Penelitian
H1: Skala usaha berpengaruh positif terhadap penggunaan informasi akuntansi pada UMKM.
H2: Umur perusahaan berpengaruh posiif terhadap penggunaan informasi akuntansi pada UMKM.
H3: Pendidikan berpengaruh positif terhadap penggunaan informasi akuntansi pada UMKM.
METODEI PENELITIAN Populasi dan Sampel Penelitian Sampel Penelitian
No Nama Kecamatan
Bidang Usaha
Jumlah
1 Medan
Amplas
Kuliner 34
2 Medan
Johor
Kuliner 43
3 Medan
Tembung
Kuliner 29
4 Medan Area Kuliner 25 5 Medan Deli Kuliner 32
Analisis Statistik Deskriptif
Hasil statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran umum tentang variabel-variabel yang ada.
Statistik deskriptif menggambarkan
data dari variabel yang digunakan dalam penelitian berdasarkan hasil dari data yang diolah, yaitu: nilai minimum, nilai maksimum, rata-rata (mean), median, dan standar deviasi.
Analisis ini sangat membantu dalam meringkas perbandingan beberapa variabel data skala dalam satu tabel serta dapat digunakan melakukan pengamatan penyimpangan data.
Uji Kuesioner 1. Uji Validitas
Uji validitas merupakan uji yang bertujuan untuk menilai suatu alat ukur dalam mengukur ketetapan dengan apa yang seharusnya diukur.
Berasal dari kata validity yaang berarti sejauh mana ketetapan dan kecepatan pengukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu alat ukur atau kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan-pertanyaan di dalam kuesioner dapat mengungkapkan sesuatu yang akan diukur. Valid atau ntidaknya data dilihat dari besarnya nilai siginifikansi variabel total dengan variabel masing-masing item.
Jika nilai sign dari pengujian Pearson
<0.05 maka data yang digunakan valid.
2. Uji Reabilitas
Uji reabilitasmerupakan uji yang bertujuan untuk menguji apakah angket yang digunakan dapat dipercaya atau tidak sebagai alat untuk mengumpulkan data yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Menurut Nunnally dalam Ghozali (2013), pengukuran reabilitas menggunakan cara One Shoot atau pengukuraan sekali saja dimana suatu variabel konstruk dikatakan reliable jika memberikan nilai Conbach’s Alpha > 0.70.
Asusmsi Klasik 1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam
model regresi, data
penelitian/residual memiliki distribusi normal. Untuk menguji normalitas residual dilakukan dengan menggunakan uji statistik non- parametrik Kolmogorof- Smirnov (K- S). Jika nilai probabilitas lebih besar atau sama dengan 0.05 maka dikatakan data terdistribusi normal, apabila nilai probalibilitas < 0.05 maka dikatakan data tidak terdistribusi normal.
2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk
mendeteksi adanya korelasi antar variabel independen dalam model regresi, dimana model regresi dikatakan baik jika tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Multikolinearitas dapat diketahui dengan menganalisis nilai tolerance serta variance inflation factor (VIF). Nilai cutoff yang dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas yaitu nilai tolerance
≤ 0.10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10, sehingga jika nilai tolerance lebih dari 0.10 atau nilai VIF kurang dari 10 maka dapat dikatakan tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari pengamatan satu ke pengamatan yang lainnya. Model regresi dikatakan baik jika terjadi Homoskesdatisitas bukan Heteroskedastisitas dimana variance dari residual pengamatan satu ke pengamatan lain tetap. Cara
mendeteksi adanya
heteroskedastisitas adalah menganalisis Grafik Scatterplot
dimana nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID.Jika pola pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED tidak menunjukkan adanya pola tertentu, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi berganda digunakan untuk meramal variabel dependen berdasarkan dua atau lebih variabel independen dalam suatu persamaan linear (Trihendradi, 2009). Berikut rumus persamaan regresi berganda:
Y = a + b¹X1 + b2X2 + b3X3
Y: Penggunaan Informasi Akuntansi A: Harga Y ketika harga X = 0 (harga konstan)
b1,b2,b3,b3 : Angka arah atau koefisien regresi
X1 : Skala Usaha
X2 : Umur Perusahaan
X3 : Pendidikan
1. Uji Parsial (Uji T)
Menggunakan Uji T (T-Test) untuk menguji apakah dua sampel yang tidak berhubungan memiliki nilai rata-rata yang berbeda (Ghozali, 2013). Pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai probabilitas
dimana jika nilai signifikan ≤ 0.05 maka bisa dikatakan signifikan atau hipotesis yang diajukan didukung, sebaiknya jika nilai > 0.05 maka dikatakan tidak signifikan atau hipotesis yang diajukan tidak didukung.
2. Uji Determinasi (Uji R²)
Menggunakan Koefisien determinasi untuk mengukur besarnya kemampuan model untuk menerangkan variabel dependennya.
Jika nilai Adjusted R Square atau R2 kecil maka akan menggambarkan kemampuan variabel-variabel independen untuk menjelaskan variabel dependen terbatas. Nilai yang baik adalah nilai Adjusted R Square atau R2 yang mendekati satu yang berarti bahwa variabel-variabel independenhampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen.
3. Uji F
Uji F pada dasarnya menguji apakah semua variabel independen mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen ( Ghozali, 2016;96).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Statistik Deskriptif
Deskripsi dalam penelitian ini terdiri dari 3 (tiga) variabel independen yaitu Skala Usaha, Umur Perusahaan dan pendidikan, serta 1 (satu) variabel dependen yaitu penggunaan informasi akutansi pada UMKM. Berdasarkan tabel stastistik deskriptif diperoleh gambaran sampel sebagai berikut:
Tabel 2
Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan bahwa jumlah data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 163 sampel data yang diambil dari kuesioner yang disebar peneliti kepada sampel yang tercantum dalam UMKM kota medan Berikut adalah analisis deskriptif yang diperoleh dari Tabel 2 dimana terdapat nilai mean 11,04 dari angka minimal 7 dan maximum 14 untuk skala usaha (X1), terdapat nilai mean 9,89 dari angka minimal 6 dan maximum 14 untuk umur perusahaan (X2) terdapat nilai mean 10,64 dari
angka minimal 6 dan maximum 14 untuk pendidikan, dan terdapat nilai mean 48,85 dari angka minimal 41 dan maximum 56 untuk penggunaan informasi pada akuntansi UMKM.
Uji Kuesioner 1. Uji Validitas
Uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur benar-benar cocok atau sesuai sebagai alat ukur yang diinginkan. Pengujian validitas dilakukan utuk menguji apakah jawaban dari kuesioner dari responden benar-benar cocok untuk digunakan dalam penelitian ini atau tidak. Adapun hasil uji validitas variabel adalah sebagai berikut:
Dari tabel diatas hasil output variabel Skala Usaha SPSS diketahui nilai validitas terdapat pada kolom Corrected Item-Total Correlation dengan nilai 0,390 yang artinya nilai
korelasi antara skor setiap butir dengan skor total pada tabulasi jawaban responden. Hasil validitas dari 3 butir pernyataan pada variabel dapat dinyatakan valid karena semua nilai koefisien lebih besar dari 0,05.
Dari tabel diatas hasil output variabel umur perusahaan SPSS diketahui nilai validitas terdapat pada kolom Corrected Item-Total Correlation dengan nilai 0,511 yang artinya nilai korelasi antara skor setiap butir dengan skor total pada tabulasi jawaban responden. Hasil validitas dari 3 butir pernyataan pada variabel dapat dinyatakan valid karena semua nilai koefisien lebih besar dari 0,05.
Dari tabel diatas hasil output pendidikam SPSS diketahui nilai validitas terdapat pada kolom Corrected Item-Total Correlation dengan nilai 0,530 yang artinya nilai korelasi antara skor setiap butir dengan skor total pada tabulasi jawaban responden. Hasil validitas dari 3 butir pernyataan pada variabel dapat dinyatakan valid karena semua nilai koefisien lebih besar dari 0,05.
2. Uji Reabilitas
Uji reliabilitas merupakan alat yang digunakan untuk mengukur
konsistensi kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner Page 7 dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2016). Adapun hasil uji reliabilitas pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 4 di atas, hasil output SPSS diketahui nilai Cronbach’s Alpha Based on Standardzed item 0,736 menunjukkan hasil uji reliabilitas pada penelitian ini lebih besar dari 0,60 artinya pernyataan pada kuesioner memenuhi ketentuan reliabilitas.
Uji Asumsi Klasik 1) Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Seperti diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan analisis statistik. Hasil uji normalitas dengan pendekatan normality plot (p-p plot) yang dilakukan ditunjukkan pada gambar 4.1 dibawah ini
Diagram 1.
Normality Plot (p-p plot)
Berdasarkan Gambar 1 dapat dilihat bahwa data terdistribusi merata disepanjang garis diagonal. Ha3l ini membuktikan bahwa data yang dipergunakan dalam penelitian ini memenuhi asumsi normalitas.
Diagram 2. Histogram Variabel Y
Pada diagram 2 menjelaskan bahwa garis dan histogramnya melintang dari kiri ke kanan membentuk kurva secara sempurna. Gambar ini menunjukkan bahwa data yang telah diolah sudah terdistribusi secara normal.
2) Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui apakah variabel independen tidak saling berhubungan.
Syarat sebagai indikator yang bisa dirumuskan adalah VIF > 10 atau tolerance < 0,10 maka terjadi gejala Multikolinieritas, sebaliknya apabila VIF < 10 dan tolerance > 0.10 maka tidak terjadi gejala Multikolinieritas.
Uji Multikolinearitas dilakukan menggunakan SPSS 22 for Windows, dapat dilihat dalam Tabel 5 berikut:
Berdasarkan Tabel 5 hasil analisis data diketahui bahwa nilai tolerance masing-masing variabel lebih besar dari 905 dan Variance Inflation Factor (VIF) pada masing-masing variabel lebih kecil dari 1,104. Maka dapat disimpulkan bahwa analisis lebih lanjut dapat menggunakan model regresi berganda.
3) Uji Heteroskedastisitas Menurut Gozhali (2009;69) cara mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitasnya dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah yang telah diprediksi dan submbu X
residual (Y prediksi-Y sesungguhnya) yang telah di standarlized.Adapun hasil pengujian heteroskedastisitas dengan ditunjukkan oleh gambar berikut:
Diagram 3. Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan diagram 3 di atas
diketahui hasil uji
heteroskedasatisitas dengan grafik terlihat data menyebar tidak membentuk pola.
Uji Linier Berganda
Adapun hasil pengolahan data untuk model regresi pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Berdasarkan Tabel 6 di atas dapat diperoleh model penelitian sebagai
berikut:
Y = 29,054 + 1,025X1 + 0,857 X2 + 0,777 X3
Penjelasan nilai model di atas adalah sebagai berikut:
a. α = 29,054
Nilai konstanta α sebesar 29,054menjelaskan bahwa apabila tidak ada variabel Skala Usaha, umur perusahaan dan pendidikan, dalam variabel penggunaan informasi akutansi pada Umkm yang terbentuk sebesar 29,054
b. β1 = 1,025
Konstanta β1 bernilai 1,025 menjelaskan bahwa apabila variabel skala usaha meningkat satu satuan, maka variabel kepuasan kerpenggunaan informasi akutansi pada Umkmja akan meningkat sebesar -1,025
c. β2 = 0,857
Konstanta β1 bernilai 0,857 menjelaskan bahwa apabila variabel umur perusahaan meningkat satu satuan, maka variabel penggunaan informasi akutansi pada Umkmakan meningkat sebesar 0,857
d. β2 = 0,777
Konstanta β1 bernilai 0,777 menjelaskan bahwa apabila variabel
pendidikan meningkat satu satuan, maka variabel penggunaan informasi akutansi pada Umkmakan meningkat sebesar 0,777
Uji Persial ( uji t)
Pengujian dilakukan untuk melihat keberartian dari masing- masing variabel secara terpisah terhadap variabel bebas dan terhadap variabel terikat. Hipotesis nol (Ho) adalah menyatakan tidak adanya pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat, sedangkan hipotesis alternative (Hi) merupakan hipotesis yang menyatakan adanya pengaruh dari variabel bebasBerdasarkan Tabel 4.6 dibawah ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Nilai t-hitung dari Skala usaha yaitu 1,526 dengan t-tabel 1.78229dimanat-Hitung < t- Tabel atau1,526 <1.78229maka, Ho diterima dan Hipotesa
alternative (Hi) ditolak. Dannilai signifikan untuk skala usaha sebesar 0,131 <alpha 0,05, sehingga variabel skala usaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap penggunaan informasi akutansi pada Umkm, dengan demikian maka hipotesis diterima.
2) Nilai t-hitung dari variabel umur perusahaan yaitu 1,544, t-tabel 1.85955dimanat-Hitung < t- Tabel atau1,544<1.85955maka, Ho diterima dan Hipotesa alternative (Hi) ditolak. Dan nilai signifikan untuk umur perusahaan sebesar 0,588 <alpha 0,05, sehingga variabel umur perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap penggunaan informasi akutansi pada Umkmdengan demikian maka hipotesis diterima.
3) Nilai t-hitung dari variabel pendidikan yaitu 18,807, t- tabel1.81246dimanat-Hitung < t- Tabel atau18.807 <1.81246 maka, Ho diterima dan Hipotesa alternative (Hi) ditolak dan nilai signifikan untuk pendidikan sebesar 0,000 <alpha 0,05,
sehingga variabel pendidikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap penggunaan informasi akutansi pada Umkmdengan demikian maka hipotesis diterima.
Uji Simultan (Uji F)
Untuk membuktikan kebenaran hipotesis digunakan Uji F secara simultan yaitu dengan membandingkan F-Hitung dengan F- Tabel dimana F-Hitung > F-Tabel pada tingkat signifikan = 0,05.
Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh nilai uji serempak (Uji F) sebagai berikut:
Berdasarkan Tabel 8 diperoleh bahwa nilai Fhitung sebesar 141,961 dengan tingkat signifikan 0,000 lebih kecil dari alpha 0,05 (5%). Dengan demikian secara serempak pada
variabel skala usaha, umur perusahaan dan pendidikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap penggunaan informasi akutansi pada Umkm.
Koefisien Determinasi
Koefesien determinan (R2) dimaksudkan untuk mengetahui tingkat ketepatan yang paling baik dalam analisa regresi, hal ini ditunjukan oleh besarnya koefesien determinan (R2 ) antara 0 sampai 1.
Jika koefesien determinan 0 berarti variable independen sama sekali tidak berpengaruh terhadap variable dependen. Apabila koefesien determinan semangkin mendekati satu, maka dapat dikatakan bahwa variable independen berpengaruh terhadap variable dependen. Karena variable independen pada penelitian ini lebih dari 2, maka koefesien determinan yang digunakan adalah adjusted R square (Ghozali,2016).
Dari determinan (R2 ) ini dapat diperoleh suatu nilai untuk mengukur besarnya sumbangan dari beberapa variable X terhadap variasi naik turunnya variable Y yang biasanya dinyatakan dalam persentase.Dari
hasil pengolahan SPSS yang diperoleh hasil uji koefisien determinasi sebagai berikut”
Berdasarkan Tabel 4.60 (R), koefisien determinasi (R Square), dan koefisien determinasi yang disesuaikan (Adjusted R Square). Nilai koefisien korelasi berganda (Adjusted R Square) sebesar 0,826. Hal tersebut menunjukkan bahwa 82,6%
penggunaan informasi akutansi pada Umkm dapat dijelaskan oleh skala usaha, umur perusahaan dan pendidikan, dan 17,4% meyatakan bahwa nilai koefisien korelasi, memiliki pengaruh pada setiap variabel.
PEMBAHASAN
Pengaruh Skala Usaha Terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi
Nilai t-hitung dari skala usaha yaitu 1,526 dan nilai signifikan untuk skala usaha sebesar 0,131 < alpha 0,05, sehingga variabel skala usaha berpengaruh positif dan signifikan
terhadap penggunaan informasi akuntansi pada Umkm, dengan demikian maka hipotesis diterima.
Skala usaha berpengaruh positif terhadap penggunaan informasi akutansi pada Umkm.
Jumlah karyawan yang meningkat dari tahun ke tahun, menandakan bahwa perusahaan tumbuh dan berkembang karena perusahaan besar membutuhkan karyawannya juga banyak. Jika skala bisnis meningkat, maka persentase perusahaan yang memberikan informasi akuntansi, dan informasi tersebut Kenaikan juga meningkat (Putra, 2017). Penggunaan informasi Akuntansi akan sangat membantu dalam mengelola kompleksitas perusahaan. Kemampuan perusahaan dilihat dari total asset, jumlah karyawan, serta besarnya pendapatan selama satu periode akuntansi, hal itulah yang disebut skala usaha. Jika perusahaan sudah besar dan maju, maka perusahaan tersebut membutuhkan jumlah karyawan yang banyak untuk menjalankan aktifitas yang ada di perusahaan (Kaukab, 2020). Pertambahan asset akan membuat perusahaan memperhatikan
lebih detail terkait rincian asset yang dimilikinya, bukan hanya asset yang dimiliki tetapi juga penggunaan atas asset tersebut. Skala usaha yang semakin besar, semakin kompleks masalah yang ada di dalam perusahaan sehingga manajer membutuhkan informasi yang relevan untuk membuat keputusan dalam menentukan langkah-langkah yang harus diambil dimasa yang akan datang. Penelitian ini sejalan deagan Budiyanto (2014) menyimpulkan bahwa skala usaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi UMKM. Hal ini dikarenakan semakin besar perusahaan, semakin banyak informasi akuntansi internal yang digunakan.
Pengaruh Umur Perusahaan Terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi
Nilai t-hitung dari variabel pengetahuan yaitu 1,544 dan nilai signifikan untuk penggunaan informasi akutansi pada Umkm sebesar 0,588 <alpha 0,05, sehingga variabel umur perusahaan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap penggunaan informasi akutansi pada Umkm dengan demikian maka hipotesis diterima.
Setiap peningkatan umur perusahaan akan meningkatkan penggunaan informasi akutansi pada Umkm, semakin baik umur perusahaan akan semakin baik penggunaan informasi akutansi pada UMkM Umur perusahaan menggambarkan berapa lama perusahaan tersebut sudah beroperasi. Semakin lama usaha perusahan berjalan mengakibatkan adanya perkembangan usaha yang mengarah positif maupun negative (Mintarsih, 2020) Usia perusahaan menggambarkan pengalaman perusahaan dalam menangani berbagai masalah apa yang terjadi di dunia bisnis. Dapat dikatakan bahwa upaya jangka panjang diketahui mempengaruhi perdagangan perusahaan dan lingkungan persaingan perusahaan. UMKM yang sudah berjalan lama akan menunjukkan kebutuhan tersebut karena kompleksitasnya, diperlukan informasi akuntansi Ini semakin tinggi dan lebih tinggi. Lamanya usaha bisa dilihat dari umur perusahaan tersebut. UMKM yang
lebih lama beroperasi memiliki pola pikir dan kemampuan dalam melakukan tindakan-tindakan yang dilakukan dan menggambarkan perusahaan tersebut lebih berkembang dikarenakan telah memiliki pengalaman yang banyak dalam menjalankan usahanya.
Pemilik usaha yang telah lama melakukan kegiatan operasional perusahaan memiliki pengalaman yang lebih dibandingkan dengan pemilik usaha yang baru mengoperasionalkan usahanya.
Pemilik yang belajar dengan pengalaman yang lebih akan mengetahui pentingnya suatu informasi yang ada pada usahanya.
Semakin lama umur UMKM maka pengalaman akan semakin banyak dan pengetahuan akan semakin luas tentang pentingnya informasi akuntansi.penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu (Nabawi, 2018) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa umur perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi pada UMKM.
Hal ini dikarenakan Semakin lama usaha yang dijalankan, akan
meningkatkan penggunaan informasi akuntansi pada UMKM.
Pengaruh Pendidikan Terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi
Nilai t-hitung dari variabel pendidikan yaitu 18,807 dan nilai signifikan untuk pendidikan sebesar 0,000 <alpha 0,05, sehingga variabel pendidikanberpengaruh positif dan signifikan terhadap penggunaan informasi akutansi pada Umkm dengan demikian maka hipotesis diterima. Setiap peningkatan pendidikanakan meningkatkan penggunaan informasi akutansi pada Umkm, semakin baik pendidikan akan semakin baik penggunaan informasi akutansi pada UMKM.
Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan prilaku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan teknis, kemampuan organisasi, dan pengetahuan tentang informasi akuntansi.(Nasution, 2018) Pendidikan yang pernah ditempuh oleh pemilik/manajer UMKM
memengaruhi pemahaman mengenai usaha yang sedang dijalankan dan pentingnya penggunaan informasi akuntansi bagi usaha mereka.
Pendidikan yang rendah akan membuat informasi akuntansi semakin jarang untuk digunakan karena kurangnya pemahaman. Jika pemilik/manajer memiliki pendidikan yang baik tentunya informasi- informasi khususnya informasi akuntansi akan lebih diperhatikan
dibandingkan dengan
pemilik/manajer yang pendidikan nya masih kurang. Penelitian ini sejalan dengan peneliti terdahulu (Dewantoro, 2020) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa pendidikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi pada UMKM.
Hal ini dikarenakan Pengetahuan tentang pentingnya informasi akuntansi yang terdapat pada perusahaan akan mempengaruhi keputusan yang akan diambil nantinya. Semakin baik pendidikan yang dimiliki, akan meningkatkan penggunaan informasi akuntansi pada UMKM.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
1. Nilai t-hitung dari skala usaha yaitu 1,526 dan nilai signifikan untuk penggunaan informasi akutansi pada Umkm sebesar 0,131 < alpha 0,05, sehingga variabel skala usaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap penggunaan informasi akutansi pada Umkm, dengan demikian maka hipotesis diterima. Skala usaha berpengaruh positif terhadap penggunaan informasi akutansi pada Umkm artinya setiap kenaikkan skala usaha maka akan meningkatkan penggunaan informasi akutansi pada Umkm.
2. Nilai t-hitung dari variabel umur perusahaan yaitu 1,544 dan nilai signifikan untuk penggunaan informasi akutansi pada Umkm sebesar 0,0,588 <alpha 0,05, sehingga variabel umur perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap penggunaan informasi akutansi pada Umkm dengan demikian maka hipotesis diterima. Setiap peningkatan umur perusahaan
akan meningkatkan penggunaan informasi akutansi pada Umkm, semakin baik umur perusahaan akan semakin baik penggunaan informasi akutansi pada Umkm.
3. Nilai t-hitung dari variabel pendidikan yaitu 18,807 dan nilai signifikan untuk penggunaan informasi akutansi pada Umkm sebesar 0,000 <alpha 0,05,
sehingga variabel
pendidikanberpengaruh positif dan signifikan terhadap penggunaan informasi akutansi pada Umkm dengan demikian maka hipotesis diterima. Setiap peningkatan pendidikanakan meningkatkan penggunaan informasi akutansi pada Umkm, semakin baik pendidikan akan semakin baik penggunaan informasi akutansi pada Umkm.
Saran
Saran yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini adalah faktor yang mempengaruhi UMKM dalam menggunakan informasi akuntansi perlu dipertahankan bahkan ditingkatkan.
DAFTAR PUSTAKA
Adisetiawan, R. (2017). Kajian Persepsi Pemilik Usaha Kecil Dan Menengah (Ukm) Terhadap Laporan Keuangan.
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 13(4), 162–173.
Aring, A., Tinangon, J. J., & Elim, I.
(2020). Penerapan Akuntansi Pengakuan Aset Tetap Pada Badan Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Kabupaten Minahasa. Going Concern:
Jurnal Riset Akuntansi, 15(2), 69–76.
Baas, T. dan M. Schrooten. 2006.
Relationship Banking and SMEs: A Theoretical Analysis. Small Business Economics, 27.
Budiarto, R., Putero, S. H., Suyatna, H., Astuti, P., Saptoadi, H., Ridwan, M. M.,Susilo, B.
(2018). Pengembangan Umkm Antara Konseptual Dan Pengalaman Praktis.
Ugm Press.
Budiyanto, H. (2014). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Dewantoro, R. (2020). Pengaruh
Ekspektasi Usaha, Tingkat Pendidikan, Dan Lama Usaha Terhadap Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi.
Universitas Pancasakti Tegal.
Enjel. 2019. Peran Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dalam Meningkatkan
Fauzi, I., Siregar, H., & Malik, A.
(2020). Bimbingan Teknis Penetapan Harga Jual Suatu Barang Dalam Peningkatan Penjualan Pada Usaha Kecil Mandiri Di Desa Medan
Senembah Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara.
Prosiding Seminar Nasional Hasil Pengabdian, 3(1), 161–
165.
Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21 Update PLS Regresi (7th ed.). Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hendrawan, A., Kuswantoro, F.,Sucahyawati, H. (2019).
Dimensi Kreativitas Dan Pengembangan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (Umkm). Jurnal Hummansi (Humaniora, Manajemen, Akuntansi), 2(1).
Husaeni, U. A.,Dewi, T. K. (2019).
Pengaruh Pembiayaan Mikro Syariah Terhadap Tingkat Perkembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (Umkm) Pada Anggota Bmt Di Jawa Barat. Bongaya Journal For Research In Management (Bjrm), 2(1), 48–56.
Hutagalung, I. (2019). Peranan Sistem Informasi Akuntansi Dalam Pengambilan Keputusan Manajemen Pada Pt. Angkasa Pura Ii (Persero) Bandar Udara International Kualanamu. Universitas Dharmawangsa.
Informasi Akuntansi pada Perusahaan Tenun Troso Jepara. Skripsi Tertutup,
Kaukab, M. E. (2020). Penggunaan Informasi Akuntansi Pada Pelaku Umkm. Jurnal Pendidikan, Sains Sosial, Dan Agama, 6(2), 28–41.
Kaukab, M. E. (2020). Penggunaan Informasi Akuntansi Pada Pelaku Umkm. Jurnal Pendidikan, Sains Sosial, Dan Agama, 6(2), 28–41.
Kesejahteraan Masyarakat Menurut Perspektif Ekonomi Islam (Studi Kasus Agen Kelapa Sawit di Desa Sungai Badak Kecamatan Mesuji).
Kurniawan, F. P. (2018). Analisis Dampak Modal Terhadap Usaha Mikro Kecil Menengah (Umkm) Sektor Industri Pengolahan (Studi Pada Umkm Di Kabupaten Sidoarjo). Universitas Brawijaya.
Lathifah, H. (2017). Pengaruh Penerapan Teknologi Informasi Dan Struktur Organisasi Terhadap Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen (Studi Pada Pt. Pos Indonesia (Persero)). Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Unpas Bandung.
Lestanti, D. (2015). Pengaruh Pengetahuan Akuntansi, Pengalaman Usaha, dan Motivasi Kerja Terhadap Persepsi Penggunaan Informasi Akuntansi Pada Pelaku UMKM di Boyolali.
Yogyakarta: Skripsi.
Universitas negeri Yogyakarta.
Mardia, M., Tanjung, R., Karim, A., Ismail, M., Wagiu, E. B., Sudarmanto, E., Supitriyani, S., Sihotang, J. I., Martina, S.,
& Damanik, E. O. P. (2021).
Sistem Informasi Akuntansi Dan Bisnis. Yayasan Kita Menulis.
Mikro, Kecil, dan Menengah. Jakarta.
Mintarsih, R. A. (2020). Pengaruh Skala Usaha, Umur Usaha, Pendidikan Dan Pelatihan Akuntansi Terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi Pada Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (Umkm) Di Kecamatan Tegalrejo Kota Yogyakarta. Prima Ekonomika, 11(2), 42–58.
Muzdalifa, I., Rahma, I. A.,Novalia, B. G. (2018). Peran Fintech Dalam Meningkatkan Keuangan Inklusif Pada Umkm Di Indonesia (Pendekatan Keuangan Syariah). Jurnal Masharif Al- Syariah: Jurnal Ekonomi Dan Perbankan Syariah, 3(1).
Nabawi, N. I. (2018). Analisis Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Informasi Akuntansi Pada Usaha Mikro Kecil Dan Mengengah Di Kota Yogyakarta.
Nasution, T. (2018). Membangun Kemandirian Siswa Melalui Pendidikan Karakter.
Ijtimaiyah: Jurnal Pendidikan Dan Ilmu Sosial, 2(1).
Novianti, D., Mustika, I. W., Eka, L.
H. (2018). Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pelatihan Akuntansi, Umur Usaha, Dan Skala Usaha Pelaku Umkm Terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi Di Kecamatan Purwokerto Utara.
Jurnal Ekonomi, Bisnis, Dan Akuntansi, 20(3).
Nur Fadhilah, A. (2019). Pengaruh Profitabilitas Dan Leverage Terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor
Infrastruktur, Utilitas Dan Transportasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2015-2017). Program Studi Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi-Bisnis Universitas Widyatama.
Pemerintah Republik Indonesia (2008). UU no 20 Tahun 2008 tentang Usaha
Penggunaan Informasi Akuntansi pada Usaha Kecil dan Menengah di Yogyakarta.
Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro.
Putra, R. O. S. (2017). Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Terkait Dengan Siklus Pendapatan Dan Siklus Produksi Pada Bisnis Keluarga Perusahaan Rose Pao Di Bandung. Calyptra, 6(1), 130–138
Rafika, M. (2018). Pengaruh Corporate Governance, Ukuran Perusahaan Dan Leverage Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Perusahaan Manufaktur Di Bei Tahun 2014-2018”.
Ecobisma (Jurnal Ekonomi, Bisnis Dan Manajemen), 5(2), 15–31.
Siagian, A. O., & Indra, N. (2019).
Pengetahuan Akuntansi Pelaku Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (Umkm) Terhadap Laporan Keuangan.
Syntax Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 4(12), 17–35 Siagian, A. O., & Indra, N. (2019).
Pengetahuan Akuntansi Pelaku Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (Umkm)
Terhadap Laporan Keuangan.
Syntax Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 4(12), 17–35.
Skripsi. Bandar Lampung: Fakultas Ekonomi dan Islam, Ekonomi Islam, Universitas Negeri Raden Intan Lampung.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Universitas Islam Nahdatul Ulama’
Wahyudi, Muhammad. 2009.
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Warsono, Sony dan Endra Murti.
(2010). Akuntansi UMKM Ternyata Mudah Dipahami dan Dipraktikkan. Yogyakarta : Asgard Chapter Winarno.
Whetyningtyas, A. (2016).
Determinan Penggunaan Informasi Akuntansi Pada Usaha Kecil Menengah (UMKM). Media Ekonomi Dan Manajemen , 1-9.